Klien SS juga memiliki keengganan untuk memulai belajar mengenai wealth management dengan usia yang tidak lagi muda, sedangkan hal ini sangat penting untuk pengelolaan kekayaan yang dimilikinya. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk menganalisa kekayaan Klien SS agar dapat memberikan rekomendasi atas pengelolaan kekayaan yang tepat sesuai dengan pilar pertama dan kedua dalam ilmu wealth management yaitu wealth protection and preservation dan wealth growth and accumulation .
Berikut adalah beberapa hal yang ingin peneliti ungkap dalam tesis ini: 1. Apakah kekayaan klien sudah mendapatkan proteksi yang memadai (wealth protection and preservation)? 2. Apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai dengan profil klien (wealth growth and accumulation)? 3. Rekomendasi apa yang sebaiknya diberikan kepada klien terkait dengan wealth protection and preservation serta wealth growth and accumulation yang sesuai dengan profil klien?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1. Menganalisa dan mengevaluasi apakah kekayaan klien sudah mendapatkan proteksi yang memadai (wealth protection and preservation).
3
2. Menganalisa dan mengevaluasi apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai dengan profil klien (wealth growth and accumulation). 3. Melakukan analisa atas asset yang dimiliki klien dan sikap klien terhadap resiko sehingga dapat memberikan rekomendasi mengenai apa yang sebaiknya dilakukan klien terkait dengan wealth protection and preservation serta wealth growth and accumulation.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun
secara teoritis serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai wealth management. 1. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada klien mengenai wealth management beserta hal- hal terkait. Selain itu penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi untuk klien mengenai pengelolaan kekayaan yang tepat dan sesuai dengan berfokus pada pilar pertama dan kedua ilmu wealth management yaitu wealth protection and preservation serta wealth growth and accumulation.. 2. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi pada literatur potofolio aset wealth management serta dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti- peneliti selanjutnya dalam penelitian bidang wealth management.
4
1.5.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I:
Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II:
Tinjauan literatur yang memaparkan berbagai teori yang relevan dengan topik penelitian yang merupakan dasar konseptual dari penelitian ini. Pada beberapa bagian disampaikan pula hasil penelitian terdahulu yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Bab III:
Metodologi penelitian yang berisi mengenai desain penelitian, obyek penelitian, sumber data, dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
Bab IV:
Hasil dan pembahasan, yang berisi profil klien, analisis psikografis klien, dan rekomendasi analisis portofolio yang sesuai dengan klien.
Bab V:
Penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran untuk penelitian di masa yang akan datang.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Wealth Management Banyak ahli meyakini tidak ada satu definisi yang pasti atas wealth management
beserta produknya namun yang pasti, didalamnya mencakup jasa keuangan bagi orang kaya dan keluarganya (Maude, 2006). Wealth management merupakan salah satu bentuk perencanaan keuangan pribadi bagi HNWIs dan keluarga termasuk manajemen aset, perbankan, perencanaan estat, manajemen investasi, beserta hukum yang melingkupinya (Ting dan Yu, 2011). Tujuan dari wealth management adalah untuk dapat menjaga keberlangsungan asset dan berkembangnya aset tersebut. Menurut Hallman dan Rosenbloom (2009) produk-produk yang menjadi fokus pada bahasan wealth management adalah: -
Akumulasi modal
-
Manajemen investasi dan properti
-
Perencanaan pajak pendapatan
-
Beban biaya pendidikan
-
Perencanaan pensiun
-
Proteksi atas resiko
6
-
Perencanaan program kesehatan
-
Perencanaan estat
-
Dana sosial
-
Perencanaan bisnis
-
Dan pengelolaan keadaan tertentu
2.1.1 Proteksi terhadap Resiko Pribadi Tujuan dari proteksi terhadap resiko pribadi melibatkan resiko yang mengakibatkan kerugian seperti biaya yang timbul karena masalah kesehatan, ketidakmampuan tulang punggung keluarga dalam menghasilkan pemasukan, biaya yang berjangka panjang, kematian, dan kerugian liabilitas. Biaya perawatan kesehatan dapat berupa (i) biaya normal (ii) biaya yang berjangka waktu lebih panjang. Pos ini ditujukan untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dalam hal kemungkinan biaya yang timbul dari munculnya masalah kesehatan. Ketidakmampuan tulang punggung dalam menghasilkan pemasukan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam manajemen kekayaan karena hal ini akan berpengaruh terhadap posisi keuangan secara keseluruhan begitu pula
7
halnya dengan biaya yang timbul saat orang tersebut tidak bisa bekerja dalam waktu yang lama ataupun meninggal dunia. 2.1.2 Akumulasi Modal Terdapat banyak alasan mengapa seseorang terdorong untuk mengakumulasi modalnya. Beberapa diantaranya adalah (Hallman dan Rosenbloom, 2009): (i) Dana darurat; dibutuhkan untuk menghadapi keadaaan yang tidak diharapkan, membayar kerugian, dan untuk menyediakan cadangan atas resiko (termasuk resesi dan depresi ekonomi). Besaran dari dana darurat ini beragam tergantung berdasarkan berbagai faktor yang mendasarinya seperti pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga yang berfungsi sebagai sumber penghasilan dan pemasukan, stabilitas pekerjaan, aset, hutang, dan perilaku keluarga terhadap resiko; (ii) kebutuhan pendidikan; dikarenakan biaya pendidikan yang semakin meningkat baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, perlu dilakukan perencanaan yang tepat sesuai dengan jumlah anak dan rencana pendidikan mereka; (iii) kebutuhan hari tua; dan (iv) investasi secara umum. 2.1.3 Manajemen Investasi dan Properti Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010). Lebih lanjut dijelaskan bahwa investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan moneter investor. Kebutuhan atas jasa profesional dalam mengelola investasi dan properti sangat tergantung pada masing-
8
masing klien. Seiring dengan meningkatnya kompleksitas, ketidakpastian, dan masalah pajak, kebutuhan atas jasa professional dalam pengelolaan investasi dan properti juga meningkat. (Hallman dan Rosenbloom 2009). 2.1.4 Perencanaan Pajak Besaran pajak sangat tergantung pada besarnya pendapatan yang didapat atas usaha. Semakin besar pendapatan maka akan semakin besar pajak yang harus dibayarkan. Pajak akan mengurangi pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha/pihak terkait. Oleh karena itu para pelaku usaha akan berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak mereka 2.1.5 Perencanaan Bisnis Ketika bisnis merupakan hal yang penting bagi kekayaan seseorang dan keluarga, perencanaanya menjadi sangat penting. Beberapa hal yang termasuk dalam perencanaan bisnis adalah pemilihan entitas bisnis, operasi bisnis, perencanaan sistem kompensasi, employee benefit, dan suksesi bisnis. 2.2 Konsep Tiga Pilar Wealth Management Pengalokasian aset strategis dalam suatu portofolio merupakan salah satu hal yang utama dalam wealth management. Konsep tiga pilar dalam wealth management adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010): 1.
Proteksi dan pemeliharaan kekayaan
9
2.
Pertumbuhan dan akumulasi kekayaan
3.
Distribusi dan transisi kekayaan
2.2.1. Pilar 1: Proteksi dan Pemeliharaan Kekayaan Pilar pertama dalam wealth management adalah proteksi dan pemeliharaan kekayaan.
Proteksi dan
pemeliharaan kekayaan dilakukan dengan tujuan
menghindarkan klien dari resiko yang merugikan. Seperti yang tampak pada Gambar 2.2, terdapat beberapa alternatif untuk mengalihkan resiko: -
Insurance (asuransi)
-
Hedge (lindung nilai), dan
-
Diversification (diversifikasi)
Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengalihkan resiko. Menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia : "Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu" Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
10
Gambar 2.1.Arsitektur Manajemen Kekayaan (Tandelilin, 2010) a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu. c. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya). d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu. Klien dapat memilih jenis asuransi sesuai dengan kebutuhan dalam usahanya untuk mengalihkan resiko. Asuransi dapat berupa asuransi umum; misalnya asuransi kebakaran, asuransi kesehatan, dan asuransi jiwa. 11
Strategi lain yang dapat dilakukan oleh klien untuk melakukan proteksi dan pemeliharaan terhadap asetnya adalah dengan melakukan hedging (lindung nilai) melalui produk-produk keuangan yang termasuk dalam kategori futures, forward, options, maupun swap.
Gambar 2.2. Pilar 1: Proteksi dan Pemeliharaan Kekayaan ( Tandelilin, 2010)
Option dan futures adalah bentuk surat berharga yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market). Nilai dari option dan futures merupakan jabaran dari surat
12
berharga lain yang terkait (Hartono, 2010). Option merupakan suatu perjanjian antara penjual option (seller/writer) dengan pembeli option (buyer) dimana penjual menjamin hak dari pembeli untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Sedangkan futures merupakan perjanjian antara penjual dan pembeli yang menyatakan bahwa: (i) pembeli setuju untuk membeli dari penjual dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu; dan (ii) penjual setuju untuk menjual komoditi tertentu kepada pembeli dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu (Tandelilin, 2010). Bahasan terakhir dari pilar pertama wealth management adalah diversifikasi. Diversifikasi penting dilakukan untuk mengurangi resiko investasi yang dilakukan oleh investor (Tandelilin, 2010). Diversifikasi oleh investor dapat dilakukan dengan membentuk portofolio berisi banyak aktiva, membentuk portofolio secara random, atau diversifikasi degan metode Markowitz (Hartono, 2010). Diversifikasi random terjadi ketika seorang investor secara acak menginvestasikan dananya pada berbagai saham yang berbeda atau pada berbagai asset yang berbeda. Investor tidak terlalu memperhatikan karakteristik-karakteristik asset yang bersangkutan dalam diversifikasi random dan investor berpendapat bahwa semakin banyak banyak jenis asset dalam portofolio maka semakin banyak manfaat pengurangan resiko yang didapat (Tandelilin, 2010). Investor tidak boleh mengabaikan informasi mengenai karakteristik asset-aset yang akan diikutsertakan dalam portofolio agar dapat mengoptimalkan manfaat pengurangan resiko atas investasi. Diversifikasi berdasarkan model Henry Markovitz
13
bersandar pada temuan Markowitz bahwa return asset berkorelasi antara satu dengan yang lainnya dan tidak independen satu sama lain sehingga resiko portofolio bukan merupakan penjumlahan seluruh resiko asset dalam portofolio melainkan juga harus mengikutsertakan efek keterkaitan antar return asset tersebut (Tandelilin, 2010).
2.2.2. Pilar 2: Pertumbuhan dan Akumulasi Kekayaan Pilar kedua wealth management mencakup pentingnya perencanaan pajak dan perencanaan investasi yang tepat. Perencanaan pajak menjadi penting karena manfaat hasil investasi akan optimal dengan besaran pajak yang tidak begitu besar. Untuk itu wealth management berusaha untuk mengelola pajak agar pajak yang dibayarkan oleh klien ada pada level minimal. Menurut Hartono (2010), investasi aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan cara membeli langsung dari suatu perusahaan baik melalui perantara maupun tidak sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham pada sebuah perusahaan yang memiliki portofolio aktiva keuangan dari perusahaan lain. Lebih lanjut dijelaskan bahwa investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung dapat pula dilakukan dengan membeli aktiva keuangan melalui bank komersial.
14