perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) RUMAH SEWA KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
Febriana Susanti D 0107052 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari
:
Tanggal
:
Panitia Penguji 1.
Drs. Priyanto Susiloadi, M. Si NIP.
2.
( Ketua Penguji
(
19530812 198601 1 001
Drs. H. Sakur, MS NIP.
)
19601009 198601 1 001
Drs. Suryatmojo, M.Si NIP.
3.
:
) Sekretaris Penguji
(
19490205 198012 1 001
) Penguji
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 19540805 198503 1 002 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing Skripsi
Drs. H. Sakur, MS NIP. 19490205 198012 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tetapi seperti ada tertulis : “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia, semua disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Kor 2 : 9)
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. (Mzm 62 : 6)
Proses hidup yang terjadi dalam setiap kehidupan memang tak selalu indah. Terkadang kita perlu berjuang sambil mencucurkan air mata dalam menjalaninya. Tetapi satu hal yang harus kita percaya bahwa ada suatu maksud dalam setiap kejadian yang akan Tuhan kerjakan buat hidup kita. (Penulis)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya Kecilku ini Kupersembahkan Kepada :
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai, memberi kekuatan dan setia tidak akan pernah meninggalkanku.
Papa, Mama dan Ade yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepadaku.
Keluarga besar PMK FISIP yang selalu ada saat suka dan duka dan menjadi bagian dalam proses hidupku.
Teman
seperjuangan
Intan
Astri
K.
yang
senatiasa memotivasi dan menjadi sahabat dikala
commit to user
susah dan senang.
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati senantiasa penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) RUMAH SEWA KOTA SURAKARTA”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pada Universitas Sebelas Maret Jurusan Administrasi Negara. Sejak dari awal hingga akhir selesainya penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dari semua pihak sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. H. Sakur, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat. 2. Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. 3. Drs. Is Hadri Utomo, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Unversitas Sebelas Maret. 4. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si selaku pembimbing akademik penulis.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Toto Jayanto, S.H, M.Hum selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta yang telah memberikan ijin dan membantu dalam proses penelitian. 6. Sri Ratnartiningsih, S.H selaku Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta yang telah menolong dalam pengumpulan data. 7. Pegawai UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta yang bersedia membantu dalam pengumpulan data. 8. Semua penghuni Rusunawa Kota Surakarta yang bersedia membantu dalam pengumpulan data. 9. Mb Efi, Beta, Yohana dan Wulan yang senantiasa mendukung dalam doa. 10. Teman terkasih Yaya yang rela hati menolong dan mengantarkan dalam penelitian. 11. Teman-teman AN angkatan’07. 12. Keluarga Kos Putri Agung yang aku kasihi, terimakasih untuk kebersamaan selama 4, 5 tahun ini. Penulis
menyadari
bahwa
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan.oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila masih ada kesalahan dalam skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima sebagaimana adanya dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan. Surakarta, Januari 2012
commit to user
vii
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………….
i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...
ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………..
iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………....
v
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….
x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….....
xi
ABSTRAK……………………………………….……………………………
xii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah………………….………………………..
1
B. Perumusan Masalah…………………………….………………….
9
C. Tujuan Penelitian..……………………………………….…………
9
D. Manfaat Penelitian………………………………………….……… 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
11
A. Pengelolaan Rusunawa...................……………………..................
11
1. Pengertian Pengelolaan................................................................ 11 2. Pengertian Rusunawa................................................................... 20 3. Pengertian Pengelolaan Rusunawa.............................................. 22 4. Hasil Penelitian Terkait Dengan Pengelolaan Rusunawa............ 24 B. Kerangka Pikir...........……………………………………………… 28 BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................
32
A. Lokasi Penelitian..………………………………………………...... 32 B. Jenis Penelitian.......………………………………………………... 32 C. Sumber Data..................................................................................... 33 D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………....... commit to user
viii
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Validitas Data ..…………………………………………................ 37 F. Teknik Analisis Data...………………………………………......... 38 BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................................................
40
A. Deskripsi Lokasi............................................................................... 40 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan....................................................
52
1. Perencanaan................................................................................. 57 2. Pengorganisasian.......................................................................... 86 3. Penggerakkan............................................................................... 90 4. Pengawasan.................................................................................. 93 C. Pencapaian Program Rusunawa........................................................ 100 BAB V PENUTUP.............................................................................................. 107 A. Kesimpulan……………………………………………………….... 107 B. Saran............. ..…………………………………………………….. 108 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..... 109 LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan di Tiap Kecamatan Kota Surakarta Tahun 2010.........................................
6
Tabel 1.2 Banyaknya Rumah Menurut Kontriksi dan Letak Rumah di Tiap Kecamatan Kota Surakarta Tahun 2010.........................................
7
Tabel 4.1 Jumlah Pegawai UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta...........……
48
Tabel 4.2 Jumlah Pegawai UPTD Rumah Sewa Berdasarkan Jenjang Pendidikan......................................................................................
49
Tabel 4.3 Jabatan dan Nama Pegawai UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta.. 50 Tabel 4.4 Persebaran Bangunan Rusunawa di Kota Surakarta....................... 51 Tabel 4.5 Hak dan Kewajiban Penyewa Rusunawa Kota Surakarta..............
75
Tabel 4.6 Larangan Bagi Penyewa Rusunawa Kota Surakarta….....……….
76
Tabel 4.7 Hak, Kewajiban dan Larangan Pengelola....................................... 81
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir.......................................................
Gambar 4.1
Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon Kel.Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Sebelum Tahun 2003...
Gambar 4.2
98
Daftar Penghuni Lantai IV Rusunawa Begalon yang Tidak Sesuai Dengan Daftar UPTD Rumah Sewa............................
Gambar 4.9
72
Daftar Penghuni Lantai II Rusunawa Begalon yang Tidak Sesuai Dengan Daftar UPTD Rumah Sewa............................
Gambar 4.8
71
Rusunawa Kerkop Kel.Purwodiningratan Kec.Jebres Kota Surakarta Tahun 2011.............................................................
Gambar 4.7
68
Rusunawa Jurug Kel.Jebres Kec.Jebres Kota Surakarta Tahun 2011.............................................................................
Gambar 4.6
67
Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kel.Semanggi Kec.Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010......................
Gambar 4.5
64
Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kel.Semanggi Kec.Pasar Kliwon Kota Surakarta Sebelum Tahun 2010.......
Gambar 4.4
63
Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon II Kel. Panularan Kec.Laweyan Kota Surakarta Pada Tahun 2006....
Gambar 4.3
31
99
Perubahan Lingkungan............................................................ 100
Gambar 4.10 Perubahan Tata Ruang............................................................ 101 Gambar 4.11 Perubahan Perilaku.................................................................. 102 Gambar 4.12 Perubahan Dalam Meletakkan Kendaraan.............................. 103 Gambar 4.13 Perubahan Dalam Area Hijau.................................................. 104 Gambar 4.14 Perubahan Dalam Membuang Sampah................................... 105 Gambar 4.15 Perubahan Dalam Bermasyarakat........................................... 106
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Febriana Susanti, D0107052, Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012, Hal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta. UPTD Rumah Sewa adalah pihak yang mempunyai kewenangan dalam melakukan pengelolaan Rusunawa sebagai pemenuhan rumah tinggal yang bermartabat, nyaman, aman dan sehat khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang menggambarkan fenomena yang sebenarnya terjadi di lapangan. Adapun sumber data diperoleh melalui proses wawancara dengan informan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposif sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi data yaitu menguji data yang sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Rusunawa oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta dikatakan baik. Pengelolaan Rusunawa yang dijalankan pihak UPTD Rumah Sewa sesuai dengan aturan perundangundangan yang berlaku dan berorientasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hal ini dibuktikan dengan pencapaian program pembangunan Rusunawa. Namun dalam pengelolaannya, pihak UPTD Rumah Sewa masih banyak mengalami hambatan. Hambatan yang terjadi yaitu beberapa warga Rusunawa seringkali menunggak dalam pembayaran uang sewa dan masalah lain yang terjadi di Rusunawa yaitu pemindahtanganan hak sewa yang dilakukan oleh penyewa Rusunawa kepada pihak lain yang tujuannya untuk mencari keuntungan pribadi. Hal ini menghambat kinerja UPTD Rumah Sewa dan sangat merugikan Pemerintah Kota. Oleh karena itu perlu pengelolaan dalam mengatasi dan menghadapi hambatan tersebut demi tercapainya tujuan pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta. Kata Kunci : Pengelolaan, Rusunawa
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Febriana Susanti, D0106032, Management of Rented Simple Mansions by Technical Execution Local Unit (UPTD) of Rent House of Surakarta, Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta, 2012. The aim of this research is to know the management of rented simple mansions by Technical Execution Local Unit (UPTD) of rented House of Surakarta. UPTD of Rented House has the authority in managing as the fulfillment of dignity, cozy,secure, and healty messuage house especially for the low income people (MBR) in Surakarta. The research method that is used in this research is qualitative descriptive research method which describes the real phenomenon that occured in the field. The process of the source of data is taken by the process of interview with informants and picking related documents. The sampling method used is purposive sampling in which the source data is collected by selecting people based on the particular purpose of the experiment. Observation, documentation, and interview are the techniques of collecting data. The validity data test is done by the using of data trianggulation technique that is tested the similiar data from the various resource. The technique of analyzing data used is interactive analysis which consist of three components, those are data reduction, data presentation, and inferences. The result of the research shows that the management of rented simple mansions by UPTD of Rented House of Surakarta is good. Management of rented simple mansions which is implemented by UPTD of Rented House is appropriate with the applicable of law regulation and oriented to MBR. It is proved by the achievment of rented simple mansions development programs. However, in the management some members of rented simple mansions oftenly late pay the rent and transfer the right of rent to the other member for seeking personal profit. It impede the performance of UPTD of Rented House and inflict a financial loss for the goverment. Therefore, it needs the management to overcome and to face the obstacles for reaching the goal of multistorey rented simple mansions development in Surakarta.
Key Word : Management, Rented Simple Mansions
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan
penduduk
Indonesia
yang
pesat
sejak
awal
kemerdekaan, membuat kepadatan penduduk perkotaan di Indonesia juga meningkat sangat tinggi. Dengan bertambahnya penduduk yang sangat tinggi di daerah perkotaan mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana semakin meningkat terutama kebutuhan akan tempat tinggal. Tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan oleh seluruh manusia mengingat fungsi dari tempat tinggal tersebut adalah untuk mendukung
terselenggaranya
pembinaan
keluarga,
pendidikan
serta
peningkatan kualitas generasi yang akan datang yang berjati diri. Oleh karena itu negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan diseluruh wilayah Indonesia. Namun sangat disayangkan bahwa pengadaan perumahan di daerah perkotaan dan pedesaan sangat terbatas karena luas daerah di perkotaan dan pedesaan yang sangat terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat cukup pesat akan perumahan. Sehingga pemenuhan kebutuhan perumahan sampai saat ini masih sulit untuk dipecahkan terutama bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah commit to user yang selanjutnya disebut MBR (MBR). Masyarakat Berpenghasilan Rendah
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. (UU RI No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Bab 1 Pasal 1). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
bahwa
pertumbuhan
dan
pembangunan wilayah yang kurang memperhatikan keseimbangan bagi kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengakibatkan kesulitan masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak dan terjangkau. Pada tahun 2009 di Indonesia terdapat 10 kota otonom yang merupakan kota terpadat. Menurut WHO (World Healt Organization), kepadatan penduduk normal adalah 9.600 jiwa per km2. Sedangkan 10 kota otonom yang merupakan kota terpadat, kepadatan penduduk melebihi standar yang ditentukan oleh WHO. Kota otonom terpadat di Indonesia adalah Jakarta Pusat dengan luas wilayah 47,14 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 926.562 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 19.656 jiwa per km2, Yogyakarta dengan luas wilayah 32,5 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 516.296 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 15.886 jiwa per km2, Bandung dengan luas wilayah 167 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 2.510.982 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 15,036 jiwa per km2, Jakarta Timur dengan luas wilayah 187,73 km2 dengan jumlah penduduk 2.614.642 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 13.888 jiwa per km2, Cimahi dengan luas wilayah 40,25 km2 dengan jumlah penduduk 546.879 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 13.587 jiwa per km2, Jakarta Barat dengan luas wilayah commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
125,25 km2 dengan jumlah penduduk 1.635.278 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 13.056 jiwa per km2, Jakarta Selatan dengan luas wilayah 145,73 km2 dengan jumlah penduduk 1.893.959 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 12.996 jiwa per km2, Surakarta dengan luas wilayah 44,04 km2 dengan jumlah penduduk 561.509 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 12.750 jiwa per km2, Jakarta Utara dengan luas wilayah 129,69 km2 dengan jumlah penduduk 1.421.265 jiwa dengan kepadatan sebesar 10.959 jiwa per km2, Surabaya dengan luas wilayah 274,06 km2 dengan jumlah penduduk 2.885.862 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 10.530 jiwa per km2. Kecenderungan masalah yang timbul akibat dari besarnya kepadatan penduduk
tanpa
diimbangi
dengan
daya
dukung
lahan
adalah
berkembangnya kawasan pemukiman kumuh dan banyaknya hunian yang tak berijin. Keterbatasan lahan kota untuk perumahan dan pemukiman serta keterbatasan biaya terkadang memicu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk membangun pemukiman diatas tanah milik pemerintah kota. Hal ini mengakibatkan buruknya pemandangan kota akibat pemukiman kumuh dan bangunan-bangunan yang berdiri tanpa ijin. Penghasilan yang mereka peroleh cenderung rendah sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan yang layak bagi dirinya sendiri termasuk kebutuhan akan pemukiman yang bersih, rapi, sehat dan indah. Keterbatasan penghasilan yang mereka miliki dan mendesaknya
kebutuhan permukiman memicu mereka untuk commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membangun permukiman
kumuh yang memiliki tujuan sebagai tempat
berlindung dan beristirahat bersama keluarga. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
permukiman
kumuh di Indonesia pada tahun 2009 tercatat seluas 57
ribu hektare
sedangkan pada tahun sebelumnya jumlah pemukiman kumuh tercatat sebesar 54 ribu hektare. Hal ini memicu Indonesia bersama negara-negara di dunia berkomitmen mengurangi pemukiman kumuh hingga setengahnya pada tahun 2015. Ini menjadi salah satu target MDGs (Millenium Development Goals), dimana pada tahun 2015 diharapkan sudah meminimalkan sekitar 30 persen dari total daerah kumuh yang ada di Indonesia. Pemerintah membuat suatu kebijakan dalam penyediaan permukiman bagi MBR. Kebijakan tersebut berupa pemberian fasilitas pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Rumah susun sederhana sewa yang selanjutnya disebut Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status
pengguasaannya
sewa
serta
dibangun
dengan
menggunakan
APBN/APBD dengan fungsi utamanya sebagai hunian. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/PERMEN/M/2007). Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) ini
menjadi alternatif
untuk pemenuhan rumah tinggal yang bermartabat, nyaman, aman dan sehat bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah khususnya MBR. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rusunawa merupakan bagian dari kekayaan pemerintah daerah yang keberadaannya harus dikelola secara maksimal agar dapat berdaya guna dan tepat sasaran. Oleh karena itu pengelolaan rumah susun sederhana sewa diatur
dalam
Peraturan
Menteri
No.14/PERMEN/M/2007 tentang
Negara
Perumahan
Rakyat
Pengelolaan Rumah Susun Sederhana
Sewa. Dengan adanya otonomi daerah yang luas kepada daerah-daerah otonom di Indonesia untuk mengurus rumah tangga daerah masing-masing maka permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh daerah otonomi menjadi tanggung jawab daerah tersebut. Adanya otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan peran serta pemerintah daerah kabupaten dan kota dalam menyelenggarakan pembangunan serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan. Surakarta sebagai kota besar kedua di Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Utara), Kabupaten Karanganyar (Timur), Kabupaten Sukoharjo (Selatan), Kabupaten Sukoharjo (Barat). Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,04 km² yang terbagi dalam lima Kecamatan, yaitu: Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Sebagian besar lahan Kota Surakarta merupakan tempat pemukiman sebesar 61,68%. Sedangkan 20% dari luas lahan yang ada merupakan tempat untuk kegiatan ekonomi. Kota Surakarta atau yang akrab dengan sebutan kota Solo, terdiri dari lima kecamatan dan memiliki lahan kota sebesar 44,04 km2 dengan tingkat commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepadatan di rata-rata kecamatan sebesar 13.819 jiwa per km2 dan menjadi urutan ke delapan daerah otonom berpenduduk terpadat. Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kota Solo, di bawah ini akan dijabarkan tingkat kepadatan penduduk di setiap kecamatan pada tabel 1.1: Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Tingkat Kepadatan Di Tiap Kecamatan Kota Surakarta Pada Tahun 2010 No.
Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah
Tingkat
( km2 )
Penduduk
Kepadatan
(jiwa)
(jiwa/ km²)
1.
Laweyan
8,64
86.057
9.971,84
2.
Serengan
3,19
43.653
13.684,33
3.
Pasar Kliwon
4,82
74.269
15.408,51
4.
Jebres
12,58
138.049
10.973,69
5.
Banjarsari
14,81
157.309
10.621,81
Jumlah
44,04
499.337
11.340,84
Sumber : Sensus Penduduk Tahun 2010 Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa dari lima kecamatan yang berada di Kota Surakarta tingkat kepadatan di lima kecamatan tersebut berada di atas kewajaran atau berada di atas standar dari WHO ( World Healt Organization ). Menurut WHO kepadatan penduduk normal adalah 9.600 jiwa per km². Dengan luas wilayah yang hanya 44,04 km² dan kepadatan penduduk commit to user sebesar 11.340,84 jiwa/km² menimbulkan banyak permasalahan, khususnya
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
permasalahan permukiman. Dimana luas wilayah yang terbatas tidak diimbangi dengan jumlah penduduk yang ada sehingga tidak sedikit masyarakat Kota Surakarta khususnya masyarakat berpenghasilan rendah membangun permukiman di bantaran sungai maupun tempat-tempat terlarang yang berbahaya apabila dibangun permukiman. Data dibawah ini merupakan data perkembangan rumah menurut konstruksi dan letak pada tahun 2010 dijelaskan pada tabel 1.2 yaitu : Tabel 1.2 Banyaknya Rumah Menurut Kontruksi Dan Letak Rumah Di Tiap Kecamatan Kota Surakarta Pada Tahun 2010 Kontruksi Rumah
Permanen (unit)
Letak Rumah
Dibawah Non Bantaran Tegangan Permanen Sungai Tinggi (unit) (unit) (unit)
Jumlah
No.
Kecamatan
1.
Banjarsari
27.302
5.892
732
721
34.647
2.
Jebres
24.538
2.842
525
0
27.905
3.
Laweyan
24.851
191
124
43
25.209
4.
Pasar
17.679
1.781
317
0
19.777
6.814
1.220
8.034
0
16.068
101.184
11.926
9.732
764
123.606
(unit)
Kliwon 5.
Serengan Jumlah
Sumber : BPS Kota Surakarta Tahun 2010 Dari data diatas dapat dilihat bahwa terdapat 9.732 unit rumah yang terletak di bantaran sungai dan 764 unit rumah yang terletak di bawah to user tegangan tinggi dan 11.926 commit unit rumah merupakan rumah non permanen.
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan hasil pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) kota Surakarta pada tahun 2006 terdapat sebanyak 6.612 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang menempati kawasan kumuh seluas ± 41,607 ha. Kawasan kumuh tersebut dihuni sebanyak 3.421 KK atau 15.850 jiwa. Dari data tersebut, prosentase rumah kumuh permanen sebesar 39,45%, rumah kumuh semi permanen sebesar 31,6% dan rumah kumuh tidak permanen sebesar 28,9%. Sedangkan untuk tahun 2011 data dari Badan Perncanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Rumah Tidak Layak Huni (RTLH ) di Kota Surakarta mencapai 6.600 unit. Dari data mengenai Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di atas dalam kurun waktu 5 tahun terakhir hanya terjadi penurunan 12 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Oleh karena itu untuk menata permukiman di Kota Surakarta maka Pemerintah Kota Surakarta menyediakan rumah susun sederhana sewa bagi MBR sebagai solusi untuk permasalahan permukiman yang terjadi di Kota Surakarta. Agar pengelolaan Rusunawa tepat sasaran dan berdaya guna maka Pemerintah Kota Surakarta menunjuk UPTD Rumah Sewa untuk mengelola Rusunawa yang tersebar di Kota Surakarta. Keberadaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) ini selain bisa untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga dapat menanggulangi permukiman kumuh yang berkembang tidak sehat dan menjembatani masyarakat untuk mendapatkan tempat hunian yang layak dengan cara menyewa sesuai dengan kondisi atau kemampuan mereka. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pemerintah kota dalam pemenuhan kebutuhan pemukiman bagi MBR di Kota Solo, perlu adanya pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta oleh UPTD Rumah Sewa. Judul yang diambil pada penelitian ini adalah Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta. Penelitian ini akan membahas mengenai pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang dilaksanakan oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pengelolaan serta pencapaian program Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa Kota Surakarta ?” C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dan pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta. rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa Kota Surakarta yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Diperolehnya informasi dan gambaran mengenai manajemen organisasi publik terutama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa Kota Surakarta
dalam
Pengelolaan
Rumah
Susun
Sederhana
Sewa
(Rusunawa). 2. Bagi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa, dapat dijadikan kritik yang bersifat membangun serta sebagai evaluasi terhadap pencapaian hasil dan perbaikan di masa mendatang. 3. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh selama menjalani perkuliahan ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat melatih cara berfikir sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan profesional. 4. Bagi civitas akademika, untuk memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai
pengelolaan rumah susun sederhana sewa
(Rusunawa) Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A.
Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) 1. Pengertian Pengelolaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat bahasa Departemen pendidikan nasional, 2008: 719) pengelolaan berasal dari kata dasar kelola yang artinya mengendalikan; menyelenggarakan; menjalankan; mengurus; menangani. Kemudian dari kata kelola, menjadi mengelola yang memiliki arti: a. Mengelola
bagi
pemerintah
adalah
menyelenggarakan
dan
mengendalikan b. Mengelola bagi perusahaan adalah mengurus dan menjalankan Sedangkan pengelolaan itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti proses, perbuatan, dan cara mengelola melakukan sesuatu kegiatan dengan mengerahkan orang lain, dan proses mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Dalam
Peraturan
Menteri
Negara
Perumahan
Rakyat
No.
14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bab I Pasal I, yang di maksud dengan pengelolaan adalah upaya terpadu yang dilakukan oleh badan pengelola atas barang milik negara/daerah yang meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pembinaan, commit to user
pengawasan,
dan
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengendalian. Dari beberapa istilah tersebut mengarah pada satu istilah yang disebut dengan manajemen. Oleh karena itu penulis menggunakan istilah manajemen untuk membahas konsep pengelolaan. Ada banyak definisi atau batasan-batasan mengenai manajemen yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Ordway Tead dalam Inu Kencana Syafiie,dkk (Inu Kencana Syafiie dkk, 1997: 50) : “Management is the process and agency which direct and gudes the operations of an organization in the realizing of estabilished aims.” (Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan). Sedangkan menurut G.R.Terry (alih bahasa oleh Inu Kencana Syafiie, 1997: 50), “ Manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain”. Sedangkan menurut Siswanto (Siswanto, 2006: 2), manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Malayu Hasibuan berpendapat bahwa manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan. (Hasibuan, 2006: 1)
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Internasional Journal of Bussiness and Management, Management and Cultural Development Vol. 5, No.11 ; November 2010, dituliskan bahwa: “…many different definitions on the management have been expressed by the various researchers. Some say that: management is a process. Some express that: management is an art. And also, some believe that: management is a skill. …it can be concluded that: management is a process that leads the community’s people towards common goals and public utilities. With such descriptions, management can play very important role in the cultural development.” (…banyak definisi berbeda tentang manajemen dari beberapa peneliti. Sebagian mengatakan bahwa manajemen adalah proses. Sebagian mengatakan manajemen sebagai seni. Dan sebagian lainnya mengatakan manajemen adalah kemampuan. …dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah sebuah proses untuk memimpin orang dalam suatu komunitas untuk mencapai tujuan bersama dan mambawa kemanfaatan bagi masyarakat. Dengan pengertian manajemen tersebut, maka manajemen dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam pengembangan budaya.) (Mohammad Naji; 2010: 172) Dalam manajemen mengandung fungsi-fungsi manajemen yang merupakan tugas pokok yang harus dijalankan oleh pimpinan dalam organisasi apapun agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Fungsi-fungsi manajemen pada hakekatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Dalam pembahanan mengenai fungsi manajemen terdapat banyak pendapat dari para ahli. Walaupun demikian perbedaan pendapat tersebut pada dasarnya adalah saling melengkapi. G.R.
Terry
dalam
Inu
Kencana
Syafiie,dkk
(1997:
51)
mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasar fungsinya sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Perencanaan (Planning)
2.
Pengorganisasian (Organizing)
3.
Penggerakkan (Actuating)
4.
Pengendalian (Controlling)
14 digilib.uns.ac.id
Dalam Internasional Journal of Bussiness and Management, Study on the Inovvation Function of the Management, Vol 4, No. 6, Juni 2009 dituliskan bahwa: “Four function such as planning, organizing, leading and controlling in the management are the mainline in the management theory all along.” (Empat fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian adalah merupakan inti dari teori manajemen selama ini). )Yun Zhang, 2009: 147). Dari beberapa pendapat diatas, maka mengenai pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta, peneliti memilih untuk menggunakan empat fungsi manajemen menurut G.R. Terry yang dikenal dengan POAC yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, hingga pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Proses pengelolaan tidak dapat dilakukan secara individual melainkan dengan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yaitu pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal yang bermartabat, nyaman, commit to user aman dan sehat bagi masyarakat khusunya bagi masyarakat yang
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berpenghasilan rendah. Pengelolaan atau manajemen merupakan kunci utama dalam pelaksanaan suatu kegiatan maupun program demi tercapainya tujuan yang diharapkan. a. Perencanaan Perencanaan
adalah
salah
satu
fungsi
manajemen
yang
berhubungan dengan proses penetapan tujuan dan penentuan tindakantindakan apa yang harus dilakukan oleh suatu organisasi
untuk
mencapainya. Dalam perencanaan ditetapkan arah dan strategi yang diambil untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan menurut Malayu Hasibuan (Inu Kencana Syafiie,dkk, 1997: 76) adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut T. Hani Handoko (2003: 79) mengatakan bahwa dalam menetapkan perencanaan yang baik, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : 1.
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2.
Merumuskan keadaan saat ini.
3.
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
4.
Mengembangkan
rencana atau serangkaian
kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian (2005: 36) menyebutkan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang dikerjakan dimasa commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Perencanaan menjadi hal yang paling mendasar karena melibatkan pilihan-pilihan dari berbagai tindakan alternatif. Oleh karena itu perencanaan merupakan suatu proses dasar dalam mengambil keputusan yang menetapkan langkah-langkah yang diperlukan sebelum kerja nyata direalisasikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan digunakan sebagai jembatan bagi masa mendatang dengan menghubungkan fakta-fakta yang telah ada. Kemudian dengan adanya fakta-fakta yang telah ada, di tentukan beberapa aktivitas yang dianggap perlu dalam pencapaian hasil yang diinginkan oleh suatu organisasi. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan perencanaan, yaitu: 1.
Suatu rencana lahir sebagai hasil pemikiran dari identifikasi masalah dan analisis situasi yang telah dilakukan.
2.
Orientasi dari suatu perencanaan mengarah pada masa depan atau masa yang akan datang.
3.
Dengan perencanaan maka apabila rencana tersebut dilaksanakan akan mempermudah usaha yang dilakukan dalam pencapaian tujuan.
b. Pengorganisasian Pengorganisasian
merupakan
fungsi
dari
manajemen
yang
mendukung pelaksanaan dari perencanaan. Pengorganisasian berfokus commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada pengaturan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. Pengorganisasian dilakukan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam unit-unit satuan-satuan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian merupakan proses mengatur dan mengalokasikan tugas-tugas, pekerjaan, wewenang, peran-peran termasuk koordinasi hubungan-hubungan antar bagian baik secara vertikal maupun horisontal dalam suatu struktur organisasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Semakin jelas dan terpadu tugas-tugas yang dirancang dalam suatu organisasi akan semakin efektif organisasi itu mencapai tujuannya. ( Koontz dan Weihrich dalam Ulber Silalahi 2002: 46). Sedangkan menurut Siswanto (2006: 75) pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan
proses
mendisain
struktur
formal,
mengatur
dan
mengelompokkannya serta membagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga tercipta organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Penggerakkan Fungsi manajemen yang ketiga adalah penggerakkan. Fungsi dari penggerakan
sangat
penting
karena
penggerakan
merupakan
pengupayaan dari fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Tanpa adanya penggerakan maka perencanaan dan pengorganisasian yang telah ditetapkan tidak akan dapat berjalan dengan baik. Akibatnya tujuan organisasi juga akan sulit untuk dicapai. Dalam proses penggerakkan berkaitan dengan siapa yang harus digerakkan, mengapa harus digerakkan, bagaimana menggerakkannya, dan kapan harus digerakkan. Namun dalam proses penggerakkan tersebut juga diperlukan
kepemimpinan
untuk
mempengaruhi
bawahan
dan
memotivasi agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pemimpin dan pada akhirnya tujuan dapat tercapai dengan baik. Menurut Terry dalam Inu Kencana (1999: 81) : “Penggerakkan atau pelaksanaan kerja merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berkenan berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.” Hampir senada dengan pendapat Terry, menurut Sondang P.Siagian (2005: 95) : “Penggerakkan adalah keseluruhan usaha, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis.” Dengan demikian pengerakkan merupakan kegiatan pemberian dorongan atau motivasi bekerja kepada anggota organisasi serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
membimbing anggota organisasi agar memiliki keinginan, mau berusaha, dan bekerja dengan ikhlas dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan dalam masing-masing bidang agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. d. Pengawasan Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling). Menurut pendapat George Terry dalam Inu Kencana Syafiie, dkk (1999: 83) menyatakan bahwa : “Controlling can be defined as the process of determining what is to accomplished, that is the standart, what is being accomplished, that is the performance, and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is in conformity whith the standart”. ( Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar). Tidak jauh berbeda dengan pendapat Ulber Silalahi (2003: 47) bahwa pengawasan (controlling) adalah proses pengukuran pelaksanaan kerja atau kinerja aktual, membandingkan hasil dengan standar organisasi dan tujuan, dan pengambilan tindakan korektif jika dibutuhkan. Robert J.Mockler lebih memperjelas lagi mengenai definisi pengawasan yaitu suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan commit to user standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan ( T.Hani Handoko, 2003: 360). Dengan demikian pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin semua tindakan yang diambil sesuai dengan rencana, serta untuk
mengetahui
penyimpangan-penyimpangan
yang
terjadi
sehingga tindakan korektif dapat diambil. Dengan pengawasan dapat diketahui juga sampai seberapa jauh tingkat pencapaian atau tingkat penyelesaian dari suatu kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan standar yang ditentukan sebelumnya atau tidak. Dengan kata lain pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen berjalan sesuai dengan yang direncanakan (tercapai). 2. Pengertian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Menurut UU. No.16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun terkait dengan rumah susun yang meliputi pengertian rumah susun, pengaturan dan pembinaan rumah susun, kelengkapan rumah susun, pembangunan rumah susun, target/sasaran penghuni rumah susun, dan komponen pembangunan rumah susun. Pengertian rumah susun menurut UU No.16 Tahun 1985 tentang rumah susun yaitu rumah susun (rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Pembangunan rumah susun (rusun) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah
yang
menjamin
kepastian
hukum
dan
pemanfaatannya.
Pembangunan rumah susun juga meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang serta untuk memenuhi kebutuhan yang berguna bagi masyarakat. Sedangkan pengertian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dalam
Peraturan
Menteri
Negara
Perumahan
Rakyat
No.
14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bab I Pasal I, menyatakan bahwa Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan fungsi utamanya sebagai hunian. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) pada dasarnya merupakan stimulus bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang memerlukan tempat tinggal. Oleh karena itu fasilitas pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang telah terbangun perlu segera dikelola agar tujuan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) berhasil dan berdaya guna serta mencapai target dan sasaran yang diharapkan. 3. Pengertian Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sendiri adalah sebuah aktivitas atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan,
dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta selaku unsur pelaksana pemerintah daerah Surakarta di bidang pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang disertai dengan tanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan bersama dan mendapatkan kemajuan yang lebih baik pada badan organisasi atau pemerintah serta Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai obyek kebijakan. Menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/ PERMEN/M/2007 Tentang pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)
Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa ruang lingkup
pengelolaan Rusunawa meliputi : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
a. Pemanfaatan fisik bangunan rusunawa yang mencakup pemanfaatan ruang dan bangunan, termasuk pemeliharaan, perawatan serta peningkatan kualitas sarana dan utilitas; b. Kepenghunian yang mencakup kelompok sasaran penghuni, proses penghunian, penetapan calon penghuni, perjanjian sewa menyewa serta hak, kewajiban dan larangan penghuni; c. Administrasi keuangan dan pemasaran yang mencakup sumber keuangan, pemanfaatan hasil sewa, pencatatan dan pelaporan serta persiapan dan strategi pemasaran; d. Kelembagaan yang mencakup pembentukan struktur, tugas, hak, kewajiban dan larangan badan pengelola serta peran pemerintah, pemerintah daerah, provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota; e. Penghapusan dan pengembangan bangunan rusunawa; f. Pendampingan, monitoring, dan evaluasi; g. Pengawasan dan pengendalian pengelolaan rusunawa. Pengelolaan ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa merupakan unit struktural yang diberi kewenangan untuk mengelola Rusunawa dan bertanggung jawab langsung kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Surakarta. Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta diatur dalam Peraturan Walikota Surakarta No. 45 Tahun 2008. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya pada Bab III, pasal 3 dan 4 menyatakan bahwa Rumah Sewa merupakan UPT pada Dinas yang dipimpin oleh seorang Kepala Rumah Sewa yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang penanganan kegiatan teknis di Rumah Sewa dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. 4. Hasil
Penelitian
Terkait
Dengan
Pengelolaan
Rumah
Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) Studi-studi terdahulu terkait pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa pernah dilakukan berbagai pihak. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang beragam sesuai dengan kajian penelitiannya, sebagai berikut: 1. Indartoyo (Makalah Seminar Nasional Arsitektur Universitas Trisakti, 2007) Mengadakan penelitian tentang Dampak Kehadiran Rusunawa Bagi Penataan Bangunan Dan Infrastruktur Di Daerah Kawasan Terbangun, berkesimpulan bahwa : Berbagai program penyediaan Rusunawa yang telah diimplementasikan hingga saat ini pada lokasi justru terjadi perkembangan yang kurang menguntungkan seperti terjadinya pengembangan rumah-rumah tinggi yang tidak terkendali, tumbuhnya fasilitas layanan yang yang tidak teratur diantaranya justru banyak terjadi di sekitar lokasi pembangunan Rusunawa. Kehadiran commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rusunawa di Indonesia diprediksi akan meningkatkan jumlah penduduk sehingga akan menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan, peningkatan jumlah dan volume infrastruktur atau peningkatan limbah, bertambah padatnya lalu lintas, perubahan iklim mikro di daerah sekitar kawasan, berkurangnya daya serap tanah terhadap air hujan, hadirnya komunitas baru yang secara otomatis akan meningkatkan harga jual tanah, memperbanyak bangunan kumuh, pengetatan aturan pembangunan dan memerlukan usaha-usaha fisik dan sosial untuk mencapai integratif antar penduduk. Untuk itu rencana penataan bangunan dan infrastruktur di kawasan sekitar Rusunawa sebagai suatu konsep peremajaan permukiman perkotaan yang integratif menangani masalah penataan lingkungan permukiman perkotaan serta penyediaan kebutuhan perumahan kota harus dikaji secara hati-hati, cermat dan matang. 2. Mokh Subkhan (Tesis Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponogoro, 2008) Mengadakan penelitian tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Di Cengkareng Jakarta Barat yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakoptimalan pengelolaan Rusunawa. Keidakoptimalan ini disebabkan oleh : a) Kurangnya solidaritas penghuni Rusunawa untuk menggunakan fasilitas umum secara bersama-sama. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Kurangnya motivasi penghuni Rusunawa untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarga. c) Rusunawa mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. d) Pengelolaan
Rusunawa
Cengkareng
menunjukkan
bahwa
kurangnya peran organisasi dalam hal sosialisasi penggunaan fasilitas umum bersama sehingga fasilitas tersebut tidak digunakan dengan semestinya. e) Koordinasi yang terbatas dengan pihak yang terlibat misalnya mengenai pengaturan sewa, pemasaran Rusunawa dan sosialisasi kepada masyarakat. f) Tidak ada sanksi yang tegas bagi penyewa yang tidak taat administratif. 3. Sugianto Tarigan (Tesis Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponogoro, 2010) Mengadakan penelitian Tentang Evaluasi Pengelolaan Sistem Sanitasi Rumah Susun Bidaracina Jakarta Timur yang berkesimpulan bahwa pertumbuhan pembangunan rumah susun di Jakarta tidak diimbangi dengan kemampuan pengelolaan rumah susun itu sendiri. Dari jumlah rumah susun yang sudah dibangun menunjukkan bahwa operasi dan pemeliharaan sistem sanitasi rumah susun masih rendah, hal ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan pelayanan rumah susun. Hasil penelitian disimpulkan bahwa prosedur teknis dan commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
operasional pengelolaan sistem sanitasi yang ada di rumah susun bidaracina tidak berjalan dengan baik karena tidak sesuai dengan petunjuk teknis operasional dan pemeliharaan. Hal ini dibuktikan antara lain dengan kemacetan disaluran pipa masih sering terjadi, sistem bak kontrol sudah tidak berfungsi, pembuangan lumpur tinja dari rumah tetangga tidak melalui proses pengolahan tetapi langsung ke badan air sungai ciliwung sehingga sering tercium bau tidak sedap dilingkungan rumah susun. Melihat fenomena tersebut pemerintah dalam rangka pembangunan serta penyelenggaraan pengelolaan sistem sanitasi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sehingga diperlukan institusi dan peraturan yang jelas serta tegas. Hasil penelitian terdahulu di atas, dapat digunakan sebagai pendukung data deskriptif karena memiliki relevansi dengan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Surakarta yang dikaji dalam penelitian ini, diantaranya bahwa : a) Program penyediaan Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) perlu dikaji secara hati-hati, cermat dan matang karena kalau tidak demikian akan mengakibatkan kerugian bagi Pemerintah Kota
itu
sendiri.
Kerugian
yang
dapat
terjadi
seperti
meningkatnya jumlah penduduk sehingga akan menyebabkan peningkatan
kebutuhan
lahan,
peningkatan
limbah,
bertambahpadatnya lalu lintas, berkurangnya daya serap tanah, dan lain sebagainya. Pengkajian dilakukan agar masalah penataan commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lingkungan pemukiman serta penyediaan kebutuhan perumahan dapat diatasi. b) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ketidakoptimalan pengelolaan Rusunawa yang terdapat di Kota Surakarta. c) Pembangunan Rumah Susun perlu diimbangi dengan kemampuan pengelolaan Rumah Susun itu sendiri agar tidak mengalami penurunan kualitas lingkungan dan pelayanan Rumah Susun. B.
Kerangka Pikir Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi untuk mendukung terselenggaranya pembinaan keluarga, pendidikan serta peningkatan kualitas generasi yang akan datang yang berjati diri. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/PERMEN/M 2007). Kebutuhan akan rumah tinggal sangat meningkat khususnya di kawasan perkotaan maka fasilitas pembangunan rumah susun sederhana sewa menjadi alternatif untuk pemenuhan rumah tinggal yang bermartabat, nyaman, aman dan sehat bagi seluruh masyarakat khususnya bagi MBR. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) menjadi solusi bagi Kota Surakarta untuk penataan wilayah kumuh dan meminimalkan hunian tak berijin serta merupakan kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka penyediaan rumah sederhana dan sehat untuk MBR di Kota Surakarta. Selain itu keberadaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) juga sebagai penambah pendapatan asli daerah (PAD). commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Oleh karena itu pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sangat penting untuk dilakukan dalam pelaksanaan kegiatannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dengan adanya pengelolaan yang baik diharapkan
akan dapat
Pengelolaan
rumah
memudahkan tercapainya
susun
sederhana
sewa
tujuan organisasi.
(Rusunawa)
merupakan
serangkaian usaha-usaha yang dilakukan untuk menanggulangi lingkungan permukiman perkotaan yang tidak sehat (kumuh), meminimalkan hunian yang tidak berijin dan menjembatani masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan tempat hunian yang layak dengan cara menyewa sesuai dengan kondisi atau kemampuan mereka. Sesuai dengan judul penelitian yaitu pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) oleh Unit Pelaksana Teknis Rumah Sewa Kota Surakarta, penelitian dilihat berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yang dimulai
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakkan
hingga
pengawasan. Fungsi perencanaan dilihat dari bentuk-bentuk perencanaan yang berupa mekanisme pembuatan rencana, esensi perencanaannya, serta dasar pertimbangan dalam membuat rencana. Fungsi pengorganisasin terkait dengan pengelompokkan serta pembagian tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisai sehingga organisasi dapat digerakkan dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Fungsi penggerakkan berkaitan dengan pemberian motivasi atau dorongan bekerja kepada seluruh anggota organisasi serta bimbingan tentang pelaksanaan tugas masing-masing serta membimbing anggota organisasi agar commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki keinginan, mau berusaha, dan bekerja dengan ikhlas untuk mengerjakan kegiatan pengelolaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/ PERMEN/M/2007 Tentang pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin semua tindakan yang diambil sesuai dengan rencana, serta untuk mengetahui penyimpanganpenyimpangan yang terjadi sehingga tindakan korektif dapat diambil. Dengan kata lain pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau ditetapkan (tercapai).
Selain
itu
pengawasan
juga
berusaha
mengetahui
dan
menghindarkan kemungkinan kesalahan dan mencari upaya-upaya untuk mencegahnya. Pengawasan dalam pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Sewa dalam mengelola rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dan capaian program Rusunawa yang terdapat di Kota Surakarta. Skema kerangka berfikir secara lebih rinci akan digambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini. Kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini dapat membantu penulis dalam menentukan tujuan dan arah penelitian serta pemilihan konsep-konsep yang benar.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
- Kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) akan rumah tinggal yang layak huni, bermartabat, nyaman, aman, dan sehat. - Adanya lahan hak pakai pemkot yang belum dimanfaatkan. - Keterbatasan lahan kota untuk permukiman. - Penataan wilayah pemukiman kumuh dan pencegahan hunian tak berijin.
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa: -Planning -Organizing -Actuating -Controlling
Capaian Program Rusunawa di Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini mengambil di wilayah Kota Surakarta, khususnya di lingkup Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta. Pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini adalah: 1. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta merupakan unit struktural yang diberi kewenangan untuk mengelola Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta. 2.
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta merupakan solusi atas kebutuhan perumahan sederhana dan sehat untuk MBR. Oleh karena pertimbangan diatas maka pengelolaan akan rumah
susun sederhana sewa (Rusunawa) menarik untuk diteliti. 2.
Jenis Penelitian Penelitian berjudul pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk melakukan
penggambaran terhadap obyek atau variabel yang diteliti. Dalam hal ini penulis berusaha memperoleh gambaran secara jelas mengenai suatu keadaan yang menggambarkan secara tepat fenomena yang terjadi secara sistematis, aktual dan akurat sesuai dengan data dan fakta. Penelitian deskriptif tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi juga menjelaskan dan menganalisa data yang ada sehingga menjadi sebuah wacana yang logis dan objektif. Pendekatan deskriptif kualitatif dipilih karena melalui pendekatan ini akan didapatkan pemahaman yang mendalam dan sangat dimungkinkan memperoleh informasi baru terkait dengan objek yang diteliti, yaitu mengenai pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta. Penelitian deskriptif kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam yang dapat menggambarkan realitas keadaan atau fenomena yang sebenarnya terjadi di lapangan. 3.
Sumber Data Data merupakan sumber utama untuk memperoleh informasi yang jelas dari sebuah penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam Lexy J. Moleong (2010:157) sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan rusunawa maka peneliti melakukan wawancara secara intensif dengan pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta. Adapun pihak-pihak terkait antara lain : 1) Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta sebagai unsur pimpinan pengelola. Untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan Rusunawa. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta sebagai unsur pelaksana. Untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pengelolaan Rusunawa. 3) Staf Teknis UPTD Rumah Sewa. Untuk mengetahui tentang kegiatan teknis dan pemeliharaan Rusunawa. 4) Masyarakat penghuni Rusunawa. Data tambahan yang berupa dokumen, literatur, arsip-arsip, bukubuku serta undang-undang yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam hal ini, penulis memperoleh data dari : 1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 2) Peraturan
Menteri
Negara
Perumahan
Rakyat
Nomor:
14/PERMEN/M/2007 Tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). 3) Peraturan
Menteri
Negara
Perumahan
Rakyat
Nomor:
18/PERMEN/M/2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Tarif Sewa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Yang Dibiayai APBN dan APBD. 4) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 20-O Tahun 2009 Tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum. 6) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. 7) Buku-buku, catatan yang berkaitan dengan penulisan. Dalam penelitian ini sumber data selain kata-kata, tindakan dan dokumen, sumber data diperoleh juga dari foto. Foto dapat memberikan gambaran tentang perjalanan dan sejarah orang-orang yang ada didalamnya. Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. (Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong, 2010: 160). 4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa : a. Wawancara Teknik ini merupakan suatu jenis pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab (interview) dengan informan yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Untuk mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber yang dianggap mengetahui dan dapat memberi informasi tentang pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta, yaitu pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UTPD) Rumah Sewa serta masyarakat penghuni Rusunawa. Wawancara digunakan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, serta melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Rusunawa. b. Observasi Observasi merupakan metode dasar dalam pengumpulan data yang bersifat non verbal atau teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti untuk mengamati berbagai keadaan, kegiatan dan peristiwa yang terjadi sesuai dengan kenyataannya. Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk menggali data berupa dari sumber data yang berupa peristiwa tempat atau lokasi, benda-benda serta rekaman gambar-gambar. (HB. Sutopo, 2006: 64). Observasi
pada
penelitian
ini
dilakukan
dengan
melakukan
pengamatan terhadap kondisi lingkungan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang ada di Kota Surakarta disertai rekaman gambar bangunan Rusunawa yang terdapat di Kota Surakarta. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pencatatan Dokumen Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari sumber-sumber tertulis. Data diperoleh secara tidak langsung, yaitu dapat berupa catatan, berita, buku-buku, peraturan perundangundangan, laporan-laporan dokumen resmi institusi (arsip) dan lain sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dipergunakan sebagai pendukung dan pelengkap data yang diperlukan dalam penelitian. 5. Validitas Data Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh
sesuai
kenyataan
/
fakta
sehingga
kesimpulan
dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk menguji kebenaran dan keabsahan data, peneliti menggunakan teknik trianggulasi data. Menurut Lexy J. Moleong (2010: 330) Trianggulasi data adalah teknik memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding tetap data itu. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber, yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa sumber yang tersedia sehingga data
yang
dikumpulkan dari satu sumber akan dikontrol oleh data yang sama dari sumber lain sehingga saling dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Teknik Analisis Data Sebagian besar data dari penelitian ini merupakan data kualitatif, maka penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yang tujuannya untuk memperoleh gambaran secara khusus yang bersifat menyeluruh mengenai apa yang tercakup dalam permasalahan yang terdapat di lapangan saat pengumpulan data. Sedangkan teknik analisis data kualitatif dianggap relevan adalah dengan menggunakan model analisis interaktif, yaitu model yang memerlukan tiga komponen yang berupa reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi sehingga data yang terkumpul akan berhubungan satau sama lain secara sistematis. a. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang diperoleh di lapangan. Dalam hal ini, reduksi data dilakukan dengan menelaah data yang terkumpul dari berbagai sumber, dilanjutkan dengan pemilahan data yang terkumpul dalam penggolongan data, penentuan bagian-bagian yang hendak dibuang, dipertajam, disederhanakan serta dikembangkan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dikelompokkan sesuai inti permasalahan. Hal tersebut dilakukan dengan mereduksi data dari lapangan, yaitu dengan menulis secara rapi, terperinci dan sistematis untuk memperoleh keterangan serta data-data yang dibutuhkan dalam menyusun hasil dan analisis penelitian. Dari kegiatan tersebut dihasilkan pemikiranpemikiran
yang
selanjutnya disusun commit to user
sedemikian
rupa
sehingga
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempermudah dalam penarikan simpulan penelitian. Proses reduksi ini berlangsung terus menerus sampai laporan akhir penelitian selesai disusun. b. Penyajian Data Setelah data direduksi, maka proses selanjutnya adalah penyajian data. Data yang telah direduksi, kemudian disusun dan digabungkan menjadi suatu bentuk deskripsi informasi yang menarik, logis, dan jelas alur pikirnya. Sajian ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga apabila dibaca akan mudah dipahami tentang berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. c. Penarikan simpulan dan verifikasi Pada permulaan pengumpulan data, dapat dilakukan analisa atau pernyataan yang mungkin terjadi, kemudian disusun sebab dan akibat yang mungkin dapat muncul, serta proporsi untuk memberikan pengertian mengenai arti dari hal-hal yang ditemui di lapangan kemudian dapat ditarik suatu simpulan. Setiap simpulan yang ditetapkan perlu diverifikasi terus-menerus hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI LOKASI 1. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa di Surakarta sebelumnya bernama Unit Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa. Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Rumah Sewa dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Sebelum menjadi UPTD Rumah Sewa, namanya adalah Unit Pengelola Rusunawa Kota Surakarta. Pembentukan Unit Pengelola Rusunawa Kota Surakarta tertuang dalam Peraturan Walikota Surakarta No. 2 Tahun 2005 tentang Pembentukan Unit Pengelola Rusunawa Kota Surakarta. Susunan Organisasi pada Unit Pengelola Rusunawa terdiri dari : a.
Tim Pembina sebagai unsur Pengawasan Umum dan Pembina
b.
Kepala Unit Pengelolaan Rusunawa sebagai unsur Pimpinan Pengelola
c.
Tata Usaha dan Seksi-seksi sebagai unsur Pelaksana. Seksi-seksi yang dimaksud adalah Seksi Administrasi Keuangan dan Pemasaran, Seksi Penyewaan dan Penghunian, Seksi Teknis dan Pemeliharaan. Pada tahun 2008 Unit Pengelola Rusunawa berubah nama
menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa bukan hanya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
melaksanakan kegiatan teknis maupun penunjang tentang Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) saja tetapi UPTD Rusunawa Kota Surakarta bertanggung jawab terhadap seluruh Rumah Sewa yang berada di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta tertuang dalam Peraturan Walikota Surakarta No. 45 tahun 2008. Dalam Peraturan Walikota No. 45 tahun 2008, Susunan Organisasi pada UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta terdiri dari : a.
Kepala
b.
Subbagian Tata Usaha
c.
Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota
Surakarta terletak di dalam lingkungan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Surakarta dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. 2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi a. Kedudukan UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 45 Tahun 2008, secara struktural kedudukan UPTD Rumah Sewa merupakan UPT pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang dipimpin oleh Kepala Rumah Sewa yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Rumah Sewa commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang penanganan kegiatan teknis di Rumah Sewa sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPTD Rumah Sewa memyelenggarakan fungsi antara lain: 1. Penyusunan rencana teknis operasional bidang penanganan kegiatan teknis di rumah sewa. 2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional bidang penanganan kegiatan teknis di rumah sewa. 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang penanganan kegiatan teknis di rumah sewa. 4. Pengelolaan Ketatausahaan. 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 20-O Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktura Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Unit Pelaksana Teknis Rumah Sewa dipimpin oleh seorang kepala UPT, sedangkan susunan organisasi UPT Rumah Sewa terdiri dari :
1. Kepala UPT
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Subbagian Tata Usaha 4. Uraian Tugas Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 20-O Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta, maka uraian tugas Unit Pelaksana Teknis Rumah Sewa Kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Kepala UPT Rumah Sewa Kepala UPT Rumah Sewa mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang penanganan kegiatan teknis di Rumah Sewa sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang penanganan kegiatan teknis di Rumah Sewa adalah sebagai berikut : a. Menyusun rencana kerja UPT Rumah Sewa berdasarkan rencana strategis Dinas. b. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas. d. Menyusun kebijakan teknis penyelenggaraan rumah sewa. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD UPT Rumah Sewa. f. Melaksanakan
monitoring,
evaluasi,
dan
pelaporan
untuk
pengendalian pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja UPT Rumah Sewa. g. Melaksanakan
evaluasi
dan
analisis
hasil
kerja
guna
pengembangan rencana strategis dan rencana kerja UPT Rumah Sewa. h. Melaksanakan pelayanan administrasi Rumah Sewa, Rumah Susun Sederhana Sewa dan Rumah Sosial. i. Melaksanakan pengelolaan Rumah Sewa, Rumah Susun Sederhana Sewa dan Rumah Sosial. j. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan Rumah Sewa, Rumah Susun Sederhana Sewa, dan Rumah Sosial. k. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Rumah Sewa. l. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah di bidang Rumah Sewa. m. Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja penyelenggaraan Rumah Sewa. n. Melaksanakan sosialisasi di bidang Rumah Sewa. o. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik. p. Memberi usulan dan saran kepada atasan. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Kepala Subbagian Tata Usaha Kepala Subbagian Tata Usaha UPT Rumah Sewa mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang telah ditetapkan oleh Kepala UPTD. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : a. Menyusun rencana kerja berdasarkan rencana strategis UPT Rumah Sewa. b. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas. d. Melakukan
penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
penyelenggaraan Rumah Sewa. e. Menghimpun, mengolah, menyajikan data dan informasi untuk menyusun rencana strategis, rencana kerja dan penetapan kinerja UPT Rumah Sewa. f. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan untuk pengendalian pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja UPT Rumah Sewa. commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Menyiapkan bahan evaluasi dan analisis hasil kerja guna pengembangan rencana startegis dan rencana kerja UPT Rumah Sewa. h. Menyiapkan bahan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKKPD UPT Rumah Sewa. i. Menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran (RKA) sesuai dengan rencana strategis dan rencana kerja Dinas. j. Melakukan pengawasan laporan administrasi keuangan bendehara. k. Menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran. l. Menyiapkan bahan perhitungan anggaran. m. Melakukan administrasi pembukuan, pertanggungjawaban dan laporan keuangan. n. Mengelola
administrasi
surat
menyurat,
peralatan
dan
perlengkapan kantor, rumah tangga, dokumentasi dan informasi hukum, kearsipan dan perpustakaan. o. Melakukan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor. p. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai. q. Menyiapkan bahan usulan yang meliputi pengangkatan, kenaikan pangkat, perpindahan, pemberhentian, pensiun, kenaikan gaji berkala dan tunjangan. r. Mengelola data dan dokumentasi pegawai. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
s. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan jenis pendidikan dan pelatihan, calon peserta pendidikan dan pelatihan serta calon peserta ujian dinas pegawai. t. Mengusulkan permohonan izin dan tugas belajar. u. Menyiapkan bahan Daftar Urut Kepangkatan (DUK). v. Menyiapkan
bahan
permohonan
cuti
dan
mengusulkan
permohonan kartu pegawai, kartu istri atau suami, kartu tabungan asuransi pensiunan, kartu asuransi kesehatan dan tabungan perumahan (BAPERTARUM). w. Menyiapkan bahan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai dan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P). x. Menyiapkan bahan laporan perkawinan, izin perkawinan dan perceraian. y. Menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghargaan atau tanda jasa dan sanksi. z. Mengelola presensi atau daftar hadir pegawai. aa. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik. bb. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. cc. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. dd. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ee. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. ff. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. gg. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 5. Identifikasi Pegawai Identifikasi pegawai merupakan gambaran mengenai keadaan personel yang dimiliki oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta. Berikut ini disajikan identifikasi pegawai menurut kepangkatan atau golongan dan jenjang pendidikan yang dimiliki. a.
Identifikasi pegawai berdasarkan golongan/kepangkatan Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Kepangkatan No.
Golongan/Pangkat
Jumlah (orang)
1.
Golongan IV/a
1
2.
Golongan III/d
1
3.
Golongan III/c
1
4.
Golongan III/b
4
5.
Golongan II/a
2
Jumlah
9
Sumber : Sub Bagian Tata Usaha UPT Rumah Sewa Kota Surakarta Oktober 2011 commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah pegawai pada UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta sebanyak 9 orang. Sebagian besar dari pegawai memiliki golongan/pangkat III/b yaitu sejumlah 4 orang atau 44,4% dari keseluruhan jumlah pegawai. Sedangkan golongan/pangkat tertinggi yang dimiliki adalah IV/a dan golongan/pangkat terendah adalah pegawai dengan golongan/pangkat II/a. b. Identifikasi pegawai berdasarkan jenjang pendidikan Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan No.
Jenjang Pendidikan
Jumlah (orang)
1.
S2
1
2.
S1
2
3.
Sarjana Muda
-
4.
D3
1
5.
D2
-
6.
D1
-
7.
SMA
5
8.
SMP
-
9.
SD
Jumlah
9
Sumber : Sub Bagian Tata Usaha UPT Rumah Sewa Kota Surakarta Oktober 2011 commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh jumlah pegawai pada UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta adalah 9 orang, sebagian besar pegawai memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sejumlah 5 orang atau 55,5% dan S1 yaitu sejumlah 2 orang atau 22,2% dari keseluruhan jumlah pegawai. Jenjang pendidikan tertinggi adalah S2 yang hanya dimiliki oleh 1 orang pegawai yaitu kepala dari UPTD Rumah Sewa. Jenjang pendidikan selain S2, S1, dan SMA terdapat 1 orang pegawai yang memiliki jenjang pendidikan D3. Dari semua pegawai pada UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta ini tidak ada yang berpendidikan D2, D1, SMP dan SD. c.
Komposisi pegawai pada UPTD Rumah Sewa Tabel 4.3 Jabatan dan Nama Pegawai UPTD Rumah Sewa Jabatan
Nama Pegawai
1.
Kepala UPTD Rumah Sewa
Toto Jayanto, SH, MHum
2.
Subbagian Tata Usaha
Sri Ratnartiningsih, SH
3.
Staff
- Rr. Maretno Sapta Dewi, SH - Sriyono Joko Mulyono - Bambang Mulato - Triwidodo - Sugeng Srihananto - Widodo - Tomi Putranto
commit to user Sumber: Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Persebaran
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota
Surakarta. Bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta mulai dioperasionalkan sejak tahun 2003 dan semakin berkembang jumlahnya sampai saat ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala UPTD Rumah Sewa yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2011 berjumlah 7 twin block yang termasuk kategori Rusunawa. Bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) tersebut tersebar di 3 Kecamatan yang berada di Kota Surakarta dengan pembagian sebagai berikut : Tabel 4.4 Persebaran Bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta Tahun 2011 No.
1.
Kecamatan
Laweyan
Jumlah
Jumlah Kepala
Kategori
Twin Block
Keluarga (KK)
1
95
Rusunawa
2
188
Rusunawa
1
-
Rusunawa
3
169
Rusunawa
7
452
Rusunawa
(Rusunawa Begalon) 2.
Pasar Kliwon (Rusunawa Semanggi)
3.
Jebres -Rusunawa Kerkop -Rusunawa Jurug
Jumlah
Sumber: Kepala UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rusunawa di Kota Surakarta sendiri sampai saat ini jumlahnya belum
mampu
memenuhi
kebutuhan
pemukiman
masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) yang ada di Kota Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya daftar tunggu yang terdapat di UPTD Rumah Sewa. Selain biaya sewa yang murah, lingkungan rusunawa yang bersih, sehat, rapi dan indah serta lokasi yang cukup strategis dalam arti tidak jauh dari jalan umum membuat Rusunawa banyak diminati oleh masyarakat khususnya masyarakat Surakarta. Apalagi ditambah dengan fasilitas yang memadai sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk tinggal di Rusunawa. Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola kepada penghuni Rusunawa adalah : Satuan Unit Rumah Susun seluas 24 m², Ruang tamu, Dapur, Kamar Mandi / WC, Tempat Parkir, Listrik, Air Bersih, Aula / Ruang pertemuan, dan Musholla. B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kota Surakarta merupakan salah satu kota otonom yang memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia ± 13.000 jiwa di tiap-tiap kecamatan. Namun sangat disayangkan jumlah penduduk yang terdapat di Kota Surakarta tidak sebanding dengan Luas Wilayah yang hanya 44,04 km². Keterbatasan lahan untuk perumahan dan pemukiman serta mahalnya harga bahan-bahan bangunan akan sulit bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang menjadi kebutuhan utamanya. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Apabila permasalahan ini dibiarkan begitu saja maka tidak sedikit dari MBR membangun permukiman kumuh di sepanjang bantaran sungai, sepanjang rel kereta api, bahkan tidak jarang mereka membuat bangunan liar di lahan yang menjadi Hak Pakai Pemerintah Kota yang apabila dibiarkan begitu saja akan sangat ironis karena merusak pemandangan kota. Rusunawa di Kota Surakarta memiliki kontribusi yang besar terhadap Pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena hal tersebut maka pembangunan Rusunawa penting untuk dikelola dengan baik. Kontribusi Rusunawa terhadap Pemerintah Kota Surakarta menurut Kepala UPTD Rumah Sewa terbagi dalam tiga aspek, yaitu : Aspek Psikologis Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilihat dari aspek psikologis yaitu: a. Mengangkat harkat dan martabat dalam berumah tangga. MBR yang awalnya tinggal di tempat yang tidak layak (kumuh) seperti bantaran sungai, sepsnjang rel kereta api maupun yang membangun di lahan hak pakai Pemkot, tidak memiliki mutu atau nilai serta tidak bermartabat karena dianggap sebagai perusak pemandangan kota. Tetapi ketika MBR tersebut tinggal di Rusunawa maka secara otomatis taraf hidup atau nilainya menjadi terangkat karena tinggal di tempat yang layak dan tidak menjadi perusak pemandangan kota lagi.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Meningkatkan etos hidup penyewa. Etos berkaitan dengan etika atau dengan kata lain perilaku. MBR yang tinggal di Rusunawa perilakunya akan lebih baik atau terkendali karena ada aturan-aturan yang mengikat dan menolong penyewa untuk memiliki perilaku yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. c. Menekan tindakan mengkavling tanah negara untuk hunian tidak berijin. Dengan dibangunnya Rusunawa di Lahan Hak Pakai Pemkot berarti meminimalisir tindakan masyarakat mengkavling tanah negara untuk hunian tidak berijin yang akhirnya hanya menjadi perusak pemandangan kota. Aspek Finansial Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilihat dari aspek finansial yaitu: a. Memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta. Pendapatan hasil sewa Rusunawa menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. b. Alokasi anggaran penataan perumahan dan pemukiman kumuh Kota Surakarta dapat dihemat. Dengan pembangunan Rusunawa dapat meminimalisir alokasi anggaran penataan perumahan dan pemukiman kumuh dengan memanfaatkan lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian dan distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal. Sehingga dapat miminimalkan lahan dan bangunan. commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Aspek Sosiologis Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilihat dari aspek sosiologis yaitu: a. Meminimalkan permukiman kumuh. Dengan
adanya
pembangunan
Rusunawa
dapat
meminimalkna
permukiman kumuh karena salah satu tujuan dari pembangunan Rusunawa ini adalah untuk penataan wilayah kumuh sehingga wilayah kumuh di Kota Surakarta dapat berkurang. b. Mengubah perilaku masyarakat dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang lebih tertib dan teratur. Perilaku masyarakat yang pada awalnya tinggal di daerah permukiman kumuh memiliki pola kehidupan rumah tangga yang kurang tertib dan teratur. Contohnya pola kehidupan rumah tangga yang tidak mengganggu penghuni rusun lainnya seperti saling menghargai dan menghormati penghuni rusun lainnya. c. Meningkatkan kualitas berumah tangga. Pembangunan Rusunawa dari aspek sosiologis dapat meningkatkan kualitas berumah tangga karena fasilitas pribadi disediakan di dalam sarusunawa sehingga setiap urusan dalam rumah tangga diatur sendiri dan dapat meningkatkan kualitas berumah tangga para penghuninya. Melihat besarnya kontribusi Rusunawa terhadap Pemerintah Kota Surakarta maka pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab I, yaitu mengenai Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) oleh UPTD Rumah commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sewa Kota Surakarta. Pengelolaan merupakan proses atau upaya untuk mengerahkan orang lain untuk melakukan suatu kegiatan manajerial. Pengelolaan mengenai Rumah Susun Sederhana Sewa meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan hingga tahap pengawasan. Semua bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta termasuk dalam Obyek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang berupa pemakaian gedung atau bangunan pemerintah dan bersifat sewa. Oleh sebab itu bagi setiap orang yang memperoleh pelayanan jasa untuk menggunakan kekayaan yang dimiliki dan dikuasai oleh dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, maka akan dipungut retribusi pemakaian kekayaan daerah. (Bab 2 Pasal 2 Perda Surakarta No. 7 Tahun 2009). Agar bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dapat berdayaguna serta mencapai target dan sasaran yang diharapkan serta memenuhi aspek yang telah ditetapkan sebagai kontribusi bagi Pemerintah Kota Surakarta maka diperlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang berada di Kota Surakarta menjadi tanggungjawab UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta. Pembahasan pada penelitian ini dilihat berdasarkan empat fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyusunan rencana teknis operasional di bidang penanganan kegiatan teknis di rumah sewa yang dilaksanakan oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta mempunyai dasar hukum yang berasal dari Peraturan Walikota (Perwali) Surakarta No. 45 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta dan disempurnakan kembali oleh Peraturan Walikota (Perwali) Surakarta No. 20-O Tahun 2009 Tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang pada mulanya dikelola oleh Unit Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Surakarta yang tertuang dalam Peraturan Walikota Surakarta No. 12 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Unit Pengelola Rusunawa Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto selaku kepala UPTD Rumah sewa sebagai berikut: “..cikal bakal lahirnya UPTD atau embrio dari UPTD berasal dari Unit Pengelolaan Rusunawa. Dahulu waktu pembangunan rusun yang pertama sejak tahun 2003 kan belum ada instansi yang mengelola padahal rusun harus ada yang mengelola, karena belum masuk SKPD dan belum ada instansi yang mengelola maka dibentuk Unit Pengelola. ” (Wawancara 6 Oktober 2011) Perencanaan di katakan baik apabila didalamnya mengandung tujuan-tujuan yang akan dicapai. Karena dengan adanya tujuan atau goal yang akan dicapai dari setiap rencana, mempermudah organisasi untuk merealisasikan rencana tersebut. Begitu juga dengan UPTD Rumah Sewa yang memiliki 4 tujuan dalam Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta, yaitu :
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Pembangunan Rusunawa memberikan solusi atas kebutuhan perumahan yang sederhana dan sehat.
2.
Pembangunan Rusunawa merupakan kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka penyediaan rumah sederhana dan sehat untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surakarta.
3.
Pembangunan Rusunawa diperuntukkan untuk penataan wilayah kumuh di Kota Surakarta.
4.
Pembangunan Rusunawa dibuat untuk meminimalkan hunian tidak berijin. Sumber : Kepala UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta Rusunawa merupakan program dari pemerintah pusat yang tujuan
pembangunannya yaitu untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam hal pemenuhan akan rumah tinggal. Selain untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) akan rumah
tinggal
yang
layak,
dengan
dibangunnya
Rusunawa
meminimalkan bangunan liar dan penataan pemukiman kumuh agar tidak merusak pemandangan kota. Selain hal tersebut, Rusunawa juga menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena pembangunan Rusunawa memiliki banyak manfaat maka pemerintah pusat mencanangkan kepada setiap daerah otonom untuk berpartisipasi dalam program sejuta tower. Kota Surakarta yang termasuk dalam daerah otonom memiliki respon yang sangat baik akan pelaksanaan program dari pemerintah pusat ini. Proyek pembangunan commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surakarta akan berlanjut sampai tahun 2015.Selain adanya program pembangunan sejuta tower dari pemerintah pusat, dengan pembangunan rusunawa maka lahan Hak Pakai Pemerintah Kota dapat dimanfaatkan secara optimal serta didukung oleh besarnya minat warga Kota Surakarta untuk tinggal di Rusunawa. Perencanaan tujuan dari pembangunan Rusunawa bukan hanya menjadi harapan Pemerintah Kota dan pihak UPTD Rumah Sewa saja tetapi juga menjadi jawaban bagi seluruh masyarakat Kota Surakarta khususnya MBR yang memerlukan rumah sebagai tempat tinggal. Hal ini sesuai dengan yang di katakan Ibu Ipung sebagai penyewa di Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “ ..Rusun ini sudah menjawab kebutuhan saya akan rumah yang sehat mb. Air nya jernih,tidak berbau. Tempat pembuangan sampahnya juga baik,setiap lantai disediakan tong sampah.” (Wawancara 25 Oktober 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Yuli sebagai penyewa di Rusunawa Jurug sebagai berikut : “..Dibandingkan tempat tinggal saya yang dulu di bantaran sungai gajah putih,tinggal di rusun ini lebih sehat mb. Airnya bersih dan lingkungannya juga sehat. Kalau yang menjadi kendala untuk saat ini dalam hal kebersihan yaitu pengelolaan sampah yang belum efektif karena Rusun Jurug yang bangunan depan masih dalam tahap pembangunan sehingga menyulitkan truk pengangkut sampah untuk mengambil sampah. Itu aja mb.” (Wawancara 10 November 2011) Melihat dari tujuan Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta maka pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang dilakukan commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh UPTD Rumah Sewa yang berkaitan dengan Perencanaan dapat dilihat dari beberapa kegiatan yaitu : a. Perencanaan Anggaran dan Lahan Perencanaan
anggaran
diperlukan
untuk
memperkirakan
besarnya perkiraan dana yang diperlukan dalam pembangunan Rusunawa beserta sumber pendanaannya. Anggaran merupakan sumber
utama
dalam
pembangunan
rusunawa.
Sedangkan
perencanaan lahan berkaitan terhadap tempat atau daerah yang akan dibangun rusunawa. Identifikasi lahan sangat penting dilakukan karena melalui identifikasi tersebut dapat diketahui apakah lahan tersebut layak di bangun rusunawa atau tidak, dilihat dari segi sanitasi, akses ke jalan umum dan akses ke tempat kerja penghuni rusunawa. Sumber pendanaan Rusunawa Kota Surakarta diperoleh dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) Tahun 2005- 2025 yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007 Tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Propinsi Jawa Tengah, dan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Surakarta. Pendanaan pembanguna Rusunawa tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Bab X Bagian kedua Pasal 119. Sumber pendanaan yang berasal dari APBN diperoleh dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat) dan KemenPU (Kementrian Pekerjaan Umum) berupa bentuk commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
fisik bangunan rusunawa. Pendanaan yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Tengah berupa sarana-sarana pendukung seperti pagar, paving, taman bermain, musholla, dan sarana-sarana pendukung lainnya. Kemudian pendanaan yang diperoleh dari APBD Pemerintah Kota Surakarta sendiri berupa lahan, dan pemasangan listrik serta air. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto selaku kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “..sumber pendanaan ada 3, yang satu APBN (Kemenpera dan KemenPU) ,trus yang kedua APBD propinsi, yang ketiga ya Pemerintah Kota Surakarta. Pendanaan yang berasal dari APBN berupa fisik rusun, kalo yang APBD Propinsi sarana pendukung seperti pagar, paving dan yang lainnya berasal dari Kota Surakarta seperti lahan, listrik, dan air.” (Wawancara 6 Oktober 2011) Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Sri Ratnartiningsih sebagai Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa, sebagai berikut : “..sumber pendanaan dari Pemerintah kota Surakarta berupa tanah,listrik dan air. Anggaran pendirian bangunan dari Kemenpera dan KemenPU, terus propinsi berupa kelengkapan berupa pagar, paving dan kelengkapan yang lain. Jadi kerja sama antara Pusat, Daerah, dan Pemkot.” (Wawancara 11 Oktober 2011) Untuk perencanaan lahan atau penetapan lokasi yang akan dibangun Rusunawa melihat pada keadaan lahan Hak Pakai Pemerintah Kota yang tersedia. Apabila masih ada lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang belum dimanfaatkan dan tanah tersebut tidak dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain serta commit maka to userRusunawa dapat dibangun. Dalam bebas dari bangunan apapun
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembangunan Rusunawa hal yang selanjutnya menjadi pertimbangan adalah mengenai struktur tanah cocok untuk dibangun Rusunawa atau tidak, sanitasi baik atau tidak, serta akses ke jalan umum mudah dan tidak jauh dari tempat kerja calon penghuni. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Toto Jayanto selaku Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut : “..lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa apabila masih ada lahan Hak Pakai Pemkot yang belum dimanfaatkan, kemudian tanah tersebut tidak berada dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain serta bebas dari bangunan apapun kemudian kondisi sanitasi baik dan memungkinkan untuk dibangun Rusunawa.” (Wawancara 6 Oktober 2011) Apabila kriteria tersebut sudah memenuhi maka dari pihak UPTD Rumah Sewa langsung mengajukan anggaran pembangunan Rusunawa ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Kementrian Perumahan Rakyat untuk diverifikasi. Sampai tahun 2011 ini lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang telah dibangun Rusunawa terdiri dari lahan Hak Pakai Pemkot yang berada di Begalon, Semanggi, Jurug dan Kerkop. Lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dahulu merupakan pemukiman kumuh dan hunian tidak berijin. Tetapi setelah dibangunnya Rusunawa saat ini menjadi pemukiman yang layak huni, sehat dan tertata rapi. Hal ini dapat dilihat melalui gambar 4.1 yaitu lahan Rusunawa Begalon dan Rusunawa Semanggi : commit to Gambar user 4.1
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Sebelum Tahun 2003
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Gambar diatas adalah lahan atau wilayah sebelum dibangunnya Rusunawa Begalon. Rusunawa Begalon terletak di Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Lahan tempat dibangunnya Rusunawa Begalon dahulu adalah pemukiman padat penduduk yang kumuh dan jauh dari lingkungan hidup yang baik, sehat, bersih, rapi dan indah. Tetapi dengan program dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat yang merupakan kebutuhan dasar manusia maka Pemerintah berperan untuk menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan pemukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk mendukung program Pemerintah tersebut Kota Surakarta wajib memfasilitasi penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat khususnya MBR termasuk menetapkan Kasiba (Kawasan siap bangun) dan Lisiba (Lingkungan siap bangun) sesuai dengan UU RI No.1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Paragraf 3 Pasal 15.
Untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pemukiman
yang layak huni maka Pemerintah Kota Surakarta membangun Rusunawa Begalon dan Rusunawa lainnya yang tersebar di wilayah Rurakarta Gambar dibawah ini menunjukkan Rusunawa Begalon yang telah dibangun. Gambar 4.2 Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon II Kel. Panularan Kec. Laweyan Kota Surakarta Pada Tahun 2006
Foto 1 Foto 2 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (22 Oktober 2011)
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Foto 3
Foto 4
Foto 5 Foto 6 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (22 Oktober 2011) Gambar diatas merupakan Rusunawa Begalon yang dibangun diatas lahan yang awalnya merupakan pemukiman kumuh. Tampak pada gambar bahwa kondisi pemukiman saat ini lebih baik dari sebelumnya. Kondisi pemukiman berubah menjadi rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi, indah dan tertata dengan baik. Lahan yang dibangun Rusunawa Begalon bukan hanya satuan unit rumah tinggal saja tetapi terdapat fasilitas taman bermain anak (Foto 2), tempat menjemur pakaian (Foto 3), tempat parkir (Foto 5) dan papan baca (Foto 6). Lahan yang sebelumnya kumuh saat ini menjadi wilayah pemukiman yang tertata rapi, bersih, dan indah. commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Identifikasi Rusunawa Begalon II, yaitu : Dibangun oleh
: Kementrian Pekerjaan Umum
Sumber Dana
: APBN
No. IMB
: No. 601/0877.1/L-04/IMB/VII/2008
Type
: 21/ 1 blok
Jumlah Unit
: 96 Unit/ 21 m²
Pemilik Tanah
: Pemerintah Kota Surakarta
Sertifikat Hak
: Pakai HP.12
Tgl Penerbitan
: 5 Desember 2006 No.11.02.01.04.4.001.2
Dihuni
: Tahun 2009
Setelah pembangunan Rusunawa Begalon II kemudian pada tahun 2010 dibangun Rusunawa Semanggi yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Tidak jauh berbeda dengan kondisi wilayah sebelum dibangunnya Rusunawa Begalon, Rusunawa Semanggi dahulu juga merupakan wilayah kumuh yang tidak tertata. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 :
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.3 Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Sebelum Tahun 2010
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Sama halnya dengan Lahan Rusunawa Begalon. Dahulu lahan Rusunawa Semanggi juga merupakan pemukiman kumuh yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Lahan tempat dibangunnya Rusunawa Begalon dahulu adalah pemukiman padat penduduk yang kumuh dan jauh dari lingkungan hidup yang baik, sehat, bersih, rapi dan indah. Tetapi dengan program dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera commit to user lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang baik dan sehat yang merupakan kebutuhan dasar manusia maka Pemerintah berperan untuk menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan pemukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Untuk mendukung program Pemerintah tersebut Kota Surakarta wajib memfasilitasi penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat khususnya MBR termasuk menetapkan Kasiba (Kawasan siap bangun) dan Lisiba (Lingkungan siap bangun) sesuai dengan UU RI No.1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Paragraf 3 Pasal 15.
Untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pemukiman
yang layak huni maka Pemerintah Kota Surakarta membangun Rusunawa Semanggi. Gambar dibawah ini menunjukkan Rusunawa Begalon. Gambar dibawah ini merupakan Rusunawa Semanggi yang telah dibangun. Gambar 4.4 Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010 Foto 7
Foto 8
Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (25 Oktober 2011) commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Foto 9
Foto 10
Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (25 Oktober 2011) Gambar diatas merupakan Rusunawa Semanggi yang dibangun diatas lahan yang awalnya merupakan pemukiman kumuh. Tampak pada gambar bahwa kondisi pemukiman saat ini lebih baik dari sebelumnya. Kondisi pemukiman berubah menjadi rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi, indah dan tertata dengan baik. Lahan yang dibangun Rusunawa Semanggi bukan hanya satuan unit rumah tinggal saja tetapi terdapat fasilitas taman hijau (Foto 9), tempat menjemur pakaian yang dilindungi oleh tralis dan tempat parkir motor yang tertata rapi. Lahan yang sebelumnya kumuh saat ini menjadi wilayah pemukiman yang tertata rapi, bersih, dan indah. Identifikasi Rusunawa Semanggi, yaitu : Dibangun oleh : Kementrian Pekerjaan Umum Sumber Dana
: APBN
DIPA
: Tahun Anggaran 2008 No. 0624/033-05.01/2007
Luas
: 8.000tom² commit user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No. IMB
: No. 601/0992/P.02/IMB/XII/2009
Type
: 24/ 2 blok
Jumlah lantai
: 5 lantai
Jumlah Unit
: 192 Unit/ 24 m²
Jumlah Difabel
: 14 unit/ 24 m²
Pemilik Tanah
: Pemerintah Kota Surakarta
Sertifikat Hak
: Pakai HP.36
Tgl Penerbitan
: 29 Agustus 2005 No.11.02.03.02.4.00036
Dihuni
: Tahun 2010
Setelah
Rusunawa
Semanggi,
pembangunan
Rusunawa
selanjutnya adalah Rusunawa Jurug. Rusunawa Jurug terletak di Jl. KH. Maskyur Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Identifikasi Rusunawa Jurug, yaitu : Dibangun oleh
: Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Sumber Dana
: APBN
DIPA
: Tahun Anggaran 2009
Luas
: 4.000 m²
No. IMB
: Dalam Proses
Type
: 29/ 3 blok
Jumlah lantai
: 5 lantai
Jumlah Unit
: 74 Unit/ 27 m²
Pemilik Tanah
: Pemerintah Kota Surakarta
Sertifikat Hak
: Pakai HP.30 commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tgl Penerbitan
:-
Dihuni
: Tahun 2011 Gambar 4.5
Rusunawa Jurug Jl. KH. Maskyur Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2011
Foto 11 Foto 12 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)
Foto 13 Foto 14 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011) Pada gambar dapat dilihat bahwa pembangunan Rusunawa Jurug masih dalam tahap penyelesaian. Diharapkan akhir tahun 2011 ini pembangunan Rusunawa Jurug sudah selesai. Walaupun pembangunan Rusunawa Jurug belum selesai sepenuhnya, Rusunawa ini sudah mulai ditempati pada bulan Juli tahun 2011 lalu. commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembangunan Rusunawa selanjutnya adalah Rusunawa Kerkop yang terletak di dekat stasiun Jebres. Rusunawa Kerkop ini akan mulai di huni tahun 2012 mendatang. Gambar 4.6 Rusunawa Kerkop Kelurahan Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2011 Foto 15
Foto 16
Foto 17
Foto 18
Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011) Pembangunan Rusunawa selanjutnya direncanakan di daerah Mojosongo yang merupakan lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta Nomor 24 Mojosongo, Jebres dengan perkiraan anggaran pembangunan sebesar 13 miliar per twin block yang dapat menampung 90 Kepala Keluarga per twin block. Saat ini ada 500 Kepala Keluarga yang masuk kedalam daftar antrean calon penghuni. useruntuk masyarakat berpenghasilan Proyek pembangunancommit rumah to susun
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rendah (MBR) di Kota Surakarta akan berlanjut hingga tahun 2015. Oleh karena itu Pemerintah Kota Solo terus berupaya mencari lahan kosong untuk didirikan Rusunawa sampai tahun 2015. b. Penetapan Calon Penghuni Dan Biaya Sewa Penetapan calon penghuni dilakukan setelah bangunan rusunawa dianggap layak untuk dihuni oleh penghuni rusunawa yang telah lolos seleksi di UPTD Rumah Sewa. Sasaran dari penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah seluruh warga negara Indonesia yang termasuk dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 Tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Bab
IV Pasal
15 tentang
Kepenghunian. Sasaran penghuni Rusunawa pada Kota Surakarta sendiri adalah penduduk Kota Surakarta yang termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Syarat bagi penyewa Rusunawa Kota Surakarta ditentukan oleh pihak UPTD Rumah Sewa sendiri sesuai dengan Keputusan Walikota Surakarta No. 648/125/1/2005. Adapun syarat bagi penyewa Rusunawa Kota Surakarta yaitu: Warga Kota Surakarta dan Memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) Surakarta, Sudah Menikah, Belum Mempunyai Rumah, Penghasilan minimal sebesar UMK antara Rp. 750.000,- s/d Rp. 2.500.000,- setiap bulannya dan di sahkan melalui surat keterangan dari Rukun Tetangga (RT) setempat, Mengisi commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
formulir pendaftaran beserta lampirannya (Fotokopy Kartu Keluarga, Fotokopy Surat Nikah, Pas Foto dan Keterangan Penghasilan), Sanggup mentaati peraturan penghunian Rusunawa dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya yang berlaku, Sanggup membayar uang sewa berdasarkan tarif sebagaimana mestinya, dan Menandatangani Perjanjian Sewa. Kemudian bagi calon penghuni yang telah lolos seleksi, tahap selanjutnya adalah dengan mengisi surat pernyataan untuk memenuhi tata tertib penghunian. Tata tertib untuk penghuni Rusunawa berisikan Hak, Kewajiban dan Larangan penghuni Rusunawa meliputi :
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.5 Hak Dan Kewajiban Penyewa Rusunawa Kota Surakarta Hak Penyewa 1. Menempati Rusunawa
Kewajiban Penyewa
satuan untuk
unit 1. Membayar sewa dan segala
keperluan
tempat tinggal.
yang ditetapkan pengelola. 2. Membayar pemakaian listrik
2. Menggunakan fasilitas umum dan
fasilitas
sosial
dan air bersih.
dalam 3. Membuang sampah di tempat
lingkungan Rusunawa. 3. Mengajukan
keberatan
yang atas
telah
ditentukan
disediakan
atau
dengan
pelayanan yang kurang baik
menggunakan
oleh pengelola Rusunawa.
secara rapi dan teratur, tidak
4. Mendapatkan pelatihan tentang
penjelasan, dan
pembungkus
berantakan.
bimbingan 4. Memelihara sarana Rusunawa pencegahan,
yang disewa dengan sebaik-
pengamanan dan penyelamatan terhadap biaya kebakaran.
baiknya. 5. Mematuhi ketentuan tata tertib
5. Memanfaatkan bagian bersama.
tinggal di sarana Rusunawa
6. Memanfaatkan benda bersama.
yang ditetapkan secara bersama
7. Memanfaatkan tanah bersama
antara pengelola dan penyewa.
yang didasarkan atas luas sarana 6. Mengikuti Rusunawa.
kegiatan
yang
dilakukan warga Rusunawa.
Sumber : Dokumen Tertulis UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta Selain Hak dan Kewajiban yang harus ditaati kepada calon penghuni Rusunawa, terdapat juga larangan bagi penyewa Rusunawa yang juga harus ditaati oleh penghuni Rusunawa. Larangan tersebut meliputi :
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.6 Larangan Bagi Penyewa Rusunawa Kota Surakarta Keterangan Larangan Bidang Administrasi
Larangan a. Tidak
menempati
Satuan
Unit
Rusunawa (SUR) yang disewa. b. Menyewakan
atau
memindahtangankan
sarana
Rusunawa kepada pihak lain. c. Menyewa lebih dari satu Satuan Unit Rusunawa (SUR). d. Dilarang menggunakan Satuan Unit Rusunawa
(SUR)
sebagai
tempat
usaha. Fasilitas Rusunawa
a. Dilarang melakukan tindakan merusak atau melakukan tindakan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap fasilitas
bersama
yang
ada
di
lingkungan Rusunawa. b. Dilarang
memasang
tambahan
instalasi listrik atau air, menggali jalan, taman dan lain-lain tanpa seijin pengelola. c. Dilarang memasang alat pendingin (AC) tanpa ijin pengelola. d. Dilarang merusak instalasi listrik, air, lampu taman dan lampu penerangan di komplek Rusunawa. e. Dilarang memasang antena rig, radio cb, maupun alat komunikasi radio lainnya. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kontruksi Bangunan
a. Penyewa
dilarang
melakukan
perubahan atau perombakan bangunan Rusunawa dalam bentuk apapun tanpa persetujuan tertulis dari pengelola. b. Penyewa dilarang membuat bangunan tambahan. c. Penyewa
dilarang
memaku
atau
melobangi dinding. d. Penyewa dilarang membongkar langitlangit dan menyimpan barang-barang di langit-langit. e. Penyewa
dilarang
melatakkan,
menaruh
membawa, benda
atau
barang yang beratnya melampaui batas kekuatan atau daya dukung lantai yang ditentukan. Ketertiban
a. Penyewa
dilarang
memelihara
binatang peliharaan kecuali ikan hias di dalam akuarium. b. Penyewa dilarang membuang benda atau sampah dari atas ke bawah. c. Penyewa dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan suara bising atau keras, bau menyengat dan lainnya. d. Penyewa
dilarang
melakukan
perbuatan yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan kesusilaan. Perbuatan tersebut antara lain: berjudi, menjual
atau
memakai
narkoba,
minuman keras, berbuat maksiat, dan commit to user lain sebagainya.
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Penyewa
dilarang
menyimpan,
meletakkan barang atau benda di koridor tangga atau tempat yang dapat mengganggu
atau
menghalangi
kepentingan bersama. f. Penyewa dilarang menjemur pakaian selain di tempat yang telah disediakan Sumber : Dokumen Tertulis UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta Untuk besarnya tarif sewa Rusunawa tertuang dalam Peraturan Mentri Perumahan Rakyat No. 18/PERMEN/M/2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Tarif Sewa Rumah Susun Sederhana Sewa Yang Dibiayai APBN Dan APBD. Kota Surakarta sendiri setiap penyewa yang menggunakan kekayaan daerah tersebut yang dikelola dan dikuasai oleh pemerintah daerah wajib untuk membayar sewa penggunaan setiap satu bulan sekali. Biaya Rusunawa di Kota Surakarta tertulis dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 7 Tahun 2009 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Dalam lampiran Peraturan Daerah Kota Surakarta No.7 Tahun 2009 Tentang Retribusi Kekayaan Daerah tersebut, biaya satu unit Rusunawa dilihat berdasarkan Satuan Unit Rusunawa yang di sewa. Tarif sewa Rusunawa dibagi kedalam 5 bagian. Lantai Difabel besarnya biaya sebesar Rp 100.000,-/ bulan, Lantai I besarnya biaya sebesar Rp. 100.000,-/bulan, lantai II besarnya biaya sebesar Rp. 90.000,-/bulan, lantai III besarnya biaya sebesar Rp. 80.000,-/bulan dan lantai IV besarnya commit to user biaya sebesar Rp. 70.000,-/bln.
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Biaya tersebut belum termasuk biaya listrik dan air yang dibebankan kepada penyewa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Nupi (Ibu Rumah Tangga, jumlah anggota keluarga 3 orang), sebagai penyewa Rusunawa Begalon lantai III: “..persyaratan untuk menyewa rumah ini tidak terlalu sulit mb, syaratnya hanya memiliki KTP Surakarta, sudah menikah, dan tidak memiliki tempat tinggal. Pekerjaan suami sebagai buruh dengan penghasilan tidak tentu tapi kira-kira penghasilannya sekitar Rp. 800.000,- perbulan sudah cukup untuk membiayai hidup dan menyewa rumah ini mb. Untuk sewa rumah yang biasanya dikeluarkan sekitar Rp 200.000,- per bulan sudah termasuk biaya listrik dan air. Selama 2,5 tahun tinggal di rusun ini, kadang yang membuat sedih kalau belum bisa membayar uang sewa. Tapi ada toleransi dari pihak UPTD untuk membayar. Biasanya dikasih waktu tenggang.” (Wawancara 22 Oktober 2011) Pertanyaan ini juga diungkapkan oleh Bapak Sarjono (Penjual Hik, jum;ah anggota keluarga 3 orang) yang menyewa di Rusunawa Semanggi lantai II, sebagai berikut: “..persyaratan menyewa tidak sulit. Cuma KTP Solo, tidak memiliki tempat tinggal dan sudah memiliki keluarga. Penghasilan perbulan kira-kira Rp 800.000,- , biaya rusun minimal Rp 200.000,-. Perbulan. Apabila belum mampu membayar uang sewa, dari pihak UPTD ada waktu tenggang selama 3 bulan mb.” (Wawancara 25 Oktober 2011) Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Ibu Rossi (Ibu Rumah Tangga, jumlah anggota keluarga 3 orang) yang menyewa di Rusunawa Jurug lantai III, sebagai berikut: “..persyaratan menyewa tidak sulit karena ada brosur persyaratan penyewa Rusunawa yang saya peroleh dari teman. Kemudian saya melengkapi syarat-syarat tersebut dan tidak lama kemudian diumumkan di DPU. Biaya Sewa Rusun ini per to user sudah termasuk biaya listrik dan bulannya sebesarcommit Rp 170.000,-
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
air. Buat saya dengan penghasilan suami yang tidak tentu sekitar Rp 800.000,- per bulannya, adanya Rusun ini sangat membantu.” (Wawancara 10 November 2011) c. Sosialisasi Rusunawa Sosialisasi Rusunawa adalah upaya yang dilakukan oleh pihak UPTD Rumah Sewa untuk memasyarakatkan Rusunawa agar dikenal dan dipahami oleh masyarakat umum. Sosialisasi juga sebagai strategi pemasaran Rusunawa, tertuang dalam Keputusan Mentri Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa pasal 29. Sosialisasi dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa kepada penyewa rusunawa dan kepada penghuni-penghuni liar yang memakai tanah Hak Pakai (HP) Pemerintah Kota Surakarta. Sosialisasi terhadap penyewa Rusunawa dilakukan secara rutin pada saat penghuni Rusunawa menempati Rusunawa pertama kali. Sosialisasi yang dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa terhadap penghuni Rusunawa untuk pertama kalinya dilakukan di Aula Rusunawa yang disediakan di setiap Rusunawa. Selain untuk sosialisasi, aula Rusunawa digunakan juga untuk mengakrabkan penghuni Rusun dengan mengadakan pertemuan-pertemuan antar warga yang diadakan setiap bulannya. Sosialisasi yang dilakukan pihak UPTD Rumah Sewa kepada penghuni Rusunawa yang baru mengenai hak dan kewajiban (Lihat Tabel 4.5), larangan bagi penghuni (Lihat Tabel 4.6) dan sosialisasi commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengenai hak, kewajiban dan larangan pengelola tertuang dalam Kepitisan Menteri Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 Pasal 34, 35 dan 36 yang diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.7 Hak, Kewajiban dan Larangan Pengelola Hak Pengelola
1. Menarik sewa, air,
Kewajiban
Larangan
Pengelola
Pengelola
uang 1. Menyediakan rekening
listrik
dan
biaya
lain-lain
yang
ditetapkan
pengelola.
fasilitas air
1. Membatalkan
listrik,
bersih
di
setiap satuan unit Rusunawa.
sewa
menyewa secara sepihak. 2. Memutuskan
2. Melakukan
2. Mengenakan
perjanjian
secara
sepihak
pemeriksaan,
pemanfaatan
pemeliharaan,
layanan
pelanggaran
perbaikan secara
listrik, air bersih
penghunian oleh
teratur terhadap
dan utilitas lain
penyewa.
seluruh
elemen
yang
digunakan
komponen
oleh
penghuni
sanksi
atas
3. Melaksanakan
dan
suplai
penertiban
sarana
sesuai perjanjian
penghuni.
Rusunawa sesuai
sewa.
4. Melaksanakan
dengan
standar 3. Mencegah
pemutusan sewa
kesehatan
apabila penyewa
keamanan.
melalaikan kewajibannya.
dan
informasi, pendampingan
3. Memberikan
dan
penyuluhan
informasi kepada
yang merupakan
penyewa
hak penguni.
atas
kebijakan-
4. Memungut biaya-
kebijakan commit to user pengelola
biaya lain secara yang
sepihak
selain
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan ditetapkan. 4. Memberikan pemberitahuan
yang
tercantum
dalam perjanjian sewa.
kepada penyewa atas
kegiatan-
kegiatan berkaitan dengan pemeliharaan dan atau
perbaikan
Rusunawa. Sumber : Dokumen Tertulis UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta Sedangkan sosialisasi terhadap penghuni-penghuni liar yang memakai Lahan Hak Pakai Pemkot dilakukan apabila ada rencana untuk pembangunan Rusunawa di Lahan Hak Pakai tersebut. Sosialisasi dari pihak UPTD Rumah Sewa kepada penghuni-penghuni liar dilakukan secara langsung yaitu mendatangi wilayah yang akan di relokasi. Sosialisasi dilakukan setiap ada rencana pembangunan Rusunawa dan isi dari sosialisasi yang dilakukan oleh pihak UPTD berisi tentang pengenalan akan Rusunawa dan manfaat yang didapat apabila tinggal di Rusunawa. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Toto Jayanto selaku Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “..Sosialisasi Rusunawa dilakukan untuk penghuni sesuai dengan kebutuhan. Sosialisasi dilakukan secara rutin kepada penyewa setiap pembukaan Rusunawa baru dibuat. Sosialisasi berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Pengelola dan Hak dan Kewajiban Penyewa. Selain untuk penyewa rusunawa, sosialisasi juga dilakukan kepada penghuni-penghuni liar yang memakai tanah Hak Pakai (HP) Pemkot.” (Wawancara 6 Oktober 2011) commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Ibu Sri Ratnartiningsih selaku Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “..Sosialisasi dari pihak UPTD dilakukan secara langsung dengan cara datang ke wilayah yang akan dibangun Rusunawa setiap kali ada pembangunan baru, kemudian setelah ditempati oleh penghuni dilakukan sosialisasi kembali mengenai hak dan kewajiban pengelola maupun penghuni.” (Wawancara 11 Oktober 2011) Hal yang kurang senada diungkapkan oleh Ibu Kasmi selaku penghuni Rusunawa Jurug sebagai berikut: “..dulu sebelum tinggal dirusun ini, saya tinggal di bantaran sungai gajah putih di daerah terminal tirtonadi kemudian kena gusuran. Lalu dari pihak UPTD melakukan sosialisasi ketempat gusuran dan menawarkan untuk menghuni Rusunawa Jurug. Sebelumnya saya ga paham kalau ada rusunawa, tetapi setelah ada gusuran dan ada tawaran dari pihak UPTD, kemudian saya langsung tertarik. Setelah 5 bulan tinggal di Rusun ini belum ada sosialisasi dari pihak UPTD.” (Wawancara 10 November 2011) Hal yang tidak senada diungkapkan oleh Ibu Rima Melati salah satu penghuni Rusunawa Begalon berikut ini : “..sosialisasi dilakukan hanya pada awal menghuni saja mb, sekitar 3 tahun yang lalu. Kalau ada demo dari penghuni Rusun baru pihak UPTD datang kesini untuk melakukan sosialisasi. Tapi kalo tidak ada demo, sosialisasi jarang dilakukan.” (Wawancara 22 Oktober 2011) Sosialisasi
yang
dilakukan
oleh
pihak
UPTD
untuk
mengenalkan Rusunawa kepada masyarakat di Kota Surakarta bukan hanya melalui visitasi langsung ke tempat-tempat yang akan di relokasi tetapi juga dengan cara menyiarkan di radio dan menyebarkan commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pamflet. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik dan ingin tinggal di Rusun. d. Pemeliharaan dan Pengembangan Rusunawa Pemeliharaan adalah perbuatan merawat dan menjaga bangunan Rusunawa. Pemeliharaan dilakukan untuk meminimalkan kerusakan pada Rusunawa khususnya pada satuan unit Rusunawa. Pemeliharaan diperlukan agar bangunan pada Rusunawa tetap lestari dan dapat digunakan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan Rusunawa tertuang dalam UU RI No.1 Tahun 2011 Bab VII Bagian pertama. Pemeliharaan yang dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa yaitu melakukan upaya untuk mempertahankan kondisi bangunan dengan cara memperbaikinya secepat mungkin apabila terjadi kerusakan. Hal ini dilakukan agar kerusakan yang terjadi kondisinya tidak semakin parah. Anggaran yang digunakan untuk pemeliharaan diperoleh dari APBD (Anggran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Surakarta. Apabila kerusakan yang dialami cukup parah maka pihak UPTD Rumah Sewa mengajukan anggran kepada Pemerintah Pusat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ibu Sri Ratnartiningsih selaku Subbagian UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta sebagai berikut: “..Pemeliharaan Rusunawa dari pihak UPTD lebih ke mempertahankan kondisi bangunan, kalau ada yang rusak langsung melakukan perbaikan.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2011) Hal yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Kirno selaku commit to user berikut: penjaga Rusunawa Semanggi sebagai
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“..pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak UPTD seperti memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi di rusun seperti atap bocor, lampu mati, air yang sering mati dan hal-hal yang berkaitan dengan sampah. Selama ini pihak UPTD kurang tanggap dan sigap dalam menyediakan kebutuhan yang berkaitan dengan perbaikan kerusakan-kerusakan di rusun. Pembiayaan kerusakan biasanya saya talangi sendiri dulu, baru kemudian notanya ditukar kepada pihak UPTD. Harapan saya untuk kedepannya semoga pihak UPTD lebih tanggap lagi dalam menyediakan kebutuhan akan kerusakan di rusun.” (Wawancara 25 Oktober 2011) Hal ini tidak senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Eko Hartoyo selaku penghuni di Rusunawa Begalon sebagai berikut : “..penaganan kerusakan-kerusakan ysng terjadi di rusun ini langsung ditangani oleh pihak UPTD. Kalau kerusakannya ringan seperti lampu atau air mati, penanganan hanya dalam waktu satu hari saja. Tetapi apabila kerusakannya agak parah, itu butuh waktu yang lama. Tergantung dari kerusakannya sendiri.” (Wawancara 22 Oktober 2011) Pemeliharaan akan bangunan Rusunawa bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak UPTD Rumah Sewa saja melainkan masyarakat penghuni Rusunawa juga bertanggung jawab akan pemeliharaan Rusunawa. Bentuk dari tanggung jawab yang diberikan oleh masyarakat Rusunawa yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar Rusunawa seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga fasilitas umum Rusunawa dengan baik. Selain pemeliharaan, pihak UPTD Rumah Sewa juga melakukan perencanaan terhadap pengembangan Rusunawa di Kota Surakarta. Pengembangan bangunan Rusunawa tertuang dalam Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No.14/PERMEN/M/2007 Bab VII bagian kedua.
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Target pengembangan Rusunawa di Kota Surakarta sendiri adalah apabila masih ada permintaan pasar dan apabila lahan Hak Pakai (HP) Pemerintah Kota Surakarta masih tersedia. Apabila masih tersedianya Lahan Hak Pakai Pemerintah Kota yang sudah lolos kelayakan untuk dibangun Rusunawa maka badan pengelola dapat mengusulkan untuk melakukan penambahan bangunan kepada Kementrian Perumahan Rakyat dan Kementrian Pekerjaan Umum. Hal ini diutarakan oleh Kepala UPTD Rumah Sewa, Bapak Toto Jayanto sebagai berikut : “..apabila ada lahan HP (Hak Pakai) Pemkot yang belum dimanfaatkan dan tanah tersebut tidak dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain kemudian bebas dari bangunan apapun serta memiliki sanitasi baik, dan memungkinkan untuk dibangun Rusun maka akan ditindaklanjuti. Karena pengembangan Rusunawa merupakan program dari Pemerintah Pusat sampai tahun 2014.” (Wawancara 6 Oktober 2011) 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian merupakan proses untuk mengelompokkan pegawai, membagi tugas dan pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga dapat tercipta organisasi yang dapat digerakkan untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam perencanaan. Pengorganisasian berkaitan dengan tugas dan wewenang dari pejabat pemerintah agar suatu program dapat berjalan dengan baik dan mencapai sasaran yang dikehendaki. Tugas dan wewenang mengenai perumahan dan kawasan permukiman tertuang dalam UU RI No. 1 Tahun 2011 Bab IV. Tugas dan wewenang mengenai perumahan dan kawasan permukiman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
87 digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta diberi kewenangan dan tanggung jawab oleh Pemerintah Kota untuk mengelola Rumah Sewa yang terdapat di Kota Surakarta termasuk Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Hal ini sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta No. 45 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Dalam melakukan pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta, pihak UPTD Rumah Sewa tidak hanya berkoordinasi sendiri tetapi pihak UPTD Rumah Sewa juga berkoordinasi kepada salah satu penghuni di tiap-tiap Rusunawa yang diserahi tanggung jawab khusus oleh pihak UPTD Rumah Sewa. Koordinasi yang biasanya dilakukan biasanya berkaitan dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi di Rusunawa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Rima Melati sebagai Ibu Rukun Tetangga (RT) di Rusunawa Begalon sebagai berikut: “..apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada rusun, warga melaporkan kepada suami saya. Misalnya keran mati atau atap bocor itu dilaporkan ke suami saya dulu, kalau bisa ditangani sendiri sama suami saya maka akan ditangani secara langsung, tapi kalau tidak bisa ditangani maka langsung dilaporkan kepada pihak UPTD.” (Wawancara 22 Oktober 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Kirno atau Bapak Gendon yang diberi tugas untuk menjaga di Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “..kalau ada yang bocor, lampu mati, air sering mati, kebersihan di Rusun ini apabila saya mampu untuk mengatasinya, saya atasi commit usermampu mengatasinya maka saya sendiri. Tapi apabila saya totidak
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
langsung melaporkan kerusakan pada pihak UPTD. Contohnya kaya kanopi yang terbang diterjang hujan kemarin, karna saya tidak bisa menangani sendiri maka saya langsung lapor kepada Bapak Toto. Keesokan harinya Bapak Toto langsung meninjau ke sini.” (Wawancara 25 Oktober 2011) Pembagian tugas kepada setiap anggota organisasi dilakukan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi dari setiap masing-masing anggota organisasi dan setiap anggota organisasi wajib terlibat dalam koordinasi yang dilakukan. Pembagian tugas yang dilakukan dalam pengelolaan Rusunawa sebagi berikut : 1.
Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai pelaksana kegiatan teknis Rumah Sewa.
2.
Subbagian Tata Usaha melasanakan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala UPTD.
3.
4.
Staff yang terdiri dari 7 orang memiliki tugas: - Pengolah Administrasi
1 orang
- Bendahara Pembantu Pengeluaran
1 orang
- Bendahara Penerimaan
1 orang
- Pengawas di tiap-tiap Rusunawa
4 orang
Satu penghuni di tiap-tiap Rusunawa yang diberi tanggung jawab khusus untuk menangani apabila terjadi kerusakan yang harus ditangani secara langsung. Seperti Ketua RT (Rukun Tetangga) di Begalon dan Penjaga Rusunawa di Rusunawa Semanggi dan Jurug. Sumber: Data yang diolah commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembagian tugas yang dilakukan antara setiap pegawai di dalam tubuh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta berjalan dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatannya. Setiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya bekerja secara tolong menolong dan saling melengkapi antara pegawai yang satu dengan yang lainnya. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta yang dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa merupakan perintah langsung dari Walikota Surakarta kemudian disampaikan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta dan diteruskan lagi kepada Kepala UPTD Rumah Sewa. UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta lebih ke mengelola fasilitas umum yang terdapat di Rusunawa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto sebagai Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “untuk pembagian tugas disini sudah tidak ada masalah. Semua pegawai bekerja sesuai dengan pembagian tugas yang terdapat pada tupoksi. Dalam pengelolaan Rusunawa sudah tidak berkoordinasi lagi melainkan sudah merupakan perintah langsung dari walikota kemudian diteruskan kepada Dinas Pekerjaan Umum lalu diteruskan lagi kepada UPTD Rumah Sewa. Koordinasi yang sering dilakukan biasanya koordinasi antara petugas di Rusunawa dengan UPTD Rumah Sewa yang berkaitan dengan kerusakankerusakan di Rusun.” (wawancara 6 Oktober 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Sri Ratnatiningsih sebagai Subbag Tata Usaha UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “untuk pelaksanaan kerja seluruh pegawai sudah sesuai dengan tupoksi. Kami sudah bekerja cukup maksimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik.” (wawancara 11 Oktober 2011) commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Penggerakkan (Actuating) Penggerakkan dilakukan untuk memotivasi pegawai agar melaksanakan tugasnya
dan
bertanggungjawab
memberikan
yang
terbaik
dalam
pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta. Fungsi penggerakkan berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan agar bawahan merasa nyaman dan dihargai di lingkungan pekerjaannya sehingga bawahan menghasilkan kinerja yang baik. Sebaliknya bawahan akan menghasilkan kinerja yang tidak bail apabila berada di lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman dan tidak dihargai oleh atasan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta, fungsi penggerakkan harus selalu dilaksanakan. Pemberian motivasi dan lingkungan kerja yang mendukung akan meningkatkan kinerja pegawai. Penggerakkan yang selama ini dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa Kota
Surakarta
adalah
dengan
memberi
bimbingan,
arahan
dan
menyadarkan pegawai akan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai. Pemberian bimbingan, arahan dan menyadarkan pegawai akan tugas pokok dan fungsinya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahannya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi motivasi kepada pegawai agar mau menjalankan tugas pengelolaan Rusunawa dengan senang hati. Bimbingan dan pengarahan dilakukan setiap saat jika diperlukan. Bimbingan diberikan kepada bawahan apabila terjadi kendala di lapangan. Kendala yang sering dihadapi oleh pegawai yang bertugas di lapangan misalnya mengenai perlakuan penyewa Rusunawa yang kurang baik ketika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
91 digilib.uns.ac.id
mereka belum mampu membayar. Namun dengan motivasi yang diberikan oleh pihak atasan maka masalah tersebut dapat diatasi bersama. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Toto Jayanto selaku Kepala UPTD Rumah sewa sebagai berikut: “apabila ada masalah yang terjadi dalam pengelolaan Rusunawa misalnya banyak tunggakan, selaku atasan saya langsung menanyakan permasalahan atau persoalan yang terjadi seperti apa kepada bawahan saya. Hal ini sebagai wujud kepedulian terhadap bawahan saya.” (Wawancara 6 Oktober 2011) Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Tri Widodo sebagai staff lapangan UPTD Rumah Sewa di Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “kendala yang terjadi di lapangan sangat macam-macam mb. Khususnya kendala penghuni rusun yang sering menunggak. Terkadang penghuni yang menunggak malah membentak-bentak. Kalau banyak terjadi tunggakan, dari pihak atasan sering menanyakan masalahnya seperti apa.Saya sering sharing kepada Pak Toto mengenai tunggakan-tunggakan yang terjadi di Rusun, semua keputusan ada di Pak Toto dlam menindaklanjuti tunggakan yang terjadi asalkan penghuni yang menunggak memiliki keterangan yang jelas” (Wawancara 11 Oktober 2011) Dengan pemberian dorongan motivasi kepada bawahan, keberhasilan dalam pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta dapat terlihat hasilnya dan kendala yang ada dapat teratasi. Keberhasilan pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta terbukti dengan pembangunan Rusunawa yang dilakukan secara berkesinambungan dan keberhasilan Kota Solo sebagai unggulan Field Trip APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Confrence On Housing and Urban Development) atau disebut juga dengan konfrensi negara-negara bidang pemukiman dan perkotaan se-Asia Pasifik tanggal 22-25 Juni 2010 lalu. commit to user
di laksanakan pada
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa berusaha semaksimal mungkin dalam menyediakan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surakarta. Namun usaha tersebut tidak lepas dari kendala yang dihadapi oleh pihak UPTD Rumah Sewa. Kendala yang dihadapi yaitu pihak UPTD Rumah Sewa tidak tahu secara pasti berapa jumlah Rusunawa yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga sulit untuk memprediksi jumlah Rusunawa yang akan dibangun kedepannya. Tetapi pihak UPTD Rumah Sewa memiliki keyakinan bahwa masih banyak masyarakat Surakarta yang membutuhkan Rusunawa. Hal ini diungkapkan juga oleh Bapak Toto Jayanto sebagai Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “tingkat kebutuhan akan rusun tidak dapat dinilai secara kuantitatif karena pihak kami sangat kesulitan dalam mengumpulkan data untuk peminat Rusunawa. Setau kami, setiap Rusun yang selesai dibangun yang mendaftar selalu melebihi dari kapasitas Rusun. Hal itu yang menjadi keyakinan kami bahwa MBR di Kota Surakarta masih banyak yang memerlukan Rusunawa.” (Wawancara 6 Oktober 2011) Pemberian motivasi pada pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa sudah berjalan dengan baik. Meskipun ada sedikit hambatan yang terjadi yaitu adanya persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan yang terkadang mengakibatkan staff yang berada di lapangan mengalami perlakukan yang tidak baik dari penghuni rusun. Namun dengan keyakinan bahwa masih banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memerlukan pemukiman menjadi motivasi tersendiri bagi pihak UPTD commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rumah Sewa untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat walaupun banyak kendala yang terjadi. 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan (Controlling) merupakan fungsi terakhir dalam fungsi manajemen yang dibahas pada penelitian ini. Fungsi pengawasan pada suatu organisasi sangat penting agar suatu kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pengawasan harus dilakukan secara rutin agar kegiatan yang dikerjakan dapat lebih maksimal lagi. Pengawasan berarti mengawasi dengan seksama apa yang terjadi di lapangan apakah kegiatan tersebut sudah sesuai dengan rencana atau belum. Kemudian hasil dari pengawasan tersebut dievaluasi secara bersama-sama oleh seluruh pegawai apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan apa belum, atau malah banyak kendala sehingga tujuan yang diharapkan sulit tercapai. Dengan pengawasan membantu kegiatan berjalan sesuai dengan prosedur. Fungsi pengawasan pada pengelolaan Rusunawa tertuang dalam Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No.14/PERMEN/M/2007 Bab IX. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa sendiri melakukan pengawasan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pengelolaan Rusunawa yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada sehingga kegiatan pengelolaan Rusunawa berjalan dengan baik dan tidak ada penyimpangan. commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengawasan yang dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa terhadap Rusunawa dilakukan langsung oleh pegawai UPTD Rumah Sewa yang ditugaskan di tiap-tiap Rusunawa. Pengawasan yang dilakukan pegawai UPTD Rumah Sewa di Rusunawa dilakukan setiap hari pada jam kerja. Sedangkan diluar jam kerja pengawasan dilakukan oleh salah satu warga penghuni Rusun yang diserahi tanggung jawab oleh pihak UPTD Rumah Sewa sebagai koordinator di Rusunawa. Koordinator pada Rusunawa merupakan
penanggungjawab
kemasyarakatan
dalam
Rusunawa.
Koordinator tersebut merupakan mitra UPTD Rumah Sewa yang diberi tanggung jawab langsung apabila ada permasalahan-permasalan yang terjadi di Rusunawa agar dapat ditangani sesegera mungkin. Hal ini diungkapkan juga oleh Bapak Toto Jayanto sebagai Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut: “pengawasan dalam pengelolaan Rusunawa dilakukan secara langsung oleh petugas UPTD Rumah Sewa dan pengawasan dilakukan setiap hari. Namun dalam tiap-tiap Rusunawa ada penanggungjawab kemasyarakatan yang kemudian menjadi mitra UPTD dalam membantu mengelola Rusunawa. Mitra tersebut bertanggung jawab terhadap permasalahan-permaslahan yang terjadi di Rusun yang sifatnya harus ditangani secara sesegera mungkin.” (Wawancara 6 Oktober 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Tri Widodo selaku staff UPTD Rumah Sewa sebagai pengawas yang mengawasi Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “monitoring ke Rusunawa dilakukan setiap hari. Biasanya saya ke Rusun Semanggi setiap sore saya selalu mengontrol kesana sebelum pulang kerumah. Selain mengontrol keadaan di sana, keberadaan saya disana untuk mempermudah penghuni rusun commit to user dalam hal pembayaran sewa. Jadi penghuni yang tidak memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
waktu untuk membayar langsung ke UPTD, bisa langsung bayar uang sewa ke saya. Terkadang di luar jam kerja seperti hari minggu, saya juga sering datang ke rusun siapa tau penyewa ada yang ingin membayar.” (Wawancara 11 Oktober 2011) Hasil dari pengawasan yang dilakukan oleh petugas UPTD Rumah Sewa ke tiap-tiap rusun, salah satunya berupa laporan mengenai tunggakan penyewa rusunawa. Hasil tersebut kemudian di evaluasi pada evaluasi keuangan yang dilakukan setiap bulannya berdasarkan uang sewa yang didapat. Evaluasi keuangan melibatkan seluruh staff UPTD Rumah Sewa dan tim ekspektorat BKP ( Badan Keuangan Pemerintah ). Setelah di evaluasi hasil dari sewa Rusunawa langsung di setorkan ke kas daerah setiap bulannya. Laporan pengawasan dilaporkan secara tertulis maupun secara lisan. Laporan keuangan dilaporkan secara tertulis sedangkan laporan diluar laporan keuangan seperti laporan kerusakan dalam Rusun dilaporkan secara lisan. Selain pengawasan yang dilakukan setiap hari, UPTD Rumah Sewa juga melakukan pengawasan setiap bulannya. Pengawasan yang dilakukan setiap bulan yaitu pengawasan air dan listrik. Pengawasan ini dilakukan untuk menentukan besarnya pemakaian air dan listrik oleh masing-masing penghuni Rusunawa untuk dibayarkan setiap bulannya. Dalam melakukan pengawasan atau controlling tidak terlepas dari kendala yang sering dihadapi oleh petugas UPTD yang mengontrol di Rusunawa. Kendala yang sering dihadapi yaitu berkaitan dengan perilaku penyewa Rusun yang seenaknya sendiri, khususnya dalam hal pembayaran commit to user uang sewa Rusunawa. Oleh karena itu solusi dari kendala yang terjadi
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
dalam penunggakan pembayaran uang sewa yaitu dengan mendelegasikan petugas dari UPTD Rumah Sewa untuk mengawasi setiap harinya agar tidak terjadi hal yang merugikan seperti penghuni meninggalkan rusun secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Untuk pengawasan air, listrik dan kerusakan-kerusakan lain dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan. Hal ini diungkapkan oleh Ibu (NN) penghuni Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “pengecekan air, listrik dan kerusakan-kerusakan dalam Rusun dilakukan setiap satu bulan sekali oleh pihak UPTD. Pengecekan air dan listrik dilakukan untuk menentukan besarnya biaya sewa yang dibayarkan setiap bulannya.” (Wawancara 25 Oktober 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Eko sebagai penghuni Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “dari pihak UPTD setiap bulan selalu melakukan kontrol, khususnya kontrol terhadap penggunaan air dan listrik.” (Wawancara 22 Oktober 2011) Selain kendala diatas kendala lain yang sering terjadi dilapangan adalah penghuni rusunawa yang tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh UPTD Rumah Sewa. Ada beberapa unit satuan Rusunawa yang diperjualbelikan kembali atau dipindahtangankan oleh penyewapenyewa yang ingin mencari keuntungan secara pribadi dan akhirnya Rusunawa menjadi kurang tepat sasaran. Dalam hal ini, pengawasan terhadap penyewa rusun yang mencari keuntungan secara pribadi masih sangat lemah. Pengawasan yang dilakukan setiap hari tidak diimbangi dengan pendataan penghuni Rusun. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Rima to user Melati penghuni Rusunawacommit Begalon sebagai berikut:
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“pengawasan mengenai pendataan di Rusun ini masih sangat kurang mb. Ada beberapa warga Rusun yang nakal menjual atau menyewakan Rusun mereka untuk keuntungan pribadi.” (Wawancara 22 Oktober 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Indri penghuni Rusunawa Jurug sebagai berikut: “pihak UPTD mengawasi rusun setiap hari. Sedangkan untuk pengawasan terhadap air dan listrik dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan. Selama saya menghuni Rusun ini, pengawasan yang dilakukan cukup baik, tetapi pengawasan terhadap penghuni Rusunawa sangat kurang yaitu adanya pemindahtanganan kepenghunian. Beberapa dari penghuni rusun ini tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dari pihak UPTD. Dari antara mereka ada yang mahasiswa, ada juga yang menggunakan mobil pribadi padahal ketentuannya yang menghuni Rusunawa adalah yang berkeluarga dan memiliki penghasilan rendah. Seharusnya setiap beberapa bulan sekali, pihak UPTD melakukan survey atau pendataan terhadap penghuni Rusun, mencocokkan data di UPTD dengan data penghuni dilapangan.” (Wawancara 10 November 2011) Masyarakat Rusunawa ikut berperan aktif dalam fungsi pengawasan di Rusunawa. Masyarakat penghuni Rusunawa membantu UPTD Rumah Sewa untuk melaporkan apabila ada penyewa Rusunawa yang tidak tertib. Contohnya penyewa yang tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh UPTD Rumah Sewa. Ketidaktertiban yang terjadi yaitu Rusunawa yang dipindahtangankan atau diperjualbelikan oleh penyewa untuk mencari keuntungan pribadi dan akhirnya Rusunawa menjadi tidak tepat sasaran. Selain hal diatas peneliti juga menemukan bahwa ada beberapa satuan unit Rusunawa yang data penghuni di lapangan tidak sesuai dengan data commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pihak UPTD Rumah Sewa. Hal ini dibuktikan melalui pencocokan data yang dilakukan di Rusunawa Begalon. Gambar 4.7 Data Pemghuni Di Lapangan Dengan Data UPTD Rumah Sewa Pada Rusunawa Begalon Kota Surakarta Tahun 2011 Foto 19
Sumber : Observasi di Rusunawa Begalon Pada foto 19 diatas terdata bahwa penghuni Rusunawa Begalon Lantai II No. 16 adalah Prayitno Sumanto, No. 17 yang tertera pada data adalah Sutimin. Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa Prayitno Sumanto menyewa satuan Rusunawa Begalon lantai II No. 11 sedangkan Sutimin menyewa satuan Rusunawa Begalon lantai II No. 10.
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.8 Data Penghuni Di Lapangan Dengan Data UPTD Rumah Sewa Pada Rusunawa Begalon Kota Surakarta Tahun 2011 Foto 20
Sumber : Observasi di Rusunawa Begalon Pada foto 20 diatas merupakan data penghuni Rusunawa Begalon Lantai IV. Data pihak UPTD Rumah Sewa terdapat ketidaksesuaian. Data yang tidak sesuai terdapat pada satuan Rusunawa No.10 atas nama Agus Tulus Suwito, namun faktanya Agus Tulus Suwito adalah penyewa satuan Rusunawa No. 4. Data yang tidak sesuai lagi terdapat pada satuan unit Rusunawa No. 18 atas nama penyewa Mudjiarto, tetapi faktanya penyewa No. 18 atas nama Wito. Data yang tidak sesuai terdapat pada penyewa satuan unit Rusunawa dengan No. 20, pada data UPTD Rumah Sewa tertera dengan nama Munarsih. Tetapi faktanya satuan unit Rusunawa Begalon lantai IV, No. 20 adalah atas nama Teguh.
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. PENCAPAIAN PROGRAM RUSUNAWA Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta yang sudah dikemukakan diatas menjadi dasar untuk pencapaian program Rusunawa. Pencapaian Program Rusunawa di Kota Surakarta dapat dilihat pada Gambar di bawah ini: Gambar 4.9 Perubahan Lingkungan PEMENUHAN KEBUTUHAN TEMPAT TINGGAL YANG SEHAT
PEMENUHAN KEBUTUHAN TEMPAT TINGGAL YANG SEHAT
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Pada gambar diatas merupakan pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta. Pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta yang pertama adalah pemenuhan kebutuhan commit to usertempat tinggal yang sehat. Kondisi
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lahan yang semula adalah pemukiman kumuh yang tidak tertata, kumuh, tidak sehat, tidak indah dan tidak bersih kemudian terjadi perubahan menjadi pemukiman yang sehat, indah, tertata, rapi dan bersih. Dokumentasi diatas merupakan Lokasi lahan Rusunawa Semanggi yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta pada saat sebelum dan sesudah dibangunnya Rusunawa Semanggi. Gambar 4.10 Perubahan Tata
Ruang Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti Pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta yang selanjutnya adalah tata ruang lebih sehat di bandingkan dengan tata ruang sebelumnya. Pada pemukiman sebelumnya yang belum di bangun Rusunawa tampak bahwa ruang yang terdapat di pemukiman tersebut tidak tertata dengan baik dan tidak sehat karena pemukiman terbuat dari bahan seadanya. Namun setelah di bangun Rusunawa kondisi satuan unit commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rusunawa tertata rapi dan lebih sehat dibanding sebelumnya karena terbuat dari bahan yang sesuai dengan pemukiman yang layak. Gambar 4.11 Perubahan Perilaku
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti Pencapaian program selanjutnya dari Pembangunan Rusunawa adalah MCK di dalam lebih nyaman dari sebelumnya. Kalau sebelumnya MCK berada diluar dan penggunaannya bersama dengan masyarakat yang lain, dengan pembangunan Rusunawa masyarakat memiliki MCK sendiri dalam Satuan Unit Rusunawa. MCK yang terdapat di Rusunawa lebih nyaman dan sehat. Kebersihannya juga dapat diatasi sendiri karena merupakan tanggung jawab dari penghuni satuan unit Rusunawa.
commit Gambar to user 4.12
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perubahan Dalam Meletakkan Kendaraan
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti Gambar diatas merupakan pencapaian program Rusunawa pada aspek tempat parkir. Lahan pemukiman sebelum dibangun Rusunawa berupa pemukiman sempit yang tidak memiliki area parkir kendaraan. Tetapi setelah dibangun Rusunawa kondisi lahan parkir berubah menjadi lebih tertata rapi dan baik sehingga kendaraan yang di parkir lebih terlindungi dari hujan dan panas.
Gambar 4.13 Perubahan Dalam Area Hijau commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti Gambar dokumentasi diatas merupakan Area hijau dari Rusunawa Semanggi yang tertata rapi. Kalau sebelum di bangunnya Rusunawa, lahan Rusunawa semanggi adalah kampung pemukiman kumuh yang tidak tertata dan tidak memiliki area hijau. Sekarang lahan tersebut memiliki area hijau yang tertata rapi dan memperindah Rusunawa. Rusunawa menjadi lebih sehat dan nyaman.
Gambar 4.14 Perubahan Dalam Membuang Sampah commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta selanjutnya yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah yang baik dan tidak menggangu kesehatan. Tempat pembuangan sampah dilakukan pada cerobong sampah yang tertutup rapat. Kemudian setiap harinya ada petugas yang mengambil sampah tersebut. Kalau sebelum masyarakat tinggal di rusun sampah yang mereka buang tidak ada tempatnya, atau dibuang pada saluran air kotor (got) setelah tinggal di Rusun kehidupan menjadi lebih tertib dan teratur termasuk dalam membuang sampah.
Gambar 4.15 Perubahan Dalam Bermasyarakat commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Pencapaian dari program pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta yaitu terciptnya kerukunan antar warga Rusunawa. Karena sebelum tinggal di Rusun rumah yang mereka tempati berbeda dengan rumah sebelumnya. Kalau dahulu tempat tinggal cenderung sempit dan tidak memiliki tempat yang layak untuk melakukan pertemuan antar, sekarang setelah tinggal di Rusunawa terdapat fasilitas aula untuk melakukan pertemuan
antar
warga
yang
gunanya
untuk
mempererat
tali
persaudaraan antar warga yang tinggal di Rusun tersebut. Untuk menjalin kerukunan antar warga maka setiap satu bulan sekali diadakan pertemuan antar warga Rusunawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Permasalahan mengenai permukiman terjadi di tiap daerah termasuk Kota Surakarta. Untuk memenuhi kebutuhan permukiman, maka pemerintah membuat suatu kebijakan mengenai Rumah Susun Sederhaha Sewa (Rusunawa) guna menjawab kebutuhan masyarakat akan permukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Keberadaan Rusunawa harus dikelola dengan baik agar dapat bermanfaat dan tepat sasaran. Pengelolaan Rusunawa tertuang dalam Peraturan Mentri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007. Dari hasil penelitian Pengelolaan Rusunawa oleh UPTD Rumah Sewa di Kota Surakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan Rusunawa oleh UPTD Rumah Sewa dilakukan secara terus menerus yaitu pada saat perencanaan
pembangunan Rusunawa,
pengorganisasian dalam pengelolaannya, penggerakkan orang-orang yang terlibat didalam pengelolaan tersebut sampai dengan tahap pengawasan Rusunawa. Dalam pelaksanaannya pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta tidak terlepas dari masalah yang terjadi yaitu masalah pembayaran sewa (nunggak) dan pemindahtanganan hak sewa yang dilakukan oleh penghuni Rusunawa. 2. Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta menjadi dasar untuk pencapaian program Rusunawa sebagai pemenuhan kebutuhan tempat tinggal yang sehat bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), tata ruang lebih commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehat, MCK lebih nyaman, tersedianya lahan parkir, area hijau, dan tempat pembuangan sampah serta adanya pertemuan warga Rusunawa yang berguna untuk menjalin kekeluargaan antar sesama warga Rusunawa. B. SARAN Dalam pelaksanaan Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta masih ditemukan berbagai kendala dalam penarikan uang sewa (nunggak) dan pengawasan kepemilikan sewa satuan unit Rusunawa. Dari hal tersebut dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. UPTD Rumah Sewa perlu memiliki strategi khusus bagi penyewa yang tidak tertib dalam membayar uang sewa. Strategi dapat dilakukan dengan cara langsung memutuskan perjanjian sewa menyewa antara pihak UPTD Rumah Sewa dengan penyewa dan memberikan hak sewa tersebut kepada calon penghuni yang masuk ke dalam daftar tunggu (waiting list) di UPTD Rumah Sewa. 2. Perlu adanya pencocokan data setiap bulan sekali antara data pada pihak UPTD Rumah Sewa dengan data dilapangan untuk meminimalisir tindak pemindahtanganan satuan unit Rusunawa oleh penyewa Rusunawa. 3. UPTD Rumah Sewa juga dapat memberikan motivasi kepada penghuni Rusunawa agar membayar sewa tepat waktu dan menumbuhkan semangat kerja keras kepada penghuni Rusunawa.
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Buku: Agus Slim. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial. Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana. H. Malayu S.P. Hasibuan. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. H.B. Siswanto. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. H. B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Dasar, Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press. Inu Kencana Syafiie,dkk. 1997. Ilmu Administrasi Publik. Cetakan Pertama. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Lexy. J. Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sondang P Siagian. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. T. Hani Handoko. 2003. Manajemen Edisi 2. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Ulber Silalahi. 2002. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Cetakan Kedua. Bandung: Mandar Maju. Jurnal dan Artikel Ilmiah: Indartoyo. Makalah Ilmiah: Dampak Kehadiran Rusunawa Bagi Penataan Bangunan Dan Infrastruktur Di Daerah Sekitar Kawasan Terbangun. 2007.Universitas Budi Luhur. (peneliti.budiluhur.ac.id/wp_content/uploads/2007/05/indartoyo_sna2007. pdf) Mohammad Naji. International Journal of Business and Management, Management and Cultural Development. Vol. 5, No. 11, page 172; November 2010. (www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/download/8075/6099) Mokh Subkhan. Tesis: Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Di Cengkareng Jakarta Barat. 2008. Universitas Diponegoro Semarang. (http://eprints.undip.ac.id/3578/1/mokh_subkhan.pdf) commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sugianto Tarigan. Tesis: Evaluasi Pengelolaan Sistem Sanitasi Rumah Susun Bidaracina Jakarta Timur.2010. Universitas Diponegoro Semarang. (http://eprints.undip.ac.id/23691/sugianto_tarigan.pdf) Yun Zhang. International Journal of Bussiness and Management, Study on the Innovational Function of the Management, Vol 4, No. 6, page 147; Juni 2009. (http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/view/2331) Dokumen dan Peraturan Perundang-Undangan: Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/ PERMEN/ M / 2007 Tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 18/PERMEN/M/2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Tarif Sewa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Yang Dibiayai APBN dan APBD. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 20-O Tahun 2009 Tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Sumber lain: Hamdi Blogspot. 10 Kota Otonom Terpadat di Indonesia http://www.hamdi. blogspot. com/sebuahkebenaran/10-kota-otonomterpadat-di-Indonesia. html. Dokumentasi Best Practice Kota-Kota, Jilid 4, 2008. Pemberian Bantuan atau Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
111 digilib.uns.ac.id
PEDOMAN WAWANCARA Perencanaan 1. Apa landasan hukum dalam pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta? 2. Sejak kapan pembangunan Rusunawa di Kota Solo dilakukan? 3. Siapa saja pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan Rusunawa? 4. Apa saja kegiatan yang ditetapkan dalam perencanaan? 5. Bagaimana alur atau proses perencanaan dalam pembangunan Rusunawa? 6. Siapa saja yang menjadi sasaran penghuni, bagaiman proses penghunian, penetapan calon penghuni serta perjanjian sewa menyewa yang dilakukan? 7. Dari mana sumber anggaran diperoleh untuk pembangunan Rusunawa? 8. Bagaimana pemeliharaan dan pengembangan Rusunawa dilakukan? 9. Hal-hal apa saja yang diperhatikan dalam pembangunan Rusunawa? 10. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembangunan Rusunawa? 11. Bagaimana sosialisasi Rusunawa dilakukan? Pengorganisasian 1. Bagaimana proses pembentukan struktur organisasi UPTD Rumah Sewa dan struktur organisasinya? 2. Bagaimana pembagian tugas dalam struktur organisasi tersebut? 3. Bagaimana koordinasi antara setiap anggota organisasi dalam struktur organisasi? 4. Apakah prosedur kerja dan sistem kerja masing-masing anggota organisasi telah berjalan sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan? 5. Bagaimana peran pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kota dalam pengelolaan Rusunawa? Penggerakkan 1. Bagaimana penggerakkan yang dilakukan oleh Kepala UPTD Rumah Sewa kepada anggota organisasi? 2. Apa saja tahapan dalam penggerakkan anggota organisasi? 3. Sejauh mana keberhasilan UPTD Rumah Sewa dalam memenuhi kebutuhan Rusunawa di Kota Surakarta? 4. Sejauh mana keberhasilan UPTD Rusunawa dalam menyediakan fasilitas pembangunan Rusunawa? 5. Sejauh mana pemeliharaan, perawatan, peningkatan kualitas sarana dan utilitas Rusunawa ? Pengawasan 1. Siapa yang melakukan pengawasan dalam pengelolaan Rusunawa? 2. Bagaimana pengawasan dilakukan? 3. Apa yang dilakukan dalam pengawasan? 4. Kendala apa yang dihadapi dalam monitoring dan bagaimana cara mengatasinya? commit toserta userberapa kali evaluasi dilakukan? 5. Bagaimana tahap evaluasi dilakukan
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user