RELEVANSI KOMPETENSI DASAR DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN PADA PERANGKAT PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI SMA NEGERI I KWANDANG
JURNAL
Oleh
NI MADE SUDIASIH NIM 311 409 090
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013
RELEVANSI KOMPETENSI DASAR DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN PADA PERANGKAT PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI SMA NEGERI I KWANDANG OLEH NI MADE SUDIASIH
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 ABSTRAK Ni Made Sudiasih. NIM 311 409 090. Relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang, Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Dr. Supriyadi, M.Pd selaku dosen pembimbing II. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo 2013. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang? (2) faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang? dan (3) upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan untuk mengatasi ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang? Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang. Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang, 2) Mendeskripsikan faktor-
faktor apa sajakah yang menyebabkan ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang, 3) Mendeskripsikan upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan untuk mengatasi ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan penyajian data terhadap relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa KD dan indikator yang terdapat dalam silabus dan RPP yang digunakan guru di SMA Negeri 1 Kwandang kurang relevan. Selain itu, Indikator yang terdapat dalam silabus berbeda dengan indikator yang terdapat dalam RPP.
Kata Kunci: relevansi, Kompetensi Dasar, indikator pencapaian
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pembelajaran bahasa Indonesia menduduki posisi dan peranan penting dalam pembelajaran di sekolah. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta didik. Keempat aspek keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah menyimak berbicara, membaca, dan menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Tarigan, 2008:1). Masing-masing keterampilan berbahasa itu mempunyai fungsi dan peranan penting. Khusus keterampilan menulis mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia terutama pada peserta didik. Dengan terampil menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan secara tertulis kepada orang lain. Menulis juga merupakan suatu kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung
atau secara tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008:3-4). Oleh sebab itu, keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui suatu proses latihan yang intensif atau praktek secara kontinu dan teratur. Tujuan pembelajaran keterampilan menulis di SMA sesuai KTSP adalah membelajarkan peserta didik mampu berkomunikasi dengan masyarakat melalui bahasa tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap guru Bahasa dan Sastra Indonesia tentunya harus menguasai konsep pelaksanaan pembelajarannya. Semakin tinggi penguasaan guru terhadap konsep pelaksanaan pembelajarannya, maka akan semakin tinggi pula ketercapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis. Salah satu kemampuan dan keterampilan guru yang dituntut dalam membelajarkan keterampilan menulis kepada peserta didik adalah merancang pembelajaran dengan sebaik-baiknya sesuai tuntutan kurikulum. Oleh sebab itu, merencanakan pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Apabila guru keliru membuat rancangan, maka akan berdampak pula pada efektivitas pembelajaran dan evaluasi. Untuk itu, setiap guru dituntut untuk membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan KTSP. Perangkat pembelajaran adalah pedoman yang berisi bahan, alat, media dan petunjuk yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas (Suhadi, 2007:4). Jadi dalam perangkat pembelajaran itu berisi komponenkomponen yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen yang dimaksud yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi
pembelajaran,
indikator
pencapaian
kompetensi,
kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber bahan, dan media/alat yang digunakan dalam pembelajaran. Setiap komponen tersebut harus saling berhubungan satu dengan yang lain. Apabila komponen-komponen dalam perangkat pembelajaran tersebut saling berhubungan, maka akan memudahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran dan evaluasi. Namun, berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti saat melaksanakan PPL II di SMA Negeri 1 Kwandang ditemukan bahwa sebagian besar guru kurang memperhatikan cara mendesain perangkat pembelajaran
terutama perangkat pembelajaran menulis. Perangkat pembelajaran tersebut yaitu silabus yang terdapat di kelas X. Dari contoh rumusan setiap komponen-komponen dalam perangkat pembelajaran menulis tersebut, dapat dikemukakan bahwa hubungan antar komponen kurang relevan. Hal ini disebabkan oleh materi yang dirumuskan, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, dan media yang digunakan tidak relevan dengan KD yang akan dicapai. Akibatnya hasil pembelajaran yang diperoleh tidak mencapai target tujuan pembelajaran dan KD/SK yang akan dicapai. Dengan kata lain pembelajaran kurang berhasil. Dan inilah yang menyebabkan ketidakberhasilannya pencapaian kompetensi siswa sesuai tuntutan KD. Penyebab ketidakberhasilan pembelajaran dan pengusaan siswa terhadap tujuan pembelajaran dan KD yang akan dicapai, yakni (1) tidak relevannya materi, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, media yang digunakan guru dengan KD yang akan dicapai, (2) kurangnya kemampuan guru membuat perangkat pembelajaran, (3) kurangnya kemampuan guru merumuskan setiap komponen dalam perangkat pembelajaran, dan (4) guru tidak membawa perangkat pembelajaran di kelas.
PERMASALAHAN a. Bagaimanakah relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang? b. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang? c. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan untuk mengatasi ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang?
KAJIAN PUSTAKA a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada dua kemampuan yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Nurgiantoro (1988:152) mengatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia meliputi pembelajaran tentang bahasa yang berkaitan dengan kompetensi linguistik, keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan tindak berbahasa atau yang menyangkut fungsi komunikatif bahasa dan kesastraan. b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia ditekankan pada dua tujuan utama. Tujuan pembelajaran tersebut menurut Nurgiantoro (1988:152) yakni ditekankan pada kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara benar, dan tujuan pembelajaran sastra ditekankan pada kemampuan berapresiasi, pembelajaran sastra haruslah tidak semata-mata berupa pengajaran tentang sastra, melainkan bersifat membimbing dan memberi kesempatan untuk mengapresiasi karya sastra. c. Hakikat Keterampilan Menulis Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Tarigan (2008:3-4) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. d. Tujuan Keterampilan Menulis Tarigan (2008:22-23) mengatakan bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari tujuan menulis adalah sebagai alat komunitas yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, dapat menolong berpikir secara kritis, dan dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. e. Ruang Lingkup Pembelajaran Keterampilan Menulis Sesuai KTSP Ruang lingkup pembelajaran keterampilan menulis ditekankan pada dua aktivitas utama. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (2012:425-426) mengatakan
bahwa
menulis
adalah
aktivitas
aktif
produktif,
aktifitas
menghasilkan bahasa. Dilihat pengertian secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua gagasan. f. Hakikat Perangkat Pembelajaran Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang. Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang akan diajarkan, mempersiapkan alatalat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. g. Komponen dalam Perangkat Pembelajaran Komponen-komponen perangkat pembelajaran yang akan digunakan guru saat melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Silabus Silabus merupakan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam standar kompetensi. Sanjaya (2009: 167-168) silabus dapat diartikan sebagai rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) minimal ada 5 komponen pokok, yaitu komponen tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media, dan sumber pembelajaran serta komponen evaluasi. h. Hakikat Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap pembelajaran di sekolah. Kunandar (2007:228) mengatakan bahwa kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran. Misalnya, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu membaca puisi, mampu menyanyikan lagu wajib, dan sebagainya. i. Cara Merumuskan Kompetensi Dasar (KD) Rumusan standar kompetensi secara umum juga masih agak abstrak dan belum operasional. Demikian juga cakupan bahan ajar juga masih umum dan luas. Oleh karena itu, baik rumusan kompetensi maupun cakupan materi pembelajaran haruslah dibuat yang lebih operasional, lebih sempit, dan lebih konkret untuk lebih memudahkan penerapannya dalam proses pembelajaran termasuk di dalamnya kegiatan penilaian. Bahan ajar haruslah dijabarkan ke dalam uraian bahan yang siap dibelajarkan kepada peserta didik dan juga siap diukur kadar ketercapaiannya. Untuk maksud itu, tiap kemampuan dasar
kemudian
dikembangkan menjadi indikator-indikator. Misalnya, kemampuan “membaca” dalam buku Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama kelas VII, semester 1 berbunyi: Memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara
membaca, kemudian dijabarkan menjadi tiga buah kemampuan dasar, yaitu: (i) Menemukan makna kata tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat dengan konteks yang diinginkan melalui kegiatan membaca memindai, (ii) Menyimpulkan bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit, (iii) Membacakan berbagai teks perangkat upacara dengan intonasi yang tepat. j. Hakikat Indikator Indikator adalah penjabaran dari kompetensi dasar yang memiliki peranan penting untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran di sekolah. Kunandar (2007:231-232) indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskritif kualitatif adalah penelitian yang mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menggambarkan apa adanya (Maleong, 2005:5). Deskriptif kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini untuk menggambarkan relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang, sesuai dengan data yang diperoleh peneliti di lapangan. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat perekam dan pencatat data. Data dalam penelitian ini adalah KD dan indikator pada silabus dan RPP. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen silabus dan RPP serta hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru yang mengajar di kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Kwandang.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Teknik Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009:240). Dokumen dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus dan RPP kelas X, XI, dan XII pada aspek menulis yang digunakan guru pada tahun ajaran 2012/2013. b. Teknik Wawancara Peneliti mengadakan wawancara langsung dengan guru-guru pengajar bahasa Indonesia pada kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 1 Kwandang. Teknik ini dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data yang menunjang faktor-faktor yang mempengaruhi relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara
yang
digunakan
hanya
berupa
garis-garis
besar
permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2009:234). Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :reduksi data, Penyajian data dan Penyimpulan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Relevansi Kompetensi Dasar dengan Indikator Pencapaian Keterampilan Berbahasa Kompetensi dasar dan indikator dalam silabus yang disusun oleh guru bahasa dan sastra Indonesia pada keterampilan berbahasa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Kwandang dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 Relevansi Kompetensi Dasar dengan Indikator Pencapaian Data 1 No Data .
KD
Indikator Sesuai Silabus
4.1 1 Menulis gagasan 1. Mendaftar topik-topik dengan yang dapat dikembangkan menggunakan menjadi paragraf narasi pola urutan waktu 2. Menyusun kerangka dan tempat dalam paragraf narasi bentuk paragraf berdasarkan kronologi narasi waktu dan peristiwa 3. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf narasi 4. Menyunting paragraf narasi yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD 5. Menggunakan kata ulang dalam paragraf narasi
Keterangan Kurang relevan
Kurang relevan
Kurang relevan
Kurang relevan
Indikator seharusnya 1. Menjelaskan pengertian paragraf narasi 2. Menentukan pokok-pokok gagasan yang akan dituangkan dalam paragraf narasi 3. Menulis gagasan dengan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf narasi 4. Menyunting hasil tulisan paragraf narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat
Kurang relevan
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dikemukakan bahwa relevansi KD dengan indikator pencapaian keterampilan berbahasa dapat diuraikan sebagai beikut. a. Relevansi KD dengan indikator pencapaian (data 1) Data 1 poin 1, 2, 3, 4 dan 5 kurang relevan karena indikator-indikator dalam silabus tersebut tidak sesuai dengan KD yang akan dicapai. Indikatorindikator yang seharusnya berdasarkan KD tersebut adalah (1) menjelaskan pengertian paragraf narasi, (2) menentukan gagasan-gagasan yang akan dikembangkan dalam paragraf narasi, (3) menulis gagasan dengan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf narasi dan (4) menyunting hasil tulisan paragraf narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat.
Relevansi Kompetensi Dasar dengan Indikator Pencapaian Keterampilan Bersastra Kompetensi dasar dan indikator dalam silabus yang disusun oleh guru bahasa dan sastra Indonesia pada keterampilan bersastra kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Kwandang dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 5 Relevansi Kompetensi Dasar dengan Indikator Pencapaian Data 3 No data .
KD
Indikator sesuai Silabus
Keterangan
1 Menulis puisi lama 1. Mengidentifikasi puisi Relevan 8.1 lama dengan (pantun, syair) berdasark memperhatikan an bait, irama, dan rima bait, irama, dan 2. Membedakan bentuk Kurang relevan rima pantun dan syair 3. Menulis pantun/syair Relevan dengan memperhatikan bait, irama, dan rima 4. Menyunting puisi lama Relevan (pantun/syair) yang dibuat teman
Indikator seharusnya 1. Menjelaskan ciri-ciri puisi lama 2. Menjelaskan isi puisi lama 3. Mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima 4. Menulis puisi lama (pantun, syair) dengan memperhatikan bait, irama, dan rima 5. Menyunting puisi lama (pantun/syair) yang dibuat teman
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa relevansi KD dengan indikator pencapaian keterampilan bersastra dapat diuraikan sebagai beikut. a. Relevansi KD dengan indikator pencapaian (data 1) Data 1 poin 2 kurang relevan karena indikator tersebut tidak sesuai dengan KD yang akan dicapai. Indikator-indikator yang seharusnya berdasarkan KD tersebut adalah (1) menjelaskan cirri-ciri puisi lama, (2) menjelaskan isi puisi lama, (3) mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima, (4) menulis puisi lama (pantun, syair) dengan memperhatikan bait, irama, dan rima, dan (5) menyunting puisi lama (pantun/syair) yang dibuat teman
4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa relevansi kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang untuk keterampilan berbahasa terdapat 17 indikator yang kurang relevan dengan KD yang akan dicapai dan 2 indikator yang relevan dengan KD yang akan dicapai. Keterampilan bersastra terdapat 5 indikator yang kurang relevan dengan KD yang akan dicapai dan 7 indikator yang relevan dengan KD yang akan dicapai.
Ketidakrelevansian kompetensi dasar dengan indikator pencapaian disebabkan oleh guru tidak menyusun sendiri silabus dan RPP, melainkan mereka hanya menggunakan silabus dan RPP yang didapat dari sekolah tanpa melihat kembali indikator-indikator yang relevan dengan KD yang akan dicapai sehingga banyak KD yang tidak relevan dengan indikator. Guru seharusnya menyiapkan silabus dan RPP saat mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno (2002) bahwa sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan
bahan
yang
akan
diajarkan,
mempersiapkan
alat-alat
peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa sebagian besar guru kurang memperhatikan cara mendesain perangkat pembelajaran terutama perangkat pembelajaran menulis sebab banyak rumusan setiap komponen-komponen dalam perangkat pembelajaran menulis tersebut, dapat dikemukakan bahwa hubungan antar komponen kurang relevan. Seharusnya hal yang perlu diperhatikan guru adalah kerelevansian antara KD dengan indikator agar dapat mengetahui target tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin (2008:51) dengan adanya indikator maka dapat diketahui sejauh mana kompetensi dasar yang telah dicapai oleh siswa pada tiap mata pelajaran. Demikian juga dengan adanya kompetensi dasar maka dapat dijadikan acuan dalam pencapaian hasil belajar. Selain hubungan antarkomponen dalam perangkat pembelajaran yang digunakan guru kurang relevan, dilihat dari segi fasilitas penunjang pembelajaran yang terdapat di sekolah masih kurang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada guru bahasa Indonesia bahwa kesulitan yang dialami adalah kurangnya media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh siswa tidak mencapai target tujuan pembelajaran. Sekolah seharusnya menyiapkan media pembelajaran agar membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin (2008:179) bahwa media dapat membangkitkan
keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu siswa mengkongkretkan sesuatu yang abstrak, dan sebagainya. dengan demikian media dapat membantu guru menghidupkan suasana kelasnya dan menghindar suasana monoton dan membosankan.
PENUTUP Simpulan Silabus dan RPP pada perangkat pembelajaran keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Kwandang dapat dikatakan belum relevan. Hal ini dapat dilihat pada indikator-indikator yang terdapat dalam silabus maupun RPP yang digunakan guru untuk keterampilan berbahasa terdapat 17 indikator yang kurang relevan dengan KD yang akan dicapai dan 2 indikator yang relevan dengan KD yang akan dicapai. Keterampilan bersastra terdapat 5 indikator yang kurang relevan dengan KD yang akan dicapai dan 7 indikator yang relevan dengan KD yang akan dicapai. Selain itu, Indikator yang terdapat dalam silabus berbeda dengan indikator yang terdapat dalam RPP. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada pihak-pihak berikut. a. Diharapkan pada guru bahasa Indonesia agar lebih meningkatkan kemampuan untuk
merumuskan
setiap
komponen
dalam
perangkat
pembelajaran
keterampilan menulis agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. b. Untuk sekolah diharapkan membuat aturan agar semua guru menyusun perangkat pembelajaran setiap akan melaksanakan pembelajaran agar memudahkan proses pembelajaran dan evaluasi. c. Penelitian ini adalah suatu penelitian tentang relevansi KD dengan indikator pada aspek menulis oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti lanjutan agar dapat melakukan penelitian yang berhubungan dengan relevansi KD dengan indikator pencapaian dengan fokus penelitian pada aspek keterampilan berbahasa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar. 2007. Guru Propesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Maleong. 2005. Penelitian Deskriptif Kualitatif. (Online). (http://PenelitianDeskriptif-Kualitatif.htm) Diakses tanggal 18 Juni 2013.
Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurgiantoro,
Burhan.
2012.
Penilaian
Pembelajaran
Bahasa
Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yamin, H. Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.