e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA ENTITAS BISNIS (Studi Kasus Pada PT PLN (Persero) Area Bali Utara) 1
Putu Indah Sathyaningsih, Anantawikrama Tungga Atmadja, 2Nyoman Trisna Herawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia E-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Corporate social responsibility atau CSR merupakan sebuah konsep yang ditujukan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Konsep ini senantiasa mengalami perubahan baik dari sisi jenis kegiatan, kuantitas kontribusi finansial maupun motif atau tujuan pelaksanaannya. Tidak hanya itu, pandangan para pelaku usaha terhadap penerapan konsep ini juga semakin berubah dari waktu ke waktu, terlebih pasca diberlakukannya beberapa regulasi yang terkait dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial untuk beberapa kalangan tertentu. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bentuk tanggungjawab sosial yang diterapkan perusahaan, 2) alasan maknawi penerapan tanggungjawab sosial. Penelitian ini dilakukan di PT PLN (Persero) Area Bali Utara dengan menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data dilakukan dengan purposive sampling dan snowball chain sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, penelitian kepustakaan dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) secara umum, ada tiga bentuk program CSR yang diterapkan perusahaan, yakni: community relations, community service, dan community empowering. Untuk tahun 2014, ada sembilan jenis pogram CSR yang dijalankan perusahaan yaitu: sosialisasi tentang keselamatan dan keamanan ketenagalistrikan, sosialisasi gemar membaca, pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan, bantuan program bedah rumah, pemberian beasiswa, pemeriksaan gratis, pemberian bantuan sarana dan prasarana olahraga, pemberian bantuan sarana dan prasarana ibadah, dan pemberian bantuan terkait upaya pemberdayaan masyarakat, 2) alasan maknawi perusahaan menjalankan CSR adalah sebagai salah satu strategi investasi sosial. Kata kunci: corporate social responsibility, alasan maknawi, strategi investasi sosial Abstract Corporate social responsibility or CSR is a concept intended as one of corporate social responsibility towards its environment. This concept is always changing from the side of activity, financial contribution quantity and from the side of motive or objective of the implementation. The actors’ view of the implementation of this concept is also increasingly changing from time to time, especially in the period of the coming into effect of some regulations related to the implementation of social responsibility for some groups. Thus, this study was aimed to find out: 1) the form of social responsibility implemented by companies, 2) meaningful reasons of the implementation of social responsibility. This study was conducted in PT PLN (Persero) Area Bali Utara using study case of qualitative method. The data were drawn by using purposive sampling and snowball
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) chain sampling technique. The data collection was done through observation, interview, library research and documentation study. The data analysis was done by following the stages of data reduction, data display, and conclusion drawing. The result showed that: 1) in general, there are three forms of CSR program implemented by the company, i.e., community relations, community service, and community empowering. For 2014, there were nine types of CSR run by the company, i.e., socialization about safety and security of electricity, socialization of increased preference for reading, aid in the form of educational facilities and infrastructure, house renovation, scholarship, free health check-up, sport facilities and infrastructure, place of worship, and other aid in an attempt of community empowerment, and 2) the meaningful reason of the company for implementing CSR is as a social investment strategy. Keywords: corporate social responsibility, meaningful reason, social investment strategy
PENDAHULUAN Secara umum, corporate social responsibility atau CSR merupakan sebuah konsep yang dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya, yang mengarah pada semua hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan semua stakeholdersnya (Kusumadilaga, 2010). Pelaksanaan CSR saat ini bukan lagi menjadi sesuatu yang bersifat voluntary, terlebih bagi Indonesia. Sebab kini pelaksanaannya telah diatur secara hukum oleh Undang-Undang. Beberapa contoh regulasi yang terkait dengan pelaksaaan CSR di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Keputusan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007 Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. Pemberlakuan Undang-Undang tersebut pada dasarnya ditujukan untuk dapat menjadi pengikat, agar para pelaku usaha tertentu senantiasa dapat menjalankan kewajiban sosialnya. Budi Santoso selaku staf ahli Menteri Kordinator Perekonomian Bidang Pengentasan Kemiskinan mengatakan bahwa secara umum, ada empat harapan pemerintah terkait pelaksanaan CSR diantaranya: mampu mendorong ekonomi
kerakyatan, dapat memberikan akses kepada masyarakat, memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat miskin dan kelompok khusus, serta mampu meningkatkan kemampuan dan kualitas masyarakat miskin (sumber: www.republika.co.id). Kondisi tersebutlah yang menjadikan alasan mengapa pelaksanaan CSR saat ini dikatakan sebagai salah satu kewajiban moral perusahaan. Tidak hanya itu, saat ini para pelaku usaha juga semakin menyadari bahwa penerapan konsep CSR di dalam organisasinya akan dapat memberikan manfaat yang akan dapat membantu perkembangan usahanya. Wibisono (2007) mengatakan bahwa manfaat yang nantinya diterima perusahaan apabila melaksanakan CSR adalah perusahaan akan dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mampu mereduksi resiko bisnis perusahaannya, dapat melebarkan akses sumber daya, dapat membentangkan akses menuju market, mampu mereduksi biaya, mampu memperbaiki hubungan dengan stakeholders maupun regulator, dapat meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil riset yang dilakukan majalah SWA terhadap 45 perusahaan mengenai manfaat yang diperoleh perusahaan dari pelaksanaan CSR, ditemukan hasil sebanyak 37,38 persen responden mengatakan bahwa praktek tanggungjawab sosial bermanfaat dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) hal memelihara dan meningkatkan citra perusahaan, 16,82 persen menyatakan bahwa pelaksanaan CSR berdampak pada hubungan yang baik dari masyarakat, sebanyak 10,28 persen mengatakan pelaksanaannya dapat mendukung operasional perusahaan, 8,88 persen mengatakan bahwa CSR bermanfaat sebagai sarana akutualisasi perusahaan dan karyawan, sebesar 7,48 persen responden menyatakan perusahaan menjadi lebih terbantu di dalam memperoleh bahan baku dan alatalat untuk produksi perusahaan, sebanyak 5,61 persen responden menyatakan dapat mengurangi gangguan masyarakat pada operasional perusahaan, dan sisanya sebanyak 13,55 persen menyatakan penerapaannya dapat memberikan manfaat lainnya (Ancok, 2005: 24). Hasil penelitian tersebut menjadi bukti bahwa dalam jangka panjang, CSR dapat menjadi sebuah aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan terlebih ditengah iklim persaingan bisnis yang semakin menuntut para pelaku usaha untuk dapat melaksanakan praktekpraktek etis dan bertanggungjawab. PT PLN (Persero) Area Bali Utara merupakan salah satu perusahaan yang terkena imbas dari pemberlakuan beberapa regulasi yang mengatur tentang pertanggungjawaban sosial tersebut. Salah satu supervisor yang menangani pelaksanaan CSR pada PT PLN (Persero) Area Bali Utara, menjelaskan bahwa secara garis besar pelaksanaan CSR pada perusahaannya dapat dibagi menjadi tiga bentuk program, yakni: community relations, community service, dan community empowering. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan, untuk tahun 2014 ada sembilan jenis program CSR yang dijalankan perusahaan dengan jumlah dana yang mencapai kurang lebih empat ratus juta rupiah. Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengapa perusahaan rela atau bersedia mengeluarkan dana yang cukup besar apabila pelaksanaannya tersebut semata-mata hanya untuk memenuhi kewajiban sosialnya sesuai dengan apa
yang telah diamanatkan di dalam regulasi. Terlebih status PT PLN (Persero) Area Bali Utara adalah sebagai badan usaha milik negara yang berdasarkan pada ketentuan pasal 1 angka 2 UndangUndang BUMN Nomor 19 Tahun 2003, dikatakan bahwa tujuan didirikannya perusahaan perseroan adalah sematamata untuk mencari laba atau keuntungan. Apa sebenarnya yang menjadi alasan maknawi perusahaan melaksanakan CSR? Berdasarkan kondisi tersebut, maka ada beberapa pertanyaan penelitian yang akan dibahas di dalam penelitian ini, yaitu: 1) apa bentuk tanggungjawab sosial (CSR) yang diterapkan oleh perusahaan dalam pengimplementasiannya di masyarakat? 2) apa alasan maknawi perusahaan menerapkan program pertanggungjawaban sosial (CSR) tersebut? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif baik yang berasal dari data primer maupun sekunder. Di dalam melakukan penentuan subjek penelitian, penulis menggunakan teknik pengambilan data secara purposive sampling dan snowball chain sampling. Purposive sampling merupakan sebuah teknik pengambilan data yang dilakukan atas pertimbangan sejauh mana mereka (narasumber) memahami permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2006). Sementara snowball chain sampling adalah teknik pengambilan data yang awalnya jumlahnya kecil kemudian dari sampel tersebut akan muncul responden lainnya yang dirasa mengetahui permasalahan untuk dijadikan sampel baru, begitupun seterusnya (Sugiyono, 2006). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah 1) penelitian lapangan, yang terdiri dari pengamatan dan wawancara mendalam. Pengamatan penulis lakukan pada setiap aktivitas yang berhubungan dengan pelaksanaan CSR perusahaan, sementara wawancara dilakukan dengan menyasar supervisor
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) bagian administrasi dan umum perusahaan, masyarakat penerima bantuan CSR beserta salah satu aparat desa setempat. 2) penelitian kepustakaan 3) studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi (Miles dan Huberman, 1992 dalam Lestari, 2014). Sementara triangulasi data digunakan untuk menjaga keabsahan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian PT PLN (Persero) Area Bali Utara merupakan salah satu bagian wilayah usaha PT PLN (Persero) Distribusi Bali yang wilayah kerjanya mencakup daerah Buleleng dan Jembrana. Kantor PT PLN (Persero) Area Bali Utara berlokasi di Jalan Udayana No. 27 Singaraja. Untuk mempermudah Kantor Area di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka disetiap daerah terdapat beberapa kantor rayon. Ada 5 kantor rayon yang membantu PT PLN (Persero) Area Bali Utara di dalam melaksanakan tugasnya, yakni: 1) Rayon Tejakula, yang beralamat di Jalan Singaraja - Amlapura, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula 2) Rayon Singaraja, yang berlokasi di jalan Ngurah Rai No. 68 Singaraja 3) Rayon Seririt, yang beralamat di Jalan P.B Sudirman No. 96 Seririt, Kecamatan Seririt 4) Rayon Gilimanuk, yang berada di Jalan Jalak Putih, Gilimanuk 5) Rayon Negara, berlokasi di Jalan Gatot Subroto No. 33 Negara. Keberadaan kantor rayon tersebut ditujukan untuk dapat membantu Kantor Area di dalam menanggapi segala bentuk masalah ataupun keluhan yang dialami masyarakat, terutama untuk daerahdaerah pelosok yang sulit dijangkau. Sehingga dengan keberadaan kantor rayon disetiap daerahnya tersebut diharapkan perusahaan akan mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat kepada masyarakat.
Bentuk Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Yang Dilakukan Perusahaan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa secara garis besar, perusahaan membagi pelaksanaan CSR ke dalam tiga bentuk program, yakni: community relations, community service, dan community empowering. Untuk tahun 2014, terdapat kurang lebih 9 jenis kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Area Bali Utara di empat lokasi yang berbeda, yakni: Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Community relations, merupakan program CSR yang menyangkut pembangunan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Adapun jenis kegiatan yang masuk ke dalam kategori community relations adalah 1) sosialisasi tentang keselamatan dan keamanan ketenagalistrikan. Salah satu hal yang melatarbelakangi pelaksanaan program ini adalah mengingat masih minimnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya keselamatan dan keamanan ketenagalistrikan. Melalui sosialisasi ini diharapkan masyarakat akan dapat lebih taat pada aturan yang dibuat PLN, terutama terkait larangan nempel listrik, aturan penggunaan alat-alat listrik yang sesuai dengan standar maupun yang lainnya. Untuk dapat merealisasikan program ini pihak perusahaan menganggarkan dana sebesar Rp 15.000.000 yang dilaksanakan di empat lokasi yang berbeda yakni: di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana pada bulan April tahun 2014 lalu. 2) Sosialisasi gemar membaca. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi gemar membaca ini dilaksanakan dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) harapan untuk dapat menumbuhkan minat membaca para generasi muda, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan PLN dan kelistrikan sesuai dengan bidang perusahaan. Pelaksanaan sosialisasi gemar membaca ini dilaksanakan pada bulan Juni dan September 2014 lalu di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dengan dengan total dana sebesar Rp 15.000.000 untuk kedua lokasi tersebut. Community service, merupakan kategori program CSR yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Adapun jenis kegiatan yang termasuk ke dalam kategori community service adalah: 1) pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan. Pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan ini diberikan kepada beberapa sekolah yang ada di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Perealisasian pemberian batuan tersebut dilaksanakan pada bulan Juni dan September tahun 2014, dengan total penyisihan dana sebesar Rp 10.000.000 untuk kedua desa tersebut dengan dana masing-masing sebesar Rp 5.000.000 untuk tiap daerahnya. 2) Bantuan program bedah rumah. Pemberian bantuan bedah rumah merupakan salah satu program unggulan PT PLN (Persero) Area Bali Utara. Untuk bisa memperoleh bantuan tersebut, ada persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh si calon penerima bantuan seperti: tanah yang digunakan untuk membangun tersebut adalah tanah milik sendiri, kondisi bangunan rumah yang secara fisik tidak layak huni dan melampirkan surat keterangan tidak mampu yang diketahui oleh kepala desa. Untuk tahun 2014, pemberian bantuan program bedah rumah di fokuskan untuk masyarakat yang ada di Dusun Kemuning, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Perusahaan merealisasikan kurang lebih 5 unit rumah dengan total dana sebesar Rp 130.000.000 yang telah dilakukan pada bulan Juli tahun 2014 lalu. Sementara
perealisasian program bedah rumah di Dusun Ngis, Desa Tembok telah dilaksanakan pada tahun 2013. 3) Pemberian bantuan beasiswa. Pemberian bantuan beasiswa untuk tahun 2014, dilaksanakan di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Perusahaan menyasar siswa SD dengan total penerima sebanyak 75 siswa untuk tiap daerahya yang masing-masing memperoleh bantuan dana pendidikan sebesar Rp 500.000. Perealisasian program ini telah dijalankan pada bulan September tahun 2014 dengan total dana mencapai Rp 75.000.000. 4) Pemeriksaan kesehatan gratis. Program pemeriksanaan kesehatan gratis dilaksanakan di dua lokasi, yakni: di Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dan Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Untuk pelaksanaan program ini, perusahaan mengalokasikan dana sebesar Rp 20.000.000 untuk tiap wilayahnya. Yang pelaksanaannya telah direalisasikan sekitar bulan Juni tahun 2014 lalu. 5) Bantuan sarana dan prasarana olahraga. Pemberian bantuan ini ditujukan untuk dapat memfasilitasi masyarakat desa dalam hal pengadaan maupun perbaikan sarana dan prasarana olahraga. Bantuan ini diberikan kepada masyarakat yang ada di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dengan dana perealisasian sebesar Rp 7.500.000 untuk tiap wilayahnya, yang telah dilaksanakan pada bulan Juni dan September tahun 2014 lalu. 6) Bantuan sarana dan prasarana ibadah. Seperti bantuan-bantuan yang lainnya, pemberian bantuan sarana dan prasarana ibadah untuk tahun 2014 ini, masih difokuskan untuk daerah Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan daerah Jembrana yang proses perealisasiannya telah dilaksanakan pada bulan Juli dan September tahun 2014 lalu dengan dana bantuan perbaikan sebesar Rp
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) 25.000.000 untuk tiap daerahnya. Untuk daerah Jembrana, perusahaan memberikan bantuan kepada salah satu masjid yang ada di daerah tersebut. Hal itu disampaikan oleh ketua BPD Manistutu, “Sebenarnya sekali, menurut kesepakatan awal pemberian sarana ibadah untuk Desa Manistutu itu diberikan kepada salah satu pura yang ada disini, tetapi dipertengahan jalan kami juga menerima bantuan serupa dari pemerintah. Sehingga untuk lebih meratakannya, bantuan yang awalnya akan diberikan perusahaan untuk perbaikan pura yang ada di desa kami dihibahkan ke salah satu masjid yang ada di kawasan Jembrana.” Sementara untuk daerah Desa Tembok, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng dana bantuan tersebut ditujukan untuk memperbaiki dua buah pura yang ada di desa setempat, yakni Pura Desa Pakraman Ngis Desa Tembok dan Pura Dalem Desa Pakraman Ngis Desa Tembok. Selanjutnya community empowering yaitu program-program yang berkaitan dengan upaya-upaya pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Salah satu kegiatan yang termasuk ke dalam jenis community empowering adalah pemberian bantuan terkait upaya pemberdayaan masyarakat. Untuk dapat meningkatkan semangat para kelompok usaha yang ada di desa setempat, pada bulan Mei dan September tahun 2014 lalu perusahaan juga memberikan bantuan kepada para kelompok usaha yang ada di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Untuk Desa Tembok, bantuan diberikan kepada beberapa kelompok nelayan dan kelompok usaha pembuatan ingka yang ada di daerah setempat. Sedangkan untuk Desa Manistutu, bantuan diberikan kepada beberapa kelompok usaha pande besi dan kelompok usaha pembuatan anyaman dari bambu (semat). Pihak perusahaan
memberikan bantuan kurang lebih sebesar Rp 10.000.000 untuk tiap wilayahnya. Tidak hanya itu, perusahaan juga membentuk tim khusus CSR di tingkat Distribusi, yang setiap anggotanya merupakan orang-orang yang ada di tiap Kantor Area. Tim inilah yang nantinya akan bertanggungjawab penuh atas semua bentuk pelaksanaan CSR yang dijalankan perusahaan baik ditingkat Area maupun Distribusi. Setelah tim terbentuk, langkah berikutnya adalah menentukan kegiatan apa yang tepat untuk dilakukan, tentunya dengan tetap mempertimbangkan permasalahan sosial yang sedang berkembang di Bali umumnya. Apabila kegiatan tersebut telah disepakati bersama, barulah Kantor Distribusi Bali mengajukan proposal permohonan dana terkait rencana pelaksanaan program CSR tesebut ke pusat. Setelah dana permohonan pelaksanaan CSR tersebut direalisasikan Kantor Pusat, barulah tim CSR membagi dana tersebut untuk tiap areanya. Disanalah proses pemetaan berlangsung. Setiap anggota tim yang merupakan perwakilan dari setiap Kantor Area akan melakukan negosiasi untuk dapat memperoleh bantuan yang sesuai dengan permasalahan dan kondisi daerahnya. Walaupun telah diserahkan ke Kantor Area, tim CSR juga harus tetap mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Tidak hanya dilakukan oleh Tim CSR saja, Kantor Area dan Kantor Rayon pun juga dituntut untuk dapat ikut mengawasi proses pelaksanaannya. Jika dikaitkan dengan teori bentukbentuk CSR yang dikemukakan oleh Kotler dalam Solihin (2008), maka jenis kegiatan CSR yang dilaksanakan pihak PT PLN (Persero) Area Bali Utara tersebut lebih mengarah pada konsep corporate social marketing dan juga corporate philanthropy. Sementara apabila dilihat dari alurnya, pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Bali Utara tersebut masuk ke dalam pola keterlibatan langsung. Sebab perusahaan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial tersebut secara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) mandiri tanpa melalui adanya perantara (Saidi dan Abidin, 2004). Hal ini dapat kita lihat dengan dibuatnya tim CSR khusus yang memang membidangi pelaksanaan CSR di perusahaan tersebut. Setelah proses perealisasian selesai, tahapan terakhir yang harus dilakukan perusahaan adalah membuat laporan pertanggunngjawaban terkait segala bentuk penggunaan dana CSR. Hal tersebut disampaikan oleh supervisor yang menangani pelaksanaan CSR untuk Area Bali Utara (Bapak I Made Eka Tirtayana, 31 tahun), “Sebagai bentuk evaluasi kita, di setiap akhir pelaksanaan pastinya perusahaan akan membuat semacam laporan pertanggungjawaban terkait penggunaan-penggunaan dana yang telah diberikan pusat. Sehingga dengan demikian, alur penggunaan dananya bisa direcord dengan baik dan jelas kemana saja.” Selama ini, laporan pertanggungjawaban yang dibuat perusahaan dalam hal ini PT PLN (Persero) Area Bali Utara hanya sebatas pada pembuatan berita acara serah terima bantuan dan dokumentasidokumentasi lainnya terkait pelaksanaan CSR. Sementara laporan pertanggungjawaban yang secara keseluruhan akan dibuat di Kantor Distribusi. Sebab pada saat perealisasiannya, dana tersebut diberikan untuk Kantor Distribusi bukan Kantor Area sehingga laporan pertanggungjawabannya pun harus dibuat atas nama Kantor Distribusi. Supervisor bagian administrasi dan umum (Bapak I Made Eka Tirtayana, 31 tahun) mengatakan bahwa, “Untuk laporan pertanggungjawabannya, kita disini cuma buat berita acaranya aja, setelah dibuat baru nanti dikumpulkan di Kantor Distribusi. Selanjutnya Kantor Distribusi lah yang akan membuat laporan pertanggungjawaban secara utuh. Karena kan dulunya dana turun atas nama distribusi, bukan area.”
Selanjutnya berita acara tersebut akan ditandatangani oleh pihak penerima bantuan sebagai bentuk bukti atas dana yang telah diberikan perusahaan. Biasanya aparat desa juga ikut membantu masyarakat di dalam proses penandatanganannya. Sementara untuk bantuan-bantuan terkait pendidikan, penandatanganan berita acara biasanya ditanda tangani oleh kepala sekolah setempat sebagai pihak yang paling berwenang. Setelah berita acara penerimaan bantuan tersebut lengkap secara administrasi, barulah pihak perusahaan mengirim berkas-berkas tersebut ke Kantor Distribusi untuk dibuatkan laporan pertanggungjawabannya secara keseluruhan, termasuk pula hasil dokumentasi yang akan digunakan sebagai bukti pendukung bahwa memang benar dana tersebut telah disalurkan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Alasan Maknawi Dilaksanakannya Corporate Social Responsibility Sebagai perusahaan listrik satusatunya milik negara, maka sudah menjadi kewajiban bagi PT PLN (Persero) untuk senantiasa menjunjung tinggi etika bisnis di dalam setiap kegiatan usahanya. Terlebih lagi dengan diberlakukannya beberapa regulasi-regulasi terkait pelaksanaan tanggungjawab sosial, perusahaan semakin dituntut untuk dapat menjalankan bagian dari etika bisnisnya tersebut melalui pelaksanaan CSR yang dilakukan sebagai salah satu bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu daerah yang menjadi prioritas pelaksanaan CSR untuk tahun 2014 adalah Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Menurut informasi yang diperoleh dari supervisor administrasi dan umum, sekitar tahun 2009 pihak PT PLN (Persero) Rayon Negara mengeluhkan adanya temuan kasus penempelan listrik yang terjadi di Dusun Kemuning, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Hal tersebut tentunya merugikan perusahaan secara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) finansialnya, dan untuk menghentikan aksi pelanggaran tersebut pihak perusahaan berusaha melakukan berbagai upaya penghentian. Salah satunya yaitu dengan menyarankan masyarakat yang ada di dusun tersebut untuk menggunakan listrik prabayar (pulsa listrik). Karena program pengalihan penggunaan listrik dari sistem manual ke sistem yag baru tersebut berjalan dengan baik, maka pada tahun 2014 perusahaan berinisiatif untuk memberikan beberapa bantuan sosial kepada Desa Manistutu, khususnya untuk masyarakat yang ada di Dusun Kemuning yang pemberiannya tersebut ditujukan sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas kerjasama yang telah terjalin baik selama ini. Bapak Ketut Sudarsana (47 tahun) selaku Ketua BPD Manistutu mengatakan bahwa, “Beberapa tahun yang lalu sebelum tiang menjabat sebagai BPD sebagian besar penduduk yang ada disalah satu dusun di desa kami ini, yaitu Dusun Kemuning ngamprah listrik prabayar. Nah, sebagai bentuk apresiasi perusahaan karena masyarakat sudah bisa mendukung program-program PLN, diberikanlah bantuanbantuan ini, yang khusus untuk bantuan program bedah rumah pemberiannya itu difokuskan kepada masyarakat-masyarakat yang ada di Dusun Kemuning.” Anom (2011) mengatakan di dalam lingkungan bisnis perusahaan, masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu pihak yang perlu mendapatkan apresiasi, yang dapat diwujudkan dalam bentuk upaya-upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan hidup yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan CSR. Sebab perusahaan dan masyarakat merupakan sebuah elemen yang saling berkaitan satu sama lainnya. Secara umum, selain karena adanya tuntutan hukum dari Undang-Undang, penerapan CSR yang dijalankan oleh perusahaan juga sekaligus dijadikan sebagai strategi investasi sosial perusahaan. IPIECA, 2008 dalam
Kurniawan, 2012 mendefinisikan investasi sosial sebagai “bentuk kontribusi sukarela yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan terhadap kelompok atau komunitas dan masyarakat luas dimana mereka beroperasi dengan tujuan yang mengkerucut pada hal-hal yang dapat menguntungkan pemegang saham luar melalui pertukaran keterampilan atau sumbernya dan perusahaan.” Investasi sosial ini dilakukan mengingat ada beberapa kegiatan operasional perusahaan yang rentan menimbulkan konflik, yang sudah tentu hal tersebut akan dapat menghambat tugas-tugas PLN. Salah satu kegiatan yang seringkali memicu konflik adalah saat perusahaan harus melakukan penanaman dan pemasangan aset PLN, baik itu tiang listrik maupun gardu listrik didekat areal pemukiman warga. Hal itulah yang menjadikan alasan kuat mengapa perusahaan rela mengeluarkan dana yang cukup besar di dalam pelaksanaan progam-program CSR yang dijalankan perusahaan. Perusahaan berharap, keberadaan program tersebut dapat menjadi sarana untuk menjalin hubungan dengan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, perusahaan akan menjadi lebih leluasa di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan masyarakat pun cenderung akan menjadi lebih simpati dan loyal terhadap perusahaan. Terlebih untuk kedepannya perusahaan berencana untuk melakukan perluasan jaringan listrik di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupetan Jembrana. Hal tersebut disampaikan oleh supervisor administrasi dan umum (Bapak I Made Eka Tirtayana, 31 tahun) sebagai berikut, “Secara umum, kami memandang bahwa apa yang kami lakukan sekarang ini tidak lain adalah sebagai bagian dari strategi investasi sosial kami. Istilahnya kami menabung untuk masa depan. Apalagi akan ada wacana perluasan listrik untuk daerah Manistutu. Pastinya akan ada banyak aset PLN yang akan kita tanam lagi.”
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) Apabila dikaitkan secara teori, langkah yang diambil perusahaan dengan menjadikan CSR sebagai strategi investasi sosialnya tersebut merupakan langkah yang sangat tepat. Sebab investasi sosial dapat diterapkan dalam wujud program pengembangan masyarakat, program kelompok usaha, program adopsi desa miskin, dan program jembatan persahabatan (Ancok, 2005), yang mana program-program tersebut dapat dijalankan secara bersamaan dalam bentuk pelaksanaan CSR seperti apa yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Bali Utara. Selain itu, alasan yang dikemukakan oleh supervisor perusahaan juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Wasrin (2010) dalam Putra (2013) yang menyatakan bahwa salah satu pertimbangan sebuah perusahaan menjalankan CSR di dalam kehidupan usahanya adalah sebagai salah satu bentuk investasi sosial untuk mendapatkan image yang positif yang seringkali dipadukan dengan strategi bisnis perusahaan. Lebih jauh perusahaan juga berharap melalui investasi sosial tersebut masyarakat akan menjadi lebih tergerak untuk dapat membantu PLN di dalam menjalankan tugas-tugasnya. Salah satu warga yang pernah merasa dirugikan atas kegiatan ini adalah Kadek Ariano. Kadek Ariano (42 tahun) mengaku bahwa tiang listrik yang ada didepan rumahnya tersebut telah tertanam selama kurang lebih enam bulan. Pihak Kadek Ariano juga mengaku sempat melakukan protes dengan pihak perusahaan atas ketidaknyamanan yang ia rasakan tersebut, “Tiang sempet protes sama petugasnya biar tiang listrik jangan ditanam disini. Tapi akhirnya saya relakan saja, mau digimanakan lagi. Toh juga perusahaan sudah banyak membantu masyarakat sekitarnya.” Dari pernyataan Kadek Ariano tersebut, dapat dilihat bahwa investasi sosial yang dilakukan perusahaan dalam bentuk CSR, secara tidak langsung telah
berhasil membantu perusahaan di dalam meredamkan konflik yang timbul, dan bahkan telah mampu mengubah sikap masyarakat untuk menjadi sedikit lebih loyal. Ini dibuktikan dengan adanya kesediaan pihak Kadek Ariano untuk menerima menerima keputusan pemasangan aset PLN yang ditanam didekat rumahnya tersebut, dengan alasan bahwa perusahaan telah banyak membantu warga sekitarnya melalui pelaksanaan CSR. Apa yang dialami PT PLN (Persero) Area Bali Utara merupakan salah satu contoh nyata dari beberapa manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan apabila menerapkan CSR. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ancok (2005) yang mengatakan bahwa pengimplmentasian program CSR pada sebuah perusahan dapat memberikan beberapa benefit, salah satunya adalah sebagai seat belt bagi perusahaan. Sejalan itu, Priatmono (2013) juga menyatakan bahwa investasi sosial yang dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan CSR pada dasarnya dilakukan dalam rangka memperoleh lisensi sosial, yang nantinya lisensi tersebut akan digunakan di dalam kegiatan operasional perusahaan. Sehingga apabila dikemudian hari hal-hal yang serupa terjadi kembali, perusahaan dapat meminimalisirnya. Sebab perusahaan telah menjalankan CSR sebagai langkah antisipasi awal untuk meredam kemungkinan terjadinya konflik. Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa apa yang disampaikan oleh supervisor administrasi dan umum tersebut secara tidak langsung telah menyiratkan bahwa alasan maknawi perusahaan menerapkan program CSR sebenarnya adalah sebagai salah satu strategi investasi sosial yang dilakukan dilakukan semata-mata untuk dapat mempermudah perusahaan di dalam mencapai tujuannya. SIMPULAN DAN SARAN Secara umum, pelaksanaan CSR pada PT PLN (Persero) Area Bali Utara dapat dibagi menjadi tiga bentuk program, yakni: community relations, community
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) service, dan community empowering. Community relations merupakan merupakan program CSR yang menyangkut pembangunan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Community service merupakan kategori program CSR yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Sementara program community empowering merupakan program-program yang berkaitan dengan upaya-upaya pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Apabila dijumlahkan secara keseluruhan, ada kurang lebih sembilan jenis program yang dijalankan untuk tahun 2014 dengan total dana yang dianggarkan mencapai ratusan juta rupiah. Selain karena telah ditetapkan secara hukum oleh Undang-Undang, penerapan CSR yang dijalankan oleh perusahaan juga sekaligus dijadikan sebagai strategi investasi sosial perusahaan. Dimana dengan adanya investasi sosial dalam bentuk CSR tersebut diharapkan akan tercipta sebuah hubungan yang saling mendukung. Selain sebagai sarana untuk menjalin hubungan, pelaksanaan CSR juga dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk dapat meredam kemungkinan-kemungkinan terjadinya konflik yang dapat timbul dikemudian hari. Untuk kedepannya peneliti berharap PT PLN (Persero) Area Bali Utara dapat membuat semacam program adopsi desa miskin. Dengan demikian pelaksanaan CSR juga akan menjadi lebih tepat, dan identitas CSR yang dilaksanakan perusahaan juga akan menjadi lebih terlihat. Selain itu perusahaan hendaknya menempatkan program-program yang memang berkaitan dengan permasalahan sosial yang sedang dialami desa untuk dapat menjadi program utama perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Ancok, Djamaludin. 2005. Investasi Sosial. Jakarta: Pusat Penyuluhan Sosial.
Anom, I Gusti Ngurah. 2011. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility) Dikaitkan Dengan Konsep Tri Hita Karana (Studi di Propinsi Bali). Tesis Program Magister Program Studi Ilmu Hukum Universitas Udayana Denpasar. Anonim._______Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. Diunduh dari http://www.bpkp.go.id/uu/filedownloa d/2/42/339.bpkp. Tanggal 1 Juni 2014. Anonim.______Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Diunduh dari http://www.bpjsketenagakerjaan.go.i d/content_file/undangundang_no_19 _tahun_2003_tentang_badan_usaha _milik_negara.pdf. Tanggal 1 Juni 2014. Anonim. ______.Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan. Diunduh dari http://bumn.go.id/data/uploads/files/1 /PER-05MBU2007PROGRAM%20KEMITRAAN%20BA DAN%20USAHA%20MILIK%20NEG ARA%20DENGAN%20USAHA%20 KECIL%20DAN%20PROGRAM%20 BINA%20LINGKUNGAN-27-042007.pdf. Tanggal 7 Desember 2014. Anonim. _____Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Diunduh dari http://aria.bapepam.go.id/reksadana/ files/regulasi/UU%2040%202007%2 0Perseroan%20Terbatas.pdf. Tanggal 1 Juni 2014. Anonim._____ Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Diunduh dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uubi/Documents/UU25Tahun2007Pena
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) namanModal.pdf. Tanggal 1 Juni 2014. Anonim. ____Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Diunduh dari http://prokum.esdm.go.id/uu/2009/U U%2032%20Tahun%202009%20(P PLH).pdf. Tanggal 1 Juni 2014.
Priatmono, R. Bambang. 2013. CSR dan Investasi Sosial, Menyimak Peran ROSI Dalam Keberlanjutan Bisnis. Diunduh dari http://www.rumahcsr.co.id/artikel/151 -ragam/return-of-socialinvestment/678-csr-dan-investasisosial-menyimak-peran-rosi-dalamkeberlanjutan-bisnis-bagian-1.html. Tanggal 30 Mei 2014.
Anonim.______Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. Diunduh dari http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu2011 _13.pdf. Tanggal 1 Juni 2014.
RepublikaTV. 2010. Harapan Pemerintah Terkait CSR. Diunduh dari http://www.republika.co.id/berita/vide o/berita/11/10/13/lt08x0-harapanpemerintah-terkait-csr. Tanggal 30 Maret 2014.
Kurniawan, Fajar. 2012. Pelatihan Pengembangan Investasi Sosial Yang Strategis. Surabaya: Sosial Investement Indonesia.
Saidi dan Abidin. 2004. Corporate Social Responsibility Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia. Jakarta: ICSD.
Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Solihin, Ismail. 2008. From Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.
Lestari, Ayu Komang Dewi. 2014. Membedah Akuntabilitas Praktik Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (Sebuah Studi InterpretifPada Organisasi Publik Non Pemerintahan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Putra, Aditya Priyanto. 2013. Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Kasus PT PLN Persero Distribusi Jawa Timur). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing