ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
USEP RAHMAT
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph adalah karya saya sendiri dengan arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, September 2009
Usep Rahmat NIM. G551070521
ABSTRACT USEP RAHMAT. The Analysis of Word Graph Formation of Adjective Using Knowledge Graph Methods. Under Supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM. Knowledge graph theory is a new way to describe natural language, which focuses on semantic aspect. In the theory, there are 9 binary and 4 frame relationships. A word is a basic unit in a natural language processing. In the theory of knowledge graph, every word is represented by a word graph, expressing the meaning of the word. This research mainly focuses on how to construct a word graph of adjective in Indonesian language. Adjective is a word which explains a noun. In this thesis, every adjective will be analyzed using Indonesian grammar. The result is systematic patterns of adjective word graphs. Keywords: knowledge graph, word graph, adjective, natural language processing.
RINGKASAN USEP RAHMAT. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM. Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan oleh manusia yaitu suatu bentuk representasi dari suatu pesan yang ingin dikomunikasikan antarmanusia. Teknologi Natural Language Processing (NLP) adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Knowledge Graph (KG) adalah suatu metode baru dalam NLP yang digunakan untuk memahami bahasa manusia yang mengkaji secara luas pada tataran jaringan semantik berupa teks yang bersifat subjektif dan disajikan dalam bentuk graf. Metode KG sudah dipergunakan untuk dokumen berbahasa Inggris. Struktur bahasa Inggris tidak persis sama dengan bahasa Indonesia, untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia, sehingga metode KG dapat digunakan untuk menganalisis dokumen berbahasa Indonesia. Penelitian penerapan teori KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan merancang sebuah software yang dapat membaca sembarang teks bahasa Indonesia serta menghasilkan informasi dalam bentuk graf. Teks graf yang dihasilkan diharapkan berupa intisari dari teks yang dipelajari. Salah satu tahapan yang dapat dilakukan untuk membangun software tersebut adalah membuat aturan pembentukan word graph untuk seluruh kata dalam bahasa Indonesia yang secara otomatis menganalisis teks berbahasa Indonesia. Saat ini aturan pembentukan word graph bahasa Indonesia dari berbagai jenis kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat dan lain-lain belum ada, maka penulis akan membangun aturan pembentukan word graph dengan membatasi ruang lingkupnya yaitu hanya pada kata sifat. Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur kata sifat dan membuat aturan pembentukan word graph kata sifat. Manfaat penelitian ini adalah menunjukkan bahwa metode KG mampu memberikan pengetahuan sebagai informasi penting yang dapat digunakan dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia. Dalam teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph yang menyatakan arti dari kata dan disebut dengan semantic word graph. Word graph merupakan graf dari kata dan dapat dinyatakan sebagai graf yang diberi label. KG adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikan teks tersebut ke dalam bentuk graf. KG adalah suatu instrumen yang merepresentasikan struktur terkonsep yang sudah tertentu. Pada prinsipnya komposisi dari KG terdiri atas concept (token, name dan type) dan relationships. Concept merupakan sesuatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya. Concept dapat direpresentasikan menggunakan token, type, dan name. Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token bersifat subjektif. Token adalah suatu node yang diindikasikan oleh “ “, oleh karena itu pada teori KG segala sesuatu akan dihubungkan dengan token. Type adalah concept yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Name adalah sesuatu yang bersifat unique individual. Ontologi adalah gambaran beberapa concept dan relasi antarconcept yang bertujuan untuk
mendefinisikan beberapa ide yang merepresentasikan concept, relasi dan logikanya. Ontologi word graph terdiri atas 9 type binary relationships dan 4 frame relationships. Sembilan type binary relationships tersebut antara lain: ALI, CAU, EQU, SUB, DIS, ORD, PAR, SKO, dan ontologi F. Empat frame relationships yang dimaksud adalah FPAR, NEGPAR, POSPAR, dan NECPAR. Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat dimana sesuatu mempengaruhi sesuatu yang lain. Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Relasi SUB digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berbeda. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berurutan. Relasi PAR digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Relasi SKO digunakan untuk menyatakan informasi bergantung. Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph. Relasi FPAR digunakan untuk menghubungkan sebuah konsep dengan struktur di dalamnya, relasi NEGPAR digunakan untuk menyatakan negasi dari sesuatu, relasi POSPAR menyatakan kemungkinan sesuatu, dan relasi NECPAR untuk menyatakan suatu kebutuhan. Metode penelitian yang akan dilaksanakan terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pertama analisis struktur kata sifat, tahap kedua pembuatan aturan word graph kata sifat bahasa Indonesia dan tahap ketiga pengujian aturan word graph kata sifat bahasa Indonesia. Dari hasil studi literature teks berhubungan dengan pertanian, penulis memilih kata sifat untuk dianalisis dari tiga majalah Trubus yang dipilih secara acak, kemudian mengelompokkan kata sifat berdasarkan pembentukan kata sifat yang menekankan kepada proses afiksasi. Selanjutnya penulis mempelajari jenisjenis relasi dasar dalam KG yang akan diterapkan pada pembentukan word graph kata sifat. Setelah relasi diperoleh maka dibuat aturan pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia, kemudian hasil aturan tersebut diuji, jika telah memenuhi aturan rancangan word graph kata sifat maka ditetapkan aturan pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini berupa pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia dari berbagai bentuk afiksasi. Hasil ini mengindikasikan adanya satu aturan yang dapat dibuat secara umum untuk setiap kata sifat yang ada meskipun tidak menutup kemungkinan beberapa aturan belum tertampung.
Kata kunci : knowledge graph, word graph, kata sifat, natural language processing.
©Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi undang-undang 1.
2.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh hasil karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.
ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
USEP RAHMAT
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom.
Judul Tesis Nama NIM
: Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph : Usep Rahmat : G551070521
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua
Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Matematika Terapan
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Tanggal Ujian : 2 September 2009
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan
Februari 2009 ini adalah Analisis
Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si. selaku pembimbing serta Bapak Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom. selaku penguji yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Agama Republik Indonesia yang telah membiayai penelitian ini, kepada rekanrekan mahasiswa atas diskusinya, serta pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga atas semua kebaikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat. Ucapan terima kasih yang tiada hingga
kepada Ibunda, yang tercinta Istri dan keempat putra/i, dan seluruh
keluarga yang memberikan motivasi, do’a dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2009
Usep Rahmat
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 12 Juni 1967 dari Ayah Alm. Acep Utom dan Ibu Siti Aminah. Penulis merupakan putra pertama dari tujuh bersaudara. Tahun 1989 penulis lulus dari MAN Pacet Cipanas Cianjur Jawa Barat dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IAIN Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta pada Fakultas Tarbiyah (Keguruan) Jurusan Tadris Matematika. Kesempatan untuk melanjutkan program magister pada Program Studi Matematika Fakultas MIPA IPB diperoleh pada tahun 2007. Penulis adalah staf pengajar Bidang Studi Matematika sejak Juli 2001 di Madrasah Tsanawiyah
(MTs)
Negeri Tangerang 2 Pamulang Banten, yang
sebelumnya bertugas sebagai staf pengajar di MTsN Rancagoong Cianjur sejak Juli 1997 sampai Juli 2001 dengan Bidang Studi yang sama.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….... xiii 1
PENDAHULUAN …………………………………………………….... 1.1 Latar Belakang .…………………………………………………....... 1.2 Tujuan Penelitian ….....……………………………………………... 1.3 Perumusan Masalah .………………………………………………... 1.4 Ruang Lingkup Masalah .……………………………………………
1 1 2 2 2
2
TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………....... 2.1 Adjektiva (Kata Sifat) …...………………………………………...... 2.2 Graph …...…………………………………………………………… 2.3 Knowledge Graph ……..………………………………………...….. 2.4 Concept ……..…………………………………………………...….. 2.5 Word Graph .…….………………………...…………………...….. 2.6 Ontologi …...………..…………………………………………...….
3 3 6 7 8 8 9
3
METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………..... Tahap 1: Analisis Struktur Kata Sifat pada Bahasa Indonesia ………… Tahap 2: Pembuatan Aturan Word Graph Kata Sifat Bahasa Indonesia… Tahap 3: Pengujian Aturan Word Graph Kata Sifat Bahasa Indonesia .....
15 15 15 16
4
HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….…… 4.1 Analisis Struktur Kata Sifat ….……………………………………... 4.1.1 Kata Sifat Dasar ……………………………...……………..... 4.1.2 Kata Sifat Turunan …………………………………………… 4.2 Pembuatan Aturan Word Graph Kata Sifat ..…………………...…... 4.2.1 Afiksasi Kata Sifat dengan Prefiks …………………………... 4.2.2 Afiksasi Kata Sifat dengan Infiks ……....……………………. 4.2.3 Afiksasi Kata Sifat dengan Sufiks ..………………………….. 4.2.4 Afiksasi Kata Sifat dengan Konfiks ……………………..…… 4.3 Perancangan Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat ..……..... 4.3.1 Pola Pembentukan Word Graph Kata Sifat ..……………….... 4.3.2 Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat ..…………........ 4.4 Pengujian Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat …………...
17 17 17 17 18 18 27 29 41 45 45 49 55
5 SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………… 59 5.1 Simpulan ..…………………………………………………………... 59 5.2 Saran ..……………………………………………………………….. 59 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 60 LAMPIRAN …………………………………………………………….. 62
x
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Graph G= (V,E) ………………………………………………………..
7
2 Directed graph G= (V,A) ………………………………………………
7
3 Contoh penggunaan relasi ALI ………………………………………...
9
4 Contoh penggunaan relasi CAU ……………………………………….
10
5 Contoh penggunaan relasi EQU ……………………………………….
10
6 Contoh penggunaan relasi SUB ………………………………………..
11
7 Contoh penggunaan relasi DIS ………………………………………...
11
8 Contoh penggunaan relasi ORD ……………………………………….
12
9 Contoh penggunaan relasi PAR ………………………………………..
12
10 Contoh penggunaan relasi SKO ………………………………………..
13
11 Contoh penggunaan ontologi F ………………………………………...
13
12 Contoh penggunaan 4 frame relationships …………………………….
14
13 Flowchart metodologi aturan pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia …………..……………………………………………
16
14 Word graph kata sifat sebesar ………………………………………….
19
15 Word graph kata sifat setinggi ……………..…………………………...
19
16 Word graph kata sifat dengan pola se-KS …...…………………………
20
17 Word graph kata sifat termahal ………….……………………………..
21
18 Word graph kata sifat dengan pola ter-KS dengan tingkat bandingan tertinggi ………………………………………………………………...
22
19 Word graph kata sifat terendah …………….…………………………..
23
20 Word graph kata sifat dengan pola ter-KS dengan tingkat bandingan terendah …………..……………..………...……………………………
24
21 Word graph kata sifat bersatu …………..……………………………...
24
22 Word graph kata sifat dengan pola ber-KBil ………………..…………
25
23 Word graph kata sifat merakyat …………...……………………………
26
24 Word graph kata sifat dengan pola me-KB ..……………………………
26
25 Word graph kata sifat pelupa …………...………………………………
27
26 Word graph kata sifat dengan pola pe-KS ....….………………………..
27
xi
Halaman 27 Word graph kata sifat gemetar …………...……………………………..
28
28 Word graph kata sifat dengan pola KB-em- …………………………….
29
29 Word graph kata sifat kudisan ……...…………………………………...
30
30 Word graph kata sifat kampungan …………...………………………….
30
31 Word graph kata sifat dengan pola KB-an ...……………………............
31
32 Word graph kata sifat individual ……………………………………….
32
33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al …..…………………………..
33
34 Word graph kata sifat prinsipiil ……….………………………………...
34
35 Word graph kata sifat ilmiah ……………………………………………
35
36 Word graph kata sifat alami .……………………………………………
36
37 Word graph kata sifat produktif …………………………………………
37
38 Word graph kata sifat patriotik ………………………………………….
38
39 Word graph kata sifat praktis …………………………………………...
39
40 Word graph kata sifat optimistis ………………………………………...
40
41 Word graph kata sifat dengan pola KB-istis …………………………….
40
42 Word graph kata sifat kepanasan ……………………………………….
41
43 Word graph kata sifat dengan pola ke-KS-an …………………………...
42
44 Word graph kata sifat menguntungkan ………………………………….
42
45 Word graph kata sifat dengan pola me-KD-kan ……………………….
43
46 Word graph kata sifat mengesankan …………………………………….
44
47 Word graph kata sifat dengan pola me-KB-kan ……………………….
44
48 Flowchart aturan pembentukan word graph kata sifat ………………….
55
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Daftar kata sifat (Adjektiva) dari majalah TRUBUS nomor 474 (Mei 2009/XL), TRUBUS nomor 462 (Mei 2008/XXXIX), dan TRUBUS nomor 457 (Desember 2007/XXXVIII) ……………………………….
63
2 Daftar kata sifat pola se-KS …………………………………………....
66
3 Daftar kata sifat pola ter-KS mengacu ke tingkat kualitas yang paling tinggi …………………………………………………………………...
67
4 Daftar kata sifat pola ter-KS mengacu ke tingkat kualitas yang paling rendah ………………………………………………………………….
67
5 Daftar kata sifat pola ber-KBil ……………………...…………………
68
6 Daftar kata sifat pola me-KB …………...……………………………...
68
7 Daftar kata sifat pola pe-KS .……………………………………….......
69
8 Daftar kata sifat pola KB-em- ………………………………………….
69
9 Daftar kata sifat pola KB-an ………..………………………………….
70
10 Daftar kata sifat pola KB-al ……………………………………………
70
11 Daftar kata sifat pola KB-il …………………………………………….
70
12 Daftar kata sifat pola KB-iah …………………………………………..
70
13 Daftar kata sifat pola KB-i ……………………………………………..
71
14 Daftar kata sifat pola KB-if …………………………………………….
71
15 Daftar kata sifat pola KB-ik ……………………………………………
72
16 Daftar kata sifat pola KB-is ……………………………………………
72
17 Daftar kata sifat pola KB-istis …………………………………………
73
18 Daftar kata sifat pola ke-KS-an ………………………………………..
73
19 Daftar kata sifat pola me-KD-kan ……..……………………………….
74
20 Daftar kata sifat pola me-KB-kan ……..……………………………….
74
xiii
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan oleh manusia yaitu suatu bentuk representasi dari suatu pesan yang ingin dikomunikasikan antarmanusia. Bentuk utama representasinya adalah berupa lisan tetapi sering pula dinyatakan dalam
bentuk
tulisan.
Chomsky
adalah
orang
yang
pertama
kali
merepresentasikan bahasa sebagai simbol. Chomsky berhasil memperlihatkan bahwa bahasa apapun dapat direpresentasikan dengan suatu cara yang universal. Pemikiran Chomsky yang merepresentasikan bahasa sebagai kumpulan simbolsimbol tersebut telah membuka peluang untuk melakukan pemrosesan bahasa secara simbolik dengan teknologi komputer, sehingga melahirkan bidang ilmu Natural Language Processing (NLP). Teknologi NLP adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Sistem ini biasanya mempunyai masukan dan keluaran berupa bahasa tulisan (teks) (Arman 2004). Salah satu metode yang dapat merepresentasikan bahasa alami
adalah
menggunakan teori Knowledge Graph (KG). KG adalah suatu metode baru dalam NLP yang merupakan sebuah tinjauan untuk menggambarkan atau menjelaskan bahasa dengan cara menganalisis teks secara harfiah dan diperkaya dengan latar belakang pengetahuannya sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan baru (Zhang 2002). Teori KG merupakan metode baru yang digunakan untuk memahami bahasa manusia yang mengkaji secara luas pada tataran jaringan semantik berupa teks yang bersifat subjektif dan disajikan dalam bentuk graf. Metode KG sudah dipergunakan untuk dokumen berbahasa Inggris. Struktur bahasa Inggris tidak persis sama dengan bahasa Indonesia, untuk itu perlu dilakukakan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia, sehingga metode KG dapat digunakan untuk menganalisis dokumen berbahasa Indonesia. Penelitian penerapan teori KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan untuk merancang sebuah software yang dapat membaca sembarang teks bahasa Indonesia serta menghasilkan informasi dalam bentuk graf, sehingga informasi tersebut merupakan intisari dari pengetahuan yang ada dalam teks yang dipelajari. Salah satu tahapan yang dapat dilakukan untuk membangun software
2
tersebut adalah membuat aturan pembentukan word graph untuk seluruh kata dalam bahasa Indonesia yang secara otomatis menganalisis teks bahasa Indonesia. Saat ini aturan pembentukan word graph bahasa Indonesia dari berbagai jenis kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat dan lain-lain belum ada, maka penulis akan membangun aturan pembentukan word graph dengan membatasi ruang lingkupnya yaitu hanya pada kata sifat. 1.2 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis struktur kata sifat pada bahasa Indonesia. 2. Membuat aturan pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia. 3. Melakukan pengujian aturan pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia. 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah 1. Dapatkah metode KG digunakan sebagai instrumen untuk merancang pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia. 2. Bagaimana metode KG mampu membuat aturan pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia. 1.4 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup dari penelitian ini adalah teks yang berkaitan dengan bidang pertanian dan mengidentifikasi kata sifat dari teks tersebut. Informasi yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari tiga majalah Trubus yang dipilih secara acak yaitu Trubus nomor 457 (Desember 2007/ XXXVII), Trubus nomor 462 (Mei 2008/ XXXIX) dan Trubus nomor 474 (Mei 2009/XL). Informasi yang diambil berupa kata sifat (adjektiva) yang terdapat pada ketiga majalah tersebut. Hasil dari pengklasifikasian adjektiva diperoleh adjektiva yang terdapat pada Lampiran 1.
2. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan dalam penelitian ini. 2.1 Adjektiva (Kata Sifat) 1. Batasan dan Ciri Adjektiva (Kata Sifat) Adjektiva, yang juga disebut kata sifat atau kata keadaan, adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif (Alwi et al. 2003), dan mempunyai ciri sebagai berikut: 1) Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti lebih, kurang, dan paling: lebih besar, kurang baik, paling mahal. 2) Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali, dan terlalu: sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu murah. 3) Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak: tidak bodoh, tidak salah, tidak benar. 4) Adjektiva dapat diulang dengan awalan se- dan akhiran -nya: sebaikbaiknya, serendah-rendahnya, sejelek-jeleknya. 5) Adjektiva pada kata tertentu dapat berakhiran antara lain dengan -er,- (w)i, -iah, -if, -al dan -ik: honorer, duniawi, ilmiah, negatif, formal. Menurut Gorys Keraf (1984) segala kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasinya + nya, serta dapat diperluas dengan: paling, lebih, sekali, adalah kata sifat. Umumnya sebuah adjektiva diletakkan di belakang kata yang diterangkan. 2. Adjektiva dari segi perilaku semantisnya Kelas adjektiva menunjukkan adanya dua tipe pokok: adjektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas dan adjektiva takbertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Pembedaan adjektiva yang bertaraf dari adjektiva yang tidak bertaraf bertalian dengan mungkin tidaknya adjektiva itu menyatakan berbagai tingkat kualitas dan berbagai
4
tingkat bandingan. Untuk maksud itu dapat dipakai kata seperti sangat, agak, lebih dan paling. Adjektiva takbertaraf, sebaliknya tidak dapat diberi pewatas tersebut. Adjektiva bertaraf dapat dibagi atas: (1) adjektiva pemeri sifat, (2) adjektiva ukuran, (3) adjektiva warna, (4) adjektiva waktu, (5) adjektiva jarak, (6) adjektiva sikap batin, dan (7) adjektiva cerapan (Alwi et al. 2003). 3. Adjektiva dari segi perilaku sintaksisnya Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap dikatakan dipakai secara atributif. tempatnya di sebelah kanan nomina. Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif. Adjektiva yang mewatasi verba (atau adjektiva) yang menjadi predikat klausa dikatakan dipakai secara adverbial atau sebagai keterangan (Alwi et al. 2003). 4. Pertarafan adjektiva Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan berbagai tingkat bandingan. Pembedaan tingkat kualitas atau intensitas dinyatakan dengan pewatas seperti benar, sangat, terlalu, agak, dan makin. Pembedaan tingkat bandingan dinyatakan dengan pewatas seperti lebih, kurang, dan paling. Pada tingkat bandingan, pembanding dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas atau intensitasnya dapat setara atau tidak setara. Tingkat setara disebut tingkat ekuatif, tingkat yang tak setara dibagi dua yaitu tingkat komparatif dan tingkat superlatif. Tiap-tiap tingkat itu secara sintaksis diungkapkan dengan bentuk yang khusus (Alwi et al. 2003). 5. Adjektiva dari segi bentuknya Dari segi bentuknya, adjektiva terdiri atas adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan adjektiva turunan yang selalu polimorfemis. Sebagian besar adjektiva dasar merupakan bentuk yang monomorfemis. adjektiva yang monomerfemis adalah sebagai berikut: asin
cerah
kecil
matang
anggun
ceria
kurus
murah
besar
merah
lama
ramai
Contoh
5
Adjektiva yang polimorfemis dibentuk dengan tiga cara : pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengan kata lain. 1) Adjektiva polimorfemis yang dibentuk dengan pengafiksan di antaranya adalah: Memakai afiks pungutan atau hasil penyerapan adjektiva berafiks dari bahasa lain seperti bahasa Arab, Belanda, dan Inggris, seperti yang berafiks -i, -iah, -wi, atau -wiah. Berikut adalah beberapa contoh: alami
ilmiah
manusiawi
insani
surgawi
hewani
lahiriah
duniawi
nabati
jasmaniah
ragawi
alamiah
Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan -em- pada nomina, contoh: gemetar
gemerlap
kemilau
kemilap
gemuruh
gemilang
temaram
gemilap
Pengafiksan tentang tingkat bandingan seperti tingkat ekuatif dengan prefiks se-, dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-. Adapula bentuk yang wujudnya nomina, namun sering dipakai dalam posisi adjektiva. Berikut adalah beberapa contohnya: penakut
pemarah
keibuan
pemalas
pengecut
kebapaan
pendendam
2) Cara kedua untuk menurunkan adjektiva adalah dengan bentuk berulang. Subkategori adjektiva turunan yang berupa bentuk berulang dapat muncul jika berfungsi predikat atau berfungsi adverbial. Predikat adjektival yang berbentuk ulang menandakan kejamakan, keanekaan, atau keintensifan. Perulangan itu terjadi melalui cara perulangan penuh, perulangan sebagian, dan perulangan salin suara. Contoh: besar-besar
besar-besaran
compang-camping
merah-merah
awur-awuran
hiruk-pikuk
3) Cara ketiga pembentukan adjektiva adalah dengan memadukan adjektiva dengan kata lain, dapat berupa nomina atau adjektiva. Jika adjektiva dipadukan dengan nomina dengan urutan adjektiva terlebih dahulu dan nomina di belakangnya, maka terbentuklah adjektiva baru dengan arti yang khusus. Contoh:
6
berat lidah
buta huruf
besar mulut
tajam ingatan
keras hati
wajib fakultas
keras kepala
padat karya
panjang tangan
Bentuk paduan yang lain adalah paduan antara adjektiva dan adjektiva yang lain. Perpaduan semacam ini umumnya memberikan arti yang memperkuat unsur pertama. Contoh: lemah lembut
terang benderang
cantik jelita
kacau balau
aman tenteram
sehat walafiat.
Adjektiva gabungan yang mirip dengan bentuk berulang adalah yang merupakan hasil penggabungan sinonim atau antonim. Adjektiva yang merupakan bentuk majemuk ada yang merupakan gabungan morfem terikat dengan morfem bebas dan ada yang merupakan gabungan dua morfem bebas (atau lebih), termasuk di dalamnya bentukbentuk yang tergolong idiom, artinya makna bentuk gabungan itu tidak dapat dijabarkan dari penjumlahan makna unsur-unsurnya (Alwi et al. 2003). 6. Frasa Adjektiva Adjektiva yang menyatakan keadaan dapat pula diterangkan oleh kata, seperti sudah, harus, dan dapat. Frasa adjektiva juga dapat dibuat ingkar dengan kata ingkar tidak, dan juga memiliki pewatas belakang seperti lagi dan kembali (Alwi et al. 2003). 7. Penurunan Kata dari Adjektiva Seperti halnya dengan jenis kata yang lain, adjektiva dapat pula bertindak sebagai dasar kelas kata yang lain. Dari dasar adjektiva kita dapat memperoleh verba, nomina, dan adverbial (Alwi et al. 2003). 2.2 Graph Suatu graph G adalah pasangan terurut (V, E), dengan V adalah himpunan simpul yang berhingga dan takkosong. Elemen V dinamakan simpul (node) atau vertex, dan E adalah himpunan sisi yang merupakan pasangan yang tidak terurut simpul p,q
V, elemen E dinamakan sisi (edge) dinotasikan sebagai {i, j} yaitu
sisi yang menghubungkan simpul i dengan simpul j, dengan i,j
V (Foulds 1992).
7
Sebagai contoh gambar berikut menyatakan graph G(V,E) dengan: ,
V={
,
,
,
,
} dan E = {
,
,
,
,
,
,
,
}.
Gambar 1 Graph G= (V,E). Suatu graph berarah (directed graph, atau disingkat digraph) adalah suatu pasangan terurut (V, A) dengan V himpunan takkosong dan berhingga dan A merupakan himpunan pasangan terurut dari elemen-elemen di V. Elemen dari A biasa disebut sisi berarah (arc) (Foulds 1992). Sebagai contoh gambar berikut menyatakan graph berarah G(V,A) dengan: V={ ,
,
,
} dan A = {
,
,
,
,
,
,
,
,
,
}
Gambar 2 Directed graph G= (V,A). 2.3 Knowledge Graph (KG) Menurut Zhang dan Hoede (2000) KG adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikan teks tersebut ke dalam bentuk graf, sedangkan menurut Kramer (1996) KG adalah suatu instrumen yang merepresentasikan struktur terkonsep yang sudah tertentu. Dengan instrumen ini relasi-relasi antara suatu rangkaian dapat diminimalisir dan terbatas. Tujuannya adalah secara sistematis mengekstrak relasi-relasi dari suatu teks yang menerangkan tentang suatu subjek pada bidang tertentu untuk dituangkan dalam suatu graf (Vries 1989). Menurut Zhang (2002) teori KG adalah suatu pendekatan baru yang dapat digunakan untuk menyatakan bahasa manusia yang lebih memfokuskan pada aspek semantik daripada aspek sintatik. Teori KG mampu mengekspresikan dan
8
menggambarkan aspek semantik yang lebih mendasar dengan menggunakan jumlah relasi yang terbatas. Teori KG merupakan metode baru untuk memahami bahasa manusia dengan bantuan komputer. Perbedaan antara teori KG dengan teori representasi lain adalah bahwa teori KG menggunakan ontologi yang jumlahnya terbatas. Pada prinsipnya komposisi dari KG terdiri atas concept (token, name dan type) dan relationships. KG terdiri atas suatu himpunan vertex V yang tidak berlabel disebut token dan dinyatakan dengan persegi. KG merupakan graph campuran dengan edge dan arcs yang diberi label dan dinyatakan dengan garis dan garis berarah (Hoede & Nurdiati 2008a). 2.4 Concept Concept merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia, concept merupakan sesuatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya (Zhang & Hoede 2000). Concept dalam KG bisa dinyatakan sebagai token, name, dan type (Van den Berg 1993). Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token bersifat subjektif. Pada KG, token adalah suatu node yang diindikasikan oleh “
“. Token menyatakan suatu entitas
di dalam dunia nyata. Misalnya kata apel dapat diasosiasikan secara subjektif mengenai bentuk, warna, rasa dan sebagainya. Type adalah concept yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Contoh type misalnya buah, binatang, dan sebagainya. Name adalah sesuatu yang bersifat unique individual, sebagai contoh John adalah sebuah name yaitu nama dari seorang laki-laki (Van den Berg 1993). 2.5 Word Graph Dalam teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph yang menyatakan makna dari kata dan disebut dengan semantic word grap. Word graph merupakan graf yang merepresentasikan kata dan dapat dinyatakan sebagai graf yang diberi label. Gabungan beberapa word graph dari beberapa kata dalam suatu kalimat menghasilkan sentence graph. Beberapa sentence graph yang digabung
9
dalam sebuah teks disebut text graph, dan memuat pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks (Hoede & Nurdiati 2008a). 2.6 Ontologi Ontologi adalah gambaran beberapa concept dan relasi antarconcept yang bertujuan untuk mendefinisikan beberapa ide yang merepresentasikan concept, relasi dan logikanya. Ontologi word graph terdiri atas token yang dinyatakan dengan node, 9 binary relationships dan 4 frame relationships. Berikut ini adalah sembilan type binary relationships: 1. Similarity of set, alikeness
: ALI
2. Causality
: CAU
3. Equality
: EQU
4. Subset relationships
: SUB
5. Disparateness
: DIS
6. Ordering
: ORD
7. Attribution
: PAR
8. Informational dependency
: SKO
9. Ontologi F (Focus dari suatu graph), focus Menurut Zhang (2002), penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut dapat diberikan sebagai berikut: 1. Relasi ALI (alikeness) Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Contoh “tumbuhan” adalah type, karena “tumbuhan” adalah concept yang berupa informasi umum, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut: tumbuhan
ALI
Gambar 3 Contoh penggunaan relasi ALI. 2.
Relasi CAU (causality) Relasi CAU antara dua token dinyatakan dengan anak panah berlabel sebagai berikut:
CAU
Relasi CAU ini digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat dimana suatu token mempengaruhi token yang lain.
10
Relasi CAU adalah relasi yang paling sering diungkapkan dalam metodemetode ilmiah terutama dalam mendiagnosis sesuatu. Menurut Hoede dan Nurdiati (2008a) relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua concept yang terdiri atas kata benda dan kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek. Contoh: “Ibu petik bunga” kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
ibu
ALI
CAU
ALI
CAU
bunga
. ALI petik Gambar 4 Contoh penggunaan relasi CAU. Gambar 4 Contoh penggunaan relasi CAU untuk menghubungkan token “Ibu” (subjek kalimat) dengan kata kerja “petik” (predikat kalimat) serta menghubungkan kata kerja “petik” dengan kata benda “bunga” (objek kalimat). Relasi CAU ini terdiri atas tiga token, token pertama merepresentasikan “ibu” sebagai subjek dihubungkan kepada token kedua yaitu “petik” sebagai predikat dan dihubungkan kepada token ketiga yaitu “bunga” sebagai objek. 3.
Relasi EQU (equality) Kata dasar relasi EQU adalah “EQUAL” (sama) dan direpresentasikan sebagai berikut:
EQU
Relasi EQU ini digunakan untuk menjelaskan concept yang sederajat atau sama, mengekspresikan dua hal yang dianggap sama atau setara. Relasi EQU dapat juga untuk menyatakan kata hubung seperti “adalah” dan “merupakan”. Relasi ini digunakan juga untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: “salak Pondoh” maka word graph-nya seperti gambar berikut: Pondoh
EQU
ALI
salak
Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU.
11
Pada Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU pada kata “salak Pondoh”, relasi ini menghubungkan name “Pondoh” ke concept “salak”. 4. Relasi SUB (subset) Asal kata relasi SUB adalah IN (di dalam) dan dinyatakan dengan anak panah berlabel sebagai berikut:
SUB
Jika ada dua token yang menyatakan dua rangkaian secara bertautan, dan yang satu merupakan bagian dari yang lain maka kedua token dihubungkan dengan relasi SUB. Jika a SUB b maka dapat diinterpretasikan yaitu Concept a adalah bagian dari Concept b, sebagai contoh “ekor SUB kucing”, ini menyatakan bahwa “ekor kucing” adalah bagian dari “kucing”, karena molekul “ekor” merupakan bagian dari molekul “kucing”. ekor
ALI
SUB
ALI
kucing
Gambar 6 Contoh penggunaan relasi SUB. Dari Gambar 6 relasi SUB digunakan untuk menghubungkan kata benda “ekor” dengan kata “kucing” karena “ekor” merupakan bagian dari “kucing”. Relasi SUB pada dasarnya adalah menggambarkan satu bagian dari sebuah concept yang utuh sehingga fungsi SUB berkaitan erat dengan concept kepemilikan, artinya a adalah milik atau bagian dari b. 5. Relasi DIS (disparateness) Contoh dua himpunan yang tidak beririsan atau saling lepas yaitu dengan menggunakan kata “DISPARATE” (tidak sama atau berbeda) yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
DIS
Relasi DIS ini digunakan untuk menyatakan bila dua token tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Relasi DIS digunakan juga untuk menyatakan sesuatu yang berbeda, misalnya: “air” berbeda dengan “minyak” dapat dinyatakan dengan word graph berikut: air
ALI
DIS
ALI
minyak
Gambar 7 Contoh penggunaan relasi DIS.
12
Pada gambar di atas relasi DIS digambarkan tanpa menggunakan tanda panah, hal ini dikarenakan relasi DIS tersebut bersifat simetris, a DIS b dapat dinyatakan dengan b DIS a. 6. Relasi ORD (ordering) Relasi ORD menyatakan bahwa dua benda memiliki urutan tertentu satu sama lain, baik urutan waktu maupun urutan tempat. Relasi ini digunakan untuk membandingkan urutan dua benda dan dapat juga digunakan untuk mengungkapkan hubungan “ < ” yang dikenal dalam matematika. Misalnya “pagi (sebelum) sore” dapat dinyatakan dengan word graph berikut: ALI
pagi
ORD
ALI
sore
Gambar 8 Contoh penggunaan relasi ORD. 7. Relasi PAR (attribute) Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu memiliki sifat sesuatu yang lainnya. Relasi ini digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Contoh “cabe merah” kata merah merupakan attribute dari “cabe” atau dengan kata lain “merah” merupakan warna dari “cabe”, maka contoh tersebut dapat dinyatakan oleh word graph sebagai berikut: cabe
ALI
PAR
ALI
merah
Gambar 9 Contoh penggunaan relasi PAR. Relasi PAR juga dipergunakan untuk menghubungkan satuan seperti waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain. 8.
Relasi SKO (skolem) Dua buah token dalam teori KG dihubungkan dengan relasi SKO jika token yang satu informasinya bergantung pada token yang lain. Menurut Van den Berg (1993), relasi SKO dalam teori KG menyatakan informasi bergantung dan mampu menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun universal quantifiers. Perhatikan pernyataan
,
yang memuat universal
13
quantifiers. Pada pernyataan tersebut pemilihan y bergantung pada x. Word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut ALI
x
SKO
ALI
y
Gambar 10 Contoh penggunaan relasi SKO. 9.
Ontologi F (focus) Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph (Hoede & Nurdiati 2008a). Focus untuk menunjukkan intisari dari suatu pernyataan, focus digambarkan dengan pemberian arsiran pada token. Penggunaan ontologi ini, misalnya untuk menyatakan word graph “longsor rusak persawahan” yang dapat dinyatakan sebagai berikut: longsor
ALI
CAU
CAU
ALI
persawahan
ALI rusak Gambar 11 Contoh penggunaan ontologi F. Gambar 11 di atas menunjukkan bahwa focus dari “longsor rusak persawahan” terletak pada token “longsor”. Frame merupakan verteks berlabel. Relasi frame menyatakan bahwa verteks berlabel tersebut sebenarnya suatu frame dari beberapa graf yang lebih kompleks. Relasi frame relationships pada KG ada empat macam (Zhang 2002): 1. Focusing on a situation
: FPAR
2. Negation of a situation
: NEGPAR
3. Possibility of a situation
: POSPAR
4. Necessity of a situation
: NECPAR.
Jika suatu graph merepresentasikan suatu pernyataan, misalkan p: “tanah ini gembur”, yang dinyatakan dengan frame, maka negasi dari p dengan graph yang sama dan diberi frame relasi NEGPAR (NEG), possibility dari p dinyatakan dengan graph yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR (POS), necessity dari p dinyatakan dengan graph yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR (NEC) (Zhang, 2002). Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
14
NEG p
p
NEC
POS p
p
Gambar 12 Contoh penggunaan 4 frame relationships. Gambar 12 secara berurutan menunjukkan graph dari pernyataan bahwa: “tanah ini gembur”, “tidak benar tanah ini gembur”, “mungkin tanah ini gembur”, dan “seharusnya tanah ini gembur”.
3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang akan dilaksanakan terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pertama analisis struktur kata sifat, tahap kedua pembuatan aturan word graph kata sifat bahasa Indonesia dan tahap ketiga pengujian aturan word graph kata sifat bahasa Indonesia.
Tahap 1: Analisis Struktur Kata Sifat pada Bahasa Indonesia Hal-hal yang diperlukan dalam analisis struktur kata sifat pada bahasa Indonesia adalah mengidentifikasi kata sifat yaitu dengan cara menglasifikasi kata sifat berdasarkan bentuk kata sifat yaitu kata sifat dasar dan kata sifat turunan, sehingga pada tahapan ini akan diperoleh jumlah kata sifat bahasa Indonesia dan meminimalisir kata sifat yang terdapat hubungannya dengan pertanian. Daftar kata sifat yang diklasifikasikan diperoleh dari bentuk kata sifat dasar dan bentuk kata sifat turunan yang mengalami afiksasi. Langkah selanjutnya dari identifikasi adalah menganalisis makna kata sifat, berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia dan mempergunakan referensi yang ada, sehingga akan dilakukan pengelompokan kata sifat berdasarkan makna yang dinyatakan setiap kata sifat.
Tahap 2: Pembuatan Aturan Word Graph Kata Sifat pada Bahasa Indonesia Tahap kedua dalam proses pembuatan aturan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia adalah mempelajari jenis-jenis relasi dasar dalam KG yang akan diterapkan pada pembentukan word graph kata sifat, sehingga dapat ditentukan jenis-jenis relasi KG yang akan digunakan dalam penelitian ini. Jika relasi telah diperoleh maka dibuat aturan word graph kata sifat bahasa Indonesia. Jadi setiap kata sifat bahasa Indonesia akan diimplementasikan ke dalam bentuk word graph berdasarkan bentuk dan makna kata sifat. Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan kata sifat berdasarkan bentuk word graphnya. Berdasarkan pengelompokan tersebut akan disusun aturan pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia.
16
Tahap 3: Pengujian Aturan Word Graph Kata Sifat Pada Bahasa Indonesia Setelah didapatkan aturan pola pembentukan word graph kata sifat, selanjutnya dilakukan uji hasil aturan tersebut. Pengujian ini diberikan kepada kata sifat lain yang tidak termaktub dalam pembahasan, pengujian dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Tahapan metodologi di atas mengikuti alur seperti dalam
flowchart
berikut: Start
Analisis kata sifat
Pembuatan aturan pembentukan word graph kata sifat
Pengujian hasil aturan pembentukan untuk kata sifat yang lain
Apakah hasil aturan sudah benar
Tidak
Perbaiki aturan pembentukan word graph kata sifat
Ya Apakah aturan telah berlaku umum
Tidak
Ya Aturan pembentukan word graph kata sifat
Finish
Gambar 13 Flowchart metodologi aturan pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisis Struktur Kata Sifat Dari segi bentuknya, kata sifat terdiri atas kata sifat dasar yang selalu
monomorfemis dan kata sifat turunan yang selalu polimorfemis. Sebagian besar kata sifat dasar merupakan bentuk monomorfemis.
Kata sifat turunan yang selalu
polimorfemis dibentuk dengan tiga cara: pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengan kata lain. Berdasarkan segi semantik, kata sifat dapat dibagi atas: deskripsi warna, deskripsi ukuran, deskripsi waktu, deskripsi jarak, deskripsi suasana hati, deskripsi kualitas, dan deskripsi pencerapan. 4.1.1
Kata Sifat Dasar Sebagian besar kata sifat dasar merupakan bentuk monomorfemis yaitu terdiri
atas satu morfem, meskipun ada yang berbentuk perulangan semu. Kata sifat dasar ini dikelompokkan berdasarkan segi semantiknya yaitu berdasarkan deskripsi warna, deskripsi ukuran, deskripsi waktu, deskripsi jarak, deskripsi suasana hati, deskripsi kualitas, dan deskripsi pencerapan. 4.1.2
Kata Sifat Turunan Kata sifat turunan yang polimorfemis dibentuk dengan tiga cara yaitu
pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengan kata lain. Pada penelitian ini kata sifat turunan hanya ditekankan pada pengafiksan. Dalam bahasa Indonesia dikenal jenis-jenis afiks kata sifat polimorfemis yang dibentuk dengan pengafiksan di antaranya adalah: a. Prefiks, yaitu afiks yang diletakkan di muka dasar, seperti: se-, ter-, ber-, me-, dan pe-. b. Infiks, yaitu afiks yang diletakkan di dalam dasar, seperti: -em-. c. Sufiks, yaitu afiks yang diletakkan di belakang dasar, seperti: -an, -al, -il, iah, -if, -ik, -is, -istis, dan -i.
18
d. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri atas dua unsur, satu di muka bentuk dasar dan satu di belakang bentuk dasar, dan berfungsi sebagai satu morfem terbagi. Konfiks satu morfem dengan satu makna gramatikal, seperti: ke-an dan me-kan. 4.2
Pembuatan Aturan Word Graph Kata Sifat Pembuatan aturan word graph kata sifat mengacu pada bentuk kata sifat
turunan dengan pengafiksan yaitu dengan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Hasil pengafiksan kata sifat turunan akan direpresentasikan ke dalam bentuk word graph, sehingga akan diuraikan konsep dan relasinya dengan menggunakan ontologi yang ada pada teori KG. 4.2.1
Afiksasi Kata Sifat dengan Prefiks
Prefiks se- Penurunan dari Kata Sifat Makna yang didukung oleh awalan se- pada umumnya menyatakan, ‘sama dengan atau menyerupai’ (Kridalaksana 1996), terutama bila kata dasarnya adalah kata sifat.
Berikut adalah contoh kata sifat yang dibentuk dari awalan se- dan
penurunan kata sifat yaitu kata sifat sebesar mempunyai makna sama besar. Contoh penggunaan sebesar dalam kalimat adalah sebagai berikut: (1.1) 112,5 g urea dan 225 g KCL diberikan ketika buah berukuran sebesar kelereng (TRUBUS 457, Desmber 2007/XXXVII, hlm. 108). Sebesar di dalam kalimat (1.1) menyatakan bahwa buah mempunyai ukuran sama besar dengan kelereng. Makna sebesar dapat diimplementasikan ke dalam bentuk word graph berikut:
19
ukuran ALI buah
ALI
ALI
PAR
PAR
ALI
ALI
besar
kelereng
sebesar
Gambar 14 Word graph kata sifat sebesar pada “buah sebesar kelereng”. Word graph sebesar terdiri atas tiga token. Token pertama mengimplementasikan kata buah, token kedua mengimplementasikan ukuran kata sifat besar, dan token ketiga mengimplementasikan kelereng. Token kedua merupakan atribut terhadap token pertama juga merupakan atribut terhadap token ketiga sehingga digunakan relasi PAR baik dari token kedua menuju token pertama maupun dari token kedua menuju token ketiga, focus terletak pada token besar, hal ini menyatakan bahwa ukuran buah dan ukuran kelereng sama besar. Contoh lain kata sifat dengan awalan se- adalah setinggi mempunyai makna sama tinggi, contoh penggunaan setinggi di dalam kalimat adalah sebagai berikut: (1.2)
Media tanam berhamburan di bawah rak setinggi pinggang (TRUBUS 457, Desember 2007/XXXVII, hlm. 34).
Pada kalimat (1.2) kata setinggi mengandung makna sama tinggi artinya rak sama tinggi dengan pinggang, kata sifat setinggi pada kalimat (1.2) dapat direpresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut: ukuran
rak
ALI
PAR
ALI PAR ALI
ALI ALI
pinggang
setinggi
tinggi Gambar 15 Word graph kata sifat setinggi pada “rak setinggi pinggang”
20
Pada gambar di atas kata sifat setinggi menyatakan sama tinggi antara rak dan pinggang, maka word graphnya terdiri atas tiga token, token pertama dan ketiga merepresentasikan rak dan pinggang, sedangkan token kedua merepresentasikan ukuran tinggi yang merupakan atribut terhadap token pertama dan token ketiga sehingga dihubungkan oleh relasi PAR yang kedua arcnya berawal dari token kedua menuju token pertama dan ketiga, ini mengandung makna bahwa rak dan pinggang sama tinggi. Focus terletak pada token tinggi. Secara umum kata sifat dengan prefiks se- penurunan dari kata sifat (KS) berbentuk se-kata sifat (se-KS) mengandung makna sama dengan atau menyerupai kata sifat, A menyatakan ukuran yang sama dengan B, sehingga word graphnya secara umum dapat direpresentasikan sebagai berikut: ukuran ALI A
ALI
ALI
PAR
PAR
ALI
ALI
B
se-KS
KS Gambar 16 Word graph kata sifat dengan pola se-KS. Beberapa kata sifat yang termasuk kata sifat pola se-KS dicantumkan pada Lampiran 2. Prefiks ter- Penurunan dari Kata Sifat Makna yang dibentuk oleh prefiks ter- dan kata sifat pada umumnya mengacu ke tingkat kualitas atau intensitas yang paling tinggi di antara semua acuan kata sifat yang dibandingkan. Kata sifat prefiks ter- merupakan tingkat bandingan superlatif mendeskripsikan tingkat perbandingan yang menyatakan bahwa dari sekian hal yang dibandingkan satu melebihi yang lain (Alwi et al. 2003). Berikut adalah contoh kata sifat yang dibentuk dari prefiks ter-.
21
(2.1)
Itulah mutasi paling fenomenal, di dunia ariocarpus-kaktus tak berduri yang sejak 20 tahun lalu selalu memegang rekor harga termahal (TRUBUS 474, Mei 2009/XL, hlm.12).
Pada kalimat (2.1) kata termahal merupakan bentuk ter-kata sifat mengandung makna paling mahal yaitu kaktus tak berduri paling mahal di antara kaktus-kaktus yang lainnya selama 20 tahun. Kata sifat termahal
pada kalimat (2.1) dapat
direpresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut: nilai
nilai
EQU ORD ALI ukuran
nilai
EQU
EQU
ORD ALI ukuran
ALI
termahal
ALI ukuran
Gambar 17 Word graph kata sifat termahal. Gambar 17 Word graph kata sifat termahal mendeskripsikan tingkat perbandingan yang menyatakan bahwa dari sekian harga kaktus yang dibandingkan harga kaktus tak berduri melebihi harga kaktus yang lainnya, maka word graphnya terdiri atas tiga token. Ketiga token merupakan ukuran harga kaktus yang memiliki nilai tertentu sehingga dinotasikan oleh nilai yang dihubungkan oleh relasi EQU. Relasi antara token pertama dan kedua yaitu relasi berarah ORD yang arcnya berawal dari token pertama menuju token kedua, Relasi antara token kedua dan token ketiga dihubungkan oleh relasi ORD yang arcnya dari token kedua menuju token ketiga dan focusnya pada token ketiga, ini merepresentasikan tingkat superlatif yang menyatakan ukuran harga termahal, sehingga token ketiga menyatakan kaktus yang tak berduri yang harganya termahal di antara kaktus-kaktus yang lain. Secara umum kata sifat dengan prefiks ter- hasil penurunan dari kata sifat (KS) berbentuk ter-kata sifat mengandung makna nilai paling tinggi di antara semua acuan ukuran yang dibandingkan, dan focusnya terletak pada token ketiga. Hal ini
22
menyatakan ukuran pembanding yang memiliki nilai tertinggi, sehingga word graphnya secara umum dapat direpresentasikan sebagai berikut: nilai
nilai
EQU ORD ALI ukuran
nilai
EQU
EQU ALI
ORD ALI ukuran
ter-KS
ALI ukuran
Gambar 18 Word graph kata sifat dengan pola ter-KS dengan tingkat bandingan tertinggi. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola ter-KS dicantumkan pada Lampiran 3. Makna lain yang dibentuk oleh prefiks ter- dan kata sifat yang mengacu ke tingkat kualitas atau intensitas yang paling rendah di antara semua acuan kata sifat yang dibandingkan.
Kata sifat prefiks ter- merupakan tingkat bandingan yang
mendeskripsikan, bahwa dari sekian hal yang dibandingkan satu paling rendah dari yang lainnya. Berikut adalah contoh kata sifat yang dibentuk dari prefiks ter- yang mengacu ke tingkat kualitas yang paling rendah. (2.2)
Di musim hujan saat belut membanjiri pasar, harga terendah ajek di angka Rp 15.000/kg (TRUBUS 474, Mei 2009/XL, hlm.37).
Pada kalimat (2.2) kata terendah merupakan bentuk ter-kata sifat mengandung makna paling rendah atau paling murah harganya yaitu harga belut paling rendah Rp 15.000 di musim hujan karena belut membanjiri pasar; jika belut langka di pasar maka harganya bisa lebih dari Rp 15.000. Kata sifat terendah pada kalimat (2.2) dapat direpresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut:
23
nilai
nilai
EQU ORD ALI ukuran
nilai
EQU
EQU
ORD ALI ukuran
ALI
terendah
ALI ukuran
Gambar 19 Word graph kata sifat terendah. Gambar 19 Word graph kata sifat terendah mendeskripsikan tingkat perbandingan yang menyatakan bahwa dari sekian harga belut yang dibandingkan harga belut pada musim hujan atau dalam keadaan melimpah paling rendah atau paling murah dari harga belut dalam keadaan langka, maka word graphnya terdiri atas tiga token. Ketiga token merupakan ukuran harga belut yang memiliki nilai tertentu sehingga dinotasikan oleh nilai yang dihubungkan oleh relasi EQU. Relasi antara ketiga token yaitu relasi berarah ORD yang arcnya berawal dari token pertama menuju token kedua dan dari token kedua menuju token ketiga, dengan focusnya terletak pada token pertama. Hal ini merepresentasikan tingkat bandingan paling rendah yaitu menyatakan ukuran harga terendah dari belut pada musim hujan yang harganya terendah atau termurah di antara harga belut pada musim lain. Secara umum kata sifat dengan prefiks ter- hasil penurunan dari kata sifat (KS) berbentuk ter-kata sifat (ter-KS), mengandung makna nilai paling rendah di antara semua acuan ukuran yang dibandingkan dan focusnya terletak pada token pertama. Hal ini menyatakan ukuran pembanding yang memiliki nilai terendah, sehingga word graphnya secara umum dapat direpresentasikan sebagai berikut:
24
nilai
nilai
nilai EQU
EQU ORD
EQU ALI
ORD
ALI
ALI
ALI
ukuran
ukuran
ukuran
ter-KS
Gambar 20 Word graph kata sifat dengan pola ter-KS dengan tingkat bandingan terendah. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola ter-KS dicantumkan pada Lampiran 4. Prefiks ber- Penurunan dari Kata Bilangan Kata sifat prefiks ber- yang diturunkan dari kata bilangan mengandung makna ‘menjadi’. Kata sifat yang dibentuk dengan prefiks ber- dan kata dasarnya adalah kata bilangan atau kata benda yang menyatakan ukuran maka ber- mengandung arti ‘himpunan atau menjadi …’ (Kridalaksana 1996). Sebagai contoh kata sifat bersatu artinya menjadi satu atau berkumpul bergabung menjadi satu atau membentuk himpunan menjadi satu, perhatikan contoh kalimat dengan menggunakan kata sifat bersatu berikut: (3.1)
Para petani kita bersatu membasmi hama. Kata sifat bersatu dalam kalimat (3.1) menyatakan para petani berkumpul atau
bergabung bersama-sama menjadi satu untuk membasmi hama, dengan demikian word gaph kata sifat bersatu dapat direpresentasikan sebagai berikut: CAU ALI ALI petani
EQU
bersatu
satu
Gambar 21 Word graph kata sifat bersatu. Word graph kata sifat bersatu terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan petani berkumpul atau bergabung yang mengakibatkan token kedua yang menyatakan
25
satu dan diberi frame yaitu bergabung menjadi satu untuk membasmi hama, sehingga dihubungkan dengan relasi CAU dan focusnya terletak pada token kedua. Secara umum kata sifat dengan prefiks ber- yang dibuat dari kata bilangan (KBil) berbentuk ber-KBil yang bermakna ‘menjadi … atau himpunan’. Word graph kata sifat tersebut dapat direpresentasikan sebagai berikut: CAU ALI sesuatu
EQU
ALI
ber-KBil
KBil
Gambar 22 Word graph kata sifat dengan pola ber-KBil. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola ber-KBil dicantumkan pada Lampiran 5. Prefiks me- Penurunan dari Kata Benda Bidang arti kata sifat yang dapat didukung oleh prefiks me- dan kata benda, maka me- mengandung arti ‘menjadi’ (Kridalaksana 1996), misalnya kata merakyat artinya menjadi rakyat yang bermakna dekat dengan rakyat atau dekat dengan anak buah. Berikut adalah kalimat yang menggunakan kata sifat merakyat: (4.1)
Pejabat pemerintah daerah (pemda) terkenal dengan sifatnya yang merakyat
Kata sifat merakyat pada kalimat (4.1) bermakna pejabat pemda menjadi dekat dan menyatu dengan rakyat. Merakyat jika direpresentasikan ke dalam bentuk word graph terdiri atas dua token yang dihubungkan oleh relasi PAR dan focus terjadi pada token kedua yang berframe yaitu rakyat yang merupakan atribut terhadap token pejabat pemda yang mengandung makna menjadi rakyat atau pejabat pemda mempunyai sifat dekat dengan rakyat, sehingga bentuk word graph dari merakyat adalah:
26
PAR ALI
ALI
pejabat
ALI
merakyat
rakyat
Gambar 23 Word graph kata sifat merakyat. Secara umum kata sifat dengan prefiks me- yang dibuat dari kata benda (KB) berbentuk me-KB yang bermakna ‘menjadi …’. Kata sifat yang dibentuk oleh prefiks me- dan kata benda dapat direpresentasikan ke dalam bentuk word graph sebagai berikut: PAR ALI sesuatu
ALI
ALI
me-KB
KB
Gambar 24 Word graph kata sifat dengan pola me-KB. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola me-KB dicantumkan pada Lampiran 6. Prefiks pe- Penurunan dari Kata Sifat Kata sifat yang dibentuk oleh prefiks pe- penurunan kata sifat mengandung makna, ‘mempunyai kebiasaan (habituatif)’ (Kridalaksana 1996), hal ini menyatakan sesuatu atau seseorang yang mempunyai sifat itu. Contoh kata sifat pelupa, adalah orang yang mempunyai sifat lupa dan sifat itu melekat pada orang tersebut sehingga menjadi suatu kebiasaan baginya, berikut contoh pemakaian kata sifat pelupa pada kalimat. (6.2)
Hasilnya dia tidak pelupa, semangat belajar tinggi, gampang dalam mengingat pelajaran, dan gampang dalam konsentrasi belajar (TRUBUS 462, Mei 2008/XXXIX, hlm. 36).
27
Dia tidak pelupa pada kalimat (6.2) berarti dia tidak mempunyai sifat lupa sehingga sifat pelupa tidak melekat pada orang tersebut dan menjadi suatu kebiasaan bahwa dia menjadi tidak lupa. Pembentukan word graph untuk kata sifat pelupa terdiri atas dua token. Token lupa merupakan atribut untuk token orang sehingga dihubungkan oleh relasi PAR dengan arcnya dari token lupa menuju token orang dan focusnya terletak pada token orang sehingga menjadi pelupa, maka kata sifat pelupa dapat dinyatakan dalam bentuk word graph berikut: PAR ALI
ALI
ALI
pelupa
lupa
orang
Gambar 25 Word graph kata sifat pelupa. Kata sifat yang dibentuk oleh prefiks pe- dan penurunan kata sifat (KS) yang berbentuk (pe-KS) mengandung makna, ‘mempunyai kebiasaan (habituatif)’ menyatakan
seseorang
yang
mempunyai
sifat
itu,
secara
umum
dapat
direpresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut: PAR ALI orang
ALI
ALI
pe-KS
KS
Gambar 26 Word graph kata sifat dengan pola pe-KS. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola pe-KS dicantumkan pada Lampiran 7. 4.2.2 Afiksasi Kata Sifat dengan Infiks Infiks -em- Penurunan dari Kata Benda Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan -em- pada kata benda atau kata sifat yang jumlahnya sangat terbatas. Makna kata sifat infiks -em- pada kata benda atau kata sifat mengandung makna ‘menyatakan intensitas, berulang-ulang
28
(frekuensi)’ (Kridalaksana 1996). Contoh kata sifat sisipan -em- adalah kata gemetar berasal dari kata benda getar dengan sisipan -em- mempunyai makna berulang-ulang getarnya sehingga menyatakan intensitas dari kata getar. Berikut adalah penggunaan kata sifat gemetar di dalam kalimat. (7.1)
“Saat diam, otot kakinya sedikit gemetar menopang tubuh,” ungkap Roni (TRUBUS 457, Desember 2007/XXXVII, hlm.135).
Otot kakinya sedikit gemetar menopang tubuh. Kalimat (7.1) memberikan makna bahwa bergetar kakinya karena menopang tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa getaran pada otot kakinya mempunyai intensitas yang berulang-ulang. Contoh kalimat lain dengan menggunakan kata sifat gemetar yaitu: (7.2)
Anak itu gemetar karena ketakutan ketika ketahuan mencuri (Kridalaksana 1996).
Makna gemetar pada kalimat (7.2) adalah bergetar anggota badannya karena ketakutan ketika ketahuan mencuri. Hal ini menunjukkan intensitas getarnya berulang-ulang secara frekuensi atau dia menggigil ketakutan. Word graph dari kata sifat gemetar adalah seperti di bawah ini:
ALI ALI ALI
gemetar
getar Gambar 27 Word graph kata sifat gemetar. Gambar 27
word graph kata sifat gemetar hanya terdiri atas satu token yang
menyatakan getar dan berfocus serta memiliki intensitas atau sesuatu yang berulangulang (frekuensi), karena getarnya berulang-ulang maka dihubungkan oleh ontologi “
ALI ”. Menurut van den Berg (1993) ontologi “
” dengan relasi SKO
digunakan dalam logika predikat yang memuat universally quantified yaitu suatu token yang informasinya bergantung pada dirinya sendiri. Pada word graph gemetar
29
suatu token menggunakan ontologi “
ALI”, hal ini menunjukkan suatu hubungan
yang berulang-ulang secara rekursif terhadap dirinya sendiri. Kata sifat yang dibentuk oleh infiks -em- dan penurunan kata benda (KB) atau kata sifat yang berbentuk (KB-em-) mengandung makna, ‘menyatakan intensitas, berulang-ulang (frekuensi)’. Secara umum dapat direpresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut: ALI ALI ALI
KB-em-
KB Gambar 28 Word graph kata sifat dengan pola KB-em-. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-em- dicantumkan pada Lampiran 8. 4.2.3 Afiksasi Kata Sifat dengan Sufiks Sufiks -an Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -an yang penurunannya dari kata benda mengandung makna ‘dalam keadaan’ (Kridalaksana 1996). Contoh kata sifat yang bersufik -an yang penurunannya dari kata benda adalah kudisan, yang berasal dari kata benda kudis artinya penyakit kulit yang menular dan diberi sufiks -an menjadi kudisan yang mempunyai arti dalam keadaan berkudis. Pemakaian kata sifat kudisan dalam kalimat sebagai berikut: (10.1) Anjing yang kudisan itu harus segera dibawa ke dokter hewan (Kridalaksana 1996). Kata sifat kudisan pada kalimat (10.1) mengandung makna bahwa anjing yang dalam keadaan berkudis itu harus segera dibawa ke dokter hewan. Word graph dari kata sifat kudisan adalah seperti di bawah ini:
30
PAR ALI ALI
kudisan
kudis Gambar 29 Word graph kata sifat kudisan. Word graph kata sifat kudisan terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan kata benda kudis dan token kedua menyatakan sesuatu, focus terletak pada token kedua dan arcnya berawal dari token pertama menuju token kedua yang dihubungkan oleh relasi PAR hal ini menyatakan bahwa kudis merupakan atribut terhadap sesuatu sehingga sesuatu itu dalam keadaan berkudis. Kata sifat sufiks -an lain yang penurunannya dari kata benda mengandung makna ‘seperti keadaan’ (Kridalaksana 1996). Contoh kata sifat yang bersufiks -an ini adalah kampungan. Kata ini berasal dari kata kampung yang artinya desa atau dusun yaitu kelompok rumah yang merupakan bagian kota kemudian diberi sufiks -an menjadi kampungan yang bermakna terbelakang atau berkaitan dengan kebiasaan seperti keadaan di kampung. Berikut adalah penggunaan kata sifat kampungan dalam kalimat. (11.1) Ugal-ugalan di jalan raya adalah perbuatan kampungan (Kridalaksana 1996). Kata sifat kampungan dalam kalimat (11.1) menyatakan bahwa ugal-ugalan di jalan raya adalah perbuatan terbelakang yaitu perbuatan seperti keadaan di kampung yang tidak tahu sopan santun. Word graph dari kata sifat kampungan mengacu kepada Gambar 29 word graph kata sifat kudisan, yaitu: PAR ALI ALI
kampungan
kampung Gambar 30 Word graph kata sifat kampungan.
31
Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -an penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-an bermakna ‘dalam keadaan …’ atau ‘seperti keadaan’. Word graphnya dapat direpresentasikan sebagai berikut: PAR ALI ALI
KB-an
KB
Gambar 31 Word graph kata sifat dengan pola KB-an. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-an dicantumkan pada Lampiran 9. Sufiks -al Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -al yang penurunannya dari kata benda mengandung makna ‘bersangkutan dengan …’ (Kridalaksana 1996). Kata sifat yang bersufiks -al ini biasanya diserap dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris di samping kata benda yang bertalian makna (Alwi et al. 2003). Contoh kata sifat sufiks -al yang penurunannya dari kata benda adalah, kata sifat proporsional berasal dari kata benda proporsi artinya perbandingan, bagian, atau perimbangan kemudian diberi akhiran -al sehingga menjadi proporsional yang artinya sesuai dengan proporsi atau bersangkutan dengan proporsi. Penggunaan kata sifat proporsional dalam kalimat. (12.1)
“Bentuk tubuh segi empat, sangat bagus, panjang tubuh proporsional, tulangnya
pun
kokoh”,
kata
Lesley
(TRUBUS
457,
Desember
2007/XXXVII, hlm.141). Makna kata proporsional pada kalimat (12.1) bersangkutan dengan perimbangan bentuk tubuh, panjang tubuh yang sangat bagus dan kokoh. Contoh lain kata sifat yang bersufiks -al adalah individual yang berasal dari kata individu yang berarti orang seorang atau pribadi orang kemudian diberi akhiran -al sehingga menjadi individual yang bermakna mengenai atau berhubungan dengan manusia
32
secara pribadi yang bersifat perorangan. Berikut contoh pada kalimat penggunaan kata individual. (12.2) Mereka secara individual menyumbang korban bencana alam (Kridalaksana 1996). Makna kata individual pada kalimat (12.2) adalah bersangkutan dengan individu mereka secara pribadi atau bersifat perorangan menyumbang korban bencana alam. Word graph kata sifat individual dapat direpresentasikan sebagai berikut: SKO ALI
ALI
individual
individu Gambar 32 Word graph kata sifat individual. Word graph kata sifat individual terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan individu dihubungkan oleh relasi ALI dan token kedua merepresentasikan suatu hal yang bergantung atau bersangkutan dengan individu. Token pertama dan kedua dihubungkan oleh relasi SKO hal ini mengidentifikasikan bahwa individual itu bersangkutan dengan individu, focus terletak pada token kedua. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -al penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-al bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya dapat dinyatakan sebagai berikut: SKO ALI
ALI
KB-al
KB Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al.
33
Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-al dicantumkan pada Lampiran 10. Sufiks -il Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -il yang penurunannya dari kata benda mengandung makna ‘bersangkutan dengan …’ (Kridalaksana 1996). Kata sifat yang bersufiks -il ini biasanya diserap dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris di samping kata benda yang bertalian makna (Alwi et al. 2003). Kata sifat sufiks -il yang penurunannya dari kata benda contohnya seperti prinsipiil. Kata sifat prinsipiil penurunannya dari kata benda prinsip yang artinya dasar atau asas yaitu kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak dan kata benda prinsip diberi akhiran -il menjadi prinsipiil yang bermakna mengenai, bertalian atau bersangkutan dengan prinsip (asas). Penggunaan kata sifat prinsipiil dalam kalimat adalah sebagai berikut. (13.1) Keputusan yang dibuat oleh Presiden Direktur perusahan itu sangat prinsipiil (Kridalaksana 1996). Kata sifat prinsipiil dalam kalimat (13.1) menyatakan bahwa keputusan itu sangat bertalian atau bersangkutan dengan prinsip (asas) yang dibuat oleh Presiden Direktur perusahaan itu. Word graph kata sifat prinsipiil dapat direpresentasikan sebagai berikut: SKO ALI
ALI
prinsipiil
prinsip Gambar 34 Word graph kata sifat prinsipiil. Word graph kata sifat prinsipiil terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan prinsip dihubungkan oleh relasi ALI, token kedua merepresentasikan suatu hal yang bergantung atau bersangkutan dengan prinsip dan merupakan focusnya, token
34
pertama dan kedua dihubungkan oleh relasi SKO hal ini menyatakan bahwa prinsipiil mempunyai makna bersangkutan dengan prinsip. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -il penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-il bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya dapat dinyatakan merujuk pada Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al, hanya saja type KB-al diganti dengan KB-il. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-il dicantumkan pada Lampiran 11. Sufiks -iah Penurunan dari Kata Benda Kata sifat yang bersufiks -i dan -iah memiliki dasar kata benda yang berasal dari bahasa Arab. Selain itu, sufiks-sufiks tersebut diterapkan pada kata benda serapan yang berasal dari bahasa lain. Sufiks -iah dengan penurunan dari kata benda mempunyai makna ‘bersangkutan dengan …’. Secara umum, sufiks -i dan -iah muncul di belakang kata yang berakhir dengan konsonan (Alwi et al. 2003). Contoh kata sifat yang bersufiks -iah dengan penurunan dari kata benda yaitu alamiah, ilmiah, rohaniah, insaniah, dan harfiah. Kata sifat ilmiah yang penurunannya dari kata benda ilmu dan bersufiks -iah menjadi ilmiah yang mempunyai makna bersangkutan dengan ilmu yaitu secara ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Berikut penggunaan kata ilmiah pada kalimat. (14.1)
Jamur itu terbukti secara ilmiah menyembuhkan beragam penyakit maut (TRUBUS 462, Mei 2008/ XXXIX, hlm.16).
Ilmiah di dalam kalimat (14.1) menyatakan secara ilmu pengetahuan bahwa jamur itu terbukti menyembuhkan beragam penyakit maut atau ilmiah itu bersangkutan dengan ilmu bahwa jamur itu dapat menyembuhkan beragam penyakit maut. Dengan demikian dapat dibuat word graph kata sifat ilmiah sebagai berikut:
35
SKO ALI
ALI
ilmiah
ilmu Gambar 35 Word graph kata sifat ilmiah. Word graph kata sifat ilmiah terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan ilmu dihubungkan oleh relasi ALI dan token kedua menyatakan sesuatu yang bersangkutan dengan ilmu sehingga focusnya terletak pada token kedua, token pertama dan kedua dihubungkan oleh relasi SKO hal ini mengidentifikasikan bahwa ilmiah itu bersangkutan dengan ilmu. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -iah penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-iah bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya dapat dinyatakan merujuk pada Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al, hanya saja type KB-al diganti dengan KB-iah. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-iah dicantumkan pada Lampiran 12. Sufiks -i Penurunan dari Kata Benda Kata sifat yang bersufiks -i dan -iah memiliki dasar kata benda yang berasal dari bahasa Arab. Selain itu, sufiks-sufiks tersebut diterapkan pada kata benda serapan yang berasal dari bahasa lain. Sufiks -i dengan penurunan dari kata benda mempunyai makna ‘bersangkutan dengan …’. Secara umum, sufiks -i dan -iah muncul di belakang kata yang berakhir dengan konsonan (Alwi et al. 2003). Contoh kata sifat yang bersufiks -i dengan penurunan dari kata benda yaitu alami yang berasal dari kata benda alam dan bersufiks -i yang mempunyai makna bersangkutan dengan alam atau bersifat alam. Berikut adalah penggunaan kata sifat alami pada kalimat. (15.1) Penyembuhan kanker dengan ling zhi meningkatkan sel pembunuh alami dalam tubuh (TRUBUS 462, Mei 2008/ XXXIX, hlm.23).
36
Dalam kalimat (15.1) kata sifat alami dipergunakan untuk menyatakan ling zhi dapat meningkatkan sel pembunuh secara alam yaitu dengan cara bersangkutan dengan alam atau bersifat alam tidak dibuat dan direncanakan, untuk menyembuhkan kanker. Dengan demikian dapat dibuat word graph kata sifat alami sebagai berikut: SKO ALI
ALI
alami
alam Gambar 36 Word graph kata sifat alami. Word graph kata sifat alami terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan alam yang dihubungkan oleh relasi ALI dan token kedua menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan alam, focusnya terletak pada token kedua, token pertama dan kedua dihubungkan oleh relasi SKO hal ini mengidentifikasikan bahwa alami itu bersangkutan dengan alam. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -i penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-i bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya dapat dibuat merujuk pada Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al, hanya saja type KB-al diganti dengan KB-i. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-i dicantumkan pada Lampiran 13. Sufiks -if Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -if penurunan dari kata benda mengandung makna ‘bersangkutan dengan …’ (Kridalaksana 1996). Kata sifat yang bersufiks -if ini biasanya diserap dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris di samping kata benda yang bertalian makna (Alwi et al. 2003), kata sifat sufiks -if yang penurunannya dari kata benda misalnya kata sifat produktif yang berasal dari kata benda produksi, dan bermakna bersangkutan dengan produksi artinya bersifat atau mampu menghasilkan. Berikut kata sifat produktif dalam kalimat.
37
(16.1) Bahwa pabrik susu itu sangat produktif, terlihat dari kenaikan jumlah produksinya (Kridalaksana 1996). Makna produktif pada kalimat (16.1) menyatakan bersangkutan dengan produksi pabrik susu yang mampu menghasilkan terus dalam jumlah besar dan mendatangkan manfaat, mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru sehingga terlihat dari kenaikan jumlah produksinya. Dengan demikian dapat dibuat word graph kata sifat produktif sebagai berikut: SKO ALI
ALI
produktif
produksi Gambar 37 Word graph kata sifat produktif. Word graph kata sifat produktif terdiri atas dua token, token pertama dan token kedua menyatakan saling bersangkutan sehingga dihubungkan oleh relasi SKO hal ini mengidentifikasikan bahwa produktif bersangkutan dengan produksi.
Focusnya
terdapat pada token kedua yaitu sesuatu yang berhubungan dengan produksi. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -if penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-if bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya dapat dibuat merujuk pada Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al, hanya saja type KB-al diganti dengan KB-if. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-if dicantumkan pada Lampiran 14 Sufiks -ik Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -ik penurunan dari kata benda mengandung makna ‘bersangkutan dengan …’(Kridalaksana 1996). Kata sifat sufiks -ik yang penurunannya dari kata benda misalnya kata sifat patriotik yang berasal dari kata benda patriot yang artinya pencinta atau pembela tanah air, dan sufiks -ik maka kata sifat patriotik bermakna
38
bersangkutan dengan patriot artinya bersifat cinta tanah air. Berikut penggunaan kata sifat patriotik dalam kalimat. (17.1) Sikap patriotik harus ditanamkan dalam jiwa anak sejak usia dini (Kridalaksana 1996). Kata sifat patriotik pada kalimat (17.1) menyatakan bahwa sikap cinta tanah air harus ditanamkan dalam jiwa sejak usia dini. Dengan demikian dapat dibuat word graph kata sifat patriotik sebagai berikut: SKO ALI
ALI
patriotik
patriot Gambar 38 Word graph kata sifat patriotik. Word graph kata sifat patriotik terdiri atas dua token, token pertama merepresentasikan patriot yang dihubungkan oleh relasi ALI dan token kedua merepresentasikan sesuatu yang bersangkutan dengan patriot. Kedua token dihubungkan oleh relasi SKO hal ini mengidentifikasikan bahwa patriotik itu bersangkutan dengan patriot dan focus terdapat pada token kedua. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -ik penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-ik bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya merujuk pada Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al, hanya saja type KB-al diganti dengan KB-ik. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-ik dicantumkan pada Lampiran 15. Sufiks -is Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -is penurunan dari kata benda mengandung makna ‘bersangkutan dengan …’(Kridalaksana 1996). Kata sifat sufiks -is yang penurunannya dari kata benda misalnya kata sifat praktis yang berasal dari kata benda praktik bermakna berdasarkan praktik atau bermakna mudah dan senang memakainya, contoh lain
39
adalah kata sifat teknis yang berasal dari kata benda teknik, kata teknis mempunyai makna bersifat atau bersangkutan dengan teknik. Berikut penggunaan kata sifat praktis dan teknis dalam kalimat. (18.1) Tamatan sekolah teknik ini mempunyai pengetahuan teknis dan praktis tentang permesinan (Kridalaksana 1996). Kata sifat teknis dan praktis pada kalimat (18.1) bermakna menyatakan bahwa tamatan sekolah teknik mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan teknik dan praktik. Dari uraian di atas diperolah bahwa kata sifat praktis dapat direpresentasikan ke dalam word graph berikut: SKO ALI
ALI
praktis
praktik Gambar 39 Word graph kata sifat praktis. Word graph kata sifat praktis terdiri atas dua token, token pertama dan kedua dihubungkan oleh relasi SKO hal ini mengidentifikasikan bahwa praktis itu bersangkutan dengan praktik dan focus terdapat pada token kedua. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -is penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-is bermakna ‘bersangkutan dengan …’. Word graphnya merujuk pada Gambar 33 Word graph kata sifat dengan pola KB-al, hanya saja type KB-al diganti dengan KB-is. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-is dicantumkan pada Lampiran 16. Sufiks -istis Penurunan dari Kata Benda Kata sifat sufiks -istis penurunan dari kata benda mengandung makna ‘mempunyai atau bersifat’ (Kridalaksana 1996). Kata sifat sufiks -istis yang penurunannya dari kata benda misalnya kata sifat optimistis yang berasal dari kata benda optimis yang
40
berarti orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam segala hal, sehingga kata sifat optimistis bermakna bersifat optimis dan penuh harapan. Contoh penggunaan kata sifat optimistis dalam kalimat. (19.1) Dia sangat optimistis dalam menunggu hasil ujiannya (Kridalaksana H, 1996). Makna kata sifat optimistis dalam kalimat (19.1) menyatakan bahwa dia bersifat optimis dan penuh harapan dalam menunggu hasil ujiannya. Kata sifat optimistis dapat dipresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut: PAR ALI orang
ALI
ALI
optimistis
optimis
Gambar 40 Word graph kata sifat optimistis. Word graph kata sifat optimistis terdiri atas dua token, token pertama menyatakan orang dan token kedua menyatakan optimis, hal ini menyatakan bahwa optimis merupakan atribut terhadap orang yang berarti bahwa orang tersebut mempunyai sifat optimis, sehingga kedua token itu dihubungkan oleh relasi PAR. Word graph optimistis focusnya terdapat pada token pertama. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh sufiks -istis penurunan dari kata benda (KB) berbentuk KB-istis bermakna ‘mempunyai atau bersifat …’. Word graphnya dapat dibuat sebagai berikut: PAR ALI orang/sesuatu
ALI
ALI
KB-istis
KB
Gambar 41 Word graph kata sifat dengan pola KB-istis. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola KB-istis dicantumkan pada Lampiran 17.
41
4.2.4 Afiksasi Kata Sifat dengan Konfiks Konfiks ke-an Penurunan dari Kata Sifat Arti konfiks ke-an dengan penurunan kata sifat adalah ‘terkena atau menderita sesuatu hal’ (Kridalaksana 1996). Contoh kata sifat kepanasan, yang diturunkan kata sifat panas dan konfiks ke-an artinya terkena panas matahari atau terlampau panas, berikut kata sifat kepanasan dalam kalimat. (20.1) Krisan milik pekebun lain banyak mati karena kepanasan (TRUBUS 474, Mei 2009/XL, hlm. 58). Kepanasan pada kalimat (20.1) mengandung makna krisan milik pekebun lain terkena panas sehingga krisan itu banyak yang mati. Word graph kepanasan terdiri dari dua token. Token pertama menyatakan panas dan token kedua merepresentasikan krisan, kata sifat kepanasan mengandung makna terkena atau menderita panas, sehingga kedua token dihubungkan oleh relasi CAU karena merupakan suatu hubungan sebab akibat yaitu terkena panas dan
focusnya pada token pertama
sehingga dapat direpresentasikan ke dalam bentuk word graph berikut: CAU kepanasan
ALI
ALI panas
ALI krisan
Gambar 42 Word graph kata sifat kepanasan. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh prefiks ke-, sufiks -an dan kata sifat (KS), membentuk kata sifat yang berkonfiks ke-an (ke-KS-an) mengandung makna ‘terkena atau menderita sesuatu hal’. Word graph kata sifat yang dibentuk oleh konfiks ke-an dengan penurunan kata sifat dapat direpresentasikan sebagai berikut:
42
CAU ke-KS-an
ALI
ALI KS
ALI sesuatu
Gambar 43 Word graph kata sifat dengan pola ke-KS-an. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola ke-KS-an dicantumkan pada Lampiran 18. Konfiks me-kan Penurunan dari Kata Dasar Kata sifat konfiks awalan me dan akhiran kan yang penurunannya dari kata dasar mengandung makna ‘membuat jadi (kausatif)’ (Kridalaksana 1996). Contoh kata sifat konfiks me-kan penurunannya kata dasar adalah menguntungkan, kata ini berasal dari kata dasar (benda) untung dan konfiks me-kan maka maknanya adalah menjadikan beruntung atau memberikan keuntungan manfaat dan faedahnya. Berikut penggunaan kata sifat menguntungkan pada kalimat. (23.1) Pinjaman lunak yang diberikan oleh Negara-negara kelompok IGGI sangat menguntungkan pihak Indonesia (Kridalaksana 1996). Kata sifat menguntungkan pada kalimat (23.1) mempunyai makna pinjaman lunak yang diberikan kelompok IGGI sangat menjadikan untung untuk pihak Indonesia. Kata sifat menguntungkan dapat direpresentasikan ke dalam word graph berikut: CAU ALI ALI
menguntungkan
untung Gambar 44 Word graph kata sifat menguntungkan.
43
Word graph kata sifat menguntungkan terdiri atas dua token. Kedua token dihubungkan oleh relasi CAU dan focus terletak pada token untung hal ini menyatakan menjadikan beruntung atau memberikan keuntungan untuk pihak Indonesia. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh prefiks me-, sufiks -kan dan kata dasar (KD), membentuk kata sifat yang berafiks me-kan (me-KD-kan) mengandung makna ‘membuat jadi (kausatif)’. Word graph kata sifat yang dibentuk oleh afiks mekan dengan penurunan kata dasar dapat direpresentasikan sebagai berikut: CAU ALI
ALI
me-KD-kan
KB Gambar 45 Word graph kata sifat dengan pola me-KD-kan. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola me-KD-kan dicantumkan pada Lampiran 19. Konfiks me-kan Penurunan dari Kata Benda Kata sifat kombinasi afiks
me-kan yang penurunannya dari kata benda
mengandung makna ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’ (Kridalaksana H, 1996). Contoh kata sifat yang berkombinasi afiks me-kan adalah mengesankan, kata ini berasal dari kata benda kesan artinya yang terasa (terpikir) sesudah melihat atau mendengar sesuatu, kemudian diberi kombinasi afiks me-kan menjadi mengesankan yang artinya menyebabkan berkesan. Berikut kata sifat mengesankan pada kalimat. (22.1) Pertunjukan balet di Balai Sidang Senayan itu sungguh mengesankan (Kridalaksana H, 1996). Kata sifat mengesankan pada kalimat (22.1) bermakna menyebabkan berkesan pertunjukan balet di Balai Sidang Senayan tersebut, ini menunjukkan bahwa orang
44
yang dikenai kegiatan melakukan perbuatan untuk orang lain. Kata sifat mengesankan dapat direpresentasikan kedalam word graph berikut: CAU
CAU ALI
ALI
mengesankan
kesan Gambar 46 Word graph kata sifat mengesankan. Word graph kata sifat mengesankan terdiri atas tiga token. Token pertama menyatakan suatu sebab dan token kedua menyatakan kesan, kedua token dihubungkan oleh relasi CAU yang arahnya dari token pertama menuju token kedua dan diberi frame. Focus terletak pada token kedua dan token kesan dihubungkan oleh relasi CAU terhadap token ketiga ini merepresentasikan bahwa orang yang melakukan kegiatan dari suatu subjek ditampakkan atau melakukan perbuatan untuk orang lain. Secara umum kata sifat yang dibentuk oleh prefiks me-, sufiks -kan dan kata benda (KB), membentuk kata sifat yang berafiks me-kan (me-KB2-kan) mengandung makna ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’. Word graph kata sifat yang dibentuk oleh afiks me-kan dengan penurunan kata benda dapat direpresentasikan sebagai berikut: CAU
CAU ALI
ALI
me-KB-kan
KB Gambar 47 Word graph kata sifat dengan pola me-KB-kan. Kata sifat yang termasuk kata sifat pola me-KB-kan dicantumkan pada Lampiran 20.
45
4.3 Perancangan Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat Hasil penjelasan analisis pembentukan word graph kata sifat afiksasi dari berbagai bentuk di atas mengindikasikan adanya satu aturan yang dapat dibuat secara umum untuk setiap kata sifat yang ada meskipun tidak menutup kemungkinan beberapa aturan belum tertampung. Berikut adalah pola aturan pembentukan kata sifat dari berbagai bentukan yang dapat menjadi referensi dalam menyusun aturannya. 4.3.1 Pola Pembentukan Word Graph Kata Sifat Untuk memudahkan aturan pembentukan word graph kata sifat di bawah ini ditampilkan
pola pembentukan word graph kata sifat yang telah dibentuk dan
dibahas sebelumnya. Word Graph Pola 1 = Word graph kata sifat dengan pola se-KS ukuran ALI A
ALI
ALI
PAR
PAR
ALI
ALI
B
se-KS
KS
Word Graph Pola 2 =
Word graph kata sifat dengan pola ter-KS mengacu ke tingkat tertinggi nilai EQU ORD ALI ukuran
nilai
nilai EQU
EQU ALI
ORD ALI ukuran
ALI ukuran
ter-KS
46
Word Graph Pola 3 = Word graph kata sifat dengan pola ter-KS mengacu ke tingkat terendah nilai
EQU
EQU ORD
EQU ALI
ORD
ALI ukuran
nilai
nilai
ter-KS
ALI
ALI
ukuran
ukuran
Word Graph Pola 4 = Word graph kata sifat dengan pola ber-KBil CAU ALI
EQU
sesuatu
ALI
ber-KBil
KBil
Word Graph Pola 5 = Word graph kata sifat dengan pola me-KB PAR EQU sesuatu
ALI
ALI
me-KB
KB
Word Graph Pola 6 = Word graph kata sifat dengan pola pe-KS PAR ALI orang
ALI KS
ALI
pe-KS
47
Word Graph Pola 7 = Word graph kata sifat dengan pola KB-emALI ALI ALI
KB-em-
KB Word Graph Pola 8 = Word graph kata sifat dengan pola KB-an PAR ALI ALI
KB-an
KB Word Graph Pola 9 = Word graph kata sifat dengan pola KB-al SKO ALI
ALI
KB-al
ALI
KB-il
KB Word Graph Pola 10 = Word graph kata sifat dengan pola KB-il SKO ALI KB Word Graph Pola 11 = Word graph kata sifat dengan pola KB-iah SKO ALI KB
ALI
KB-iah
48
Word Graph Pola 12 = Word graph kata sifat dengan pola KB-i SKO ALI
ALI
KB-i
ALI
KB-if
ALI
KB-ik
KB Word Graph Pola 13 = Word graph kata sifat dengan pola KB-if SKO ALI KB Word Graph Pola 14 = Word graph kata sifat dengan pola KB-ik SKO ALI KB Word Graph Pola 15 = Word graph kata sifat dengan pola KB-is SKO ALI
ALI
KB-is
KB Word Graph Pola 16 = Word graph kata sifat dengan pola KB-istis PAR ALI orang
ALI KB
ALI
KB-istis
49
Word Graph Pola 17 = Word graph kata sifat dengan pola ke-KS-an CAU ALI
ke-KS-an
ALI
ALI
KS
sesuatu
Word Graph Pola 18 = Word graph kata sifat dengan pola me-KB1-kan CAU ALI
ALI
me-KD-kan
KD Word Graph Pola 19 = Word graph kata sifat dengan pola me-KB-kan CAU
CAU ALI
ALI
me-KB-kan
KB
4.3.2 Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat Pada Bagian 4.2 dan 4.3.1 telah diuraikan latar belakang pembentukan word graph kata sifat berdasarkan bentuk dan makna yang dinyatakan kata sifat tersebut serta telah disusun dalam pola pembentukan word graph kata sifat. Dari susunan kata sifat yang berdasarkan pada pola bentuk word graph, akan dibuat aturan pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia. Aturan yang disusun dibentuk ke dalam aturan pseudocode berikut:
50
Nama
:
Aturan pembentukan word graph kata sifat
Input
:
Sebuah kata sifat
Output :
Word graph
Mulai i ← masukkan kata sifat if i == merupakan kata sifat turunan dengan afiksasi else if i ∃ dalam pola se-KS → tampilkan Word Graph Pola 1 else if i ∃ dalam pola ter-KS tertinggi → tampilkan Word Graph Pola 2 else if i ∃ dalam pola ter-KS terrendah → tampilkan Word Graph Pola 3 else if i ∃ dalam pola ber-KBil → tampilkan Word Graph Pola 4 else if i ∃ dalam pola me-KB → tampilkan Word Graph Pola 5 else if i ∃ dalam pola pe-KS → tampilkan Word Graph Pola 6 else if i ∃ dalam pola KB-em- → tampilkan Word Graph Pola 7 else if i ∃ dalam pola KB-an → tampilkan Word Graph Pola 8 else if i ∃ dalam pola KB-al → tampilkan Word Graph Pola 9 else if i ∃ dalam pola KB-il → tampilkan Word Graph Pola 10 else if i ∃ dalam pola KB-iah → tampilkan Word Graph Pola 11 else if i ∃ dalam pola KB-i → tampilkan Word Graph Pola 12 else if i ∃ dalam pola KB-if → tampilkan Word Graph Pola 13 else if i ∃ dalam pola KB-ik → tampilkan Word Graph Pola 14 else if i ∃ dalam pola KB-is → tampilkan Word Graph Pola 15 else if i ∃ dalam pola KB-istis → tampilkan Word Graph Pola 16 else if i ∃ dalam pola ke-KS-an → tampilkan Word Graph Pola 17 else if i ∃ dalam pola me-KD-kan → tampilkan Word Graph Pola 18 else if i ∃ dalam pola me-KB-kan → tampilkan Word Graph Pola 19 end
51
Secara ringkas langkah-langkah dalam aturan pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia digambarkan dengan menggunakan flowchart sebagai berikut: Start
Masukkan kata sifat
Apakah kata sifat merupakan kata sifat turunan?
tidak
ya
Apakah kata sifat turunan merupakan bentuk afiksasi?
tidak Stop
ya
52
Tampilkan ukuran Apakah kata
sifat ∃ dalam pola se-KS?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 1
ALI
ALI A
ALI
PAR
PAR
se-KS ALI
B
ALI
KS
tidak
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola ter-KS tertinggi?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 2
EQU
EQU
ALI
ALI
ALI
ukuran
ukuran
ter-KS
EQU
ORD
ORD
tidak
ALI
nila
nila
nilai
ukuran
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola ter-KS terendah?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 3
EQU
EQU
EQU
ORD
ORD ALI ukuran
ALI
nila
nila
nilai
ALI ukuran
ALI ukuran
tidak
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola ber-KBil?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 4
CAU
sesuatu
ALI ber-KBil
EQU
ALI
KBil
tidak
Apakah kata
sifat ∃ dalam pola me-KB?
Tampilkan ya
Tampilkan Word Graph Pola 5
PAR ALI EQU
tidak 1
sesuatu
ALI KB
me-KB
ter-KS
53 1
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola pe-KS?
ya
PAR
Tampilkan Word Graph Pola 6
ALI ALI
ALI
orang
pe-KS
KS
tidak
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-em-?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 7
ALI ALI
KB-em-
ALI tidak
Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-an?
KB
Tampilkan ya
Tampilkan Word Graph Pola 8
PAR
ALI
KB-an
ALI KB
tidak
Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-al?
Tampilkan ya
Tampilkan Word Graph Pola 9
SKO
ALI
KB-al
ALI tidak
Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-il?
KB
Tampilkan ya
Tampilkan Word Graph Pola 10
SKO
ALI
KB-il
ALI tidak
Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-iah?
KB
ya
Tampilkan
Tampilkan Word Graph Pola 11
SKO ALI
tidak 2
KB
ALI
KB-iah
54 2
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-i?
SKO ya
Tampilkan Word Graph Pola 12
ALI
KB-i
ALI KB
tidak Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-if?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 13
SKO
ALI
KB-if
ALI KB
tidak
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-ik?
ya
SKO
Tampilkan Word Graph Pola 14
ALI
KB-ik
ALI KB
tidak
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-is?
ya
SKO
Tampilkan Word Graph Pola 15
ALI
KB-is
ALI KB
tidak
Tampilkan Apakah kata
sifat ∃ dalam pola KB-istis?
ya
Tampilkan Word Graph Pola 16
PAR
Apakah kata
sifat ∃ dalam pola ke-KS-an?
tidak 3
KB-istis
ALI
ALI orang/sesuatu
tidak
ALI
KB
Tampilkan ya
Tampilkan Word Graph Pola 17
CAU
ke-KS-an ALI
ALI KS
ALI sesuatu
55
3
Tampilkan Apakah kata sifat
ya
∃ dalam pola
Tampilkan Word Graph Pola 18
CAU
ALI
me-KD-kan
me-KD-kan? ALI KB tidak
Tampilkan Apakah kata sifat
ya
∃ dalam pola
Tampilkan Word Graph Pola 19
CAU
CAU
me-KB-kan? ALI
ALI
me-KB-kan
KB
tidak stop
Gambar 48 Flowchart aturan pembentukan word graph kata sifat.
4.4 Pengujian Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat Setelah didapat satu aturan pembentukan word graph kata sifat, selanjutnya dilakukan uji hasil aturan tersebut. Pengujian ini diberikan kepada kata sifat lain yang tidak termaktub dalam pembahasan, pengujian dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Berdasarkan aturan yang sudah terbentuk di atas, hasil pengujian aturan pembentukan word graph kata sifat sebagai berikut; Tabel Pengujian Aturan Pembentukan Word Graph Kata Sifat Kasus Uji
Input
Skenario
Hasil yang Diuji
Status Sesuai/Tidak
Kata sifat turunan sebaik prefiks se-KS
Word Graph Mengikuti skenario Pola 1 word graph pola 1
Sesuai
sekecil
Word Graph Mengikuti skenario Pola 1 word graph pola 1
Sesuai
56
Word Graph Mengikuti skenario Pola 2 word graph pola 2
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 2 word graph pola 2
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 3 word graph pola 3
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 3 word graph pola 3
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 4 word graph pola 4
Sesuai
Word Graph Pola 4
Mengikuti skenario word graph pola 4
Sesuai
Kata sifat turunan penyayang Word Graph Pola 5 prefiks pe-KS
Mengikuti skenario word graph pola 5
Sesuai
Kata sifat turunan terbaru prefiks ter-KS terbesar
Kata sifat turunan berdua prefiks ber-KBil berlima
Kata sifat turunan melembaga prefiks me-KB meradang
peramah
Word Graph Pola 5
Mengikuti skenario word graph pola 5
Sesuai
Kata sifat turunan gemerlap infiks KB-em-
Word Graph Pola 6
Mengikuti skenario word graph pola 6
Sesuai
gemuruh
Word Graph Pola 6
Mengikuti skenario word graph pola 6
Sesuai
Word Graph Pola 7
Mengikuti skenario word graph pola 7
Sesuai
musikan
Word Graph Pola 7
Mengikuti skenario word graph pola 7
Sesuai
Kata sifat turunan material sufiks KB-al
Word Graph Pola 8
Mengikuti skenario word graph pola 8
Sesuai
Word Graph Pola 8
Mengikuti skenario word graph pola 8
Sesuai
Word Graph
Mengikuti skenario
Sesuai
Kata sifat turunan ubanan sufiks KB-an
potensial
Kata sifat turunan materiil
57
sufiks KB-il moril
Kata sifat turunan alamiah sufiks KB-iah jasmaniah
Kata sifat turunan hewani sufiks KB-i hayati
Kata sifat turunan adaptif sufiks KB-if
Pola 9
word graph pola 9
Word Graph Pola 9
Mengikuti skenario word graph pola 9
Sesuai
Word Graph Pola 10
Mengikuti skenario word graph pola 10
Sesuai
Word Graph Pola 10
Mengikuti skenario word graph pola 10
Sesuai
Word Graph Pola 11
Mengikuti skenario word graph pola 11
Sesuai
Word Graph Pola 11
Mengikuti skenario word graph pola 11
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 12 word graph pola 12
Sesuai
objektif
Word Graph Mengikuti skenario Pola 12 word graph pola 12
Sesuai
Kata sifat turunan motorik sufiks KB-ik
Word Graph Mengikuti skenario Pola 13 word graph pola 13
Sesuai
austistik
Word Graph Mengikuti skenario Pola 13 word graph pola 13
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 14 word graph pola 14
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 14 word graph pola 14
Sesuai
Kata sifat turunan spesialistis Word Graph Mengikuti skenario Pola 15 sufiks KB-istis word graph pola 15
Sesuai
Kata sifat turunan ekonomis sufiks KB-is sistemis
humoristis
Kata sifat turunan kebetulan konfiks ke-KS-an
Word Graph Mengikuti skenario Pola 15 word graph pola 15
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 16 word graph pola 16
Sesuai
58
kelamaan
Word Graph Mengikuti skenario Pola 16 word graph pola 16
Sesuai
Kata sifat turunan menyejukonfiks kan me-KD-kan menguatkan
Word Graph Mengikuti skenario Pola 17 word graph pola 17
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario word graph pola 17 Pola 17
Sesuai
Kata sifat turunan mengejutkonfiks kan me-KB-kan menjengkelkan
Word Graph Mengikuti skenario Pola 18 word graph pola 18
Sesuai
Word Graph Mengikuti skenario Pola 18 word graph pola 18
Sesuai
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis penerapan KG pada pembentukan word graph kata sifat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Proses pembentukan word graph kata sifat pada bahasa Indonesia mengacu kepada proses pembentukan kata sifat turunan yang berdasarkan pada pengafiksan pada bahasa Indonesia, dan aturan pembentukan word graph secara umum dengan menggunakan metode KG.
2. 3.
Dari proses pembentukan word graph kata sifat dapat dibuat pola umum pembentukan word graph kata sifat berdasarkan kelompok afiksasinya. Penyusunan aturan pembentukan word graph kata sifat, berdasarkan pola umum pembentukan word graph kata sifat berdasarkan kelompok afiksasinya.
4.
Setelah diadakan pengujian, aturan pembentukan word graph kata sifat bahasa Indonesia dapat diterapkan untuk semua kata sifat yang sama strukturnya.
5.2 Saran Topik yang dapat diangkat dalam penelitian selanjutnya antara lain: 1.
Membuat aturan pembentukan word graph kata sifat selain pengafiksan kata sifat turunan.
2.
Membuat kamus word graph kata sifat dari setiap kata yang muncul dalam sembarang dokumen bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Arman AA. 2004. Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin. Makalah Orasi Ilmiah, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITB. Alwi H, Dardjowidjojo S, Kaswanti Purwo B, Muliono A. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Chaer A. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Foulds LR. 1992. Graph Theory Applications. New York: Springer Verlag. Hoede C, Nurdiati S. 2008a. A Graph Theoretical Analysis of Certain Aspects of Bahasa Indonesia. Memorandum No. 18770, Department of Applied Mathematics, University of Twente, Enschede, The Netherland, ISSN 1874-4850. Hoede C, Nurdiati S. 2008b. On Word Graph and structural Parsing. Memorandum No. 1871, Department of Applied Mathematics, University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 1874-4850. Keraf G. 1984. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas. Jakarta: Nusa Indah. Kramer M. 1996. Knowledge Graph Making Career In Politics, report on final thesis. Department of Applied Mathematics, University of Twente, The Netherlands. Kridalaksana H. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Van den Berg H. 1993. Knowledge Graph and Logic: One of Two Kinds. Dissertation, University of Twente, Enchede, The Netherlands, ISBN 90-90063609 Vries PH. de. 1989. Representation of Scientific Texts in Knowledge Graph [PhD Thesis]. Netherlands. University of Groningen. Zhang L, Hoede C. 2000. Structural Parsing. Memorandum No. 1527, Faculty of Mathematical Sciences, University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 0169-2690.
61
Zhang L. 2002. Knowledge Graph Theory and Structural Parsing [Thesis]. Enschede: University of Twente, The Netherlands, ISBN 9036518350.
63
Lampiran 1 Daftar kata sifat (Adjektiva) dari majalah TRUBUS nomor 474 (Mei 2009/XL), TRUBUS nomor 462 (Mei 2008/XXXIX), dan TRUBUS nomor 457 (Desember 2007/XXXVIII). ganda boncel lebat abadi jernih garang bongsor lebih abnormal jinak geger bonto legal abu-abu jumbo gelap bosan lelah adaptif kaku gembur botak leluasa adil kalem gempal bukat lemah agresif kampium gemulai bulat lemas aktif kasar gendut buntung lembab akut kaya genetis buruk lembek alami kecil genjah busuk lembut alamiah kemal gersang cair lengkap aluvial kemarau getol canggih lengket aman kencang gelobal cantik lepas ampuh kental gosong cepat letih aneh kenyal gundul cerah lezat anggun keras gurih cerdas liat antik kerdil halus cerdik licin anyar kering hangat cermat lincah apik keruh harum cinta linear asam ketat hayati cocok linier asin khas hebat cokelat linu asing khusus hemat cukup loloh asri kiri higienis dalam longgar autistik kompak hijau damai lonjong awet kompleks hitam dekat luas baik kotor horizontal deras ludes bandel kritis ideal dewasa lunak bangga krusial ihlas dingin lurus banyak kuat ilmiah dominan mabuk baru kuning imajiner derastis mahal basah kurus indah efisien majemuk bebas lama individual ekonomis makro becek lamban indriawi ekslusif maksimal benar lambat ingar eksotis mandiri bengkak lancar inovatif elok manis bening lancip instan empuk manja benjol langgeng intensif enak manusiawi berat langka irit fatal marah bersih langu istimewa fenomenal masak besar lanjut fleksibel masam betah larut jahat gaduh maskulin betul layak jahil gagah massal biang layu jangkung gampang matang bijak lazim jarang ganas maut biru lebar jauh
64
Lanjutan Lampiran 1 Daftar kata sifat (Adjektiva) dari majalah TRUBUS nomor 474 (Mei 2009/XL), TRUBUS nomor 462 (Mei 2008/XXXIX), dan TRUBUS nomor 457 (Desember 2007/XXXVIII). sederhana rahasia padat sulit maya sedikit rajin pahit super megah segan raksasa palsu tahan melar segar rakus panas tajam merah segera ramah pandai takjub merana sehat ramai panjang tandus meriah, riah seimbang rapat pantas tangkas mewah sejahtera rapih parah tawar mikro sejati, jati rapuh pas tebal mini sejuk rapih payau teduh minim selamat rata pedih tegak minimal sempit rawan pekat tenang mirip sempurna rawit pendek tengik miskin semu raya penting tepat modern sepat regional penuh terang molek serempak relative periodik tetap mual sering remeh permanen tinggi muda sesak rendah pesek tipis mudah setia renik pintar tokcer mujarab singkat rentan polos toleran mulus sintetis resistan popular tropis mungil sobek riang potensial tua murah solid ribut prestisius tulus muram spektakuler rimbun prima tunggal murni spesifik ringan primer unggul normal sportif rugi produktif unik nyaman runcing propesional utama nyeri stabil rusak proporsional utuh objektif stagnan sakit pucat vertikal optimal steril santai punah vital otomatis strategis sedang putih wangi oval subur waspada suci
65
Lanjutan Lampiran 1 Daftar kata sifat (Adjektiva) dari majalah TRUBUS nomor 474 (Mei 2009/XL), TRUBUS nomor 462 (Mei 2008/XXXIX), dan TRUBUS nomor 457 (Desember 2007/XXXVIII). lebih serius keunguan agak asam sangat penting lebih singkat keunikan agak basah sangat popular lebih suka kuning coklat agak kurus sangat rapi lebih sulit kurang baik agak lemah sangat rendah lebih tebal kurang enak agak pucat sangat sedih lebih tinggi kurang kompak amat besar sangat sediki lebih tipis kurang prima amat manis sangat sulit makin tahan lebih bagus amat pas sangat susah makin tinggi lebih banyak amat tinggi sangat tegas merah besar lebih besar coklat muda sebaik merah cerah lebih bugar coklat tua sebesar merah gelap lebih cepat cukup mahal secepat merah kejinggaan secukup lebih enak cukup matang merah muda lebih gelap cukup sederhana seelok paling atas lebih gurih cukup umur sehebat paling bagus lebih hemat jingga sekecil paling baik jingga kekuningan lebih hitam seluas paling cocok lebih irit kalah cantik semudah paling efektif lebih dalam kalah lincah setebal paling kokoh lebih kecil kalah manis setinggi paling lambat lebih kering kalah matang setua paling lebar lebih lama kalah menawan teradil paling masam lebih lebar keasinan teraman paling mudah lebih lebat kebiru-biruan teranyar paling paling top lebih lincah kecoklatan terbaik paling pertama kecoklat-coklatan lebih luas terbanyak paling popular lebih lunak kedinginan terbaru paling rewel lebih mahal kegelap-gelapan terbawah paling sedikit lebih maksimal kehijau-hijauan terbenar paling unik lebih muda kehitaman terbesar putih encer lebih mudah kehitam-hitaman tercantik putih gading lebih panjang kekencangan terdekat putih samar lebih prima kelelahan terenak sangat besar lebih ramah kemahalan terendah sangat cepat kemerah-merahan lebih rapat terindah sangat jarang lebih rapi kependekan terkenal sangat bagus lebih rendah kepucatan terkini sangat kecil lebih ringan kepucat-pucatan terlembut lebih sedikit keputihan termahal sangat langka lebih segar kerendahan termuda sangat mahal makin beragam ketuaan termurah sangat manis makin sedikit lebih awa terpopuler sangat nyata
66
Lampiran 2 Daftar kata sifat pola se-KS Kata Sifat (KS) Kata Sifat Pola se-KS sebaik baik seberat berat sebesar besar secepat cepat secukup cukup sedangkal dangkal sedingin dingin seelok elok sehebat hebat sekecil kecil selebar lebar seluas luas semudah mudah sepanjang panjang sependek pendek setebal tebal setinggi tinggi setua tua
67
Lampiran 3 Daftar kata sifat pola ter-KS mengacu ke tingkat kualitas yang paling tinggi Kata Sifat (KS) Kata Sifat Pola ter-KS teradil adil teraman aman terbaik baik terbanyak banyak terbaru baru terbenar benar terberat berat terbesar besar tercantik cantik tercepat cepat terenak enak terindah indah terjauh jauh terkenal kenal terkini kini terkuat kuat terlebar lebar terlembut lembut termahal mahal terpanas panas terpanjang panjang terpintar pintar terpopuler popular tertinggi tinggi tertua tua Lampiran 4 Daftar kata sifat pola ter-KS mengacu ke tingkat kualitas yang paling rendah Kata Sifat (KS) Kata Sifat Pola ter-KS terbodoh bodoh terburuk buruk terdekat dekat terdingin dingin terjelek jelek terkecil kecil terlambat lambat terlemah lemah termuda muda termurah murah terpendek pendek terendah rendah terringan ringan tersedikit sedikit tersempit sempit
68
Lampiran 5 Daftar kata sifat pola ber-KBil KataBilangan (KBil) Kata Sifat Pola ber-KBil bersatu satu berdua dua bertiga tiga berempat empat berlima lima berenam enam bertujuh tujuh berdelapan delapan bersembilan sembilan
Lampiran 6 Daftar kata sifat pola me-KB Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola me-KB membudaya budaya mendarah darah menggajah gajah menggunung gunung mengijuk ijuk menguning kuning melembaga lembaga melengah lengah melepuh lepuh meradang radang merakyat rakyat menyemak semak menyemut semut
69
Lampiran 7 Daftar kata sifat pola pe-KS Kata Sifat (KS) Kata Sifat Pola pe-KS pengampun ampun pemberani berani pemboros boros pencemburu cemburu pendendam dendam pendengki dengki pendiam diam pengacau kacau pengasih kasih pelupa lupa pemalas malas pemalu malu pemarah marah pemurah murah peramah ramah periang riang penyabar sabar penyayang sayang penakut takut
Lampiran 8 Daftar kata sifat pola KB-em- Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-emgemeletuk geletuk gementam gentam gemerincing gerincing gemerlap gerlap gemersik gersik gemertak gertak gemetar getar gemilang gilang gemilap gilap gemulung gulung gemuntur guntur gemunung gunung gemuruh guruh kemilap kilap kemilau kilau kemukus kukus semantan santan semerbak serbak temaram teram temerang terang
70
Lampiran 9 Daftar kata sifat pola KB-an Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-an belakangan belakang halimunan halimun kampungan kampung kasidahan kasidah kodian kodi kotaan kota kudisan kudis musikan musik pengangguran penganggur sendirian sendiri ubanan uban Lampiran 10 Daftar kata sifat pola KB-al Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-al fenomenal fenomena individual individu material materi minimal minim potensial potensi propesional propesi proporsional proporsi rasional rasio regional region struktural struktur Lampiran 11 Daftar kata sifat pola KB-il Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-il materiil materi moril moral personil person potensil potensi prinsipiil prinsip
Lampiran 12 Daftar kata sifat pola KB-iah Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-iah alamiah alam amaliah amal harfiah harfi ilmiah ilmu insaniah insan islamiah islam jasmaniah jasmani lahiriah lahir naluriah naluri rohaniah rohan
71
Lampiran 13 Daftar kata sifat pola KB-i Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-i abadi abad agamawi agama alami alam badani badan duniawi dunia hayati hayat hewani hewan indriawi indra insani insan islami islam jasadi jasad kimiawi kimia kodrati kodrat maknawi makna manusiawi manusia ragawi raga rohani roh surgawi surga unsuri unsur Lampiran 14 Daftar kata sifat pola KB-if Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-if adaptif adaptasi agresif agresi aktif aksi akumulatif akumulasi aplikatif aplikasi asimilatif asimilasi demontratif demontrasi deklaratif deklarasi deskriminatif deskriminasi edukatif edukasi fakultatif fakultas fluktuatif fluktuasi indikatif indikasi induktif induksi inovatif inovasi intensif intensi kompetitif kompetisi modifikatif modifikasi normatif norma objektif objek produktif produk reflektif refleksi sportif sportivitas modifikatif modifikasi
72
Lampiran 15 Daftar kata sifat pola KB-ik Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-ik artistik artis autistik autis derivatik derivasi diplomatik diplomasi eksotermik eksoterm feodalistik feodalis motorik motor patriotik patriot peodalistik peodalis periodik periode problematik problem simpatik simpati sinematik sinema sintetik sintetis
Lampiran 16 Daftar kata sifat pola KB-is Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-is anatomis anatomi astronomis astronomi biologis biologi demograpis demograpi derastis deras ekonomis ekonomi eksotis eksotik filosofis filosof genetis genetik higienis higien idiologis idiologi magnetis magnet matematis matematika morfemis morfem nasionalis nasional otomatis otomatik praktis praktik psikologis psikologi sistemis sistem strategis strategi sosiologis sosiologi teknis teknik tematis tema teologis teologi vegetaris vegetarian
73
Lampiran 17 Daftar kata sifat pola KB-istis Kata Benda (KB) Kata Sifat Pola KB-istis dualistis dualisme egoistis egois humoristis humoris individualistis individual kapitalistis kapitalis kompromistis kompromi komunistis komunis materialistis materi militeristis militer optimistis optimis pesimistis pesimis politeistis politeis rasialistis rasial realistis realisasi spesialistis spesialis verbalistis verbalisasi
Lampiran 18 Daftar kata sifat pola ke-KS-an Kata Sifat (KS) Kata Sifat Pola ke-KS-an kebesaran besar kebetulan betul kecapaian cape kedinginan dingin kegatalan gatal kekerasan keras kekumalan kumal kekurangan kurang kelamaan lama kemiskinan miskin kepanasan panas kepayahan payah kerendahan rendah kesakitan sakit ketinggian tinggi
74
Lampiran 19 Daftar kata sifat pola me-KD-kan Kata Dasar (KD) Kata Sifat Pola me-KD-kan membahagiakan bahagia membahayakan bahaya menyondongkan condong menggembirakan gembira menguatkan kuat memalukan malu merugikan rugi menyedihkan sedih menyejukan sejuk menyusahkan susah menakutkan takut untung menguntungkan
Lampiran 20 Daftar kata sifat pola me-KB-kan Kata Benda (KB) kesan kejut jengkel senang
Kata Sifat Pola me-KB-kan mengesankan mengejutkan menjengkelkan menyenangkan