Kiat-Kiat Memilih Pasangan Menuju Perkawinan Bahagia Disusun Oleh: Faizah Ali Syibromalisir
A.
Pendahuluan pada laporan indeks pembangunan manusia (IPM) 2011 yang dirilis unite nation 0,617 dan developmenl program (I-INDP), Indonesia dinyatakan hanya mendapatkan angka keberhasilan pembangunan merosot jauh keposisi lZ4 dari 187 rregara.IPM merupakan ukuran ekonomi, nasional suatu bangsa dengan melihat tiga indikator utama, yakni pembangunan Negara-Negara ASEAN, kesehatan, dan pendidikan. Dengan peringkat seperti diatas, dilingkup (33), Malaysia (61), Indonesia hanya menempati posisi keenam dibawah singapura (26), bruney Thailand (103), dan Filipina (ll2). Indonesia hanya lebih baik ketimbang Negara-negara (0,523) dan terbelakang di Asia Tenggara seperti vietnam (0,593), laos (0,524) kamboja Myanmar (0,483). Tiga faktor yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu pembangunan bangsa, yaitu ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, merupakan hal yang sangat mendapat perhatian manusia itu sendiri, dalam Islam bahkan dianggap sebagai faktor penting dalam pembangunan "barang siapa sebelum pembangunan bangsa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: diantara kamu bangun dipagi hari dengan perasaon aman, sehat tubuhnya dan cukup kenikrnatan persediaan makanan pokolcnya untuk hari itu, seakan-akan ia telah diberi semua
dunia" (HR.Tirmidzi). diatas adalah Tentu saja menurut bayangan penulis, sosok manusia yang dimaksud hadis perasaan bebas dan manusia yang memiliki kepribadian yang baik , manusia yang memiliki tekanan dan beban hidup, merdeka dari berbagai rasa ketakutan, jiwanya tidak terpengaruh oleh ekonominya juga manusia dengan tauhid yang bersih, sehingga ia bisa hidup sehat . Disisi lain keadaan tercukupi meskipun hanya cukup untuk hari itu saja. Namun hadis ini menggambarkan
Sebuah perasaan orang itu "seaknn-akan ia telah diberi semua kenilvnatan dunia." pencipta ' penggambaran dari perasaan seseorang yong mampu bersyukur kepada sang Tentu saja manusia dengan kriteria tersebut diatas tidak terbentuk secara alami, tapi insaniyah melalui melalui berbagai proses panjang , yang hanya dapat dicapai melalui tarbiyah manusia itu sendiri. pendidikan yang menyeluruh dan bukan sebagian saja. Pembentukan sosok pembentukannya sudah seperti tersebut diatas bukan hanya dimulai sejak manusia itu lahir, tapi dimulai jauh sebelum terbentuknya ikatan perkawinan yang menyebabkan lahirnya sosok manusia dengan kriteria tersebut diatas. pasangan (calon Sebenarnya banyak sekali tuntunan agama yang memandu kita mencari istri atau calon suami) yang akan dijadikan patner untuk menciptakan keluarga yang bahagia, pangan dan harmonis, damai sejahtera. keluarga yang berkwalitas yang tercukupi sandang,
"Membangun Keluarga Bahagia, Mewujudkan Disampaikan dalam acara Seminar Pendidikan Pra Nikah oleh Pusat Studi Gender dan Anak diselenggarakan 2014yang Generasi Berkualitas" pada hari Rabu, l7 September Jakarta (PSGA) UIN Syarif Hidayatullah
I
papannya secara memadai dan secara batin, yaitu keluarga yang memiliki perasaan aman, tentram dan damai. Keluarga semacam ini akan melahirkan generasi yang berkwalitas, yang menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang bermartabat, punya kehormatan dan harga diri ketika berhadapan dengan bangsa-bangsa lainnya. Namun disisi lain kenyataan di masyarakat menunjukan fakta yang berbeda yaitu meningkatnya angka perceraian tahun demi tahun, dimana diantara pemicunya adalah KDRT suami terhadap istri atau sebaliknya. Perceraian terjadi mungkin karena kurang memahami arti sebuah perkawinan dalam agama dan tujuannya. Sedangkan penyebab mengapa seorang suami tega melakukan tindak kekerasan pada perempuan yang dikawini antara lain adalah pertama citra diri yang buruk pada laki-laki, karena rendahnya pendidikan mereka,2 kedua pandangan terhadap perempuan yang stereotip yaitu perempuan pasif dan dapat dikendalikan. Ketiga warisan dari keluarga. Seorang pria bisa melakukan kekerasan fisik terhadap pasangannya jika memiliki pengalaman masa kecil yang buruk, bisa berupa anak tersebut yang mengalami sendiri atau ia menyaksikan kekerasan yang dilakukan ayahnya terhadap ibunya. Makalah singkat ini ditulis bukan untuk membahas bagaimana membentuk keluarga sakinah , tapi akan membahas bagaimana mencari pasangan yang sesuai dengan konsep Islam sehingga tercipta keluarga yang sakinah, berkwalitas, yang akan melahirkan anak-anak yang juga sakinah dan tangguh.
B. Tujuan perkawinan Menikah dan membangun keluarga adalah naluri dasar manusia. Sebagai mahluk, manusia ditakdirkan memiliki pasangan atau berpasangan. Sejak muda naluri untuk berpasangan tumbuh dan mendorong pelakunya berupaya bertemu dengan pasangannya. Itulah ketetapan Ilahi:" Segala sesuatu telah kami ciptakan berpasang-pasongan supaya kamu mengingat ( kebesaran Allah)" ( QS adz -Dzariat [51]:49. Berikut ini beberapa tujuan perkawinan terkait dengan judul tulisan ini diantaranya: 1. Fungsi Reproduksi
Allah SWT berpesan kepada para suami dalam QS. al-Baqorohayat223:
Ste;ij;:s"6t
L;t;*.
Artinya : "Istri-istri komu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah (garaplah) tanah tempat bercocok tanam kamu ,kapan dan bagaimana saia knmu kehendaki".
' Kh,nus untuk sektor pendidikan, data menunjukkan bahwa ruta-rata lama bersekolah orang Indonesia ditahun 2010 hanya sekitar 5,7 tahun dan tahun 20ll hartya 5,8 tahun. Atau rata-rata hanya'hampir' lulus sekolah dasar (SD) sementara itu, data BPs 2010 menunjukkan bahwa 52 persen tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan SD atau tidak tamat SD, dan 20 persen berpendidikan SMP atau tidak tamat. Artinya, 72 persen dari tenaga kerja Indonesia berdaya saing rendah akibat keterbatasan pada akses pendidikan. Padahal anggarran pendidikan telah mencapai 20 persen atau Rp. 246 trilliun dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang ada.
Untukdapatmemanenhasilyangbaik,seorangpetanitentuharusmenggarapladangnya
denganbaik,memilihbenihyangbaikdanmemberipupukyangtepat,sehingga yang diperoleh dari ayat pertaniannya berlimpah' Pesan tanahnya menjadi subur dan hasil kalau menginginkan harus pandai-pandai memilih pasangan,
ini adalah seseorang itu
keluarganyabaik,harmonisdanmemberiperasaansakinahmawaddahdanrahmah, dari buah yang lezal' maka yang diharapkan kalau yang diharapkan dari petani adalah
pasanganadalahanakyangsehatdan.kuat,berimandanbeitaqwasertadapat menghadapi berbagai tantangan hidup 2. Fungsi keagamaan yang lebih kokoh untuk kehidupan bersama Menurut Quraish Shihab, tidak ada fondasi
melebihinilai-nilaiagama.Karenaitunilai-nilaiagamaharusmenjadilandasansekaligus yang hidup berkeluarga. Hadist Nabi SAW.,,, Siapa menjadi pupuk yang menyuburkan separuh imannya, maka hendaklah ia menikah, maka ia telah menyempurnokon At-Thabaram)' Dalam perkawinan suami memelihara diri pada setengah srs)nya'(HR nilai-nilai eigama dan saling berpesan untuk tidak istri harus saling menumbuh suburkan dari keluarga itu sendiri harus menjadi perisai terjerumus dala; dosa. Bahkan kehidupan cucu nilai- nilai agamadiwariskan kepada anak aneka kemungkaran. Melalui keluarga 3. Fungsi Sosial BudaYa Fungsiinidiharapkandapatmengantarseluruhanggotakeluargamemeliharabudaya dapat bangsa dan kelestarian budaya, hanya bangsa dan memperkayanya. Ketahanan semua yang antara lain diwujudkan dengan upaya tercapai melalui ketahanan keluarga ,nu'.rf, mempertahankan nilai-nilai luhur anggota keluarganya untuk menegakkanJung yang terbaik dari apa yang datang dari masyarakat serta kemampuan m.ry.l.kri
masyarakatyanglain.Ajaranlslamsecarategasmendukungsetiaphalyangdinilai lagi sejalan dengan nilai-nilai agama' Al-Qur'an masyarakat sebagai sesuatu yang baik bahkan ada satu pribadi mengemban tugas memerintahk* Igu, ada satu kelompok, fungsi ini mmerupakan ma,ruf dari keluarga masing-masing, maka menyebar luaskari salah satu fungsi utama keluarga' 4. Fungsi Pembinaan Lingkungan
tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Manusia adalah mahluk social yang yang dapat menjadi positif atau negatif yang Lingkungan adalah satu kekuatan mempengaruhianggotakeluarga.Keluargapundapatmemberipengaruhnyaterhadap memiliki kemampuan menempatkan diri secara lingkungannya. t<etuarga diharapkan dengan kondisi sosial masyarakatnya' Keluarga serasi, selaras dan seimbang sesuai positif' pembinaan lingkungan yang sehat dan diharapkan dapat berpartisipasi dalam sesuai dengan nilai ajaran agama dan lahir nilai dan norma-nofina luhur yang sehingga
budaYa masYarakat'
dewasa ini dan itulah yang menjadi tanggung Itulah fungsi-fungsi keluarga yang didambakan tatggamereka'3 Berikut ini akan dipaparkan jawab suami-istriurl* aiwujudt
Hati' Jakarta: 2005' M. Quraish Shihab, Perempuan' Lentera
kiat-kiat memilih pasangan yang dianjurkan agama dalam rangka membangtur keluarga bahagia dan sejahtra.
C. Memilih
Pasangan
Membangun dan membina keluarga yang terdiri dari suami dan istri, memerlukan perhatian. Karena pembangunan keluarga selain berhubungan erat dengan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, juga berhubungan dengan kwalitas anak yang akan dilahirkan dari keluarga tersebut.
Berikut ini diuraikan penjelasan tentang kriteria calon istri dan calon suami: 1. Asas pemilihan calon isteri Dalam pemilihan calon isteri ada beberapa criteria diantaranya: a. Pemilihan atas dasar agama Rasulullah saw. memberikan tuntunan kepada lelaki yang ingin menikah agar memilih isteri yang taat berpegang kepada agama, hingga ia tahu hak dan kewajibannya sebagai istri dan ibu, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
"Wanita diniknhi karena empat sebab; karena hartanya,
keturunannya,
kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang berpegang kepada agarna agar kamu selamat". (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) Kecantikan, keturunan dan harta termasuk kriteria dalam pemilihan jodoh. Allah menjadikan manusia secara fitrah menginginkan kecantikan. Oleh sebab itu dalam hal rnemilih jodoh, kebanyakan kaum lelaki lebih mengutamakan kecantikan dari syaratsyarta lain. tidak mengherankan kalau terdapat banyak lelaki yang tertipu karena kecantikan seorang wanita dan akhirnya terjatuh ke lembah kehinaan. Begitu juga jika
itu
didasarkan pada kekayaan dan keturunan, kemungkinan besar a kekayaan dan keturunan itu akan menjadikan manusia angkuh dan sombong. Wanita yangtaat beragama pasti berakhlak mulia. Ia adalah wanita yang senantiasa menjaga kehormatan dirinya dan menjaga prilakunya di hadapan teman-temannya. Namur dikalangan orang Arab ada sifat-sifat wanita yang tidak terpuji, sehingga harus dijauhi dari menikahinya. Sifat-sifat itu adalah: l) Anndnah: Wanitayang senantiasa mengeluh 2) Manndnoh: sttkamengungkit perbuatannya terhadap suami 3) Hanndnaft: berselingkuh. 4) Hadddqah: pintar membujuk dan merayu ketika menginginkan sesuatu, sehingga suami terpaksa selalu memenuhi keinginannya' 5) Barrdqaft: selalu sibuk berhias diri dan bersolek tanpa memperhatikan tugasnya perkawinan
sebagai ibu dan anak.
6)
a 5
Syadddqah
: terlalubanyak
bicaras
Huzaimah T Yanggo, Hukum Keluarga dalam Islam, h.768 A-San'6ny, subul as Salam, Jilid III, h. I I I
b.
Karena keturunannYa
kerukunan dalam wanita yang berasal dari keturunan yang baik akan melahirkan
perempuan yang cantik, tetapi rumah tangga. Rasulullah saw. melarang mengawini dalam lahir dari asal keturunan yang tidak baik. Rasulullah saw' mengingatkan hadisnya:
,,waspadalah kamu terhadap sayur yang tumbuh ditimbunan kotoran binatang' dengan sqyur yqng seseorang bertanya: ll'ahai Rasulullah, apa yang dimahsud Wanita yang cantik tapi tumbuh ditimbunan kotoran binatang? Rasulullah berkata: 6 al Ddraquthni dari al- waqidy)' (Riwayat baik". tidak yang turunan dari berasal Sehat jasmani kesehatan alat reproduksi dan pada Kesehatan ibu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak yang dilahirkannya' d. Menghindari perkawinan dengan kerabat yang terdekat kaitan dengan nasab dan Dalam memilih jodoh, diutamakan wanita yang tidak ada menjamin keselamatan jasmani keluarga. Tujuannya untuk menjaga kecerdasan anak, bahwa sunnah dari penyakit menular dan cacat keturunan. Al Syafi'i mengatakan menyebutkan sebab dari tujuan hukumnya mengawini wanita asing dan al Zanjam qabilah-qabilah karena saling perkawinan ialah untuk mengadakan hubungan dengan membantu dan tolong menolong'7
2. Asas Pemilihan Calon Suami a. Agama dan akhlak
b.
c.
dalam menentukan pasangan Agama dan akhlak harus dijadikan sebagai dasar utama yang akan dijadikan suami sesuai dengan sabda Nabi saw': ,,Apabila datang kepadamu Seorong yang kamu senangi agama don akhlalcnya, jika tidak, niscaya akan maka knwinkanlah dia dengan anak perempltanmu, kerusakan yang mendatangkan fitnah di bumi ini dan aksn menimbulkan Hakim dari Abi Hurairah) mengerikan " (Riwayat al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al Sehatjasmani penyakit seperti gila calon suami yang dipilih adalah laki-laki yang tidak mempunyai diatas, tidak dapat melakukan dan impotent. f-Jaki yang menderita penyakit tersebut jasmani yang mampu fungsinya sebagai suami.8. Hanya manusia yang sehat
memberikan kemampuan terbaiknya untuk keluarganya Betanggungjawab pasangan, karena Sifat "bertanggung jawab harus menjadi perhatian ketika mencari ia yang akan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap
pedoman, karena keturunan yang tidak baik terkadang Hadis ini meskipun dhaif, sebaiknya dijadikan ulama hadis dhaif dapat dijadikan pedoman dalam hal bukan dapat menurun kepada anak 9u9ut -Mglurul,Jumhur u
hukum, yaknififadhdil al 'amdL et_ct uruti, ilryo Uu* al-Din, (Beirut: Dar
menentukan "'--'-"-i 8
Al-sayid Sabiq Fiqh Sunnah, Jilid II, h' 20
al Ma'rifah, t.th.), Juz II, h. 38
kesejahteraan keluarganya. Faktor ekonomi ikut memiliki peran besar bagi kelangsungan rumah tangga yang harmonis. Hak nafaqah adalah hak mutlak suami yang harus diberikan kepada isteri baik sandang, pangan ataupun papan. Dalam arti lain, suami memiliki kewajiban untuk memberikan biaya rumah tangga, dan semua keperluan isteri dan anak dan berbagai keperluan lainnya. Suami dalam fungsinya sebagai pemimpin keluarga bertanggung jawab kepada 'Allah atas kesejahtraan dan kebahagiaan pasangannya lahir batin dan dunia akhirat. Allah SWT berfirman :
**A'^i j,.u4,ei * O;(rEJA$ btrr.ia.:rF // '&:rl.t Artinyo:"
kantm
lakiJaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagion mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (aki-laki) telah mena/kahkan sebagian dari harta
'
(Qs an-Nisa4134) Imbalan dari kepemimpinan laki-laki adalah ketaatan istri kepada sumi. Istri yang shalihah tentu mentaati suaminya yang berperan menjadi kepala rumah tangga. Layak di ingat ketaatan disini tentu terkait dengan hal-hal yang dibolehkan agama. Diluar ajaran agama tentu tidak ada lagi ketaatan, meskipun perintah itu datang dari suami. Sebab Rasul bersabda: "Tidak ada ketaataan pada seorang mahluk pun pada hal-hal yang menyalohi perintah Allah. " Ketaatan istri yang tulus adalah bentuk penghormatan yang haqiqi dari seorang istri terhadap suaminya sebagai imbalan dari sikap qowwam suami kepada istri. Sifat qowwam dalam ayat ini terkait dengan pemenuhan tanggung jawab seorang suami kepada istrinya. Suami dianggap tidak qowwam jika sikap dan tanggung jawabnya tidak sempurna atau tidak berkesinambungan. Dengan kata lain tidak ada ketaatan tanpa adanya sikap suami untuk melindungi istri dari berbagai bahaya, baik yang mengancam dirinya atau yang mengancam keutuhan keluarga mereka. Tidak ada ketaatan tanpa tanggung jawab memberi nafkah, kecuali jika suami memang karena suatu hal seperti sakit atau menjadi korban pemutusan hubungan kerja, menjadikan dirinya tidak mampu memberi nafkah istrinya secara wajar. Hal ini tentu berbeda dengan sikap dan situasi suami yang dengan sengaja tidak mau menafkahi istrinya, baik karena kekikiranriya atau ada niat-niat tertentu yang disembunyikannya dari pasangannya untuk memperkaya diri sendiri atau untuk hidup dengan perempuan lain yang lebih muda, setelah pasangannya lanjut usia, atau karena kemalasannya mencari nafkah, padahal fisiknya kuat dan sehat mereka.
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam hal memilih jodoh, Islam telah meletakkan panduan-panduan yang jelas bagi lelaki dan perempuan untuk mendapatkan pasangan hidup yang dianggap sesuai menurut tuntutan agama.
Agama menjadi dasar pertama diantara syarat-syarat lain sangat dan penting diperhatikan dalam pemilihan jodoh. Dengan berpegang kepada agamq suami akan bisa berinteraksi dengan baik dengan istrinya meskipun dalam keadaan yang tidak harmonis. (mu'sharah bi al ma'ruf')
@
ti+ w *'fri ja,r ci
1
;* oi #'#*;
$1r'ja :\ e;ic,r
Artinya: "dan bergaullah dengan mereka secaro patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. " QS. an-Nisa' 4ll9:
At-Thabari menyatakan bahwa mu'asyarah bil ma'ruf pada prinsipnya adalah beratrlak yang baik kepada istrinya dan memperlakukannya sesuai dengan tuntunan agama dan apa yang berlaku di masyarakatnya, dengan cara memberikan hak-haknya. Pendapat ini didukung oleh as Suyuti, dimana ia menyatakaan bahwa "Pergaulan yang baik antara suami istri harus dimaknai dengan perkataan yang baik pemenuhan nafakah dan menyediakan tempat tinggal (Tafsir Jalalain).
Imam Ghazali menulis "Ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan perlakuan baik terhadap istri, bukanlah tidak mengganggunya, tapi bersabar dalam kesalahannya, serta memperlakukannya dengan kelembutan dan maaf, saat ia menumpahkan emosi dan kemarahannya.
Contoh mu'asyarah bil ma'ruf yang nyata kita dapatkan dalam pergaulan Rasulullah kepada istri-istrinya yaitu: Ia senantiasa mempergauli mereka dengan sangat baik, selalu menampakkan muka manis dan berseri-seri, bersenda gurau dan bercanda dengan mesra, memberi nafkah dan mempercayakan seluas-luasnya tentang pengelolaan keuangan keluarga kepada istri bahkan bermain dengan istri, mengajaknya lomba lari, tidur bersama dalam satu selimut, dan menyempatkan diri berhubungan sebelum tidur.e Perintah untuk mempergauli istri dengan ma'ruf bukan hanya ditujukan kepada istri yang dicintai tapi juga kepada istri yang tidak dicintai. Hal ini dikatakan oleh Sya'rawi dalam tafsirnya dimana ia membedakan antara mawaddah yang seharusnya menghiasi hubungan suami istri, dengan sikap ma'ruf yang diperintahkan. Mawaddah pasti disertai dengan rasa cinta sementara ma'ruf tidak harus demikian
D. Pendidikan Bagi Calon Ibu Dan Calon Ayah Pembentukan keluarga bahagia itu dapat dimulai dengan peningkatan
kemampuan
melalui pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Islam dipandang sebagai suatu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan suluh penerang kehidupan sekaligus nafas peradaban. Begitu banyak ayat yang membicarakan akan keutamaan ilmu. Firman Allah:
"katakanlah; "adaksh sama orang-orang yong mengetahui dengan orqng yqng tidak mengetahui? " sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerimo pelajaran". (QS AzZumar:9). Rasulullah SAW bersabda: "barong siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maks ia berada dijalan Allah sampai ia kembali" (HR. Turmudzi).
Pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang menyeluruh (atlanmiyah qsysyumuliyah), yang didasarkan pada konsep robbani. Konsep yang tidak hanya terpaku kepada pembangunan aspek keduniaan dan materi saja, tetapi juga aspek ruhiyah dan akhirat. Islam tidak pernah memisahkan keduanya. Konsep yang mengajak kepada toleransi, keadilan dan keseimbangan antara kepentingan individu tanpa melupakan kepentingan bersama. Korsep yang menghadirkan rasa tanggung jawab. Keseimbangan dan keselarasan attara ruh dan jasad, antara ilmu dan akhlak, akan melahirkan anak-anak generasi bangsa yang berkwalitas. namun apayang dipaparkan diatas nampaknya belum cukup untuk membentuk keluarga bahagia, apalagi dengan hanya mengandalkan ilmu yang didapat semasa kuliah, tidak serta merta menjamin kita menjadi orang tua yang sukses dan bijak.
Seandainya ada sekolah khusus untuk calon ayah dan calon ibu, tentu akan menyenangkan sekali. Di mana mereka bisa menimba pengetahuan tentang berbagai hal yang berkenaan dengan anak, yang mungkin belum mereka kenali sama sekali. Padahal anak kita adalah benih yang akan berkembang. Baik buruknya nanti, tergantung bagaimana kita merawat benih itu. Ia adalah aset masa depan, bukan hanya untuk dirinya, tapi agame. keluarga dan bangsanya. Bahkan ia menjadi penyambung tali kebahagraan kedua orang tuanya didunia dan kelak di akhirat. Mengingat itu semua, rasanya sekolah orang tua menjadi kebutuhan kita. Lalu, dimanakah kita bisa menemukannya? Ternyata jawabannya ada disekitar kita. Karena sekolah orang tua adalah sekolah kehidupan, yang kita pelajari sampai akhir hayat. Materi pelajaran yang kita dapat dari orang yang lebih dulu jadi orang tua sebelum kita yang berhasil membentuk keluarga bahagia dan menjadikan anak-anak mereka sukses dalam pendidikan, karir dan kehidupan. Kita juga bisa belajar dari media informasi yang semakin maju, bahkan celoteh anakanak kita yang berbeda karakter menjadi guru 'murni' yang jauh dari manipulasi. Sekolah kehidupan adalah sekolah bagi orang tua yang mau belajar. Mereka yang mau membuka mata hati lebar-lebar dan hanya mempraktikkan materi pelajaran yang positif, niscaya akan mendapatkanapa yang mereka harapkan yaitu keluarga bahagia dan anak-anak yang berkwalitas.