PERSELINGKUHAN MELALUI FACEBOOK DAN SMS PENYEBAB PERCERAIAN (Studi Pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan) Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh: RIMA SAFRIA NIM : 208044100002
KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1435 H / 2014 M
i
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim Yang bertada tangan dibawah ini saya : Nama
: RIMA SAFRIA
NIM
: 208044100002
Fakultas/Jurusan
: Peradilan Agama
Jenis
: Skripsi
Judul
: PERSELINGKUHAN MELALUI FACEBOOK DAN SMS PENYEBAB PERCERAIAN (STUDI PADA PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN)
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih meniadakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UIN Jakarta, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UIN Jakarta dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 22 Oktober 2014
RIMA SAFRIA
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. sebagai suri teladan yang sempurna bagi kita semua. Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motovasi kepada penulis. Sebagai tanda khusus
atas
terselesaikannya
“PERSELINGKUHAN
penulisan
MELALUI
FACEBOOK
skripsi DAN
yang
berjudul
SMS
SEBAGAI
PENYEBAB PERCERAIAN (Studi Pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan)” maka penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada : 1. Jm Muslimin, Phd. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA., Ketua Jurusan Akhwal Syakhshiyyah Fakultas
Syariah
dan
Hukum
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta. 3. Sri Hidayati, M.Ag. Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta dengan sabar memberikan petunjuk, motivasi dan bimbingan kepada penulis. 4. Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah memberikan bantuan berupa bahan - bahan yang menjadi refrensi dalam penulisan skripsi.
ii
5. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, ayahanda dan ibunda yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis dengan tulus, serta selalu mendoakan penulis agar penulis selalu sukses dalam segala hal. Semua yang telah mereka berikan tidak akan dapat tergantikan dengan apapun di dunia ini. 6. Adik-adik tercinta, serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi dan juga semangat, serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat dan teman seperjuangan di Peradilan Agama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Rendy Rhamdani yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis yang tiada hentinya serta menghilangkan kepenatan. 9. Tak terlupakan pula terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Jakarta, Oktober 2014
Penulis
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Maka dikenudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima hasil yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Oktober 2014
Rima Safria
iv
ABSTRAK Rima
Safria
Tuhulaula.
NIM
208044100002.
PERSELINGKUHAN
MELALUI FACEBOOK DAN SMS SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN (Studi Pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan). Program Studi Akgwal As – Syaksyiyah, Konsentrasi Peradilan Agama, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H / 2014 M. I + 60 halaman. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perselingkuhan dalam rumah tangga sehingga dapat dijadikan alas an untuk perceraian. Pada penelitian ini penulis memilih objek penelitian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskripif analisis dengan menggunakan Putusan Pengadilan yang di putuskan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Metode pengumpulan data selain diambil dari Putusan Pengadilan serta data dari perpustakaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perselingkuhan melalui media jejaring social seperti facebook yg berawal dari meminta pertemanan setelah diterima memulai dengan pesan singkat pribadi yg di istilahkan dengan “chatting room”. Mulai dari situlah perselingkuhan berlangsung sehingga dapat menyebabkan perceraian. Kata Kunci
: Perselingkuhan, Perceraian, Facebook,
Pembimmbing : Sri Hidayati, M.Ag Daftar Pustaka : Tahun 1989 s/d Tahun 2014
v
DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan dan pembahasan Masalah ................................................. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10 D. Review Studi Terdahulu .................................................................... 11 E. Metode Penelitian .............................................................................. 12 F. Sistematika Penulisan .........................................................................14 BAB II : MEDIA JEJARING SOSIAL DAN INFORMASI SERTA DAMPAK BAGI
KEHIDUPAN
BERUMAH
TANGGA
................................................................................................................... 15 A. Pengertian Dan Macam-macam Media Jejaring Sosial dan Informasi .......................................................................................................... 15 B. Dampak Positif dan Negatif Media Jejaring Sosial .......................... 18 C. Media Jejaring Sosial Sebagai Salah Satu Pemicu Perselingkuhan ............................................................................................................ 22 BAB III : PERSELINGKUHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA DALAM ISLAM .................................................................................................................... 26 A. Pengertian Perselingkuhan ................................................................. 26 B. Dasar Hukum Perselingkuhan ........................................................... 29 C. Hukum Bagi Pelaku dan Penuduh Perselingkuhan ........................... 34 BAB IV: ANALISA PENYELESAIAN PERSELINGKUHAN MELALUI FACEBOOK DAN SMS PENYEBAB PERCERAIAN .................... 37 A. Duduk Perkara ................................................................................... 37 B. Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim ........................................ 40 C. Analisa Putusan ................................................................................. 45 BAB V : PENUTUP ................................................................................................ 52 A. Kesimpulan ........................................................................................ 52 B. Saran-saran ........................................................................................ 54
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan laki-laki dan perempuan agar dapat berhubungan satu sama lain, saling mencintai, menghasilkan keturunan dan hidup berdampingan secara damai dan sejahtera. Perkawinan atau rumah tangga adalah suatu ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan melalui akad nikah (ijab dan Kabul) dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera. Pernikahan atau perkawinan merupakan sunnatullah yang artinya perintah Allah dan rasul-Nya, tidak hanya semata-mata keinginan manusia atau hawa nafsu saja, karena seorang yang telah berumah tangga berarti ia telah menjalankan sebagian dari syariat agama Islam.1 Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan, sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Al-quran menyatakan perkawinan sangat dianjurkan kepada hambanya yang beriman dan telah memenuhi syarat untuk melaksanakan perkawinan, dalam rangka untuk mencapai kesempurnaan ibadahnya.Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah membutuhkan pendamping hidup sebagai makhluk ciptaan lainnya. Allah telah menjanjikan
1
Sidi Nazar Bakhry, “Kunci Keutuhan Rumah Tangga; Keluarga Sakinah” (Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet 1 , hal. 2
1
kepada hambanya yang melaksanakan perkawinan akan memberikan anugerah yang berlipat ganda. Azas (prinsip) monogamy atau pada pokoknya beristri satu orang, kecuali jika pihak yang bersangkutan telah benar-benar mampu memenuhi persyaratan untuk beristri lebih dari seorang seperti sang suami punya kemampuan dan sanggup berlaku adil, sedangkan sang istri tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik.2 Keharmonisan dalam suatu rumah tangga yang mawadah warahmah merupakan impian dan cita-cita setiap pasangan suami isteri.Di awal kehidupan berkeluarga, sepasang suami istri memandang bahtera rumah tangga mereka dengan kaca mata emas, penuh keindahan, cinta dan harapan.dengan
berbekal
pengalaman
hidup
masing-masing,
Mereka
memasuki gelanggang kehidupan baru yang masih asing. Sejuta harapan untuk mewujudkan suatu keluarga yang sejahtera, saling menyayangi dan abadi selalu terucap manis disaat bersanding, sebagai “cita-cita indah bersama”mereka.3 Perkawinan juga merupakan jalan untuk menyalurkan naluri manusia yang memenuhi nafsu syahwatnya yang telah mendesak agar terjaga kemaluan dan kehormatannya, jadi perkawinan adalah kebutuhan fitrah manusia yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Perkawinan disyaratkan dalam Islam adalah untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Namun demikian, tidak jarang 2
Nazar Bakhry, “Kunci Keutuhan Rumah Tangga; hal. 4 Ali Husain Muhammad Makki Al-Amili, “Perceraian Salah Siapa?” Bimbingan Islam Mengatasi Problematika Rumah Tangga ( Jakarta: Lentera, 2001), hal. 50 3
2
pasangan suami istri yang telah terikat dalam tali perkawinan tidak bisa mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah tersebut.Realita di masyarakat banyak juga pasangan yang telah terikat sebagai suami istri menjalani kehidupan rumah tangga mereka dengan tidak harmonis, sehingga berakhir dengan perceraian. Allah telah menetapkan talak sebagai obat untuk perselisihan kekeluargaan ketika obat selainnya tidak bermanfaat. Orang-orang Barat sejak dahulu kala telah mencela Islam atas perintah talak. Mereka menganggap ini sebagai dasar bahwa Islam merendahkan kekuatan perempuan dan kesucian pernikahan.4 Agama Islam membolehkan suami istri bercerai, karena alasanalasan tertentu, kendatipun perceraian itu (sangat) dibenci Allah. Sebabnya adalah karena akibatnya tidak hanya akan dialami oleh suami istri, terutama istri, bersangkutan, tetapi juga oleh anak-anak (kalau telah ada) dan keluarga belah pihak.5 Padahal
sesungguhnya
Islam
bukanlah agama pertama
yang
memerintahkan talak. Telah datang pula perintahnya pada agama Yahudi. Hal itu diketahui sejak zaman dahulu.Karena sesungguhnya Islam telah datang dengan aturan yang menjamin hak-hak dan kemuliaan masing-masing suami istri, seperti kedudukan selamanya dalam setiap sesuatu yang membawa kebaikan kondisi kemasyarakatan. Oleh karena itu, Islam tidak menjadikan dasar perceraian sebagai alat untuk mempermainkan kesucian pernikahan dan 4
Ali Yusuf As-Subki, “Fiqih Keluarga, Pedoman Berkembang dalam Islam”, (Sinar Grafika Offser, 2010), Cet. 1, hal. 330 5 Mohammad Daud Ali, “Hukum Islam dan Pengadilan Agama”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), Cet. 2, hal. 102-103
3
tiadanya ketentraman kehidupan keluarga, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Barat ketika mereka memperbolehkan talak.6 Perceraian merupakan solusi terakhir untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh salah seorang pasangan suami istri yang tidak kuat dan tidak puas atas perkawinan yang mereka jalani. Tatkala pasangan suami istri sudah tidak harmonis lagi dan tidak menemui titik temu di antara mereka yang hanya dapat dipecahkan melalui sidang pengadilan maka perceraian adalah jalan untuk memutuskan hubungan suami istri yang sah. Apabila perceraian itu hendak dilakukan seharusnya dilakukan cara-cara yang baik sehingga tidak terjadi permusuhan di kemudian hari Q.S. Al-Thalaq ayat 2 mengandung perintah bagi pasangan suami istri yang ingin melakukan perceraian, diharapkan bagi keduanya untuk berpisah dengan cara yang baik sesuai dengan norma hukum yang berlaku. Masalah talak menjadi hak suami telah disepakati para ulama, karena khitab atau pelaku talak dalam ayat al-Quran selalu lelaki jadi pelaku hukum talak pun tentu pihak suami.7 Hak talak ini dapat digunakan untuk menjadi jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi dalam melangsungkan situasi rukun damai dalam kehidupan runah tangga. Rumah tangga yang dibangun melaui akad nikah harus dilandasi dengan rasa cinta kasih antara mereka sulit
6
Ali Yusuf As-Subki, “Fiqih Keluarga, hal. 331 Ahmad Kuzari, “Nikah Sebagai Perikatan’, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), Cet. 1, hal. 118-119 7
4
dipulihkan, tetapi yang ada kemudian hanya benci-membenci, terbukalah pintu yang memberi hak talak ini kepada suami.8 Al-Qur‟an menggambarkan beberapa situasi dalam kehidupan suami istri yang menunjukan adanya keretakan dalam rumah tangga yang dapat berujung pada perceraian. Keretakan dan kemelut rumah tangga itu bermula dari tidak berjalannya aturan yang ditetapkan Allah bagi kehidupan suami istri dalam bentuk hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi kedua belah pihak. Allah menjelaskan beberapa usaha yang harus dilakukan menghadapi kemelut tersebut agar perceraian tidak sampai terjadi. Dengan begitu Allah mengantisipasi kemungkinan terjadinya perceraian dan menempatkan perceraian itu sebagai alternative terakhir yang tidak mungkin dihindarkan.9 Dalam ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia perceraian hanya bisa dilakukan jika memiliki alasan yang kuat dan dibenarkan untuk mengajukan perceraian. Adapun alasan-alasan perceraian yang dibenarkan menurut pasal 19 PP Nomor 9 tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah: a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya. 8
Kuzari, “Nikah Sebagai Perikatan’, hal. 118-119 Amir Syarifuddin, “Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,Antara Fiqih Munakahatdan Undang-undang Perkawinan”, ( Jakarta: Prenada Media, 2006), Cet. 2, hal. 190 9
5
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima tahun atau hukuman yang berat setelah perkawinan berlangsung) d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiyaan berat yang membahayakan pihak lain. e. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri. f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Sedangkan menurut pasal 116 Kompilasi Hukum Islam ditambah dengan: a. Suami melanggar taklik talak b. Peralihan agama murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga. Namun demikian berdasarkan data yang diperoleh di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Ternyata sebab-sebab perceraian terjadi karena adanya pengaruh facebook dan sms. Perceraian adalah permasalahan dari sekian banyak masalah yang ada di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Perselingkuhan merupakan suatu penyakit moral, sebagai tren jejaring sosial baru, pasti punya sisi negatif. Tidak menyangka memang, tapi sudah tidak mengagetkan lagi, karena waktu HP mulai muncul dan menjadi kebutuhan di masyarakat, sudah banyak cerita bagaimana HP bisa
6
“memperlancar” perselingkuhan. Sekarang via Facebook pasti akan lebih dahsyat lagi.10 Keistimewaan Facebook dalam memudahkan sosialiasi, menampilkan foto, hingga menyajikan berbagai informasi tentang diri membuat jejaring sosial ini dicintai oleh orang-orang yang ingin eksis dan suka tampil narsis.11 Berbagai kelebihan Facebook (FB) itu ternyata membawa konsekuensi pada cara orang menarik perhatian lawan jenisnya. Malahan, karena tidak perlu bertatap muka secara langsung, FB kini menjadi tempat yang nyaman untuk saling menarik perhatian lawan jenis.12 Kemajuan teknologi atau jejaring social (Facebook) jadi andil besar perselingkuhan.contohnya, maraknya situs pertemanan yang bisa disalahgunakan untuk mencari pasangan selingkuh.13 Dalam hukum Islam dan perundangan-undangan jarang sekali kita mendapatkan kata-kata perselingkuhan, apalagi perselingkuhan lewat Facebook dan Sms. Memang sulit bagi hakim pengadilan untuk memutuskan apakah seorang telah melakukan perselingkuhan lewat Facebook dan Sms
10
Selingkuh Via Facebook, http://selingkuh-via-facebook Diakses pada tanggal 10 November 2011 11
Fenomena Facebook & Dampaknya, http://suarakotaprobolinggo.com Diakses pada tanggal11 November 20011 12 Facebook Jadi Saran Baru Menggaet Pasangan, http://health.kompas.com Diakses pada tanggal 11 November 2011 13
Angka Cerai Tembus 1.400 Kasus, http://www.radartegal.com. Diakses pada tanggal 12 November 2011
7
atau tidak dengan bukti-bukti yang kuat atau dengan pengakuan si pelaku sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana tinjauan hukum Islam tentang perceraian karena pengaruh facebook dan sms dan praktek penyelesaiannya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Maka ini menjadi persoalan yang menarik menurut penulis, karena itu persoalan tersebut akan penulis teliti dalam bentuk skripsi dengan Judul : Perselingkuhan Melalui Facebook dan Sms Sebagai Penyebab Perceraian (Studi Analisis Pada Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan). B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penyelesaian-penyelesaian perceraian yang dilaksanakan oleh Pengadilan Agama mempunyai banyak alasan yang melatarbelakanginya, seperti faktor ekonomi, adanya pihak ketiga, penganiyaan dan lain sebagainya. Hal tersebut sangat mempengaruhi agar pihak yang bersangkutan dapat melakukan perceraian. Dengan banyaknya alasan-alasan perceraiaan tersebut, maka penulis membatasi pada kasus pengaruh facebook pada perselingkuhan terhadap dampak perceraian. Agar penelitian ini lebih akurat dan terarah sehingga tidak menimbulkan masalah baru serta pelebaran secara meluas maka penulis membatasi pembahasan ini pada masalah Perselingkuhan Melalui Facebook dan Sms Sebagai Penyebab Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
8
2. Perumusan Masalah Pada dasarnya facebook dan Sms digunakan sebagai sarana menjalin silaturahim kepada teman-teman sekolah yang sudah lama terpisah, sebagai media informasi yang cepat akurat dan efisien, media elearning tentunya selain untuk mencari teman facebook dapat di manfaatkan untuk media pembelajaran.14 Kenyataannya facebook bisa menjadi pemicu perceraian. Situs jejaring sosial yang bisa mempertemukan teman lama dan membuat penggunanya bisa saling berkomunikasi melalui aplikasi chatting
ini, disebut-sebut
sebagai
latar belakang meningkatnya
kehancuran pernikahan dan godaan untuk berselingkuh.15 Hal ini yang ingin penulis teliti mengenai dasar hukum hakaim dalam memutus perkara perceraiaan tersebut melalui putusan perkara No: xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS Adapun rumusan masalah tersebut penulis rinci dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh
Facebook dan Sms
dalam
memicu
perselingkuhan sehingga menyebabkan perceraian ? 2. Apa dasar hukum hakim dalam memutus perkara perceraian tersebut ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
14
Beberapa Manfaat Facebook, http://masgardha.wordpress.com Diakses pada tanggal 24 Nopember 2011 15 Pengaruh Facebook, http://majalahsekolahku.blogspot.com Diakses pada tanggal 24 November 2011
9
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap realitas hukum yang ada dilingkungan Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Khususnya dalam ruang lingkup perkara perselingkuhan melalui facebook dan sms sebagai penyebab perceraian. Secara lebih rinci penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban untuk hal-hal berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh facebook dan sms dalam memicu terjadinya perceraiaan. 2. Untuk mengetahui dasar hukum hakim dalam memutus perkara tersebut.
2. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah penulis ingin memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai segi positif dan negative dari kemajuan teknologi, khususnya pada jejaring social facebook dan handphone. Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para sarjana hukum Islam yang bersifat praktis. Dan diharapkan juga, penulisan ini dapat menjadi rujukan para civitas akademi. D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu Dalam karya ilmiah ini, penulis menemukan data yang berhubungan dengan bahasan Perselingkuhan Melalui Facebook dan Sms Sebagai Penyebab Perceraian pada Pengadilan Agama Jaksel. Untuk menentukan arah pembahasan dalam skripsi ini, penulis menelaah yang
10
pernah membahas tentang judul yang akan penulis kemukakan dalam penulisan skripsi. 1. Faktor Ekonomi Sebagai Penyebab Perceraian Di Pengadilan Agama Kota Bekasi Jawa barat (Study analisis putusan No. 188/Pdt.G/PA.Bks). Oleh Mochammad Herry Hadida 105044201458 tahun 1430H/2009 M, menjelaskan Faktor Ekonomi penyebab perceraian karena tidak dapat memenuhu kebutuhan hidup sehari-hari. 2. Perceraian Dengan Alasan Suami Melakukan Poligami (Study Analisis Putusan pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan). Oleh Zulkarnain 104044101454 tahun 1429H/2008M, Menjelaskan Faktor penyebab perceraian karena suami melakukan poligami. 3. Perceraian Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Oleh Muhamad Yasir Arafat 103044128033 tahun 1428M/2007H, Menjelaskan Faktor penyebab perceraian karena suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
E. Metodologi Penelitian 1. Metodologi dan Pendekatan Penelitian Masalah Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analisis yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metode deskriptif analisis yaitu metode yang menggambarkan dan memberikan analisis terhadap kenyataan dilapangan. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data 11
deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang atau perilaku yang diamati.16 2. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yaitu: 2.1.Data Primer a. Didapatkan dari Pengadilan Agama Jaksel berupa Putusanputusan cerai thalak mengenai
perselingkuhan melalui
facebook dan sms sebagai penyebab perceraian. Dimana dalam hal
ini
penulis
merujuk
pada
putusan
No:
xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS 2.2.Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diajukan. Dokumen yang dimaksud adalah buku-buku ilmiah, UU, KHI, serta peraturan yang erat kaitannya dengan masalah yang diajukan. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: Menganalisis terhadap putusan Pengadilan Agama
Jaksel No:
xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS
16
Lexy J.Moelang, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdayarya, 2004), hal 23
12
4. Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan content analisis, yaitu menganalisis isi dari putusan, yaitu dengan No: xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS. Dari sisi hokum Islam dan mengkaitkan dengan per Undang-Undangan di Indonesia.
Data yang telah dikumpulkan
kemudian diolah, dianalisis dan diberikan interprestasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sedangkan data yang telah diperoleh berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan akan ditinjau lebih jauh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan didukung oleh referensi-referensi lain yang dapat memperkuat data dari bahan hukum di atas, sehingga di dapatkan suatu
kesimpulan yang objektif, logis,
konsisten, dan sistematis sesuai dengan tujuan yang dilakukan data penulis dalam penulisan penelitian ini.
F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, pembahasannya akan terbagi dalam 5 bab dan masing-masing bab akan terbagi menjadi sub-sub yaitu sebagai berikut: Bab Pertama mengenai pendahuluan yang memuat latar belakang permasalahan, perumusan dan pembahasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu, serta sistematika penulisan, dan diakhiri dengan penutup. Bab Kedua memuat tentang media jejaring sosial dan informasi serta dampak bagi kehidupan berumah tangga, mengenai Pengertian dan macam 13
macam media jejaring sosial, dampak positif dan negatif serta sebagai salah satu pemicu perselingkuhan. Bab Ketiga memuat tentang perselingkuhan dan akibat hukumnya dala Islam, mengenai pengertian perselingkuhan, dasar hukumnya dan hukuman bagi pelaku dan penuduh serta akibat perselingkuhan Bab
Keempat
membahas
analisa
penyelesaian
maraknya
perselingkuhan melalui facebook dan sms sebagai penyebab perceraian yang terdiri
dari
gambaran.
Praktek
dan
Prosedur
Peradilan
Maraknya
Perselingkuhan Melalui facebook dan sms sebagai penyebeb perceraian, pertimbangan hakim dan analisis penulis. Bab Kelima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran dan daftar pustaka, dan tidak lupa penulis mencantumkan lampiran yang diperlukan.
14
BAB II MEDIA JEJARING SOSIAL DAN INFORMASI SERTA DAMPAK BAGI KEHIDUPAN RUMAH TANGGA A. Pengertian dan Macam-Macam Media Jejaring Sosial dan Informasi 1. Pengertian Jejaring sosial adalah sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi.17 Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Jejaring sosial di bentuk dari simpulsimpul ( yang umumnya adalah individu atau organisasi ) yang di ikat dengan satu atau lebih type relasi spesifik, seperti nilai, visi, ide, teman dan keturunan sebagai penghubungnya.18 Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna yang berinteraksi, seperti chat, massaging, e-mail, video call,chat suara, share file, blog, group diskusi dan lain-lain. Jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan, seperti pembuatan group untuk dapat saling sharing di dalamnya.19
1
Hanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, ( Jakarta : Kriya Pustaka, 2010), Cet 1, halal 150 18 Hanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, halal. 150 19 Hanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, halal 158
15
Tanpa disadari pula, lambat laun telah memasuki budaya baca, meskipun pesan atau isi pernyataan yang dibaca terpampang dilayar monitor computer, laptop atau telephone selular (ponsel). Apapun situasinya, aktivitas membaca di media apapun jauh lebih bagus dari pada tidak sama sekali.20 2. Macam-Macam Media Jejaring Sosial dan Informasi a. Facebook Perusahaan yang berkembang pada situs jejaring sosial ataupun telah ada sebelumnya, sebut saja salah satunya yang sedang popular adalah Facebook yang berhasil mengikat pengguna dengan anggota mencapai 250 juta.21 Facebook adalah situs jejaring sosial yang di luncurkan pada 4 februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zukerberg, seorang lulusan Harvard. Situs ini memiliki jumlah pengguna paling besar diantara situs-situs jejaring sosial lainnya. Sekarang di dunia termasuk Indonesia, telah terserang “demam facebook”. Situs ini dilengkapi dengan berbagai fitur yang akan memanjakan kita, misalnya kecepatan dalam berkomunikasi seperti, wall, status dan live chat. Situs pertemanan facebook memungkinkan seseorang untuk menemukan
teman
lama,
menemukan
teman
baru,
menjalin
pertemanan, hubungan dalam komunitas seperti, kota, kerja, sekolah dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang 20 21
Mulyadi Hadi, Twitter Untuk Orang Awam, ( Palembang : Maxikom, 2010 ), halal. 3 Hanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, halal. 158
16
lain, mengirimkan pesan dan komentar. Selain fasilitas-fasilitas utama yang disebutkan, masih sangat banyak fasilitas-fasilitas yang di tawarkan situs itu, baik secara formal atau pun non-formal, independen atau dependen.22 b. Twitter Twitter adalah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan sebuah pesan teks dengan panjang maksimal 140 karakter melalui SMS, pengiriman pesan instan, surat elektronik.23 Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh perusahaan rintisan Obvios Crop. Istilah twitter secara harfiah disebut tweet yang berarti „berkicau‟24. Situs ini mempunyai konsep blok mikro dalam penggunaannya. Di Indonesia situs jejaring sosial ini mempunyai pengguna aktif yang cukup banyak. Twitter
mampu
memberikan
informasi
cepat
tentang
keberadaan seseorang atau yang akan seseorang lakukan. Orang lain yang menjadi pengikut twitter kita akan mengetahui berita tersebut dan respon akan tercipta. Untuk urusan bisnis twitter bisa dijadikan alat untuk mengumumkan kabar terbaru atau posting blog terbaru dari sebuah perusahaan bahkan berinteraksi dengan
22
HALanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, ( Jakarta : Kriya Pustaka, 2010), Cet 1, halal. 158 23 HALanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, halal. 158 24 HALanni Sofia & Budhali Prianto, Panduan Mahalir Akses Internet, halal. 159
17
konsumen. Twitter juga memudahkan kolaborasi internal dan komunikassi dalam sebuah kelompok.25 B. Dampak Positif dan Negatif Jejaring Sosial dan Informasi a. Dampak positif jejaring sosial 1) Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sangat di butuhkan di zaman digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi,bersosialisai dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan. 2) Memperluas jaringan pertemanan, anak dan remaja akan menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar diantaranya belum pernah mereka temui secara langsung. 3) Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain. 4) Situs jejaring social membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik. 5) Internet sebagai media komunikasi : merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
25
Mulyadi Hadi, Twitter untuk Orang Awam, (Palembang, Maxikom, 2010), hal. 3-4
18
6) Media pertukaran data : dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. 7) Media untuk mencari informasi atau data : perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. 8) Kemudahan memperoleh informasi : kemudahan untuk memperoleh informasi yang ada di internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Selain itu internet juga bisa digunakan
sebagai
lahan
informasi
untuk
bidang
pendidikan,
kebudayaan, dan lain-lain. 9) Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan : Dengan kemudahan ini, membuat kita tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan karena dapat di lakukan lewat internet.26 b. Dampak Negatif Jejaring Sosial 1) Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahas tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
26
Dampak Positif & Negatif Jejaring. http://webikhalwan.blogspot.com diakses pada tanggal 20 November 2012
19
2) Situs
jejaring social
akan
membuat
anak
dan
remaja
lebih
mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata. 3) Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan anatara berkomunikasi di situs jejaring social dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa. 4) Situs jejaring social adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru di kenal anak kita di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya. 5) Pornografi : Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat di akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal. 6) Penipuan : Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut. 20
7) Carding : Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka. 8) Perjudian : Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya. a.
Secara garis besar dampak negatif internet adalah : i.
Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
ii.
Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
iii.
Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
21
iv.
Bisa
membuat
seseorang
kecanduan,
terutama
yang
menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.27
C. Media Jejaring Sosial Sebagai Pemicu Perselingkuhan Banyak definisi dilontarkan untuk mengartikan kata selingkuh, yang dalam 10 tahun belakangan ini menjadi bahan perbincangan. Kata selingkuh menggantikan kedudukan kata-kata lain yang sering di gunakan masyarakat, seperti: affair dan penyelewengan.28 Menurut Abdul Aziz Ahmad selingkuh artinya: menyerahkan sesuatu hal positif yang seharusnya diserahkan hanya kepada suami atau istri kepada orang lain yang bukan suami atau istri. Hal positif tersebut antara lain: cinta, pengharapan, birahi, pelayanan dan lain-lain.29 Selingkuh terbagi tiga tingkatan. Sesuai dengan besar kecilnya hal positif yang diserahkan kepada orang kain. Pertama: Selingkuh berat. Selingkuh jenis ini terjadi jika seseorang melakukan tindakan persetubuhan dengan lawan jenis yang bukan pasangannya.
27
Dampak Positif & Negatif Jejaring. http://webikhalwan.blogspot.com diakses pada tanggal 20 November 2012 28 Abdul Aziz Ahalmad, All About Selingkuh: Problematika dan Jalan Keluarnya, ( Bandung: Pustaka Hidayah), Cet. Ke-1, hal. 81 29 Abdul Aziz Ahalmad, All About Selingkuh: Problematika dan Jalan Keluarnya, hal. 81
22
Kedua: Selingkuh tingkat sedang. Selingkuh jenis ini terjadi jika seseorang melakukan konflik fisik secara langsung dengan lawan jenis yg bukan pasangannya.30 Ketiga: Selingkuh ringan. Selingkuh jenis ini terjadi jika seseorang melakukan berbagai aktifitas fisik dengan lawan jenis yang bukan pasangannya. Aktifitas tersebut tidak dilakukan dengan melekatkan organorgan tuguh pria dan wanita, namun sebatas pandang memandang dan berbicara ssja, baik secara langsung amupun tidak langsung, misalnya, via email, sms atau surat, bisa juga melalui salah satu jejaring sosial seperti Facebook.
31
Umumnya sekenarionya dimulai seseorang punya akun facebook, lalu menemukan seorang lawan jenis yang keliatannya menarik, lalu mulai “add friend”, setelah diterima, lalu saling mengirin berita di “wall” mulai dari formal lalu masuk ke ranah pribadi dan menjadi akrab dan massuk ke bagian “chatting room”, kemudian mengirim gambar-gambar, kemudian berbagi info dan nomor kontak HP, dan seterusnya. Bila dua pribadi yang berlainan jenis itu sudah saling terus menerus saling sharering terjadilah keakraban emosianal bahkan bisa dikatagorikan “ Perselingkuhan Emosional”, itu terjadi bila sudah berani saling panggil dengan kata yang hanya untuk suami istri, misalnya : sayang, papi, mami, manisku, dan banyak istilah yang eksklusif lainnya yang hanya untuk pasangan. Apalagi semua kegiatan di ceritakan dan kemudian perhatiaan tercurah kepada teman “facebook” ini. 30 31
Abdul Aziz Ahmad, All About Selingkuh: Problematika dan Jalan Keluarnya, hal. 82 Abdul Aziz Ahmad, All About Selingkuh.
23
Ada juga seseorang yang menemukan seseorang yang merupakan cinta lamanya dan kemudian berpisah karena berbagai sebab. Walaupun sudah masing-masing berkeluarga, tetap tidak merasa apa-apa kalau chatting. Lalu dimulailah percakapan seperti di atas, dan akhirnya muncul cinta lagi yang hilang.ada kerinduan untuk kembali kepada kenangan indah sewaktu dulu, ini dinamakan “retrosexsuals”. Ada banyak definisi retrosexsuals, tetapi salah satunya adalah berseminya cinta yang dulu pernah ada ketika seseorang yang dulu pernah mencintai berjumpa kembali dan melanjutkan hubungannya. Perselingkuhan ini bias terjadi karena memang “pria terangsang secara visual, dan wanita terangsang secara emosional”. Mungkin karena gambar-gambar cantik yang di taruh di facebook.32 Kemudian berinteraksi melalui media sosial memang tak perlu di ragukan lagi. Di jaman sekarang, semua bisa dilakukan melalui jejaring internet. Namun, dibalik segala keuntungan yang sudah di rasakan oleh siapa saja, ternyata ada juga beberapa pihak yang merasa bahwa media sosial seperti facebook memberikan efek buruk bagi hubungan suami istri. Kasus perceraian oleh istri yang terlebih dahulu mengajukan berkas cerai ke Pengadilan Agama (PA). Penyebabnya adalah perselingkuhan melalui facebook. Sebagian besar usia perkawinan yang mengajukan berkas cerai masih berumur 2-6 tahun. Banyak yang menganggap bahwa facebook dan media sosial lainnya bisa menyebabkan rusaknyaa hubungan seseorang, penculikan, pemerkosaan, hamil di luar nikah dan hal buruk lainnya. Padahal facebook dan situs jejaring
32
Diaskes pada tanggal 28 Februari 2013 melalui www.republika.co.id
24
sosial lainnya hanyalah sarana mempertemukan seseorang dengan orang lain secara virtual. Bila alat itu dipergunakan dengan baik dan benar, maka hasilnya tentu akan positif. Contohnya, jumlah kawan, relasi bisnis bisa bertambah, dan lain sebagainya. Banyak factor yang mempengaruhi seseorang untuk memutuskan bercerai, begitu pula remaja yang nikah muda yang hamil di luar nikah. 33
33
Diaskes pada tanggal 28 Februari 2013 melalui www.republika.co.id
25
BAB III PERSELINGKUHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA DALAM ISLAM D. Pengertian Perselingkuhan Kata perselingkuhan berasal dari kata “selingkuh”. Mendapat awalan “Per” dan akhiran “an:, yang secara bahasa berarti “tidak berterusterang, tidak jujur, suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, curang dan cemburu”.34 Selain itu perselingkuhan dapat diartikan dengan adanya hubungan intim antara suami dengan seorang wanita lain atau seorang isri dengan laki – laki lain. Hubungan intim disini dalam pengertian tidak mesti berhubungan badan, tetapi maksudnya adalah hubungan yang sangat dekat. Menurut Quraish Shihab, selingkuh dari segi bahasa saja sudah mengandung makna negative yaitu : a. Tidak berterus terang b. Tidak jujur atau serong c. Suka menyembunyikan sesuatu d. Korup atau menggelapkan uang e. Memudah – mudahkan perceraian Lebih lanjut lagi Drs. Yadi Purwanto, MM mendefinisikan perselingkuhan (selingkuh) diartikan sebagai perbuatan seorang suami 34
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang meliputi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( Jakarta, Bali Pustaka, 1989), hal 802
26
(istri) dalam bentuk menjalin hubungan dengan seseorang diluar ikatan perkawinan yang kalau diketahui pasangan syah akan dinyatakan perbuataan menyakiti, menghianati, melanggar kesepakatan, diluar komitmen. Dengan kata lain selingkuh terkandung makna ketidakjujuran, ketidakpercayaan, ketidaksaling menghargai, dan kepengecyutan dengan meksud menikmati hubungan dengan orang lain sehingga terpenuhi kebutuhan afeksi-seksualitas (meskipun tidaak harus terjadi hubungan sebadan).35 Menurut al-Quran, Hadist, Kompilasi Hukum Islam dan UndangUndang Perkawinan, tidak disebutkan bahwa perselingkuhan sebagai syarat
boleh
mengajukan
perceraian.
Kenyataannya
dilapangan
perselingkuhan menjadi pertimbangan utama hakim untuk diputus cerai. Selingkuh juga dapat diartikan merupakan sebuah tindakan seseorang yang melakukan hubungan percintaan atau membina ikatan batin
atau
hubungan
gelap
dengan
orang
lain
yang
bukan
pasangan/kekasih atau suami/istri dan bahkan hubungan seksual dimana hubungan tersebut berlanjut dalam jangka waktu yang singkat atau lama dan dengan intensitas yang berulang-ulang tanpa sepengetahuan pasangannya, sehingga pada saat seseorang melakukan tindakan tersebut diikuti perasaan khawatir atau was-was, dan tindakan tersebut dianggap merugikan bagi pihak korban selingkuh. Jika anda membina hubungan dekat (kecuali hubungan badan) dengan seseorang yang bukan pasangan/kekasih atau suami/istri anda, meskipun terlibat dalam hubungan 35
Diakses pada 11 november 2008 dari www.ilmupsikologi.com
27
batin yang kuat, namun apabila hubungan tersebut tidak dilakukan secara dian-diam, tidak diikuti dengan perasaan was-was, tidak merugikan pasangan anda, maka tindakan tersebut tidak tergolong dalam katagori selingkuh.36 Perselingkuhan adalah hubungan pribadi di luar nikah, yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah, dan di dasari oleh tiga unsur : 1) Saling ketertarikan 2) Saling ketergantungan 3) Saling memenuhi secara emosional dan seksual.37 Perselingkuhan tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual. Sekalipun tidak ada kontak seksual, tapi kalau sudah ada saling ketertarikan, saling ketergantungan, dan saling memenuhi diluar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa kita katagorikan sebagai perselingkuhan.
E. Dasar Larangan Perselingkuhan Mengenai dasar larangan perselingkuhan penulis tidak menemukan kata-kata langsung mengenai perselingkuhan apalagi perselingkuhan melalui facebook secara langsung dalam hukum perkawinan. Ajaran agama Islam sangat membatasi seorang laki-laki dan perempuan melakukan hubungan atau
36
Jangan Selingkuh, www.janganselingkuh.com Diakses pada 8 November 2008 Memandang Selingkuh, http://www.eramuslim.com Diakses pada 10 Oktober 2014
37
28
pergaulan yang terlalu bebas dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga apabila seorang laki-laki dan perempuan telah menikah mempunyai batasan-batasan seperti halnya istri tidak boleh pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami. Kebersamaan dan keterbukaan dalam rumah tangga penting agar tidak terjadi perbedaan dan kesenjangan antara pasangan suami istri.38 Dalam hal ini yang menjadikan dasar bahwa perselingkuhan itu dilarang adalah dalam Al-Qur‟an surat al-Isra ayat 32:
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. al-Isra 17:32) Dan dalam surat al-Mu‟minun ayat 5-7:
Artinya:“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istriistri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Mu‟minun 23: 5-7)
38
Undang-undang Republik Indonesia No.1 tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam beserta penjelasannya (Bandung: Otra Umbara, 2007)Cet. Ke-1,
29
Dari segi ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa, mendekati zina saja kita dilarang apalagi sampai melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, ayat ini juga melarang seorang laki-laki dan perempuan mendekati zina. Sedangkan perbuatan perselingkuhan merupakan salah satu jalan untuk melakukan perzinahan. Sedangkan menurut pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, pasal 19 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, menyebutkan bahwa zina merupakan salah satu penyebab perceraian. a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. b. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.39 1. Pandangan Hukum Islam Dalam Islam ada istilah perselingkuhan mungkin istilah ini bisa diqiyaskan dengan qadzaf yang berarti menuduh berbuat zina. Dengan demikian, qadzaf termasuk dosa besar. Syariat telah mewajibkan hukuman delapan puluh kali dera bagi orang yang menuduh berzina (qadzif). Syarat –syarat dalam qadzaf: a. Islam, berakal dan baligh; b. Orang yang menuduh berzina (qadzif) itu dikenal ditengah-tengah masyarakat sebagai orang yang suci, taat beribadah dan shahih;
39
Abdurrahman, “Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,” (Jakarta: Akademika Pressindo), ed.1, Cet.5, hal.141
30
c. Adanya tuntutan dari maqdzuf (tertuduh berbuat zina) dijatuhkan hukuman had bagi qadzif; Si qadzif tidak mendatangkan empat saksi, sebagaimana yang difirmankan allah SWT: “mereka tidak mendatangkan empat orang saksi” Yang menjadi dasar penetapan had qadzaf: A. Pengakuan dari qadzif sendiri. B. Kesaksian dua orang laki-laki yang adil. Allah SWT telah mengharamkan qadzaf ditengah-tengah kaum muslimin, dimana telah berfirman:
Artinya : “ Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka ( yang menuduh itu) delapan puluh kali dera. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu memperbaiki dirinya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (An-Nur 4-5) Had qadzaf dinyatakan gugur jika si qadzif (penuduh) dapat mendatangkan empat orang saksi. Karena dengan adanya empat orang saksi itu berarti alternative negative yang mengharuskan hukuman had, menjadi
31
lenyap. Dengan demikian, saksi-saksi tersebut akan memperkuat tuduhan perzinahan itu. Dan had zina harus diberikan kepada tertuduh berbuat zina, karena dia benar-benar telah berzina. Jika seseorang menuduh suaminya berbuat zina, maka dia harus dijatuhi hukuman had, jika syarat-syarat untuk menjatuhkannya telah terpenuhi. Tetapi jika suami yang menuduh istrinya berzina dan dia tidak mendatangkan bukti-bukti kongkret, maka dia tidak dapat dijatuhihukuman had, hanya saja dia harus bersumpah lian. Jika suami dapat mendatangkan bukti-bukti dan juga tidak mau bersumpah lian, maka diapun harus dijatuhi hukuman had qadzaf. Perselingkuhan bisa menimpa siapa saja, orang muslim maupun non muslim. Menyangkal pernik-pernik perselingkuhan tidak semudah yang kita duga, karena godaan cukup besar. Pernikahan sangat sakral tidak sepatutnya dinodai dengan perselingkuhan. Kita sebagai umat Islam harus secara tegas menghindari perselingkuhan yang jelas-jelas membawa dampak buruk pada hubungan pernikahan. Pada hakikatnya perselingkuhan sama dengan perzinahan yang secara jelas diharamkan dalam Islam, maka sudah sepatutnya kita tidak terjebak dalam perselingkuhan. Kesabaran
merupakan
langkah
utama
ketika
mulai
muncul
perselisihan. Islam memerintahkan kepada suami istri agar bergaul dengan cara yang baik, serta mendorong mereka untuk bersabar dengan keadaan masing-masing pasangan, karena boleh jadi didalamnya terdapat kebaikankebaikan. Jika dibutuhkan orang ketiga untuk membantu menyelesaikan 32
persoalan maka jangan sekali-sekali melibatkan lawan jenis yang bukan mahram-nya; seperti teman sekantor, tetangga, kenalan dan sebagainya. Awalnya mungkin hanya sebatas curhat, tetapi tanpa disadari, jika sudah mulai merasa nyaman, persoalan mungkin justru tidak terpecahkan, yang kemudian terjadi adalah muncul rasa saling ketergantungan dan ketertarikan. Hal ini bisa menjadi awal dari kedekatan diantara mereka dan peluang untuk terjadi perselingkuhan. Pandangan Islam hubungan antara pria dan wanita merupakan pandangan yang terkait dengan tujuan untuk melestarikan keturunan, bukan semata-mata pandangan yang bersifat seksual. Dalam konteks itulah, Islam menganggap berkembangnya pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual pada sekelompok orang merupakan keadaan yang membahayakan. Oleh karena itu, Islam memerintahkan. Pria dan wanita untuk menutup aurat, menahan pandangannya terhadap lawan jenis, melarang pria dan wanita berkhalawat, melarang wanita bersolek dan berhias di hadapan laki-laki (nonmahram). Islam juga telah membatasi kerjasama yang mungkin dilakukan oleh pria dan wanita dalam kehidupan umum serta menentukan bahwa hubungan seksual antara pria dan wanita hanyalah boleh dilakukan dalam dua keadaan, yaitu: lembaga pernikahan dan pemilikan hamba sahaya. C. Hukum Bagi Pelaku Perselingkuhan Pada hakikatnya perselingkuhan sama dengan perzinaan. Dalam pandangan Islam seseorang yang berselingkuh / berzina mendapatkan hukuman yang sangat berat. Jika belum menikah, pelakunya harus dicambuk
33
100 kali, dan untuk yang sudah menikah harus dirajam sampai
mati.
Hukuman yang berat ini akan menjadi pelajaran bagi pelakunya hingga menimbulkan jera sekaligus sebagai penebus dosa atas perbuatan yang dilakukan. Jika hukuman ini diterapkan, seseorang akan berfikir panjang sebelum melakukan perselingkuhan.40 1) Perselingkuhan dalam Islam Sudah dijelaskan diatas bahwasanya dalam hal ini perselingkuhan sama dengan perzinaan yang sangat jelas hukumnya adalah haram, dalam Islam tidak ada istilah perselingkuhan mungkin istilah ini bisa di qiyaskan dengan qadzaf yang berarti menuduh berbuat zina. Dengan demikian qadzaf termasuk dosa besar. Syariat telah mewajibkan hukuman delapan puluh kali dera bagi orang yang menuduh berzina (qadzif)41 Syarat – syarat dalam qadzaf 1. Islam, berakal, dan baligh 2. Orang yang menuduh berzina (qadzif) itu dikenal ditengah – tengah masyarakat sebagai orang yang suci, taat beribadah dan shahih 3. Adanya tuntutan dari maqdzuf (tertuduh berbuat zina) dijatuhkan hukuman had bagi qadzif 4. Si qadzif tidak mendatangkan empat orang saksi, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT : “ mereka tidak mendatangkan empat orang saksi yang menjadi dasar penetapan had qadzaf
40 41
Memandang Perselingkuhan, http://www.eramuslim.com Diakses pada 10 Oktober 2014 Memandang Perselingkuhan, http://www.eramuslim.com Diakses pada 10 Oktober 2014
34
a. Pengakuan dari qadzif sendiri b. Kesaksian dari dua orang laki – laki yang adil. 2) Gugurnya Had Qadzaf Had qadzaf dinyatakan gugur jika si qadzif (penuduh) dapat mendatangkan empat orang saksi. Karena dengan adanya empat orang saksi itu berarti alternative negative yang mengharuskan hukuman had, menjadi lenyap. Dengan demikian, saksi – saksi tersebut akan memperkuat tuduhan perzinaan itu.42 Had zina harus diberikan kepada tertuduh berbuat zina, karena dia telah benar – benar berzina.
42
Memandang Perselingkuhan, http://www.eramuslim.com Diakses pada 10 Oktober 2014
35
BAB IV ANALISA PUTUSAN TENTAN PERSELINGKUHAN MELALUI FACEBOOK DAN SMS SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN A. Duduk Perkara Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 25 februari 2010 yang didaftarkan kepada Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatan di bawah Nomor:
xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS. mengemukakan hal-hal yang pada
pokoknya berbunyi sebagai berikut : 1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah menikah pada tanggal 11 Oktober 1990, ketentuan hukum Islam (Agama Penggugat dan Terguggat) dan telah dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku, sesuai akta nikah Nomor 1067/65/X/1990 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Pasar minggu, Jakarta Selatan Tanggal 11 Oktober 1990. 2. Bahwa sesudah menikah Penggugat dan Tergugat hidup rukun dalam membina rumah tangga ditempat kediaman bersama Jalan Raya Lenteng Agung RT 008 RW 004 No. 35 Kelurahan Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan selama kurang lebih 19 tahun telah rukun baik (ba‟da dukhul), dan tergugat telah dikaruniai 2 anak yang bernama : -
ANAK I PENGGUGAT dan TERGUGAT lahir 1 januari 1992
-
ANAK II PENGGUGAT dan TERGUGAT lahir 21 september 1996
3. Bahwa kurang lebih pada tahun 2001 ketentraman rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai goyah, setelah antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan secara terus menerus sampai dengan saat ini, yang penyebabnya antara lain; 36
Tergugat telah berselingkuh dengan perempuan lain, hal tersebut Penggugat ketahui melalui SMS. Yang ketika hal tersebut Penggugat tanyakan kepada Tergugat justru Tergugat marah dan pecahlah pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat; Tergugat jika cekcok seringkali mengusir Penggugat dan mengucapkai kata-kata cerai; Bahwa komunikasi antara Penggugat dengan Tergugat tidak sehat seringkali berdiam-diaman; 4. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat tersebut terjadi kurang lebih pada bulan November 2009 karena Tergugat kembali berhubungan dengan perempuan lain, setelah itu hubungan Penggugat dan Tergugat semakin memburuk dan pada Januari 2010 kembali pecah pertengkaran yang diwarnai dengan keluarnya katakata talak dari Tergugat serta mengusir dan mengatakan kata – kata yang tidak pantas kepada Penggugat. Dan sejak itu sampai dengan sekarang antara Penggugat dengan Tergugat sudah pisah tempet tinggal; 5. Bahwa pihak keluarga pernah menasehati dan mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, namun upaya tersebut tidak berhasil; 6. Bahwa dengan keadaan yang demikian, Penggugat merasa sudah tidak mungkin lagi untuk mempertahankan rumah tangga bersama Tergugat. Oleh karna itu Penggugat berketepatan hati untuk bercerai dengan Tergugat; 7. Bahwa berdasarkan dalil dan alasan tersebut di atas, maka dengan ini Penggugat mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan 37
cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk dapat menentukan suatu hari persidangan, kemudian memanggil Penggugat dan Tergugat untuk diperiksa dan diadili, selanjutnya memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut; Mengabulkan gugatan Penggugat; Menjatuhkan thalak satu bain shugro Tergugat atas penggugat; Menetapkan biaya perkara ini sesuai dengan peraturaan yang berlaku; ATAU : Apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil – adilnya; Menimbang bahwa pada hari persidangan yang di tetapkan kedua belah pihak yang berperkara hadir dipersidangan dan pengadilan berusaha mendamaikan kedua belah pihak dan telah diperintahkan untuk mengikuti prosedur mediasi sesuai PERMA Nomor 1 tahun 2008 dengan mediator Dra. Hj. Noor Jannah Aziz, M.H namun berdasarkan laporan mediator mediasi tidak berhasil, oleh karena itu pemeriksaan terhadap perkara ini dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang ternyata isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat.
B. Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim Menimbang, bahwa maksud daan tujuan gugatan Penggugat sebagaimana terurai diatas; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat dan telah diperintahkan kepada Penggugat dan
38
Tergugat untuk melakukan mediasi sesuai PERMA Nomor 1 tahun 2008 dengan mediator Dra. Hj. Noor Jannah Azis, M.H. namun berdasarkan laporan Mediator mediasi tidak berhasil oleh karenanya perdamaian dinyatakan tidak berhasil; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 Penggugat terbukti sebagai istri sah dari Tergugat sehingga mempunyai landasan hukum untuk mengajukan gugatan perceraian ini; Menimbang, bahwa bukti P.2 dan tidak ada eksepsi dari Tergugat maka bukti Penggugat bertempat kediaman di jalan Belimbing RT. 011 RW. 001 Nomor 90 Kelurahan Jagakarsa Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, sehingga perkara ini menjadi wewenang Pengadilan Agama Jakarta Selatan sesuai dengan Pasal 73 ayat (1) Undang – undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah oleh Undang – undang Nomor 3 Tahun 2006 ; Menimbang, bahwa dasar hukum yang diajukan oleh Penggugat sebagai dasar alasan cerai gugat ini adalah sebagaimana dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 yang mengisyaratkan harus ada perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara suami istri itu dan tidak ada harapan akan rukun lagi dalam rumah tangganya; Menimbang,
bahwa
oleh
karena
itu
Majelis
Hakim
perlu
mempertimbangkaan tentang adanya alasan tersebut; Menimbang, bahwa Majelis telah mendengarkan keterangan sanksi keluarga atau orang dekat dengan kedua belah pihak, guna memenuhi ketentuan Pasal 76 Undang – undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah
39
oleh Undang – undang Nomor 3 tahun 2006 jo Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa keterangan saksi – saksi keterangannya saling mendukung dan memperkuat dalil – dalil gugatan Penggugat, kesaksian mana telah memenuhi kekuatan Pasal 171 ayat (1) dan 172 HIR. Setelah dihubungkan dengan keterangan pihak – pihak serta bukti lain, maka dapatlah disimpulkan hal – hal/ fakta – fakta hukum sebagai berkut: Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri dan sudah mempunyai dua orang anak ; Bahwa rumah tanggan Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan antara lain ada kecurigaan Penggugat kepada Tergugat katau Tergugat mempunyai wanita idaman lain; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah selama 3 bulan; Bahwa saksi telah pula ikut menasehati Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa dari apa yang telah disimpulkan tersebut diatas, maka terbuktilah bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus. Hal mana antara mereka tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi; Menimbang, bahwa dengan demikian berarti alasan perceraian sebagaimana tersebut dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 huruf (f) Undang – undang Nomor 1 tahun 1974 jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam tersebut telah terbukti adanya; 40
Menimbang, bahwa dengan telah terbukti pula adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus – menerus antara Penggugat dengan Tergugat dan tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam rumah tangga tersebut, apabila perkawinan mereka diteruskan, maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud pasal 1 Undang – undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak akan tercapai, bahkan sebaliknya apabila perkawinan mereka tidak akan diputuskan/diceraikan, maka perselisihan dan pertengkaran yang tidak berkesudahan antara Penggugat dengan Tergugat tersebut akan mengakibatkan makin beratnya beban penderitaan lahir dan batin kedua belah pihak, oleh karena itu pengadilan berpendapat, bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dengan Tergugat harus diceraikan, karena perceraian tersebut adalah paling tepat dan memenuhi rasa keadilan bagi kedua belah pihak; Menimbang, bahwa Penggugat di dalam sidang telah menunjukkan sikap kebenciannya dan keengganannya untuk rukun kembali dengan Tergugat yang pada kesimpulannya Penggugat bertetap pada gugatannya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tersebut diatas telah terbukti pula bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat ternyata telah tidak dapat ditegakkan lagi, karena rumah tangga tersebut telah tidak ditopang diatas suasana ketentraman, kecintaan, kasih – sayang, harmonisnya pergaulan serta masing – masing pihak telah menunaikan apa yang menjadi kewajibannya, sehingga dengan demikian menurut Pasal 70 ayat (1) Undang – undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah
41
diubah oleh Undang – undang Nomor 3 Tahun 2006 gugatan Penggugat tersebut harus dikabulkan; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk bidang perkawinan maka penggugat dibebankan untuk membayar biaya perkara ini sesuai dengan pasal 89 Undang – undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah oleh Undang – undang Nomor 3 tahun 2006; Memperhatikan segala peraturan perundang – undangan yang berlaku dan Hukum Syar‟i yang berkitan dengan perkara ini.
MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain sughra , dari Tergugat terhadap Penggugat 3. Membebankan kepada penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara sebesar Rp. 271.000,- (Dua ratus tujuh puluh satu Ribu Rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan di Jakarta Selatan pada hari senin, tanggal 3 mei 2010 M, bertepatan dengan tanggal 18 Jumadil Awwal 1431 H, oleh kami Tamah, S.H. sebagai Hakim Ketua majelis, H. Muh. Kailani, S.H., M.H. dan Dra. Hj. Farchanah M.M.Hum masing – masing sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh Rahmi, S.H. sebagai Panitera pengganti; Kemudian pada hari itu juga diucapkan Ketua Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan di hadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, Panitera Pengganti, Penggugat dan Tergugat; C. Analisa Putusan
42
Perkawinan merupakan pranata sosial yang pernah ada sejak manusia diciptakan oleh Allah SWT, yakni antara Adam dengan Siti Hawa. Dari sini dapat kita pahami bahwa sudah menjadi fitrah manusia untuk saling berpasang – pasangan, sehingga Allah menetapkan jalan yang sah untuk itu, yakni melalui pranata yang dinamakan perkawinan. Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin baik antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam, dinyatakan dalam Pasal 2, Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat (misaqon gholidhon) untuk menaati perintah Allah dan menjalankannya merupakan ibadah. 43 Dalam kitab Fiqh, pengertian perkawinan dibedakan secara bahasa dan secara syar‟i (hukum). Menurut bahasa perkawinan adalah pengumpulan, sedangkan menurut syar‟i (hukum) perkawinan adalah suatu akad yang mengandung kebolehan – kebolehan untuk bersenang – senang bagi masing – masing pasangan (suami istri) atas dasar yang disyariatkan. Namun dalam perjalaan perkawinan tersebut terdapat persoalan – persoalan yang sangat pelik dan tidak dapat dihindari dan mengancam putusnya suatu ikatan perkawinan, seringkali persoalan yang ada dalam rumah tangga yang sering terjadi adalah hak dan kewajiban salah satu pihak (suami atau istri) tidak dapat dipenuhi atau dijalankan.
43
Lutfi Surkalam, Kawin Kontrak dalam Hukum Nasional Kita, (Tangerang:CV Pamulang,
2005),h.1
43
Seperti dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan Nomor Perkara xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS yang disebabkan karena sering berselisih dan bertengkar, tetapi dalam replik duplik suami berselingkuh dengan wanita lain dan SMS dan Facebook menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan tersebut. Perkara ini istri menggugat cerai suaminya pada tanggal 25 Februari 2010. Penggugat menyatakan dalam surat gugatannya yang menjadi alasan utama menggugat cerai suaminya dikarenakan sudah tidak ada kebaikan dan keharmonisan lagi, sering berselisih dan bertengkar terus menerus yang disebabkan karena Tergugat berselingkuh dengan wanita lain dan SMS dan Facebook sebagai pemicu terjadinya perselingkuhan tersebut. Dalam gugatan penggugat dalam primernya tidak terbukti Tergugat melanggar Taklik Talak, namun berdasarkan faktanya dalam kehidupan rumah tangga penggugat sering terjadi pertengkaran karena perselingkuhan dengan wanita lain baik melalui Sms ataupun facebook yang mengakibaatkan perselisihan diantara Penggugat dan Terguggat. Dalam berdasarkan alasan diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yakni : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba‟in sughra , dari Tergugat terhadap Penggugat 3. Membebankan biaya perkara ini kepada Penggugat
44
Talak Ba‟in Sughra (Ba‟in kecil) memutus ikatan perkawinan sesaat talak tersebut berlaku. Dengan terputusnya ikatan perkawinan, maka status istri yang telah dicerai menjadi wanita asing. Bekas suami tidak diperbolehkan hubungan mesra dengannya dan keduanya tidak saling mewarisi, jika suami meninggal ditengan masa „iddah ataupun setelahnya. Sisi yang diperbolehkan adalah batas waktu pelunasan mahar yang ditangguhkan hingga batas paling jauh, yaitu kematian atau talak. Suami boleh kembali hidup bersama istri yang telah ditalaknya dengan talak ba‟in kecil itu dengan akad baru dan memberi mahar baru, tanpa dia harus menikah dulu dengan lelaki lain. Jika itu terjadi, maka sang istri kembali kepadanya dengan sisa talak yang dimilikinya. Jika sebelumnya ditalak satu,
maka
setelah pernikahan kedua tersebut tersisa dua talak lagi. Tapi jika sebelumnya ditalak dua, maka hanya tersisa satu talak lagi.44 Mengenai pembuktian Penggugat mengajukan bukti surat dalam foto copy kutipan akta nikah, foto copy Kartu Keluarga, foto copy kutipan Akta Kelahiran anak Penggugat dan Terguggat sebanyak 2 orang anak, saksi – saksi adalah keluarga Penggugat dan Tergugat dan keterangan saksi – saksi tersebut saling berhubungan dan bersesuaian satu sama lain, yang antara lain menjelaskan, bahwa Penggugat dan Tergugat benar suami istri yang sah dan memiliki 2 orang anak, benar telah terjadi perselisihan sejak 2001 bahwa awalnya penyebab perselisihan tersebut karena sudah tidak ada kebaikan dan keharmonisan lagi sering menuduh tergugat berselingkuh. Hemat penulis mengenai alat bukti surat sudah sesuai dengan pasal 165 HIR yang bukti surat 44
Sayyid Sabiq, “Fiqih Sunah”, Cet 1, Hal. 461
45
tersebut adalah bukti otentik yang telah memenuhi syarat formil dan materil sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat, sedangkan alat bukti yg sudah sesuai dengan pasal 22 ayat 2 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975, yaitu : “Gugatan tersebut dapat diterima apabila cukup jelas bagi Pengadilan mengenai sebeb – sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah mendengar pihak keluarga serta orang yg dekat dengan suami istri itu” Lalu Majelis Hakim berusaha memberikan nasehat bagi Penggugat dan Tergugat untuk rukun kembali, namun tidak berhasil, karena Penggugat telah menyatakan sikapnya dengan tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk tetap bercderai kepada Tergugat. Hal ini sesuai dengan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang perceraian: 1. Hakim yang memeriksa perceraian telah berusaha mendamaikan kedua pihak 2. Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan. Oleh sebab itu penggugat tetap ingin bercerai maka dapat melakukan perceraian harus ada cukup alasan suami istri itu tidak dapat hidup rukun lagi sebagai suami istri sebagaimana dimaksud pada Pasal 39 Undang – undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Adapun alasan – alasan melakukan perceraian terdapat dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, sebagai berikut :
46
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, prmandat, penjudi, dan lain sebagaainya yang sukar disembuhkan b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut – turut tanpa izin pihak lain tanpa alasan yang sah atau karena hal lain sesuai kemampuannya c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 (lima) tahun atau hukuman yang lenih berat setelah perkawinan berlangsung d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalakan kewajiban suami istri f. Antara suami istri terus menurus terjadi perselisihan atau pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga g. Suami melanggar taklik talak h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya keharmonisan dalam rumah tangga Dalam alasan – alasan yang dikemukakan diatas telah diperolehnya fakta serta bukti – bukti yang berkaitan dengan duduk perkara antara Pengggat dan Tergugat telah terjadi perselisihan terus menerus dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga, maka dalam Putusan Majelis Hakim sudah dapat dan hanya cukup mendalilkan Pasal 9 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 maupun berdasarkan
47
ketentuan Hukum Islam dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 huruf (f), berkaitan dengan perkara nomor xxxx/Pdt.G/2010/PA.JS. Hemat penulis tentang dalil hukum hakim yang dikemukakan diatas sudah tepat, karena inti dari permasalahan perkara ini adalah antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga, dan sudah melanggar Kompilasi Hukum Islam Pasal 3 mengenai dasar dan tujuan perkawinan. “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah” Berdasarkan alasan – alasan dalam gugatan penggugat dalam primernya tidak terbukti melanggar taklik talak, namun pada faktanya dalam kehidupan rumah tangga Penggugat sering terjadi pertengkaran dan dalam replik duplik bahwa penggugat telah mengakui berselingkuh yang bermula dari SMS dan Facebook. Mengenai nafkah iddah dalam perkara cerai gugat suami tidak diwajibkan memberi nafkah iddah kepada istri, terkecuali hakim dapat memberikan kewajiban kepada suami apabila pada saat perceraian istri sedang mengandung, maka hakim berhak menentukan dan membebankan kepada mantan suami untuk biaya persalinan atau melahirkan. Hemat penulis, seharusnya mantan suami diberi kewajiban nafkah iddah kepada mantan istrinya dengan mengambil keputusan yurisprudensi Pengadilan Tinggi Agama yang mentafsirkan pasal 14 huruf c Undang – undang Nomor 1tahun 1974 tentang perkawinan. Nafkah iddah yang diberikan mantan istri oleh mantan suami disesuaikan dengan kemapuannya. 48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dengan judul “ Perselingkuhan melalui Facebook dan Sms sebagai Penyebab Perceraian (Studi Analisa Pada Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan)” serta penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perselingkuhan melalui media jejaring sosial seperti Facebook dapat terjadi, umumnya skenarionya di mulai seseorang mempunyai akun Facebook, lalu menemukan seseorang lawan jenis yang keliatannya menarik lalu “add friend”, setelah diterima lalu mereka saling mengirim berita di “wall” mulai dari formal lalu masuk keranah pribadi dan menjadi akraab dan masuk kebagian “chatting room” , kemudian mengirim gambar – gambar kemudian berbagi info, dan nomor kontak Handphone dan seterusnya. Bila dua pribadi yang berlainan jenis sudah terus menerus saling sharing terjadilah keakraban emosional bahkan bisa dikatagorikan “perselingkuhan emosional”. Itu terjadi apabila sudah saling panggil dengan kata yang hanya untuk suami istri, misalnya : sayang, papi-mami, manisku dan banyaak panggilan yang eksklusif lainnya yang hanya untuk pasangan. Apalagi semua kegiatan diceritakan dan kemudian tercurah kepada teman “facebook” ini ada juga seseorang yang menemukan 49
seseorang yang merupakan cinta lamanya dan kemudian berpisah dengan berbagai sebab. Walau sudah masing – masing berkeluarga, tetap merasa tidak apa – apa kalau chatting. Lalu dimulailah percekapan seperti di atas, dan akhirnya muncul cinta lagi yang hilang. Ada kerinduan untuk kembali pada kenangan indah sewaktu dulu. Ini dinamakan “retrosexsual”. Ada banyak definisi retroseksual, tetapi salah satunya adalah berseminya cinta yang dulu pernah ada ketika seseorang yang dulu pernah mencintai berjumpa kembali dan melanjutkan hubungannya. Perselingkuhan ini bisa terjadi karena memang “pria terangsang secara visual, wanita terangsang secara emosional”. Mungkin karena gambar – gambar cantik yang di taruh di facebook. 2. Pertimbangan hakim dalam menyelesaikan perkara cerai gugat yang disebabkan perselisihan dan pertengkaran adalah karena suami yang berselingkuh. Majelis Hakimpun memasukan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo, Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam sebagai pertimbangan hukumnya. Hanya saja Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan selain menggunakan Undang – undang sebagai pertimbangan Hukum. Majelis Hakim pun menggunakan pendekatan konsep dan Ushul Fiqh sebagai pertimbangan hukumnya. 3. Talak Ba‟in Sughra (Ba‟in kecil) memutus ikatan perkawinan sesaat talak tersebut berlaku. Dengan terputusnya ikatan perkawinan, maka status istri yang telah dicerai menjadi wanita asing. Bekas suami tidak diperbolehkan hubungan mesra dengannya dan keduanya tidak saling mewarisi, jika suami meninggal ditengan masa „iddah ataupun setelahnya. Sisi yang 50
diperbolehkan adalah batas waktu pelunasan mahar yang ditangguhkan hingga batas paling jauh, yaitu kematian atau talak. Suami boleh kembali hidup bersama istri yang telah ditalaknya dengan talak ba‟in kecil itu dengan akad baru dan memberi mahar baru, tanpa dia harus menikah dulu dengan lelaki lain. Jika itu terjadi, maka sang istri kembali kepadanya dengan sisa talak yang dimilikinya. Jika sebelumnya ditalak satu, maka setelah pernikahan kedua tersebut tersisa dua talak lagi. Tapi jika sebelumnya ditalak dua, maka hanya tersisa satu talak lagi. B. Saran 1. Pernikahan adalah momen membangun kehidupan baru bersama pasangan. Suka duka akan dihadapi berdua, sebisa mungkin tidak melibatkan pihak lain untuk menyelesaikan masalah. Namun, masalah rumah tangga kadang tidak sesederhana yang dihadapi ketika masih pacaran. Bukan cinta lagi yang dibutuhkan tetapi komitmen, untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Salah satu penyebab retaknya rumah tangga adalah perselingkuhan. Perselingkuhan itu sendiri biasanya disebabkan oleh beberapa factor seperti : kemajuan teknologi, workaholic, dan sifat progresif. Teknologi bukan hal yang menjadi asal usul perselingkuhan, namun bisa memicu perselingkuhan. Ketakutan bahwa kemajuan teknologi bisa membuat pasangan selingkuh, bisa membuat seseorang melanggar privasi pasangannya. 2. Pengguna situs jejaring pertemanan tidak hanya menimbulkan pengaruh dan dampak secara langsung kepada oaring yang sedang menggnakan fasilitas ini, tetapi juga secara tidak langsung kepada orang lain dan 51
lingkungannya. Sama dengan hal lain penggna Facebook tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan bisa terjadi ketergantungan yang tidak sehat, karena penyalahgunaan fasilitas yang tidak benar dapat menyebabkan putusnya hubungan asmara atau perceraian, situs pertemanan facebook juga dapat menimbulkan kecemburuan dan perselingkuhan. 3. Dengan memperhatikan tujuan perkawinan sebagaimana yang tercantung dalam Pasal 1 Undang – undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, sebaiknya dibuat undang – undang tersendiri yang khusus mengatur, memeriksa dan mengadili perceraian yang sifatnya mempersulit terjadinya perceraian dengan cara misalnya lebih mengedepankan proses mediasi yang lebih kuat lagi, atau gugatan perceraian yang tidak dapat diperiksa oleh pengadilan apabila kedua belah pihak tidak hadir di persidangan.
52
DAFTAR PUSTAKA Al – Qur‟an dan Terjemahannya Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indinesia, Jakarta: Akademi Pressindo, 1992 Ahmad, Abdul Aziz, All About Selingkuh Problematika dan Penyelesaiannya, Jawa Barat: Pustaka Hidayah, 2009 As-Subki, Ali Yusuf, Fiqih Keluarga, Pedoman Berkembang dalam Islam, sinar Grafika Offser, 2010 Syarifuddin, Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Antara Fiqih Munakahat dan Undang – Undang Perkawinan. Jakarta: Prenada Media. 2006 Muhammad makki Al-Amili, Ali Husain, Perceraian salah siapa?, bimbingan Islam Mengatasi problematika Rumah Tangga, Jakarta: Lentera, 2001 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: alwah, 1993 Daud Ali, Mohammad, Hukum Islam dan Pengadilan Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002 Daud Ali, Sidi nazar Bakhry, Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah, pedoman Ilmu Jaya, 2001 J.Moelang, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdayarya, 2004 Adi, Riyanto, Metodologi Penelitian Sosial dan hukum, Jakarta: Granit, 2004
53
Sofia Hanni, Budhi Prianto, Panduan Mahir Akses Internet, Jakarta: Kriya Pustaka, 2010 Hadi Mulyadi, Twitter Untuk Orang Awam, Palembang: Maxikom, 2010 Basiq Djalil. A, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: kencana, 2006 Firdaweri, Hukum Islam Tentang Fasakh Pernikahan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1989 Bakhry, Sidi Nazar, Kunci Keutuhan Rumah Tangga; Keluarga Sakinah, Pedoman Ilmu Jaya, 2001 Kuzari, Ahmad, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995 Amandemen Undang – Undang Peradilan Agama, Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam Beserta Penjelasannya, Bandung: Otra Umbara,2007 Team Ninja, Facebook Untuk Semua Orang, Untuk Semua Urusan Jasakom, 2009 Rahman Ghazali, Abd, Fiqih Munakahat, Jakarta: Prenada Media 2003 R. Soeroso, Praktek Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2004 Surkalam, Lutfi, Kawin Kontrak dalam Hukum Nasional Kita, Tangerang: CV Pamulang, 2005
54
55