JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN ASEAN (STUDI PADA BANK UMUM INDONESIA, THAILAND DAN FILIPINA) Anggun Wahyuni Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Sukirno Dosen Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Asean (Studi Pada Bank Umum Indonesia, Thailand Dan Filipina). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan industri perbankan Indonesia dengan negara ASEAN lainnya (Thailand dan Filipina) menggunakan indikator RGEC. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan di Indonesia, Thailand dan Filipina. Pemilihan sampel menggunakan metode judment sampling. Seluruh sampel terdiri dari 3 bank di Indonesia, 3 bank di Thailand dan 3 bank di Filipina. Total sampel sebanyak 36 data termasuk didalamnya adalah sampel dengan periode 4 tahun (2011, 2012, 2013 dan 2014). Model statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan uji parametrik one-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh indikator rasio keuangan perbankan Indonesia adalah signifikan berbeda dengan kinerja keuangan perbankan kedua negara ASEAN, kecuali rasio CAR. Rata-rata rasio keuangan perbankan Indonesia lebih baik dibandingkan dengan rata-rata tiga negara ASEAN lainnya pada rasio NPL, ROA, NIM dan CAR sedangkan rasio LDR menunjukkan lebih baik rata-rata negara ASEAN lainnya. Kata kunci:
Kinerja Keuangan Perbankan, ASEAN, RGEC, NPL, LDR, ROA, NIM, CAR
Abstract : Comparative Analysis Of The Asean Banking The Financial Performance (Studies On Commercial Bank Indonesia, Thailand And The Philippines. This study aims to compared of the financial performance of the Indonesian banking industry with other ASEAN countries (Thailand and the Philippines) using indicators RGEC. This studi was an comparating research. Population in this research was banking industry in Indonesian, Thailand and the Philippines. The sample selection using judment sampling methods. The whole sample consisted of three banks in Indonesia, 3 banks in Thailand and 3 banks in the Philippines. The total samples of 36 of data including the sample with a 4year period (2011, 2012, 2013 and 2014). Statistical models were used to test the hypothesis using ANOVA; parametric test one-way. The results showed that all indicators of the Indonesian banking financial ratios are significantly different. It is compared to the financial performance of banks both ASEAN countries, except CAR. The average financial ratios Indonesian banks is better than the average of the three other ASEAN countries in ROA, NIM, NPL and CAR ratio, while LDR better showing an average of other ASEAN countries. Keywords: Financial Performance Banking, ASEAN, RGEC, NPL, LDR, ROA, NIM, CAR
1
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 perantara mempunyai peran yang besar dalam
PENDAHULUAN Era
globalisasi
ditandai
dengan
menggerakkan sektor riil. Kondisi bank yang
dunia.
tidak stabil tentu dapat memberikan dampak
dunia
dan
yang buruk bagi sektor ekonomi. Bank sentral
informasi
yang
masing-masing negara ASEAN terus berupaya
semakin meluas akan berpengaruh pada dunia
melakukan pengawasan dan pembaharuan
perbankan nasional dan pertumbuhan ekonomi.
regulasi untuk mendorong industri perbankan
Perdagangan
agar selalu dalam keadaan sehat.
menyatunya
negara-negara
Terbukanya
perdagangan
perkembangan
teknologi
bebas
di
regional
maupun
internasional merupakan awal dari dimulainya
Pada kuliah umum Deputi Gubernur
era globalisasi ekonomi. Di sisi lain, perbankan
Senior
memiliki
kesiapan perbankan dalam menghadapi MEA
peranan
besar
karena
peranan
Bank
Indonesia
lembaga keuangan tidak bisa dipisahkan dari
2015,
dunia usaha selain itu pertumbuhan ekonomi
menunjukkan kemajuan yang baik, yaitu
juga akan mengalami kenaikan dengan adanya
dengan jumlah bank yang tidak banyak,
berbagai kerjasama antar negara. Negara-
namun terdapat bank yang go international
negara yang tergabung dalam The Association
seperti Bangkok Bank. Sedangkan perbankan
of
(ASEAN)
Filipina dilihat dari rasio Non Perfoming
beranggotakan 10 negara, yaitu: Indonesia,
Loans ratio (NPL) dinilai masih lebih tinggi
Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei
yaitu
Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Indonesia lebih rendah yaitu 1,9%. Berbeda
Kamboja. ASEAN dibentuk pada tanggal 8
dengan kondisi perbankan di kedua negara
Agustus
utama
tersebut, perbankan di Indonesia dinilai belum
membentuk kawasan Asia Tenggara menjadi
mampu bersaing secara maksimal. Dalam 10
kawasan yang aman. Salah satu kerjasama
bank terbesar di ASEAN, hanya bank Mandiri
masyarakat
diresmikannya
yang mampu masuk dalam jajaran tersebut.
ASEAN Economic Community (AEC) atau
Sementara itu bank BRI dan Bank BCA masih
diartikan
berada di dua puluh besar. Namun demikian,
Southest
Asian
1967,
Nations
memiliki
ASEAN
sebagai
yaitu
tujuan
Masyarakat
Ekonomi
ASEAN (MEA).
dimana
menyampaikan
2,4
%
perbankan
dibandingkan
Thailand
perbankan
perbankan Indonesia memiliki peluang yang
Salah satu sektor yang berpengaruh
besar untuk meningkatkan kapabilitas dan
dalam AEC adalah industri perbankan, karena
pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto
peranannya
nominal
keuangan dibutuhkan
sebagai yang
perantara
semakin
untuk
lembaga
penting
kelancaran
dan
pendapatan
Indonesia perkapita
yang
positif
Indonesia
dan yang
kinerja
mengalami pertumbuhan yang cukup stabil
perusahaan. Sektor perbankan sebagai lembaga
berdasarkan data World Bank tahun 2013. 2
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Selain itu,
Perbankan Indonesia juga
tersebut terlihat perbankan Indonesia belum
memiliki modal yang cukup bagus untuk
terlalu kuat sebagai penyangga perekonomian
bersaing dalam MEA, hal tersebut terlihat dari
Nasional dengan APBN Rp 2000 triliun dan
masuknya Bank Mandiri sebagai salah satu
GNP mendekati USD 500 miliar.
bank yang masuk dalam daftar Top 500
Dari alasan-alasan yang telah diuraikan
Banking Brands. Bank Mandiri terpilih
diatas, sehingga sewajarnya perbankan di
dengan nilai valuasi merek sebesar US$ 1,658
Indonesia
miliar, nilai ini lebih kecil dibandingkan
menciptakan kinerja keuangan yang sehat.
valuasi merek negara Thailand dan Filipina
Dalam pasar bebas ASEAN, persaingan
(Ade Gunawan: 2014).
global pasar perbankan antar negara berjalan
Pengukuran
berbenah
diri
untuk
keuangan
sangat ketat sehingga upaya mendorong
menggunakan rasio-rasio keuangan dalam
efisiensi sektor perbankan yang berdaya saing
RGEC sangat penting untuk mengetahui
tinggi harus terus dilakukan agar tidak
seberapa
tertinggal dengan negara lain.
besar
kinerja
mulai
kemampuan
perbankan
bersaing
perbankan
lainnya.
dengan
perusahaan perusahaan
Kekuatan
Penelitian
sektor
ini
membandingkan
berusaha kinerja
untuk keuangan
perbankan Indonesia tergolong kecil jika
perusahaan perbankan melalui analisis rasio-
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
rasio keuangan untuk mengetahui seberapa
Hal tersebut dilihat dari jumlah perbankan
jauh perbedaan kinerja keuangan perusahaan
Indonesia yang masuk listing 15 di ASEAN
perbankan Indonesia dengan perusahaan
hanya tiga, yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat
negara ASEAN lainnya, terutama Thailand
Indonesia (BRI), dan Bank Central Asia
dan Filipina. Hal
(BCA). Dari sisi permodalan, Bank Mandiri
kesamaan
peringkat delapan dengan modal US$ 7,3
dimana ketiga negara tersebut sama-sama
miliar, diikuti BRI peringkat 10 dengan modal
menyandang
US$ 6,5 miliar, dan BCA peringkat tiga belas
Kinerja keuangan perbankan yang dilakukan
dengan modal US$ 5,3 miliar, bahkan
dengan pendekatan analisis RGEC dari
gabungan ketiga bank ini masih dibawah
laporan keuangan perbankan di tiga negara
modal DBS. Berkaitan dengan kapitalisasi
ASEAN, dimana masing-masing negara
pasar, BCA peringkat ke enam senilai US$
diambil tiga bank yang memiliki core
19,4 miliar, diikuti Bank Mandiri peringkat ke
business (bisnis inti) dan market (pasar) di
delapan senilai US$ 15,1 miliar, kemudian
jalur yang sama. Hasil perbandingan tersebut
BRI peringkat sepuluh dengan nilai US$ 14,7
akan menjadi stimulus bagi perbankan untuk
miliar. (www.kompasiana.com) Dari data 3
level
tersebut
dikarenakan
perekonomian
gelar
negara
nasional,
berkembang.
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 saling berkompetisi dalam mencapai kinerja
METODE PENELITIAN
keuangan yang optimal. Rochmawan
Penelitian ini merupakan penelitian
(2004)
melakukan
komparatif. Penelitian komparatif merupakan
penelitian tentang analisis indikator kinerja
penelitian
keuangan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
perbankan
ASEAN
(Studi
yang
Perbandingan Indonesia, Malaysia, Thailand,
ini
Filipina 2000-2002), menunujukkan bahwa
merupakan
seluruh
berlandaskan
indikator
keuangan
perbankan
adalah
bersifat
pendekatan metode pada
membandingkan.
kuantitatif penelitian
filsafat
yaitu yang
positivisme,
Indonesia adalah signifikan berbeda dengan
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
kinerja keuangan perbankan ketiga negara
sampel
ASEAN, kecuali rasio ROA dan ROE. Rata-
menggunakan instrument penelitian, analisis
rata rasio keuangan perbankan Indonesia lebih
data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan
baik dibanding rata-rata empat negara ASEAN
tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan
lainnya yaitu untuk rasio CAR, NPL, ROL,
(Sugiyono, 2009: 8)
LOA, ROE dan AGR, sedangkan CCA, RRA,
tertentu,
pengumpulan
data
Populasi dalam penelitian ini adalah
EEA, LDR, dan ROA menunjukkan lebih baik
perusahaan-perusahaan
rata-rata empat negara ASEAN lainnya. I Gusti
Indonesia, Thailand dan Filipina antara tahun
Ayu Purnamawati (2014) melakukan penelitian
2011-2014.
tentang analisis komparatif kinerja keuangan
dilakukan dengan metode judgement sampling
perbankan ASEAN setelah krisis global,
yaitu merupakan teknik pengambilan sampel
menunjukkan
perbedaan
yang dilakukan berdasarkan kriteria yang
signifikan antara indikator ROA, ROE dan
ditetapkan terhadap elemen populasi target
LDR di tiga negara dan tidak terdapat
yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah
perbedaan indikator
penelitian.
Indonesia,
bahwa
terdapat
CAR
Thailand,
antara negara
dan
Pemilihan
Kriteria
perbankan
sampel
tersebut
di
penelitian
diantaranya
Malaysia.
perusahaan yang memiliki core business (bisnis
Berdasarkan latar belakang masalah diatas
inti) dan market (pasar) di jalur yang sama di
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
negara Indonesia, Thailand dan Filipina,
perbesaan kinerja keuangan perbankan di
perusahaan yang masuk dalam kategori 3 bank
Indonesia, Thailand dan Filipina ditinjau dari
terbesar dalam periode 2011-2014 serta telah
aspek risk profile, earning dan capital.
menerbitkan
laporan
keuangan
tahunana
(annual report) pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014.
4
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Tabel 1. Sampel Penelitian NO
NAMA BANK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bangkok Bank Siam Commersial Bank Krung Thai Bank Bank De Orobank Metrobank Bank Of The Philippine Island
NPL = NEGARA ASAL
πΎπππππ‘ ππππππ πππβ πππ‘ππ πΎπππππ‘
π₯ 100%
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar kualitas aktiva produktif sehubungan
INDONESIA
dengan kredit bermasalah, jadi semakin rendah rasio menunjukkan kualitas aktiva
THAILAND
produktif yang baik (Rochmawan, 2004: 42) πΏπππ π πππππ’π πππππ
ROA = π
ππ‘πβπππ‘π π‘ππ‘ππ ππ ππ‘π₯ 100%
FILIPINA
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank
Metode analisis yang digunakan dalam
dalam
mengelola
aktiva
yang
penelitian ini adalah Kolmogorof Smirnov
dikuasainya untuk menghasilkan laba, jadi
test
semakin tinggi rasio menunjukkan hasil yang
dan
uji
parametrik
one-way
semakin baik.
ANOVA.Variabel yang digunakan adalah
ππππππππ‘ππ ππ’πππ ππππ πβ
kinerja keuangan bank di Indonesia, Thailand,
NIM = π
ππ‘πβπππ‘π πππ‘ππ£π πππππ’ππ‘πππ₯ 100%
dan Filipina. Variabel yang digunakan untuk
Rasio
menilai kinerja keuangan bank adalah analisis
jumlah
RGEC yang berupa rasio yang ada di Risk
menggambarkan
pendapatan
diperoleh
Profile, Earning, dan Capital. Rasio Risk
ini
dengan
bunga
tingkat
bersih
menggunakan
yang aktiva
produktif yang dimiliki oleh bank, jadi
Profile terdiri dari LDR dan NPL, serta rasio
semakin besar nilai NIM akan semakin besar
Earning diwakili oleh rasio ROA dan NIM.
keu/ntungan yang diperoleh dari pendapatan
Sedangkan rasio Capital diwakili oleh CAR.
bunga.
πππ‘ππ πΎπππππ‘
LDR = π·πππ ππβππ πΎππ‘πππ π₯ 100
CAR =
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
πππππ π΄πππ
π₯ 100
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
bank dalam membayar kembali kewajiban
permodalan
kepada nasabah yang telah menanamkan
kemungkinan kerugian didalam kegiatan
dananya dengan menarik kembali kredit-
perkreditan dan perdagangan
kredit yang telah diberikan kepada para
berharga lainnya, jadi semakin tinggi rasio
debiturnya,
menunjukkan
jadi
semakin
tinggi
rasio
menunjukkkan tingkat likuiditas yang lebih
bank
permodalan
(Rochmawan, 2004: 41).
baik (Rochmawan, 2004: 43).
5
dalam
menutup
surat-surat
yang
baik
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 memiliki varian yang sama dalam setiap
Kinerja Keuangan Sektor Perbankan
kategori variabel independen (Ghozali, 2011).
NPL
Indikator Risk Profil
Jika
LDR Perbankan Indonesia Thailand Filipina
ROA
Indikator Earning
NIM
lebih
dari
satu
variabel
independen, maka harus ada data homogeneity of variance di dalam cell yang dibentuk oleh
CAR
Indikator Capital
terdapat
variabel independen. Uji Homogenitas ini dinamakan Levene's test of Homogeneity variance. Jika Levene statistic signifikan > 0,05
Gambar1. Paradigma Penelitian Teknik analisis data yang digunakan
maka hipotesis nol ditolak yang menyatakan
dalam penelitian ini adalah analisis statistik
grup memiliki varian sama. Jika hasil Levene
diskriptif yaitu statistik untuk menganalisis data
test menunjukkan hasil probabilitas signifikan
dengan
atau
yang berarti varian tidak sama atau nilai
menggambarkan data yang telah terkumpul
signifikansinya < 0,05 maka hal ini tidak fatal
sebagaimana
bermaksud
untuk ANOVA dan analisis masih dapat
membuat kesimpulan yang berlaku umum
diteruskan sepanjang grup memiliki ukuran
(Sugiyono, 2015).
sampel yang sama. (Ghozali, 2011: 75).
cara
mendeskripsikan
adanya,
tanpa
Uji
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
hipotesis
yang
dilakukan
mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.
menggunakan Analisis of Variance, Uji Post
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji
Hoc Test dan Uji Homogeneous Subset. Untuk
apakah data dalam model regresi berdistribusi
menguji hipotesis yang diusulkan peneliti,
normal atau tidak normal (Ghozali, 2011: 160).
maka uji yang dipilih adalah analisis of
Model distribusi data yang baik adalah
variance (anova). Analisis of variance (anova)
memiliki
digunakan untuk menganalisis variabel yang
distribusi
normal.
Pengujian uji
berupa nilai atau angka (numeral variable)
Kolmogorof-Smirnov. Jika angka signifikansi
dengan beberapa asumsi yang mendasarinya
Kolmogorof-Smirnov
maka
untuk membandingkan rata-rata kelompok
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
yang ada. Analisis of variance dalam penelitian
Sebaliknya
ini menggunakan uji parametrik One-Way
normalitas
data
dilakukan
jika
Kolmogorof-Smirnov
Sig.
>
angka Sig.
<
dengan
0,05
signifikansi 0,05
ANOVA dengan tingkat signifikansi Ξ±= 0,05.
maka
Uji Post Hoc Test digunakan untuk
menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi
menguji seberapa besar perbedaan kinerja
normal. Uji homogenitas adalah uji variabel
keuangan perbankan antar negara yang dilihat
dependen untuk mengetahui apakah variabel
pada output Tukey test dan Bonferoni test . Tukey test dilakukan untuk sampel yang sama, 6
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Tabel 2. Analisis Deskriptif
sedangkan Bonferoni test untuk sampel yang
Indikator
berbeda. Apabila pada kolom mean difference
N
Mean
Std.
Min
Max
Deviation
terdapat tanda "*" maka terdapat perbedaan
NPL
36
2,057
0,952
0,400
4,500
LDR
36
80,745
12,595
60,120
110,810
Uji Homogeneous subset bertujuan
ROA
36
0,321
0,183
0,060
0,650
untuk menguji apakah grup kinerja keuangan
NIM
36
0,584
0,149
0,370
0,900
CAR
36
15,735
1,36
12,700
19,200
yang signifikan.
perbankan antar negara ASEAN mempunyai
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016
perbedaan rata-rata yang tidak berbeda secara
Uji Normalitas Data
signifikan yang nantinya terkelompokkan
Pengujian normalitas data bertujuan
dalam tiga subset yang berbeda. Jika tidak
untuk mengetahui apakah variabel yang
terdapat perbedaan yang signifikan maka
digunakan mempunyai distribusi normal atau
ketiga sampel akan terkelompokkan ke dalam
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
satu subset.
menggunakan data nilai residual yang diuji dengan
HASIL
PENELITIAN
DAN
test
Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka data
Analisis Deskriptif
dikatakan
Dalam tabel 2 memperlihatkan bahwa
2011).
Assets (ROA) dan Net Interest Margin (NIM).
rata (mean) yang berbeda. Berdasarkan
Ketidak normalan data ini terjadi karena
analisis deskriptif pada Tabel 2, maka rasio
perbedaan mean dan median antar kelompok
keuangan tertinggi yaitu NPL pada perbankan
sehingga menyebabkan data tidak bisa diolah
Thailand, LDR pada perbankan Thailand,
secara normal. Untuk mengatasi hal tersebut,
ROA pada perbankan Indonesia, NIM pada CAR
(Ghozali,
data terdistribusi normal kecuali Return On
Thailand dan Filipina menunjukkan nilai ata-
dan
normal
Berdasarkan tabel 3 hasil uji menunjukkan
masing-masing rasio keuangan di Indonesia,
Indonesia,
(K-S)
melalui pengukuran Ξ± = 5%. Jika nilai Asymp
PEMBAHASAN
perbankan
Kolmogorof-Smirnov
peneliti melakukan teknik transformasi data.
pada
Transformasi data pada hakikatnya tidak
perbankan Filipina. Sehingga, perbankan
mengubah
Indonesia lebih baik dibandingkan perbankan
data
meski
mengubah
nilai
datanya. Karena yang diubah adalah semua
Thailand dan Filipina dalam rasio ROA dan
nilai data, sehingga perbedaan nilai tiap
NIM.
sampel akan tetap. Dari penyesuaian ini ditemukan normal.
7
perbaikan
distribusi
menjadi
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Tabel 3. Uji Normalitas Indi
N
Mean
Tabel 4. Uji Homogenitas
Stand.
KS-Z
Deviasi
Kator
Asym.
Levene
Sig
Statistic
df1
df2
Sig.
NPL
36
2,057
0,951
0,647
0,797
NPL
0,4
2
33
0,683
LDR
36
80,745
12,595
0,571
0,900
LDR
0
2
33
0,985
ROA*
36
0,321
0,183
1,193
0,116
ROA
1,9
2
33
0,172
NIM*
36
0,584
0,148
1,066
0,206
NIM
13
2
33
0
CAR
36
15,735
1,36
0,461
0,984
CAR
0,3
2
33
0,777
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016 Keterangan: *) ditransformasikan
Uji Hipotesis
Uji Homogenitas Uji
homogenitas
bertujuan
Pada tabel 5 terlihat bahwa nilai F
untuk
hitung
menguji variabel dependen untuk mengetahui
dengan
NPL yang berbeda (signifikan). Sedangkan
(Ghozali, 2011). Berdasarkan hasil Levene
nilai F hitung LDR sebesar 35,038 dengan
test pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai F
probabilitas 0,000 yang berarti p < 0,05 maka
test sebesar 0,386 (NPL), 0,016 (LDR), 1,856
ke tiga group sampel mempunyai rata-rata
(ROA), 13,141 (NIM), 0,255 (CAR) dan
NPL yang berbeda (signifikan). Dengan
untuk rasio NPL, LDR, ROA, dan CAR tidak
demikian menolak H0 dan mendukung H1
signifikan pada 0,05 (p > 0,05) yang berarti
yaitu terdapat perbedaan yang signifikan dari
hipotesis nol tidak dapat ditolak yang
indikator Risk Profile antara kinerja keuangan
menyatakan variance sama, berarti asumsi Data
11,970
ke tiga group sampel mempunyai rata-rata
dalam setiap kategori variabel independen
terpenuhi.
sebesar
probabilitas 0,000 yang berarti p < 0,05 maka
apakah variabel memiliki varian yang sama
ANOVA
NPL
perbankan Indonesia dengan kinerja keuangan
terdistribusi
perbankan negara Thailand dan Filipina.
homogen kecuali Net Interest Margin (NIM)
Tabel 5 terlihat bahwa uji F hitung
dengan nilai sig 0,000 atau p < 0,005. Menurut
ROA sebesar 60,304 dengan probabilitas
(Ghozali, 2011: 75) apabila ada data yang
0,000 yang berarti p > 0,05 maka ketiga
tidak homogen, sepanjang grup memiliki
kelompok sampel mempunyai rata-rata ROA
ukuran sampel yang sama maka tidak fatal
yang berbeda (signifikan). Sedangkan nilai F
untuk ANOVA dan analisis masih dapat
hitung
diteruskan.
NIM
sebesar
65,519
dengan
probabilitas 0,000 yang berarti p > 0,05 maka ketiga kelompok sampel mempunyai rata-rata NIM yang berbeda (signifikan). Dengan demikian menolak H0 mendukung H2, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan dari 8
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 indikator
Risk
Earning
antara
kinerja
Uji Post Hoc Test
keuangan perbankan Indonesia dengan kinerja
Hasil uji Post Hoc Test indikator Risk
keuangan perbankan negara Thailand dan
Profile pada tabel diatas menunjukkan rasio
Filipina
NPL perbankan Indonesia dengan Thailand
Tabel 5. Uji One Way ANOVA
terdapat perbedaan rata-rata 1,426, NPL
CAR
NIM
ROA
LDR
NPL
Sum of Squares
D f
Between Groups Within Groups Total
13,332
2
18,378
Between Groups Within Groups Total
3774,83 3 1777,65 6 5552,48 9 0,921
3 3 3 5 2
Between Groups Within Groups Total
Mean F Squar e 6,666 11,970
Sig.
0,000
Indonesia dengan Filipina terdapat perbedaan rata-rata 0,33917 dan NPL Filipina dengan Thailand
31,71
0,252 1,174
Between Groups Within Groups Total
0,617
Between Groups Within Groups Total
0,004
0,155 0,772
64,758 64,761
terdapat
perbedaan
1,087.
0,557
1887,4
3 3 3 5 2
53,868
3 3 3 5 2
0,008
3 3 3 5 2
0,005
3 3 3 5
1,962
35,038
0,000
Sedangkan
perbedaan
Indonesia
dengan
LDR
perbankan
Thailand
terdapat
perbedaan rata-rata 16,359, LDR Indonesia dengan Filipina terdapat perbedaan sebesar 8,286 dan LDR Filipina dengan Thailand
0,461
60,304
0,000
terdapat perbedaan sebesar 24,645. Dengan demikian bila diuji dengan Post Hoc Test secara individu terdapat perbedaan antar
0,308
65,519
0,002
0,001
0,000
0,999
group. Tabel 6. Uji Post Hoc Test Depent. Variable
(I) NEGARA
(J) NEGARA
NPL
Indonesia Indonesia Thailand
LDR
Indonesia
Mean Differenc e (I-J)
Std. Error
Thailand
1,426*
0,304
0,000
Filipina
0,339
0,304
0,513
Filipina
1,087
*
0,304
0,003
16,359
*
2,996
0,000
*
2,996
0,024
Thailand
Sig. (0,05)
Indonesia
Filipina
8,286
Thailand
Filipina
24,645*
2,996
0,000
Indonesia
Thailand
0,291*
0,035
0,000
dengan probabilitas 0,999 yang berarti p <
Indonesia
Filipina
0,372*
0,035
0,000
0,05
Thailand
Filipina
0,087
0,035
0,075
Indonesia
Thailand
0,310*
0,028
0,000
0,223
*
0,028
0,000
0,087
*
0,028
0,010
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016
Uji F hitung pada rasio CAR sebesar 0,01
maka
mempunyai
ketiga rata-rata
kelompok ROA
yang
ROA
sampel NIM
tidak
Indonesia
berbeda. Dengan demikian menerima H0 dan menolak H3, yaitu tidak terdapat perbedaan
CAR
yang signifikan dari indikator Capital antara kinerja keuangan perbankan Indonesia dengan
Filipina
Thailand
Filipina
Indonesia
Thailand
0,015
0,571
1,000
Indonesia
Filipina
0,009
0,571
1,000
Thailand
Filipina
0,025
0,571
0,999
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016
kinerja keuangan perbankan negara Thailand dan Filipina. 9
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Hasil Post Hoc Test pada indikator
dan Filipina sehingga ada pada subset sendiri di
Risk Earning pada tabel 6 diatas menunjukkan
kolom
rasio ROA perbankan Indonesia dengan
menunjukkan nilai signifikansi 1,000 untuk
Thailand terdapat perbedaan rata-rata 0,291,
negara Filipina, Indonesia dan Thailand. Hal ini
ROA Indonesia dengan Filipina terdapat
menunjukkan bahwa nilai rata-rata antar negara
perbedaan rata-rata 0,372 dan ROA Filipina
ASEAN berbeda karena masing-masing negara
dengan Thailand terdapat perbedaan 0,080.
berada pada kolom subset yang berbeda.
Sedangkan
perbedaan
NIM
perbankan
kedua.
Tabel
Pada
7
pada
indikator
LDR
indikator
ROA
Indonesia dengan Thailand terdapat perbedaan
menunjukkan nilai signifikansi 0,075 yaitu
rata-rata 0,310, NIM Indonesia dengan Filipina
menyatakan bahwa rata-rata ROA antara
terdapat perbedaan sebesar 0,223 dan NIM
perbankan Filipina dan Thailand (dalam satu
Filipina dengan Thailand terdapat perbedaan
subset)
sebesar 0,087. Dengan demikian bila diuji
sedangkan nilai rata-rata ROA untuk perbankan
dengan Post Hoc Test secara individu pada
Indonesia berbeda dengan perbankan Filipina
rasio ROA dan NIM terdapat perbedaan antar
dan Thailand sehingga ada pada subset sendiri
group.
di
tidak
kolom
berbeda
kedua.
Pada
secara
statistik,
indikator
NIM
Hasil Post Hoc Test pada indikator
menunjukkan nilai signifikansi 1,000 untuk
Capital yaitu rasio CAR perbankan Indonesia
negara Filipina, Indonesia dan Thailand. Hal ini
dengan Thailand terdapat perbedaan rata-rata
menunjukkan bahwa nilai rata-rata antar negara
0,015, CAR Indonesia dengan Filipina terdapat
ASEAN berbeda karena masing-masing negara
perbedaan rata-rata 0,009 dan CAR Filipina
berada pada 3 kolom subset yang berbeda.
dengan Thailand terdapat perbedaan 0,025.
Tabel
7
pada
indikator
CAR
Maka pengujian menggunakan post hoc test
menunjukkan nilai signifikansi 0,999 yaitu
secara individu tidak seluruhnya memiliki
menyatakan bahwa rata-rata CAR antara
perbedaan antar grup, namun hanya sebagian
perbankan Thailand, Indonesia dan Filipina
saja.
(dalam satu subset) tidak berbeda secara
Uji Homogeneous Subset
statistik.
Tabel 7 pada indikator rasio NPL menunjukkan nilai signifikansi 0,513 yaitu menyatakan bahwa rata-rata NPL antara perbankan Indonesia dan Filipina (dalam satu subset)
tidak
berbeda
secara
statistik.
Sedangkan nilai rata-rata NPL untuk perbankan Thailand berbeda dengan perbankan Indonesia 10
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Tabel 7. Uji Homogeneous Subset Rasio
Indonesia yang menunjukkan rasio NPL
Negara
N
Subset for alpha = 0.05
Indonesia
12
1,468
Filipina
12
1,807
Thailand
12
1
2
paling rendah
3
dari
rata-rata
perbankan
ASEAN. Rendahnya NPL perbankan di Indonesia menjadikan kemampuan bank
NPL Sig.
0,513
Filipina
12
Indonesia
12
Thailand
12
menciptakan pendapatan operasional lebih
2,895 1,000
tinggi, karena kredit bermasalah yang rendah.
69,767
Sedangkan untuk rata-rata Loan to
78,054
LDR Sig.
1,000
Filipina
12
0,170
Thailand
12
0,250
Indonesia
12
1,000
94,413
Deposit Ratio (LDR) tertinggi juga berada di
1,000
negara Thailand yaitu sebesar 94,413 persen, kemudian Indonesia 78,054 persen dan
ROA Sig.
0,075
Thailand
12
Filipina
12
Indonesia
12
0,542
Filipina 69,768 persen. Tingginya LDR yang
1,000
tinggi pada perbankan Thailand, maka
0,451
kemampuan bank dalam membayar kembali
0,539
NIM Sig.
CAR
1,000
Thailand
12
15,721
Indonesia
12
15,737
Filipina
12
15,746
Sig.
1,000
0,762
kewajibannya kepada nasabah juga semakin
1,000
tinggi. Sedangkan posisi perbankan Indonesia berada di tengah-tengah antara perbankan Thailand dan Filipina.
0,999
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016
Dengan demikian secara statistik rasio NPL dan LDR menunjukkan perbedaan antara perbankan Indonesia, Thailand dan Filipina.
PEMBAHASAN
Indikator Risk Profile Hasil pengujian terhadap hipotesis 1 menunjukkan menolak H0 dan menerima H1 yaitu terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Risk Profile antara kinerja keuangan perbankan Indonesia dengan kinerja keuangan perbankan Thailand dan Filipina. Rata-rata Non Perfoming Loan (NPL) tertinggi adalah perbankan Thailand, kemudian Filipina dan Indonesia. Perbankan Indonesia menunjukkan rata-rata NPL paling rendah yaitu sebesar 1, 468 persen berarti semakin baik kualitas kredit perbankan Indonesia. Hanya perbankan
Indikator Rasio NPL perbankan Indonesia menunjukkan kualitas aktiva produktif yang baik sedangkan indikator rasio LDR masih di bawah perbankan Thailand. Penyebab LDR perbankan Indonesia lebih rendah hal ini karena sebelumnya bahwa perbankan nasional pernah mengalami kemerosotan jumlah kredit karena diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan obligasi rekapitalisasi. Begitu besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem perbankan di satu sisi dan semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke perbankan, maka upaya ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh tahun terakhir sepertinya belum 11
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 berhasil mengangkat
angka LDR secara
rasio NIM. Rata-rata tertinggi rasio NIM juga
signifikan.
berada di perbankan Indonesia yaitu sebesar
Indikator Risk Earning
0,763 persen, selanjutnya Filipina 0,539 persen
Hasil
pengujian
terhadap
H2
dan Thailand 0,452 persen. Tingginya NIM di
menunjukkan menolak H0 dan menerima H2
Indonesia menggambarkan semakin besar
yaitu terdapat perbedaan yang signifikan dari
keuntungan yang diperoleh dari pendapatan
indikator risk profil antara kinerja keuangan
bunga dan akan berpengaruh pada tingkat
perbankan Indonesia dengan kinerja keuangan
kesehatan bank.
perbankan Thailand dan Filipina. Dilihat dari
Dengan
demikian
indikator
risk
rata-rata tiap negara, Indonesia memiliki nilai
earning untuk ROA, perbankan Indonesia
rata-rata Return On Assets (ROA) tertinggi
menunjukkan hasil paling baik karena nilai
yaitu sebesar 0,543 persen selanjutnya Thailand
rata-ratanya
0,251 persen dan Filipina 0,170 persen.
ASEAN selain itu untuk rasio NIM perbankan
Tingginya ROA di Indonesia disebabkan
Indonesia juga menunjukkan tingkat rata-rata
diantaranya rata-rata tingkat biaya overhead
paling tinggi dibanding dua negara ASEAN
rendah dan kemampuan bank menciptakan
lainnya.
pendapatan operasional juga tinggi. Selain itu,
diatas
rata-rata
perabankan
Indikator Capital Risk
tingkat keuntungan bank yang tercermin dalam
Hasil pengujian terhadap hipotesis 3
tingginya ROA di Indonesia dan Thailand
menunjukkan menolak H3, yaitu tidak
menunjukkan bahwa aktiva bank yang telah
terdapat perbedaan yang signifikan dari
digunakan dengan optimal untuk memperoleh
indikator capital risk antar kinerja keuangan
oendapatan bank, sehingga perbankan di
perbankan Indonesia, Thailand dan Filipina.
Indonesia mempunyai kemampuan yang lebih
Hampir semua perbankan menujukkan nilai
dalam menghasilkan keuntungan dari total
rata-rata yang hampir sama.
aktiva yang dimiliki, apabila dibandingkan
dilihat secara rata-rata, maka nilai rata-rata
dengan perbankan Thailand dan Filipina. Hasil
CAR tertinggi adalah perbankan Filipina,
ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
kemudian Indonesia dan Thailand. Karena
Rochmawan (2004) yang menyatakan bahwa
ketiga negara sama-sama negara berkembang
terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio
sehingga aset perbankan yang dimiliki juga
ROA antar negara ASEAN.
perbedannya tidak terlalu jauh. Tingginya
Namun bila
Terdapat perbedaan yang signifikan dari
rasio CAR perbankan Indonesia disebabkan
indikator risk profil antara kinerja keuangan
karena paraturan Bank Indonesia yang
perbankan Indonesia dengan kinerja keuangan
mensyaratkan CAR minimal sebesar 8%
perbankan Thailand dan Filipina dilihat dari
mengakibatkan bank-bank selalu berusaha 12
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai
Tabel
dengan
keuangan perbankan Indonesia dengan dua
ketentuan.
Dengan
demikian,
indikator capital risk yang diwakili oleh
8.
Perbandingan
rata-rata
kinerja
negara ASEAN
Capital Adequacy Ratio (CAR) dinilai cukup
Indi
Ind
Tha
Fil
kator
(%)
(%)
(%)
ASEAN
Lebih (Kurang)
kuat untuk bersaing sehat dengan perbankan
Baik
lainnya dalam mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Secara empiris, hasil
penelitian
ini
konsisten
dengan
penelitian I Gusti Ayu (2014). Dari interpretasi tabel 8 terlihat bahwa
NPL
1,468
2,895
1,808
2,057
Lebih
LDR
78,054
94,413
69,768
80,745
Kurang
ROA
0,543
0,251
0,17
0,321
Lebih
NIM
0,763
0,452
0,539
0,584
Lebih
CAR
15,738
15,722
15,747
15,735
Lebih
Sumber: Data Sekunder diolah, 2016
perbankan Indonesia sesungguhnya dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Sebagian besar rasio keuangan perbankan
Simpulan
Indonesia menunjukkan kinerja lebih baik
Penilaian terhadap indikator risk profile
dibandingkan dengan rata-rata perbankan
menunjukkan risiko kredit (NPL) ketiga
Thailand dan Filipina. Namun di sisi lain pada
negara ASEAN memiliki perbedaan kinerja
indikator risk profile perbankan Indonesia
keuangan yang berbeda. Hal ini terlihat bahwa
masih dibawah rata-rata perbankan ASEAN.
nilai F hitung NPL sebesar 11,97 persen
Sehingga perlu dilakukan pembenahan kinerja
dengan probabilitas 0,000 yang berarti p <
keuangan perbankan Indonesia oleh pihak
0,05 yang menyatakan NPL mempunyai rata-
otoritas moneter maupun industri perbankan
rata yang berbeda (signifikan). Perbankan
itu sendiri dalam sistem pengawasan terlebih
Indonesia menunjukkan rata-rata NPL paling
dalam pengelolaan kredit bermasalah karena
rendah yang menunjukkan kualitas aktiva
pada tabel 8 diatas menunjukkan perbankan
produktif yang baik. Sedangkan nilai F hitung
Indonesia berada pada posisi masih kurang.
LDR
Sehingga dengan begitu perbankan Indonesia
sebesar
35,03
persen
dengan
probabilitas 0,000 yang berarti p < 0,05 yang
untuk mencapai keunggulan dalam persaingan
menyatakan LDR mempunyai rata-rata yang
sehat mengahadapi Masyarakat Ekonomi
berbeda (signifikan). Rata-rata LDR paling
Asean (MEA) bisa terwujud.
tinggi
diperoleh
menunjukkan
perbankan
bahwa
suatu
Thailand, bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid.
13
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Penilaian
terhadap
risk
hampir sama, namun secara rata-rata perbankan
earning pada rasio ROA yang digunakan untuk
Filipina menunjukkan rata-rata CAR paling
mengukur kemampuan manajemen bank dalam
tinggi yang mengartikan semakin besar modal
memperoleh
mengelola
yang dimiliki perbankan Filipina sehingga
tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan
semakin rendah mengalami kondisi bermasalah
memiliki perbedaan kinerja keuangan pada tiga
pada bank.
negara ASEAN. Hal ini terlihat bahwa nilai F
Saran
profitabilitas
indikator
dan
hitung ROA sebesar 60,30 persen dengan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
probabilitas 0,000 yang berarti p < 0,05 yang
bahan evaluasi bagi masing-masing bank,
menyatakan ROA mempunyai rata-rata yang
sehinga dapat memperbaiki kinerjanya agar
berbeda (signifikan). Perbankan Indonesia
lebih
baik
pada
periode
menunjukkan
Berdasarkan
hasil
penelitian
rata-rata
tertinggi
yang
selanjutnya. perbankan
mengartikan tingkat rentabilitas usaha bank
Indonesia masih lemah dalam indikator risk
Indonesia semakin baik. Sedangkan nilai F
profile, hal ini tercermin dari rasio LDR yang
hitung NIM sebesar 65,51 persen dengan
masih berada di bawah negara Thailand dan
probabilitas 0,000 yang berarti p < 0,05 yang
Filipina sehingga perlu adanya perbaikan.
menyatakan ROA mempunyai rata-rata yang
Sehingga
berbeda
NIM
indonesia lebih mengoptimalkan kredit. Di satu
menggambarkan tingkat jumlah pendapatan
sisi pemberian kredit yang tinggi memang
bunga bersih yang dimiliki oleh bank. Rata-rata
diharapkan mendatangkan return yang tingi
nilai
perbankan
pula. Namun di sisi lain, pemberian kredit yang
Indonesia yang mengartikan semakin besar
terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan
keuntungan yang diperoleh dari pendapatan
likuiditas serta menimbulkan risiko kredit. Oleh
bunga dan akan berpengaruh pada tingkat
karena itu, kredit ini harus dikelola dengan
kesehatan perbankan di Indonesia.
lebih baik. Mengingat persaingan perbankan
NIM
(signifikan).
teratas
Rasio
diperoleh
Penilaian terhadap indikator Capital
ASEAN
disarankan
dalam
agar
perbankan
mengahadapi
di
Masyarakat
menunjukkan rasio permodalan (CAR) pada
Ekonomi ASEAN sudah di depan mata maka
tiga negara ASEAN memiliki persamaan yang
perlu adanya perbaikan perbankan Indonesia
hampir tidak jauh berbeda pada kinerja
dari segi profitabilitas, rentabilitas maupun
keuangan. Hal ini terlihat bahwa nilai F hitung
permodalan agar tidak kalah saing dengan
CAR sebesar 0,01 persen dengan probabilitas
perbankan ASEAN lainnya.
0,999 yang berarti p > 0,05 yang menyatakan CAR mempunyai rata-rata yang tidak berbeda. Walaupun indikator permodalan tiap negara 14
JURNAL NOMINAL / VOLUME V NOMOR 2 / TAHUN 2016 Perbandingan Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Philippine 20002002). Tesis. Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Ade Gunawan. (2014). Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan dengan Nilai Valuasi Merek Tertinggi di ASEAN untuk Menghadapi MEA. Artikel Ilmiah. STIE MDP Palembang
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Yudhi
Departemen Perdagangan. (2012). Menuju ASEAN Economic Community 2015. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Direktorat Internasional Bank Indonesia Dwi Prastowo. (2011). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: CV Alvabeta. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. I Gusti Purnamawati. (2014). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perbankan Asean Setelah Krisis Global. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 18 No 2: 287-296 Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan Revisi 1998. Diakses melalui www.iaiglobal.or.id pada 10 Januari 2016 pukul 13.36 Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Kasmir
(2008). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Rafindo Persada
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. M.L.T
Rochmawan. (2004). Analisis Indikator Kinerja Keuangan Perbankan Asean (Studi 15
Hertanto. (2014). Bagaimana kekuatan perbankan kita? Studi Kasus Ekonomi Asean. Diakses melalui www.kompasiana.com pada 12 Januari 2016 pukul 10.05