KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
MAHMUDA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Konstruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan Metode Knowledge Graph” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian tesis ini.
Bogor, November 2010
Mahmuda NRP G551080081
ABSTRACT
MAHMUDA. The Construction of Word Graph Pattern of Indonesian Phrase Using Knowledge Graph Method. Under supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM.
From previous research already we have word graph patterns of Indonesian noun, verb, adjective, adverb and preposition. However to be able to represent the meaning of Indonesian text we still need other patterns to represent phrase, clause and sentence. Therefore, in this research we try to construct word graph of an Indonesian phrase using Knowledge Graph. This research found four phrases which are noun phrase, verb phrase, adjective phrase and preposition phrase. Each phrase has a different pattern such as noun phrase uses relations SUB and PAR, verb phrase uses relations CAU and PAR, adjective phrase uses relation PAR, and preposition phrase uses relations ORD, CAU and SUB.
Keyword: graph, knowledge graph, phrase, word graph.
RINGKASAN
MAHMUDA. Konstruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM.
Bahasa alami adalah bahasa yang biasa dipergunakan sehari-hari untuk berkomunikasi antarmanusia. Teknologi natural language processing (NLP) adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Knowledge graph (KG) adalah metode baru dari NLP yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf serta lebih memfokuskan pada aspek semantik. Pada saat ini metode KG sudah digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Inggris. Namun aturan yang digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Inggris tidak dapat secara langsung digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Indonesia karena struktur bahasa Inggris tidak sama dengan struktur bahasa Indonesia sehingga perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia. Penelitian penerapan KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan untuk merancang sebuah software yang dapat membaca sembarang teks berbahasa Indonesia serta menghasilkan informasi dalam bentuk graf, sehingga informasi tersebut merupakan intisari dari pengetahuan yang ada dalam teks yang dipelajari. Penelitian KG mengenai aturan pembentukan word graph pada bahasa Indonesia yang telah dilakukan adalah untuk kata benda, kata kerja, kata sifat, preposisi, dan kata keterangan. Aturan pembentukan word graph tersebut masih terdiri atas kata per kata sehingga diperlukan aturan untuk menggabungkannya. Oleh karena itu, penulis akan mengkonstruksi aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia menggunakan metode KG. Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur frasa kata pada bahasa Indonesia, membuat aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia, dan menguji aturan tersebut. Manfaat penelitian ini adalah untuk melengkapi aturan yang sudah diperoleh untuk menganalisis teks berbahasa Indonesia dengan menggunakan metode KG. KG adalah suatu instrumen yang merepresentasikan struktur terkonsep yang sudah tertentu. Pada prinsipnya komposisi dari KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relations. Concept merupakan sesuatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya. Concept dapat direpresentasikan menggunakan token, type, dan name. Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token bersifat subjektif. Token dalam KG direpresentasikan dengan simbol ” “. Type adalah concept yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Name adalah sesuatu yang bersifat uniqe individual. Relations yang ada pada KG sampai saat ini terdiri atas 9 binary relations di antaranya: ALI, CAU, EQU, SUB, DIS, PAR, ORD, SKO, dan F (“ “). Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat karena sesuatu memengaruhi sesuatu yang lain. Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan
sebuah name dengan token. Relasi SUB digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berbeda. Relasi PAR digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen memiliki sifat dan berkaitan dengan elemen lainnya. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berurutan. Relasi SKO digunakan untuk menyatakan informasi kebergantungan. F (“ “) digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf. Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu. Jenis frasa dapat dibedakan berdasarkan kelas kata yang menjadi inti frasa di antaranya frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, dan frasa preposisional. Relasi antarunsur frasa ada 11 relasi di antaranya relasi posesif, subjektif, objektif, tujuan, keahlian, asal, partitif, material, perbandingan, instrumental, dan lokatif. Alur penelitian yang dilakukan adalah : (1) mengidentifikasi frasa kata pada bahasa Indonesia, dengan cara mengklasifikasi dan menganalisis frasa kata berdasarkan kelas kata dan relasi antarunsurnya, (2) mengimplementasikan relasi tersebut ke dalam bentuk word graph frasa kata, (3) mengelompokkan frasa kata berdasarkan bentuk word graph yang sama dan relasi KG yang dipergunakan, (4) membuat aturan pembentukan word graph frasa kata, (5) menguji aturan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia. Hasil dari analisis frasa kata pada bahasa Indonesia berdasarkan kelas kata ada empat jenis yaitu frasa nominal, verbal, adjektival, dan preposisional. Dengan menggunakan metode KG frasa nominal dihubungkan dengan relasi SUB dan PAR, frasa verbal dihubungkan dengan relasi CAU dan PAR, frasa adjektival dihubungkan dengan relasi PAR, dan frasa preposisional dihubungkan dengan relasi ORD, CAU, dan SUB. Pola frasa kata berdasarkan kelas kata dan relasinya sebanyak 109 pola. Kemudian dilakukan pengelompokan frasa kata berdasarkan bentuk word graph yang sama, sehingga diperoleh 60 pola. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia. Setelah dilakukan pengujian, aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia dapat diterapkan untuk semua frasa kata yang sama strukturnya.
Kata kunci: frasa, graf, knowledge graph, word graph.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh hasil karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
MAHMUDA
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Tesis
: Konstruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan
Metode Knowledge Graph Nama : Mahmuda NRP : G551080081 Program Studi : Matematika Terapan
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua
Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Matematika Terapan
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Tanggal Ujian : 02 September 2010
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Lulus: 05 November 2010
Kupersembahkan tesis ini untuk Bapak dan ibu tercinta kakak-kakakku dan keponakan-keponakanku tersayang
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Konstruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan Metode Knowledge Graph. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Nurdiati, M.Sc. dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si. atas bimbingannya dalam penulisan karya ilmiah ini, serta Bapak Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA yang telah memberikan banyak saran selaku penguji luar komisi. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak dan ibu serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2010 Mahmuda
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 27 Mei 1983 dari Bapak Moh. Sokheh, S.Pd.I dan Ibu Tukiyem, S.Pd. Penulis merupakan putri bungsu dari empat bersaudara. Tahun 2005 penulis lulus dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Tadris Matematika. Sejak tahun 2006 sampai dengan
sekarang
penulis
menjadi
guru
di
MAN
Cibinong.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Halaman ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR
................................................................................
xiv
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.3 Manfaat Penelitian …...………………………………………….
1 2 2
LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph ........................................................................ 2.1.1 Concept .............................................................................. 2.1.2 Relations ............................................................................ 2.2 Kelas Kata .................................................................................... 2.3 Frasa Kata ....................................................................................
3 3 3 7 10
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi literatur awal ....................................................................... 3.2 Analisis frasa kata ........................................................................ 3.3 Pembentukan word graph frasa kata ........................................... 3.4 Membuat aturan word graph frasa kata ....................................... 3.5 Menguji hasil aturan word graph frasa kata ................................
15 15 15 15 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Frasa Kata ....................................................................... 4.2 Pembentukan Word Graph Frasa Kata ........................................ 4.2.1 Frasa Nominal .................................................................... 4.2.2 Frasa Verbal ........................................................................ 4.2.3 Frasa Adjektival .................................................................. 4.2.4 Frasa Preposisional ........................................................... 4.3 Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Kata ............................. 4.4 Pengujian Hasil Aturan Word Graph Frasa Kata ........................
18 18 18 81 138 142 168 195
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...................................................................................... 5.2 Saran ............................................................................................
200 200
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
201
1
2
3
4
5
xii
DAFTAR TABEL
Halaman 1 2 3
Jenis word graph frasa kata berdasarkan bentuk word graph ............. Jenis frasa berdasarkan kelas kata dan relasi Knowledge Graph (KG) . Hasil pengujian aturan pembentukan word graph frasa kata ..............
169 189 196
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Contoh penggunaan relasi ALI ....................................................... Contoh penggunaan relasi CAU ...................................................... Contoh penggunaan relasi EQU yang merepresentasikan “medan” adalah name dari “jeruk” ................................................................... Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B ..... Contoh penggunaan relasi SUB untuk merepresentasikan ekor merupakan bagian dari kucing ......................................................... Contoh penggunaan relasi FPAR untuk merepresentasikan mamalia merupakan kelas hewan kucing ...................................................... Contoh penggunaan relasi DIS ........................................................ Contoh penggunaan relasi PAR ....................................................... Contoh penggunaan relasi ORD ...................................................... Contoh penggunaan relasi SKO ....................................................... Contoh penggunaan F ....................................................................... Flowchart tahapan penelitian dalam menganalisis aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia ............. Word graph frasa nominal “umur panen” ........................................ Word graph frasa nominal dengan pola (N1+N2)1 ........................... Word graph frasa nominal “kebun petani” ....................................... Word graph frasa nominal dengan pola N1+N2(pe-KB) .................. Word graph frasa nominal “modal bersama” ................................... Word graph frasa nominal dengan pola N+V(ber-KS) ................... Word graph frasa nominal “kemampuan tepung” ............................ Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) +N2 .............. Word graph frasa nominal “kandungan nutrisi” ............................... Word graph frasa nominal dengan pola N1(KB-an) +N2 .................. Word graph frasa nominal “pengetahuan petani” ............................ Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) +N2(pe-KB) . Word graph frasa nominal “mutu tepung jagung” ........................... Word graph frasa nominal dengan pola N1 +FN(N2+N3)1 .............. Word graph frasa nominal “kelompok petani kelapa” ..................... Word graph frasa nominal dengan pola N1 +FN(N2(pe-KB)+N3) .... Word graph frasa nominal “daya beli konsumen” ........................... Word graph frasa nominal dengan pola FN(N1+V)+N2 ................. Word graph frasa nominal “kandungan nutrisi jagung” ................... Word graph frasa nominal dengan pola FN(N1(KB-an)+N2)+N3 ... Word graph frasa nominal “isu politik” ........................................... Word graph frasa nominal “kebutuhan pangan” .............................. Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KK-an) +N2 ............. Word graph frasa nominal “ketahanan pangan” ............................... Word graph frasa nominal “keragaman pangan” ............................. Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KB-an) +N2 ............. Word graph frasa nominal “pemerasan kopra” ................................ Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) +N2 ............
4 4 5 5 5 5 6 6 6 7 7 17 19 20 20 21 21 22 23 23 24 25 25 26 27 28 28 29 30 31 32 33 33 34 35 36 37 37 38 39
xiv
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Word graph frasa nominal “pemrosesan tepung” ............................. Word graph frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) +N2)1 ......... Word graph frasa nominal “dukungan kebijakan” ........................... Word graph frasa nominal dengan pola N1(KK-an) +N2(ke-KS-an) . Word graph frasa nominal “pengolahan biji jagung” ....................... Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) +FN(N2+N3)2 ................................................................................... Word graph frasa nominal “pemanfaatan tepung jagung” ............... Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KB-an) +FN(N2+N3)1 Word graph frasa nominal “pemenuhan kebutuhan pangan” ........... Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KS-an) +FN(N2(keKK-an) +N3) .................................................................................... Word graph frasa nominal “bahan pangan” ..................................... Word graph frasa nominal “daya beli” ............................................. Word graph frasa nominal dengan pola N+V ................................. Word graph frasa nominal “bahan makanan” .................................. Word graph frasa nominal dengan pola N1+N2(KK-an) ................. Word graph frasa nominal “bahan pengikat” ................................... Word graph frasa nominal “biaya pengendalian” ............................ Word graph frasa nominal dengan pola N1+N2(pe-KB-an) ............ Word graph frasa nominal “makanan rakyat” .................................. Word graph frasa nominal dengan pola N1(KK-an)+N2 ................ Word graph frasa nominal “lapangan kerja” .................................... Word graph frasa nominal dengan pola (N1(KS-an)+N2)1 ............. Word graph frasa nominal “kesejahteraan petani” ........................... Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) +N2(pe-KB) .. Word graph frasa nominal “kegiatan berburu” ................................ Word graph frasa nominal dengan pola N(ke-KS-an) +V(ber-KK) .. Word graph frasa nominal “pakar komunikasi” .............................. Word graph frasa nominal “petani kelapa” ..................................... Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KB)+N2 ............... Word graph frasa nominal “dokter ahli saraf” ................................ Word graph frasa nominal “tenaga mesin” ..................................... Word graph frasa nominal “pihak swasta” ...................................... Word graph frasa nominal dengan pola N + Adj ............................. Word graph frasa nominal “kualitas lingkungan” ........................... Word graph frasa nominal “hasil penelitian” .................................. Word graph frasa nominal dengan pola N1+N2(pe-KS-an) .............. Word graph frasa nominal “hasil pengolahan” ............................... Word graph frasa nominal dengan pola N1+N2(pe-KK-an) ............. Word graph frasa nominal “pemanfaatan sagu” .............................. Word graph frasa nominal “kekuatan anggota” ............................... Word graph frasa nominal “serangan hama” .................................. Word graph frasa nominal “sumber daya alam” ............................. Word graph frasa nominal “biji jagung” ......................................... Word graph frasa nominal dengan pola (N1+N2)2 ............................ Word graph frasa nominal “minyak kelapa” ................................... Word graph frasa nominal “adonan terigu” ....................................
39 40 41 41 42 43 43 44 45 46 47 48 48 49 49 50 51 52 53 53 54 54 55 56 57 57 58 59 60 60 62 63 63 64 65 66 66 67 67 69 70 71 72 72 73 74
xv
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
Word graph frasa nominal “umbi berlapis” .................................... Word graph frasa nominal dengan pola N+V(ber-KB) .................... Word graph frasa nominal “masyarakat Papua” ............................. Word graph frasa nominal dengan pola (N1+N2)3 ............................ Word graph frasa nominal “perekonomian Indonesia” ................... Word graph frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) +N2)2 ......... Word graph frasa nominal “dataran Papua” .................................... Word graph frasa nominal dengan pola (N1(KS-an) +N2)2 ............ Word graph frasa nominal “kehidupan masyarakat” ...................... Word graph frasa verbal “dikenal masyarakat” .............................. Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KK) +N ......................... Word graph frasa verbal “dihadapi petani” ..................................... Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KB-i) +N(pe-KB) ....... Word graph frasa verbal “ditampung pihak swasta” ....................... Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KK) +FN(N+Adj) ......... Word graph frasa verbal “membeli solar” ....................................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) +N ................ Word graph frasa verbal “bertukar informasi” ................................ Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KK) +N .................... Word graph frasa verbal “bernilai ekonomi” .................................. Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KB) +N ..................... Word graph frasa verbal “membentuk batang” ............................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB) +N .................. Word graph frasa verbal “menyampaikan informasi” ..................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) +N ............ Word graph frasa verbal “menghasilkan tekstur” ........................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) +N ........... Word graph frasa verbal “mengalami penurunan” .......................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-i) +N(pe-KK-an) Word graph frasa verbal “membeli peralatan” ................................ Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) +N(pe-KB-an) .. Word graph frasa verbal “memberikan perhatian” .......................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) + N(pe-KB-an) ..................................................................................... Word graph frasa verbal “mengambil keputusan” .......................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) +N(ke-KK-an) .. Word graph frasa verbal “mengatasi kemiskinan” ........................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-i) + N(ke-KS-an) Word graph frasa verbal “mengganggu kesehatan” ........................ Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) +N(ke-KS-an) .. Word graph frasa verbal “menjadi isu politik” ............................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) +FN(N1+N2)1 .. Word graph frasa verbal “menurunkan tenaga mesin” ................... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) + FN(N1+N2)1 ................................................................................... Word graph frasa verbal “menghasilkan tekstur tepung” ............... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1+N2)1 ...................................................................................
75 76 77 77 78 78 79 80 80 82 83 83 84 85 85 86 87 88 88 89 89 90 91 91 92 93 93 94 95 96 97 98 98 99 100 101 102 103 104 104 105 106 107 108 108
xvi
132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167
Word graph frasa verbal “memperbaiki kualitas lingkungan” ........ Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-per-KK-i) + FN(N1+N2(KK-an)) ........................................................................ Word graph frasa verbal “meningkatkan biaya pengendalian” ....... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1+N2(pe-KB-an)) .................................................................... Word graph frasa verbal “menghimpun modal bersama” ............... Word graph frasa verbal dengan pola V1(meng-KK) + FN(N+V2(ber-KS)) ............................................................................ Word graph frasa verbal “menggunakan bahan makanan” ............. Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1+N2(KK-an)) ......................................................................... Word graph frasa verbal “menciptakan lapangan kerja” ................. Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(KS-an)+N2)1 ........................................................................ Word graph frasa verbal “menyangkut makanan rakyat” ............... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + FN(N1(KK-an)+N2) ......................................................................... Word graph frasa verbal “membangun ketahanan pangan” ............ Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB) + FN(N1(keKS-an)+N2) ...................................................................................... Word graph frasa verbal “memenuhi kebutuhan pangan” .............. Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KS-i) + FN(N1(ke-KK-an)+N2) .................................................................... Word graph frasa verbal “mewujudkan ketahanan pangan” ........... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(ke-KS-an) + N2) ................................................................... Word graph frasa verbal “melakukan kegiatan berburu” ................ Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(ke-KS-an) + N2(ber-KK)) .................................................... Word graph frasa verbal “meningkatkan pendapatan petani” .......... Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(pe-KK-an) + N2(pe-KB)) ..................................................... Word graph frasa verbal “bangkit mandiri” .................................... Word graph frasa verbal dengan pola V+Adj ................................ Word graph frasa verbal “berdasarkan pengalaman” ...................... Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KB-kan) + N(pe-KK-an) ................................................................................. Word graph frasa verbal “berakar serabut” ...................................... Word graph frasa verbal “tumbuh baik” ......................................... Word graph frasa verbal “berjalan efisien” ..................................... Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KK) +Adj ................. Word graph frasa verbal “tercampur merata” ................................. Word graph frasa verbal dengan pola V1(ter-KK) +V2(meng-KS) .... Word graph frasa adjektival “tahan kekeringan” ............................ Word graph frasa adjektival dengan pola Adj +N(ke-KS-an) ......... Word graph frasa adjektival “putih susu” ....................................... Word graph frasa adjektival dengan pola Adj +N ..........................
109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 130 131 132 133 133 134 135 136 137 138 139 139 140 140
xvii
168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206
Word graph frasa adjektival “putih bening” .................................... Word graph frasa adjektival dengan pola Adj +Adj ....................... Word graph frasa preposisional “bagi masyarakat” ........................ Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(bagi) +N ............ Word graph frasa preposisional “ke depan” .................................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(ke) +N ............... Word graph frasa preposisional “bagi penduduk” .......................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(bagi) +N(pe-KK) .. Word graph frasa preposisional “bagi masyarakat Papua” ............. Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(bagi) + FN(N1+N2)3 ................................................................................... Word graph frasa preposisional “untuk bangkit mandiri” ................ Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(untuk) + FN(V+Adj) ..................................................................................... Word graph frasa preposisional “untuk kebutuhan industri” .......... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(untuk) + FN(N1(ke-KK-an) +N2) ................................................................... Word graph frasa preposisional “untuk membeli solar” .................. Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(untuk) + FN(V(meng-KK) +N) ...................................................................... Word graph frasa preposisional “untuk membuat keputusan” ........ Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(untuk) + FN(V(meng-KK) +N(ke-KK-an)) ................................................... Word graph frasa preposisional “untuk membeli peralatan” ........... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(untuk) + FN(V(meng-KK) +N(pe-KB-an)) ................................................... Word graph frasa preposisional “dari minyak jelantah” ................. Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(dari) +FN(N1+N2)1 Word graph frasa preposisional “dari pangkal daun” ...................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(dari) +FN(N1+N2)2 Word graph frasa preposisional “dari pemerasan kopra” ................. Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(dari) + FN(N1(pe-KK-an) +N2) ................................................................... Word graph frasa preposisional “dengan zat gizi” .......................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(dengan) + FN(N1+N2)1 ...................................................................................... Word graph frasa preposisional “dengan kehidupan masyarakat” ..... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(dengan) + FN(N1(ke-KK-an)+N2) .................................................................... Word graph frasa preposisional “di Maluku” ................................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(di) +N ................. Word graph frasa preposisional “di lapangan” ................................ Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(di) +N(KS-an) ..... Word graph frasa preposisional “di pedesaan” ............................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(di) + N(pe-KB-an) Word graph frasa preposisional “di pesisir pantai” .......................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(di) +FN(N1+N2)2 .... Word graph frasa preposisional “pada daun bawang” ....................
141 141 142 143 143 144 144 145 145 146 146 147 147 148 149 149 150 151 151 152 153 153 154 155 155 156 157 157 158 159 159 160 160 161 162 162 163 163 164
xviii
207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251
Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(pada) + FN(N1+N2)2 Word graph frasa preposisional “di kebun petani” ......................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(di) + FN(N1+N2(pe-KB)) .............................................................................. Word graph frasa preposisional “di dataran Papua” ........................ Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(di) + FN(N1(KS-an) +N2)2 ..................................................................... Word graph frasa preposisional “pada adonan terigu” .................... Word graph frasa preposisional dengan pola Pre(pada) + FN(N1(KK-an) +N2) ...................................................................... Word graph pola ke-1 ...................................................................... Word graph pola ke-2 ...................................................................... Word graph pola ke-3 ...................................................................... Word graph pola ke-4 ...................................................................... Word graph pola ke-5 ...................................................................... Word graph pola ke-6 ...................................................................... Word graph pola ke-7 ...................................................................... Word graph pola ke-8 ...................................................................... Word graph pola ke-9 ...................................................................... Word graph pola ke-10 .................................................................... Word graph pola ke-11 .................................................................... Word graph pola ke-12 .................................................................... Word graph pola ke-13 .................................................................... Word graph pola ke-14 .................................................................... Word graph pola ke-15 .................................................................... Word graph pola ke-16 .................................................................... Word graph pola ke-17 .................................................................... Word graph pola ke-18 .................................................................... Word graph pola ke-19 .................................................................... Word graph pola ke-20 .................................................................... Word graph pola ke-21 .................................................................... Word graph pola ke-22 .................................................................... Word graph pola ke-23 .................................................................... Word graph pola ke-24 .................................................................... Word graph pola ke-25 .................................................................... Word graph pola ke-26 .................................................................... Word graph pola ke-27 .................................................................... Word graph pola ke-28 .................................................................... Word graph pola ke-29 .................................................................... Word graph pola ke-30 .................................................................... Word graph pola ke-31 .................................................................... Word graph pola ke-32 .................................................................... Word graph pola ke-33 .................................................................... Word graph pola ke-34 .................................................................... Word graph pola ke-35 .................................................................... Word graph pola ke-36 .................................................................... Word graph pola ke-37 .................................................................... Word graph pola ke-38 ....................................................................
164 165 165 166 167 167 168 169 169 170 170 171 171 171 172 172 173 173 173 174 174 175 175 175 175 176 176 176 177 177 177 178 178 178 179 179 180 180 181 181 182 182 183 183 184
xix
252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274
Word graph pola ke-39 .................................................................... Word graph pola ke-40 .................................................................... Word graph pola ke-41 .................................................................... Word graph pola ke-42 .................................................................... Word graph pola ke-43 .................................................................... Word graph pola ke-44 .................................................................... Word graph pola ke-45 .................................................................... Word graph pola ke-46 .................................................................... Word graph pola ke-47 .................................................................... Word graph pola ke-48 .................................................................... Word graph pola ke-49 .................................................................... Word graph pola ke-50 .................................................................... Word graph pola ke-51 .................................................................... Word graph pola ke-52 .................................................................... Word graph pola ke-53 .................................................................... Word graph pola ke-54 .................................................................... Word graph pola ke-55 .................................................................... Word graph pola ke-56 .................................................................... Word graph pola ke-57 .................................................................... Word graph pola ke-58 .................................................................... Word graph pola ke-59 .................................................................... Word graph pola ke-60 .................................................................... Flowchart aturan pembentukan word graph frasa kata ....................
184 184 185 185 185 185 185 185 186 186 186 186 187 187 187 187 188 188 188 188 188 189 195
xx
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa alami adalah bahasa yang biasa dipergunakan sehari-hari untuk berkomunikasi antarmanusia. Bentuk representasinya dapat berupa lisan atau tulisan. Agar komputer dapat memroses bahasa alami maka diperlukan teknologi natural language processing (NLP). Teknologi NLP adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Sistem ini biasanya memunyai masukan dan keluaran berupa teks (Arman 2004). Dalam banyak hal, output penyajian informasi secara visual lebih mudah dipahami daripada bentuk yang lain. Saat ini, telah berkembang metode baru dari NLP yaitu metode knowledge graph (KG). Metode KG adalah metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf dan graf yang ditampilkan merupakan makna dari teks yang dibaca (Zhang dan Hoede 2000). Metode KG merupakan metode yang digunakan untuk menyatakan bahasa manusia yang lebih memfokuskan pada aspek semantik (Zhang 2002). Pada saat ini, metode KG sudah digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Inggris dan merepresentasikan hasilnya ke dalam sebuah knowledge graph. Namun, aturan yang digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Inggris tidak dapat secara langsung digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Indonesia, karena struktur bahasa Inggris tidak sama dengan struktur bahasa Indonesia sehingga perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia. Penelitian penerapan metode KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan untuk merancang sebuah software yang dapat membaca teks berbahasa Indonesia serta menghasilkan informasi dalam bentuk graf, sehingga informasi tersebut merupakan intisari dari pengetahuan yang ada dalam teks yang dipelajari. Penelitian KG pada teks berbahasa Indonesia sudah dilakukan oleh beberapa mahasiswa di Departemen Matematika dan Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor. Hulliyah (2007) meneliti rekayasa memahami teks menggunakan metode KG dalam bahasa Indonesia dengan tema Sistem
2
Pendidikan Nasional. Ikhwati (2007) menganalisis masalah kemiskinan menggunakan metode KG. Berri (2008) mengubah kalimat sembarang menjadi kalimat efektif lalu mengubahnya ke dalam bentuk text graph dan merancang algoritme pembentukan text graph. Wulandari (2008) merancang algoritme pembentukan combined graph dan simplified graph untuk teks berbahasa Indonesia. Rusiyamti (2008) meneliti penggunaan chunk indicators sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graph. Adapun penelitian KG mengenai aturan pembentukan word graph pada bahasa Indonesia yang telah dilakukan adalah untuk jenis kata benda (Saleh 2009), preposisi (Anggraeni 2009), kata kerja (Muslik 2009), kata sifat (Rahmat 2009), dan kata keterangan (Samba 2010). Aturan pembentukan word graph tersebut masih terdiri atas kata per kata sehingga diperlukan aturan untuk menggabungkannya. Oleh karena itu, penulis akan mengkonstruksi aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia menggunakan metode knowledge graph.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis struktur frasa kata pada bahasa Indonesia.
2.
Membuat aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia.
3.
Melakukan pengujian aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia.
1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk melengkapi aturan yang sudah diperoleh untuk menganalisis teks berbahasa Indonesia yang kemudian direpresentasikan hasilnya dalam bentuk graf.
2 LANDASAN TEORI
2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge
graph
adalah
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang (2002) knowledge graph adalah suatu pendekatan baru yang dapat digunakan untuk menyatakan bahasa manusia yang lebih memfokuskan pada aspek semantik. Pada prinsipnya knowledge graph terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relations. 2.1.1 Concept Concept merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Concept mampu menjadi prosedur dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya (Zhang 2002). Concept dalam KG dapat dinyatakan sebagai token, name, dan type. Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token bersifat subjektif. Setiap persepsi selalu berhubungan dengan token. Misalnya kata “jeruk” dapat diasosiasikan secara subjektif mengenai bentuk, warna, rasa, dan sebagainya. Sebuah token dalam KG direpresentasikan dengan simbol “
“.
Type adalah concept yang berupa informasi umum dan bersifat objektif, karena merupakan suatu kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Contoh type misalnya buah, binatang, dan sebagainya. Name adalah suatu yang bersifat individual. Sebagai contoh John adalah sebuah name yaitu dari seorang laki-laki ( Berg 1993).
2.1.2 Relations Relations yang ada pada knowledge graph sampai saat ini terdiri atas 9 binary relations. Penjelasan dari relations tersebut dapat diberikan sebagai berikut:
4
1. Relasi Alikeness ( ALI ) Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token (Zhang 2002). Contoh : “buah” adalah type, karena “buah” adalah concept yang berupa informasi umum, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut : buah
ALI
Gambar 1 Contoh penggunaan relasi ALI.
2. Relasi Causality (CAU) Relasi CAU antara dua token dilambangkan dengan anak panah berlabel CAU. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat. Untuk struktur yang kompleks relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan pelaku, alasan, maksud, alat, dan hasil. Relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua concept yang terdiri atas kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek (Zhang 2002). Contoh : Andi tidur. Kalimat tersebut dapat dinyatakan dengan word graph berikut : orang
CAU
ALI
ALI
tidur
EQU Andi
Gambar 2 Contoh penggunaan relasi CAU.
3. Relasi Equality (EQU ) Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token (Berg 1993). Contoh : “medan” adalah name dari “jeruk”. Selain itu, relasi EQU dipergunakan
untuk
menjelaskan
concept
yang
sederajat
atau
sama,
mengekspresikan dua hal yang identik. Logika matematika EQU diformulasikan dengan jika A EQU B maka A = B. EQU digunakan untuk menghubungkan A dan B. Berikut adalah word graph dari penggunaan relasi EQU :
5
jeruk
ALI
EQU
medan
Gambar 3 Contoh penggunaan relasi EQU yang merepresentasikan “medan” adalah name dari “jeruk”. ALI
A
EQU
ALI
B
Gambar 4 Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B.
4. Relasi Subset ( SUB ) Jika dua token menyatakan dua rangkaian secara bertautan, dan token yang satu merupakan bagian dari token yang lain, maka kedua token dihubungkan dengan relasi SUB. Untuk relasi SUB, ada dua perbedaan interpretasi, yaitu : 1) Concept a adalah bagian dari concept b. Contoh : ”ekor SUB kucing”, ini menyatakan bahwa “ekor kucing” adalah bagian dari kucing, karena molekul “ekor” merupakan bagian dari molekul “kucing”. ekor
ALI
SUB
ALI
kucing
Gambar 5 Contoh penggunaan relasi SUB yang merepresentasikan ekor merupakan bagian dari kucing. 2) Concept a adalah lebih umum dari concept b, concept b merupakan bagian yang dapat menggambarkan concept a. Contoh : “mamalia SUB kucing”, ini menyatakan bahwa kucing adalah jenis dari mamalia. Namun penggunaan relasi SUB pada Gambar 8 diganti dengan relasi FPAR (Zhang 2002). mamalia
ALI
FPAR
ALI
kucing
Gambar 6 Contoh penggunaan relasi FPAR yang merepresentasikan mamalia merupakan kelas hewan kucing.
5. Relasi Disparateness ( DIS ) Relasi DIS digunakan untuk menghubungkan antara dua token yang tidak mempunyai satu elemen yang sama satu dengan yang lainnya. Relasi ini juga
6
dapat digunakan untuk menyatakan ”berbeda” (Zhang 2002). Contoh : “padi” berbeda dengan “jeruk”, dapat dinyatakan dengan word graph berikut : ALI
padi
DIS
ALI
jeruk
Gambar 7 Contoh penggunaan relasi DIS.
6. Relasi Attribution ( PAR ) Relasi PAR digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya (Zhang 2002). Contoh : “nasi kuning”, kata kuning merupakan attribute dari “nasi” atau dengan kata lain “kuning” merupakan warna dari “nasi”, maka contoh tersebut dapat dinyatakan oleh word graph berikut : ALI
nasi
PAR
ALI
kuning
Gambar 8 Contoh penggunaan relasi PAR. Relasi PAR juga dipergunakan untuk menghubungkan satuan seperti waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain.
7. Relasi Ordering (ORD ) Relasi ORD menyatakan bahwa dua benda memiliki urutan tertentu satu sama lain, baik urutan waktu atau tempat, tetapi juga dapat digunakan untuk mengungkapkan hubungan ”<” yang dikenal dalam matematika A < B (A lebih kecil dari B) (Zhang 2002). Contoh penggunaan relasi ORD, misalnya : “dari pagi sampai malam”, dapat dinyatakan dalam word graph berikut : pagi
ALI
ORD
ALI
malam
Gambar 9 Contoh penggunaan relasi ORD.
8. Relasi Skolem ( SKO ) Dua buah token dalam KG dihubungkan dengan relasi SKO jika token yang satu informasinya bergantung pada token yang lain. Menurut Berg (1993), relasi SKO dalam KG menyatakan informasi bergantung dan mampu
7
menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun universal quantifiers. Perhatikan pernyataan
yang memuat universal quantifiers. Pada
pernyataan tersebut pemilihan y bergantung pada x. Word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut : x
ALI
SKO
ALI
y
Gambar 10 Contoh penggunaan relasi SKO.
9. Focus ( F ) F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph (Nurdiati dan Hoede 2009). Pada penelitian ini fokus dilambangkan dengan token yang diberi warna hitam “
“ . Berikut adalah contoh penggunaan F untuk kalimat “banjir merusak
padi”, word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut:
banjir
ALI
CAU
CAU
ALI
ALI ALI
padi
merusak
rusak
Gambar 11 Contoh penggunaan F. Gambar 11 di atas menunjukkan bahwa fokus dari “banjir merusak padi” terletak pada token “banjir”. 2.2 Kelas Kata Kata adalah satuan bentuk terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna (Finoza 2009). Contoh: padi, dingin, menanam. (Alwi et al. 2003) mengelompokkan dalam lima kelas kata, yaitu: 1. Kata kerja (Verba) Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, gerak, proses, keadaan, dan terjadinya sesuatu yang bukan merupakan sifat atau kualitas (Alwi et al. 2003). Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam
8
kalimat dan tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti “paling” serta tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Berdasarkan relasinya dengan objek, kata kerja dibagi menjadi : 1) Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang memerlukan objek. Contoh : menanam, membersihkan, menerima. 2) Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak memerlukan objek. Contoh : mandi, datang, menghijau, tenggelam. Berdasarkan bentuknya kata kerja terdiri atas : 1) Kata kerja dasar, yaitu kata kerja yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks. Kata kerja ini dapat mengetahui makna leksikal, artinya makna yang melekat pada kata. Contoh : bangun, duduk, makan, lari, tidur. 2) Kata kerja turunan, yaitu kata kerja yang dibentuk dari transposisi, pengafiksan, pengulangan (reduplikasi) atau pemaduan (pemajemukan). Transposisi adalah suatu proses penurunan kata yang memperlihatkan peralihan suatu kata dari kelas kata yang satu ke kelas kata yang lain tanpa mengubah bentuknya. Contoh kata kerja turunan : berjalan, membeli, bertemu, merestui, tembak-menembak, memberhentikan, menghancurleburkan.
2. Kata sifat (Adjektiva) Kata sifat adalah kata yang memberikan keterangan lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Kata sifat yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi sebagai atribut (Alwi et al. 2003). Berdasarkan segi semantiknya, kata sifat terdiri atas : 1) Deskripsi warna, contoh : hitam, putih, ungu, coklat, biru. 2) Deskripsi ukuran, contoh : luas, sempit, dalam, dingin, panas, cepat. 3) Deskripsi suasana hati, contoh : sedih, perih, bahagia, susah, senang. 4) Deskripsi kualitas, contoh : sukar, miskin, bulat, canggih, mentah. 5) Deskripsi pencerapan (berhubungan dengan apa yang dicerap pancaindera). Contoh : bersih, kabur, kasar, manis, pedas (Keraf 1991). Berdasarkan bentuknya kata sifat terdiri atas : 1) Kata sifat dasar, merupakan kata sifat yang selalu monomorfermis. Contoh : asin, besar, merah, ceria, lama, ramai.
9
2) Kata sifat turunan, merupakan kata sifat yang selalu polimorfermis. Kata sifat yang polimorfemis dibentuk dengan cara pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengan kata lain. Contoh kata sifat turunan : ilmiah, gemetar, lemah lembut, compang-camping.
3. Rumpun Kata benda (Nominal) Rumpun kata benda adalah kelompok kata yang berhubungan dengan benda. Anggota dari rumpun kata benda adalah : 1) Kata benda (nomina) adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat (Keraf 1991). Dari segi semantis kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja kata benda cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap. Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata “tidak” tetapi dengan kata “bukan”. Dari segi bentuknya kata benda terdiri atas : (1) Kata benda dasar, merupakan kata benda yang hanya terdiri dari satu morfem. Contoh : meja, malam, pisau, hukum, atas, Bogor, Senin, Ahmad. (2) Kata benda turunan, kata benda yang dibentuk dari pengafiksan, pengulangan (reduplikasi) atau pemaduan (pemajemukan). Contoh : penanam, sayuran, penyiraman, pertanian, kekosongan. 2) Kata ganti (pronomina), adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain. Contoh : saya, aku, -ku, kami, kita, mereka, ia, kamu, dia, ini, itu, yaitu, -nya, apa, siapa, begini, begitu. 3) Kata bilangan (numeralia), adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
maujud
(orang,
binatang,
atau
barang)
dan
konsep.
Contoh : lima hari, setengah abad.
4. Kata keterangan (Adverbia) Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata sifat, kata benda, kata keterangan yang lain, frasa preposisional, dan juga seluruh kalimat (Finoza 2009). Dari segi bentuknya kata keterangan dapat dibagi atas :
10
1) Kata keterangan tunggal, terdiri atas kata keterangan dasar, berafiks dan kata ulang. Contoh : kurang, kiranya, diam-diam. 2) Kata keterangan gabungan, terdiri atas dua kata keterangan yang berupa kata dasar. Contoh : hanya saja, lagi pula.
5. Rumpun Kata tugas Seluruh kata tugas tidak mempunyai arti leksikal yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata lain (Finoza 2009). Anggota kata tugas yaitu : 1) Kata depan (preposisi), yaitu kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan. Contoh : di, ke, dari, pada, sampai, dengan, lewat, sebelum, antara, tanpa. 2) Kata sambung (konjungsi), yaitu kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Contoh : dan, kalau, karena, ketika. 3) Kata seru (interjeksi), yaitu kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Contoh : aduh, wah. 4) Kata sandang (artikula), yaitu kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Contoh : sang, para, dan si. 5) Partikel penegas, yaitu partikel yang berfungsi membentuk kalimat tanya, kalimat perintah, pernyataan. Contoh : -kah, -tah, -lah, pun.
2.3 Frasa Kata Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masingmasingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu (Keraf 1991). Frasa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata dengan kata bersifat nonprediktif. Menurut hubungan unsur dalam strukturnya, frasa dapat dibedakan atas : 1. Frasa Eksosentris Sebuah frasa bersifat eksosentris bila hasil gabungan itu berlainan kelasnya dari unsur yang membentuknya (Keraf 1991). Konstruksi ini dapat dibedakan atas :
11
1) Frasa eksosentris direktif Dalam bentuk semacam ini sebuah unsur pembentuk frasa akan bertindak sebagai direktor, sedang unsur lainnya merupakan sumbu (aksis). Misalnya : mengalami penurunan, dari pemerasan kopra. 2) Frasa eksosentris konektif Dalam bentuk ini salah satu unsurnya adalah konektor yang berfungsi sebagai penghubung antarunsur pembentuk frasa yang menjadi atribut predikat dengan subjeknya (Keraf 1991). Dalam hal ini atribut predikat tidak menerangkan konektornya, tetapi menerangkan subjeknya. Misalnya : menjadi tepung, adalah keberagaman.
2. Frasa Endosentris Sebuah frasa bersifat endosentris bila gabungan dua kata atau lebih yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu sama dengan kelas kata dari salah satu (atau lebih) unsur pembentuknya (Keraf 1991). Kata yang kelas katanya sama dengan kelas kata penggabungan itu disebut inti atau pusat. Frasa endosentris dapat dibedakan atas : 1) Frasa atribut atau subordinatif Frasa atribut atau subordinatif adalah frasa yang salah satu dari unsur pembentuknya bertindak sebagai inti. Adapun unsur yang lainnya bertindak sebagai atribut dari inti. Misalnya : kebun petani, pendapatan petani. 2) Frasa koordinatif Frasa koordinatif adalah frasa yang unsur-unsur pembentuknya sama kedudukannya. Dalam tipe frasa ini, kelas dari gabungan itu sama dengan kedua atau lebih unsurnya. Misalnya : masuk keluar, manis pahit. Di samping berdasarkan hubungan unsur dalam strukturnya, frasa juga dapat dibedakan berdasarkan atas kelas kata yang menjadi inti frasa (Keraf 1991), di antaranya : 1.
Frasa Nominal Frasa Nominal atau frasa kata benda adalah kelompok kata yang
menyatakan atau menunjuk suatu benda. Inti frasa nominal adalah kata benda. Misalnya : modal bersama, mutu tepung jagung.
12
2.
Frasa Verbal Frasa verbal atau frasa kata kerja adalah kelompok kata yang menyatakan
tindakan atau perbuatan. Inti frasa verbal adalah kata kerja. Misalnya : dihadapi petani, meningkatkan biaya pengendalian.
3.
Frasa Adjektival Frasa adjektival atau frasa kata sifat adalah kelompok kata yang
menyatakan sifat atau keadaan. Inti frasa adjektival adalah kata sifat. Misalnya : tahan kekeringan, putih bening.
4.
Frasa Preposisional Frasa preposisional atau frasa kata depan adalah kelompok kata yang
terdiri dari preposisi sebagai inti diikuti oleh kata atau kelompok kata lain terutama kata benda. Fungsi frasa preposisi antara lain menunjuk arah, tempat, dan waktu. Misalnya : di lapangan, dari pangkal daun. Menurut Keraf (1991) gabungan antara kata dengan kata yang membentuk sebuah frasa menimbulkan pengertian baru, atau mendukung sebuah relasi tertentu. Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa dapat berupa: 1. Relasi posesif, yaitu relasi yang menunjukkan hubungan pemilik. Kata kedua (pembatas) adalah pemilik kata pertama. Frasa ini dapat dipisahkan dengan kata milik dan kepunyaan. Misalnya : kemampuan petani, kandungan nutrisi jagung.
2. Relasi subjektif, yaitu relasi yang pembatasnya adalah pelaku dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata oleh dan yang dilakukan oleh. Misalnya : dihadapi petani, ditampung pihak swasta.
3. Relasi objektif, yaitu relasi yang kata keduanya sebenarnya menjadi objek dari kata pertama. Frasa ini sebenarnya hasil substantivasi frasa objektif direktif. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menggunakan kata akan, kepada, dan tentang. Misalnya : menghasilkan tekstur, memenuhi kebutuhan pangan.
13
4. Relasi tujuan, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tujuan dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan kata bagi, buat, guna, dan untuk. Misalnya : makanan rakyat, untuk membeli solar.
5. Relasi keahlian, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keahlian dari kata yang dibatasi. Dapat digunakan kata dalam bidang untuk memisahkan frasa itu. Misalnya : petani kelapa, dokter ahli saraf. 6. Relasi asal, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan asal dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata dari dan yang berasal dari. Misalnya : tenaga mesin, dari pangkal daun.
7. Relasi partitif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keseluruhan dari kata yang dibatasi, atau kata yang dibatasi merupakan bagian dari pembatasnya. Parafrasa bentuk ini dapat dilakukan dengan menyisipkan kata dari. Misalnya : biji jagung.
8. Relasi material, yaitu relasi yang pembatasnya menyatakan materi yang dipakai untuk kata yang dibatasi. Dalam hal ini dapat digunakan kata dari dan dibuat dari untuk menyatakan hubungan itu secara eksplisit. Misalnya : tepung jagung, minyak kelapa.
9. Relasi
perbandingan,
yaitu
relasi
yang
pembatasnya
merupakan
perbandingan bagi kata yang dibatasi. Frasa ini dipisahkan dengan kata seperti dan bagaikan. Misalnya : berakar serabut, putih susu.
10. Relasi instrumental, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan alat bagi kata yang dibatasi. Relasi ini dapat dinyatakan dengan menggunakan kata dengan. Misalnya : tumbuh baik, dengan kehidupan masyarakat.
11. Relasi lokatif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tempat atau tempat bekerja dari kata yang dibatasi. Kata yang dapat disisipkan untuk menyatakan
14
hubungan ini secara eksplisit adalah di, pada, dan dalam. Misalnya : masyarakat Papua, di kebun petani.
3 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang akan dilaksanakan terdiri atas beberapa tahapan, di antaranya : 3.1
Studi literatur awal Studi literatur awal dilakukan untuk mengumpulkan bahan pustaka yang
relevan dan sesuai dengan topik yang dibahas, dalam hal ini adalah teori mengenai knowledge graph dan frasa kata.
3.2
Analisis frasa kata Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis pola
struktur frasa kata pada bahasa Indonesia dan menganalisis maknanya. a. Langkah pertama mengidentifikasi frasa kata berdasarkan atas kelas kata yang menjadi inti frasa yaitu frasa nominal, verbal, adjektival, dan preposisi. b. Langkah kedua menganalisis frasa kata yang telah diperoleh berdasarkan hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa tersebut. Frasa kata tersebut diperoleh dari Jurnal penelitian dan pengembangan pertanian Volume 28 Nomor 2 Tahun 2009 dan Tempo Edisi 15 – 21 Februari 2010. Setelah frasa kata tersebut dianalisis diperoleh hubungan antarunsurnya sebanyak 11 macam yang akan dibuat word graph-nya.
3.3
Pembentukan word graph frasa kata Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa kata akan
diimplementasikan ke dalam bentuk word graph.
3.4
Membuat aturan word graph frasa kata Dalam membuat aturan word graph ini, penulis mengkaji dan
menganalisis beberapa word graph yang sudah dibuat oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk dipadukan sehingga aturan word graph yang terbentuk sesuai dengan aturan word graph yang sudah ada. Word graph yang telah terbentuk akan dikelompokkan berdasarkan pada makna yang dinyatakan oleh frasa kata dan bentuk word graph-nya. Frasa kata yang memiliki bentuk word graph yang sama
16
akan dikelompokkan menjadi satu jenis frasa kata. Dari proses analisis tersebut diperoleh suatu aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia.
3.5
Menguji hasil aturan word graph frasa kata Setelah didapatkan aturan pembentukan word graph frasa kata, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap aturan tersebut. Pengujian ini diberikan kepada frasa kata lain yang tidak termaktub dalam pembahasan, pengujian dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Tahapan penelitian dalam menganalisis aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia menggunakan metode knowledge graph mengikuti alur seperti dalam flowchart berikut :
Mulai
Literatur teks berbahasa Indonesia yang baku
Analisis frasa pada bahasa Indonesia berdasarkan kelas kata yang menjadi inti frasa ada 4 macam
Analisis frasa pada bahasa Indonesia berdasarkan hubungan makna antarunsurnya ada 11 macam
Pembuatan word graph frasa kata berdasarkan hubungan makna antarunsurnya
Pengelompokan frasa kata berdasarkan kesamaan bentuk word graph
1
17
1
Pembuatan aturan pembentukan word graph frasa kata
Uji hasil aturan pembentukan word graph untuk frasa kata yang lain
Apakah hasil aturan sudah benar
Tidak
Perbaiki aturan pembentukan word graph frasa kata
Ya
Apakah hasil aturan telah berlaku umum
Tidak
Ya
Aturan pembentukan word graph frasa kata
Selesai
Gambar 12 Flowchart tahapan penelitian dalam menganalisis aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Frasa Kata Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-
masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu (Keraf 1991). Frasa kata berdasarkan atas hubungan unsur dalam strukturnya terdiri atas frasa eksosentris dan endosentris. Sedangkan frasa kata berdasarkan kelas kata yang menjadi inti frasa terdiri atas frasa nominal, verbal, adjektival, dan preposisional. Penelitian ini menganalisis frasa kata berdasarkan kelas kata yang menjadi inti frasa dan menganalisis hubungan makna antarunsurnya. Lebih jelas pembagian ini dijabarkan dan menjadi acuan dalam pembentukan word graph pada subbab berikutnya.
4.2
Pembentukan Word Graph Frasa Kata Metode KG memberikan penjelasan bahwa setiap kata berhubungan
dengan sebuah word graph sebagai pernyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu frasa juga memiliki word graph yang berbeda bergantung pada makna dari frasa kata tersebut. Pada bahasan berikutnya akan dijelaskan struktur frasa kata beserta word graph yang dibuat.
4.2.1 Frasa Nominal Frasa nominal (FN) atau frasa kata benda adalah kelompok kata yang menyatakan atau menunjuk suatu benda. Inti frasa nominal adalah kata benda (Finoza 2009). Gabungan antara kata dengan kata yang membentuk sebuah frasa menimbulkan pengertian baru, atau mendukung sebuah relasi tertentu. Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa nominal dapat berupa : 1. Relasi posesif, yaitu relasi yang menunjukkan hubungan pemilik. Kata kedua (pembatas) adalah pemilik kata pertama. Frasa ini dapat dipisahkan dengan kata milik dan kepunyaan. Pola frasa nominal (FN) adalah :
19
a. (N1 + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.1)
Jawawut memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lain, seperti dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah kurang subur, tahan kekeringan, mudah dibudidayakan, umur panen pendek, dan kegunaannya beragam (Bustaman 2009). Makna kata benda “umur” adalah lama waktu hidup atau ada. Makna kata
benda “panen” adalah pemetikan hasil sawah atau ladang. Jadi, frasa nominal “umur panen” di dalam kalimat (1.1) memunyai makna masa tumbuhan ditanam sampai dipanen. Word graph dari makna frasa nominal “umur panen” direpresentasikan sebagai berikut : umur
ALI
PAR
ALI
panen
(a)
umur ALI
PAR
ALI
panen
(b)
Gambar 13 Word graph frasa nominal “umur panen”.
Word graph dari frasa nominal ”umur panen” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “umur” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”panen” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 13a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 13b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
20 N1
ALI
PAR
ALI
N2
N1 ALI
PAR
ALI
N2
(b)
(a)
Gambar 14 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1.
b. N1 + N2 (pe-KB) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.2)
Berbagai jenis gembili ditemukan di kebun petani di Papua (Bustaman 2009). Makna kata benda “kebun” adalah sebidang tanah yang ditanami pohon.
Makna kata benda “tani” adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Kemudian ditambah prefiks pe- menjadi kata benda “petani” maknanya adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Jadi, frasa nominal “kebun petani” di dalam kalimat (1.2) memunyai makna kebun yang dimiliki oleh petani. Word graph dari makna frasa nominal “kebun petani” direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI kebun
PAR
SKO ALI tani
(a)
ALI
petani
ALI kebun
SKO ALI
ALI
petani
tani
(b)
Gambar 15 Word graph frasa nominal “kebun petani”.
Word graph dari frasa nominal ”kebun petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “kebun” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KB (Saleh 2009) “petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 15a). Jika fokus
21
pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 15b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KB) yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
SKO
PAR ALI
ALI
ALI
N1
N2 (pe-KB)
SKO
ALI N1
KB
ALI
ALI
N2 (pe-KB)
KB
(a)
(b)
Gambar 16 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KB).
c. N + V (ber-KS) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.3)
Kebutuhan dana tunai dapat diantisipasi dengan pembentukan kelompok petani kelapa untuk menghimpun modal bersama (Bustaman 2009). Makna kata benda “modal” adalah harta benda yang dapat dipergunakan
untuk menghasilkan sesuatu untuk menambah kekayaan. Makna kata sifat “sama” adalah berbarengan. Kemudian ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “bersama” maknanya adalah semua atau sekalian. Jadi, frasa nominal “modal bersama” di dalam kalimat (1.3) memunyai makna modal yang dimiliki bersama. Word graph dari makna frasa nominal “modal bersama” direpresentasikan sebagai berikut: PAR
PAR ALI modal
ALI sama
(a)
ALI
bersama
ALI modal
ALI sama
(b)
Gambar 17 Word graph frasa nominal “modal bersama”.
ALI
bersama
22
Word graph dari frasa nominal ”modal bersama” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “modal” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KS (Muslik 2009) “bersama” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 17a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 17b). Secara umum frasa nominal dengan pola N + V (ber-KS) yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
PAR ALI
ALI N
ALI
V (ber-KS)
KS
ALI N
(a)
ALI
ALI
V (ber-KS)
KS
(b)
Gambar 18 Word graph frasa nominal dengan pola N + V (ber-KS).
d. N1 (ke-KS-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.4)
Viskositas puncak adalah kriteria yang digunakan untuk mengetahui kemampuan tepung atau pati dalam mempertahankan granulanya akibat proses pemanasan (Suarni 2009). Makna kata sifat “mampu” adalah kuasa (bisa, sanggup) melakukan
sesuatu. Kemudian ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kemampuan” maknanya adalah kesanggupan, kekuatan. Makna kata benda “tepung” adalah serbuk yang lumat. Jadi, frasa nominal “kemampuan tepung” di dalam kalimat (1.4) memunyai makna kemampuan yang dimiliki tepung.
23
Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“kemampuan
tepung”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
kemampuan
ALI
ALI
ALI
mampu
PAR
SKO
PAR kemampuan
ALI
ALI
ALI
mampu
tepung
(a)
tepung
(b)
Gambar 19 Word graph frasa nominal “kemampuan tepung”.
Word graph dari frasa nominal ”kemampuan tepung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KS-an (Saleh 2009) “kemampuan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “tepung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 19a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 19b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) + N2 yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
N1(ke-KS-an)
ALI
ALI
KS
(a)
PAR
SKO
PAR ALI
N2
N1(ke-KS-an)
ALI
ALI
KS
ALI
N2
(b)
Gambar 20 Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) + N2.
e. N1 (KB-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut :
24
(1.5)
Kandungan nutrisi jagung memiliki keunggulan karena mengandung pangan fungsional seperti serat pangan, unsur Fe, dan beta-karoten (pro vitamin A) (Suarni 2009). Makna kata benda “kandung” adalah kantong, pundi-pundi. Kemudian
ditambah sufiks -an menjadi kata benda “kandungan” maknanya adalah barang yang terkandung. Makna kata benda “nutrisi” adalah makanan yang bergizi. Jadi, frasa nominal “kandungan nutrisi” di dalam kalimat (1.5) memunyai makna kandungan yang dimiliki nutrisi. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“kandungan
nutrisi”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
kandungan
ALI
ALI
kandung
PAR
SKO
PAR ALI kandungan nutrisi
(a)
ALI
ALI
kandung
ALI nutrisi
(b)
Gambar 21 Word graph frasa nominal “kandungan nutrisi”.
Word graph dari frasa nominal ”kandungan nutrisi” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KB-an (Saleh 2009) “kandungan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “nutrisi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 21a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 21b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(KB-an) + N2 yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
25
SKO
N1(KB-an)
SKO
PAR ALI
ALI
ALI
N1(KB-an)
KB
PAR ALI
ALI
ALI
KB
N2
(a)
N2
(b)
Gambar 22 Word graph frasa nominal dengan pola N1(KB-an) + N2.
f. N1 (pe-KK-an) + N2 (pe-KB) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.6)
Gembili belum dikembangkan sebagai industri rumah tangga, karena selain
produksinya
terbatas,
pengetahuan
petani
dalam
penganekaragaman produk gembili masih rendah (Bustaman 2009). Makna kata kerja “tahu” adalah mengerti, pandai. Kemudian ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pengetahuan” maknanya adalah segala sesuatu yang diketahui. Makna kata benda “tani” adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Kemudian ditambah prefiks pe- menjadi kata benda “petani” maknanya adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Jadi, frasa nominal “pengetahuan petani” di dalam kalimat (1.6) memunyai makna pengetahuan yang dimiliki oleh petani. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“pengetahuan
petani”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
PAR
SKO
PAR tani
tahu
petani
pengetahuan
(a)
tani
tahu ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
SKO
SKO
ALI
ALI
petani
pengetahuan
(b)
Gambar 23 Word graph frasa nominal “pengetahuan petani”.
Word graph dari frasa nominal ”pengetahuan petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KK-an
26
(Saleh 2009) “pengetahuan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KB (Saleh 2009) “petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 23a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 23b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) + N2 (pe-KB) yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
SKO
SKO
PAR
PAR
KK
KB
N2 (pe-KB)
N1(pe-KK-an)
KB
KK ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
SKO
SKO
ALI
ALI
N2 (pe-KB)
N1(pe-KK-an)
(a)
(b)
Gambar 24 Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) + N2 (pe-KB).
g. N1 + FN (N2 + N3)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.7)
Pengolahan biji jagung menjadi tepung telah lama dikenal masyarakat, namun diperlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung jagung yang dihasilkan (Suarni 2009). Makna kata benda “mutu” adalah ukuran baik buruk suatu benda; kadar;
kualitas. Makna frasa nominal “tepung jagung” adalah tepung yang terbuat dari jagung. Jadi, frasa nominal “mutu tepung jagung” di dalam kalimat (1.7) memunyai makna mutu yang dimiliki oleh tepung jagung. Word graph dari makna frasa nominal “mutu tepung jagung” direpresentasikan sebagai berikut :
27
PAR
PAR
mutu
ALI
ALI
ALI
ALI
tepung
tepung jagung
jagung
(a) PAR
PAR ALI
ALI mutu
tepung
ALI
ALI
tepung jagung
jagung
(b)
Gambar 25 Word graph frasa nominal “mutu tepung jagung”. Word graph dari frasa nominal ”mutu tepung jagung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “mutu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2 + N3)1 yang berelasi material “tepung jagung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 25a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 25b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + FN (N2 + N3)1 yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR
ALI N1
PAR ALI N2
ALI N3
(a)
ALI
FN (N2 + N3)1
28
PAR
PAR ALI
ALI
ALI N1
N2
ALI
FN (N2 + N3)1
N3
(b)
Gambar 26 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + FN (N2 + N3)1. h. N1 + FN (N2(pe-KB) + N3) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.8)
Kebutuhan dana tunai dapat diantisipasi dengan pembentukan kelompok petani kelapa untuk menghimpun modal bersama (Bustaman 2009). Makna kata benda “kelompok” adalah kumpulan; golongan; gugusan.
Makna frasa nominal “petani kelapa” adalah petani di bidang kelapa. Jadi, frasa nominal “kelompok petani kelapa” di dalam kalimat (1.8) memunyai makna kelompok yang dimiliki oleh petani kelapa. Word graph dari makna frasa nominal “kelompok petani kelapa” direpresentasikan sebagai berikut : PAR SKO
PAR
ALI kelapa
ALI ALI kelompok
ALI petani
tani
ALI petani kelapa
(a) PAR SKO
PAR
ALI kelapa
ALI ALI kelompok tani
ALI
petani
ALI petani kelapa
(b)
Gambar 27 Word graph frasa nominal “kelompok petani kelapa”.
29
Word graph dari frasa nominal ”kelompok petani kelapa” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “kelompok” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2 (pe-KB) + N3) yang berelasi keahlian “petani kelapa” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 27a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 27b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + FN (N2 (pe-KB) + N3) yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR SKO
PAR
ALI
ALI N 3
ALI N1
ALI
KB
N2 (pe-KB)
ALI FN (N2 (pe-KB) + N3)
(a) PAR ALI N1
SKO
PAR
ALI N 3
ALI KB
ALI
N2 (pe-KB)
ALI FN (N2 (pe-KB) + N3)
(b)
Gambar 28 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + FN (N2 (pe-KB) + N3). i. FN (N1 + V) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut :
30
(1.9)
Di satu sisi, produsen tertekan oleh kenaikan harga terigu, namun di sisi lain dihadapkan pada daya beli konsumen yang makin menurun (Suarni 2009). Makna frasa nominal “daya beli” adalah kemampuan membayar untuk
memperoleh barang yang dikehendaki atau diperlukan. Makna kata benda “konsumen” adalah pemakai barang hasil produksi; pemakai jasa; penerima pesan iklan. Jadi, frasa nominal “daya beli konsumen” di dalam kalimat (1.9) memunyai makna daya beli yang dimiliki oleh konsumen. Word graph dari makna frasa nominal “daya beli konsumen” direpresentasikan sebagai berikut : PAR
PAR daya beli
ALI ALI
ALI
ALI
beli
daya
konsumen
(a) PAR
PAR daya beli
ALI ALI
ALI daya
beli
ALI konsumen
(b)
Gambar 29 Word graph frasa nominal “daya beli konsumen”. Word graph dari frasa nominal ”daya beli kosumen” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame frasa nominal (N1 +V) yang berelasi tujuan “daya beli” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “konsumen” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 29a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 29b).
31
Secara umum frasa nominal dengan pola FN (N1 + V) + N2 yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
PAR FN (N1 + V)
ALI ALI
ALI
ALI N1
N2
V
(a) PAR
PAR FN (N1 + V)
ALI ALI
ALI
ALI N1
V
N2
(b)
Gambar 30 Word graph frasa nominal dengan pola FN (N1 + V) + N2. j. FN (N1(KB-an) + N2) + N3 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi posesif contohnya dalam kalimat berikut : (1.10) Kandungan nutrisi jagung memiliki keunggulan karena mengandung pangan fungsional seperti serat pangan, unsur Fe, dan beta-karoten (pro vitamin A) (Suarni 2009). Makna frasa nominal “kandungan nutrisi” adalah kandungan yang dimiliki nutrisi. Makna kata benda “jagung” adalah tanaman termasuk keluarga Gramineae, batangnya pejal mencapai 2 m, berdaun pita lebar, umur sekitar 3 bulan, buahnya dapat dimakan sebagai makanan pokok; buah atau biji jagung. Jadi, frasa nominal “kandungan nutrisi jagung” di dalam kalimat (1.10) memunyai makna kandungan nutrisi yang dimiliki oleh jagung. Word graph dari makna frasa nominal “kandungan nutrisi jagung” direpresentasikan sebagai berikut : SKO kandungan
ALI
PAR
PAR ALI
ALI
kandung
nutrisi
ALI kandungan nutrisi
(a)
ALI jagung
32
PAR
SKO
PAR
ALI
ALI
kandung
nutrisi
kandungan ALI
ALI jagung
ALI kandungan nutrisi
(b)
Gambar 31 Word graph frasa nominal “kandungan nutrisi jagung”. Word graph dari frasa nominal ”kandungan nutrisi jagung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame frasa nominal (N1(KB-an)+ N2) yang berelasi posesif “kandungan nutrisi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N3) “jagung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 31a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 31b). Secara umum frasa nominal dengan pola FN (N1(KB-an) + N2) + N3 yang berelasi posesif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR
SKO ALI
N1(KB-an) ALI
KB
PAR ALI N2
ALI FN (N1(KB-an)
(a)
ALI N3
33
PAR
SKO ALI
N1(KB-an) ALI
PAR ALI
KB
ALI
N2
N3
ALI FN (N1(KB-an)
(b)
Gambar 32 Word graph frasa nominal dengan pola FN (N1(KB-an) + N2) + N3. 2. Relasi objektif, yaitu relasi yang kata keduanya sebenarnya menjadi objek dari kata pertama. Frasa ini sebenarnya hasil substantivasi frasa objektif direktif. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menggunakan kata akan, kepada, dan tentang. Pola frasa nominal (FN) adalah : a. (N1 + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.11) Kecukupan beras sebagai bahan pangan pokok selalu menjadi isu politik dalam mendukung kebijakan pemerintah sejak awal kemerdekaan (Rangkuti 2009). Makna kata benda “isu” adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya. Makna kata benda “politik” adalah segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Jadi, frasa nominal “isu politik” di dalam kalimat (1.11) memunyai makna isu tentang politik. Word graph dari makna frasa nominal “isu politik” direpresentasikan sebagai berikut : isu
ALI
PAR
(a)
ALI politik
isu
ALI
PAR
ALI
(b)
Gambar 33 Word graph frasa nominal “isu politik”.
politik
34
Word graph dari frasa nominal ”isu politik” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “isu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”politik” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 33a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 33b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 14.
b. N1 (ke-KK-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.12) Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri perlu dioptimalkan kinerja sistem ekonomi pangan, yang meliputi subsistem produksi, distribusi, dan konsumsi (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “butuh” adalah perlu. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kebutuhan” maknanya adalah yang dibutuhkan, yang diperlukan. Makna kata benda “pangan” adalah makanan. Jadi, frasa nominal “kebutuhan pangan” di dalam kalimat (1.12) memunyai makna kebutuhan akan pangan. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“kebutuhan
pangan”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
kebutuhan
ALI
ALI
butuh
(a)
PAR
SKO
PAR ALI pangan
kebutuhan
ALI
ALI
butuh
(b)
Gambar 34 Word graph frasa nominal “kebutuhan pangan”.
ALI pangan
35
Word graph dari frasa nominal ”kebutuhan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KK-an (Saleh 2009) “kebutuhan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 34a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 34b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KK-an) + N2 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
N1(ke-KK-an)
ALI
ALI
KK
(a)
PAR
SKO
PAR ALI N1(ke-KK-an) N2
ALI
ALI
KK
ALI N2
(b)
Gambar 35 Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KK-an) + N2 .
c. N1 (ke-KS-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.13) Dalam mewujudkan ketahanan pangan, aspek keamanan, mutu, dan keragaman pangan merupakan kondisi yang harus terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup, merata, dan terjangkau (Rangkuti 2009). Makna kata sifat “tahan” adalah tetap keadaannya meskipun mengalami berbagai hal, kuat atau sanggup menanggung sesuatu, cukup (sampai atau hingga). Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “ketahanan” maknanya adalah perihal tahan (kuat), kekuatan (hati, fisik), daya tahan. Makna kata benda “pangan”
36
adalah makanan. Jadi, frasa nominal “ketahanan pangan” di dalam kalimat (1.13) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“ketahanan
pangan”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
ketahanan
ALI
ALI
tahan
(a)
PAR
SKO
PAR ALI ketahanan pangan
ALI
ALI
tahan
ALI pangan
(b)
Gambar 36 Word graph frasa nominal “ketahanan pangan”.
Word graph dari frasa nominal ”ketahanan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KS-an (Saleh 2009) “ketahanan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 36a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 36b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) + N2 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 20.
d. N1 (ke-KB-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.14) Dalam mewujudkan ketahanan pangan, aspek keamanan, mutu, dan keragaman pangan merupakan kondisi yang harus terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup, merata, dan terjangkau (Rangkuti 2009).
37
Makna kata benda “ragam” adalah macam, jenis. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “keragaman” maknanya adalah perihal ragam, keberagaman. Makna kata benda “pangan” adalah makanan. Jadi, frasa nominal “keragaman pangan” di dalam kalimat (1.14) memunyai makna keragaman tentang pangan. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“keragaman
pangan”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
keragaman
ALI
ALI
ALI
ragam
PAR
SKO
PAR keragaman
ALI
ALI
ALI
ragam
pangan
(a)
pangan
(b)
Gambar 37 Word graph frasa nominal “keragaman pangan”.
Word graph dari frasa nominal ”keragaman pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KB-an (Saleh 2009) “keragaman” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 37a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 37b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KB-an) + N2 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
N1(ke-KB-an)
ALI
ALI
KB
(a)
PAR
SKO
PAR ALI N2
N1(ke-KB-an)
ALI
ALI
KB
(b)
Gambar 38 Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KB-an) + N2.
ALI N2
38
e. N1 (pe-KK-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.15) Minyak kelapa dihasilkan dari pemerasan kopra atau daging kelapa (Bustaman 2009). Makna kata kerja “peras” adalah memeras. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pemerasan” maknanya adalah perihal, cara, perbuatan memeras. Makna kata benda “kopra” adalah daging kelapa yang telah dijemur dan dikeringkan untuk dibuat minyak; kelapa kering. Jadi, frasa nominal “pemerasan kopra” di dalam kalimat (1.15) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“pemerasan
kopra”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
pemerasan
ALI
ALI
peras
PAR
SKO
PAR ALI
pemerasan
kopra
(a)
ALI
ALI
peras
ALI kopra
(b)
Gambar 39 Word graph frasa nominal “pemerasan kopra”.
Word graph dari frasa nominal ”pemerasan kopra” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KK-an (Saleh 2009) “pemerasan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “kopra” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 39a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 39b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) + N2 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
39
SKO
N1(pe-KK-an)
ALI
ALI
ALI
N1(pe-KK-an)
KK
PAR
SKO
PAR
ALI
ALI
ALI
KK
N2
(a)
N2
(b)
Gambar 40 Word graph frasa nominal dengan pola N1(pe-KK-an) + N2.
f. (N1 (pe-KB-an) + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.16) Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pemrosesan tepung dengan metode basah yang menghasilkan
tekstur lebih halus dibandingkan dengan
metode kering (Suarni 2009). Makna kata benda “proses” adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu; rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pemrosesan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan memproses. Makna kata benda “tepung” adalah serbuk yang lumat. Jadi, frasa nominal “pemrosesan tepung” di dalam kalimat (1.16) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“pemrosesan
tepung”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
pemrosesan
ALI
ALI
proses
(a)
PAR
SKO
PAR ALI pemrosesan tepung
ALI
ALI
proses
ALI tepung
(b)
Gambar 41 Word graph frasa nominal “pemrosesan tepung”.
Word graph dari frasa nominal ”pemrosesan tepung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KB-an (Saleh 2009) “pemrosesan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “tepung” yang
40
dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 41a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 41b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) + N2)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
N1(pe-KB-an)
ALI
ALI
ALI
N1(pe-KB-an)
ALI
ALI
ALI
KB
N2
KB
PAR
SKO
PAR
(a)
N2
(b)
Gambar 42 Word graph frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) + N2)1.
g. N1 (KK-an) + N2 (ke-KS-an) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.17) Untuk
mewujudkannya
diperlukan
dukungan
kebijakan
untuk
mempercepat pembangunan usaha tani tanaman pangan khususnya padi (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “dukung” adalah duduk di punggung atau di pinggang orang. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “dukungan” maknanya adalah sesuatu yang didukung, bantuan, hasil mendukung. Makna kata sifat “bijak” adalah selalu menggunakan akal budinya, pandai, mahir. Ditambah afiks ke-an menjadi “kebijakan” maknanya adalah kepandaian, rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Jadi, frasa nominal “dukungan kebijakan” di dalam kalimat (1.17) memunyai makna dukungan terhadap kebijakan. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
nominal
“dukungan
kebijakan”
41
CAU
CAU
SKO PAR ALI
dukung
SKO PAR
ALI
ALI
bijak
dukung
bijak
ALI
ALI
ALI
ALI
dukungan
kebijakan
dukungan
kebijakan
(b)
(a)
Gambar 43 Word graph frasa nominal “dukungan kebijakan”.
Word graph dari frasa nominal ”dukungan kebijakan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KK-an (Saleh 2009) “dukungan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) ke-KS-an (Saleh 2009) “kebijakan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 43a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 43b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(KK-an) + N2(ke-KS-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
SKO PAR ALI
KK
ALI
ALI
ALI
N1(KK-an)
KS
KK
KS
ALI
SKO PAR
N2(ke-KS-an)
(a)
ALI
ALI N1(KK-an)
N2(ke-KS-an)
(b)
Gambar 44 Word graph frasa nominal dengan pola N1(KK-an) + N2(ke-KS-an).
h. N1 (pe-KK-an) + FN (N2 + N3)2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut :
42
(1.18) Pengolahan biji jagung menjadi tepung telah lama dikenal masyarakat, namun diperlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung jagung yang dihasilkan (Suarni 2009). Makna kata kerja “olah” adalah memasak (mengerjakan, mengusahakan) sesuatu supaya menjadi lain atau menjadi lebih sempurna; cara (melakukan sesuatu). Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pengolahan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan mengolah. Makna frasa nominal “biji jagung” adalah biji bagian dari jagung. Jadi, frasa nominal “pengolahan biji jagung” di dalam kalimat (1.18) maknanya adalah pengolahan terhadap biji jagung. Word graph dari makna frasa nominal “pengolahan biji jagung” direpresentasikan sebagai berikut : PAR
SKO ALI
SUB ALI biji
olah ALI
(a)
PAR
jagung
ALI
ALI
ALI
ALI biji jagung
pengolahan
SUB
SKO
biji
olah ALI
ALI jagung
ALI biji jagung
pengolahan
(b)
Gambar 45 Word graph frasa nominal “pengolahan biji jagung”. Word graph dari frasa nominal ”pengolahan biji jagung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KK-an (Saleh 2009) “pengolahan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2+N3)2 yang berelasi partitif “biji jagung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 45a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 45b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (pe-KK-an) + FN (N2 + N3)2 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
43
PAR
SKO ALI
SUB
N3
N2
ALI
FN (N2 + N3)2
ALI
ALI
N3
N2
KK ALI
ALI
N1 (pe-KK-an)
PAR ALI
ALI
ALI
KK
SUB
SKO
ALI
N1 (pe-KK-an)
FN (N2 + N3)2
(b) (a) Gambar 46 Word graph frasa nominal dengan pola N1 (pe-KK-an) + FN (N2 + N3)2.
i. N1 (pe-KB-an) + FN (N2 + N3)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.19) Hal ini menunjukkan konsumen sudah menerima bahan pangan berbasis jagung sehingga membuka peluang pemanfaatan tepung jagung sebagai bahan dasar dalam pembuatan kue kering (Suarni 2009). Makna kata benda “manfaat” adalah guna; faedah; laba; untung. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pemanfaatan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Makna frasa nominal “tepung jagung” adalah tepung yang terbuat dari jagung. Jadi, frasa nominal “pemanfaatan tepung jagung” di dalam kalimat (1.19) memunyai makna pemanfaatan terhadap tepung jagung. Word graph dari makna frasa nominal “pemanfaatan tepung jagung” direpresentasikan sebagai berikut : PAR
SKO
PAR
SKO
PAR
PAR
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
manfaat
tepung
jagung
manfaat
tepung
jagung
ALI
ALI tepung jagung
pemanfaatan
(a)
ALI
ALI
pemanfaatan
tepung jagung
(b)
Gambar 47 Word graph frasa nominal “pemanfaatan tepung jagung”. Word graph dari frasa nominal ”pemanfaatan tepung jagung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) peKB-an (Saleh 2009) “pemanfaatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI.
44
Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2 + N3)1 yang berelasi material “tepung jagung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 47a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 47b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (pe-KB-an) + FN (N2 + N3)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
SKO
ALI
ALI KB
N2
ALI
PAR
N3
FN (N2 + N3)1
(a)
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
N1 (pe-KB-an)
PAR
SKO
PAR
N2
KB ALI
N3 ALI
N1 (pe-KB-an)
FN (N2 + N3)1
(b)
Gambar 48 Word graph frasa nominal dengan pola N1 (pe-KB-an) + FN (N2 + N3)1.
j. N1(pe-KS-an) + FN (N2(ke-KK-an) + N3) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (1.20) Dalam mewujudkan ketahanan pangan, aspek keamanan, mutu, dan keragaman pangan merupakan kondisi yang harus terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup, merata, dan terjangkau (Rangkuti 2009). Makna kata sifat “penuh” adalah sudah berisi seluruhnya; banyak memuat; banyak sekali. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pemenuhan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan memenuhi. Makna frasa nominal “kebutuhan pangan” adalah kebutuhan akan pangan. Jadi, frasa nominal “pemenuhan kebutuhan pangan” di dalam kalimat (1.20) memunyai makna pemenuhan terhadap kebutuhan pangan.
45
Word graph dari makna frasa nominal “pemenuhan kebutuhan pangan” direpresentasikan sebagai berikut :
SKO
SKO
PAR
PAR ALI
ALI
ALI
pangan
butuh
penuh
ALI
ALI
kebutuhan
pemenuhan
ALI kebutuhan pangan
(a)
SKO
SKO
PAR
PAR ALI
ALI
ALI
butuh
penuh
pangan
ALI
ALI
kebutuhan
ALI
pemenuhan
kebutuhan pangan
(b)
Gambar 49 Word graph frasa nominal “pemenuhan kebutuhan pangan”. Word graph dari frasa nominal ”pemenuhan kebutuhan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) peKS-an (Saleh 2009) “pemenuhan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2 (ke-KK-an) + N3) yang berelasi objektif “kebutuhan pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 49a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 49b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (pe-KS-an) + FN (N2 (ke-KKan) + N3) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
46
SKO
PAR
SKO
PAR
ALI
ALI
ALI
N3
KK
KS
ALI
ALI
N2 (ke-KK-an)
N1 (pe-KS-an)
ALI FN (N2 (ke-KK-an) + N3)
(a)
SKO
PAR ALI KS
ALI N1 (pe-KS-an)
PAR
SKO
ALI
ALI KK
N3
ALI N2 (ke-KK-an) ALI FN (N2 (ke-KK-an) + N3)
Gambar 50 Word graph frasa nominal dengan pola N1 (pe-KS-an) + FN (N2 (ke-KK-an) + N3).
3. Relasi tujuan, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tujuan dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan kata bagi, buat, guna, dan untuk. Pola frasa nominal (FN) adalah : a. (N1 + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.21) Kelebihan tepung jagung sebagai bahan pangan adalah kandungan serat pangannya lebih tinggi dibandingkan dengan terigu (Suarni 2009). Makna kata benda “bahan” adalah barang yang akan dibuat menjadi suatu benda tertentu; bakal; segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Makna kata benda “pangan” adalah makanan. Jadi, frasa nominal “bahan pangan” di dalam kalimat (1.21) memunyai makna bahan untuk pangan.
47
Word graph dari makna frasa nominal “bahan pangan” direpresentasikan sebagai berikut : bahan ALI
PAR
ALI
pangan
(a)
bahan
ALI
PAR
ALI
pangan
(b)
Gambar 51 Word graph frasa nominal “bahan pangan”.
Word graph dari frasa nominal ”bahan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “bahan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 51a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 51b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 14.
b. N + V Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.22) Di satu sisi, produsen tertekan oleh kenaikan harga terigu, namun di sisi lain dihadapkan pada daya beli konsumen yang makin menurun (Suarni 2009). Makna kata benda “daya” adalah kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak, kekuatan, tenaga, muslihat, akal ikhtiar, upaya. Makna kata kerja “beli” adalah memperoleh atau memiliki sesuatu dengan membayar. Jadi, frasa nominal “daya beli” di dalam kalimat (1.22) memunyai makna kemampuan membayar untuk memperoleh barang yang dikehendaki atau diperlukan atau daya untuk membeli.
48
Word graph dari makna frasa nominal “bahan pangan” direpresentasikan sebagai berikut : daya ALI
PAR
ALI
beli
daya
ALI
PAR
ALI
beli
(b)
(a)
Gambar 52 Word graph frasa nominal “daya beli”.
Word graph dari frasa nominal ”daya beli” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “daya” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata kerja (V) ”beli” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 52a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 52b). Secara umum frasa nominal dengan pola N + V yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : N ALI
PAR
(a)
ALI
V
N
ALI
PAR
ALI
V
(b)
Gambar 53 Word graph frasa nominal dengan pola N + V.
c. N1 + N2(KK-an) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.23) Pengembangan olahan kue kering banyak menggunakan bahan makanan seperti corn flake, chocho chip, dan emping jagung (Suarni 2009). Makna kata benda “bahan” adalah barang yang akan dibuat menjadi suatu benda tertentu; bakal; segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Makna kata kerja “makan” adalah memasukkan sesuatu ke dalam mulut, kemudian mengunyah dan menelannya. Ditambah sufiks -an menjadi kata
49
benda “makanan” maknanya adalah segala sesuatu yang dapat dimakan. Jadi, frasa nominal “bahan makanan” di dalam kalimat (1.23) memunyai makna bahan untuk makanan. Word graph dari makna frasa nominal “bahan makanan” direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI bahan
PAR
CAU ALI
ALI makanan
ALI bahan
makan
CAU ALI
ALI
makanan
makan
(a)
(b)
Gambar 54 Word graph frasa nominal “bahan makanan”.
Word graph dari frasa nominal ”bahan makanan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “bahan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) KK-an (Saleh 2009) “makanan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 54a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 54b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (KK-an) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR ALI N1
PAR
CAU ALI KK
(a)
ALI
N2 (KK-an)
ALI N1
CAU ALI
ALI
KK
(b)
Gambar 55 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + N2 (KK-an).
N2 (KK-an)
50
d. N1 + N2(pe-KB) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.24) Untuk membuat kue kering diperlukan bahan pengikat dan pelembut (Suarni 2009). Makna kata benda “bahan” adalah barang yang akan dibuat menjadi suatu benda tertentu; bakal; segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Makna kata benda “ikat” adalah tali (benang, kain, dan sebagainya) untuk mengebat (menyatukan, memberkas, menggabungkan). Ditambah prefiks pe- menjadi kata benda “pengikat” maknanya adalah sesuatu yang dipakai untuk mengikat atau orang yang mengikat. Jadi, frasa nominal “bahan pengikat” di dalam kalimat (1.24) memunyai makna bahan untuk pengikat. Word graph dari makna frasa nominal “bahan pengikat” direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI bahan
PAR
SKO ALI ikat
(a)
ALI pengikat
ALI bahan
SKO ALI
ALI
pengikat
ikat
(b)
Gambar 56 Word graph frasa nominal “bahan pengikat”.
Word graph dari frasa nominal ”bahan pengikat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “bahan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KB (Saleh 2009) “pengikat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 56a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam
51
dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 56b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KB) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 16.
e. N1 + N2(pe-KB-an) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.25) Selain meningkatkan biaya pengendalian, penggunaan peptisida secara berlebihan
berdampak
kurang
baik
terhadap
lingkungan,
serta
menimbulkan residu yang berlebih pada produk sehingga mengganggu kesehatan (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “biaya” adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran. Makna kata benda “kendali” adalah kekang. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pengendalian” maknanya adalah proses, cara, perbuatan mengendalikan; pengekangan; pengawasan terhadap kemajuan tugas dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan hasil pengawasan. Jadi, frasa nominal “biaya pengendalian” di dalam kalimat (1.25) memunyai makna biaya untuk pengendalian. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“biaya
pengendalian”
direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI biaya
PAR
SKO ALI kendali
(a)
ALI pengendalian
ALI biaya
SKO ALI
ALI pengendalian
kendali
(b)
Gambar 57 Word graph frasa nominal “biaya pengendalian”.
Word graph dari frasa nominal ”biaya pengendalian” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “biaya” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang
52
sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KB-an (Saleh 2009) “pengendalian” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 57a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 57b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KB-an) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR ALI N1
PAR
SKO ALI
ALI N (pe-KB-an) 2
ALI N1
KB
(a)
SKO ALI
ALI N (pe-KB-an) 2
KB
(b)
Gambar 58 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KB-an).
f. N1 (KK-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.26) Presiden pertama RI Soekarno memberi
perhatian besar dalam
pembangunan pertanian, dan menyatakan bahwa pertanian merupakan soal hidup dan mati dari bangsa dan Negara Indonesia karena menyangkut makanan rakyat (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “makan” adalah memasukkan sesuatu ke dalam mulut, kemudian mengunyah dan menelannya. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “makanan” maknanya adalah segala sesuatu yang dapat dimakan. Makna kata benda “rakyat” adalah penduduk suatu Negara; orang kebanyakan; orang biasa. Jadi, frasa nominal “makanan rakyat” di dalam kalimat (1.26) memunyai makna makanan untuk rakyat.
53
Word graph dari makna frasa nominal “makanan rakyat” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
makanan
ALI
ALI
ALI
makan
PAR
CAU
PAR makanan
ALI
ALI
ALI
makan
rakyat
(a)
rakyat
(b)
Gambar 59 Word graph frasa nominal “makanan rakyat”.
Word graph dari frasa nominal ”makanan rakyat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KK-an (Saleh 2009) “makanan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “rakyat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 59a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 59b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (KK-an) + N2 yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
N1 (KK-an)
ALI
ALI
KK
PAR
CAU
PAR ALI
N2
(a)
N1 (KK-an)
ALI
ALI
KK
ALI
N2
(b)
Gambar 60 Word graph frasa nominal dengan pola N1 (KK-an) + N2.
g. (N1 (KS-an) + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.27) Program ini diharapkan mampu mengatasi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja (Bustaman 2009).
54
Makna kata sifat “lapang” adalah lebar; tidak sibuk; tidak repot; senggang; longgar; tidak sempit. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “lapangan” maknanya adalah tempat atau tanah yang luas; alun-alun; tempat pertandingan; bidang (pekerjaan, pengetahuan, dan sebagainya). Makna kata benda “kerja” adalah kegiatan melakukan; sesuatu yang dilakukan; sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian. Jadi, frasa nominal “lapangan kerja” di dalam kalimat (1.27) memunyai makna lapangan untuk kerja. Word graph dari makna frasa nominal “lapangan kerja” direpresentasikan sebagai berikut : PAR
lapangan
ALI
ALI
ALI
lapang
PAR
PAR
PAR lapangan
ALI
ALI
ALI
lapang
kerja
(a)
kerja
(b)
Gambar 61 Word graph frasa nominal “lapangan kerja”.
Word graph dari frasa nominal ”lapangan kerja” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KS-an (Saleh 2009) “lapangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “kerja” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 61a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 61b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 (KS-an) + N2)1 yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
N1 (KS-an)
ALI
ALI
KS
(a)
PAR
PAR
PAR ALI N2
N1 (KS-an)
ALI
ALI
KS
(b)
Gambar 62 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 (KS-an) + N2)1.
ALI N2
55
h. N1 (ke-KS-an) + N2(pe-KB) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.28) Sumber daya tersebut dapat dikembangkan sebagai kegiatan agribisnis untuk meningkatkan keberdayaan, kemandirian, dan kesejahteraan petani (Rangkuti 2009). Makna kata sifat “sejahtera” adalah aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kesejahteraan” maknanya adalah hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketentraman. Makna kata benda “tani” adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Kemudian ditambah prefiks pe- menjadi kata benda “petani” maknanya adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Jadi, frasa nominal “kesejahteraan petani” di dalam kalimat (1.28) memunyai makna kesejahteraan untuk petani. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“kesejahteraan
petani”
direpresentasikan sebagai berikut : PAR
SKO ALI
SKO
tani
ALI
petani
(a)
ALI tani
sejahtera ALI
kesejahteraan
PAR ALI
ALI
sejahtera
SKO
SKO
ALI
ALI petani
kesejahteraan
(b)
Gambar 63 Word graph frasa nominal “kesejahteraan petani”. Word graph dari frasa nominal ”kesejahteraan petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KS-an (Saleh 2009) “kesejahteraan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KB (Saleh 2009) “petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1
56
(lihat Gambar 63a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 63b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) + N2(pe-KB) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR
SKO ALI
SKO
SKO
SKO
PAR
KS
KB
KS
KB
ALI
ALI
ALI
N1(ke-KS-an)
ALI
ALI
ALI
ALI
N1(ke-KS-an)
N2 (pe-KB)
N2 (pe-KB)
(b)
(a)
Gambar 64 Word graph frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) + N2 (pe-KB).
i. N (ke-KS-an) + V (ber-KK) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (1.29) Namun saat musim paceklik atau belum memasuki masa panen gembili, penduduk melakukan kegiatan berburu dan sebagai pangan alternatifnya adalah sagu dan pisang (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata sifat “giat” adalah rajin, bergairah, dan semangat; tangkas dan kuat. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kegiatan” maknanya adalah aktivitas, pekerjaan, usaha; kekuatan dan ketangkasan dalam berusaha; kegairahan. Makna kata kerja “buru” adalah kejar. Ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “berburu” maknanya adalah mengejar atau mencari binatang dalam hutan dan sebagainya. Jadi, frasa nominal “kegiatan berburu” di dalam kalimat (1.29) memunyai makna kegiatan untuk berburu. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
nominal
“kegiatan
berburu”
57
PAR
SKO ALI
SKO
PAR
giat ALI
buru
giat
buru
kegiatan
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
ALI
berburu
kegiatan
berburu
(b)
(a)
Gambar 65 Word graph frasa nominal “kegiatan berburu”.
Word graph dari frasa nominal ”kegiatan berburu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) ke-KS-an (Saleh 2009) “kegiatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KK (Muslik 2009) “berburu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 65a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 65b). Secara umum frasa nominal dengan pola N(ke-KS-an) + V(ber-KK) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR
SKO ALI
SKO
PAR
ALI
KS
KK
ALI
ALI
N(ke-KS-an)
V(ber-KK)
(a)
ALI
ALI
KK
KS ALI
ALI V(ber-KK)
N(ke-KS-an)
(b)
Gambar 66 Word graph frasa nominal dengan pola N(ke-KS-an) + V(ber-KK).
4. Relasi keahlian, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keahlian dari kata yang dibatasi. Dapat digunakan kata dalam bidang untuk memisahkan frasa itu. Pola frasa nominal (FN) adalah :
58
a. (N1 + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi keahlian contohnya dalam kalimat berikut : (1.30) Menurut Melkote, pakar komunikasi Rogers memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan komunikasi pembangunan pertanian melalui
berbagai
penelitian
tentang
difusi
inovasi,
partisipasi,
pemberdayaan, dan perubahan sosial masyarakat (Rangkuti 2009). Makna kata benda “pakar” adalah (orang) ahli; spesialis. Makna kata benda “komunikasi” adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; perhubungan. Jadi, frasa nominal “pakar komunikasi” di dalam kalimat (1.30) memunyai makna pakar dalam bidang komunikasi. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“pakar
komunikasi”
direpresentasikan sebagai berikut : pakar ALI
PAR
(a)
ALI
komunikasi
pakar
ALI
PAR
ALI
komunikasi
(b)
Gambar 67 Word graph frasa nominal “pakar komunikasi”.
Word graph dari frasa nominal ”pakar komunikasi” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “pakar” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”komunikasi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 67a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 67b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi keahlian bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 14.
59
b. N1 (pe-KB) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi keahlian contohnya dalam kalimat berikut : (1.31) Petani kelapa masih mempunyai tenaga kerja yang tersedia dalam jumlah optimal untuk meningkatkan pendapatannya (Suarni 2009). Makna kata benda “tani” adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanammenanam. Ditambah prefiks pe- menjadi kata benda “petani” maknanya adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Makna kata benda “kelapa” adalah tumbuhan palem yang berbatang tinggi, buahnya tertutup sabut dan tempurung yang keras, di dalamnya terdapat daging yang mengandung santan dan air, merupakan tumbuhan serba guna; nyiur. Jadi, frasa nominal “petani kelapa” di dalam kalimat (1.31) memunyai makna petani dalam bidang kelapa. Word graph dari makna frasa nominal “petani kelapa” direpresentasikan sebagai berikut : SKO
petani
ALI
ALI
tani
(a)
PAR
SKO
PAR ALI petani kelapa
ALI
ALI
tani
ALI kelapa
(b)
Gambar 68 Word graph frasa nominal “petani kelapa”.
Word graph dari frasa nominal ”petani kelapa” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KB (Saleh 2009) “petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “kelapa” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 68a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 68b).
60
Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (pe-KB) + N2 yang berelasi keahlian bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
N1 (pe-KB)
ALI
ALI
ALI
KB
PAR
SKO
PAR N1 (pe-KB)
ALI
ALI
KB
N2
(a)
ALI N2
(b)
Gambar 69 Word graph frasa nominal dengan pola N1 (pe-KB) + N2.
c. N1 + FN (N2 + N3)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi keahlian contohnya dalam kalimat berikut : (1.32) Menurut dokter ahli saraf Departemen Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Silvia F. Lumempouw, parestesia terjadi karena fungsi sistem saraf yang menurun (Siswadi 2010). Makna kata benda “dokter” adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatan. Makna frasa nominal “ahli saraf” adalah ahli dalam bidang saraf. Jadi, frasa nominal “dokter ahli saraf” di dalam kalimat (1.32) memunyai makna dokter dalam bidang ahli saraf. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“dokter
ahli
direpresentasikan sebagai berikut :
PAR
ALI dokter
PAR ALI ahli
ALI
ALI
ahli saraf
saraf
(a) PAR
ALI dokter
PAR ALI ahli
ALI
ALI
ahli saraf
saraf
(b)
Gambar 70 Word graph frasa nominal “dokter ahli saraf”.
saraf”
61
Word graph dari frasa nominal ” dokter ahli saraf” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “dokter” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2 + N3)1 yang berelasi keahlian “ahli saraf” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 70a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 70b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + FN (N2 + N3)1 yang berelasi keahlian bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 26.
5. Relasi asal, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan asal dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata dari dan yang berasal dari. Pola frasa nominal (FN) adalah : a. (N1 + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.33) Atomisasi yang kurang baik akan menurunkan tenaga mesin dan pembakaran menjadi tidak sempurna (Bustaman 2009). Makna kata benda “tenaga” adalah daya yang dapat menggerakkan sesuatu; kekuatan. Makna kata benda “mesin” adalah perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam. Jadi, frasa nominal “tenaga mesin” di dalam kalimat (1.33) memunyai makna tenaga yang berasal dari mesin.
62
Word graph dari makna frasa nominal “tenaga mesin” direpresentasikan sebagai berikut : tenaga ALI
PAR
ALI
mesin
tenaga
ALI
(a)
PAR
ALI
mesin
(b)
Gambar 71 Word graph frasa nominal “tenaga mesin”.
Word graph dari frasa nominal ”tenaga mesin” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “tenaga” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”mesin” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 71a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 71b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi asal bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 14.
b. N + Adj Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.34) Kegiatan dilaksanakan dengan menghimpun kelompok petani kelapa di setiap desa, dan hasil olahannya ditampung pihak swasta yang difasilitasi pemda (Bustaman 2009). Makna kata benda “pihak” orang; golongan; orang yang termasuk dalam satu lingkungan dan kepentingan; kalangan. Makna kata sifat “swasta” adalah bukan milik pemerintah. Jadi, frasa nominal “pihak swasta” di dalam kalimat (1.34) memunyai makna pihak yang berasal dari swasta. Word graph dari makna frasa nominal “pihak swasta” direpresentasikan sebagai berikut :
63
pihak
ALI
PAR
ALI
swasta
pihak
ALI
PAR
ALI
swasta
(b)
(a)
Gambar 72 Word graph frasa nominal “pihak swasta”.
Word graph dari frasa nominal ”pihak swasta” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “pihak” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) ”swasta” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 72a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 72b). Secara umum frasa nominal dengan pola N + Adj yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut :
N
ALI
PAR
(a)
ALI
Adj
N
ALI
PAR
ALI
Adj
(b)
Gambar 73 Word graph frasa nominal dengan pola N + Adj.
c. N1 + N2(KK-an) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.35) Penggunaan biodiesel berpeluang memperbaiki kualitas lingkungan, menggerakkan perekonomian khususnya sektor pertanian, memperkuat sistem ekonomi daerah, dan peluang bagi pemerintah setempat menarik minat investor dalam negeri maupun luar negeri (Bustaman 2009). Makna kata benda “kualitas” adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf; mutu. Makna kata kerja “lingkung” adalah memberikan batas (pagar) sekeliling. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “lingkungan”
64
maknanya adalah daerah yang termasuk di dalamnya; golongan, kalangan; semua yang memengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Jadi, frasa nominal “kualitas lingkungan” di dalam kalimat (1.35) memunyai makna kualitas dari lingkungan. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“kualitas
lingkungan”
direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI kualitas
PAR
CAU ALI
ALI
lingkung
(a)
lingkungan
ALI kualitas
CAU ALI
ALI
lingkungan
lingkung
(b)
Gambar 74 Word graph frasa nominal “kualitas lingkungan”.
Word graph dari frasa nominal ”kualitas lingkungan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “kualitas” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) KK-an (Saleh 2009) “lingkungan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 74a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 74b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (KK-an) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 55.
d. N1 + N2(pe-KS-an) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.36) Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pemrosesan tepung dengan metode basah yang menghasilkan tekstur lebih halus dibandingkan dengan metode kering (Suarni 2009).
65
Makna kata benda “hasil” adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha; pendapatan; perolehan; akibat. Makna kata sifat “teliti” adalah cermat; saksama; hati-hati; ingat-ingat. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “penelitian” maknanya adalah pemeriksaan yang teliti; kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Jadi, frasa nominal “hasil penelitian” di dalam kalimat (1.36) memunyai makna hasil yang berasal dari penelitian. Word graph dari makna frasa nominal “hasil penelitian” direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI hasil
PAR
SKO ALI
ALI
penelitian
teliti
(a)
ALI hasil
SKO ALI
ALI
penelitian
teliti
(b)
Gambar 75 Word graph frasa nominal “hasil penelitian”.
Word graph dari frasa nominal ”hasil penelitian” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “hasil” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KS-an (Saleh 2009) “penelitian” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 75a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 75b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KS-an) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut :
66
PAR
SKO
PAR ALI
ALI
N1
ALI
ALI
N2 (pe-KS-an)
N1
KS
SKO ALI
ALI
N2 (pe-KS-an)
KS
(a)
(b)
Gambar 76 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KS-an).
e. N1 + N2(pe-KK-an) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.37) Kadar abu tepung hasil pengolahan dengan metode basah lebih rendah dibandingkan dengan metode kering (Suarni 2009). Makna kata benda “hasil” adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha; pendapatan; perolehan; akibat. Makna kata kerja “olah” adalah mengolah. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pengolahan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan mengolah. Jadi, frasa nominal “hasil pengolahan” di dalam kalimat (1.37) memunyai makna hasil yang berasal dari pengolahan. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“hasil
pengolahan”
direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI hasil
PAR
SKO ALI olah
(a)
ALI
pengolahan
ALI hasil
SKO ALI
ALI
pengolahan
olah
(b)
Gambar 77 Word graph frasa nominal “hasil pengolahan”.
Word graph dari frasa nominal ”hasil pengolahan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “hasil” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N2) pe-KK-an (Saleh 2009) “pengolahan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan
67
oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 77a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 77b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KK-an) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR ALI
PAR
SKO ALI
ALI
ALI
N2 (pe-KK-an)
ALI
ALI
N2 (pe-KK-an)
KK
N1
KK
N1
SKO
(a)
(b)
Gambar 78 Word graph frasa nominal dengan pola N1 + N2 (pe-KK-an).
f. (N1 (pe-KB-an) + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.38) Dengan demikian, pemanfaatan sagu sebagai sumber pangan alternatif bagi penduduk maupun untuk kebutuhan industri sangat menjanjikan (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata benda “manfaat” adalah guna; faedah; laba. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pemanfaatan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Makna kata benda “sagu” adalah pohon yang hati batangnya dapat dibuat tepung. Jadi, frasa nominal “pemanfaatan sagu” di dalam kalimat (1.38) memunyai makna pemanfaatan yang berasal dari sagu. Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“pemanfaatan
sagu”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
pemanfaatan
ALI
ALI
manfaat
(a)
PAR
SKO
PAR ALI pemanfaatan sagu
ALI
ALI
manfaat
(b)
Gambar 79 Word graph frasa nominal “pemanfaatan sagu”.
ALI sagu
68
Word graph dari frasa nominal ”pemanfaatan sagu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KB-an (Saleh 2009) “pemanfaatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “sagu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 79a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 79b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) + N2)1 yang berelasi asal bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 42.
g. N1 (ke-KS-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.39) Koperasi komoditas tunggal seperti koperasi agribisnis padi, kedelai, dan jagung berpeluang untuk bangkit mandiri berbasis pada kepentingan dan kekuatan anggota (Rangkuti 2009). Makna kata sifat “kuat” adalah banyak tenaganya; tahan; tidak mudah goyah. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “ kekuatan” maknanya adalah perihal kuat tentang tenaga; gaya; keteguhan; kekukuhan. Makna kata benda “anggota” adalah bagian tubuh; bagian dari sesuatu yang berangkai; orang (badan) yang menjadi bagian atau masuk dalam suatu golongan. Jadi, frasa nominal “kekuatan anggota” di dalam kalimat (1.39) memunyai makna kekuatan yang berasal dari anggota. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
nominal
“kekuatan
anggota”
69
SKO
kekuatan
ALI
ALI
kuat
PAR
SKO
PAR ALI kekuatan anggota
ALI
ALI
kuat
ALI anggota
(a) (b) Gambar 80 Word graph frasa nominal “kekuatan anggota”.
Word graph dari frasa nominal ”kekuatan anggota” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KS-an (Saleh 2009) “kekuatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “anggota” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 80a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 80b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KS-an) + N2 yang berelasi asal bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 20.
h. N1 (KK-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.40) Berdasarkan pengalaman, varietas tersebut adaptif terhadap kondisi lahan/tanah dan cekaman lingkungan setempat, serta agak tahan terhadap serangan hama dan penyakit sehingga hasilnya cukup tinggi (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata kerja “serang” adalah menyerang. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “serangan” maknanya adalah perbuatan menyerang (menyerbu); serbuan. Makna kata benda “hama” adalah hewan yang mengganggu produksi pertanian; benih penyakit; biang keladi kerusakan; pengrusak. Jadi, frasa nominal “serangan hama” di dalam kalimat (1.40) memunyai makna serangan yang berasal dari hama.
70
Word graph dari makna frasa nominal “serangan hama” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
serangan
ALI
ALI
serang
PAR
CAU
PAR ALI serangan hama
(a)
ALI
ALI
serang
ALI hama
(b)
Gambar 81 Word graph frasa nominal “serangan hama”.
Word graph dari frasa nominal ”serangan hama” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KK-an (Saleh 2009) “serangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “hama” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 81a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 81b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (KK-an) + N2 yang berelasi asal bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 60.
i. N1 + FN (N2 + N3)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (1.41) Sumber daya pertanian mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, kapital fisik dan teknologi, modal sosial dan kelembagaan (Rangkuti 2009). Makna kata benda “sumber” adalah tempat keluar (air atau zat cair); mata air; asal. Makna frasa nominal “daya alam” adalah daya yang berasal dari alam. Jadi, frasa nominal “sumber daya alam” di dalam kalimat (1.41) memunyai makna sumber yang berasal dari daya alam.
71
Word
graph
dari
makna
frasa
nominal
“sumber
daya
alam”
direpresentasikan sebagai berikut :
PAR
ALI sumber
PAR ALI
ALI daya
ALI
daya alam
alam
(a) PAR
ALI sumber
PAR ALI
ALI daya
ALI
daya alam
alam
(b)
Gambar 82 Word graph frasa nominal “sumber daya alam”. Word graph dari frasa nominal ”sumber daya alam” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “sumber” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N2 + N3)1 yang berelasi asal “daya alam” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 82a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 82b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 + FN (N2 + N3)1 yang berelasi asal bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 26.
6. Relasi partitif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keseluruhan dari kata yang dibatasi, atau kata yang dibatasi merupakan bagian dari kata pembatasnya. Parafrasa bentuk ini dapat dilakukan dengan menyisipkan kata dari. Pola frasa nominal (FN) adalah :
72
a. (N1 + N2)2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi partitif contohnya dalam kalimat berikut : (1.42) Pengolahan biji jagung menjadi tepung telah lama dikenal masyarakat, namun diperlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung jagung yang dihasilkan (Suarni 2009). Makna kata benda “biji” adalah isi buah (yang apabila ditanam dapat tumbuh); butir buah yang kecil-kecil. Makna kata benda “jagung” adalah tanaman yang termasuk golongan Gramineae. Jadi, frasa nominal “biji jagung” di dalam kalimat (1.42) memunyai makna biji dari jagung. Word graph dari makna frasa nominal “biji jagung” direpresentasikan sebagai berikut : biji
ALI
SUB
ALI
jagung
biji
ALI
(a)
SUB
ALI
jagung
(b)
Gambar 83 Word graph frasa nominal “biji jagung”.
Word graph dari frasa nominal ”biji jagung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “biji” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”jagung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 bagian dari concept2 (lihat Gambar 83a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 bagian dari concept2 (lihat Gambar 83b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)2 yang berelasi partitif bentuk word graph-nya sebagai berikut : N1
ALI
SUB
(a)
ALI
N2
N1
ALI
SUB
ALI
(b)
Gambar 84 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 + N2)2.
N2
73
7. Relasi material, yaitu relasi yang pembatasnya menyatakan materi yang dipakai untuk kata yang dibatasi. Dalam hal ini dapat digunakan kata dari dan dibuat dari untuk menyatakan hubungan itu secara eksplisit. Pola frasa nominal (FN) adalah : a. (N1 + N2)1 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi material contohnya dalam kalimat berikut : (1.43) Bahan dasar biodiesel adalah minyak kelapa, kelapa sawit, dan minyak jarak (Bustaman 2009). Makna kata benda “minyak” adalah zat cair berlemak, biasanya kental, tidak larut dalam air. Makna kata benda “kelapa” adalah tumbuhan palem yang berbatang tinggi, buahnya tertutup sabut dan tempurung yang keras, di dalamnya terdapat daging yang mengandung santan dan air, merupakan tumbuhan serba guna; nyiur. Jadi, frasa nominal “minyak kelapa” di dalam kalimat (1.43) memunyai makna minyak yang terbuat dari kelapa. Word graph dari makna frasa nominal “minyak kelapa” direpresentasikan sebagai berikut : minyak ALI
PAR
(a)
ALI
kelapa
minyak
ALI
PAR
ALI
kelapa
(b)
Gambar 85 Word graph frasa nominal “minyak kelapa”.
Word graph dari frasa nominal ”minyak kelapa” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “minyak” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”kelapa” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 85a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 85b).
74
Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi material bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 14.
b. N1(KK-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi material contohnya dalam kalimat berikut : (1.44) Penambahan bahan berserat tinggi pada adonan terigu menghasilkan kue kering berserat tinggi (Suarni 2009). Makna kata kerja “adon” adalah campur; aduk. Ditambah sufiks –an menjadi kata benda “adonan” maknanya adalah adukan. Makna kata benda “terigu” adalah tepung gandum. Jadi, frasa nominal “adonan terigu” di dalam kalimat (1.44) memunyai makna adonan yang terbuat dari terigu. Word graph dari makna frasa nominal “adonan terigu” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
adonan
ALI
ALI
adon
(a)
PAR
CAU
PAR ALI adonan terigu
ALI
ALI
adon
ALI terigu
(b)
Gambar 86 Word graph frasa nominal “adonan terigu”.
Word graph dari frasa nominal ”adonan terigu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KK-an (Saleh 2009) “adonan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “terigu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 86a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 86b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (KK-an) + N2 yang berelasi material bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 60.
75
8. Relasi
perbandingan,
yaitu
relasi
yang
pembatasnya
merupakan
perbandingan bagi kata yang dibatasi. Frasa ini dipisahkan dengan kata seperti dan bagaikan. Pola frasa nominal (FN) adalah : a. N + V (ber-KB) Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi perbandingam contohnya dalam kalimat berikut : (1.45) Umbi bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya, membesar dan akhirnya membentuk umbi berlapis (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “umbi” adalah akar yang menjadi besar dan berisi; pangkal batang yang menjadi besar dan berisi yang dapat dimakan; pangkal batang pohon berdaun tunggal; pokok akar dari batang yang lurus menghujam ke dalam tanah. Makna kata benda “lapis” adalah susun; bagian; saf; deretan; banjar. Ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “berlapis” maknanya adalah memakai lapis; tersusun dari atau mempunyai lembaran tipis; berlamina. Jadi, frasa nominal “umbi berlapis” di dalam kalimat (1.45) memunyai makna umbi seperti berlapis. Word graph dari makna frasa nominal “umbi berlapis” direpresentasikan sebagai berikut: PAR ALI umbi
PAR
PAR
ALI
ALI lapis
(a)
ALI
berlapis
umbi
PAR ALI lapis
ALI
berlapis
(b)
Gambar 87 Word graph frasa nominal “umbi berlapis”.
Word graph dari frasa nominal ”umbi berlapis” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “umbi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KB ( Muslik 2009) “berlapis” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1
76
maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 87a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 87b). Secara umum frasa nominal dengan pola N + V (ber-KB) yang berelasi perbandingan bentuk word graph-nya sebagai berikut: PAR
PAR
PAR
ALI
ALI N
KB
ALI ALI
V (ber-KB)
N
(a)
PAR ALI ALI
KB
V (ber-KB)
(b)
Gambar 88 Word graph frasa nominal dengan pola N + V (ber-KB).
9. Relasi lokatif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tempat atau tempat bekerja dari kata yang dibatasi. Kata yang dapat disisipkan untuk menyatakan hubungan ini secara eksplisit adalah di, pada, dan dalam. Pola frasa nominal (FN) adalah : a. (N1 + N2)3 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (1.46) Komoditas tersebut telah menjadi sumber bahan makanan utama bagi masyarakat Papua (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata benda “masyarakat” adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Makna kata benda “Papua” adalah daerah di Papua. Jadi, frasa nominal “masyarakat Papua” di dalam kalimat (1.46) memunyai makna masyarakat di Papua. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
nominal
“masyarakat
Papua”
77
masyarakat ALI
PAR
EQU Papua
masyarakat
ALI
(a)
PAR
EQU Papua
(b)
Gambar 89 Word graph frasa nominal “masyarakat Papua”.
Word graph dari frasa nominal ”masyarakat Papua” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”Papua” yang dihubungkan dengan relasi EQU karena N2 merupakan sebuah name. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 89a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 89b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)3 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : N1
ALI
PAR
EQU
N2
N1
ALI
(a)
PAR
EQU
N2
(b)
Gambar 90 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 + N2)3.
b. (N1 (pe-KB-an) + N2)2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (1.47) Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia, dan merupakan pangan tradisional atau makanan pokok di beberapa daerah (Suarni 2009). Makna kata benda “ekonomi” adalah pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “perekonomian” maknanya adalah tindakan (aturan atau cara) berekonomi. Makna kata benda “Indonesia” adalah nama Negara kepulauan di Asia Tenggara yang
78
terletak di antara benua Asia dan Australia. Jadi, frasa nominal “perekonomian Indonesia” di dalam kalimat (1.47) memunyai makna perekonomian di Indonesia. Word graph dari makna frasa nominal “perekonomian Indonesia” direpresentasikan sebagai berikut : SKO
perekonomian
ALI
ALI
ekonomi
PAR
SKO
PAR EQU
perekonomian
ALI
ALI
ekonomi
Indonesia
(a)
EQU Indonesia
(b)
Gambar 91 Word graph frasa nominal “perekonomian Indonesia”.
Word graph dari frasa nominal ”perekonomian Indonesia” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) peKB-an (Saleh 2009) “perekonomian” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “Indonesia” yang dihubungkan dengan relasi EQU karena N2 merupakan sebuah name. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 91a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 91b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) + N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
N1(pe-KB-an)
ALI
ALI
KB
(a)
PAR
SKO
PAR EQU
N2
N1(pe-KB-an)
ALI
ALI
KB
EQU
N2
(b)
Gambar 92 Word graph frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) + N2)2 .
c. (N1 (KS-an) + N2)2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut :
79
(1.48) Namun, pengembangan komoditas tersebut tidak merata di dataran Papua, kecuali ubi jalar yang dapat dijumpai di berbagai wilayah, baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama pada wilayah pegunungan rendah (Bustaman 2009). Makna kata sifat “datar” adalah berpermukaan rata; tidak turun naik; tidak tinggi rendah; tidak berbukit-bukit. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “dataran” maknanya adalah tanah yang datar; lapangan; padang. Makna kata benda “Papua” adalah daerah di Papua. Jadi, frasa nominal “dataran Papua” di dalam kalimat (1.48) memunyai makna dataran di Papua. Word graph dari makna frasa nominal “dataran Papua” direpresentasikan sebagai berikut : PAR
dataran
ALI
ALI
datar
PAR
PAR
PAR EQU
Papua
(a)
dataran
ALI
ALI
datar
EQU
Papua
(b)
Gambar 93 Word graph frasa nominal “dataran Papua”.
Word graph dari frasa nominal ”dataran Papua” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KS-an (Saleh 2009) “dataran” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “Papua” yang dihubungkan dengan relasi EQU karena N2 merupakan sebuah name. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 93a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 93b). Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 (KS-an) + N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
80
PAR
N1 (KS-an)
ALI
ALI
datar
PAR
PAR
PAR EQU
N1 (KS-an)
ALI
ALI
EQU
datar
Papua
(a)
Papua
(b)
Gambar 94 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 (KS-an) + N2)2.
d. N1 (ke-KK-an) + N2 Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (1.49) Sistem budi daya gembili sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Kanum karena mempunyai nilai budaya yang tinggi, yaitu sebagai mas kawin serta pelengkap pada upacara adat (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata kerja “hidup” adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya; bertempat tinggal. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kehidupan” maknanya adalah cara (keadaan, hal) hidup. Jadi, frasa nominal “kehidupan masyarakat” di dalam kalimat (1.49) memunyai makna kehidupan di masyarakat. Word graph dari makna frasa nominal “kehidupan masyarakat” direpresentasikan sebagai berikut : SKO
kehidupan
ALI
ALI
hidup
(a)
PAR
SKO
PAR ALI masyarakat
kehidupan
ALI
ALI
hidup
ALI masyarakat
(b)
Gambar 95 Word graph frasa nominal “kehidupan masyarakat”.
Word graph dari frasa nominal ”kehidupan masyarakat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KK-an (Saleh 2009) “kehidupan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus
81
pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 95a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 95b). Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KK-an) + N2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 35.
4.2.2 Frasa Verbal Frasa verbal (FV) atau frasa kata kerja adalah kelompok kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan. Inti frasa verbal adalah kata kerja (Finoza 2009). Kata kerja yang menjadi inti didampingi oleh kata lain yang disebut pewatas (modifier). Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa verbal dapat berupa : 1. Relasi subjektif, yaitu relasi yang pembatasnya adalah pelaku dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata oleh dan yang dilakukan oleh. Pola frasa verbal (FV) adalah : a. V (di-KK) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi subjektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.1)
Pengolahan biji jagung menjadi tepung telah lama dikenal masyarakat, namun diperlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung jagung yang dihasilkan (Suarni 2009). Makna kata kerja “kenal” adalah tahu dan teringat kembali. Ditambah
prefiks di- menjadi “dikenal” yaitu kata kerja pasif yang maknanya adalah sesuatu yang diketahui. Makna kata benda “masyarakat” adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Jadi, frasa verbal “dikenal masyarakat” di dalam kalimat (2.1) memunyai makna sesuatu yang dihadapi oleh masyarakat. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
verbal
“dikenal
masyarakat”
82
CAU
CAU
ALI
masyarakat
ALI dikenal masyarakat
ALI kenal
(a) CAU
dikenal masyarakat
CAU
ALI
masyarakat
ALI
ALI
kenal
(b) Gambar 96 Word graph frasa verbal “dikenal masyarakat”.
Word graph dari frasa verbal ”dikenal masyarakat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) di-KK (Muslik 2009) “dikenal” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 96a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 96b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(di-KK) + N yang berelasi subjektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
V(di-KK) + N
ALI
CAU ALI KK
(a)
ALI
N
83
CAU ALI
V(di-KK) + N
CAU
ALI
N
ALI KK
(b) Gambar 97 Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KK) + N.
b. V (di-KB-i) + N(pe-KB) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi subjektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.2)
Salah satu masalah yang dihadapi petani di pedesaan adalah rendahnya akses
dan
kemampuan
mengembangkan
usaha
dalam tani
padi
memperoleh dalam
informasi
upaya
untuk
meningkatkan
produktivitas, kualitas produk, daya saing, dan nilai tambah (Rangkuti 2009). Makna kata benda “hadap” adalah arah ke (terutama tentang sesuatu yang tidak bergerak). Ditambah afiks di-i menjadi “dihadapi” yaitu kata kerja pasif yang maknanya adalah sesuatu yang dialami. Makna kata benda “tani” adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Kemudian ditambah prefiks pemenjadi kata benda “petani” maknanya adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Jadi, frasa verbal “dihadapi petani” didalam kalimat (2.2) memunyai makna sesuatu yang dihadapi oleh petani. Word graph dari makna frasa verbal “dihadapi petani” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
SKO
ALI
ALI
CAU
tani
hadap
dihadapi petani
petani
(a)
SKO
ALI
ALI
hadap ALI
ALI
CAU
tani ALI
ALI dihadapi petani
petani
(b)
Gambar 98 Word graph frasa verbal “dihadapi petani”.
84
Word graph dari frasa verbal ”dihadapi petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) di-KB-i (Muslik 2009) “dihadapi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KB (Saleh 2009) “petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2 merupakan objek dari
concept1
(lihat Gambar 98a). Jika fokus
pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 98b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(di-KB-i) + N(pe-KB) yang berelasi subjektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU ALI
CAU
SKO
ALI
ALI KB
KB
V(di-KB-i) + N(pe-KB)
ALI KB
KB ALI
ALI
SKO
CAU
N(pe-KB)
(a)
ALI
ALI V(di-KB-i) + N(pe-KB)
N(pe-KB)
(b)
Gambar 99 Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KB-i) + N(pe-KB).
c. V (di-KK) + FN (N + Adj) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi subjektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.3)
Kegiatan dilaksanakan dengan menghimpun kelompok petani kelapa di setiap desa, dan hasil olahannya ditampung pihak swasta yang difasilitasi pemda (Bustaman 2009). Makna kata kerja “tampung” adalah menampung. Ditambah prefiks di-
menjadi “ditampung” yaitu kata kerja pasif yang maknanya adalah menadah sesuatu dari atas; menerima dan mengumpulkan. Makna frasa nominal “pihak swasta” adalah pihak yang berasal dari swasta. Jadi, frasa verbal “ditampung
85
pihak swasta” di dalam kalimat (2.3) memunyai makna sesuatu yang ditampung oleh pihak swasta. Word graph dari makna frasa verbal “ditampung pihak swasta” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
PAR
CAU ALI
ALI
swasta
ditampung pihak swasta
ALI
tampung
ALI
ALI
PAR
CAU
ALI
ALI pihak
tampung
CAU
pihak
ALI swasta ALI
ALI ditampung pihak swasta
pihak swasta
(a)
pihak swasta
(b)
Gambar 100 Word graph frasa verbal “ditampung pihak swasta”.
Word graph dari frasa verbal ”ditampung pihak swasta” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) di-KK (Muslik 2009) “ditampung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N + Adj) yang berelasi asal “pihak swasta” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2 merupakan objek dari
concept1
(lihat Gambar 100a). Jika fokus
pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 100b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(di-KK) + FN(N+Adj) yang berelasi subjektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
PAR
CAU ALI
ALI N
KK
CAU
V(di-KK) + FN(N+Adj)
(a)
ALI
KK ALI
ALI
ALI
ALI Adj
PAR
CAU
FN(N+Adj)
N
ALI Adj ALI
ALI V(di-KK) + FN(N+Adj)
FN(N+Adj)
(b)
Gambar 101 Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KK) + FN(N+Adj).
86
2. Relasi objektif, yaitu relasi yang kata keduanya sebenarnya menjadi objek dari kata pertama. Frasa ini sebenarnya hasil substantivasi frasa objektif direktif. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menggunakan kata akan, kepada, dan tentang. Pola frasa verbal (FV) adalah : a. V (meng-KK) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.4)
Dengan demikian, pengembangan biodiesel akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di pulau terpencil, selain menghemat pengeluaran untuk membeli solar bagi usaha perikanan, pertanian, dan transportasi (Bustaman 2009). Makna kata kerja “beli” adalah memperoleh atau memiliki sesuatu dengan
membayar. Ditambah prefiks meng- menjadi “membeli” yaitu kata kerja aktif yang maknanya adalah memperoleh sesuatu melalui (penukaran) pembayaran dengan uang. Makna kata benda “solar” adalah bahan bakar minyak untuk mesin diesel, lebih kental daripada minyak tanah. Jadi, frasa verbal “membeli solar” di dalam kalimat (2.4) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “membeli solar” direpresentasikan sebagai berikut : CAU membeli
ALI
CAU
CAU ALI beli
(a)
ALI solar
CAU ALI
membeli ALI
beli
ALI solar
(b)
Gambar 102 Word graph frasa verbal “membeli solar”.
Word graph dari frasa verbal ”membeli solar” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK (Muslik 2009) “membeli” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “solar” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1
87
maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 102a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 102b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + N yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(meng-KK)
CAU
CAU ALI
ALI
ALI
V(meng-KK)
ALI
ALI
(a)
ALI N
KK
N
KK
CAU
(b)
Gambar 103 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + N.
b. V (ber-KK) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.5)
Perkembangan
tersebut
selanjutnya
memengaruhi
orang
dalam
berkomunikasi, bertukar informasi maupun beraktivitas ekonomi sebagai bagian dari perubahan peradaban dunia (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “tukar” adalah bertukar, berganti. Ditambah prefiks bermenjadi kata kerja “bertukar” maknanya adalah beroleh sesuatu dengan memberikan sesuatu, bergantian memberi sesuatu diganti dengan sesuatu kepada seseorang lain yang memberikan sesuatu sebagai gantinya. Makna kata benda “informasi” adalah pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Jadi, frasa verbal “bertukar informasi” di dalam kalimat (2.5) memunyai makna bertukar tentang informasi. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
verbal
“bertukar
informasi”
88
CAU ALI
bertukar
CAU
ALI tukar
ALI
bertukar
ALI
ALI
informasi
tukar
(a)
ALI informasi
(b)
Gambar 104 Word graph frasa verbal “bertukar informasi”.
Word graph dari frasa verbal ”bertukar informasi” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KK (Muslik 2009) “bertukar” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “informasi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan pelengkap dari concept1 (lihat Gambar 104a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan pelengkap dari concept1 (lihat Gambar 104b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(ber-KK) + N yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU V(ber-KK)
ALI
ALI KK
ALI N
V(ber-KK)
(a)
ALI
ALI KK
ALI N
(b)
Gambar 105 Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KK) + N.
c. V (ber-KB) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.6)
Bawang merah merupakan komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi di Kabupaten Cirebon (Suarni 2009). Makna kata benda “nilai” adalah harga dalam arti taksiran harga.
Ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “bernilai” maknanya adalah memunyai
89
nilai, bermutu, berharga. Makna kata benda “ekonomi” adalah pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga. Jadi, frasa verbal “bernilai ekonomi” di dalam kalimat (2.6) memunyai makna memiliki nilai tentang ekonomi. Word graph dari makna frasa verbal “bernilai ekonomi” direpresentasikan sebagai berikut : PAR
PAR
CAU ALI
bernilai ALI
nilai
ALI
ALI
ALI ekonomi
CAU
bernilai ALI
ekonomi
nilai
(a) (b) Gambar 106 Word graph frasa verbal “bernilai ekonomi”.
Word graph dari frasa verbal ”bernilai ekonomi” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KB (Muslik 2009) “bernilai” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “ekonomi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan pelengkap dari concept1 (lihat Gambar 106a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan pelengkap dari concept1 (lihat Gambar 106b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(ber-KB) + N yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
PAR
CAU ALI
V(ber-KB) ALI
KB
ALI
ALI
ALI N
CAU
V(ber-KB) ALI
KB
(a) (b) Gambar 107 Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KB) + N.
N
90
d. V (meng-KB) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.7)
Umbi bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya, membesar dan akhirnya membentuk umbi berlapis (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “bentuk” adalah rupa, wujud yang ditampilkan
(tampak). Ditambah prefiks meng- menjadi kata kerja “membentuk” maknanya adalah menjadikan (membuat) sesuatu dengan bentuk sesuatu. Makna kata benda “batang” adalah bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, tempat tumbuhnya cabang dan ranting, tangkai. Jadi, frasa verbal “membentuk batang” di dalam kalimat (2.7) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
verbal
“membentuk
batang”
direpresentasikan sebagai berikut : CAU membentuk
ALI
ALI
CAU
CAU
bentuk
ALI
membentuk
batang
(a)
ALI
CAU ALI
bentuk
ALI batang
(b)
Gambar 108 Word graph frasa verbal “membentuk batang”.
Word graph dari frasa verbal ”membentuk batang” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KB (Muslik 2009) “membentuk” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “batang” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 108a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 108b).
91
Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB) + N yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(meng-KB)
CAU
CAU ALI
ALI
ALI
V(meng-KB)
ALI
ALI
ALI
N
KB
N
KB
CAU
(a)
(b)
Gambar 109 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB) + N.
e. V (meng-KK-kan) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.8)
Karena itu, teknologi komunikasi menjadi suatu kebutuhan dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi petani (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “sampai” adalah mencapai, datang, tiba. Ditambah afiks
meng-kan menjadi kata kerja “menyampaikan” maknanya adalah memberikan, mengirimkan, pemberitahuan,
mengantarkan. kabar
atau
Makna berita
kata
tentang
benda sesuatu.
“informasi”
adalah
Jadi,
verbal
frasa
“menyampaikan informasi” di dalam kalimat (2.8) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menyampaikan informasi” direpresentasikan sebagai berikut : CAU menyampaikan ALI
CAU
CAU ALI
sampai
(a)
ALI informasi
menyampaikan
ALI
CAU ALI
sampai
ALI informasi
(b)
Gambar 110 Word graph frasa verbal “menyampaikan informasi”.
Word graph dari frasa verbal ”menyampaikan informasi” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK-kan (Muslik 2009) “menyampaikan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “informasi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan
92
oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 110a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 110b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) + N yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(meng-KK-kan)
CAU
CAU ALI
ALI
ALI
KK
V(meng-KK-kan)
ALI
CAU
KK
N
(a)
ALI
ALI
N
(b)
Gambar 111 Word graph frasa verbal dengan pola V(mng-KK-kan) + N.
f. V (meng-KB-kan) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.9)
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pemrosesan tepung dengan metode basah yang menghasilkan
tekstur lebih halus dibandingkan dengan
metode kering (Suarni 2009). Makna kata benda “hasil” adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha, pendapatan, perolehan, berhasil. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja “menghasilkan” maknanya adalah mengeluarkan, mendatangkan, mengadakan hasil; membuat, mengadakan sesuatu. Makna kata benda “tekstur” adalah ukuran dan susunan (jaringan) bagian suatu benda, jalinan atau penyatuan bagian-bagian sesuatu sehingga membentuk suatu benda. Jadi, frasa verbal “menghasilkan tekstur” di dalam kalimat (2.9) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
direpresentasikan sebagai berikut :
frasa
verbal
“menghasilkan
tekstur”
93
CAU
ALI
menghasilkan ALI
CAU
CAU
hasil
ALI
menghasilkan
CAU ALI
ALI
ALI
hasil
tekstur
(a)
tekstur
(b)
Gambar 112 Word graph frasa verbal “menghasilkan tekstur”.
Word graph dari frasa verbal ”menghasilkan tekstur” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KB-kan (Muslik 2009) “menghasilkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “tekstur” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 112a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 112b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + N yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(meng-KB-kan)
ALI
CAU
CAU ALI KB
ALI N
(a)
V(meng-KB-kan)
ALI
CAU ALI
ALI KB
N
(b)
Gambar 113 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + N.
g. V (meng-KK-i) + N(pe-KK-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.10) Kadar serat mengalami penurunan dari biji utuh menjadi tepung (Suarni 2009). Makna kata kerja “alam” adalah merasai suatu peristiwa. Ditambah afiks meng-i menjadi kata kerja “mengalami” maknanya adalah merasai (menjalani,
94
menanggung) suatu peristiwa. Makna kata kerja “turun” adalah bergerak ke arah bawah. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “penurunan” maknanya adalah proses, cara, perbuatan menurun, menuruni, atau menurunkan, penyusutan, pengurangan. Jadi, frasa verbal “mengalami penurunan” di dalam kalimat (2.10) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
verbal
“mengalami
penurunan”
direpresentasikan sebagai berikut : CAU mengalami
CAU
ALI
ALI alam
SKO ALI turun ALI penurunan
(a) CAU
CAU
mengalami ALI
ALI alam
SKO ALI turun ALI penurunan
(b) Gambar 114 Word graph frasa verbal “mengalami penurunan”.
Word graph dari frasa verbal ”mengalami penurunan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK-i (Muslik 2009) “mengalami” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KK-an (Saleh 2009) “penurunan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 114a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 114b).
95
Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK-i) + N (pe-KK-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU ALI
V(meng-KK-i) ALI
SKO ALI KK
KK
ALI N (pe-KK-an)
(a) CAU
V(meng-KK-i) ALI
CAU ALI KK
SKO ALI KK ALI N (pe-KK-an)
(b) Gambar 115 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-i) + N (pe-KK-an).
h. V (meng-KK) + N(pe-KB-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.11) Untuk memulai usaha biodiesel, petani kelapa memerlukan dana tunai untuk membeli peralatan dan mesin serta modal kerja (Bustaman 2009). Makna kata kerja “beli” adalah memperoleh atau memiliki sesuatu dengan membayar. Ditambah prefiks meng- menjadi “membeli” yaitu kata kerja aktif yang maknanya adalah memperoleh sesuatu melalui (penukaran) pembayaran dengan uang. Makna kata benda “alat” adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “peralatan” maknanya adalah berbagai alat perkakas; perbekalan; kelengkapan. Jadi, frasa verbal “membeli peralatan” di dalam kalimat (2.11) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “membeli peralatan” direpresentasikan sebagai berikut :
96
CAU
CAU ALI
membeli ALI
SKO ALI alat
beli
ALI peralatan
(a) CAU membeli ALI
CAU ALI
SKO ALI alat
beli
ALI peralatan
(b) Gambar 116 Word graph frasa verbal “membeli peralatan”.
Word graph dari frasa verbal ”membeli peralatan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK (Muslik 2009) “membeli” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KB-an (Saleh 2009) “peralatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 116a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 116b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK)+ N (pe-KB-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(meng-KK) ALI
CAU ALI KK
SKO ALI KB ALI N (pe-KB-an)
(a)
97
CAU
CAU
V(meng-KK) ALI
SKO ALI
ALI
KB
KK
ALI N (pe-KB-an)
(b) Gambar 117 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + N (pe-KB-an).
i. V (meng-KK-kan) + N(pe-KB-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.12) Negara-negara yang berhasil dalam pembangunan ternyata memberikan perhatian yang besar terhadap pembangunan di bidang sosial (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “beri” adalah serahkan atau bagi sesuatu kepada orang lain. Ditambah afiks meng-kan menjadi “memberikan” yaitu kata kerja aktif yang maknanya adalah menyerahkan, membagikan, menyampaikan sesuatu. Makna kata benda “hati” adalah organ badan yang berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan; sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin; sifat, batin manusia. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “perhatian” maknanya adalah ihwal memperhatikan; apa yang diperhatikan; minat. Jadi, frasa verbal “memberikan perhatian” di dalam kalimat (2.12) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
verbal
direpresentasikan sebagai berikut : CAU memberikan ALI
CAU ALI beri
SKO ALI hati ALI perhatian
(a)
“memberikan
perhatian”
98
CAU
CAU
memberikan ALI
ALI
SKO ALI hati
beri
ALI perhatian
(b) Gambar 118 Word graph frasa verbal “memberikan perhatian”.
Word graph dari frasa verbal ”memberikan perhatian” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK-kan (Muslik 2009) “memberikan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KB-an (Saleh 2009) “perhatian” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 118a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 118b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan)+ N (pe-KB-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
SKO
CAU
V(meng-KK-kan) ALI
ALI
ALI KB
KK
ALI N (pe-KB-an)
(a) CAU
CAU
V(meng-KK-kan) ALI
ALI KK
SKO ALI KB ALI N (pe-KB-an)
(b) Gambar 119 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) + N (pe-KB-an).
99
j. V (meng-KK) + N(ke-KK-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.13) Akses petani terhadap sumber informasi perlu ditingkatkan sehingga petani dapat mengambil keputusan secara tepat (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “ambil” adalah pegang lalu dibawa, diangkat. Ditambah prefiks meng- menjadi “mengambil” yaitu kata kerja aktif yang maknanya adalah memegang sesuatu lalu dibawa; memungut; mengurangi; memiliki; merebut. Makna kata kerja “putus” adalah tidak berhubungan lagi, habis, selesai, ada ketentuan (ketentuan, ketetapan, penyelesaian); mendapat kepastian. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “keputusan” maknanya adalah perihal yang berkaitan dengan putusan; ketetapan. Jadi, frasa verbal “mengambil keputusan” di dalam kalimat (2.13) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
verbal
“mengambil
keputusan”
direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
mengambil ALI
ALI ambil
SKO ALI putus ALI keputusan
(a) CAU mengambil ALI
CAU ALI ambil
(b)
SKO ALI putus ALI keputusan
Gambar 120 Word graph frasa verbal “mengambil keputusan”.
Word graph dari frasa verbal ”mengambil keputusan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK (Muslik 2009) “mengambil” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) ke-KK-an (Saleh 2009) “keputusan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat
100
berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 120a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 120b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK)+ N (ke-KK-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU
V(meng-KK) ALI
ALI
SKO ALI KK
KK
N (ke-KK-an)
(a) CAU
CAU
V(meng-KK) ALI
ALI KK
(b)
SKO ALI KK
N (ke-KK-an)
Gambar 121 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + N (ke-KK-an).
k. V (meng-KB-i) + N(ke-KS-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.14) Program ini diharapkan mampu mengatasi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja (Bustaman 2009). Makna kata benda “atas” adalah bagian (tempat) yang lebih tinggi; sehubungan dengan, terhadap, tentang, dari, dengan, menjadi, karena, disebabkan oleh. Ditambah afiks meng-i menjadi kata kerja “mengatasi” maknanya adalah menguasai (keadaan), menanggulangi, mengalahkan, melebihi dalam hal. Makna kata sifat “miskin” adalah tidak berharta, serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kemiskinan” maknanya
101
adalah hal miskin, keadaan miskin. Jadi, frasa verbal “mengatasi kemiskinan” di dalam kalimat (2.14) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
verbal
“mengatasi
kemiskinan”
direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
mengatasi ALI
ALI
SKO ALI miskin
atas
ALI kemiskinan
(a) CAU
CAU
mengatasi ALI
ALI atas
SKO ALI miskin ALI kemiskinan
(b) Gambar 122 Word graph frasa verbal “mengatasi kemiskinan”.
Word graph dari frasa verbal ”mengatasi kemiskinan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KB-i (Muslik 2009) “mengatasi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) ke-KS-an (Saleh 2009) “kemiskinan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 122a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 122b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-i)+ N (ke-KS-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
102
CAU V(meng-KB-i)
CAU
ALI
ALI
SKO ALI KS
KB
ALI N (ke-KS-an)
(a) CAU
CAU
V(meng-KB-i) ALI
ALI KB
SKO ALI KS ALI N (ke-KS-an)
(b) Gambar 123 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-i) + N (ke-KS-an).
l. V (meng-KK) + N(ke-KS-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.15) Selain meningkatkan biaya pengendalian, penggunaan peptisida secara berlebihan
berdampak
kurang
baik
terhadap
lingkungan,
serta
menimbulkan residu yang berlebih pada produk sehingga mengganggu kesehatan (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata kerja “ganggu” adalah goda, usik. Ditambah prefiks mengmenjadi kata kerja “mengganggu” maknanya adalah menggoda, mengusik, merintangi, menyebabkan tidak berjalan sebagaimana mestinya, merisaukan, mendatangkan kekacauan, merusak suasana. Makna kata sifat “sehat” adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kesehatan” maknanya adalah keadaan sehat, kebaikan keadaan. Jadi, frasa verbal “mengganggu kesehatan” di dalam kalimat (2.15) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “mengganggu kesehatan” direpresentasikan sebagai berikut :
103
CAU mengganggu ALI
CAU ALI
ganggu
SKO ALI sehat ALI kesehatan
(a) CAU mengganggu ALI
CAU ALI
ganggu
SKO ALI sehat
kesehatan
(b) Gambar 124 Word graph frasa verbal “mengganggu kesehatan”.
Word graph dari frasa verbal ”mengganggu kesehatan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK (Muslik 2009) “mengganggu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) ke-KS-an (Saleh 2009) “kesehatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 124a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 124b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK)+ N (ke-KS-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(meng-KK)
ALI
SKO
CAU ALI KK
ALI KS ALI N (ke-KS-an)
(a)
104
CAU
CAU
V(meng-KK) ALI
SKO ALI
ALI KK
(b)
KS ALI N (ke-KS-an)
Gambar 125 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + N (ke-KS-an).
m. V (meng-KK) + FN (N1 + N2)1 Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.16) Kecukupan beras sebagai bahan pangan pokok selalu menjadi isu politik dalam mendukung kebijakan pemerintah sejak awal kemerdekaan (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “jadi” adalah langsung berlaku; tidak batal; betul-betul terjadi; menjadi kenyataan (berhasil); selesai dibuat; setuju; menjadi. Ditambah prefiks meng- menjadi kata kerja “menjadi” maknanya adalah (diangkat, dipilih) sebagai; dibuat untuk; berubah keadaan; menjabat pekerjaan sebagai. Makna frasa nominal “isu politik” adalah isu tentang politik. Jadi, frasa verbal “menjadi isu politik” di dalam kalimat (2.16) memunyai makna objektif. Word
graph
dari
makna
frasa
verbal
“menjadi
isu
direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
ALI
menjadi ALI
jadi
ALI
ALI isu politik
CAU
CAU
ALI jadi
(b)
ALI politik
isu
(a)
menjadi ALI
PAR
PAR ALI isu
ALI politik
ALI isu politik
Gambar 126 Word graph frasa verbal “menjadi isu politik”.
politik”
105
Word graph dari frasa verbal ”menjadi isu politik” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK (Muslik 2009) “menjadi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1 + N2)1 yang berelasi objektif “isu politik” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 126a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 126b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + FN(N1 + N2)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU
ALI
V(meng-KK) ALI
PAR ALI N1
KK
ALI N2
ALI FN(N1 + N2)1
(a) CAU
CAU
ALI
V(meng-KK) ALI
KK
(b)
PAR ALI N1
ALI N2
ALI FN(N1 + N2)1
Gambar 127 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + FN(N1 + N2)1.
n. V (meng-KK-kan) + FN (N1 + N2)1 Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.17) Atomisasi yang kurang baik akan menurunkan tenaga mesin dan pembakaran menjadi tidak sempurna (Bustaman 2009). Makna kata kerja “turun” adalah bergerak ke arah bawah; bergerak ke tempat yang lebih rendah daripada tempat semula; mengendap; surut; reda;
106
menjadi kurang; merosot atau jatuh; menjadi lemah. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja “menurunkan” maknanya adalah menjadikan turun; merendahkan; mengurangkan; menyertakan. Makna frasa nominal “tenaga mesin” adalah tenaga yang berasal dari mesin. Jadi, frasa verbal “menurunkan tenaga mesin” di dalam kalimat (2.17) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menurunkan tenaga mesin” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
PAR
ALI
menurunkan ALI
turun
ALI
ALI
tenaga mesin ALI tenaga mesin
(a) CAU menurunkan ALI
CAU
PAR
ALI turun
ALI
ALI
tenaga mesin ALI tenaga mesin
(b) Gambar 128 Word graph frasa verbal “menurunkan tenaga mesin”.
Word graph dari frasa verbal ”menurunkan tenaga mesin” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KK-kan (Muslik 2009) “menurunkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1 + N2)1 yang berelasi asal “tenaga mesin” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 128a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 128b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) + FN(N1 + N2)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
107
CAU
CAU V(meng-KK-kan)
ALI
ALI
KK
PAR ALI
ALI N2
N1
ALI FN(N1 + N2)1
(a)
CAU
CAU
ALI
V(meng-KK-kan) ALI
KK
PAR ALI
ALI N2
N1
ALI
(b)
FN(N1 + N2)1
Gambar 129 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK-kan) + FN(N1 + N2)1.
o. V (meng-KB-kan) + FN (N1 + N2)1 Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.18) Pengolahan tepung jagung secara mekanis dengan alat penyosoh dan penepung menghasilkan tekstur tepung yang agak kasar (Suarni 2009). Makna kata benda “hasil” adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha; pendapatan; perolehan; buah; akibat. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja “menghasilkan” maknanya adalah mengeluarkan hasil; membuat; mengakibatkan; menjadikan berhasil. Makna frasa nominal “tekstur tepung” adalah tekstur yang dimiliki oleh tepung. Jadi, frasa verbal “menghasilkan tekstur tepung” di dalam kalimat (2.18) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menghasilkan tekstur tepung” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU menghasilkan
ALI
ALI hasil
PAR ALI
ALI
tekstur tepung ALI tekstur tepung
(a)
108
CAU
CAU
ALI
menghasilkan ALI
hasil
PAR ALI
ALI
tekstur tepung ALI tekstur tepung
(b)
Gambar 130 Word graph frasa verbal “menghasilkan tekstur tepung”.
Word graph dari frasa verbal ”menghasilkan tekstur tepung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB-kan (Muslik 2009) “menghasilkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1 + N2)1 yang berelasi posesif “tekstur tepung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 130a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 130b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1 + N2)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU V(meng-KB-kan)
ALI
ALI KB
PAR ALI N1
ALI N2
FN(N1 + N2)1
(a) CAU
CAU V(meng-KB-kan) ALI
ALI KB
PAR ALI N1
ALI N2 ALI
FN(N1 + N2)1
(b) Gambar 131 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1 + N2)1.
109
p. V (meng-per-KK-i) + FN (N1 + N2(KK-an)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.19) Penggunaan biodiesel berpeluang memperbaiki kualitas lingkungan, menggerakkan perekonomian khususnya sektor pertanian, memperkuat sistem ekonomi daerah, dan peluang bagi pemerintah setempat menarik minat investor dalam negeri maupun luar negeri (Bustaman 2009). Makna kata kerja “baik” adalah sembuh; pulih. Ditambah afiks meng-per-i menjadi kata kerja “memperbaiki” maknanya adalah membetulkan; menjadikan lebih baik. Makna frasa nominal “kualitas lingkungan” adalah kualitas yang berasal dari lingkungan. Jadi, frasa verbal “memperbaiki kualitas lingkungan” di dalam kalimat (2.19) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “memperbaiki kualitas lingkungan” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU ALI baik
PAR ALI
CAU ALI
ALI
lingkungan
lingkung
kualitas
ALI
ALI kualitas lingkungan
memperbaiki
(a)
CAU
CAU ALI baik
PAR ALI
CAU ALI ALI
kualitas
ALI
lingkung
lingkungan
ALI kualitas lingkungan
memperbaiki
(b) Gambar 132 Word graph frasa verbal “memperbaiki kualitas lingkungan”.
Word graph dari frasa verbal ”memperbaiki kualitas lingkungan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-
110
per-KK-i (Muslik 2009) “memperbaiki” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1 + N2(KK-an)) yang berelasi asal “kualitas lingkungan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 132a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 132b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-per-KK-i) + FN(N1 + N2(KK-an)) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
PAR
CAU
CAU ALI
ALI
ALI KK
KK
N1
ALI V(meng-per-KK-i)
ALI
N2(KK-an)
ALI
N2(KK-an)
ALI FN(N1 + N2(KK-an))
(a)
CAU
PAR
CAU
CAU ALI
ALI
ALI KK
KK
N1
ALI V(meng-per-KK-i)
ALI FN(N1 + N2(KK-an))
(b) Gambar 133 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-per-KK-i) +
FN(N1 + N2(KK-an)).
q. V (meng-KB-kan) + FN (N1 + N2(pe-KB-an)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut :
111
(2.20) Selain meningkatkan biaya pengendalian, penggunaan peptisida secara berlebihan
berdampak
kurang
baik
terhadap
lingkungan,
serta
menimbulkan residu yang berlebih pada produk sehingga mengganggu kesehatan (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “tingkat” adalah susunan yang berlapis-lapis; tinggi rendah martabat; batas waktu. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja aktif “meningkatkan” maknanya adalah menaikkan; mempertinggi; memperhebat; mengangkat diri. Makna frasa nominal “biaya pengendalian” memunyai makna biaya untuk pengendalian. Jadi, frasa verbal “meningkatkan biaya pengendalian” di dalam kalimat (2.20) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “meningkatkan biaya pengendalian” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
PAR
CAU
ALI
ALI tingkat
biaya
meningkatkan
tingkat
ALI
pengendalian
kendali
(a)
PAR
CAU ALI
ALI
ALI biaya pengendalian
ALI
CAU
SKO
ALI biaya
SKO ALI
ALI
pengendalian
kendali ALI
ALI
biaya pengendalian
meningkatkan
(b) Gambar 134 Word graph frasa verbal “meningkatkan biaya pengendalian”.
Word graph dari frasa verbal ”meningkatkan biaya pengendalian” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB-kan (Muslik 2009) “meningkatkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1 + N2(pe-KB-an)) yang berelasi tujuan “biaya pengendalian” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada
112
konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 134a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 134b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1 + N2(pe-KB-an)) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
SKO
PAR ALI
ALI
ALI
N1
KB
ALI
N2(pe-KB-an)
KB
ALI
ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1 + N2(pe-KB-an))
(a)
CAU
ALI KB
SKO
PAR
CAU
ALI N1
ALI
ALI
N2(pe-KB-an)
KB
ALI
ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1 + N2(pe-KB-an))
(b) Gambar 135 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) +
FN(N1 + N2(pe-KB-an)).
r. V1 (meng-KK) + FN (N + V2 (ber-KS)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.21) Kebutuhan dana tunai dapat diantisipasi dengan pembentukan kelompok petani kelapa untuk menghimpun modal bersama (Bustaman 2009).
113
Makna kata kerja “himpun” adalah menghimpun. Ditambah prefiks mengmenjadi kata kerja aktif “menghimpun” maknanya adalah mengumpulkan. Makna frasa nominal “modal bersama” adalah modal milik bersama. Jadi, frasa verbal “menghimpun modal bersama” di dalam kalimat (2.21) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menghimpun modal bersama” direpresentasikan sebagai berikut:
CAU
CAU ALI
PAR ALI
ALI
himpun
ALI
bersama
sama
modal
ALI
ALI
menghimpun
modal bersama
(a)
CAU
CAU
PAR
ALI
ALI
himpun
modal
ALI
ALI
ALI
bersama
sama ALI
menghimpun
modal bersama
(b) Gambar 136 Word graph frasa verbal “menghimpun modal bersama”.
Word graph dari frasa verbal ”menghimpun modal bersama” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V1) mengKK (Muslik 2009) “menghimpun” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N + V2(ber-KS)) yang berelasi posesif “modal bersama” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 136a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka
114
concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 136b). Secara umum frasa verbal dengan pola V1(meng-KK) + FN(N + V2(ber-KS)) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
PAR
ALI KK
ALI
ALI
ALI
V2(ber-KS)
KS
N
ALI
ALI
V1(meng-KK)
FN(N + V2(ber-KS))
(a)
CAU
CAU ALI KK
PAR ALI
ALI
ALI V (ber-KS) 2
KS
N
ALI
ALI
V1(meng-KK)
FN(N + V2(ber-KS))
(b) Gambar 137 Word graph frasa verbal dengan pola V1(meng-KK) +
FN(N + V2(ber-KS)).
s. V (meng-KB-kan) + FN (N1 + N2(KK-an)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.22) Pengembangan olahan kue kering banyak menggunakan bahan makanan seperti corn flake, chocho chip, dan emping jagung (Suarni 2009). Makna kata benda “guna” adalah faedah; manfaat; fungsi; kebaikan; budi baik. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja “menggunakan” maknanya adalah memakai (alat, perkakas); mengambil manfaatnya; melakukan sesuatu dengan. Makna frasa nominal “bahan makanan” adalah bahan untuk makanan.
115
Jadi, frasa verbal “menggunakan bahan makanan” di dalam kalimat (2.22) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menggunakan bahan makanan” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU ALI guna
CAU
PAR ALI
ALI
ALI
makan
bahan
makanan
ALI
ALI
bahan makanan
menggunakan
(a)
CAU
ALI guna ALI menggunakan
CAU
PAR
CAU
ALI
ALI bahan
ALI
makanan
makan ALI bahan makanan
(b) Gambar 138 Word graph frasa verbal “menggunakan bahan makanan”.
Word graph dari frasa verbal ”menggunakan bahan makanan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB-kan (Muslik 2009) “menggunakan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1 + N2(KK-an)) yang berelasi tujuan “bahan makanan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 138a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 138b).
116
Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1 + N2(KK-an)) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
ALI
CAU
PAR
CAU
ALI
ALI N1
KB
ALI
KK
N2(KK-an)
ALI ALI V(meng-KB-kan) FN(N1 + N2(KK-an))
(a)
CAU
ALI
CAU
PAR
CAU
ALI
ALI N1
KB
ALI
KK
N2(KK-an)
ALI ALI V(meng-KB-kan) FN(N1 + N2(KK-an))
(b) Gambar 139 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) +
FN(N1 + N2(KK-an)).
t. V (meng-KB-kan) + FN (N1 (KS-an) + N2)1 Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.23) Program ini diharapkan mampu mengatasi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja (Bustaman 2009). Makna kata benda “cipta” adalah kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja “menciptakan” maknanya adalah menjadikan sesuatu yang baru tidak dengan bahan; membuat atau mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin; membuat sesuatu yang baru belum pernah ada; membuat suatu hasil kesenian. Makna frasa nominal “lapangan kerja” adalah lapangan untuk kerja. Jadi, frasa verbal “menciptakan lapangan kerja” di dalam kalimat (2.23) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menciptakan lapangan kerja” direpresentasikan sebagai berikut :
117
CAU
CAU
PAR
ALI
kerja
ALI
ALI cipta
PAR
lapang
ALI
ALI
lapangan
ALI
menciptakan
lapangan kerja
(a) CAU
CAU
PAR
ALI
kerja
ALI
ALI cipta
PAR
lapang
ALI
ALI lapangan ALI
menciptakan
lapangan kerja
(b) Gambar 140 Word graph frasa verbal “menciptakan lapangan kerja”.
Word graph dari frasa verbal ”menciptakan lapangan kerja” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB-kan (Muslik 2009) “menciptakan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1(KS-an) + N2)1 yang berelasi tujuan “lapangan kerja” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 140a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 140b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(KS-an) + N2)1 yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU
PAR
PAR
ALI
ALI
ALI KB
KS
ALI
ALI
N1(KS-an) ALI
V(meng-KB-kan)
(a)
FN(N1(KS-an) + N2)1
N2
118
CAU
CAU
PAR
PAR
ALI
N2
ALI
ALI KB
ALI
KS
ALI
N1(KS-an) ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1(KS-an) + N2)1
(b)
Gambar 141 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(KS-an) + N2)1. u. V (meng-KK) + FN (N1 (KK-an) + N2)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.24) Presiden pertama RI Soekarno memberi
perhatian besar dalam
pembangunan pertanian, dan menyatakan bahwa pertanian merupakan soal hidup dan mati dari bangsa dan Negara Indonesia karena menyangkut makanan rakyat (Rangkuti 2009) . Makna kata kerja “sangkut” adalah gantung; taut. Ditambah afiks mengmenjadi kata kerja “menyangkut” maknanya adalah menyangsang; berkaitan dengan. Makna frasa nominal “makanan rakyat” adalah makanan untuk rakyat. Jadi, frasa verbal “menyangkut makanan rakyat” di dalam kalimat (2.24) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “menyangkut makanan rakyat” direpresentasikan sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU
ALI sangkut
PAR ALI
makan
ALI
ALI
ALI
makanan
ALI
menyangkut
makanan rakyat
(a)
rakyat
119
CAU
CAU
CAU
ALI
PAR ALI
makan
sangkut
ALI
ALI
ALI
rakyat
makanan
ALI
menyangkut
makanan rakyat
(b) Gambar 142 Word graph frasa verbal “menyangkut makanan rakyat”.
Word graph dari frasa verbal ”menyangkut makanan rakyat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKK (Muslik 2009) “menyangkut” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1(KK-an) + N2) yang berelasi tujuan “makanan rakyat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 142a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 142b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + FN(N1(KK-an) + N2) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU
ALI
PAR ALI KK
KK ALI
ALI
ALI
N1(KK-an)
ALI
V(meng-KK)
FN(N1(KK-an) + N2)
(a)
N2
120
CAU
CAU
CAU ALI
PAR
ALI
N2
ALI ALI
N1(KK-an)
KK
KK ALI
ALI
V(meng-KK)
FN(N1(KK-an) + N2)
(b)
Gambar 143 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KK) + FN(N1(KK-an) + N2). v. V (meng-KB) + FN (N1 (ke-KS-an) + N2)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.25) Kemandirian
pangan
hanya
dapat
terwujud
jika
pembangunan
dilaksanakan atas prakarsa masyarakat sebagai bentuk kesadaran untuk membangun ketahanan pangan yang andal (Rangkuti 2009). Makna kata benda “bangun” adalah bentuk; cara menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud; struktur. Ditambah afiks meng- menjadi kata kerja “membangun” maknanya adalah mendirikan; membina. Makna frasa nominal “ketahanan pangan” adalah ketahanan terhadap pangan. Jadi, frasa verbal “membangun ketahanan pangan” di dalam kalimat (2.25) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “membangun ketahanan pangan” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
SKO
ALI
PAR
ALI
ALI ALI tahan
bangun ALI
ketahanan
ALI
membangun
ketahanan pangan
(a)
pangan
121
CAU
SKO
CAU ALI
PAR ALI
ALI
ALI
pangan
ketahanan
tahan
bangun
ALI
ALI
membangun
ketahanan pangan
(b) Gambar 144 Word graph frasa verbal “membangun ketahanan pangan”.
Word graph dari frasa verbal ” membangun ketahanan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB (Muslik 2009) “membangun” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1(ke-KS-an) + N2) yang berelasi objektif “ketahanan pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 144a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 144b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB) + FN(N1(ke-KS-an) + N2) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
SKO
CAU ALI
PAR ALI KS
KB ALI
ALI
ALI
N1(ke-KS-an)
ALI
V(meng-KB)
FN(N1(ke-KS-an) + N2)
(a)
N2
122
CAU
CAU
SKO
ALI
PAR ALI
ALI
ALI
N2
N1(ke-KS-an)
KS
KB
ALI
ALI
V(meng-KB)
FN(N1(ke-KS-an) + N2)
(b)
Gambar 145 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB) + FN(N1(ke-KS-an) + N2). w. V (meng-KS-i) + FN (N1 (ke-KK-an) + N2)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.26) Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri perlu dioptimalkan kinerja sistem ekonomi pangan, yang meliputi subsistem produksi, distribusi, dan konsumsi (Rangkuti 2009). Makna kata sifat “penuh” adalah sudah berisi seluruhnya; banyak memuat; banyak sekali. Ditambah afiks meng-i menjadi kata kerja “memenuhi” maknanya adalah mengisi hingga penuh atau hampir penuh; mencukupi; menunaikan atau menjalankan; menepati janji; mengabulkan. Makna frasa nominal “kebutuhan pangan” adalah kebutuhan terhadap pangan. Jadi, frasa verbal “memenuhi kebutuhan pangan” di dalam kalimat (2.26) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “memenuhi kebutuhan pangan” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
SKO
ALI penuh
PAR ALI
butuh
ALI
ALI
ALI
kebutuhan
ALI
memenuhi
kebutuhan pangan
(a)
pangan
123
CAU
SKO
CAU ALI
PAR ALI
ALI
ALI
pangan
kebutuhan
butuh
penuh
ALI
ALI
memenuhi
kebutuhan pangan
(b) Gambar 146 Word graph frasa verbal “memenuhi kebutuhan pangan”.
Word graph dari frasa verbal ”memenuhi kebutuhan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKS-i (Muslik 2009) “memenuhi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1(ke-KK-an) + N2) yang berelasi objektif “kebutuhan pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 146a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 146b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KS-i) + FN(N1(ke-KK-an) + N2) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
SKO
ALI
PAR ALI KK
KS
ALI
ALI
ALI
N1(ke-KK-an)
ALI
V(meng-KS-i)
FN(N1(ke-KK-an) + N2)
(a)
N2
124
CAU
SKO
CAU
PAR
ALI
ALI
ALI
ALI
N2
N1(ke-KK-an)
KK
KS
ALI
ALI
V(meng-KS-i)
FN(N1(ke-KK-an) + N2)
(b)
Gambar 147 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KS-i) + FN(N1(ke-KK-an) + N2). x. V (meng-KB-kan) + FN (N1 (ke-KS-an) + N2)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.27) Dalam mewujudkan ketahanan pangan, aspek keamanan, mutu, dan keragaman pangan merupakan kondisi yang harus terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup, merata, dan terjangkau (Rangkuti 2009). Makna kata benda “wujud” adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba; adanya sesuatu; benda yang nyata; ada, sifat wajib bagi Allah. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja “mewujudkan” maknanya adalah menjadikan berwujud; menyatakan; melaksanakan; menerangkan (memperlihatkan) dengan benda yang konkret. Makna frasa nominal “ketahanan pangan” adalah ketahanan terhadap pangan. Jadi, frasa verbal “mewujudkan ketahanan pangan” di dalam kalimat (2.27) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “mewujudkan ketahanan pangan” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
CAU
SKO
ALI
PAR ALI tahan
wujud ALI
ALI
ALI
ketahanan
ALI
mewujudkan
ketahanan pangan
(a)
pangan
125
CAU
CAU
SKO
PAR
ALI
ALI
ALI
ALI
pangan
ketahanan
tahan
wujud
ALI
ALI
mewujudkan
ketahanan pangan
(b) Gambar 148 Word graph frasa verbal “mewujudkan ketahanan pangan”.
Word graph dari frasa verbal ”mewujudkan ketahanan pangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB-kan (Muslik 2009) “mewujudkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1(ke-KS-an) + N2) yang berelasi objektif “ketahanan pangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 148a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari
concept1 (lihat Gambar
148b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(ke-KSan) + N2) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
SKO
ALI
PAR ALI KS
KB ALI
ALI
ALI
N1(ke-KS-an)
ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1(ke-KS-an) + N2)
(a)
N2
126
CAU
CAU
SKO
ALI
PAR ALI
ALI
ALI
N2
N1(ke-KS-an)
KS
KB
ALI
ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1(ke-KS-an) + N2)
(b)
Gambar 149 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(ke-KS-an) + N2). y. V1 (meng-KB-kan) + FN (N (ke-KS-an) + V2(ber-KK)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.28) Namun saat musim paceklik atau belum memasuki masa panen gembili, penduduk
melakukan
kegiatan
berburu
dan
sebagai
pangan
alternatifnya adalah sagu dan pisang (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata benda “laku” adalah perbuatan; gerak-gerik; tindakan; cara menjalankan atau berbuat. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja aktif “melakukan” maknanya adalah melaksanakan; mengerjakan. Makna frasa nominal “kegiatan berburu” adalah kegiatan untuk berburu. Jadi, frasa verbal “melakukan kegiatan berburu” di dalam kalimat (2.28) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “melakukan kegiatan berburu” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
PAR
SKO
CAU
ALI
ALI
ALI laku
buru
giat
ALI
ALI ALI
kegiatan
berburu
melakukan ALI kegiatan berburu
(a)
127
PAR
SKO
CAU
CAU
ALI
ALI
ALI laku
buru
giat
ALI
ALI
ALI
kegiatan
berburu
melakukan ALI kegiatan berburu
(b)
Gambar 150 Word graph frasa verbal “melakukan kegiatan berburu”.
Word graph dari frasa verbal ”melakukan kegiatan berburu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V1) mengKB-kan (Muslik 2009) “melakukan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N(ke-KS-an) + V2(ber-KK)) yang berelasi tujuan “kegiatan berburu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 150a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari
concept1 (lihat Gambar
150b). Secara umum frasa verbal dengan pola V1(meng-KB-kan) + FN(N(ke-KSan) + V2(ber-KK)) yang berelasi objektif
bentuk word graph-nya sebagai
berikut: PAR
SKO
CAU
CAU
ALI
ALI
ALI
KK
KS
KB
ALI
ALI ALI
V2(ber-KK)
N(ke-KS-an)
V1(meng-KB-kan)
ALI FN(N(ke-KS-an) + V2(ber-KK)
(a)
128
PAR
SKO
CAU
CAU
ALI KK
ALI
ALI
KS KB
ALI
ALI V2(ber-KK)
N(ke-KS-an)
ALI
ALI FN(N(ke-KS-an) + V2(ber-KK)
V1(meng-KB-kan)
(b)
Gambar 151 Word graph frasa verbal dengan pola V1(meng-KB-kan) + FN(N(ke-KS-an) + V2(ber-KK)).
z. V (meng-KB-kan) + FN (N1 (pe-KK-an) + N2(pe-KB)) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (2.29) Oleh karena itu, penggunaan feromon seks dan pemupukan sesuai rekomendasi menghasilkan pertumbuhan bawang merah yang optimal sehingga hasil meningkat, biaya produksi lebih murah, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan petani (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “tingkat” adalah susunan yang berlapis-lapis; tinggi rendah martabat; batas waktu. Ditambah afiks meng-kan menjadi kata kerja aktif “meningkatkan” maknanya adalah menaikkan; mempertinggi; memperhebat; mengangkat diri. Makna frasa nominal “pendapatan petani” adalah pendapatan yang dimiliki oleh petani. Jadi, frasa verbal “meningkatkan pendapatan petani” di dalam kalimat (2.29) memunyai makna objektif. Word graph dari makna frasa verbal “meningkatkan pendapatan petani” direpresentasikan sebagai berikut : SKO CAU
CAU
ALI meningkatkan
SKO ALI
ALI dapat
ALI tingkat
PAR
tani
ALI pendapatan
ALI petani ALI
pendapatan petani
(a)
129
SKO CAU
CAU
tingkat ALI meningkatkan
ALI
ALI dapat
ALI
SKO
PAR
tani
ALI pendapatan
ALI petani ALI
pendapatan petani
(b) Gambar 152 Word graph frasa verbal “meningkatkan pendapatan petani”.
Word graph dari frasa verbal ”meningkatkan pendapatan petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) mengKB-kan (Muslik 2009) “meningkatkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame frasa nominal (N1(pe-KK-an)+ N2(pe-KB)) yang berelasi posesif “pendapatan petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 152a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari
concept1 (lihat Gambar
152b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(pe-KKan) + N2(pe-KB)) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
SKO CAU
CAU
KK
KB
KB
ALI
ALI
N1(pe-KK-an)
V(meng-KB-kan)
SKO ALI
ALI
ALI ALI
PAR
N2(pe-KB)
ALI FN(N1(pe-KK-an) + N2(pe-KB))
(a)
130
SKO CAU
PAR
CAU
ALI
ALI
ALI
KK
KB
KB
ALI
ALI
ALI
N1(pe-KK-an)
V(meng-KB-kan)
SKO
N2(pe-KB)
ALI FN(N1(pe-KK-an) + N2(pe-KB))
(b)
Gambar 153 Word graph frasa verbal dengan pola V(meng-KB-kan) + FN(N1(pe-KK-an) + N2(pe-KB)).
3. Relasi Tujuan, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tujuan dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan kata bagi, buat, guna, dan untuk. Pola frasa verbal (FV) adalah : a. V + Adj Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (2.30) Koperasi komoditas tunggal seperti koperasi agribisnis padi, kedelai, dan jagung berpeluang untuk bangkit mandiri berbasis pada kepentingan dan kekuatan anggota (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “bangkit” adalah bangun kembali. Makna kata sifat “mandiri” adalah dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Jadi, frasa verbal “bangkit mandiri” di dalam kalimat (2.30) memunyai makna bangkit untuk mandiri. Word graph dari makna frasa verbal “bangkit mandiri” direpresentasikan sebagai berikut : bangkit ALI
PAR
(a)
ALI
mandiri
bangkit
ALI
PAR
ALI
mandiri
(b)
Gambar 154 Word graph frasa verbal “bangkit mandiri”.
Word graph dari frasa nominal ”bangkit mandiri” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata kerja (V) “bangkit” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) ”mandiri” yang dihubungkan dengan
131
relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 154a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 154b). Secara umum frasa verbal dengan pola V + Adj yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : V ALI
PAR
ALI
Adj
V
(a)
ALI
PAR
ALI
Adj
(b)
Gambar 155 Word graph frasa verbal dengan pola (V + Adj).
4. Relasi Asal, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan asal dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata dari dan yang berasal dari. Pola frasa verbal (FV) adalah : a. V(ber-KB-kan) + N(pe-KK-an) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (2.31) Berdasarkan pengalaman, varietas tersebut adaptif terhadap kondisi lahan/tanah dan cekaman lingkungan setempat, serta agak tahan terhadap serangan hama dan penyakit sehingga hasilnya cukup tinggi (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “dasar” adalah pokok atau pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan); alas; fondasi; bakat atau pembawaan sejak lahir; lapisan yang paling bawah; latar (warna yang menjadi alas gambar); bagian yang terbawah; tanah yang ada di bawah air. Ditambah afiks ber-kan menjadi kata kerja “berdasarkan” maknanya adalah menurut; memakai sebagai dasar; bersumber pada. Makna kata kerja “alam” adalah merasai (menjalani, menanggung) suatu peristiwa. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pengalaman” maknanya adalah yang pernah dialami (dirasai, dijalani, ditanggung). Jadi, frasa verbal
132
“berdasarkan pengalaman” di dalam kalimat (2.31) memunyai makna berdasarkan dari pengalaman. Word graph dari makna frasa verbal “berdasarkan pengalaman” direpresentasikan sebagai berikut : CAU berdasarkan
CAU ALI
ALI
SKO ALI
dasar
alam ALI
(a) CAU berdasarkan
CAU
SKO ALI
ALI
ALI
pengalaman
dasar
alam ALI
(b)
pengalaman
Gambar 156 Word graph frasa verbal “berdasarkan pengalaman”.
Word graph dari frasa verbal ”berdasarkan pengalaman” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KB-kan (Muslik 2009) “berdasarkan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KK-an (Saleh 2009) “pengalaman” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 156a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 156b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(ber-KB-kan)+ N (pe-KK-an) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU V(ber-KB-kan)
ALI
CAU ALI
SKO ALI KK
KB
ALI
(a)
N (pe-KK-an)
133
CAU
CAU
ALI
ALI
ALI
V(ber-KB-kan)
SKO
KK
KB
ALI
(b)
N (pe-KK-an)
Gambar 157 Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KB-kan) + N (pe-KK-an).
5. Relasi
Perbandingan,
yaitu
relasi
yang
pembatasnya
merupakan
perbandingan bagi kata yang dibatasi. Frasa ini dipisahkan dengan kata seperti dan bagaikan. Pola frasa verbal (FV) adalah : a. V(ber-KB) + N Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi perbandingan contohnya dalam kalimat berikut : (2.32) Bawang merah merupakan tanaman semusim, memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga (Haryati dan Nurawan 2009). Makna kata benda “akar” adalah bagian tumbuhan yang biasanya tertanam di dalam tanah sebagai penguat dan pengisap air serta zat makanan. Ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “berakar” maknanya adalah ada akarnya; keluar akarnya; berpegang teguh. Makna kata benda “serabut” adalah serat-serat seperti pada sabut; struktur jaringan yang berbentuk panjang seperti benang. Jadi, frasa verbal “berakar serabut” di dalam kalimat (2.32) memunyai makna berakar seperti serabut. Word graph dari makna frasa verbal “berakar serabut” direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI berakar ALI
PAR
CAU
akar
ALI
ALI serabut
CAU
berakar ALI
akar
ALI serabut
(a) (b) Gambar 158 Word graph frasa verbal “berakar serabut”.
Word graph dari frasa verbal ”berakar serabut” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KB (Muslik 2009)
134
“berakar” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “serabut” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan pelengkap dari concept1 (lihat Gambar 158a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 karena concept2 merupakan pelengkap dari concept1 (lihat Gambar 158b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(ber-KB) + N yang berelasi perbandingan bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 107.
6. Relasi instrumental, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan alat bagi kata yang dibatasi. Relasi ini dapat dinyatakan dengan menggunakan kata dengan. Pola frasa verbal (FV) adalah : a. V + Adj Untuk pola verbal ini yang berelasi instrumental contohnya dalam kalimat berikut : (2.33) Sagu tumbuh baik pada daerah rawa, meskipun dapat pula tumbuh di daerah kering (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata kerja “tumbuh” adalah timbul (hidup) bertambah besar atau sempurna; sedang berkembang; timbul; terbit. Makna kata sifat “baik” adalah elok; patut; teratur; mujur; beruntung. Jadi, frasa verbal “tumbuh baik” di dalam kalimat (2.33) memunyai makna tumbuh dengan baik. Word graph dari makna frasa verbal “tumbuh baik” direpresentasikan sebagai berikut : tumbuh ALI
PAR
(a)
ALI
baik
tumbuh
ALI
PAR
ALI
baik
(b)
Gambar 159 Word graph frasa verbal “tumbuh baik”.
Word graph dari frasa nominal ”tumbuh baik” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata kerja (V) “tumbuh” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang
135
merepresentasikan kata sifat (Adj) ”baik” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 159a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 159b). Secara umum frasa verbal dengan pola V + Adj yang berelasi instrumental bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 155.
b. V(ber-KK) + Adj Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi instrumental contohnya dalam kalimat berikut : (2.34) Proses ini akan berjalan efisien jika didukung oleh partisipasi masyarakat dan sistem informasi komunikasi pertanian yang efektif (Rangkuti 2009). Makna kata kerja “jalan” adalah melangkahkan kaki. Ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “berjalan” maknanya adalah melangkahkan kaki bergerak maju; berlangsung. Makna kata sifat “efisien” adalah mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat. Jadi, frasa verbal “berjalan efisien” di dalam kalimat (2.34) memunyai makna berjalan dengan efisien. Word graph dari makna frasa verbal “berjalan efisien” direpresentasikan sebagai berikut : PAR ALI berjalan ALI
jalan
(a)
PAR ALI
efisien
ALI berjalan ALI
jalan
ALI efisien
(b)
Gambar 160 Word graph frasa verbal “berjalan efisien”.
Word graph dari frasa verbal ”berjalan efisien” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ber-KK (Muslik 2009) “berjalan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) “efisien” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan
136
yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 160a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 160b). Secara umum frasa verbal dengan pola V(ber-KK) + Adj yang berelasi instrumental bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR ALI V(ber-KK) ALI
KK
PAR ALI
Adj
ALI
ALI V(ber-KK) ALI
(a)
KK
Adj
(b)
Gambar 161 Word graph frasa verbal dengan pola V(ber-KK) +Adj.
c. V1(ter-KK) + V2(meng-KS) Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi instrumental contohnya dalam kalimat berikut : (2.35) Agar semua bahan tercampur merata dalam adonan maka mentega dibuat krim terlebih dahulu bersama gula, telur, dan susu skim (Suarni 2009). Makna kata kerja “campur” adalah berkumpul (beraduk, berbaur, berkacau) menjadi satu. Ditambah prefiks ter- menjadi kata kerja “tercampur” maknanya adalah sudah dicampurkan; teraduk; terkacau. Makna kata sifat “rata” adalah mempunyai permukaan yang sama tinggi dan/atau sama rendah; papar; meliputi semua bagian; tersebar ke segenap penjuru; sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Ditambah prefiks meng- menjadi kata kerja “merata” maknanya adalah menjadi rata. Jadi, frasa verbal “tercampur merata” di dalam kalimat (2.35) memunyai makna tercampur dengan merata. Word graph dari makna frasa verbal “tercampur merata” direpresentasikan sebagai berikut :
137
CAU
CAU
CAU
PAR
ALI
ALI
rata
campur ALI
ALI
tercampur
merata
(a) CAU
CAU
PAR
ALI
CAU ALI
campur
rata
ALI
ALI
tercampur
merata
(b) Gambar 162 Word graph frasa verbal “tercampur merata”.
Word graph dari frasa verbal ”tercampur merata” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) ter-KK (Muslik 2009) “tercampur” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) meng-KS (Muslik 2009) “merata” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 162a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 162b). Secara umum frasa verbal dengan pola V1 (ter-KK) + V2 (meng-KS) yang berelasi instrumental bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU
PAR
ALI
CAU ALI
KK
KS
ALI
ALI
V1 (ter-KK)
(a)
V2 (meng-KS)
138
CAU
CAU
CAU
PAR
ALI
ALI
KK
KS
ALI
ALI
V1 (ter-KK)
V2 (meng-KS)
(b) Gambar 163 Word graph frasa verbal dengan pola V1 (ter-KK) + V2 (meng-KS).
4.2.3 Frasa Adjektival Frasa adjektival atau frasa kata sifat adalah kelompok kata yang menyatakan sifat atau keadaan. Inti frasa adjektival adalah kata sifat (Finoza 2009). Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa adjektival dapat berupa : 1. Relasi objektif, yaitu relasi yang kata keduanya sebenarnya menjadi objek dari kata pertama. Frasa ini sebenarnya hasil substantivasi frasa objektif direktif. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menggunakan kata akan, kepada, dan tentang. Pola frasa adjektival (FA) adalah : a. Adj + N (ke-KS-an) Untuk pola frasa adjektival ini yang berelasi objektif contohnya dalam kalimat berikut : (3.1)
Jawawut memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lain, seperti dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah kurang subur, tahan kekeringan, mudah dibudidayakan, umur panen pendek, dan kegunaannya beragam (Bustaman 2009). Makna kata sifat “tahan” adalah tetap keadaannya (kedudukannya)
meskipun mengalami berbagai hal; kuat atau sanggup menderita (menanggung) sesuatu. Makna kata sifat “kering” adalah tidak basah, tidak berair, tidak lembab. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kekeringan” maknanya adalah perihal, keadaan (bersifat kering), sudah menjadi kering, peristiwa alam berupa penyimpangan iklim yang sifatnya sewaktu-waktu. Jadi, frasa adjektival “tahan kekeringan” di dalam kalimat (3.1) memunyai makna objektif.
139
Word
graph
dari
makna
frasa
adjektival
“tahan
kekeringan”
direpresentasikan sebagai berikut :
ALI
ALI
tahan
PAR
SKO
PAR
ALI
ALI
kekeringan
tahan
kering
SKO ALI
ALI
kekeringan
kering
(a)
(b)
Gambar 164 Word graph frasa adjektival “tahan kekeringan”.
Word graph dari frasa adjektival ”tahan kekeringan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) “tahan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) ke-KS-an (Saleh 2009) “kekeringan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 164a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 164b). Secara umum frasa adjektival dengan pola Adj + N (ke-KS-an) yang berelasi objektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
ALI Adj
PAR
SKO
PAR
ALI
ALI
ALI
N (ke-KS-an)
Adj
KS
(a)
SKO ALI
ALI
N (ke-KS-an)
KS
(b)
Gambar 165 Word graph frasa adjektival dengan pola Adj + N (ke-KS-an).
2. Relasi
perbandingan,
yaitu
relasi
yang
pembatasnya
merupakan
perbandingan bagi kata yang dibatasi. Frasa ini dipisahkan dengan kata seperti dan bagaikan. Pola frasa adjektival (FA) adalah :
140
a. Adj + N Untuk pola frasa adjektival ini yang berelasi perbandingan contohnya dalam kalimat berikut : (3.2)
Warna biji pipilan kering jagung Pulut adalah putih susu sehingga nilai derajat putihnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal bukan Pulut yang warna bijinya putih bening (Suarni 2009). Makna kata sifat “putih” adalah mengandung atau memperlihatkan warna
yang serupa warna kapas. Makna kata benda “susu” adalah bahan minuman, berupa cairan atau bubuk. Jadi, frasa adjektival “putih susu” di dalam kalimat (3.2) memunyai makna putih seperti susu. Word graph dari makna frasa adjektival “putih susu” direpresentasikan sebagai berikut : putih ALI
PAR
ALI
susu
putih
ALI
PAR
ALI
susu
(b)
(a)
Gambar 166 Word graph frasa adjektival “putih susu”.
Word graph dari frasa adjektival “putih susu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) “putih” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “susu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 166a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 166b). Secara umum frasa adjektival dengan pola Adj + N yang berelasi perbandingan bentuk word graph-nya sebagai berikut : Adj ALI
PAR
(a)
ALI
N
Adj
ALI
PAR
ALI
N
(b)
Gambar 167 Word graph frasa adjektival dengan pola Adj + N.
141
b. Adj + Adj Untuk pola frasa adjektival ini yang berelasi perbandingan contohnya dalam kalimat berikut : (3.3)
Warna biji pipilan kering jagung Pulut adalah putih susu sehingga nilai derajat putihnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal bukan Pulut yang warna bijinya putih bening (Suarni 2009). Makna kata sifat “putih” adalah mengandung atau memperlihatkan warna
yang serupa warna kapas. Makna kata sifat “bening” adalah bersih dan berkilau. Jadi, frasa adjektival “putih bening” di dalam kalimat (3.3) memunyai makna putih seperti bening. Word graph dari makna frasa adjektival “putih bening” direpresentasikan sebagai berikut : putih ALI
PAR
ALI
bening
putih
ALI
PAR
ALI
bening
(b)
(a)
Gambar 168 Word graph frasa adjektival “putih bening”.
Word graph dari frasa adjektival “putih bening” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) “putih” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata sifat (Adj) “bening” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 168a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 168b). Secara umum frasa adjektival dengan pola Adj + Adj yang berelasi perbandingan bentuk word graph-nya sebagai berikut : Adj ALI
PAR
(a)
ALI
Adj
Adj
ALI
PAR
ALI
Adj
(b)
Gambar 169 Word graph frasa adjektival dengan pola Adj + Adj.
142
4.2.4 Frasa Preposisional Frasa preposisional atau frasa kata depan adalah kelompok kata yang terdiri dari preposisi sebagai inti diikuti oleh kata atau kelompok kata lain terutama kata benda. Fungsi frasa preposisi antara lain menunjuk arah, tempat dan waktu (Finoza 2009). Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa preposisional dapat berupa : 1. Relasi tujuan yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tujuan dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan kata bagi, buat, guna, dan untuk. Pola frasa preposisional (FP) adalah : a. Pre (bagi) + N Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.1)
Dengan demikian, pengembangan biodiesel akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di pulau terpencil, selain menghemat pengeluaran untuk membeli solar bagi usaha perikanan, pertanian, dan transportasi (Bustaman 2009). Makna preposisi “bagi” adalah kata depan untuk menunjukkan tujuan;
untuk. Makna kata benda “masyarakat” adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Jadi, frasa preposisional “bagi masyarakat” di dalam kalimat (4.1) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “bagi masyarakat” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
ALI
bagi masyarakat
ALI masyarakat
Gambar 170 Word graph frasa preposisional “bagi masyarakat”.
Word graph dari frasa preposisional “bagi masyarakat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “bagi” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka
143
concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 170). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (bagi) + N yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
ALI
Pre (bagi) + N
ALI N
Gambar 171 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (bagi) + N.
b. Pre (ke) + N Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.2)
Prinsip usaha tani ke depan harus didasarkan pada efisiensi dan daya saing berdasarkan keunggulan kompetitif yang layak dan menguntungkan (Rangkuti 2009). Makna preposisi “ke” adalah kata depan untuk menandai arah atau tujuan.
Makna kata benda “depan” adalah hadapan; muka. Jadi, frasa preposisional “ke depan” di dalam kalimat (4.2) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “ke depan” direpresentasikan sebagai berikut : ORD ALI l0
ALI
ALI
ke depan
lt (depan)
Gambar 172 Word graph frasa preposisional “ke depan”.
Word graph dari frasa preposisional “ke depan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “ke” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “depan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi ORD ke arah concept2 serta concept2 berada di
144
dalam concept1 karena concept2 merupakan tempat tujuan dari posisi awal (l0) ke posisi tujuan (lt) (lihat Gambar 172). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (ke) + N yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : ORD ALI
ALI
ALI
l0
Pre (ke) + N
lt (N)
Gambar 173 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (ke) + N.
c. Pre (bagi) + N (pe-KK) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.3)
Dengan demikian, pemanfaatan sagu sebagai sumber pangan alternatif bagi penduduk maupun untuk kebutuhan industri sangat menjanjikan (Rauf dan Lestari 2009). Makna preposisi “bagi” adalah kata depan untuk menunjukkan tujuan;
untuk. Makna kata kerja “duduk” adalah tinggal, diam. Ditambah prefiks pemenjadi kata benda “penduduk” maknanya adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat. Jadi, frasa preposisional “bagi penduduk” di dalam kalimat (4.3) memunyai makna tujuan. Word
graph
dari
makna
frasa
preposisional
“bagi
penduduk”
direpresentasikan sebagai berikut : CAU
penduduk
ALI
CAU ALI
ALI
bagi penduduk
duduk
Gambar 174 Word graph frasa preposisional “bagi penduduk”. Word graph dari frasa preposisional “bagi penduduk” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “bagi” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KK (Saleh 2009)
145
“penduduk” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 174). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (bagi) + N(peKK) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
CAU ALI
ALI N(pe-KK)
ALI
Pre (bagi) + N(pe-KK)
KK
Gambar 175 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (bagi) + N(pe-KK).
d. Pre (bagi) + FN (N1 + N2)3 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.4)
Komoditas tersebut telah menjadi sumber bahan makanan utama bagi masyarakat Papua (Rauf dan Lestari 2009). Makna preposisi “bagi” adalah kata depan untuk menunjukkan tujuan;
untuk. Makna frasa nominal “masyarakat Papua” adalah masyarakat di Papua. Jadi, frasa preposisional “bagi masyarakat Papua” di dalam kalimat (4.4) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “bagi masyarakat Papua” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
ALI
PAR ALI masyarakat
EQU Papua
masyarakat Papua
ALI bagi masyarakat Papua
Gambar 176 Word graph frasa preposisional “bagi masyarakat Papua”.
Word graph dari frasa preposisional “bagi masyarakat Papua” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “bagi” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 + N2 )3 yang berelasi
146
lokatif “masyarakat Papua” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 176). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (bagi) + FN(N1 + N2 )3 yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : PAR
CAU
ALI EQU
ALI
N2
N1
FN(N1 + N2 )3
ALI Pre (bagi) + FN(N + N ) 1 2 3
Gambar 177 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (bagi) + FN(N1 + N2 )3.
e. Pre (untuk) + FV (V + Adj) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.5)
Koperasi komoditas tunggal seperti koperasi agribisnis padi, kedelai, dan jagung berpeluang untuk bangkit mandiri berbasis pada kepentingan dan kekuatan anggota (Rangkuti 2009). Makna preposisi “untuk” adalah kata depan untuk menyatakan bagi …;
bagian; maksud atau tujuan; bagi. Makna frasa verbal “bangkit mandiri” adalah bangkit untuk mandiri. Jadi, frasa preposisional “untuk bangkit mandiri” di dalam kalimat (4.5) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “untuk bangkit mandiri” direpresentasikan sebagai berikut : CAU
ALI
PAR ALI bangkit
ALI
bangkit mandiri
ALI untuk bangkit mandiri
mandiri
Gambar 178 Word graph frasa preposisional “untuk bangkit mandiri”.
Word graph dari frasa preposisional “untuk bangkit mandiri” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “untuk” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2
147
terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa verbal (V + Adj) yang berelasi tujuan “bangkit mandiri” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 178). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V + Adj) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut : CAU
PAR ALI
ALI
FV(V + Adj)
ALI ALI Pre (untuk) + FV(V + Adj)
Adj
V
Gambar 179 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V + Adj).
f. Pre (untuk) + FN ( N1(ke-KK-an) + N2) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.6)
Dengan demikian, pemanfaatan sagu sebagai sumber pangan alternatif bagi penduduk maupun untuk kebutuhan industri sangat menjanjikan (Rauf dan Lestari 2009). Makna preposisi “untuk” adalah kata depan untuk menyatakan bagi …;
bagian; maksud atau tujuan; bagi. Makna frasa nominal “kebutuhan industri” adalah kebutuhan terhadap industri. Jadi, frasa preposisional “untuk kebutuhan industri” di dalam kalimat (4.6) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “untuk kebutuhan industri” direpresentasikan sebagai berikut :
CAU
SKO
PAR
ALI
industri
ALI butuh
ALI untuk kebutuhan industri
ALI kebutuhan
ALI kebutuhan industri
Gambar 180 Word graph frasa preposisional “untuk kebutuhan industri”.
148
Word graph dari frasa preposisional “untuk kebutuhan industri” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “untuk” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 (ke-KK-an)+ N2) yang berelasi objektif “kebutuhan industri” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 180). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FN(N1 (ke-KKan)+ N2) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut :
SKO
CAU
PAR
ALI
N2
ALI KK
ALI N (ke-KK-an) 1
ALI Pre (untuk) + FN(N1 (ke-KK-an)+ N2)
ALI FN(N1 (ke-KK-an)+ N2)
Gambar 181 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FN(N1 (ke-KK-an)+ N2).
g. Pre (untuk) + FV(V (meng-KK) + N) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.7)
Dengan demikian, pengembangan biodiesel akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di pulau terpencil, selain menghemat pengeluaran untuk membeli solar bagi usaha perikanan, pertanian, dan transportasi. (Bustaman 2009) Makna preposisi “untuk” adalah kata depan untuk menyatakan bagi …;
bagian; maksud atau tujuan; bagi. Makna frasa verbal “membeli solar” adalah objektif. Jadi, frasa preposisional “untuk membeli solar” di dalam kalimat (4.7) memunyai makna tujuan.
149
Word graph dari makna frasa preposisional “untuk membeli solar” direpresentasikan sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU
ALI
solar
ALI ALI
beli
membeli
ALI
ALI
membeli solar
untuk membeli solar
Gambar 182 Word graph frasa preposisional “untuk membeli solar”.
Word graph dari frasa preposisional “untuk membeli solar” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “untuk” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa verbal (V(meng-KK)+ N) yang berelasi objektif “membeli solar” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 182). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V(mengKK)+ N) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU
ALI
N
ALI KK
ALI
ALI
ALI Pre (untuk) + FV (V(meng-KK)+ N)
V(meng-KK)
FV (V(meng-KK)+ N)
Gambar 183 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV (V(meng-KK)+ N) .
150
h. Pre (untuk) + FV(V (meng-KK) + N(ke-KK-an)) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.8)
Informasi merupakan data yang memiliki makna dan berguna, serta dapat dikomunikasikan kepada penerima atau pengguna (stakeholders) untuk membuat keputusan (Rangkuti 2009). Makna preposisi “untuk” adalah kata depan untuk menyatakan bagi …;
bagian; maksud atau tujuan; bagi. Makna frasa verbal “membuat keputusan” adalah objektif. Jadi, frasa preposisional “untuk membuat keputusan” di dalam kalimat (4.8) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “untuk membuat keputusan” direpresentasikan sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU ALI buat ALI
membuat
SKO ALI putus ALI keputusan ALI
ALI untuk membuat keputusan
membuat keputusan
Gambar 184 Word graph frasa preposisional “untuk membuat keputusan”.
Word graph dari frasa preposisional “untuk membuat keputusan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “untuk” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa verbal (V(meng-KK)+ N (ke-KKan)) yang berelasi objektif “membuat keputusan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU
ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam
concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 184). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V(mengKK)+ N (ke-KK-an)) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut :
151
CAU
CAU
CAU ALI KK
SKO ALI KK
ALI
ALI
V(meng-KK)
N(ke-KK-an) ALI
ALI Pre (untuk) + FV(V(meng-KK)+ N (ke-KK-an))
FV(V(meng-KK)+ N (ke-KK-an))
Gambar 185 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V(meng-KK)+ N (ke-KK-an)).
i. Pre (untuk) + FV(V (meng-KK) + N(pe-KB-an)) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi tujuan contohnya dalam kalimat berikut : (4.9)
Untuk memulai usaha biodiesel, petani kelapa memerlukan dana tunai untuk membeli peralatan dan mesin serta modal kerja (Bustaman 2009). Makna preposisi “untuk” adalah kata depan untuk menyatakan bagi …;
bagian; maksud atau tujuan; bagi. Makna frasa verbal “membeli peralatan” adalah objektif. Jadi, frasa preposisional “untuk membeli peralatan” di dalam kalimat (4.9) memunyai makna tujuan. Word graph dari makna frasa preposisional “untuk membeli peralatan” direpresentasikan sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU ALI beli ALI
membeli ALI untuk membeli peralatan
SKO ALI alat ALI peralatan ALI membeli peralatan
Gambar 186 Word graph frasa preposisional “untuk membeli peralatan”.
152
Word graph dari frasa preposisional “untuk membeli peralatan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “untuk” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa verbal (V(meng-KK)+ N (pe-KBan)) yang berelasi objektif “membeli peralatan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU
ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam
concept1 karena concept2 merupakan tujuan atau penerima dari sesuatu (lihat Gambar 186). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V(mengKK)+ N (pe-KB-an)) yang berelasi tujuan bentuk word graph-nya sebagai berikut :
CAU
CAU
CAU
SKO ALI
ALI
KB
KK
ALI
ALI V(meng-KK)
N(pe-KB-an) ALI
ALI Pre (untuk) + FV(V(meng-KK)+ N (pe-KB-an))
FV(V(meng-KK)+ N (pe-KB-an))
Gambar 187 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (untuk) + FV(V(meng-KK)+ N (pe-KB-an)).
2. Relasi Asal, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan asal dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata dari dan yang berasal dari. Pola frasa preposisional (FP) adalah : a. Pre (dari) + FN (N1 + N2)1 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (4.10) Biodiesel dapat juga dihasilkan dari minyak jelantah atau minyak sisa penggorengan (Bustaman 2009). Makna preposisi “dari” adalah kata depan yang menyatakan tempat permulaan, asal kedatangan, bahan suatu barang; sejak; mulai. Makna frasa
153
nominal “minyak jelantah” adalah minyak yang berasal dari jelantah. Jadi, frasa preposisional “dari minyak jelantah” di dalam kalimat (4.10) memunyai makna asal bahan. Word graph dari makna frasa preposisional “dari minyak jelantah” direpresentasikan sebagai berikut :
PAR
ORD
ALI
ALI
minyak
jelantah
ALI bj
ALI
ALI dari minyak jelantah
minyak jelantah (b0)
Gambar 188 Word graph frasa preposisional “dari minyak jelantah”.
Word graph dari frasa preposisional “dari minyak jelantah” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “dari” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 + N2 )1 yang berelasi material “minyak jelantah” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi ORD ke arah bahan jadi (bj) serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan asal bahan (b0) berubah menjadi bahan jadi (bj) (lihat Gambar 188). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (dari) + FN((N1 + N2 )1) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR ALI N1
ORD ALI N2
ALI bj
ALI FN((N1 + N2 )1) (b0)
ALI
Pre (dari) + FN((N1 + N2 )1)
Gambar 189 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (dari) + FN((N1 + N2 )1).
154
b. Pre (dari) + FN (N1 + N2)2 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (4.11) Umbi bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya, membesar dan akhirnya membentuk umbi berlapis (Haryati dan Nurawan 2009). Makna preposisi “dari” adalah kata depan yang menyatakan tempat permulaan, asal kedatangan, bahan suatu barang; sejak; mulai. Makna frasa nominal “pangkal daun” adalah pangkal bagian dari daun. Jadi, frasa preposisional “dari pangkal daun” di dalam kalimat (4.11) memunyai makna asal tempat. Word graph dari makna frasa preposisional “dari pangkal daun” direpresentasikan sebagai berikut :
ORD
SUB ALI pangkal
ALI daun
ALI pangkal daun (l0)
ALI lt ALI
dari pangkal daun
Gambar 190 Word graph frasa preposisional “dari pangkal daun”.
Word graph dari frasa preposisional “dari pangkal daun” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “dari” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 + N2 )2 yang berelasi partitif “pangkal daun” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi ORD ke arah lokasi tujuan (lt) serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan lokasi awal (l0) menuju lokasi tujuan (lt) (lihat Gambar 190). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (dari) + FN((N1 + N2 )2) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut :
155
ORD
SUB
ALI
ALI
ALI N1
N2
lt
ALI ALI
FN((N1 + N2 )2) (l0)
Pre (dari) + FN((N1 + N2 )2)
Gambar 191 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (dari) + FN((N1 + N2 )2).
c. Pre (dari) + FN (N1(pe-KK-an) + N2) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi asal contohnya dalam kalimat berikut : (4.12) Minyak kelapa dihasilkan dari pemerasan kopra atau daging kelapa (Bustaman 2009). Makna preposisi “dari” adalah kata depan yang menyatakan tempat permulaan, asal kedatangan, bahan suatu barang; sejak; mulai. Makna frasa nominal “pemerasan kopra” adalah objektif. Jadi, frasa preposisional “dari pemerasan kopra” di dalam kalimat (4.12) memunyai makna asal bahan. Word graph dari makna frasa preposisional “dari pemerasan kopra” direpresentasikan sebagai berikut :
PAR
SKO
ORD ALI
ALI
kopra peras ALI
ALI bj
pemerasan
ALI pemerasan kopra (b0) ALI dari pemerasan kopra
Gambar 192 Word graph frasa preposisional “dari pemerasan kopra”.
Word graph dari frasa preposisional “dari pemerasan kopra” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk
156
kata “dari” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 (pe-KK-an) + N2) yang berelasi objektif “pemerasan kopra” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi ORD ke arah bahan jadi (bj) serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merupakan asal bahan (b0) berubah menjadi bahan jadi (bj) (lihat Gambar 192). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (dari) + FN(N1 (pe-KKan) + N2) yang berelasi asal bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR
SKO
ORD ALI
ALI
N2 KK ALI
ALI bj
N1 (pe-KK-an)
ALI FN(N1 (pe-KK-an)) + N2) (b0) ALI Pre (dari) + FN(N1 (pe-KK-an)) + N2)
Gambar 193 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (dari) + FN(N1 (pe-KK-an) + N2).
3. Relasi instrumental, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan alat bagi kata yang dibatasi. Relasi ini dapat dinyatakan dengan menggunakan kata dengan. Pola frasa preposisional (FP) adalah : a. Pre (dengan) + FN ( N1+ N2)1 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi instrumental contohnya dalam kalimat berikut : (4.13) Jagung dalam bentuk tepung lebih fleksibel, lebih tahan lama, praktis, dapat diperkaya dengan zat gizi dan lebih cepat dimasak sesuai dengan tuntutan kehidupan modern yang serba praktis (Suarni 2009). Makna preposisi “dengan” adalah kata depan yang menyatakan hubungan kata kerja dengan pelengkap atau keterangannya; menyatakan keselarasan; oleh;
157
memakai (menggunakan) suatu alat. Makna frasa nominal “zat gizi” adalah zat milik gizi. Jadi, frasa preposisional “dengan zat gizi” di dalam kalimat (4.13) memunyai makna menggunakan zat gizi. Word graph dari makna frasa preposisional “dengan zat gizi” dipresentasikan sebagai berikut :
CAU
PAR ALI
ALI zat
gizi ALI
ALI
dengan zat gizi
zat gizi
Gambar 194 Word graph frasa preposisional “dengan zat gizi”.
Word graph dari frasa preposisional “dengan zat gizi” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “dengan” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 + N2 )1 yang berelasi posesif “zat gizi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merepresentasikan alat (menggunakan) dari suatu kegiatan (lihat Gambar 194). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (dengan) + FN((N1 + N2 )1) yang berelasi instrumental bentuk word graph-nya sebagai berikut:
CAU
PAR ALI
ALI N1
N2 ALI
ALI Pre (dengan) +FN(N + N ) 1 2 1
FN(N1 + N2 )1
Gambar 195 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (dengan) + FN((N1 + N2 )1).
158
b. Pre (dengan) + FN ( N1(ke-KK-an) + N2) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi instrumental contohnya dalam kalimat berikut : (4.14) Sistem budi daya gembili sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Kanum karena mempunyai nilai budaya yang tinggi, yaitu sebagai mas kawin serta pelengkap pada upacara adat (Rauf dan Lestari 2009). Makna preposisi “dengan” adalah kata depan yang menyatakan hubungan kata kerja dengan pelengkap atau keterangannya; menyatakan keselarasan; oleh; memakai (menggunakan) suatu alat. Makna frasa nominal “kehidupan masyarakat” adalah kehidupan di masyarakat. Jadi, frasa preposisional “dengan kehidupan masyarakat” di dalam kalimat (4.14) memunyai makna menggunakan kehidupan masyarakat. Word graph dari makna frasa preposisional “dengan kehidupan masyarakat” direpresentasikan sebagai berikut :
SKO
ALI
PAR
masyarakat
CAU
ALI ALI hidup
kehidupan
ALI kehidupan masyarakat ALI dengan kehidupan masyarakat
Gambar 196 Word graph frasa preposisional “dengan kehidupan masyarakat”.
Word graph dari frasa preposisional “dengan kehidupan masyarakat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “dengan” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1(ke-KK-an) + N2 ) yang berelasi lokatif “kehidupan masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU serta concept2 berada di dalam concept1 karena concept2 merepresentasikan alat (menggunakan) dari suatu kegiatan (lihat Gambar 196).
159
Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (dengan) + FN(N1(keKK-an) + N2) yang berelasi instrumental bentuk word graph-nya sebagai berikut :
SKO
ALI
PAR
N2
CAU
ALI ALI KK
N1(ke-KK-an)
ALI FN(N1(ke-KK-an) + N2) ALI Pre (dengan) + FN(N1(ke-KK-an) + N2)
Gambar 197 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (dengan) + FN(N1(ke-KK-an) + N2). 4. Relasi lokatif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tempat atau tempat bekerja dari kata yang dibatasi. Kata yang dapat disisipkan untuk menyatakan hubungan ini secara eksplisit adalah di, pada, dan dalam. Pola frasa preposisional (FP) adalah : a. Pre (di) + N Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.15) Industri biodiesel berbahan baku kelapa sampai saat ini belum ada di Maluku, meskipun di daerah lain mulai berkembang (Bustaman 2009). Makna preposisi “di” adalah kata depan untuk menandai tempat. Makna kata benda “Maluku” adalah daerah di Maluku. Jadi, frasa peposisional “di Maluku” di dalam kalimat (4.15) memunyai makna tempat yaitu Maluku. Word graph dari makna frasa preposisional “di Maluku” direpresentasikan sebagai berikut :
SUB ALI di (lb)
EQU Maluku (la)
Gambar 198 Word graph frasa preposisional “di Maluku”.
160
Word graph dari frasa preposisional “di Maluku” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “di” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “Maluku” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 198). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (di) + N yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SUB ALI
EQU
Pre (di) (lb)
N (la)
Gambar 199 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (di) + N.
b. Pre (di) + N(KS-an) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.16) Masih terjadi kesenjangan antara kemajuan iptek di tingkat penelitian dan aplikasinya di lapangan (Rangkuti 2009). Makna preposisi “di” adalah kata depan untuk menandai tempat. Makna kata sifat “lapang” adalah lebar; lega; senang; tidak sibuk; longgar; tidak sempit. Ditambah sufiks –an menjadi kata benda “lapangan” maknanya adalah tempat atau tanah luas; tempat pertandingan; bidang (pekerjaan, pengetahuan, dan sebagainya). Jadi, frasa preposisional “di lapangan” di dalam kalimat (4.16) memunyai makna tempat yaitu lapangan. Word
graph
dari
makna
frasa
preposisional
“di
direpresentasikan sebagai berikut : SUB ALI di (lb)
PAR ALI lapang
ALI lapangan (la)
Gambar 200 Word graph frasa preposisional “di lapangan”.
lapangan”
161
Word graph dari frasa preposisional “di lapangan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “di” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) KS-an (Saleh 2009) “lapangan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 200). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (di) + N (KS-an) yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SUB ALI
PAR ALI
ALI
Pre (di) (lb) KS
N(KS-an) ( la)
Gambar 201 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (di) + N(KS-an).
c. Pre (di) + N(pe-KB-an) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.17) Salah satu masalah yang dihadapi petani di pedesaan adalah rendahnya akses
dan
kemampuan
mengembangkan
usaha
dalam tani
padi
memperoleh dalam
informasi
upaya
untuk
meningkatkan
produktivitas, kualitas produk, daya saing, dan nilai tambah (Rangkuti 2009). Makna preposisi “di” adalah kata depan untuk menandai tempat. Makna kata benda “desa” adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa). Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “pedesaan” maknanya adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu. Jadi, frasa preposisional “di pedesaan” di dalam kalimat (4.17) memunyai makna tempat yaitu pedesaan.
162
Word
graph
dari
makna
frasa
preposisional
“di
pedesaan”
direpresentasikan sebagai berikut : SKO
SUB ALI
ALI ALI
di (lb)
desa
pedesaan (la)
Gambar 202 Word graph frasa preposisional “di pedesaan”.
Word graph dari frasa preposisional “di pedesaan” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “di” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KB-an (Saleh 2009) “pedesaan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 202). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (di) + N (pe-KB-an) yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SKO
SUB ALI
ALI ALI
Pre (di) (lb)
KB
N(pe-KB-an)
Gambar 203 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (di) + N(pe-KB-an).
d. Pre (di) + FN ( N1+ N2)2 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.18) Selain ubi jalar, sagu juga merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Papua, terutama yang berdomisili di dataran rendah atau di pesisir pantai atau danau (Rauf dan Lestari 2009). Makna preposisi “di” adalah kata depan untuk menandai tempat. Makna frasa nominal “pesisir pantai” adalah pesisir bagian dari pantai. Jadi, frasa preposisional “di pesisir pantai” di dalam kalimat (4.18) memunyai makna lokatif.
163
Word graph dari makna frasa preposisional “di pesisir pantai” direpresentasikan sebagai berikut :
SUB
SUB ALI
ALI
ALI
di (lb)
pesisir
pantai
ALI
pesisir pantai (la)
Gambar 204 Word graph frasa preposisional “di pesisir pantai”.
Word graph dari frasa preposisional “di pesisir pantai” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “di” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 +N2)2 yang berelasi partitif “pesisir pantai” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 204). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (di) + FN(N1 +N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SUB
SUB ALI Pre (di) (lb)
ALI N1
ALI N2
ALI FN((N +N ) ) (l ) 1 2 2 a
Gambar 205 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (di) + FN(N1 +N2)2.
e. Pre (pada) + FN ( N1+ N2)2 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.19) Ngengat betina meletakkan telur secara berkelompok pada daun bawang atau gulma yang tumbuh di sekitarnya (Haryati dan Nurawan 2009). Makna preposisi “pada” adalah kata depan yang dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan atas atau di dalam hubungan dengan, searti dengan “di” (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang,
164
keterangan waktu) atau “ke”. Makna frasa nominal “daun bawang” adalah daun bagian dari bawang. Jadi, frasa preposisional “pada daun bawang” di dalam kalimat (4.19) memunyai makna lokatif. Word graph dari makna frasa preposisional “pada daun bawang” direpresentasikan sebagai berikut : SUB
SUB ALI
ALI
ALI
daun
bawang
ALI pada (lb)
daun bawang (la)
Gambar 206 Word graph frasa preposisional “pada daun bawang”.
Word graph dari frasa preposisional “pada daun bawang” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “pada” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 +N2)2 yang berelasi partitif “daun bawang” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 206). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (pada) + FN(N1 +N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut : SUB
SUB ALI Pre (pada) (lb)
ALI N1
ALI N2
ALI FN((N +N ) ) (l ) 1 2 2 a
Gambar 207 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (pada) + FN(N1 +N2)2.
f. Pre (di) + FN ( N1+ N2 (pe-KB)) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.20) Berbagai jenis gembili ditemukan di kebun petani di Papua (Rauf dan Lestari 2009).
165
Makna preposisi “di” adalah kata depan untuk menandai tempat. Makna frasa nominal “kebun petani” adalah kebun milik petani. Jadi, frasa preposisional “di kebun petani” di dalam kalimat (4.20) memunyai makna lokatif. Word graph dari makna frasa preposisional “di kebun petani” direpresentasikan sebagai berikut :
PAR
SUB
ALI
ALI
kebun
di (lb)
SKO ALI ALI
tani
petani
ALI kebun petani (la)
Gambar 208 Word graph frasa preposisional “di kebun petani”.
Word graph dari frasa preposisional “di kebun petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “di” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1 +N2(pe-KB)) yang berelasi posesif “kebun petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB
ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari
concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 208). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (di) + FN(N1 +N2(peKB)) yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
PAR
SUB ALI Pre (di) (lb)
ALI N1
SKO ALI ALI
N2(pe-KB)
KB
ALI FN(N1 +N2(pe-KB)) (la)
Gambar 209 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (di) + FN(N1 +N2(pe-KB)).
166
g. Pre (di) + FN ( N1(KS-an) + N2)2 Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.21) Namun, pengembangan komoditas tersebut tidak merata di dataran Papua, kecuali ubi jalar yang dapat dijumpai di berbagai wilayah, baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama pada wilayah pegunungan rendah (Rauf dan Lestari 2009). Makna preposisi “di” adalah kata depan untuk menandai tempat. Makna frasa nominal “dataran Papua” adalah dataran di Papua. Jadi, frasa preposisional “di dataran Papua” di dalam kalimat (4.21) memunyai makna lokatif. Word graph dari makna frasa preposisional “di dataran Papua” direpresentasikan sebagai berikut :
SUB ALI
PAR
PAR
Papua
ALI ALI
di (lb)
EQU
datar
dataran
ALI dataran papua (la)
Gambar 210 Word graph frasa preposisional “di dataran Papua”.
Word graph dari frasa preposisional “di dataran Papua” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “di” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1(KS-an) +N2)2 yang berelasi lokatif “dataran Papua” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB
ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari
concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 210). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (di) + FN(N1(KS-an) +N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
167
SUB
PAR
ALI Pre(di) (lb)
EQU
PAR
N2
ALI ALI
KS
N1(KS-an)
ALI FN((N1(KS-an) +N2)2)(la)
Gambar 211 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (di) + FN(N1(KS-an) +N2)2. h. Pre (pada) + FN ( N1(KK-an) + N2) Untuk pola frasa preposisional ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : (4.22) Penambahan bahan berserat tinggi pada adonan terigu menghasilkan kue kering berserat tinggi (Suarni 2009). Makna preposisi “pada” adalah kata depan yang dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan atas atau di dalam hubungan dengan, searti dengan “di” (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu) atau “ke”. Makna frasa nominal “adonan terigu” adalah adonan yang terbuat dari terigu. Jadi, frasa preposisional “pada adonan terigu” di dalam kalimat (4.22) memunyai makna lokatif. Word graph dari makna frasa preposisional “pada adonan terigu” direpresentasikan sebagai berikut :
SUB ALI
PAR
CAU
terigu
ALI ALI
pada (lb)
ALI
adon
adonan
ALI adonan terigu (la)
Gambar 212 Word graph frasa preposisional “pada adonan terigu”.
168
Word graph dari frasa preposisional “pada adonan terigu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola preposisi (Pre) untuk kata “pada” (Anggraeni 2009) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola frasa nominal (N1(KK-an) +N2) yang berelasi material “adonan terigu” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB
ke arah concept2 karena concept1 adalah lokasi bagian (lb) dari
concept2 yang merupakan lokasi acuan (la) (lihat Gambar 212). Secara umum frasa preposisional dengan pola Pre (pada) + FN(N1(KK-an) +N2) yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :
SUB ALI Pre (pada) (lb)
PAR
CAU ALI
ALI
ALI
N2
N1(KK-an)
KK ALI FN(N1(KK-an) +N2) (la)
Gambar 213 Word graph frasa preposisional dengan pola Pre (pada) + FN(N1(KK-an) +N2).
4.3
Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Kata Pada bagian sebelumya telah diuraikan pembentukan word graph frasa
kata berdasarkan kelas kata dan hubungan makna (relasi) antarunsurnya. Sebelum merancang aturan pembentukan word graph frasa kata maka frasa kata akan dikelompokkan berdasarkan kelas kata dan relasinya, lalu dikelompokkan lagi berdasarkan bentuk word graph. Untuk menyusun suatu aturan diperlukan klasifikasi word graph yang berbentuk sama. Berikut adalah pengelompokan frasa kata berdasarkan bentuk word graph.
169
Tabel 1 Jenis word graph frasa kata berdasarkan bentuk word graph No
Pola Frasa
Jenis/
Contoh Frasa
Kata
Relasi
Kata
(N1+N2)1
FN/pos
umur panen
(N1+N2)1
FN/obj
isu politik
Word Graph
1
(N1+N2)1
FN/tjn
bahan pangan
N+V
FN/tjn
daya beli
(N1+N2)1
FN/ahli
pakar komunikasi
(N1+N2)1
FN/asal
tenaga mesin
N+Adj
FN/asal
pihak swasta
(N1+N2)1
FN/mtr
minyak kelapa
V+Adj
FV/tjn
bangkit
PAR
ALI
N1/V/Adj
ALI
N2/V/Adj
(a)
ALI
N1/V/Adj
PAR
ALI
N2/V/Adj
(b)
Gambar 214 Word graph pola ke-1
mandiri V+Adj
FV/ist
tumbuh baik
Adj+N
FA/bdg
putih susu
Adj+Adj
FA/bdg
putih bening
N1+N2(pe-KB)
FN/pos
kebun petani
N1+N2(pe-KB)
FN/tjn
bahan pengikat
N1+N2(pe-KB-
FN/tjn
biaya
an) N1+N2(pe-KS-
pengendalian FN/asal
hasil penelitian
FN/asal
hasil
PAR ALI
SKO ALI
ALI
N1/Adj KD
N2 (pe-KB)/ N2(pe-KD-an)/ N2(ke-KS-an)
(a)
an)
2
N1+N2(pe-KKan) Adj+N2(ke-KS-
pengolahan FA/obj
an)
tahan
SKO
PAR ALI
ALI
ALI
N1/Adj KD
kekeringan
N2 (pe-KB)/ N2(pe-KD-an)/ N2(ke-KS-an)
(b) Gambar 215 Word graph pola ke-2
3
N+ V(ber-KS)
FN/pos
modal bersama PAR ALI N
ALI KS
(a)
ALI
V(ber-KS)
170
PAR ALI
ALI
ALI
N
V(ber-KS)
KS
(b) Gambar 216 Word graph pola ke-3 N1(ke-KS-an)+
FN/pos
N2 N1(KB-an)+ N2
kemampuan tepung
FN/pos
kandungan nutrisi
N1(ke-KK-an)+
4
FN/obj
FN/obj
FN/obj
N2 N1(pe-KK-an)+
FN/obj
keragaman
pemerasan
FN/obj
N1(ke-KD-an)/ N1(KB-an)/ N1(pe-KB/KK-an)/ N1(pe-KB)
ALI KD
FN/ahli
petani kelapa
(N1(pe-KB-
FN/asal
pemanfaatan
Gambar 217 Word graph pola ke-4
sagu FN/asal
N2
kekuatan anggota
FN/lkt
kehidupan masyarakat
N2
5
N1(pe-KK-an)+ N2(pe-KB)
FN/pos
petani
ALI
ALI
pengetahuan
SKO
PAR
SKO
KB
KK/KS
ALI
ALI N1(pe-KK-an)/ N1(ke-KS-an)
N2 (pe-KB)
(a)
ALI N2
(b)
tepung
an)+ N2)1
PAR
SKO
ALI
pemrosesan
N1(pe-KB)+ N2
N1(ke-KK-an)+
N2
(a)
kopra
an)+ N2)1
N1(ke-KS-an)+
ALI
KD
ketahanan
pangan
N2 (N1(pe-KB-
ALI
pangan
N2 N1(ke-KB-an)+
PAR
pangan
N2 N1(ke-KS-an)+
kebutuhan
SKO
N1(ke-KD-an)/ ALI N1(KB-an)/ N1(pe-KB/KK-an)/ N1(pe-KB)
171
N1(ke-KS-an)+
FN/tjn
kesejahteraan SKO
PAR
SKO
petani
N2(pe-KB)
ALI
ALI
KB
KK/KS
ALI
ALI N1(pe-KK-an)/ N1(ke-KS-an)
N2 (pe-KB)/ N2 (pe-KB-an)
(b) Gambar 218 Word graph pola ke-5 N1 + FN (N2 +
FN/pos
N3)1
mutu tepung jagung
ALI
N1 + FN (N2 +
FN/ahli
N3)1
ALI
dokter ahli
ALI
N3)1
FN (N2 + N3)1
(a)
saraf
FN/asal
ALI
N3
PAR
PAR
N1 + FN (N2 +
ALI
N2
N1
6
PAR
PAR
ALI
ALI
FN (N2 + N3)1
N3
N2
N1
sumber daya
ALI
alam
(b) Gambar 219 Word graph pola ke-6
7
N1 + FN (N2(pe-KB)+ N3)
FN/pos
kelompok PAR
petani kelapa ALI
PAR
SKO
ALI
N3
ALI
N1
ALI N (pe-KB) 2
KB
ALI FN (N2 (pe-KB) + N3)
(a)
PAR ALI N1
PAR
SKO
ALI
ALI ALI N (pe-KB) 2
KB
ALI FN (N2 (pe-KB) + N3)
(b) Gambar 220 Word graph pola ke-7
N3
172
8
FN(N1+V)+N2
FN/pos
daya beli konsumen
PAR
ALI
FN (N1 + V)
PAR
ALI
ALI
N1
ALI
V
N2
(a) PAR
ALI
FN (N1 + V)
PAR
ALI
ALI
N1
ALI
V
N2
(b) Gambar 221 Word graph pola ke-8 9
FN(N1(KB-
FN/pos
an)+ N2)+N3
kandungan nutrisi jagung N1(KB-an)
PAR
SKO
ALI
PAR ALI
ALI
ALI
N2
KB
N3
ALI FN (N1(KB-an)+N2
(a)
N1(KB-an)
PAR
SKO
ALI
PAR ALI
ALI
N2
KB ALI FN (N1(KB-an)+N2
(b) Gambar 222 Word graph pola ke-9 10
N1(KK-an)+ N2(ke-KS-an)
FN/obj
dukungan kebijakan SKO
PAR
CAU
ALI
ALI
KS
KK
ALI
ALI
N2 (ke-KS-an)
N1(KK-an)
(a)
ALI N3
173
SKO
PAR
CAU
ALI
ALI
KS
KK
ALI
ALI
N2 (ke-KS-an)
N1(KK-an)
(b) Gambar 223 Word graph pola ke-10 11
N1(pe-KK-an)+
FN/obj
FN (N2 + N3)2
pengolahan biji jagung SUB
PAR
SKO
ALI
ALI
ALI
N3
N2
KK
ALI
ALI
FN (N2 + N3)2
N1(pe-KK-an)
(a) SUB
PAR
SKO
ALI
ALI
ALI
N2
KK
N3 ALI
ALI
FN (N2 + N3)2
N1(pe-KK-an)
(b) Gambar 224 Word graph pola ke-11 12
N1(pe-KB-an)+ FN (N2 + N3)1
FN/obj
pemanfaatan tepung jagung
PAR
PAR
SKO
ALI
ALI
ALI
N3
N2
KB
ALI
ALI
FN (N2 + N3)1
N1(pe-KB-an)
(a) PAR
PAR
SKO
ALI
ALI
ALI
N2
KB
N3 ALI
ALI
FN (N2 + N3)1
N1(pe-KB-an)
(b) Gambar 225 Word graph pola ke-12
174
13
N1(pe-KS-an)+
FN/obj
pemenuhan
FN (N2(ke-KK-
kebutuhan
an) + N3)
pangan
PAR
SKO
SKO
PAR ALI
ALI
ALI
N3
KK KS ALI
ALI
N2 (ke-KK-an)
N1(pe-KS-an)
ALI FN (N2(ke-KK-an) + N3)
(a) PAR
SKO
PAR
SKO
ALI
ALI
ALI
N3
KK KS ALI
ALI
N2 (ke-KK-an)
N1(pe-KS-an)
ALI FN (N2(ke-KK-an) + N3)
(b) Gambar 226 Word graph pola ke-13 N1 + N2 (KK-
FN/tjn
bahan PAR
an)
CAU
makanan ALI
ALI
ALI
N2 (KK-an)
KK
N1
(a)
14 N1 + N2 (KK-
FN/asal
lingkungan
an)
PAR
kualitas
CAU
ALI N1
ALI
ALI
N2 (KK-an)
KK
(b) Gambar 227 Word graph pola ke-14 N1 (KK-an) +
FN/tjn
N2
makanan rakyat
N1(KK-an)
PAR
CAU
ALI
ALI
15
N1 (KK-an) +
FN/asal
serangan hama
FN/mtr
adonan terigu
KK
N2 N1 (KK-an) + N2
(a)
ALI N2
175
N1(KK-an)
PAR
CAU
ALI
ALI
ALI
N2
KK
(b) Gambar 228 Word graph pola ke-15 16
(N1 (KS-an) +
FN/tjn
lapangan kerja
N2)1
N1(KS-an)
PAR
PAR
ALI
ALI
ALI
N2
KS
(a) N1(KS-an)
PAR
PAR
ALI
ALI
ALI
N2
KS
(b) Gambar 229 Word graph pola ke-16 17
N(ke-KS-an) +
FN/tjn
V (ber-KK)
kegiatan berburu
SKO
PAR ALI ALI KK
KS
ALI ALI
N2(ber-KK)
N1(ke-KS-an)
(a) SKO
PAR ALI ALI KK
KS
ALI ALI
N2(ber-KK)
N1(ke-KS-an)
(b) Gambar 230 Word graph pola ke-17 18
(N1 + N2 )2
FN/prt
biji jagung N1
ALI
SUB
ALI
N2
(a) N1
ALI
SUB
ALI
N2
(b) Gambar 231 Word graph pola ke-18
176
19
N+ V (ber-KB)
FN/bdg
umbi berlapis PAR
PAR ALI N
ALI
ALI
KB
V(ber-KB)
(a) PAR
PAR ALI N
ALI
ALI
KB
V(ber-KB)
(b) Gambar 232 Word graph pola ke-19 20
(N1 + N2 )3
FN/lkt
masyarakat Papua
N1
ALI
EQU
PAR
N2
(a) N1
ALI
PAR
EQU
N2
(b) Gambar 233 Word graph pola ke-20 21
(N1(pe-KB-
FN/lkt
an)+ N2 )2
perekonomian Indonesia N1(pe-KB-an)
ALI
PAR
SKO ALI
EQU
KB
N2
(a)
N1(pe-KB-an)
ALI
PAR
SKO
EQU
ALI KB
N2
(b) Gambar 234 Word graph pola ke-21 22
(N1(KS-an)+
FN/lkt
dataran Papua
N2 )2 N1(KS-an)
ALI
PAR
PAR ALI KS
(a)
EQU N2
177
PAR
PAR
ALI
N1(KS-an)
EQU
ALI KS
N2
(b) Gambar 235 Word graph pola ke-22 23
V(di-KK) + N
FV/sbj
dikenal masyarakat
CAU
CAU
ALI
N
ALI V(di-KK) + N
ALI
KK
(a) CAU
CAU
ALI
N
ALI V(di-KK) + N
ALI
KK
(b) Gambar 236 Word graph pola ke-23 24
V(di-KB-i) + N (pe-KB)
FV/sbj
dihadapi petani
CAU
CAU
ALI
SKO ALI
KB
KB ALI
ALI
N (pe-KB)
V(di-KB-i)) + N (pe-KB)
(a) CAU
CAU
ALI
SKO ALI
KB
KB ALI
ALI V(di-KB-i)) + N (pe-KB)
N (pe-KB)
(b) Gambar 237 Word graph pola ke-24
178
25
V(di-KK) + FN
FV/sbj
(N+Adj)
ditampung pihak swasta
CAU
CAU
PAR
ALI
ALI
ALI
KK
Adj
N
ALI
ALI
FN(N+Adj)
V(di-KK) + FN(N+Adj)
(a) CAU
CAU
PAR
ALI
ALI
ALI
KK
Adj
N
ALI
ALI
FN(N+Adj)
V(di-KK)) + FN(N+Adj)
(b) Gambar 238 Word graph pola ke-25 26
V(meng-KK) +
FV/obj
membeli solar
N
V(meng-KB) +
FV/obj
N V(meng-KK-
FV/obj
KK/KB
FV/obj
kan) + N
menghasilkan
ALI N
(a)
menyampaikan informasi
CAU ALI
batang
kan) + N V(meng-KB-
membentuk
CAU
V(meng-KK)/ ALI V(meng-KK-kan)/ V(meng-KB)/ V(meng-KB-kan)
CAU
V(meng-KK)/ V(meng-KK-kan)/ ALI V(meng-KB)/ V(meng-KB-kan)
CAU ALI
KK/KB
ALI N
tekstur
(b) Gambar 239 Word graph pola ke-26 27
V(ber-KK) + N
FV/obj
bertukar CAU
informasi V(ber-KK)
ALI
ALI KK
ALI N
(a) CAU V(ber-KK)
ALI
ALI
ALI
KK
N
(b) Gambar 240 Word graph pola ke-27
179
V(ber-KB) + N
FV/obj
bernilai PAR
ekonomi
CAU ALI
ALI V(ber-KB)
ALI KB
28 V(ber-KB) + N
FV/bdg
N
(a)
berakar serabut
PAR
CAU ALI
ALI V(ber-KB)
ALI
N
KB
(b) Gambar 241 Word graph pola ke-28 V(meng-KK-i) +
FV/obj
N (pe-KK-
mengalami penurunan CAU
CAU
SKO
an) V(meng-KK) +
FV/obj
N (pe-KB-an) V(meng-KK-
V(meng-KK/KB-i)/ ALI V(meng-KK-kan)/ V(meng-KK)/ V(ber-KB-kan)
membeli peralatan
FV/obj
kan) + N (pe-
V(meng-KK) +
+
ALI KD ALI N (pe-KK/KB-an)/ N (ke-KK/KS-an)
perhatian
(a) FV/obj
N (ke-KK-an) V(meng-KB-i)
KK/KB
memberikan
KB-an)
29
ALI
mengambil keputusan
FV/obj
N (ke-KS-
CAU V(meng-KK/KB-i)/ V(meng-KK-kan)/ ALI V(meng-KK)/ V(ber-KB-kan)
mengatasi kemiskinan
CAU ALI
KK/KB
SKO ALI KD
an)
ALI
V(meng-KK) +
FV/obj
N (ke-KS-an) V(ber-KB-kan) +
mengganggu
N (pe-KK/KB-an)/ N (ke-KK/KS-an)
kesehatan FV/asal
N (pe-KK-
(b)
berdasarkan pengalaman
Gambar 242 Word graph pola ke-29
an) V(meng-KK)
FV/obj
+FN(N1+N2)1
V(meng-KK-
30
menjadi
isu
politik CAU
FV/obj
kan)
menurunkan tenaga mesin
V(meng-KK)/ ALI V(meng-KK-kan)/ V(meng-KB-kan)
ALI KK/KB
PAR ALI
ALI N1
N2 ALI
+FN(N1+N2)1 V(meng-KB-
CAU
FV/obj
menghasilkan
(a)
FN(N1+N2)1
180
kan)
tekstur tepung
+FN(N1+N2)1
CAU V(meng-KK)/ V(meng-KK-kan)/ ALI V(meng-KB-kan)
CAU ALI
KK/KB
PAR ALI
ALI
N2
N1 ALI
FN(N1+N2)1
(b) Gambar 243 Word graph pola ke-30 31
V(meng-per-
FV/obj
memperbaiki
KK-i)
kualitas
+FN(N1+N2(K
lingkungan
CAU
CAU ALI
K-an)) V(meng-KB-
KK/KB
FV/obj
menggunakan
kan)
bahan
+FN(N1+N2(K
makanan
PAR ALI
CAU ALI KK
N1
ALI
N2(KK-an)
ALI ALI
V(meng-per-KK-i)/ V(meng-KB-kan)
FN(N1+N2(KK-an))
K-an))
(a) CAU
CAU ALI
KK/KB
PAR ALI
CAU ALI KK
N1
ALI
N2(KK-an)
ALI ALI
V(meng-per-KK-i)/ V(meng-KB-kan)
FN(N1+N2(KK-an))
(b) Gambar 244 Word graph pola ke-31 32
V(meng-KB-
FV/obj
meningkatkan
kan)
biaya
+FN(N1+N2(pe
pengendalian CAU
CAU
-KB-an))
ALI KB
PAR
SKO ALI
ALI
ALI
KB
N1
ALI ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1+N2(pe-KB-an))
(a)
N2(pe-KB-an)
181
CAU
CAU
PAR
ALI KB
SKO ALI
ALI
ALI
KB
N1
N2(pe-KB-an)
ALI ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1+N2(pe-KB-an))
(b) Gambar 245 Word graph pola ke-32 33
V1(meng-KK)
FV/obj
+FN(N+V2(ber
menghimpun modal bersama
CAU
CAU
PAR
-KS)) ALI KK
ALI
ALI
ALI V (ber-KS) 2
KS
N
ALI ALI
V1(meng-KK)
FN(N+V2(ber-KS))
(a) CAU
CAU
PAR
ALI KK
ALI
ALI
ALI V (ber-KS) 2
KS
N
ALI ALI
V1(meng-KK)
FN(N+V2(ber-KS))
(b) Gambar 246 Word graph pola ke-33 34
V(meng-KBkan) +FN(N1(KS-
FV/obj
menciptakan lapangan kerja CAU
CAU
an)+N2)1
PAR
PAR
ALI
ALI
N2
ALI
KB
ALI N (KS-an) 1
KS
ALI ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1(KS-an)+N2)1
(a)
182
CAU
CAU
ALI
PAR
PAR
ALI
N2
ALI
KB
ALI N (KS-an) 1
KS
ALI ALI
V(meng-KB-kan)
FN(N1(KS-an)+N2)1
(b) Gambar 247 Word graph pola ke-34 35
V(meng-KK)
FV/obj
menyangkut
+FN(N1(KK-
makanan
an)+N2)
rakyat
CAU
CAU
PAR
CAU
ALI
ALI
N2
ALI
KK
ALI N (KK-an) 1
KK
ALI ALI
V(meng-KK)
FN(N1(KK-an)+N2)
(a) CAU
CAU ALI
ALI N 2
PAR
CAU ALI
KK
ALI N (KK-an) 1
KK
ALI
ALI
V(meng-KK) FN(N1(KK-an)+N2)
(b) Gambar 248 Word graph pola ke-35 36
V(meng-KB)
FV/obj
membangun
+FN(N1(ke-KS-
ketahanan
an)+N2)
pangan
CAU
CAU ALI
V(meng-KS-i)
FV/obj
memenuhi
+FN(N1(ke-
kebutuhan
KK-an)+N2)
pangan
V(meng-KB-
FV/obj
mewujudkan
kan)
ketahanan
+FN(N1(ke-KS-
pangan
an)+N2)
ALI N 2
PAR
SKO ALI
KB/KS
KS/KK
ALI
N1(ke-KS/KK-an)
ALI V(meng-KB)/ V(meng-KB-kan)/ V(meng-KS-i)
ALI FN(N1(ke-KS/KK-an)+N2)
(a)
183
CAU
CAU
ALI N 2
PAR
SKO
ALI
ALI
KB/KS
KS/KK
ALI N1(ke-KS/KK-an)
ALI V(meng-KB)/ V(meng-KB-kan)/ V(meng-KS-i)
ALI FN(N1(ke-KS/KK-an)+N2)
(b) Gambar 249 Word graph pola ke-36 37
V1(meng-KB-
FV/obj
melakukan
kan)
kegiatan
+FN(N(ke-KS-
berburu
an)
CAU
CAU
PAR
SKO
ALI
+V2(ber-
KK))
ALI
ALI
KB
KK
KS
ALI
ALI
V1(meng-KB-kan)
V2(ber-KK)
N(ke-KS-an) ALI
FN(N(ke-KS-an)+V2(ber-KK))
(a)
CAU
CAU
PAR
SKO
ALI
ALI
ALI
KB
KK
KS
ALI
ALI
V1(meng-KB-kan)
V2(ber-KK)
N(ke-KS-an)
ALI FN(N(ke-KS-an)+V2(ber-KK))
(b) Gambar 250 Word graph pola ke-37 38
V(meng-KB-
FV/obj
meningkatkan
kan)
pendapatan
+FN(N1(pe-
petani
KK-an) +N2(pe-KB))
CAU
CAU
PAR
SKO
ALI
ALI
KB
ALI V(meng-KB-kan)
SKO ALI KB
KK
ALI N1(pe-KK-an)
N2(pe-KB) ALI
FN(N1(pe-KK-an)+ N2(pe-KB))
(a)
184
CAU
CAU
PAR
SKO
ALI
SKO
ALI
KB
ALI KB
KK
ALI
ALI
V(meng-KB-kan)
N2(pe-KB)
N1(pe-KK-an)
ALI FN(N1(pe-KK-an)+ N2(pe-KB))
(b) Gambar 251 Word graph pola ke-38 39
V(ber-KK)
+
FV/ist
berjalan PAR
Adj
efisien
ALI
V(ber-KK)
ALI
ALI
KK
Adj
(a) PAR ALI
V(ber-KK)
ALI
ALI
KK
Adj
(b) Gambar 252 Word graph pola ke-39 40
V1(ter-KK) +V2(meng-KS)
FV/ist
tercampur merata
CAU
CAU
PAR
ALI
CAU ALI
KK
KS
ALI V1(ter-KK)
V2(meng-KS)
(a) CAU
CAU
PAR
ALI
CAU ALI KS
KK
ALI V2(meng-KS)
V1(ter-KK)
(b) Gambar 253 Word graph pola ke-40
185
41
Pre(bagi) + N
FP/tjn
bagi masyarakat
CAU
ALI
Pre (bagi) + N
ALI N
Gambar 254 Word graph pola ke-41 42
Pre(ke) + N
FP/tjn
ke depan ORD ALI
ALI
l0
ALI Pre (ke) + N
lt (N)
Gambar 255 Word graph pola ke-42 43
Pre(bagi)
+
FP/tjn
bagi penduduk CAU
N(pe-KK)
CAU
ALI N(pe-KK)
ALI
ALI
KK
Pre (bagi) + N(pe-KK)
Gambar 256 Word graph pola ke-43 44
Pre(bagi)
+
FP/tjn
FN(N1+N2)3
bagi masyarakat
PAR
ALI
CAU
ALI
Papua
N1
FN(N1+N2)3
EQU ALI
N2
Pre (bagi) + FN(N1+N2)3
Gambar 257 Word graph pola ke-44 45
Pre(untuk)
+
FP/tjn
FV(V+Adj)
untuk bangkit mandiri
PAR
ALI
CAU
ALI
ALI
Adj
V
FV(V+Adj)
ALI Pre (untuk) + FN(V+Adj)
Gambar 258 Word graph pola ke-45 46
Pre(untuk) FN
(N1
+ (ke-
KK-an) + N2)
FP/tjn
untuk kebutuhan
CAU
industri
SKO
ALI
ALI
ALI N (ke-KK-an) 1
N2
KK
ALI Pre (untuk) + FN(N1(ke-KK-an)+ N2)
ALI FN(N1(ke-KK-an)+ N2)
Gambar 259 Word graph pola ke-46
186
47
Pre(untuk)
+
FP/tjn
FV (V (meng-
untuk membeli solar
KK) + N)
ALI
CAU
CAU
CAU
N
ALI
ALI V(meng-KK) KK
ALI
ALI Pre (untuk) + FV(V(meng-KK)+ N)
FV(V(meng-KK)+ N)
Gambar 260 Word graph pola ke-47 48
Pre(untuk) FV
+
FP/tjn
membuat
(V(meng-
KK)+
untuk
keputusan
N(ke-
CAU
CAU
KK-an)) +
FP/tjn
untuk membeli
KK/KB
KK
peralatan
(V(meng-
KK)+
ALI
ALI
Pre(untuk) FV
SKO
CAU
ALI
ALI
V(meng-KK)
N(pe-
N(ke-KK-an)/ N(pe-KB-an)
KB-an)) ALI
ALI
FV(V(meng-KK)+ N(ke-KK-an)/ N(pe-KB-an))
Pre (untuk) + FV(V(meng-KK)+ N(ke-KK-an)/ N(pe-KB-an))
Gambar 261 Word graph pola ke-48 49
Pre(dari)+
FP/asal
FN(N1+N2)1
dari
minyak
jelantah
ORD
PAR
ALI
ALI
ALI
bj
N2
N1
ALI
ALI
FN(N1+N2)1(b0)
Pre (dari) + FN(N1+N2)1
Gambar 262 Word graph pola ke-49 50
Pre(dari)+ FN(N1+N2)2
FP/asal
dari
pangkal
daun
ORD
SUB
N1
ALI
ALI
ALI
N2 ALI
FN(N1+N2)2(l0)
lt ALI
Pre (dari) + FN(N1+N2)2
Gambar 263 Word graph pola ke-50
187
51
Pre(dari)+
FP/asal
FN(N1(pe-KK-
dari pemerasan kopra SKO
an)+N2)
ALI
PAR
N2
ORD
ALI
ALI ALI N (pe-KK-an) 1
KK
bj
ALI FN(N1(pe-KK-an)+N2) (b0) ALI Pre (dari) + FN(N1(pe-KK-an)+N2)
Gambar 264 Word graph pola ke-51 52
Pre(dengan)+
FP/ist
dengan zat gizi
FN(N1+N2)1
CAU
PAR
ALI
ALI N2
N1
ALI
ALI
FN(N1+N2)1
Pre (dengan) + FN(N1+N2)1
Gambar 265 Word graph pola ke-52 53
Pre(dengan)+
FP/ist
dengan
FN(N1(ke-KK-
kehidupan
an)+N2)
masyarakat SKO
PAR
ALI
N2
CAU
ALI ALI N (pe/ke-KK-an) 1
KK
ALI FN(N1(pe/ke-KK-an)+N2) ALI Pre (dengan) + FN(N1(pe/ke-KK-an)+N2)
Gambar 266 Word graph pola ke-53 54
Pre(di) + N
FP/lkt
di Maluku
SUB ALI
Pre (di) (lb)
EQU
N (la)
Gambar 267 Word graph pola ke-54
188
55
Pre(di)
+
N
FP/lkt
di lapangan
(KS-an)
SUB
PAR ALI
ALI
Pre (di) (lb)
ALI
KS
N(KS-an)(la)
Gambar 268 Word graph pola ke-55 56
Pre(di)
+
N
FP/lkt
di pedesaan
(pe-KB-an)
SKO
SUB ALI
ALI
ALI
ALI
Pre (di) (lb)
N(pe-KB-an)(la)
KB
Gambar 269 Word graph pola ke-56 57
Pre(di)+
FP/lkt
FN(N1+N2)2 Pre(pada)+
di pesisir pantai
FP/lkt
FN(N1+N2)2
SUB
SUB
pada daun bawang
ALI
ALI
ALI
Pre (di/pada) (lb)
N1
ALI
FN((N1+N2)2)(la)
N2
Gambar 270 Word graph pola ke-57 58
Pre(di)+
FP/lkt
FN(N1+N2(pe-
di kebun petani
SUB
PAR
KB) ALI
ALI
Pre (di) (lb)
SKO ALI
ALI
N1
KB
N2(pe-KB)
FN(N1+ N2(pe-KB)) (la)
Gambar 271 Word graph pola ke-58 59
Pre(di)+ FN(N1(KS-
FP/lkt
di dataran Papua
SUB
an)+N2)2 ALI
PAR
PAR
EQU
ALI
Pre (di) (lb)
KS
ALI N (KS-an) 1
ALI FN((N1(KS-an)+ N2)2) (la)
Gambar 272 Word graph pola ke-59
N2
189
60
Pre(pada)+
FP/lkt
FN(N1(KK-
pada
adonan SUB
terigu
an)+N2)
ALI
CAU
PAR
ALI
N2
ALI
Pre (pada) (lb)
ALI N (KK-an) 1
KK
ALI FN(N1(KK-an)+ N2) (la)
Gambar 273 Word graph pola ke-60
Keterangan : KD = Kata dasar yaitu kata kerja, kata benda, dan kata sifat, KK=Kata kerja, KB=Kata benda, KS=Kata sifat, Pre=Preposisi, N=Noun=Kata benda, V=Verbal=Kata kerja, Adj=Adjektival=Kata sifat, FN=Frasa Nominal, FV=Frasa Verbal, FA=Frasa Adjektival, FP=Frasa Preposisional, pos=posesif, sbj=subjektif, obj=objektif, tjn=tujuan, ahli=keahlian, prt=partitif, mtr=material, bdg=perbandingan, ist=instrumental, lkt=lokatif.
Berikut adalah pengelompokan frasa kata berdasarkan kelas kata dan relasi Knowledge Graph (KG). Tabel 2 Jenis frasa berdasarkan kelas kata dan relasi Knowledge Graph (KG) No Jenis Frasa 1 Nominal
Relasi KG SUB PAR
Pola Frasa Kata (N1+N2)2 (N1+N2)1 N+V N+Adj N1+N2(pe-KB) N+ V(ber-KS) N1+N2(pe-KB-an) N1 + N2 (KK-an) N1+N2(pe-KS-an) N1+N2(pe-KK-an) N+ V (ber-KB) N1 (KK-an) + N2 N1(pe-KB)+ N2
N1 (KS-an) + N2 N1(ke-KS-an)+ N2 N1(KB-an)+ N2 N1(ke-KK-an)+ N2 N1(ke-KB-an)+ N2 N1(pe-KK-an)+ N2
Contoh Frasa biji jagung isu politik daya beli pihak swasta kebun petani modal bersama biaya pengendalian kualitas lingkungan hasil penelitian hasil pengolahan umbi berlapis makanan rakyat petani kelapa lapangan kerja kemampuan tepung kandungan nutrisi kebutuhan pangan keragaman pangan pemerasan kopra
190
N1(pe-KB-an)+ N2
N1(pe-KK-an)+ N2(pe-KB) N1(KK-an)+ N2(ke-KS-an) N(ke-KS-an) + V (ber-KK) N1(ke-KS-an)+ N2(pe-KB) N1 + FN (N2 + N3)1 N1 + FN (N2(pe-KB)+ N3) N1(pe-KK-an)+ FN (N2 + N3)2 N1(pe-KB-an)+ FN (N2 + N3)1 N1(pe-KS-an)+ FN (N2(ke-KK-an) + N3) FN(N1+V)+N2 FN(N1(KB-an)+ N2)+N3 2
Verbal
CAU
V(di-KK) + N V(di-KB-i) + N (pe-KB) V(meng-KK) + N V(meng-KB) + N V(meng-KK-kan) + N V(meng-KB-kan) + N V(ber-KK) + N V(ber-KB) + N V(ber-KB-kan) + N (pe-KK-an) V(meng-KK-i) + N (pe-KK-an) V(meng-KK) + N (pe-KB-an) V(meng-KK-kan) + N (pe-KB-an) V(meng-KK) + N (ke-KK-an) V(meng-KB-i) + N (ke-KS-an) V(meng-KK) + N (ke-KS-an)
V(di-KK) + FN (N+Adj) V(meng-KK) +FN(N1+N2)1 V(meng-KK-kan) +FN(N1+N2)1 V(meng-KB-kan) +FN(N1+N2)1 V(meng-per-KK-i) +FN(N1+N2(KK-an)) V(meng-KB-kan) +FN(N1+N2(KK-an)) V(meng-KB-kan) +FN(N1+N2(pe-KB-an)) V1(meng-KK) +FN(N+V2(ber-KS)) V(meng-KB-kan) +FN(N1(KS-an)+N2) V(meng-KK) +FN(N1(KK-an)+N2) V(meng-KB) +FN(N1(ke-KS-an)+N2)
pemrosesan tepung pengetahuan petani dukungan kebijakan kegiatan berburu kesejahteraan petani mutu tepung jagung kelompok petani kelapa pengolahan biji jagung pemanfaatan tepung jagung pemenuhan kebutuhan pangan daya beli konsumen kandungan nutrisi jagung dikenal masyarakat dihadapi petani membeli solar membentuk batang menyampaikan informasi menghasilkan tekstur bertukar informasi bernilai ekonomi berdasarkan pengalaman mengalami penurunan membeli peralatan memberikan perhatian mengambil keputusan mengatasi kemiskinan mengganggu kesehatan ditampung pihak swasta menjadi isu politik menurunkan tenaga mesin menghasilkan tekstur tepung memperbaiki kualitas lingkungan menggunakan bahan makanan meningkatkan biaya pengendalian menghimpun modal bersama menciptakan lapangan kerja menyangkut makanan rakyat membangun ketahanan pangan
191
V(meng-KS-i) +FN(N1(ke-KK-an)+N2) V(meng-KB-kan) +FN(N1(ke-KS-an)+N2) V1(meng-KB-kan) + FN(N(ke-KS-an) V2(ber-KK)) (meng-KB-kan) +FN(N1(pe-KK-an) N2(peKB)) PAR
3
Adjektival
PAR
4
Preposisional
ORD
CAU
+ +
V+Adj V(ber-KK) + Adj V1(ter-KK) +V2(meng-KS) Adj+N Adj+N2(ke-KS-an) Adj+Adj Pre(ke) + N Pre(dari)+ FN(N1+N2)1 Pre(dari)+ FN(N1+N2)2 Pre(dari)+ FN(N1(pe-KK-an)+N2) Pre(bagi) + N Pre(bagi) + N(pe-KK) Pre(bagi) + FN(N1+N2)1 Pre(untuk) + FV(V+Adj) Pre(untuk) + FN (N1 (ke-KK-an) + N2) Pre(untuk) + FV (V (meng-KK) + N) Pre(untuk) + FV (V(meng-KK)+ N(ke-KKan)) Pre(untuk) + FV (V(meng-KK)+ N(pe-KBan))
Pre(dengan)+ FN(N1+N2)1 Pre(dengan)+ FN(N1(ke-KK-an)+N2) SUB
Pre(di) + N Pre(di) + N (KS-an) Pre(di) + N (pe-KB-an)
Pre(di)+ FN(N1+N2)2 Pre(pada)+ FN(N1+N2)2 Pre(di)+ FN(N1+N2(pe-KB) Pre(di)+ FN(N1(KS-an)+N2) Pre(pada)+ FN(N1(KK-an)+N2)
memenuhi kebutuhan pangan mewujudkan ketahanan pangan melakukan kegiatan berburu meningkatkan pendapatan petani tumbuh baik berjalan efisien tercampur merata putih susu tahan kekeringan putih bening ke depan dari minyak jelantah dari pangkal daun dari pemerasan kopra bagi masyarakat bagi penduduk bagi masyarakat Papua untuk bangkit mandiri untuk kebutuhan industri untuk membeli solar untuk mengambil keputusan untuk membeli peralatan dengan zat gizi dengan kehidupan masyarakat di Maluku di lapangan di pedesaan di pesisir pantai pada daun bawang di kebun petani di dataran Papua pada adonan terigu
Keterangan : KK=Kata kerja, KB=Kata benda, KS=Kata sifat, Pre=Preposisi, N=Noun=Kata FN=Frasa
benda,
Nominal,
Preposisional.
V=Verbal=Kata FV=Frasa
Verbal,
kerja,
Adj=Adjektival=Kata
FA=Frasa
Adjektival,
sifat,
FP=Frasa
192
Berdasarkan analisis pembentukan word graph frasa kata diperoleh aturan pembentukan word graph frasa kata sebagai berikut : 1. Jika frasa diawali dengan kata benda (kata pertama dalam frasa adalah kata benda), maka frasa tersebut termasuk frasa nominal dan lakukan prosedur berikut : a. Jika kata kedua adalah kata benda serta kata benda pertama merupakan bagian dari kata benda kedua maka gunakan relasi SUB ke arah kata kedua. b. Selainnya, bila kata kedua berjenis kata benda atau kata kerja atau kata sifat maka gunakan relasi PAR ke arah inti frasa (yang menjadi fokus pembicaraan atau yang diterangkan). 2. Jika frasa diawali dengan kata kerja, maka frasa tersebut termasuk frasa verbal dan lakukan prosedur berikut : a. Jika kata kerja tersebut diikuti oleh kata benda maka gunakan relasi CAU ke arah kata benda. b. Selainnya, jika kata kerja diikuti oleh kata sifat atau kata kerja maka gunakan relasi PAR ke arah inti frasa. 3. Jika frasa diawali dengan kata sifat, maka frasa tersebut termasuk frasa adjektival dan jika kata sifat tersebut diikuti oleh kata benda atau kata sifat maka gunakan relasi PAR ke arah inti frasa. 4. Jika frasa diawali dengan preposisi, maka frasa tersebut termasuk frasa preposisional dan lakukan prosedur berikut : a. Jika diawali dengan preposisi “di” atau “pada” maka gunakan relasi SUB dari arah inti frasa. b. Selainnya, jika diawali dengan preposisi “ke” maka gunakan relasi ORD ke arah inti frasa. c. Selainnya, jika diawali dengan preposisi “dari” maka gunakan relasi ORD dari arah inti frasa. d. Selainnya, jika diawali dengan preposisi “bagi” atau “untuk” maka gunakan relasi CAU ke arah inti frasa. e. Selainnya, jika diawali dengan preposisi “dengan” maka gunakan relasi CAU dari arah inti frasa.
193
Langkah-langkah dalam aturan pembentukan word graph frasa kata bahasa Indonesia dapat digambarkan dalam flowchart berikut ini :
Mulai
Frasa kata
Apakah diawali dengan kata benda ?
Ya 1
Tidak
Apakah diawali dengan kata kerja ?
Ya 2
Tidak
Apakah diawali dengan kata sifat ?
Ya
3
Tidak
Apakah diawali dengan preposisi ?
Tidak 1
Stop
Ya
4
194
1
Apakah kata benda diikuti oleh kata benda dan kata benda pertama adalah bagian dari kata benda kedua ?
Ya
Gunakan relasi SUB ke arah kata kedua
1
Tidak
Apakah kata benda diikuti oleh (kata benda atau kata kerja atau kata sifat) ?
Ya
Gunakan relasi PAR ke arah inti frasa
1
Ya
Gunakan relasi CAU ke arah kata benda
1
Ya
Gunakan relasi PAR ke arah inti frasa
1
Tidak 1
2
Apakah kata kerja diikuti oleh kata benda ?
Tidak
Apakah kata kerja diikuti oleh (kata kerja atau kata sifat) ?
Tidak 1
3
Apakah kata sifat diikuti oleh (kata benda atau kata sifat) ?
Tidak 1
Ya
Gunakan relasi PAR ke arah inti frasa
1
195
4
Apakah diawali dengan preposisi “di” atau “pada” ?
Ya
Gunakan relasi SUB dari arah inti frasa
Ya
Gunakan relasi ORD ke arah inti frasa
1
Gunakan relasi ORD dari arah inti frasa
1
Gunakan relasi CAU ke arah inti frasa
1
1
Tidak Apakah diawali dengan preposisi “ke” ?
Tidak
Apakah diawali dengan preposisi “dari” ?
Ya
Tidak
Apakah diawali dengan preposisi “bagi” atau “untuk” ?
Ya
Tidak
Apakah diawali dengan preposisi “dengan” ?
Ya
Gunakan relasi CAU dari arah inti frasa
1
Tidak 1
Gambar 274 Flowchart aturan pembentukan word graph frasa kata.
4.4
Pengujian Hasil Aturan Word Graph Frasa Kata Setelah diperoleh aturan pembentukan word graph frasa kata, selanjutnya
dilakukan uji hasil aturan tersebut. Pengujian ini diberikan kepada frasa lain yang tidak termaktub dalam pembahasan, pengujian dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Berdasarkan aturan yang sudah terbentuk di atas, hasil pengujian aturan pembentukan word graph frasa kata sebagai berikut :
196
Tabel 3 Hasil Pengujian Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Kata Kasus Uji
Jenis Frasa
Input
Skenario
Pola Frasa
Hasil yang
Status
Diuji
Sesuai/Tidak
Nominal
(N1+N2)2
lereng gunung
Relasi SUB
Relasi SUB
sesuai
Nominal
(N1+N2)1
kadar air
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N+V
jarak tanam
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N+Adj
kultur lokal
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1+N2(pe-KB)
minat pekebun
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N+ V(ber-KS)
lahan berbeda
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1+N2(pe-KB-an)
lahan persawahan
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1 + N2 (KK-an)
serat makanan
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1+N2(pe-KS-an)
proses pemanasan
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1+N2(pe-KK-an)
proses pembakaran
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N+ V (ber-KB)
papan berlapis
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1 (KK-an) + N2
tanaman obat
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(pe-KB)+ N2
petambak udang
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1 (KS-an) + N2
lapangan bola
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(ke-KS-an)+ N2
kesuburan tanah
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(KB-an)+ N2
kandungan
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
karbohidrat Nominal
N1(ke-KK-an)+ N2
kebocoran atap
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(ke-KB-an)+ N2
keragaman jambu
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(pe-KK-an)+ N2
penggilingan gabah
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(pe-KB-an)+ N2
penggunaan
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
peptisida Nominal
N1(pe-KK-an)+ N2(pe-KB)
pendapatan peternak
Nominal
N1(KK-an)+ N2(ke- dukungan KS-an) kebenaran
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N(ke-KS-an) + V kesulitan bertanam (ber-KK) kepentingan N1(ke-KS-an)+ N2(pe-KB) peternak
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1 + FN (N2 + N3)1
tekstur bahan kayu
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
minat peternak sapi N1 + FN (N2(peKB)+ N3) N1(pe-KK-an)+ FN pemberian kulit (N2 + N3)2 buah
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
197
Nominal
N1(pe-KB-an)+ FN penambahan gula (N2 + N3)1 aren
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
N1(pe-KS-an)+ FN pemenuhan (N2(ke-KK-an) + keperluan anak N3) jarak tanam nanas FN(N1+V)+N2
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Nominal
(N1+N2)2
kandungan nutrisi
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
nanas Verbal
V(di-KK) + N
dibaca guru
Verbal Verbal
V(di-KB-i) + N diminati peternak (pe-KB) menanam benih V(meng-KK) + N
Verbal
V(meng-KB) + N
membangun gedung
Verbal
V(meng-KK-kan) + mencadangkan N dana
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
V(meng-KB-kan) + mengendalikan N hama
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
V(ber-KK) + N
berburu bunga
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
V(ber-KB) + N
beternak ayam
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
V(ber-KB-kan) + N (pe-KK-an)
berbekalkan
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
V(meng-KK-i) + (pe-KK-an)
N
mengulangi
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
V(meng-KK) + (pe-KB-an)
N
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
V(meng-KK-kan) N (pe-KB-an)
+
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
V(meng-KK) + (ke-KK-an)
N
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
V(meng-KB-i) + (ke-KS-an)
N
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
V(meng-KK) + (ke-KS-an)
N
menjadi kekuatan
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
V(di-KK) + FN (N+Adj) V(meng-KK) +FN(N1+N2)1 V(meng-KK-kan) +FN(N1+N2)1
ditolak kultur lokal
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
menyerap air aren
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
menaikkan polusi
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Verbal
Verbal
Verbal
Verbal
Verbal
Verbal Verbal
pengalaman
perbuatan mengatur pernafasan
menjadikan perusahaan membawa keperluan memiliki keunggulan
udara
198
Verbal
Verbal
Verbal
Verbal
V(meng-KB-kan) +FN(N1+N2)1
mensyaratkan
V(memper-KK-i) +FN(N1+N2(KK-an))
memperbaiki serat
V(meng-KB-kan) +FN(N1+N2(KK-an))
menjadikan bahan
V(meng-KB-kan) +FN(N1+N2(pe-KBan))
memanfaatkan
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
kadar air
makanan
kerjaan
kandang pembibitan
Verbal
Verbal
Verbal
Verbal
V1(meng-KK) +FN(N+V2(ber-KS))
mengelola lahan
V(meng-KB-kan) +FN(N1(KS-an)+N2)
menggunakan
V(meng-KK) +FN(N1(KK-an)+N2)
menjadi tuntutan
V(meng-KB) +FN(N1(ke-KSan)+N2)
membawa
berbeda
lapangan bola
karakter
keuntungan ekonomi
Verbal
Verbal
V(meng-KS-i) +FN(N1(ke-KKan)+N2) V(meng-KB-kan) +FN(N1(ke-KSan)+N2)
mencukupi keperluan anak mewujudkan kemandirian pangan
Verbal
Verbal
V1(meng-KB-kan) +FN(N(ke-KS-an) +V2(ber-KK))
melakukan
(meng-KB-kan) +FN(N1(pe-KK-an) +N2(pe-KB))
meningkatkan
kegiatan bertanam
pendapatan peternak
Verbal
V+Adj
siap saji
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Verbal
V(ber-KK) + Adj
bergerak lambat
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Verbal
tersebar meluas
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Adjektival
V1(ter-KK) +V2(meng-KS) Adj+N
kuning mentega
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Adjektival
Adj+N2(ke-KS-an)
takut kedinginan
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Adjektival
Adj+Adj
coklat masam
Relasi PAR
Relasi PAR
sesuai
Preposisional
Pre(ke) + N
ke pasar
Relasi ORD
Relasi ORD
sesuai
Preposisional
Pre(dari)+ FN(N1+N2)1
dari gula aren
Relasi ORD
Relasi ORD
sesuai
199
Preposisional Preposisional
Preposisional Preposisional Preposisional Preposisional Preposisional
Preposisional
Preposisional
Preposisional
Preposisional
Pre(dari)+ FN(N1+N2)2 Pre(dari)+ FN(N1(pe-KKan)+N2) Pre(bagi) + N
dari lereng gunung
Relasi ORD
Relasi ORD
sesuai
dari pembuatan
Relasi ORD
Relasi ORD
Sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
Sesuai
Relasi CAU
Relasi CAU
Sesuai
rokok bagi daerah
Pre(bagi) + N(pe- bagi pemburu KK) Pre(bagi) + bagi warga Jakarta FN(N1+N2)1 Pre(untuk) + untuk siap saji FV(V+Adj) Pre(untuk) + FN (N1 (ke-KK-an) + N2)
untuk keperluan
Pre(untuk) + FV (V (meng-KK) + N)
untuk menggarap
Pre(untuk) + FV (V(meng-KK)+ N(keKK-an)) Pre(untuk) + FV (V(meng-KK)+ N(peKB-an))
untuk membawa
anak
sawah
keperluan untuk mengatur pernafasan dengan kadar air
Relasi CAU
Relasi CAU
Sesuai
dengan
Relasi CAU
Relasi CAU
Sesuai
Preposisional
Pre(dengan)+ FN(N1+N2)1 Pre(dengan)+ FN(N1(ke-KKan)+N2) Pre(di) + N
di Jakarta
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
Preposisional
Pre(di) + N (KS-an)
di dataran
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
Preposisional
Pre(di) + N (pe-KBan)
di perkotaan
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
Preposisional
Pre(di)+ FN(N1+N2)2 Pre(pada)+ FN(N1+N2)2 Pre(di)+ FN(N1+N2(pe-KB)
di tepi jalan
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
pada kulit batang
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
di tingkat peternak
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
Pre(di)+ FN(N1(KSan)+N2) Pre(pada)+ FN(N1(KK-an)+N2)
di dataran Eropa
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
pada kiriman beras
Relasi SUB
Relasi SUB
Sesuai
Preposisional
Preposisional Preposisional Preposisional Preposisional
kemunculan warna
5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Dari hasil analisis knowledge graph pada pembentukan word graph frasa
kata pada bahasa Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Frasa kata pada bahasa Indonesia berdasarkan kelas kata ada empat jenis yaitu frasa nominal, verbal, adjektival, dan preposisional. Dengan menggunakan metode knowledge graph frasa nominal dihubungkan dengan relasi SUB dan PAR, frasa verbal dihubungkan dengan relasi CAU dan PAR, frasa adjektival dihubungkan dengan relasi PAR, dan frasa preposisional dihubungkan dengan relasi ORD, CAU dan SUB.
2.
Pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia berdasarkan kelas kata dan relasi antarunsur frasanya ada 109 pola. Berdasarkan bentuk word graph yang sama ada 60 pola.
3.
Aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia dapat diterapkan untuk semua frasa kata yang sama strukturnya.
5.2
Saran Dari hasil penelitian pembentukan word graph frasa kata menggunakan
metode knowledge graph ini ada beberapa topik yang dapat diangkat dalam penelitian selanjutnya antara lain: 1.
Mengimplementasikan aturan pembentukan word graph frasa kata pada bahasa Indonesia.
2.
Membuat aturan pembentukan word graph klausa dan kalimat pada bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Knowledge Graph.
DAFTAR PUSTAKA Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Anggraeni W. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Arman AA. 2004. Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin. Orasi Ilmiah Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITB. Berri H. 2008. Algoritme Pembentukan Word Graph dari Dokumen Berbahasa Indonesia [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bustaman S. 2009. Strategi pengembangan industri biodiesel berbasis kelapa di Maluku. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(2): 46-53. [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indoensia. Ed ke-4. Jakarta: Pusat Bahasa. Finoza L, Revisi ke-3. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Ikhwati A. 2007. Analisis Masalah Kemiskinan Menggunakan Teori Knowledge Graph [skripsi]. Bogor: Programsarjana, Institut Pertanian Bogor. Keraf G. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta: PT. Grasindo. Haryati Y, Nurawan A. 2009. Peluang pengembangan feromon seks dalam pengendalian hama ulat bawang (spodoptera exigua) pada bawang merah. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(2): 72-77. Hulliyah K. 2007. Rekayasa Memahami Teks Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. H Berg Van Der. 1993. Knowledge and Logic: One of Two Kinds. Dissertation, University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISBN 90-9006360-9. Muslik A. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nurdiati S, Hoede C. 2009. Word Graph Construction of Certain Aspects of Indonesian Language, Supplementary Proceeding of the 17th International Conference on Conceptual Structures. Moscow, Rusia.
Rahmat U. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ramlan. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono. Rangkuti PA. 2009. Strategi komunikasi membangun kemandirian pangan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(2): 39-45. Rauf AW, Lestari MS. 2009. Pemanfaatan komoditas pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif di Papua. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(2): 54-62. Rusiyamti. 2008. Analisis Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Saleh H. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Samba R. 2010. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Siswadi A. Edisi 15-12 Februari 2010. Mudarat celana ketat. Tempo: 79-81. Suarni. 2009. Prospek pemanfaatan tepung jagung untuk kue kering (cookies). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(2): 63-71. Wulandari A. 2008. Perancangan Algoritme Pembentukan Combined Graph dan Simplified Graph pada Metode Knowledge Graph [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Zhang L, Hoede C. 2000. Structural Sparsing. Memorandum No.1527, Faculty of Mathematical Sciences, University of Twente, Enschede: University of Twente, The Netherlands, ISSN 0169-2690. Zhang L. 2002. Knowledge Graph Theory and Structural Parsing. [Thesis]. Enschede: University of Twente, The Netherlands, ISBN 9036518350.