KODEFIKASI
RPI 14
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF (RPI) TAHUN 2010 ‐ 2014
SISTEM PENGELOLAAN DAS HULU, LINTAS KABUPATEN, LINTAS PROVINS Jakarta, Februari 2010
Disetujui Oleh: Kepala Pusat,
Koordinator,
Ir. Adi Susmianto, M.Sc. NIP. 19571221 198203 1 002
Ir. Paimin, M.Sc. NIP. 080037171 Mengesahkan : Kepala Badan,
Dr.Ir.Tachrir Fathoni M.Sc NIP. 19560929 198202 1 001
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
171
Daftar Isi Lembar Pengesahan.................................................................................. 171 Daftar Isi.....................................................................................................173 Daftar Gambar...........................................................................................174 Daftar Tabel...............................................................................................175 I.
LATAR BELAKANG............................................................................177
II.
PERUMUSAN MASALAH..................................................................178
III. HIPOTESIS......................................................................................... 181 IV.
TUJUAN DAN SASARAN...................................................................182
V. LUARAN............................................................................................182 VI. RUANG LINGKUP..............................................................................183 VII. KOMPONEN PENELITIAN.................................................................183 VIII. METODOLOGI...................................................................................187 IX.
RENCANA TATA WAKTU.................................................................. 188
X.
RENCANA LOKASI DAN UPT TERKAIT............................................. 190
XI.
RENCANA BIAYA............................................................................... 191
XII. ORGANISASI.....................................................................................192 XIII. DAFTAR PUSTAKA............................................................................192 XIV. KERANGKA KERJA LOGIS ............................................................... 194 XV. EVALUASI RECANA PENELITIAN INTEGRATIF .................................195 XVI. RENCANA BIAYA...............................................................................197
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
173
Daftar Gambar Gambar 1. Pohon Masalah dan Rencana Penelitian................................179 Gambar 2. Penelitian Sistem Karakterisasi DAS Sebagai Basis Penelitian Sistem Pengelolaan DAS....................................... 184
174
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Daftar Tabel Table 1. Komponen Penelitian RPI ”Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi” Untuk Tahun 2010-2014 ....... 186 Table 2. Tata waktu pencapain hasil yang diharapkan dalam penyelenggaraan penelitian Tahun 2010-2014.......................... 189 Table 3. Biaya Setiap Kegiatan Penelitian Per Tahun Selama Tahun 2010-2014......................................................................... 191
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
175
I. LATAR BELAKANG Daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia sebagian besar dalam kondisi kritis seperti dicerminkan sering terjadinya bencana banjir dan kekeringan, serta tanah longsor dan meluasnya lahan kritis. Dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.328/Menhut-II/2009 disebutkan bahwa sebasar 108 DAS dalam kondisi kritis yang memerlukan prioritas penanganan. Luas lahan kritis dalam DAS merupakan salah satu indikasi tingkat kekritisan suatu DAS. Di Indonesia lahan kritis masih terus berkembang dan telah mencapai 77,8 juta hektar (Departemen Kehutanan, 2007) yang tersebar di dalam kawasan hutan sekitar 51 juta ha dan di luar kawasan hutan kurang lebih seluas 26,8 juta ha. Padahal pada tahun 2000, lahan kritis di Indonesia diperkirakan 23.242.881 ha yang berada di dalam kawasan hutan 8.136.646 ha (35%) dan di luar kawasan 15.106.234 ha (65%) (Dep. Kehutanan, 2001). Padahal upaya pengendalian lahan kritis telah digaungkan secara intensif sejak tahun 1976 melalui program Inpres (Instruksi Presiden) Reboisasi dan Penghijauan, dan mulai tahun 2003 telah didorong melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan/GNRHL). Semakin luasnya lahan kritis dalam daerah aliran sungai dan jumlah DAS prioritas yang masih besar menunjukkan sistem pengelolaan DAS yang diterapkan sampai dengan saat sekarang masih belum efektif. Perkembangan politik, sosial, ekonomi, kelembagaan, maupun teknologi yang dinamis yang belum mampu diimbangi dengan sistem pengelolaan yang ada sekarang. Dinamika politik yang utama berpengaruh terhadap sistem pengelolaan DAS adanya kewenangan otonomi pemerintahan daerah (UU No. 22 tahun 1999 yang diubah menjadi UU No 32 Tahun 2004). Hal ini mempengaruhi sistem kelembagaan yang harus dibangun, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pada setiap wilayah pemerintahan daearah. Sementara itu wilayah DAS tidak selalu bisa berhimpitan dengan wilayah administrasi pemerintahan karena DAS merupakan batas alam punggung bukit. Tetapi oleh Dixon dan Easter (1986) disebutkan bahwa DAS merupakan penyatu ekosistem alami antara wilayah hulu (dari puncak gunung/bukit) dengan wilayah hilir (sampai dengan muara sungai dan wilayah pantai yang masih terpengaruh daratan) melalui siklus/daur hidrologi/air. Sebagai suatu ekosistem, DAS dapat merupakan suatu unit pengelolaan karena setiap ada masukan (inputs) ke dalam ekosistem tersebut dapat dievaluasi proses yang telah dan sedang berlangsung dengan melihat keluaran (outputs) dari ekosistem tersebut. Satuan wilayah DAS, yang terdiri dari komponen tanah, vegetasi dan air/sungai dengan intervensi manusia, berperan sebagai prosesor terhadap setiap masukan. Sebagai prosesor
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
177
DAS memiliki karakteristik khas yang dihasilkan dari interaksi karakter alami dengan pengelolaan yang diterapkan. Pengelolaan atau manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan (monitoring dan evaluasi) yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya seperti bahan-bahan, mesin, metode, uang, dan pasar (Terry, 1986). Adanya dinamika tersebut perlu adaptasi pengelolaan yang aplikatif dan adoptif. Dalam pengembangan sistem pengelolaan (perencanaan, kelembagaan, implementasi, dan monev) yang selaras dengan dinamika perkembangan tersebut perlu dukungan dasar pemikiran obyektuf rasional yang didukung data dan informasi terkini yang diperoleh melalui serangkaian penelitian yang bersifat integratif.
II. PERUMUSAN MASALAH DAS prioritas di Indonesia masih cukup tinggi jumlahnya, dan DAS yang besar (luas) semuanya termasuk kategori prioritas. Hal demikian terjadi karena masih lemahnya sistem pengelolaan yang belum mampu mengimbangi dinamika atau perkembangan yang terjadi baik dinamika politik, sosial, ekonomi, maupun teknologi. Dinamika politik dalam pengelolaan DAS diwujudkan dalam pembagian kewenangan pemerintahan seperti dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota. Pembagian urusan pemerintahan bidang Kehutanan pada sub-bidang pengelolaan DAS adalah: 1. Pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan urusan dalam penetapan pola umum, norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan DAS, penetapan kriteria dan urutan DAS/Sub DAS prioritas serta penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu. 2. Pemerintahan Daerah Provinsi memberikan pertimbangan teknis penyusunan rencana pengelolaan, dan penyelenggaraan pengelolaan DAS skala provinsi. 3. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota berwenang memberikan pertimbangan teknis penyusunan rencana pengelolaan, penyelenggaraan pengelolaan DAS skala kabupaten/kota.
178
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Dengan demikian sistem pengelolaan yang dibangun harus selaras dengan pembagian kewenangan urusan tersebut. Wilayah DAS yang tidak selalu bisa berhimpitan dengan wilayah administrasi pemerintahan, karena DAS merupakan batas alam punggung bukit, sering dipertentangkan dan menjadi masalah. Padahal masalah tersebut bisa diatasi melului penselarasan batas daerah tangkapan air dengan wilayah administrasi. Penselarasan ini berimplikasi pada sistem pengelolaan yang harus dibangun, baik perencanaan, kelembagaan, pendekatan implementasi, maupun monitoring dan evaluasi. Secara ringkas masalah sistem pengelolaan DAS dapat disusun dalam pohon masalah seperti pada Gambar 1. DAS TERDEGRADASI (DAS PRIORITAS) MASIH TINGGI
SISTEM PENGELOLAAN SEKARANG LEMAH
DINAMIKA POLITIK, TEKNOLOGI, SOSIAL, EKONOMI
PENELITIN SISTEM PENGLOLAAN SELARAS DENGAN PERUBAHAN
PERENCANAAN
KELEMBAGAAN
IMPLEMENTASI
MONEV
TEKNOLOGI PENDUKUNG
Gambar 1. Pohon Masalah dan Rencana Penelitian
Setiap DAS memiliki sifat atau karakteristik berbeda-beda dalam memberikan tanggapan atau respon masukan air hujan menjadi banjir beserta sedimen yang terangkut di dalamnya, baik sifat alami maupun sifat yang terbangun sebagai hasil intervensi manusia. Manusia, dalam sistem komunitasnya sebagai pengelola sumberdaya alam DAS, juga memiliki karakteristik yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap karakteristik bio-fisik DAS; sebaliknya karakteristik komunitas manusia juga dipengaruhi oleh karakteristik alam sekelilingnya. Dengan demikian karakteristik DAS terbangun sebagai hasil menyeluruh dari interaksi atau hubungan timbal balik antar unsur-unsur sumberdaya alam sendiri dan
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
179
antara unsur alam dengan manusia. Oleh karena itu setiap karakteristik DAS yang dimiliki merupakan tumpuan dasar pendekatan pengelolaan DAS dalam seluruh aspeknya, baik perencanaan, pengorganisasian/ kelembagaan, implementasi maupun monitoring dan evaluasi. Sebagai suatu ekosistem, DAS dapat merupakan satuan monitoring (pemantauan) dan evaluasi karena setiap ada masukan (inputs) ke dalam ekosistem tersebut dapat dievaluasi proses yang telah dan sedang berlangsung dengan melihat keluaran (outputs) dari ekosistem tersebut. DAS yang terdiri dari komponen tanah, vegetasi dan air/sungai berperan sebagai prosesor. Namun demikian proses monitoring dan evaluasi sering terkendala oleh kurang sinambung dan kurang konsistennya rangkaian proses pengelolaan dalam satuan DAS atau Sub DAS karena : (1) terbatasnya dana, (2) lemahnya kelembagaan dan koordinasi, dan (3) berubahnya kebijakan. Kendala tersebut semakin terasa setelah berlakunya otonomi daerah dimana koordinasi antar lembaga baik horisontal maupun vertikal masih memerlukan proses kesepahaman dan penataan hubungan kerja yang harmonis. Wilayah DAS yang merupakan wilayah alami dan biasanya lintas kabupaten/kota bahkan wilayah propinsi memerlukan kesadaran dan kesepahaman antar daerah otonom. Kelemahan ini berimplikasi pada kebijakan yang diambil dan sistem pendanaan. Menyadari beragamnya karakteristk DAS, baik bio-fisik maupun sosial ekonomi dan budaya, Brooks, dkk. (1990) menyebutkan tiga tipe monitoring, yakni : (1) monitoring sebab – akibat, (2) monitoring sifat dasar sebagai basis perencanaan, dan (3) monitoring berdasar kebutuhan (terhadap standar). Pada hakekatnya ketiga tipe monitoring tersebut bisa diintegrasikan dalam sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS. Hal lain yang perlu difikirkan adalah monitoring dan evaluasi yang dilakukan merupakan monev kinerja/kesehatan DAS atau pengelolaan DAS. Keduanya sepertinya mirip tetapi sebenarnya berbeda. Hal ini dijabarkan dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 52/Kpts-II/2001 ditunjukkan susunan Kriteria dan Indikator berbeda antara Kinerja DAS dan Pengelolaan DAS. Implementasi pengelolaan DAS merupakan integrasi dari implementasi satuan wilayah terkecil DAS atau disebut dengan DAS mikro. Namun dalam operasionalnya kegiatan pada skala DAS mikro atau hamparan sering belum merupakan derivat DAS tetapi masih merupakan serpihan kegiatan yang belum tersusun secara integral dalam satuan sistem DAS serta belum dalam sistem tahapan pengelolaan secara menyeluruh. Hubungan proses perencanaan (jangka menengah) dan proses perancangan (tahunan) dalam
180
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
implementasi kurang adanya ikatan yang padu dalam sistem pengelolaan menyeluruh.
III. HIPOTESIS Degradasi DAS di Indonesia, yang dicerminan oleh terjadinya bencana banjir dan kekeringan, serta laju pendangkalan waduk, danaui, dan sungai, menunjukkan masih lemahnya sistem pengelolaan DAS yang diterapkan. Kelemahan sistem pengelolaan DAS dapat dicermati dari kelemahan fungsi pengelolaan DAS-nya: 1. Sistem perencanaan pengelolaan DAS saat ini masih bersifat parsial (belum terintegrasi), belum memiliki tujuan bersama (bersifat sektoral), proses penyusunannya kurang partisipatif, tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat, serta kurang efektif dan kurang efisien (kurang diacu oleh berbagai pihak). 2. Kelembagaan terkait pengelolaan DAS masih bersifat sektoral, masingmasing bekerja sendiri-sendiri berdasarkan kepentingannya; belum ada pembagian tugas, fungsi dan mekanisme kerja yang jelas dalam pengelolaan DAS. Forum DAS telah terbentuk tapi belum bisa bekerja secara efektif. 3. Pelaksanaan kegiatan di lapangan cenderung egosektoral, belum terpadu. Kebijakan pemerintah daeah cenderung mengeksploitasi sumber daya alam DAS untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD); sebaliknya konservasi dan rehabilitasi DAS mengandalkan Pemerintah (Pusat) terutama sektor kehutanan. Pemanfaatan jasa lingkungan DAS belum dihargai. 4. Fungsi monitoring dan evaluasi hanya diperankan oleh institusi tertentu, belum ada koordinasi dan tukar menukar informasi. Pengawasan dan penertiban belum banyak melibatkan masyarakat dimana penertiban terhadap pelanggaran peraturan kurang dilaksanakan secara konsisten. Kondisi DAS tidak menjadi indikator kinerja institusi yang terkait dengan pengelolaan DAS. Disamping fungsi pengelolaan, sistem informasi sebagai pendukung sistem pengelolaan belum banyak dikembangkan, baik teknologi maupun sumberdaya manusianya. Dalam mengembangkan sistem pengelolaan diperlukan juga formula pendekatan yang lebih sesuai dengan karakter sosial ekonomi dan budaya seperti pola partisipasi dan insentif – disinsentif.
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
181
IV. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk memperoleh sistem pengelolaan DAS yang meliputi aspek perencanaan, monitoring dan evaluasi (monev), kelembagaan, dan implementasi, selaras dengan sistem pemerintahan otonomi daerah dan sesuai dengan hierarki sistem pengelolaan daerah tangkapan air yang berada dalam satuan wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), yang mencakup wilayah lintas kabupaten, dan yang meliputi wilayah lintas provinsi. Sasaran yang harus dibidik dalam penelitian ini adalah: 1. Dinamika sistem perencanaan pengelolaan daerah tangkapan air (DAS) dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), wilayah lintas kabupaten, dan wilayah lintas provinsi. 2. Formula sistem monev pengelolaan daerah tangkapan air (DAS) dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), wilayah lintas kabupaten, dan wilayah lintas provinsi. 3. Sistem kelembagaan pengelolaan daerah tangkapan air (DAS) dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), wilayah lintas kabupaten, dan wilayah lintas provinsi. 4. Sistem implementasi pengelolaan DAS pada skala operasional (mikro)
V. LUARAN Luaran yang diharapkan dalam sistem pengelolaan DAS adalah mencakup aspek Perencanaan, Monitoring dan evaluasi, Implentasi, dan Kelembagaan yang selaras dengan sistem pemerintahan otonomi dan sistem wilayah daerah tangkapan air yang berada dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), lintas wilayah kabupaten, lintas wilayah provinsi. Luaran yang harus dicapai dalam riset ini adalah: 1. Teknik penyusunan perencanaan pengelolaan daerah tangkapan air (DAS) dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), wilayah lintas kabupaten, dan wilayah lintas provinsi. 2. Teknik penyusunan sistem monev pengelolaan daerah tangkapan air (DAS) dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), wilayah lintas kabupaten, dan wilayah lintas provinsi. 3. Formula sistem kelembagaan pengelolaan daerah tangkapan air (DAS) dalam satu wilayah kabupaten dominan (bagian hulu), wilayah lintas kabupaten, dan wilayah lintas provinsi.
182
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
4. Pedoman penyusunan sistem implementasi pengelolaan DAS pada skala mikro. Hubungan tujuan, sasaran, dan luaran secara hierarki dan ringkas disampaikan dalam Kerangka Kerja Logis pada Lampiran 1.
VI. RUANG LINGKUP Secara hierarki perencanaan, Perencanaan Penelitian Integratif “Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabpaten, dan Lintas Provinsi” merupakan Sub Tema dari Tema Pengelolaan DAS yang merupakan bagian dari Program Penelitian dan Pengembangan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Cakupan penelitian meliputi aspek fungsi pengelolaan dan aspek kewilayahan yang berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan. Fungsi pengelolaan terdiri dari fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian (kelembagaan), implementasi, serta monitoring dan evaluasi (monev) atau pengendalian. Sedangkan aspek kewilayahan pengelolaan DAS merupakan sinkronisasi wilayah daerah tangkapan air (catchment area) dengan wilayah administrasi pemerintahan yang dapat dipilah antara; (1) daerah tangkapan air dalam satu kabupaten dominan (hulu) yang bisa terdiri dari satuan DAS utuh, Sub DAS atau Sub-sub DAS tergantung dari luas DAS, (2) daerah tangkapan air dalam satu provinsi dominan atau lintas kabupaten, dan (3) daerah tangkapan air lintas provinsi. Lingkup wilayah kerja penelitian hanya dibatasi pada zona ekologi Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara sebagai daerah penelitian terpilih sesuai dengan keberadaan Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Kehutanan terpilih.
VII. KOMPONEN PENELITIAN Penelitian integratif “Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi” telah didahului dengan penelitian ”Sistem Karakterisasi DAS” yang dilakukan selama kurun waktu tujuh tahun (2003 – 2009). Hasil yang diperoleh merupakan landasan dasar dalam melakukan penelitian pengelolaan DAS selanjutnya. Secara skematis arah penelitian seperti pada Gambar 2.
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
183
DUKUNGAN PEMELITIAN SISTEM PENGELOLAAN DAS (2010-2014)
DUKUNGAN PENELITIAN SISTEM KARAKTERISASI DAS (2003-2009)
Kajian Model Hidrologi DAS PERENCANAAN PENGELOLAAN
Kajian Sistem Karakterisasi DAS
FORMULA SISTEM KARAKTERISASI DAS, Sub DAS, dan Mikro DAS
(DAS Batanghari, Brantas, Serayu, Solo, Citarum, Asahan, Dodokan , dan Jeneberang) Kajian Aplikasi GIS & Pengind Jauh
KERENTANA N&
SISTEM
DAS &SUB DAS
PENGELOLA AN
IMPLEMENTASI DAS MIKRO
POTENSI
DAS DAS, Kajian
SUB DAS MONEV
Optimalisasi (%) Hutan Thd Tata Air
DAS &SUB DAS MIKRODAS
PENGELOLAAN
Gambar 2. Penelitian Sistem Karakterisasi DAS Sebagai Basis Penelitian Sistem Pengelolaan DAS
Penelitian Sistem Karakterisasi DAS telah menghasilkan formula sistem karakterisasi DAS yang disusun pada tingkat DAS dan tingkat Sub DAS. Formula yang dihasilkan menuntun pada teknik diagnosis dan justifikasi atau penilaian tingkat kerentanan dan potensi suatau daerah tangkapan air. Parameter penyusun formula karakterisasi tingkat DAS (Tipologi DAS) lebih sederhana dibandingkan dengan formula tingkat Sub DAS (Sidik Cepat Degradasi Sub DAS, Paimin, dkk., 2006). Formula banjir dan tanah longsor dalam Sidik Cepat Degradasi Sub DAS diurai lebih rinci, yang dituangkan dalam buku ”Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor” (Paimin, dkk., 2009), agar mudah difahami dan diaplikasikan oleh pengguna. Hasil karakterisasi tingkat Sub DAS digunakan sebagai dasar penyusunan pengelolaan DAS pada skala mikro yang merupakan bentuk sistem implementasi pengelolaan DAS. Sehingga hasil penelitian Sistem Karakterisasi DAS menuntun runtutan (sekuen) teknik karakterisasi dari tingkat DAS, Sub DAS, hingga mikro DAS. Sistem karakterisasi DAS, yang menghasilkan tingkat kerentanan dan potensi, merupakan dasar dalam menuntun dan menyusun penelitian ke arah pengelolaan DAS yang mencakup aspek perencanaan, monev, dan implementasi. Alur kerja sistem karakterisasi DAS sebagai basis dalam pengelolaan DAS secara ringkas dapat diilustrasikan seperti Gambar 3.
184
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Dengan demikian komponen penelitian pada Rencana Penelitian Integratif “Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi” meliputi komponen: 1. Sistem perencanaan pengelolaan DAS tingkat daerah tangkapan air dalam kabupaten dominan (tingkat hulu), lintas kabupaten, dan lintas provinsi. 2. Sistem monev pengelolaan DAS tingkat daerah tangkapan air dalam kabupaten dominan (tingkat hulu), lintas kabupaten, dan lintas provinsi. 3. Sistem kelembagaan pengelolaan DAS tingkat daerah tangkapan air dalam kabupaten dominan (tingkat hulu), lintas kabupaten, dan lintas provinsi. 4. Sistem implementasi pada DAS skala mikro Pada fase 2003 -2009 Sistem Karakterisasi DAS telah diaplikasikan untuk pengembangan perencanaan, baik tingkat Sub DAS maupun tingkat DAS, tetapi masih perlu penyempurnaan, antara lain pada aspek analisis ekonomi wilayah maupun analisis neraca sumberdaya alam DAS (natural resource accounting). Konsep Sistem Perencanaan Pengelolaan Tingkat Sub telah disusun dan telah didiskusikan dalam bentuk lokarya pada tahun 2008, namun perlu disempurnakan. Sistem monev kinerja DAS diasumsikan sama seperti sistem karakterisasi DAS (Gambar 3), tetapi belum tersusun dalam sistem evaluasi hubungan komponen masukan, prosesor, dan luaran. Demikian juga sistem monev pengelolaan DAS belum dilakukan penelitian. Penelitian optimalisasi luas hutan dalam suatu DAS atau daerah tangkapan air perlu dilkukan pada berbagai kondisi alami untuk memperoleh basis kebijakan penetapan luas hutan yang berkelanjutan dalam perencanaan maupun monev. Sistem kelembagaan pengelolaan masih diperlukan penelitian lanjutan sebagai pendukung dan kompatibel dengan fungsi pengelolaan lainnya. Dalam Undang- Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan diamanatkan adanya Kesatuan Pengelolaan (KP) DAS, namun formulasi kelembagaan tersebut belum terjabarkan dalam Peraturan Pemerintah seperti KP Hutan. Untuk mendukung sistem pengelolaan tersebut masih diperlukan penelitian pendukung antara lain sistem informasi geografis, penginderaan jauh, dan hidrologi . Secara ringkas komponen penelitian RPI “Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi” seperti Tabel 1 berikut.
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
185
Table 1. Komponen Penelitian RPI ”Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi” Untuk Tahun 2010 - 2014 No
Kode
Kegiatan Penelitian
I
14.1
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Tingkat Kabupaten Dominan (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi
1
14.1.1.12
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Hulu
2
14.1.2.12
Analisis Ekonomi wilayah DAS
3
14.1.4.12
Optimalisasi Luas Hutan Terhadap Tata Air pd Berbagai Kondisi Alam
4
14.1.4.1
Optimalisasi Luas Hutan Terhadap Tata Air pd Berbagai Kondisi Alam
5
14.1.4.18
Optimalisasi Luas Hutan Terhadap Tata Air pd Berbagai Kondisi Alam
6
14.1.1.1
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Hulu
7
14.1.1.7
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Hulu
8
14.1.5.1
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
9
14.1.5.12
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
10
14.1.5.7
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
11
14.1.6.1
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
12
14.1.6.12
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
13
14.1.6.7
Sistem Perencannaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
14
14.1.7.12
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Dalam Pengelolaan DAS
15
14.1.7.12
Teknik Penginderaan Jauh Dalam Pengelolaan DAS
II
14.2
Sistem Monev Pengelolaan DAS Tingkat Kabupaten Dominan (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi
16
14.2.1.12
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Hulu
17
14.2.1.7
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Hulu
18
14.2.1.12
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
19
14.2.1.7
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
20
14.2.1.12
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
21
14.2.1.7
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
III
14.3
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Tingkat Kabupaten Dominan (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi
22
14.3.1.12
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
23
14.3.1.7
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
24
14.3.1.1
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
186
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
No
Kode
Kegiatan Penelitian
25
14.3.1.17
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
26
14.3.1.12
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
27
14.3.1.7
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
28
14.3.1.1
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
29
14.3.1.17
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
30
14.3.1.12
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
31
14.3.1.7
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
32
14.3.1.1
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
IV
14.4
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
33
14.4.1.12
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
34
14.4.1.18
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
35
14.4.1.17
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
36
14.4.1.7
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
Nomor kode menunjukkan: digit pertama (no 14) nomor kode RPI ”Sistem Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi”, digit ke dua kode Luaran Kegiatan dari RPI, digit ke tiga kode Kegiatan, dan digit ke empat kode Unit Kerja Pelaksana.
VIII. METODOLOGI Penelitian system pengelolaan DAS merupakan lanjutan dari penelitian sistem karakterisasi DAS yang telah diakhiri pada tahun 2009. Formula karakterisasi DAS yang diperoleh merupakan dasar acuan dalam penelitian lanjutan untuk membangun formula sistem pengelolaan, terutama untuk pengembangan system perencanaan, monev kinerja DAS, dan system implementasi DAS mikro. Dalam penelitian sistem perencanaan pengelolaan DAS, permasalahan dalam DAS digali dari diagnosis karakteristik DAS yang mencerminkan sifat rentannya. Proses peneloitian system perencanaan selanjutnya mengikuti alur piker pada Gambar 3, baik pada skala DAS (lintas kabupaten dan lintas provinsi) maupun skala Sub DAS (dalam kabupaten dominan). Dalam penelitian perencanaan digabung dengan penelitian kelembagaan sehingga bisa dicermati lebih rinci kompatibilitas, keberdayaan, peran dan partisipasi, serta keterkaitan kelembagaan yang ada dengan system pengelolaan DAS.
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
187
Penelitian Sistem monev dipilah antara monev kinerja dan monev pengelolaan. Pemilahan tiga tipe monitoring oleh Brooks, dkk. (1990) dapat dimanfaatkan, yakni tipe monitoring: (1) monitoring sebab – akibat, (2) monitoring sifat dasar sebagai basis perencanaan, dan (3) monitoring berdasar kebutuhan (terhadap standar). Penelitian system implementasi pada DAS skala mikro merupakan penelitian komprehesif dan intergratif sebagai bentuk prototype pengelolaan DAS. Kegiatan yang dilakukan mencakup seluruh fungsi pengelolaan yakni perencanaan dalam skala perancangan (designing), pengorganisaian tingkat desa danhubungan secara vertical ke tingkat kabupaten, tata operasional pelaksanaan, dan monev penyelenggaraan pengelolaan. Pola pendekatan partisipatif dan pemberdayaan mayarakat, system insentif-disintensif, dan strategi pendekatan teknis sebagai solusi masalah secara arif, perlu digali dalam penelitian untuk setiap fungsi pengelolaan. Areal penelitian dengan menggunakan pendekatan daerah tangkapan air (catchment area). Pengambilan wilayah penelitian dengan mengambil DAS lintas kabupaten dan atau lintas provinsi. Dengan demikian penelitian dlakukan secara berjenjang dalam satu DAS yakni pada tingkat DAS (lintas kabupaten atau lintas provinsi), tingkat Sub DAS (dalam kabupaten), dan tingkat desa (DAS mikro). Penggunaan areal penelitian demikian akan menuntun pemahaman sinergitas pengelolaan DAS secara menyeluruh dan integratif, selaras dengan tatanan pemerintahan dan akan diperoleh unsur-unsur tali pengikat antar pemerintahan daerah. Penelitian dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari aspek yang akan diteliti, melaui metode suvai lapangan (data primer) dan himpunan data dari instansi terkait (data sekunder).
IX. RENCANA TATA WAKTU Penyelenggaraan penelitian direncanakan untuk kurun waktu selama 5 (lima) tahun mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Kegiatan penelitian/kajian yang tersusun merupakan penjabaran dari luaran yang harus dicapai setiap tahunnya. Tata waktu untuk masing-masing kegiatan penelitian dan besarnya biaya yang diperlukan secara rinci disajikan pada Lampiran 3. Tata waktu pencapain hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan masing-masing kegiatan penelitian seperti Tabel 2. Tabel ini dapat dimanfaatkan sebagai alat evaluasi seperti pada Lampiran 2.
188
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Table 2. Tata waktu pencapain hasil yang diharapkan dalam penyelenggaraan penelitian Tahun 2010 – 2014 KEGIATAN
CAPAIAN DIHARAPKAN 2010
2011
2012
2013
2014
1. Kajian sistem perencanaan pengelolaan DAS hulu (dalam kabupaten), lintas kabupaten, dan lintas propinsi
Draf Awal Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab)
Finalisasi Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab) dan Draf awal untuk lintas Kab
Finalisasi Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS lintas Kab., dan draf awal lintas Prov
Finalisasi Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Prov
Finalisasi Sintesis dan Sosialisasi Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS
2. Kajian sistem monev pengelolaan DAS hulu (dalam kabupaten), lintas kabupaten, dan lintas propinsi
Draf Awal Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab)
Finalisasi Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab) dan Draf awal untuk lintas Kab
Finalisasi Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS lintas Kab., dan draf awal lintas Prov
Finalisasi Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Lintas Prov
Finalisasi Sintesis dan Sosialisasi Sistem Monev Pengelolaan DAS
3. Kajian kelembagaan pengelolaan DAS di setiap hierarki pengelolaan DAS (Tk DAS - lintas Kab. & lintas Prov. - dan Tk Sub DAS – dalam Kab.)
Data dasar Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab)
Draf Awal Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab) dan data dasar untuk lintas Kab
Finalisasi Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), Draf Awal untuk lintas Kab, dan data dasar lintas Prov.
Finalisasi Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS lintas Kab dan Draf Awal untuk lintas Prov.
Finalisasi Formulasi Sistem Kelemb Pengelolaan DAS lintas Prov dan sosialisasi sistem kelemb. pengelolaan DAS
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
189
KEGIATAN 4. Kajian teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro secara partisipatif dan terpadu
CAPAIAN DIHARAPKAN 2010
2011
2012
2013
2014
Data dasar teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pe-ngelolaan DAS mikro
Data dasar dan draf awal kerangka pikir teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
draf awal teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
Pengujian draf teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
Finalisasi Pedoman Teknik Penyusunan Sistem Implementasi DAS mikro
X. RENCANA LOKASI DAN UPT TERKAIT Lokasi penelitian dipilih DAS yang termasuk dalam kategori prioritas berdasarkan Keputusan Meneteri Kehutanan No. SK 328/Menhut-II/2009 tentang Penetapan DAS Prioritas Dalam Rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010 – 2014. Namun tidak seluruh DAS prioritas di Indonesia tetapi disesuaikan dengan kedudukan dan wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan yang ditunjuk untuk melakukan penelitian integrative tentang Sistem Pengelolaan DAS. UPT Badan Litbang yang ditunjuk untuk menyelenggarakan penelitian pengelolaa DAS meliputi Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Solo, BPK Aek Nauli, BPK Mataram, BPK Makasar, dan BPK Manado, disamping Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA). Wilayah DAS yang dipilih DAS atau bagian DAS yang berada dalam satu wilayah kabupaten dominan, DAS yang mencakup wilayah lintas kabupaten, dan wilayah DAS lintas provinsi. Sebagai bahan pertimbangan, DAS yang termasuk prioritas dekat dengan kedudukan UPT Badan Litbang Kehutanan adalah: 1. BPK Eak Nauli meliputi DAS Wampu, Besitang, Lepan, Deli, Padang, Sei Ular, Asahan Toba, Batang Gadis, Mujoi (Nias), 2. BPK Solo mencakup Garang, Serang, Bodri, Cacaban, Juwana, Tuntang, Pemali, Pemali, Comal, Babakan, Gangsa, Kupang, Solo, Serayu, Luk Ulo, Bogowonto, Progo, Bribin, Serang, Wawar Medono, Brantas, Sampean, Deluang, Bedadung. 3. BPK Makasar meliputi DAS Jeneberang, Bila Walanae (Cenranae), Saddang, Rongkong, Latuppa, Lasolo, Konaweha, Laea Wanggu, Budong Budong, Mapili Sulbar, Mandar, Poso.
190
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
4. BPK Manado meliputi DAS Tondano, Sangihe, Dumoga, Limboto, Paguyaman 5. BPK Mataram meliputi DAS Palung, Moyo, Mangkung, Tukad Unda, Blingkang Anyar. 6. P3HKA meliputi Citarum, Ciliwung, Cisadane, Cisadea, Cimanuk, Citanduy, serta DAS lain di luar Jawa yang dianggap penting sebagai lokasi penelitian.
XI. RENCANA BIAYA Biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan Recana Penelitian Integratif “Sistem Pengelolaan DAS Hulu (dalam wilayah kabupaten), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi” dalam kurun waktu lima tahun (Tahun 2010 – 2014) sebasar Rp.9.000.000.000,- (Sembilan milyard rupiah). Besarnya biaya masing-masing kegiatan penelitian pada setiap tahun seperti pada Tabel 3. Table 3. Biaya Setiap Kegiatan Penelitian Per Tahun Selama Tahun 2010 – 2014 No
Kegiatan Utama
1.
Biaya penelitian per tahun (x Rp. 1.000.000) 2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
Kajian sistem perencanaan pengelolaan DAS
700
875
750
725
525
3575
2.
Kajian sistem monev pengelolaan DAS
225
225
225
225
225
1125
3.
Kajian kelembagaan pengelolaan DAS
300
600
300
300
300
1800
4.
Kajian teknik erancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
400
400
400
300
300
1800
5.
Sosialisasi hasil penelitian
-
-
200
-
500
700
1625
2100
1875
1550
1850
9.000
Jumlah
Biaya tersebut tersebar pada enam satuan kerja, baik di Pusat maupun di UPT Badan Litbang Kehutanan. Besarnya biaya untuk setiap kegitan penelitian (42 kegiatan) pada setiap satuan kerja (dalam nomor kode) per setiap tahun disajikan pada Lampiran 3.
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
191
XII. ORGANISASI Secara organisatoris RPI “Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi”, yang merupakan bagian dari Tema Pengelolaan DAS, berada di bawah tanggungawab Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA), Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Namun koordinator RPI berkedudukan pada Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Solo, di Solo. Secara struktural koordinator RPI bertanggungjawab kepada Kepala P3HKA melalui Kepala Balai Penelitian Kehutanan Solo, sedangkan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan Riset melalui Ketua Komisi/Program/Tema Pengelolaan DAS. Dalam mengendalikan arah penelitian dan dalam menyusun sintesis atau formulasi, seorang koordinator RPI perlu dibantu oleh tim pakar terkait tanpa memandang kedudukan institusi atau organisasi dimana mereka berada karena sifat kepakarannya. Tim peneliti pendukung RPI Sistem Pengelolaan DAS terdiri dari: 1. Ir. Paimin, MSc - sebagai Ketua Tim merangkap anggota, berkedudukan di BPK Solo 2. Ir. Sukresno, MSc – ahli hidrologi dan konservasi tanah pada BPK Solo sebgai wakil 3. Ir. Purwanto, MSi – ahli ekonomi DAS pada BPK Solo sebgai wakil Disamping itu hasil akhir merupakan tanggungjawab bersama seluruh peneliti terkait dimana proses pertanggungjawaban bersama dilakukan melalui pertemuan koordinasi seluruh penelti terkait secara periodik maupun sesuai kebutuhan.
XIII. DAFTAR PUSTAKA Bricquet, J.P., and J. Claude. 1997. Latest Development in the Design of Hydrological Studies of Watershed. In. F.W.T. Penning de Vries, F. Agus, and J. Kerr. Soil Erosion at Multiple Scales. Principles and Methods for Assessing Causes and Impacts. IBSRAM & CABI. UK Brooks, K.N., H.M. Gregersen, A.L. Lundgren, R.M. Quinn. 1990. Manual on Watershed Management Project Planning, Monitoring and Evaluation. ASEAN-US Watershed Project. College, Laguna Philippines. Departemen Kehutanan. 2001. Eksekutif. Data Strategis Kehutanan. Badan Planologi Kehutanan. Jakarta. Departemen Kehutanan. 2007. Lahan Kritis Per BPDAS Tahun 2007. Situs Resmi Departemen Kehutanan. http://www.dephut.go.id.
192
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Dixon, J.A., K.W. Easter. 1986. Integrated Watershed Management : An Approach to Resource Management. In. K.W. Easter, J.A. Dixon, and M.M. Hufschmidt. Watershed Resources Management. An Integrated Framework with Studies from Asia and the Pasific. Studies in Water Policy and Management, No. 10. Westview Press and London. Honolulu. Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. SK.328/MenhutII/2009 tentang Penetapan Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas Dalam Rangka Pencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 20102014. Paimin, Sukresno, dan Purwanto. 2006. Sidik Cepat Degradasi Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS). Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Paimin, Sukresno, dan I.B. Pramono. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Puslit Sosek Kebijakan. Bogor. Peraturan Pemerintah (PP) N0. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota. Permenhut (Peraturan Menteri Kehutanan) N0. P.42 /Menhut-V/2009 tentang Pola Umum, Kriteria dan Standar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu. Terry, G.R. 1986. Principles of Management. 8th. Alih Bahasa. Winardi. AsasAsas Menejemen. Cetakan IV. Alumni. Bandung.
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
193
XIV. KERANGKA KERJA LOGIS No.
TUJUAN/ SASARAN
ALAT VERIFIKASI OUTPUT OUTCOME
1. Telah diperoleh: 1.1. Sistem Karakterisasi Tk Sub DAS (’Sidik cepat degradasi Sub DAS’dan ’Teknik Mitigasi Banjir dan longsor’) dan Sistem Karakterisasi Tk DAS 1.2. Sistem Perencanaan Pengelolaan Tk Sub DAS
Kajian sistem perencanaan dan monev pengelolaan DAS hulu (dalam kabupaten), lintas kabupaten, dan lintas propinsi
Teknik Penyusunan, Perencanaan dan Monev Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), lintas Kab., Lintas Prov
Pedoman - Buku pedoman/ tersusun juknis diacu yang pengguna sudah dlm Perencanaan disyahkan Kapus wilayah dan mo- Publikasi nev kinerja ilmiah berbasis pengelolaan DAS terpadu
P3HKA BPK Solo BPK Makasar BPK Manado BPK Aek Nauli BPK Mataram
2. Hasil penelitian kelembagan pengelolaan 1. Sistem DAS masih perencaperlu disemnaan dan purnakan monev pengelolaan DAS (hulu atau dalam kabupaten, lintas kabupaten, dan lintas propinsi)
Kajian kelembagaan pengelolaan DAS di setiap hie-rarki pengelolaan DAS (Tk DAS lintas Kab. & lintas Prov. - dan Tk Sub DAS – dalam Kab.)
Formula Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), lintas Kab., Lintas Prov
Referensi pengguna dalam menyusun kelembagaan pengelolaan DAS
Formula Kelembagaan Pengelolaan DAS yang tersusun dalam buku Pedoman atau Laporan Akhir
PusLitSosEkJakHut BPK Solo BPK Manado BPK Aek Nauli BPK Makasar BPK Mataram
Kajian teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro secara partisipatif dan terpadu
Pedoman Teknik Penyusunan Sistem Implementasi DAS mikro
Referensi - Buku pepengguna doman/ dalam juknis menyeleyang nggarakan sudah dipengelosyahkan laan DAS Kapus tingkat - Publikasi mikro atau ilmah desa
P3HKA BPK Solo BPK Makasar BPK Manado BPK Aek Nauli
Untuk memperoleh sistem pengelolaan DAS yang meliputi aspek perencanaan, monev, kelembagaan, dan implementasi, selaras dengan system pemerintahan otonomi Sasaran :
2. Formula 3. Sistem peranKelemcangan, imbagaan plemnetasi, Pengelokelembagaan, laan DAS dan menev 3. Teknik pengelolaan PenyuDAS mikro – sunan masih perlu peSistem nyempurnaan Implementasi DAS mikro
194
INDIKATOR
AKTIVITAS
Tujuan:
KONDISI SAAT INI
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
PELAKSANA
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
195
Teknik Penyusunan, Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), lintas Kab., Lintas Prov
Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), lintas Kab., Lintas Prov
Formula Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), lintas Kab., Lintas Prov
1. Kajian sistem perencanaan pengelolaan DAS hulu (dalam kabupaten), lintas kabupaten, dan lintas propinsi
2. Kajian sistem monev pengelolaan DAS hulu (dalam kabupaten), lintas kabupaten, dan lintas propinsi
3. Kajian kelembagaan pengelolaan DAS di setiap hierarki pengelolaan DAS (Tk DAS - lintas Kab. & lintas Prov. - dan Tk Sub DAS – dalam Kab.)
JUDUL/ KEGIATAN
OUTPUT
P3HKA BPK Solo BPK Makasar BPK Manado BPK Aek Nauli BPK Mataram
P3HKA BPK Solo BPK Makasar BPK Manado BPK Aek Nauli BPK Mataram
P3HKA BPK Solo BPK Makasar BPK Manado BPK Aek Nauli BPK Mataram
INSTITUSI PELAKSANA
Data dasar Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab)
Draf Awal Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab)
Draf Awal Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab)
2010
XV. EVALUASI RECANA PENELITIAN INTEGRATIF
Draf Awal Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab) dan data dasar untuk lintas Kab
Finalisasi Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab) dan Draf awal untuk lintas Kab
Finalisasi Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab) dan Draf awal untuk lintas Kab
2011
Finalisasi Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu (wil Kab), Draf Awal untuk lintas Kab, dan data dasar lintas Prov.
Finalisasi Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS lintas Kab., dan draf awal lintas Prov
Finalisasi Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS lintas Kab., dan draf awal lintas Prov
2012
CAPAIAN
Finalisasi Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS lintas Kab dan Draf Awal untuk lintas Prov.
Finalisasi Teknik Penyusunan Monev Pengelolaan DAS Lintas Prov
Finalisasi Teknik Penyusunan Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Prov
2013
Finalisasi Formulasi Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS lintas Prov dan sosialisasi sistem kelembagaan pengelolaan DAS
Finalisasi Sintesis dan Sosialisasi Sistem Monev Pengelolaan DAS
Finalisasi Sintesis dan Sosialisasi Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS
2014
196
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
4. Kajian teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro secara partisipatif dan terpadu
JUDUL/ KEGIATAN
Pedoman Teknik Penyusunan Sistem Implementasi DAS mikro
OUTPUT 2010
Data dasar teknik P3HKA perancangan, BPK Solo implementasi, BPK Makasar kelembagaan, BPK Manado dan monev BPK Aek pengelolaan Nauli DAS mikro
INSTITUSI PELAKSANA Data dasar dan draf awal kerangka pikir teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
2011 draf awal teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
2012
CAPAIAN Pengujian draf teknik perancangan, implementasi, kelembagaan, dan monev pengelolaan DAS mikro
2013 Finalisasi Pedoman Teknik Penyusunan Sistem Implementasi DAS mikro
2014
XVI. RENCANA BIAYA No
Kode
I
14.1
1
14.1.1.12
2
Kegiatan
Biaya (X RP. 1.000.000) 2010
2011
2012
2013
2014 Jumlah
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
14.1.2.12
Analisis Ekonomi wilayah DAS
75
75
-
-
-
150
3
14.1.3.12
Analisis Neraca Sumberdaya Alam DAS
75
75
-
-
-
150
4
14.1.4.12
Optimalisasi Luas Hutan Terhadap Tata Air pada Berbagai Kondisi Alam
100
75
75
75
75
400
5
14.1.4.1
Optimalisasi Luas Hutan Terhadap Tata Air pd Berbagai Kondisi Alam
-
100
75
75
75
325
6
14.1.4.18
Optimalisasi Luas Hutan Terhadap Tata Air pd Berbagai Kondisi Alam
-
100
75
75
75
325
7
14.1.1.1
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
8
14.1.1.7
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
9
14.1.1.13
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
10
14.1.5.1
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
11
14.1.5.12
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
12
14.1.5.7
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
13
14.1.5.13
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Tingkat Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
197
No
Kode
13
14.1.6.1
14
Kegiatan
Biaya (X RP. 1.000.000) 2010
2011
2012
2013
2014 Jumlah
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
14.1.6.12
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
15
14.1.6.7
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
16
14.1.6.18
Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
17
14.1.7.12
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Dalam Pengelolaan DAS
75
75
150
200
-
500
18
14.1.7.12
Teknik Penginderaan Jauh Dalam Pengelolaan DAS
75
75
75
-
-
225
Jumlah I
700
875
750
725
525
3425
II
14.2
19
14.2.1.12
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
20
14.2.1.7
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
21
14.2.1.13
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Hulu
75
-
-
-
-
75
22
14.2.1.12
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
23
14.2.1.7
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
24
14.2.1.13
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
198
Sistem Monev Pengelolaan DAS Tingkat Kabupaten Dominan (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
No
Kode
25
14.2.1.12
26
27
Kegiatan
Biaya (X RP. 1.000.000) 2010
2011
2012
2013
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
14.2.1.7
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
14.2.1.13
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
225
225
225
225
225
1125
Jumlah II
2014 Jumlah
III
14.3
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Tingkat Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten, dan Lintas Provinsi
28
14.3.1.12
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
75
75
-
-
-
150
29
14.3.1.7
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
75
75
-
-
-
150
30
14.3.1.1
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
75
75
-
-
-
150
31
14.3.1.19
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Hulu
75
75
-
-
-
150
32
14.3.1.12
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
33
14.3.1.7
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
34
14.3.1.1
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
35
14.3.1.19
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Kabupaten
-
75
75
-
-
150
36
14.3.1.12
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
37
14.3.1.7
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Provinsi
199
No
Kode
38
14.3.1.1
39
14.3.1.19
Kegiatan
Biaya (X RP. 1.000.000) 2010
2011
2012
2013
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
Sistem Kelembagaan Pengelolaan DAS Lintas Provinsi
-
-
-
75
75
150
300
600
300
300
300
1800
Jumlah III
2014 Jumlah
IV
14.4
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
40
14.4.1.12
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
125
125
125
100
100
575
41
14.4.1.18
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
150
150
150
100
100
650
42
14.4.1.19
Sistem Implementasi Pada DAS Skala Mikro
125
125
125
100
100
575
Jumlah IV Jumlah Total
200
400
400
400
300
300
1800
1625
2100
1675
1550
1350
8300
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014