KINERJA PRASARANA DASAR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) MARISO KOTA MAKASSAR
PERFORMANCE OF THE BASIC INFRASTRUCTURE IN SIMPLE RENTED FLATS (RUSUNAWA) IN MARISO SUB-DISTRICT, MAKASSAR CITY
Hadir Alamsyah, Lawalenna Samang, Shirly Wunas
Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi
Hadir Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Hp : 085396975666 Email :
[email protected]
Abstrak Pembangunan rumah susun di Kota Makassar khususnya di Kecamatan Mariso dimulai pada tahun 2005, tetapi dalam perkembangan selanjutnya dan kini masih terjadi, kondisi fisik rumah susun dan prasarana lingkungannya sering terabaikan oleh penghuninya sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas pelayanan sistem prasarana air bersih, air limbah, dan persampahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran, pengaruh dan besarnya pengaruh variabel aspek teknis, aspek manajemen, aspek perilaku terhadap kinerja prasarana dasar Rusunawa Mariso di Kota Makassar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah (a) observasi, (b) kuesioner, (c) wawancara (e) data dianalisis secara deskriptif dan Path Analysis metode regresi berganda. Hasil penelitian menunujukkan bahwa sebaran kuesioner yang menilai tanggapan menghuhi Rusunawa terhadap keberadaan prasarana persampahan dari sudut pandang manajemen dengan kriteria pengorganisasian dan pemeliharaan atau perawatan mengemukakan bahwa pengakuan responden menyatakan terhadap aspek tersebut cukup beragam yaitu pada sub aspek pengorganisasian sebanyak 121 hanya menyatakan cukup, sedangkan sub aspek pemeliharaan/ perawatan pada umumnya menyatakan baik yaitu sebanyak 126 KK.. Hasil Path analysis menunjukkan bahwa aspek teknis, aspek kinerja dan aspek perilaku terhadap kinerja prasarana secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja prasarana Rusunawa kota Makassar, secara partial aspek teknis, aspek perilaku mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja prasarana kecuali aspek manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja prasarana sebab memiliki tingkat signifikan > 0,05. Dapat disimpulkan Pelayanan prasarana dasar permukiman (air bersih, air limbah, dan persampahan) di Rusunawa Mariso mendapatkan respon yang dominan baik ditinjau dari aspek teknis dan manajemen dengan indikator ketersediaan dan pemanfaatannya, sedangkan pada aspek manajemen terdapat respon yang kurang baik khususnya penyediaan dan pelayanan prasarana persampahan Kata Kunci : Aspek teknis, manajemen, perilaku, kinerja prasarana
Abstract Construction of flats in the city of Makassar in particular in Mariso District began in 2005, but the subsequent development and is still going on, the physical condition of the apartment and the infrastructure environment is often overlooked by residents resulting in a decline in the quality and quantity of water services infrastructure systems, wastewater, and waste. This study aims to see the picture, and the influence of variables influence the technical aspects, management aspects, behavioral aspects of the performance Rusunawa Mariso basic infrastructure in the city of Makassar. Data collection methods were used : (a) observation, ( b ) the questionnaire, (c) interview (e) the data were analyzed by descriptive and multiple regression path analysis methods. The results view that the distribution of questionnaires that assess responses to the presence of high-rise apartments menghuhi infrastructure of waste management point of view to organizing criteria and the maintenance or care suggests that recognition of aspects of the respondents stated that the sub is quite diverse aspects of organizing as many as 121 states just enough, while the sub- aspect maintenance/ care is generally expressed either as many as 126 families. Path analysis results showed that the technical aspects, performance aspects and behavioral aspects of the performance of infrastructure simultaneously have a positive and significant impact on the performance of infrastructure Rusunawa Makassar, partial technical aspect, behavioral aspects have a positive and significant impact on the performance management aspects of infrastructure but not significant impact on the performance because the infrastructure has a significant level > 0,05. It can be concluded settlements of basic infrastructure services (water, wastewater, and solid waste ) in Rusunawa dominant Mariso getting good response in terms of the technical and management aspects of the indicators of the availability and utilization, while the management aspects are unfavorable response and in particular the provision of infrastructure services waste. Keywords : technical aspects, management, conduct, performance infrastructure
PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi menimbulkan masalah tersendiri bagi pembangunan di perkotaan. Dampak langsung yang dihadapi oleh pemerintah kota adalah semakin sempitnya lahan yang tersedia bagi penduduk, akibatnya persaingan untuk mendapatkan tempat tinggal menjadi problem tersendiri. Karena ketidakmampuan masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk memiliki tempat tinggal, maka timbul rumah yang sempit dan kumuh di perkotaan sehingga permasalahan sosial mudah sekali muncul. Jika dilihat dari segi kenyamanan maupun kesehatan, tempat tinggal tersebut tidak layak huni, tetapi karena kondisi tingkat ekonomi yang tidak memungkinkan, sehingga mereka tetap eksis dan bertahan di tempat tersebut. Konsep pembangunan ke arah vertikal seperti rumah susun, flat, dan kondominium akan dapat melipat gandakan daya dukung lahan yang ada di wilayah kota. Dengan demikian pembangunan rumah susun merupakan kebijakan pemerintah yang tepat dan baik untuk mengatasi permasalahan di atas. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan bahwa rumah susun dapat terjangkau oleh masyarakat tingkat ekonomi menengah kebawah. Beberapa faktor yang mendukung tercapainya aspek kenyamanan dan keamanan bagi penghuni rumah susun adalah tersedianya fasilitas prasarana air bersih, air limbah, dan persampahan yang memadai. Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga, sehingga setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memenuhi syarat. Sadyohutomo (2008) mengemukakan bahwa ketersediaan air bersih yang merupakan kebutuhan vital setiap manusia akan menentukan derajat kesehatan hidup masyarakat. Sanitasi atau air limbah adalah mencakup semua jenis air buangan yang mengandung kotoran rumah tangga, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan buangan industri serta buangan kimia (Kostoer, 2003). Sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Sumber sampah
perkotaan berasal dari pemukiman, pasar, kawasan pertokoan dan perdagangan, kawasan perkantoran dan sarana umum, kawasan industri, peternakan hewan, dan fasilitas umum lainnya (Kodoatie, 2005). Pembangunan rumah susun di Kota Makassar khususnya di Kecamatan Mariso dimulai pada tahun 2005, tetapi dalam perkembangan selanjutnya dan kini masih terjadi, kondisi fisik rumah susun dan prasarana lingkungannya sering terabaikan oleh penghuninya sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas pelayanan sistem prasarana air bersih, air limbah, dan persampahan. Pemerintah Kota Makassar telah berupanya untuk melakukan peningkatan kualitas prasarana lingkungan permukiman. Kegiatannya berupa sosialisasi akan pentingnya kebersihan dan sanitasi lingkungan, program kali bersih serta program stimulan yang salah satu kegiatannya adalah pengadaan peralatan kebersihan yang didistribusikan melalui kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Makassar. Namun program ini masih belum mencapai hasil yang diinginkan dan tidak ada yang dilaksanakan di rumah susun. Pembangunan Rusunawa adalah upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah dalam penyediaan tempat tiinggal. Namun standar pembangunan rumah susun secara teknis belum dibarengi dengan standar kenyamanan tinggal. Padahal Rusunawa diharapkan mampu mengembangkan atau meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kondisi Rusunawa mengalami penurunan kualitas lingkungan hunian secara fisik maupun non fisik. Tujuan dibangunnya rumah susun itu sendiri untuk mengurangi kekumuhan, tetapi kenyataan yang terjadi bahwa rumah susun terlihat semakin kumuh, hal ini bisa saja disebabkan oleh prasarana yang kurang memadai, perilaku penghuni itu sendiri, ataupun manajemen yang kurang bagus dalam mengelola Rusunawa. Unit pengolah air limbah berupa tangki septik tidak berfungsi dengan baik, air limbah grey water langsung dibuang ke saluran drainase. Di dalam saluran drainase banyak terdapat sampah dan tidak ada wadah sampah pada tiap unit satuan rumah susun, serta penghuni membuang sampah di sembarang tempat
sehingga menambah kotor dan terkesan kumuh. Dalam hal ini yang kami tinjau dari penelitian ini adalah kinerja dari prasarana air bersih, air limbah dan persampahan ditinjau dari aspek teknis, manajemen, dan perilaku penghuni. Berdasarkan pada permasalahan seperti tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Studi Kinerja Prasarana Dasar Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Mariso Kota Makassar” dengan menetapkan berbagai kriteria untuk mengukur kinerja yang di lakukan oleh Pemerintah dalam hal ini UPT Rumah Susun Sederhana Sewa Kota Makassar. Dari hasil penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat diketahui gambaran tentang kondisi prasarana air bersih, air limbah, dan persampahan serta pemecahan permasalahannya sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi Pemerintah dalam meningkatkan kinerja prasarana air bersih, air limbah, dan persampahan di rumah susun. Menurut Friedman (2004) perencanaan adalah cara berpikir mengatasi masalah sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu di masa depan. Sasaran yang dituju adalah keinginan kolektif dan mengusahakan keterpaduan dalam kebijakan dan program. Andi Harapan S. dkk., (2007), meneliti faktor determinan yang mempengaruhi kinerja Rusunawa di Bandung, dengan mengambil studi kasus di Rusun Sarijadi. Kajian ini lebih menekankan pencarian faktor determinan yang mempengaruhi kinerja bangunan pada fase occupance yang menyangkut masalah operasi dan maintenance bangunan Rusunawa di Bandung, dengan melihat pengaruhnya terhadap bangunan tersebut. Medis Waty (2009), mengevaluasi ketersediaan prasarana dasar di rumah susun sederhana sewa Daya Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi ketersediaan prasarana dasar di Rusunawa Daya secara keseluruhan masuk kategori sedang (± 63 %). Untuk itu perlu pembenahan prasarana dasar untuk menunjang kesenimbungan pengelolaan dan pemeliharaan Rusunawa Daya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh aspek teknis, manajemen, dan perilaku secara partial dan simulan terhadap kinerja prasarana dasar rusanawa Mariso kota Makassar, serta
untuk menganalisis seberapa besar pengaruh aspek teknis, manajemen, dan perilaku terhadap kinerja prasarana dasar rusanawa Mariso kota Makassar
METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada lokasi rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Mariso, tepatnya berada di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Mei – Agustus 2013. (pengambilan data awal, survey pendahuluan, hingga penelitian selesai). Jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri data primer, yaitu data empirik yang diperoleh di lapangan dan sumbernya berasal dari responden yang telah ditetapkan sebagai sampel dan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian studi kepustakaan berupa buku atau literatur yang akurat dan relevan dengan bahan kajian serta berbagai macam isu masalah permukiman dan program perkotaan. Populasi dan Sampel Guna mendapatkan jenis dan sumber data yang akurat, peneliti menentukan jenis dan sumber data yang akurat, peneliti menentukan populasi penelitian yaitu seluruh KK yang ada pada Rusunawa Kecamatan Mariso Blok A (A1, A2, dan A3) dan Blok B (B1, B2, dan B3), yang berada di Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat penghuni dan manajemen atau pengelola Rusunawa Mariso Kota Makassar. Jumlah populasi untuk penghuni terdiri dari 221 KK. Pengambilan sampel dilakukan pada seluruh penghuni yang bertempat tinggal pada 6 twin blok Rusunawa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan sampel jenuh. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis secara kualitatif dan metode analisis jalur (path analysis), Pengukuran variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert.. Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) langsung dan tidak langsung yang diwujudkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur
dari hubungan kausal X1 (aspek teknis), X2 (aspek manajemen), terhadap X3 (aspek perilaku) serta dampaknya kepada Y (kinerja prasarana). Penganalisaan ini dilakukan dengan program SPSS V.16.
HASIL Regresi
menurut
interpretasi
modern
adalah
studi
mengenai
ketergantungan variabel dependent (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent (bebas), dengan bertujuan untuk mengestimasi dan memprediksi ratarata populasi atau nilai rata-rata variabel dependent berdasarkan nilai independent yang diketahui (Jonathan Sarwono, 2007). Hasil analisis regresi adalah koefisien untuk masing- masing variabel independent dengan suatu persamaan. koefisien regresi dihitung dengan tujuan meminimumkan penyimpangan antar nilai actual dengan nilai estimasi variabel dependent berdasarkan data yang ada. Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh aspek teknis (X1), aspek manajemen (X2) dan aspek perilaku penghuni (X3) terhadap kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso kota makassar, maka penelitian ini akan menganalisis variabel-variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja prasarana Rusunawa Mariso kota makassar baik secara simultan maupun parsial. Data-data yang terdapat pada masing-masing variabel tersebut, telah memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) model regresi berganda. analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS V.16 for windows. hasilnya dapat dilihat sebagaimana yang terangkum pada Tabel 1. (lampiran). Berdasarkan tabel 1, tampak bahwa besarnya nilai koefisien (r) adalah sebesar 0,448. selanjutnya, nilai koefisien deteminasi r2 (r square) adalah sebesar 0,201 atau 20,1 persen. hal ini tersebut berarti bahwa meningkat atau menurunnya kinerja prasarana Rusunawa di kota makassar 20,1 persen merupakan kontribusi dari aspek teknis, manajemen dan perilaku, sedangkan sisanya 79,9 persen merupakan kontribusi variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan table 1 juga dapat diketahui nilai persamaan regresi antara
kemampuan aspek teknis (X1), aspek manjemen (X2) dan aspek perilaku (X3) terhadap kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso di kota makassar. Nilai persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : ŷ= β0 + β1X1 + β2X2 +β3X3 + e ŷ= 1.827 + 0.264 (X1) + 0.074 (X2) + 0.121 (X3) + e Koefisien β0 atau konstanta sebesar 1,827 menyatakan bahwa jika kemampuan aspek teknis (X1), aspek manjemen (X2), dan aspek perilaku (X3) tidak ada atau X1, X2 dan X3 = 0, maka kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso di kota makassar adalah sebesar 1,827 satuan. Selanjutnya, besarnya nilai koefisien arah regresi β1 menunjukkan nilai yang positif sebesar 0,264. hal tersebut berarti bahwa setiap terjadi peningkatan aspek teknis (X1) sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso di kota makassar sebesar 26,4% satuan. Demikian pula dengan besarnya nilai koefisien arah regresi β2 yang menunjukkan nilai positif sebesar 0,074. hal tersebut berarti bahwa peningkatan aspek manajemen (X2) sebesar 1 satuan akan berdampak pada terjadinya peningkatan kinerja parasarana (Y) Rusunawa Mariso di makassar sebesar 7,4 persen. Selanjutnya, nilai koefisien arah regresi β3 juga menunjukkan nilai yang positif sebesar 0,121. nilai tersebut menunjukkan bahwa peningkatan aspek perilaku (X3) sebesar 1 satuan akan berdampak pada terjadinya peningkatan kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso di kota makassar sebesar 12,1 persen. Diskripsi diatas merupakan interpretasi dari nilai konstanta dan koefisien arah regresi model persamaan regresi antara kinerja aspek teknis (X1), aspek manejemn (X2), dan aspek perilaku (X3) terhadap kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso di kota makassar. selanjutnya akan dilakukan pebgujian hipotesis penelitian seperti yang telah dikemukakan. pengujian hipotesis penelitian ini akan dilakukan baik secara simultan (uji f) maupun secara parsial
(uji t).
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan dari tingkatan pendidikan yang ada oleh masing-masing responden pada kawasan Rusunawa Mariso, didapatkan bahwa Kepala Keluarga (KK) yang berlatar belakang Sarjana (S1) adalah sebanyak 6 KK
atau 2,71 % dari total responden yang ada, sedangkan untuk responden dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) adalah sebanyak 51 KK atau 23,08 % dari total responden. Distribusi responden pada kawasan Rusunawa Mariso berdasarkan pada tingkat pendidikan Kepala Keluarga. menggambarkan bahwa distribusi responden terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 88 KK atau sekitar 39,8% disusul SMP, SD dan Diploma serta Sarjana (S1) yang hanya berjumlah 6 KK atau hanya sekitar 2,7% dari jumlah keseluruhan responden yang ada di Rusunawa Mariso. Prasarana lingkungan menurut Suhandjaja A (2005), adalah sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan. Prasarana lingkungan terdiri dari,Prasarana transportasi; guna kepentingan mobilitas orang dan barang dan menciptakan ruang dan bangunan yang teratur, air bersih; untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, saluran air kotor; untuk menjaga kesehatan lingkungan, drainase; sebagai drainase lingkungan dan mencegah banjir, pembuangan sampah; untuk menjaga kesehatan lingkungan. Sugiarto (2006), pelayanan air bersih di Kota Cilegon masih rendah, masih terdapat indikator kinerja yang masih buruk yakni, kontinuitas air dan kecepatan penanganan pengaduan. Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa (tawar). Rasa seperti asin, manis, pahit dan asam tidak boleh terdapat dalam air minum untuk masyarakat. Bau yang bisa terdapat dalam air adalah bau busuk, amis dan sebagainya. Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam air. Warna dipersyaratkan dalam air minum untuk masyarakat karena pertimbangan estetika. Berdasarkan ketiga variabel tersebut, umumnya tanggapan responden menyatakan pemanfaatan air bersih di Rusunawa Mariso sangat baik secara kualitas berjumlah 34 KK, tanggapan baik juga mendominasi untuk ketiga variabel tersebut yaitu secara kualitas sebanyak 152 KK, secara kuantitas 91 KK, dan secara kontiniutas sebanyak 85 KK, Untuk menciptakan suatu lingkungan permukiman yang baik, maka diperlukan prasarana permukiman dan sarana umum permukiman. Adapun yang dimaksud dengan prasarana permukiman adalah jalan, air bersih, pembuangan air limbah, persampahan, drainase, listrik, dan telepon (Sinulingga, 2003). Dalam arti yang sama dengan hal tersebut, menurut (Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan
Kota, 2005) prasarana lingkungan adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah. Pengaruh
aspek
teknis
(X1)
terhadap
kinerja
prasarana
(Y)
mengindikasikan bahwa hasil pengujian yang direkomerndasikan untuk menerima H1 dan menolak H0, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal tersebut berarti bahwa aspek teknis (X1) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso kota Makassar. Untuk pengaruh aspek manajemen (X2) terhadap kinerja prasarana (Y) diketahui bahwa hasil pengujian menolak H1 dan menerima H0, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. Hal tersebut berarti bahwa aspek manajemen (X2) mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja prasarana Rusunawa Mariso kota Makassar. Pengaruh aspek perilaku (X3) terhadap kinerja prasarana (Y) hasil pengujian yang direkomerndasikan untuk menerima H1 dan menolak H0, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal tersebut berarti bahwa aspek perilaku (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja prasarana (Y) Rusunawa Mariso kota Makassar. Korelasi terhadap variabel bebas secara parsial antara variabel aspek teknis, aspek manajemen, aspek perilaku (Tabel 2) adalah sebesar 0,281 cukup kuat dan searah. Korelasi antara variabel aspek teknis dan aspek perilaku sebesar 0,338. korelasi sebesar 0,338 mempunyai maksud hubungan antara variabel teknis aspek dan aspek perilaku kuat dan searah. karena korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Penelitian ini menunjukkan hipotesis yang diajukan diterima, sehingga dapat diketahui bahwa aspek teknis (X1), aspek manejemen (X2) dan aspek perilaku (X3) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja prasarana (Y). Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara aspek manajemen dan aspek perilaku sebesar 0,207. Korelasi sebesar 0,207 mempunyai maksud hubungan antara variabel aspek manajemen dan aspek perilaku sangat lemah. korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,002 < 0,005. Dari hasil analisis jalur (path analysis) metode regresi berganda diperoleh nilai-nilai yang dapat dilihat pada model analisis sesuai
yang disajikan pada Gambar 2. Sehingga diperoleh persamaan struktural untuk diagram jalur diatas sebagai berikut : Y = 0,264 X1+ 0,074 X2 + 0,121X3 + e
KESIMPULAN DAN SARAN Pelayanan prasarana dasar permukiman (air bersih, air limbah, dan persampahan) di Rusunawa Mariso mendapatkan respon yang dominan baik ditinjau dari aspek teknis dan manajemen dengan indicator ketersediaan dan pemanfaatannya, sedangkan pada aspek manajemen terdapat respon yang kurang baik khususnya penyediaan dan pelayanan prasarana persampahan. Kinerja prasarana dasar Rusunawa Mariso dari aspek teknis, aspek manajemen dan aspek perilaku secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Secara parsial aspek teknis, dan aspek perilaku mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja prasarana Rusunawa Mariso Makassar, tetapi dari aspek manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja prasarana. Besar pengaruh aspek teknis terhadap kinerja prasarana adalah 0,264 atau 26,4 %, dan besar pengaruh aspek manajemen terhadap kinerja prasarana sebesar 0,074 atau 7,4 %, sedangkan besar pengaruh aspek perilaku terhadap kinerja prasarana adalah 0,121 atau 12,1%. Aspek teknis, aspek perilaku budaya, aspek manajemen dan aspek kinerja prasarana Rusanawa Mariso di Kota Makassar harus lebih ditingkatkan lagi hingga berada dalam kategori/ kondisi sangat baik.
Aspek
perilaku budaya harus lebih ditingkatkan lagi karena mempunyai kontribusi tidak langsung maupun kontribusi langsung yang sangat kecil. Aspek teknis, aspek perilaku budaya, aspek manajemen dan aspek kinerja prasarana Rusanawa Mariso di Kota Makassar harus lebih ditingkatkan lagi hingga berada dalam kategori/ kondisi sangat baik. Aspek perilaku budaya harus lebih ditingkatkan lagi karena mempunyai kontribusi tidak langsung maupun kontribusi langsung yang sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA Friedmann. (2004). Planning in the Public Domain: From Knowledge to Action. Princeton NJ: Princeton University Press. Harapan S. Andi & Triyadi S. Sugeng. (2007). Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Kinerja Rusunawa di Bandung. Bandung: Budi Luhur. Kodoatie, R.J. (2005). Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Jakarta: Pustaka Pelajar. Koester. (2003). Perspektif Lingkungan Desa-Kota. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press. Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota. (2005). Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. (2012). Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi (Edisi 4). Makassar: Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Sinulingga. (2003). Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta: Sinar Harapan. Sadyohutomo. (2008). Manajemen Kota da Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Sarwono Jonathan. (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Ofsset. Sugiarto. (2006). Kinerja Pelayanan Air Bersih di Kota Cilegon. Semarang: Universitas Dipenogoro. Suhandjaja. (2005). Pengantar Perencanaan Prasarana da Sarana Bidang Pekerjaan Umum atau Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Surabaya: Institut Teknologi 10 November. Waty, M. (2009). Evaluasi Ketersediaan Prasarana Dasar di Rumah Susun Sederhana Sewa Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
LAMPIRAN Tabel 1. Ringkasan hasil analisis jalur metode regersi berganda thitung
Sig
1.827
8.035
0.000
0.264
4.790
0.000
1.456
0.147
0.121
2.394
0.018
α: 0.05
R2 : 0.201
8.035
0.000
R : 0.448
KD : 0.201 x 100 %= 20.1%
Variabel
Fhitung
B
Konstanta Aspek Teknis
0.074
Aspek Manajemen Aspek Perilaku
Sig
18.202
0.000
Sumber : Hasil olah data penelitian SPSS, Tahun 2013
Tabel 2. Nilai hasil korelasi data SPSS Correlations Aspek teknis
Pearson Correlation
Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Perilku 0,281**
0,.388**
0,000
0,000
221
221
221
0,281**
1
0,207**
1
Sig. (2-tailed) N Aspek manajemen
Aaspek perilku
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,000
N
221
221
221
0,388**
0,207**
1
0,000
0,002
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 221 **. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed).
0,002
221
221
Gambar 1. Lokasi penelitian (Rusunawa Mariso Makassar)
Gambar 2. Model persamaan analisis satu jalur