KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING By: Asroful Kadafi
Kelima belas kekeliruan pemahaman itu adalah: 1. Bimbingan dan Konseling Disamakan atau Dipisahkan Sama Sekali dari Pendidikan 2. Menyamakan Pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan Pekerjaan Dokter dan Psikiater 3. Bimbingan dan Konseling Dibatasi Hanya Pada Menangani Masalah-Masalah yang Bersifat Insidental 4. Bimbingan dan Konseling Dibatasi hanya untuk Siswa Tertentu Saja 5. Bimbingan dan Konseling Melayani "Orang Sakit" dan/atau "Kurang/Tidak Normal" 6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berpusat pada Keluhan Pertama (Gejala) Saja 7. Bimbingan dan Konseling Menangani Masalah yang Ringan 8. Petugas Bimbingan dan Konseling di Sekolah Diperankan Sebagai "Polisi Sekolah"
9. Bimbingan dan Konseling Dianggap SemataMata sebagai Proses Pemberian Nasihat 10. Bimbingan dan Konseling Bekerja Sendiri atau Harus Bekerja Sama dengan Ahli atau Petugas Lain 11. Konselor Harus Aktif, Sedangkan Pihak Lain Harus Pasif 12. Menganggap Pekerjaan Bimbingan dan Konseling dapat Dilakukan oleh Siapa Saja 13. Menyamaratakan Cara Pemecahan Masalah bagi Semua Klien 14. Memusatkan Usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada Penggunaan Instrumentasi 15. Menganggap Hasil Pekerjaan Bimbingan dan Konseling Harus Segera Terlihat
Paradigma Layanan BK Paradigma pelayanan BK menegaskan bahwa pelayanan BK merupakan bantuan psiko-sosial-pendidikan dalam bingkai budaya dan karakter bangsa. Artinya, pelayanan BK berdasarkan kaidah-kaidah kesejatian manusia dan keilmuan serta teknologi
dalam bidang pendidikan yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan BK yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik/sasaran pelayanan dan mengacu kepada pengembangan karakter bangsa sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia beradasarkan UndangUndang Dasar 1945 dan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Visi dan Misi a. Visi Visi pelayanan BK adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri, mampu mengendalikan diri dan bahagia. b. Misi Misi pelayanan BK meliputi: 1. Misi pendidikan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengembangan peserta didik/sasaran layanan melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dan berkarakter dalam kehidupan efektif sehari-hari (KES) dan masa depan melalui upaya pendidikan.
2. Misi pengembangan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik yang berkarakter di dalam lingkungan satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat. 3. Misi pencegahan dan pengentasan masalah, yaitu misi
pelayanan BK yang memfasilitasi pencegahan dan pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T) ke arah kehidupan efektif sehari-hari (KES) dan berkarakter.
ARTI BIMBINGAN Bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu (konseli) sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga akhli (konselor) agar individu (konseli) mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan
lingkungannya
Arti bimbingan yang lebih luas, yaitu: 1. Bimbingan
merupakan
suatu
proses
yang
berkesinambungan.
2. Bimbingan merupakan bantuan bagi individu 3. Bimbingan
bertujuan
mengembangkan
potensi
secara optimal 4. Bimbingan dilakukan oleh tenaga professional
ARTI KONSELING Konseling (ASCA) merupakan hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konselinya mengatasi masalah-masalahnya.
Tujuh elemen kunci konseling, yaitu: 1. Seorang yang memberi bantuan (konselor) adalah seseorang yang terlatih secara profesional, 2. Konselor berada dalam suatu interaksi dengan konseli melalui hubungan yang bersifat membantu. 3. Konselor profesional membutuhkan kualitas pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang bersifat membantu. 4. Koselor membantu seseorang (konseli) agar dapat belajar 5. Melalui proses konseling, orang belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain 6. Orang (konseli) belajar untuk berhubungan melalui cara-cara yang menumbuhkan diri secara produktif 7. Konseling merupakan suatu hubungan antara konselor dengan konseli (yang membutuhkan bantuan)
Tujuan Konseling. 1. Perubahan Perilaku 2. Kesehatan Mental 3. Pemecahan Masalah
4. Keefiktifan Pribadi 5. Pengambilan Keputusan
TUJUAN LAYANAN BK Tujuan umum pelayanan BK juga mengacu pada keenam sasaran pokok pembinaan pendidikan pada pengertian pendidikan menurut undang-undang, yaitu bahwa peserta didik (dalam hal ini sasaran pelayanan BK, yaitu klien atau konseli)
diarahkan untuk ikut serta dalam mencapai tujuan pendidikan, yaitu dimilikinya oleh peserta didik kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Fungsi Pelayanan BK 1. Fungsi Pemahaman,
2. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, 3. Fungsi pencegahan, 4. Fungsi pengentasan, 5. Fungsi advokasi,
Prinsip-prinsip pelayanan BK mengacu kepada ketentuan berkenaan dengan: 1. kondisi diri peserta didik, 2. tujuan pelayanan, 3. program pelayanan, dan
4. pelaksanaan pelayanan,
Asas-asas pelayanan BK meliputi 1. asas kerahasiaan, 2. asas kesukarelaan, 3. asas keterbukaan, 4. asas kegiatan, 5. asas kemandirian, 6. asas kekinian, 7. asas kedinamisan, 8. asas keterpaduan, 9. asas kenormatifan, 10. asas keahlian, 11. asas alih tangan kasus, dan 12. asas tut wuri handayani.
BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Pengembangan Kehidupan Pribadi, 2. Pengembangan Kehidupan Sosial 3. Pengembangan Kemampuan Belajar 4. Pengembangan Kemampuan Karir
Jenis Layanan 1. Layanan Orientasi, 2. Layanan Informasi, 3. Layanan Penempatan dan Penyaluran 4. Layanan Penguasaan Konten,
5. Layanan Konseling Perorangan. 6. Layanan Bimbingan Kelompok, 7. Layanan Konseling Kelompok. 8. Layanan Konsultasi,
9. Layanan Mediasi. 10.Layanan Advokasi
Kegiatan Pendukung 1. Aplikasi Instrumentasi, 2. Himpunan Data, 3. Konferensi Kasus, 4. Kunjungan Rumah, 5. Tampilan Kepustakaan, 6. Alih Tangan Kasus
Format Pelayanan 1. Individual, yaitu format kegiatan BK yang melayani peserta didik secara perorangan. 2. Kelompok, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok. 3. Klasikal, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar satu kelas. 4. Lapangan, yaitu format kegiatan BK yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau di lapangan terbuka/bebas. 5. Pendekatan Khusus/Kolaboratif, yaitu format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak terkait yang dapat memberikan kemudahan. 6. Jarak Jauh, yaitu format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik.
ETIKA DASAR PROFESI KONSELING 1. Upaya konseling bertujuan mengembangkan KES (Kehidupan efektif sehari-hari) dan menangani KES-T (Kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu), dengan fokus kemandirian pribadi dan pengendalian diri berkarakter-cerdas. 2. Upaya konseling terarah pada membelajarkan klien agar klien belajar dalam dimensi dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mau menjadi mau, dari tidak biasa menjadi terbiasa, dari tidak bersyukur dan ikhlas menjadi bersyukur dan ikhlas. 3. Konselor tidak pernah memihak kecuali pada kebenaran. 4. Konselor tidak bekerja dengan acuan sanksi ataupun hukuman. 5. Konselor memegang teguh rahasia klien.
Prinsip kerja yang paling penting dalam memberikan bantuan kepada individu adalah: 1. totalitas pelayanan; 2. menghargai dan mengormati peserta didik dengan kemuliaan, iklas dan berbuat yang terbaik; 3. orientasi kerja hendaknya mengenai perencanaan peserta didik yang akan datang sebagai sumber kehidupan yang optimal; 4. keberadaan konselor adalah menjunjung dan menegakkan perbedaan individu di sekolah secara unik; 5. wawasan teoretis dan pengalaman kerja profesional akan memberikan variasi dan ketepatan dalam menghadapi suatu tuntutan layanan; 6. konselor perlu kreatif menciptakan kualitas hubungan kekeluargaan antara dirinya dengan peserta didik, dan antara konselor dengan staf lainya; 7. pelayanan personil harus memiliki kualitas tinggi sebagai upaya mampermudah usaha pencapaian tujuan pendidikan
Sekian SEMOGA BERMANFAAT Wasalamu alaikum. Wr.wb Sumber: Suherman, Uman. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Madani Production