KONSTRUKSI POLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
ARDIAN AWALUDDIN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2011
Ardian Awaluddin G 551090131
ABSTRACT
ARDIAN AWALUDDIN. The Construction of Indonesian Clause Graph Pattern Using Knowledge Graph Method. Under supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM. Knowledge graph is a new method of knowledge representation. In principle, knowledge graph consists of concept and relationship. There are already rules of constructing wordgraphs of noun, verb, adverb, adjective, preposition, and phrase. However to be able to represent the meaning of Indonesian text we still need other rules to represent clause and sentence. This research is mainly focused on constructing a subordinative clause graph and building rules of subordinative clause graph formation. In this research, subordinative clause is classified by analyzing the subordinative relationship (time, condition, if-relation, purpose, consessive, resemblace, because-relation, result, way-relation, tool-relation, complementation, attributive, equative, and comparative) and the structure of clause (the combination of subject, predicate, object, complement, and description). After the result of constructing subordinative clause graph is analyzed and formulated, the subordinative clauses are classified based on the same conjunction graph pattern and clause structure graph pattern, and we get 13 conjunction graph patterns and 48 clause structure graph patterns for subordinative clause in Indonesian. Keywords: graph, knowledge graph, wordgraph, subordinative clause
RINGKASAN ARDIAN AWALUDDIN. Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM. Komunikasi antara komputer dan manusia hanya mungkin jika ada pendekatan yang mampu menjembatani bahasa alami dan bahasa komputer. Beberapa metode yang sudah dikenal adalah natural language processing (NLP), natural language understanding, atau computational linguistics. Salah satu metode yang digunakan dalam NLP adalah Knowledge Graph (KG) yang merupakan metode baru dalam metode representasi pengetahuan. Metode ini membuat model penjelasan semantik untuk persepsi manusia dan pengolahan informasi berdasarkan filsafat dan psikologi. Penelitian penerapan KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan merancang sebuah sistem yang dapat meringkas bahan bacaan secara otomatis dengan output berbentuk graf. Penelitian KG pada bahasa Indonesia yang telah dilakukan tentang aturan pembentukan word graph adalah pada jenis kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, preposisi, dan frasa. Aturan pembentukan word graph tersebut belum juga dapat digunakan untuk menganalisis suatu kalimat. Analisis suatu kalimat membutuhkan aturan pembentukan satuan sintaksis di bawah kalimat yaitu klausa. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dan membatasinya pada aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia, khususnya untuk klausa subordinatif atau biasa dikenal sebagai anak kalimat. Penelitian ini bertujuan membangun pola graf struktur klausa bahasa Indonesia, membuat aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia, dan menguji aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia. Manfaat penelitian ini adalah memberikan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia dan sebagai pelengkap penelitian yang panjang yaitu terciptanya metode yang menghasilkan informasi dalam bentuk graf dari suatu dokumen berbahasa Indonesia. Teori KG merupakan sebuah pendekatan baru yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan bahasa manusia yang lebih terfokus pada aspek semantik daripada aspek sintatik. KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relationships. Token adalah suatu node pada KG yang ditandai dengan “”, yang menyatakan suatu pengalaman pada dunia nyata atau konsep yang ada pada dunia kita. Type menyatakan concept umum yang ditentukan oleh himpunan atribut yang melekat padanya. Name adalah suatu yang bersifat individual dan unik. Relasi yang ada pada KG saat ini terdiri atas 9 binary relation, yaitu EQU, SUB, ALI, DIS, CAU, ORD, PAR, SKO, dan F. Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dengan type, tujuannya untuk mengekspresikan bahwa token tersebut mempunyai type tertentu. Relasi CAU menyatakan hubungan di antara penyebab dan akibat, atau sesuatu hal yang memengaruhi hal lainnya. Relasi EQU dapat digunakan untuk memberi nilai pada sesuatu hal dan dapat juga digunakan untuk menunjukkan dua buah token yang sama pada relasi EQU simetris. Relasi SUB digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS membandingkan dua konsep yang tidak sama. Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan tertentu satu
sama lain. Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu hal merupakan atribut (sifat) dari hal lainnya. Relasi SKO digunakan untuk menyatakan informasi kebergantungan. F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi. Salah satu cara untuk menghubungkan klausa dalam sebuah kalimat majemuk adalah dengan cara subordinasi. Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya dalam kalimat majemuk bertingkat disebut klausa bawahan atau klausa subordinatif. Klausa subordinatif biasa disebut sebagai anak kalimat, sedangkan klausa utama biasa disebut induk kalimat. Berdasarkan hubungan subordinasinya, ada 4 macam klausa subordinatif, yaitu klausa adverbial, klausa nominal, klausa relatif, dan klausa perbandingan. Klausa adverbial dibagi lagi berdasarkan macam hubungannya yaitu klausa adverbial dengan hubungan waktu, syarat, pengandaian, tujuan, konsesif, pembandingan, penyebaban, hasil, cara, dan alat. Jenis klausa berdasarkan predikatnya dibagi menjadi klausa aktif transitif, klausa pasif, klausa statif, dan klausa ekuatif. Setiap klausa mempunyai susunan sintaksis yang merupakan kombinasi dari predikat (P), subjek (S), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut, (1) studi pustaka, yaitu mengumpulkan bahan pustaka tentang klausa subordinatif yang meliputi bahan penunjang bahasa Indonesia, pustaka tentang KG, dan teks atau dokumen yang akan dipilih unsur klausa subordinatifnya, (2) membuat aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia, dengan langkah sebagai berikut, (2a) mengumpulkan klausa subordinatif dari kalimat majemuk bertingkat dalam teks atau dokumen, (2b) merumuskan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, (2c) membuat aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, (3) menguji aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif. Pembentukan klausa subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat ada dua tahap, yaitu (1) pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama, dan (2) pembentukan struktur klausa subordinatif atau anak kalimat. Pembentukan hubungan subordinasi klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan, hubungan waktu berurutan, hubungan waktu batas akhir, dan klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menggunakan relasi ORD. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan, hubungan pembandingan, klausa nominal, dan klausa perbandingan dengan hubungan ekuatif menggunakan relasi EQU. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan syarat, pengandaian, penyebaban, tujuan, hasil, cara, dan alat menggunakan relasi CAU kecuali pada hubungan cara dan alat dengan konjungsi tanpa yang menggunakan relasi CAU dan NEGPAR. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan konsesif menggunakan relasi frame AND. Pembentukan klausa relatif menggunakan relasi PAR. Setelah dilakukan pengelompokan berdasarkan pola grafnya, ada 13 pola graf konjungsi yang menghubungkan klausa subordinatif dengan klausa utama dan 48 pola graf struktur klausa yang merupakan kombinasi sintaksis fungsi S, P, O, Pel, atau Ket. Berdasarkan hasil analisis tersebut, didapat aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia. Setelah dilakukan pengujian, aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia dapat diterapkan
untuk semua klausa subordinatif yang terdefinisi konjungsi dan struktur klausanya. Kata kunci : graf, knowledge graph, word graph, klausa subordinatif
©Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KONSTRUKSI POLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
ARDIAN AWALUDDIN
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA.
Judul Tesis
: Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph Nama : Ardian Awaluddin NRP : G551090131 Program Studi : Matematika Terapan
Disetujui: Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua
Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota
Diketahui: Ketua Program Studi/Mayor Matematika Terapan
Dekan Sekolah Pascasarjana,
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
Tanggal Ujian: 5 Agustus 2011
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph” dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc, selaku ketua komisi pembimbing, Dra. Farida Hanum, M.Si sebagai pembimbing anggota serta Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku penguji luar komisi yang telah memberikan masukan maupun saran demi kesempurnaan tesis ini. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. Ali Ahmadi selaku Kepala MA Darul Ulum Kudus yang telah memberi izin penulis untuk menempuh pendidikan S2 dan Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa pendidikan S2 di IPB. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada istri tercinta, orang tua dan saudara serta semua keluarga atas doa restunya dan dengan tulus telah memberikan dukungan moril maupun materil. Terima kasih juga untuk Program Mayor Matematika Terapan Sekolah Pascasarjana IPB yang telah memberikan izin serta memfasilitasi penulisan dalam penyusunan tesis ini, serta rekan mahasiswa MAT 2009 dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, atas kerjasama, bantuan dan masukan. Demikian tesis ini disusun, semoga dapat bermanfaat dalam pengembangan metode knowledge graph di Indonesia. Bogor, Agustus 2011 Ardian Awaluddin
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Kudus pada tanggal 23 Oktober 1984 dari pasangan Rofi’i dan Noor Khotimah. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Kudus, tahun 2006 penulis memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada program studi Matematika Terapan Departemen Matematika IPB diperoleh pada tahun 2009. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Agama Republik Indonesia. Penulis bekerja sebagai Guru Mata Pelajaran Matematika di Madrasah Aliyah Darul Ulum Kudus sejak tahun 2007 sampai sekarang.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiv
1
PENDAHULUAN ............................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 1.3 Ruang Lingkup ............................................................................
1 1 2 3
2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2.1 Klausa Subordinatif ..................................................................... 2.2 Pelesapan...................................................................................... 2.3 Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Klausa ......................................... 2.4 Knowledge Graph ........................................................................ 2.5 Logic Word................................................................................... 2.6 Klausa Bentuk Aktif dan Pasif dalam Knowledge Graph ...........
4 4 12 12 15 19 20
3
METODE PENELITIAN .................................................................... 3.1 Studi Pustaka................................................................................ 3.2 Pembuatan Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia ...................................................................................... 3.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia ......................................................................................
22 22
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 4.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif ....................... 4.1.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Adverbial .................. 4.1.2 Pembentukan Graf Struktur Klausa Nominal .................... 4.1.3 Pembentukan Graf Struktur Klausa Relatif ....................... 4.1.4 Pembentukan Graf Struktur Klausa Perbandingan ............ 4.2 Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia ........................................................................ 4.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia ...................................................
25 25 25 64 68 72
111
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 5.1 Simpulan ..................................................................................... 5.2 Saran ...........................................................................................
116 116 117
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
119
LAMPIRAN ..............................................................................................
125
4
5
22 23
81
xii
DAFTAR TABEL Halaman 1
Ciri-ciri yang membedakan objek dan pelengkap ...............................
13
2
Jenis keterangan beserta preposisi yang mendahuluinya ....................
14
3 Grafik logika simbolik ........................................................................
19
4 Jenis graf konjungsi subordinatif sebagai pembentuk anak kalimat pada kalimat majemuk berdasarkan bentuk graf konjungsinya ...........
81
5 Jenis graf struktur anak kalimat berdasarkan fungsi-fungsi yang dihubungkan dan jenis klausanya ...............................................
86
6 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 146 ...............................
112
7 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 147 ...............................
113
8 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 148 ...............................
114
9 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 149 ...............................
115
10 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 150 ..............................
115
11 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 151 ..............................
125
12 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 152 ..............................
126
13 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 153 ..............................
127
14 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 154 ..............................
128
15 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 155 ..............................
129
16 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 156 ..............................
130
17 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 157 ..............................
131
18 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 158 ..............................
131
19 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 159 ..............................
132
20 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 161 ..............................
133
21 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 163 ..............................
135
22 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 165 ..............................
136
23 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 167 ..............................
138
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Bagan Subordinasi ............................................................................
5
2
Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (20) ...................
10
3
Relasi ALI .........................................................................................
16
4
Relasi CAU .......................................................................................
16
5
Relasi EQU .......................................................................................
17
6
Relasi SUB ........................................................................................
17
7
Relasi DIS .........................................................................................
17
8
Relasi ORD .......................................................................................
18
9
Relasi PAR ........................................................................................
18
10
Relasi SKO ........................................................................................
18
11
Contoh penggunaan ontology F pada suatu token .............................
18
12
Contoh penggunaan empat buah frame relationships ......................
19
13
Frame bahasa logika and ..................................................................
20
14
Frame bahasa logika or ....................................................................
20
15
Frame bahasa logika if ... then ..........................................................
20
16
Graf klausa aktif atau graf klausa pasif ............................................
21
17
Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia ................................................
24
18
Word graph preposisi sejak. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). ..
26
19
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sejak .............................
27
20
Graf struktur klausa pasif dengan fungsi P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat ..........................................................
28
Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sejak dan susunan fungsional P–Ket.Waktu .....................................
28
Word graph konjungsi sambil. Waktu pertama (t0) dan waktu kedua (t1) ................................................................................
29
23
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sambil ..........................
30
24
Graf klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token predikat ....................................................................................
31
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional P–O ................................
31
21 22
25
xiv
26
Word graph preposisi sebelum. Waktu yang pertama (t0) dan waktu yang kedua (t1) ................................................................
32
27
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sebelum ........................
33
28
Graf klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada token predikat ....................................................................................
34
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional S–P–O .........................
34
Word graph preposisi setelah. Waktu yang pertama (t0) dan waktu yang kedua (t1) .......................................................................
35
31
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi setelah ..........................
35
32
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–O ................................
36
Word graph preposisi hingga yang menyatakan waktu akhir. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1) ................................................
37
34
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi hingga ..........................
38
35
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi hingga dan susunan fungsional P–O ................................
39
36
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi jika ...............................
40
37
Graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat dan fokus pada token keterangan tempat ..........................................
41
Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–Ket. Tempat ................
42
39
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi andaikan ......................
43
40
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi andaikan dan susunan fungsional S–P–O ........................
44
41
Word graph preposisi untuk yang menyatakan makna tujuan ..........
44
42
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi untuk ............................
45
43
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi untuk dan susunan fungsional P–O ..................................
46
44
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi meski ............................
47
45
Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token objek .....................................................................
48
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi meski dan susunan fungsional P–O ..................................
49
47
Word graph preposisi seperti ...........................................................
49
48
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi seperti ..........................
50
29 30
33
38
46
xv
49
Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat .............................
51
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi seperti dan susunan fungsional P–O–Ket.Tempat ...........
52
51
Word graph preposisi karena ............................................................
52
52
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi karena ..........................
53
53
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi karena dan susunan fungsional P–O ................................
54
54
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sehingga .......................
55
55
Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token subjek ......................................................................................
56
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sehingga dan susunan fungsional S–P ..............................................
56
57
Word graph preposisi dengan yang menyatakan cara ......................
57
58
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara ...............................................................................
58
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara dan susunan fungsional P–O .................................................................................
59
60
Word graph preposisi tanpa yang menyatakan hubungan cara ........
59
61
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara ...............................................................................
60
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara dan susunan fungsional P–O .................................................................................
61
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat ................................................................................
62
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat dan susunan fungsional P–O .................................................................................
63
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat ................................................................................
63
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat dan susunan fungsional P–O .................................................................................
64
67
Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (1.17) ................
65
68
Word graph konjungsi bahwa ..........................................................
66
50
56
59
62
63 64
65 66
xvi
69
Graf stuktur klausa ekuatif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat ..........................................................
67
Pola graf klausa subordinatif ekuatif dengan fungsi S– P–Ket.Tempat dengan konjungsi bahwa yang menyatakan isi objek dalam klausa utama ............................................................
68
Word graph konjungsi yang menyatakan hubungan atributif restriktif..............................................................................................
69
Graf strukur klausa pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat .................................................................
70
Word graph preposisi karena yang digunakan untuk menghubungkan keterangan sebab dengan predikat ........................
71
Graf klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Sebab dan fokus pada token subjek ....................................................................
71
Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dengan konjungsi yang yang membatasi isi subjek dalam klausa utama ..........................................................
72
Word graph konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif ...............................................................................
73
Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token predikat.....................................................................................
74
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan dan fokus pada token subjek klausa utama .....................................................................................
75
Word graph konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif ........................................................................
76
Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P–Ket. Tempat dan fokus pada token predikat .................................................................
77
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P–keterangan tempat dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan fokus pada token subjek klausa utama ........................................
78
Word graph konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif ........................................................................
79
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi kurang... daripada dan fokus pada token subjek klausa utama ..........................................................................
80
84
Graf konjungsi subordinatif pola ke-1 ........................................................
81
85
Graf konjungsi subordinatif pola ke-2 ........................................................
82
86
Graf konjungsi subordinatif pola ke-3 ........................................................
82
87
Graf konjungsi subordinatif pola ke-4 ........................................................
82
70
71 72 73 74 75
76 77 78
79 80 81
82 83
xvii
88
Graf konjungsi subordinatif pola ke-5 ........................................................
83
89
Graf konjungsi subordinatif pola ke-6 ........................................................
83
90
Graf konjungsi subordinatif pola ke-7 ........................................................
83
91
Graf konjungsi subordinatif pola ke-8 ........................................................
84
92
Graf konjungsi subordinatif pola ke-9 ........................................................
84
93
Graf konjungsi subordinatif pola ke-10 ......................................................
84
94
Graf konjungsi subordinatif pola ke-11 ......................................................
85
95
Graf konjungsi subordinatif pola ke-12 ......................................................
85
96
Graf konjungsi subordinatif pola ke-13 ......................................................
85
97
Graf struktur klausa pola ke-1 ....................................................................
86
98
Graf struktur klausa pola ke-2 ....................................................................
86
99
Graf struktur klausa pola ke-3 ....................................................................
86
100 Graf struktur klausa pola ke-4 ....................................................................
86
101 Graf struktur klausa pola ke-5 ....................................................................
87
102 Graf struktur klausa pola ke-6 ....................................................................
87
103 Graf struktur klausa pola ke-7 ....................................................................
87
104 Graf struktur klausa pola ke-8 ....................................................................
87
105 Graf struktur klausa pola ke-9 ....................................................................
88
106 Graf struktur klausa pola ke-10 ..................................................................
88
107 Graf struktur klausa pola ke-11 ..................................................................
88
108 Graf struktur klausa pola ke-12 ..................................................................
88
109 Graf struktur klausa pola ke-13 ..................................................................
89
110 Graf struktur klausa pola ke-14 ..................................................................
88
111 Graf struktur klausa pola ke-15 ..................................................................
89
112 Graf struktur klausa pola ke-16 ..................................................................
89
113 Graf struktur klausa pola ke-17 ..................................................................
89
114 Graf struktur klausa pola ke-18 ..................................................................
89
115 Graf struktur klausa pola ke-19 ..................................................................
89
116 Graf struktur klausa pola ke-20 ..................................................................
90
117 Graf struktur klausa pola ke-21 ..................................................................
90
118 Graf struktur klausa pola ke-22 ..................................................................
90
119 Graf struktur klausa pola ke-23 ..................................................................
90
120 Graf struktur klausa pola ke-24 ..................................................................
90
121 Graf struktur klausa pola ke-25 ..................................................................
90
xviii
122 Graf struktur klausa pola ke-26 ..................................................................
91
123 Graf struktur klausa pola ke-27 ..................................................................
91
124 Graf struktur klausa pola ke-28 ..................................................................
91
125 Graf struktur klausa pola ke-29 ..................................................................
91
126 Graf struktur klausa pola ke-30 ..................................................................
91
127 Graf struktur klausa pola ke-31 ..................................................................
91
128 Graf struktur klausa pola ke-32 ..................................................................
92
129 Graf struktur klausa pola ke-33 ..................................................................
92
130 Graf struktur klausa pola ke-34 ..................................................................
92
131 Graf struktur klausa pola ke-35 ..................................................................
92
132 Graf struktur klausa pola ke-36 ..................................................................
92
133 Graf struktur klausa pola ke-37 ..................................................................
92
134 Graf struktur klausa pola ke-38 ..................................................................
93
135 Graf struktur klausa pola ke-39 ..................................................................
93
136 Graf struktur klausa pola ke-40 ..................................................................
93
137 Graf struktur klausa pola ke-41 ..................................................................
93
138 Graf struktur klausa pola ke-42 ..................................................................
93
139 Graf struktur klausa pola ke-43 ..................................................................
94
140 Graf struktur klausa pola ke-44 ..................................................................
94
141 Graf struktur klausa pola ke-45 ..................................................................
94
142 Graf struktur klausa pola ke-46 ..................................................................
94
143 Graf struktur klausa pola ke-47 ..................................................................
94
144 Graf struktur klausa pola ke-48 ..................................................................
94
145 Flowchart aturan pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif .......................................................................................
111
146 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sedari dan susunan fungsional P–O ..................................................
112
147 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional S–P–O ............................
113
148 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional P–O ..............................
114
149 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–K2 ..............................
114
150 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi sampai dan susunan fungsional S–P ................................
115
xix
151 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–K1 ...............................
125
152 Pola graf struktur klausa subordinatif ekuatif dengan konjungsi seandainya dan susunan fungsional S–P .........................
126
153 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi agar dan susunan fungsional S–P ....................................
127
154 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi walaupun dan susunan fungsional P–O ...........................
128
155 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi bagaikan dan susunan fungsional P–O–K1. .....................
129
156 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sebab dan susunan fungsional S–P ...................................................
130
157 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi maka dan susunan fungsional P–O ...................................................
130
158 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi dengan dan susunan fungsional P–O–K1. .........................................
131
159 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa dan susunan fungsional P–O ..................................
132
160 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi bagaimana dan susunan fungsional S–P .........................
133
161 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan pola S–P dan konjungsi bagaimana yang menyatakan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O .................................................
133
162 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi yang dan susunan fungsional S–P .....................................................
134
163 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan pola S–P dan konjungsi yang yang menerangkan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O ...................................................................................
135
164 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan ......................................................
136
165 Pola graf struktur kalimat statif dengan fungsi S–P yang dibandingkan dengan klausa subordinatif statif berpola S–P menggunakan konjungsi sama...dengan ...........................................
136
166 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan fungsi S–P–O dengan konjungsi lebih...daripada ............................
137
167 Pola graf struktur kalimat aktif transitif dengan fungsi S–P–O yang dibandingkan dengan klausa subordinatif aktif transitif berpola S–P–O menggunakan konjungsi lebih...daripada ...............
138
xx
DAFTAR GAMBAR
1
Halaman Bagan subordinasi ............................................................................. 5
2
Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (20) ...................
10
3
Relasi ALI .........................................................................................
16
4
Relasi CAU .......................................................................................
16
5
Relasi EQU .......................................................................................
17
6
Relasi SUB ........................................................................................
17
7
Relasi DIS .........................................................................................
17
8
Relasi ORD .......................................................................................
18
9
Relasi PAR ........................................................................................
18
10
Relasi SKO ........................................................................................
18
11
Contoh penggunaan ontology F pada suatu token .............................
18
12
Contoh penggunaan empat buah frame relationships ......................
19
13
Frame bahasa logika and ..................................................................
20
14
Frame bahasa logika or ....................................................................
20
15
Frame bahasa logika if ... then ..........................................................
20
16
Graf klausa aktif atau graf klausa pasif ............................................
21
17
Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia ................................................
24
18
Word graph preposisi sejak. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). ..
26
19
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sejak .............................
27
20
Graf struktur klausa pasif dengan fungsi P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat ..........................................................
28
Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sejak dan susunan fungsional P–Ket.Waktu .....................................
28
Word graph konjungsi sambil. Waktu pertama (t0) dan waktu kedua (t1) ................................................................................
29
23
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sambil ..........................
30
24
Graf klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token predikat ....................................................................................
31
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional P–O ................................
31
21 22
25
xiv
26
Word graph preposisi sebelum. Waktu yang pertama (t0) dan waktu yang kedua (t1) .................................................................
32
27
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sebelum ........................
33
28
Graf klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada token predikat ....................................................................................
34
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional S–P–O ..........................
34
Word graph preposisi setelah. Waktu yang pertama (t0) dan waktu yang kedua (t1) ........................................................................
35
31
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi setelah ..........................
35
32
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–O ................................
36
Word graph preposisi hingga yang menyatakan waktu akhir. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1) .................................................
37
34
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi hingga ..........................
38
35
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi hingga dan susunan fungsional P–O ................................
39
36
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi jika ................................
40
37
Graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat dan fokus pada token keterangan tempat ..........................................
41
Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–Ket. Tempat ................
42
39
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi andaikan .......................
43
40
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi andaikan dan susunan fungsional S–P–O ........................
44
41
Word graph preposisi untuk yang menyatakan makna tujuan ..........
44
42
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi untuk .............................
45
43
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi untuk dan susunan fungsional P–O ..................................
46
44
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi meski ............................
47
45
Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token objek ......................................................................
48
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi meski dan susunan fungsional P–O ..................................
49
47
Word graph preposisi seperti ............................................................
49
48
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi seperti ...........................
50
29 30
33
38
46
xv
49
Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat .............................
51
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi seperti dan susunan fungsional P–O–Ket.Tempat ...........
52
51
Word graph preposisi karena ............................................................
52
52
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi karena ..........................
53
53
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi karena dan susunan fungsional P–O ................................
54
54
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sehingga .......................
55
55
Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token subjek ......................................................................................
56
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sehingga dan susunan fungsional S–P ..............................................
56
57
Word graph preposisi dengan yang menyatakan cara ......................
57
58
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara ...............................................................................
58
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara dan susunan fungsional P–O .................................................................................
59
60
Word graph preposisi tanpa yang menyatakan hubungan cara ........
59
61
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara ...............................................................................
60
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara dan susunan fungsional P–O .................................................................................
61
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat ................................................................................
62
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat dan susunan fungsional P–O .................................................................................
63
Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat ................................................................................
63
Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat dan susunan fungsional P–O .................................................................................
64
67
Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (1.17) ................
65
68
Word graph konjungsi bahwa ..........................................................
66
50
56
59
62
63 64
65 66
xvi
69
Graf stuktur klausa ekuatif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat ...........................................................
67
Pola graf klausa subordinatif ekuatif dengan fungsi S– P–Ket.Tempat dengan konjungsi bahwa yang menyatakan isi objek dalam klausa utama ............................................................
68
Word graph konjungsi yang menyatakan hubungan atributif restriktif ..............................................................................................
69
Graf strukur klausa pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat ..................................................................
70
Word graph preposisi karena yang digunakan untuk menghubungkan keterangan sebab dengan predikat .........................
71
Graf klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Sebab dan fokus pada token subjek ....................................................................
71
Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dengan konjungsi yang yang membatasi isi subjek dalam klausa utama ...........................................................
72
Word graph konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif ................................................................................
73
Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token predikat .....................................................................................
74
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan dan fokus pada token subjek klausa utama ......................................................................................
75
Word graph konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif ........................................................................
76
Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P–Ket. Tempat dan fokus pada token predikat ..................................................................
77
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P–keterangan tempat dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan fokus pada token subjek klausa utama ........................................
78
Word graph konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif ........................................................................
79
Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi kurang... daripada dan fokus pada token subjek klausa utama ..........................................................................
80
84
Graf konjungsi subordinatif pola ke-1 ..............................................
81
85
Graf konjungsi subordinatif pola ke-2 ..............................................
82
86
Graf konjungsi subordinatif pola ke-3 ..............................................
82
87
Graf konjungsi subordinatif pola ke-4 ..............................................
82
70
71 72 73 74 75
76 77 78
79 80 81
82 83
xvii
88
Graf konjungsi subordinatif pola ke-5 ..............................................
83
89
Graf konjungsi subordinatif pola ke-6 ..............................................
83
90
Graf konjungsi subordinatif pola ke-7 ..............................................
83
91
Graf konjungsi subordinatif pola ke-8 ..............................................
84
92
Graf konjungsi subordinatif pola ke-9 ..............................................
84
93
Graf konjungsi subordinatif pola ke-10 ............................................
84
94
Graf konjungsi subordinatif pola ke-11 ............................................
85
95
Graf konjungsi subordinatif pola ke-12 ............................................
85
96
Graf konjungsi subordinatif pola ke-13 ............................................
85
97
Graf struktur klausa pola ke-1 ..........................................................
86
98
Graf struktur klausa pola ke-2 ..........................................................
86
99
Graf struktur klausa pola ke-3 ..........................................................
86
100 Graf struktur klausa pola ke-4 ..........................................................
86
101 Graf struktur klausa pola ke-5 ..........................................................
87
102 Graf struktur klausa pola ke-6 ..........................................................
87
103 Graf struktur klausa pola ke-7 ..........................................................
87
104 Graf struktur klausa pola ke-8 ..........................................................
87
105 Graf struktur klausa pola ke-9 ..........................................................
88
106 Graf struktur klausa pola ke-10 ........................................................
88
107 Graf struktur klausa pola ke-11 ........................................................
88
108 Graf struktur klausa pola ke-12 ........................................................
88
109 Graf struktur klausa pola ke-13 ........................................................
89
110 Graf struktur klausa pola ke-14 ........................................................
88
111 Graf struktur klausa pola ke-15 ........................................................
89
112 Graf struktur klausa pola ke-16 ........................................................
89
113 Graf struktur klausa pola ke-17 ........................................................
89
114 Graf struktur klausa pola ke-18 ........................................................
89
115 Graf struktur klausa pola ke-19 ........................................................
89
116 Graf struktur klausa pola ke-20 ........................................................
90
117 Graf struktur klausa pola ke-21 ........................................................
90
118 Graf struktur klausa pola ke-22 ........................................................
90
119 Graf struktur klausa pola ke-23 ........................................................
90
xviii
120 Graf struktur klausa pola ke-24 .........................................................
90
121 Graf struktur klausa pola ke-25 .........................................................
90
122 Graf struktur klausa pola ke-26 .........................................................
91
123 Graf struktur klausa pola ke-27 .........................................................
91
124 Graf struktur klausa pola ke-28 .........................................................
91
125 Graf struktur klausa pola ke-29 .........................................................
91
126 Graf struktur klausa pola ke-30 .........................................................
91
127 Graf struktur klausa pola ke-31 .........................................................
91
128 Graf struktur klausa pola ke-32 .........................................................
92
129 Graf struktur klausa pola ke-33 .........................................................
92
130 Graf struktur klausa pola ke-34 .........................................................
92
131 Graf struktur klausa pola ke-35 .........................................................
92
132 Graf struktur klausa pola ke-36 .........................................................
92
133 Graf struktur klausa pola ke-37 .........................................................
92
134 Graf struktur klausa pola ke-38 .........................................................
93
135 Graf struktur klausa pola ke-39 .........................................................
93
136 Graf struktur klausa pola ke-40 .........................................................
93
137 Graf struktur klausa pola ke-41 .........................................................
93
138 Graf struktur klausa pola ke-42 .........................................................
93
139 Graf struktur klausa pola ke-43 .........................................................
94
140 Graf struktur klausa pola ke-44 .........................................................
94
141 Graf struktur klausa pola ke-45 .........................................................
94
142 Graf struktur klausa pola ke-46 .........................................................
94
143 Graf struktur klausa pola ke-47 .........................................................
94
144 Graf struktur klausa pola ke-48 .........................................................
94
145 Flowchart aturan pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif .......................................................................................
111
146 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sedari dan susunan fungsional P–O ..................................................
112
147 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional S–P–O ............................
113
148 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional P–O ..............................
114
xix
149 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–K2 ..............................
114
150 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi sampai dan susunan fungsional S–P ................................
115
151 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–K1 ...............................
125
152 Pola graf struktur klausa subordinatif ekuatif dengan konjungsi seandainya dan susunan fungsional S–P .........................
126
153 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi agar dan susunan fungsional S–P ....................................
127
154 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi walaupun dan susunan fungsional P–O ...........................
128
155 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi bagaikan dan susunan fungsional P–O–K1. .....................
129
156 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sebab dan susunan fungsional S–P ...................................................
130
157 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi maka dan susunan fungsional P–O ...................................................
130
158 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi dengan dan susunan fungsional P–O–K1. .........................................
131
159 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa dan susunan fungsional P–O ..................................
132
160 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi bagaimana dan susunan fungsional S–P .........................
133
161 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan pola S–P dan konjungsi bagaimana yang menyatakan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O .................................................
133
162 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi yang dan susunan fungsional S–P .....................................................
134
163 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan pola S–P dan konjungsi yang yang menerangkan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O ...................................................................................
135
164 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan ......................................................
136
165 Pola graf struktur kalimat statif dengan fungsi S–P yang dibandingkan dengan klausa subordinatif statif berpola S–P menggunakan konjungsi sama...dengan ...........................................
136
166 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan fungsi S–P–O dengan konjungsi lebih...daripada ............................
137
xx
167 Pola graf struktur kalimat aktif transitif dengan fungsi S–P–O yang dibandingkan dengan klausa subordinatif aktif transitif berpola S–P–O menggunakan konjungsi lebih...daripada ...............
xxi
138
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa alami atau bahasa natural adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa buatan adalah bahasa yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya bahasa pemrograman komputer (Arman 2004). Komunikasi antara komputer dan manusia hanya mungkin jika ada pendekatan yang mampu menjembatani bahasa alami dan bahasa komputer. Beberapa metode yang sudah dikenal adalah natural language processing (NLP), natural language understanding, atau computational linguistics (Zhang 2002). NLP mencoba membuat komputer mampu memahami suatu perintah yang dituliskan dalam bentuk bahasa sehari-hari. Saat ini sudah ada penelitian mengenai NLP. Salah satu metode yang digunakan dalam NLP adalah Knowledge Graph (KG) yang merupakan metode baru dalam metode representasi pengetahuan. Metode ini membuat model penjelasan semantik untuk persepsi manusia dan pengolahan informasi berdasarkan filsafat dan psikologi (Zhang 2002). Penelitian tentang KG pada mulanya dipelopori oleh Hoede dan Stokman pada tahun 1982 yang menyarikan pengetahuan dari teks bidang medis dan sosiologi. Pada tahun 2002, Zhang meneliti tentang teori KG dan structural parsing. Structural parsing adalah pemetaan suatu kalimat pada suatu semantic sentence graph (Zhang 2002). Prinsipnya, setiap kata mempunyai word graph dan setiap kalimat mempunyai sentence graph, sedangkan sentence graph terbentuk dari word graph yang ada pada kalimat. Saat itu, Zhang sudah meneliti tentang penerapan metode KG untuk dokumen berbahasa Inggris dan Cina. Pengembangan metode KG untuk dokumen berbahasa Indonesia sebenarnya sudah dimulai dan dipelopori oleh Sri Nurdiati dan beberapa mahasiswa bimbingannya. Hulliyah (2007) menganalisis teks dari dokumen tsunami. Ikhwati (2007) menganalisis teks dari dokumen kemiskinan. Berri (2008) mengubah kalimat sembarang menjadi kalimat efektif kemudian ditransformasi menjadi text graph dan merancang algoritme pembentukan text graph. Wulandari (2008) merancang algoritme combined graph dan simplified graph. Rusiyamti (2008)
2
menentukan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graf. Saleh (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata benda. Muslik (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata kerja. Rahmat (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata sifat. Anggraeni (2009) merancang aturan dan menyusun word graph preposisi. Samba (2010) merancang aturan dan menyusun word graph kata keterangan, dan Mahmuda (2010) merancang aturan dan menyusun graf frasa bahasa Indonesia. Aturan dan kamus word graph tersebut belum juga dapat digunakan untuk menganalisis suatu kalimat. Analisis suatu kalimat membutuhkan aturan pembentukan satuan sintaksis di bawah kalimat yaitu klausa. Konstruksi pola graf klausa bahasa Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah dan cepat, melainkan perlu waktu yang relatif lama. Begitu juga dengan klausa bahasa Indonesia yang terlalu luas dan kompleks, karena klausa berpotensi menjadi sebuah kalimat, baik kalimat sederhana maupun kalimat majemuk. Kalimat majemuk terbagi lagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat terbentuk oleh dua bagian klausa, yaitu klausa utama atau induk kalimat dan klausa subordinatif atau anak kalimat. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dan membatasinya pada aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia, khususnya untuk klausa subordinatif.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Tujuan penelitan ini adalah: a.
membangun pola graf struktur klausa bahasa Indonesia.
b.
membuat aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia.
c.
menguji aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia.
Manfaat Manfaat penelitian ini adalah memberikan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia dan sebagai pelengkap penelitian yang panjang yaitu terciptanya metode yang menghasilkan informasi dalam bentuk graf dari suatu dokumen bahasa Indonesia.
3
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis teks berbahasa Indonesia yang sebagian besar berkaitan dengan pertanian dan mengidentifikasi klausa subordinatif (anak kalimat) dari teks tersebut sehingga dapat menemukan konsep dan relasi yang sesuai dengan aturan dari metode KG.
4
2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.
2.1 Klausa Subordinatif 2.1.1 Klausa Satuan sintaksis dalam bahasa Indonesia yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah klausa. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi (Alwi et al. 2003). Klausa mempunyai struktur internal, yaitu unsur predikat dengan atau tanpa subjek, objek, pelengkap, atau keterangan. Contoh klausa antara lain 1) dia cantik (subjek + predikat), 2) anak itu makan kue (subjek + predikat + objek). Pada umumnya, klausa tidak banyak berbeda dengan kalimat. Hal ini terlihat dari kesamaan struktur internalnya. Perbedaannya ada pada kelengkapan intonasi atau tanda baca akhir. Agar lebih mudah, konstruksi sintaksis tanpa intonasi atau tanda baca akhir kita sebut sebagai klausa, sedangkan konstruksi sintaksis dengan intonasi atau tanda baca akhir kita sebut sebagai kalimat. Agar beda dengan kalimat, dalam penelitian ini, perlu dibuat kesepakatan penulisan kalimat dan klausa. Berikut ini adalah contoh kalimat dan klausa. 1) Apakah sekarang ia harus mengulangi melamar Tantri? (kalimat). 2) mereka berbicara tentang politik (klausa).
2.1.2 Klausa Subordinatif Kalimat Majemuk atau kalimat luas adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih (Ramlan 2001). Salah satu cara untuk menghubungkan klausa dalam sebuah kalimat majemuk adalah dengan cara subordinasi. Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Dengan kata lain, kalimat majemuk yang disusun dengan cara subordinatif itu disebut kalimat majemuk bertingkat (Alwi et al. 2003). Klausa yang merupakan bagian dari
5
klausa lainnya dalam kalimat majemuk bertingkat disebut klausa bawahan atau klausa subordinatif atau anak kalimat (Ramlan 2001). Hubungan subordinasi dapat digambarkan sebagai berikut. Kalimat Klausa 1 Klausa 2
Gambar 1 Bagan subordinasi. Klausa 2 berkedudukan sebagai konstituen atau satuan-satuan yang membentuk konstruksi klausa 1. Klausa 2 disebut sebagai klausa subordinatif atau biasa kita kenal sebagai anak kalimat. Klausa 1, tempat dilekatkannya klausa 2, disebut klausa utama. Contoh penggabungan dua buah klausa dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat pada kalimat berikut. Dia pergi ketika saya sedang mandi. Klausa ketika saya mandi disebut klausa subordinatif atau anak kalimat, sedangkan klausa dia pergi disebut klausa utama atau induk kalimat.
2.1.3
Jenis Klausa Subordinatif
1 Klausa Adverbial Klausa adverbial merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat majemuk bertingkat (Alwi et al. 2003). Konjungsi atau subordinator yang digunakan untuk menggabungkan klausa adverbial dengan klausa utama dapat dikelompokkan berdasarkan jenis klausa adverbialnya.
a.
Hubungan Waktu Klausa adverbial ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan
yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan waktu ini dibedakan menjadi :
6
i.
Hubungan Waktu Batas Permulaan Klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan biasanya
ditunjukkan dengan kata penghubung (konjungsi) sejak dan sedari. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (1)
Sejak anak kami lahir, perangai suami saya berubah (Nardiati et al. 1996).
(2)
Semua usulan akan dipertimbangkan oleh pemerintah sedari peraturan itu diberlakukan (Nardiati et al. 1996).
ii.
Hubungan Waktu Bersamaan Klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan biasanya ditunjukkan
dengan kata penghubung (konjungsi) (se)waktu, ketika, seraya, serta, sambil, sementara, selagi, tatkala, dan selama (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan terdapat dalam kalimat berikut. (3)
Pesawat menunjukkan tidak ada kelainan ketika mesin pesawat dipanaskan (Nardiati et al. 1996).
(4)
Wanita itu menyapu sambil menggendong anaknya (Nardiati et al. 1996).
(5)
Dia memeluk kemurungannya sementara penghuni kota berpacu dengan kesibukannya (Ramlan 2001).
(6)
Memang daun cemara ini tak akan habis selama pohon cemara masih berdiri di sini (Ramlan 2001).
iii.
Hubungan Waktu Berurutan Klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan biasanya ditunjukkan
dengan kata penghubung (konjungsi) sebelum, setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis (Alwi et al. 2003). Menurut Ramlan (2001), kata penghubung sebelum digunakan apabila apa yang dinyatakan pada klausa utama lebih dahulu terjadi daripada apa yang dinyatakan pada anak kalimat. Apabila yang tersebut pada klausa utama terjadi lebih kemudian daripada apa yang tersebut pada anak kalimat, maka digunakan kata penghubung setelah, sesudah, dan sehabis. Menurut Nardiati et al. (1996), konjungsi begitu menyatakan hubungan makna waktu dimana klausa anak menyatakan tindakan yang dilakukan setelah
7
melaksanakan tindakan yang disebutkan oleh klausa induknya. Konjungsi setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis adalah semakna. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (7)
Sebelum ayahku meninggal, aku telah menanam tiga batang pohon kelapa (Ramlan 2001).
(8)
Irlandia terlempar setelah tampil di babak delapan besar (Nardiati et al. 1996).
(9)
Suatu suara terdengar dari pintu begitu nyanyian selesai (Ramlan 2001).
iv.
Hubungan Waktu Batas Akhir Klausa adverbial dengan hubungan waktu batas akhir biasanya ditunjukkan
dengan kata penghubung (konjungsi) sampai dan hingga (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu batas akhir ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (10) Ia belajar sampai lonceng berdentang di pagi hari (Nardiati et al. 1996).
b. Hubungan Syarat Klausa adverbial ini menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang biasa dipakai adalah jika(lau), kalau, asal(kan), (apa)bila, dan bilamana (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan syarat ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (11) Jikalau aku dapat lulus dari SMA, aku akan melanjutkan pelajaranku ke fakultas Sastra (Ramlan 2001).
c.
Hubungan Pengandaian Klausa adverbial ini menyatakan andaian terlaksananya apa yang
dinyatakan klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang lazim dipakai adalah seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau-kalau (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan pengandaian ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (12) Sekiranya ia seorang dokter, tentu akan dapat menolongnya (Ramlan 2001).
8
d. Hubungan Tujuan Klausa adverbial ini menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang biasa dipakai adalah agar, supaya, untuk, dan biar (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan tujuan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (13) Dokter itu memberi isyarat agar Anton mengikutinya (Ramlan 2001).
e.
Hubungan Konsesif Klausa adverbial ini mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah
apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang biasa dipakai adalah walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun, dan biarpun (Alwi et al. 2003). Konjungsi tersebut juga termasuk golongan kata penghubung yang menyatakan hubungan makna perlawanan (Ramlan 2001). Selain itu, konjungsi betapapun, siapa pun, ke mana pun, dan apa pun dapat dipakai pula sebagai penghubung konsesif (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan konsesif ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (14) Kendati sudah di atas angin, Brasil tidak mau mengendorkan serbuannya (Nardiati et al. 1996).
f.
Hubungan Pembandingan atau Kemiripan Konjungsi dalam klausa adverbial ini menyatakan pembandingan,
kemiripan, atau preferensi antara apa yang dinyatakan pada klausa utama dengan apa yang dinyatakan pada klausa adverbial. Konjungsi yang biasa dipakai adalah seperti, bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan pembandingan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (15) Kamandanu meniupkan Aji Puyuhnya laksana topan yang dahsyat menumbangkan pepohonan (Nardiati et al. 1996).
9
g.
Hubungan Penyebaban Klausa adverbial ini menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang
dinyatakan dalam klausa utama. Konjungsi (subordinator) yang biasa dipakai adalah sebab, karena, akibat, dan oleh karena (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan penyebaban ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (16) Percakapan-percakapan hadirin kadang-kadang tidak kutangkap oleh karena pikiranku tidak ada di sana (Ramlan 2001).
h. Hubungan Hasil Klausa adverbial ini menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan hasil ini biasanya dinyatakan dengan memakai subordinator sehingga, sampai(-sampai), dan maka (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan hasil ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (17) Bangunan rumah itu besar dan megah sehingga biaya perawatannya cukup banyak (Nardiati et al. 1996).
i.
Hubungan Cara Klausa adverbial ini menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan
oleh klausa utama. Subordinator (konjungsi) yang sering dipakai adalah dengan dan tanpa (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan cara ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (18) Faisal duduk di hadapannya dengan tangan kanannya dalam saku piyama (Ramlan 2001).
j.
Hubungan Alat Klausa adverbial ini menyatakan alat yang dinyatakan oleh klausa utama.
Subordinator (konjungsi) yang sering dipakai sama dengan yang dipakai untuk hubungan cara, yakni dengan dan tanpa (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan alat ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.
10
(19) Mereka membersihkan Monas tanpa memakai peralatan modern (Alwi et al. 2003).
2 Klausa Nominal Klausa subordinatif disebut sebagai klausa nominal jika klausa subordinatif ini menduduki fungsi yang biasa diduduki oleh nomina (Alwi et al. 2003). Hubungan antara klausa nominal dan klausa utama juga biasa disebut hubungan komplementasi, artinya klausa nominal ini melengkapi apa yang dinyatakan oleh verba klausa utama atau oleh nomina subjek. Contoh klausa nominal ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (20) Rudini mengatakan bahwa lulusan IPDN mendapat pangkat golongan IIb dalam jajaran PNS (Nardiati et al. 1996). Pembentukan kalimat majemuk bertingkat (20) di atas digambarkan dalam bagan sebagai berikut. Klausa utama Rudini
mengatakan
sesuatu
S
P
O
bahwa
lulusan IPDN
mendapat
pangkat golongan IIb
konj
S
P
O
dalam jajaran PNS Ket
Gambar 2 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (20).
3 Klausa Relatif Klausa perluasan dengan konjungsi yang yang disematkan dalam klausa utama disebut sebagai klausa relatif dan berfungsi sebagai keterangan bagi sintaksis (S, P, O, atau Ket) tertentu. Biasanya konjungsi yang merupakan penanda adanya hubungan subordinatif atributif. Ada dua macam hubungan atributif, yaitu hubungan atributif restriktif dan hubungan atributif takrestriktif (Alwi et al. 2003). Berikut ini adalah contoh klausa relatif dengan hubungan atributif restriktif dan takrestriktif.
11
(21) Istri saya yang tinggal di Bogor meninggal kemarin. (22) Istri saya, yang tinggal di Bogor, meninggal kemarin. Klausa relatif pada kalimat (21) tidak diapit tanda koma, sedangkan klausa relatif pada kalimat (22) diapit tanda koma. Makna kedua kalimat itupun berbeda. Klausa relatif pada kalimat (21) merupakan bagian tak terpisahkan dari frasa istri saya, sehingga klausa tersebut merupakan klausa relatif dengan hubungan atributif restriktif dan kalimat (21) menyiratkan bahwa si pembicara mempunyai lebih dari satu istri dan yang meninggal adalah istri yang ada di Bogor. Klausa relatif pada kalimat (22) hanya memberikan sekadar tambahan informasi pada frasa istri saya, sehingga klausa tersebut merupakan klausa relatif dengan hubungan atributif takrestriktif dan kalimat (22) menyiratkan bahwa istrinya hanya satu.
4 Klausa Perbandingan Kalimat majemuk bertingkat dapat pula terbentuk bila dua klausa diperbandingkan, satu dinyatakan pada klausa utama dan satunya lagi dinyatakan pada klausa subordinatif atau anak kalimat. Anak kalimat ini disebut sebagai klausa perbandingan. Ada dua macam hubungan pada klausa perbandingan, yaitu hubungan ekuatif dan hubungan komparatif (Alwi et al. 2003).
a.
Hubungan Ekuatif Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan dan
klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya. Bentuk yang digunakan adalah sama ... dengan atau bentuk se... . Contoh klausa perbandingan ekuatif ada dalam kalimat berikut. (23) Kapitalisme sama berbahayanya dengan komunisme (Alwi et al. 2003).
b. Hubungan Komparatif Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya. Bentuk yang digunakan adalah lebih ... dari(pada) atau kurang ... dari(pada). Contoh klausa perbandingan komparatif ada dalam kalimat berikut.
12
(24) Mereka lebih suka memiliki uang daripada menyimpan barang (Ramlan 2001).
2.2 Pelesapan Pelesapan atau elipsis adalah penghilangan unsur tertentu dari satu kalimat atau teks (Alwi et al. 2003). Contoh pelesapan pada klausa subordinatif dan klausa utama terdapat dalam kalimat berikut. (25) Saat membintangi sebuah film di Hollywood 35 tahun yang lalu, Nancy Reagan mulai menjalin cinta (Nardiati et al. 1996). Kalimat (25) merupakan kalimat yang klausa subordinatifnya sudah dilesapkan. Unsur yang dilesapkan adalah unsur yang menduduki fungsi subjek yaitu Nancy Reagan. Bentuk utuh kalimat (25) adalah sebagai berikut. (26) Saat Nancy Reagan membintangi sebuah film di Hollywood 35 tahun yang lalu, Nancy Reagan mulai menjalin cinta.
2.3 Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Klausa Fungsi merupakan suatu tempat dalam struktur kalimat dengan unsur pengisi berupa bentuk bahasa yang tergolong dalam kategori tertentu dan mempunyai peran semantis tertentu pula (Alwi et al. 2003).
1 Fungsi Predikat (P) Predikat merupakan konstituen pokok. Predikat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Predikat pada klausa yang berpola S–P berupa frasa nominal, frasa numeral, frasa preposisional, frasa verbal atau frasa adjektival. Contohnya adalah sebagai berikut. (27) Ayahnya guru bahasa Inggris. (28) Adiknya dua. (29) Ibu sedang ke pasar. (30) Dia sedang tidur. (31) Gadis itu cantik sekali.
13
2 Fungsi Subjek (S) Subjek merupakan fungsi terpenting kedua setelah predikat (Alwi et al. 2003). Umumnya, subjek berupa kata benda dan frasa nominal seperti tampak pada contoh berikut. (32) Harimau binatang liar. Subjek sering juga berupa frasa verbal seperti tampak pada contoh berikut. (33) Membangun gedung bertingkat mahal sekali.
3 Fungsi Objek (O) Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif (Alwi et al. 2003). Objek biasanya berupa kata benda atau frasa nominal. Jika objek tergolong kata benda atau frasa nominal tak bernyawa, atau person ketiga tunggal, nomina objek dapat diganti dengan pronominal –nya, dan jika berupa pronominal aku atau kamu, bentuk –ku dan –mu dapat digunakan. Contohnya adalah sebagai berikut. (34) Adi mengunjunginya.
4 Fungsi Pelengkap (Pel) Orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal itu dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Menurut Alwi et al. (2003) persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada ciri–ciri berikut. Tabel 1 Ciri-ciri yang membedakan objek dan pelengkap Objek Berwujud frasa nominal Berada langsung di belakang predikat
Dapat diganti dengan pronominal –nya.
Pelengkap Berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa preposisional Berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan di belakang objek kalau unsur ini hadir. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan.
14
5 Fungsi Keterangan Fungsi keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam keterangan. Berikut ini didaftarkan beberapa jenis keterangan yang lazim dikenal dalam tata bahasa. Tabel 2 Jenis keterangan beserta preposisi yang mendahuluinya Jenis Keterangan
Preposisi
Contoh
Tempat
di
di kamar, di kota
ke
ke Medan
dari
dari Manado, dari sawah
di (dalam)
di (dalam) rumah
pada
pada saya, pada permukaan
-
sekarang, kemarin
pada
pada pukul 5
dalam
dalam dua hari ini
se-
setiba di rumah
sebelum
sebelum pukul 12
sesudah
sesudah pukul 10
selama
selama 2 minggu
sepanjang
sepanjang tahun
Alat
dengan
dengan gunting, dengan mobil
Tujuan
agar/supaya
agar/supaya kamu pintar
untuk
untuk kemerdekaan
bagi
bagi masa depanmu
demi
demi kekasihnya
dengan
dengan diam-diam
secara
secara hati-hati
dengan cara
dengan cara damai
dengan jalan
dengan jalan berunding
dengan
dengan adiknya
Waktu
Cara
Penyerta
15
bersama
bersama orang tuanya
beserta
beserta saudaranya
Perbandingan/
seperti
seperti angin
Kemiripan
bagaikan
bagaikan seorang dewi
laksana
laksana bintang di langit
karena
karena perempuan itu
sebab
sebab kecerobohannya
Sebab
Sumber: Alwi et al. (2003)
2.4 Knowledge Graph Teori KG merupakan sebuah pendekatan baru yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan bahasa manusia yang lebih terfokus pada aspek semantik daripada aspek sintatik. Keuntungan menggunakan KG adalah lebih bisa menggambarkan dan mengekspresikan aspek semantik lebih dalam, menggunakan relasi yang minimum, dapat meniru pengamatan manusia, dan sebagainya. Pendekatan ini merupakan jalan baru untuk penelitian pemahaman komputer terhadap bahasa manusia. KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relationship (Zhang 2002).
1 Concept Token adalah suatu node pada KG yang ditandai dengan “”, yang menyatakan suatu pengalaman pada dunia nyata atau konsep yang ada pada dunia kita. Faktanya, pengamatan seseorang atas suatu hal menandakan ada hal seperti itu pada dunia kita. Oleh karena itu, dalam KG segala sesuatu akan berkorespondensi dengan token. Type menyatakan concept umum yang ditentukan oleh himpunan atribut yang melekat padanya (James 1992). Contohnya buah, binatang, dan sebagainya. Name adalah suatu yang bersifat individual dan unik (van den Berg 1993). Contohnya Yani adalah sebuah name dari seorang perempuan.
16
2 Relationships Menurut Zhang (2002) serta Nurdiati dan Hoede (2009), ontologi word graph terdiri atas token (yang direpresentasikan dengan node), sembilan macam relasi biner, dan empat macam relasi n-ary atau disebut juga relasi frame. Kesembilan relasi biner tersebut adalah Equality (EQU), Subset relationships (SUB), Alikeness (ALI), Disparateness (DIS), Causality (CAU), Ordering (ORD), Attribution (PAR), Information dependency (SKO) dan Ontology Focus (F), sedangkan keempat relasi frame adalah Focusing on a situation (FPAR), Negation of a situation (NEGPAR), Possibility of a situation (POSPAR), dan Necessity of a situation (NECPAR). Berikut ini adalah penjelasan kesembilan macam relasi biner. a)
Relasi Alikeness (ALI) Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dengan type, tujuannya
untuk mengekspresikan bahwa token tersebut mempunyai type tertentu. ALI
Gambar 3 Relasi ALI. b) Relasi Causality (CAU) Relasi ini menyatakan hubungan di antara penyebab dan akibat, atau sesuatu hal yang memengaruhi hal lainnya. CAU
Gambar 4 Relasi CAU. c)
Relasi Equality (EQU) Relasi ini menyatakan penamaan concept melalui arc dari label menuju
concept. Relasi ini juga dapat digunakan untuk memberi nilai pada sesuatu hal, contohnya merah pada pemberian nilai warna. Pada relasi simetris, misalnya relasi kesamaan pada teori himpunan, kita gunakan relasi EQU simetris untuk menggabungkan himpunan A dan himpunan B. Relasi EQU simetris juga dapat digunakan untuk menunjukkan dua buah konsep yang sama.
17
EQU
EQU
Relasi EQU
Relasi EQU simetris Gambar 5 Relasi EQU.
d) Relasi Subset (SUB) Jika ada dua token yang berturut-turut menyatakan dua buah himpunan, dan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain, maka terdapat relasi SUB di antara dua token tersebut. Jika a SUB b, maka terdapat dua penafsiran yang berbeda. 1)
Concept a adalah bagian dari concept b. Contohnya, ekor SUB kucing. Ini menyatakan bahwa ekor kucing dapat dianggap sebagai bagian dari kucing karena molekul dari ekor membentuk suatu himpunan bagian dari molekul dari kucing.
2)
Concept a lebih umum daripada concept b. Oleh karena itu, concept b berisi sedikitnya semua karakteristik dari concept a. Contohnya, mamalia SUB kucing. Ini menyatakan bahwa kucing adalah jenis dari mamalia. SUB
Gambar 6 Relasi SUB. e)
Relasi Disparateness (DIS) Relasi DIS membandingkan dua konsep yang tidak sama. DIS
Gambar 7 Relasi DIS. f)
Relasi Ordering (ORD) Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan tertentu satu
sama lain. Relasi ini selain digunakan untuk menunjukkan urutan waktu dan tempat, juga dapat digunakan untuk menyatakan relasi “<” pada matematika. Ketika menggunakan relasi ORD, tanda panah ORD biasanya mengarah dari token yang mempunyai nilai concept rendah menuju token dengan nilai concept tinggi.
18
ORD
Gambar 8 Relasi ORD. g) Relasi Attribution (PAR) Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu hal merupakan atribut (sifat) dari hal lainnya. Representasi grafiknya, relasi ini dari concept atribut menuju entity concept. PAR
Gambar 9 Relasi PAR. h) Relasi Information dependency (SKO) Sebuah token pada KG menerima relasi SKO dari token lainnya jika token tersebut informasinya bergantung pada token lainnya. Misalnya y bergantung pada x digambarkan grafnya sebagai berikut. SKO
x
y
Gambar 10 Relasi SKO. i)
Ontology Focus (F) Ontology F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf (Nurdiati
and Hoede 2009). Fokus digambarkan dengan pemberian tanda tertentu berupa arsiran atau warna hitam pada token. Penggunaan ontologi ini, misalnya graf ulat memakan daun dengan fokus terletak pada token ulat dapat dinyatakan sebagai berikut. memakan ALI ulat
ALI
CAU
CAU
ALI
daun
ALI makan
Gambar 11 Contoh penggunaan ontology F pada suatu token.
19
Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat frame relationships. Misalkan suatu graf merepresentasikan pernyataan p : hari ini hujan yang dinyatakan dengan frame (Gambar 12 a). Negasi dari p dengan graf yang sama diberi frame relasi NEGPAR (NEG), menjadi pernyataan hari ini tidak hujan (Gambar 12 b). Possibility dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame relasi POSPAR (POS) menjadi pernyataan mungkin hari ini hujan (Gambar 12 c). Necessity dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame relasi NECPAR (NEC) menjadi pernyataan seharusnya hari ini hujan (Gambar 12 d). NEG
p
(a)
POS
NEC
p
p
(b)
(c)
p
(d)
Gambar 12 Contoh penggunaan empat buah frame relationships.
2.5 Logic Word Logika simbolik diawali oleh ahli matematika dan telah diaplikasikan pada banyak cabang ilmu pengetahuan. Pierce telah memberikan representasi grafik untuk logika simbolik. Misalnya p, q, dan r adalah proposisi pada logika simbolik, maka grafik simbol dari p, q, dan r adalah sebagai berikut. Tabel 3 Grafik logika simbolik Grafik simbolik
Standar Logika Simbolik
p q r
pqr
p q r
( p q r )
p q r
(( p q r ))
Ket: p, q, dan r adalah proposisi (Zhang 2002).
Berikut ini adalah representasi bahasa logika ke dalam bentuk frame, seperti bahasa logika and, or, dan if ... then (Zhang 2002).
20
AND
Gambar 13 Frame bahasa logika and. NEG NEG
NEG
Gambar 14 Frame bahasa logika or. NEG AND
NEG
Gambar 15 Frame bahasa logika if ... then.
2.6 Klausa Bentuk Aktif dan Pasif dalam Knowledge Graph Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya (dari sudut pandang sintaks) berkedudukan sebagai penerima aksi atau dikenai pekerjaan (dari sudut pandang semantik) (Rusiyamti 2008). Dengan demikian, sebaliknya pada kalimat aktif subjeknya berkedudukan sebagai yang melakukan aksi atau yang melakukan pekerjaan. Begitu juga klausa bentuk pasif dan klausa bentuk aktif, keduanya satu pengertian dengan kalimat pasif dan kalimat aktif, karena pada intinya klausa dan kalimat merupakan satu satuan sintaksis yang minimal terdiri atas subjek dan predikat. Contoh klausa aktif dan pasif terdapat dalam kalimat berikut. (35) Ali makan pisang ketika Nenek pergi. (36) Pisang dimakan Ali ketika Nenek pergi. Klausa pada kalimat (35) yaitu Ali makan pisang, merupakan klausa aktif, sedangkan klausa pada kalimat (36) yaitu pisang dimakan Ali, merupakan klausa pasif. Knowledge graph lebih banyak memperhatikan aspek semantik daripada aspek sintaksis, sehingga perlu dibuat kesepakatan bahwa klausa aktif dan pasif pada knowledge graph mengacu pada sudut pandang semantik. Subjek (S)
21
merupakan pelaku kejadian atau pekerjaan sedangkan objek (O) merupakan penerima aksi atau yang dikenai pekerjaan, baik pada klausa aktif maupun pasif. Klausa Ali makan pisang dan pisang dimakan Ali, keduanya mempunyai subjek Ali, karena Ali merupakan pelaku kejadian, predikatnya (P) adalah makan atau dimakan dalam klausa pasif, sedangkan objeknya adalah pisang, karena pisang merupakan penerima aksi makan. Berdasarkan paper Nurdiati dan Hoede (2009), kedua klausa tersebut bisa direpresentasikan fungsi sintaksnya ke dalam sebuah graf sebagai berikut. S
ALI
CAU
CAU
ALI
ALI P
Gambar 16 Graf klausa aktif atau graf klausa pasif.
O
22
3 METODE PENELITIAN Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini akan dibahas pada bab ini. 3.1 Studi Pustaka Studi Pustaka ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan semua bahan pustaka yang sesuai dan relevan, dalam hal ini tentang klausa subordinatif atau anak kalimat. Pustaka-pustaka yang digunakan antara lain adalah: a.
Bahan pustaka tentang klausa bahasa Indonesia, antara lain buku karangan Hasan Alwi, Ramlan, dan Sri Nardiati.
b.
Bahan pustaka tentang KG.
c.
Teks atau dokumen berbahasa Indonesia untuk dipilih unsur klausanya, dalam hal ini dipilih majalah Trubus sebagai salah satu sumber dokumennya karena berhubungan dengan bidang pertanian.
3.2 Pembuatan Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia Hal-hal yang dilakukan dalam pembuatan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut. 1
Pengumpulan klausa subordinatif. Beberapa kalimat majemuk bertingkat yang memuat klausa subordinatif
atau anak kalimat akan dipilih pada tahap ini. Klausa-klausa inilah yang nantinya akan dianalisis dan dibuat pola grafnya. Klausa-klausa ini nantinya akan dianalisis berdasarkan hubungan semantis antara klausa subordinatif dan klausa utama, kemudian dianalisis berdasarkan fungsi sintaksisnya (subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan), dan tentunya dianalisis berdasarkan maknanya. 2
Pembentukan graf struktur klausa subordinatif Pembentukan graf struktur klausa subordinatif, berdasarkan analisis
hubungan subordinasi (makna semantis konjungsinya), dan analisis struktur klausa (fungsi tiap unsurnya yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan). Langkah ini dilakukan secara manual dalam rangka mencari hubungan semantis antarunsur, sehingga metode knowledge graph dapat
23
diterapkan. Setelah hubungan semantis tiap unsur ditemukan dan berbagai representasi unsur juga didefinisikan, disusun pola graf struktur klausanya. 3
Pembuatan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia Langkah ini diawali dengan membuat klasifikasi graf konjungsi yang sama
polanya dan graf struktur klausa yang sama polanya. Kumpulan pola graf struktur klausa dan pola graf konjungsi beserta pola pembentukan pada langkah sebelumnya kemudian disusun menjadi rancangan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia.
3.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia Rancangan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia telah dirumuskan, kemudian rancangan aturan tersebut diuji, apakah berlaku umum atau tidak. Apabila rancangan aturan tersebut telah berlaku umum, maka rancangan aturan tersebut menjadi suatu aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia. Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. Mulai
Serangkaian klausa Identifikasi klausa Klasifikasi klausa
tidak
Apakah klausa tersebut merupakan klausa subordinatif? ya Analisis hubungan semantis klausa subordinatif dan klausa utama 1
Simpulan hubungan semantis 2
24
1
2
Analisis fungsional klausa
Simpulan fungsi unsur klausa
Analisis makna klausa
Simpulan makna unsur klausa
Mempelajari relasi dasar KG
Pola perangkaian klausa
Penerapan relasi dasar KG terhadap pola perangkaian klausa Buat aturan pembentukan graf klausa
Uji hasil aturan pembentukan graf klausa
Apakah hasil dari aturan tersebut sudah benar?
tidak
Perbaiki aturan pembentukan graf klausa
ya tidak
Apakah aturan sudah berlaku umum? ya Aturan pembentukan graf klausa Selesai
Gambar 17 Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Graf struktur klausa subordinatif dibentuk dengan mempertimbangkan konsep knowledge graph, makna semantis hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dan klausa utama, dan susunan fungsional (sintaksisnya) berdasarkan makna dan kategori kata atau frasa penyusun tiap fungsinya. Pembagian ini dijabarkan dan menjadi acuan dalam pembuatan graf struktur klausa subordinatif pada uraian berikut ini.
4.1.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Adverbial Klausa adverbial merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat majemuk bertingkat (Alwi et al. 2003). Konjungsi atau subordinator yang digunakan untuk menggabungkan klausa adverbial dengan klausa utama dapat dikelompokkan berdasarkan jenis klausa adverbialnya.
1.
Hubungan Waktu Klausa adverbial ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan
yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan waktu ini dibedakan menjadi : a.
Hubungan Waktu Batas Permulaan Salah satu klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan
yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sejak. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan terdapat dalam kalimat berikut. (1.1)
Sejak ditanam pada 1 Oktober 1955, tanaman belum pernah berbuah (Syariefa 2010). Bentuk word graph sejak dalam Anggraeni (2009) adalah sebagai
berikut.
26
sejak
ALI
ORD ALI t0
ALI t1
Gambar 18 Word graph preposisi sejak. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). Word graph preposisi sejak di atas, terdiri atas dua token yang direlasikan ORD. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan adanya urutan pergerakan dari waktu awal (t0) menuju waktu akhir (t1). Kata sejak hanya menyatakan makna waktu batas permulaan, maka makna sejak ditunjukkan oleh frame. Token pertama dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini menduduki pengganti keterangan waktu batas permulaan. Oleh karena itu, token pertama dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token pertama sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token pertama dengan type t0 akan hilang. Token kedua dapat merepresentasikan klausa tanaman belum pernah berbuah yang diterangkan oleh token pertama. Oleh karena itu, token kedua dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Token kedua sudah menunjukkan suatu klausa utama, sehingga token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, akibatnya relasi ALI antara token kedua dengan type t1 akan hilang. Hubungan antara token pertama dan token kedua tetap dapat menggambarkan hubungan waktu batas permulaan, karena sudah dihubungkan oleh relasi ORD dan sebuah frame dengan type sejak, walaupun token-tokennya sudah tidak menyatakan waktu.
27
klausa subordinatif ALI sejak
ALI
klausa utama ALI
ORD
Gambar 19 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sejak. Konjungsi sejak dan sedari mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu batas permulaan, sehingga pola graf yang dibentuk oleh konjungsi sedari sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sejak. Klausa sejak ditanam pada 1 Oktober 1955 pada kalimat (1.1) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sejak ditanam pada 1 Oktober 1955 konj
P
Ket.Waktu
Unsur pekerjaan atau aksi ditunjukkan oleh verba ditanam, sehingga fungsi predikatnya adalah kata ditanam. Unsur pada 1 Oktober 1955 menduduki fungsi sebagai keterangan waktu. Menurut Alwi et al. (2003), verba aktif transitif yang berprefiks meng- dapat diubah menjadi bentuk pasif dengan mengganti prefiks meng- dengan prefiks di-, sehingga kata ditanam pada anak kalimat tersebut merupakan verba transitif, dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–keterangan waktu dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Pembentukan pola graf struktur klausa pasif dengan struktur fungsional P–keterangan waktu dijelaskan dalam uraian berikut ini. Kata ditanam menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga fungsi predikat ini diwakili oleh sebuah token yang mempunyai relasi ALI dengan type predikat. Fungsi keterangan waktu yang ditunjukkan frasa pada 1 Oktober 1955 berhubungan erat dengan kegiatan ditanam, sehingga relasi yang sesuai untuk menghubungkan fungsi keterangan waktu dengan predikat adalah PAR, yaitu token yang menyatakan fungsi keterangan waktu sebagai atribut dari token yang menyatakan fungsi predikat. Fokus klausa pada kalimat (1.1) terletak pada kata ditanam yaitu fungsi predikat, sehingga relasi fokus dilekatkan pada token predikat. Berikut ini adalah pola graf
28
struktur klausa pasif dengan susunan P–keterangan waktu dan fokusnya berada pada token predikat. PAR ALI
ALI Ket.Waktu
P
Gambar 20 Graf struktur klausa pasif dengan fungsi P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat. Klausa pasif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa pasif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 19. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya untuk kalimat (1.1) terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat pada konteks kalimat yang lain. Hasil dari menggabungkan klausa subordinatif dengan konjungsi dan klausa utama adalah sebuah pola klausa subordinatif pasif dengan fungsi S–P–O–Ket.Waktu seperti berikut ini. klausa subordinatif ALI sejak
ALI
P
ALI ORD
PAR ALI
klausa utama
ALI Ket.Waktu
Gambar 21 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sejak dan susunan fungsional P–Ket.Waktu.
b.
Hubungan Waktu Bersamaan Salah satu klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan yang
diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sambil. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan terdapat dalam kalimat berikut.
29
(1.2)
Seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang sambil menancapkan pasak (Artdiyasa 2010). Konjungsi sambil muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.2).
Makna kata sambil pada kalimat (1.2) adalah untuk menyatakan kegiatan menancapkan pasak pada waktu yang sama dengan kegiatan seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang. Inti dari membangun pola konjungsi sambil adalah kesamaan waktu dua kegiatan, sehingga pada graf dibutuhkan dua buah token yang mempunyai hubungan kesamaan. Token yang pertama menyatakan waktu pertama, sedangkan token yang kedua menyatakan waktu yang kedua, dan keduanya dihubungkan oleh relasi EQU. Fokusnya bisa terletak pada waktu pertama maupun waktu kedua, karena pada dasarnya dua waktu tersebut sama. Klausa subordinatif nantinya dipilih dan akan dimasukkan ke dalam waktu pertama, akibatnya atribut fokus ditempatkan pada waktu pertama. Kata sambil hanya menyatakan waktu yang bersamaan dengan waktu lain sehingga makna sambil ditunjukkan oleh frame. sambil
ALI
EQU ALI t0
ALI t1
Gambar 22 Word graph konjungsi sambil. Waktu pertama (t0) dan waktu kedua (t1). Token pertama dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini menduduki pengganti keterangan waktu bersamaan. Oleh karena itu, token pertama dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token pertama sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token pertama dengan type t0 akan hilang. Contohnya pada kalimat (1.2), klausa sambil menancapkan pasak merupakan pengganti keterangan waktu pada klausa seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang. Token kedua dapat dihubungkan dengan klausa seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang yang diterangkan oleh token pertama. Oleh karena
30
itu, token kedua dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Token kedua sudah menunjukkan suatu klausa utama, sehingga token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, akibatnya relasi ALI antara token kedua dengan type t1 akan hilang. Hubungan antara token pertama dan token kedua tetap dapat menggambarkan hubungan waktu batas permulaan, karena sudah direlasikan dengan relasi EQU dan sebuah frame dengan type sambil, walaupun token-tokennya sudah tidak menyatakan waktu. klausa subordinatif
ALI sambil
klausa utama ALI
EQU
ALI
Gambar 23 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sambil. Konjungsi (se)waktu, ketika, seraya, serta, sambil, sementara, selagi, tatkala, dan selama mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu bersamaan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi (se)waktu, ketika, seraya, serta, sementara, selagi, tatkala, dan selama sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sambil. Klausa sambil menancapkan pasak pada kalimat (1.2) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sambil menancapkan pasak konj
P
O
Subjek dalam klausa tersebut terlihat tidak ada, karena sudah melesap ke dalam klausa utama yaitu seorang pria kulit hitam. Kata menancapkan merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- dan sufiks -kan serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Kata pasak menduduki fungsi objek karena pasak merupakan benda yang dikenai kegiatan menancapkan. Klausa di atas terdiri atas predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif.
31
Pembentukan pola graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini. Kata menancapkan yang menduduki fungsi predikat dan kata pasak yang menduduki fungsi objek juga harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede (2009), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan predikat dengan objek. Fokusnya terletak pada predikat, karena inti dari klausa (1.2) adalah kata kerja menancapkan. Berikut ini adalah pola klausa aktif transitif dengan susunan fungsi P–O dan fokusnya berada pada token predikat. P O ALI CAU
ALI
Gambar 24 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token predikat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 23. Fokus pada kalimat (1.2) terdapat pada klausa utama, yaitu pada frasa seorang pria kulit hitam yang menduduki fungsi subjek. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi lainnya pada konteks kalimat yang lain. klausa subordinatif ALI P
sambil
ALI
O ALI CAU
klausa utama ALI
ALI EQU
Gambar 25 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional P–O.
32
c.
Hubungan Waktu Berurutan Klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan yang diteliti adalah
klausa adverbial dengan konjungsi sebelum dan setelah. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan terdapat dalam kalimat berikut. (1.3)
Sebelum saya menginjak Lebak, saya sudah tahu apa yang terjadi (Nardiati et al. 1996). Konjungsi sebelum muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.3)
Menurut Lapoliwa dalam Anggraeni (2009), kata sebelum dipergunakan untuk menyatakan waktu lebih dahulu terjadi dari waktu acuan, waktu acuan terletak setelah preposisi sebelum. Misal terdapat dua buah token, token yang pertama (t0) menyatakan waktu pertama, sedangkan token yang kedua (t1) menyatakan waktu kedua. Relasi yang menghubungkan kedua token adalah relasi ORD karena sebelum menyatakan makna yang saling berurutan. Arah relasi ORD berasal dari token pertama menuju token kedua. Makna sebelum menyatakan waktu lebih dahulu, sehingga fokus terletak pada token pertama dan diberi relasi frame dengan type sebelum. sebelum
ALI
ORD ALI
ALI t0
t1
Gambar 26 Word graph preposisi sebelum. Waktu yang pertama (t0) dan waktu yang kedua (t1). Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Makna kata sebelum menurut Ramlan (2001), digunakan apabila apa yang dinyatakan pada klausa utama lebih dahulu terjadi daripada apa yang dinyatakan pada anak kalimat. Akibatnya, token kedua dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif, sedangkan token pertama dapat menunjukkan klausa utama. Token kedua dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI dan token pertama dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token kedua sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token
33
waktu, sehingga relasi ALI antara token kedua dengan type t1 akan hilang. Hal yang sama berlaku juga pada token pertama. klausa utama ALI sebelum
ALI
klausa subordinatif ALI
ORD
Gambar 27 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sebelum. Klausa sebelum saya menginjak Lebak pada kalimat (1.3) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sebelum saya menginjak Lebak konj
S
P
O
Subjek dalam klausa tersebut adalah kata saya, karena menunjukkan pelaku aktivitas menginjak. Kata menginjak merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Kata Lebak dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena Lebak merupakan tempat yang dikenai kegiatan menginjak. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Kata saya yang menduduki fungsi subjek dan kata menginjak yang menduduki fungsi predikat dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Kata menginjak yang menduduki fungsi predikat dan kata Lebak yang menduduki fungsi objek juga harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede (2009), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan subjek dengan predikat dan predikat dengan objek. Fokus anak kalimat (1.3) pada kata menginjak, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat.
34
S
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI
Gambar 28 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada token predikat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 27. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat (1.3) terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi subjek maupun objek pada konteks kalimat yang lain.
klausa utama ALI sebelum
ALI
ORD
klausa subordinatif ALI S
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI
Gambar 29 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional S–P–O.
(1.4)
Bakteri simbiotik rhizobium menambat N setelah menginfeksi akar tanaman (Cahyana 2009). Konjungsi setelah muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.4).
Menurut Effendi dalam Anggraeni (2009), kata setelah dipergunakan untuk menyatakan waktu kemudian. Misal terdapat dua buah token, token yang pertama (t0) menyatakan waktu pertama, sedangkan token yang kedua (t1) menyatakan waktu kedua. Relasi yang menghubungkan kedua token adalah relasi ORD karena setelah menyatakan makna yang saling berurutan. Arah relasi ORD berasal dari token pertama menuju token kedua. Makna setelah menyatakan waktu kemudian,
35
sehingga fokus terletak pada token kedua dan diberi relasi frame dengan type setelah. ORD ALI
ALI
setelah
ALI t0
t1
Gambar 30 Word graph preposisi setelah. Waktu yang pertama (t0) dan waktu yang kedua (t1). Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Menurut Ramlan (2001), kata setelah digunakan jika apa yang tersebut pada klausa utama terjadi lebih kemudian daripada apa yang tersebut pada anak kalimat. Akibatnya, token pertama dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif, sedangkan token kedua dapat menunjukkan klausa utama. Token pertama dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI dan token kedua dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token pertama sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token pertama dengan type t0 akan hilang. Hal yang sama berlaku juga pada token kedua. klausa subordinatif ALI
klausa utama ALI ORD
ALI
setelah
Gambar 31 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi setelah. Konjungsi setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu berurutan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sesudah, seusai, begitu, dan sehabis sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi setelah.
36
Klausa setelah menginfeksi akar tanaman pada kalimat (1.4) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. setelah menginfeksi akar tanaman konj
P
O
Kata menginfeksi merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Frasa akar tanaman dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena akar tanaman merupakan benda yang dikenai kegiatan menginfeksi. Klausa tersebut terdiri atas predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.4) pada kata menginfeksi, sehingga fokus terdapat pada fungsi predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 31. Fokus kalimat (1.4) terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi lainnya pada konteks kalimat yang lain. klausa subordinatif ALI P
O ALI CAU
ALI
klausa utama ALI ORD
ALI
setelah
Gambar 32 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–O.
37
d.
Hubungan Waktu Batas Akhir Klausa adverbial dengan hubungan waktu batas akhir yang diteliti dalam
adalah klausa adverbial dengan konjungsi hingga. Contohnya adalah sebagai berikut. (1.5)
Tangan kekarnya merompes daun-daun tua bunga kol, memperbaiki turus tomat, hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane (Syariefa 2009). Bentuk word graph hingga dalam Anggraeni (2009) adalah sebagai
berikut. ALI
ORD ALI t0
hingga
ALI t1
Gambar 33 Word graph preposisi hingga yang menyatakan waktu akhir. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). Word graph preposisi hingga terdiri atas dua token yang direlasikan ORD. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan adanya urutan pergerakan waktu dari token pertama (t0) menuju token kedua (t1). Makna hingga menyatakan waktu akhir, sehingga makna hingga terletak pada frame yang terdiri atas token kedua dan arc berlabel ORD yang berakhir di token tersebut. Fokus preposisi hingga adalah waktu akhir, maka fokus terletak pada token kedua (t1) (Anggraeni 2009). Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Token kedua (t1) dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini menduduki pengganti keterangan waktu batas akhir. Oleh karena itu, token kedua dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token kedua sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token kedua dengan type t1 akan hilang. Contohnya pada kalimat (1.5), klausa hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane merupakan pengganti keterangan waktu pada klausa tangan kekarnya merompes daun-daun tua bunga kol, memperbaiki turus tomat.
38
Token pertama (t0) dapat dihubungkan dengan klausa tangan kekarnya merompes daun-daun tua bunga kol, memperbaiki turus tomat yang diterangkan oleh token kedua (t1). Oleh karena itu, token pertama (t0) dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Token pertama sudah menunjukkan suatu klausa utama, sehingga token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, akibatnya relasi ALI antara token pertama dengan type t0 akan hilang. Hubungan antara token pertama dan token kedua tetap dapat menggambarkan hubungan waktu batas akhir, karena sudah dihubungkan dengan relasi ORD dan sebuah frame dengan type hingga, walaupun token-tokennya sudah tidak menyatakan waktu. klausa utama
klausa subordinatif
ALI
ALI ALI
ORD
hingga
Gambar 34 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi hingga. Konjungsi sampai dan hingga mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu batas akhir, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sampai sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi hingga. Klausa hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane pada kalimat (1.5) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane konj
P
O
Kata memanen merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Frasa terung jepang, brokoli dan edamane dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena terung jepang, brokoli dan edamane merupakan benda yang dikenai kegiatan memanen. Klausa tersebut terdiri atas predikat yang berupa verba transitif dan objek, serta susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif.
39
Fokus anak kalimat (1.5) pada kata memanen, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 34. Fokus kalimat (1.5) terdapat pada klausa utama, yaitu frasa tangan kekarnya yang menduduki fungsi sebagai subjek. Penentuan fokus tidak berlaku mutlak, sesuai dengan konteks kalimatnya. klausa subordinatif ALI
klausa utama
P
ALI ORD
O ALI CAU
ALI ALI hingga
Gambar 35 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi hingga dan susunan fungsional P–O.
2.
Hubungan Syarat Klausa adverbial ini menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut
dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan syarat yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi jika. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut ini. (1.6)
Lubang diletakkan di arah burung terbang pulang, jika lokasi rumah ada di lintasan walet (Susanti & Budiman 2009). Konjungsi jika muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.6). Makna
konjungsi jika dalam kalimat (1.6) di atas adalah sebagai syarat berlakunya apa yang ada disebutkan pada klausa utama yaitu lubang diletakkan di arah burung terbang pulang. Hubungan antara hal yang menjadi syarat dan hal lainnya yang
40
menjadi akibat dapat dianalogikan dengan hubungan sebab akibat yang direpresentasikan oleh relasi dua token yang dihubungkan oleh relasi CAU. Token yang pertama menyatakan sebab, sedangkan token yang kedua menyatakan akibat. Arah relasi CAU dari token pertama menuju token kedua. Klausa subordinatif pada kalimat (1.6) yang dinyatakan oleh jika lokasi rumah ada di lintasan walet merupakan syarat atau sebab, sehingga klausa subordinatif dapat dinyatakan oleh token pertama, akibatnya token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa utama pada kalimat (1.6) yang dinyatakan oleh lubang diletakkan di arah burung terbang pulang merupakan akibat yang ditimbulkan oleh syarat yang dinyatakan oleh klausa subordinatif, sehingga klausa utama dapat dinyatakan oleh token kedua, akibatnya token kedua dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Kata jika hanya menyatakan hubungan syarat, sehingga makna kata jika ditunjukkan oleh frame. klausa subordinatif ALI jika
klausa utama ALI
CAU
ALI
Gambar 36 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi jika. Konjungsi
jika(lau), kalau,
asal(kan), (apa)bila, dan
bilamana
mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan syarat, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi jikalau, kalau, asal(kan), (apa)bila, dan bilamana sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi jika. Klausa jika lokasi rumah ada di lintasan walet pada kalimat (1.16) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. jika lokasi rumah ada di lintasan walet konj
S
P
Ket.Tempat
Frasa lokasi rumah menduduki fungsi sebagai subjek, karena frasa tersebut bertindak sebagai pelaku. Kata ada menduduki fungsi sebagai predikat karena kata tersebut menyatakan aktivitas dari pelaku. Menurut Alwi et al. (2003), kata ada merupakan verba taktransitif yang terdiri atas pangkal saja. Predikat klausa ini berupa verba taktransitif, sehingga klausa tersebut merupakan klausa
41
taktransitif, akibatnya klausa ini tidak mempunyai objek maupun pelengkap. Frasa di lintasan walet menduduki fungsi sebagai keterangan tempat, karena frasa ini menjelaskan tempat melakukan aktivitas yang dinyatakan oleh predikat. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P–keterangan tempat, dengan klausa tersebut merupakan klausa taktransitif. Pembentukan graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S–P– keterangan tempat diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Frasa lokasi rumah yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata ada yang menduduki fungsi sebagai predikat harus dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Token yang menunjukkan fungsi subjek akan dihubungkan dengan relasi CAU dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah dari subjek menuju predikat. Fungsi predikat tidak diikuti objek, maka setelah token predikat, tidak akan diikuti oleh token yang menunjukkan fungsi objek. Fungsi keterangan tempat berhubungan dengan token predikat, karena keterangan tempat menjelaskan tempat melakukan aktivitas yang dinyatakan oleh predikat. Token yang menyatakan keterangan tempat dihubungkan oleh relasi PAR dengan token predikat, maksudnya token keterangan tempat merupakan atribut dari token predikat. Fokus anak kalimat (1.6) pada frasa di lintasan walet, sehingga atribut fokus terdapat pada token keterangan tempat. S
P ALI CAU
Ket.Tempat
ALI
ALI
PAR
Gambar 37 Graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S–P– Ket.Tempat dan fokus pada token keterangan tempat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 36. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya
42
pada kalimat (1.6) terdapat pada fungsi keterangan tempat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi subjek maupun predikat pada konteks kalimat yang lain. klausa subordinatif ALI S
jika
P ALI CAU
ALI
Ket.Tempat ALI PAR
klausa utama ALI
ALI CAU
Gambar 38 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–Ket. Tempat.
3.
Hubungan Pengandaian Klausa adverbial ini menyatakan andaian terlaksananya apa yang
dinyatakan klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan pengandaian yang diteliti dalam penelitian ini adalah klausa adverbial dengan konjungsi andaikan. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. (1.7)
Pertemuan
ini
akan
benar-benar
meriah
andaikan
Ainun
tidak
membatalkan kedatangannya (Nardiati et al. 1996). Konjungsi andaikan muncul dalam kalimat (1.7). Makna konjungsi andaikan dalam kalimat majemuk bertingkat menurut Ramlan (2001) dijelaskan oleh pernyataan berikut ini. Apabila klausa subordinatif atau anak kalimat menyatakan suatu andaian, suatu syarat yang tidak mungkin terlaksana bagi klausa utama sehingga apa yang dinyatakan oleh klausa utama juga tidak mungkin terlaksana. Hubungan yang mungkin muncul dari klausa Ainun tidak membatalkan kedatangannya dan klausa pertemuan ini akan benar-benar meriah adalah relasi sebab akibat. Sesuai dengan maknanya yaitu klausa subordinatif atau anak kalimat sebagai suatu syarat atau sebab yang tidak mungkin terlaksana bagi klausa utama, maka terdapat relasi CAU yang menghubungkan antara token syarat dan token akibat. Token syarat merupakan suatu klausa subordinatif, sehingga token tersebut dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif.
43
Token akibat merupakan klausa utama, sehingga token akibat dapat diwakili oleh token klausa utama. Token klausa utama merupakan token yang diberi relasi ALI dengan type klausa utama. Kata andaikan hanya menyatakan hubungan pengandaian, sehingga makna kata andaikan ditunjukkan oleh frame. andaikan
ALI
CAU ALI
ALI
klausa subordinatif
klausa utama
Gambar 39 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi andaikan. Konjungsi seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau-kalau mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan pengandaian, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi seandainya, andaikata, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau-kalau sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi andaikan. Klausa andaikan Ainun tidak membatalkan kedatangannya pada kalimat (1.7) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. andaikan Ainun tidak membatalkan kedatangannya konj
S
P
O
Subjek dalam klausa tersebut adalah kata Ainun, karena menunjukkan pelaku aktivitas tidak membatalkan. Frasa tidak membatalkan mempunyai bentuk dasar membatalkan dan mendapat atribut kata keterangan tidak di depannya. Kata membatalkan merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Kata kedatangannya dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena kedatangannya merupakan sesuatu yang dikenai kegiatan membatalkan. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.7) ada pada frasa tidak membatalkan, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi Predikat. Pembentukan graf struktur klausa
44
aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 28. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 39. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat (1.7) terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi subjek ataupun objek pada konteks kalimat yang lain.
S andaikan
ALI
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI CAU
ALI
ALI
klausa subordinatif
klausa utama
Gambar 40 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi andaikan dan susunan fungsional S–P–O.
4.
Hubungan Tujuan Klausa adverbial ini menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang
disebut dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan tujuan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan untuk. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. (1.8)
Ia juga mengingatkan pentingnya pengaturan hidrologi di kawasan gambut untuk menjaga kualitas lahan (Bambang 2008). Bentuk word graph untuk dalam Anggraeni (2009) adalah sebagai
berikut. CAU
ALI
untuk
Gambar 41 Word graph preposisi untuk yang menyatakan makna tujuan.
45
Relasi CAU dapat dipergunakan untuk menyatakan tujuan, selain menyatakan makna sebab akibat. Token pertama pada Gambar 41 mengimplementasikan hal yang ingin ditujukan ke token kedua, sehingga arc dimulai dari token pertama menuju token kedua. Makna preposisi untuk menyatakan tujuan maka arc berlabel CAU dan token kedua diberi frame, hal ini didasarkan karena frame inilah yang mempresentasikan makna tujuan (Anggraeni 2009). Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Token kedua dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini merupakan tujuan dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama dan menduduki pengganti keterangan tujuan. Oleh karena itu, token kedua dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Contohnya pada kalimat (1.8), klausa untuk menjaga kualitas lahan merupakan pengganti keterangan tujuan pada klausa ia juga mengingatkan pentingnya pengaturan hidrologi di kawasan gambut. Token pertama dapat dihubungkan dengan klausa ia juga mengingatkan pentingnya pengaturan hidrologi di kawasan gambut yang diterangkan oleh token kedua. Oleh karena itu, token pertama dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. klausa utama ALI
klausa subordinatif ALI CAU
ALI
untuk
Gambar 42 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi untuk. Konjungsi agar, supaya, untuk, dan biar mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan tujuan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi agar, supaya, dan biar sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi untuk. Klausa untuk menjaga kualitas lahan pada kalimat (1.8) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. untuk menjaga kualitas lahan konj
P
O
46
Kata menjaga menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa kualitas lahan menduduki fungsi sebagai objek karena kualitas lahan merupakan sesuatu yang dikenai aksi menjaga pada predikat. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.8) ada pada kata menjaga, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan tujuan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 42. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat (1.8) terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi lainnya pada konteks kalimat yang lain. klausa subordinatif ALI P
klausa utama ALI CAU
O ALI CAU
ALI ALI
untuk
Gambar 43 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi untuk dan susunan fungsional P–O.
5.
Hubungan Konsesif Klausa adverbial ini mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah
apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan konsesif yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi meski. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut.
47
(1.9)
Bak patung Ganesha pohon tak bakal bergeser atau berubah posisi meski mendapat guncangan keras (Syariefa 2010). Konjungsi meski muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.9).
Menurut Nardiati et al. (1996), konjungsi meski menyatakan hubungan makna tak bersyarat, apa yang disebutkan pada klausa utama pasti terjadi tanpa mempertimbangkan syarat apapun. Klausa pohon tak bergeser pasti terjadi walaupun ada syarat yang tercantum pada klausa meski mendapat goncangan keras. Klausa meski mendapat guncangan keras merupakan klausa subordinatif yang dinyatakan maknanya oleh token pertama yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa bak patung Ganesha pohon tak bakal bergeser merupakan klausa utama yang dinyatakan oleh token kedua yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Klausa subordinatif dan klausa utama merupakan dua klausa yang tidak mempunyai hubungan sebab akibat, sehingga bisa dimaknai dua kejadian. Relasi yang sesuai untuk menggambarkan hubungan kedua klausa tersebut adalah relasi and. Relasi and dinyatakan oleh frame AND. Makna konjungsi meski dinyatakan dengan relasi ALI antara frame dengan type meski. AND meski
ALI ALI
ALI
klausa klausa subordinatif utama
Gambar 44 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi meski. Konjungsi walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun, dan biarpun mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan konsesif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi walau(pun), meskipun, sekalipun, biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun, dan biarpun sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi meski.
48
Klausa meski mendapat guncangan keras pada kalimat (1.9) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. meski mendapat guncangan keras konj
P
O
Kata mendapat menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa guncangan keras menduduki fungsi sebagai objek, karena guncangan keras merupakan sesuatu yang didapat oleh yang dinyatakan dalam fungsi subjek yaitu pohon. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Kata mendapat yang menduduki fungsi predikat dan frasa guncangan keras yang menduduki fungsi objek harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede (2009), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan predikat dengan objek. Fokus anak kalimat (1.9) ada pada frasa guncangan keras, sehingga atribut fokus terdapat pada token objek. P
O ALI CAU
ALI
Gambar 45 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token objek. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan konsesif pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 44. Fokus pada kalimat (1.9) ada pada klausa utama, yaitu kata pohon yang menduduki fungsi subjek. Penentuan fokus tidak mutlak terletak pada subjek klausa utama pada konteks kalimat yang lain.
49
AND P
meski
O ALI CAU
ALI
ALI
ALI ALI
klausa utama
klausa subordinatif
Gambar 46 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi meski dan susunan fungsional P–O.
6.
Hubungan Pembandingan Konjungsi dalam klausa adverbial ini menyatakan pembandingan,
kemiripan, atau preferensi antara apa yang dinyatakan pada klausa utama dengan apa yang dinyatakan pada klausa adverbial. Klausa adverbial dengan hubungan pembandingan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi seperti. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. (1.10) Nesia Artdiyasa, wartawan Trubus, melihat jejeran pohon baobab seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi (Syariefa 2010). Konjungsi seperti muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.10). Bentuk word graph seperti dalam Anggraeni (2009) adalah sebagai berikut. EQU
Gambar 47 Word graph preposisi seperti. Word graph preposisi seperti terdiri atas dua token yang dihubungkan oleh relasi EQU. Hal ini disebabkan karena makna seperti adalah menyatakan bahwa unsur yang satu diibaratkan sama dengan unsur lainnya (Anggraeni 2009). Klausa seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi merupakan klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif ini dinyatakan oleh
50
token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa Nesia Artdiyasa, wartawan Trubus, melihat jejeran pohon baobab merupakan klausa utama. Misal klausa ini dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. Kata seperti hanya menyatakan perbandingan dengan token lain sehingga makna seperti ditunjukkan oleh frame. klausa subordinatif
klausa utama
ALI seperti
ALI
EQU
ALI
Gambar 48 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi seperti. Konjungsi seperti, bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan pembandingan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi seperti. Klausa seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi pada kalimat (1.10) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi konj
P
O
Ket.Tempat
Kata memagari menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa jalan aspal menduduki fungsi sebagai objek karena jalan aspal merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu memagari. Frasa di salah satu sudut KBR Purwodadi menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan, dalam hal ini adalah memagari, sehingga frasa ini menduduki fungsi sebagai keterangan tempat (Alwi et al. 2003). Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O–keterangan tempat dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif.
51
Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O– keterangan tempat diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Kata memagari yang menduduki fungsi predikat dan frasa jalan aspal yang menduduki fungsi objek harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede (2009), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan predikat dengan objek. Fungsi keterangan tempat berhubungan dengan token predikat, karena keterangan tempat menjelaskan tempat melakukan aktivitas yang dinyatakan oleh predikat. Token yang menyatakan keterangan tempat dihubungkan oleh relasi PAR dengan token predikat, maksudnya token keterangan tempat merupakan atribut dari token predikat. Fokus anak kalimat (1.10) ada pada kata memagari, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Ket.Tempat ALI PAR
P
O ALI CAU
ALI
Gambar 49 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O– Ket.Tempat dan fokus pada token predikat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan pembandingan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 48. Token-token yang dihubungkan antarklausa harus dalam satu type karena pada dasarnya relasi EQU untuk membandingkan dua hal dalam satu type. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat (1.10) terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi objek, ataupun keterangan tempat pada konteks kalimat yang lain.
52
klausa subordinatif ALI Ket.Tempat
seperti
ALI
ALI PAR
P
klausa utama
O ALI CAU
ALI
ALI EQU
Gambar 50 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi seperti dan susunan fungsional P–O–Ket.Tempat.
7.
Hubungan Penyebaban Klausa adverbial ini menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang
dinyatakan dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan penyebaban yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi karena. Contohnya dalam kalimat berikut. (1.11) Sosok pacman hibrid itu istimewa karena mewarisi sifat unggul kedua induk (Tambunan 2009). Konjungsi akibat muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.11). Menurut Lapoliwa dalam Anggraeni (2009), preposisi karena dapat beralternasi penggunaannya dengan preposisi akibat, yaitu makna sebab. Oleh karena itu, pembentukan word graph preposisi karena dapat mengadopsi word graph preposisi akibat yang ada pada penelitian Anggraeni (2009).
karena
ALI
CAU
Gambar 51 Word graph preposisi karena. Word graph preposisi karena terdiri atas dua token. Token pertama dihubungkan dengan relasi CAU dan arcnya keluar dari token tersebut, yang berarti bahwa token ini merupakan sebab. Token kedua dihubungkan dengan relasi CAU dan arcnya menuju token tersebut, ini menandakan bahwa token tersebut merupakan kegiatan/peristiwa yang disebabkan token sebelumnya. Fokus
53
preposisi karena adalah menyatakan sebab, maka fokusnya terletak pada token pertama. Preposisi akibat direpresentasikan oleh frame. Klausa karena mewarisi sifat unggul kedua induk merupakan klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif ini dinyatakan oleh token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa sosok pacman hibrid itu istimewa merupakan klausa utama. Misal klausa ini dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. klausa subordinatif ALI karena
klausa utama ALI
CAU
ALI
Gambar 52 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi karena. Konjungsi sebab, karena, akibat, dan oleh karena mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan penyebaban, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sebab, akibat, dan oleh karena sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi karena. Klausa karena mewarisi sifat unggul kedua induk pada kalimat (1.11) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. karena mewarisi sifat unggul kedua induk konj
P
O
Kata mewarisi menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa sifat unggul kedua induk menduduki fungsi sebagai objek karena sifat unggul kedua induk merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu mewarisi. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.11) ada pada frasa sifat unggul kedua induk, sehingga atribut fokus terdapat pada token objek. Pembentukan graf struktur
54
klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi objek terdapat pada penjelasan Gambar 45. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan penyebaban pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 52. Fokus kalimat (1.11) terdapat pada klausa utama, yaitu kata istimewa yang menduduki fungsi predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. klausa subordinatif ALI P
karena
ALI
O ALI CAU
klausa utama ALI
ALI CAU
Gambar 53 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi karena dan susunan fungsional P–O.
8.
Hubungan Hasil Klausa adverbial ini menyatakan hasil atau akibat dari apa yang
dinyatakan dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan hasil yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sehingga. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. (1.12) Pekebun belum menerapkan pemupukan intensif sehingga produksi rendah (Chaidir 2010). Konjungsi sehingga muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.12). Menurut Nardiati et al. (1996), konjungsi sehingga menandai bahwa klausa subordinatif memuat pernyataan akibat sebagai tindak lanjut pernyataan yang termuat pada klausa utamanya. Klausa sehingga produksi rendah merupakan akibat dari klausa pekebun belum menerapkan pemupukan intensif, sehingga kedua klausa tersebut mempunyai hubungan sebab akibat. Relasi yang sesuai
55
untuk menggambarkan hubungan sebab akibat pada kalimat (1.12) adalah relasi CAU. Klausa pekebun belum menerapkan pemupukan intensif merupakan klausa utama yang dinyatakan maknanya oleh token pertama yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Klausa sehingga produksi rendah merupakan klausa subordinatif yang dinyatakan oleh token kedua yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Token pertama dan token kedua dihubungkan oleh relasi CAU dengan arah arc keluar dari token pertama menuju token kedua. Kata sehingga hanya menyatakan hubungan hasil, sehingga makna kata sehingga ditunjukkan oleh frame. klausa subordinatif
klausa utama ALI
ALI CAU
ALI
sehingga
Gambar 54 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sehingga. Konjungsi sehingga, sampai(-sampai), dan maka mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan hasil, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sampai(-sampai), dan maka sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sehingga. Klausa sehingga produksi rendah pada kalimat (1.12) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sehingga produksi rendah konj
S
P
Menurut Alwi et al. (2003), kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Kata rendah tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa sehingga produksi rendah merupakan klausa statif. Klausa statif ini biasanya hanya mempunyai dua unsur fungsi saja, yaitu subjek dan predikat. Subjek dalam klausa tersebut adalah kata produksi. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P dan klausa tersebut merupakan klausa statif.
56
Kata produksi yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata rendah yang menduduki fungsi sebagai predikat dalam klausa statif dihubungkan oleh relasi atribut, karena subjek yang diwakili oleh kata produksi mempunyai sifat yang dinyatakan oleh predikat yaitu rendah. Token yang menunjukkan subjek akan dihubungkan dengan relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Fokus anak kalimat (1.12) ada pada kata produksi, sehingga atribut fokus terdapat pada token subjek. S
P ALI
ALI
PAR
Gambar 55 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token subjek. Klausa statif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan hasil pada klausa utama, dengan kata lain klausa statif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 54. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat (1.12) terdapat pada fungsi subjek. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi predikat pada konteks kalimat yang lain. klausa subordinatif ALI klausa utama
S
ALI
P ALI
CAU
PAR
ALI ALI
sehingga
Gambar 56 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sehingga dan susunan fungsional S–P.
57
9.
Hubungan Cara Klausa adverbial ini menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang
dinyatakan oleh klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan cara yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi dengan dan tanpa. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. (1.13) Bakteri cukup tahu diri dengan menjaga kesehatan ikan (Tambunan 2010). Konjungsi dengan yang menyatakan hubungan cara muncul dalam kalimat (1.13). Bentuk word graph dengan yang menyatakan hubungan cara dalam Anggraeni (2009) adalah sebagai berikut.
dengan
ALI
CAU
Gambar 57 Word graph preposisi dengan yang menyatakan cara. Relasi CAU dapat dipergunakan untuk menyatakan dua token yang mempunyai hubungan cara dengan kegiatan yang menggunakan cara itu. Token pertama merepresentasikan cara, dan token kedua merepresentasikan kegiatan. Cara dipergunakan untuk suatu kegiatan, sehingga arc berawal dari token pertama menuju token kedua. Fokus preposisi dengan adalah menyatakan cara, maka fokusnya terletak pada token pertama (Anggraeni 2009). Klausa dengan menjaga kesehatan ikan menyatakan cara, sedangkan klausa bakteri cukup tahu diri menyatakan kegiatan atau situasi. Klausa yang menyatakan cara tersebut merupakan klausa subordinatif, sedangkan klausa yang menyatakan kegiatan merupakan klausa utama karena telah diterangkan oleh klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif dinyatakan oleh token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Misal klausa utama dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama.
58
klausa subordinatif ALI dengan
klausa utama ALI
CAU
ALI
Gambar 58 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara. Klausa dengan menjaga kesehatan ikan pada kalimat (1.13) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. dengan menjaga kesehatan ikan konj
P
O
Kata menjaga menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa kesehatan ikan menduduki fungsi sebagai objek karena kesehatan ikan merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menjaga. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.13) ada pada kata menjaga, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan cara pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 58. Fokus kalimat (1.13) terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada kata menjaga yang menduduki fungsi sebagai predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya.
59
klausa subordinatif ALI P
dengan
ALI CAU
ALI
klausa utama ALI
O ALI CAU
Gambar 59 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara dan susunan fungsional P–O.
(1.14) Sebagai gantinya burung hantu mampu memutar kepala 2700, tanpa harus menggerakkan tubuh (Raharjo 2010). Konjungsi tanpa yang menyatakan hubungan cara, muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.14). Makna konjungsi tanpa merupakan kebalikan dari makna konjungsi dengan dalam konteks sebagai konjungsi hubungan cara, sehingga konjungsi tanpa menyatakan bahwa kegiatan yang dinyatakan dalam klausa utama tidak menggunakan cara seperti yang termuat dalam klausa subordinatif. Pembentukan word graph tanpa dapat mengadopsi Gambar 58 dengan pemberian relasi frame NEGPAR. NEG tanpa
ALI
CAU
Gambar 60 Word graph preposisi tanpa yang menyatakan hubungan cara. Klausa tanpa harus menggerakkan tubuh menyatakan cara yang tidak digunakan pada kegiatan, sedangkan klausa sebagai gantinya burung hantu mampu memutar kepala 2700 menyatakan kegiatan. Klausa yang menyatakan cara tersebut merupakan klausa subordinatif, sedangkan klausa yang menyatakan kegiatan merupakan klausa utama karena telah diterangkan oleh klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif dinyatakan oleh token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Misal
60
klausa utama dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. NEG
klausa subordinatif
ALI
ALI CAU
ALI
tanpa
klausa utama
Gambar 61 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara. Klausa tanpa harus menggerakkan tubuh pada kalimat (1.14) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. tanpa harus menggerakkan tubuh konj
P
O
Kata menggerakkan menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Kata tubuh menduduki fungsi sebagai objek karena tubuh merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menggerakkan. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.14) ada pada kata menggerakkan, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan cara pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 61. Fokus kalimat (1.14) terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada kata menggerakkan yang menduduki fungsi sebagai predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya.
61
NEG
klausa subordinatif ALI P
tanpa
ALI CAU
ALI
klausa utama ALI
O ALI CAU
Gambar 62 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara dan susunan fungsional P–O.
10. Hubungan Alat Klausa adverbial ini menyatakan alat yang dinyatakan oleh klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan alat yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi dengan dan tanpa. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. (1.15) Irwan menyiasatinya dengan menggunakan urine sapi (Cahyana 2010). Konjungsi dengan yang menyatakan alat muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.15). Klausa dengan menggunakan urine sapi pada kalimat (1.15) di atas berarti bahwa urine sapi merupakan alat yang digunakan Irwan untuk menyiasati sesuatu seperti yang dinyatakan dalam klausa utama. Menurut Anggraeni (2009), relasi CAU dapat dipergunakan untuk menyatakan dua token yang mempunyai hubungan alat dengan kegiatan yang mempergunakan alat tersebut.
Token
pertama
merepresentasikan
alat,
dan
token
kedua
merepresentasikan kegiatan. Klausa subordinatif dengan menggunakan urine sapi menyatakan alat, sehingga token pertama menyatakan klausa subordinatif dan dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa utama Irwan menyiasatinya menyatakan kegiatan, sehingga token kedua menyatakan klausa utama dan dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Alat dipergunakan untuk suatu kejadian, sehingga arc berawal dari token pertama menuju token kedua. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama.
62
klausa subordinatif ALI
ALI
CAU
ALI
dengan
klausa utama
Gambar 63 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat. Klausa dengan menggunakan urine sapi pada kalimat (1.15) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. dengan menggunakan urine sapi konj
P
O
Kata menggunakan menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa urine sapi menduduki fungsi sebagai objek karena urine sapi merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menggunakan. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.15) ada pada frasa urine sapi, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi objek. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi objek terdapat pada penjelasan Gambar 45. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan alat pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 63. Fokus kalimat (1.15) terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada frasa urine sapi yang menduduki fungsi sebagai objek. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi objek klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya.
63
klausa subordinatif ALI P
dengan
O ALI CAU
ALI
klausa utama ALI
ALI CAU
Gambar 64 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat dan susunan fungsional P–O.
(1.16) Mikroba yang sudah diujicobakan BPPT ini mampu menaikkan pH tanpa harus menggunakan cara-cara sebelumnya (Bambang 2008). Konjungsi tanpa yang menyatakan alat muncul dalam kalimat majemuk bertingkat (1.16). Makna konjungsi tanpa merupakan kebalikan dari makna konjungsi dengan dalam konteks sebagai konjungsi hubungan alat, sehingga konjungsi tanpa menyatakan bahwa kegiatan yang dinyatakan dalam klausa utama tidak menggunakan alat seperti yang termuat dalam klausa subordinatif. Klausa subordinatif menyatakan alat, sedangkan klausa utama menyatakan kegiatan. Pembentukan graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan hubungan alat dapat mengadopsi Gambar 63 dengan pemberian relasi frame NEGPAR. NEG
klausa subordinatif
ALI
ALI tanpa
ALI
klausa utama
CAU
Gambar 65 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat. Klausa tanpa harus menggunakan cara-cara sebelumnya pada kalimat (1.16) jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. tanpa harus menggunakan cara-cara sebelumnya konj
P
O
64
Frasa harus menggunakan memiliki bentuk dasar kata menggunakan. Kata menggunakan merupakan kata kerja transitif, sehingga frasa harus menggunakan merupakan frasa verbal. Frasa tersebut menduduki fungsi sebagai predikat dan harus diikuti oleh objek atau pelengkap. Frasa cara-cara sebelumnya menduduki fungsi sebagai objek karena cara-cara sebelumnya merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menggunakan. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat (1.16) ada pada frasa cara-cara sebelumnya, sehingga atribut fokus terdapat pada token objek. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada fungsi objek terdapat pada penjelasan Gambar 45. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan alat pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 65. Fokus kalimat (1.16) terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada frasa cara-cara sebelumnya yang menduduki fungsi sebagai objek. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi objek klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya. NEG
klausa subordinatif ALI P
tanpa
ALI
klausa utama ALI
O ALI CAU
ALI CAU
Gambar 66 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat dan susunan fungsional P–O.
4.1.2 Pembentukan Graf Struktur Klausa Nominal Klausa subordinatif disebut sebagai klausa nominal jika klausa subordinatif ini menduduki fungsi yang biasa diduduki oleh nomina (Alwi et al.
65
2003). Klausa nominal yang diteliti adalah klausa nominal dengan konjungsi bahwa. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut ini. (1.17) Apakah mereka tidak tahu bahwa padi itu berkah dari surga (Bintang 2011). Kalimat (1.17) memuat konjungsi bahwa. Klausa nominal tersebut adalah padi itu berkah dari surga, sedangkan klausa utamanya adalah apakah mereka tidak tahu. Pembentukan klausa nominal tersebut dijelaskan dengan bagan berikut ini. Klausa utama Apakah
mereka
tidak tahu
sesuatu
Pronomina
S
P
O
bahwa
padi itu
berkah
dari surga
konj
S
P
Ket.Tempat
Gambar 67 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (1.17). Klausa utama apakah mereka tidak tahu disempurnakan dengan suatu objek yaitu kata sesuatu dengan tujuan supaya pembentukan klausa nominal akan dengan mudah terlihat. Kata sesuatu merupakan kata benda atau nominal, dan dalam kasus ini digantikan oleh klausa padi itu berkah dari surga dengan diawali konjungsi bahwa. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi bahwa, graf struktur klausa nominalnya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa nominalnya menjadi jelas. Makna kata bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) adalah menyatakan kata penghubung untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang di depan. Misal terdapat dua token, maka relasi yang menggambarkan hubungan ini adalah relasi EQU. Makna bahwa dinyatakan oleh frame.
66
bahwa
ALI
EQU
Gambar 68 Word graph konjungsi bahwa. Penggabungan klausa nominal ke dalam klausa utama dengan menggunakan konjungsi bahwa
tersebut, harus mempertimbangkan token
yang akan
digabungkan, yaitu harus dua token yang mempunyai type sama. Menurut Alwi et al. (2003), konjungsi bahwa, bagaimana(kah), mengapa(kah), apa(kah), siapa(kah), dengan siapa, untuk apa, dan ke mana mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan komplementasi, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi bagaimana(kah), mengapa(kah), apa(kah), siapa(kah) sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi bahwa. Klausa nominal atau klausa subordinatif padi itu berkah dari surga jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. padi itu berkah dari surga S
P
Ket.Tempat
Frasa padi itu menduduki fungsi sebagai subjek, sedangkan kata berkah menduduki fungsi predikat. Frasa dari surga menduduki fungsi sebagai keterangan tempat karena memuat preposisi dari. Frasa padi itu mempunyai bentuk dasar kata padi yang tergolong kata benda, sedangkan kata berkah juga tergolong dalam kata benda. Menurut Alwi et al. (2003) kalimat yang predikatnya nominal atau kata benda sering dinamakan kalimat ekuatif, sehingga klausa padi itu berkah dari surga yang berpredikat berkah merupakan klausa ekuatif dengan pola fungsi S–P–keterangan tempat. Uraian pembentukan graf klausa padi itu berkah dari surga adalah sebagai berikut. Frasa padi itu menduduki fungsi sebagai subjek, sehingga direpresentasikan ke dalam token pertama. Kata berkah merupakan predikat sehingga direpresentasikan ke dalam token kedua. Kata berkah tergolong dalam kata benda, sehingga hubungan yang muncul pada padi itu berkah dapat dinyatakan berikut ini. Padi itu berkah bisa berarti padi merupakan berkah. Hubungan yang muncul adalah hubungan ekuatif atau kesamaan. Relasi yang
67
sesuai untuk menghubungkan dua token tersebut adalah relasi EQU. Frasa dari surga merupakan keterangan tempat, sehingga token yang menyatakannya dihubungkan oleh relasi PAR dengan token predikat. Fokus pada klausa padi itu berkah dari surga adalah pada kata berkah, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. S
Ket.Tempat
P ALI EQU
ALI PAR
ALI
Gambar 69 Graf stuktur klausa ekuatif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat. Klausa utama apakah mereka tidak tahu sesuatu, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. apakah mereka tidak tahu (sesuatu) Pronomina S
P
O
Frasa tidak tahu menduduki fungsi sebagai predikat, karena menggambarkan suatu keadaan. Kata mereka menduduki fungsi subjek, karena mereka mengalami suatu keadaan yang dinyatakan oleh predikat yaitu tidak tahu. Kata sesuatu menduduki fungsi objek. Kata apakah merupakan pronomina penanya yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan (Alwi et al. 2003). Kata apakah tidak akan dibahas dalam uraian ini karena cakupan pembahasan hanya pada pembentukan klausa subordinatif saja. Fokus dalam klausa ini adalah frasa tidak tahu, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi Predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada fungsi Predikat telah diuraikan dalam penjelasan Gambar 28. Penggabungan klausa nominal dan klausa utama dengan konjungsi bahwa harus mempertimbangkan suatu fungsi yang akan digantikan oleh klausa nominal. Fungsi objek pada klausa utama akan digantikan oleh klausa nominal pada kalimat (1.17), sehingga token objek pada klausa utama dihubungkan oleh graf konjungsi bahwa dengan graf struktur klausa nominal. Fokus keseluruhan berpindah ke dalam klausa subordinatif atau klausa nominal, tepatnya pada kata berkah, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat pada klausa
68
subordinatif. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada token predikat untuk kalimat lainnya. S
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI klausa subordinatif ALI
EQU ALI S
klausa utama
bahwa
ALI
Ket.Tempat
P ALI EQU
ALI PAR
ALI
Gambar 70 Pola graf klausa subordinatif ekuatif dengan fungsi S– P–Ket. Tempat dengan konjungsi bahwa yang menyatakan isi objek dalam klausa utama.
4.1.3 Pembentukan Graf Struktur Klausa Relatif Klausa perluasan dengan konjungsi yang yang disematkan dalam klausa utama disebut sebagai klausa relatif dan berfungsi sebagai keterangan bagi sintaksis (S, P, O, atau Ket) tertentu. Klausa relatif yang diteliti adalah klausa relatif dengan hubungan atributif restriktif yang memuat konjungsi yang. Klausa relatif dengan hubungan atributif takrestriktif mempunyai proses pembentukan yang hampir sama karena memuat konjungsi yang sama yaitu yang. Contoh klausa relatif ada dalam kalimat berikut ini. (1.18) Baobab yang dijumpai Reza pada Juli 2010 sedang meranggas karena musim kemarau (Artdiyasa 2010). Kalimat (1.18) memuat konjungsi yang. Klausa relatifnya adalah yang dijumpai Reza pada Juli 2010, sedangkan klausa utamanya adalah Baobab sedang meranggas karena musim kemarau. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi yang, graf struktur klausa relatifnya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa relatifnya menjadi jelas.
69
Makna yang dikandung kalimat (1.18) adalah klausa yang dijumpai Reza pada Juli 2010 merupakan suatu atribut dari kata Baobab. Misal terdapat dua token, token pertama merupakan atribut dari token yang kedua, maka relasi PAR mempunyai arc yang berasal dari token pertama menuju token kedua. Fokus terletak pada token pertama karena token pertama mewatasi nomina yang diterangkannya pada token kedua. Makna kata yang menyatakan hubungan atributif restriktif dinyatakan dalam frame.
yang
ALI
PAR
Gambar 71 Word graph konjungsi yang menyatakan hubungan atributif restriktif. Konjungsi
yang
yang menyatakan
hubungan atributif
restriktif
mempunyai makna yang sama dengan konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif takrestriktif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif takrestriktif sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif restriktif. Klausa relatif atau klausa subordinatif yang dijumpai Reza pada Juli 2010 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. yang dijumpai Reza pada Juli 2010 konj
P
S
Ket.Waktu
Unsur pekerjaan atau aksi ditunjukkan oleh verba dijumpai, sehingga fungsi predikatnya adalah kata dijumpai. Unsur pelaku pekerjaan ditunjukkan oleh kata Reza, sehingga fungsi subjeknya adalah kata Reza. Unsur pada Juli 2010 menduduki fungsi sebagai keterangan waktu. Menurut Alwi et al. (2003), verba aktif transitif yang berprefiks meng- dapat diubah menjadi bentuk pasif dengan mengganti prefiks meng- dengan prefiks di-, sehingga kata ditanam pada anak kalimat tersebut merupakan verba transitif, dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P–S–keterangan waktu atau dapat juga dituliskan S–P–keterangan waktu dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Pembentukan graf struktur klausa pasif dengan fungsi S–P–keterangan waktu pada kalimat (1.18) akan diuraikan berikut ini. Kata Reza yang menduduki
70
fungsi sebagai subjek dan frasa yang dijumpai yang menduduki fungsi sebagai predikat harus dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede (2009), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan subjek dengan predikat. Fungsi keterangan waktu yang ditunjukkan frasa pada Juli 2010 berhubungan erat dengan kegiatan dijumpai, sehingga relasi yang sesuai untuk menghubungkan fungsi keterangan waktu dengan predikat adalah PAR, yaitu token yang menyatakan fungsi keterangan waktu sebagai atribut dari token yang menyatakan fungsi predikat. Fokus klausa pada kalimat (1.18) terletak pada frasa yang dijumpai yaitu fungsi predikat, sehingga ontology focus melekat pada token predikat. S
P ALI CAU
Ket. Waktu ALI PAR
ALI
Gambar 72 Graf strukur klausa pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat. Klausa utama Baobab sedang meranggas karena musim kemarau, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. Baobab sedang meranggas karena musim kemarau S
P
Ket.Sebab
Subjek dalam klausa tersebut adalah kata Baobab, karena menunjukkan pelaku aktivitas sedang meranggas. Frasa sedang meranggas mempunyai bentuk dasar meranggas dan merupakan verba taktransitif serta menduduki fungsi sebagai predikat. Frasa karena musim kemarau menduduki fungsi keterangan sebab, karena didahului oleh preposisi karena. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat yang berupa verba taktransitif, dan keterangan sebab, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P–keterangan sebab dan klausa tersebut merupakan klausa taktransitif. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi S–P– keterangan sebab diuraikan berikut ini. Kata Baobab yang menduduki fungsi sebagai subjek dan frasa sedang meranggas yang menduduki fungsi sebagai predikat harus dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede (2009), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan subjek dengan predikat. Predikatnya berupa kata kerja taktransitif, sehingga tidak bisa diikuti
71
oleh objek maupun pelengkap. Frasa karena musim kemarau yang menduduki fungsi keterangan sebab berhubungan dengan peristiwa meranggas yang dinyatakan dalam fungsi predikat. Hubungan tersebut dapat dilihat pada preposisi yang muncul, yaitu kata karena. Word graph preposisi karena dapat dilihat pada Gambar 51. Token pertama pada wordgraph tersebut merepresentasikan keterangan sebab yaitu frasa musim kemarau, sedangkan token kedua merepresentasikan predikat yaitu kata meranggas. Maknanya adalah musim kemarau mengakibatkan peristiwa meranggas. Secara umum, graf yang menghubungkan fungsi predikat dengan fungsi keterangan sebab adalah sebagai berikut.
karena
ALI
CAU ALI
ALI
Ket.Sebab
P
Gambar 73 Word graph preposisi karena yang digunakan untuk menghubungkan keterangan sebab dengan predikat. Fokus klausa Baobab sedang meranggas karena musim kemarau terletak pada kata Baobab, sehingga atribut fokus terletak pada token subjek. S
P ALI CAU
Ket.Sebab ALI CAU
ALI ALI
karena
Gambar 74 Graf klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Sebab dan fokus pada token subjek. Penggabungan klausa relatif dan klausa utama dengan konjungsi yang harus mempertimbangkan suatu fungsi yang akan diterangkan oleh klausa relatif. Fungsi subjek pada klausa utama akan diterangkan oleh klausa relatif pada kalimat (1.18), sehingga token subjek pada klausa utama dihubungkan oleh graf konjungsi yang dengan graf struktur klausa relatif. Fokus keseluruhan berpindah ke dalam klausa utama, tepatnya pada kata Baobab, sehingga atribut fokus
72
terdapat pada token subjek pada klausa utama. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada token subjek untuk kalimat lainnya. yang ALI Klausa utama
Klausa subordinatif
ALI
ALI S
P ALI CAU
S ALI PAR
P ALI CAU
Ket.Sebab ALI CAU
ALI
PAR Ket. ALI Waktu
ALI karena
Gambar 75 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan fungsi S– P–Ket.Waktu dengan konjungsi yang yang membatasi isi subjek dalam klausa utama.
4.1.4 Pembentukan Graf Struktur Klausa Perbandingan Kalimat majemuk bertingkat dapat pula terbentuk bila dua klausa diperbandingkan, satu dinyatakan pada klausa utama dan satunya lagi dinyatakan pada klausa subordinatif atau anak kalimat. Anak kalimat ini disebut sebagai klausa perbandingan. Ada dua macam hubungan pada klausa perbandingan, yaitu hubungan ekuatif dan hubungan komparatif (Alwi et al. 2003). 1.
Klausa Perbandingan dengan Hubungan Ekuatif Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan
dan klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya. Klausa perbandingan dengan hubungan ekuatif yang diteliti adalah klausa dengan konjungsi sama...dengan. Contohnya ada dalam kalimat berikut. (1.19) Rumah ini sama tua dengan saya (Alwi et al. 2003). Kalimat
(1.19)
memuat
konjungsi
sama...dengan.
Klausa
perbandingannya adalah saya tua, sedangkan klausa utamanya adalah rumah ini tua. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan
73
graf konjungsi sama...dengan, graf struktur klausa perbandingannya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa perbandingan dengan hubungan ekuatif menjadi jelas. Makna kalimat (1.19) tersebut adalah membandingkan kesamaan klausa rumah ini tua dan saya tua. Hal yang dibandingkan adalah sifat tua dan sifat perbandingannya adalah sama. Misal terdapat dua token yang akan dibandingkan dengan sama tarafnya, maka relasi yang sesuai adalah EQU. Makna konjungsi sama...dengan ditunjukkan dengan frame. sama...dengan
ALI
EQU
Gambar 76 Word graph konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif. Konjungsi se... mempunyai makna yang sama dengan konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi se... sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sama...dengan. Klausa perbandingan atau klausa subordinatif saya tua jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. saya tua S
P
Menurut Alwi et al. (2003), kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Kata tua tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa saya tua merupakan klausa statif. Klausa statif ini biasanya hanya mempunyai dua unsur fungsi saja, yaitu subjek dan predikat. Subjek dalam klausa tersebut adalah kata saya. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Analisis pembentukan graf klausa subordinatif pada kalimat (1.19) adalah sebagai berikut. Kata saya yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata tua yang menduduki fungsi sebagai predikat pada klausa statif dihubungkan oleh relasi atribut, karena saya mempunyai sifat yang dinyatakan dalam predikat yaitu
74
tua. Token yang menunjukkan subjek akan dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Fokusnya terletak pada kata tua, sehingga atribut fokus terletak pada token predikat. PAR ALI S
ALI P
Gambar 77 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token predikat. Klausa utama rumah ini tua karena musim kemarau, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. rumah ini tua S
P
Kata tua tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa rumah ini tua merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah frasa rumah ini. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa rumah ini tua terletak pada kata tua, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa utama pada kalimat (1.19) dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Pembentukan klausa perbandingan dalam kalimat majemuk (1.19) diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Token yang akan dibandingkan adalah kedua token Predikat pada kedua klausa karena tarafnya sama, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh graf konjungsi sama...dengan pada Gambar 76. Fokusnya bisa dipilih pada frasa rumah ini, sehingga atribut fokus berpindah menuju fungsi subjek klausa utama. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada subjek klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya.
75
S ALI
P ALI
klausa utama ALI
PAR
klausa subordinatif ALI
PAR
EQU
ALI S
ALI
sama...dengan
ALI P
Gambar 78 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S– P dengan konjungsi sama...dengan dan fokus pada token subjek klausa utama.
2.
Klausa Perbandingan dengan Hubungan Komparatif Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa
perbandingan dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya. Klausa perbandingan dengan hubungan komparatif yang diteliti adalah klausa dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan kurang...daripada. Contohnya ada dalam kalimat berikut. (1.20) Tajuknya lebih tinggi sedikit daripada pohon kelapa di dekatnya (Syariefa 2010). Kalimat (1.20) memuat konjungsi lebih...sedikit daripada. Klausa perbandingannya adalah pohon kelapa di dekatnya tinggi, sedangkan klausa utamanya adalah tajuknya tinggi. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi lebih...sedikit daripada, graf struktur klausa perbandingannya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menjadi jelas. Makna kalimat (1.20) tersebut adalah membandingkan perbedaan taraf antara klausa tajuknya tinggi dan pohon kelapa di dekatnya tinggi. Hal yang dibandingkan adalah sifat tinggi dan sifat perbandingannya adalah berbeda tarafnya yaitu tinggi pada klausa utama bernilai lebih daripada tinggi pada klausa subordinatif. Samba (2010) menyatakan bahwa makna kata lebih adalah terdapat
76
suatu tingkat ukuran yang lewat dari semestinya. Word graph lebih terdiri atas dua token. Token kedua mengimplementasikan sesuatu ukuran yang lebih dari token pertama, maka dapat disimpulkan bahwa antara kedua token tersebut mempunyai hubungan urutan ukuran, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh relasi ORD dengan arc berawal dari token pertama. Pembentukan word graph lebih...sedikit daripada dapat mengacu pada word graph lebih. lebih...sedikit daripada
ALI
ORD
Gambar 79 Word graph konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif. Konjungsi lebih...daripada dan lebih...dari mempunyai makna yang sama dengan konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi lebih...daripada dan lebih...dari sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi lebih...sedikit daripada. Klausa perbandingan atau klausa subordinatif pohon kelapa di dekatnya tinggi jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. pohon kelapa di dekatnya tinggi S
Ket.Tempat
P
Menurut Alwi et al. (2003), kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Kata tinggi tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa pohon kelapa di dekatnya tinggi merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah frasa pohon kelapa. Frasa di dekatnya menduduki fungsi sebagai keterangan tempat. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, keterangan tempat dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P– keterangan tempat dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Analisis pembentukan graf klausa subordinatif pada kalimat (1.20) adalah sebagai berikut. Frasa pohon kelapa yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata tinggi yang menduduki fungsi sebagai predikat pada klausa statif dihubungkan oleh relasi atribut, karena pohon kelapa mempunyai sifat yang dinyatakan dalam predikat yaitu tinggi. Token yang menunjukkan subjek akan
77
dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Fungsi keterangan tempat yang direpresentasikan oleh frasa di dekatnya merupakan atribut letak tempat dimana pohon kelapa berada, sehingga subjek akan dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi keterangan tempat dengan arah arc dari keterangan tempat menuju subjek. Fokusnya terletak pada kata tinggi, sehingga atribut fokus terletak pada token predikat. PAR
PAR ALI Ket.Tempat
ALI S
ALI P
Gambar 80 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P–Ket. Tempat dan fokus pada token predikat. Klausa utama tajuknya tinggi, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. tajuknya tinggi S
P
Kata tinggi tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa tajuknya tinggi merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah tajuknya. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa tajuknya tinggi terletak pada kata tinggi, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa utama pada kalimat (1.20) dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Pembentukan klausa perbandingan dalam kalimat majemuk (1.20) diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Token yang akan dibandingkan adalah kedua token predikat pada kedua klausa karena tarafnya berbeda, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh graf konjungsi lebih...sedikit daripada pada Gambar 79 dengan arah arc dari token predikat pada klausa subordinatif menuju token predikat pada klausa utama. Fokusnya bisa dipilih pada kata tajuknya, sehingga atribut fokus berpindah menuju fungsi subjek klausa utama. Penentuan
78
fokus tidak mutlak berada pada subjek klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. S ALI Klausa utama
P ALI PAR
ALI
ORD PAR ALI Ket.Tempat
ALI lebih...sedikit daripada
PAR ALI S
ALI P
ALI Klausa subordinatif
Gambar 81 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S– P–keterangan tempat dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan fokus pada token subjek klausa utama.
(1.21) Dia kurang mahir berbahasa Inggris daripada anaknya (Alwi et al.2003). Kalimat
(1.21)
memuat
konjungsi
kurang...daripada.
Klausa
perbandingannya adalah anaknya mahir berbahasa Inggris, sedangkan klausa utamanya adalah dia mahir berbahasa Inggris. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi kurang...daripada, graf struktur klausa perbandingannya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menjadi jelas. Makna kalimat (1.21) tersebut adalah membandingkan perbedaan taraf antara klausa dia mahir berbahasa Inggris dan anaknya mahir berbahasa Inggris. Hal yang dibandingkan adalah sifat mahir dan sifat perbandingannya adalah berbeda tarafnya yaitu mahir pada klausa utama bernilai kurang daripada mahir pada klausa subordinatif. Samba (2010) menyatakan bahwa makna kata kurang adalah terdapat suatu tingkat ukuran yang belum atau tidak sama dengan seharusnya. Word graph kurang terdiri atas dua token. Token pertama mengimplementasikan sesuatu ukuran yang belum atau kurang dibanding token
79
kedua, maka dapat disimpulkan bahwa antara kedua token tersebut mempunyai hubungan urutan ukuran, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh relasi ORD dengan arc berawal dari token pertama. Pembentukan word graph kurang...daripada dapat mengacu pada word graph kurang.
kurang...daripada
ALI
ORD
Gambar 82 Word graph konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif. Konjungsi kurang...dari mempunyai makna yang sama dengan konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi kurang...dari sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi kurang...daripada. Klausa perbandingan atau klausa subordinatif anaknya mahir berbahasa Inggris jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. anaknya mahir berbahasa Inggris S
P
Menurut Alwi et al. (2003), kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Frasa mahir berbahasa Inggris menduduki fungsi sebagai predikat dan mempunyai bentuk dasar kata mahir yang diperluas dengan verba berbahasa Inggris. Kata mahir tergolong adjektiva, sehingga klausa anaknya mahir berbahasa Inggris merupakan klausa statif. subjek dalam klausa tersebut adalah kata anaknya. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa anaknya mahir berbahasa Inggris terletak pada frasa mahir berbahasa Inggris, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa subordinatif pada kalimat (1.21) dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Klausa utama dia mahir berbahasa Inggris, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. dia mahir berbahasa Inggris S
P
80
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, frasa mahir berbahasa Inggris menduduki fungsi sebagai predikat, dan klausa dia mahir berbahasa Inggris merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah kata dia. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S–P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa anaknya mahir berbahasa Inggris terletak pada frasa mahir berbahasa Inggris, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa subordinatif pada kalimat (1.21) dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Pembentukan klausa perbandingan dalam kalimat majemuk (1.21) diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Token yang akan dibandingkan adalah kedua token predikat pada kedua klausa karena tarafnya berbeda, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh graf konjungsi kurang... daripada pada Gambar 82 dengan arah arc dari token predikat pada klausa utama menuju token predikat pada klausa subordinatif. Fokusnya bisa dipilih pada kata dia, sehingga atribut fokus berpindah menuju fungsi subjek klausa utama. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada subjek klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. S
P
ALI Klausa utama
ALI PAR
ALI
ORD Klausa subordinatif
ALI kurang... daripada
PAR
ALI ALI S
ALI P
Gambar 83 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S– P dengan konjungsi kurang... daripada dan fokus pada token subjek klausa utama.
81
4.2 Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia Pada bagian sebelumnya, telah diuraikan pembentukan graf struktur klausa subordinatif berdasarkan makna semantis hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dan klausa utama, dan susunan fungsional (sintaksisnya) berdasarkan makna dan kategori kata atau frasa penyusun tiap fungsinya. Sebelum merancang aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, perlu dibagi terlebih dahulu tahapan pembentukannya. Pembentukan klausa subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat ada dua tahap, yaitu pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama, dan pembentukan struktur klausa subordinatif atau anak kalimat. Pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama merupakan tahapan pertama dalam identifikasi dan pembentukan graf klausa subordinatif. Proses ini memerlukan klasifikasi graf konjungsi yang berbentuk sama. Berikut ini adalah pengelompokan konjungsi subordinatif sebagai pembentuk anak kalimat pada kalimat majemuk berdasarkan bentuk graf konjungsinya. Tabel 4 Jenis graf konjungsi subordinatif sebagai pembentuk anak kalimat pada kalimat majemuk berdasarkan bentuk graf konjungsinya No 1
Jenis Klausa Subordinatif Klausa Adverbial
Jenis Hubungan Subordinasi Hubungan waktu batas permulaan
Konjungsi sejak dan sedari
Graf struktur fungsi klausa
klausa subordinatif ALI
klausa utama ALI
ORD
ALI konjungsi Gambar 84 Graf konjungsi subordinatif pola ke-1.
82
2
Klausa Adverbial
Hubungan waktu bersamaan
Hubungan pembandingan
3
Klausa Adverbial
Hubungan waktu berurutan
(se)waktu, klausa ketika, seraya, klausa utama serta, sambil, subordinatif sementara, ALI ALI selagi, tatkala, EQU dan selama seperti, bagaikan, ALI laksana, ibarat, sebagaimana, konjungsi daripada, dan Gambar 85 Graf konjungsi alih-alih subordinatif pola ke-2. sebelum klausa utama
klausa subordinatif
ALI
ALI
ORD
ALI sebelum Gambar 86 Graf konjungsi subordinatif pola ke-3. 4
Klausa Adverbial
Hubungan waktu berurutan
setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis
klausa subordinatif
klausa utama
ALI
ALI ORD
ALI konjungsi Gambar 87 Graf konjungsi subordinatif pola ke-4.
83
5
Klausa Adverbial
Hubungan waktu batas akhir
sampai dan hingga
klausa subordinatif
klausa utama ALI
ALI ORD
ALI konjungsi Gambar 88 Graf konjungsi subordinatif pola ke-5. 6
Klausa Adverbial
Hubungan syarat
Hubungan cara Hubungan alat Hubungan cara
jika(lau), kalau, asal(kan), (apa)bila, dan bilamana seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan, dan kalaukalau sebab, karena, akibat, dan oleh karena dengan dengan tanpa
Hubungan alat
tanpa
Hubungan pengandaian
Hubungan penyebaban
7
Klausa Adverbial
klausa subordinatif ALI
klausa utama ALI
CAU
ALI konjungsi Gambar 89 Graf konjungsi subordinatif pola ke-6.
NEG klausa subordinatif
klausa utama ALI
ALI CAU
ALI tanpa Gambar 90 Graf konjungsi subordinatif pola ke-7.
84
8
Klausa Adverbial
Hubungan tujuan
agar, supaya, untuk, dan biar
Hubungan hasil
sehingga, sampai (sampai), dan maka
klausa subordinatif
klausa utama ALI
ALI CAU
ALI konjungsi Gambar 91 Graf konjungsi subordinatif pola ke-8. 9
Klausa Adverbial
Hubungan konsesif
walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun, dan biarpun
AND
ALI klausa subordinatif
ALI klausa utama
ALI konjungsi Gambar 92 Graf konjungsi subordinatif pola ke-9. 10
Klausa Nominal
Hubungan bahwa, Komplementasi bagaimana (kah), mengapa(kah), apa(kah), siapa(kah), dengan siapa, untuk apa, dan ke mana
EQU ALI klausa subordinatif
ALI klausa utama
ALI Klausa Perbandingan
Hubungan Ekuatif
sama ... dengan dan se...
konjungsi Gambar 93 Graf konjungsi subordinatif pola ke10.
85
11
Klausa Relatif
Hubungan Atributif
yang PAR ALI
ALI
klausa subordinatif
klausa utama
ALI yang Gambar 94 Graf konjungsi subordinatif pola ke11. 12
Klausa Perbandingan
Hubungan Komparatif
lebih ... dari(pada)
ORD ALI
ALI
klausa subordinatif
klausa utama
ALI lebih...dari(pada) Gambar 95 Graf konjungsi subordinatif pola ke12. 13
Klausa Perbandingan
Hubungan Komparatif
kurang ... dari(pada)
ORD ALI
ALI
klausa utama
klausa subordinatif
ALI kurang...dari(pada) Gambar 96 Graf konjungsi subordinatif pola ke13.
Pembentukan struktur fungsi anak kalimat atau klausa subordinatif merupakan tahapan kedua. Proses ini membutuhkan klasifikasi pola-pola graf struktur klausa yang berbentuk sama. Beberapa fungsi seperti pelengkap dan
86
fungsi keterangan yang belum diteliti sebelumnya muncul dalam pola-pola berikut tanpa penjelasan tentang alasan pembentukannya, dengan asumsi bahwa penjelasan dan pembuktian relasi tersebut merupakan ranah penelitian untuk sentence graph. Berikut ini adalah pengelompokan graf struktur anak kalimat berdasarkan fungsi-fungsi yang dihubungkan dan jenis klausanya. Tabel 5 Jenis graf struktur anak kalimat berdasarkan fungsi-fungsi yang dihubungkan dan jenis klausanya No 1
Struktur Fungsi Klausa S–P–O
Jenis Klausa aktif transitif pasif
Contoh klausa ayah membeli sepatu sepatu dibeli ayah
Pola Graf
CAU
CAU
ALI S
ALI P
ALI O
Gambar 97 Graf struktur klausa pola ke-1. 2
P–O
aktif transitif pasif
mengalami cedera uang ditemukan
CAU ALI P
ALI O
Gambar 98 Graf struktur klausa pola ke-2. 3
S–P–O–Pel
aktif transitif pasif
ayah mengirimi kami uang kami dikirimi ayah uang
ALI Pel CAU ALI S
CAU CAU ALI P
ALI O
Gambar 99 Graf struktur klausa pola ke-3. 4
S–P–O–K1
aktif transitif
pasif
mereka membunuh binatang itu di hutan ayah membeli sepatu kemarin binatang itu dibunuh mereka di hutan sepatu itu dibeli oleh ayah kemarin
CAU ALI S
ALI K 1 PAR CAU ALI P
ALI O
Gambar 100 Graf struktur klausa pola ke-4.
87
5
S–P–O–K2
aktif transitif
pasif
6
S–P–O–K3
aktif transitif pasif
penjaga memeriksa ruangan dengan senter kereta meninggalkan stasiun dengan pelan Kaka mengalami cedera karena latihan ruangan diperiksa penjaga dengan senter mereka membunuh binatang itu untuk hobi binatang itu dibunuh mereka untuk hobi
ALI K 2 CAU CAU
CAU ALI S
ALI P
ALI O
Gambar 101 Graf struktur klausa pola ke-5. ALI K 3 CAU CAU
CAU ALI S
ALI P
ALI O
Gambar 102 Graf struktur klausa pola ke-6. 7
S–P–O–K4
aktif transitif pasif
pasukan menyerbu kota bersama rakyat kota diserbu pasukan bersama rakyat
AND K4 ALI CAU ALI S
CAU ALI P
ALI O
Gambar 103 Graf struktur klausa pola ke-7. 8
S–P–O–K5
aktif transitif pasif
pasukan musuh membunuhi rakyat laksana Rahwana bilah itu ditebas Adi laksana samurai
ALI
K5
EQU CAU ALI S
CAU ALI P
ALI O
Gambar 104 Graf struktur klausa pola ke-8. 9
P–O–K1
aktif transitif pasif
menggerakkan tubuh sejak tadi malam uang itu ditemukan kemarin
PAR ALI K1
CAU ALI P
ALI O
Gambar 105 Graf struktur klausa pola ke-9.
88
10
P–O–K2
aktif transitif pasif
meninggalkan stasiun dengan pelan alang-alang itu ditebas dengan parang
CAU ALI K2
CAU ALI P
ALI O
Gambar 106 Graf struktur klausa pola ke-10. 11
P–O–K3
aktif transitif pasif
meninggalkan rumah demi anaknya rumah itu dibakar untuk mencegah penyebaran virus
CAU ALI
CAU ALI P
K3
ALI O
Gambar 107 Graf struktur klausa pola ke-11. 12
S–P–O– Pel–K1
aktif transitif pasif
ayah mengirimi kami uang kemarin kami dikirimi ayah uang pada 7 Mei lalu
P ALI CAU ALI S
ALI K 1 PAR CAU CAU
ALI O
ALI Pel
Gambar 108 Graf struktur klausa pola ke-12. 13
S–P–O– Pel–K2
aktif transitif pasif
ayah mengirimi kami uang dengan menggunakan wesel kami dikirimi ayah uang karena tabungan habis
P
ALI K 2 ALI CAU CAU CAU
ALI S
CAU
ALI O
ALI Pel
Gambar 109 Graf struktur klausa pola ke-13. 14
S–P–O– Pel–K3
aktif transitif pasif
ayah mengirimi kami uang untuk bertahan hidup kami dikirimi ayah uang untuk bertahan hidup
ALI
P ALI CAU ALI S
K2
CAU CAU CAU
ALI O
ALI Pel
Gambar 110 Graf struktur klausa pola ke-14.
89
15
S–P–O– Pel–K4
aktif transitif pasif
Pak lurah bersama warga memberi kamu kesempatan kamu diberikan Pak lurah bersama warga kesempatan
AND
Pel ALI
K4 ALI
CAU CAU
CAU ALI S
ALI P
ALI O
Gambar 111 Graf struktur klausa pola ke-15. 16
S–P–O– Pel–K5
aktif transitif pasif
ayah mengirimi kami uang laksana pahlawan kami dikirimi orang itu uang laksana orang tua kami sendiri.
K5
Pel
ALI
ALI
CAU
CAU CAU
EQU
ALI S
ALI P
ALI O
Gambar 112 Graf struktur klausa pola ke-16. 17
P
pasif
ditemukan
taktransitif
berlibur
ALI P
Gambar 113 Graf struktur klausa pola ke-17. 18
P–K1
pasif taktransitif
ditemukan di hutan dialami kemarin berlibur di Bali pergi
PAR ALI P
ALI K1
Gambar 114 Graf struktur klausa pola ke-18. 19
P–K2
pasif taktransitif
dilihat dengan mikroskop pergi karena kampus libur
CAU ALI P
ALI K2
Gambar 115 Graf struktur klausa pola ke-19. 20
P–K3
pasif
dilihat untuk diteliti
taktransitif
pergi untuk kebebasannya
CAU ALI P
ALI K3
Gambar 116 Graf struktur klausa pola ke-20.
90
21
S–P
pasif
ditemui Riza
taktransitif
dia berlibur dia sedang melukis
CAU ALI S
ALI P
Gambar 117 Graf struktur klausa pola ke-21. 22
S–P–K1
pasif taktransitif
ditemui Riza di pekarangan rumah dia berlibur di Bali dia berlibur pada 2-5 Mei nanti
CAU ALI S
PAR ALI P
ALI K1
Gambar 118 Graf struktur klausa pola ke-22. 23
S–P–K2
pasif taktransitif
ditemui Riza karena rasa rindunya dia berlibur karena tanggal merah
CAU ALI S
CAU ALI P
ALI K2
Gambar 119 Graf struktur klausa pola ke-23. 24
S–P–K3
pasif taktransitif
ditemukan Reza untuk penelitian dia berlibur supaya bisa istirahat
CAU ALI S
CAU ALI P
ALI K3
Gambar 120 Graf struktur klausa pola ke-24. 25
S–P–K4
pasif taktransitif
ditemukan Reza bersama teman-temannya dia berlibur beserta kekasihnya
AND K4 ALI CAU ALI S
ALI P
Gambar 121 Graf struktur klausa pola ke-25. 26
S–P–K5
pasif taktransitif
ditebas Adi laksana seorang samurai dia berlibur laksana turis asing
EQU ALI K5
CAU ALI S
ALI P
Gambar 122 Graf struktur klausa pola ke-26.
91
27
S–P–Pel
taktransitif
botol itu berisi air putih dia berdagang barang-barang elektronik
CAU ALI S
CAU ALI P
ALI Pel
Gambar 123 Graf struktur klausa pola ke-27. 28
S–P–Pel– K1
taktransitif
dia berdagang barangbarang elektronik di Pasar Baru
ALI K 1 PAR CAU
CAU ALI S
ALI P
ALI Pel
Gambar 124 Graf struktur klausa pola ke-28. 29
S–P–Pel– K2
taktransitif
dia berdagang pakaian bekas karena pabriknya tutup
ALI K 2 CAU CAU
CAU ALI S
ALI P
ALI Pel
Gambar 125 Graf struktur klausa pola ke-29. 30
S–P–Pel– K3
taktransitif
dia berdagang ikan demi masa depan anaknya
ALI K 3 CAU CAU
CAU ALI S
ALI P
ALI Pel
Gambar 126 Graf struktur klausa pola ke-30. 31
S–P–Pel– K4
taktransitif
dia berdagang ikan bersama tetangganya
AND K4 ALI CAU ALI S
CAU ALI P
ALI Pel
Gambar 127 Graf struktur klausa pola ke-31.
92
32
S–P–Pel– K5
taktransitif
dia berbelanja banyak baju laksana artis
ALI
K5
EQU CAU ALI S
CAU ALI P
ALI Pel
Gambar 128 Graf struktur klausa pola ke-32. 33
S–P
statif
ayahnya sakit alasannya aneh rumah itu tua
PAR ALI P
ALI S
Gambar 129 Graf struktur klausa pola ke-33. 34
S–P–K1
statif
ayahnya sakit selama 1 minggu ayahnya sakit di rumah sakit
PAR
PAR ALI P
ALI S
ALI K1
Gambar 130 Graf struktur klausa pola ke-34. 35
S–P–K2*
statif
ayahnya sakit sebab kecerobohannya
PAR
CAU ALI P
ALI S
ALI K2 *
Gambar 131 Graf struktur klausa pola ke-35. 36
S–P–K3
statif
penampilanku rapi supaya dia terkesan
PAR
CAU ALI P
ALI S
ALI K3
Gambar 132 Graf struktur klausa pola ke-36. 37
S–P–K4
statif
paman sakit bersama istrinya paman beserta istrinya sakit
AND K4 ALI PAR ALI S
ALI P
Gambar 133 Graf struktur klausa pola ke-37.
93
38
S–P–K5
statif
Umar berani laksana singa padang pasir
EQU ALI K5
PAR ALI S
ALI P
Gambar 134 Graf struktur klausa pola ke-38. 39
S–P–Pel
statif
Andi benci kebohongan dia sakit perut
PAR ALI S
PAR ALI P
ALI Pel
Gambar 135 Graf struktur klausa pola ke-39. 40
S–P–Pel– K1
statif
beliau sakit perut kemarin siang
ALI
PAR ALI S
K1
PAR PAR ALI P
ALI Pel
Gambar 136 Graf struktur klausa pola ke-40. 41
S–P–Pel– K2*
statif
beliau sakit perut sebab makanan basi
ALI
PAR ALI S
K2 *
CAU PAR ALI P
ALI Pel
Gambar 137 Graf struktur klausa pola ke-41. 42
S–P–Pel– K3
statif
orang itu berani mati agar tetap bisa melawan
ALI
PAR ALI S
K3
CAU PAR ALI P
ALI Pel
Gambar 138 Graf struktur klausa pola ke-42.
94
43
S–P–Pel– K4
statif
beliau sakit perut beserta keluarganya beliau beserta keluarganya sakit perut
AND K4 ALI PAR
PAR ALI P
ALI S
ALI Pel
Gambar 139 Graf struktur klausa pola ke-43. 44
S–P–Pel– K5
statif
orang itu berani mati laksana mujahidin
ALI
K5
EQU PAR
PAR ALI P
ALI S
ALI Pel
Gambar 140 Graf struktur klausa pola ke-44. 45
S–P
ekuatif
buku itu cetakan Bandung dia guru saya orang itu pencurinya
EQU ALI P
ALI S
Gambar 141 Graf struktur klausa pola ke-45. 46
S–P–K1
ekuatif
dia guru saya di sini dia guru saya pada waktu saya kecil
EQU
PAR ALI
ALI P
ALI S
K1
Gambar 142 Graf struktur klausa pola ke-46. 47
S–P–K2*
ekuatif
orang itu pencurinya sebab sudah tertangkap
EQU ALI S
CAU ALI K2 *
ALI P
Gambar 143 Graf struktur klausa pola ke-47. 48
S–P–K4
ekuatif
dia bersama temantemannya perampok dia perampok bersama temantemannya
AND
EQU ALI ALI K4 S
ALI P
Gambar 144 Graf struktur klausa pola ke-48.
95
Keterangan : S = subjek, P = predikat, O = objek, Pel = pelengkap, K1 = keterangan tempat atau keterangan waktu, K2 = keterangan alat, keterangan cara, atau keterangan sebab, K2* = keterangan sebab, K3 = keterangan tujuan, K4 = keterangan penyerta, K5 = keterangan pembandingan. Berdasarkan analisis pembentukan graf struktur klausa subordinatif, diperoleh langkah-langkah dalam aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia yang digambarkan dalam flowchart berikut ini. Start
Input kalimat
Baca tiap kata (p)
tidak
Apakah kata (p) = konjungsi subordinatif?
ya
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 1?
ya
Tampilkan Gambar 84 graf konjungsi pola ke-1
tidak 1
2
3
96
1
2
3
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 2?
ya
Tampilkan Gambar 85 graf konjungsi pola ke-2
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 3?
ya
Tampilkan Gambar 86 graf konjungsi pola ke-3
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 4?
ya
Tampilkan Gambar 87 graf konjungsi pola ke-4
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 5?
ya
Tampilkan Gambar 88 graf konjungsi pola ke-5
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 6?
ya
Tampilkan Gambar 89 graf konjungsi pola ke-6
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 7?
ya
Tampilkan Gambar 90 graf konjungsi pola ke-7
tidak 4
5
6
97
4
5
6
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 8?
ya
Tampilkan Gambar 91 graf konjungsi pola ke-8
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 9?
ya
Tampilkan Gambar 92 graf konjungsi pola ke-9
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 10?
ya
Tampilkan Gambar 93 graf konjungsi pola ke-10
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 11?
ya
Tampilkan Gambar 94 graf konjungsi pola ke-11
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 12?
ya
Tampilkan Gambar 95 graf konjungsi pola ke-12
tidak
Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 13?
ya
Tampilkan Gambar 96 graf konjungsi pola ke-13
tidak Stop
7
98
7
Baca tiap kata sampai tanda koma atau titik
Proses identifikasi struktur klausa
Apakah klausa tersebut klausa aktif transitif?
ya
a
tidak
Apakah klausa tersebut klausa pasif?
ya
b
tidak
Apakah klausa tersebut klausa taktransitif?
ya
c
tidak
Apakah klausa tersebut klausa statif?
ya
d
tidak
Apakah klausa tersebut klausa ekuatif? tidak Stop
ya
e
99
a
Apakah S–P–O?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-1 pada Gambar 97
tidak
Apakah P–O?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-2 pada Gambar 98
tidak
Apakah S–P–O– Pel?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-3 pada Gambar 99
tidak
Apakah S–P–O– K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-4 pada Gambar 100
tidak
Apakah S–P–O– K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-5 pada Gambar 101
tidak
Apakah S–P–O– K3? tidak 8
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-6 pada Gambar 102
100
8
Apakah S–P–O– K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-7 pada Gambar 103
tidak
Apakah S–P–O– K5?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-8 pada Gambar 104
tidak
Apakah P–O–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-9 pada Gambar 105
tidak
Apakah P–O–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-10 pada Gambar 106
tidak
Apakah P–O–K3?
tidak 9
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-11 pada Gambar 107
101
9
Apakah S–P–O– Pel–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-12 pada Gambar 108
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-13 pada Gambar 109
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-14 pada Gambar 110
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-15 pada Gambar 111
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K5?
tidak Stop
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-16 pada Gambar 112
102
b
Apakah S–P–O?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-1 pada Gambar 97
tidak
Apakah P–O?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-2 pada Gambar 98
tidak
Apakah S–P–O– Pel?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-3 pada Gambar 99
tidak
Apakah S–P–O– K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-4 pada Gambar 100
tidak
Apakah S–P–O– K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-5 pada Gambar 101
tidak
Apakah S–P–O– K3? tidak 10
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-6 pada Gambar 102
103
10
Apakah S–P–O– K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-7 pada Gambar 103
tidak
Apakah S–P–O– K5?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-8 pada Gambar 104
tidak
Apakah P–O–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-9 pada Gambar 105
tidak
Apakah P–O–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-10 pada Gambar 106
tidak
Apakah P–O–K3?
tidak 11
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-11 pada Gambar 107
104
11
Apakah S–P–O– Pel–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-12 pada Gambar 108
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-13 pada Gambar 109
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-14 pada Gambar 110
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-15 pada Gambar 111
tidak
Apakah S–P–O– Pel–K5?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-16 pada Gambar 112
tidak Apakah P? tidak 12
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-17 pada Gambar 113
105
12
Apakah P–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-18 pada Gambar 114
tidak Apakah P–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-19 pada Gambar 115
tidak Apakah P–K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-20 pada Gambar 116
tidak Apakah S–P?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-21 pada Gambar 117
tidak Apakah S–P–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-22 pada Gambar 118
tidak Apakah S–P–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-23 pada Gambar 119
tidak Apakah S–P–K3? tidak 13
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-24 pada Gambar 120
106
13 tidak Apakah S–P–K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-25 pada Gambar 121
tidak Apakah S–P–K5?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-26 pada Gambar 122
tidak Stop
c
Apakah P?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-17 pada Gambar 113
tidak
Apakah P–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-18 pada Gambar 114
tidak
Apakah P–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-19 pada Gambar 115
tidak
Apakah P–K3? tidak 14
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-20 pada Gambar 116
107
14
Apakah S–P?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-21 pada Gambar 117
tidak
Apakah S–P–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-22 pada Gambar 118
tidak
Apakah S–P–K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-23 pada Gambar 119
tidak
Apakah S–P–K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-24 pada Gambar 120
tidak
Apakah S–P–K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-25 pada Gambar 121
tidak
Apakah S–P–K5?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-26 pada Gambar 122
tidak
Apakah S–P–Pel?
tidak 15
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-27 pada Gambar 123
108
15
Apakah S–P–Pel– K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-28 pada Gambar 124
tidak
Apakah S–P–Pel– K2?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-29 pada Gambar 125
tidak
Apakah S–P–Pel– K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-30 pada Gambar 126
tidak
Apakah S–P–Pel– K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-31 pada Gambar 127
tidak
Apakah S–P–Pel– K5?
tidak Stop
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-32 pada Gambar 128
109
d
Apakah S–P?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-33 pada Gambar 129
tidak
Apakah S–P–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-34 pada Gambar 130
tidak
Apakah S–P–K2*?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-35 pada Gambar 131
tidak
Apakah S–P–K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-36 pada Gambar 132
tidak
Apakah S–P–K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-37 pada Gambar 133
tidak
Apakah S–P–K5?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-38 pada Gambar 134
tidak
Apakah S–P–Pel? tidak 16
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-39 pada Gambar 135
110
16
Apakah S–P–Pel– K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-40 pada Gambar 136
tidak
Apakah S–P–Pel– K2*?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-41 pada Gambar 137
tidak
Apakah S–P–Pel– K3?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-42 pada Gambar 138
tidak
Apakah S–P–Pel– K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-43 pada Gambar 139
tidak
Apakah S–P–Pel– K5?
tidak Stop
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-44 pada Gambar 140
111
e
Apakah S–P?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-45 pada Gambar 141
tidak
Apakah S–P–K1?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-46 pada Gambar 142
tidak
Apakah S–P–K2*?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-47 pada Gambar 143
tidak
Apakah S–P–K4?
ya
Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-48 pada Gambar 144
tidak Stop
Gambar 145 Flowchart aturan pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif. 4.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia Setelah diperoleh aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, selanjutnya dilakukan uji hasil aturan tersebut. Pengujian ini diberikan kepada klausa subordinatif lain secara acak yang tidak termaktub dalam pembahasan sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Berdasarkan aturan yang sudah terbentuk di atas, hasil pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif adalah sebagai berikut. 1.
Input : Sedari pengumuman ini dikeluarkan, setiap warga harus mengikuti kegiatan ronda (Nardiati et al. 1996). Konjungsi : sedari (p dalam daftar konjungsi jenis 1).
112
Proses identifikasi struktur klausa : klausa pasif dengan pola P–O. sedari pengumuman ini dikeluarkan konj O P Pembentukan pola graf : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 84 dengan graf struktur klausa pada Gambar 98. Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. klausa subordinatif ALI sedari
ALI
P
ALI
ORD
CAU ALI
klausa utama
ALI O
Gambar 146 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sedari dan susunan fungsional P–O. Tabel 6 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 146 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 1) Hubungan P–O
2.
Input sedari
Hasil Status relasi ORD, arah dari klausa sesuai subordinatif ke klausa utama
pengumuman relasi CAU, arah dari P menuju O ini dikeluarkan
sesuai
Input : Ada empat orang yang ditembak mati tapi hanya satu yang terlibat baku tembak ketika pasukan Amerika Serikat membunuh Osama bin Laden (Maruli 2011). Konjungsi : ketika (p dalam daftar konjungsi jenis 2). Proses identifikasi struktur klausa : aktif transitif dengan pola S–P–O. ketika pasukan Amerika Serikat membunuh Osama bin Laden konj S P O Pembentukan pola graf : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 85 dengan graf struktur klausa pada Gambar 97. Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut.
113
klausa subordinatif ALI S sambil
ALI
P ALI CAU
klausa utama
O ALI CAU
ALI
ALI EQU
Gambar 147 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional S–P–O. Tabel 7 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 147 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 2) hubungan S–P
hubungan P–O
3.
Input ketika
pasukan Amerika Serikat membunuh membunuh Osama bin Laden
Hasil relasi EQU
Status sesuai
relasi CAU, arah dari S menuju P
sesuai
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai
Input : Namun, sebelum memperoleh ijin, mereka harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan Polri (Rixco 2008). Konjungsi : sebelum (p dalam daftar konjungsi jenis 3). Proses identifikasi struktur klausa : aktif transitif dengan pola S–P–O. sebelum memperoleh ijin konj P O Pembentukan pola graf : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 86 dengan graf struktur klausa pada Gambar 98. Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut.
114
klausa subordinatif ALI
klausa utama
P
ALI sebelum
ALI
ORD
O ALI CAU
ALI
Gambar 148 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional P–O. Tabel 8 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 148 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 3) Hubungan P–O
4.
Input sebelum
Hasil Status relasi ORD, arah dari klausa sesuai utama ke klausa subordinatif
memperoleh ijin
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai
Input : Ia merasa segar bugar setelah sakit karena makanan pedas (Widhi 2011). Konjungsi : setelah (p dalam daftar konjungsi jenis 4). Proses identifikasi struktur klausa : klausa taktransitif dengan pola P– Ket.Sebab (K2). setelah sakit karena makanan pedas konj P Ket.Sebab (K2) Pembentukan pola graf : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 87 dengan graf struktur klausa pada Gambar 115. Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut.
P ALI klausa ALI subordinatif
CAU
K2 ALI
klausa utama ALI ORD
ALI
setelah
Gambar 149 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–K2.
115
Tabel 9 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 149 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 4) hubungan P– Ket.Sebab (K2)
5.
Input setelah
Hasil Status relasi ORD, arah dari klausa sesuai subordinatif ke klausa utama
sakit karena makanan pedas
relasi CAU, arah dari Ket.Sebab menuju P
sesuai
Input : Sampai bel berbunyi, saya hanya dapat menyelesaikan 30 soal (Nardiati et al. 1996). Konjungsi : sampai (p dalam daftar konjungsi jenis 5) Proses identifikasi struktur klausa : taktransitif dengan pola S–P. sampai bel berbunyi konj S P Pembentukan pola graf : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 88 dengan graf struktur klausa pada Gambar 117. Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. klausa subordinatif ALI
klausa utama
S
ALI ORD
P ALI CAU
ALI ALI sampai
Gambar 150 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi sampai dan susunan fungsional S–P. Tabel 10 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 150 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 5) hubungan S–P
Input sampai
Hasil Status relasi ORD, arah dari klausa sesuai utama ke klausa subordinatif
bel berbunyi
relasi CAU, arah dari S menuju P
sesuai
Hasil pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia pada klausa lainnya terdapat dalam Lampiran 1.
116
5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1.
Klausa subordinatif ada 4 jenis, yaitu klausa adverbial, klausa nominal, klausa relatif, dan klausa perbandingan. Klausa berdasarkan penggolongan fungsi predikatnya yang diteliti dalam penelitian ini ada beberapa jenis, yaitu klausa aktif transitif, klausa pasif, klausa taktransitif, klausa statif, dan klausa ekuatif. Pembentukan klausa subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat ada dua tahap, yaitu pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama, dan pembentukan struktur klausa subordinatif atau anak kalimat.
2.
Pembentukan hubungan subordinasi klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan, hubungan waktu berurutan, hubungan waktu batas akhir, dan klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menggunakan relasi ORD. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan, perbandingan
hubungan dengan
pembandingan, hubungan
klausa
ekuatif
nominal,
menggunakan
dan
klausa
relasi
EQU.
Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan syarat, pengandaian, penyebaban, tujuan, hasil, cara, dan alat menggunakan relasi CAU kecuali pada hubungan cara dan alat dengan konjungsi tanpa yang menggunakan relasi CAU dan NEGPAR. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan konsesif menggunakan relasi frame AND. Pembentukan klausa relatif menggunakan relasi PAR. Ada 13 pola graf konjungsi yang menghubungkan klausa subordinatif dengan klausa utama dan 48 pola graf struktur klausa dengan kombinasi fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. 3.
Aturan pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia dapat diterapkan untuk semua klausa subordinatif yang sama konjungsi dan struktur fungsinya.
117
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa topik yang dapat diangkat dalam
penelitian selanjutnya, antara lain : 1.
membuat aturan mengenai proses identifikasi struktur klausa,
2.
menguraikan pembentukan graf struktur klausa yang melibatkan fungsi pelengkap, keterangan alat, keterangan tujuan, keterangan cara, keterangan penyerta, dan keterangan pembandingan dengan metode Knowledge Graph, dan
3.
membuat aturan pembentukan graf klausa secara umum dan sentence graph pada bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Knowledge Graph,
4.
membuat aturan pengujian aturan pembentukan wordgraph, sentence graph, dan text graph secara baku.
119
DAFTAR PUSTAKA Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Anggraeni W. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Arman AA. 2004. Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin. Makalah Orasi Ilmiah, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITB. Artdiyasa N. November 2010. Pohon Dewa dari Benua Hitam. Trubus. Ed ke492:24,26(kolom 2,1). Bambang. 2008. BPPT Kembangkan Mikroba untuk Pertanian Lahan Gambut. ANTARA News. [Berita Elektronik]. http://www.antaranews.com/view/ ?i=1226576017&c=TEK&s= [13 Nov 2008]. Berri N. 2008. Algoritme Pembentukan Word Graph dari Dokumen Berbahasa Indonesia [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bintang T. 2011. UFO Berperangai Babi Hutan!. Kompasiana. [Koran Elektronik]. http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/01/27/ufoberperangai-babi-hutan/ [27 Jan 2011]. Cahyana D. November 2009. Reaktor Mini Penghasil Pupuk. Trubus. Ed ke-480: 20(kolom 2). _____. November 2010. Krisan Rasa Gula dan Baking Soda. Trubus. Ed ke-492: 42(kolom 3). Chaidir A. 2010. Gambir Mungka Mendunia. Trubus online. [Majalah Elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo7/index.php?option= com_content&view=article&id=4983:gambir-mungka-mendunia&catid =104:perkebunan&Itemid= 483 [6 Des 2010]. [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed Ke-4. Jakarta: Pusat Bahasa.
120 Diana. 2011. Seandainya. Kompasiana. [Koran Elektronik]. http://fiksi. kompasiana.com/puisi/2011/04/10/seandainya/ [10 Apr 2011]. Effendi S, Aritonang B. 1992. Preposisi dan Frasa Preposisi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Nurdiati S, Hoede C. 2009. Word Graph Construction on Certain Aspects of Indonesian Language. Supplementary Proceeding of the 17th International Conference on Conceptual Structures. [terhubung berkala]. http://sunsite.informatik.rwth-aachen.de/Publications/CEUR-WS/Vol483/paper7.pdf [24 Juni 2011]. Hulliyah K. 2007. Rekayasa Memahami Teks Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ikhwati A. 2007. Analisis Masalah Kemiskinan Menggunakan Teori Knowledge Graph [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. James P. 1992. Knowledge Graph. Enschede: University of Twente. Jazi A. 2010. Hobi Ngebut....? Sirkuit Tempatnya. Blogdetik. [Blog]. http://jazi. blogdetik.com/2010/12/29/hoby-ngebut-sirkuit-tempatnya/ [29 Des 2010]. Lapoliwa H. 1992. Frase Preposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Mahmuda. 2010. Konstruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Maruli A. 2011. Osama Tak Bersenjata Ketika Ditembak. ANTARA News. [Berita Elektronik]. http://www.antaranews.com/berita/257332/osama-takbersenjata-ketika-ditembak [6 Mei 2011]. Muslik A. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nardiati S, Sabariyanto D, Herawati, Nurlina WES. 1996. Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
121 Nugroho A. 2011. Pedrosa Bagaikan Rasakan Kemenangan Ganda. Inilah. [Koran Elektronik]. http://olahraga.inilah.com/read/detail/1470422/pedrosabagaikan-rasakan-kemenangan-ganda [2 Mei 2011]. Rachman R. 2011. Empuknya Bebek Asap di Warung Boga Asap. Suaramerdeka. [Koran Elektronik]. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/kuliner/ 2011/02/06/145/Empuknya-Bebek-Asap-di-Warung-Boga-Asap [6 Feb 2011]. Rahmat U. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Raharjo AA. November 2010. Tyto Tak Pernah Melirik. Trubus. Ed ke-492: 92(kolom 1). Ramlan M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. Rixco. 2008. Cara Memperoleh Senjata Api. Rixco.multiply [Media Elektronik]. http://rixco.multiply.com/journal/item/9 [16 Jan 2008]. Ronald. 2010. Nadal Maju Walaupun Cedera. Tempo Interaktif. [Koran Elektronik]. http://www.tempointeraktif.com/hg/raket/2010/09/12/brk, 20100912-277786,id.html [12 Sep 2010]. Rusiyamti. 2008. Analisis Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Safitri D. 2011. Perempuan di Parlemen: Sudahkah Membawa Perubahan?. BBC Indonesia. [Koran Elektronik]. http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_ khusus/2011/03/110304_perempuan.shtml [7 Mar 2011]. Saleh H. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Samba R. 2010. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
122 Susanti T, Budiman A. November 2009. Seri Walet (149): Paket Hemat Rumah Walet. Trubus:129 (kolom 2). Syariefa E. November 2010. Mencari Jejak Bu Hibab. Trubus. Ed ke-492: 16,18,19 (kolom 2,2,1). _____. November 2009. Dua Sejoli Doyo & Mikroba. Trubus. Ed ke-480: 30(kolom 2). Tambunan LA. November 2009. Paras Baru Pacman. Trubus. Ed ke-480: 124(kolom 2). _____. November 2010. Pekerja di Balik Layar. Trubus. Ed ke-492:72 (kolom 2). Tsasasoen. 2011. Chinatsu Wakatsuki lebih memilih 2NE1 daripada BigBang. Asiafansclub. [Blog]. http://asianfansclub.wordpress.com/2011/05/22/ chinatsu-wakatsuki-lebih-memilih-2ne1-daripada-bigbang/ [22 Mei 2011]. Toepra R. 2011. Truk Terguling, Pantura Tegal Macet 8 Km. Suaramerdeka. [Koran Elektronik]. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/ramadan/ ramadan_news/2011/01/14/75460/Truk-Terguling-Pantura-Tegal-Macet-8Km [14 Jan 2011]. van den Berg H. 1993. Knowledge Graph and Logic: One of Two Kinds. Dissertation, University of Twente. Enschede, The Netherlands, ISBN 909006360-9. Wahono T. 2011. Nurdin Halid Mau Mundur jika Menpora Mundur. Kompas bola. [Koran Elektronik]. http://bola.kompas.com/read/2011/03/28/ 18355947/Nurdin.Halid.Mau.Mundur.jika.Menpora.Mundur [28 Mar 2011]. Widhi A. 2011. Sovietic Cops. Fan Fiction. [Media Elektronik]. http://www.fanfiction.net/s/6978493/1/SOVIETIC_COPS_SERIES [10 Mei 2011]. Wulandari A. 2008. Perancangan Algoritme Pembentukan Combined Graph dan Simplified Graph pada Metode Knowledge Graph [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Zhang, L. 2002. Knowledge Graph Theory and Structural Parsing. Enschede: Twente University Press.
LAMPIRAN
124
125
Lampiran 1 Pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia 1.
Input : Jika Andi Malarangeng mau mundur dari jabatan Menpora, ia mau mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI (Wahono 2011). Konjungsi : jika (p dalam daftar konjungsi jenis 6). Proses identifikasi struktur klausa : taktransitif
dengan
pola
S–P–
Ket.Tempat (K1). Jika Andi Malarangeng mau mundur dari jabatan Menpora konj S P Ket.Tempat (K1) Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 89 dengan graf struktur klausa pada Gambar 118.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. klausa subordinatif ALI S
jika
ALI CAU
ALI
K1
P ALI PAR
klausa utama ALI
ALI CAU
Gambar 151 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–K1. Tabel 11 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 151 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 6) hubungan S–P
hubungan P– Ket.Tempat (K1)
2.
Input jika
Andi Malarangeng mau mundur mundur dari jabatan Menpora
Hasil Status relasi ORD, arah dari klausa sesuai utama ke klausa subordinatif relasi CAU, arah dari S menuju P
sesuai
relasi PAR, arah dari Ket.Tempat menuju P
sesuai
Input : Seandainya aku bidadari, aku kan selalu terbang melingkari langkah dan arahmu (Diana 2011).
126
Konjungsi : seandainya (p dalam daftar konjungsi jenis 6). Proses identifikasi struktur klausa : ekuatif dengan pola S–P. seandainya aku bidadari konj S P Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 89 dengan graf struktur klausa pada Gambar 141.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. S seandainya
ALI EQU
ALI
P ALI CAU
ALI klausa subordinatif
ALI klausa utama
Gambar 152 Pola graf struktur klausa subordinatif ekuatif dengan konjungsi seandainya dan susunan fungsional S–P. Tabel 12 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 152 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 6) hubungan S–P
3.
Input seandainya
Hasil Status relasi CAU, arah dari klausa sesuai subordinatif ke klausa utama
aku bidadari
relasi EQU
sesuai
Input : Selain itu, agar arus lancar, kesatuannya sudah memanggil mobil derek untuk menyingkirkan gandengan truk yang terguling (Toepra 2011). Konjungsi : agar (p dalam daftar konjungsi jenis 8). Proses identifikasi struktur klausa : statif dengan pola S–P. agar arus lancar konj S P Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 91 dengan graf struktur klausa pada Gambar 129.
127
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. klausa subordinatif ALI S
klausa utama ALI
P ALI PAR
CAU
ALI ALI
agar
Gambar 153 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi agar dan susunan fungsional S–P. Tabel 13 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 153 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 8) hubungan S–P
4.
Input agar
Hasil Status relasi CAU, arah dari klausa sesuai utama ke klausa subordinatif
arus lancar
relasi PAR, arah dari P ke S
sesuai
Input : Nadal hanya butuh tiga set untuk menyingkirkan pemain Rusia Mikhail Youzhny, walaupun mengalami cedera pergelangan kaki kiri (Ronald 2010). Konjungsi : walaupun (p dalam daftar konjungsi jenis 9). Proses identifikasi struktur klausa : aktif transitif dengan pola P–O. walaupun mengalami cedera pergelangan kaki kiri konj P O Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 92 dengan graf struktur klausa pada Gambar 109.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut.
128
AND P
walaupun
O ALI CAU
ALI
ALI
ALI ALI klausa subordinatif
klausa utama
Gambar 154 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi walaupun dan susunan fungsional P–O. Tabel 14 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 154 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 9) Hubungan P–O
5.
Input walaupun
Hasil relasi frame AND
Status sesuai
mengalami cedera pergelangan kaki kiri
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai
Input : Pembalap Honda Dani Pedrosa mengungkapkan dirinya bagaikan merasakan kemenangan ganda di Estoril (Nugroho 2011). Konjungsi : bagaikan (p dalam daftar konjungsi jenis 2). Proses identifikasi struktur klausa : aktif transitif dengan pola P–O– Ket.Tempat (K1). bagaikan merasakan kemenangan ganda di Estoril konj P O Ket.Tempat (K1) Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 85 dengan graf struktur klausa pada Gambar 110.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut.
129
klausa subordinatif ALI K1
bagaikan
P
ALI PAR
ALI
klausa utama
O ALI CAU
ALI
ALI EQU
Gambar 155 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi bagaikan dan susunan fungsional P–O–K1. Tabel 15 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 155 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 2) hubungan P–O
hubungan P– Ket.Tempat (K1)
6.
Input bagaikan
Hasil
merasakan kemenangan ganda merasakan – di Estoril
relasi EQU
Status sesuai
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai
relasi PAR, arah dari Ket.Tempat menuju P
sesuai
Input : Bebek asap tersebut memang istimewa sebab rasanya yang unik (Rachman 2011). Konjungsi : sebab (p dalam daftar konjungsi jenis 6). Proses identifikasi struktur klausa : statif dengan pola S–P. sebab rasanya yang unik konj S P Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 89 dengan graf struktur klausa pada Gambar 129.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut.
130
klausa subordinatif ALI S sebab
ALI PAR
ALI
klausa utama
P
ALI
ALI CAU
Gambar 156 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sebab dan susunan fungsional S–P. Tabel 16 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 156 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 6) hubungan S–P
7.
Input sebab
Hasil Status relasi CAU, arah dari klausa sesuai utama ke klausa subordinatif
rasanya yang unik
relasi PAR, arah dari P ke S
sesuai
Input : Banjir besar melanda sebagian besar kota maka warga kota diungsikan (Nardiati et al. 1996). Konjungsi : maka (p dalam daftar konjungsi jenis 8). Proses identifikasi struktur klausa : pasif dengan pola P–O. maka warga kota diungsikan konj O P Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 91 dengan graf struktur klausa pada Gambar 109.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. klausa subordinatif ALI klausa utama
P
ALI CAU
ALI CAU
O ALI ALI
maka
Gambar 157 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi maka dan susunan fungsional P–O.
131
Tabel 17 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 157 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 8) hubungan P–O
8.
Input maka
Hasil Status relasi CAU, arah dari klausa sesuai utama menuju klausa subordinatif
warga kota diungsikan
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai
Input : Dia masuk DPR dengan membawa gelar Putri Indonesia tahun 2001 (Safitri 2011). Konjungsi : dengan (p dalam daftar konjungsi jenis 6). Proses identifikasi struktur klausa : aktif transitif dengan pola P–O– Ket.Waktu (K1). dengan membawa gelar Putri Indonesia tahun 2001 konj P O Ket.Waktu (K1) Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 89 dengan graf struktur klausa pada Gambar 110.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. klausa subordinatif ALI K1
dengan
ALI
ALI PAR
P
klausa utama ALI
O ALI CAU
ALI CAU
Gambar 158 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi dengan dan susunan fungsional P–O–K1. Tabel 18 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 158 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 6) hubungan P–O
hubungan P– Ket.Tempat (K1)
Input dengan
Hasil relasi CAU, arah dari klausa subordinatif menuju klausa utama
Status sesuai
membawa gelar Putri Indonesia membawa – tahun 2001
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai
relasi PAR, arah dari Ket.Tempat menuju P
sesuai
132
9.
Input : Salah satu kebiasaan buruk tersebut adalah ngebut di jalan umum tanpa memakai perlengkapan safety riding (Jazi 2010). Konjungsi : tanpa (p dalam daftar konjungsi jenis 7). Proses identifikasi struktur klausa : aktif transitif dengan pola P–O. tanpa memakai perlengkapan safety riding konj P O Pembentukan pola graf
: representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 90 dengan graf struktur klausa pada Gambar 109.
Graf struktur klausanya adalah sebagai berikut. NEG
klausa subordinatif ALI P
O ALI CAU
ALI
tanpa
klausa utama ALI
ALI CAU
Gambar 159 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa dan susunan fungsional P–O. Tabel 19 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 159 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 7) hubungan P–O
Input
Hasil tanpa relasi CAU, arah dari klausa subordinatif menuju klausa utama dan relasi NEGPAR untuk klausa subordinatifnya. memakai relasi CAU, arah dari P menuju perlengkapan safety O riding
Status sesuai
sesuai
10. Input : Guru menerangkan bagaimana sifat tumbuhan spora itu berkembang biak (Nardiati et al. 1996). Konjungsi : bagaimana (p dalam daftar konjungsi jenis 10) Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa taktransitif dengan pola S–P.
133
bagaimana sifat tumbuhan spora itu berkembang biak konj S P Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 93 dengan graf struktur klausa pada Gambar 117. Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut. klausa utama bagaimana
ALI
S
ALI EQU
P ALI CAU
ALI ALI klausa subordinatif
Gambar 160 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi bagaimana dan susunan fungsional S–P. Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 160 saja belum cukup, karena hal yang dibandingkan oleh relasi EQU belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya. Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat aktif transitif dengan pola S– P–O dengan objeknya adalah klausa subordinatif. Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut. S
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI klausa subordinatif ALI
EQU ALI S
klausa utama
bagaimana
ALI
P ALI CAU
ALI
Gambar 161 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan pola S–P dan konjungsi bagaimana yang menyatakan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O.
134
Tabel 20 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 161 Hal yang diuji Input Hubungan bagaimana subordinasi (konjungsi jenis 10) hubungan S–P sifat tumbuhan spora dalam klausa itu berkembang biak subordinatif
Hasil relasi EQU (antara klausa subordinatif dengan O pada klausa utama)
Status sesuai
relasi CAU, arah dari S menuju P
sesuai
11. Input : Namun, sebelum memperoleh ijin, mereka harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan Polri (Rixco 2008). Konjungsi : yang (p dalam daftar konjungsi jenis 11). Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa pasif dengan pola S–P. yang telah ditetapkan Polri konj P S Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 94 dengan graf struktur klausa pada Gambar 117. Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut.
yang
ALI
Klausa utama ALI PAR
S
P ALI CAU
ALI ALI Klausa subordinatif
Gambar 162 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi yang dan susunan fungsional S–P. Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 162 saja belum cukup, karena hal yang jadi acuan dalam relasi PAR belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya. Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat aktif transitif dengan pola S– P–O dengan objeknya mempunyai atribut atau diterangkan oleh klausa subordinatif. Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut.
135
S
Klausa utama
ALI
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI
PAR S yang ALI
P ALI CAU
ALI
ALI Klausa subordinatif
Gambar 163 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan pola S– P dan konjungsi yang yang menerangkan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O. Tabel 21 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 163 Hal yang diuji Input Hubungan yang subordinasi (konjungsi jenis 11) hubungan S–P telah ditetapkan dalam klausa Polri subordinatif
Hasil relasi PAR dari klausa subordinatif menuju fungsi objek klausa utama
Status sesuai
relasi CAU, arah dari S menuju P
sesuai
12. Input : Gajinya sama besar dengan gaji saya (Alwi et al. 2003). Konjungsi : sama...dengan (p dalam daftar konjungsi jenis 10). Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa statif dengan pola S–P. gaji saya besar S P Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 93 dengan graf struktur klausa pada Gambar 129. Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut.
136
klausa utama ALI EQU
klausa subordinatif ALI PAR ALI S
ALI
sama... dengan
ALI P
Gambar 164 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan. Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 164 saja belum cukup, karena hal yang dibandingkan dalam relasi EQU belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya. Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat statif dengan pola S–P dengan predikatnya dibandingkan sama besar dengan predikat pada klausa subordinatif. Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut. S ALI
P ALI
klausa utama ALI
PAR
klausa subordinatif ALI
PAR
EQU
ALI S
ALI
sama...dengan
ALI P
Gambar 165 Pola graf struktur kalimat statif dengan fungsi S–P yang dibandingkan dengan klausa subordinatif statif berpola S– P menggunakan konjungsi sama...dengan. Tabel 22 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 165 Hal yang diuji Input Hubungan sama besar dengan subordinasi (konjungsi jenis 10) hubungan S–P gaji saya (besar) pada klausa subordinatif
Hasil relasi EQU antara Predikat klausa utama dengan Predikat klausa subordinatif
Status sesuai
relasi PAR, arah dari P menuju S
sesuai
137
13. Input : Chinatsu Wakatsuki lebih memilih 2NE1 daripada BigBang (TsatsaSoeun 2011). Konjungsi : lebih...daripada (p dalam daftar konjungsi jenis 12) Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa aktif transitif dengan pola S–P–O. China Wakatsuki memilih BigBang S P O Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 95 dengan graf struktur klausa pada Gambar 97. Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut. ALI Klausa utama ALI lebih...daripada ORD CAU ALI S
ALI Klausa subordinatif
CAU ALI P
ALI O
Gambar 166 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan fungsi S–P–O dengan konjungsi lebih...daripada. Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 166 saja belum cukup, karena hal yang dibandingkan dalam relasi ORD belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya. Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat aktif transitif dengan pola S– P–O dengan predikatnya dibandingkan dengan predikat pada klausa subordinatif menggunakan hubungan lebih. Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut.
138
S
P ALI CAU
O ALI CAU
ALI ALI Klausa utama ALI lebih...daripada
ORD CAU
CAU
ALI S
ALI P
ALI Klausa subordinatif ALI O
Gambar 167 Pola graf struktur kalimat aktif transitif dengan fungsi S– P–O yang dibandingkan dengan klausa subordinatif aktif transitif berpola S–P–O menggunakan konjungsi lebih...daripada. Tabel 23 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 167 Hal yang diuji Hubungan subordinasi (konjungsi jenis 12) hubungan S–P dalam klausa subordinatif hubungan P–O dalam klausa subordinatif
Input lebih memilih 2NE1 daripada
Hasil relasi ORD, arah dari Predikat klausa subordinatif menuju predikat klausa utama
Status sesuai
Chinatsu Wakatsuki – memilih
relasi CAU, arah dari S menuju P
sesuai
memilih – BigBang
relasi CAU, arah dari P menuju O
sesuai