ANALISIS PENGARUH APLIKASI KREDIT, TINGKAT SUKU BUNGA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DI BANK DANAMON INDONESIA, Tbk CABANG KUNINGAN Hendrik Baitulloh Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma 10206423
ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi kredit, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan baik secara parsial maupun bersama-sama . Dalam penelitian ini pengujian pengaruh aplikasi kredit, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan tahun 1999-2009. Pada tahap analisis dilakukan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji koefisien determinasi. Aplikasi SPSS digunakan untuk membantu pengujian model ini. Hasil penelitian menunjukan persamaan regresi Y = -2788.760 + 0.636 AK + 18234.982 TSB - 13.432 IF. Variabel independen memberikan kontribusi (R Square) sebesar 79.6% dalam menjelaskan pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan. Hasil uji F menunjukan varabel independen secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen, ditunjukan oleh hasil perhitungan SPSS nilai F hitung sebesar 9.088 > F tabel sebesar 4.35 dan nilai signifikan sebesar 0.008 < 0.05. Pada penelitian ini uji t terdapat dua variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) yaitu variabel aplikasi kredit ditunjukan oleh hasil perhitungan SPSS dengan nilai t hitung 3.270 > t tabel sebesar 2.36, dan nilai signifikan sebesar 0.014 < 0.05 serta tingkat suku bunga ditunjukan oleh hasil perhitungan SPSS nilai t hitung sebesar 4.221 > t tabel sebesar 2.36 dan nilai signifikan sebesar 0.004 < 0.05. Sedangkan satu variabel independen yang tidak berpengaruh secara signifikan yaitu tingkat inflasi ditunjukan oleh hasil perhitungan SPSS dengan nilai t hitung sebesar -0.169 < t tabel sebesar 2.36, dan nilai signifikan sebesar 0.870 > 0.05.
Kata Kunci : Aplikasi Kredit, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Bank Danamon
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of credit applications, interest rate and inflation rate on the growth of mortgage loans (mortgage) at Bank Danamon Indonesia, Tbk Kuningan branch partially or together. In this study testing the effect of credit applications, interest rate and inflation rate on the growth of home ownership credit (KPR) in Bank Danamon Indonesia, Tbk Kuningan branch in 1999-2009.The analysis carried out classic assumption test, multiple regression analysis, and test the coefficient of determination. SPSS application used to help test this model. The results showed the regression equation Y = -2788.760 + 18234.982 0636 AK + TSB - 13 432 IF. Independent variables contribute (R Square) of 79.6% in explaining the growth in mortgage (mortgage) at Bank Danamon Indonesia, Tbk Kuningan branch. F test results indicate the independent variables jointly affect the dependent variable, indicated by the results of SPSS calculations for 9.088, calculated F value > F table at 4.35 and significant value for 0.008 < 0.05. In this study, t test, there are two independent variables that significantly influence the growth of home ownership credit (KPR) is a credit application variable is shown by the calculation of SPSS with t value 3.270 > t table for 2.36, and significant value for 0.014 < 0.05 and the level of interest shown by the results of calculations SPSS t value for 4.221> t table at 2.36 and significant value for 0.004 < 0.05. While one independent variable did not influence significantly the rate of inflation shown by the calculation of SPSS with t value of -0.169 < t table for 2.36, and significant value for 0870 > 0.05.
Keywords: Application Credit, Interest Rate, Inflation Rate, Growth Housing Loan (mortgage), Bank Danamon
PENDAHULUAN Bank memiliki peran yang sanagat pentig dalam masyarakat, bukan sekedar
mengalami gangguan. Terpuruknya sektor perbankan ini disebabkan oleh 5 faktor antara lain:
sebagai sumber dana bagi pihak yang kekurangan dana (defisit unit) dan sebagai
1.
atas kelangsungan hidup dari suatu
tempat penyimpanan uang bagi pihak yang
bank telah menimbulkan moral hazard
kelebihan dana (surplus unit ), tetapi
di kalangan pengelola dan pemilik
memiliki fungsi-fungsi lain yang semakin
bank. Hal ini mendorong perbankan
meluas saat ini. Terlebih lagi karena
untuk mengambil utang dan
kemajuan perekonomian dan semakin
memberikan kredit ke sektor-sektor
tingginya tingkat kegiatan ekonomi, telah
yang beresiko tinggi.
mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberi
Jaminan terselubung dari bank sentral
2.
Sistem pengawasan oleh Bank Sentral
kepuasan dan kemudahan-kemudahan,
kurang efektif. Hal ini telah
seperti menyediakan mekanisme dan alat
mendorong
pembayaran yang lebih efisien dalam
mengabaikan prinsip kehati-hatian
nasional
dalam kegiatan operasional yang telah
kegiatan ekonomi, memberikan pelayanan
ditetapkan.
penyi m pan an untuk ba ra ng-b arang b e rh a rg a d a n p e n a w a r a n j a s a -j a s a
perbankan
3.
Besarnya pemberian kredit dan
keuangan lainnya. Tentu saja
jaminan baik secara langsung maupun
keberadaannya sangat mempermudah dan
tidak langsung kepada individu atau
memperlancar seluruh aktiviitas ekonomi
kelompok usaha yang terkait dengan
masyarakat dan ini menempatkan bank
bank telah mendorong tingginya resiko kredit macet yang dihadapi oleh bank.
menjadi sebuah lembaga keuangan yang sangat strategis.
4.
Lemahnya kemampuan manajerial bank telah mengakibatkan penurunan
Namun sejak krisis 1997, terjadi
kualitas
aset
produktif
dan
penurunan persentase jumlah kredit yang
meningkatkan resiko yang dihadapi
disalurkan perbankan ke sektor dunia
bank.
usaha. Hal ini disebabkan kondisi perbankan yang lemah sehingga fungsi perbankan sebagai penyalur kredit
5.
Info mengenai kondisi perbankan kurang transparan.
Dalam
kaitannya
dengan
pertumbuhan kredit, terdapat salah satu jenis kredit yang disalurkan oleh bank yang
digunakan adalah regresi linier dengan menggunakan uji klasik. Berdasarkan
latar
belakang
mempunyai signifikansi terhadap
permasalahan diatas maka rumusan
pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu
masalah dalam penulisan ini adalah apakah
melalui pemberian kredit, terutama
aplikasi kredit, tingkat suku bunga dan
penyaluran kredit untuk sektor mikro.
tingkat
Melalui target ekspansi kredit, maka Bank
pertumbuhan kredit kepemilikan rumah
Indonesia berusaha merangsang
(KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk
perkembangan dunia usaha yang nantinya
cabang Kuningan pada tahun 1999-2009.
inflasi
berpengaruh
terhadap
akan menggerakkan perekonomian. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
MODEL
menciptakan kredit perbankan bersuku
PENELITIAN
DAN
HIPOTESIS
bunga rendah. Hal ini mengindikasikan
Dalam penelitian ini terdapat tiga
bahwa Bank Indonesia menganggap jalur
variabel bebas dan satu variabel terikat,
kredit sebagai salah satu alat untuk
yang termasuk variabel bebas adalah
mendorong pertumbuhan ekonomi.
aplikasi kredit, tingkat suku bunga dan
Fokus masalah dalam penelitian ini
tingkat inflasi, sedangkan variabel yang
adalah pengaruh aplikasi kredit, tingkat
terikat adalah pertumbuhan kredit pada
suku bunga, tingkat inflasi dan
Bank Danamon Indonesia, Tbk. Dari uraian
pertumbuhan kredit kepemilikan rumah
tersebut maka penulis membuat suatu
(KPR) pada Bank Danamon Indonesia, Tbk
model penelitian sebagai berikut :
cabang Kuningan tahun 1999-2009. Penelitian ini dilakukan dengan data sekunder (time series) yang diperoleh dari publikasi Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan data historis Bank Danamon Indonesia, Tbk. Data yang digunakan adalah data aplikasi kredit, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan pertumbuhan kredit. Alat analisis yang
Aplikasi kredit
Ha2 : Terdapat pengaruh antara tingkat suku
Suku bunga
Pertumbuhan kredit
bunga
terhadap
pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon
Inflasi
Indonesia, Tbk caban g Kuningan. Dari
model
c. Ho 3 : Tidak terdapat pengaruh antara
penelitian diatas, maka diajukan hipotesis
tingakat inflasi terhadap
variabel aplikasi kredit, tingkat
suku
pertumbuhan kredit kepemilikan
terhadap
rumah (KPR) di Bank Danamon
pertumbuhan kredit kepemilikan rumah
Indonesia, Tbk cabang
(KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk
Kuningan.
bunga
dan
tingkat
inflasi
cabang Kuningan baik secara bersamasama bersama maupun secara parsial.
Ha3 : Terdapat pengaruh antara tingkat inflasi terhadap pertumbuhan
a. Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh antara
kredit kepemilikan rumah (KPR)
aplikasi kredit terhadap
di Bank Danamon Indonesia,
pertumbuhan kredit kepemilikan
Tbk cabang Kuningan.
rumah (KPR) dii Bank Danamon
d. Ho 4 : Tidak terdapat pengaruh antara
Indonesia, Tbk cabang
aplikasi kredit, tingakat suku
Kuningan.
bunga dan tingkat inflasi
Ha1 : Terdapat
pengaruh
aplikasi
kredit
antara
terhadap
pertumbuhan
kredit
terhadap
kepemilikan rumah (KPR) di
pertumbuhan kredit kepemilikan
Bank Danamon Indonesia, Tbk
rumah (KPR) di Bank Danamon
cabang Kuningan.
Indonesia, Tbk cabang Kuningan.
suku
pengaruh
antara
aplikasi kredit, tingkat suku
b. Ho 2 : Tidak terdapat pengaruh antara tingkat
Ha4 : Terdapat
bunga
terhadap
bunga dan tingkat inflasi terhadap
pertumbuhan
kredit
pertumbuhan kredit kepemilika
kepemilikan rumah (KPR) di
rumah (KPR) di Bank Danamon
Bank Danamon Indonesia, Tbk
Indonesia, Tbk cabang
cabang Kuningan.
Kuningan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
maupun prasarana baru bagi Perseroan
Gambaran Umum Objek Penelitian
guna meraih pertumbuhan berdasarkan
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun 1956 dengan nama P T Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989. Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
transparasi, responsibilitas, integritas dan profesionalisme (TRIP). Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih oleh Konsorsium Asia Finance Indonesia sebagai pemegang saham pengendali. Dengan kendali manajemen baru, serta modal 180-hari pemetaan modal bisnis dan strategi baru, Bank Danamon terus menjalani perubahan transformasional yang dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional terkemuka dan pelaku regional unggulan.
(BPPN) sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN
PENGUJIAN DATA
merekapitalisasi Bank Danamon dengan
A. Uji Asumsi Klasik
obligasi pemerintah senilai Rp 32 triliun. Saat itu juga, sebuah bank BTO dilebur ke b
Perseroan sebagai bagian dari program
Model Summary
pembenahan BPPN. Pada tahun 2000, delapan bank BTO
R Model R a 1 .892
Square .796
Adjusted R Std. Error of the Square .708
Estimate 82.98979
lainnya dilebur ke dalam Bank Danamon. Namun sebagai surviving entity, Bank Danamon bangkit menjadi salah satu pilar
Uji Autokorelasi
perbankan nasional. Dalam kurun waktu
Berdasarkan hasil pengujian, nilai
tiga tahun berikutnya, Bank Danamon
Durbin-Watson sebesar 1.384, dan nilai
melakukan restrukturisasi luas mencakup
pengujian tabel Dubin Watson dengan taraf
manajemen, manusia, organisasi, sistem,
signifikan 0.05, n=11 dan k=3 didapatkan
nilai prilaku serta identitas perusahaan.
dL = 0.595 dan dU = 1.928, dan nilai 4-dU
Upaya ini berhasil meletakkan fondasi
= 2.072 dan 4-dL = 3.405. Dengan demikian nilai Durbin Watson berada
DurbinWatson 1.384
diantara dL dan dU, maka nilai tersebut termasuk pada klasifikasi tidak ada kesimpulan, dan tidak pada klasifikasi ada autokorelasi.
Model
Collinearity Statistics Telorance
1
VIF
Uji Multikolinieritas grafik tersebut tidak menunjukan suatu bentuk atau pola tertentu atau dapat dikatakan memenuhi persyaratan yang ada, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokeditas.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
AK
.897
1.115
antara variabel X 1 (Aplikasi Kredit), X 2
TSB
.882
1.133
(TingkAT Suku Bunga), dan X 3 (Tingkat
IF
.844
1.184
Inflasi) terhadap variabel Y (Pertumbuhan Kredit). Hal ini dilakukan karena tujuan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai VIF dari ketiga variabel bebas
dari penelitian ini adalah: 1. Untuk
mengetahui
pengaruh
lebih kecil dari pada sepuluh, maka dapat
aplikasi kredit terhadap
dinyatakan bahwa variabel bebas tersebut
pertumbuhan kredit kepemilikan
tidak ada gejala multikolinieritas. Sehingga
rumah (KPR) di Bank Danamon
p ers a m a a n re g res in y a l ay a k u nt uk
Indonesia, Tbk cabang Kuningan.
digunakan. Uji Heteroskedastisitas
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan.
Dari gambar diatas menunjukan titiktitik penyebaran diantara 1.5 dan -1.5, dari B. Analisis Regresi Linier berganda
4. Untuk mengetahui pengaruh aplikasi kredit, tingkat suku bunga
dan tingkat inflasi terhadap
aplikasi kredit (AK) memiliki koefisien
pertumbuhan kredit kepemilikan
positif, ini menunjukan bahwa aplikasi
rumah (KPR) di Bank Danamon
kredit (AK) memiliki hubungan positif atau
Indonesia, Tbk cabang Kuningan.
searah terhadap pertumbuhan kredit (PK) bank.
Unstandardized Model
Coefficients B
Koefisien regresi untuk tingkat suku
Std.Error
jika tingkat suku bunga (TSB) naik sebesar
1 (Constant) -2788.760 AK
.636
TSB 18234.982 IF
bunga (TSB) sebesar 18234.982, berarti
-113.432
692.952 .192 4320.302 670.090
satu poin, maka pertumbuhan kredit (PK) bank akan mengalami kenaikan sebesar 18234.982, dengan anggapan aplikasi kredit (AK) dan tingkat inflasi (IF) konstan. Variabel tingkat suku bunga
Berdasarkan hasil tersebut, maka persamaan garis regresi berganda dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = -2788.760 + 0.636 AK + 18234.982 TSB + (-113.42) IF
(TSB) memiliki koefisien positif, ini menunjukan bahwa tingkat suku bunga (TSB) memiliki hubungan positif atau searah terhadap pertumbuhan kredit (PK) bank.
Koefisien konstanta sebesar -2788.760, hal ini berarti bahwa apabila nilai dari aplikasi kredit (AK), tingkat suku bunga (TSB) dan tingkat inflasi (IF) sama dengan
Koefisien regresi untuk tingkat inflasi (IF) sebesar -113.432, berarti jika tingkat inflasi (IF) naik sebesar satu poin,
nol, maka nilai pertumbuhan kredit (PK)
maka pertumbuhan kredit (PK) bank akan
akan sebesar -2788.760.
mengalami penurunan sebesar 113.432, dengan anggapan aplikasi kredit (AK) dan
Koefisien regresi untuk aplikasi kredit (AK) sebesar 0.636, berarti jika aplikasi kredit (AK) naik sebesar satu poin, maka pertumbuhan kredit (PK) bank akan mengalami kenaikan sebesar 0.636, dengan anggapan tingkat suku bunga (TSB) dan tingkat inflasi (IF) konstan. Variabel
tingkat su ku bung a (TS B) konst an. Variabel tingkat inflasi (IF) memiliki koefisien positif, ini menunjukan bahwa tingkat inflasi (IF) memiliki hubungan negatif atau berlawanan arah terhadap pertumbuhan kredit (PK) bank.
Berdasarkan hasil perhitungan
C. Koefisien Determinasi (R Square)
SPSS pada Anova diperoleh nilai F hitung sebesar 9.088 > F tabel sebesar 4.35 dan
b
Model Summary
nilai signifikan sebesar 0.008 < 0.05, yang
Std. Error Mo
R
Adjusted R
of the
Durbin-
berarti menerima H a dan menolak H o
d el
R
Square
Square
Estimate
Watson
sehingga menunjukan terdapat pengaruh
1
.892
a
.796
.708
82.98979
1.384
yang signifikan antara aplikasi kredit,
a. Predictors: (Constant), IF, AK, TSB
tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi
b. Dependent Variable: PK
secara bersama-sama terhadap tersebut
pertumbuhan kredit kepemilikan rumah
menunjukan nilai R Square sebesar 0.796,
(KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk
hal ini berarti 79.6% variabel dependen
cabang Kuningan.
Dari
hasil
perhitungan
yang diteliti dijelaskan oleh variabel E. Uji t
independent, sedangkan sisanya 20.4%
Uji
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
koefisien
regresi
secara
termasuk dalam penelitian ini. Dapat
individual atau uji t dilakukan untuk
ditarik kesimpulan bahwa variabel-variabel
mengetahui signifikan masing-masing
bebas tersebut memilki kontribusi yang
koefisien dari model yang dibentuk, nilai t
cukup besar dalam menjelaskan
tabel dengan jumlah sampel (n) = 11,
pertumbuhan kredit (PK) perusahaan.
jumlah variabel (k) = 4, taraf signifikan α = 5%, degree of freedom (df) = n-K-1 = 114-1 = 7, sehingga diperoleh t tabel sebesar
D. Uji F
2.36. ANOVA
b
Sum of Squares Model 1 Regression 187771.046 Residual
48211.136
Total
235982.182
Tabel Uji t
Mean Square df F 3 62590.349 9.088 7
6887.305
10 a.
Predictors: (Constant), IF, AK, TSB
b.
Dependent Variable: PK
Sig. a .008
Coefficienta t
Model 1
Sig.
(Constant) -4.427
.003
AK 3.270
.014
TSB 4.221
.004
IF
-,169
a. Dependent Variabel : PK
.870
Untuk membuktikan pengaruh dari masing-masing
variabel
bebas
secara
c ) Tingkat Inflasi Pertumbuhan Kredit
terhadap
individual terhadap variabel terikat
Hasil pengolahan data terlihat pada
digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui
tabel 4.6 bahwa nilai t hitung sebesar -
pengaruh secara parsial aplikasi kredit,
0.169 < t tabel sebesar 2.36, dan nilai
tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi
signifikan sebesar 0.870 > 0.05, berarti
terhadap pertumbuhan kredit.
menerima H 0 dan menolak H a sehingga
a)
A p l i k a s i Kredit Pertumbuhan Kredit
terhadap
menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi terhadap
Hasil pengolahan data terlihat pada
pertumbuhan kredit kepemilikan rumah
tabel 4.6 bahwa nilai t hitung sebesar 3.270
(KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk
> t tabel sebesar 2.36, dan nilai signifikan
cabang Kuningan.
sebesar 0.014 < 0.05, berarti menerima H a
KESIMPULAN
dan menolak H o sehingga menunjukan Dari hasil analisis dan pengolahan
terdapat pengaruh yang signifikan antara aplikasi kredit terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan. b)
Tingkat Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Kredit Hasil pengolahan data terlihat pada
tabel 4.6 bahwa nilai t hitung sebesar 4.221
data yang dilakukan mengenai pengaruh aplikasi kredit, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan uji koefisien regresi secara parsial variabel aplikasi kredit
> t tabel sebesar 2.36 dan nilai signifikan
mempunyai pengaruh yang signifikan
sebesar 0.004 < 0.05, berarti menerima H a
terhadap
dan menolak H o sehingga menunjukan
pertumbuhan
kredit
kepemilikan rumah (KPR) di Bank
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Danamon Indonesia, Tbk cabang
tingkat suku bunga terhadap Pertumbuhan
Kuningan.
Kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan.
2.
Berdasarkan uji koefisien regresi secara parsial variabel tingkat suku
bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan. 3.
Berdasarkan uji koefisien regresi secara parsial variabel tingkat inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan.
4.
Pertumbuhan kredit di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan, berdasarkan uji koefisien regresi secara bersama-sama variabel yang di uji yaitu aplikasi kredit, tingkat suku
Jusuf, J., 2004, Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kasmir., 2004, Bank & Lembaga Ke u a n g a n La i n n y a , C e t a k a n Ked ela pan, P ene rbit P T R aja Grafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, M., 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonom , P en erbit Erlangga, Jakarta. McEachern., William., 2003, Makro Ekonomi, Ki-oon Record. Mulyono,T.P., 1996, Manajemen Perkreditan Bagi bank Komersiil , Cetakan Ketiga, Penerbit BPFEYogyakarta, Yogyakarta. Priyatno, D., 2009, SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate , Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
bunga dan tingkat inflasi berpengaruh secara signfikan terhadap pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang Kuningan. DAFTAR PUSTAKA Brigham., Houston., 2009, Fundamentals Of Finanial Managemen: DasarDasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, P ene rbit S ale m b a Emp at, Jakarta. Hadiwijaya., Wirasasmita, R., 1993, Beberapa Segi Mengenai Perkreditan, Cetakan Pertama, Penerbit CV Pionir Jaya, Bandung.
Samuelson,P.A dan Nordhaus, W.D., 2002, “Economics”, Edisi 15, Penerbit Mcgraw-Hill Book Company, New York. Setyawan, E., 2006, “ Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi, Tungkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Kredit Investasi Yang Disalurkan Bank Umum di Indonesia” diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/9910/1/040523002.pdf pada tanggal 20 Joni 2010. Sutarno., 2002, “ Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Dan Kredit Usaha Kecil Terhadap Kredit Pegadaian (Studi Kasus Pada Perum Pegadaian Kantor
Wilayah Semarang)” diakses dari http://eprints.undip.ac.id/8998/1/20 02MM1874.pdf pada tanggal 14 Juni 2010. Sumarno, S., 2003, Pengaruh Mekanisme Pengelolaan Kredit Dan Penyelesain Kredit Bermasalah Terhadap Kesehatan Portofolio Di Bank Danamon, Tbk. Tesis Magister Sains, Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Adminstrasi Yappann, Jakarta.
Sutojo, S., 2007, Analisis Kredit Bank Umum, Edisi Baru, Penerbit PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Sutojo, S., 2 008, M engenai Kredit Bermasalah, Edisi Baru, Penerbit PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Tjoekam, M., 1999, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersil, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Untung, B., 2000, Kredit Perbankan di Indonesia, C et a k an P e rt a m a , Penerbit Andi, Yogyakarta. Wahana Komputer., 2009, SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Wikipedia., 2003, “Inflasi”, http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi diakses tanggal 17 Mei 2010. www.bi.go.id www.bps.go.id www.Danamon.co.id Yusuf, M., 2009, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara”, diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/7212/1/09E01882.pdf pada tanggal 14 Juni 2010.