BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI KONSEP DASAR DAN KEBUTUHAN Oleh: Suherman Abstrak: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang kain. Konsep dasar bimbingan di Sekolah dasar mencakup pengertian bimbingan, tujuan bimbingan, fungsi bimbingan, prinsip bimbingan, serta asas-asas bimbingan. Kata Kunci : Konsep Dasar, Bimbingan Di Sekolah Dasar A. Pendahuluan Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional, maka dari itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan Bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di
Sekolah/madrasah, demi perkembangan siswa ke arah yang semaksimal mungkin. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan kebutuhan bimbingan di sekolah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. M. Natsir menegaskan bahwa: “Pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan maju mundurnya kehidupan masyarakat tersebut”. Pernyataan di atas merupkan indikasi tentang urgensi pendidikan bagi kehidupan manusia, karena pendidikan itu sendiri mempunyai peranan sentral dalam mendorong individu dan masyarakat untuk meningkatkan kualitasnya dalam segala aspek kehidupan demi mencapai kemajuan, dan untuk menunjang perannya dimasa datang. Hal ini terbukti dalam kehidupan sekarang, pendidikan tampil dengan daya pengaruh yang sangat besar dan menjadi variabel pokok masa depan manusia. sekolah mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan dan membina anak untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur, dan Memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan”. Maka untuk menangani masalah-masalah dalam belajar, sekolah harus menyediakan staf ahli yang bertugas menangani berbagai macam masalah kesiswaan yang dikenal dengan “bimbingan dan konseling sekolah”. B. Pengertian Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow& Crow (1960), Jones (1963), dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut: Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow 1960:14). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihanpilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones, dalam Djumhur dan M. Surya 1975:10).
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan (Mortensen & Shmuller, 1964:3) Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut: a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan. Bimbingan memiliki tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. b. Bimbingan merupakan “helping”, yang identik dengan “aiding, assisting, atau awailing”. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator. c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. 2. Pengertian Konseling Selanjutnya Rohman Natawidjaja mendifinisikan bahwa konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klaien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Sedangkan para ahli mengemukakan pengertian konseling sebagai berikut: a. Maclean mengatakan bahwa: Konseling adalah: “suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalahmasalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi”. b. Smith, mengatakan bahwa konseling adalah: “ suatu proses di mana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Pada dasarnya Smith mengungkapkan bahwa konseling adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada seseorang (konseli). Memahami pengertian di atas, dapat disimpulakan bahwa bimbingan konseling adalah satu kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi kesulitan belajar siswa yang dipandu oleh seorang guru BK yang disebut konselor. Kegiatan Bimbingan Konseling sebagai suatu ilmu masih merupakan ilmu baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada umumnya. Bila ditelusuri, maka bimbingan konseling mulai timbul sekitar Abad XX. Gerakan ini mula-mula dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Franks Parsons, Jesse B. Davis, Eli Wever, John Brewer dan sebagainya. Setelah perang dunia ke II,
Bimbingan dan Konseling lebih menampakkan kemanfaatannya bagi masyarakat. Bimbingan dan penyuluhan banyak bergerakdalam lapangan ketentaraan, terutama untuk mengembalikan para tentara yang baru datang dari medan pertempuran untuk kembali kedalam masyarakat yang biasa. Dengan diadakannya konfrensi FKIP seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Malang pada tanggal 20 sampai 24 Agustus 1960 memutuskan bahwa Bimbingan Konseling masuk ke dalam kurikulum FKIP. Keadaan ini menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, dimanapengupasan masalah Bimbingan Konseling sebagai suatu ilmu secara ilmiah. Dan setelah itu pihak pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan instruksi untuk melaksanakan Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah. C. Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling 1. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling Setelah memperoleh layanan bimbingan konseling di sekolah, maka tujuan khusus yang ingin dicapai adalah agar siswa dapat: a. Memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri. b. Memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan di dalam memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c. Memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan, mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya baik itu menyangkut masalah pribadi, belajar, sosial dan karier. d. Memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam bidang pendidikan dan lapangan kerja secara tepat. Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Bimbingan bertujuan membantu seseorang agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya. Dengan kata lain bimbingan mengandung layanan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan dan kepada siapa saja yang dapat dibantu sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan atau kesulitan yang dihadapi, tujuannya supaya orang yang dibantu atau dibimbing dapat meningkatkan derajat kemandiriannya dan meningkatkan kecakapannya. Tujuan bimbingan itu tidak dapat dicapai jika hanya dengan bantuan sepintas lalu melainkan harus melalui proses jangka panjang. Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, ditinjau dari segi sifatnya layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai berikut: a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman itu
b.
c.
d.
e.
meliputi: pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing, pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing dan Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (seperti informasi pendidikan, jabatan/ pekerjaan, dan informasi sosial budaya), terutama oleh peserta didik. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilakan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan atau kerugian dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi fositif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan Fungsi Perbaikan, walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu, disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpecahkannya atau teratasinya permasalahan yang dialami siswa.
berbagai
D. Konsep Dasar dan Kebutuhan Setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan, hal ini dapat terjadi apabila masalah-masalah yang menghambat PBM dapat di atasi. Dan untuk mengatasi masalah-masalah dalam proses belajar mengajar diperlukan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, oleh karena itu para pendidik perlu memahami masalah-masalah kesiswaan yang sedang berkembang. Harapan memperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar sering kali kandas dan tidak bisa terwujud karena siswa mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar, pada posisi seperti ini guru/ petugas BK berperan dalam melakukan bimbingan dan penyuluhan. Dalam Al-Qur`an dijelaskan bahwa memberikan bimbingan dan penyuluhan/ nasehat menasehati untuk kebajikan sangat diperlukan untuk menuju jalan kebenaran. sebagaimana firman Allah Qs. Al Ashr:
Artinya: “Demi masa,sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebesaran”. (QS. Al Ashr 1-3). Dalam firman Allah yang lain QS. Luqman :
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang paling besar” (QS. Luqman:13) Ayat di atas menjelaskan bimbingan atau nasehat Lukman terhadap anaknya agar meng-Esakan Allah dan menjelaskan Syari’at Islam serta beramar ma’rup nahi munkar. Dengan demikian ayat di atas mengandung makana bahwa bimbingan dan Masalah-masalah yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari siswa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkungannya, maka dari itu
siswa perlu dibantu dalam hal mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan sebab-sebab permasalahan tersebut. Kebutuhan bimbingan di sekolah/madrasah bertolak dari upaya-upaya berikut ini. a. Membantu Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya. b. Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Guru perlu memahami konsep-konsep tentang tugastugas perkembangan diatas. Dengan memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan tujuan tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak. Membantu Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa. Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77) mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia, yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan. 2. Kebutuhan rasa aman kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman penyakit dan perlakuan tidak adil. Kebutuhan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain.Kebutuhan panghargaan yaitu
kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya. Kebutuhan aktualiasasi diri yaitu kebutuhan untuk menyampaikan atau memunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif. 3. Kebutuhan-kebutuhan yang terpenuhi itu akan dapat mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang bersangkutan. Bagi siswa siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. 4. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalahmasalah perkembangan siswa sekolah/madrasah menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah/madrasah. Sisi lain yang memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah/madrasah ialah rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Kondisi seperti ini akan memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, antara lain mencakup: a. Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan diri. b. Siswa yang mengalami kesulitan belajar. c. Siswa dengan perilaku bermasalah.
Secara formal, kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan didalam undangundang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan dasar dimana SD ada di dalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa : a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. b. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Pengakuan formal seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dilaksanakan secara terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk pendidikan di sekolah/madrasah pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah/madrasah yang ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan di sekolah/madrasah dalam banyak hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. Oleh karena itu guru SD dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan bimbingan. Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD. Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pasti tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatarbelakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap. E. Kesimpulan Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri dan konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klaien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang maka hal ini sangat diperlukan guru untuk mendidik anak didiknya sebagai sebagai konsep dasar dan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta, 1995 Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta. “Modernisasi Pesantren.” Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2007.
Black, James A. dan Champion, Dean J. “Metode dan masalah Penelitian sosial.” Jakarta : Refika Aditama, t.t. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 21 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Safiria Insani Press, Yogyakarta, 2003 Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan Anak Didik ; dalam interaksi edukatif, Cet. pertama, Jakarta. Rineka Cipta. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta. “Modernisasi Pesantren.” Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2007.