ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
AKHMAD MUSLIK
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian tesis ini.
Bogor, Agustus 2009
Akhmad Muslik NRP G551070561
ABSTRACT AKHMAD MUSLIK. An Analysis On Word Graph Formation Of Verb Using Knowledge Graph Method. Under supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM. Knowledge graph is a method which used to understand a natural language. Knowledge graph method systematically represents relations of words that explain many objects to be constructed in a graph pattern. In knowledge graph every word has a corresponding word graph, expressing the meaning of the word. The aim of this research is to analyze the structure of Indonesian verbs, to construct the formation rule of word graph of verb, and to test its rule. In this research, verbs had been analyzed using Indonesian grammar. The result of this project shows that every Indonesian verb has different systematic pattern, which represented in word graph. Finally, the systematic pattern that had been tested was used to produce a kind of a word graph for any Indonesian verb . Keywords : knowledge graph, word graph, and verb
RINGKASAN AKHMAD MUSLIK. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM. Pada saat ini telah berkembang cabang ilmu bahasa komputasi berupa teknologi Natural Language Processing (NLP). Teknologi NLP adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan transaksi bahasa alami, yaitu bahasa yang biasa disampaikan oleh manusia. Salah satu metode baru dalam NLP yang sedang diteliti adalah knowledge graph (KG). Metode ini mencoba melakukan tinjauan dalam menggambarkan atau menjelaskan bahasa dengan cara menganalisis teks secara harfiah dan diperkaya dengan latar belakang pengetahuannya sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan baru (Zhang 2002). Pada penelitian selanjutnya, metode knowledge graph menjadi objek pembahasan yang penting, karena cara menganalisisnya memperhatikan teks berdasarkan semantik (arti kata). Beberapa penelitian tentang KG terutama yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sudah pernah dilakukan tetapi belum sepenuhnya menyentuh secara spesifik aturan bagaimana kata benda, kata kerja, kata sifat, maupun preposisi dirumuskan word graphnya. Perancangan aturan untuk semua jenis kata agar terbangun word graph bukanlah sesuatu yang mudah dan cepat, melainkan perlu waktu yang relatif lama dan kerja keras. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dan membatasinya pada aturan pembentukan word graph kata kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, menganalisis struktur kata kerja dalam bahasa Indonesia, kedua merancang aturan pembentukan word graph kata kerja, dan ketiga menguji aturan pembentukan word graph kata kerja Kelas kata dalam bahasa Indonesia yang dikaji dalam tulisan ini adalah kata kerja (verba). Kata kerja (bahasa Latin: verbum, "kata") atau verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Menurut Keraf (1984), kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kelompok kata “dengan + kata sifat”. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari. Dalam graf, konsep diinterpretasikan dengan node. Menurut van den Berg (1993), konsep dapat dinyatakan dalam bentuk token (simbol, tanda, karakteristik, dsb), type, dan name. Token adalah konsep yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing, hal ini berakibat adanya unsur subjektivitas. Misalnya ketika berhadapan dengan kata rambutan maka akan muncul dalam pikiran masing-masing orang bisa rasa, bentuk, warna, dan sebagainya. Token dalam KG dilambangkan dengan , yang menandakan adanya sebuah konsep dan dapat disejajarkan dengan fungsi argumen dalam logika. Adapun type dan name memiliki kondisi yang hampir sama, keduanya dapat dibedakan dari relasi yang menghubungkannya dengan token. Type merupakan konsep yang berupa
informasi umum dan bersifat objektif karena ada kesepakatan sebelumnya, sedangkan name adalah sesuatu yang bersifat individual. Dalam teori KG terdapat aspek ontologi sebagai gambaran beberapa konsep dan relasi antarkonsep yang dimaksudkan untuk mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan konsep, relasi, dan logikanya. Dengan cara seperti ini sebuah model dapat dibangun untuk memahami bahasa alami. Teori KG memperkenalkan ontologi word graph berupa token yang dinyatakan dengan node, 9 binary relationships, dan 4 frame relationships. Sembilan relasi itu adalah relasi kesamaan (ALIKENESS/ALI), relasi kausalitas (CAUSALITY/CAU), relasi kesederajatan (EQUALITY/EQU), relasi yang bertautan (SUBSET/SUB), relasi perbedaan (DISPARATENESS/DIS), relasi yang berurutan (ORDERING/ORD), relasi atribut (ATTRIBUTE/PAR), relasi ketergantungan informasi (SKOLEM/SKO), dan ontologi FOCUS (F). Kemudian 4 frame relationshipnya yaitu: FPAR, NEGPAR, POSPAR, dan NECPAR. Pada penelitian ini awalnya penulis melakukan kajian literatur bahasa Indonesia, yakni mengumpulkan teks-teks yang menitikberatkan pada tema pertanian, kemudian melakukan kodifikasi kata kerja yang digunakan dalam penulisan teks tersebut. Tahap selanjutnya penulis menganalisis struktur kata kerja tersebut dengan melakukan tinjauan menggunakan kamus dan tata bahasa Indonesia. Dari hasil analisis itu, ada beberapa aturan struktur kata kerja yang masing-masing memiliki perbedaan pola. Dari sini, dimulai membuat aturan pembentukan word graph kata kerja. Pembentukan word graph kata kerja ini berdasarkan pada pola-pola yang sudah dianalisis di atas. Hasil pembentukan word graph ini diakhiri dengan melakukan pengujian atas word graph yang sudah dibentuk agar didapat aturan word graph yang umum. Langkah ini sebagai langkah terakhir pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kata kerja mempunyai aturan tersendiri dalam merumuskan pembentukan word graph meskipun tidak menutup kemungkinan hasilnya ada yang sama, pembentukan word graph kata kerja bertolak pada aturan afiksasi yang melingkupinya, pada proses pembentukan word graph kata kerja dapat dibuat pola umum pembentukan word graph kata kerja tersebut berdasarkan kelompok afiksasinya yang berjumlah 10 pola. Dari hasil pengujian didapat pola umum pembentukan word graph kata kerja yang menjadi dasar pembentukan word graph kata kerja lain yang strukturnya sama.
Kata Kunci: natural language processing, knowledge graph, word graph, kata kerja
ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH
AKHMAD MUSLIK
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PRAKATA Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2009 ini adalah masalah Pembentukan Word Graph Kata Kerja dengan Menggunakan Metode Knowledge Graph. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Sri Nurdati, M.Sc dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si, atas bimbingannya dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom yang telah memberikan banyak saran selaku penguji luar komisi. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ibu tercinta atas doa yang tak letih, keluarga, serta pihak lain yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2009 Akhmad Muslik
Judul Tesis Nama NRM
: Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph Metode Knowledge Graph : Akhmad Muslik : G551070561
Disetujui Komisi Pembimbing
Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua
Diketahui
Ketua Program Studi Matematika Terapan
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Tanggal Ujian: 28 Agustus 2009
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP Akhmad Muslik, lahir di Brebes 27 tahun lalu, tepatnya 16 Mei 1981, adalah putra bungsu dari pasangan Bapak Murdi (alm) dan Ibu Hasanah. Menyelesaikan studinya pada tingkat dasar (SD) di SDN 01 Kaligangsa Kulon Brebes tahun 1994, kemudian MTs RU Tegal lulus 1998, dan melanjutkan MA (SMA) di Kaliwungu Semarang tamat tahun 2000. Rampung dari MA, hijrah ke Jakarta untuk kuliah di jurusan pendidikan matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Selesai dari UIN Jakarta (2004), mengajar di MTs Nurul Hidayah Cilandak Timur Jakarta Selatan hingga sekarang. Pada tahun 2006, melanjutkan studi Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana UHAMKA, lulus 2008. Selain itu, di tahun 2007 mendapatkan beasiswa Departemen Agama melanjutkan studi S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada departemen Matematika, FMIPA, lulus 2009. Saat ini, aktivitas sehari-hari mengajar di MTs Nurul Hidayah Jakarta serta memegang jabatan wakil kepala sekolah bidang kurikulum di sekolah yang sama.
© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.
Kupersembahkan tesis ini untuk Ayahku (alm), Ibuku terkasih dan kakak-kakakku sekalian yang memberikan dorongan penuh.
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiiiix DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xivx I
PENDAHULUAN……….……………………………………………….. 11 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….11 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………... 22 1.3 Ruang Lingkup Penelitian……………………………………….……33
II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………..…….. 44 2.1 Kata Kerja .………………………………………………….……… 44 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Kerja ………………………………. 4 4 2.1.2 Kata Kerja dari Segi Perilaku Semantisnya ………………. 5 5 2.1.3 Kata Kerja dari Segi Perilaku Sintaksisnya ………………. 6 6 2.1.4 Kata Kerja dari Segi Bentuknya …………………………… 9 9 2.1.4.1 Kata Kerja Asal ……………………………………. 9 9 2.1.4.2 Kata Kerja Turunan ……………………………….. 9 9 2.1.5 Morfologi dan Semantik Kata Kerja Transitif …………... 17 17 2.1.6 Morfologi dan Semantik Kata Kerja Intransitif …………. 17 17 2.1.7 Kata Kerja Majemuk ……………………………………… 2223 2.1.8 Hubungan Ketransitifan dengan Afiksasi ……………….. 23 24 2.2 Graf, Subgraf, dan Graf Berarah ………………………………..…. 24 24 2.2.1 Pengertian Graf …………………………………………… 2424 2.2.2 Graf Berarah ……………………………………………… 2525 2.3 Knowledge Graph …………………...…………………………….. 25 26 2.3.1 Konsep ……………………………………………………. 2626 2.3.2 Word Graph ………………………………………………. 2726 2.3.3 Relasi dan Aspek-Aspek Ontologi ………………………. 27 27 2.3.4 Kata Kerja dan Relasinya dalam KG ……………………. 31 30 III METODE PENELITIAN ……………………………………………… 32 33 3.1 Studi Literatur Awal ...…………..................................................... 32 33 3.2 Kodifikasi Kata Kerja ………………………………………………32 33 3.3 Analisis Kata Kerja ……………………………………………… 3432 3.4 Membuat Aturan Word Graph Kata Kerja …………………….. 3432 3.5 Pengujian Hasil Aturan Word Graph Kata Kerja …..………….. 3533 IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………34 35 4.1 Hasil Analisis Struktur Kata Kerja ………………………………. 34 4.2 Pembentukan Word Graph Kata Kerja …………………………….. 34 35 4.2.1 Kata Kerja Dasar ……………………………………………. 35 34 4.2.2 Kata Kerja Turunan …………………………………………. 36 36 4.2.2.1 Kata Kerja Transitif …………………….………….. 3636 4.2.2.2 Kata Kerja Intransitif ……………………………… 55 55
4.3 Rancangan Aturan Pembentukan Word Graph Kata Kerja …………7472 4.4 Pengujian Hasil Aturan Pembentukan Word Graph Kata Kerja ……76 V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… 77 79 DAFTAR PUSTAKA ..……………………………………..………………8078
DAFTAR TABEL Halaman 1 Contoh word graph kata kerja dasar ……………………………………….. 35 35 2 Contoh kata kerja dasar ………………………………………………………… 35 3 Contoh kata kerja prefiks meng- ……………………………………………. 38 38 4 Contoh kata kerja afiks meng--kan dengan dasar kata kerja ……………...… 39 40 5 Contoh kata kerja afiks memper--kan/i dengan dasar kata sifat ……………. 51 52 6 Contoh kata kerja prefiks di- ………………………………………………... 52 53 7 Contoh kata kerja prefiks ter- ………………………………………………. 53 54 8 Contoh kata kerja prefiks ber- KB ………………………………………….. 59 9 Contoh kata kerja konfiks ber--an ………………………………………….. 63 63 10 Contoh kata kerja konfiks ber--an (dasar ber -an) ………………………….. 64 11 Contoh kata kerja prefiks meng- (dasar kata benda) ………………………... 65 66 12 Contoh kata kerja prefiks meng- (dasar kata sifat) ………………………….. 67 13 Ringkasan pola aturan word graph kata kerja ………………………………. 74 73 14 Hasil pengujian aturan pembentukan word graph kata kerja ………………….. 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1 Penggabungan prefiks dan sufiks …………………………………………… 11 24 2 Pembentukan text graph …………………………………………………….. 26 27 3 Contoh penggunaan relasi ALI …………………………………………….. 327 4 Contoh penggunaan relasi CAU ……………………………………………. 31 27 5 Contoh penggunaan relasi EQU …………………………………………….. 28 6 Contoh penggunaan relasi SUB …………………………………………….. 28 7 Contoh penggunaan relasi DIS ……………………………………………… 28 29 8 Contoh penggunaan relasi ORD ……………………………………………. 29 28 9 Contoh penggunaan relasi PAR …………………………………………….. 29 10 Contoh penggunaan relasi SKO …………………………………………….. 30 29 11 Contoh penggunaan ontologi F …………………………………………….……….. 29 30 12 Contoh penggunaan 4 frame relationships ………………………….…………….... 30 30
13 Contoh word graph kata mencangkul ………………………………………. 31 30 14 Contoh word graph kata dicangkul ………………………………………… 31 31 15 Contoh word graph kata berangkat ………………………………………… 32 31 16 Flowchart metode penelitian………………………………………………….33 17 Bentuk umum word graph kata kerja dasar ………………….……………. 3635 18 Word graph kata kerja mengambil …………………………………………. 37 37 19 Word graph kata kerja membawa ………………………………………….. 37 37 20 Word graph kata kerja menanam …………………………………………... 37 37 21 Bentuk umum word graph kata kerja meng- ………………………………. 38 38 22 Word graph kata kerja membelikan ………………………………………... 39 39 23 Word graph lain kata kerja membelikan …………………………………… 39 39 24 Word graph kata kerja membinasakan ……………………………………... 39 39 25 Word graph kata kerja mengisyaratkan ……………………………………. 40 40
xiv
26 Word graph kata kerja mengakibatkan …………………………………….. 40 40 27 Word graph kata kerja meminggirkan …………………………………….. 4041 28 Word graph kata kerja melupakan …………………………………………. 41 41 29 Word graph kata kerja menghancurkan …………………………………… 41 42 30 Word graph kata kerja menguningkan ……………………………………... 41 42 31 Word graph kata kerja mengemukakan …………………………………….. 42 42 32 Word graph kata kerja meng--kan ………………………………………….. 42 43 33 Word graph kata kerja menduduki …………………………………………. 43 44 34 Word graph kata kerja mendatangi ………………………………………... 43 44 35 Word graph kata kerja memasuki …………………………………………... 44 44 36 Word graph kata kerja meng--i dengan KKD ……………………………… 44 45 37 Word graph kata kerja menggulai ………………………………………….. 45 45 38 Word graph kata kerja menggarami ……………………………………….. 45 46 39 Word graph kata kerja meng--i dasar KB ………………………………….. 45 46 40 Word graph kata kerja memanasi …………………………………………... 47 46 41 Word graph kata kerja mengotori ………………………………………….. 46 47 42 Word graph kata kerja meng--i dasar KS ………………………………….. 47 47 43 Word graph kata kerja mempertemukan …………………………………… 47 48 44 Word graph kata kerja mempersatukan ……………………………………. 48 48 45 Word graph kata kerja memper--kan/-i dasar berKKD …………………….. 48 49 46 Word graph kata kerja memperalat ………………………………………... 49 49 47 Word graph kata kerja memperbudak ……………………………………… 49 50 48 Word graph kata kerja memper--kan/-i dasar KB …………………………. 50 50 49 Word graph kata kerja memperkecil ……………………………………….. 50 50 50 Word graph kata kerja mempersulit ………………………………………... 50 51 51 Word graph kata kerja memper--kan/-i dasar KS ………………………….. 51 52 52 Word graph kata kerja dipakai ……………………………………………... 51 52 53 Word graph kata kerja ditinggalkan ……………………………………….. 52 53
xv
54 Word graph kata kerja terbawa ……………………………………………..5353 55 Word graph kata kerja tidak terjangkau ……………………………………54 53 56 Word graph kata kerja di- dan ter- ………………………………………….5454 57 Word graph kata kerja menyobek-nyobek …………………………………..5554 58 Word graph kata kerja reduplikasi ………………………………………….5554 59 Word graph kata kerja prefiks ber- dari kata kerja ………………………...56 55 60 Word raph kata kerja berjalan ……………………………………………. 56 55 61 Sentence graph kata kerja berjalan …………………………………………5656 62 Word graph kata kerja bekerja ……………………………………………...5756 63 Sentence graph kata kerja bekerja .................................................................57 56 64 Word graph kata kerja bergerak ……………………………………………5757 65 Word graph kata kerja bermalam …………………………………………..58 57 66 Word graph kata kerja berbunga …………………………………………...58 58 67 Word graph kata kerja beranak ……………………………………………..5958 68 Word graph kata kerja ber- KB ……………………………………………..5958 69 Word graph kata kerja bergembira …………………………………………5959 70 Word graph kata kerja bersedih …………………………………………….6059 71 Word graph kata kerja ber-KS ……………………………………………...6060 72 Word graph kata kerja berdasarkan ………………………………………...6160 73 Word graph kata kerja beratapkan ………………………………………….6161 74 Word graph kata kerja berdua ……………………………………………...61 61 75 Word graph kata kerja ber-KB-kan …………………………………………6261 76 Word graph kata kerja bepergian …………………………………………...6262 77 Word graph kata kerja berjauhan …………………………………………..6262 78 Word graph kata kerja ber-KKD-an ………………………………………...6362 79 Word graph kata kerja berpukulan ………………………………………….6363 80 Word graph kata kerja resiprokal …………………………………………..6463 81 Word graph kata kerja berhalangan ………………………………………64 64
xvi
82 Word graph kata kerja membatu …………………………………………..65 64 83 Word graph kata kerja membukit ………………………………………….65 65 84 Word graph kata kerja mendarat ………………………………………….65 65 85 Word graph kata kerja meng-KB …………………………………………..6666 86 Word graph kata kerja menguning ………………………………………...6666 87 Word graph kata kerja membisu …………………………………………...6766 88 Word graph kata kerja meng-KS …………………………………………..67 67 89 Word graph kata kerja mengalir …………………………………………..68 67 90 Word graph kata kerja membaur …………………………………………..6868 91 Word graph kata kerja meng-DT ………………………………………….68 68 92 Word graph kata kerja terduduk …………………………………………...6968 93 Word graph kata kerja terbenam …………………………………………..6968 94 Word graph kata kerja ter-KD …………………………………………….70 69 95 Word graph kata kerja kelaparan ………………………………………….7069 96 Word graph kata kerja kedinginan ………………………………………...7069 97 Word graph kata kerja kejatuhan ………………………………………….7170 98 Word graph kata kerja kebanjiran ………………………………………...71 70 99 Word graph kata kerja intransitif reduplikasi1 ………….………………. 71 72 100 Word graph kata kerja makan-makan ……………………………………..7271 101 Word graph kata kerja pukul-memukul ……………………………………72 71 102 Word graph kata kerja intransitif reduplikasi2 ……………………………73 72 103 Word graph kata kerja berjalan-jalan ……………………………………..7372 104 Word graph kata kerja intransitif reduplikasi3 ……………………………73 72 105 Word graph kata membeli ………………………………………………….. 76 106 Word graph pola 2…………………………………………………………… 77 107 Word graph kata membeli pola 2 …………………………………………. 77
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini telah berkembang cabang ilmu bahasa komputasi berupa teknologi Natural Language Processing (NLP). Teknologi NLP adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan transaksi bahasa alami, yaitu bahasa yang biasa disampaikan oleh manusia. Beberapa di antara kategori aplikasi NLP adalah natural language translator, translator, dan text summarization (Arman 2004). Kategori terakhir telah menghasilkan suatu sistem yang melakukan ringkasan dari puluhan bahkan ratusan teks dengan tema yang sama untuk kemudian menjadi rangkuman sehingga dihasilkan pengetahuan baru. Salah satu metode baru NLP yang sedang diteliti adalah knowledge graph (KG). Metode ini mencoba melakukan tinjauan dalam menggambarkan atau menjelaskan bahasa dengan cara menganalisis teks secara harfiah dan diperkaya dengan
latar
belakang
pengetahuannya
sehingga
menghasilkan
sebuah
pengetahuan baru (Zhang 2002). Setiap orang dalam menganalisis teks pasti berbeda-beda dan bersifat subjektif. Perbedaan inilah yang menyebabkan ambiguitas dalam memahami sebuah naskah, oleh karenanya diperlukan kejelasan dalam penggunaan bahasa. Menurut Zhang, sudut pandang suatu masalah bagi setiap orang sangat subjektif, orang yang berbeda akan menggambarkan pengalaman yang ditemui ke dalam konsep secara berbeda; artinya, satu konsep dengan bahasa yang sama belum tentu diinterpretasikan dengan pemahaman yang sama pula. Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas proses ekstraksi teks, di antaranya bagaimana meringkas teks dari dokumen yang panjang menjadi beberapa paragraf sehingga didapat pengetahuan baru yang lebih sederhana tanpa mengurangi informasi yang terkandung dalam teks tersebut. Tentunya, hal ini sangat menguntungkan dan memudahkan bagi pengguna dalam memahami teks
2
yang banyak. Salah satu metode yang digunakan pada proses pemangkasan teks tersebut adalah text summarization yang lebih dulu diteliti. Pada penelitian selanjutnya, metode knowledge graph menjadi objek pembahasan yang penting, karena cara menganalisisnya memperhatikan teks berdasarkan semantik (arti kata). Meskipun pada prinsipnya metode knowledge graph hampir sama dengan text summarization, namun sudut pandang dan dasar analisisnya berbeda. Penelitian tentang KG telah dilakukan oleh beberapa orang, di antaranya: Hulliyah (2007) yang menganalisis teks dengan tema pendidikan nasional, Ikhwati (2007) menganalisis teks dengan tema kemiskinan, Berri (2008) memodifikasi
kalimat
sembarang
menjadi
kalimat
efektif
kemudian
menransformasi menjadi text graph dan merancang algoritme dari text graph tersebut, Wulandari (2008) meneliti perancangan algoritme dari combined graph dan simplified graph, serta Rusiyamti (2008) yang membangun prosedur chunk indicator kemudian membuat chunk graph dan menggabungkan beberapa chunk graph menjadi sentence graph. Masing-masing penelitian di atas, belum sepenuhnya menyentuh secara spesifik aturan bagaimana merumuskan word graph kata benda, kata kerja, kata sifat, maupun preposisi. Perancangan aturan untuk semua jenis kata agar terbangun word graph bukanlah sesuatu yang mudah dan cepat, melainkan perlu waktu yang relatif lama dan kerja keras. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dan membatasinya pada aturan pembentukan word graph kata kerja. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian ini bertujuan: 1.2.1
menganalisis struktur kata kerja dalam bahasa Indonesia,
1.2.2
merancang aturan pembentukan word graph kata kerja,
1.2.3
menguji aturan pembentukan word graph kata kerja,
3
Manfaat Penelitian ini bermanfaat bagi penelitian-penelitian berikutnya sebagai salah satu pelengkap untuk penelitian yang panjang yaitu terciptanya satu software yang berfungsi sebagai pembaca sembarang dokumen berbahasa Indonesia serta menghasilkan informasi dalam bentuk graf.
1.3 Ruang Lingkup Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis terhadap kata kerja yang sering digunakan dalam bidang pertanian meskipun tidak menutup kemungkinan katakata tersebut ditemukan dan digunakan dalam bidang lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya.
2.1 Kata Kerja Kelas kata dalam bahasa Indonesia yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah kata kerja (verba). Kata kerja (bahasa Latin: verbum, "kata") atau verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya (Anonim 1990). Menurut Keraf (1984), kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kelompok kata “dengan + kata sifat”. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari. Kata kerja lebih lanjut dapat dijelaskan melalui beberapa bagian berikut ini.
2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Kerja Ada beberapa ciri kata kerja yang dapat diketahui, di antaranya dengan mengamati perilaku semantis, perilaku sintaksis, dan bentuk morfologinya. Namun demikian, secara umum kata kerja dapat diidentifikasi dan dibedakan terutama melalui bentuk kata sifat, karena beberapa hal berikut (Alwi et al. 2003). 1) Kata kerja memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat. Contoh: pencuri itu lari, mereka sedang belajar di kamar, dan bom itu seharusnya tidak meledak. Kata lari merupakan predikat sedangkan sedang belajar dan tidak meledak merupakan inti predikat. 2) Ada makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. 3) Kata kerja yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks ter yang artinya ‘paling’. Contoh kata kerja mati atau suka, keduanya tidak dapat menjadi termati atau tersuka.
5
4) Secara umum, kata kerja tidak dapat bersatu dengan kata-kata yang maknanya kesangatan, seperti agak belajar, sangat pergi, dan bekerja sekali.
2.1.2 Kata Kerja dari Segi Perilaku Semantisnya Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang di sini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis: signé linguistique). Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri atas: 1) komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai acuan/ hal yang ditunjuk. Dalam konteks ini, setiap kata kerja mengandung makna inheren. Kata lari dan belajar memiliki makna inheren perbuatan. Kata-kata tersebut dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan Apa yang dilakukan subjek? Misalnya Apa yang dilakukan siswa itu?, jawabannya belajar. Selain kata lari dan belajar, juga termasuk dalam kata kerja perbuatan adalah mendekat, mencuri, membelikan, memukuli, mandi, memberhentikan, menakut-nakuti, naik haji, dan sebagainya. Selain makna inheren perbuatan, kata kerja juga mengandung makna inheren proses. Kata kerja ini biasanya untuk menjawab pertanyaan Apa yang terjadi pada subjek? Pertanyaan Apa yang terjadi pada bom itu?, dapat dijawab dengan meledak. Kata membesar juga merupakan inheren proses perubahan dari kecil ke keadaan yang tidak kecil lagi. Contoh lain dari makna ini adalah mati, jatuh, mengering, mengecil, kebanjiran, terbakar, terdampar, dan sebagainya. Kata kerja suka dalam kalimat Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia, memiliki makna inheren keadaan. Kata kerja yang memiliki makna ini umumnya tidak dapat menjawab pertanyaan makna inheren perbuatan dan inheren proses. Kata kerja keadaan juga memiki banyak kesamaan dengan kata sifat, bahkan dalam kasus-kasus tertentu sulit dibedakan dan kata kerja keadaan yang
6
kontras makna dengan kata sifat jumlahnya juga sedikit. Ada satu ciri yang umumnya dapat membedakan kata kerja keadaan dan kata sifat yaitu prefiks teryang berarti paling, prefiks ini hanya untuk kata sifat. Misalnya kata sulit dan dingin, dapat berubah menjadi tersulit dan terdingin (paling sulit dan paling dingin), tapi tidak dapat mengubah suka menjadi tersuka. Makna inheren yang disebutkan di atas tidak terpengaruhi dan tidak terikat dengan wujud kata kerjanya, baik itu berwujud kata dasar maupun berafiks. Makna inheren juga tidak selalu terikat dengan ketransitifan suatu kata kerja, sebagai contoh kata kerja pergi (intransitif) memiliki makna inheren perbuatan. Adapun kata kerja transitif umumnya memiliki makna inheren perbuatan meskipun ada juga yang tidak demikian misalnya mendengar dan melihat. Kata mendengar dan melihat dinamakan kata kerja pengalaman. Mendengar dan mendengarkan memiliki perbedaan arti, kata pertama merujuk pada peristiwa begitu saja tanpa ada unsur kesengajaan sementara kata kedua terkandung pengertian kesengajaan. Afiksasi juga dapat memunculkan makna yang berbeda bagi kata kerja. Penambahan afiks me- dalam kata beli menjadi membeli mempunyai makna kata kerja perbuatan, tetapi ketika diberikan sufiks kan pada kata kerja ini sehingga menjadi membelikan memiliki arti perbuatan itu dilakukan untuk orang lain. Tambahan –i menjadi membeli bermakna tambahan perbuatan itu dilakukan lebih dari satu kali, kemudian awalan ter- pada kata terbawa juga memiliki arti tidak sengaja, dan seterusnya.
2.1.3 Kata kerja dari Segi Perilaku Sintaktis Sintaksis adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalam membentuk satuan yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat. Sintaksis memiliki satuan yaitu kata, frasa, klausa, dan kalimat. Contoh kata kerja mendekat mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku namun tidak membolehkan nomina setelahnya. Berbeda dengan kata kerja mendekati yang mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku dan adanya nomina sesudahnya. Perilaku sintaksis berkaitan dengan makna dan sifat ketransitifan kata kerja.
7
Ketransitifan Ketransitifan kata kerja dapat ditentukan oleh adanya nomina yang terletak di belakang kata kerja sebagai objek dalam kalimat aktif dan objek itu kemungkinannya menjadi subjek dalam kalimat pasif. a) Kata kerja Transitif Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Contoh: (1) Ibu sedang membersihkan kamar itu. (2) Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur. (3) Pemerintah akan memberlakukan peraturan itu segera. Contoh di atas dapat dibentuk menjadi kalimat pasif yaitu (1) Kamar itu sedang dibersihkan oleh ibu. (2) Pemimpin yang jujur pasti dicintai oleh rakyatnya. (3) Peraturan itu akan segera diberlakukan oleh pemerintah segera. Kata kerja transitif terbagi menjadi tiga sebagai berikut. (a) Kata kerja ekatransitif adalah kata kerja transitif yang diikuti oleh satu objek. Sebagai contoh: saya sedang mencari pekerjaan, ibu akan membeli baju baru, dan sebagainya. Pada contoh tersebut kata kerja mencari dan membeli hanya membutuhkan satu objek. (b) Kata kerja dwitransitif adalah kata kerja yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh nomina, satu sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Contoh: saya sedang mencarikan adik saya pekerjaan, ibu akan membelikan kakak baju baru, dan sebagainya. (c) Kata kerja semitransitif adalah kata kerja yang objeknya boleh ada dan boleh juga tidak ada. Contoh kata kerja membaca dalam kalimat ayah sedang membaca koran, boleh juga ayah sedang membaca. b) Kata Kerja Intransitif Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak mempunyai nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Contoh: (1) Maaf, Pak, Ayah sedang mandi. (2) Kita harus bekerja keras untuk membangun Negara.
8
(3) Petani itu sedang bertanam jagung. Kata kerja mandi dan bekerja tidak dapat diikuti nomina, sedangkan kata kerja bertanam memang diikuti nomina tetapi tidak berfungsi sebagai objek melainkan pelengkap. Dalam kata kerja intransitif terdapat tiga kemungkinan yaitu kata kerja intransitif berpelengkap wajib, kata kerja intransitif berpelengkap manasuka, dan kata kerja intransitif tidak berpelengkap. Perhatikan contoh berikut. (1) Rumah orang itu berjumlah dua puluh buah. (2) Yang dikemukakannya adalah suatu dugaan. (3) Dia sudah mulai bekerja. (4) Anak itu kedapatan merokok. (5) Dia berpendapat bahwa kondisi ekonomi kita akan membaik. (6) Nasi telah menjadi bubur. (7) Kekayaannya bernilai seratus miliar rupiah. (8) Bajunya berwarna kuning. (9) Gadis itu tersipu-sipu. (10) Bibit kelapa itu sudah tumbuh. Kata kerja berjumlah, adalah, mulai, berpendapat, dan kedapatan merupakan kata kerja intransitif berpelengkap wajib. Kata kerja menjadi, bernilai, dan berwarna merupakan kata kerja intransitif berpelengkap manasuka, karena bisa saja dibuat kalimat makin tua makin menjadi, ide-idenya sangat bernilai, dan film itu berwarna. Kata kerja tersipu-sipu dan tumbuh adalah kata kerja intransitif tidak berpelengkap. Contoh Bibit itu tumbuh subur; kata subur tersebut bukanlah pelengkap melainkan keterangan. c) Kata Kerja Berpreposisi Kata kerja ini merupakan kata kerja intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu, misalnya beberapa kalimat berikut. (1) Kami belum tahu akan hal itu. (2) Saya sering berbicara tentang hal ini. (3) Hasil ini bergantung pada pelaksanaannya. Selain itu juga beberapa kata lain, misalnya: cinta pada, suka akan, terbagi atas, terdiri atas, sesuai dengan, teringat akan, tergolong dalam, dan sebagainya.
9
Ada beberapa kata kerja berpreposisi yang dapat berubah menjadi kata kerja transitif sehingga preposisinya harus dihilangkan. Contoh: berbicara tentang
= membicarakan
cinta akan/ pada
= mencintai
suka akan
= menyukai
tahu akan/ tentang
= mengetahui
bertemu dengan
= menemui
2.1.4 Kata Kerja dari Segi Bentuknya Pada tataran ini, kata kerja terdiri atas kata kerja dasar dan kata kerja turunan. 2.1.4.1 Kata Kerja Dasar Kata kerja dasar merupakan kata kerja yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks. Kata kerja ini dapat mengetahui makna leksikal, artinya makna yang melekat pada kata. Contoh kata kerja asal sebagai berikut: ada
jatuh
naik
tamat
bangun
kalah
paham
tenggelam
cinta
lahir
pecah
terbit
datang
lari
pergi
tiba
duduk
makan
pulang
tidur
gugur
mandi
rasa
tinggal
hancur
mati
sadar
tumbang
hidup
menang
suka
tumbuh
hilang
minum
tahan
turun
ikut
muak
tahu
yakin
2.1.4.2 Kata Kerja Turunan Kata kerja ini dibentuk dari transposisi, pengafiksan, pengulangan (reduplikasi), atau pemaduan. Transposisi merupakan suatu proses penurunan kata yang memperlihatkan peralihan suatu kata dari kategori sintaksis yang satu ke kategori sintaksis yang lain tanpa mengubah bentuknya (Alwi et al. 2003). Contoh transposisi dari nomina ke kata kerja: telepon
→
telepon
10
cangkul
→
cangkul
sikat
→
sikat
Pengafiksan adalah penambahan afiks pada kata dasar. Kata dasar dapat berupa kata kerja, kata benda, maupun kata sifat. Selanjutnya kata dasar cukup ditulis dengan dasar. Adapun reduplikasi adalah pengulangan suatu kata dasar. Contoh pengafiksan: beli
→
membeli
darat
→
mendarat
temu
→
bertemu
restu
→
merestui
besar
→
memperbesar
Pada reduplikasi, kata-kata yang mengalami proses ini dinamakan kata berulang, artinya kata kerja yang telah direduplikasi juga disebut kata kerja berulang. Contoh reduplikasi: lari
→
lari-lari
makan
→
makan-makan
tembak
→
tembak-menembak (pengafiksan pada reduplikasi)
terka
→
menerka-nerka (pengafiksan pada reduplikasi)
Berbeda dengan reduplikasi, pemaduan merupakan penggabungan dua kata dasar atau lebih sehingga menjadi satu kata yang memiliki satu makna. Contoh pemaduan: jual, beli
→
jual beli
jatuh, bangun
→
jatuh bangun
salah, sangka
→
salah sangka
Pengafiksan dapat juga terjadi pada kata kerja pemaduan, contoh memperjualbelikan, menghancurleburkan, dan sebagainya. (a) Proses Penurunan Kata kerja Proses penurunan kata kerja melibatkan empat macam afiks, yaitu prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran, konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks, dan infiks atau sisipan yang diletakkan di tengah kata dasar.
11
Dalam bahasa Indonesia terdapat prefiks untuk kata kerja meng-, per-, ber-, di-, dan ter-. Kemudian ada sufiks -kan, -i, dan -an, serta konfiks ke--an dan ber-an. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar prefiks dan sufiks dapat terbentuk menjadi konfiks. Pertama, perpaduan itu bersifat mutlak, artinya antara prefiks dan sufiks langsung diapitkan ke dasar. Contoh: berdatangan, kejatuhan. Kedua, pemisahan dari salah satu afiks itu tidak meninggalkan bentuk kata dan hubungan maknanya masih dapat ditelusuri. Contoh: kata kerja kecurian dan berhalangan, meskipun seolah nampak bahwa kata kerja kecurian berasal dari prefiks ke- dan dasar curian, karena ada dalam bahasa Indonesia dasar curian, namun maknanya tidak dibenarkan dalam bahasa. Oleh karena itu, kecurian adalah konfiks dari kedan -an. Kata kerja berhalangan bukan berasal dari konfiks ber- dan -an tetapi dari prefiks ber- dengan dasar yang sudah bersufiks. (b) Penggabungan Prefiks dan sufiks Dalam kenyataannya tidak setiap prefiks dapat bergabung dengan sufiks. Berikut ini adalah bagan kemungkinan penggabungan prefiks dan sufiks. Prefiks
Sufiks
mengperberterdike-
-kan -i
-an
Gambar 1 Penggabungan prefiks dan sufiks. Contoh: meng-kan:
ter-kan:
menidurkan
terselesaikan
membelikan
terabaikan
mendekatkan
terlemparkan
meng-i:
ter-i:
merestui
terpenuhi
membohongi
teratasi
mendekati
tersaingi
12
per-kan:
di-kan:
permainkan
ditentukan
peristrikan
dihabiskan
peringatkan
dituliskan
per-i:
di-i:
perbaiki
didatangi
perlengkapi
dibatasi
peringati
diulangi
ber-kan:
ke-an:
berdasarkan
kelaparan
berisikan
kejatuhan
berpedomankan
kecurian
ber-an:
ke-i
berjatuhan
ketahui
bepergian berdatangan (c) Morfofonemik Morfofonemik adalah proses perubahan suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem yang mendahuluinya. Morfofonemik Prefiks meng(1) Bentuk meng- akan tetap jika setelahnya berupa kata dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ə/, /k/, /g/, /h/, atau /x/. Contoh: ambil
→
mengambil
ikat
→
mengikat
ukur
→
mengukur
elak
→
mengelak
olah
→
mengolah
erat
→
mengerat
kalah
→
mengalah
garap
→
menggarap
hitung
→
menghitung
13
(2) Bentuk meng- berubah menjadi me- jika setelahnya berupa dasar yang diawali dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, atau /w/. Contoh: latih
→
melatih
makan
→
memakan
namai
→
menamai
nyatakan
→
menyatakan
nganga
→
menganga
ramaikan
→
meramaikan
yakinkan
→
meyakinkan
wajibkan
→
mewajibkan
(3) Bentuk meng- menjadi men- jika setelahnya berupa dasar yang dimulai dengan fonem /d/ atau /t/. Contoh: tanam
→
menanam
tuduh
→
menuduh
duga
→
menduga
Jika diperhatikan fonem /t/ pada contoh di atas luluh ke dalam fonem /n/. Tetapi ada juga fonem /t/ yang bisa luluh juga bisa tidak ke dalam /n/ seperti contoh: tertawa
→
menertawakan
terjemah
→
menerjemahkan
(4) Jika dasar itu bermula dengan fonem /b/, /p/, atau /f/, bentuk meng- menjadi mem-. Contoh: babat
→
membabat
patuhi
→
mematuhi
fokuskan
→
memfokuskan
Fonem /p/ pada contoh di atas juga mengalami peluluhan menjadi /m/. Tetapi peluluhan itu tidak terjadi jika fonem /p/ merupakan bentuk yang mengawali prefiks per- atau dasarnya berawal dengan per- atau pe- tertentu. Contoh: pertinggi
→
mempertinggi
perdalam
→
memperdalam
14
pedulikan
→
mempedulikan
(5) Jika dasarnya bermula dengan fonem /c/, /j/, /s/, dan /sy/, bentuk mengberubah menjadi meny-. Dalam ejaan baku bentuk meny- yang bergabung dengan fonem /c/, /j/, /sy/ dimodifikasi menjadi men-. Contoh: satukan
→
menyatukan
sucikan
→
menyucikan
syaratkan
→
mensyaratkan
jatuhkan
→
menjatuhkan
cari
→
mencari
(6) Jika dasarnya bersuku satu, bentuk meng- berubah menjadi menge-, meskipun ada bentuk tidak baku seperti beberapa contoh di atas, yaitu tanpa adanya peluluhan. Contoh: tik
→
mengetik
bom
→
mengebom
cek
→
mengecek
(7) Jika kata itu berasal dari bahasa asing maka perlakuannya berbeda-beda, bergantung pada seberapa lama kata itu terpakai. Jika relatif masih baru, maka peluluhan tidak berlaku. Di sini ada perubahan dari meng- menjadi men- jika dasar itu diawali dengan /s/. Kalau kata asing itu sudah melekat maka perubahan morfofonemiknya mengikuti kaidah umum. Contoh: produksi
→
memproduksi
klasifikasi
→
menglasifikasi
survei
→
mensurvei
(8) Jika
kata
kerja
tunggal
direduplikasi,
dasarnya
diulangi
dengan
mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya. Dasar yang bersuku satu unsur nge- yang di depan dasar dipertahankan. Contoh: tulis
→
menulis
→
menulis-nulis
cek
→
mengecek
→
mengecek-ngecek
ulangi
→
mengulangi
→
mengulang-ulangi
15
Morfofonemik Prefiks per(1) Prefiks per- berubah menjadi pe- jika bertemu dengan dasar yang berawal dengan fonem /r/ atau akhir suku pertama dari dasar itu berupa /er/. Contoh: rendah
→
perendah
runcing
→
peruncing
kerjakan
→
pekerjakan
(2) Prefiks per- berubah menjadi pel- jika bertemu dengan bentuk dasar ajar. Contoh: ajari
→
pelajari
(3) Selain kaidah di atas maka bentuk per- tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Contoh: lebar
→
perlebar
luas
→
perluas
Morfofonemik Prefiks ber(1) Jika dasar berawal dengan fonem /r/ dan akhir suku pertama dari dasar berupa /er/ maka prefiks ber- berubah menjadi be-. Contoh: rantai
→
berantai
runding
→
berunding
kerja
→
bekerja
pergian
→
bepergian
Ber- pada kata berkarya tidak berubah menjadi bekarya karena akhir suku pertamanya berupa ar. (2) Bentuk ber- berubah menjadi bel- jika bertemu dengan dasar-dasar tertentu. Contoh: ajar
→
belajar
unjur
→
belunjur
(3) Di luar kaidah di atas bentuk ber- tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Contoh: layar
→
berlayar
main
→
bermain
16
Morfofonemik Prefiks ter(1) Prefiks ter- berubah menjadi te- jika bertemu dengan dasar yang berawal dengan fonem /r/. Contoh: rasa
→
terasa
raba
→
teraba
(2) Jika ter- bertemu dengan dasar yang akhir suku pertamanya berupa /er/, maka fonem /r/ nya ada yang muncul dan ada juga yang tidak. Contoh: percaya
→
terpercaya
percik
→
tepercik
(3) Di luar kaidah di atas, ter- tidak berubah bentuknya. Contoh: pilih
→
terpilih
bawa
→
terbawa
Morfofonemik Prefiks diPrefiks di- tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Tetapi perlu dibedakan penulisannya antara di- sebagai kata depan dan di- sebagai prefiks. Contoh: ambil
→
diambil
pukul
→
dipukul
Morfofonemik Sufiks -kan Sufiks –kan tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Tetapi perlu dibedakan antara –kan dan –an apabila bertemu dengan dasar yang fonem akhirnya /k/, keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Jika sebagai kata kerja maka k-nya dobel sementara jika berupa nomina maka k-nya satu. Contoh: letak
→
letakkan
tarik
→
tarikkan
tembak
→
tembakkan (kata kerja)
tembak
→
tembakan (nomina)
Morfofonemik Sufiks –i Sufiks -i tidak mengalami perubahan apabila bertemu dengan dasar apapun. Namun perlu diperhatikan bahwa dasar yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi sufiks -i.
17
Morfofonemik Sufiks –an Sufiks -an juga tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Jika akhir dasar berupa fonem /a/, maka penulisannya dijejerkan. Contoh: dua
→
berduaan
mesra
→
bermesraan
2.1.5
Morfologi dan Semantik Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif juga ada yang terbentuk dengan proses penurunan kata.
Penurunan ini dapat pula mengubah bentuk asal kata kerja serta arti dari kata kerja itu. 2.1.5.1 Penurunan Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi, dan reduplikasi. Berikut penjelasan masing-masing; Transposisi Dalam bahasa Indonesia ada kelompok kata yang memiliki kelas kata nomina sekaligus kata kerja, seperti jalan, telepon, dan cangkul. Untuk membedakan penggunaan keduanya, dalam bahasa formal, harus ditambah afiks jika kata itu menjadi kata kerja. Contoh: jalan
→
berjalan
cangkul
→
mencangkul
sendok
→
menyendok
Afiksasi a. Penurunan dengan mengPenambahan prefiks meng- hanya bisa dilakukan pada kata kerja dasar, bukan dari nomina maupun adjektif. Penambahan ini tidak merusak kelas kata dan maknanya, melainkan hanya membedakan formal dan tidak formal. Contoh: beli
→
membeli
lihat
→
melihat
ambil
→
mengambil
Dalam kalimat pasif prefiks meng- diganti dengan di- atau ter-.
18
b. Penurunan dengan -kan Bentuk aktif dari kata kerja dasar yang bersufiks -kan dapat bergabung dengan prefiks meng- sehingga menjadi afiks meng-kan. Dasar yang dipakai dapat berupa kata kerja asal, kata kerja ber-, nomina, kata sifat, kata tugas, atau frasa preposisional. Contoh: bicara
→
membicarakan
mandi →
memandikan
ke muka
→
mengemukakan
kuning →
menguningkan
kecil
→
mengecilkan
satu
menyatukan
ke depan
→
mengedepankan
bangkit→
membangkitkan
Indonesia
→
mengindonesiakan
hancur →
menghancurkan
anak tiri
→
menganaktirikan
akibat →
mengakibatkan
cita-cita
→
mencita-citakan
rumah →
merumahkan
pojok
→
memojokkan
peti es →
memetieskan
→
c. Penurunan dengan -i Bentuk turunan dengan sufiks -i dapat bergabung dengan prefiks meng-, bahkan ada dasar yang diharuskan menjadi berafiks meng-i seperti merestui, mengadili, menangani, dan sebagainya. Pada bentuk lain, status sufiks -i dapat memengaruhi ketransitifan suatu kata kerja seperti mengalir-mengaliri. Mengalir merupakan kata kerja transitif sedangkan mengaliri kata kerja intransitif. Ada pula dasar dengan meng-i tetapi memiliki status yang sama dengan meng- seperti mencium-menciumi, keduanya berstatus sama yakni kata kerja transitif. d. Penurunan dengan per- dan -kan/-i Bentuk aktif turunan per- dan -kan/i dengan menambahkan meng- dan persaja meskipun ada juga yang mengharuskan menambah sufiks -kan. Contoh: memperbanyak
memperbudak
mempermudah
mempersulit
memperbincangkan
mempersembahkan
mempertimbangkan
mempermasalahkan
Selain contoh di atas, ada juga bentuk sufiks -kan yang bersifat manasuka, ada yang bersufiks wajib -i, serta ada juga yang bisa -kan juga bisa -i. Contoh: memperistri(kan)
mempersunting(kan)
memperbaiki
memperbarui
19
memperingati
memperingatkan
e. Penurunan dengan di- dan terKata kerja aktif transitif yang diberi prefiks meng- dapat diubah ke dalam bentuk pasif dengan cara mengganti prefiks meng- menjadi di-. Jika ada sufiks lain dalam kata kerja aktif maka sufiks itu tidak memengaruhi bentuk pasifnya (sufiksnya dibiarkan). Contoh: memakai
→
dipakai
memandikan
→
dimandikan
meninggalkan
→
ditinggalkan
Prefiks di- juga dapat diganti dengan ter-, meskipun sifatnya ada yang tanpa sufiks, wajib sufiks, maupun sufiksnya manasuka. Contoh: membawa
→
dibawa
→
terbawa
Contoh di atas menunjukkan perubahan pergantian prefiks di- menjadi ter-. termasuk
terselesaikan
terlempar(kan)
termakan
terabaikan
terpikir(kan)
terjual
teratasi
ternoda(i)
Pada umumnya makna dari prefiks ter- menyatakan ‘ketidaksengajaan’ dan ‘dapat di’. f. Penurunan melalui reduplikasi Kata kerja transitif juga dapat diturunkan melalui pengulangan kata dasar, umumnya dengan afiksasi dan bahkan perubahan vokal. Contoh: menyobek-nyobek menerka-nerka mengutak-atik Makna umum dari kata kerja ini adalah bahwa perbuatan itu dilakukan lebih dari satu kali dan tanpa tujuan khusus.
2.1.6
Morfologi dan Semantik Kata Kerja Intransitif Makna kata kerja intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu (1) dasar kata
yang dipakai, (2) wajib-tidaknya afiks, dan (3) ciri khusus semantik dari dasar kata (Alwi et al. 2003). Bentuk kata kerja intransitif dapat berupa kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan turunannya. Selain itu juga dasar kata kerja
20
dapat dibentuk menjadi majemuk. Misalnya, naik banding, naik haji, masuk angin, dan sebagainya. 2.1.6.1 Penurunan Kata Kerja Intransitif dengan Afiksasi Penurunan dengan afiksasi meliputi prefiks meng-, prefiks ber-, afiks ber-kan, afiks ber--an, prefiks ter-, afiks ke--an. a.
Penurunan dengan mengPada umumnya kata kerja intransitif dan berprefiks meng- diturunkan dari
nomina dan kata sifat. Contoh: darat
→
mendarat
batu
→
membatu
kecil
→
mengecil
Ada juga yang diturunkan dari dasar yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata tanpa ada afiksasi. Contoh: alir
→
mengalir
inap
→
menginap
baur
→
membaur
gigil
→
menggigil
Demikian juga untuk kata kerja intransitif yang diturunkan dari kelas kata yang lain. Contoh: satu (numeralia)
→
menyatu
dua (numeralia)
→
mendua
jadi (kata tugas)
→
menjadi
Ada beberapa hubungan semantis yang umum dari kata kerja intransitif, yaitu: menjadi…, misalnya membatu, berfungsi sebagai/menyerupai…, misalnya membukit, makan/minum…, misalnya mengopi, mencari/mengumpulkan…, misalnya
merumput,
menuju…,
misalnya
menepi,
dan
mengeluarkan
bunyi…misalnya meraung. b.
Penurunan dengan berKata kerja yang dibentuk oleh ber- hanya ada tiga macam, yaitu; ber-
dengan kata dasar, ber- yang diikuti -kan (manasuka), dan ber- yang harus diikuti oleh -an. Prefiks ber- tidak dapat bergandengan dengan sufiks -i. Contoh: beragama
berdasar(kan)
berjatuhan
berkawan
berisi(kan)
bepergian
21
bergegas
bermandi(kan)
berdatangan
Beberapa makna dari prefiks ber- adalah sebagai berikut; i. mempunyai Contoh : beratap, beristri, beranak ii. menggunakan Contoh : bersepeda, berladang, berlayar iii. menghasilkan Contoh : bertelur, berbunyi, bersuara iv. dalam jumlah Contoh : berdua, bertiga, berpuluh-puluh c.
Penurunan dengan ber-kan Perilaku sintaksis pada kata kerja ber- dengan kata kerja ber-kan umumnya
berbeda. Contoh: bersenjata
−
bersenjatakan
berdasar
−
berdasarkan
berasas
−
berasaskan
Dalam sebuah kalimat, jika sufiks -kan pada kata kerja digunakan maka harus ada nomina di belakangnya. Meskipun ada beberapa contoh yang menyimpang, misalnya bermandi - bermandikan tetap memerlukan nomina setelahnya. d.
Penurunan dengan ber-an Kata kerja dengan turunan dari konfiks ber-an kurang banyak digunakan
dan
jumlahnya
terbatas,
misalnya
bepergian,
berjatuhan,
berguguran,
berdatangan, bermunculan, berlarian, dan sebagainya. Tetapi kata kerja yang diturunkan dari ber- dengan dasar yang sudah bersufiks -an jauh lebih banyak. Contohnya berhalangan, bercucuran, berhubungan, bersentuhan, bergandengan, berpacaran, bermusuhan, berbatasan, dan sebagainya. Beberapa makna dari prefiks ber-an adalah sebagai berikut. i.
Melakukan kegiatan, mengalami peristiwa, dan menyatakan pengalaman lebih dari satu (jika dasarnya intransitif) Contoh: bepergian, berjatuhan, berguguran, berdatangan
22
ii. Resiprokal, peristiwa yang terjadi secara timbal balik (jika dasarnya transitif) Contoh: bersentuhan, bersahutan, berpukulan iii. Berelasi (jika dasarnya kata sifat) Contoh: berdekatan, berjauhan, berseberangan iv. Posesif (jika dasarnya nomina) Contoh: beralasan, berbatasan, berlumuran e.
Penurunan dengan terMakna kata kerja intransitif ter- umumnya adalah menjadi dalam keadaan
dan ada pula makna yang menyatakan bahwa perbuatan itu dilakukan karena ketidaksengajaan. Misalnya terduduk, terbangun, terjatuh. f.
Penurunan dengan ke-an Makna umum dari bentukan ini adalah malafektif atau adversatif, yakni
keadaan yang menyatakan segi-segi negatif, hal-hal yang tidak menyenangkan. Misalnya, kelaparan, kedinginan, ketiduran, kemalaman, dan sebagainya. Ada juga beberapa contoh yang mengandung makna ‘dapat di’, misalnya, kelihatan, kedengaran, dan sebagainya. 2.1.6.2 Penurunan Kata Kerja Intransitif dengan Reduplikasi Dalam penurunan kata kerja ini ada beberapa makna yang terkandung; a.
Perulangan itu menunjukkan perbuatan yang dilakukan tanpa tujuan khusus. Contoh: duduk-duduk, mandi-mandi, makan-makan, dan lain-lain.
b.
Perbuatan dilakukan secara terus-menerus dengan variasi. Contoh: bersalam-salaman, tersendat-sendat, berputar-putar, dan lain-lain.
c.
Resiprokal atau kesalingan, perbuatan yang berbalasan. Contoh: berpeluk-pelukan, tembak-menembak, tolong-menolong, dan lainlain.
d.
Adanya intensitas yang tinggi sehingga diperoleh hasil perbuatan yang superlatif. Contoh: cerai-berai, pontang-panting, porak-poranda, dan lain-lain.
e.
Posesif, menyatakan milik. Contoh: bercita-cita, berangan-angan, dan lain-lain.
23
2.1.7 Kata Kerja Majemuk Kata kerja majemuk adalah kata kerja yang terbentuk melalui proses penggabungan satu kata dengan kata yang lain (Alwi et al. 2003). Berbeda dengan idiom, kata kerja majemuk tidak mengubah makna setelah digabungkan meskipun melalui penelusuran dari setiap kata yang digabungkan. Uraian berikut, menyangkut kata kerja majemuk dari segi bentuknya. 2.1.7.1 Kata Kerja Majemuk Dasar Kata kerja majemuk ini tidak berafiks dan tidak berulang, serta dapat berdiri sendiri dalam frasa, klausa, dan kalimat. Contoh; temu wicara, jumpa pers, tatap muka, salah hitung, hancur lebur, jual beli, dan sebagainya. 2.1.7.2 Kata Kerja Majemuk Berafiks Merupakan kata kerja majemuk yang mengandung afiks tertentu. Contoh: menyebarluaskan, berdiam diri, mengikutsertakan, mengambil alih, dan sebagainya. Kata kerja ini terbagi menjadi tiga, yaitu kata kerja majemuk terikat (pangkalnya berupa bentuk majemuk yang tidak dapat berdiri sendiri), misalnya beriba hati, berkembang biak, kata kerja majemuk bebas (pangkalnya berupa bentuk
jamak
yang
dapat
berdiri
sendiri),
misalnya melipatgandakan,
menaikturunkan, dan kata kerja majemuk yang komponennya sudah berafiks, misalnya haus kekuasaan, hilang ingatan. 2.1.7.3 Kata Kerja Majemuk Berulang Kata kerja ini berlaku jika kemajemukannya bertingkat dan intinya adalah yang dapat direduplikasi. Contoh: naik-naik pangkat, pulang-pulang kampung, goyang-goyang kaki, dan sebagainya.
2.1.8 Hubungan Ketransitifan dengan Afiksasi Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara ketransitifan dengan afiksasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut; 1. Kata kerja yang dapat berdiri sendiri tanpa afiksasi dapat bersifat transitif dapat pula intransitif. Contoh: makan, minum, mandi, tidur. 2. Kata kerja yang berprefiks ber- bersifat intransitif. Contoh: berjalan, berjemur, berdasarkan, bermandikan.
24
3. Kata kerja yang berprefiks meng- tanpa sufiks dapat bersifat transitif maupun intransitif. Contoh: membeli, membaca, mendarat, merakyat. 4. Semua kata kerja yang bersufiks –i, kecuali kata kerja tertentu seperti menyerupai dan memadai, bersifat transitif. Contoh: merestui, memukuli, menugasi, mendekati. 5. Kata kerja yang berprefiks meng- dan bersufiks –kan, kecuali merupakan, selalu bersifat transitif. Contoh: mengerjakan, membelikan, menidurkan, menyerahkan. Ada kata kerja tertentu yang objeknya tidak dinyatakan secara eksplisit. Misalnya, menggembirakan, menyedihkan, merugikan, menguntungkan. 6. Jika prefiks meng- membentuk kata kerja intransitif, maka pasangannya dengan sufiks –kan atau –i merupakan kata kerja ekatransitif. Contoh: menguning, mengeras (intransitif), sedangkan menguningkan dan mengerasi adalah kata kerja ekatransitif. Ada pengecualian pada menyerah (intransitif), menyerahi (dwitransitif). 7. Jika prefiks meng- membentuk kata kerja ekatransitif, maka pasangannya dengan sufiks –kan sering tergolong kata kerja dwitransitif. Contoh: membeli, mengambil, mencari (ekatransitif), sedangkan membelikan, mengambilkan, mencarikan (dwitransitif). 8. Jika prefiks meng- membentuk kata kerja ekatransitif, maka penambahan sufiks -i, tetap menjadi ekatransitif.
2.2 2.2.1
Graf dan Graf Berarah Pengertian Graf Graf adalah pasangan terurut (V, E) dengan V adalah himpunan berhingga
dan takkosong dari elemen-elemen graf yang disebut simpul (node, vertex) dan E adalah himpunan pasangan takterurut dari simpul-simpul berbeda di V. Setiap
{p, q}∈ E (dengan
p, q ∈ V ) disebut sisi (edge) dan dikatakan menghubungkan
simpul-simpul p dan q.
(Foulds 1992)
25
2.2.2
Graf Berarah Graf berarah (directed graph, digraf) dapat didefinisikan sebagai suatu
pasangan terurut (V,A) dengan V himpunan takkosong dan berhingga dan A adalah himpunan pasangan terurut dari elemen-elemen berbeda di V. Elemen di A biasa disebut sisi bearah (arc). (Foulds 1992) Arc merupakan sisi yang menghubungkan satu simpul dengan simpul lainnya, dilambangkan dengan tanda panah berarah maupun tidak berarah.
2.3
Knowledge Graph (KG) Salah satu metode yang berguna untuk meringkas teks yang saat ini sedang
berkembang adalah knowledge graph atau KG. Metode ini pertama kali muncul pada tahun 1982 di Department of Sociology, Groningen, Belanda. Penelitian ini kemudian diteruskan oleh Prof. Dr. C. Hoede di Universitas Twente. KG adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikan teks tersebut ke dalam bentuk graf (Zhang & Hoede 2000). KG
merupakan
graf
berarah
yang
terdiri
atas
vertex
untuk
merepresentasikan konsep dan link untuk merepresentasikan relasi antarkonsep dengan himpunan relasi yang terbatas (Lehmann 1992). KG merupakan kombinasi dan integrasi antargraf yang diekstrak dari berbagai teks sehingga dapat tergambarkan suatu konsep dan relasinya. Proses untuk mengekstrak informasi dari suatu teks disebut text analysis. Lebih lanjut Kramer (1996) mengatakan bahwa KG adalah suatu instrumen yang menggambarkan struktur terkonsep yang sudah tertentu sehingga relasi-relasi antara suatu rangkaian dapat diminimalkan dan terbatas. Tujuannya mengekstrak relasi-relasi dari sebuah teks yang menerangkan suatu subjek pada bidang tertentu untuk dituangkan dalam bentuk graf (Vries 1989). Pada dasarnya teori KG terdiri atas concept, binary relationship, dan multivariate relationship (Zhang 2002).
26
2.3.1 Konsep Dalam graf, konsep diinterpretasikan dengan node. Menurut van den Berg (1993), konsep dapat dinyatakan sebagai token (simbol, tanda, karakteristik, dsb), type, dan name. Token adalah konsep yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing, hal ini berakibat adanya unsur subjektivitas. Misalnya ketika berhadapan dengan kata rambutan maka akan muncul dalam pikiran tiap-tiap orang bisa rasa, bentuk, warna, dan sebagainya. Token dalam KG dinyatakan dengan
, yang menandakan adanya sebuah konsep dan dapat
disejajarkan dengan fungsi argumen dalam logika. Adapun type dan name memiliki kondisi yang hampir sama, keduanya dapat dibedakan dari relasi yang menghubungkannya dengan token. Type merupakan konsep yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena ada kesepakatan sebelumnya, sedangkan name adalah sesuatu yang bersifat individual.
2.3.2 Word graph Word graph adalah konsep dan relasi yang direpresentasikan dalam bentuk graf (Zhang & Hoede 2000). Dalam teori KG, pengetahuan baru akan terkandung dalam sebuah teks yang diringkas dari dokumen tertentu dan dinyatakan dengan text graph. Text graph adalah gabungan beberapa sentence graph. Di bawah sentence graph terdapat word graph yang merupakan graf kata dan menyatakan arti dari kata. Text graph Sentence graph Word graph Gambar 2 Pembentukan text graph.
2.3.3 Relasi dan Aspek-aspek Ontologi Relasi adalah suatu hubungan yang menghubungkan antara konsep yang satu dengan yang lain. Dalam teori KG terdapat aspek ontologi sebagai gambaran
27
beberapa konsep dan relasi antarkonsep yang dimaksudkan untuk mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan konsep, relasi, dan logikanya. Dengan cara seperti ini sebuah model dapat dibangun untuk memahami bahasa alami. Teori KG memperkenalkan ontologi word graph berupa token yang dinyatakan dengan node dengan simbol
, 9 binary relationships, dan 4 frame
relationships yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Zhang 2002): 1. Relasi kesamaan (ALIKENESS/ALI) Relasi ini digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Contoh : “padi” adalah type padi
ALI
Gambar 3 Contoh penggunaan relasi ALI. 2. Relasi kausalitas (CAUSALITY/CAU) Relasi ini menggambarkan hubungan sebab dan akibat antara sesuatu yang saling memengaruhi. Relasi ini dapat digunakan dalam menghubungkan dua konsep yang terdiri atas kata benda dan kata kerja, antara subjek petani dan predikat (kata kerja tanam) maupun predikat dengan objek padi. Contoh: Petani menanam padi. petani
ALI
CAU
CAU
ALI
padi
ALI tanam Gambar 4 Contoh penggunaan relasi CAU. 3. Relasi kesederajatan (EQUALITY/EQU) Relasi ini digunakan untuk menunjukkan konsep yang sederajat, mengungkapkan dua hal yang identik. Dapat pula dikatakan bahwa relasi ini untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Kalimat yang menyatakan relasi EQU biasanya menggunakan kata adalah, merupakan, dan sebagainya. Contoh: Montong adalah nama duren, karena adalah dapat direpresentasikan dengan relasi EQU maka gambar montong sebagaimana terlihat pada Gambar 5 (kiri). Relasi EQU juga dapat digambarkan dengan tanda hubung seperti Gambar 5 (kanan) jika menunjukkan dua buah konsep yang sama.
28
EQU
montong EQU
Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU 4. Relasi yang bertautan (SUBSET/SUB) Relasi ini menggambarkan dua buah token yang mengekspresikan rangkaian secara bertautan, maksudnya sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Dalam relasi, jika diberikan dua buah konsep A dan B, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu konsep A lebih luas dari B atau sebaliknya konsep B lebih luas dari A. Dasar relasi ini menggambarkan satu bagian dari sebuah konsep yang utuh sehingga fungsi SUB erat kaitannya dengan konsep kepemilikan. Contoh: Daun bagian dari pohon. Karena bagian merepresentasikan relasi SUB maka word graphnya sebagai berikut. daun
ALI
SUB
ALI
pohon
Gambar 6 Contoh penggunaan relasi SUB.
5. Relasi perbedaan (DISPARATNESS/DIS) Relasi ini menggambarkan bahwa antara dua token tidak ada hubungannya. Logika matematikanya jika A DIS B, maka A
B =
.
Contoh: Padi berbeda dengan ubi. berbeda merupakan satu contoh relasi DIS sehingga word graphnya sebagai berikut. ALI
padi
DIS
ALI
ubi
Gambar 7 Contoh penggunaan relasi DIS. 6. Relasi yang berurutan (ORDERING/ORD) Relasi ini menjelaskan bahwa dua benda memiliki urutan satu sama lain, bisa urutan waktu maupun urutan tempat. Contoh: dari awal sampai akhir. dari dan sampai menggambarkan relasi ORD sehingga contoh di atas dapat dibuat word graphya sebagai berikut. awal
ALI
ORD
ALI
Gambar 8 Contoh penggunaan relasi ORD.
akhir
29
7. Relasi atribut (ATTRIBUTE/PAR) Relasi PAR digunakan untuk menjelaskan satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Misalnya daun hijau, kata hijau merupakan atribut dari daun. Karena hijau merupakan atribut dan merepresentasikan relasi PAR maka dapat dibuat word graph sebagai berikut. hijau
ALI
PAR
ALI
daun
Gambar 9 Contoh penggunaan relasi PAR. 8. Relasi kebergantungan informasi (SKOLEM/SKO) Relasi ini berlaku jika konsep yang satu informasinya bergantung pada konsep yang lain. Relasi SKO dalam KG menyatakan informasi bergantung dan mampu menggambarkan kuantifikasi. Selain itu, digunakan juga dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun universal quantifiers (van den Berg, 1993). Contoh: nilai a bergantung b a
ALI
SKO
ALI
b
Gambar 10 Contoh penggunaan relasi SKO. 9. Ontologi FOCUS (F) Ontologi F, di sini disimbolkan dengan
, digunakan untuk menunjukkan
fokus dari suatu graf. Contoh: Petani menanam padi, fokus dalam kalimat tersebut adalah token petani yang digambarkan dengan token berarsir. petani
ALI
CAU
CAU
ALI
ALI tanam Gambar 11 Contoh penggunaan ontologi F. Kemudian 4 frame relationships, yaitu; 1) Focusing on a situation
: FPAR
2) Negation of a situation
: NEGPAR
3) Possibility of a situation
: POSPAR
4) Necessity of a situation
: NECPAR
padi
30
Empat frame di atas dapat merepresentasikan sebuah pernyataan yang dibentuk dalam graf, misalnya p = bulan ini panen, dinyatakan dengan frame. Maka negasi dari p dapat dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NEGPAR. Frame dengan relasi POSPAR dapat ditambahkan dalam graf p jika menjadi modal preposisi, hal itu juga berlaku untuk NECPAR. Berikut adalah gambarnya. NEG
p
NEC
POS
p
p
p
Gambar 12 Contoh penggunaan 4 frame relationships. Gambar di atas secara berturut-turut dapat diartikan sebagai bulan ini panen, bulan ini tidak panen, mungkin bulan ini panen, dan seharusnya bulan ini panen.
2.3.4 Kata Kerja dan Ekspresinya dalam KG Sebagaimana diuraikan pada bagian awal Bab 2, kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Secara umum berdasarkan relasi predikatnya, kata kerja terbagi menjadi dua yaitu kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Hoede dan Nurdiati (2008a) memberi acuan contoh sentence graph kalimat aktif dan pasif yang dapat ditransformasi sebagai berikut: Petani mencangkul sawah dan Sawah dicangkul petani. Sentence graph kalimat tersebut adalah: petani
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
sawah
mencangkul
Cangkul Gambar 13 Contoh word graph kata mencangkul. Gambar 13 menunjukkan bahwa kata kerja mencangkul merupakan proses pekerjaan sehingga word graphnya sebagaimana dibatasi garis putus-putus. Letak fokus (token berarsir) berada pada kata kerja yang satu frame dengan subjek petani. Hal ini berbeda dengan kata kerja dicangkul yang fokusnya satu frame
31
dengan objek sawah. Perbedaan ini karena posisi subjek memiliki makna tidak sama dalam kalimat aktif dan pasif. Berikut adalah word graph yang terbangun. petani
ALI
CAU
CAU ALI
ALI
sawah ALI dicangkul
cangkul Gambar 14 Contoh word graph kata dicangkul. Contoh berikut juga memberikan penjelasan word graph kata kerja dengan penambahan prefiks ber-, misalnya kata berangkat yang berupa kata kerja aktif intransitif dan menggambarkan sebuah proses serta bermakna meninggalkan. Berikut adalah word graph dari kata kerja berangkat.
ALI
ALI
berangkat
angkat Gambar 15 Contoh word graph kata berangkat.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini disajikan beberapa tahapan yang dilaksanakan pada penelitian ini : 3.1
Studi literatur awal dokumen berbahasa Indonesia Tahapan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan bahan pustaka
yang relevan dengan tema yang dibahas. Studi yang dilakukan penulis yaitu dengan mencari teks yang dititikberatkan pada dunia pertanian untuk kemudian dipilih kata kerja yang nanti akan dianalisis.
3.2
Kodifikasi kata kerja Setelah dilakukan studi literatur, penulis melakukan kodifikasi kata kerja
yang sudah dipilih melalui beberapa teks. Di samping itu juga, untuk melengkapi kodifikasi, dilakukan penulusuran atas kata kerja di dalam kamus bahasa Indonesia agar didapatkan model kata kerja yang lebih variatif.
3.3
Analisis kata kerja Sebagaimana dijelaskan dalam kajian pustaka, struktur bahasa Indonesia
berbeda dengan bahasa Inggris. Pada bagian ini, penulis melakukan analisis terhadap kata kerja yang sudah terkumpul dengan cara melakukan analisis aturan dan struktur pembentukan kata kerja yang bersangkutan sehingga didapatkan pembentukan kata kerja dari sudut pandang bahasa Indonesia yang baku. Pengklasifikasian kata kerja tersebut berdasarkan bentuk dan kedudukan objek pada kata kerja itu. Dari sinilah didapat kata kerja dasar dan kata kerja turunan serta kata kerja transitif dan kata kerja intransitif.
3.4
Membuat aturan pembentukan word graph kata kerja Pada tahapan ini, penulis membuat aturan word graph masing-masing kata
kerja yang sudah terkumpul berdasarkan aturan pembentukan kata kerja bahasa Indonesia. Dalam aturan word graph ini, penulis mengkaji beberapa word graph yang sudah dibuat oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk kemudian dipadukan dan dianalisis sehingga aturan word graph yang terbentuk sesuai dan sejalan
33
dengan aturan word graph yang sudah ada. Dari tahapan ini juga dicari pola umum yang menjadi patokan dalam pembentukan word graph kata kerja lain.
3.5
Pengujian hasil aturan word graph Hasil word graph yang sudah terbangun kemudian diuji untuk kata kerja
lain yang struktur dan aturan pembentukannya sama sehingga akan didapat word graph yang umum. Langkah-langkah metode penelitian di atas dapat dibuat flowchart sebagai berikut. Start
Literatur teks bahasa Indonesia
Kodifikasi kata kerja
Analisis kata kerja
Aturan pembentukan word graph
Pengujian aturan pembentukan word graph
stop Gambar 16 Flowchart metode penelitian.
34
RENCANA KEGIATAN
Kegiatan
Mei 1 2
3
Juni 4
1 2
3
Juli 4
1 2
3
Agustus 4
1 2
3
Kolokium Pengajuan Proposal Penelitian Sidang Komisi I Sidang Komisi II Seminar Ujian Thesis
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 2. Foulds L. R. 1992. Graph Theory and Applications. New York : Springer Verlag. 3.
Hoede C. 2005. Structuralistic Linguistic: The Case of Knowledge Graph Theory. Twente University Press. Netherland
4.
Hoede C, Nurdiati S, 2008. A Graph Theoretical Analisys of Certain Aspects of Bahasa Indonesia, Memorandum No. 1870. Department of Applied Mathematics. University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 18744850
5.
Keraf, Gorys. 1984. Tata bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas, Jakarta: Nusa Indah.
4
35
6.
Zhang Lei. 2002. Knowledge Graph Theory and Structural Parsing. Twente University Press. The Netherland
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Struktur Kata Kerja Ciri-ciri lengkap kata kerja dapat diketahui dengan mengamati bentuk morfologis, perilaku sintaksis, dan perilaku semantis secara menyeluruh dalam kalimat. Dalam penelitian ini, mulanya dilakukan studi literatur atas teks bahasa Indonesia kemudian dikodifikasi kata kerja yang sudah terpilih. Selanjutnya, setiap kata kerja yang sudah terkumpul dianalisis. Analisis ini memberikan gambaran bahwa struktur kata kerja antara yang satu dengan yang lain tidak sama. Dari hasil studi literatur yang telah dilakukan terhadap beberapa teks yang terkait dengan pertanian serta peninjauan dalam kamus bahasa Indonesia terhadap kata kerja didapatkan bahwa secara umum kata kerja terbagi menjadi dua, kata kerja dasar dan kata kerja turunan. Selain itu, dari bentuk morfologis kata kerja juga terbagi dua, kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Lebih jelas, pembagian ini dijabarkan dan menjadi acuan dalam pembuatan word graph pada subbab berikutnya.
4.2 Pembentukan Word Graph Kata Kerja Word graph merupakan graf dari kata. Teori knowledge graph memberikan penjelasan bahwa setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph sebagai pernyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu, kata kerja juga memiliki word graph yang beragam bergantung pada bentuk dan struktur kata kerjanya. Pada bahasan berikutnya dijelaskan struktur kata kerja beserta word graph yang dibuat.
4.2.1
Kata Kerja Dasar (KKD) Dari hasil analisis struktur kata kerja, ada banyak kata kerja yang terbentuk
dari dasar. Kata kerja ini merupakan kata kerja murni yang belum mendapat afiksasi, misalnya bangun, datang, duduk, dan sebagainya. Pembentukan word graph kata kerja dasar dapat dibuat langsung dengan memberikan relasi ALI antara sebuah type dan token. Adapun token fokus pada pembentukan word graph
35
kata kerja dilambangkan dengan
. Contoh word graph beberapa kata kerja dasar
diberikan pada Tabel 1. Tabel 1 Contoh word graph kata kerja dasar KKD Word graph KKD Word graph panen
pergi
ALI
pergi
tumbuh
datang
ALI
datang
ALI
tahan
petik
ALI
petik
ALI
gali
ambil
ALI
ambil
ALI
tanam
gugur
ALI
gugur
panen
ALI
tumbuh
ALI
tahan
gali
tanam
Beberapa contoh di atas juga mengindikasikan bahwa bentuk umum word graph kata kerja dasar (KKD) adalah sebuah token yang merepresentasikan suatu konsep dengan relasi ALI. ALI
KKD
Gambar 17 Bentuk umum word graph kata kerja dasar. Kata kerja lain yang tergolong dalam kata kerja dasar diberikan pada Tabel 2. ada balik bangkit balas bangun benci balut bagi bantu bangkit butuh buka bunuh beli
Tabel 2 Contoh kata kerja dasar. hendak mandi hinggap minum ikut masuk ingat mundur ingin mohon jangkit muncul jatuh mau jadi minta karam mulai kasih mangkir keluar naik kenal percaya kalah pindah lewat pingsan
sakit selesai sampai sahut sesak surut tampil terjun tiba tutup turun timbul tahan tembak
36
bayar bawa cari cebur cinta duduk diam gagal hidup hilang hadap 4.2.2
Tabel 2 Contoh kata kerja dasar.(lanjutan) putus lulus pukul lunas lupa patah luput punya lari potong lenyap pilih lapor roboh lepas rugi lipat sesat mati singgah makan sadar
terbit tidur terbang tahu tampak usai tabur sebar tinggal kerja suka
Kata Kerja Turunan Kata kerja turunan adalah kata kerja yang dibentuk dengan menambahkan
afiks pada kata atau kelompok kata. Dengan demikian dapat diperoleh kata kerja mendarat, membeli, bersepeda, dan sebagainya. Kata kerja turunan sendiri ada yang transitif dan ada pula yang intransitif.
4.2.2.1 Kata Kerja Transitif Dari segi maknanya, kata kerja transitif mengungkapkan peristiwa yang melibatkan dua atau tiga maujud, pertama pelaku dan kedua sasaran. Contoh kata membelikan, mencangkul, mengambil, dan sebagainya. Kata membelikan tidak dapat berdiri dengan subjek saja melainkan harus ada objek sebagai sasaran. Kata kerja transitif dapat terbentuk dari prefiks meng-, afiks meng--kan, afiks meng--i, afiks memper--kan/-i, prefiks di- dan ter- serta reduplikasi.
a. Prefiks mengPenambahan prefiks ini hanya berlaku pada kata kerja dasar dan tidak merusak kelas kata dan makna dari kata kerja dasar tersebut, maksudnya prefiks meng- mengandung arti sama dengan kata kerja dasar sebelum mendapat penambahan meng-, yakni melakukan pekerjaan atau kegiatan. Pembentukan word graph kata kerja ini berupa dua token sebagai representasi dari pelaku dan kata kerja dasar, kemudian masing-masing diberikan relasi ALI, sementara fokus berada pada token ambil sebagai kata kerja dasar. Kedua token diberi relasi CAU sebagai gambaran bahwa token tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Contoh
37
mengambil, yang berarti melakukan pekerjaan ambil. Word graph dari kata kerja mengambil dapat dilihat pada contoh berikut. CAU
CAU ALI
ALI
mengambil
ambil Gambar 18 Word graph kata kerja mengambil. Word graph kata mengambil berupa dua token yang dibatasi oleh frame putus-putus. Contoh lain yaitu membawa dan menanam, kedua kata kerja ini juga berarti melakukan kegiatan. Seperti word graph kata mengambil, word graph dari membawa dan menanam digambarkan pada Gambar 19. orang
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
air
membawa
bawa Gambar 19 Word graph kata kerja membawa. Membawa merupakan bentuk kata kerja transitif sehingga word graphnya berupa dua token yang direlasikan dengan CAU, sementara itu fokus berada pada token sebelah kanan. orang
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
padi
menanam
tanam Gambar 20 Word graph kata kerja menanam Selain mengambil, membawa, dan menanam, kata kerja bentukan dari prefiks meng- yang transitif ini jumlahnya sangat banyak. Dalam bahasan lebih lanjut, prefiks meng- dapat ditransformasi menjadi mem- atau me- karena perubahan bentuk (morfofonemik). Adapun aturan pembentukan word graph kata kerja meng- secara umum dapat dilihat pada Gambar 21.
38
CAU
CAU ALI KKD
Gambar 21 Bentuk umum word graph kata kerja meng-. Beberapa contoh kata kerja yang mendapat prefiks meng- dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Contoh kata kerja dengan prefiks meng-/mem-/me. melempar meminjam membangun mengambil memahat memroses membantu mengukur memanggil memulai membawa mengikat memasak memukul membelah mengolah memasang memproduksi membeli menggarap membagi mencangkul membelok mengharap membakar membajak memberi mengatur memeriksa memetik membuka menggali memilih memotong memelihara menghitung meningkat membuang menyiram mengkaji b. Afiks meng--kan Kata kerja yang terbentuk dari afiksasi meng--kan memiliki arti umum benefaktif yaitu melakukan pekerjaan atau proses, tetapi proses di sini melibatkan dua buah objek agar terbangun pengertian yang utuh. Meski demikian ada juga contoh kata kerja yang dapat membentuk kalimat dengan satu objek. Jika melihat kelaziman dalam penggunaan bahasa Indonesia maka tidak semua kata kerja yang terbentuk dari prefiks meng- dapat dibentuk juga menjadi afiks meng--kan. 1) Bentukan dari kata kerja dasar Makna kata kerja ini adalah melakukan perbuatan atau menyebabkan sesuatu/ seseorang menjadi. Gambaran dari word graph ini adalah relasi CAU antara dua token yang merepresentasikan subjek dan kata kerja dasar, kemudian tiap-tiap token diberi relasi ALI. Selain itu ada juga token yang merepresentasikan objek. Objek dalam pola ini dapat berjumlah dua, artinya ada satu objek tambahan sehingga kalimatnya menjadi lengkap. Contoh kata kerja yang mendapat afiks meng--kan dengan dua objek agar terbangun kalimat yang utuh adalah membelikan yang wordgraphnya seperti Gambar 22.
Ayah
39
ALI ALI
CAU
CAU
ALI ALI
ALI
pupuk
membelikan
beli Gambar 22 Word graph kata kerja membelikan. Namun demikian bentuk ini juga dapat dibuat kalimat dengan satu objek dan tidak memengaruhi posisi kata yang lain. Sebagai contoh kata membelikan yang dapat dibuat word graph lebih sederhana dengan satu objek. ALI
Ayah
CAU
CAU
ALI ALI
ALI
pupuk
membelikan
beli Gambar 23 Word graph lain kata kerja membelikan. Baik word graph pertama maupun kedua, letak fokus berada pada token beli sebagai inti dari perbuatan yang dilakukan subjek. Perbedaan kedua word graph di atas adalah word graph pertama mengandung pengertian benefaktif yaitu bahwa orang yang dikenai kegiatan dari subjek ditampakkan atau melakukan perbuatan untuk orang lain, sedangkan word graph yang kedua hanya melihat sesuatu yang telah dilakukan subjek tanpa mengindahkan kepada siapa sesuatu itu diberikan. Contoh lain adalah kata membinasakan yang word graphnya pada Gambar 24. Ayah
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
hama
membinasakan
binasa Gambar 24 Word graph kata kerja membinasakan. Tabel berikut adalah contoh kata kerja yang mendapat afiks meng-/mem/me--kan.
40
Tabel 4 Contoh kata kerja afiks meng-/mem-/me--kan dengan dasar kata kerja. melemparkan membawakan meminjamkan membagikan memanggilkan membelahkan mencarikan membangunkan memasakkan membelikan memilihkan melukiskan memasangkan membelokkan membuatkan menggoyangkan membicarakan memberikan mengupaskan mencurikan membangkitkan membukakan menjualkan menggorengkan memandikan meningkatkan mengambilkan menaikkan 2) Bentukan dari kata benda Bila kata kerja meng-kan dasarnya adalah kata benda maka makna kata kerja yang bersangkutan adalah menjadikan atau menganggap objek sebagai. Contoh kata mengisyaratkan dengan word graphnya sebagai berikut. Ayah
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
sesuatu
mengisyaratkan
isyarat Gambar 25 Word graph kata kerja mengisyaratkan. Mengisyaratkan dapat dibangun satu word graph yang merepresentasikan token subjek dan predikat dengan frame putus-putus merupakan pembatasnya. Adapun objek dari kata kerja mengisyaratkan juga digambarkan dengan token. Letak fokus berada pada konsep isyarat sebagai kata kerja dan inti perbuatan yang dilakukan subjek. Masing-masing direlasikan dengan CAU, sementara karena subjek, predikat, dan objek merupakan sebuah konsep maka relasi masing-masing adalah ALI. Contoh lain adalah mengakibatkan, yang berarti menjadikan akibat. Word graph dari kata mengakibatkan terlihat pada Gambar 26.
hewan
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
kerusakan
mengakibatkan
akibat Gambar 26 Word graph kata kerja mengakibatkan.
41
Adapula bentukan dari kata benda yang mengandung ciri semantik lokasi contoh merumahkan, meminggirkan, memetieskan, dan sebagainya. Kata kerja ini berarti menempatkan pada lokasi. Contoh word graph bentukan ini misalnya dari kata meminggirkan yang memiliki word graph sebagai berikut. orang
ALI
CAU
CAU
ALI ALI
ALI
tanah
meminggirkan
pinggir Gambar 27 Word graph kata kerja meminggirkan. Contoh kata kerja lain yang strukturnya sama adalah merumahkan, memondokkan, memojokkan, dan memetieskan. Adapun contoh kata kerja meng-kan yang tidak memiliki makna semantik lokasi adalah menjagokan, menganaktirikan, merajakan, dan mencita-citakan. 3) Bentukan dari kata sifat (KS) Makna umum kata kerja meng--kan yang terbentuk dari kata sifat adalah melakukan perbuatan atau menyebabkan sesuatu/ seseorang menjadi. Misalnya, kata melupakan yang word graphya dapat digambarkan sebagai berikut.
orang
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
masalah
melupakan
lupa Gambar 28 Word graph kata kerja melupakan Gambar 28 menunjukkan bahwa melupakan berarti melakukan perbuatan lupa atau menyebabkan seseorang jadi lupa. Pembentukan word graphnya dengan menghubungkan relasi CAU pada dua buah token sebagai representasi subjek (orang) dan predikat (lupa). Tiap-tiap token merupakan konsep dengan relasi ALI. Fokus pada bentuk ini berada pada token lupa sebagai kata kerja. Karena melupakan merupakan bentuk transitif maka perlu objek dan pada contoh ini sudah digambarkan token sebagai representasi objek. Contoh lain adalah menghancurkan yang word graphnya seperti pada Gambar 29.
42
ALI
orang
CAU
CAU
ALI ALI
ALI
tanah
menghancurkan
hancur Gambar 29 Word graph kata kerja menghancurkan. Afiks meng--kan dapat bermakna kausatif, yakni membuat sesuatu menjadi. Pembentukan word graph ini dengan merelasikan CAU pada dua buah token sebagai representasi konsep pada subjek dan predikat. Penambahan token objek karenan pola ini merupakan bagian dari kata kerja transitif. Contoh bentukan ini adalah kata menguningkan yang artinya membuat sesuatu menjadi kuning. Word graph menguningkan digambarkan sebagai berikut. ALI
orang
CAU
CAU
ALI ALI
ALI
daun
menguningkan
kuning Gambar 30 Word graph kata kerja menguningkan. Fokus pada kata kerja menguningkan berada pada token kuning sebagai inti dari perbuatan yang dilakukan subjek. Contoh kata sifat yang diregulasi menjadi kata kerja dengan afiks meng--kan antara lain seperti menguningkan, meluaskan, menghijaukan, mengecilkan, menghitamkan, membesarkan, memanjangkan, memendekkan, menyejukkan, dan menyegarkan. 4) Bentukan dari yang lain Dasar dari bentukan ini bisa berupa kata tugas maupun frasa preposisional. Misalnya mengemukakan yang berasal dari ke muka, kata ini dapat dibentuk word graph sebagai berikut. orang
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
ide
mengemukakan
ke muka Gambar 31 Word graph kata kerja mengemukakan.
43
Word graph pada Gambar 31 terlihat sama dengan Gambar 30, hanya dasar pembentuknya yang berbeda, yakni dua buah token yang masing-masing berelasi ALI dengan kedua token tersebut dihubungkan dengan relasi CAU. Penambahan token sebagai objek juga mengindikasikan bahwa kata ini merupakan bentuk transitif.
Hal
serupa
juga
berlaku
untuk
contoh
mengesampingkan,
mengedepankan, mengeluarkan, dan sebagainya yang struktur dasarnya dari kata tugas maupun frase preposisional dan lazim digunakan dalam bahasa Indonesia. Lazim di sini dimaksudkan bahwa kata tersebut sering digunakan atau berlaku dalam bahasa Indonesia. Bentuk word graph kata kerja meng--kan secara umum dapat dilihat pada Gambar 32. CAU
CAU ALI KD
Gambar 32 Word graph kata kerja meng--kan. c. Afiks meng-i Afiks meng--i dapat mengubah status ketransitifan, prefiks meng- bersifat intransitif namun ketika diberi sufiks -i maka menjadi transitif. Dasar kata kerja transitif dengan afiks meng--i bisa berkategori kata kerja intransitif, kata benda, maupun kata sifat. Word graph kata kerja ini merupakan relasi CAU dua token yang merepresentasikan konsep yang berbeda yaitu subjek dan dasar kata. Tiaptiap token dibubuhi dengan relasi ALI. Berikut penjelasan dan contoh masingmasing. 1) Bentukan kata kerja dasar Makna dari bentukan ini adalah lokatif, yakni melakukan di/ke. Namun karena makna ini pada dasarnya menyatakan tempat, afiks ini mempunyai kemiripan dengan kata kerja dasar yang berpreposisi tertentu, contoh menduduki, mendatangi, dan memasuki. Gambar 33 menunjukkan word graph dari kata menduduki.
44
anak
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
meja
menduduki
duduk Gambar 33 Word graph kata kerja menduduki. Pembentukan word graph kata menduduki merupakan relasi CAU dua token sebagai gambaran dua konsep, pertama sebagai subjek dan kedua predikat. Bersamaan dengan itu, fokus berada pada kata duduk yang menunjukkan satu perbuatannya. Penelusuran lebih lanjut, ada akibat yang dilakukan anak yaitu duduk, menduduki sendiri berarti melakukan duduk (menyatakan tempat). Dalam hal ini perlu adanya objek karena bentuk menduduki juga transitif sehingga diperlukan token tambahan
sebagai objek (meja). Contoh lain adalah kata
mendatangi. Word graph kata mendatangi seperti pada Gambar 34 berikut. ALI
anak
CAU
CAU ALI
ALI ALI
Ibu
mendatangi
datang Gambar 34 Word graph kata kerja mendatangi. Contoh kata mendatangi juga bermakna melakukan pekerjaan yang berakibat datang dan bermakna lokatif sehingga jika melihat Gambar 34 pembentukan word graphnya merupakan relasi CAU dua buah token dan fokus berada di sebelah kanan yaitu tepat pada token datang. Adapun token ibu sebagai objek karena ketransitifan kata kerja ini. Contoh lain yang serupa strukturnya adalah kata memasuki yang pembentukan word graphnya dapat digambarkan seperti berikut. orang
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
ruangan
memasuki
masuk Gambar 35 Word graph kata kerja memasuki.
45
Makna lokatif dari afiks meng-i juga dapat memberikan makna yang kontras dengan afiks meng-kan untuk kata kerja yang sama. Seperti kata mendatangi dan mendatangkan, kata kerja pertama mengandung arti bahwa perbuatan dilakukan oleh pelaku, sedangkan kata kedua bermakna bahwa pelaku melakukan sesuatu yang mengakibatkan sasaran melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh kata dasar. Selain itu juga ada beberapa makna yang berbeda secara semantik meski diambil dari kata kerja dasar yang sama dan perbedaannya bisa menjadi sangat halus. Dari contoh word graph Gambar 33, Gambar 34, dan Gambar 35 dapat disimpulkan bahwa bentuk umum word graph kata kerja prefiks meng--i dengan dasar kata kerja sebagai berikut. CAU
CAU ALI KKD
Gambar 36 Word graph kata kerja meng--i dengan KKD. Contoh kata kerja yang mendapat afiksasi meng--i dan terbentuk dari kata kerja dasar adalah mendatangi, menduduki, memasuki, memanasi, menulisi, memetiki, mengetahui, mengajari, menyirami, memukuli, mengirimi, menaiki dan menjalani. 2) Bentukan kata benda Kata benda (KB) sebagai dasar pembentukan dihasilkan makna kata kerja meng-i yaitu melengkapi atau menaruh. Pembentukan word graph pada pola ini merupakan dua buah token yang berelasi CAU dan tiap-tiap token merupakan representasi dari konsep yang berelasi ALI. Adapun fokus berada pada dasar kata kerja pembentuk, sebagai contoh kata menggulai yang berarti menaruh gula dalam objek, sehingga word graphnya dapat digambarkan seperti berikut. CAU
CAU ALI
ALI
menggulai
gula Gambar 37 Word graph kata kerja menggulai.
46
Dapat pula dikatakan bahwa menggulai bermakna menaruh gula dalam objek dan objek tersebut bisa berupa apa saja. Pada Gambar 37 terdapat 3 token karena menggulai merupakan kata kerja transitif. Contoh lain adalah kata menggarami yang dapat dibentuk word graphnya seperti Gambar 38.
CAU
CAU ALI
ALI
menggarami
garam Gambar 38 Word graph kata kerja menggarami. Kedua contoh di atas memberikan kesimpulan bahwa bentuk umum word graph kata kerja afiks meng--i dengan dasar kata benda adalah relasi CAU dua buah token yang menggambarkan konsep yang satu dengan lainnya, sedangkan fokus berada pada token yang mewakili konsep kata pembentuknya, dalam hal ini kata benda. Berikut adalah bentuk umumnya. CAU
CAU ALI KB
Gambar 39 Word graph kata kerja meng--i dasar KB. Contoh kata kerja meng--i lain yang berasal dari bentukan kata benda adalah menggulai,
menggarami,
membumbui,
menamai,
meminyaki,
mengetuai,
mengepalai, dan membelakangi. 3) Bentukan kata sifat (KS) Makna kata kerja bentukan ini pada umumnya adalah kausatif, yakni menjadikan (objek). Contoh memanasi, mengotori, menerangi, dan membasahi. Selain makna menjadikan, kata kerja ini juga mengandung unsur lokatif. Pembentukan word graph pada kata kerja ini adalah dua buah token yang berelasi CAU, tiap-tiap token merupakan wujud konsep dari subjek dan predikat dengan relasi ALI. Fokus pada pola kata kerja ini berada pada token yang menyatakan
47
perbuatan yakni kata kerja pembentuknya. Perhatikan contoh word graph kata kerja memanasi berikut. ibu
ALI
CAU
CAU ALI
ALI ALI
nasi
memanasi
panas Gambar 40 Word graph kata kerja memanasi. Dapat dikatakan bahwa ada proses yang dilakukan ibu sehingga menyebabkan nasi menjadi panas, namun demikian ada perbedaan makna secara semantik pada dasar berupa kata sifat yang sama jika mendapat akhiran -i dan kan. Contoh lain adalah kata mengotori, yang word graphnya serupa dengan Gambar 40, berupa dua buah token berelasi CAU yang tiap-tiap token tersebut representasi dari konsep, sementara fokus tetap berada pada kata kerja pembentuknya yakni kata kotor. Gambar 41 adalah word graph kata mengotori. CAU
CAU ALI
ALI
mengotori
kotor Gambar 41 Word graph kata kerja mengotori. Hal ini dapat dimaknai bahwa mengotori merupakan aktivitas yang menjadikan sesuatu menjadi kotor. Karena mengotori juga merupakan kata kerja transitif maka gambar word graphnya berupa tiga token yang mengekspresikan subjek, predikat, dan objek. Dari contoh word graph kata memanasi dan mengotori dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum pembentukan word graph kata kerja ini mengikuti pola berikut.
CAU
CAU ALI KS
Gambar 42 Word graph kata kerja meng--i dasar KS.
48
Contoh kata kerja afiks meng--i yang terbentuk dari dasar kata sifat adalah memanasi, mengotori, menerangi, dan membasahi.
d. Afiks meng-per-kan/i Pada kelompok ini, jumlahnya terbatas dan variasi semantiknya juga tidak terlalu rumit. Dalam bentuk aktifnya, kebanyakan verba ini dibentuk dengan menambahkan meng- dan per- saja. Ada juga yang tidak cukup dengan penambahan itu, melainkan harus mendapat akhiran -kan maupun -i. Pembentukan word graph dari pola ini merupakan relasi CAU dua token yang menggambarkan hubungan antarkonsep subjek dengan dasar kata pembentuknya. 1) Bentukan dari kata kerja prefiks berPada afiks ini, bentukan dari kata kerja prefiks ber- bermakna ‘menjadikan objek’. Misalnya mempertemukan yang berasal dari kata bertemu. Makna dari kata mempertemukan adalah menjadikan bertemu, yang pembentukan word graphnya sebagai berikut. CAU
CAU ALI
ALI
mempertemukan
bertemu Gambar 43 Word graph kata kerja mempertemukan. Di sini sedikit berbeda dengan pembentukan word graph sebelumnya, yakni pada dasar pembentuknya yang merupakan kata kerja prefiks ber-. Sementara itu prefiks ber- sendiri memiliki word graph yang lain yang akan dibahas pada sub selanjutnya. Jika melihat gambar di atas, pembentukan word graphnya merupakan relasi CAU dua buah token yang masing-masing mewakili konsep tertentu, adapun token terakhir paling kanan adalah objek sebagai akibat dari bentuk kata kerja transitif. Contoh lain adalah kata mempersatukan dengan word graph seperti Gambar 44. CAU
CAU ALI
ALI
mempersatukan
bersatu Gambar 44 Word graph kata kerja mempersatukan.
49
Seperti halnya word graph sebelumya, kata mempersatukan memiliki makna menjadikan bersatu, sehingga word graphnya terbentuk dari dasar yang sudah berimbuhan ber-. Mempersatukan merupakan bentuk transitif sehingga word graphnya ditambah satu token yang merepresentasikan objek menjadi tiga token. Dari kedua contoh tersebut memberikan simpulan bahwa bentuk umum kata kerja pola ini sebagai berikut. CAU
CAU
ALI berKKD Gambar 45 Word graph kata kerja memper--kan/-i dasar berKKD. Contoh kata kerja lain yang dapat dikategorikan dalam bentukan ini adalah mempertunangkan, mempersenjatai, memperhitungkan, memperistrikan, dan mempersuamikan. Ada pula sekelompok kata kerja bentukan ini yang maknanya sama dengan kata kerja yang memakai preposisi, misalnya memperbincangkan yang bermakna berbincang tentang, memperingati bermakna ingat akan, memperjuangkan bermakna berjuang untuk, mempertanyakan bermakna bertanya tentang, mempergunjingkan bermakna bergunjing tentang, dan sebagainya. 2) Bentukan dari kata benda Bentukan dari kata ini memiliki makna memperlakukan, menganggap, atau menjadikan objek sebagai. Dalam hal itu dapat dibentuk word graph dengan contoh kata memperalat sebagai berikut. CAU
CAU ALI
ALI
memperalat
istri Gambar 46 Word graph kata kerja memperalat. Contoh kata memperalat bermakna menjadikan alat dan fokus berada pada token alat karena poin utama adalah pada alat tersebut. Dua token yang dimaksud
50
pada Gambar 46 sebagai konsep dari orang yang melakukan pekerjaan dan satu lagi sebagai kata pembentuknya. Selain itu dapat disambung dengan token lain sebagai objek sehingga bermakna menjadikan objek itu alat. Contoh word graph lain dari bentukan ini adalah sebagaimana Gambar 47. CAU
CAU ALI
ALI
memperbudak
budak Gambar 47 Word graph kata kerja memperbudak. Dapat pula dikatakan bahwa memperbudak bermakna menganggap sebagai budak, jika dibuat kalimat seperti sentence graph di atas maka makna yang terkandung adalah menganggap orang sebagai budak. Kata-kata lain yang dapat dikategorikan dalam bentukan ini adalah mempersuami, memperhamba, memperkuda, mempersuamikan, dan memperistri. Adapun pola umum word graph bentukan ini seperti gambar berikut. CAU
CAU
ALI KB Gambar 48 Word graph kata kerja memper--kan/-i dasar KB. 3) Bentukan dari kata sifat Salah satu makna dari kata kerja yang diturunkan dengan memper- dan -kan atau -i adalah kausatif. Makna ini berlaku untuk kata kerja yang dasarnya berupa kata sifat. Contoh kata kerja ini adalah memperkecil dengan pembentukan word graphnya sebagai berikut. CAU
CAU
ALI
ALI
memperkecil
kecil Gambar 49 Word raph kata kerja memperkecil.
51
Memperkecil di sini berarti membuat sesuatu lebih kecil dari sebelumnya. Pembentukan word graphnya berupa dua buah token yang mewakili konsep kata pembentuk dan konsep sesuatu, sementara fokus berada pada token kecil sebagai kata pembentuk. Memperkecil merupakan kata kerja transitif sehingga ada penambahan token sebagai gambaran yang dikenai perbuatan. Dalam hal ini juga berbeda dengan mengecilkan atau mengecil, pada mengecilkan token sebelum fokus merupakan subjek berupa orang sedangkan pada memperkecil token sebelum fokus merupakan suatu benda meskipun dapat diawali lagi dengan subjek orang. Sepertinya ada perbedaan jika dikaitkan dengan kata kerja meng--kan, misalnya mengecilkan, yang berarti membuat sesuatu yang tadinya besar menjadi kecil. Contoh lain bentukan ini seperti Gambar 50. CAU
CAU
ALI
ALI
mempersulit
sulit Gambar 50 Word graph kata kerja mempersulit. Contoh di atas juga diartikan bahwa membuat sesuatu menjadi lebih sulit dari sebelumnya, selain itu word graph kata mempersulit dapat ditambah dengan token lain sebagai objek. Selain makna umum di atas, ada juga dasar kata sifat yang maknanya menyimpang atau abstrak, seperti mengindahkan, yang dapat bermakna
membuat
indah
atau
memperhatikan,
demikian
juga
kata
memperpanjang, bermakna membuat lebih panjang atau menambah masa berlakunya. Tabel berikut adalah daftar beberapa kata kerja memper-kan/i yang dibentuk dari kata sifat.
52
Tabel 5 Contoh kata kerja afiks memper--kan/i dengan dasar kata sifat. memperbesar memperbaiki memperberat mempercantik mempercepat memperdalam
memperhalus memperindah memperjelas memperkuat memperkecil memperkeruh
memperlemah memperlambat memperluas mempermudah memperpanjang memperpendek
memperingan mempersulit mempersukar mempersempit mempersingkat mempertinggi
Penjelasan beberapa contoh di atas menyimpulkan bentuk umum word graph dari pola kata kerja afiks memper--kan/i dengan dasar kata sifat sebagai berikut. CAU
CAU ALI KS
Gambar 51 Word graph kata kerja memper--kan/-i dasar KS. e. Prefiks di- dan terKata kerja transitif yang berprefiks meng- baik mendapat kombinasi prefiks lain atau tidak dapat diubah menjadi prefiks di- sehingga menjadi kalimat pasif. Contoh memakai dapat diubah menjadi dipakai dengan word graphnya sebagai berikut. CAU
CAU ALI
ALI
dipakai
pakai Gambar 52 Word graph kata kerja dipakai. Word graph kata dipakai merupakan relasi CAU dua token. Frame putusputus berada pada token kata kerja dan objek, sementara fokus tetap pada kata kerja dasar, hal ini berbeda dengan kata kerja yang mendapat prefiks meng-. Perlu diperhatikan bahwa perbedaan dengan prefiks meng- terletak pada frame putusputusnya. Pada prefiks meng-, frame putus-putus pada subjek dan kata kerja sementara prefiks di- pada kata kerja dan objek. Contoh lain dengan sufiks tertentu adalah kata ditinggalkan, yang word graphnya seperti Gambar 53.
53
CAU
CAU ALI
ALI
ditinggalkan
tinggal Gambar 53 Word graph kata kerja ditinggalkan. Meskipun mendapat sufiks, word graph kata kerja ini tetap sama dengan word graph kata kerja tanpa sufiks. Fokus tetap berada di dasar kata kerja dan frame membatasi token fokus dan objek. Kata-kata lain yang strukturnya sama adalah sebagaimana dalam tabel berikut. Tabel 6 Contoh kata kerja prefiks di-. dipahat dicangkul diajari dipanggil didatangi dibagi dipasang diduduki dibajak dipilih digali dibakar dipetiki digulai dibangun dipersulit digarami dibantu dipersukar diketuai dibawa diperpanjang dikepalai dibelah diperpendek diketahui dibeli diperbaiki dilempar diberi diperkecil dimasak dibuka diperluas dinamai dibelakangi dipersempit dimasuki dibuang dipertinggi dipanasi dibumbui
diperendah dipelihara dipetik dipotong diperiksa diperjelas diperbesar diperdalam diperberat diperindah dipermudah disiram ditulisi ditingkatkan
Prefiks ter- juga erat kaitannya dengan prefiks di-. Pada umumnya setiap kata kerja transitif yang berprefiks meng- bisa diubah menjadi kata kerja dengan ter-. Sebagaimana di-, apabila kata kerja aktifnya memiliki sufiks maka sufiks tadi tetap dipertahankan. Sebagai contoh kata terbawa dengan word graphnya seperti Gambar 54. CAU
CAU ALI
ALI
terbawa
bawa Gambar 54 Word graph kata kerja terbawa.
54
Kata terbawa memiliki makna adanya unsur ketidaksengajaan. Selain makna itu, prefiks ter- juga dapat bermakna dapat di, namun makna ini biasanya didahului oleh pernyataan negatif tidak atau tak. Contohnya adalah (tidak) terjangkau. Kata ini dapat dibentuk word graphnya sebagai berikut. CAU
CAU ALI
ALI jangkau
tidak terjangkau
NEG
Gambar 55 Word graph kata kerja tidak terjangkau. Pada word graph di atas, dibatasi oleh frame yang terdapat di dalamnya frame kecil NEG yang berarti negatif atau tidak. Penambahan frame NEG tersebut berakibat pada makna tidak dapat dijangkau. Ada juga makna yang menyatakan bahwa peristiwa atau keadaan yang dinyatakan oleh kata kerja itu telah tercapai, tetapi tidak ada penekanan mengenai siapa yang melakukan perbuatan itu, misalnya kata terputus. Contoh kata kerja ter- lainnya diberikan pada Tabel 7. terangkat terabaikan teratasi terbawa terbangun terbantu terbelah terbuka
Tabel 7 Contoh kata kerja prefiks ter-. terpelihara terjual terbuang terpilih terletak terbeli terpotong terlempar terbagi tersirami termasuk terbakar terselesaikan termakan tercapai tersampaikan terpanggil terimbangi tertukar terpasang teringat tertelan terpenuhi terjangkau
Dari uraian dan contoh di atas, ada kesamaan pembentukan word graph kata kerja prefiks di- dan ter-, sehingga keduanya memiliki word graph bentuk umum sebagai berikut. CAU
CAU ALI KB/KD
Gambar 56 Word graph kata kerja di- dan ter-.
55
f. Penurunan melalui reduplikasi Kata kerja dapat diturunkan melalui reduplikasi, umumnya dengan afiksasi pula, bahkan ada yang dengan perubahan vokalnya. Contoh: menyobek-nyobek, dengan word graphnya sebagai berikut. ALI CAU
CAU
ALI ALI
menyobek-nyobek
sobek Gambar 57 Word graph kata kerja menyobek-nyobek. Karena makna umum dari kata kerja pengulangan seperti di atas adalah bahwa perbuatan itu dilakukan lebih dari satu kali dan tanpa suatu tujuan khusus maka pada fokus terjadi looping, yang mengisyaratkan dua kali perbuatan. Sebagaimana pembentukan beberapa word graph sebelumnya, word graph kata kerja reduplikasi dibentuk dari dua buah token yang berelasi CAU yang merepresentasikan konsep. Hal serupa juga terjadi pada kata kerja menerka-nerka, menimang-nimang, mengutak-atik, mencorat-coret, dan sebagainya. Gambar 58 adalah bentuk umum word graph kata kerja transitif yang mendapat reduplikasi. ALI CAU
CAU
ALI KD Gambar 58 Word graph kata kerja reduplikasi. 4.2.2.2 Kata Kerja Intransitif Secara sederhana kata kerja intransitif menggambarkan peristiwa yang hanya melibatkan satu maujud yaitu subjek. Artinya sebuah kalimat menjadi jelas maknanya meski tidak ada objek setelah kata kerja tersebut, misalnya kata kerja duduk, makan, berjalan, dan sebagainya. Kata kerja intransitif memiliki pola susunan bentuk prefiks ber-, afiks ber--kan, afiks ber--an, prefiks meng-, afiks ke--an, prefiks ter-, dan reduplikasi.
56
a. Prefiks berPrefiks ber- merupakan bentuk aktif yang tidak memiliki objek atau intransitif. Kata kerja bentukan ini memiliki arti menggunakan, mempunyai, menghasilkan, melakukan proses, atau dalam jumlah. 1) Bentukan dari kata kerja dasar Pembentukan word graph kata kerja yang mendapat prefiks ber- berupa sebuah token yang berelasi ALI dengan type kata kerja dasar. Pembentukan ini sesuai dengan word graph kata kerja dasar. Berikut adalah gambarnya.
ALI ALI
KK ber-
KKD Gambar 59 Word graph kata kerja prefiks ber- KKD. Contoh kata kerja jalan, meski terlihat seperti kata benda, namun jalan juga merupakan kata kerja dasar yang jika diberi prefiks ber-, berjalan, memiliki word graph seperti pada Gambar 60.
ALI ALI
berjalan
jalan Gambar 60 Word graph kata kerja berjalan. Berjalan mempunyai makna melakukan proses. Kata ini merupakan bentuk aktif intransitif. Pembentukan word graph kata ini adalah type jalan yang direlasikan ke sebuah token dengan relasi ALI. Lebih lanjut, jika dibuat sentence graph dari kalimat “mobil berjalan” maka word graph digambarkan sebagai berikut. mobil
ALI
CAU ALI ALI jalan
Gambar 61 Word graph kata kerja berjalan.
berjalan
57
Contoh lain yang memberikan gambaran ini adalah kata bekerja yang memiliki makna “melakukan proses”, kata ini merupakan kata kerja dasar yang mengalami afiksasi ber- dan kerja. Kemudian karena ada morfofonemik akhirnya menjadi bekerja. Word graph dari kata kerja bekerja seperti pada Gambar 62.
ALI ALI
bekerja
kerja Gambar 62 Word graph kata kerja bekerja. Dalam pembentukan sentence graph untuk kata kerja bekerja, digunakan dua token yang mengindikasikan konsep yang saling berelasi, antara token subjek dan kerja itu sendiri. Secara visual dapat ditunjukkan word graph graph untuk contoh orang bekerja sebagai berikut. orang
ALI
CAU ALI ALI
bekerja
kerja Gambar 63 Word graph kata kerja bekerja. Selain bekerja, contoh yang lain adalah kata kerja gerak. Kata kerja gerak yang mendapat prefiks ber- menjadi bergerak juga memiliki makna “melakukan proses”, kata kerja ini dapat dibangun word graphnya sebagai berikut.
ALI ALI
bergerak
gerak Gambar 64 Word graph kata kerja bergerak. Kata-kata lain yang sama dengan pola ini adalah berjalan, bertanam, berlari, bersua, bertemu, dan bekerja.
58
2) Bentukan dari kata benda Dalam A Graph Theoretical Analysis of Certain Aspects of Bahasa Indonesia, yang ditulis oleh Sri Nurdiati dan Cornelis Hoede, memberikan satu contoh mudah dengan menggunakan kata malam. Kata kerja bermalam menggambarkan aktivitas yang berhubungan dengan malam. Namun lebih dapat pahami juga bahwa bermalam memiliki makna “menggunakan waktu malam”, kata bermalam dapat dibuat word graphnya sebagai berikut. PAR
ALI ALI
ALI
orang
bermalam
malam
Gambar 65 Word graph kata kerja bermalam. Ada dua buah token yang merepresentasikan type malam dan orang/sesuatu. Token malam berelasi ke token lainnya dengan relasi PAR, adapun setiap type diberikan relasi ALI. Dapat juga dimisalkan kata kerja berbunga, yang artinya “menghasilkan”. Bunga yang dimaksud di sini bukan bunga kata sifat yang artinya sama dengan senang. Bunga merupakan type yang mendapat relasi ALI ke sebuah token kemudian token tersebut direlasikan dengan relasi PAR ke token lain agar menunjukkan kata kerja berbunga. Berikut adalah word graph kata berbunga. PAR
ALI EQU
ALI
berbunga
bunga Gambar 66 Word graph kata kerja berbunga. Contoh lain untuk kata kerja dengan prefiks ber- yang bermakna “mempunyai” adalah beranak. Seperti contoh sebelumnya, word graph kata kerja beranak merupakan relasi dua token yang masing-masing merepresentasikan type yang berbeda, orang/sesuatu dan anak.
59
PAR
ALI EQU
beranak
ALI anak
Gambar 67 Word graph kata kerja beranak. Wanita itu beranak, menggambarkan bahwa wanita yang dimaksud mempunyai anak. Dari beberapa contoh word graph di atas, bentuk umum yang dapat dibangun dari pola ini terlihat seperti pada Gambar 68. PAR
ALI
ALI KB
Gambar 68 Word graph kata kerja ber- KB. Contoh kata kerja lain yang serupa diberikan pada Tabel 8. Tabel 8 Contoh kata kerja prefiks ber- KB. beratap berakhir beranak berbentuk berbedak berbunyi bercita-cita berhasil berhalangan
beristri berjumlah berjalan berkata berkepemimpinan berkeinginan berkunang-kunang berkeringat berkualitas
berkeinginan berkorban berkokok berkereta api berlayar berladang bermasalah berprinsip berposisi
bersekolah bersenjata bersepeda berstatus bersuara bersumber bertelur berpemimpin berpenduduk
3) Bentukan dari kata sifat Kata kerja ber- yang diturunkan dari kata sifat bersifat manasuka, artinya bisa saja prefiks itu tidak diberikan dan bermakna sama dengan tanpa prefiks. Misalnya kata bergembira yang word graphnya diberikan pada Gambar 69. PAR
ALI ALI
ALI
bergembira
gembira Gambar 69 Word graph kata kerja bergembira.
60
Bergembira berarti menjadi gembira. Relasi antara token gembira dan orang adalah PAR yang dimaksudkan bahwa orang tersebut sedang merasakan gembira, gembira itu sifat orang tersebut. Gembira dan orang juga merupakan type dengan relasi ALI. Contoh lain adalah bersedih. PAR
ALI ALI
ALI
bersedih
sedih Gambar 70 Word graph kata kerja bersedih. Seperti bergembira, bersedih juga bermakna sama. Word graph dari kata bersedih merupakan dua token yang berelasi PAR dengan fokus berada pada token sebelah kanan. Mungkin perbedaan maknanya halus antara sedih dan bersedih, satu sebagai kata sifat sedangkan yang lain kata kerja. Berikut adalah bentuk umum word graph kata kerja ber- dengan dasar kata sifat. PAR
ALI
ALI KS
Gambar 71 Word graph kata kerja ber-KS. Kata kerja lain yang memiliki strutur sama adalah bergembira, berbahagia, bersedih, bersenang hati, berterus terang, dan berbaik hati.
b. Afiks ber--kan Meskipun sufiks -kan pada turunan ber--kan selalu bersifat manasuka, namun perilaku sintaksis keduanya (ber- dan ber--kan) umumnya berbeda. Pada kata kerja ber--kan ada keharusan penambahan kata benda setelahnya namun kata kerja ber- tidak harus meskipun bisa juga diberikan. Contoh: berdasarkan yang word graphnya diberikan pada Gambar 72.
61
CAU
ALI ALI
berdasarkan
dasar Gambar 72 Word graph kata kerja berdasarkan. Word graphnya merupakan bentuk dua token yang diberikan relasi CAU. Berdasarkan berarti menggunakan dasar sehingga fokus berada pada token kedua di sebelah kanan dan type dasar berada di fokus tersebut. Sepertinya word graph ini sama dengan kata kerja berdasar, tanpa sufiks -kan. Kata kerja afiksasi ini bermakna menggunakan. Contoh lain adalah beratapkan. CAU
ALI ALI
beratapkan
atap Gambar 73 Word graph kata kerja beratapkan. Word graph dari beratapkan juga merupakan type dua buah hal yang berbeda yang dilambangkan dengan dua token berelasi CAU. Keberadaan dua token karena ada penegasan atap, dalam hal ini ditunjukkan dengan token arsir sebagai fokus. Contoh lain dari kata kerja ini adalah bermandikan, berasaskan, beristrikan, dan sebagainya. Ada juga pembentukan yang berasal dari dasar numeralia. Misalnya berdua yang gambar word graphnya sebagai berikut. CAU ALI ALI
berdua
dua Gambar 74 Word graph kata kerja berdua. Makna dari dasar ini adalah dalam jumlah dan bentuk reduplikasinya memiliki makna dalam jumlah kelipatan. Bentuk-bentuk word graph di atas dapat disimpulkan menjadi bentuk umum sebagai berikut;
62
CAU
ALI KB Gambar 75 Word graph kata kerja ber-KB-kan. c. Afiks ber--an Harus dapat dibedakan antara kata kerja ber--an dan kata kerja ber- yang dasarnya sudah memiliki sufiks -an. Penurunan dengan model ini kurang produktif, sehingga jumlah kata kerja ini sangat terbatas. Contoh: bepergian yang word graphnya dapat digambarkan pada Gambar 76. CAU
ALI ALI
bepergian
pergi Gambar 76 Word graph kata kerja bepergian. Word graph Gambar 76 menggambarkan bahwa bepergian mengandung makna melakukan kegiatan yang ditandai sebuah token yang direlasikan dengan token konsep pergi. Fokus pada pola ini berada pada token sesuatu yang dimaksudkan sesuatu itu yang pergi. Contoh lain adalah berjauhan. CAU
ALI ALI
berjauhan
jauh Gambar 77 Word graph kata kerja berjauhan. Serupa juga terjadi pada kata berjauhan, yang mengandung pengertian adanya hal yang saling berhubungan, mengalami peristiwa. Meskipun bermakna demikian, namun beberapa kata kerja tersebut juga memiliki perbedaan makna, menyatakan pengalaman yang lebih dari satu atau perbuatan atau proses yang
63
berkali-kali sesuai kelaziman penggunaan kata. Bentuk umum dari pola ini adalah dua buah token yang berelasi CAU dan fokus berada pada token sebelah kanan. CAU
ALI KKD Gambar 78 Word graph kata kerja ber-KKD-an. Beberapa kata kerja lain yang mengikuti pola ini diberikan pada Tabel 9. Tabel 9 Contoh kata kerja konfiks ber--an. berbatasan bercintaan bercucuran berdatangan berdekatan berduaan
bermunculan bepergian berpukulan berpencaran berseberangan bersamaan
berguguran berhamburan berjatuhan berjauhan berlarian bermesraan
bersebelahan bersahutan bersentuhan berseberangan bertaburan beterbangan
Jika dasar pembentuknya adalah kata kerja transitif maka makna lain dari kata kerja ber--an adalah resiprokal, artinya perbuatan itu dilakukan secara timbal balik. Misalnya berpelukan, berpukulan, bersahutan, bersentuhan, berduaan, dan sebagainya. CAU
CAU
ALI
ALI berpukulan
pukul Gambar 79 Word graph kata kerja berpukulan. Pembentukan word graph pola ini adalah dengan merelasikan CAU pada tiga token, tetapi yang menarik di sini bahwa antara subjek dan objek saling mengarahkan anak panah, hal ini karena ada proses timbal balik perbuatan sehingga ada tiga token sebagai konsep yang bermakna saling melakukan perbuatan. Fokus ada di tengah dan dua token yang lain saling menunjukkan panah ke arah yang sama yaitu fokus. Dari contoh di atas dapat diambil
64
kesimpulan bentuk umum word graph yang memiliki makna resiprokal adalah sebagaimana Gambar 80.
CAU
CAU
ALI berpukulan
ALI KD Gambar 80 Word graph kata kerja resiprokal.
Selain kata kerja ber--kan, ada pula kata kerja ber- yang bertemu dengan dasar yang sudah berkonfiks -an, misalnya berhalangan. Kata halangan merupakan dasar kata yang sudah mendapat konfiks -an Word graph kata kerja berhalangan dapat dibangun seperti berikut. PAR
ALI ALI orang
ALI
berhalangan
halangan
Gambar 81 Word graph kata kerja berhalangan. Word graph berhalangan memililki kesamaan dengan word graph kata kerja ber- dengan dasar tanpa sufiks, karena halangan sendiri merupakan dasar sehingga word graphnya berupa dua token dengan relasi PAR. Token pertama menunjukkan orang dan token kedua dasar halangan. Makna kata kerja dari bentukan ini adalah posesif. Kata-kata berikut juga merupakan kata kerja beryang bergabung dengan dasar yang sudah memiliki sufiks -an. Tabel 10 Contoh kata kerja konfiks ber--an (dasar ber -an). beralasan beraturan berawalan berakhiran beranggapan berbatasan
berbalasan berciuman bercucuran bergelimpangan bergandengan berhubungan
berhalangan berlumuran bermusuhan berpelukan berpacaran bersentuhan
65
d. Prefiks mengPada bentuk intransitif, kebanyakan kata kerja yang berprefiks mengditurunkan dari kata benda dan kata sifat, meskipun ada beberapa kata dasar terikat. 1) Bentukan dari kata benda Bentukan dari dasar ini memiliki beberapa makna, salah satunya bermakna menjadi, misalnya membatu. Kata ini dapat dibuat word graph sebagai berikut. CAU
ALI
ALI membatu
batu Gambar 82 Word graph kata kerja membatu. Membatu bermakna menjadi batu sehingga word graphnya adalah relasi CAU dua buah token. Token pertama merupakan sesuatu dan direlasikan dengan CAU ke sebuah token batu sebagai fokus sehingga muncul makna menjadi batu. Ada juga yang bermakna berfungsi sebagai, makan/minum, menuju, mencari, atau mengeluarkan bunyi. Gambar 83 merupakan contoh lain word graph bentukan ini.
CAU
ALI
ALI membukit
bukit Gambar 83 Word graph kata kerja membukit. Membukit bermakna menyerupai bukit. Pembentukan word graphnya seperti Gambar 83, yaitu dua token yang dihubungkan oleh relasi CAU dan fokus terletak pada token sebelah kanan. Analisis selanjutnya pada kata mendarat. CAU
ALI
ALI mendarat
darat Gambar 84 Word graph kata kerja mendarat.
66
Sama halnya dengan contoh sebelumnya, mendarat bermakna menuju darat sehinggga word graphnya sebagaimana Gambar 84. Fokus berada pada token sebelah kanan dan fokus tersebut merupakan konsep dari dasar darat. Kata kerja lain yang serupa diberikan pada Tabel 11. Tabel 11 Contoh kata kerja prefiks meng- KB. mendarat membatu membabibuta mencicit mengarang menggambar mengail
mendarah daging mengopi merokok menepi mengutara melaut merumput
meraung merotan memisau merakyat memupuk menyupir menyemut
Dari beberapa contoh yang telah diberikan, bentuk umum word graph prefiks meng- dengan dasar berupa kata benda adalah sebagaimana Gambar 85. CAU
ALI KB Gambar 85 Word graph kata kerja meng-KB. 2) Bentukan dari kata sifat Kata kerja ini memiliki makna menjadi atau menimbulkan kesan seperti. Contoh word graph berikut memberikan gambarannya. CAU
ALI ALI
menguning
kuning Gambar 86 Word Graph kata kerja menguning. Karena kuning merupakan kata sifat yang melekat pada sesuatu maka word graphnya dapat digambarkan sebagai token-token dalam frame putus-putus yang berupa dua token yang dihubungkan dengan relasi PAR dan fokus berada di
67
sebelah kiri, sesuatu yang disifati. Contoh di atas dimisalkan dalam sebuah kalimat sesuatu menguning. Menguning berarti menjadi kuning. CAU
ALI ALI
membisu
bisu Gambar 87 Word graph kata kerja membisu. Berbeda dengan menguning, membisu bermakna menimbulkan kesan seperti bisu,namun word graphnya sama seperti menguning, terdiri dari dua token dihubungkan dengan relasi PAR. Jika melihat gambar maka word graphnya yang dibatasi frame putus-putus. PAR sendiri sebagai relasi yang menunjukkan bahwa token yang merelasikan merupakan atribut dari token yang direlasikan. Dari sinilah dapat dipahami bersama bentuk umum word graph pola ini adalah sebagai berikut. CAU
ALI KS Gambar 88 Word graph kata kerja meng-KS. Beberapa kata kerja yang lain yang serupa dengan pola ini diberikan pada Tabel 12. Tabel 12 Contoh kata kerja prefiks meng- KS. mengering mengecil memburuk meleleh meluas membusuk memanjang melemah membesar memendek mengeras membaik mengalah menguning membeku menguat menghijau membisu mengalami mengeruh mencair 3) Bentukan dari kata dasar terikat Dimaksudkan di sini adalah dasar yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya afiksasi. Contoh kata mengalir yang berasal dari dasar alir.
68
CAU
ALI
mengalir
ALI alir Gambar 89 Word graph kata kerja mengalir. Alir tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya afiksasi, word graph yang terbentuk menunjukkan adanya proses mengalir. Dengan demikian dua token dihubungkan dengan relasi CAU dan fokus terletak di sebelah kanan. Tidak adanya token lain sebagai objek karena kata mengalir merupakan bentuk intransitif, kecuali mengaliri yang mendapat sufiks -i.
CAU
ALI
membaur
ALI baur Gambar 90 Word graph kata kerja membaur. Membaur juga contoh bentukan dasar terikat, word graph yang terbentuk sebagaimana Gambar di atas yaitu berupa dua buah token yang berelasi CAU dengan fokus berada pada token sebelah kanan dan terdapat makna proses dalam kata membaur. Contoh lain prefiks meng- dengan dasar terikat (DT) adalah menginap, mengerang, dan menggigil dengan word graph masing-masing mengikuti pola umum sebagai berikut. CAU
ALI KD Gambar 91 Word graph kata kerja meng-DT.
69
e. Prefiks terKebanyakan kata kerja ini diturunkan dari kata kerja dasar dan jumlahnya terbatas. Contoh: terduduk dengan word graphnya seperti pada Gambar 92.
CAU
terduduk ALI duduk Gambar 92 Word graph kata kerja terduduk. Pada prefiks ter- terdapat unsur makna yang menyatakan bahwa perbuatan itu terjadi bukan atas kemauan si pelaku. Karena terduduk juga intransitif maka word graphnya mengikuti pola kata intransitif yaitu terdiri dari dua token yang mendapat relasi CAU dengan fokus ada pada token sebelah kiri dan karena termerupakan bagian bentuk pasif maka framenya membatasi predikat dengan objek. Perhatikan juga untuk contoh terbenam.
CAU
terbenam ALI benam Gambar 93 Word graph kata kerja terbenam. Prefiks ter- dalam bentuk intransitif juga bermakna menjadi dalam keadaan seperti contoh terbenam, yang bermakna menjadi dalam keadaan benam. Meskipun berbeda makna dengan arti prefiks ter- sebelumnya namun tidak mengubah pembentukan word graph. Contoh lain kata kerja ini adalah tertidur, terjatuh, terbangun, dan sebagainya. Tidak semua dasar kata kerja ini dapat membentuk kata kerja ter-, hal ini tergantung kelaziman penggunaan bahasa Indonesia. Misalnya tidak ada kata terhilang, tertiba, terdatang, dan sebagainya. Kata-kata yang mengikuti pola ini dan keberadaannya juga dalam kelaziman bahasa Indonesia maka word graphnya mengacu pada bentuk umum berikut.
70
CAU
ALI KKD Gambar 94 Word graph kata kerja ter-KKD. f. Afiks ke--an Ada tiga kelompok afiks ke--an jika dilihat dari wajib tidaknya nomina hadir: 1) Kelompok yang berkata benda satu Pada kelompok ini word graphnya sebagaimana bentuk umum kata kerja intransitif, misalnya kata kelaparan.
CAU
ALI
kelaparan
ALI lapar Gambar 95 Word graph kata kerja kelaparan. Kelaparan merupakan relasi dua token yang dihubungkan dengan relasi CAU. Satu token merupakan type lapar dan satu lagi sebagai token sesuatu/ orang. Pola kata kelaparan membutuhkan satu kata benda sebagai subjek, dan dari bentuk ini cukup dipahami dengan mudah maknanya. Demikian juga kata kedinginan. CAU
ALI
kedinginan
ALI dingin Gambar 96 Word graph kata kerja kedinginan. Word graphnya menggambarkan relasi sebab akibat (CAU) dua token yang menunjukkan makna bahwa ada keadaan yang dialami oleh subjek dan keadaan ini menyatakan segi-segi negatif. Contoh lain adalah kepanasan, kemalaman, ketiduran, kesakitan, dan sebagainya.
71
2) Kelompok yang wajib berkata benda dua Maksud dari wajib berkata benda dua adalah bahwa kata kerja ke--an ini membutuhkan kata benda setelahnya, misalnya kejatuhan, yang membutuhkan kata benda setelahnya. Kejatuhan kelapa misalnya, yang word graphnya sebagai berikut. CAU
ALI ALI
kejatuhan
jatuh Gambar 97 Word graph kata kerja kejatuhan. Ada kata benda sebagai pelengkap kata kerja kejatuhan dan dari Gambar di atas terdapat dua token dengan relasi CAU dan fokus berada pada sebelah kiri. Contoh lainnya adalah kehabisan, kehilangan, ketumpahan, kemasukan, dan sebagainya. 3) Kelompok yang berkata benda dua (tetapi tidak wajib) Contoh bentukan ini adalah kata kebanjiran yang word graphnya;
CAU
ALI
kebanjiran
ALI banjir Gambar 98 Word graph kata kerja kebanjiran. Pola word graph ini mengikuti bentuk umum kata kerja intransitif, yaitu dua token dengan relasi CAU dan fokus berada pada sebelah kanan. Token pertama menunjukkan konsep seseorang/ sesuatu dan token kedua merupakan konsep kata dasar.
g. Kata Kerja Intransitif dengan Reduplikasi Reduplikasi pada kata kerja intransitif memiliki beberapa macam bentuk, ada kata kerja dasar yang diulang tanpa afiksasi dan ada juga kata kerja pengulangan dengan afiksasi. Pembentukan word graphnya digambarkan dengan mengikuti bentuk umum berikut.
72
ALI
ALI KD Gambar 99 Word graph kata kerja intrasitif reduplikasi1. Kata kerja pengulangan yang mengikuti pola ini misalnya makan-makan, jalan-jalan, suka-suka, dan sebagainya. Word graph kata makan-makan dapat digambarkan sebagai berikut.
ALI
ALI makan-makan Gambar 100 Word graph kata kerja makan-makan. Makna pengulangan ini adalah melakukan sesuatu perbuatan tanpa tujuan khusus. Makan-makan misalnya, boleh jadi bukan melakukan perbuatan makan. Word graph dari kata ini adalah sebuah token yang merupakan type dengan relasi ALI dan diikuti satu relasi yang kembali pada dasar katanya. Kata kerja lain yang mengikuti pola ini adalah duduk-duduk, batuk-batuk, mandi-mandi, minumminum, dan sebagainya. Ada juga bentuk pengulangan lain, misalnya pukulmemukul, dengan word graph sebagai berikut.
CAU
CAU
ALI
ALI pukul-memukul
pukul Gambar 101 Word graph kata kerja pukul-memukul. Pukul-memukul
merupakan perbuatan yang
menyatakan kesalingan
sehingga word graphnya berupa tiga token dengan fokus berada di tengah dan dua
73
token yang lain merelasikan ke fokus tersebut. Kata kerja lain yang memiliki makna sama adalah bantu-membantu, tolong-menolong, bahu-membahu, balasberbalas, cinta-mencintai, hormat-menghormati, suap-menyuapi, tutup-menutupi, dan sebagainya. Bentuk umum dari pola ini digambarkan pada Gambar 102.
CAU
CAU
ALI KKD Gambar 102 Word graph kata kerja intransitif reduplikasi2. Selain kedua makna tersebut pengulangan ini juga dapat bermakna bahwa perbuatan itu dilakukan berulang dan terus-menerus, misalnya berjalan-jalan. Word graph berjalan-jalan dapat digambarkan sebagai berikut. ALI
CAU
ALI
ALI
berjalan-jalan
jalan Gambar 103 Word graph kata kerja berjalan-jalan. Berjalan-jalan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang dan ada makna bahwa perbuatan itu dilakukan tanpa tujuan jelas. Pembentukan word graph kata kerja ini berupa dua buah token dengan relasi CAU dan melibatkan satu relasi yang looping pada dasar katanya. Struktur kata kerja ini dapat dibentuk dari kata dasar (KD) apa saja. Pola ini dapat mengikuti word graph bentuk umum seperti Gambar 104. ALI
CAU
ALI KD Gambar 104 Word graph kata kerja intransitif reduplikasi3.
74
4.3 Rancangan Aturan Pembentukan Word Graph Kata Kerja Hasil penjelasan analisis pembentukan word graph kata kerja dari berbagai bentuk di atas mengindikasikan adanya satu aturan yang dapat dibuat generalisasi untuk setiap kata kerja yang ada meskipun tidak menutup kemungkinan beberapa aturan belum tertampung. Ada beberapa pola yang word graphnya disatukan karena memiliki aturan yang sama. Dari penelitian terhadap contoh kata kerja berdasarkan kelompok afiksasi diperoleh tiga puluh dua pola word graph kata kerja. Namun karena ada yang berpola sama, maka dibuat ringkasan menjadi sepuluh pola. Di bawah ini adalah pola word graph, contoh kata dan gambar word graph tersebut. Pola aturan pembentukan word graph kata kerja dari berbagai bentukan dapat menjadi referensi dalam menyusun aturannya.
Tabel 13 Ringkasan pola aturan word graph kata kerja. No
Pola
Contoh
Word graph
proses, bangun berjumpa
1
Kata Kerja Dasar (KKD) Ber-KKD
2
Meng-/mem-/me-KKD Meng-/mem-/me-KKD-kan Meng-/mem-/me-KB-kan Meng-/mem-/me-KS-kan Meng-/mem-/me-FP-kan Meng-/mem-/me-KKD-i Meng-/mem-/me-KS-i Memper-berKKD-kan/i Memper-KB Memper-KS (-i) Meng-/mem-/me-KB-i
membuka memberikan memfokuskan menjelaskan mengedepankan menempati mengirimi memperhitungkan memperalat memperlemah menggarami
Di-KKDt-(-i/-kan)
dipetik, disirami
ALI KKD
CAU
ALI KD
CAU 3
Ter-KKDt (-i)
terbantu, tertanami
Di-KB-i
digulai
Diper-KS
diperlebar
CAU
CAU ALI KKD
75
ALI
CAU 4
Meng-/mem-/me-KU
menerka-nerka ALI KD
5
Ber-KB
berpihak
Ber-KS
berbajik
PAR ALI
Ber-KKan
berhubungan
Ber-KB-kan
berdasarkan
Ber-KKD-an
KD
berlarian CAU
Meng-/mem-/me-KS
mengecil
Meng-/mem-/me-DT
menginap
Meng-/mem-/me-KB
menghukum
Ke-KKD/KB/KS-an
ketumpahan, keterbatasan, kehausan
6
ALI KD
CAU 7
Ter-KKDi-(i)
terbangun ALI KD
ALI 8
KKDU
jalan-jalan ALI KKD CAU
9
KKD-meng-/mem-/me-KKD
CAU
tusuk-menusuk ALI KKD
76
ALI
CAU 10
Ber-KD-KD
berlari-lari
ALI KD
Catatan: KD = Kata dasar, KKDt = Kata kerja dasar transitif, KKDi = Kata kerja dasar intransitif, KB = Kata benda, KS = Kata sifat, DT = Dasar terikat, KKDU = Kata kerja dasar berulang, KU = kata berulang. 4.4 Pengujian Hasil Aturan Pembentukan Word Graph Kata Kerja Setelah didapat satu aturan pembentukan word graph kata kerja, selanjutnya dilakukan uji hasil aturan tersebut. Pengujian ini diberikan kepada kata kerja lain yang tidak termaktub dalam pembahasan, pengujian dilakukan secara berulangulang sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Misalnya kata kerja membeli, kata kerja ini merupakan bentuk prefiks mengdan beli. Pengujian aturan dilakukan dengan membuat word graph kata kerja membeli dengan cara manual yakni membuat tiga token. Token pertama merupakan konsep subjek kemudian direlasikan CAU ke token tengah sebagai konsep dari kata kerja dasar beli, satu lagi sebagai token objek, karena membeli merupakan kata kerja transitif. Berikut adalah word graphnya. orang
ALI
CAU
CAU
ALI
ALI ALI
padi
membeli
beli
Gambar 105 Word graph kata kerja membeli. Dari sini kemudian dibuat word graph kata kerja membeli dengan mengikuti pola yang sudah ada. Membeli merupakan pola meng-KKD. Jika melihat pola di atas maka bentuk ini mengikuti word graph pola 2 sebagai berikut. CAU
CAU
ALI KD
Gambar 106 Word graph pola 2.
77
Perubahan KD pada pola 2 (Gambar 106) menjadi beli menghasilkan bentuk word graph sesuai dengan pembentukan secara manual. CAU
CAU
ALI beli
Gambar 107 Word graph membeli mengikuti pola 2 Dari contoh pengujian ini dapat dilakukan pengujian untuk setiap pola sehingga didapat aturan umum. Berdasarkan aturan yang sudah terbentuk pada Tabel 13, ringkasan hasil pengujian aturan pembentukan word graph kata kerja sebagai berikut.
Tabel 14 Hasil pengujian aturan pembentukan word graph kata kerja. Kasus uji word graph kata kerja dasar, berKKD
word graph kata kerja prefiks meng-/mem-/meKKD, afiks meng-/mem-/me-kan/i dengan dasar KKD/KB/KS/ FP, memperberKKD-kan/-i, memper-KS/KB, afiks meng/mem-/me-KB-i
word graph afiks Di-KKD-(-i/kan) Ter-KKD (-i), Di-KB-i, dan prefiks diper-KS
Input
Skenario
Hasil yang Diuji
Status
word graph pola ke-1
sesuai
berjumpa
word graph pola ke-1
sesuai
membuka
word graph pola ke-2
sesuai
memberikan
word graph pola ke-2
sesuai
memfokuskan
word graph pola ke-2
sesuai
mengedepankan
word graph pola ke-2
sesuai
menjelaskan
word graph pola ke-2
sesuai
word graph pola ke-2
sesuai
mengirimi
word graph pola ke-2
sesuai
memperhitungkan
word graph pola ke-2
sesuai
memperlemah
word graph pola ke-2
sesuai
memperalat
word graph pola ke-2
sesuai
menggarami
word graph pola ke-2
sesuai
dipetik
word graph pola ke-3
sesuai
word graph pola ke-3
sesuai
digulai
word graph pola ke-3
sesuai
diperlebar
word graph pola ke-3
sesuai
proses, bangun pola ke-1
menempati
terbantu
pola ke-2
pola ke-3
78 word graph prefiks meng/mem /me-KU word graph prefiks : Ber-KB Ber-KS Ber-KKan word graph afiks ber-KB-kan, ber-KKD-an, meng-/mem-/meKS, meng-/mem/me-DT, meng/mem-/me-KB, keKKD/KB/KS-an word graph terKKD word graph KKDU word graph KKD-meng/mem-/me-KKD word graph berKD-KD
word graph pola ke-4
sesuai
word graph pola ke-5
sesuai
word graph pola ke-5
sesuai
berhubungan
word graph pola ke-5
sesuai
berdasarkan
word graph pola ke-6
sesuai
berlarian
word graph pola ke-6
sesuai
mengecil
word graph pola ke-6
sesuai
word graph pola ke-6
sesuai
menghukum
word graph pola ke-6
sesuai
ketumpahan, keterbatasan, kehausan
word graph pola ke-6
sesuai
menerka-nerka
pola ke-4
berpihak berbajik
menginap
pola ke-5
pola ke-6
terduduk
pola ke-7
word graph pola ke-7
sesuai
jalan-jalan
pola ke-8
word graph pola ke-8
sesuai
tusuk-menusuk
pola ke-9
word graph pola ke-9
sesuai
berlari-lari
pola ke-10
word graph pola ke-10
sesuai
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pembahasan pembentukan word graph kata kerja dan analisisnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Setiap kata kerja mempunyai aturan tersendiri dalam merumuskan pembentukan word graph meskipun tidak menutup kemungkinan hasilnya ada yang sama
2.
Pembentukan word graph kata kerja bertolak pada
aturan afiksasi yang
melingkupinya. 3.
Pada proses pembentukan word graph kata kerja dapat dibuat pola umum pembentukan word graph kata kerja tersebut berdasarkan kelompok afiksasinya yang berjumlah 10 pola.
4.
Dari hasil pengujian didapat pola umum pembentukan word graph kata kerja yang menjadi dasar pembentukan word graph kata kerja lain yang strukturnya sama.
5.2 Saran Dari hasil penelitian pembentukan word graph kata kerja menggunakan metode knowledge graph ini ada beberapa topik yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya: 1.
Menganalisis pembentukan word graph kata kerja yang tidak tercakup pada bahasan penelitian ini.
2.
Penyusunan kamus word graph kata kerja
DAFTAR PUSTAKA
Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anonim. 1990. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka. Arman AA. 2004. Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami Sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin. Orasi Ilmiah Departemen Teknik Elektro. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Berg H van den. 1993. Knowledge Graph and Logic: One of Two Kinds. [disertasi], University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 909006360-9. Berri. 2008. Algoritme Pembentukan Text Graph dari Dokumen Berbahasa Indonesia [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Foulds LR. 1992. Graph Theory Applications. New York: Springer Verlag. Hoede C. 2005. Structuralistic Linguistic: The Case of Knowledge Graph Theory. Twente University Press. Netherland. Hoede C, Nurdiati S, 2008a. A Graph Theoretical Analysis of Certain Aspects of Bahasa Indonesia, Memorandum 1870. Department of Applied Mathematics. University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 1874-4850. Hoede C, Nurdiati S, 2008b. On Word Graph and Structural Parsing, Memorandum 1871. Department of Applied Mathematics. University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 1874-4850. Hulliyah K. 2007. Rekayasa Memahami Teks Menggunakan Metode Knowledge Graph [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ikhwati. 2007. Analisis Masalah Kemiskinan Menggunakan Teori Knowledge Graph [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Keraf, G. 1984. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas, Jakarta: Nusa Indah. Kramer M. 1996. Knowledge graphs making career in politics, Report on final thesis. Department of Applied Mathematics, University of Twente, Enschede, The Netherland, ISSN 0169-2690.
Lehmann FW. 1992. Semantic Networks in Artificial Intelegence, Special Issue of Computers and Mathematics with Applications. Pergamon Press Ltd. Liu X, Hoede C. Passive Sentence and Structural Parsing. Memorandum 1661, Faculty of Mathematical Sciences, University of Twente, Enschede, The Netherland, ISSN 0169-2690. Molyono, AM. 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rusiyamti. 2008. Analisis Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Teori Knowledge Graph [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Vries PH de. 1989. Representation of Scientific Texts in Knowledge Graph [PhD Thesis]. Groningen: University of Groningen. Wulandari. 2008. Algoritme Pembentukan Combined Graph dan Simplified Graph dari Dokumen Berbahasa Indonesia [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Zhang L, Hoede C. 2000. Structural Parsing. Memorandum 1527, Faculty of Mathematical Sciences, University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 0169-2690. Zhang L. 2002. Knowledge Graph Theory and Structural Parsing [Thesis]. University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN 9036518350.