ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
ZIKRI SULISTIAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph” adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah disajikan dalam bentuk apa pun ke perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
Agustus 2011
Zikri Sulistiawan NRP G551090251
ABSTRACT ZIKRI SULISTIAWAN. The Analysis of Word Graph Formation of Indonesian Adverb Phrase Using Knowledge Graph Method. Under Supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM. Knowledge Graph (KG) is a new method to represent a knowledge in a graph form. In KG, a word is represented by a word graph. The structure of the word graph describes the semantic aspect of the word. Previous researches on KG have resulted in the construction of word graphs of nouns, adjectives, verbs, prepositions, adverbs, and phrases. However, none of them has investigated the construction word graph of adverb phrases. Therefore, this research intends to analyze the structure of an adverb phrase and to construct its word graph. In this research, the meaning of an adverb phrase is analyzed and classified into one of the eight existing categories. The next step is to analyze the word graph pattern of the phrases such that, the phrases having similar pattern are to be grouped together. The results show that there are 7 word graph patterns for adverb phrase. Keyword: adverb phrase, graph, knowledge graph, word graph
RINGKASAN ZIKRI SULISTIAWAN. Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM. Penerapan teori graf dalam matematika dapat digunakan untuk memodelkan masalah yang melibatkan jaringan komunikasi. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antarindividu untuk menyampaikan maksud kepada komunikan. Dalam berinteraksi, bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia, sedangkan bahasa buatan adalah bahasa yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Chomsky memprakarsai memproses bahasa alami sebagai rangkaian simbol karena pemikirannya maka lahirlah ilmu natural language processing (NLP). NLP merupakan teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Metode knowledge graph (KG) merupakan metode baru dalam NLP yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf dengan tujuan agar teks tersebut lebih mudah dipahami. Pada saat ini metode KG telah digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Inggris. Karena struktur bahasa Inggris tidak sama dengan bahasa Indonesia maka perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia. Penelitian KG pada teks berbahasa Indonesia telah dilakukan untuk kata benda, kata sifat, kata kerja, preposisi, kata keterangan, dan frasa kata. Penelitian-penelitian tersebut belum memadai bagi terbentuknya sebuah metode komputasi untuk membaca sebuah teks berbahasa Indonesia sebab masih banyak konsep dan struktur bahasa Indonesia yang belum dianalisis dan dibentuk word graph-nya. Oleh karena itu, penulis akan meneliti KG dengan membatasinya pada pembentukan word graph frasa keterangan bahasa Indonesia sebab aturan pembentukan word graph pada frasa keterangan ini belum dilakukan penganalisisan secara khusus oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis frasa keterangan, membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan, dan menguji aturan tersebut pada bahasa Indonesia. Manfaat penelitian ini adalah untuk melengkapi aturan pembentukan word graph dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia dan merepresentasikan hasilnya dalam bentuk graf. Frasa keterangan terdiri atas frasa dan kata keterangan. Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masing kata tersebut mempertahankan makna dasar katanya. Kata keterangan adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lainnya. Frasa keterangan adalah kelompok kata yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan kata keterangan sebagai intinya. Inti frasa keterangan adalah kata keterangan yang membentuk frasa keterangan itu sendiri, sehingga makna frasa keterangan sama dengan makna kata keterangan. KG terdiri atas graf gabungan edge dan arc yang diberi label dan dinyatakan dengan garis dan garis berarah. Pada prinsipnya komposisi dari KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relations. Concept adalah unsur terpenting dalam pemikiran manusia dalam membentuk suatu pengertian dari yang khusus ke bentuk umum atau sebaliknya. Concept dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu token, type, dan name. Token adalah suatu concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya sendiri, token bersifat subjektif. Sebuah token dalam KG direpresentasikan dengan simbol “”. Type merupakan informasi umum dari kesepakatan yang dibuat sebelumnya dan bersifat objektif. Name menyatakan identitas dari sesuatu dan bersifat individual. Relations pada KG hingga saat ini terdiri atas 9 binary relations, dan 4 frame relations. Sembilan binary relations tersebut yaitu: ALI, CAU, EQU, SUB, DIS, PAR, ORD, SKO, dan F. Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Relasi CAU menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat. Relasi EQU menghubungkan sebuah name dengan token. Relasi SUB menyatakan bahwa sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS menyatakan relasi antara dua token yang tidak mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Relasi ORD menyatakan sesuatu yang memiliki urutan. Relasi PAR untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Relasi SKO menyatakan hubungan jika sesuatu bergantung pada yang lain. F menunjukkan fokus dari suatu graf. Dan empat frame relations dari ontologi KG yaitu: FPAR, NEGPAR, POSPAR, dan NECPAR. Relasi FPAR digunakan untuk menghubungkan sebuah konsep dengan strukturnya. Relasi NEGPAR digunakan untuk menyatakan negasi dari sesuatu. Relasi POSPAR digunakan untuk menyatakan kemungkinan sesuatu. NECPAR digunakan untuk menyatakan suatu kebutuhan. Alur penelitian yang dilakukan adalah: (1) mengidentifikasi dan menganalisis frasa keterangan, (2) membuat pola word graph frasa keterangan berdasarkan makna frasa keterangan, (3) mengklasifikasikan frasa keterangan berdasarkan kesamaan pola word graph, (4) membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan, (5) menguji aturan pembentukan word graph frasa keterangan tersebut. Hasil identifikasi frasa keterangan berdasarkan maknanya ada 8 jenis, yaitu (1) kualitatif, (2) kuantitatif, (3) limitatif, (4) frekuentatif, (5) kewaktuan, (6) kecaraan, (7) kontrastif, dan (8) keniscayaan. Setelah dianalisis dan dibuat pola word graph-nya lalu dikelompokkan berdasarkan pola word graph yang sama maka ada 7 jenis frasa keterangan, karena frasa keterangan jenis 6 (makna kecaraan) memiliki word graph sama dengan frasa keterangan jenis 8 (makna keniscayaan). Pembentukan pola word graph frasa keterangan berdasarkan unsur frasanya ada 29 pola, dan ada 7 pola memiliki pola umum. Setelah diklasifikasikan berdasarkan pola word graph yang sama maka ada 23 pola. Berdasarkan pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia, disimpulkan bahwa aturan pembentukan word graph frasa keterangan dapat diterapkan untuk frasa keterangan yang sama pada kalimat berbeda dan untuk frasa keterangan lainnya yang memiliki struktur sama yang tidak termaktub dalam pembahasan. Kata kunci: frasa, frasa keterangan, knowledge graph, word graph.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
ZIKRI SULISTIAWAN
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Tesis
: Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph
Nama NRP Program Studi
: Zikri Sulistiawan : G551090251 : Matematika Terapan
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua
Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Matematika Terapan
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian: 05 Agustus 2011
Tanggal Lulus:
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA.
Ku persembahkan tesis ini untuk orang tuaku tercinta, istri tercinta dan anakku Hafidz Farhan Azzikra
"Tidak ada manusia yang gagal dalam kehidupan, kecuali ia memilih untuk gagal. Kegagalan yang sebenarnya adalah gagal untuk mulai mencoba"
PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kesehatan sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul karya ilmiah yang dipilih penulis adalah Analisis Pembentukan
Word
Graph
Frasa
Keterangan
Menggunakan
Metode
Knowledge Graph. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada komisi pembimbing Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si atas kesabaran dan ketulusannya membimbing penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan, serta Bapak Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku penguji di luar komisi pembimbing atas saran dan bimbingan agar tercapai sebuah karya ilmiah yang bermanfaat. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Mertua, Kakak & Abang, dan Istri beserta Anakku Hafidz Farhan Azzikra atas ketulusan doa dan motivasinya. Akhir kata, penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritikannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor,
Agustus 2011
Zikri Sulistiawan
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kotacane, Aceh pada tanggal 10 Agustus 1979 sebagai anak bungsu dari pasangan Bapak H. Syeh Ahmadsyah dan Ibu Hj. Batiah. Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Darul Iman Kotacane dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh melalui jalur Ujian
Masuk
Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih jurusan
Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan lulus pada tahun 2003. Tahun 2004 penulis lulus Pegawai Negeri Sipil dan menjadi staf pengajar di MTs Negeri Ngkeran Kotacane hingga sekarang. Pada tahun 2009 penulis lulus seleksi masuk Program Magister pada Program Studi Matematika Terapan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama Republik Indonesia.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv 1
PENDAHULUAN ................................................................................... 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................. 1.3 Manfaat Penelitian ...........................................................................
1 1 3 4
2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 2.1 Frasa Keterangan .............................................................................. 2.1.1 Definisi Frasa Keterangan ........................................................ 2.1.2 Struktur Frasa Keterangan ....................................................... 2.2 Knowledge Graph ............................................................................. 2.2.1 Concept .................................................................................... 2.2.2 Relations .................................................................................. 2.3 Word Graph ......................................................................................
5 5 5 5 7 7 7 12
3
METODE PENELITIAN ...................................................................... 3.1 Studi Literatur Awal ......................................................................... 3.2 Identifikasi dan Analisis Frasa Keterangan ...................................... 3.3 Membuat Pola Word Graph Frasa Keterangan ................................. 3.4 Membuat Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan ...... 3.5 Pengujian Aturan Word Graph Frasa Keterangan ............................
13 13 13 13 13 14
4
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 4.1 Analisis Struktur Frasa Keterangan .................................................. 4.2 Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan .................................. 4.2.1 Frasa Keterangan Kualitatif ..................................................... 4.2.2 Frasa Keterangan Kuantitatif ................................................... 4.2.3 Frasa Keterangan Limitatif ...................................................... 4.2.4 Frasa Keterangan Frekuentatif ................................................. 4.2.5 Frasa Keterangan Kewaktuan .................................................. 4.2.6 Frasa Keterangan Kecaraan ..................................................... 4.2.7 Frasa Keterangan Kontrastif .................................................... 4.2.8 Frasa Keterangan Keniscayaan ................................................ 4.3 Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan ...................... 4.4 Pengujian Hasil Aturan Word Graph Frasa Keterangan ...................
17 17 17 18 24 28 29 32 39 41 43 45 65
5
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 5.1 Simpulan ........................................................................................... 5.2 Saran .................................................................................................
73 73 73
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
75
DAFTAR TABEL Halaman 1 2 3
Word graph frasa keterangan berdasarkan maknanya ................................ 45 Word graph frasa keterangan berdasarkan pola word graph yang sama .... 52 Hasil pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan ........... 65
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Contoh penggunaan relasi Alikeness (ALI) ................................................. Contoh penggunaan relasi Causality (CAU) ............................................... Contoh penggunaan relasi Equality (EQU) ................................................ Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B .............. Contoh penggunaan relasi Subset (SUB) .................................................... Contoh penggunaan relasi Disparateness (DIS) .......................................... Contoh penggunaan relasi Ordering (ORD) ............................................... Contoh penggunaan relasi Attribution (PAR) ............................................. Contoh penggunaan relasi Informational Dependency (SKO) .................... Contoh penggunaan ontologi F ................................................................... Empat frame relations.................................................................................. Flowchart pembentukan aturan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia ......................................................................................... Word graph frasa keterangan amat sangat ................................................. Word graph frasa keterangan lebih kurang ................................................ Word graph frasa keterangan lebih baik ..................................................... Word graph frasa keterangan dengan pola lebih+adv/adj .......................... Word graph frasa keterangan paling baik ................................................... Word graph frasa keterangan dengan pola paling+adv/adj ........................ Word graph frasa keterangan sangat kurang .............................................. Word graph frasa keterangan belum cukup ................................................ Word graph frasa keterangan sedikit sekali ................................................ Word graph frasa keterangan dengan pola adv/adj+sekali ........................ Word graph frasa keterangan dua kali ........................................................ Word graph frasa keterangan bilangan bulat+kali ..................................... Word graph frasa keterangan baru saja ....................................................... Word graph frasa keterangan hanya saja ................................................... Word graph frasa keterangan acapkali ....................................................... Word graph frasa keterangan sangat jarang .............................................. Word graph frasa keterangan nanti siang ................................................... Word graph frasa keterangan dengan pola nanti+waktu ............................ Word graph frasa keterangan sore hari ...................................................... Word graph frasa keterangan dengan pola waktu+hari ............................. Word graph frasa keterangan saat ini ......................................................... Word graph frasa keterangan sekarang juga .............................................. Word graph frasa keterangan tadi pagi ...................................................... Word graph frasa keterangan dengan pola tadi+waktu .............................. Word graph frasa keterangan kemarin malam ............................................ Word graph frasa keterangan belum pernah ............................................... Word graph frasa keterangan barangkali ................................................... Word graph frasa keterangan tidak mungkin .............................................. Word graph frasa keterangan sudah pasti .................................................. Word graph frasa keterangan justru dapat ................................................. Word graph frasa keterangan lagi pula ......................................................
8 8 9 9 9 10 10 10 11 11 12 15 19 20 21 21 22 23 23 24 26 26 27 27 28 29 30 32 33 34 34 35 35 36 37 37 38 39 40 40 41 42 43 xiv
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Word graph frasa keterangan begitu penting .............................................. Word graph frasa keterangan belum tentu .................................................. Word graph pola ke-1 ................................................................................. Word graph pola ke-2 ................................................................................. Word graph pola ke-3 ................................................................................. Word graph pola ke-4 ................................................................................. Word graph pola ke-5 ................................................................................. Word graph pola ke-6 ................................................................................. Word graph pola ke-7 ................................................................................. Word graph pola ke-8 ................................................................................. Word graph pola ke-9 ................................................................................. Word graph pola ke-10 ............................................................................... Word graph pola ke-11 ............................................................................... Word graph pola ke-12 ............................................................................... Word graph pola ke-13 ............................................................................... Word graph pola ke-14 ............................................................................... Word graph pola ke-15 ............................................................................... Word graph pola ke-16 ............................................................................... Word graph pola ke-17 ............................................................................... Word graph pola ke-18 ............................................................................... Word graph pola ke-19 ............................................................................... Word graph pola ke-20 ............................................................................... Word graph pola ke-21 ............................................................................... Word graph pola ke-22 ............................................................................... Word graph pola ke-23 ............................................................................... Flowchart aturan pembentukan word graph frasa keterangan ...................
44 45 52 52 52 52 53 53 53 53 53 54 54 54 54 55 55 55 55 55 56 56 56 56 56 64
xv
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bidang penting dalam matematika terapan. Teori graf digunakan untuk memodelkan masalah-masalah dari semua ilmu pengetahuan, terutama sekali berguna dalam penerapan-penerapan yang melibatkan jaringan komunikasi. Dalam Ramlan (2001) disebutkan bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antarindividu dalam berinteraksi, peran bahasa sangatlah penting untuk menyampaikan maksud dan informasi kepada komunikan. Dalam berinteraksi, bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia berupa suara atau ucapan (spoken language), dan sering juga dinyatakan dalam bentuk tulisan. Bahasa buatan adalah bahasa yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya bahasa pemodelan atau bahasa pemrograman komputer. Dipandang dari sisi implementasi teknologinya, pemrosesan bahasa alami dan bahasa buatan sangat berbeda. Bahasa alami lebih banyak melakukan pemrosesan bunyi atau suara, sedangkan bahasa buatan lebih banyak melakukan pemrosesan simbol tertulis. Pemrosesan bahasa alami tumbuh secara alami sebagai alat komunikasi, sedangkan bahasa buatan mesti dirancang oleh manusia dengan mematuhi aturan yang diperlukan untuk kemudahan pemrosesannya. Perancangan bahasa alami tidak memperhatikan berbagai kendala untuk kemudahan pemrosesan, akibatnya pemrosesan bahasa alami jauh lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan bahasa buatan. Beberapa alasan
yang
menyulitkan pemrosesan bahasa alami yaitu dalam bahasa alami sering terjadi ambiguity atau makna ganda, jumlah kosa kata (vocabulary) dalam bahasa alami sangat besar dan teknik pemrosesan bahasa alami bersifat sangat language dependent yaitu suatu sistem atau teknik yang berlaku untuk suatu bahasa dan tidak mudah diterapkan untuk bahasa lainnya. Chomsky adalah orang yang pertama kali memproses dan mempresentasikan bahasa alami sebagai
2
rangkaian simbol. Karena pemikirannya maka lahirlah ilmu natural language processing (NLP). Teknologi
NLP
merupakan
teknologi
yang
memungkinkan
untuk
melakukan berbagai macam pemrosesan terhadap bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Sistem ini biasanya mempunyai masukan dan keluaran berupa bahasa tulisan (teks). NLP mempunyai aplikasi yang sangat luas, di antaranya sebagai natural language translator yaitu translator dari satu bahasa alami ke bahasa alami lainnya, dan digunakan sebagai translator bahasa alami ke bahasa buatan, juga sebagai text summarization yaitu suatu sistem yang dapat membuat ringkasan hal-hal yang penting dari suatu wacana yang diberikan (Arman 2004). Seiring dengan kebutuhan dan kemajuan zaman, aplikasi NLP semakin dikembangkan oleh para ilmuwan. Metode knowledge graph (KG) merupakan metode baru dalam NLP yang merupakan sebuah metode untuk mengekspresikan bahasa dengan cara menganalisis teks dokumen secara harfiyah dengan tujuan agar dokumen tersebut lebih mudah dipahami dan diperoleh pengetahuan baru. C Hoede, seorang ahli matematika diskret di Universitas Twente, dan F N Stockman, seorang sosiolog di Universitas Groningen Belanda, memprakarsai penggunaan metode KG mempresentasikan sembarang teks pada buku. Penggunaan metode KG untuk mempresentasikan suatu teks melibatkan bahasa yang digunakan dalam teks tersebut. Saat ini penggunaan metode KG telah dilakukan untuk dokumen yang menggunakan teks berbahasa Inggris, karena struktur bahasa Inggris tidak sama dengan struktur bahasa Indonesia maka perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia. Penelitian penerapan metode KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan merancang sebuah metode yang dapat membaca teks berbahasa Indonesia dan menghasilkan informasi dari teks dalam bentuk graf, informasi tersebut merupakan intisari dari pengetahuan yang ada dalam dokumen yang dibaca. Penerapan dan pengembangan KG pada teks berbahasa Indonesia hingga saat ini masih terasa sangat perlu dilanjutkan. Implikasi dari penerapan KG sangat bermanfaat untuk pengembangan sarana komunikasi untuk masa akan datang.
3
Penelitian KG pada teks berbahasa Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Departemen Matematika dan Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, antara lain rekayasa memahami teks menggunakan metode KG dalam bahasa Indonesia (Hulliyah 2007), penentuan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia (Rusiyamti 2008). Selain itu, penelitian pembentukan word graph kata pada bahasa Indonesia menggunakan teori KG juga telah dilakukan, yaitu: kata benda (Saleh 2009), kata sifat (Rahmat 2009), kata kerja (Muslik 2009), preposisi (Anggraeni 2009), kata keterangan (Samba 2010) dan konstruksi pola word graph frasa kata (Mahmuda 2010). Penelitian-penelitian tersebut di atas belum memadai untuk terbentuknya sebuah metode untuk membaca teks berbahasa Indonesia oleh mesin atau komputer, apalagi untuk penerapannya dalam bentuk software komputasi sebab masih banyak konsep dan aturan pada struktur bahasa Indonesia yang belum dianalisis/dibentuk word graph-nya. Perancangan aturan untuk semua konsep pada struktur bahasa Indonesia agar terciptanya suatu word graph bukanlah hal mudah, melainkan perlu kerja keras dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dengan membatasinya pada aturan pembentukan word graph frasa keterangan bahasa Indonesia sebab aturan pembentukan word graph pada frasa keterangan ini belum dilakukan penganalisisan secara khusus oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1 melakukan identifikasi dan analisis frasa keterangan (adverbia) pada bahasa Indonesia, 2 membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan (adverbia) pada bahasa Indonesia, 3 melakukan pengujian aturan word graph untuk frasa keterangan (adverbia) pada bahasa Indonesia.
4
1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini akan menghasilkan word graph frasa keterangan yang bermanfaat untuk melengkapi aturan yang sudah diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya dalam menganalisis wacana/teks berbahasa Indonesia. Aturan word graph frasa keterangan yang diperoleh direpresentasikan hasilnya dalam bentuk graf.
5
2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori dan konsep yang akan digunakan untuk pembahasan bab-bab selanjutnya. 2.1
Frasa Keterangan
2.1.1 Definisi Frasa Keterangan Frasa keterangan pada bahasa Indonesia baku merupakan pengembangan dari kata keterangan (Alwi et al. 2003). Secara gramatik, frasa keterangan terdiri atas frasa dan kata keterangan. Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu (Keraf 1991). Kata keterangan atau adverbia adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti kata kerja (verba) dan kata sifat (adjektiva) yang bukan kata benda (nomina). Contoh adverbia misalnya sangat, amat, tidak. Dari segi bentuknya kata keterangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (1) kata keterangan tunggal, dan (2) kata keterangan gabungan. Kata keterangan tunggal dapat dirinci lagi berupa kata dasar, kata berafiks, dan kata ulang, contohnya: banyak (kata dasar), mestinya (kata berafiks), dan kadangkadang (kata ulang). Di pihak lain, kata keterangan gabungan bentuknya berupa kelompok kata yang tidak mempunyai predikat sehingga kata ini disebut juga sebagai frasa keterangan. Contoh: belum lagi, kadang kala, acapkali, hampir selalu, seringkali dan lagi pula (Finoza 2009). 2.1.2 Struktur Frasa Keterangan Frasa keterangan merupakan kelompok kata yang berfungsi menerangkan predikat yang berupa verba atau adjektiva, selain itu ternyata frasa adverbia dapat menerangkan frasa preposisional, dan dapat juga menerangkan seluruh kalimat (Alwi et al. 2003). Inti dari frasa keterangan adalah kata keterangan yang membentuk frasa keterangan itu sendiri, sehingga makna frasa keterangan sama dengan makna kata keterangan (Finoza 2009).
6
Berdasarkan perilaku semantisnya kata keterangan sebagai inti frasa keterangan dapat mengungkapkan delapan jenis arti. Setiap jenis arti menggambarkan makna yang disandangnya (Alwi et al. 2003). Makna frasa keterangan
berdasarkan
perilaku
semantisnya
tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai berikut: 1.
Makna kualitatif Makna kualitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat dan mutu dari inti frasa keterangan.
2.
Makna kuantitatif Makna kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah.
3.
Makna limitatif Makna limitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan dari inti frasa keterangan.
4.
Makna frekuentatif Makna frekuentatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan kata keterangan itu.
5.
Makna kewaktuan Makna kewaktuan menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan kata keterangan itu.
6.
Makna kecaraan Makna kecaraan menggambarkan makna yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut.
7.
Makna kontrastif Makna kontrastif menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya.
8.
Makna keniscayaan Makna keniscayaan menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang kelangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan kata keterangan itu.
7
2.2 Knowledge Graph Knowledge graph atau KG merupakan suatu pendekatan baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk menyatakan dan memahami bahasa manusia ke bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan aplikasi komputer dengan lebih memfokuskan pada aspek semantik daripada aspek sintatik. KG terdiri atas suatu himpunan verteks V yang tidak berlabel disebut token dan dinyatakan dengan persegi (Hoede 2003). Menurut Hoede dan Nurdiati (2008) KG biasanya merupakan graf gabungan edge dan arc yang diberi label dan dinyatakan dengan garis dan garis berarah. Pada prinsipnya komposisi dari knowledge graph terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relationship. 2.2.1 Concept Menurut Zhang (2002) concept adalah komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Concept dapat menjadi tata cara dalam membentuk suatu pengertian dari yang khusus ke bentuk umum atau sebaliknya. Concept dibedakan menjadi tiga jenis yaitu token, type, dan name (Berg 1993). Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing, sehingga token bersifat subjektif. Sebuah token dalam KG direpresentasikan dengan simbol “”. Dalam metode KG segala sesuatu akan dihubungkan dengan token (Berg 1993). Type bersifat objektif dan merupakan concept yang berbentuk informasi umum dari kesepakatan yang dibuat sebelumnya (Zhang 2002). Name adalah suatu yang bersifat individual (Berg 1993). Sebagai contoh “melati” adalah sebuah name yaitu nama dari sebuah bunga. 2.2.2 Relations Relations pada KG merupakan ontologi. Ontologi adalah gambaran dari beberapa konsep dan relasi antar-concept yang bertujuan mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan concept, relasi dan logikanya. Berdasarkan ontologi yang dimiliki inilah maka KG dapat memahami bahasa alami (natural language) (Anggraeni 2009). Hal ini diperlukan untuk mengekspresikan arti dari suatu kalimat. Ontologi word graph terdiri atas token yang dinyatakan dengan node,
8
9 binary relations, dan 4 frame relations. Menurut Zhang dan Hoede (2000), penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut sebagai berikut: 1 Relasi Alikeness (ALI) Relasi alikeness disingkat dengan ALI yang berasal dari kata ALIKE berarti sama atau mirip. Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token (Zhang 2002). Contoh type adalah kembang, maka word graph dari kata kembang yaitu: kembang
ALI
Gambar 1 Contoh penggunaan relasi Alikeness (ALI).
2 Relasi Causality (CAU) Relasi causality (CAU) antara dua buah token dilambangkan dengan garis berarah dan digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab
akibat.
Untuk
struktur
yang
kompleks
CAU
digunakan
untuk
menghubungkan dua token yang memiliki hubungan, pelaku, alasan, maksud, alat dan hasil. Dalam Zhang (2002) disebutkan bahwa relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua concept yang terdiri atas kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek. Contoh: Dede minum. Kalimat tersebut dapat dinyatakan dengan word graph berikut:
orang
ALI
CAU
ALI
minum
EQU Dede
Gambar 2 Contoh penggunaan relasi Causality (CAU).
3 Relasi Equality (EQU) Relasi Equality (EQU) digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: mawar adalah name dari bunga. Relasi EQU juga dapat
9
difungsikan untuk menjelaskan concept yang setara atau sama, mengekspresikan dua hal yang identik. Berikut ini graf dari penggunaan relasi EQU. mawar
EQU ALI
bunga
Gambar 3 Contoh penggunaan relasi Equality (EQU).
Logika matematika EQU diformulasikan dengan jika A EQU B, maka A=B. EQU menyatakan kata hubung sama dengan atau pada bahasa Indonesia EQU dapat berarti adalah dan merupakan.
ALI
A
EQU
ALI
B
Gambar 4 Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B.
4 Relasi Subset (SUB) Jika ada dua token menyatakan suatu word graph, dan token yang satu merupakan bagian dari token yang lain, maka kedua token tersebut dihubungkan dengan
relasi
SUB.
Contoh:
jengger
SUB
ayam.
Contoh
tersebut
mengekspresikan jengger ayam yang berarti jengger merupakan bagian dari anggota tubuh ayam. Pernyataan tersebut dinyatakan pada gambar berikut:
jengger
ALI
SUB
ALI
ayam
Gambar 5 Contoh penggunaan relasi Subset (SUB).
Relasi SUB pada dasarnya adalah menggambarkan satu bagian dari sebuah concept yang utuh sehingga fungsi SUB berkaitan erat dengan concept kepemilikan, artinya a adalah milik atau bagian dari b.
10
5 Relasi Disparateness (DIS) Relasi Disparateness (DIS) digunakan untuk menyatakan relasi antara dua token yang tidak mempunyai satu elemen yang sama satu dengan yang lainnya. Relasi ini juga dapat digunakan untuk menyatakan kata “berbeda”, misalnya padi berbeda dengan jagung, kalimat tersebut dapat dinyatakan dengan word graph berikut. ALI
padi
DIS
ALI
jagung
Gambar 6 Contoh penggunaan relasi Dispareteness (DIS).
6 Relasi Ordering (ORD) Relasi Ordering (ORD) menyatakan bahwa dua benda memiliki urutan tertentu satu dengan lainnya, baik urutan waktu maupun tempat. Relasi ini digunakan untuk membandingkan urutan dua benda dan dapat juga digunakan untuk mengungkapkan hubungan “ < ” yang dikenal dalam matematika A < B (A lebih kecil dari B). Misalnya “ dari hari ini sampai besok” dapat dinyatakan dengan word graph berikut.
hari ini
ALI
ORD
ALI
besok
Gambar 7 Contoh penggunaan relasi Ordering (ORD).
7 Relasi Attribution (PAR) Relasi Attribution (PAR) digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Misalnya tanaman hias. Kata hias merupakan atribut dari tanaman, dinyatakan dengan word graph berikut. tanaman
ALI
PAR
ALI
hias
Gambar 8 Contoh penggunaan relasi Attribution (PAR). Relasi PAR juga digunakan untuk menghubungkan satuan seperti waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain.
11
8 Relasi Informational Dependency (SKO) Relasi SKO menyatakan hubungan jika suatu token bergantung pada token yang lainnya. Contohnya rajin pangkal pandai. Dapat dinyatakan dengan word graph berikut.
rajin
ALI
ALI
SKO
pandai
Gambar 9 Contoh penggunaan relasi Informational Dependency (SKO).
9 Ontologi F (Focus) Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf (Nurdiati & Hoede 2009). Pada penelitian ini fokus
disimbolkan dengan persegi yang
dihitamkan. Fokus menunjukkan intisari dari suatu pernyataan misalnya untuk menyatakan word graph “ibu menelepon saya” dengan fokus “ibu” dinyatakan sebagai berikut:
ibu ALI
CAU
CAU
ALI
saya
ALI
telepon
ALI
menelepon
Gambar 10 Contoh penggunaan ontologi F.
Terdapat empat frame relations dari ontologi KG yaitu: 1.
Focusing on a situation
: FPAR
2.
Negation of a situation
: NEGPAR
3.
Possibility of a situation
: POSPAR
4.
Necessity of a situation
: NECPAR
Jika suatu graf merepresentasikan suatu pernyataan, misalkan p, yang dinyatakan dengan frame, maka graf dari negasi p dapat dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame relasi NEGPAR, graf possibility dari p dinyatakan
12
dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR, graf necessity dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR (Zhang 2002). Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
NEG
p
NEC
POS
p
p
p
Gambar 11 Empat frame relations.
Misalkan p : hari ini hujan, maka dari Gambar 11 secara berurutan menunjukkan graf dari pernyataan bahwa: hari ini hujan, tidak benar hari ini hujan, mungkin hari ini hujan, dan seharusnya hari ini hujan.
2.3 Word Graph Dalam teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph yang menyatakan arti dari kata dan disebut dengan semantic word graph, selanjutnya sebuah kata memiliki jenis khusus seperti kata benda atau kata kerja, dan aturanaturan lain pada jenis bahasa yang berhubungan dengan beberapa kata lainnya. Word graph merupakan graf dari kata dan dapat dinyatakan sebagai graf berarah (digraph) yang diberi label. Gabungan beberapa word graph dari beberapa kata dalam suatu kalimat menghasilkan sentence graph. Beberapa kalimat yang digabungkan dalam sebuah teks menghasilkan text graph, dan memuat pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks (Hoede & Nurdiati 2008).
13
3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:
3.1 Studi literatur awal Studi literatur awal dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan semua materi yang sesuai dengan topik yang diteliti yaitu bahan pustaka yang berhubungan dengan frasa keterangan dan knowledge graph (KG).
3.2 Identifikasi dan analisis frasa keterangan Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap frasa keterangan dari teks bacaan yang telah dikumpulkan dengan mengidentifikasi dan memilih frasa keterangan bahasa Indonesia. Identifikasi dan pemilihan frasa keterangan dilakukan berdasarkan struktur dan makna dari frasa keterangan berdasarkan kaedah bahasa baku bahasa Indonesia. Struktur frasa keterangan bahasa Indonesia dilihat dari segi semantisnya, yaitu sebanyak delapan jenis frasa keterangan, sedangkan analisis makna frasa keterangan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
3.3 Membuat pola word graph frasa keterangan. Pembuatan pola word graph frasa keterangan didasarkan pada konsep KG. Metode KG memberikan penjelasan bahwa setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph sebagai pernyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu frasa keterangan juga memiliki word graph yang berbeda bergantung pada frasa keterangan tersebut.
3.4 Membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan Dalam merekonstruksi aturan pembentukan word graph frasa keterangan ini, penulis menganalisis beberapa contoh word graph yang telah dibuat oleh para peneliti sebelumnya untuk dipadukan, sehingga aturan word graph yang dibentuk sesuai dengan aturan word graph yang sudah ada. Word graph yang telah dibuat akan dikelompokkan berdasarkan pada makna yang dinyatakan oleh frasa keterangan dan bentuk word graph-nya.
14
Pada prinsipnya, perekonstruksian pola word graph frasa keterangan hampir sama dengan pembentukan word graph kata keterangan. Perbedaan keduanya terletak pada struktur kata dan bentuknya saja. Dari proses analisis tersebut diperoleh suatu aturan pembentukan word graph dari frasa keterangan pada bahasa Indonesia.
3.5 Pengujian aturan word graph frasa keterangan Langkah terakhir adalah pengujian aturan pembentukan word graph dari frasa keterangan. Pengujian ini dilakukan terhadap frasa keterangan yang sama pada kalimat yang berbeda, pengujian dilakukan secara berulang agar didapat aturan word graph frasa keterangan yang berlaku umum. Secara ringkas, tahapan penelitian dalam menganalisis aturan pembentukan word graph frasa keterangan dengan menggunakan metode KG dapat dilihat pada flowchart di bawah ini:
Mulai
Literatur teks berbahasa Indonesia yang baku
Identifikasi frasa keterangan pada bahasa Indonesia
Analisis frasa keterangan pada bahasa Indonesia berdasarkan maknanya ada 8 macam
Pembuatan pola word graph frasa keterangan berdasarkan maknanya
Pengelompokan frasa keterangan berdasarkan kesamaan bentuk word graph
1
15
1
Pembuatan aturan pembentukan word graph frasa keterangan
Uji hasil aturan pembentukan word graph frasa keterangan
Apakah hasil aturan sudah benar
Tidak
Perbaiki aturan pembentukan word graph frasa keterangan
Ya Apakah hasil aturan telah berlaku umum
Tidak
Ya Aturan pembentukan word graph frasa keterangan
Selesai
Gambar 12 Flowchart pembentukan aturan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia.
16
17
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Struktur Frasa Keterangan Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya. Frasa keterangan dibentuk dari gabungan dua kata keterangan yang berdampingan dan berfungsi menerangkan verba, adjektiva, frasa preposisional dan seluruh kalimat. Inti dari frasa keterangan adalah kata keterangan yang membentuk frasa keterangan itu sendiri, sehingga makna frasa keterangan sama dengan makna kata keterangan (Finoza 2009). Frasa keterangan terdiri atas dua kata atau lebih dengan kata keterangan sebagai intinya, dan masing-masing kata mempertahankan makna kata dasarnya. Gabungan dua kata tersebut menghasilkan suatu relasi tertentu dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi tersebut. Dalam Ramlan (2001) disebutkan bahwa frasa keterangan adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Dilihat dari fungsinya frasa keterangan diklasifikasikan sebagai berikut: (1) frasa keterangan menerangkan verba, (2) frasa keterangan menerangkan adjektiva, (3) frasa keterangan menerangkan frasa preposisional, dan (4) frasa keterangan menerangkan kalimat (Alwi et al. 2003). Di pihak lain, berdasarkan makna dan perilaku semantisnya frasa keterangan dapat mengungkapkan delapan jenis arti. Setiap jenis arti menggambarkan makna yang disandangnya. Dalam Alwi et al. (2003) disebutkan bahwa makna frasa keterangan berdasarkan perilaku semantisnya tersebut, yaitu (1) kualitatif, (2) kuantitatif, (3) limitatif, (4) frekuentatif, (5) kewaktuan, (6) kecaraan, (7) kontrastif, dan (8) keniscayaan. Penelitian ini
menganalisis
frasa keterangan berdasarkan perilaku
semantis dari inti frasa dan menganalisis hubungan makna unsurnya pada teks berbahasa Indonesia.
4.2 Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Prosedur yang dilakukan pembuatan pola word graph frasa keterangan pada teks berbahasa Indonesia didasarkan pada konsep KG. Metode KG memberi penjelasan bahwa setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph sebagai
18
pernyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu, frasa keterangan juga memiliki word graph yang berbeda bergantung pada makna frasa keterangan itu sendiri. Makna setiap frasa ditentukan oleh inti frasa, sedangkan inti dari frasa keterangan adalah kata keterangan. Makna frasa keterangan ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam Finoza (2009) disebutkan bahwa frasa keterangan dapat juga merupakan kata keterangan itu sendiri sehingga frasa keterangan dapat bermakna sama dari segi perilaku semantisnya dengan kata keterangan. Pada bahasan berikut ini akan dijelaskan makna frasa keterangan bahasa Indonesia berdasarkan perilaku semantisnya yang dinyatakan inti frasa keterangan tersebut beserta word graph yang dibuat. 4.2.1 Frasa Keterangan Kualitatif Frasa keterangan kualitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat dan mutu (Alwi et al. 2003). Yang termasuk frasa keterangan kualitatif berdasarkan inti frasanya adalah amat sangat, lebih kurang, lebih baik, paling baik, dan sangat kurang. (a) amat sangat Frasa amat sangat merupakan gabungan dua kata keterangan kualitatif amat dan sangat. Dalam Depdiknas (2008) frasa amat sangat berarti melebihi dari ukuran biasanya. Berikut adalah penggunaan frasa amat sangat di dalam kalimat. (1.1) Saat menjalani penyinaran ke-15, Tono merasa sakit yang amat sangat di pinggangnya (Susanti 2010). Frasa keterangan amat sangat pada kalimat (1.1) menyatakan hubungan derajat atau tingkatan dan berfungsi untuk menerangkan rasa sakit yang didera Tono di pinggangnya. Pola word graph untuk kata keterangan amat dan sangat telah direpresentasikan oleh Samba (2010). Makna kedua kata keterangan tersebut merepresentasikan ukuran atau tingkatan, dan makna leksikal kata keterangan tersebut juga sama. Frasa amat sangat bermakna ukuran tingkatan atau derajat yang melebihi dari kata sangat maupun amat. Word graph frasa keterangan amat sangat dapat dipresentasikan sebagai berikut:
19
ORD
ALI
amat sangat
ALI sangat
Gambar 13 Word graph frasa keterangan amat sangat. Word graph frasa amat sangat dipresentasikan dengan dua token. Token1 merepresentasikan kata sangat yang dihubungkan dengan relasi ALI dan token2 merepresentasikan suatu ukuran yang melebihi sangat yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token1 (sangat) terletak di sebelah kiri mengindikasikan ukuran tingkatan token1 kurang dari token2. Kedua token mempunyai hubungan ukuran urutan, sehingga relasi tersebut dihubungkan oleh arc berlabel ORD ke arah token2. Arc berawal dari token1, sebab urutan ukuran yang dinyatakan oleh token2 lebih tinggi derajatnya dibanding token1. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah frasa amat sangat yang menyatakan ukuran yang melebihi dari ukuran yang lazim dari suatu tingkatan yaitu melebihi makna dari kata sangat, sehingga fokus word graph pada token2 diberi warna hitam. Makna frasa amat sangat di dalam word graph ditunjukkan frame pada Gambar 13. (b) lebih kurang Makna frasa lebih kurang adalah kira-kira (Depdiknas 2008). Frasa lebih kurang terdiri atas dua kata keterangan kualitatif lebih dan kurang. Lebih memilki arti lewat dari semestinya, dan kurang memiliki arti tidak atau belum cukup. Berikut adalah penggunaan frasa lebih kurang di dalam kalimat. (1.2) Tingginya lebih kurang 30 cm. Bunganya banyak. Warnanya beragam (Raharjo 2010a). Frasa keterangan lebih kurang pada kalimat (1.2) menyatakan hubungan derajat atau tingkatan dan berfungsi untuk menerangkan tinggi dari sesuatu. Pola word graph untuk kata keterangan lebih dan kurang telah direpresentasikan oleh Samba (2010). Makna kedua kata keterangan tersebut merepresentasikan ukuran atau tingkatan, namun makna leksikal kedua kata keterangan tersebut saling bertolak belakang. Makna lebih kurang adalah ukuran tingkatan yang tidak dapat
20
dipastikan atau kira-kira, dapat bermakna lebih atau dapat juga bermakna kurang. Word graph frasa keterangan lebih kurang dipresentasikan sebagai berikut:
ORD
ALI
lebih kurang
ORD ALI ukuran
ALI ukuran
Gambar 14 Word graph frasa keterangan lebih kurang. Frasa keterangan lebih kurang menyatakan hubungan derajat atau tingkatan. Word graph frasa lebih kurang dipresentasikan dengan dua token. Token1 terletak sebelah kiri dan merepresentasikan suatu ukuran (lebih) dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 terletak sebelah kanan dan merepresentasikan ukuran (kurang) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Kedua token menyatakan ukuran yang tidak dapat dipastikan, dapat berukuran lebih atau kurang, akibatnya kedua token dihubungkan dengan dua buah arc dengan arah yang berlawanan dengan label ORD. Fokus word graph berdasarkan konteks kalimat atau dapat dibuat konsesi dengan mengambil fokus pada token sebelah kiri. Makna frasa keterangan lebih kurang beralternasi dengan frasa kurang lebih, sehingga pola word graph pada Gambar 14 juga berlaku untuk frasa kurang lebih. (c) lebih baik Frasa keterangan lebih baik terdiri atas kata keterangan lebih dan adjektiva baik. Dalam Depdiknas (2008) kata lebih bermakna lewat dari semestinya (ukuran, banyaknya, besarnya). Dan adjektiva baik bermakna patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya). Berikut adalah penggunaan frasa lebih baik di dalam kalimat. (1.3) Sebagian dari porsi sayuran lebih baik dikonsumsi mentah. Pasalnya, enzim dalam sayuran mentah banyak yang rusak saat dimasak (Raharjo 2010c). Frasa lebih baik pada kalimat (1.3) menyatakan hubungan mutu atau derajat dan berfungsi untuk menerangkan porsi sayuran mentah yang dikonsumsi. Word graph frasa keterangan lebih baik dikonstruksi sebagai berikut:
21
ORD ALI
ALI baik
baik ALI lebih baik
Gambar 15 Word graph frasa keterangan lebih baik. Word graph frasa lebih baik direpresentasikan dengan dua token yang sesuai dengan pola kata lebih (Samba 2010). Token1 terletak sebelah kiri dan merepresentasikan adjektiva baik dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 terletak sebelah kanan dan merepresentasikan adjektiva baik yang dihubungkan dengan relasi ALI. Ukuran adjektiva atau adverbia pada kedua token berupa ukuran kualitatif. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah ukuran yang lebih berdasarkan makna frasa lebih baik dan terletak pada token2 maka diberi warna hitam. Kedua token merepresentasikan makna ukuran urutan sehingga dihubungkan dengan relasi ORD. Struktur frasa keterangan lebih baik terdiri atas gabungan adverbia (lebih) dengan adjektiva (baik), sehingga pola ini dapat dibuat menjadi pola lebih+adv/adj. Kata lebih dapat diikuti kata keterangan (adverbia) bermakna kualitatif atau kuantitatif maupun kata sifat (adjektiva), sehingga dapat membentuk suatu pola yang lebih umum. Secara umum frasa keterangan dengan pola lebih+adv/adj bentuk word graph-nya dapat direkonstruksi sebagai berikut:
adv/adj
ALI
ORD
ALI ALI
ukuran (kualitat if/kuanti tatif)
adv/adj
ALI ukuran (kualitat if/kuant itatif) ALI
lebih +adv/adj
Gambar 16 Word graph frasa keterangan lebih+adv/adj.
22
(d) paling baik Frasa paling baik merupakan gabungan kata keterangan kualitatif paling dan adjektiva baik. Dalam Depdiknas (2008) kata keterangan paling mempunyai makna ter; teramat. Di pihak lain, adjektiva baik bermakna tidak ada celanya. Frasa paling baik berarti terbaik, dapat juga disimpulkan berarti ukuran mutu atau derajat yang melebihi dari ukuran biasanya. Berikut adalah penggunaan frasa paling baik di dalam kalimat. (1.4) Minyak ikan asal tuna dan salmon yang kaya omega-3 paling baik menghambat peradangan (Artdiyasa 2010a). Frasa keterangan paling baik pada kalimat (1.4) menyatakan hubungan mutu atau derajat dan berfungsi untuk menerangkan kandungan minyak ikan tuna dan salmon sebagai penghambat radang. Word graph frasa keterangan paling baik dapat dipresentasikan dengan menyempurnakan pola yang sudah ada. Word graph frasa paling baik dipresentasikan sebagai berikut:
ORD ALI baik
ALI
ORD ALI baik
ALI
paling baik =
baik
Gambar 17 Word graph frasa keterangan paling baik. Word graph frasa paling baik direpresentasikan dengan tiga buah token yang sesuai dengan pola kata paling (Samba 2010). Token1 (token paling kiri) merepresentasikan adjektiva baik dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (token di tengah) merepresentasikan adjektiva baik yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token3 (token paling kanan) merepresentasikan adjektiva baik yang dihubungkan dengan relasi ALI, dalam hal ini token3 merepresentasikan frasa paling baik. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah ukuran yang tertinggi berdasarkan makna kata paling dan terletak pada token3, sehingga token3 diberi warna hitam. Ketiga token merepresentasikan makna ukuran, maka dihubungkan dengan relasi berlabel ORD.
23
Struktur frasa keterangan paling baik terdiri atas gabungan adverbia (paling) dengan adjektiva (baik), sehingga pola ini dapat dibuat ke bentuk yang umum, yaitu paling+adv/adj. Secara umum frasa keterangan dengan pola paling+adv/adj bentuk word graph-nya sebagai berikut: ORD
ALI
ORD
paling+ adv/adj
ALI
ALI
ALI
adv/adj adv/adj adv/adj (ukuran (ukuran (ukuran kualitatif/ kualitatif/ kualitatif/ kuantitatif) kuantitatif kuantitatif ) )
Gambar 18 Word graph frasa keterangan dengan pola paling+adv/adj. (e) sangat kurang Frasa sangat kurang terdiri atas dua kata keterangan kualitatif sangat dan kurang. Sangat artinya melebihi dari ukuran semestinya, dan kurang artinya belum cukup (Depdiknas 2008). Berikut adalah penggunaan frasa sangat kurang di dalam kalimat. (1.5) Faedah lain sambung samping pada tanaman kakao dapat memperbaiki klonklon yang ditanam, tetapi dinilai sangat kurang diminati oleh para petani (Yajri 2009). Frasa keterangan sangat kurang pada kalimat (1.5) menyatakan hubungan derajat atau tingkatan dan berfungsi untuk menerangkan perbuatan yang diminati. Pola word graph untuk kata sangat beralternasi dengan kata amat. Makna kata keterangan tersebut merepresentasikan ukuran atau tingkatan. Word graph frasa sangat kurang dipresentasikan sebagai berikut: PAR ALI sangat
ALI
ORD ALI ukuran
kurang
ALI ukuran
Gambar 19 Word graph frasa keterangan sangat kurang. Word graph frasa sangat kurang direpresentasikan dengan dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan ukuran sangat yang
24
dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata keterangan kurang (Samba 2010) yang dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah concept2 maka diberi warna hitam. Concept1 merupakan atribut bagi concept2 maka dihubungkan dengan relasi PAR. 4.2.2 Frasa Keterangan Kuantitatif Frasa keterangan kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah (Alwi et al. 2003). Yang termasuk frasa keterangan kuantitatif yaitu: belum cukup, paling banyak, sedikit sekali, dan dua kali. (a) belum cukup Makna frasa belum cukup adalah kurang (Depdiknas 2008). Frasa belum cukup merupakan frasa keterangan bermakna kuantitatif, terdiri atas dua kata yang membentuk satu makna. Frasa keterangan belum cukup menyatakan makna ukuran suatu jumlah yang minimum dari yang diharapkan atau kenyataannya. Berikut adalah penggunaan frasa belum cukup di dalam kalimat. (2.1) Angka itu belum cukup memenuhi permintaan yang jumlahnya lebih dari 10 ekor (Duryatmo 2010). Frasa keterangan belum cukup pada kalimat (2.1) berfungsi menerangkan angka permintaan dari sesuatu yang menyatakan jumlah dari suatu benda. Frasa belum cukup merupakan fokus pada kalimat tersebut, karena dengan bantuan frasa belum cukup didapat suatu informasi penting dari kalimat (2.1) bahwa banyaknya benda/barang yang diperlukan masih kurang. Karena frasa belum cukup bermakna kurang, maka pola word graph dari frasa belum cukup dapat dikonstruksi sesuai dengan pola word graph kata kurang (Samba 2010). Word graph frasa belum cukup (sinonim: kurang) dipresentasikan sebagai berikut:
belum cukup
ORD
ALI
ALI ukuran
ALI ukuran
Gambar 20 Word graph frasa keterangan belum cukup.
25
Word graph frasa belum cukup dipresentasikan dengan dua token sesuai dengan pola word graph kata keterangan kurang (Samba 2010). Token1 terletak sebelah kiri dan merepresentasikan kata keterangan ukuran yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 terletak sebelah kanan dan merepresentasikan suatu ukuran yang derajatnya lebih tinggi dari ukuran token1 dan dihubungkan dengan relasi ALI. Kedua token menyatakan hubungan ukuran urutan jumlah, sehingga relasi tersebut dihubungkan oleh arc berlabel ORD. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah token1 maka diberi warna hitam. (b) paling banyak Frasa paling banyak merupakan frasa keterangan bermakna kuantitatif. Dalam Depdiknas (2008) kata keterangan paling mempunyai makna ter; teramat. Banyak bermakna besar jumlahnya; tidak sedikit. Frasa paling banyak berarti terbanyak; terbesar jumlahnya, dapat juga disimpulkan berarti ukuran jumlah yang melebihi dari ukuran yang lazim. Berikut adalah penggunaan frasa paling banyak di dalam kalimat. (2.2) Jenis mangga yang paling banyak diimpor selama 6 tahun terakhir adalah mangga jenis khio sawoei dari Thailand dan Australia (Duryatmo 2010). Frasa keterangan paling banyak pada kalimat (2.2) menyatakan hubungan ukuran urutan jumlah dan berfungsi menerangkan jenis mangga yang diimpor selama 6 tahun terakhir. Word graph frasa keterangan paling banyak dikonstruksi dengan
struktur
paling+adv
(banyak).
Pola
word
graph
untuk
frasa
paling+adv/adj telah direpresentasikan pada Gambar 18, sehingga pola word graph paling banyak dapat memakai pola tersebut. (c) sedikit sekali Frasa sedikit sekali terdiri atas kata sedikit dan sekali. Dalam Depdiknas (2008) sedikit bermakna tidak banyak dan sekali memiliki arti amat; sangat. Frasa sedikit sekali beralternasi dengan frasa sedikit amat. Berikut adalah penggunaan frasa sedikit sekali di dalam kalimat. (2.3) Riset ilmiah Washington State University baru-baru ini menunjukkan bahwa stroberi organik lebih kaya antioksidan dan mineral, tetapi sedikit sekali kandungan fosfor dan potasiumnya (Duryatmo 2010).
26
Frasa keterangan sedikit sekali pada kalimat (2.3) menyatakan hubungan jumlah dan berfungsi menerangkan kandungan gizi dari stroberi organik. Word graph frasa keterangan sedikit sekali dipresentasikan sebagai berikut: ukuran ALI PAR
ALI sedikit
ALI sedikit sekali
ALI sekali
Gambar 21 Word graph frasa keterangan sedikit sekali. Frasa keterangan sedikit sekali bermakna sedikit amat atau sangat sedikit (Depdiknas 2008). Word graph frasa sedikit sekali direpresentasikan dengan dua token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan adverbia sedikit yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan adverbia sekali yang dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah token2 maka diberi warna hitam. Token1 merupakan atribut bagi token2 maka dihubungkan dengan relasi berlabel PAR. Secara umum frasa keterangan dengan pola adv/adj+sekali bentuk word graph-nya sebagai berikut:
ukuran ALI PAR
ALI Adv/adj
ALI advj/adj +sekali
ALI sekali
Gambar 22 Word graph frasa keterangan adv/adj+sekali. (d) dua kali Frasa keterangan dua kali terdiri atas kata dua dan kali. Dua merupakan suatu bilangan bulat, sedangkan kali bermakna kata untuk menyatakan kekerapan tindakan atau kata untuk menyatakan kelipatan atau perbandingan (ukuran, harga, dan lainnya) (Depdiknas 2008). Frasa dua kali merupakan jumlah yang dapat dihitung dari suatu benda. Berikut adalah penggunaan frasa keterangan dua kali dalam kalimat.
27
(2.4) Corak variegata yang dominan membuat pertumbuhan 2 kali lebih lambat daripada pinguicula normal (Artdiyasa 2010b). Frasa keterangan dua kali menyatakan ukuran jumlah kelipatan sebanyak dua (berulang). Frasa dua kali pada kalimat (2.4) menjelaskan pertumbuhan dari pinguicula. Kata kali merupakan atribut dari dua yang berfungsi menerangkan makna jumlah atau kelipatan dari suatu bilangan. Word graph dari frasa keterangan dua kali dipresentasikan sebagai berikut:
dua kali
PAR
ALI
EQU
ALI kali
dua
Gambar 23 Word graph frasa keterangan dua kali. Word graph frasa dua kali dipresentasikan dengan dua token. Token1 merepresentasikan kata kali yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 merepresentasikan bilangan dua dihubungkan dengan relasi EQU. Token1 menyatakan kuantitas atau intensitas dari dua, maka token1 merupakan atribut dari token2, sehingga relasi tersebut dihubungkan oleh arc berlabel PAR. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah frasa dua kali, inti frasanya adalah dua, maka token2 diberi warna hitam. Secara umum frasa keterangan dengan pola bilangan bulat+kali bentuk word graph-nya sebagai berikut:
bilangan bulat+ kali
PAR
ALI
ALI kali
EQU bilangan bulat
Gambar 24 Word graph frasa keterangan bilangan bulat+kali.
28
4.2.3 Frasa Keterangan Limitatif Frasa keterangan limitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan (Alwi et al. 2003). Yang termasuk frasa keterangan limitatif berdasarkan inti frasanya antara lain: baru saja, dan hanya saja. (a) baru saja Frasa keterangan baru saja bermakna barusan (penegasan suatu kejadian) atau suatu kejadian yang belum lama antaranya (Depdiknas 2008). Frasa keterangan baru saja terdiri atas dua kata, kata pertama adalah adjektiva baru, kata kedua adalah kata keterangan saja. Kata keterangan saja mempertegas makna dari kata baru. Kata saja merupakan kata keterangan bermakna limitatif. Berikut adalah penggunaan frasa keterangan baru saja dalam kalimat. (3.1) Saat musim buah tiba, para pekerja cekatan merompes ratusan buah pentil yang baru saja muncul di kebun (Duryatmo 2010). Frasa baru saja pada kalimat (3.1) menjelaskan makna ratusan buah pentil yang muncul dikebun (suatu kejadian atau situasi). Kata saja mempertegas makna baru sehingga dapat diasumsikan bermakna barusan. Akibatnya, word graph frasa baru saja dapat direkonstruksi sebagai kata barusan. Word graph dari frasa keterangan baru saja dipresentasikan sebagai berikut:
PAR
ALI
baru saja
ALI baru
Gambar 25 Word graph frasa keterangan baru saja. Word graph frasa baru saja direpresentasikan dengan dua buah token. Token1 merepresentasikan kata baru yang dihubungkan dengan relasi ALI dan token2 merepresentasikan sesuatu (Rahmat 2009). Fokus terletak pada token2, karena token1 merupakan atribut dari token2, sehingga relasi tersebut dihubungkan oleh arc berlabel PAR. (b) hanya saja Makna frasa keterangan hanya saja
berarti cuma (biasanya digunakan
untuk mempertegas dan menguatkan maksud) (Depdiknas 2008). Frasa
29
keterangan hanya saja terdiri atas dua kata keterangan limitatif hanya dan saja. Berikut adalah penggunaan frasa hanya saja di dalam kalimat. (3.2) Buah pitomba mirip gowok atau kupa syzygium polycephalum. Hanya saja di bagian dasar buah terdapat 4 - 5 helai kelopak (Artdiyasa 2010c). Frasa hanya saja pada kalimat (3.2) menjelaskan perbandingan antara dua kejadian atau keadaan (situasi). Situasi pertama didapat dari kalimat Buah pitomba mirip gowok. Karena makna kalimat pertama belum dapat memberikan suatu penjelasan, maka frasa hanya saja melengkapi informasi dari pernyataan kalimat (3.2) dengan situasi kedua pada kalimat, yaitu di bagian dasar buah terdapat 4 - 5 helai kelopak. Word graph dari frasa keterangan hanya saja dipresentasikan sebagai berikut: ALI hanya saja
DIS ALI
ALI situasi1
situasi2
Gambar 26 Word graph frasa keterangan hanya saja. Word graph frasa hanya saja direpresentasikan dengan dua buah token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan situasi1 yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan situasi2 dan dihubungkan dengan relasi ALI. Kedua token, menyatakan hubungan situasi yang berbeda, sehingga kedua token dihubungkan dengan relasi DIS. Fokus word graph berdasarkan konteks kalimat atau dapat dibuat konsesi dengan mengambil fokus pada token sebelah kiri atau sebelah kanan.
4.2.4 Frasa Keterangan Frekuentatif Frasa keterangan frekuentatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan kata keterangan itu (Alwi et al. 2003). Yang termasuk frasa keterangan frekuentatif berdasarkan inti frasanya yaitu: acapkali, hampir selalu, seringkali, dan sangat jarang.
30
(a) acapkali Frasa keterangan acapkali bermakna sering (Depdiknas 2008). Frasa acapkali merupakan gabungan kata keterangan frekuentatif. Frasa acapkali menyatakan hubungan tingkat kekerapan terjadinya dari sesuatu yang diterangkan frasa tersebut. Berikut adalah penggunaan frasa acapkali di dalam kalimat. (4.1) Lalat beterbangan di atas sampah yang menggunung dan acapkali mendekati rumahnya (Chaidir 2009b). Frasa keterangan acapkali pada kalimat (4.1) mengekspresikan bahwa tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang atau sering. Frasa acapkali menerangkan suatu perbuatan yang terjadi secara terus menerus. Word graph dari frasa keterangan acapkali dipresentasikan sebagai berikut: ALI ALI acapkali ALI tindakan
Gambar 27 Word graph frasa keterangan acapkali. Makna frasa acapkali berindikasi terdapat sejumlah tindakan yang dilakukan berulang-ulang. Word graph frasa acapkali terdiri atas satu token yang merepresentasikan suatu tindakan yang sering atau berulang-ulang yang dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah frasa acapkali yang menyatakan tindakan, sehingga fokus word graph acapkali diberi warna hitam. Karena keterangan acapkali ada suatu tindakan berulangulang dan terus menerus maka dihubungkan oleh ontologi
ALI
yang
menerangkan sesuatu hubungan yang berulang secara rekursif terhadap diri sendiri. (b) hampir selalu Frasa hampir selalu lazim juga digunakan sebagai varian dari acapkali (Chaer 2006). Sama halnya dengan frasa acapkali, frasa hampir selalu juga menyatakan suatu peristiwa telah berulang-ulang terjadi atau dilakukan. Berikut adalah penggunaan frasa hampir selalu di dalam kalimat.
31
(4.2) Pak Andi hampir selalu minum jamu penambah energi setiap pagi (Syariefa 2010). Frasa keterangan hampir selalu pada kalimat (4.2) mengekspresikan bahwa tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang atau sering. Frasa hampir selalu menerangkan suatu tindakan yang dilakukan pak Andi pada setiap pagi hari dan terjadi secara terus menerus. Word graph dari frasa keterangan hampir selalu dipresentasikan seperti pada Gambar 27. (c) seringkali Selain frasa hampir selalu, frasa keterangan seringkali juga lazim digunakan sebagai varian dari acapkali (Chaer 2006). Frasa seringkali juga menyatakan suatu peristiwa telah berulang-ulang terjadi atau dilakukan. Berikut adalah penggunaan frasa seringkali di dalam kalimat. (4.3) Di daerah Sumatera, duku seringkali dibiarkan tumbuh begitu saja (Tambunan 2010). Frasa keterangan seringkali pada kalimat (4.3) menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang atau sering. Frasa seringkali menerangkan suatu tindakan penanaman duku di daerah Sumatera. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah frasa keterangan seringkali sehingga pola word graph dari frasa keterangan seringkali dipresentasikan seperti pada Gambar 27. (d) sangat jarang Makna frasa keterangan sangat jarang adalah suatu kejadian yang tidak sering atau lebar jaraknya. Frasa sangat jarang merupakan antonim dari frasa acapkali (Depdiknas 2008). Frasa keterangan sangat jarang menjelaskan makna suatu tindakan yang tidak sering dilakukan, dapat juga disimpulkan negasi dari frasa acapkali. Berikut adalah penggunaan frasa sangat jarang di dalam kalimat. (4.4) Peningkatan kadar kolesterol perempuan 53 tahun itu lantaran perubahan hormonal karena memasuki menopause. Celakanya, ia juga sangat jarang berolahraga (Chaidir 2009a). Frasa keterangan sangat jarang pada kalimat (4.4) menjelaskan tindakan yang tidak sering dilakukan. Frasa sangat jarang menerangkan suatu tindakan berolahraga bagi perempuan berusia lanjut dalam mengurangi peningkatan kolesterol. Berarti, terdapat suatu tindakan yang tidak sering dan dilakukan secara
32
terus menerus. Jarang merupakan antonim dari sering sehingga word graph sangat jarang direpresentasikan dengan pola negasi dari sering atau acapkali. Word graph dari frasa keterangan sangat jarang dipresentasikan sebagai berikut: NEG ALI ALI
PAR
jarang
ALI
ALI
tindakan sangat ALI sering
Gambar 28 Word graph frasa keterangan sangat jarang. Word graph frasa sangat jarang terdiri atas dua concept. Concept1 (di sebelah kiri) terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata keterangan sangat yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 (di sebelah kanan) terdiri atas frame yang sesuai dengan pola word graph frasa keterangan seringkali yang merepresentasikan suatu tindakan yang sering atau berulang-ulang yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept1 merupakan atribut dari Concept2, sehingga kedua relasi tersebut dihubungkan dengan relasi PAR. Makna frame dengan NEGPAR pada token2 adalah negasi dari suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh sesuatu atau dapat juga bemakna tidak sering, dan menunjukkan makna frasa sangat jarang. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah frasa sangat jarang yang menyatakan kegiatan, sehingga fokus word graph sangat jarang diberi warna hitam. 4.2.5 Frasa Keterangan Kewaktuan Frasa keterangan kewaktuan menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan kata keterangan itu (Alwi et al. 2003). Contoh frasa keterangan kewaktuan berdasarkan inti frasanya yaitu: nanti siang, sore hari, saat ini, sekarang juga, tadi pagi, kemarin malam, dan belum pernah.
33
(a) nanti siang Frasa nanti siang merupakan gabungan dua kata keterangan kewaktuan nanti dan siang. Dalam Depdiknas (2008) nanti berarti akan, dan siang berarti sudah lepas pagi atau hampir tengah hari; sudah lepas tengah hari atau hampir petang. Jadi, frasa nanti siang berarti waktu yang akan hampir tengah hari atau waktu akan melewati pagi. Berikut adalah penggunaan frasa nanti siang di dalam kalimat. (5.1) Nanti siang ia akan merasa pusing tetapi hanya sesaat. Gangguan itu segera hilang setelah ia mengonsumsi daun mimba (Raharjo 2010a). Frasa keterangan nanti siang pada kalimat (5.1) menyatakan hubungan waktu terjadinya suatu peristiwa dan berfungsi untuk menerangkan peristiwa yang terjadi. Word graph frasa nanti siang dipresentasikan sebagai berikut:
ORD
ALI nanti siang
ALI siang (waktu)
Gambar 29 Word graph frasa keterangan nanti siang. Word graph frasa nanti siang direpresentasikan dengan dua token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan waktu peristiwa yang sekarang (siang) dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan waktu peristiwa yang akan berlangsung (nanti) dan dihubungkan dengan relasi ALI. Kedua token merepresentasikan makna urutan waktu terjadi suatu peristiwa, sehingga kedua token dihubungkan oleh arc berlabel ORD. Fokus pada konteks kalimat menyatakan makna peristiwa yang akan berlangsung sehingga fokus word graph nanti siang terletak pada token2, dan diberi warna hitam. Pola word graph frasa nanti siang dapat juga digunakan untuk merepresentasikan frasa nanti pagi atau nanti malam, bergantung pada kondisi penggunaannya. Akibatnya, pola word graph pada Gambar 29 dapat dibuat dalam bentuk umum untuk menunjukkan waktu kejadian peristiwa. Secara umum frasa keterangan dengan pola nanti+waktu bentuk word graph-nya sebagai berikut:
34
ORD
ALI nanti+ waktu
ALI waktu
Gambar 30 Word graph frasa keterangan nanti+waktu. (b) sore hari Frasa keterangan sore hari terdiri atas kata sore dan hari. Kata sore berarti petang, dan hari berarti waktu dari pagi sampai pagi lagi atau waktu selama matahari menerangi (Depdiknas 2008). Frasa keterangan sore hari menjelaskan hubungan waktu. Berikut adalah penggunaan frasa keterangan sore hari dalam kalimat. (5.2) Setiap 1 cc urine sapi hasil destilasi dilarutkan dalam seliter air, larutan itu lalu disemprotkan ke seluruh sulur pada sore hari (Wiguna 2010b). Frasa keterangan sore hari pada kalimat (5.2) menjelaskan saat suatu tindakan penyemprotan terhadap sulur yang dilakukan. Frasa sore hari menyatakan hubungan waktu. Word graph dari frasa keterangan sore hari dapat direpresentasikan sebagai berikut: sore hari
ALI
PAR ALI sore (waktu)
ALI hari
Gambar 31 Word graph frasa keterangan sore hari. Word graph frasa sore hari direpresentasikan dengan dua token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan waktu sore dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan waktu hari dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 merupakan atribut bagi token1, sehingga kedua token dihubungkan oleh arc berlabel PAR. Fokus pada konteks kalimat menyatakan makna saat peristiwa yang akan berlangsung sehingga fokus word graph sore hari terletak pada token1, dan diberi warna hitam.
35
Secara umum frasa keterangan dengan pola waktu+hari bentuk word graphnya sebagai berikut:
waktu+ hari
ALI
PAR ALI waktu
ALI hari
Gambar 32 Word graph frasa keterangan waktu+hari. (c) saat ini Makna frasa keterangan saat ini menyatakan peristiwa yang sedang berlangsung atau tengah dilakukan (Depdiknas 2008). Frasa keterangan saat ini menjelaskan hubungan waktu. Berikut adalah penggunaan frasa keterangan saat ini dalam kalimat. (5.3) Saat ini produk suplemen antioksidan sintesis banyak beredar, pemakaian jangka panjang malah berpotensi memunculkan kanker (Artdiyasa 2010c). Frasa saat ini mengekspresikan hubungan waktu sedang berlangsung, pada kalimat (5.3) menjelaskan peredaran produk suplemen. Word graph dari frasa keterangan saat ini dipresentasikan sebagai berikut:
ALI
saat ini
ALI waktu
Gambar 33 Word graph frasa keterangan saat ini. Word graph frasa saat ini direpresentasikan dengan sebuah token. Token merepresentasikan waktu saat ini dan dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus pembicaraan pada kalimat (5.3) menyatakan makna peristiwa yang sedang atau tengah
berlangsung, sehingga fokus word graph pada token tersebut
diberi warna hitam. Makna frasa saat ini di dalam word graph ditunjukkan frame pada Gambar 33.
36
(d) sekarang juga Frasa keterangan sekarang juga terdiri atas dua kata yaitu sekarang dan juga. Dalam Depdiknas (2008) sekarang berarti waktu (masa, saat) ini; kini dan juga berarti sama atau serupa halnya dengan yang lain atau yang tersebut dahulu (untuk menekankan kata di depannya). Frasa sekarang juga dapat berarti sekarang, kata juga hanya berfungsi untuk memberikan penegasan pada kata sekarang. Berikut adalah penggunaan frasa sekarang juga di dalam kalimat. (5.4) Sekarang juga penelitian belum tuntas dilakukan (Chaidir 2009b). Frasa keterangan sekarang juga pada kalimat (5.4) menyatakan hubungan waktu yang sedang terjadi dan berfungsi untuk menerangkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Word graph frasa keterangan sekarang juga dipresentasikan sebagai berikut:
ALI
sekarang juga
ALI waktu
Gambar 34 Word graph frasa keterangan sekarang juga. Word graph frasa sekarang juga direpresentasikan dengan sebuah token. Token merepresentasikan waktu sekarang juga dan dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus pada konteks kalimat menyatakan makna waktu peristiwa yang sedang atau tengah berlangsung dan diberi warna hitam. (e) tadi pagi Makna frasa keterangan tadi pagi menyatakan peristiwa yang telah berlangsung atau sudah dilakukan (Depdiknas 2008). Frasa keterangan tadi pagi menjelaskan hubungan waktu. Berikut adalah penggunaan frasa tadi pagi di dalam kalimat. (5.5) Pria kulit hitam itu lalu merayap turun melalui tangga pasak yang tadi pagi ditancapkannya. Peluh masih bercucuran dari keningnya (Artdiyasa 2010c). Frasa keterangan tadi pagi pada kalimat (5.5) mengekspresikan hubungan waktu yang telah berlalu dan berfungsi menjelaskan suatu tindakan yang telah
37
dilakukan sebelumnya atau pada pagi hari. Word graph dari frasa keterangan tadi pagi dipresentasikan sebagai berikut:
ORD
ALI
tadi pagi
ALI pagi (waktu)
Gambar 35 Word graph frasa keterangan tadi pagi. Word graph frasa tadi pagi direpresentasikan dengan dua token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan waktu peristiwa telah berlangsung (tadi) dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan waktu pagi dan dihubungkan dengan relasi ALI. Kedua token merepresentasikan makna urutan waktu terjadi suatu peristiwa, sehingga kedua token dihubungkan oleh arc berlabel ORD. Fokus pada konteks kalimat menyatakan makna peristiwa yang telah berlangsung sehingga fokus word graph tadi pagi terletak pada token1, dan diberi warna hitam. Pola word graph tadi pagi beralternasi dengan frasa tadi siang, tadi sore, dan tadi malam, sehingga pola word graph pada Gambar 35 dapat juga digunakan untuk merepresentasikan frasa tersebut. Kata tadi mewakili waktu telah berlalu dan dapat digunakan untuk menerangkan kata pagi, sore, siang dan malam. Secara umum frasa keterangan dengan pola tadi+waktu bentuk word graph-nya sebagai berikut: ORD
ALI
tadi+waktu
ALI waktu
Gambar 36 Word graph frasa keterangan tadi+waktu. (f) kemarin malam Frasa kemarin malam terdiri atas dua kata keterangan kewaktuan. Dalam Depdiknas (2008) kata kemarin bermakna hari sebelum hari ini dan malam bermakna waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit. Frasa kemarin
38
malam berarti menunjukkan waktu yang telah berlalu. Berikut adalah penggunaan frasa kemarin malam di dalam kalimat. (5.6) Kemarin malam Djahoeri dibawa ke IGD sebuah rumahsakit di Surakarta. Hasil diagnosis dokter menyebutkan bahwa ia mengidap penyakit jantung koroner (Raharjo 2010c). Frasa kemarin malam pada kalimat (5.6) menyatakan hubungan waktu peristiwa yang telah berlangsung dan berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu Djahoeri dibawa ke rumah sakit. Word graph frasa keterangan kemarin malam dipresentasikan sebagai berikut:
kemarin malam
ALI
PAR ALI
ALI kemarin
malam
Gambar 37 Word graph frasa keterangan kemarin malam. Word graph frasa kemarin malam direpresentasikan dengan dua token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan waktu kemarin dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan waktu malam dan dihubungkan dengan relasi ALI. Token1 merupakan atribut bagi token2 sehingga kedua token dihubungkan oleh arc berlabel PAR. Fokus pada konteks kalimat menyatakan makna peristiwa yang telah berlangsung sehingga fokus word graph kemarin malam terletak pada token1, dan diberi warna hitam. (g) belum pernah Dalam Depdiknas (2008) belum pernah bermakna belum sekali pun mengalami. Frasa keterangan belum pernah menjelaskan hubungan waktu. Makna frasa belum pernah merupakan negasi dari kejadian yang telah atau sudah pernah dilakukan, sehingga pola word graph-nya merupakan negasi dari pola word graph frasa yang menyatakan kejadian yang telah pernah berlangsung. Berikut adalah penggunaan frasa belum pernah di dalam kalimat. (5.7) Warna cokelat perak ikan koi seperti dihasilkan Raymond belum pernah muncul (Yajri 2010).
39
Frasa belum pernah pada kalimat (5.7) mengekspresikan hubungan waktu yang belum sekalipun terjadi dan berfungsi untuk menjelaskan corak cokelat perak ikan koi yang dihasilkan Raymond belum sekalipun terlihat sebelumnya. Jadi, makna frasa belum pernah pada kalimat (5.7) dapat diasumsikan tidak pernah terjadi sebelumnya. Word graph dari frasa keterangan belum pernah dipresentasikan sebagai berikut: NEG ALI belum pernah ALI pernah
Gambar 38 Word graph frasa keterangan belum pernah. Word graph frasa belum pernah direpresentasikan dengan sebuah token. Token merepresentasikan waktu, dalam hal ini merepresentasikan pernah dan dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus pada konteks kalimat menyatakan makna peristiwa yang belum sekalipun berlangsung, dan fokus word graph-nya adalah pernah terletak pada token, sehingga token diberi warna hitam. Frame dengan NEGPAR merepresentasikan makna negasi pernah yaitu frasa keterangan belum pernah.
4.2.6 Frasa Keterangan Kecaraan Frasa keterangan kecaraan adalah frasa keterangan yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut (Keraf 1989). Yang termasuk frasa keterangan kecaraan berdasarkan inti frasanya antara lain: barangkali, tidak mungkin, dan sudah pasti. (a) barangkali Makna frasa keterangan barangkali
adalah
mungkin; kalau-kalau
(Depdiknas 2008). Frasa keterangan barangkali menyatakan suatu peristiwa keragu-raguan, dapat bermakna suatu peristiwa telah terjadi ataupun sebaliknya. Berikut adalah penggunaan frasa barangkali di dalam kalimat.
40
(6.1) Karena obat yang dicari tidak ada, maka Dianti mencoba jus noni, barangkali bisa menurunkan kolesterolnya (Chaidir 2009a). Frasa keterangan barangkali pada kalimat (6.1) menyatakan hubungan bagaimana kejadian suatu peristiwa itu berlangsung, dan berfungsi menjelaskan peristiwa menurunkan kolestrol oleh Dianti dengan mengonsumsi jus noni. Word graph frasa barangkali dipresentasikan sebagai berikut: POS
P
Gambar 39 Word graph frasa keterangan barangkali. Misalkan P adalah suatu pernyataan jus noni bisa menurunkan kolesterol Dianti. Possibility dari P dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR, maka makna pernyataan tersebut menjadi jus noni barangkali bisa menurunkan kolesterol Dianti. (b) tidak mungkin Frasa keterangan tidak mungkin menyatakan suatu cara keragu-raguan terjadinya suatu peristiwa. Frasa tidak mungkin dapat berarti suatu peristiwa tidak pernah terjadi. Berikut adalah penggunaan frasa tidak mungkin di dalam kalimat. (6.2) Tekanan cairan dalam rongga tengkorak meningkat. Karena tengkorak tidak mungkin membesar, akhirnya tekanan itu berbalik ke otak (Raharjo 2010a). Frasa keterangan tidak mungkin pada kalimat (6.2) menyatakan hubungan pengingkaran suatu kejadian atau peristiwa yang akan berlangsung, dan berfungsi menjelaskan peristiwa pembesaran tengkorak akibat tekanan cairan. Word graph frasa tidak mungkin dipresentasikan sebagai berikut: NEG
P
Gambar 40 Word graph frasa keterangan tidak mungkin.
41
Misalkan P adalah suatu pernyataan bila tengkorak dapat membesar, maka tekanan cairan tidak akan berbalik ke otak. Negasi dari P dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NEGPAR, maka makna pernyataan tersebut menjadi karena tengkorak tidak mungkin membesar, akhirnya tekanan itu berbalik ke otak. (c) sudah pasti Makna frasa keterangan sudah pasti adalah suatu peristiwa kesungguhan (Depdiknas 2008). Frasa keterangan sudah pasti menyatakan suatu peristiwa yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut adalah penggunaan frasa sudah pasti di dalam kalimat. (6.3) Usaha berternak ayam kampung pak Yanto secara intensif sudah pasti dilakukan. Sebab, merupakan usaha turun temurun dari bapaknya (Tambunan 2010). Frasa keterangan sudah pasti pada kalimat (6.3) menyatakan hubungan kesungguhan dari suatu peristiwa itu berlangsung, dan berfungsi menjelaskan usaha ternak ayam kampung yang dilakukan oleh Pak Yanto. Word graph frasa sudah pasti dipresentasikan sebagai berikut: NEC
P
Gambar 41 Word graph frasa keterangan sudah pasti. Misalkan P adalah suatu pernyataan usaha berternak ayam kampung Pak Yanto secara intensif dilakukan. Necessity dari P dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR, maka makna pernyataan tersebut menjadi usaha berternak ayam kampung Pak Yanto secara intensif sudah pasti dilakukan. 4.2.7 Frasa Keterangan Kontrastif Frasa keterangan kontrastif menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya (Alwi et al. 2003). Contoh frasa keterangan kontrastif berdasarkan inti frasanya yaitu: justru dapat dan lagi pula.
42
(a) justru dapat Frasa keterangan justru dapat adalah suatu penegasan bahwa sesuatu yang sudah dibicarakan bertentangan. Dalam Depdiknas (2008) justru adalah kata penghubung yang dipergunakan untuk menegaskan bahwa sesuatu yang sudah dibicarakan bertentangan dengan harapan, dan dapat bermakna mampu; bisa; boleh; mungkin. Berikut adalah penggunaan frasa justru dapat di dalam kalimat. (7.1) Kolesterol mirip api dan air. Dalam jumlah tertentu tubuh memerlukan untuk pembentukan dinding sel dan hormon-hormon steroid. Ketika berlebihan, kolesterol justru dapat membahayakan tubuh (Chaidir 2009a). Frasa keterangan justru dapat pada kalimat (7.1) menggambarkan makna pertentangan antara dua kejadian. Kejadian pertama menyatakan harapan, sedangkan kejadian kedua merupakan sebuah kenyataan. Pada kalimat (7.1) frasa justru dapat menyatakan tindakan pemanfaat kolesterol untuk tubuh. Ketika kolesterol berada pada tingkat tinggi, maka kolesterol dapat membahayakan tubuh. Word graph frasa keterangan justru dapat dipresentasikan sebagai berikut: DIS ALI
ALI
justru dapat
ALI
tindakan tindakan (harapan) (kenyataan)
Gambar 42 Word graph frasa keterangan justru dapat. Word graph frasa justru dapat direpresentasikan dengan dua buah token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan suatu tindakan harapan dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) merepresentasikan suatu tindakan kenyataan dan dihubungkan dengan relasi ALI. Kedua token merepresentasikan makna tindakan yang bertentangan dari yang dinyatakan sebelumnya, sehingga kedua token dihubungkan oleh relasi DIS. Konteks kalimat menyatakan makna peristiwa yang saling bertentangan atau berbeda dari sebelumnya sehingga word graph justru dapat berfokus pada tindakan (kenyataan) selanjutnya yang direpresentasikan oleh token2. Oleh karena itu, token2 diberi warna hitam.
43
(b) lagi pula Makna frasa keterangan lagi pula adalah lebih-lebih; dan lagi; tambahan pula (Depdiknas 2008). Frasa lagi pula menggambarkan tindakan (kenyataan) sebelumnya. Berikut adalah penggunaan frasa keterangan lagi pula dalam kalimat. (7.2) Penghitungan umur baobab sulit dilakukan jika sekadar melihat sosok tanaman. Lagi pula batang baobab tidak punya lingkaran tahunan sebagai penanda umur (Yajri 2009). Frasa keterangan lagi pula pada kalimat (7.2) menyatakan makna yang bertentangan antara kalimat pertama dengan kalimat kedua, yaitu menjelaskan tentang pertumbuhan pohon baobab. Word graph dari frasa keterangan lagi pula dipresentasikan sebagai berikut:
lagi pula
PAR
ALI ALI
ALI
tindakan tindakan (kenyataan) (kenyataan)
Gambar 43 Word graph frasa keterangan lagi pula. Word graph frasa lagi pula direpresentasikan dengan dua buah token. Token1 (di sebelah kiri) merepresentasikan suatu tindakan kenyataan yang dihubungkan dengan relasi ALI. Token2 (di sebelah kanan) juga merepresentasikan sesuatu tindakan kenyataan yang dihubungkan dengan relasi ALI. Fokus terletak pada token2, karena token1 merupakan atribut dari token2, sehingga relasi tersebut dihubungkan oleh arc berlabel PAR. Makna frasa lagi pula di dalam word graph ditunjukkan frame pada Gambar 43. 4.2.8 Frasa Keterangan Keniscayaan Frasa keterangan keniscayaan menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal, peristiwa atau keadaan seperti yang diungkapkan oleh inti frasa itu (Alwi et al. 2003). Contoh frasa keterangan keniscayaan berdasarkan inti frasanya yaitu: begitu penting, belum tentu dan sudah pasti.
44
(a) begitu penting Frasa keterangan begitu penting menyatakan kepastian terjadinya suatu peristiwa. Dalam Depdiknas (2008) begitu berarti sangat; terlalu (penegasan makna kata yang mengikutinya), dan penting berarti utama; pokok; sangat berguna. Frasa begitu penting dapat berarti sangat utama, sangat pokok atau sangat penting untuk dilakukan. Berikut adalah penggunaan frasa begitu penting di dalam kalimat. (8.1) Melihat begitu penting sarapan bagi otak anak, aktivitas itu sebaiknya tak dilupakan (Raharjo 2010b). Frasa keterangan begitu penting pada kalimat (8.1) menyatakan hubungan kepastian tentang kelangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa dan berfungsi untuk menerangkan manfaat sarapan bagi otak anak. Word graph frasa begitu penting dipresentasikan sebagai berikut:
NEC
P
Gambar 44 Word graph frasa keterangan begitu penting. Misalkan P adalah suatu pernyataan sarapan bagi otak anak, sebaiknya tidak dilupakan. Necessity dari P dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR, maka makna pernyataan tersebut menjadi melihat begitu penting sarapan bagi otak anak, aktivitas itu sebaiknya tak dilupakan. (b) belum tentu Makna frasa keterangan belum tentu menyatakan hubungan kepastian suatu peristiwa (penegasan suatu kejadian). Dalam (Depdiknas 2008) tentu bermakna niscaya; mesti; tidak boleh tidak dan belum berarti masih dalam keadaan tidak. Frasa belum tentu berarti tidak pasti, atau keragu-raguan terhadap suatu kejadian peristiwa. Berikut adalah penggunaan frasa belum tentu di dalam kalimat. (8.2) Sifat belang itu belum tentu diturunkan pada anakan (Wiguna 2010a).
45
Frasa keterangan belum tentu pada kalimat (8.2) menyatakan hubungan kepastian tentang kelangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa dan berfungsi untuk menerangkan sifat belang yang diturunkan kepada anaknya. Pada kalimat (8.2) dapat diambil kesimpulan bahwa frasa belum tentu dapat bermakna ketidakpastian atau mungkin, sehingga pola word graph frasa keterangan belum tentu dipresentasikan sebagai berikut: POS
P
Gambar 45 Word graph frasa keterangan belum tentu. Misalkan P adalah suatu pernyataan sifat belang itu diturunkan pada anakan. Possibility dari P dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR, maka makna pernyataan tersebut menjadi sifat belang itu belum tentu diturunkan pada anakan. 4.3 Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Uraian pembentukan word graph frasa keterangan berdasarkan jenis makna dari inti frasanya telah dilakukan pada subbab sebelumnya. Sebelum merancang aturan pembentukan word graph frasa keterangan, maka frasa keterangan akan diklasifikasikan berdasarkan jenis makna inti frasa dari frasa keterangan, lalu dikelompokkan lagi berdasar bentuk word graph. Klasifikasi frasa keterangan berdasarkan makna word graph-nya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Word graph frasa keterangan berdasarkan maknanya No
Frasa Keterangan
1
Word Graph Frasa keterangan kualitatif
(a) amat sangat ORD ALI sangat
ALI
amat sangat
46 (b) lebih kurang atau kurang lebih
ORD
ALI lebih kurang
ORD ALI ukuran
ALI
ukuran
(c) Pola: paling+adv/adj ORD
ORD
Contoh: paling baik
ALI adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
ALI paling+ adv/adj
ALI
ALI
adv/adj adv/adj (ukuran (ukuran kualitatif kualitatif /kuantita /kuantita tif) tif)
(d) Pola: Lebih+adv/adj Contoh: lebih baik
adv/adj
ALI
ALI adv/adj
ORD ALI
ALI ukuran (kualita tif/kuan titatif)
ukuran (kualita tif/kuan titatif)
ALI lebih+adv/adj (e) sangat kurang atau amat kurang
ORD
PAR
ALI
ALI
ALI
ukuran
kurang
ALI ukuran
sangat
2
Frasa keterangan kuantitatif (a) belum cukup atau kurang
ORD
ALI belum cukup
ALI
ALI
ukuran
ukuran
47 (b) Pola: paling+adv/adj Contoh: paling banyak
ORD
ORD ALI
ALI paling+ adv/adj
ALI
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
ALI
adv/adj adv/adj (ukuran (ukuran kualitatif kualitatif /kuantita /kuantita tif) tif)
(c) Pola: adv/adj+sekali Contoh: sedikit sekali ukuran ALI
ALI adv/adj + sekali
PAR
ALI
ALI sekali
adv/adj
(d) Pola: bilangan bulat+kali Contoh: dua kali bilangan bulat + kali
PAR
ALI
ALI kali
3
EQU bilangan bulat
Frasa keterangan limitatif (a) baru saja PAR
ALI baru saja
ALI baru
(b) hanya saja ALI hanya saja
DIS ALI situasi1
ALI situasi2
48
4
Frasa keterangan frekuentatif (a) acapkali ALI ALI acapkali ALI tindakan
(b) hampir selalu ALI ALI
hampir selalu
ALI tindakan
(c) seringkali ALI ALI seringkali ALI tindakan
(d) sangat jarang
NEG ALI
PAR ALI sangat
ALI tindakan ALI sering
ALI
jarang
49
5
Frasa keterangan kewaktuan (a) Pola: nanti+waktu Contoh: nanti siang ORD
ALI
nanti siang
ALI siang (waktu)
(b) Pola: waktu+hari Contoh: sore hari sore hari
ALI
PAR ALI
ALI
sore
hari
ALI
sekarang juga
(c) sekarang juga
ALI waktu
(d) saat ini ALI
saat ini
ALI waktu
(e) Pola: tadi+waktu Contoh: tadi pagi ORD
ALI tadi pagi ALI pagi
50 (f) kemarin malam kemarin malam
ALI
PAR ALI
ALI
kemarin malam
(g) belum pernah NEG ALI belum pernah ALI pernah
6
Frasa keterangan kecaraan (a) barangkali
POS
P
(b) tidak mungkin
NEG
P
(c) sudah pasti
NEC
P
51
7
Frasa keterangan kontrastif (a) justru dapat DIS ALI
ALI
justru dapat
ALI
tindakan tindakan (harapan) (kenyataan)
(b) lagi pula PAR
lagi pula ALI ALI
ALI
tindakan tindakan (kenyataan) (kenyataan)
8
Frasa keterangan keniscayaan (a) begitu penting
NEC
P
(b) belum tentu
POS
P
Pengelompokan word graph frasa keterangan pada Tabel 1 disusun berdasarkan maknanya. Untuk menyusun suatu aturan diperlukan pengelompokan word graph yang berpola sama dengan tujuan agar dapat memudahkan dalam pengujian hasil dari aturan word graph. Berikut adalah pengelompokan frasa keterangan berdasarkan pola word graph yang sama.
52
Tabel 2 Word graph frasa keterangan berdasarkan pola word graph yang sama No
Frasa Keterangan
1
Word Graph Jenis 1
(a) amat sangat ORD
ALI
amat sangat
ALI sangat Gambar 46 (b) lebih kurang atau kurang lebih
ORD
ALI lebih kurang
ORD ALI ukuran
ALI
ukuran
Gambar 47 (c) Pola: paling+adv/adj ORD
Contoh: paling baik
ALI adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
ORD
ALI paling+ adv/adj
ALI
ALI
adv/adj adv/adj (ukuran (ukuran kualitatif kualitatif /kuantita /kuantita tif) tif)
Gambar 48 (d) Pola: lebih+adv/adj Contoh: lebih baik
adv/adj
ALI
ALI
ORD ALI ukuran (kualita tif/kuan titatif)
ALI ukuran (kualita tif/kuan titatif)
ALI lebih+adv/adj Gambar 49
adv/adj
53 (e) sangat kurang atau amat kurang
ORD
PAR
ALI
ALI
ALI
kurang
ALI ukuran
ukuran
sangat Gambar 50
2
Jenis 2 (a) belum cukup atau kurang
ORD
ALI belum cukup
ALI
ALI
ukuran
ukuran
Gambar 51 (b) Pola: adv/adj+sekali Contoh: sedikit sekali ukuran ALI
ALI adv/adj + sekali
PAR
ALI adv/adj
ALI sekali Gambar 52
(c) Pola: bilangan bulat+kali Contoh: dua kali bilangan bulat + kali
ALI
PAR ALI kali
EQU bilangan bulat
Gambar 53
3
Jenis 3 (a) baru saja PAR
ALI baru saja
ALI baru
Gambar 54
54 (b) hanya saja ALI hanya saja
DIS ALI
ALI
situasi1
situasi2
Gambar 55
4
Jenis 4 (a) acapkali, hampir selalu, dan seringkali
ALI ALI acapkali ALI tindakan
Gambar 56 (b) sangat jarang
NEG ALI
ALI
PAR
jarang
ALI ALI
sangat
tindakan ALI sering
Gambar 57
5
Jenis 5 (a) Pola: nanti+waktu Contoh: nanti siang ORD
ALI
ALI siang (waktu)
Gambar 58
nanti siang
55 (b) Pola: waktu+hari Contoh: sore hari sore hari
ALI
PAR ALI
ALI
sore
hari
Gambar 59 (c) sekarang juga dan saat ini sekarang juga
ALI ALI waktu
Gambar 60 (d) Pola: tadi+waktu Contoh: tadi pagi ORD
ALI tadi pagi ALI pagi
Gambar 61 (e) kemarin malam kemarin malam
ALI
PAR ALI
ALI
kemarin malam
Gambar 62 (f) belum pernah NEG ALI belum pernah ALI pernah
Gambar 63
56
6
Jenis 6 (a) barangkali dan belum tentu
POS
P
Gambar 64 (b) tidak mungkin
NEG
P
Gambar 65 (c) sudah pasti dan begitu penting
NEC
P
Gambar 66
7
Jenis 7 (a) justru dapat DIS
ALI
justru dapat
ALI
ALI tindakan tindakan (harapan) (kenyataan)
Gambar 67 (b) lagi pula lagi pula
PAR
ALI ALI
ALI
tindakan tindakan (kenyataan) (kenyataan)
Gambar 68
57
Berdasarkan analisis pembentukan pola word graph frasa keterangan diperoleh aturan pembentukan word graph frasa keterangan sebagai berikut: Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan dan lakukan prosedur berikut: 1. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan kualitatif, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 1 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 1a maka tampilkan Gambar 46. b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 1b maka tampilkan Gambar 47. c. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 1c maka gunakan pola frasa keterangan paling+adv/adj dan tampilkan Gambar 48. d. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 1d maka gunakan pola frasa keterangan lebih+adv/adj dan tampilkan Gambar 49. e. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 1e maka tampilkan Gambar 50. 2. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan kuantitatif, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 2 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 2a maka tampilkan Gambar 51. b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 2b maka gunakan pola frasa keterangan adv/adj+sekali dan tampilkan Gambar 52. c. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 2c maka gunakan pola frasa keterangan bilangan bulat+kali dan tampilkan Gambar 53. 3. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan limitatif, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 3 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 3a maka tampilkan Gambar 54. b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 3b maka tampilkan Gambar 55. 4. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan frekuentatif, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 4 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 4a maka tampilkan Gambar 56.
58
b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 4b maka tampilkan Gambar 57. 5. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan kewaktuan, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 5 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 5a maka gunakan pola frasa keterangan nanti+waktu dan tampilkan Gambar 58. b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 5b maka gunakan pola frasa keterangan waktu+hari dan tampilkan Gambar 59. c. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 5c maka tampilkan Gambar 60. d. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 5d maka gunakan pola frasa keterangan tadi+waktu dan tampilkan Gambar 61. e. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 5e maka tampilkan Gambar 62. f. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 5f maka tampilkan Gambar 63. 6. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan kecaraan, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 6 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 6a maka tampilkan Gambar 64. b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 6b maka tampilkan Gambar 65. c. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 6c maka tampilkan Gambar 66. 7. Jika frasa kata merupakan gabungan dua kata keterangan kontrastif, maka frasa tersebut termasuk frasa keterangan jenis 7 dan lakukan prosedur berikut: a. Jika kedua kata adalah kata keterangan jenis 7a maka tampilkan Gambar 67. b. Selainnya, bila kedua kata adalah kata keterangan jenis 7b maka tampilkan Gambar 68.
59
Langkah-langkah dalam aturan pembentukan word graph frasa keterangan bahasa Indonesia dapat digambarkan dalam flowchart berikut ini: Mulai
Frasa keterangan*)
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 1
Ya
1
Ya
2
Ya
3
Ya
4
Ya
5
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 2
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 3
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 4
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5
Tidak b
60
b Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 6
Ya
6
Ya
7
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 7
Tidak S
selesai
1
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 1a
Ya
Tampilkan Gambar 46
Ya
Tampilkan Gambar 47
Ya
Gunakan pola frasa keterangan “paling+adv/adj”
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 1b
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 1c
Tidak
b
Tampilkan Gambar 48
61
b Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 1d
Ya
Gunakan pola frasa keterangan “lebih+adv/adj”
Tampilkan Gambar 49
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 1e
Ya
Tampilkan Gambar 50
Tidak S
2
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 2a
Ya
Tampilkan Gambar 51
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 2b
Ya
Gunakan pola frasa keterangan “adv/adj+sekali”
Tampilkan Gambar 52
Ya
Gunakan pola frasa keterangan “bilangan bulat+kali”
Tampilkan Gambar 53
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 2c
Tidak S
62
3
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 3a
Ya
Tampilkan Gambar 54
Ya
Tampilkan Gambar 55
Ya
Tampilkan Gambar 56
Ya
Tampilkan Gambar 57
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 3b
Tidak S
4
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 4a
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 4b
Tidak S
63
5
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5a
Ya
Gunakan pola frasa keterangan “nanti+waktu”
Tampilkan Gambar 58
Gunakan pola frasa keterangan “waktu+hari”
Tampilkan Gambar 59
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5b
Ya
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5c
Ya
Tampilkan Gambar 60
Ya
Gunakan pola frasa keterangan “tadi+waktu”
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5d
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5e
Ya
Tampilkan Gambar 62
Ya
Tampilkan Gambar 63
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 5f
Tidak S
Tampilkan Gambar 61
64
6
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 6a
Ya
Tampilkan Gambar 64
Ya
Tampilkan Gambar 65
Ya
Tampilkan Gambar 66
Ya
Tampilkan Gambar 67
Ya
Tampilkan Gambar 68
Tidak Apakah frasa keterangan merupakan jenis 6b
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 6c
Tidak S
7
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 7a
Tidak
Apakah frasa keterangan merupakan jenis 7b
Tidak S
Gambar 69 Flowchart aturan pembentukan word graph frasa keterangan1 1 )
* Dengan asumsi, semua frasa keterangan telah dikonstruksi pola word graph-nya. Dengan demikian, setiap frasa keterangan yang dianalisis dan diuji akan ditampilkan pola word graph-nya.
65
4.4 Pengujian Hasil Aturan Word Graph Frasa Keterangan Pada subbab ini akan dilakukan pengujian hasil aturan word graph yang telah dikonstruksi. Mekanisme pengujian hasil aturan word graph frasa keterangan dilakukan dengan menguji frasa keterangan yang sama pada kalimat berbeda atau dengan memberikan frasa lain yang tidak termaktub dalam pembahasan pada subbab sebelumnya, pengujian dilakukan secara berulang agar diperoleh aturan baku yang berlaku umum. Berdasarkan konstruksi aturan word graph frasa keterangan di atas, hasil pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan sebagai berikut: Tabel 3 Hasil pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan
No
Frasa keterangan
Uji frasa keterangan pada kalimat dan frasa keterangan lainnya
1
Word graph
Hasil
Jenis 1 (a) amat sangat
Tono merasa sakit yang amat sangat di pinggangnya.
sesuai
ORD
Air amat sangat penting bagi tubuh.
(b) lebih kurang atau kurang lebih
Contoh: paling baik
amat sangat
ALI sangat
Tingginya lebih kurang 30 cm.
sesuai ORD
Jaraknya lebih kurang 15 km dari sini.
(c) Pola: paling+adv/adj
ALI
ukuran
Minyak ikan asal tuna dan salmon yang kaya omega-3 paling baik menghambat peradangan.
ALI
ukuran
sesuai
ORD
ORD ALI
Mungkin usaha ini paling baik untuk dilakukan.
ALI lebih kurang
ORD ALI
baik
ALI baik
ALI ALI baik
paling baik
66
paling cantik, paling banyak,
ORD ALI adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
atau paling kurang, paling jelek, dan lainnya.
Contoh: lebih baik Lebih baik, ketimbang tidak sama sekali.
lebih bagus, lebih mewah, lebih banyak, dan lainnya.
ALI
adv/adj adv/adj (ukuran (ukuran kualitatif kualitatif /kuantita /kuantita tif) tif)
ALI
Sebagian dari porsi sayuran lebih baik dikonsumsi mentah.
ALI paling+ adv/adj
ALI
ORD
ORD
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
(d) Pola: Lebih+adv/adj
ORD
ALI paling+ adv/adj
ALI
ALI
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
sesuai ORD ALI
lebih baik
ALI baik
baik
adv/adj
ALI
ALI
ALI
ORD ALI ukuran (kualitat if/kuant itatif
adv/adj
ALI ukuran (kualitat if/kuant itatif
ALI lebih+adv/adj (e) sangat kurang atau amat kurang
Stek batang kakao dinilai sangat kurang diminati oleh para petani.
Kehidupannya sangat kurang diperhatikan orang
sesuai PAR ALI sangat
ORD ALI ukuran
ALI ALI
ukuran
kurang
67 tuanya.
2
Jenis 2 (a) belum cukup
Angka itu belum cukup memenuhi permintaan.
sesuai ORD
Jumlahnya belum cukup untuk ditetaskan.
(b) Pola: paling+adv/adj
Khoi jenis mangga yang paling banyak diimpor selama 6 tahun terakhir.
Contoh: paling banyak
ALI
ALI
ukuran
ukuran
sesuai ORD ALI
Di Indramayu, mangga jenis harum manis paling banyak ditanam petani.
paling banyak, paling jauh,
ORD
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
(c) Pola: adv/adj+sekali
ORD
ALI paling+ adv/adj ALI
adv/adj adv/adj (ukuran (ukuran kualitatif kualitatif /kuantita /kuantita tif) tif)
ORD ALI
ORD
ALI paling+ adv/adj
ALI
ALI
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
sesuai ukuran ALI PAR
Saat ini, jenis pinus unggulan sedikit sekali ditemukan.
paling banyak
ALI
ALI
Tetapi sedikit sekali kandungan fosfor dan potasiumnya.
Contoh: sedikit sekali
ALI
banyak banyak
banyak
adv/adj (ukuran kualitatif /kuantita tif)
ORD ALI
ALI
atau paling kurang, paling sedikit, dan lainnya.
ALI belum cukup
ALI sedikit
ALI sekali
ALI sedikit sekali
68
banyak sekali, luas sekali, kaya sekali, dan lainnya.
ukuran ALI ALI
ALI sekali
adv/adj (d) Pola: bil.bulat+kali Contoh: dua kali
ALI adv/adj + sekali
PAR
Pertumbuhan 2 kali lebih lambat daripada pinguicula normal.
sesuai PAR
ALI
dua kali
ALI Pembesaran dilakukan 2 kali agar dapat gambar yang mudah diamati. tiga kali, empat kali lima kali, dan lainnya.
3
EQU dua
kali
bilangan bulat + kali
PAR
ALI
ALI kali
EQU bilangan bulat
Jenis 3 (a) baru saja
Pekerja cekatan merompes ratusan buah pentil yang baru saja muncul di kebun.
sesuai
baru
Hanya saja di bagian dasar buah terdapat 4 - 5 helai kelopak. Hanya saja barang antik seperti miliknya sudah jarang dipamerkan.
4
baru saja
ALI
Mereka baru saja tiba di rumah saat saya dating.
(b) hanya saja
ALI
PAR
sesuai ALI hanya saja
DIS ALI
ALI situasi1
situasi2
Jenis 4 (a) acapkali
Lalat beterbangan di atas sampah yang menggunung dan acapkali mendekati rumahnya.
Dia acapkali mengunjungi
sesuai ALI ALI acapkali ALI tindakan
69
(b) hampir selalu
orang tuanya walau hanya sekedar basa-basi. Pak Andi hampir selalu minum jamu penambah energi setiap pagi.
sesuai ALI ALI
Lari pagi hampir selalu dilakukannya untuk menjaga kebugaran tubuh. (c) seringkali
hampir selalu
ALI tindakan
Di daerah sumatera, duku seringkali dibiarkan tumbuh begitu saja.
sesuai ALI ALI seringkali
Agar tetap segar, bungabunga itu seringkali disiramnya setiap minggu. (d) sangat jarang
ALI tindakan
Dia juga sangat jarang berolahraga.
sesuai NEG
Sejak sakit-sakitan, dia jarang sekali kelihatan duduk di depan rumahnya.
PAR
ALI
ALI
jarang
ALI ALI
sangat
tindakan ALI sering
5
Jenis 5 (a) Pola: nanti+waktu Contoh: nanti siang
Nanti siang ia akan merasa pusing tetapi hanya sesaat.
Saya tidak dapat hadir, karena nanti siang saya kedatangan tamu di rumah.
nanti pagi, nanti sore, nanti malam.
sesuai ORD
ALI
nanti siang
ALI siang (waktu)
ORD ALI waktu
ALI
nanti +waktu
70
(b) Pola: waktu+hari Contoh: sore hari
Larutan itu lalu disemprotkan ke seluruh sulur pada sore hari.
sesuai ALI
sore hari
PAR ALI
Menikmati sunrise di tepi pantai pada sore hari.
Pagi hari, Siang hari, Malam hari.
sore
ALI
waktu+
hari
PAR
hari ALI waktu
(c) Sekarang juga
ALI
ALI hari
Sekarang juga penelitian belum tuntas dilakukan.
sesuai ALI
Dia harus tiba disini sekarang juga.
sekarang juga
ALI waktu
(d) Saat ini
Saat ini produk suplemen antioksidan sintesis banyak beredar.
sesuai ALI
Kehidupan remaja saat ini sangat meresahkan masyarakat.
(e) Pola: tadi+waktu Contoh: tadi pagi
Ia merayap turun melalui tangga pasak yang tadi pagi ditancapkannya.
saat ini
ALI waktu
sesuai ORD
ALI tadi pagi ALI
Saat berangkat kerja tadi pagi, bu Anto menitipkan kunci pada tetangganya.
tadi siang, tadi sore, tadi malam
pagi
ORD
ALI ALI
waktu
tadi+waktu
71
(f) Kemarin malam
Kemarin malam Djahoeri dibawa ke IGD.
sesuai kemarin malam
ALI
PAR ALI
Dia tidak datang kemarin malam.
(g) Belum pernah
ALI
kemarin malam
Warna cokelat perak ikan koi seperti dihasilkan Raymond belum pernah muncul.
sesuai NEG ALI belum pernah ALI
Saya belum pernah melihatnya hari ini.
6
pernah
Jenis 6 (a) Barangkali
Dianti mencoba jus noni, barangkali bisa menurunkan kolesterolnya.
sesuai
POS
Barangkali keberangkatan pesawat terbang ini akan ditunda.
(b) Tidak mungkin
Karena tengkorak tidak mungkin membesar, akhirnya tekanan itu berbalik ke otak.
P
sesuai
NEG
Indonesia tidak mungkin melegalkan ganja seperti yang sudah dilakukan Belanda.
(c) Sudah pasti
Usaha berternak ayam kampung pak Yanto secara intensif sudah pasti dilakukan. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi.
P
sesuai
NEC
P
72
7
Jenis 7 (a) Justru dapat
Ketika berlebihan, kolesterol justru dapat membahayakan tubuh.
sesuai DIS
Lagi pula batang baobab tidak punya lingkaran tahunan sebagai penanda umur.
ALI tindakan tindakan (harapan) (kenyataan)
sesuai
lagi pula
PAR
ALI ALI
Lagipula, di tengah kondisi krisis keuangan global, nasabah harus berhati-hati berinvestasi di pasar modal.
8
justru dapat
ALI
Istirahat justru dapat membuat rasa sakit pasien makin terasa.
(b) Lagi pula
ALI
ALI
tindakan tindakan (kenyataan) (kenyataan)
Jenis 8 (a) Begitu penting
Melihat begitu penting sarapan bagi otak anak, aktivitas itu sebaiknya tak dilupakan.
sesuai
NEC
Peran guru begitu penting dalam dunia pendidikan.
(b) Belum tentu
Sifat belang itu belum tentu diturunkan pada anakan.
UEFA belum tentu dukung Blatter sebagai ketua FIFA pada periode 2012.
P
sesuai
POS
P
73
5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Dari hasil analisis knowledge graph dan pengujian aturan konstruksi word
graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 berdasarkan makna semantiknya frasa keterangan dibedakan menjadi 8 jenis makna, yaitu kualitatif, kuantitatif, limitatif, frekuentatif, kewaktuan, kecaraan, kontrastif, dan keniscayaan. Setelah dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan pola word graph yang sama ada 7 jenis word graph frasa keterangan, sebab frasa keterangan jenis 8 (frasa keterangan bermakna keniscayaan) memiliki pola word graph yang sama dengan word graph frasa keterangan jenis 6 (frasa keterangan bermakna kecaraan), 2 aturan pembentukan word graph frasa keterangan dikonstruksi berdasarkan analisis dan pengelompokan pola word graph yang sama. Pola word graph berdasarkan unsur frasanya ada 29 pola, dan ada 7 pola yang berbentuk pola umum. Berdasarkan klasifikasi pola word graph yang sama didapat 23 pola, 3 berdasarkan hasil pengujian, aturan word graph frasa keterangan dapat diterapkan untuk frasa keterangan yang sama pada kalimat berbeda dan untuk semua frasa keterangan yang lain dengan pola yang sama.
5.2
Saran Beberapa topik yang dapat diteliti selanjutnya antara lain:
1 melengkapi konstruksi word graph frasa keterangan untuk tiga kata atau lebih dengan menggunakan metode knowledge graph, 2 membuat aturan penggabungan frasa menggunakan metode knowledge graph, 3 membakukan aturan pengujian pembentukan word graph.
74
75
DAFTAR PUSTAKA Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H dan Moeliono A. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka. Anggraeni W. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Arman AA. 2004. Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Berinteraksi Antara Manusia dan Mesin, Orasi Ilmiah Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITB. Artdiyasa N. 2010a. Minyak Ikan Antiradang. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/info-sehat/minyak-ikanantiradang.html [1 Mei 2010]. Artdiyasa N. 2010b. Patent Belang Paling Paten. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Topik/patent-belangpaling-paten.html [1 Mei 2010]. Artdiyasa N. 2010c. Pohon Dewa dari Benua Hitam. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/obat-tradisional/pohondewa-dari-benua-hitam.html [1 November 2010]. Chaer A. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Renika Cipta. Chaidir A. 2009a. Kembalikan Kolesterol ke Titik Normal. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/ kembalikan-kolesterol-ke-titik-normal.html [1 Desember 2009]. Chaidir A. 2009b. Penyubur dari Dapur. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/penyubur-daridapur.html [1 Desember 2009]. [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed Ke-4. Jakarta: Pusat Bahasa. Duryatmo S. 2009. Mengkudu: Fakta Ilmiah & Empiris. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Topik/mengkudu -faktailmiah-a-empiris.html [1 September 2009] Duryatmo S. 2010. Teringat Petuah Hipokrates. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/teringatpetuah-hipokrates.html [3 November 2010].
76
Finoza L. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Hoede C. 2003. Basic Notions in Mathematics: On The Graph in Particular and on Ontology in General. Memorandum No. 1682, Department of Applied Mathematics, University of Twente, The Netherlands, ISSN 01692690. Hoede C, Nurdiati S. 2008. A Graph Theorical Analysis of Certain Aspects of Bahasa Indonesia. Memorandum No. 18770, Department of Applied Mathematics, University of Twente, The Netherlands, ISSN 18744850. Hulliyah K. 2007. Rekayasa Memahami Teks Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Keraf G. 1989. Tata Bahasa Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Nusa Indah. Keraf G. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta: Grasindo. Mahmuda. 2010. Konstruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Muslik A. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nurdiati S, Hoede C. 2009. Word Graph Construction of Certain Aspects of Indonesian Language, Supplementary Proceeding of the 17th International Conference on Conceptual Structures. Moscow, Rusia. Raharjo AA. 2010a. Mimba Atasi Pendarahan Otak. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/ mimbaatasi-pendarahan-otak.html [6 Agustus 2010]. Raharjo AA. 2010b. Sarapan? Harus Itu!. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/sarapan-harus-itu.html [2 Juli 2010]. Raharjo AA. 2010c. Jamur untuk Jantung. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/jamur-untuk-jantung. html [1 Mei 2010]. Rahmat U. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
77
Ramlan M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: Karyono. Rusiyamti. 2008. Analisis Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Saleh H. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Samba R. 2010. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Susanti T. 2010. Aroma Usir Narkoba. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Obat-tradisional/aroma-usir-narkoba. html [4 September 2010]. Syariefa E. 2010. The Super Fruit. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/the-super-fruit.html [3 November 2010]. Tambunan LA. 2010. Naga Kuning Jadi Jumbo. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Buah/naga-kuning-jadijumbo.html [1 Mei 2010]. van der Berg H. 1993. Knowledge and Logic: One of Two Kinds [dissertation]. Enschede: University of Twente, The Netherlands, ISBN 9090063609. Wiguna I. 2010a. Cetak Naga Bongsor. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Topik/cetak-naga-bongsor. html [8 Oktober 2010]. Wiguna I. 2010b. Untuk Taman untuk Makan. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Buah/untuk-taman-untukmakan.html [3 November 2010]. Yajri F. 2009. Remaja Lagi Tinggi Produksi. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Perkebunan/remaja-lagi-tinggiproduksi.html [1 September 2009]. Yajri F. 2010. Ikan Koi Primadona Baru. Trubus online. [majalah elektronik]. http://www.trubus-online.co.id/trindo3/Satwa/ikan-koi-primadona-baru.html [8 Oktober 2010]. Zhang L, Hoede C. 2000. Structural Parsing. Memorandum No. 1527, Faculty of Mathematical Science, University of Twente, The Netherlands, ISSN 01692690. Zhang L. 2002. Knowledge Graph Theory and Structural Parsing [thesis]. Enschede: University of Twente, The Netherlands, ISBN 9036518350.