PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR KURS TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Pada Penerimaan Pajak Penghasilan Dalam Kurun Waktu 2005-2014) Mohammad Andika Ferdiawan Kertahadi Amirudin Jauhari PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya E-mail:
[email protected] Abstract Income tax is one of the tax types of that are managed by the Direktorat Jenderal Pajak. The meaning of the income tax is based on income from the corporate taxpayers or private person taxpayers who was acquired during the tax period of one year. Income tax is one the type that has contributed significantly to the financial income countries. This research is according to macro-economic conditions such as inflation rate, interest rate certificates of Bank Indonesia, and the exchange rate began the period 2005 to 2014. Source of the data used in this research are secondary data. This type of research used in this research is the explanation (explanatory research). The Data analysis technique used for this research is multiple linear analysis with the dependent variable income tax revenue and the independent variable is the inflation rate, the interest rate of Bank Indonesia certificates, and the exchange rate. Analysis using F test was showed that the independent variables have a simultaneous effect on the dependent variable. Based on the T test with 5% is found that the variable rate of inflation, interest rate of Bank Indonesia certificates, and the exchange rate has a partial effect on income tax revenue. Keywords : Inflation Rate, Interest Rate Certificate of Bank Indonesia, Exchange Rate, and Income Tax Abstrak Pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pengertian dari pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan baik wajib pajak badan maupun orang pribadi yang diperolehnya selama satu tahun masa pajak. Pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak yang memiliki sumbangsih yang cukup besar terhadap pemasukan keuangan negara. Penelitian ini dilakukan pada kondisi ekonomi makro antara lain inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan variabel dependen penerimaan pajak penghasilan dan variabel independen adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs. Analisis dengan menggunakan hasil uji F didapatkan bahwa variabel-variabel independen mempunyai pengaruh secara, bersama terhadap variabel dependen. Berdasarkan uji T dengan α sebesar 5% didapatkan bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs memiliki pengaruh secara sendiri terhadap penerimaan pajak penghasilan. Kata Kunci : Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Kurs dan Pajak Penghasilan PENDAHULUAN Indonesia
berdasarkan adalah
sebuah
negara
pendapatan
nasional
selama
sepuluh tahun ke belakang :
berkembang yang sedang fokus melaksanakan
Tabel 1. Perbandingan Pendapatan Nasional dan
pembangunan.
Penerimaan Pajak Penghasilan Tahun 2005-2014
Pembangunan
yang
paling
kentara adalah perbaikan sarana-sarana umum seperti jalan raya, jembatan dan lain sebagainya. Hal tersebut membuktikan bahwa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan. Berikut adalah
kondisi
perekonomian
Indonesia
(dalam miliar) No 1 2 3
Tahun 2005 2006 2007
Jumlah Pendapatan Nasional 1.521.193,80 1.585.488,40 1.689.149,30
Penerimaan Pajak Penghasilan 175.541,20 208.833,10 238.431,00
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
4 2008 1.836.356,30 5 2009 1.876.667,00 6 2010 2.024.689,90 7 2011 2.184.531,3 8 2012 2.372.063,3 9 2013 2.438.143,5 10 2014 2.560.677,02 Sumber : anonim (2015)
327.497,70 317.615,00 357.045,50 431.045,00 512.834,50 538.760,00 591.621,00
Berdasarkan pendapatan nasional pada data tersebut memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut
membuktikan
bahwa
tingkat
perekonomian di Indonesia begitu stabil. Jika dibandingkan
dengan
penerimaan
pajak
penghasilan, maka pendapatan nasional dan penerimaan pajak penghasilan berbanding lurus. Maka dari itu pendapatan nasional berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. Pada sisi lain pendapatan nasional dipengaruhi oleh perekonomian
makro,
dan
di
dalam
perekonomian makro terdapat beberapa variabel yang sangat mempengaruhi. Variabel yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini tengah
mengalami
tingkat
inflasi
yang
cenderung rendah, berdasarkan temuan peneliti pada situs resmi Bank Indonesia. Situs tersebut menampilkan data sebagai berikut : Tabel 2. Tingkat Inflasi Indonesia Pada Januari – Oktober 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bulan Tahun Oktober 2014 September 2014 Agustus 2014 Juli 2014 Juni 2014 Mei 2014 April 2014 Maret 2014 Februari 2014 Januari 2014
Tingkat Inflasi 4.83 % 4.53 % 3.99 % 4.53 % 6.70 % 7.32 % 7.25 % 7.32 % 7.75 % 8.22 %
Sumber : anonim (2014) Data
tersebut
memperlihatkan
bahwa
tingkat inflasi yang terjadi termasuk inflasi jenis rendah, berdasarkan tingkat parah atau tidaknya inflasi, dan juga tingkat inflasi yang terjadi masih dibawah 10% (Nainggolan, 2005:68-69). Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari bulan ke bulan pada tahun 2014 tingkat inflasi pada Negara Indonesia cenderung fluktuatif. Inflasi sangat
jelas
hubungannya
dengan
kondisi
perekonomian pada sebuah negara, jika inflasi terlalu
tinggi
maka
akan
terjadi
ketidakseimbangan pada sebuah negara tersebut (Pramulia, 2009:3).
Pada dasarnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sangat erat hubungannya dengan tingkat inflasi. Hal tersebut terjadi karena suku bunga Sertifikat Bank Indonesia merupakan salah satu cara bagi pemerintah melalui Bank Indonesia untuk menanggulangi inflasi yang terjadi (Pramulia, 2009:4). Maka dari itu dengan memainkan Indonesia
kedua dapat
variabel
tersebut
mengendalikan
Bank
stabilisasi
moneter di negara Indonesia, dan juga apabila kestabilan
moneter
dapat
tercipta
maka
pendapatan nasional akan stabil bahkan bisa merangkak naik, dengan begitu penerimaan pajak penghasilan juga akan meningkat seiring stabilnya perekonomian Indonesia. Selain dua variabel tersebut, masih ada variabel ekonomi makro yang berkaitan dengan penerimaan pajak penghasilan, yaitu nilai tukar kurs. Nilai tukar kurs merupakan selisih tukar nilai sebuah mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs sangat berhubungan erat dengan perdagangan internasional, karena pada
saat
transaksi
pada
perdagangan
internasional terjadilah proses nilai tukar kurs. Nilai tukar kurs tersebut mengakibatkan sebuah perusahaan
maupun
instansi
lain
harus
menerima konsekuensi dari perubahaan nilai kurs yang sangat fluktuatif, bahkan hampir setiap menit nilai tukar kurs bisa berubah-ubah, namun untuk kurs yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan nilai tukar kurs Kementerian
Keuangan
yang
mengalami
perubahan selama seminggu sekali (Chostanti, 2011:5). Berdasarkan
uraian
tersebut
peneliti
mengetahui bahwa faktor-faktor yang dipakai sebagai variabel penelitian saling berkait satu sama lain. Faktor-faktor tersebut merupakan data yang berfluktuatif, dari hal tersebut peneliti sangat tertarik untuk meneliti apakah dengan kefluktuatifan data tersebut penerimaan pajak dalam
hal
ini
pajak
penghasilan
dapat
dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Pada hal lainnya, Inflasi yang mempunyai dampak secara global otomatis akan mempengaruhi perekonomian suatu negara, dan juga tingkat suku bunga yang memicu investor untuk melakukan
investasi
ke
bank
dengan
mengharapkan keuntungan dari pendapatan bunga. Kurs juga sangat penting bagi pelaku perekonomian yang melakukan perdagangan internasional, dan juga kurs mengakibatkan selisih laba atau rugi pada para pelaku yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Ketiga
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
faktor
tersebut
perekonomian langsung
sangat
suatu
mempengaruhi
negara,
baik
secara
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak” (Resmi, 2008:80)
maupun
tidak
langsung.
Berdasarkan pengertian dari ahli dapat
suatu
negara
merupakan
disimpulkan bahwa pajak penghasilan (PPh)
indikator yang dipengaruhi pendapatan nasional.
adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak
Pendapatan nasional bisa dipengaruhi oleh
atas semua penghasilan yang diterima pada
penerimaan pajak dan pada penelitian ini
tahun pajak dikurangi dengan penghasilan tidak
peneliti memilih pajak penghasilan sebagai
kena pajak (PTKP).
Perekonomian
variabel yang dijadikan pembanding atas ketiga variabel yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka
dari
itu
peneliti
bertujuan
untuk
Tingkat Inflasi “Menurut
Manullang
(1993:83)
Inflasi
keadaan
dimana
terjadi
menggunakan judul “Pengaruh Tingkat Inflasi,
adalah
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia,
meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau
dan Nilai Tukar Kurs Terhadap Penerimaan
suatu keadaan dimana terjadi turunnya nilai
Pajak Penghasilan”
mata uang. Inflasi terjadi karena semakin
suatu
meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat.”
Pajak
“Menurut Djohanputro (2006:147) Inflasi Menurut Soemahamidjaya dalam Suandy
sebagai kecenderungan kenaikan harga secara
(2006:9) “Pajak adalah iuran wajib dan bersifat
umum. Kecenderungan yang dimaksud adalah
memaksa, berupa uang atau barang, yang
bahwa kenaikan tersebut tidak terjadi sesaat.
dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-
Kenaikan harga sesaat tidak dianggap sebagai
norma hukum, guna menutup biaya produksi
inflasi.”
barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum” Menurut
Soemitro
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah Suatu
dalam
Nurmantu
keadaan dimana terlalu banyak uang yang
(2005:12-13) “Pajak adalah iuran rakyat kepada
beredar di masyarakat, sehingga mengakibatkan
kas negara (peralihan kekayaan dari sektor
harga-harga dan biaya-biaya umum mengalami
partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan
kenaikan
undang-undang (dapat dipaksakan) dengan
mengakibatkan menurunnya nilai mata uang
tiada mendapat jas timbal (tegen prestasi), yang
suatu negara dan melemahkan daya
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan
terhadap uang yang telah diinvestasikan.
yang
signifikan.
Inflasi
juga beli
untuk membiayai pengeluaran umum” ahli,
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
memberikan gambaran bahwa sesungguhnya
“Tingkat suku bunga merupakan harga
Menurut
pendapat
dari
para
pajak adalah : 1. 2.
yang harus dibayar oleh peminjam untuk
Pembayaran
pajak
dikelola
oleh
memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk
pemerintah
jangka
Pajak merupakan pungutan wajib bagi
(Darmawi,2006:181).
seluruh rakyat Indonesia
waktu
yang
telah
disepakati”
Pada dasarnya suku bunga Sertifikat Bank
3.
Pajak bersifat memaksa
Indonesia sangat erat hubungannya dengan
4.
Tidak ada imbalan secara langsung
tingkat inflasi. Hal tersebut terjadi karena suku
terhadap pembayar pajak
bunga Sertifikat Bank Indonesia merupakan
5.
6.
Pajak
dasar
salah satu cara bagi pemerintah melalui Bank
kemakmuran dan kepentingan semua
Indonesia untuk menanggulangi inflasi yang
rakyat
terjadi. Maka dari itu dengan memainkan kedua
Pajak
digunakan
dibayar
oleh
atas
rakyat
dan
variabel
tersebut
Bank
Indonesia
dapat
dikembalikan lagi kepada rakyat secara
mengendalikan stabilisasi moneter di negara
adil dan merata berupa fasilitas umum
Indonesia, dan juga apabila kestabilan moneter
yang didanai oleh pemerintah
dapat tercipta maka pendapatan nasional akan stabil bahkan bisa merangkak naik, dengan
Pajak Penghasilan
begitu penerimaan pajak penghasilan juga akan
“Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan
terhadap
subjek
pajak
atas
meningkat
seiring
stabilnya
perekonomian
Indonesia. Selain dua variabel tersebut, masih
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
ada variabel ekonomi makro yang berkaitan
Jenis Data dan Sumber Data
dengan penerimaan pajak penghasilan, yaitu nilai tukar kurs.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series. Data sekunder diperoleh dari institusi yang terkait akan hal-hal yang
Nilai Tukar Kurs
diteliti oleh peneliti (Kuncoro, 2009:146). Data
“Nilai tukar (kurs) adalah jumlah mata uang
sekunder yang dimaksud adalah tingkat inflasi,
tertentu yang dapat ditukar terhadap satu unit
tingkat suku bunga, dan nilai tukar kurs yang
mata uang lain. Jadi, kurs rupiah merupakan
dapat
jumlah dari mata uang yang dapat ditukar
(www.idx.co.id) dan bursa efek indonesia,
terhadap satu unit mata uang negara lain, semisal
sedangkan
terhadap dollar AS” (Joesoef, 2008:24)
diperoleh dari situs resmi Direktorat Jenderal
Nilai tukar kurs merupakan selisih tukar
diperoleh
dari
penerimaan
(www.bi.go.id),
pajak
penghasilan
Pajak.
nilai sebuah mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs sangat berhubungan
Teknik Pengumpulan Data
erat dengan perdagangan internasional, karena pada
saat
transaksi
pada
perdagangan
internasional terjadilah proses nilai tukar kurs.
Teknik
pengumpulan
data
merupakan
langkah yang digunakan untuk menghimpun data yang ada. Pengumpulan data tersebut
Nilai tukar kurs berdasarkan definisi diatas
ditujukan untuk menyusun data-data yang ada
dapat disimpulkan bahwa nilai tukar kurs
sehingga diketahui hubungan antara data-data
merupakan satuan unit mata uang suatu negara
tersebut. Penelitian ini menggunakan data
yang dapat ditukarkan dengan satuan unit mata
sekunder dan pengumpulan datanya diperoleh
uang negara lain yang memiliki perbedaan nilai
dari web resmi bi.go.id dan pajak.go.id.
mata uang diantara kedua mata uang tersebut. Populasi dan Sampel Hipotesis
Populasi yang akan digunakan adalah data
H1 = Tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai
tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank
tukar
Indonesia, nilai tukar kurs, dan penerimaan
kurs
secara
simultan
berpengaruh
terhadap penerimaan pajak penghasilan.
pajak penghasilan secara nasional dalam kurun
H2 = Tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai
waktu januari 2005 sampai dengan desember
tukar kurs secara parsial berpengaruh terhadap
2014,
penerimaan pajak penghasilan.
digunakan merupakan sampel jenuh. Maka dari
H3 = Tingkat suku bunga Sertifikat Bank
itu sampel yang digunakan sama dengan
Indonesia
populasi yaitu 10 tahun atau sama dengan 120
berpengaruh
dominan
terhadap
sebanyak
120
bulan.
Sampel
yang
penerimaan pajak penghasilan.
bulan, mulai dari januari 2005 - desember 2014.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Jenis Penelitian
Variabel penelitian yang berhubungan dengan
Berdasarkan
tujuan
penelitian
yang
judul dan masalah yang terjadi adalah sebagai
bermaksud untuk mengetahui pengaruh tingkat
berikut :
inflasi, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
a. Variabel Dependen
dan nilai tukar kurs terhadap penerimaan Pajak
Penerimaan
Penghasilan, maka jenis pendekatan penelitian
penerimaan dari pajak yang didasarkan pada
yang digunakan adalah penelitian penjelasan
penghasilan bersih dikalikan dengan tarif yang
(explanatory
berlaku sesuai dengan Undang-Undang pajak
research)
dengan
pendekatan
kuantitatif (Azwar, 2010:5).
penghasilan
pajak
tahun
penghasilan
2008
(Y)
(Resmi,
adalah
2008:80).
Penelitian menggunakan data penerimaan pajak Lokasi Penelitian
penghasilan mulai januari 2005 sampai dengan
Lokasi penelitian yang digunakan pada
desember
2014.
Data
yang
digunakan
penelitian ini adalah Bank Indonesia dan
merupakan penerimaan pajak penghasilan per
Direktorat Jenderal Pajak. Mengingat data yang
bulan berdasarkan azas pajak penghasilan pasal
diperlukan untuk penelitian ini diadapatkan
25.
pada situs resmi pajak.go.id dan bi.go.id.
1. Variabel Independen a. Tingkat Inflasi (X1)
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
Tingkat inflasi adalah nilai kondisi dimana
variabel mana yang paling dominan. Berikut
uang yang beredar sudah melebihi ambang
adalah
normal (Manullang, 1993:83). Peneliatian ini
digunakan dalam penelitian ini :
jenis-jenis
uji
asumsi
menggunakan perubahan angka inflasi yang
1.
Uji Normalitas
dikeluarkan
pada
2.
Uji Multikolinearitas
periode 1 januari 2005 sampai dengan
3.
Uji Autokorelasi
desember 2014 yang dihitung tiap bulan
4.
Uji Heterokedastisitas
oleh
Bank
Indonesia
klasik
yang
dalam satuan %. b. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (X2)
Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan suatu uji yang
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang
digunakan untuk mengetahui kebenaran dari
harus dibayarkan oleh pihak satu atas
hipotesis yang telah dipapaekan oleh peneliti.
penggunaan dana milik pihak lain selama
Hipotesis
periode tertentu atau harga yang diterima
kebenarannya maka dari itu pengujian hipotesis
oleh lender karena menyewakan dana kepada
dilakukan secara statistik melalui beberapa tahap
borrower (Joesoef, 2008:41). Peneliatian ini
yaitu sebagai berikut :
yang
dipaparkan
menggunakan perubahan angka inflasi yang
1.
Uji Simultan F
dikeluarkan
2.
Uji Parsial t
oleh
Bank
Indonesia
pada
perlu
diuji
periode 1 januari 2005 sampai dengan desember 2014 yang dihitung tiap bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam satuan %.
Statistik Inferensial
c. Nilai Tukar Kurs Pajak (X3)
1. Uji Normalitas
Nilai tukar kurs merupakan selisih tukar nilai
Pengujian dari aplikasi SPSS disajikan dalam
sebuah mata uang dari suatu negara dengan
tabel berikut :
mata
uang
berhubungan
negara erat
lain. dengan
Kurs
sangat
perdagangan
internasional, karena pada saat transaksi pada perdagangan internasional terjadilah proses nilai tukar kurs (Joesoef, 2008:24). dollar AS dan penelitian ini menggunakan satuan nilai tukar yang sudah ditentukan ulang pihak Direktorat Jenderal Pajak dalam bentuk
Gambar 1. Uji Normalitas Sumber : Data diolah (2015)
satuan rupiah selama januari 2005 sampai
Gambar tersebut menyebutkan bahwa data
dengan desember 2014. Data yang diambil
yang
adalah nominal kurs pada akhir bulan.
histogram mengikuti lekuk garis normal.
digunakan
adalah
normal
karena
Maka dari itu penelitian ini menggunakan data yang tergolong normal.
Teknik Analisis Data
2. Uji Multikolinearitas
Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif lebih berkenaan dengan
Data terbebas dari multikolinearitas bila nilai
pengumpulan dan peringkasan data, serta
VIF < 10 (Ghozali, 2013:95)
penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data
Tabel 3. Uji Multikolinearitas
statistik, yang bisa diperoleh hasil sensus, survei, jajak
pendapat
atau
pengamatan
lainnya
umumnya masih bersifat acak, “mentah” dan
Collinearity Statistics Model 1
tidak terorganisir dengan baik (raw data). Datadata tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau presentasi grafis yang berguna sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan (statistik inferensi).
Uji asumsi klasik merupakan uji yang
VIF
Inflasi
.319
3.135
SBI
.320
3.127
Kurs
.976
1.025
(Constant)
Sumber : Data Diolah (2015)
Dari tabel terbukti bahwa VIF < 10, maka data pada
Uji Asumsi Klasik
Tolerance
penelitian
ini
terbebas
dari
multikolinearitas.
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan mendeteksi
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
3. Uji Autokorelasi
ketika
variabel
tingkat
inflasi
(X1),
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah
tingkat suku bunga Sertifikat Bank
terdapat
Indonesia (X2) dan nilai tukar kurs (X3)
kesalahan
penganggu
pada
tahun
sekarang dan tahun sebelumnya (Ghozali, 2013:110)
atau nilai X1, X2, dan X3 adalah 0 maka
Tabel 4. Uji Autokorelasi
variabel penerimaan pajak penghasilan
Model
Durbin-Watson
1
2.100
(Y) nilainya positif sebesar 20,141. 2.
Sumber : Data Diolah (2015)
Hasil
dari
Koefisien regresi linear tingkat inflasi adalah
durbin-watson
menunjukkan
sebesar
0,453
poin,
yang
mempunyai arti bahwa tingkat inflasi
angka 2,1 dan angka itu dibawah dari dU
mempunyai
yang berdasarkan tabel durbin-watson T=120,
terhadap penerimaan pajak penghasilan.
K=4 sebesar 1,771 dan 4 – 1,771 = 2,229. Maka
Pengertian
dari itu data tersebut berada diantara dU dan
peningkatan 1% tingkat inflasi akan
4 - dU ( 1,771 < 2,1 < 2,229), sehingga tidak
mengakibatkan kenaikan penerimaan
terjadi autokorelasi positif maupun negatif.
pajak penghasilan sebesar 0,453 poin,
4. Uji Heterokedastisitas
pengaruh tersebut
yang berarti
positif bahwa
begitu sebaliknya jika terjadi penurunan
Pengujian dari aplikasi SPSS disajikan dalam
tingkat
tabel berikut :
penerimaan pajak penghasilan akan
inflasi
sebesar
1%
maka
menurun sebesar 0,453 poin, dengan anggapan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai tukar kurs tetap (konstan). 3.
Koefisien regresi linear tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah
Gambar 2. Uji Heterokedastisitas Sumber : Data diolah (2015)
sebesar -2,504 poin, yang mempunyai
Gambar tersebut menunjukkan bahwa pola
arti bahwa tingkat suku bunga Sertifikat
yang
tersebut
Bank Indonesia mempunyai pengaruh
berbentuk abstrak. Sesuai dengan syarat
yang negatif terhadap penerimaan pajak
terjadi atau tidaknya heterokedastisitas, maka
penghasilan. Pengertian tersebut berarti
gambar tersebut tidak menunjukkan gejala
bahwa peningkatan 1% tingkat suku
heterokedastisitas, karena titik-titik pada
bunga Sertifikat Bank Indonesia akan
gambar tersebut menyebar dan membentuk
mengakibatkan penurunan penerimaan
pola yang abstrak.
pajak penghasilan sebesar 2,504 poin,
terbentuk
pada
gambar
begitu sebaliknya jika terjadi penurunan Uji Analisis Linear Berganda
tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Berdasarkan hasil perhitungan uji analisis
Indonesia sebesar 1% maka penerimaan
regresi linear berganda tersebut, maka dapat
pajak
dituliskan persamaan regresinya sebagai
sebesar 2,504 poin, dengan anggapan
berikut :
tingkat inflasi dan nilai tukar kurs tetap
Y = 20.141 + 0.453X1 – 2.504X2 + 1.332X3
(konstan).
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
4.
penghasilan
akan
meningkat
Koefisien regresi linear nilai tukar kurs
variabel tingkat suku bunga Sertifikat Bank
adalah
Indonesia (X2) mempunyai arah yang negatif
mempunyai arti bahwa nilai tukar kurs
atau berbanding terbalik dengan variabel
mempunyai
penerimaan pajak penghasilan (Y), sedangkan
terhadap penerimaan pajak penghasilan.
variabel tingkat inflasi (X1) dan nilai tukar
Pengertian
kurs (X3) mempunyai arah yang positif atau
peningkatan 1 poin dari nilai tukar kurs
berbanding
lurus
dengan
akan
penerimaan
pajak
penghasilan
Interpretasi
persamaan
regresi
variabel
sebesar
1,332
pengaruh tersebut
mengakibatkan
poin, yang
berarti
yang positif bahwa
peningkatan
(Y).
penerimaan pajak penghasilan sebesar
tersebut
1,332 poin, begitu sebaliknya jika terjadi
adalah sebgai berikut :
penurunan nilai tukar kurs sebesar 1
1.
Kostanta dari persamaan regresi ini
poin
seperti
pada
penghasilan akan menurun sebesar 1,332
persamaan adalah 20,141. Artinya bahwa
poin, dengan anggapan tingkat suku
yang
ditampilkan
maka
penerimaan
pajak
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
bunga Sertifikat Bank Indonesia dan
2.
tingkat inflasi (konstan).
Variabel Tingkat Inflasi Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat
Uji Hipotesis
inflasi berpengaruh secara parsial terhadap
Uji F
penerimaan
pajak
penghasilan.
Hal
ini
Berdasarkan hasil penelitian, H1 dapat
ditunjukkan dengan uji t yang menghasilkan
diterima yang berarti tingkat inflasi, tingkat
taraf signifikan sebesar 00 < 0.05 (5%), dan
suku bunga, dan nilai tukar kurs secara
thitung yang lebih dari ttabel yaitu 4,392 > 1,98.
simultan berpengaruh terhadap penerimaan
Maka dari itu H2 yang menyebutkan bahwa
pajak penghasilan.
tingkat inflasi berpengaruh secara parsial
Uji t
terhadap Berdasarkan hasil penelitian, H2 dapat
penerimaan
pajak
penghasilan
dapat diterima.
diterima, variabel tingkat inflasi, tingkat suku
Hasil penelitian ini mendukung pembahasan
bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai
dari peneliti terdahulu. Penelitian yang
tukar kurs mempunyai pengaruh secara
dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo
parsial
(2012) yang menyatakan bahwa tingkat inflasi
terhadap
penerimaan
pajak
penghasilan.
secara parsial berpengaruh terhadap indeks
Uji Variabel Dominan
harga saham gabungan, sedangkan penelitian
Variabel dominan pada penelitian ini
ini tidak mendukung Chostanti (2011) yang
adalah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank
mengatakan bahwa tingkat inflasi secara
Indonesia. Maka dari itu H3 dapat diterima.
parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index.
Pembahasan Hasil Penelitian
3.
1. Pengaruh Simultan Variabel Independen
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang
Terhadap Variabel Dependen
telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
suku
bahwa seperti H1, variabel independen yang
berpengaruh
terdiri dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga
terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hal
Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs
ini
berpengaruh terhadap variabel dependen
menghasilkan taraf signifikan sebesar 0,00 <
penerimaan pajak penghasilan. Berkaitan
0.05 (5%), dan thitung lebih dari ttabel yaitu 13,141
dengan hasil uji F dapat dikemukakan bahwa
> 1,98. Maka dari itu H2 yang menyebutkan
variabel independen yang terdiri dari tingkat
bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank
inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia
Indonesia, dan nilai tukar kurs secara
terhadap
simultan
dapat diterima.
berpengaruh
terhadap
variabel
bunga
Sertifikat
Bank
parsial
ditunjukkan
secara
dengan
berpengaruh penerimaan
Indonesia signifikan
uji
t
secara
pajak
yang
parsial
penghasilan
dependen penerimaan pajak penghasilan. Hal
Hasil penelitian ini mendukung pembahasan
tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan
dari peneliti terdahulu. Penelitian yang
Fhitung > Ftabel (124,994 > 2,70)
dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo
Hasil penelitian ini mendukung pembahasan
(2012) yang menyatakan bahwa tingkat suku
dari peneliti terdahulu. Penelitian yang
bunga Sertifikat Bank Indonesia secara parsial
dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo
berpengaruh terhadap indeks harga saham
(2012) yang menyatakan bahwa tingkat
gabungan, sedangkan penelitian menurut
inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Chostanti (2011) juga mengatakan hal yang
Indonesia, dan nilai tukar kurs secara
sama bahwa tingkat suku bunga Sertifikat
simultan berpengaruh terhadap indeks harga
Bank Indonesia secara parsial berpengaruh
saham
secara signifikan terhadap Jakarta Islamic
gabungan,
sedangkan
penelitian
menurut Chostanti (2011) juga mengatakan hal yang sama bahwa tingkat inflasi, tingkat
Index. 4.
Nilai Tukar Kurs
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang
nilai tukar kurs secara simultan berpengaruh
telah dilakukan, diketahui bahwa variabel
terhadap Jakarta Islamic Index.
nilai tukar kurs berpengaruh parsial secara signifikan
terhadap
penerimaan
pajak
penghasilan. Hal ini ditunjukkan dengan uji t
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7
yang menghasilkan taraf signifikan sebesar 00
para pelaku yang melakukan kegiatan ekspor
< 0.05 (5%), dan thitung yang lebih dari ttabel yaitu
dan impor.
7,201 > 1,98. Maka dari itu H2 yang
2. Bagi peneliti selanjutnya, terutama mengenai
menyebutkan bahwa variabel nilai tukar kurs
ekonomi
berpengaruh
penghasilan, sebaiknya ditambahkan lagi
penerimaan
secara pajak
parsial
terhadap
penghasilan
dapat
makro
indikator
ekonomi
diterima. Pengaruh positif ini mengisyaratkan
berhubungan
bahwa, apabila nilai tukar kurs naik maka
penerimaan
penerimaan
ditambahkan
pajak
penghasilan
akan
dan
penerimaan
makro
erat pajak
yang
dengan PDB,
lebih
besarnya
penghasilan.
tentang
pajak
Bisa tingkat
mengalami kenaikan, sebaliknya jika nilai
pengangguran untuk ekonomi makronya,
tukar kurs turun maka akan menyebabkan
sedangkan dari sektor pajaknya mungkin
penurunan penerimaan pajak penghasilan.
nanti bisa ditambah penerimaan pajak secara
Hasil penelitian ini mendukung pembahasan
keseluruhan yang dihasilkan oleh Indonesia.
dari peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo
DAFTAR PUSTAKA
(2012) yang menyatakan bahwa nilai tukar
Anonim. 2014. Pendapatan Pajak Penghasilan tahun 2005-2014, diakses pada tanggal 22 November 2014 dari www.pajak.go.id
kurs secara parsial berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, sedangkan penelitian menurut Chostanti (2011) juga mengatakan hal yang sama bahwa nilai tukar kurs
secara
parsial
berpengaruh
secara
signifikan terhadap Jakarta Islamic Index. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan H1 berdasarkan hasil penelitian yaitu variabel bebas yang digunakan secara bersama mempengaruhi variabel terikat. Maka dari itu dapat diterima. H2 berdasarkan hasil penelitian yaitu variabel bebas yang digunakan secara sendiri mempengaruhi variabel terikat. Maka dari itu dapat diterima. H3 : Variabel dominan pada penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia. Maka dari itu H3 dapat diterima. . Saran 1. Bagi pemerintah sebaiknya lebih diperhatikan lagi
tentang
landasan
ekonomi
adalah
makro.
inflasi
yang
Sebagai sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah negara, jika tingkat inflasi bisa dikendalikan dengan baik, maka penerimaan dari sektor pajak penghasilan akan dapat dioptimalkan. Berbeda untuk tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI), SBI bertujuan untuk menanggulangi
inflasi,
jadi
pemerintah
hendaknya juga memperhatikan SBI agar inflasi yang terjadi tidak melebihi ambang batas normal. Kurs juga sangat penting bagi pelaku
perekonomian
yang
melakukan
perdagangan internasional, dan juga kurs mengakibatkan selisih laba atau rugi pada
Anonim. 2014. Tingkat Inflasi tahun 2014, diakses pada tanggal 22 November 2014 dari www.bi.go.id Azwar,
Jusuf. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. Yogyakarta : PT. Alumni Bandung.
Chostanti, Devi. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, PDB, dan Nilai Tukar USD/IDR Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Juli 2005-2010. Malang : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial. Jakarta : Bumu Aksara. Djohanputro, Bramantyo. 2008. Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta : PPM. Joesoef, Jose Riza. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta : Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Erlangga. Manullang. 1993. Ekonomi Moneter. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nainggolan. 2005. Uang dan Lembaga Keuangan. Yogyakarta : BPPE Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan Edisi 3. Jakarta : Granit. Pramulia, Wiwin. 2009. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Nilai Kurs Dollar AS (USD) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2008. Malang : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
8
Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat. Suandy, Erly. 2006. Perpajakan Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
9