PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA SURAKARTA Oleh : Aristo Dian Setyawan (NPM : 200813014. PW. Agung) ABSTRACT Good organizational communication climate is a serious thing that needs to be considered by a leader of the organization, this is due to an organizational communication climate have a considerable influence on the performance of employees in a company. Another factor that can improve performance is motivation. Forms of motivation in the work can be realized through daily activities in a way to challenge and improve discipline. The problem of motivation is a very important issue, with the self-motivation of employees to be able to carry out its duties and obligations as possible to give effect to a standard satisfactory results. Work motivation is strongly influenced by the presence of employee satisfaction obtained by the Department of Revenue, Finance and Asset Management Surakarta. The problem in this study were: (1) Is there a positive influence on employee performance organizational communication Revenue Service, Finance and Asset Management Surakarta? (2) Is there a positive effect of motivation on employee performance Revenue Service, Finance and Asset Management Surakarta? This type of research is the study explanation (explanatory research) that would prove the relationship between organizational communication and motivation variable to variable performance. Data collection techniques are done by means of a questionnaire (questionnaire). Test conducted research instruments which include the validity and reliability as well as the assumptions of classical test research instruments. Analysis method using multiple linear regression, t test, F test and R2. The results showed that organizational communication variables have the most influence on employee performance improvement at the Department of Revenue Department of Finance and Asset Management Surakarta City at 0.739 is the motivation variables impact the performance increases of 0.259, was the result of calculation obtained tcount 8434> from 2.018 ttable and the significance value 0.000 <0.05 thus organizational communication variables significantly influence employee performance Revenue Service Finance and Asset Management Surakarta City. Thus the first hypothesis is that the authors proposed is acceptable.
Keywords: Organizational Communication, Motivation and Performance
PENDAHULUAN Komunikasi memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi, hal ini kerap dilontarkan oleh mereka yang concern terhadap kajian fenomena komunikasi maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Masalah komunikasi dalam kenyataannya senantiasa muncul dalam proses organisasi, bahkan boleh dikatakan organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat-alat otomotif yang terpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian
1
yang lain. Connection komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi (Panuju, 2001:1). Sebuah organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan, ketika orangorang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi satu dengan yang lainnya, berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa berbicara kepada siapa”. Dalam suatu organisasi, komunikasi terjadi dari interaksi antara individu-individu organisasi yaitu interaksi antara atasan dan bawahan. Komunikasi tersebut dapat terjadi secara vertikal (atasan dengan bawahan). Komunikasi yang berlangsung tersebut harus mudah dimengerti dan disampaikan dengan lengkap dan tepat sasaran oleh atasan maupun bawahan. Seorang atasan selain memberikan perintah kerja atau tugas kepada bawahannya, harus mau mendengarkan gagasan dan keluhan bawahan, serta menawarkan solusi untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga tercipta suasana komunikasi yng hormonis dan proses komunikasi organisasi menjadi efektif. Dengan adanya komunikasi yang efektif tersebut, para bawahan akan merasa kinerja mereka dihargai, kedua belah pihak dapat merasa puas dan nyaman dengan informasi, media, dan hubunganhubungan dalam organisasi (Pace dan Faules, 2001:165). Hal lain yang perlu diperhatikan seperti keterbatasan memperoleh informasi terkadang menyebabkan para bawahan hanya melakukan tugas-tugas yang diberikan dan jarang melakukan komunikasi langsung dengan atasan, kecukupan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan organisasi yang didapat dari atasan sangat minimum sehingga efisiensi berbagai saluran ke bawah maupun ke atas mengalami hambatan. Organisasi climate, yakni iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi. Iklim komunikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu citra
2
makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut Komunikasi Organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi. Pentingnya iklim organisasi disadari oleh Redding, ia mengatakan bahwa “iklim (komunikasi) organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif (Pace and Faules, 2001:148). Pentingnya keberadaan iklim komunikasi membuat Kopelman, Brief dan Guzzo membuat hipotesis yang mengatakan bahwa perubahan iklim komunikasi organisasi mungkin pada nantinya akan mempengaruhi kinerja (Pace and Faules, 2001). Iklim komunikasi organisasi yang baik merupakan suatu hal serius yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin organisasi, hal ini dikarenakan suatu iklim komunikasi organisasi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan. Dengan demikian keberhasilan suatu organisasi dalam membangun suatu komunikasi organisasi yang baik dan kondusif bagi para pegawai sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan. Peningkatan kinerja dapat dilihat dari perkembangan pegawai dari tingkatan yang ada. Maksudnya, suatu organisasi menggunakan tolok ukur kinerja sebagai alat untuk menentukan apakah pegawai tertentu membutuhkan suatu keterampilan (skill) baru atau tidak, lalu apakah keterampilan yang dimilikinya masih mengikuti perkembangan organisasi yang ada, kemudian apakah organisasi secara keseluruhan membutuhkan keterampilan baru agar tetap eksis, dan apakah standar pekerjaan para personalny sudah mencapai taraf mutu tertentu yang diingankan.
3
Sebuah organisasi diharapkan dapat menciptakan iklim yang menimbulkan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja melalui kebijakan, struktur, dan prosedur kerja, sehingga akan meningkatkan kinerja bagi individu-individu di dalam organisasi tersebut. Haney (Arni, 2005:174) menemukan bahwa makin tinggi kepercayaan cenderung motivasi kinerja makin tinggi. Bentuk motivasi dalam bekerja dapat direalisasikan melalui aktifitas sehari-hari dengan cara memacu dan meningkatkan kedisiplinan. Masalah motivasi ini merupakan masalah yang sangat penting, dengan adanya motivasi pada diri pegawai untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sebaik mungkin akan memberikan efek pada standar hasil yang memuaskan. Motivasi kerja sangat dipengaruhi oleh adanya kepuasan yang didapat oleh pegawai dimana ia bekerja. Seorang pegawai akan merasa puas apabila tempat ia bekerja dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan fisik maupun psikologis. Seorang pegawai dikatakan memiliki motivasi tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan perusahaan. Peran pegawai pada suatu perusahaan atau organisasi juga sangat penting, apabila kinerja para pegawai tidak maksimal, maka hasil yang akan dicapai oleh perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan maksimal pula. Dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Misalnya kepada siapa sajakah para anggota organisai berbicara, siapa sajakah yang disegani, bagaimana aktivitas-aktivitas dalam organisasi berlangsung, apa yang dirasakan oleh masingmasing individu, dan bagaimanakah perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002:148.) Belum maksimalnya peran iklim organisasi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta yang mengakibatkan kurang maksimalnya kinerja
4
pegawai dapat dilihat dari tidak kondusifnya hubungan antar pegawai maupun komunikasi yang terjalin dengan atasan. Hal ini tentunya akan berimbas pada buruknya jalinan komunikasi. Macetnya komunikasi menjadikan tersendatnya berbagai informasi penting baik yang berkaitan dengan pekerjaan maupun terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab. Selain itu saat penulis melakukan observasi awal, penulis juga melihat masih banyaknya pegawai yang tidak produktif, misalnya ngobrol dengan sesama pegawai. Setelah ditanyakan ternyata para pegawai menjawab bahwa mereka merasa malas dan kurang motivasi. Apabila halini terus berlanjut maka layanan yang diberikan kepada publik kurang maksimal karena kinerja pegawai yang rendah. Dari berbagai bidang atau bagian pelaksanaan kegiatan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta, penulis merasa tertarik untuk diteliti adalah bagaimanakah iklim komunikasi organisasi, dan upaya meningkatkan motivasi kerja yang terjadi di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta. Pentingnya iklim komunikasi organisasi, dan peningkatan motivasi untuk meningkatkan kinerja pegawai, karena kinerja pegawai merupakan hal yang penting bagi organisasi, sehingga ke depannya organisasi dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menyikapi masalah fleksibilitas ketentuan, sumber daya manusia dan lingkungan kerja setempat.
PERUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan sistematis, maka dalam mengidentifikasikan permasalahan tersebut di atas perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
Obyek penelitian adalah pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta dengan menggunakan variabel komunikasi organisasi, motivasi dan kinerja. Responden dalam penelitian ini sebanyak 45 orang, yang diambil dari pegawai yang bekerja dalam beberapa bidang yang ada di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta yang terbagi dalam 13 bidang 2. Perumusan Masalah Terkait pentingnya peranan komunikasi khususnya dalam sebuah organisasi dan perlunya peningkatan kepercayaan diri dengan pemberian motivasi sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja, maka dalam skripsi ini perumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut : a. Apakah terdapat pengaruh positif komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta? b. Apakah terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta?
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi 1) Pengertian komunikasi Dalam kamus Dictionary of Behavioral Science, sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi (2007, hlm.3) menyebutkan enam pengertian komunikasi: Communications 1) the transmission of energy changes from one place to another as in the nervous system or transmission of sound waves. 2) The transmission or reception of signal or messages by organism. 3) The transmitted message. 4) (The communications theory). The process where by system influences another system through regulation of the transmitted signals.5) (K. Lewin) the influence of one
6
personal region on another whereby a change in one results in a corresponding change in the other region. 6) The message of a patient to his therapist in psychotherapy. 2) Unsur-unsur Komunikasi Berdasarkan definisi Lasswel, dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain (Mulyana, 2005, hal. 62-63), yaitu: a) Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), atau komunikator (communicator). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempuanyai kebutuhan untuk berkomunikasi. b) Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. c) Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesanya kepada penerima berbentuk verbal atau non verbal. d) Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran (destination), komunikate (communicate), yakni orang yang menerima pesan dari sumber berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, ia menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. e) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan perilaku (dari tidak bersedia menjadi bersedia), dan sebagainya. Kelima unsur diatas sebenarnya belum lengkap, bila kita bandingkan dengan unsur-unsur komunikasi dari model komunikasi yang lebih baru, seperti bagaimana terjadinya umpan balik (feedback), munculnya gangguan (noise), kendala komunikasi, termasuk konteks atau situasi komunikasi. Sebab sebenarnya,
7
dalam peristiwa komunikasi, mengotomatiskan begitu banyak unsur yang terlibat, dan uniknya semua elemen tersebut saling bergantung dan mempengaruhi.
KERANGKA PEMIKIRAN Komunikasi organisasi dan motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Komunikasi organisasi (X1) yang terwujud dalam adanya kepercayaan, saling menjaga kejujuran, adanya keterbukaan dalam komunikasi ke atas dan keterbukaan dalam komunikasi ke bawah serta adanya perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai. Sedang motivasi kerja (X2) yang diwujudkan dalam lingkungan kerja, adanya kompensasi dan adanya promosi jabatan juga dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai. Uraian tersebut apabila digambarkan adalah seperti pada berikut : Komunikasi Organisasi ( X1 ) Kinerja (Y) Motivasi ( X2) Gambar 1 Sumber : ( Effendi, 2003 ) Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa Komunikasi Organisasi (X1), dan Motivasi (X2) berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta. 1. Variabel bebas (independent variable) Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dalam hal ini adalah komunikasi organisasi dan motivasi kerja.
8
2. Variabel terikat (dependet variable) Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas, dalam hal ini adalah kinerja pegawai.
HIPOTESIS Dengan berpijak pada pendapat diatas dan berdasarkan pada kerangka dasar pemikir dan landasan teori yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut : 1. ”Terdapat pengaruh yang positif antara komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta” 2. ”Terdapat pengaruh yang positif antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta”
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa dengan semakin baiknya komunikasi yang terjalin pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Surakarta sudah berjalan lancar, baik komunikasi antar pegawai maupun dengan pimpinan. Dengan adanya saling mempercayai rekan sekerja dan juga pemimpin, bergaul baik dengan sesama rekan, mempunyai hubungan dengan rekan sekerja memuaskan, adanya pimpinan jujur dan mau mendengarkan pendapat bawahan, serta adanya kebebasan mengemukakan pendapat dengan pimpinan serta menyampaikan sesuatu dengan bebas apabila ada sesuatu yang tidak beres. Selain itu adanya pujian dari pimpinan karena hasil kerja yang bagus dan juga bersikap ramah serta pimpinan yang memahami kebutuhan pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Surakarta. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin baik komunikasi sesama pegawai, komunikasi
9
pegawai dengan atasan berjalan lancar maka kinerja pegawai semakin meningkat, karena dengan komunikasi yang baik akan dapat memperoleh informasi secara cepat, tepat dan dipahami oleh seluruh pegawai untuk itu diperlukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan komunikasi seperti melaksanakan kegiatan olahraga bersama-sama. Terkait peran motivasi dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Surakarta juga memberikan kontribusi meski tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena pegawai cenderung tidak menyukai pekerjaan yang menantang maupun adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja, sehingga motivasi mereka untuk mencapai hasil kerja yang maksimal kurang besar. Meski demikian ada juga pegawai yang senantiasa terjaga motivasi kerjanya dengan selalu berusaha untuk mendapatkan informasi-informasi penting terlebih dahulu dibanding dengan pegawai yang lain dan senantiasa mengembangkan rasa saling percaya. Untuk peningkatan motivasi pegawai, perlu ada pendekatan personal yang memungkinkan pimpinan dapat melihat berbagai sebab yang menjadikan motivasi kerja pegawai kurang maksimal.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat penulis tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel komunikasi organisasi memiliki pengaruh lebih besar terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Dinas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Surakarta sebesar 0,739 sedang variabel motivasi memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja sebesar 0,259. 2. Hasil perhitungan diperoleh nilai thitung 8.434 > dari ttabel 2,018 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dengan demikian variabel komunikasi organisasi berpengaruh secara positif
10
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Surakarta. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis ajukan dapat diterima
SARAN Dari hasil penelitian, analisis dan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai dengan baik baik, hendaknya dalam pelaksanaan komunikasi organisasi khususnya terkait mempercayai sesama rekan lebih ditingkatkan. Hal ini sangat menunjang kinerja, karena dengan saling mempercayai sesama rekan maka setiap problem kerja yang muncul akan dapat dipecahkan secara bersama-sama. 2. Untuk lebih meningkatkan motivasi hendaknya setiap pegawai mempunyai rencana kerja, sehingga nantinya pegawai akan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan rencana yang telah dibuatnya. Dengan demikian motivasi pegawai akan dapat terjaga karena mempunyai rencana kerja seperti yang telah dibuat sebelumnya. 3. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian serupa hendaknya populasi dan sampel yang digunakan lebih besar, selain itu variabel bebas yang digunakan juga perlu untuk ditambah, misal tipe kepemimpinan atau faktor komunikasi lainnya.
REFERENSI A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001. Manajemen SDM Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya Arni, Muhammad, 2005, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara Baban Sobandi dkk. 2006. Desentralisasi dan Tuntutan Penataan. Kelembagaan Daerah. Bandung Basri¸ A. F. M., & Rivai¸ V. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: PT Raja. Grafindo Persada Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit BPFE, Universitas Gajah. Mada, Yogyakarta
11
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo, 2005. Statistik Induktif. Yogyakarta : BPFE UGM. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan,2001. ”Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah”, Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta Effendy,Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
dan
Praktek.
Cetakan
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, cet, 2 Husnan Suad, Ranupandojo Heidjrachman. 2000. Manajemen Personalia. Edisi Keempat. BPFE: Yogyakarta. Ishaq, Musa. 2008. Leadership qualities and organizational transformation: A case study of University of Abuja lbrary, Abuja. Borno Library, Archival, and Information Science Journal 7 (1): 75-79. Kartono, Kartini. 2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. Cetakan Kesebelas. Jakarta. PT. Raja Grafindo. Locke,
2001. Peranan kepemimpinan.
Ketrampilan
dalam
kepemimpinan,www.scrib.com
model
Mathis Robert L. dan Jackson John H. 2006, Human Resource Management, alih bahasa. Salemba Empat. Jakarta Mcleod Raymond, 2004, Sistem Informasi Manajemen, jilid 1. PT. Prenhallindo, Jakarta Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja. Rosdakarya Pace Wayne R, Faules F. Don. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi: Dari Konseptual-Teoritik ke Empirik. Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2001. Komunikasi organisasi (terjemahan). Bandung: Rosdakarya Robbins Stephen, 2006. Perilaku Organisasi. Yakarta: Prenhallindo. Rucky, Achmad. 2002. Manajemen Penggajian dan Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustakan Utama. Setiaji, Bambang, 2004, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah, Surakarta; Soehartono Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta Veithzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
12
Wahibur Rokhman, 2001, "Pemberdayaan dan Komitmen: Upaya Mencapai Kesuksesan Organisasi Dalam Menghadapi Persaingan Global", dalam Usahawan edisi Juni No.06 Th.XXX Wibowo, 2007 Manajemen Kinerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Yukl, Gary. 2004. Kepemimpinan dalam Organisasi: Leadership in Organization 3e. Edisi Bahasa Indonesia. Prenhallindo: Jakarta.
13