Konstruksi Sosial atas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deksriptif kualitatif Program Desa Mandiri di Desa Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh CHUSNIYATUL MUNAWAROH 11730055
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
M
Nama Mahasiswa
: Chusniyatul
Nomor Induk
:11730055
Program Studi
:
Konsentrasi
: Public Relations
Ilmu Komunikasi
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan skripsi saya ini adalah hasil karya/penelitian sendiri dan bukan plagiasi dat', karyalpenelitian orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat diketahui oleh anggota dewan penguji.
Yogyakarta, 14 Januai 2015 Yang menyatakan,
THffi,Pry 80448ACF476288.t93
NIM.
11730055
r"dlxl
6-
&y"{d} rr. 3,nr e'. Iey-lvf
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIIAGA PRocRAM sruDr rLMU KoMUNTKAST FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA ]1. Marsda Adisucipto Telp. (027\ 585300 0812272Fax.5\9571, YOGYAKARTA
I
OiO
Hal : Skripsi
ilvRt.intrnd$
{! A.lz cERt
@rsosoor 55281
NOTA DINAS PEMBIMBING uIN.o2lKP 07 3 I PP. 09 1009 12014
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN SunanKalijaga Di Yogyakarta As s al amual aikum. Wr. Wb.
Setelah memeriksa, mengarahkan, dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka selaku pembimbing saya menyatakan bahwa skripsi saudari:
Nama
Chusniyatul. M
Nim
1 1 730055
Prodi Judul
Ilmu Komunikasi KONSTRUKST SOSr AL CORPORATE SOCTAL RESpONSrBrLlry (CSR) PT. PLN (PERSERO) AREA YOGYAKARTA (Deskriptif Kualitatif Program Desa Mandiri di desa Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul)
Telah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi sebagaian syarat memperoleh gelar sarjana strata satu Ilmu Komunikasi. Harapan saya semoga saudari tersebut segera dipanggil untuk mempertanggung jawabkan skripsinya dalam sidang munaqosyah. Demikian atas perhatiannya diucapkan terimakasih. W as s al amual ai kum I4r. lYb
Yogyakarta, I 3 Januari 2015 Pembimbing
4 Dra. Marfuah Sri Sanitvastuti..M.Si
NIP:
19610816 199203 2 003
ew
Itio
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
/!/ltt,a
rtlvRheinland.'
A-'z CERT {i l'z ftrd;. Y,^ .s/ ts09001 -. l
\ky
Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 585300 Fax. 519571 Yogyakarta 55281
PENGESAHAN SKRIPSI Nomor : UIN.02/DSH/PP.00.9/ o\t.} 12015 Skripsi/Tugas Akhir dengan judul
:
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
KONSTRUKSI SOSIAL ATAS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT PLN (PERSERO) AREA YOGYAKARTA (Deskiptif Kualitatif Program Desa Mandiri di Desa Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul) :
Nama
Chusniyatul Munawaroh
NIM
I I 730055
Telah dim unaqosyahkan pada dengan nilai
Rabu, tanggal:
el (A-)
2l
Januari 2015
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Sosialdan Humaniora UIN Sunan Kalijaga
PANITIA UJIAN MIJNAQOSYAH
:
Ketua Sidang
Dra.Hj. Marfuah Sri Sanityastuti, M.Si NrP. 19610.816 199203 2 003
t.
Yogyakarta,
S
Pehuon aott
nan Kalijaga Sosial dan Humaniora
KAN
f.-Tf,'q 1 u--:.,r.r, o
rt r-\!.r..}Z
Dudung Abdurahman, M.Hum 198903
I
010
MOTTO
Dan akhirnya, skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai (Anies Baswedan)
Bermimpilah, Karena Tuhan Akan Memeluk MimpiMimpi Itu.(Andrea Hirata – Sang Pemimpi)
Karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasilnya.
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya Persembahkan untuk Almamater yang Menaungiku Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Konstruksi Sosial atas Program Corporate Social Resposibility (CSR) PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan program strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Dalam penulisan skripsi ditemui beberapa kesulitan, namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dalam kesempatan ini, Penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. H.Akh Minhaji , selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Dudung Abdurahman, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Bapak Drs.H.Bono Setyo, M.Si Selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 4. Bapak Alip Yog K Sos.I,M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan, semangat, serta ilmunya selama saya menempuh bangku kuliah.
vi
5. Ibu Dra.Marfuah Sri S, M.Si selaku Dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Simbah Kakung, putri, Bapak, Ibu , Paman, Pakde yang tidak hentihentinya selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam lantunan doanya.Merekalah yang selalu memberikan nafas kehidupan dan semangat untuk menjadi insan yang selalu pembelajar dan lebih maju dari anak gunung lainnya. 7. Untuk Niken dan mas zaka yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan tulusnya agar adek dan temannya ini bisa cepat selesai mengerjakan skripsi. 8. Untuk sahabat setiaku Putri, kak May, Arya, Ari, Mbak Ita, Ager, Mbak Asih, Bang Sauki, Mbak Diah, Bang Hus, Mbak Nisa terimakasih telah menemani hari-hari penulis di Jogja dalam kesenangan dan kesedihan. 9. Untuk Pasukan Hijau Hitam, Kalian Luar biasa. Terima kasih telah mendoakan, menyemangati dan mengingatkanku menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih selalu buat mbak Tika yang selalu memberikan pengertian arti kesabaran, Ari, Ela, Sabit, Karim, Gilang, Fuan, Fajri, Asih, Zana dsb. 10. Untuk PT PLN (Persero) Area Yogyakarta khususnya kepada Pak Kardiman, Pak Eko, Mbak Sari, Mas Azmi terimakasih sudah
vii
membantu, dan khususnya buat dukuh Kepuhan Bapak Darmadi maaf karena selalu merepotkan. 11. Serta semua pihak yang telah turut membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. semoga amal baik dan segala bantuan yang telah diberikan kepada penyusun mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Yogyakarta, Januari 2015
Chusniyatul Munawaroh NIM. 11730055
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................i HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ...........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii HALAMAN MOTTO ................................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................v KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi DAFTAR ISI..............................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xii DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii ABSTRACT...............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................7 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian .....................................................................................7 2. Manfaat Penelitian ...................................................................................7 D. Telaah Pustaka ...............................................................................................8 E. Landasan Teori 1. Komunikasi ..............................................................................................11 2. Corporate Social Resposibility ................................................................16 3. Konstruksi Sosial .....................................................................................23 F. Kerangka Pemikiran.......................................................................................30 ix
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian.........................................................................................31 2. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian ..................................................32 3. Sumber data dan Jenis Data .....................................................................32 4. Metode Pengumpulan Data ......................................................................35 5. Metode Analisis Data...............................................................................36 6. Unit Analisis ............................................................................................38 7. Keabsahan Data........................................................................................40 BAB II GAMBARAN UMUM A. Profil PT PLN (Persero) Area Yogyakarta 1. Sejarah PT PLN (Persero) Area Yogyakarta ...........................................41 2. Profil Perusahaan .....................................................................................43 3. Logo .........................................................................................................44 4. Struktur Organisasi Perusahaan ...............................................................46 5. Hubungan Perusahaan dengan Media ......................................................54 B. Profil Desa Binaan Kepuhan, Argorejo, Sedayu............................................55 C. Gambaran Tentang CSR PT PLN (Persero) Area Yogyakarta 1. CSR di Kepuhan.......................................................................................60 2. CSR untuk Tukang Andong .....................................................................64 BAB III PEMBAHASAN A. Eksternalisasi..................................................................................................71 B. Objektivasi .....................................................................................................93 C. Internalisasi ....................................................................................................106 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................122 x
B. Saran ..............................................................................................................126 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Prinsip Triple Bottom Line.................................................................... 20
Gambar 2
Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30
Gambar 3
PT PLN (Persero) Area Yogyakarta ..................................................... 42
Gambar 4
Logo PLN ............................................................................................. 44
Gambar 5
Bagan Struktrur Organisasi................................................................... 48
Gambar 6
Gambar 3D Aula Bumi Perkemahan ....................................................80
Gambar 7
Gambar 3D Aula Bumi Perkemahan ....................................................84
Gambar 8
Seragam Jathilan ...................................................................................84
Gambar 9
Gotong Royong Masyarakat dalam Pembuatan Embung .....................88
Gambar 10 Serah Terima Bantuan CSR dari PLN kepada Dukuh Kepuhan ..........92 Gambar 11 Plank Masuk Padukuhan Kepuhan.......................................................96 Gambar 12
Batu Peresmian Aula Bumi Pekermahan .............................................97
Gambar 13 Tempat Penyimpanan Diesel ................................................................99 Gambar 14 Gambar tempat pompa untuk aliran air ke bumi perkemahan..............99 Gambar 15 Kostum Jathilan yang Sudah Jadi .........................................................100 Gambar 16 Aula Bumi Perkemahan yang sudah jadi .............................................100 Gambar 17 Antusiasme masyarakat saat sosialisasi ................................................118
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Komponen Konstruksi sosial ................................................................39
Tabel 2
Komponen CSR ....................................................................................40
Tabel 3
jumlah penduduk .................................................................................. 57
Tabel 4
Prasarana Kesehatan ............................................................................. 58
Tabel 5
Tempat Ibadah .....................................................................................58
Tabel 6
Sarana Olahraga....................................................................................59
Tabel 7
lembaga Kemasyarakatan .....................................................................59
Tabel 8
Tabel Pengukuran Keberhasilan ...........................................................64
Tabe 9
Struktur Payaman Manajemen..............................................................79
Tabel 10
Tabel Keuangan dari PKBL..................................................................105
xiii
ABSTRACK PT PLN (Persero) Area of Yogyakarta is a company engaged in electrical services in Yogyakarta, PLN can not stand alone without the support of the local community. Therefore PLN implement CSR as one of concern for the company to the public and external communications conducted by the Public Relations and Community Development Partnership Program in Kepuhan Argorejo, Sedayu. CSR entered into Kepuhan not an instant process can be directly received by the public, but requires a process. The process receipt of CSR in Kepuhan through social construction phase, given that CSR can create an awareness within the community in order to both maintain CSR provided and assets of the company. CSR receipt well in society is a construction of the company to the community, and the community it self are constructing CSR. The methods of this study was descriptive qualitative . These results indicate that the process of social construction that is formed in the CSR that in working on the Public Relations and Community Development Partnership Program in Kepuhan through three stages, namely externalization, objectivation, and internalization. Not only the social construction phases can be formed only through CSR in Kepuhan, but elements of CSR in Kepuhan namely people, profit and planet is also important to get the spotlight. All elements of the social construction succeed because good way of communication of the company and the community. Keywords: Social Construction, CSR, PT PLN (Persero) Area of Yogyakarta.
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Public Relations adalah orang yang bekerja di wilayah publik untuk melakukan fungsi komunikasi, hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan, hubungan karyawan, hubungan pemerintah, hubungan industri, hubungan investor, hubungan dengan media, mediasi, publisitas, menulis pidato, dan guest/visitor relations (Nova, 2011:40). Fungsi utama dari PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menamankan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan pendapat (opini public) yang menguntungkan lembaga organisasi (Nova, 2011:49). Salah satu tugas dari Public Relations yaitu menyelenggarakan program Corporate Social Responsibility. Corporate Social Responsibility adalah salah satu kegiatan eksternal yang dilakukan oleh PR. CSR adalah gerakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkuat keberlanjutan perusahaan di sekitar kawasan perusahaan berada . CSR dianggap sebagai salah satu bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat, dan seharusnya program CSR tidak hanya dalam bentuk charity. Tetapi seyogyanya program CSR yang dibuat memiliki sifat keberlanjutan atau sustainability yang artinya program yang direncanakan harus memiliki dampak yang berkelanjutan 1
dan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara ekonomi, lingkungan, maupun sosial bukan hanya aktivitas sesaat untuk mendongkrak popularitas atau mengejar keuntungan, perusahaan harus menyadari bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari lingkungan sekitar (Imran,138). CSR
atau salah satu
bentuk kepedulian
kepada sesama
mendapatkan perhatian dalam islam. Allah SWT berfirman dalam QS. AlHadid Ayat 7.
َآﻣِﻨُﻮا ﺑِﺎﻟﻠَّﮫِ وَرَﺳُﻮﻟِﮫِ وَأَﻧْﻔِﻘُﻮا ﻣِﻤَّﺎ ﺟَﻌَﻠَ ُﻜﻢْ ﻣُﺴْﺘَﺨْﻠَﻔِﯿﻦَ ﻓِﯿﮫِ ﻓَﺎﻟَّﺬِﯾﻦ ٌآﻣَﻨُﻮا ﻣِﻨْﻜُﻢْ وَأَﻧْﻔَﻘُﻮا ﻟَﮭُﻢْ أَﺟْﺮٌ ﻛَﺒِﯿﺮ Artinya: ”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”. Firman Allah di atas menjelaskan bahwa ketika memiliki penghasilan yang lebih, maka seharusnya juga berbagi terhadap sesama dan saling bantu-membantu. Ketika sebagian dari harta yang dimiliki di sumbangkan kepada yang lebih membutuhkan maka, orang yang menyumbangkannya akan mendapatkan pahala. Hal tersebut tercermin dalam CSR yakni dengan memberikan bantuan kepada masyarakat. CSR yang seharusnya adalah bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat yang bersifat sustainable dan memenuhi prinsip triple bottom line yaitu profit, planet and people. Namun yang terjadi biasanya
2
perusahaan membuat program CSR secara cuma-cuma tanpa melalui riset terlebih dahulu, tidak hanya itu biasanya CSR yang dibuat hanya sebagai formalitas bahkan membuat CSR secara memaksa kepada masyakat dan tergesa-gesa karena memang masyarakat sedang membutuhkannya dan CSR yang tidak menyesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar. Hal-hal di atas yang telah disebutkan membuat CSR itu gagal diterapkan di masyarakat. Akhir dari program CSR adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk sama-sama menjaga program CSR yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan yang menerapkan CSR dengan benar sesuai dengan toerinya yaitu PT Djarum, PT Djarum sendiri salah satunya bergerak pada bidang pemberdayaan masyarakat melalui pemberian beasiswa dengan cara merekrut mahasiswa maupun siswa di seluruh Indonesia yang berkompeten. Dua puluh enam tahun sudah, PT Djarum melakui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di bidang pendidikan memberikan kontribusi bagi kemajuan kualitas generasi muda, khususnya mahasiswa. Program CSR tersebut yang kini disebut dengan nama program Djarum Beasiswa Plus telah diberikan kepada lebih dari 6300 mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di 24 Propinsi. Upaya yang telah dilakukan PT. Djarum ini mendapat apresiasi
berupa anugerah
peduli pendidikan yang diberikan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan sebagai tanda terima kasih kepada perusahaan yang dianggap memiliki kepedulian terhadap dunia
3
pendidikan. Penghargaan diberikan langsung oleh Mendiknas, Muhammad Nuh kepada PT. Djarum yang diwakili oleh Suwarno M Serad (Public Affairs Director), di Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, Jumat, 24 September 2010 (Sumber : https://djarumbeasiswaplus.org, diakses pada tanggal 5 Januari 2015). Hal diatas membuktikan bahwa Djarum telah memberikan kontribusi yang baik untuk negeri melalui program CSR, tidak hanya berhasil hal tersebut membuktikan bahwa Djarum bisa membuat CSR yang baik dengan komunikasi yang baik. Dalam pembuatan CSR ada yang berhasil ada yang mengalami kegagalan, contoh PT Djarum adalah pembuatan CSR yang berhasil. Salah satu contoh perusahaan yang tidak menerapkan konsep CSR berdasarkan prinsip-prinsipnya adalah PT Exxon Mobil di Aceh yang memicu kemarahan warga sekitar perusahaan, kejadian tersebut disebabkan karena PT Exxon tidak memperhatikan hubunganya terhadap masyarakat dan bantuannya kepada masyarakat juga tidak dilaksanakan dengan baik. Tidak hanya itu saja perusahaan raksasa tersebut juga tidak peduli terhadap lingkungan seperti pencemaran limbah mercury di Gampoeng Hueng, oli tumpah di Gampoeng Ampeh.Bahkan warga sekitar menyebutkan bahwa PT Exxon Mobil itu pembohong publik (Sumber : www.acehtraffic.com dikases pada tanggal 5 November 2014). Contoh di atas menggambarkan bahwa CSR tidak serta merta dipraktikkan oleh semua perusahaan. Ada juga yang berhasil memberikan materi riil kepada masyarakat, namun di ruang publik nama perusahaan gagal menarik
4
simpati orang. Hal ini terjadi karena CSR dilakukan secara latah dan tidak didukung konsep yang baik (Rahadini, 2010:12). Adanya CSR yang gagal diterapkan di masyarakat sebagai salah satu indikasi bahwa perusahaan tidak bisa mengkonstruksikan masuknya CSR ke masyarakat, mulai dari tahapan awal CSR masuk. PT PLN (Persero) Area Yogyakarta mencoba merumuskan program Corporate Social Responsibility yang berada di bawah naungan devisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan devisi Humas, program CSR tersebut adalah program desa mandiri di Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul. Faktor utama dipilihnya program pembuatan desa mandiri di Kepuhan berdasarkan proposal yang masuk ke PT PLN (Persero) Area Yogyakarta dan proposal dari Kepuhan adalah proposal CSR terbaik di seluruh PLN Distribusi Jateng dan DIY tahun 2013. Hal penting pelaksanaan program CSR di Kepuhan adalah dengan adanya masalah kelistrikan, masalah kelistrikan yang paling utama dan penting untuk segera ditangani di Kepuhan adalah penggunaan penerangan jalan umum liar atau pencurian listrik. Pencurian penerangan jalan umum di Kepuhan dilakukan hampir sebagian masyarakat Kepuhan yang terdiri dari tiga RT tersebut. Pemahaman masyarakat tentang penerangan jalan umum yang dulunya kebanyakan mencuri dikarenakan mereka merasa memiliki hak untuk mendapatkan penerangan jalan umum karena mereka merasa sudah membayar pajak menjadi sebuah pengetahuan yang diturunkan dari dulu
5
hingga saat ini. Pencurian listrik untuk penerangan jalan umum sudah menjadi pemahaman yang melekat pada diri masyarakat dikarenakan mereka sudah merasa membayar pajak setiap bulannya dan mereka tidak mendapatkan fasilitas yang diharapkan, makanya mereka melakukan pencurian listrik dari tegangan. Apabila memakai pisau analisis dari toeri Peter Berger yaitu teori konstruksi sosial (eksternalisasi, internalisasi, dan objektifasi) relasi perusahaan dengan masyarakatnya, pencurian listrik untuk penerangan jalan umum dan masuknya CSR merupakan bentuk legitimasi dan referensi pada wilayah eksternalisasi. Masyarakat adalah buatan manusia dan disisi lain manusia sebagai pembangun masyarakat dan dunia, dan ditambah realitas manusia merupakan “subjek” yang mengetahui tentang pemahaman kelistrikan dan CSR PT PLN (Persero) Area Yogyakarta, maka sesuai teori konstruksi sosial, pemahaman tentang penerangan jalan umum dan masuknya CSR akan mendeterminasi pranata sosial yang lahir dan berada dalam masyarakat, yang tentu saja tidak mengeleminir pembentuk lain seperti struktur sosial yang telah ada. Pemahaman masyarakat Kepuhan tentang penggunaan penerangan jalan umum yang benar dan pemahaman mengenai maksud dan tujuan CSR dilaksanakan di Kepuhan, yang kemudian pemahaman tersebut dikonstruksi kepada masyarakat melalui masuknya program CSR atau bentuk kepedulian perusahaan ada dalam bentuk nyata. Dari uraian panjang yang telah penulis paparkan di atas peneliti tertarik untuk
6
mengangkat sebuah penelitian dengan judul ”Konstruksi sosial atas Program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deksriptif kualitatif
Program Desa Mandiri di Kepuhan,
Argorejo, Sedayu) “. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana proses Konstruksi Sosial atas Program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deksriptif kualitatif
Program Desa Mandiri di Desa
Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul) ? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Pada penelitian ini tujuan yang akan dicapai oleh peneliti adalah untuk mendeskripsikan bagaimana proses Konstruksi Sosial yang terbentuk atas Program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deksriptif kualitatif
Program Desa
Mandiri di Desa Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul. 2. Manfaat Penelitian Pada penelitian ini, diharap bisa bermanfaat bagi : a.
Akademik Bagi program studi Ilmu Komunikasi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti pada pengembangan
penelitan
dalam
disiplin
Ilmu
Komunikasi
7
khususnya Public Relations yang menyangkut Corporate Social Responsibility dalam hal konstruksi sosial meskipun ini merupakan kajian yang baru. b. Praktis Peneliti berharap dari penelitian ini bisa memberikan masukan dan bahan evaluasi untuk
PT PLN (Persero) Area
Yogyakarta tersendiri terkait tentang konstruksi sosial yang terbentuk atas Corporate Social Responsibility yang dibuat oleh PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. D. Telaah Pustaka Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menelaah beberapa hasil karya penelitian yang berkaitan dengan tema yang diangkat. Hal ini berfungsi untuk menghindari kesamaan judul penelitian, kemiripan objek/subjek penelitian dan plagiarism. Selain itu telaah pustaka juga berguna untuk menambah kajian referensi bagi peneliti agar peneliti bisa lebih baik lagi dan teliti. Penelitian tentang Corporate Social Responsibility merupakan permasalahan yang sudah banyak diteliti. Penelitian tentang Corporate Social Responsibility meski begitu banyak yang mengkaji terkait hal ini, bukan berarti tidak memberikan kontribusi tentang pemahaman masalah Corporate Social Responsibility tidak lepas dari kekurangan dan kelebihanya. Berdasarkan penemuan peneliti, ditemukan berbagai macam
8
penelitian yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan bagi peneliti : Tulisan yang menjadi bahan tinjauan dari penulis adalah skripsi dari Aryani Widyawati yang berjudul “ Konstruksi Sosial Intelectual Capital : Studi
Interpretatif
Atas
Keberadaan
Intelectual
Capital
dan
Pengungkapannya Pada Bank Jateng” skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang 2012. Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan Aryani Widyawati adalah sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Dan penelitian yang dilakukan oleh Aryani Widyawati ini sama dengan penelitian peneliti dari sudut kajian konsktruksi sosialnya dan teori yang dipakai sebagai pisau analisis dalam penelitian. Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian Aryani Widyawati adalah dari segi subjek dan objek penelitian. Ketika peneliti membahas mengenai Coorporate Social Responsblitiy, sedang Aryani membahas tentang Intelectual Capital. Tulisan kedua yang dijadikan sebagai acuan penulis dalam menulis penelitian ini adalah skripsi dari Febriana Permata Putri dengan judul “Implementasi CSR dalam Mempertahankan Citra (Studi Deskriptif Kualitatif di PT Angkasa Pura I Adisutjipto Yogyakarta Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan”. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012. Tujuan dari penelitian diatas adalah untuk mengetahui implementasi CSR yang dilaksanakan di
9
PT Angkasa Pura I Adisutjipto Yogyakarta melalui PKBL sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan citra, sedang tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui konstruksi sosial program Corporate Social Responsibility di Desa Binaan di Dusun Kepuhan Desa Argorejo, Sedayu, Bantul oleh PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Febriana Permata Putri adalah pada masalah yang diangkat yaitu saudara Febriana Permata Putri menjelaskan tentang implementasi dan penerapan CSR dalam mempertahankan citra di PT Angkasa Pura I Adusutjipto Yogyakarta, penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana Konstruksi Sosial CSR di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta yaitu program desa binaan di Dusun Kepuhan Desa Argorejo, Sedayu. Hal yang membedakan dari penelitian Febriana Permata Putri adalah penelitian di atas dilakukan di PT Angkasa Pura I Adisutjipto Yogyakarta, sedang peneliti melakukan penelitian di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Febriana Permata Putri adalah implementasi CSR Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berdampak positif dalam mempertahankan citra. Tinjauan pustaka selanjutnya yang dijadikan bahan acuan penulis dalam menulis penelitian ini adalah tulisan dari Mia Winarti yang berjudul “Konstruksi Sosial Nilai-Nilai Profetik Iklan Layanan Masyarakat Pada Majalah Arena Edisi Tahun 1998-2006”. Mia Winarti adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komuniksi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan
10
Kalijaga Yogyakarta. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana konstruksi sosial nilai-nilai profetik pada iklan layanan masyarakat pada majalah kampus Arena edisi tahun 1998-2006. Sedangkan yang peneliti teliti dalam penelitian ini memiliki tujuan yang hampir sama yaitu tentang konstruksi sosial. Ketika saudara Mia Winarti ini mengambil fokus pada iklan layanan masyarakat, yang peneliti garap adalah tentang program Corporate Social Responsibility oleh PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. Hal yang berbeda lagi dengan penelitian diatas adalah subjek penelitian, peneliti mengambil subjek di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta sedangkan saudara Mia Winarti pada majalah Arena. Jika Penelitin dari Mia ini berlandaskan konstruksi media, yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah konstruksi sosial dalam CSR PT PLN (Persero) Area Yogyakarta di dusun Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul. Hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang teori konstruksi sosial, antara peneliti dan suadara Mia ini sendiri menggunakan teori konstruksi sosial Peter L Berger dan sama-sama menggunakan metode kualitatif. E. Landasan Teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan suatu alat yang begitu penting untuk menjalankan kehidupan, dengan adanya komunikasi kita bisa berinteraksi dengan masyarakat di sekitar kita. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E Nelson mengemukakan bahwa komunikasi
11
mempunyai dua fungsi umum yaitu pertama untuk kelangsungan hidup diri sendiri meliputi ; keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat (dalam Mulyana, 2011:5). Komunikasi memiliki banyak cabang dalam pembahasanya seperti halnya komunikasi interpersonal, komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, tanda, komunikasi sebagai komunikasi sosial. Beberapa bentuk pola komunikasi ini saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk hubungan dengan masyarakat dan orang-orang di sekitar kita tinggal. Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya menyebutkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback) Devito 1989. Menurut Deddy Mulyana komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal (dalam Rohim, 2009:18).
12
Fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflikkonflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Berusaha membina hubungan yang baik dengan individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik di antara individu-individu tersebut. (dalam Cangara, 2005:56). Hakikat komunikasi interpersonal yang muncul baik itu secara tersurat maupun tersirat adalah komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah sebuah proses, ada yang menyebut sebagai transaksi atau intransaksi. Transaksi dalam penelitian ini adalah sebuah penyampain informasi dari pak dukuh kepada masyarakat untuk memberikan informasi terkait masuknya CSR yang masuk ke Kepuhan, agar masyarakat mengetahui tentang CSR yang masuk ke desa meraka dan mereka bisa memanfaatkan dengan CSR yang masuk untuk masyarakat. Interaksi antar masyarakat satu dengan masyarakat yang lain atau suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengaruh mempengaruhi antar masyarakat. Di dalam proses komunikasi interpersonal
ini
adanya
aktivitas
menciptakan,
menerima,
mengirimkan dan menginterpretasikan pesan (Suranto, 2011:5). Komunikasi bukanlah bentuk pengkomunikasian yang berupa lisan saja. Tetapi seperti dalam pengertiannya komunikasi adalah setiap tingkah laku seseorang baik verbal maupun non-verbal (Suprapto,
13
1993:30). Dalam komunikasi interpersonal yang yang dilakukan kepada masyarakat tidak hanya dalam bentuk kata-kata saja melainkan dalam bentuk nonverbal sebagai penguat ketika berbicara. Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat bukan kata-kata. Menurut Larry S Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Komunikasi tidak hanya mempelajari pola komunikasi beruapa lisan saja tetapi didalamnya juga membahas tentang sebuah bentuk komunikasi non lisan. Komunikasi non lisan dalam komunikasi dibagi menjadi berbagai cabang, salah satunya adalah semiotika. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berupa mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama dengan manusia. Semiotika pada dasarnya hendak memperlajari bagaimana manusia memaknai hal-hal. Memaknai dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan, memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa
informasi,
dalam
hal
ini
objek-objek
itu
hendak
berkomunikasi (Barthes 1991:129, Kurniawan 2001:53 dalam Sobur 2003:5).
14
Simbol adalah ”sebuah instrumen pemikiran”. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, sebuah simbol ada untuk sesuatu (Littlejhon, 2012:154). Simbol merupakan produk suatu budaya suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide-ide, makna dan nilai-nilai yang ada pada diri mereka. Menurut Saussure tanda adalah sebagai entitas yang memiliki dua sisi (penanda dan petanda atau wahanawahana dan makna) telah mengantisipasi dan mengusulkan seluruh definisi
korelasional
fungsi-tanda
(Eco,
2009:19).
Saussure
menyebutkan bahwa tanda secara implisit dipandang sebagai saran komunikatif yang bertempat di antara dua manusia yang bermaksud melakukan komunikasi atau mengekspresikan sesuatau satu sama lain. Kajian tentang tanda merupakan kajian yang cukup luas untuk dibahas dalam perangkat komunikasi, selain membahas tentang tanda komunikasi juga memiliki fungsi dalam membentuk lingkungan sosialnya. Komunikasi sosial merupakan salah satu bentuk sarana dalam membangun interaksi antar mamusia. Bagaimana seseorang saling berhubungan, saling memahami dan mengerti terhadap kerabat, teman dan orang lain merupakan komunikasi sosial yang dijalin. Mulyana menjelaskan bahwa fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyarartkan bahwa komunikasi penting untuk pembentukan
konsep
diri,
pernyataan
eksistensi
diri,
untuk
kelangsungan hidup, dan memupuk hubungan yang baik dengan sesama.
15
2. Corporate Social Responsibility Salah satu penentuan untuk definisi Public Relations secara umum dibebankan ke Foundation for Public Relations Research and Education, tahun 1975. Sebanyak 65 kali ahli Public Relations berpatisipasi dalam studi tersebut, menganalisis 472 definisi yang berbeda, dan menyimpulkan definisi Public Relations dengan 88 katakata berikut ; “Public Relations is a distinctive management function which helps estabilish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its publics; involve the management of problems issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve public interest, helps management abreast of and effetively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tools”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian diharapkan publik dapat memahami, menerima, dan bekerja sama apabila terdapat sebuah masalah yang berkaitan dengan kepentingan publik. Dalam hal ini publik dapat membantu manajemen dan memberikan sistem peringatan dini agar perusahaan dapat mengantisipasi kemungkinan adanya krisis dimasa yang akan datang (Nova 2011:41). Public Relations adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik kedalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
16
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2003). PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives). Sedangkan British Institute Public Relations Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 10, No. 1, April 2010 : 11 – 21 12 mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.
Pertemuan
asosiasi-asosiasi
PR
di
Mexico
City,
menghasilkan pernyataan bahwa PR sebagai suatu seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan publiknya. Definisi tersebut mencakup aspek-aspek PR dengan aspek-aspek ilmu sosial dari suatu organisasi, yaitu tanggung jawab organisasi atas kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan kegiatan usaha yang dijalankan. Sehingga PR berkaitan dengan niat baik (goodwill) dan nama baik atau reputasi (Jefkins, 2003). Greener (2002) mengemukakan bahwa PR tidak satu arah arus informasi, tetapi memiliki dua fungsi peran, yaitu membantu membentuk organisasi dengan informasi manajemen yang diharapkan,
17
pendapat-pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat dan menerangkan serta memberi nasehat tentang suatu tindakan yang konsekuen. Dalam perannya PR benar-benar merupakan fungsi manajemen, bertugas dengan penuh tanggung jawab menjaga reputasi suatu organisasi, membentuk, melindungi dan memperkenalkannya (Rahadini, 2010:12). PR berfungsi untuk menumbuhkan hubungan yang baik antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motiavasi dan partisipasi. Denny Griswold, editor PR news pada tahun 1948 mengungkapkan tentang batasan PR yaitu Public Relations is the management functions which evaluates public attitudes, idetifies the policies and procedures of an individual organization with the public interest and plans excutes a program action to earn public understanding and acceptance .Batasan dari Griswold menyebutkan bahwa PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik (dalam Soemirat, 2012:12). Hubungan baik yang dilakukan oleh seorang PR salah satunya dengan melaksanakan sebuah program CSR. Corporate Social Responsibility sedang menjadi pembicaraan dikalangan perusahaan baik itu perusahaan milik pemerintah maupun
18
perusahaan milik swasta. Corporate Social Responsibility sekarang banyak
digalakkan
perusahaan
sebagai
salah
satu
bentuk
keperduliannya kepada lingkungan sekitar. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang Corporate Social Responsibility namun belum memiliki kata-kata yang sepadan, namun pendapat ahli tentang pengertian Corporate Social Responsibility itu memiliki esensi yang sama. Corporate Social Responsibility sering disebut sebagai corporate community relationship, corporate citizenship, tanggung jawab sosial korporasi atau tanggung jawab sosial dunia usaha (tondonsus). Lord Holme dan Richard Watts (2006) mendefiniskan “Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by bussines to behave etchically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” (Dalam Hadi, 2011 : 46). Sedang menurut The World Business Council for Suistainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga Internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense”mendefinisikan Corporate Social Responsibility adalah ; “continuing commitment by business ti behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” . Dalam definisi di atas menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility merupakan suatu 19
bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatak kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat lebih luas. (Dalam Hadi, 2011 : 48). Sebuah terobosan besar dilakukan yang dilakukan oleh Elkington (1997) tentang Corporate Social Responsibility yang terkenal dengan sebutan “The Triple Bottom Line”. Konsep ini mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain maka perlu memperhatikan 3P, yaitu bukan cuman profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontibusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) . Konsep Triple Bottom Line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep suistainable development yang secara eksplisit telah mengkaitkan antara dimensi tujuan dan tanggung jawab, baik kepada shareholeder maupun stakeholder.(Dalam Hadi, 2011:56). Gambar 1 : Prinsip Triple Bottom Line
3P
(sumber : Elkington dalam Wibisono 2007)
20
Profit, merupakan satu bentuk tanggung jawab yang harus dicapai perusahaan, bahkan mainstream ekonomi yang dijadikan pijakan filosofis operasional perusahaan, profit merupakan orientasi utama perusahaan. Meskipun, dengan berjalannya waktu menuai protes banyak kalangan, yang tidak relevan menjadi dasar strategi operasional perusahaan.
Mana
mungkin
perusahaan
tanpa
didukung
oleh
kemampuan mencetak keuntungan yang memadai mampu menjamin dan mempertahankan going concern. Peningkatan kesejahteraan personil dalam perusahaan, meningkatkan tingkat kesejahteraan pemilik (shareholeder),
peningkatan
kontribusi
bagi
masyarakat
lewat
pembayaran pajak, melakukan ekspansi usaha dan kapasitas produksi membutuhkan sumber dana, yang hal itu bisa dilakukan manakala didukung kemampuan menciptakan keuntungan (profit) perusahaan. (Hadi, 2011:57). Planet, merupakan lingkungan masyarakat (community) dimana perusahaan berada. Mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Dengan demikian, community memiliki interrelasi kuat dalam rangka menciptkan nilai bagi perusahaan. Hampir tidak mungkin, perusahaan mampu menjalankan operasi secara survive tanpa didukung masyarakat sekitar. Disitulah letak terpenting dari kemauan dan kemampuan perusahaan mendekatkan diri dengan masyarakat lewat strategi corporate social responsibility (CSR). (Hadi, 2011:58).
21
Planet,
merupakan
lingkungan
fisik
(sumberdaya
fisik)
perusahaan. Lingkungan fisik memiliki signifikansi terhadap eksistensi perusahaan.
Mengingat, lingkungan merupakan tempat
dimana
perusahaan menompang. Satu konsep yang tidak bisa diniscayakan adalah hubungan perusahaan dengan alam yang bersifat sebab-akibat. Kerusakan lingkungan, eksploitasi tanpa batas keseimbangan, cepat atau lambat akan menghancurkan perusahaan masyarakat. (Hadi, 2011:58). Cakupan
tentang
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
mengandung arti yang begitu luas dan kompleks maka dari itu banyak ahli yang mencoba untuk menggaris bawahi dan memberikan pemahaman yang mudah tentang makna dari Corporate Social Responsbility (CSR) itu sendiri . Salah satunya Cowther David (2008) mengurai prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tiga bagian yaitu, (1) sustainability (2) accountability;(3) transparency (dalam Hadi, 2011:59). Sustainbility berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutann sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian, Sustainbility berputar pada keberpihakan dan upaya generasi masa depan (Hadi, 2011:59).
22
Accountability,
merupakan
upaya
perusahaan
terbuka
dan
bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap para pemangku kepentingan (Hadi, 2011:59). Sedang Transparency adalah prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal. Transparansi merupakn suatu hal yang amat penting bagi pihak eksternal untuk mengurangi asimetri informasi, kesalah pahaman, khususnya informasi dan pertanggung jawaban berbagai dampak lingkungan (Hadi, 2011:60). 3. Konstruksi Sosial Membahas teori konstruksi sosial (social construction), tentu tidak bisa terlepaskan dari bangunan teoritik yang telah dikemukakan oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann. Peter L Berger merupakan sosiolog dari New School for Social Reserach, New York, Sementara Thomas Luckman adalah sosiolog dari University of Frankfurt. Teori konstruksi sosial, sejatinya dirumuskan kedua akademisi ini sebagai suatu kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan. Manusia mampu berperan untuk mengubah struktur sosial dan pada saat bersamaan manusia dipengaruhi dan dibentuk oleh struktur sosial masyarakatnya (dalam Hasan Basri, 1990: XIV).
23
Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif (dalam, Poloma 1994). Kontruksi sosial memiliki arti yang luas dalam ilmu sosial. Hal ini biasanya dihubungkan pada pengaruh sosial dalam pengalaman hidup individu. Asumsi dasarnya pada “realitas adalah kontruksi sosial” dari Berger dan Luckmann. Selanjutnya dikatakan bahwa kontruksi sosial memiliki
beberapa
kekuatan.
Pertama,
peran
sentral
bahasa
memberikan mekanisme konkret, dimana budaya mempengaruhi pikiran dan tingkah laku individu. Kedua, konstruksi sosial dapat mewakili kompleksitas dalam satu budaya tunggal, hal ini tidak mengasumsikan keseragaman. Ketiga, hal ini bersifat konsisten dengan masyarakat dan waktu. Menurut DeLamater dan Hyde juga bahwa konstruksi sosial menyatakan tidak ada kenyataan pokok (essences) yang benar, realitas adalah konstruksi sosial oleh karena itu fenomena seperti homoseksual adalah konstruksi sosial, hasil dari suatu budaya, bahasanya, dan juga institusi-institusi. Juga konstruksi sosial memfokuskan bukan pada pasangan seksualitas yang menarik tapi pada variasi-variasi budaya dalam mempertimbangkan apakah yang menarik itu (Ngangi, 2011:1). Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Berger dan Luckman adalah pada proses simultan yang terjadi secara 24
alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah masyarakat transisi modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an di massa belum menjadi fenomena yang menarik dibicarakan (Bungin, 2001:176). Menurut Berger, proses dialektik fundamental dari masyarakat terdiri dari tiga momentum yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi adalah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus-menerus ke dalam dunia, baik dalam aktifitas fisik maupun mentalnya. Objektivasi adalah disandangnya produk-produk aktifitas itu (baik fisik maupun mental), suatu realitas yang berhadapan dengan para produsernya semula, dalan bentuk suat kefaktaan (fatisitas) yang eksternal terhadap dan lain dari para produsen itu sendiri. Sedangkan internalisasi adalah penerapan kembali realitas tersebut oleh manusia, dan mentransformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur dunia objektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subjektif. Melalui eksternalisasi, masyarakat merupakan produk manusia, sedangkan melalui internalisasi, manusia merupakan produk masyarakat (Berger, 1991:4). Eksternalisasi adalah suatu keharusan antropologis. Menurut Berger, manusia berbeda tidak seperti binatang menyusui tingkat tinggi lainnya, yang dilahirkan dengan suatu organisme yang pada pokoknya sudah lengkap. Sedangkan manusia “belum selesai” saat ia
25
dilahirkan. Binatang memasuki dunia dengan dorongan-dorongan yang sangat terspesialisasi dari struktur instingtuanya. Binatang hidup dalam suatu dunia yang lebih kurang telah ditentukan oleh instingtuanya. Sehingga setiap binatang hidup dalam suatu lingkungan yang khas (ekosistem) bagi spesiesnya sendiri. Sebaliknya, manusia pada saat dilahirkan, tidak terspesialisasi dan tidak disarankan oleh struktur instigtuanya pada suatu lingkungan yang khas spesiesnya. Dunia manusia tidak terprogram dengan sempurna oleh konstruksi manusia sendiri. Seperti halnya dengan binatang manusia berada dalam suatu dunia yang telah ada sebelum ia sendiri dilahirkan di dunia ini. Namun, manusia masih harus membentuk dunianya sendiri. Tidak seperti binatang dimana dunia begitu saja dianugerahkan atau dijadikan kepadanya. Inilah yang disebut hubungan rangkap manusia dengan dunianya (Berger, 1991:6). Dari uraian di atas dapat sedikit disimpulkan, bahwa kondisi organisme di dunia dicirikan dengan ketidak-stabilan bawaan. Dalam dunia yang diliputi oleh ketidak-stabilan tersebut manusia merupakan mahluk yang secara instingtual berorientasi pragmatis dalam mencari keamanan hidupnya, dengan kata lain manusia merupakan mahluk yang konservatif. Ketika suatu tindakan manusia dirasakan dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, maka ia akan terus mengulang tindakan tersebut dan menjadikannya sebuah kebiasaaan. Sebuah kebiasaan dapat melindungi manusia dari ketidak-pastian. Dengan
26
melakukan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenyamanan tersebut, manusia tidak harus melakukan tindakan lain untuk memenuhi kebutuhannya, yang diliputi ketidak-pastian. Karena pada dasarnya, memilih lagi atau mencoba hal baru adalah tindakan yang menakutkan, sementara itu rutinitas menyediakan kenyamanan psikologis (Berger, 1991:107). Dalam kehidupan sosialnya, kecenderungan manusia untuk melakukan repitisi tindakannya inilah yang mengawali terbentuknya institusi. Contoh kasus, ketika manusia mengerjakan apa yang mereka bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama, missal A mencari buruan B, mencari air, dan C menjaga tempat kediaman, dan ketika tindakan ini dirasa dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka bersama, maka perlahan akan timbul persepsi peranan ini, karena terlalu beresiko untuk mencoba pola yang baru. Kontrol sosialpun muncul sebagai akibat dari rasa ketakutan untuk mencoba hal lain, sehingga ketentuan-ketentuan tertentu yang tidak boleh dilanggar pun didirikan (Berger, 1991:108). Institusi yang terbentuk sebagai akibat dari momen diferensiasi peran yang baku pada suatu kelompok manusia. Institusi dengan segala ketentuan
yang
mengatur
para
anggotanya,
berfungsi
untuk
memberikan rasa kenyamanan dan keteraturan pada anggotanya. Institusi merupakan jawaban manusia terhadap kehidupan yang terus mengalir dengan tidak pasti. Institusi memberikan perlindungan
27
terhadap manusia dari ketidak-pastian atau kekacauan (chaos) yang diliputi dengan kehampaan makna (Berger, 1991:110). Selanjutnya tindakan sekelompok manusia yang mengalami pengulangan yang konsisten dan terpola menimbulkan kesan pada kesadaran manusia bahwa itulah hukum yang tetap. Sehingga institusi kesadaran manusia terasa sebagai sesuatu yang hadir di luar manusia an sich . Pada momentum inilah, sebuah realitas berdiri sebagai institusi yang objektif di dalam kesadaran manusia dan di luarnya (Berger, 1991:110). Berger mengabstraksikan proses pembentukan institusi di atas sebagai proses eksternalisasi dan objektivasi. Proses yang ketiga dari dialektika relasi hubungan manusia dan masyarakat
adalah
internalisasi.
Internalisai
memiliki
fungsi
mentransmisikan institusi sebagai realitas yang berdiri terutama kepada
anggota-anggota
baru,
agar
institusi
tersebut
dapat
dipertahankan dari waktu ke waktu. Internalisasi terjadi melalui proses sosialisasi, yaitu proses yang dipakai mendidik generasi baru untuk hidup sesuai dengan program-program kelembagaan masyarakat tersebut. Sosialisasi secara psiklogis dapat disebut sebagai proses belajar (Berger, 1991:19). Indikator keberhasilan sosialisasi adalah jika terdapat simetri antara dunia objektif masyarakat dan dunia subjektif manusia. Melalui internalisasi realitas yang objektif di luar manusia menjadi realita yang juga objektif di dalam diri manusia (Riyanto, 2009:114).
28
Melalui internalisasi, realitas sosial menjadi sesuatu yang taken for granted diterima tanpa dipersoalkan bagi manusia. Masyarakat sebagai realitas sosial, diterima begitu saja sebagai faka yang berada diluar dirinya. Menurut Berger sosialisasi tidak pernah sempurna. Institusi yang diwariskan kepada kepada anggota-anggota baru, selalu dapat dipertanyakan ulang. Karena mungkin ada kesadaran bahwa kondisi dan situasi kehidupan mereka berbeda dengan kondisi dan situasi kehidupan anggota-anggota lama. Oleh anggota lama yang notabene memiliki pengetahuan lebih luas, karena mungkin pernah berhubungan dengan institusi yang memahami dan menyelesaikan persoalan dengan cara yang berbeda, realitas yang pernah dikonsepsikannya pun dapat dipersoalkan (Riyanto, 2009:115). Kondisi tersebut mempengaruhi pola gerak dinamis institusi, sehingga lambat laun institusi akan mengalami insource, precarious dan fragile. Untuk mempertahankan equilibrium (keteraturan) dari institusi tersebut, maka diperlukan legitimasi nilai sebagai fungsi checking and balancing atau persoalan yang muncul.
29
F. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus kerangka pemikiran yakni; Gambar 2: Kerangka Pemikiran Corporate Social ResponsibilityPT PLN (Persero) Area Yogyakarta
Konstruksi Sosial
Eksternalisasi
Objektivasi
Internalisasi
People Profit Planet
(Sumber : Peneliti)
30
G. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar suatu penelitian dapat tersusun baik, terarah dan rasional dengan menggunakan jenis dan teknik tertentu. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif kualitatif. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Menurut Norman K. Denzim (Patilima, 3:2013) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan metode,
yang mencakup pendekatan
interpretative dan naturalistik terhadap subjek kajiannya”. Artinya peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alamiahnya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan pada manusia (peneliti) kepadanya. Pendekatan metodologi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan laporan penelitian yang berupa kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2011: 11). Penelitian kualitatif menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data yang lebih kepada kualitas bukan kuantitas data. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomerna dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan. Suatu metode yang diharapkan dapat menemukan beberapa kemungkinan dan untuk
31
memecahkan masalah yang aktual dengan jelas mengumpulkan data, menyusun, serta mengklarifikasinya (Kriyantono, 2006 : 58). 2. Penetuan subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenai yang ingin diperoleh keterangan (Idrus, 2009:91). Kriteria subjek dipilih berdasarkan adanya keterlibatan terhadap program CSR yang dilaksanakan di dusun Kepuhan, Argorejo, Sedayu. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat di Kepuhan Argorejo, Sedayu, Bantul dan Anggota Payaman Manajemen Objek penelitian ini adalah masalah apa yang ingin diteliti atau suatu masalah yang ingin dipecahkan atau dibatasi melalui penelitian. Konstruksi sosial atas program CSR PT PLN (Persero) Area Yogyakarta di Kepuhan, Argorejo, Sedayu tahun 2014. 3. Sumber Data dan Jenis Data Widodo membedakan sumber data menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di dapat dari sumbernya atau informan pertama. Sedangkan data sekunder adalah data untuk mendukung informasi primer baik melalui dokumen maupun observasi lapangan (Salim, 2013:32). Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder yang peneliti gunakan yakni : data dokumentasi yang peneliti dapatkan saat observasi lapangan. File-file yang didapat dari narasumber atau informan, dan data dari internet. Sedangkan data
32
primer,
peneliti
terlebih
dahulu
menentukan
informan
untuk
diwawancarai. Informan adalah orang-orang yang mempunyai hubungan terhadap topik penelitian. Mencari informan tidak sembarangan orang, harus dipilih dari orang-orang yang memahami langsung masalah penelitian, mempunyai pengalaman langsung atau sebagai
pelaku
dari
masalah
penelitian,
dan
berkemampuan
menyampaikan opini atu persepsinya terhadap objek penelitian (Kriyantono, 2006:138). Partisipan dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive dan snowball. Litchman menerangkan bahwa teknik purposif yakni orang-orang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian seandainya partisipan saat di lapangan tidak berkehendak untuk diteliti maka peneliti dengan teknik snowball bisa mengganti partisipan dengan meminta bantuan informan semula untuk menunjuk orang lain yang dianggap memenuhi kriteria sebagai informan yang dibutuhkan penelitian (Kriyantono, 2006:139). Jumlah partisipan dapat berubahubah tergantung pada ketersediaan data selama penelitian. Partisipan atau orang-orang yang akan peneliti wawancarai yakni;
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Darmadi : 42 tahun : Petani :Dukuh Kepuhan Manajemen”
dan
pengurus
“Payaman
33
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Suratno Wanto : 30 : Mahasiswa UIN dan karyawan PLN : Ketua “Payaman Manajemen”
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Samsudin : 34 : Petani : Pengelola penampungan air
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Abdul Fatah Maksum : 57 : Petani : Anggota “Payaman Manajemen”
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Ruslan Ahmadi : 37 : Petani : anggota “Payaman Manajemen”
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Slamet : 47 : Petani : Anggota “Payaman Manajemen”
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Isti Fatimah : 23 : Ibu Rumah Tangga : Masyarakat
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Rhiska : 25 : Ibu Rumah tangga : Anggota “Payaman Manajemen”
Nama Umur Pekerjaan Jabatan
: Sastro Jumadiono : 78 : Petani : Juru kunci goa payaman
Nama Umur Pekerjaan
: Kardiman Paulus : 52 : Humas PT PLN (Persero) Area Yogyakarta
34
4. Metode Pengumpulan data Penelitian kualitatif pengumpulan data dimulai dari wawancara informan awal atau informan kunci dan berhenti sampai pada informan yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Responden atau informasinya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi. Metode pengumpulan data yang akan peneliti lakukan dengan tiga metode, ketiga metode tersebut adalah ; a.
Observasi Partisipasi (Participant Observer) Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2007:115). Observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan terjun langsung selama kurun waktu yang diperlukan untuk mengetahui fenomena yang diteliti, yaitu konstruksi sosial yang terjadi di masyarakat Kepuhan ,Argorejo, Sedayu.
b. Wawancara Wawancara adalah proses memeperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
35
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang realtif lama. Wawancara mendalam dilakukan dengan tokoh masyarakat Kepuhan, Argorejo, Sedayu dan sebagai pelengkap devisi PKBL dan Humas PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti,
notulen
rapat,
lengger,
agenda
dan
sebagainya (Arikunto, 2006:231). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Corporate Social Responsibility dan tahapan proses konstruksi sosialnya. 5. Metode Analisis Data Dalam penelitian komunikasi kualitatif, sebagaimana dalam penelitian kualitatif di dalam cabang ilmu yang lain, di kenal banyak jenis teknik analisis yang tergantung pada jenis penelitian. Kendati demikian, analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud dalam memberikan makna (making sense) terhadap data, menafsirkan (interpreting), atau mentransfromasikan (transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah kepada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah (thesis) (dalam Pawito, 2007:100).
36
Miles dan Huberman 1994 (dalam Pawito, 2007:104) menyatakan bahwa analisa yang lazim disebut dengan interactive model. Teknik analisa ini terdiri dari tiga komponen; reduksi data (data reduction), penyajian (data display), dan penarikan serta pegujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions). Dalam tahap reduksi data ini terdapat tiga tahapan, diantaranya tahap
pertama
adalah,
melibatkan
langkah-langkah
editing,
pengelompokan, dan meringkas data. Tahap kedua, peneiliti menyusun kode-kode dan catatan mengenai berbagai hal, termasuk berkenaan dengan
aktivitas
serta
proses-proses
sehingga
peneliti
dapat
menemukan tema-tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Kemudian tahap terakhir dalam mereduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompokkelompok data bersangkutan. Komponen kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni penyajian data (data display) melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan data yang lain sehingga seluruh data yang di analisis benarbenar dilibatkan dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk makna penyajian data (data display) . Pada komponen yang terakhir yaitu penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip
37
induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari data display yang dibuat. 6. Unit Analisis Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah konstruksi sosial dalam program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Area Yogyakarta yaitu program desa mandiri di Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul. Dalam hal ini komponen konstruksi sosial dari
Peter
Berger
yang
ada
yaitu
eksternalisasi-objektivasi-
internalisasi dikaitakan atau dimasukkan dengan fokus pengadaan CSR yaitu;
38
Tabel 1: Komponen Konstruksi Sosial Komponen Eksternalisasi
Objektivasi
internalisasi
Keterangan suatu pencurahan kedirian manusia secara terus-menerus ke dalam dunia, baik dalam aktifitas fisik maupun mentalnya. Tahapan ini adalah tahapan di mana masyarakat menanggapi awal dari adanya program CSR. Disandangnya produk-produk aktifitas itu (baik fisik maupun mental), suatu realitas yang berhadapan dengan para produsernya semula, dalan bentuk suat kefaktaan (fatisitas) yang eksternal terhadap dan lain dari para produsen itu sendiri. Tahapan ini adalah tahapan bisa mempercayai suatu hal dikarenakan sudah ada bukti yang nyata yang ada di sekitar mereka. penerapan kembali realitas tersebut dan mentransformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur dunia objektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subjektif.Tahapan dimana masyarakat sudah meneriam dengan apa yang ada, dan masyarakat memahami hal atau tindakan tersebut, lalu diteruskan ke generasi selanjutnya baik dalam bentuk pengetahuan ataupun tindakan. (sumber: Peneliti)
39
Tabel 2: Komponen CSR Fokus People
Keterangan Lingkungan masyarakat (community) dimana perusahaan berada. Mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan Tanggung jawab yang harus dicapai perusahaan, bahkan mainstream ekonomi yang dijadikan pijakan filosofis operasional perusahaan, profit merupakan orientasi utama perusahaan. Lingkungan fisik (sumberdaya fisik) perusahaan. Lingkungan fisik memiliki signifikansi terhadap eksistensi perusahaan. (Sumber : Peneliti)
Profit
Planet
7. Keabsahan Data Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton triangulasi sumber adalah teknik untuk membandingkan dan mengecek baik drajat kepercayaan suatu informasi yang didapat melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualtiatif
(Meleong,
2010:
330).
Peneliti
dalam
pembandingan atau mengecek melaui ; a. Membandingkan data dari hasil pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan perkataan orang di depan umum dengan perkataan secara pribadi. c. Membandingkan perkataan orang-orang mengenai situasi penelitian dengan perkataanya sepanjang waktu. 40
d. Membandinkan keadaan dan sudut pandang seseorang dilihat dari latar belakang pendidikan, status ekonomi, dan status masyarakat. e. Pembandingan antara hasil wawancara dnegan isi suatu dokumen yang berkaitan. Selain, itu peneliti juga menggunakan triangulasi teori dalam memeriksa keabsahan data tersebut. Burdiansyah (Bungin, 2007:257) menjelaskan bahwa triangulasi teori dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Secara induktif dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data.
41
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan pembahasan dan beberapa hal menjadi kesimpulan atau jawaban dari rumusan masalah penelitian ini yang berjudul Konstruksi sosial atas Program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Area Yogyakarta, peneliti mendapat benang merah dari hasil penelitian ini. Sebagaimana realitas sosial yang lainya, CSR masuk ke Kepuhan bukanlah sesuatu hal yang instan dan begitu saja masuk , namun CSR di Kepuhan memiliki tahapan tersendiri dalam penerimaanya kepada masyarakat Kepuhan. Perlu adanya pola komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat, agar masyarakat bisa memahami dengan benar dan merasa memiliki dengan adanya CSR yang masuk. Dalam setiap langkah yang PT PLN berikan kepada masyarakat selalu mengacu pada slogan “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik” yaitu kesadaran masyarakat akan penggunaan listrik. Baik itu berupa penghematan listrik, penggunaan listrik yang memang tepat untuk di gunakan, dan yang sekarang marak terjadi adalah penggunaan penerangan jalan umum liar. Penggunaan penerangan jalan umum liar inilah yang perlu ditertibkan karena hal ini merugikan bagi PT PLN, dan salahnya lagi
122
kebanyakan pemahaman masyarakat sudah membayar abundemen 8% masyarakat merasakan itu sebagai salah satu sumbangsih dalam penggunaan penerangan jalan umum jadi mereka anggap itu sah-sah saja dan sewajarnya mereka mendapatkan hak tersebut. Nilai-nilai tersebut kemudian di konstruk ke dalam kesadaran diri masyarakat khususnya di Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul. Kesadaran diri masyarkat Kepuhan sendiri terbentuk dikarena adanya CSR masuk ke dusun mereka, pada awal CSR sendiri masuk ke dusun Kepuhan masyarakat merasa itu
realitas yang asing dan acuh berujung kepada
meraka acuh tak acuh dengan program CSR yang diberikan oleh PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. Dalam pembentukan diri adanya CSR masuk ke dusun mereka dengan berhubungan langsung dengan CSR dan memahami apa itu CSR manfaat dan tujuan bagi masyarakat hal tersebut harus mereka lakukan. Masyarakat mengeksternalisasikan diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam pembentukan CSR atau perampungan CSR yang ada di Kepuhan atas kerjasama dengan PT PLN (Persero) Area Yogyakarta. Segala aktifitas masyarakat yang mengikuti kegiatan dalam lingkup CSR di Kepuhan baik itu berupa kegiatan sosialisasi baik itu dari dukuh yang memiliki peranan cukup penting di dusun Kepuhan dan dari PT PLN , dan gotong royong untuk membantu pembangunan CSR di Kepuhan. Maksud dari sosialisasi dan gotong royong yang dilakukan masyarakat adalah untuk penyadaran masyarakat dalam penggunaan penerangan jalan 123
umum agar tertib. Pemahaman tersebut dilakukan secara terus menerus dan berpola di setiap ada kegiatan yang berhubungan dengan CSR dari PT PLN sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan atau (habitualisasi). Adanya kontrol sosial yang diterapkan khususnya dari PLN tentang tertib penggunaan listrik ini sendiri disertai dengan sanksi yang akan diterima jika melanggar, memaksa masyarakat untuk melakukan aktifitas atau tindakan yang telah ditentukan. Pembiasaan ini memunculkan tipifikasi terhadap kegiatan-kegiatan yang mengalami sebuah pembiasaan. Tipifikasi itu sendiri kemudian memunculkan institusi sosial. Kesadaran dari masyarakat akan merumuskan bahwa hal tersebut adalah sebuah fakta yang terjadi karena ada kaidah yang mengaturnya. Pemahaman masyarakat mengenai penggunaan listrik yang baik menjadi realitas yang objektif yang menjadi pedoman bagi masyarakat di dalam bertindak. Pemahaman tersebut menjadi pedoman di dalam menafsirkan setiap tindakan, dan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, sehingga apa yang disadarai adalah apa yang dilakukan. Pada tahap ini masyarakat melakukan suatu tindakan tertentu, hal itu bukan dilakukan karena mereka ikut-ikutan dengan yang lain, melainkan karena mereka memahami benar tujuan dari tindakan tersebut melalui proses pemaknaan. Masyarakat melakukannya karena mereka sudah memahami benar manfaat yang akan diperoleh dari tindakanyang mereka lakukan. Pada tahap ini, pemahaman masyakat baik itu tentang CSR dan pemahaman tentang penggunaan listrik yang baik bagi 124
masyarakat Kepuhan, Argorejo, Sedayu telah berhasil terinternalisasikan ke dalam kesadaran diri masyarakat. Ditinjau dari kajian CSR PT PLN (Persero) Area Yogyakarta yang dilaksanakan di Kepuhan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Elkington yaitu teori Triple Bottom Line yang terdiri dari people, profit and planet. Dari ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan bahwa CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan untuk perusahaan semata, tetapi juga masuk ke dalam aspek yang lain yaitu tentang pemeberdayaan masyarakat, pemenuhan kesejahteraaan masyarakat dan berkontribusi secara aktif dalam upaya melestarikan kebudayaan. Untuk keuntungan dilaksanakan CSR
tidak hanya
perusahaan yang mendapat keuntungan dari perilaku masyarakat tentang menjaga aset PLN, namun masyarakat juga diuntungkan dari adanya embung untuk pengairan dan aula bumi perkemahan. Pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Yogyakarta bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat. Masuk di Kepuhan memberikan dampak tersendiri bagi perusahaan yaitu dengan adanya pola komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat dan peran PR disini berhasil dalam memberikan pengertian tentang adanya program mereka masuk ke masyrakat. Fungsi PR sebagai manajemen di Kepuhan telah terbukti dengan tidak adanya konflik dari masyarakat atas adanya program CSR. 125
B. Saran Setelah peneliti melakukan penelitian dan pembahasan terkait dengan konstruksi sosial atas CSR dari PT PLN (Persero) Area Yogyakarta di Kepuhan , Argorejo, Sedayu. Maka dari itu untuk pengambangan penelitian di bidang kalian selanjutnya. Penulis memberikan saran perlunya penelitian selanjutnya yang lebih komperhensif dan pengkajian lebih dalam tentang pemahaman masyarakat tentang perilaku kelistrikan yang benar khususnya tentang penggunaan penerangan jalan umum yang benar melalui program Corporate Social Responsibility yang bisa dipahami oleh masyarakat dari proses interaksi dengan yang masyarakat yang lain dan dengan masuknya program CSR ke dusun mereka dengan berbagai kegiatan ke masyarakatan yang ada.
126
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2005. Diterjemahkan oleh Mushaf Al-qur’an terjemahan. Jakarta: Al-Huda Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis .Jakarta :RinekaCipta Berger, Peter. 1991. LangitSuci: Agama Sebagai Realitas Sosial. Jakarta: LP3ES Bungin, Burhan. 2001. Imaji Media Massa, Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik. .Yogyakarta:Jendela Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Eco, Umberto. 2009. Toeri Semiotika. Yogyakarta: Kreasi wacana. Firsan, Nova. 2011. Crisis Public Relations. Hadi, Nor. 2011. Coorporate Social Responbility. Yogyakarta: Graha Ilmu. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Sosial Kania,Nia Kurniawati. 2014. Komunikasi Antrapribadi Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan keempat. Jakarta : Kencana Perdana Media Group. Meleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.. Yogyakarta: Lkis Riyanto. 2009. Peter L Berger :Perspektif Metateori Pemikiran. Jakarta : LP3ES Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta : Rineke Cipta Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Thomas Luckman terjemahan Hasan Basri. 1990. TafsirSosial atas Kenyataan :Risalah Tentang Sosiologi Pengetauan. LP3ES: Jakarta Jurnal British, Institute.2010. Vol 10, No.1 Company Profile PT PLN (Persero) Area Yogyakarta 2007. Humas PT PLN (Persero) Area Yogyakarta Imran, Maharani. Peran Public Relations Pada Program CSR Dalam Rangka Meningkatkan Citra Positif Perusahaan Ngangi, Charles. Kontruksi Sosial dalam Realitas Sosial. Karya Ilmiah Volume 7 Mei 2011. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Area Yogyakarta Proposal Payaman Manajemen. 2011. Rahadini, MD. 2010. Peran Public Relations dala, Membangun Citra Perusahaan Melalui Program Corporate Social Resposiblity
Internet https://djarumbeasiswaplus.org diakases pada tanggal 5 Januari 2015 www.pln.co.id www.suaramerdeka.com diakses pada tanggal 26 Desember 2014 www.acehtraffic.com diakses pada tanggal 5 November 2014 www.hukumonline.com diakses pada tanggal 5 November 2014 Skripsi Aryani Widyawati. 2012. “ Konstruksi Sosial Intelectual Capital : Studi Interpretatif Atas Keberadaan Intelectual Capital dan Pengungkapannya Pada Bank Jateng skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Febriana Permata Putri. 2012. “Implementasi dan penerapan CSR dalam mempertahankan citra di PT Angkasa Pura I Adusutjipto Yogyakarta (Studi Deksriptif kualitatif di PT AngkasaPura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Mia Winarti.2010. “Konstruksi Sosial Nilai-Nilai Profetik Iklan Layanan Masyarakat Pada Majalah Arena Edisi Tahun 1998-2006. Mia Winarti Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”.
L A M P I R A N
' -)6i7.t .hr. ,' -' . 'iitlfi ' '.':, \! '- ';\'-lDir'
l
;,.-.. ..J .'
t,
KEMENTERIAN PEI..IDIDIKAN NASIONAL REPLJBLIK INDONESIA
xJAZA^rJ q {:
?-r' -'
PRCIGF{A.fuI
li;
t,: i'!otF;rJ#FjIGAl*l : l' ::l.lf irI 7;l-J{iE:"1
TA,I-1UN
; "'i.' i1.'.';'.t'
J1
PELAJARAN 2OO9/201 O
Yang bertanda tangan di bawalr ini, Kepirla Sekolah Merrr:ngah Atas
^{ggeei I %"ctiroco nama
tempat dan tarrggal lithit. nama orang tua
c!+ct, N tYA'ruL Mu NAWA ROr-.i Tornanggu;ng, P De.sernber 1992
irlilr AhmTd
sekolah asal
SMA nllgteYi t Qndirota
nomor induk
E9
7#
9.2D 3
7:3_
Z*0-0*-]:"{.1 6o'i1Ofi-b
nomor peserta
LU I-US dari satuan pendidikan berrlasarkair l a:;ii L.!jiiin Nasior:al cjan LJjian Sr:roi,', telah memenuhi seluruh kritcr-.ir ':estiai ileirqan groraturrn llet'l ttrclanc;-ttnrl;':nit,r'
frolng1ury,& Apri! la Sekolah.
No. DN-03
Ma - a'.-
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Nomor:0538.1/GlLl l2O'lO, Tanggal 29 Januari 201O
r.. :-l
1
25
._l_i_,;;.
.
O .... i
:ro1o
NAFTAR T,JILAI L'JIANJ SF i''.r)!- A'l1 MEN ENGALI I\TAS l-rroqra, r . i ,r rr-ii llrr-rr-r Penrletahr:an Alarlr
Tingkat Satrrern Pendidikan (KTSP)
Kurikulunr Nama Tei.rrpai rir:l -[angU:ri l.r,i Scl
l\4
cll gs N, yArul utgNAruABgJ{ T eyndnqg W,g,lo Dgt$$bcf l99z 5M
A sfg$gri-t'
3 --to
:o9
at;r f'r: I i; ; :r , :, i',
:.nl : o4q :. 8 . Tt:rtrtlis
0,69 . 9,757oo
Fisika Kimia
....7,@,
l
I
:
l
i
7&,#Q
ljJlAN
sEKOI_..!i-: ircrtrlir.likiin /'\.{ j,
.
Fr'..i.t,
.r,28
,J11;;lr.ii:
'.
:.11
220
6. Biologi l!
to
992099r?2?
UJIAN NASIONAL 1. Bahasa lndonr::;ia 2. Bahasa lnggris 3. Matematika
.l li
Ca *d,.i eo
7,*
r
2. Pendidikan Ke'.,varq(,!ti,r 3. Bahasa lndorres-ta
ji-i:aar)
*,6a
9roa
4
Bahasa lng-qris
5. 6. 7. tl.
Fisika
g,7o 7,90 7r@
Kimia
7,50
Biologi
2,@
6,b
Sejarah
!i. Seni
8,zo
Budayar
Pendidikan Jasmani. (-,lahraga, dar-t Kesehatan 'l 1 . Teknologi lnfr:ri-rras;i cai '(ornuni!,.a:. 12. Keteranrpilatri Ilrtilt'ts.i ,i\ 'rn!l
10.
fultgiro, loft:mw Jumlah )Nitri uli"n u r;s;;
240
z,5o^
. 7,10
7,uQ
6,EO_ -;17a;':.i;
,l;;i*ll\
$t
i-".;fffriir | -;,;..*;ct
44,9_9
.
Wawancara 1 Pewawancara
: Chusniyatul
Nama Informan
: Darmadi
Umur
: 42 tahun
Pekerjaan
: Petani
Jabatan di desa
: Dukuh Kepuhan dan
pengurus “Payaman Manajemen” Bagaimana awal mula CSR di desa Kepuhan ini pak? CSR masuk di desa ini tidak langsung serta merta masuk begitu saja, namun kami harus melewati beberapa tahapan terlebih dahulu. Kebetulan waktu itu memang ada yang mengawal, dan yang mengawal itu kebetulan kami akrab dengan beliau. Proposal kami sendiri tidak langsung tembus begitu saja ke PLN, tetapi harus melewati masa satu tahun untuk PLN mengkajinya lebih dalam terkait proposal yang kami tawarkan. Setelah melakukan penyeleksian akhirnya proposal kami ini dianggap proposal terbaik di Jawa Tengah dan akhirnya di realisasikan, namun tidak secara keseluruhan dari yang kami ajukan bisa tembus dan baru direalisasikan pada tahun ini. Memang yang diajukan dari desa ini apa aja pak? Banyak banget mbak, seperti halnya pemberdayaan masyarakat dan lain sebagainya, namunkan setelah kami melakukan diskusi hal yang dibuat terlebih dahulu adalah hal yang paling penting dan urgen dibutuhkan oleh masyrakat disini. Terus apa pak yang direalisasikan pada akhirnya? Yang direalisasikan adalah pengadaaan embung yang memang airnya sangat dibutuhkan oleh warga sekitar dan rehab area Bumi perkemahan.
Memamang bumi perkemahan itu udah ada sejak dulu ya pak? Iya memang area bumi perkemahan tersebut sudah ada sejak dulu. Kenapa proposal yang bapak ajukan ini ke PLN bukan ke BUMN lain? Karena waktu itu kalo saya mengajukan proposal ini ke PLN saya ada celah dan ada yang membantu dalam pengajuan proposal ini. Tetapi untuk saat ini saya sudah tidak berani untuk mengajukan ke BUMN lain, karena saya sudah berani mengambil slogan bahwa desa ini adalah desa binaan dari PT PLN (Persero). Dan kami berharap PLN sendiri bisa benar-benar mengangkat potensi masyarakat di dusun ini. Alasan mengajukan ke PLN selain link karena apa pak? Waktu itu memang ada penawaran dan ada informasi kalo PLN lagi membuka masalah CSR. Waktu itu memang kami belum punya proposal, tapi dibantu dengan contoh proposal yang ada di Samigaluh. Proposal tersebut kami perbaiki supaya lebih lengkap, dan kabarnya lagi proposal kami ini adalah proposal paling baik di PLN Distribusi Jateng dan DIY. Karena apa pak kok dibilang paling baik? Karena proposal yang kami ajukan ini proposal yang paling lengkap dari hulu ke hilir, mulai dari pemberdayaan masyarakat, masalah ekonomi, kehutanan, pertanian masalah wisata dan masalah kebudayaan juga ada di masyarakat kami. Kepuhan sendiri ada berapa RT pak? Ada tiga RT mbak yaitu RT 11, RT 12 dan RT 13 yang terdiri dari 177 kepala keluarga. Bagaimana tahapan awal PLN untuk mensosialisasikan CSR ini pak? Tahap awal untuk sosialisasi adanya CSR ini adalah dari kami sendiri, yah pada akhirnya kami diharuskan untuk membentuk pengurus yang bisa mengurusi
tentang CSR tersebut disertai dengan SK lurah pengurus yang mengurusi tentang CSR dari PLN dinamakan dengan “Payaman Manajemen”. Siapa saja pak yang menjadi pengurus tersebut?
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KEDUDUKAN DLM TIM PENANGGUNG JAWAB KETUA SEKERTARIS BENDAHARA SEKSI DATA HUMAS ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
NAMA DUKUH KEPUHAN DARMADI SURATNAWANTA RISMAN DWI SETIYAWAN DIAN PRASTOWO SLAMET SETIYA NUGROHO FITRI APRILIA WATI RISKA SASTROWARDOYO
Kalo dari pihak PLN sendiri gimana pak? Kalo dari PLN sendiri tidak, tapi mereka selalu memfollow up setiap bulan sekali untuk menengok dan mengecek. Tema CSR ini apa pak? Ya Kepuhan maju bersama PLN Kalo PLN sendiri sering melakukan sosialisasi ke desa ini pak? Iya PLN sendiri sudah beberapa kali melakukan sosialisasi ke desa ini yah tentunya tentang masalah kelistrikan yang diberikan kepada warga. Agar warga sadar akan penggunaan listik yang baik. Masayarakt sendiri langsung menerima pak? Ya awalnya mereka tidak tahu, tetapi setelah adanya bantuan mereka tahu. Dengan adanya bantuan yang sudah ada, dan mereka sadar itu bantuan dari adanya bantuan dari PLN, tetapi ada swadaya dari masyarakat mbak.
Embungnya ukuran berapa pak? 3x3x3 ukurang kubus, terus pipa, pompa.. Terus baju jatilan sendiri gimana pak, karena itu ada sisa dana kira-kira ada 20an juta maka beinisiatif untuk membuat baju tersebut.Bisa liat pak iya nanti saya tak kasih filenya mbak, soalnya ada gambarnya. Seragam sendiri ada 5 stel seragam jatilan. Untuk bumi perkemahanya apa pak? Itu aula mbak dengan ukuran 6x12 meter dan air tadi yang berfungsi untuk mengaliri air sampai sana. Dulu kita minta mesin dan pipanya dan pipa. Kalau dulu kita cuman beranao 400 siswa kalao sekarang kita berani lebih dari 1000 siswa. Kalau berhubungan dengan listrik gimana pak? Yah tentang kesadaran tertib listrik tentang penerangan jalan umum yang tidak boleh mencuri dari tegangan. Dan kita tertibkan dengan membuat lampu jalan mengeluarkan sendiri tiap rumah. Warga masyarakat sadar pak? Ya mereka sendiri sadar Dengan cara apa pak mereka sadar? Ya secara pelan-pelan saya sadarkan agar warga peduli dengan hal tersebut dan kasih penyuluhan ke warga. Siapa yang kasih sosialisasi tentang tertib listik pak? Ya saya sendiri mbak, entah person ke person maupun saya menyadarkannya lewat pertemuan-pertemuan warga. Karena dulu kondisi masyrakat yang rawan miskin, saya tegur secara keras berbenturan, maka dari itu dengan cara pelanpelan dan pendekatan persuasif ke setiap orang. Yang melakukan sosialisasi sendiri saya sendiri dan juga team yang ada untuk CSR disini. Kita sendiri tidak
pernah melakukan sosialisasi secara formal, yang kita lakukan missal ada pertemuan dengan warga sekitar gitu mbak. Tanggapan awal masyarakat tentang PLN gimana pak? Mereka mengenal bahwa PLN ini membantu masyarakat yang mereka ketahui awalnya PLN sendiri adalah hanya sebagai perusahaan listrik. Namun dengan adanya bukti sendiri dari PLN mereka sudah percaya bahwa PLN juga peduli terhadap masyarakat sekitar atau PLN juga peduli akan masyarakat. Mereka jadi tahu apa itu CSR, apa itu PLN. Jadi mereka menanggapi bahwa PLN bukan hanya perusahaan listrik, tetapi perusahaan yang peduli akan warga. Masyarakat sendiri antusias dengan program yang diberikan oleh PLN, masyarkat sendiri ketika mendapat bantuan untuk masyarakat yang rentang miskin ya mereka pasti senang. Namun saya tidak hanya menerima sekadar hibah, tetapi juga harus di konsep biar ada manfaat selanjutnya. Contohnya untuk embung sendiri saya buat bukan hanya untuk bumi perkemahan, tetapi masyarakat sendiri juga bisa merasakan air, karena disini lumayan susah air kalau musim kemarau. Dan sekarang untuk air sendiri sudah saya bentuk sendiri kepengurusannya namanya itu “bendo Tirto Payaman”. Selain kesadaran masyrakat tentang PJU liar apalagi pak tentang kelistrikan apa pak? Kalau masalah pasca bayar yang masalah pembayarannya itu pemuda yang memanajemen, tetapi kami berharap ke depannya. Masyarakat sendiri berganti ke listrik pra bayar tapi itu secara pelan-pelan dan bertahap. CSR ini awalnya gimana? Saya membuat CSR karena kepentingan dari masyarakat, bukan karena saya pribadi. Dan CSR pembuatan embung itu adalah untuk kepentingan bersama. Sekarang sendiri saya sudah tidak mengurusi masalah CSR semuanya sudah ada pengurusnya masing-masing Masing-masing CSR itu ada pengurusnya ya pak?
Iya sudah ada pengurusnya masing-masing untuk embung ini dinamakan “Embung Tirto Payaman”, untuk Jathilan sendiri namanya ‘Kawulo Mudo”, kalo Bumi perkemahan sendiri yang Bumi Perkemahan itu dibawah naungan Payaman Manajemen. Payaman Manajemen sendiri sudah ada SK lurahnya, dan mbak yang berperan penting dalam pembuatan CSR itu adalah Payaman Manajemen sendiri dan sebagian tokoh masyarakat kurang mengetahui masalah ini. Bumi perkemahan itu sendiri ya pak bukan punya umum, tetapi punya pribadi. Sudah saya kontrak selama 20 tahun dan sistemnya sendiri dengan sewa kelola. Jadi kalau ada yang nyewa jadi kita ngasih beberapa persen kepada sang pemilik tanah. Artinya setiap ada event saya harus membagi 20 % kepada pemili tanah, dan kemaren pas awal saya menjabat itu ada krisi manajemen, tapi saya dan temanteman mencoba menggarap kembali bertemu dengan pak Mujiaman.
Wawancara 2 Pewawancara
: Chusniyatul M
Nama informan
: Abdul Fatah Maksum
Umur
: 57
Pekerjaan
: Petani
Jabatan di desa
: Anggota “Payaman Manajemen”
Sebelumnya belum ada bantuan dari PLN , nah setelah adanya CSR gimana pak? Cukup bagus mbak untuk membantu menyejahterakan masyarakat dan meningkatkan ekonomi masyarakat, terus terang ya mbak kalau berhubungan denga air semua warga bisa merasakan kenikmatan menggunakan air. Walaupun air itu memang asalnya dari bak, tapi masyarakat bisa menggunakan. Karena disini itu sumurnya ketika musim kemarau itu kering, dengan adanya bantuan dari PLN tersebut air bisa mengalir terus bisa dimanfaatkan. Tetapi kalau listrik saya membaca itu pajak listrik yang 8% itu untuk penerangan jalan, tapi karena kalau kita menanti dari pusat yang pajak listrik tersebut kita rasa terlalu lama. Karena sudah ada sosialisasi dari masyarakat sekitar sendiri, kesadaran masyrakat tentang penerangan jalan umum sudah ada untuk masyarakat disini mbak. Namun kemaren pas saya mengikuti sosialisasi dari PLN dan saya Tanya kalau pajak listrik yang 8 % itu kemana pak? Dari PLN menjawab kalau yang pajak 8% itu untuk pemerintah daerah, jadi kalau mau minta penerangan jalan yak ke pemerintah daerah. Tapi sekarang masyarakat sudah sadar dan mulai memasang penerangan jalan di masing-masing rumah. Meskipun hanya 10 watt tetapi masyarakat sekarang sudah mengeluarkan lampu jalan pribadi. Dan mereka sekarang sudah tidak mengambil aliran listrik dari tegangan. Kesadaran masyarakat memasang lampu jalan sendiri itu kenapa pak? Kesadaran masyrakat terbentuk karena adanya penyuluhan dari PLN sendiri dan pemberitahuan dari pak dukuh untuk pertama, memberitahukan demikian karena disini PLN memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitar sini. Makanya dari masyarakat sendiri harus sadar dan memberikan timbal balik ke PLN, dengan cara menerapakan penerangan jalan yang tidak mengambil dari tegangan listrik dan penggunaanya dan menjadi contoh untuk warga yang lain. Karena masyarakat sendiri merasakan bantuan dari PLN, maka masyarakat dengan sadar melakukan
hal tersebut. Selain itu masyarakat juga sadar kalau PLN sudah membantu masyarakat disini, jadi hal tersebut sebagai salah satu bentuk kesadaran yang ada tanpa adanya pemaksaan. Sikap awal masyarakat saat adanya bantuan dari PLN masuk gimana pak? Awalnya masyarakat biasa-biasa saja mbak, ketika ada sosialisasi dari pak dukuh yang waktu itu menyatakan bahwa PLN sendiri akan memberikan bantuan berupa penampungan air untuk buper dan pendopo di buper. Karena memang disini memang sangat membutuhkan bantuan air untuk buper ketika buper itu sedang digunakan, dulunya ketika belum ada penampungan air repot sekali mbak pas ada anak-anak kemah. Waktu itu kita mau membeli listrik maupun diesel belum terlaksana, sejak adanya bantuan dari PLN langsung bisa kita nikmati. Karena tekanan mesin yang dibeli itu tekanan 600 meter, jadi sekarang tinggal sekali langsung bisa sampai bumi perkemahan dan dialirkan ke bak yang paling atas. Terutama untuk RT 11, andaikata RT 12 itu mau merasakan juga bisa gitu. Manfaat apa yang didapatkan masyarakat pak? Manfaat bagi masyarakat yaitu tentang penggunaan air mereka merasakan manfaat yang begitu besar. Kalau untuk bumi perkemahan sendiri masyarakat mengharapan bisa menumbuhkan perekonomian disini, ketika bumi perkemahan sudah di bangun dengan baik apalagi dibuatkan aula, itu akan lebih membantu masyrakat. Apalagi musim libur seperti ini bumi perkemahan penuh kok mbak. Bapak tahu bantuan dari PLN itu dikasih tau sama siapa pak? Itu dari pak dukuh, terus pak dukuh membentuk pengurusnya. Pengurusnya sendiri adalah anak-anak yang masih muda, dan dari pengurus tersebut sering berbicara dengan PLN terkait bantuan tersebut. Selain embung dan aula PLN ngasih apa lagi pak? PLN sendiri ngasih jatilan dan jatilan itu saya mengucapkan terimakasih kepada PLN, saya sendiri selaku sesepuh PLN mencup Alhamdulillah. Karena selama ini dari kami membuat seragam untuk jatilan belum tembus, tetapi setelah adanya jatilan kami bisa memakai seragam jatilan yang baru. Berapa kali bapak mendapatkan sosialisasi tentang bantuan PLN? Kalau pak dukuh sendiri berulang kali, biasanya pak dukuh kalau ada apa-apa bilang sama saya karena saya dianggap yang agak tua gitu. Pak dukuh selalu minta pertimbangan sama saya, asal itu membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Andaikan ada dana ya sudah kita terima dengan alhmadulillah, kalo tidak ada
dana yaudah kita kerja sama bergotong royong. Kaya pas kemaren buat embung, buat jalan menuju buper dan juga dan juga jalan menuju embuntu itu sendiri Bapak kan sudah mengetahui tentang penggunaan listrik yang benar itu seperti apa, apakah pemahaman bapak itu ditularkan kepada warga? Ke warga mbak biasanya saya itu pas malam jum’at pertemuan, pengajian rutin malam jum’at pertemuan. Pertemuan RT itu selapan sekali tiap minggu legi, kalau kelompok malam minggu wage. Nah disitu itu semua informasi dari pemerintah maupun dari siapapun disitu biasanya di kasih tau, entah itu kerja bakti atau bantuan dari manapun itu. Disini sejak tahun 1970 gotong royong masyarakat masih terjaga sampai sekarang setiap minggunya untuk masyarakat Kepuhan sendiri. Tanggapan awal masyarakat gimana pak? Belum tau mbak itu bantuan apa, manfaatnya bagaimana. Yang penting itu ada bantuan untuk pompa air untuk buper, lah kita binggung gimana itu . Nah kita dicarikan pompa yang sekali pencet bisa jalan. Dan ternyata sekarang sudah terbukti Masih adakah pencurian listrik pak? Owh sudah mbak sekarang sudah pada tertib semua, terutama untuk RT 11 maupun RT 12 yang sudah tertib listrik. Tidak ada yang mencuri atau nyolong listirk lagi mbak, bahkan penerangan jalan sendiri sudah mengeluarkan sendiri. Saran untuk PLN gimana pak? Yah kalo saat ini belum ada, tetapi ketika kita sadar masalah listrik ketika masyarakat bisa bekerja sama, maka dari PLN sendiri aka nada tindak lanjutnya. Yang selama ini berperan penting dalam sosialisai siapa? Yang berperan penting yang pak dukuh sendiri yang selalu memberikan sosialisai kepada masyrakat, agar masyarakat paham dan mengerti akan peranan dari CSR itu sendiri.
Wawancara 3 Pewawancara
: Chusniyatul
Nama Informan
: Sastro Jumadiono
Umur
: 78
Pekerjaan
: Petani
Jabatan di desa
: Juru kunci goa payaman
Simbak ngertos mboten menawi PLN nyukani bantuan wonten deso niki? Nek ngertose ngertos mbak, naming sak teruse mboten ngertos. Ndamel embung, ndamel aula wonten buper niko. Simbah ngertos PLN nyukani bantuan wonten mriki kapan mbah? Kapan nggeh mbak sampun kesupen, lah pokoe nggeh tahun sak meniko mbak. Tanggapanipun simbah pripun wonten bantuan sakmeniko? Nggeh Alhamdulillah mbak, remen soale wonten bantuan niku masyarakat dadi makmur yen seng kurang banyu dadi kecukupan banyune, seng mbiyen aula nek pendopo paribasan mung rapak sakniki sampun wonten lakyo lumayan. Nggeh lumayan pokoe Alhamdulillah sae. Mbah merasakan mboten bantuan saking PLN? Yaitu tadi masyarakat sekitar jadi makmur, terus masalah perairan jadinya lancar yang dulunya kekurangan sekarang kecukupan
Wawancara 4 Pewawancara
: Chusniyatul
Nama
: Suratno Wanto
Umur
: 30
Pekerjaan
: Mahasiswa UIN dan karyawan
PLN Jabatan di desa
: Ketua “Payaman Manajemen”
Proses awal masuknay CSR ke desa ini gimana pak? Dulu sayakan ada informasi kalo PLN itu ada CSR, dan kebetulan saya kerja disitu. Dulu itu pak Mujiman yang bagian CSR dan mengajak setelah saya ceritakan tentang kondisi dan kendala yang kami alami bahwa ada bumi perkemahan namun kendalanya adalah air maka dari itu beliau menawari untuk masukan proposal ke PLN saja. Awalnya itu untuk air di bumi perkemahan , tapi karena CSR ya jadinya merembet ke hal yang lain. Dan bahkan bantuan dari PLN sendiri malah bisa sampai ke penduduk. PLN sendiri ngasih apa pak? Kita sendiri buat proposal berdasarkan SMI kita ajukan ke PLN dan di revisi sedikit oleh PLN sehingga di acc proposal kita.Lalu pelaksanaanya itu kita yang melaksanakan. Bentuknya apa pak? Pam atau saluran air, dan kita mau buat pamdesa. Dan pamdesa tersebut adalah bagian dari desa wisata, dan air tersebut adalah hal yang paling urgen untuk kami, maka kami buat.bentuk dari proposal kita sendiri adalah tentang desa wisata makanya ada seragam jathilan,kita sendiri ingin membuat desa wisata. Disini ada desa wisata dibawah Payaman Manajemen yang mengurusi masalah bumi perkamahan yang terbentuk semenjak 2011 yang lalu.
Wawancara 5 Pewawancara
: Chus
Informan
: Slamet
Umur
: 47
Pekerjaan
: Petani
Jabatan di desa
: Anggota “Payaman Manajemen”
Tanggapan awal masyarkat dengan adanya CSR? Tanggapan dari masyarakat dengan adanya bantuan dari PLN itu sendiri adalah cukup sangat antusias dan mendukung dengan adanya bantuan dari PLN yang masuk ke desa ini. Mendukungnya dengan cara bagaimana pak? Nah mendukungnya itu dengan cara mereka mengiyakan dan menjalankan apa yang disuruh oleh ketua sebagai wakil warga. Contohnya apa pak? Ya seperti warga bekerja bakit dalam pembuatan embung, kerja bakti dalam penanaman pipa, kerja bakti dalam membuat jalan menuju ke embung dsb. Bantuan PLN yang diberikan kesini apa pak? Pertama itu embung, pendopo di bumi perkemahan dan sampai saat ini pakaian dari jathilan. Tanggapan awal masyarakat adanya bantuan ini gimana pak? Masyarakat sendiri pada awalnya masih belum percaya iya dan tidaknya terealisasi program itu. Masak dana yang sebesar itu bisa cair dengan cara
pertermin, awalnya begitu.Tetapi setelah ada yang turun dan semuanya bisa dibuktikan dan dipertanggung jawabkannya akhirnya masyarakat mulai percaya apalagi yang diberikan oleh PLN itu sendiri bermanfaat dan bisa digunakan oleh masyarakat disini. Untuk masalah kelistrikan di desa ini, bagaimana kondisi kelistrikan di desa ini? Kondisi kelistrikan disini adanya kurangnya pemangkasan pepohonan, itu pemangkasan pohon yang dilakukan cuman satu tahun sekali seharusnya itu tiga bulan satu kali. Tetapi sekarang sudah mulai lancar untuk kegiatan tersebut dan masyarakat sendiri sekarang ketika ada instalasi listrik terhalang oleh pepohonan besar, mereka menerima ketika pohon itu dirabas tanpa adanya sakit hati. Untuk CSR sendiri pak, siapa yang kasih tau ke masyarakat? Kalau sosialisasi sendiri yang memberikan informasi adalah pak dukuh baik itu di forum maupun dengan saya pribadi. Tetapi biasanya pak dukuh ketiak ingin memberikan informasi ke warga biasanya melalui saya terlabih dahulu. Informasi yang diberikan dari pak dukuh sendiri ke warga biasanya melalui forum pengajian, forum rapat RT dan forum-forum yang berhubungan dengan warga. PLN sendiri pernah kesini pak? PLN sendiri pernah kesini untuk sosialisasi Apa yang mereka tekankan pak? Khususnya untuk penerangan jalan itu sendiri itu harus dirapikan, bahwa listrik yang mencuri itu tidak baik ketika terus-terusan dilakukan karena dengan mengambil listrik dari tegangan dinamakan dengan pencurian dan hal tersbut tidak baik jika dilakukan terus-menerus. Setelah sosialisasi itu apakah masyarakat melakukan?
Iya mereka melakukan apa yang diperintahkan oleh PLN,bahkan masyarakat sendiri sekarang mengeluarkan penerangan jalan sendiri dari rumah-rumah warga. Kesadaran masyarakat itu timbul kenapa pak? Yah mereka sadar ketika terus melakukan pencurian listrik itu sendiri memiliki resiko yang cukup besar, khususnya dalam hal instalasi bisa jadi ada kesalahan saat pemanjatan yang tidak pakai sabuk pokoknya tentang teknis. Manfaat adanya bantuan CSR bagi masyarakat sini apa pak? Menurut saya ya ini untuk kemajuan masyarakat disini sendiri agar perekonomian masyarakat disini lebih maju dan naik sedikit. Syukur-syukur kalo bumi perkemahannya ramai yah masyarakat sendirilah yang akan merasakan hal tersebut.
Wawancara 6 Pewawancara
: Chusniyatul
Nama
: Ruslan Ahmadi
Umur
: 37
Pekerjaan
: Petani
Jabatan di desa
: anggota “Payaman Manajemen”
Tanggapan dari adanya CSR ini dari masyarakat gimana pak? Biasanya kalau ada apa-apa memang kami selalu konfirmasi sama masyarakat, kita memang menekankan segala sesuatu yang akan kita lakukan di desa ini lobby dulu dengan masyarakat jika ada bantuan maupun tentang pemahaman baru dari mahasiswa atau manapun itu. Setiap kali kita ada pertemuan kita selalu mensosialisakan kepada masyarakat event apapun itu bahwa sanya ada bantuan semacam ini. Pertemuan untuk RT terutama sebagai salah satu ajang sosialisai ke masyarakat. Sikap dari masyarakat sendiri gimana? Masyarakat disini sangat aktif dalam sebuah kegiatan-kegitan, ketika kegiatan tersebut bisa memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat ya kita bergotong royong bersama untuk menyelesaiakan masalah tersebut. Bantuan CSR ke desa ini sendiri itu apa aja pak? Bantuan dari PLN sendiri berupa embung untuk air bersih. Terus apalagi pak? Kemaren kita itu ada seragam jathilan dan aula untuk bumi perkemahan. Sosialisasi adanya bantuan dari PLN sendiri itu darimana pak? Yang pertama yang melakukan sosialisasi sendiri itu awalnya dari kita, tetapi kemaren dari dinas terkait juga melakukan sosialisasi. Seperti tentang peresmian CSR dan sering melakukan sosialisasi tentang kelistrikan.
Antusiasme warga tentang CSR sendiri gimana pak? Ya dengan adanya bantuan ini kita terima dengan baik, kita jaga. Dan kita sendiri membuat yang namanya organisasi yang mengawasi CSR dari PLN sendiri yang dinamakan dengan “Payaman Manajemen”.
Wawancara 7 Pewawancara
: Chus
Informan
: Samsudin
Umur
: 34
Pekerjaan
: Petani
Jabatan di desa
: Pengelola penampungan air
Pripun tanggapan awal masyarakat ketika CSR niku muncul? Niki jujur nggih mbak, tanggapan masyarakat awal nikukan belum ngerti tentang CSR itu apa. Jadi tanggapan meraka itu ya biasa saja kurang begitu antusias, tapikan sekarang mereka sudah mengerti CSR itu apa dan programnya itu bagaimana jadi masyarakat sekarang sudah mengerti. Berarti awalnya mereka biasa aja pak? Iya dulunya mereka itu kebanyakan cuek dan acuh tak acuh akan program tersebut, tetapi untuk sekarang mereka sudah sadar dengan adanya program bantuan ari PLN tersebut. Karena dari PLN sendiri sudah ada penyuluhan-penyuluhan tentang CSR itu sendiri. Penyuluhannya dalam bentuk apa pak? Kemaren tentang penggunaan listrik, penggunaan listrik, program CSR itu manfaatnya untuk siap dan bagi siapa. Sudah berapa kali pak? Kalo untuk masyarakat dua kali, tetapi kalo pengurus sering sekali kita mengadakn pertemuan.
PLN itu sudah ngasih apa aja pak? Kalo ngasih ke desa ini yang sudah ada itu embung, pompa dan listriknya,aula bumi perkemahan, terus seragam jathilan. Terus PLN adalah perusahaan listrik, kesadaran masyarakat tentang kelistrikan setelah dan sebelum adanya CSR gimana pak? Ya Alhamdulillah sudah ada perkembangan mbak, dulunya listrik-listrik itu kalo penerangan jalan ambilnya mencuri mbak atau dari tegangan tetapi yang terjadi sekarang mbak Penerangan jalan umumnya sendiri sudah ambil dari rumah masingmasing tidak kaya dulu lagi. Dulunya kami pikir yang pajak 8 % dalam pembayaran listrik itu adalah biaya untuk penerangan jalan umum, ternyata setelah kami dengar lewat sosialisasi dari PLN. Pajak 8 % itu masuknya ke kas pemerintahan daerah, bukan dialokasikan untuk penerangan jalan umum. Dan kami mendengar sosialisasi dari PLN bahwa hal tersebut adalah pencurian dan bisa berbahaya bagi warga, tidak hanya itu juga ketika warga ketahuan mengambil dari tegangan maka akan kena denda. Lambat laun kesadaran kami akan penerangan jalan umum itu tumbuh dan dari masyarakat sendiri sadar untuk mengeluarkan 10 watt tiap rumahnya. Kalo untuk embung ukuran berapa pak? 3x3x3 Untuk aula berapa pak? Aula itu bumi perkemahan itu 6x12 Kalo untuk bumi perkemahan apakah aula aja pak? Kalau untuk sekarang hanya bumi perkemahan saja mbak, tetapi dari PLN sendiri kemaren sempat bilang ketika masyarakat aktif dan bisa bekerja sama. Maka kita bisa
bekerja bersama-sama untuk membangun hal tersebut ketika itu untuk kemandirian masyarakat. Maka PLN akan masih bekerja sama terus dengan masyarakat sini. Bagaimana tindakan masyarakat disini pak? Kalo masalah itu masyarakat selalu bergotong royong dalam pembuatan embung maupun aula itu sendiri. Dan mereka bisa diajak bekerja sama terkait suksesnya kegiatan tersebut. Kan sekarang masyarakat sudah tahu tentang penggunaan listrik yang benar, apakah pola tersebut akan ditularkan? Kalau yang sudah berjalan,kalau yang tua sudah memberikan contoh pasti yang muda bakal mengikuti perilaku yang tua. Siapa yang awalnya memberikan sosialisasi tentang CSR pak? Yang memberikan sosialisasi awal tentang CSR sendiri adalah pak dukuh, karena warga
Sosialisai CSR ke warga itu gimana? Itu lewat acara sosialisasi masyarakat datang ke pendoponya pak dukuh tentang program tersebut kepada masyarakat. Bagaimana pendekatan pengurus sendiri pak? Kalau dari PLN sendiri berpesan kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat. Tanggapan masyarakat setelah adanya penyuluhan gimana?
Dari masyarakat sendiri sekarang menyadari bahwa apa yang mereka lakukan tentang kelistrikan itu salah, dan mereka mencoba untuk memperbaiki hal tersebut. Menurut bapak CSR memberikan manfaat tidak pak? Kalo yang air masyrakat sudah bisa menikmati air tersebut, karena bagi warga yang tidak punya air mereka sudah menikmatinya dengan penggunaan harga yang lebih murah daripada PDAM. Karena masyrakat yang memakai air hanya membayar biaya operasional saja. Dari bapak sendiri ada tanggapan tentang PLN setelah masuk ke desa sini dan sebelum? Kalau dari saya sendiri pemahaman saya sudah ada perbedaan, kalau dulu pasang listrik itu dari gantol-gantol karena kita sadar itu dari negara jadi kita cuek untuk memakainya. Namun sekarang ketika sudah diberi penjelasan, ternyata apa yang kami lakukan tersebut salah karena kita yang memakai seharusnya kita yang merawat. Kalau istilahnya gantol-gantol atau nyolong itu hal yang tidak baik, dan sekarang sudah diberi jalan atau alur untuk memasang penerangan jalan jadi kami bisa lebih paham. Siapa saja yang sudah paham terkait hal tersebut pak? Kalau yang sudah memahami masalah tentang kelistrikan itu ya masyarakat usia produktif, kalau masyarkaat yang sudah lanjut usia sendiri kita ketahui bahwa pemahaman mereka juga sudah berkurang.
Wawancara 8 Pewawancara
: Chusniyatul
Nama Informan
: Paulus Kardiman
Umur
: 53
Pekerjaan
: Humas PT PLN (Persero) Area Yogyakarta
Lokasi wawancara
: Kantor PT PLN (Persero) Area Yogyakarta
Tujuan PLN membuat CSR di Kepuhan apa pak? Ya tentu, tujuannya supaya masyarkat ini kan CSR itukan Corporate Social Responsbility atau program tentang kepedulain lingkungan. Ya tentu kita berharap dengan adanya CSR itu masyarakat akan terbantu seperti apa potensi di daerah tersebut. Potensi yang bisa diangkat atau yang bisa membuat masyarakat tersebut bisa lebih baik lagi seperti itu. Nah kalau mereka tidak punya keinginan, tidak punya potensi, tidak punya hal-hal yang bisa dioptimalkan nanti khawatir tidak bermanfaat seperti itu. Terus cara mengkomunikasikan perusahaan ke masyarakat gimana pak? Ya tentu kadangkan kita melihat potensi di masyarakat tersebut seperti apa terus keinginan masyarakat untuk maju itu seperti apa. Terus kendalanya apa dan kemudian kalo masyarakat itu punya keinginan-keinginan seperti itu ya suruh nanti membuat proposal. Ya proposalnya tentang keinginan desa tersebut seperti apa yang dengan hal-hal yang ingin digali. Pendekatan ke masyarakat gimana pak? Kalau pendekatan ke masyrakatnya sendiri nanti kalau kita bantu ya kita akan melakukan sosialisasi. Itu biasanya kan lebih ke pengurus dusunya sendiri, jadi itu bukan kita yang menawari program tetapi apa yang mereka inginkan untuk maju, dan meningkatkan potensi-potensi dari masyarakat. Namun ketika nilai-nilai tersebut tidak ada, maka kita akan kesulitan membantu mereka. Yang didapatkan PLN apa pak? Ya tentu karena kita adalah perusahaan yang bergerak dalam dunia kelistrikan masyarkat bisa ikut memilihara asset-aset PLN. Terus kemudian juga memahami, memahami mengenai apa pemakaian listrik yang legal, illegal dan bahaya-bahaya listrik yang ada.
Masalah listrik yang paling parah di Kepuhan dan perlu diperbaiki apa pak? Banyaknya pemasangan penerangan jalan umum liar Setelah adanya CSR timbal balik mereka apa pak? Ya mereka kemudian dengan kesadaran masyrakat sendiri mereka mengeluarkan penerangan jalan secara resmi yang diambilkan dari rumah masyrakat sendiri. Yang tadinya gantol atau liar sekarng kesadaran masyrakat sudah bersedia melakukan hal tersebut.Karena itu merupakan bentuk untuk kebaikan mereka sendiri terutama masalah keamanann Cara penyadaran ke masyarakat hingga terjadi hal tersebut gimana pak? Ya kita adakan sosialisasi pada waktu kita memberikan bantuan kan itu ada yang namanya sosialisasi. Ya disitu kita sampaikan edukasinya , maksud kita membantu mereka. Sosialisasi yang dilakukan oleh PLN sudah berapa kali pak? Kesana ke masyrakat dua kali. Kalo ke pengurusnya? Kalau ke pengurusnya sering, selama mereka menyempurnakan proposal, terus tahap perencanaan, evaluasi Target yang ingin di capai pak? Targetnya itu tadi untuk mencapai kesadaran masyrakat agar lebih handarbeni ya kalau bahasa kita mengenai listrik, ya kesadran masyrakat untuk penggunaan listriknya itu untuk lebih hemat. Konsep CSR disana gimana pak? Disana kan bentuk bantuannya berupa pengairan ke bumi perkemahan dan penduduk serta untuk pembuatan pendopo untuk bumi perkemahan. Kemudian pelestarian budaya, untuk membantuk kelestarian budaya setempat berupa pemberian seragam jathilan. Untuk stakeholdernya sendiri siapa aja pak? Ya kalau untuk stakeholdernya sendiri ya tentu masyarakat ya pelanggan listrik disana, pemerintah baik desa, dusun maupun kecamtan, terus PLN rayon khususnya PLN rayon sedayu.
Yang bertanggung jawab penuh adanya CSR siapa pak? Ya tentu team CSR nanti ada prosedurnya, karena ada team disini nanti dirimkan ke kantor distribusi terus kepusat kita ajukan anggarannya. Menurut bapak sendiri tentang kesadaran masyrakat gimana pak? Yah memang awalnya pemahaman masyarakat tentang listrik sendiri masih kurang, mereka anggap apa yang mereka lakukan itu mereka anggap adalah hak mereka. Contohnya apa pak? Ya pemakaina listrik illegal itu, karena dia merasa di sudah membayar pajak penerangan. Padalah pajak penerangan itu sendiri tidak dinikmati atau dimiliki oleh PLN. Tapi itu dinikmati oleh pemerintah kabupaten, nah disitu untuk pemerintah kabupatennya sendiri saya tida tau. Tapi masyarakat taunya, ketika dia sudah membayar pajak ya tentunya dia juga harus juga menikmati penerangan lingkunganya. Karene mereka tidak mendapatkan penerangan lingkungan , maka merka ngambil secara illegal. Sanksi untuk pemasangan secara illegal apa pak? Ya diputus ditertibkan ditertibkan listrik-listrik yang illegal itu diputus. Peran Humas dalam CSR apa pak? Ya kalau peran di CSR ya tentu kita ikut terlibat dalam penyusunan, pemeriksaan dalam komunikasi kepada calon penerima manfaat, terus evaluasi termasuk juga memberikan sosialisai ke masyarakat mengenai ketenaga listrikan. Kalo sosialisasi kesana gimana pak? Ya kalau disana nanti secara bertahap Awal mula CSR di Kepuhan kapan pak? Kalau permohonanya itu 2013 tapi baru bisa terealisasi pada tahun 2014
Plank Masuk Dukuh Kepuhan
Tempat Pengampungan Air
Bumi Perkemahan Payaman
Beberapa Informan Penelitian