ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL (Studi kasus pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia, periode 2010-2012) ABSTRAK Megawati Naipulu1, Imran Rosman Hambali2, Valentina Monoarfa3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional. Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah ditentukan, diperoleh dua kelompok sampel penelitian, yaitu 7 Bank Umum Syariah (PT BNI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank BRI Syariah, PT Bank BCA Syariah, PT Bank Panin Syariah) dan 7 Bank Umum Konvensional (PT BNI (persero) Tbk, PT Bank Mandiri (persero) Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, PT Bank BCA Tbk, PT Bank Panin Tbk). Aspek yang dinilai dalam skripsi ini yaitu rasio keuangan yang terdiri dari Return on Asset (ROA) yang mewakili rasio rentabilitas, Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional (BOPO) yang mewakili rasio efisiensi, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mewakili rasio likuiditas. Alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah independent sample t-test. Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan pada beberapa bank yang menjadi sampel dari Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional, bahwa secara umum dilihat dari rasio keuangan ROA dan LDR terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan bank umum syariah dengan bank umum konvensional dan dilihat dari rasio keuangan BOPO tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensional. Bank Umum Syariah lebih baik kinerjanya dari segi LDR, sedangkan Bank Umum Konvensional lebih baik kinerjanya dari segi ROA dan BOPO. Kata kunci:
Analisis, Kinerja Keuangan, Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional.
1
Megawati Naipulu, Mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Imran Rosman Hambali, S.Pd, SE., MSA, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 3 Hj. Valentina Monoarfa, SE, MM, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.
1
Mengukur kinerja (kondisi keuangan) suatu bank diantaranya Loan to Deposit Rasio (LDR), Return On Asset (ROA), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). Loan Deposit to Ratio (LDR) merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR paling sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank (Faqihuddin, 2011: 6). Alasan memilih variabel ini adalah dengan pertimbangan bahwa semakin besar jumlah kredit yang diberikan oleh bank maka akan semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan, namun di lain pihak semakin besar jumlah kredit yang diberikan diharapkan bank akan mendapatkan return yang tinggi pula. Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor dalam mengambil keputusan investasinya. Return On Asset (ROA) merupakan teknik yang lazim digunakan untuk mengetahui
kemampuan
bank
menghasilkan
keuntungan
secara
relatif
dibandingkan dengan nilai total assetnya (Umam, 2013: 257). Selanjutnya analisis Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2009: 120). Berikut tabel kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional:
Tabel 1: Rasio kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Bank umum Syariah
Rasio (%)
2010
2011
2012
Bank umum konvensional 2010
2011
2012
ROA
1,67
1,79
2,14
2,86
3,03
3,11
BOPO
80,54
78,41
74,97
86,14
85,42
74,10
LDR
89,67
88,94
100,00
75,21
78,77
83,58
Sumber: Statistik Perbankan Syariah (2013) dan Statistik Perbankan Indonesia (2013)
2
Tabel di atas menunjukan kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensional yang diukur dari tingkatan rasio. dari rasio profitabilitas (ROA) Bank umum konvensional meningkat dari tahun ke tahun begitu juga terlihat pada Bank umum syariah, namun Bank umum konvensional lebih unggul dari Bank umum syariah, namun telah memenuhi standar terbaik dari bank Indonesia yaitu 1,5%. Sedangkan dilihat dari segi likuiditas (LDR) Bank umum syariah lebih unggul dari Bank umum konvensional, dimana rasio meningkat dari tahun ke tahun dan masih dalam batas aman yakni dari 85% sampai 100%. Kemudian dilihat dari segi BOPO, mengalami penurunan yang terjadi pada Bank umum syariah maupun pada Bank umum konvensional, namun antara kedua Bank ini masih dalam batas aman. Adapun penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Anggraini (2012) dengan menggunakan indikator CAR, NPL, ROA, BOPO,dan LDR. Dalam penelitiannya Anggraini membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bank umum konvensional dan bank umum syariah di Indonesia. Selain itu tahun penelitiannya juga berbeda. Rasio keuangan merupakan alat untuk mengukur serta menganalisa suatu laporan keuangan sehingga dapat diketahui keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Analisis ratio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila hanya melihat komponen-komponen ratio itu sendiri. Rasio
keuangan
ini
hanya
menyederhanakan
informasi
yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank juga adalah dengan analisis CAMEL (Kasmir, 2011), yaitu dengan unsur- unsur penilaian Capital (CAR), Asset (rasio aktiva produktif), Management, Earning atau rentabilitas (return on assets dan BOPO), dan likuiditas.
3
Adapun dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan adalah: 1.
Rasio Likuiditas
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR=
%
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2009: 116) 2.
Rasio Rentabilitas ROA
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan
bank
menghasilkan
keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total asetnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA= 3.
%
Rasio Efisiensi (Biaya) Rasio biaya efisiensi adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2009: 120). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: BOPO=
%
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni data yang diperoleh secara tidak langsung. Obyek (populasi) dalam penelitian ini adalah Bank syariah dan Bank konvensional. Adapun metode yang digunakan dalam penentuan sampling adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 85). Berdasarkan kriteria pemilihan, diperoleh jumlah sampel 7 Bank Umum Syariah (PT BNI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank BRI Syariah, PT Bank BCA Syariah, PT Bank Panin Syariah) dan 7 Bank Umum Konvensional (PT BNI (persero) Tbk, PT Bank Mandiri
4
(persero) Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, PT Bank BCA Tbk, PT Bank Panin Tbk). Dalam penelitian ini Pengolahan data untuk membandingkan kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan uji Statistic Independent Sample T-Test, diperoleh hasil perbandingan kinerja perbankan syariah dengan perbankan konvensional seperti tampak pada Tabel berikut. Tabel 2. Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional (Independent Sample t-test). Bank Umum
Bank Umum
Syariah
Konvensional
Rasio
Mean
Std.
Mean
Dev.
Std.
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Confidence interval = 95 %
Variances F
Sig.
t
Dev.
Sig.
2-
Mean Diff
tailed
ROA
0,74
0,93
1,76
0,94
1,327
0,256
3,524
0,001
1,017
LDR
85,44
45,40
62,41
11,38
4,822
0,34
-2,254
0,030
-23,030
BOPO
68,99
32,66
67,91
9,46
8,535
0,006
-0,146
0,885
-1,081
Sumber: olahan, 2014
Tahapan analisis untuk menguji perbedaan kinerja keuangan tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Penentuan Hipotesis H0
: µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai rasio keuangan yang diamati antara bank syariah dengan bank konvensional)
H1
: µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan rata-rata nilai rasio keuangan yang diamati antara bank syariah dengan bank konvensional)
5
2)
Penentuan Tingkat Signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
3)
Penentuan Statistik Uji Statistik uji yang digunakan adalah uji t untuk perbandingan dua kelompok yakni sebagai berikut: −
t = s
4)
−
x1− x
2
1 1 + n1 n2
Penentuan Kriteria Uji Terima H0 jika − t 1 1−
2
α
< t < t 1− 1 α , Tolak dalam hal lainnya, dimana nilai t 1− 1 2
2
α
didapat dari tabel dengan dk (derajat kebebasan) = ( n 1 + n 2 − 2 ) 5)
Kesimpulan Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
1.
Perbandingan Nilai ROA Bank Syariah dengan Bank Konvensional H0
: µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai ROA antara bank syariah dengan bank konvensional)
H1
: µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan rata-rata nilai ROA antara bank syariah dengan bank konvensional)
6
Tabel 3. Perbandingan nilai ROA Bank umum Syariah dan Bank umum konvensional (Independent Sample t-test) Independent Samples Test Nilai Return On Asset
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
Equal variances assumed 1.327
F Sig. t
.256 3.524
3.524
40
39.995
.001
.001
1.01762
1.01762
.28874
.28874
.43405 1.60119
.43405 1.60119
df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Equal variances not assumed
Sumber: Olahan, 2014
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata nilai ROA antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sebesar 3,524 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001. Nilai signifiknsi ini masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan (0,05) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai ROA yang dimiliki oleh bank konvensional dengan nilai ROA yang dimiliki oleh bank syariah. Tabel 4. Hasil pengujian homogenitas (ROA) Group Statistics Nilai Return On Asset
N
Kategori Bank Bank Konvensional Bank Syariah 21 21
Mean
1.7600
.7424
Std. Deviation
.94102
.93021
Std. Error Mean
.20535
.20299
Sumber: Olahan, 2014
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa bank konvensional memiliki rata-rata nilia ROA yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah. Untuk bank konvensional,
7
rata-rata nilia ROA sebesar 1,76 sedangkan bank syariah hanya memiliki rata-rata nilai ROA sebesar 0,7424. 2.
Perbandingan Nilai LDR Bank Syariah dengan Bank Konvensional H0
: µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai LDR antara bank syariah dengan bank konvensional)
H1
: µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan rata-rata nilai LDR antara bank syariah dengan bank konvensional)
Tabel 5. Perbandingan nilai LDR Bank umum Syariah dan Bank umum konvensional (Independent Sample t-test) Independent Samples Test Loan to Deposit Ratio
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Equal variances assumed 4.822 .034 -2.254
Equal variances not assumed
40 .030
22.506 .034
-2.254
-23.03095
-23.03095
10.21600
10.21600
-43.67825 -2.38365
-44.19003 -1.87188
Sumber: Olahan, 2014
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata nilai LDR antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sebesar -2,254 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,030. Nilai signifiknsi ini masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan (0,05) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai LDR yang dimiliki oleh bank konvensional dengan nilai LDR yang dimiliki oleh bank syariah.
8
Tabel 6. Hasil pengujian homogenitas (LDR) Group Statistics Loan to Deposit Ratio Kategori Bank Bank Konvensional Bank Syariah 21 21
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
62.4052
85.4362
11.38915
45.40909
2.48532
9.90908
Sumber: Olahan, 2014
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa bank konvensional memiliki rata-rata nilai LDR yang lebih rendah dibandingkan bank syariah. Untuk bank konvensional, rata-rata nilai LDR sebesar 62,41 sedangkan bank syariah memiliki rata-rata nilai LDR sebesar 85,44. 3. Perbandingan Nilai BOPO Bank Syariah dengan Bank Konvensional H0
: µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai BOPO antara bank syariah dengan bank konvensional)
H1
: µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan rata-rata nilai BOPO antara bank syariah dengan bank konvensional)
Tabel 7. Perbandingan nilai BOPO Bank umum Syariah dan Bank umum konvensional (Independent Sample t-test) Independent Samples Test Rasio BOPO
Levene's Test for Equality of Variances
F
t-test for Equality of Means
t
Equal variances assumed 8.535
Sig.
.006 -.146 40
-.146 23.336
.885
.885
-1.08190
-1.08190
7.42129
7.42129
Lower
-16.08090
-16.42178
Upper
13.91709
14.25797
df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Equal variances not assumed
9
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata nilai BOPO antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sebesar -2,254 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,885. Nilai signifiknsi ini masih lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan (0,05) sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai BOPO yang dimiliki oleh bank konvensional dengan nilai BOPO yang dimiliki oleh bank syariah. Tabel 8. Hasil pengujian homogenitas (BOPO) Group Statistics Rasio BOPO
N
Kategori Bank Bank Konvensional Bank Syariah 21 21
Mean
67.9110
68.9929
Std. Deviation
9.46692
32.66443
Std. Error Mean
2.06585
7.12796
Sumber: Olahan, 2014
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa bank konvensional memiliki rata-rata nilai BOPO yang lebih rendah dibandingkan bank syariah. Untuk bank konvensional, rata-rata nilai BOPO sebesar 67,91 sedangkan bank syariah memiliki rata-rata nilai BOPO sebesar 68,99.
PEMBAHASAN 1.
Perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional dilihat dari rasio ROA Berdasarkan hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan
dari nilai ROA yang dimiliki bank umum syariah dan bank umum konvensional. Dimana, Dari hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata nilai ROA antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sebesar 3,524 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001. Nilai signifiknsi ini masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan (0,05) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian
10
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai ROA yang dimiliki oleh bank konvensional dengan nilai ROA yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan data yang telah diolah sebelumnya terlihat bahwa bank konvensional memiliki rata-rata nilia ROA yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah. Untuk bank konvensional, rata-rata nilia ROA sebesar 1,76 sedangkan bank syariah hanya memiliki rata-rata nilai ROA sebesar 0,7424. Data ini menunjukan bahwa tingkat efisiensi dan efektifitas bank umum syariah dalam menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan aktiva lebih rendah dibandingkan bank umum konvensional. 2.
Perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional dilihat dari rasio LDR Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai
LDR yang dimiliki bank umum syariah dan bank umum konvensional. berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata nilai LDR antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sebesar -2,254 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,030. Nilai signifiknsi ini masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan (0,05) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai LDR yang dimiliki oleh bank konvensional dengan nilai LDR yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan data olahan terlihat bahwa bank konvensional memiliki rata-rata nilai LDR yang lebih rendah dibandingkan bank syariah. Untuk bank konvensional, rata-rata nilai LDR sebesar 62,41 sedangkan bank syariah memiliki rata-rata nilai LDR sebesar 85,44. Data ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan Bank Syariah untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhinya lebih besar dibandingkan dengan Bank Konvensional. 3.
Perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional dilihat dari rasio BOPO Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata
nilai BOPO antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sebesar -2,254 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,885. Nilai signifiknsi ini masih lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan (0,05) sehingga Ho diterima.
11
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai BOPO yang dimiliki oleh bank konvensional dengan nilai BOPO yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan data olahan di atas terlihat bahwa bank konvensional memiliki rata-rata nilai BOPO yang lebih rendah dibandingkan bank syariah. Untuk bank konvensional, rata-rata nilai BOPO sebesar 67,91 sedangkan bank syariah memiliki rata-rata nilai BOPO sebesar 68,99. Data ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi Bank Syariah lebih kecil dibandingkan dengan Bank Konvensional dalam menjalankan kegiatan usahanya. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik simpulan penelitian sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil uji statistic Independent Sample T-Test diperoleh bahwa secara umum dilihat dari rasio keuangan ROA dan LDR terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan bank umum syariah dengan bank umum konvensional yang disebabkan oleh tingkat persentase yang jauh berbeda antara rasio keuangan bank syariah dengan rasio keuangan bank konvensional.
2.
Bank umum syariah memiliki kinerja yang baik dibandingkan bank umum konvensional jika dilihat dari kinerja rasio LDR. Hal ini disebabkan karena baiknya
kemampuan
bank
umum
syariah
dalam
membayar
kembali
kewajibannya kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Namun dilihat dari kinerja rasio ROA, bank umum syariah memiliki kinerja lebih rendah dibandingkan kinerja bank umum konvensional. Hal ini disebabkan bahwa tingkat efisiensi dan efektifitas
bank
umum
syariah
dalam
menghasilkan
keuntungan
dan
memanfaatkan aktiva lebih rendah dibandingkan bank umum konvensional. Dan dilihat dari rasio keuangan BOPO tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensional.
12
Namun kinerja keuangan bank umum syariah lebih rendah dibandingkan bank umum konvensional. Saran Berdasarkan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi Bank Umum Syariah Secara umum, kinerja perbankan syariah tidak lebih baik jika dibandingkan dengan perbankan konvensional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas rasio-rasio keuangan bank syariah, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) ROA dapat ditingkatkan dengan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Usahakan setiap ekspansi senantiasa menghasilkan laba, jangan biarkan aset berkembang tanpa menghasilkan produktifitas. 2) Rasio Efisiensi (BOPO) dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasional. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup berbagai cabang yang tidak produktif dan melakukan outsourcing pekerjaan yang bukan pokok pekerjaan bank. 2. Bagi Bank Umum Konvensional Agar dapat membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Diharapkan kepada pihak bank untuk meningkatkan penyaluran pembiayaannya, namun tetap memperhatikan tingkat likuiditas dengan range rasio LDR berada di antara 85%-100%. 3. Bagi peneliti yang akan datang Karena penelitian ini hanya menggunakan empat rasio dalam mengukur kinerja perbankan, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio untuk mengukur kinerjanya. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan dating juga memperbanyak sampelnya, agar hasilnya lebih tergeneralisasi.
13
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani. Anggraini. 2012. Analisis perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional. Skripsi, Universitas Hasanudin, Makasar. (dipublikasikan) Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Graha Indonesia Faqihuddin, Ahmad Nur. 2011. Analisis perbandingan kinerja keuangan Bank umum syariah dan Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Skripsi, Universitas Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (dipublikasikan) Hadi, Wahyu Isnainnianto. 2012. Perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional melalui pendekatan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas selama dan sesudah krisis financial Global 2008 (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2007-2010). Skripsi, Universitas Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (dipublikasikan) Harahap, Sofyan syafri. 2013. Analisis kritis atas laporan keuangan. Jakarta: rajawali pers. Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 9. Jakarta:rajawali pers Muhammad, Rifqi. 2010. Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK Syariah. Yogyakarta: P3EI Press Munawir. 1998. Analisis Laporan Keuangan, edisi keempat. Yogyakarta: BPFE Ningsih, widya wahyu. 2012. Analisis perbedaan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makasar. (dipublikasikan) Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: STIM YKPN Statistik Perbankan Syariah. Bulan Agustus Tahun 2013. Bank Indonesia. Statistik Perbankan Indonesia. Vol.12 No. 1 Bulan Desember tahun 2013. Bank Indonesia 82 Sudarsono, Heri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualittif dan R&D. Bandung: Alfabeta Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia http://cintasyariah.wordpress.com/2010/02/25/perkembangan-bank-syariah-diindonesia/#more-274 akses 26 Februari 2014 http://www.academia.edu/4374543/Perbankan_Syariah akses 26 februari 2014
14