Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUMAH SEWA (STUDI KASUS RUMAH SEWA DI KEL. SERINGGU JAYA MERAUKE)
Muchlis Alahudin, Jayadi
[email protected] Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Mengetahui pengaruh orientasi bangunan dan kondisi lingkungan mempengaruhi kenyamanan termal pada rumah sewa di Kelurahan Seringgu jaya. Penelitian menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Variabel yang diamati adalah temperatur, kelembaban, kecepatan angin dan keadaan lingkungan sekitar rumah sewa. Data pengukuran diperoleh dengan menggunakan alat ukur antara lain: Thermo-Hygrometer, Envirotment meter, dan Anemometer. Hasil perekaman dan pengukuran dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan standar kenyamanan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu didalam bangunan adalah 29o – 32,5oC sedangkan suhu diluar berkisar antara 28,5o – 31,5oC sementara kelembaban didalam bangunan rata-rata 75,5 % dan diluar dengan kelembaban 76,28%, sedangkan untuk kecepatan angin didalam bangunan rata-ratanya 0.01 m/s sementara diluar 0,5 m/s. Tinggi suhu didalam bangunan masuk pada kondisi Hangat Nyaman menuju ke kondisi panas. Untuk kondisi didalam maupun diluar bangunan masuk pada kategori Nyaman Optimal. Tinggi suhu didalam bangunan disebabkan karena aliran angin tidak mengalir dengan sempurna, disamping itu kecepatan angin memang rendah yaitu 0,4 m/s untuk diluar bangunan. Selain itu kondisi vegetasi yang kurang baik vegetasi ground cover maupun vegetasi perdu membuat kondisi disekitar rumah sewa sangat panas serta keberadaan bangunan yang tidak tertata dengan konsep yang baik (pola tata masa bangunan yang tidak rapi) menghambah aliran udara Kata kunci : Arsitektur Tropis, Merauke, Rumah Sewa/Kontrakan, Kenyaman termal. (1969) berpendapat bahwa bentuk bangunan
PENDAHULUAN Selain berfungsi sebagai bangunan
tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja
yang dapat memberikan perlindungan yang
(Iklim), melainkan merupakan pencerminan
aman dan nyaman bagi penghuninya, rumah
dari adanya berbagai desakan seperti sosial-
juga harus dapat menampung aktivitas dasar
budaya : termasuk agama, kepercayaan,
manusia,
keluarga,
diantara
lain:
tidur,
makan,
struktur
keluarga,
organisasi
bercengkraman, menyimpan, membersihkan
sosial, hubungan sosial antar individu, dan
badan, membuang hajat, berkomunikasi, dan
juga material yang tersedia.
bersosialisasi. Namun demikian Rapoport 21
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
Alahudin (2012) kondisi lingkungan di luar
bangunan
setempat lingkungan
ditentukan
(iklim
mikro)
disekitarnya
oleh
iklim
dan
keadaan
(iklim
mikro),
TINJAUAN PUSTAKA 1.
Definisi Rumah Sehat Dalam
Tahun
1992
Undang-undang tentang
Nomor
Perumahan
4 dan
disamping itu perkerasan yang luas di sekitar
Permukiman, perumahan adalah kelompok
akan
dalam
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
akan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
mempengaruhi kondisi suhu/temperatur dan
dilengkapi dengan prasarana dan sarana
juga
lingkungan.
memantulkan
bangunan/hunian,
bangunan
panas
ke
sehingga
lain
berpengaruh
juga
terhadap kondisi didalam bangunan ini
Rumah
harus
dapat
mewadahi
dikarenakan aliran udara yang terhambat dan
kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi
pantulan panas yang dihasilkan dari penutup
seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan
bangunan
kondisi
ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat
yang
berjalan dengan baik. Lingkungan rumah
kriteria
juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor
kesehatan dan kenyamanan yang diinginkan
yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto,
bagi
bangunan
2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai
pribadi, rumah harus dilengkapi dengan
tempat berlindung, bernaung, dan tempat
studi tentang keinginan penghuninya agar
untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan
selaras dengan keinginan tersebut dan dapat
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani,
melindungi
maupun sosial (Sanropie dkk., 1989).
sekitar.
Sedangkan
lingkungan
di
dalam
diinginkan
bergantung
penghuninya.
bangunan kepada
Sebagai
penghuninya
dari
pengaruh
cuaca dan bahaya lain yang ada (Kukreja, 1978). Hal ini sesuai dengan pendapat
2.
Kriteria Rumah Sehat Kriteria rumah sehat yang diajukan
Rapoport (1969), yang mengatakan bahwa
oleh dalam Entjang (2000) antara lain:
sebagai tempat berlindung, rumah sangat
a. Harus
diperlukan
manusia
karena
merupakan
faktor utama dalam usahanya untuk tetap bertahan melawan musuh, iklim, hewan buas dan sebagainya. Menurut Talarosha (2005) Suhu nyaman thermal untuk orang Indonesia berada pada rentang suhu 22,8°C - 25,8°C dengan kelembaban 70%.
dapat
memenuhi
kebutuhan
memenuhi
kebutuhan
fisiologis b. Harus
dapat
psikologis c. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan d. Harus dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
22
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
3. Parameter dan Indikator Penilaian
melepas
Rumah Sehat Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik
• Tidak terbuat dari bahan yang dapat
Indonesia
(2002),
lingkup
zat-zat
yang
dapat
membahayakan kesehatan. • Tidak terbuat dari bahan yang dapat
penilaian rumah sehat dilakukan terhadap
memungkinkan
kelompok komponen rumah, sarana sanitasi
berkembangnya
dan perilaku penghuni.
patogen.
tumbuh
dan
mikroorganisme
a. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit,
dinding,
lantai,
jendela
b. Komponen dan penataan ruang rumah
kamar tidur, jendela ruang keluarga dan
Komponen
ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan
persyaratan fisik dan biologis seperti
asap dapur dan pencahayaan.
berikut:
b. Kelompok
sarana
sanitasi,
meliputi
rumah
harus
memenuhi
• Lantai yang kedap air dan mudah
sarana air bersih, sarana pembuangan
dibersihkan.
kotoran, saluran pembuangan air limbah,
Lantai dari tanah lebih baik tidak
sarana tempat pembuangan sampah.
digunakan lagi, sebab bila musim
c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi
hujan akan lembab sehingga dapat
membuka jendela kamar tidur, membuka
menimbulkan
jendela ruang keluarga, membersihkan
terhadap
rumah dan halaman, membuang tinja bayi
mencegah masuknya air ke dalam
dan balita ke jamban, membuang sampah
rumah, sebaiknya lantai dinaikkan
pada tempat sampah.
kira-kira 20 cm dari permukaan tanah
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan
rumah
sebagaimana
yang
sehat
gangguan/penyakit penghuninya.
Untuk
• Dinding, dengan pembagian:
adalah
- Untuk di ruang tidur dan ruang
dalam
keluarga dilengkapi dengan sarana
Kepmenkes
Nomor
ventilasi untuk pengaturan sirkulasi
829/Menkes/SK/VII/1999
tentang
udara;
tercantum
Persyaratan Kesehatan Perumahan.
- Untuk di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
a. Bahan bangunan Syarat
bahan
bangunan
diperbolehkan antara lain:
yang
dibersihkan. - Fungsi
dinding
selain
sebagai
pendukung atau penyangga atap, dinding
juga
berfungsi
untuk 23
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
melindungi ruangan rumah dari
Diusahakan agar ruang tidur mendapat
gangguan, serangga, hujan dan
cukup sinar matahari. Agar terhindar dari
angin,
dari
penyakit saluran pernafasan, maka luas
pengaruh panas dan angin dari luar.
ruang tidur minimal 9 m2 untuk setiap
Bahan dinding yang paling baik
orang yang berumur diatas 5 tahun/untuk
adalah bahan yang tahan api, yaitu
orang dewasa dan 4 ½ m2 untuk anak-
dinding dari batu.
anak berumur dibawah 5 tahun. Luas
juga
melindungi
harus
lantai minimal 3 ½ m2 untuk setiap orang,
mudah dibersihkan dan tidak rawan
dengan tinggi langit-langit tidak kurang
kecelakaan.
dari 2 ¾ m.
• Langit-langit,
Langit-langit
• Bubungan rumah yang memiliki tinggi
- Ruang tamu, ruang tamu yaitu suatu
10 m atau lebih harus dilengkapi
ruangan khusus untuk menerima tamu,
dengan penangkal petir
biasanya diletakkan di bagian depan
• Ruang di dalam rumah harus ditata
rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah
agar berfungsi sebagai ruang tamu,
dengan
ruang keluarga, ruang makan, ruang
dibuka/ditutup
tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan
sehingga
ruang bermain anak.
kegiatan orang-orang yang ada di ruang
Banyaknya ruangan di dalam rumah
duduk.
biasanya
tergantung
kepada
ruang
duduk atau
tamu
tidak
yang
dapat
dengan
gorden,
dapat
melihat
jumlah
- Ruang duduk (ruang keluarga), ruang
penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu
duduk harus dilengkapi jendela yang
rumah akan menuntut jumlah ruangan yang
cukup, ventilasi yang memenuhi syarat,
banyak terutama ruang tidur. Tetapi pada
dan cukup mendapat sinar matahari pagi.
umumnya jumlah ruangan dalam suatu
Ruang duduk ini sebaiknya lebih luas dari
rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan
ruang-ruang lainnya seperti ruang tidur
tersebut, seperti:
atau ruang tamu karena ruang duduk
- Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur),
sering digunakan pula untuk berbagai
rumah yang sehat harus mempunyai
kegiatan
seperti
ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur ini
bincang
anggota
biasanya
menonoton
digunakan
sekaligus
untuk
tempat
TV,
berbincang-
keluarga,
tempat
kadang-kadang
ruang ganti pakaian, dan ditempatkan di
digunakan untuk tempat membaca/belajar
tempat yang cukup tenang, tidak gaduh,
dan
bermain
anak-anak.
Selain
itu
jauh dari tempat bermain anak-anak. 24
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
ruangan
ini
juga
sering
digunakan
sekaligus sebagai ruang makan keluarga. - Ruang makan, ruang makan sebaiknya mempunyai
ruangan
yang
diusahakan salah satu dindingnya yang berlubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan bagian luar rumah. Bila
khusus,
tidak, ruang/kamar mandi dan jamban ini
ruangan tersendiri, sehingga bila ada
harus dilengkapi dengan alat penyedot
anggota keluarga sedang makan tidak
udara untuk mengeluarkan udara dari
akan terganggu oleh kegiatan anggota
kamar mandi dan jamban tersebut keluar,
keluarga lainnya. Tetapi untuk suatu
sehingga tidak mencemari ruangan lain
rumah yang kecil/sempit, ruang makan
(bau dari kamar mandi dan WC). Jumlah
ini boleh jadi satu dengan ruang duduk.
kamar mandi harus cukup sesuai dengan
- Ruang dapur, dapur harus mempunyai
jumlah
penghuni
rumah.
harus
Selain
selalu
itu
ruangan tersendiri, karena asap dari hasil
kebersihannya
terjaga.
pembakaran dapat membawa dampak
Jamban harus berleher angsa dan 1
negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur
jamban tidak boleh dipergunakan untuk
harus memiliki ventilasi yang baik agar
lebih dari 7 orang.
udara/asap dari dapur dapat teralirkan
- Gudang, gudang berfungsi sebagai tempat
keluar (ke udara bebas). Luas dapur
penyimpanan alat-alat atau bahan-bahan
minimal 4 m2 dan lebar minimal 1,5 m.
lainnya yang tidak dapat ditampung di
Tersedia air bersih yang memenuhi
ruangan lain, seperti alat-alat untuk
syarat kesehatan dan mempunyai sistem
memperbaiki rumah (tangga, dan lain–
pembuangan air kotor yang baik, serta
lain).
mempunyai tempat pembuangan sampah
c. Pencahayaan
sementara yang baik/tertutup. Selain itu
Pencahayaan dalam ruangan dapat
dapur harus tersedia tempat penyimpanan
berupa pencahayaan alami dan atau
bahan makanan atau makanan yang siap
buatan, yang secara langsung ataupun
disajikan. Tempat ini harus terhindar dari
tidak langsung dapat menerangi seluruh
gangguan serangga (lalat) dan tikus.
ruangan. Intensitas minimal pencahayaan
- Kamar mandi/WC, lantai kamar mandi
dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak
dan jamban harus kedap air dan selalu
menyilaukan.
terpelihara kebersihannya agar tidak licin.
d. Kualitas udara
Dinding minimal setinggi 1 ½ m dari
Menurut Sanropie (1989) kualitas
lantai. Setiap kamar mandi dan jamban
udara dalam ruangan tidak boleh melebihi
yang
ketentuan sebagai berikut:
letaknya
di
dalam
rumah,
25
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
• Suhu udara nyaman berkisar 18° sampai 30° C
tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan
• Kelembapan udara berkisar antara
menimbulkan
yang
merugikan kesehatan, antara lain: • Kadar
40% sampai 70%
keadaan
• Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi
oksigen
akan
berkurang,
padahal manusia tidak mungkin dapat
0,10 ppm/24 jam
hidup tanpa oksigen dalam udara.
• Pertukaran udara (air exchange rate) =
• Kadar karbon dioksida yang bersifat
5 kaki kubik per menit per penghuni.
racun bagi manusia, akan meningkat.
• Konsentrasi gas CO tidak melebihi
• Ruangan akan berbau, disebabkan oleh
100 ppm/8 jam
bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan
• Konsentrasi gas formaldehid tidak
mulut. • Kelembapan udara dalam ruangan
melebihi 120 mg/m3
akan
e. Ventilasi Luas penghawaan atau ventilasi
meningkat
disebabkan
oleh
penguapan cairan oleh kulit dan
alamiah yang permanen minimal 10%
pernafasan (Azwar,1990).
dari luas lantai. Ventilasi sangat penting
Berdasarkan Azwar (1990) ada dua
untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena
cara yang dapat dilakukan agar ruangan
ventilasi
mempunyai sistem aliran udara yang baik,
mempunyai
fungsi
ganda.
Fungsi pertama sebagai lubang masuk
yaitu:
udara yang bersih dan segar dari luar ke
• Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang
dalam ruangan dan keluarnya udara kotor
terjadi secara alamiah dimana udara
dari dalam keluar (cross ventilation).
masuk melalui jendela, pintu, ataupun
Dengan adanya ventilasi silang (cross
lubang angin yang sengaja dibuat untuk
ventilation) akan terjamin adanya gerak
itu.
udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah
• Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk mengalirkan udara,
sebagai lubang masuknya cahaya dari
misalnya
penghisap
udara
(exhaust
luar seperti cahaya matahari, sehingga
ventilation) dan AC (air condition).
didalam rumah tidak gelap pada waktu
f. Binatang penular penyakit
pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh
• Di dalam rumah tidak boleh ada binatang
karena itu untuk suatu rumah yang
penular penyakit seperti tikus, nyamuk,
memenuhi syarat kesehatan, ventilasi
lalat. Tikus yang bersarang di dalam
mutlak harus ada. Suatu ruangan yang
rumah
dapat
menyebarkan
penyakit 26
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
leptospirosis,
yang
gangguan angin, panas dan hujan, juga
yang
melindungi isi rumah dari pencemaran
mengandung kuman leptospira, dapat
udara seperti: debu, asap, dan lain-lain.
menyebabkan gagal ginjal, gagal liver,
Atap yang paling baik adalah atap dari
dan lain-lain.
genteng karena bersifat isolator, sejuk
ditularkan
yaitu
oleh
penyakit
kencing tikus
Nyamuk dapat menyebarkan penyakit
dimusim panas dan hangat di musim
malaria dan demam berdarah, sedangkan lalat menyebarkan kuman penyebab diare,
hujan. 1.
Konsep Kenyamanan
muntaber bahkan tiphus.
Mengaitkan
penelitian
Lippsmeier
(menyatakan pada temperatur 26°C TE
g. Air • Tersedia
sarana
air
bersih
dengan
kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.
umumnya manusia sudah mulai berkeringat serta daya tahan dan kemampuan kerja
• Kualitas air harus memenuhi persyaratan
manusia mulai menurun) dengan pembagian
kesehatan air bersih dan atau air minum
suhu nyaman orang Indonesia menurut
sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Yayasan LPMB PU, maka suhu yang kita
h. Tersedianya
sarana
penyimpanan
butuhkan agar dapat beraktifitas dengan baik adalah suhu nyaman optimal (22,8°C -
makanan yang aman. i. Limbah
25,8°C dengan kelembaban 70%). Angka ini
• Limbah cair yang berasal dari rumah
berada di bawah kondisi suhu udara di
tidak
mencemari
sumber
air,
tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari
Indonesia yang dapat mencapai angka 35°C dengan kelembaban 80%.
permukaan tanah.
Bagaimana
• Limbah padat harus dikelola agar tidak
faktor-faktor
usaha
iklim
mengendalikan
di
atas
untuk
menimbulkan bau, pencemaran terhadap
memperoleh kenyamanan termal di dalam
permukaan tanah, serta air tanah.
bangunan. Cara yang paling mudah adalah dengan
j. Kepadatan hunian ruang tidur. Luas ruang tidur minimal 9 m2, dan
pendekatan
menggunakan
AC
operasional
mekanis
tetapi yang
yaitu
membutuhkan
tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
biaya
tidak
sedikit.
orang tidur dalam satu ruang tidur,
Pendekatan kedua adalah mengkondisikan
kecuali anak di bawah umur 5 tahun.
lingkungan di dalam bangunan secara alami dengan pendekatan arsitektural.
k. Atap Fungsi melindungi
atap isi
adalah
ruangan
rumah
untuk
Pengkondisian lingkungan di dalam
dari
bangunan secara arsitektural dapat dilakukan 27
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
dengan
mempertimbangkan
bangunan
(orientasi
perletakan
penghuni
di
dalam
terhadap
bangunan). Ventilasi adalah proses
matahari dan angin), pemanfaatan elemen-
dimana udara ‘bersih’ (udara luar),
elemen
serta
masuk (dengan sengaja) ke dalam
pemakaian material/bahan bangunan yang
ruang dan sekaligus mendorong udara
sesuai dengan karakter iklim tropis panas
kotor di dalam ruang ke luar. Ventilasi
lembab. Melalui ke 4 (empat) hal di atas,
dibutuhkan untuk keperluan oksigen
temperatur
dapat
bagi metabolisme tubuh, menghalau
diturunkan beberapa derajat tanpa bantuan
polusi udara sebagai hasil proses
peralatan mekanis.
metabolisme tubuh (CO2 dan bau) dan
a. Orientasi Bangunan
kegiatan-kegiatan di dalam bangunan.
arsitektur
di
bangunan
kenyamanan
dan
dalam
lansekap
ruangan
• Orientasi Terhadap Matahari Orientasi
Untuk kenyamanan, ventilasi berguna
bangunan
terhadap
dalam proses pendinginan udara dan
matahari akan menentukan besarnya
pencegahan peningkatan kelembaban
radiasi
udara (khususnya di daerah tropika
matahari
yang
diterima
bangunan. Semakin luas bidang yang
basah),
menerima
rumah tinggal.
radiasi
matahari
secara
langsung, semakin besar juga panas yang
diterima
bangunan.
Dengan
terutama
untuk
bangunan
b. Elemen Arsitektur 1. Pelindung Matahari
demikian, bagian bidang bangunan
Apabila posisi bangunan pada arah
yang terluas (mis: bangunan yang
Timur dan Barat tidak dapat dihindari,
bentuknya
sebaiknya
maka pandangan bebas melalui jendela
mempunyai orientasi ke arah Utara-
pada sisi ini harus dihindari karena
Selatan sehingga sisi bangunan yang
radiasi panas yang langsung masuk ke
pendek, (menghadap Timur – Barat)
dalam
yang
bukaan/kaca) akan memanaskan ruang
memanjang)
menerima
radiasi
matahari
langsung .
bangunan
(melalui
dan menaikkan suhu/temperatur udara
• Orientasi terhadap Angin (Ventilasi silang)
dalam ruang. Di samping itu efek silau yang muncul pada saat sudut matahari
Kecepatan angin di daerah iklim
rendah
juga
sangat
mengganggu.
tropis panas lembab umumnya rendah.
Gambar di bawah adalah elemen
Angin dibutuhkan untuk keperluan
arsitektur
ventilasi
(untuk
kesehatan
yang
sering
digunakan
dan 28
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
sebagai pelindung terhadap radiasi matahari (solar shading devices).
Tabel 2. Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung
Temperetur Efektif (TE)
Kelembaban (RH)
20,5°C - 22,8°C
50 %
24°C
80%
22,8°C - 25,8°C
70%
Sejuk Nyaman Ambang atas
Nyaman Optimal Ambang atas
28°C 25,8C – 27,1°C
Hangat Nyaman Ambang atas
60%
31°C
Sumber: Talarosha B., 2005
c. Elemen Lansekap
penguapan.
2. Vegetasi
Efek
bayangan
oleh
vegetasi akan menghalangi pemanasan
Di samping elemen arsitektur, elemen lansekap seperti pohon dan vegetasi juga dapat digunakan sebagai
permukaan bangunan dan tanah di bawahnya. Pohon
dan
tanaman
dapat
pelindung terhadap radiasi matahari.
dimanfaatkan untuk mengatur aliran
Keberadaan
secara
udara ke dalam bangunan. Penempatan
akan
pohon dan tanaman yang kurang tepat
menurunkan suhu udara di sekitarnya,
dapat menghilangkan udara sejuk yang
karena radiasi matahari akan diserap
diinginkan
oleh daun untuk proses fotosintesa dan
puncak panas. Menurut White R.F
langsung/tidak
pohon langsung
terutama
pada
periode
29
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
(dalam Concept in Thermal Comfort,
dari 10 mph (mil per jam). Untuk
Egan, 1975) kedekatan pohon terhadap
bangunan tinggi, pengujian dengan
bangunan
menggunakan model bangunan yang
mempengaruhi
ventilasi
alami dalam bangunan.
berskala untuk memprediksi kekuatan
Sekumpulan pohon juga dapat dimanfaatkan
sebagai
bangunan terhadap kecepatan angin
‘windbreak’
seringkali harus dilakukan dengan
untuk daerah yang kecepatan anginnya
menggunakan terowongan angin (wind
cukup
sebagai
tunnels). Di bawah ini menunjukkan
mengurangi
bagaimana pengaruh kecepatan angin
besar.
‘windbreak’
Pohon dapat
kecepatan angin lebih dari 35 % jika
terhadap manusia.
jaraknya dari bangunan sebesar 5 x tinggi
pohon.
Bangunan
harus
dirancang dimana kecepatan angin di daerah pedestrian dan bukaan kurang
Pohon berjarak 1,5 m dari Bangunan
Pohon berjarak 9 m dari Bangunan, gerakan udara di dalam bangunan semakin besar/baik
Pohon berjarak 3 m dari Bangunan
Semakin baik
Baik
Gambar 1. Jarak Pohon terhadap Bangunan dan Pengaruhnya terhadap Ventilasi Alami • METODOLOGI PENELITIAN •
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada
Penentuan Daerah Pengukuran Penentuan daerah pengukuran pada tiap
rumah sampel dibagi atas dua titik ukur yaitu : ruang luar dan ruang dalam.
Kabupaten Merauke, rencana rumah sewa
Ruang luar titik pengukuran yaitu pada
yang diteliti berada di kecamatan Merauke
teras rumah sewa dan juga ruang luar
kelurahan Seringgu Jaya, fokus penelitian
disekitar bangunan yang tersinari matahari
hanya 1(satu) rumah sewa
kurang lebih 1-2 meter dari bangunan. Sedangkan
pengukuran
direncanakan
dengan ketinggian yaitu pada permukaan 30
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
lantai / 0 cm, 75 cm dari permukaan lantai,
cm, 75 cm dari permukaan lantai, 150 cm
150 cm dari permukaan lantai dan 200 cm
dari permukaan lantai dan 200 cm dari
dari permukaan lantai.
permukaan lantai.
200 cm 150 cm 75 cm 0 cm
Gambar 2. Rencana Peletakan Alat Ukur di
Gambar 5. Rencana Peletakan Alat Ukur di
Luar Bangunan Rumah Sewa Pada
ruang
dalam,
Dalam Bangunan Rumah Sewa
pengukuran
dilakukan pada empat ruangan yaitu : ruang
•
Analisis Data 1.
Analisis Diskriptif Analisa
tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi.
diskriptif
Untuk mempermudah dan mempercepat
untuk
proses pengukuran di lapangan, maka perlu
kondisi lingkungan bangunan rumah
adanya penentuan titik ukur di daerah
sewa.
pengukuran setiap ruang sampel dan table pengukuran yang memuat : daerah titik ukur,
2.
meninjau
digunakan
Orientasi
serta
Analisis Kualitatif Analisis kualitatif digunakan
udara,
untuk menganalisis Orientasi dan
kelembaban dan kecepatan angin yang
lingkungan disekitar rumah tinggal
terjadi.
rumah
waktu
pengukuran,
Di
dalam
temperatur
ruang
bangunan,
sewa,
elemen-elemen
pengukuran dilakukan dengan tujuh titik
pembentuknya untuk mengetahui
ukur pada empat ruangan. Pengukuran
pengaruh terhadap kondisi termal
dengan ketinggian pada permukaan lantai / 0
dalam ruang.
31
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
3.
Analisis Kuantitatif
secara
Analisis kuantitatif dilakukan
normal
b.
Untuk menentukan Temperatur
dilapangan yaitu untuk mendapatkan
Efektif
indeks
Temperature
di
kadar
kelembaban udara
untuk menganalisis hasil observasi
kenyamanan
dan
dalam
digunakan
diagram
Effective
yang
ruangan. Data hasil pengukuran yang
menunjukkan
berupa
temperatur udara, kelembaban
data
kuantitatif,
baik
pengukuran diluar maupun di dalam
kombinasi
dan kecepatan angin.
bangunan diperbandingkan dengan standart
kenyamanan
termal
melakukan
analisis
Diagram
yang
kemudian kuantitatif. digunakan
untuk
c.
Untuk mengetahui kenyamanan termal juga digunakan standart
menganalisis
kenyamanan
dari
hasil
adalah sebagai berikut :
penelitian Talarosha (2005),
a.
standarnya yaitu:
Untuk menentukan Wet Bulb Temperatur (WBT) digunakan Diagram
Psikometric
yang
menunjukkan kombinasi antara temperatur kering yang diukur Tabel 2. Standar kenyamanan Termal Temperetur Efektif
Kelembaban (RH)
(TE) Sejuk Nyaman
20,5°C - 22,8°C
50 %
Ambang Atas
24°C
80%
22,8°C - 25,8°C
70%
Nyaman Optimal Ambang Atas Hangat Nyaman
28°C 25,8C – 27,1°C
Ambang Atas
60%
31°C
HASIL DAN PEMBAHASAN
semakin bertambahnya jumlah penduduk di
Rangkuman Hasil Penelitian
kota Merauke menyebabkan kebutuhan akan
salah
Kebutuhan akan hunian merupakan
hunian semakin besar sehingga permintaan
satu
akan rumah sewa bertambah banyak, akan
kebutuhan
dasar
manusia,
32
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
tetepi seringkali dalam pembangunan rumah
kurangnya bukaan dan sirkulasi udara yang
sewa lebih memikirkan dari segi profit atau
kurang lancar,
keuntungan
3.
daripada
segi
keamana,
Pengaruh Pergerakan Udara
kenyamana, dan kesehatan penghuninya. Perletakan ruang dan bukaan
Kecepatan
gerak
udara
sangat
yang tidak
penting dalam usaha menciptakan suatu nilai
tepat menyebabkan ruangan pada rumah
kenyamanan. Bila dilihat bukaan yang ada
sewa menjadi kurang sehat
pada tumah sampel kurang memenuhi.
dan nyaman
untuk di tempati. Berdasarkan
Keceptan angin rata-rata didalam bangunan analisis
dari
hasil
tidak melebihi 0,3 m/s sedangkan kecepatan
pengukuran, pencatatan dan pengamatan
angin diluar bangunan dapat mencapai 0,7
maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan
m/s. Orientsi arah bangunan yang tidak
rumah sewa beserta lingkungan telah dapat
searah dengan pergerakan angin, kurangnya
merespon terhadap pengaruh variabel iklim
vegetasi perletakan bangunan yang rapat dan
tropis untuk mencapai kondisi termal dalam
kurangnya
ruang bangunannya adalah sebagai berikut:
penghambat masuknya aliran udara kedalam
1.
rumah.
Pengaruh Temperatur Udara
bukaan
merupakan
faktor
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa rentang
Pengaruh iklim terhadap termal dalam
temperatur didalam bangunan adalah 29◦C
ruang serta hasil pengukuran
sampai 32◦C, sedangkan temperatur rata-rata
1. Kondisi Rumah
diluar bangunan antara 28◦C hingga 31◦C, semua daklam kondisi hangat nyaman hingga panas.
2.
•
7,20 m x 3,50 m •
diluar bangunan antara 72% hingga 80% , pada pukul 08.00-09.00 kelembabannya mencapai 80% yang bisa dikategorikan dalam kondisi pengap setelah itu menurun hingga kelembaban kurang nyaman pada pukul 10.00 – 16.00. Salah satu faktor kelembaban
adalah
jendela
70cm
x130cm
menggunakan kaca nako, dengan
Kelembaban rata-rata didalam dan
tingginya
Jendela: Dimensi
Pengaruh Kelembaban
penyebab
Luas rumah sewa:
jumlah 2 jendela pada sisi depan. •
Pintu: Dimensi pintu 210cm x 80cm dengan jumlah 2 pintu, yaitu pintu ruang tamu dan pintu kamar, sedangkan pintu
kamar
mandi
mempunyai
dimensi 210cm x 70cm 33
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697 Suhu di dalam : 31◦C – 32,5◦C Suhu di luar
: 30,5◦C - 31,5◦C
• 14.00 – 16.00 panas Suhu di dalam : 31◦C – 31,5◦C Suhu di luar •
Material atap:
: 30◦C – 31,5◦C
Pengaruh kelembaban udara:
Material atap menggunkan bahan
• Di dalam bangunan Rata-rata: 75,5%
pabrikasi yaitu seng
Minimal : 74,04% Maksimal: 76,6%
2. Kondisi Lingkungan • Vegetasi
• Di luar bangunan
Vegetasi disekitar rumah sewa sangat
Rata-rata: 76,28%
kurang.
Minimal : 75,7%
Vegetasi
terdekat
adalah
Maksimal :76,6%
pohon cermela. • Bangunan
lain:
rumah
sampel
merupakan bagian dari satu bangunan panjang yang dibagi menjadi beberapa petak, bangunan lain berupa rumah sewa tepat berada di depan rumah sampel dan saling berhadapan. Rumah sampel berada pada kawasan padat bangunan. 3. Pengaruh
Dilihat Prosentase Kelembaban diketahui suhu 70% masuk dalam kategori Kurang Nyaman,
sementara
prosesntase
kelembaban di Rumah rata-rata diatas 70% sehingga masuk Kurang nyaman dan mendekati pada Kondisi Udara Pengap
atau
dengan
prosentase
kelembaban 80% keatas iklim
terhadap
kondisi Pengaruh kecepatan udara
termal pada ruang
• Di dalam bangunan Pengaruh temperatur udara, perbedaan
Rata-rata : 0.01
temperatur luar dan dalam:
Minimal : 0
• 08.00 – 10.00 hangat nyaman Suhu di dalam : 29◦C - 31◦C Suhu di luar
: 28,5◦C - 31◦C
• 11.00 – 13.00 panas
Maksimal : 0.08 • Di Luar bangunan Rata-rata : 0,4 Minimal : 0,3 Maksimal : 0,5 34
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
• Kurangnya
4. Keterangan • Kondisi
puncak
temperatur
pada
rumah sewa adalah pada pukul 11.0013.00. puncak tertinggi temperatur
bukaan
menyebabkan
aliran udara kedalam rumah sangat kurang sehingga tidak mempengaruhi termal dalam bangunan.
pada pukul 12.00 • Kondisi bangunan dan lingkungan disekitar
bangunan
mempengaruhi bangunan vegetasi
termal
selain
di
itu
juga
PENUTUP
sangat
Kesimpulan
dalam
1. Kondisi bangunan
kurangnya
meningkatkan
- Untuk memaksimalkan lahan yang ada,
maka desain bangunan rumah
sewa
temperatur dalam bangunan. • Material dari atap memepengaruhi temperatur dan kelembaban dalam bangunan
biasanya
panjang
berupa
yang
bangunan
kemudian
dibagi
menjadi beberapa petak/kopel hunian yang setiap petaknya terdiri atas ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi akibatnya bangunan menjadi minim
bukaan
pada
samping
bangunan. Minimnya bukaan pada sisi samping
bangunan
mengakibatkan
rumah
meningkatnya
sewa, suhu
dan kelembaban serta kurangnya aliran • Keberadaan
bangunan
di
sekitar
menghambat aliran udara ke dalam rumah
angin di dalam bangunan. - Untuk memaksimalnya potensi alam: kecepatan angin dan pencahayaan alami,
petak/kopel
rumah
sewa
seharunya direncanakan tidak banyakbanyak. 2. Lingkungan
sekitar
mempengaruhi
bangunan
pengkondisian
termal
dalam rumah sewa. - Minimnya vegetasi pada lingkungan sekitar
bangunan
rumah
sewa 35
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
mempengaruhi
penghawaan pada
dinilai dengan seksama/ketat oleh pihak
bangunan.
yang terkait, sehingga tidak ada kesan
- Orientasi bangunan yang tidak sesuai
bahwa IMB keluar tanpa ada penilaian
dengan arah angin. Sehingga udara
yang ketat/asal memberi IMB.
tidak maksimal bisa masuk ke dalam
Sedangkan bagi pengusaha perumahan
bangunan.
seharusnya
- Keberadaan bangunan rumah sewa yang
berada
pada
lebih
baik
lagi
dalam
merencanakan dan membangun rumah
lingkungan
sewa, jangan hanya berpikir tentang
bangunan yang padat dan kurangnya
keuntungan
space
kenyamanan dan kesehatan rumah yang
antar
bangunan
pada
lingkungan.
semata
akan
tetapi
disediakan tidak dipikirkan.
Saran 1. Terhadap
pengaruh
kondisi
sekitar,
disarankan :
DAFTAR PUSTAKA 1.
Alahudin, M. 2012. Kenyamanan Termal
Perlu ada pemberian jarak antar
Pada Bangunan Hunian Tradisional
bangunan sekitar rumah sewa, sehingga
Toraja (Studi kasus Tongkonan dengan
masing-masing
material atap Seng). Mustek Anim Ha
bangunan
mempunyai
space dan tidak terkesan padat. Selain itu juga agar memberikan efek pengarah udara
yang
baik
pada
Universitas Musamus Merauke. 2.
bangunan,
& Architecture, New York: Reinhold
berfungsi juga untuk menurunkan kondisi kelembaban yang tinggi serta menjauhkan
Aronin, Jeffrey Allison (1953), Climate
Publishing Corporation. 3.
Boutet, Terry S. 1987. Controlling Air
efek panas dari seng yang masuk ke
Movement, Mc. Graw Hill Book Co, New
dalam hunian rumah sewa.
York.
2. Terhadap pemerintah/instansi terkait :
4.
Bagi instansi yang terkait agar dapat meningkatkan
sosialisasi
Departemen Pekerjaan Umum (1993), Standar:
mengenai
Teknis
Tata
Cara
Konservasi
Perencanaan Energi
Pada
penataan dan desain rumah sewa di
Bangunan Gedung, Bandung: Yayasan
Kabupaten Merauke agar menjadi rumah
LPMB.
yang sehat dan layak huni. Sebelum
5.
Egan, David, M. 1999. Konsep-konsep
rencana membangun rumah sewa menjadi
Dalam Kenyamanan Thermal, alih
IMB, rencana yang diajukan seharus
bahasa. Rosalia, Kelompok Sains dan 36
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN 2089-6697
Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur Universitas Merdeka, Malang. 6.
7.
Entjang.
2000.
Ilmu
2009.
Fisika
Bangunan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kesehatan
15. Soegijanto.
1999.
Bangunan
Di
Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab
Bandung
Ditinjau Dari Aspek Fisika Bangunan.
Hindarto, Probo, 2007. Inspirasi Rumah
Institut Teknonolgi Bandung. Bandung
di
Perkotaan.
Andi
Offset.
Yogyakarta
9.
Prasasto.
Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti.
Sehat
8.
14. Saswiko
16. Sudarya Arif, 2009. Agribisnis Cabai. Pustaka Grafika. Bandung
Kukreja,
CP.
Tropical
17. Suhardiyanto Herry, 2009, Teknologi
Architecture, Tata Mc. GrawHill Book
Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika
Publishing co.Limited, New York
Basah (Pemodelan dan Pengendalian
Lakitan
Lingkungan), IPB Press.
B.
1978.
2002.
Dasar-dasar
Klimatologi. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
18. Surjamanto,
W.
2000.
Iklim
dan
Arsitektur. Institut Teknologi Bandung.
10. Lippsmeier, Georg. 1984. Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta.
19. Szokolay,
11. Manguwijaya Y.B. 1994. Pengantar Fisika Bangunan. Penerbit Djambatan. Yogyakarta.
Prentice
Hall
Englewood
Cliffs. New Jersey. 13. Sanropie,
SV.
1980.
Environment
Science Handbook, Construction Press Longman, London. 20. Talarosha Basaria, 2005. Menciptakan
12. Rapoport, Amos. 1969. House Form and Culture,
Bandung
Djasio,
Kenyaman Termal Dalam Bangunan, Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, no 3 Juli 2005. Universitas Sumatra
dkk.
1989.
Utara
Pengawasan Penyehatan. Lingkungan Permukiman. Pusat Kesehatan Tenaga Kerja.
Departemen
Kesehatan
RI.
Jakarta
37