KETERKAITAN ANTARA KARAKTER IDEAL WIRAUSAHAWAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DENGAN KEBERHASILAN USAHA : SURVEI PERSEPSI WIRAUSAHAWAN UMKM DI BOGOR
PUTRI EKA AYUNI SUBAGYO
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keterkaitan Antara Karakter Ideal Wirausahawan dalam Perspektif Islam dengan Keberhasilan Usaha : Survei Persepsi Wirausahawan UMKM di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2014 Putri Eka Ayuni Subagyo NIM H54100027
ABSTRAK PUTRI EKA AYUNI SUBAGYO. Keterkaitan Antara Karakter Ideal Wirausahawan dalam Perspektif Islam dengan Keberhasilan Usaha : Survei Persepsi Wirausahawan UMKM di Bogor. Dibimbing oleh DOMINICUS SAVIO PRIYARSONO dan LAILY DWI ARSYIANTI. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki kontribusi terhadap sektor perekonomian Indonesia. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97.16% dari pangsa tenaga kerja nasional. Akan tetapi potensi ini masih terbentur beberapa kendala yang menghambat perkembangan UMKM di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah masih banyaknya pelaku UMKM yang belum memiliki karakter sebagaimana seharusnya dimiliki oleh wirausahawan. Penelitian ini menganalisis pengaruh karakter wirausahawan dalam perspektif Islam terhadap keberhasilan usaha dan menganalisis persepsi pelaku UMKM terhadap karakter wirausahawan dari perspektif Islam. Untuk menganalisis persepsi pelaku UMKM terhadap karakter wirausahawan digunakan metode analisis deskriptif sedangkan untuk menganalisis pengaruh karakter wirausahawan dalam perspektif Islam terhadap keberhasilan usaha digunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan God consciousness (ketakwaan) berpengaruh positif terhadap karakter wirausahawan dan karakter wirausahawan berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Kata kunci : Karakter Wirausahawan, Keberhasilan Usaha, SEM, UMKM.
ABSTRACT PUTRI EKA AYUNI SUBAGYO. Correlation Between Entrepreneurs Ideal Characters in Islamic Perspective with the Success of Business : (SMEs Entrepreneur Perception Survey in Bogor). Supervised by DOMINICUS SAVIO PRIYARSONO and LAILY DWI ARSYIANTI. Small and Medium Entreprises (SMEs) have a contribution to Indonesia economy. This sector afford to supply manpower up to 97.16% from total national manpower. However, this potency still encounters several factor which are hindering SMEs development in Indonesia. One of the reason is there are many SMEs entrepreneurs which doesn‟t have an ideal entrepreneur character yet. This study analyzes correlation between ideal entrepreneur character in Islamic perspective with the success of business and entrepreneur perception to character in entrepreneurship. Descriptive analysis method is used to analyze entrepreneur perception to character in entrepreneurship, while correlation between ideal entrepreneur characters in Islamic perspective with the success of business is analyzed with Structural Equation Modeling (SEM) method. Result shows that God consciousness (taqwa) has positive effect on characters of entrepreneurs and characters has postive effect on the success of business. Keywords : Entrepreneurs Character, SMEs, SEM, Success of Business.
KETERKAITAN ANTARA KARAKTER IDEAL WIRAUSAHAWAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DENGAN KEBERHASILAN USAHA : SURVEI PERSEPSI WIRAUSAHAWAN UMKM DI BOGOR
PUTRI EKA AYUNI SUBAGYO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah Departemen Ilmu Ekonomi
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Keterkaitan Antara Karakter Ideal Wirausahawan dalam Perspektif Islam dengan Keberhasilan Usaha : Survei Persepsi Wirausahawan UMKM di Bogor Nama : Putri Eka Ayuni Subagyo NIM : H54100027
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Dominicus Savio Priyarsono, MS Pembimbing I
Laily Dwi Arsyianti, SE, MSc Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MA,Ec Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul Keterkaitan Antara Karakter Ideal Wirausahawan dalam Perspektif Islam dengan Keberhasilan Usaha : Survei Persepsi Wirausahawan UMKM di Bogor. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan pemimpin terbaik bagi umat manusia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Dominicus Savio Priyarsono, MS dan Ibu Laily Dwi Arsyianti, SE, MSc selaku dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Dr Jaenal Efendi selaku dosen penguji utama dan Ibu Widyastutik, SE, MSi selaku komisi akademik. Ungkapan terima kasih kepada Bapak (Subagyo), Ibu (Anaziyah), adik-adik (Rani, Tria, Dzaki), Kakak (Mbak Nana) atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada para responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, dosen-dosen Ekonomi Syariah atas bimbingannya selama ini, kepada sahabat Erma Fatima, Pramono Widagdo, Nur Azizah, dan teman-teman Ekonomi Syariah 47 atas segala momen, pelajaran, bantuan, dan waktu kebersamaannya. Terakhir penulis sampaikan juga terimakasih kepada teman-teman SES-C FEM IPB. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Juni 2014 Putri Eka Ayuni Subagyo
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Kewirausahaan dan Wirausahawan
4
Kewirausahaan Islam
5
Karakteristik Wirausahawan dalam Perspektif Islam
5
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
8
Konsep Keberhasilan Usaha
9
Tinjauan Penelitian Terdahulu
10
METODE PENELITIAN
11
Kerangka Pemikiran
11
Hipotesis
12
Lokasi dan Waktu Penelitian
12
Jenis dan Sumber Data
12
Metode Pengambilan Sampel
13
Metode Analisis Data
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
Karakteristik Umum Responden
17
Uji Validitas dan Reliabilitas
20
Gambaran Umum God Consciousness dan Karakter Wirausahawan
20
Gambaran Umum Keberhasilan Usaha
25
Pengaruh Karakter Wirausahawan dalam Perspektif Islam terhadap Keberhasilan Usaha
25
SIMPULAN DAN SARAN
30
Simpulan
30
Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
35
RIWAYAT HIDUP
49
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 Kriteria UMKM menurut UU No.20/2008 Skala Likert Variabel penelitian Karakteristik responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Karakteristik responden berdasarkan skala usaha Karakteristik responden berdasarkan sektor usaha Karakteristik responden berdasarkan umur usaha Karakteristik responden berdasarkan jumlah pendapatan Hasil uji quality criteria model reflektif Hasil analisis inner model
1 7 12 15 16 16 17 17 17 18 18 25 28
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kerangka pemikiran Model umum penelitian Persepsi wirausahawan terhadap God Consciousness Persepsi wirausahawan terhadap dimensi siddiq Persepsi wirausahawan terhadap dimensi amanah Persepsi responden terhadap dimensi tabligh Persepsi responden terhadap dimensi fathonah Persepsi responden terhadap keempat dimensi karakter Persepsi responden terhadap keberhasilan usaha Model awal penelitian Model akhir penelitian Hasil bootstrapping
10 14 19 20 21 21 22 23 24 26 26 29
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Hasil uji validitas dan reliabilitas Hasil total skor indikator dan persentase skor dimensi Hasil output PLS-SEM Kuesioner penelitian
33 36 38 41
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia adalah dengan menumbuhkan sikap kewirausahaan pada masyarakat. Hal ini mengingat ketersediaan lapangan kerja formal yang semakin menipis sementara jumlah penduduk terus bertambah (Bappenas 2005). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah memprioritaskan pembiayaan kewirausahaan dengan mengalokasikan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM serta memberikan suntikan modal untuk menarik minat berwirausaha masyarakat melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan implikasi dari sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh masyarakat. UMKM menjadi salah satu sektor perekonomian yang marak diperbincangkan beberapa tahun terakhir. Sejak krisis finansial melanda dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang, UMKM telah memperlihatkan kemampuannya untuk terus berjalan dan berkontribusi bagi perekonomian (Tambunan 2009). Tabel 1 Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun 2011-2012a No 1
2
3
a
Indikator Unit Usaha (Unit) a. UMKM b. Usaha Besar Tenaga Kerja (Orang) a. UMKM b. Usaha Besar Kontribusi terhadap PDB (Rp Milyar) a. UMKM b. Usaha Besar
Tahun 2011 Jumlah Pangsa (%) 55 211 396 55 206 444 99.99 4 952 0.01 104 613 681 101 722 458 97.24 2 891 224 2.76 2 377 110 1 369 326 1 007 784
57.60 42.40
Tahun 2012 Jumlah Pangsa (%) 56 539 560 56 534 592 99.99 4 968 0.01 110 808 54 107 657 509 97.16 3 150 645 2.84 2 525 120.4 1 451 460.2 1 073 660,1
57.48 42.52
Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2013)
Sektor UMKM juga memiliki kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dengan jumlah sebanyak 99.9% dari pangsa unit usaha sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97.16%.. Menurut Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor pada tahun 2011 terdapat 1 300 unit usaha UMKM dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 22 260 orang (PPID Kabupaten Bogor 2011). Seperti halnya Kabupaten Bogor, menurut data yang diambil dari website resmi Pemerintah Kota Bogor tahun 2011, jumlah UMKM yang masuk dalam pembinaan Pemerintah Kota Bogor sampai akhir tahun 2010 mencapai 32 901 UMKM dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 58 249 orang.
2 Di sisi lain potensi yang dimiliki UMKM masih terbentur oleh beberapa kendala yang menghambat pengembangannya. Meskipun menguasai pangsa unit usaha dan tenaga kerja, UMKM masih mengalami ketimpangan dalam hal produktivitas dan kontribusi terhadap PDB dengan usaha besar. Berdasarkan data BPS dan Kementerian UMKM (2012), produktivitas usaha besar 26 kali lebih besar dari usaha menengah, 469 kali lebih besar dari usaha kecil, dan 14 586 kali lebih besar dari usaha mikro. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah faktor SDM khususnya terkait perilaku wirausahawan itu sendiri. Beberapa pelanggaran etika bisnis seperti pernyataan dari Badan Usaha Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) yang menyatakan terdapat 947 kasus penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tahun 2013 dan 53 kasus per Januari 2014 (Okezone 2014). Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya juga menyatakan tahun 2013 makanan berformalin marak ditemukan, terutama pada produk mie basah (Liputan6 2013). Data diatas menunjukkan permasalahan UMKM yang berkaitan dengan perilaku para wirausahawan masih marak terjadi. Padahal jika mengacu pada data kependudukan BPS tahun 2010, tercatat sebanyak 207 176 162 penduduk Indonesia memeluk Agama Islam. Jumlah ini setara dengan 87.18% dari total penduduk Indonesia. Kabupaten dan Kota Bogor sendiri merupakan daerah paling padat penduduk di Jawa Barat dengan jumlah muslim terbanyak, yaitu mencapai 96.67% dari total penduduknya. Jika dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja pada sektor UMKM, hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat yang terlibat dalam UMKM di Indonesia, khusunya di Kabupaten dan Kota Bogor, mayoritas beragama Islam. Dalam perspektif Islam sendiri unsur karakter dari wirausahawan merupakan aspek vital. Hal ini dikarenakan keberhasilan usaha dalam Islam tidak hanya berorientasikan pada hasil tetapi juga pada proses. Karena bisnis dalam Islam terintergrasi dengan ibadah, maka proses bisnis tidak boleh mengandung kegiatan yang menyimpang dari syariat Islam. Proses dalam bisnis ini sangat ditentukan oleh perilaku yang merupakan manifestasi dari karakter wirausahawan itu sendiri. Kouzes dan Posner (1995) melalui penelitiannya mengenai karakter ideal Chief Executive Officer (CEO) menyatakan bahwa di masa depan keberhasilan bisnis akan diperoleh jika pebisnis menerapkan nilai-nilai spiritual. Di masa lampau Rasulullah SAW telah membuktikan nilai-nilai spiritual tersebut telah melekat dengan kepemimpinan bisnis beliau. Rasulullah SAW menjadikan bisnis sebagai salah satu bentuk ibadah, melibatkan ketakwaan dan menerapkan empat karakter utama yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas). Dalam hadistnya Rasulullah SAW telah menekankan pentingnya menghasilkan harta dengan jalan mulia kerena di dalamnya terdapat keberkahan : “Sesungguhnya harta itu hijau dan lezat. Maka barang siapa mengambilnya dengan jiwa mulia, dia akan mendapatkan keberkahan padanya. Dan barang siapa mengambilnya dengan jiwa yang tamak, dia tidak diberkahi padanya dan bagaikan orang yang makan tetapi tidak pernah merasa kenyang”(H.R.BukhariMuslim) Dengan demikian, diperlukan wirausahawan yang memiliki karakter sesuai dengan yang diteladankan oleh Al-Quran dan Hadist. Wirausahawan yang
3 bukan hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek tetapi juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability) yang sesuai dengan prinsip syariat Islam. Berdasarkan masalah tersebut menjadi penting untuk melakukan penelitian mengenai keterkaitan antara karakter ideal wirausahawan dalam perspektif Islam dengan keberhasilan usaha, yang diambil dari survei persepsi wirausahawan UMKM di Bogor. Perumusan Masalah Beberapa kegiatan bisnis yang tidak sesuai dengan etika berkontribusi terhadap sulit berkembangnya UMKM di Indonesia. Beberapa temuan praktik bisnis yang melanggar etika, diantaranya: pernyataan Kementerian Perdagangan terkait 621 kasus produk tidak layak edar oleh sepanjang 2012 (Kompas 2013), 947 kasus penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tahun 2013 dan 53 kasus per Januari 2014 (Okezone 2014), puluhan tahu yang dijual sejumlah pedagang di Pasar Anyar, Bogor, mengandung formalin (Tempo 2012), cairan kimia formalin, boraks, rhodamin B dan methanil yellow ditemukan dalam jajanan anak-anak sekolah di 315 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Indramayu, daging sapi yang ada di pasar Yogyakarta 50% nya merupakan daging sapi glonggongan (Vivanews 2013). Kondisi seperti ini pada akhirnya akan memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk/jasa yang dihasilkan oleh UMKM. Hal ini otomatis berdampak pada keberlanjutan (sustainability) UMKM di Indonesia, khususnya di Kabupaten dan Kota Bogor yang memiliki UMKM cukup banyak dan sebagian besar penduduknya adalah Muslim. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi wirausahawan UMKM di Bogor terhadap penerapan karakter wirausahawan dalam perspektif Islam ? 2. Bagaimana pengaruh karakter wirausahawan dalam perspektif Islam terhadap keberhasilan UMKM di Bogor ? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Mengidentifikasi persepsi wirausahawan UMKM di Bogor terhadap penerapan karakter wirausahawan dalam perspektif Islam. 2. Menganalisis pengaruh karakter wirausahawan dalam perspektif Islam terhadap keberhasilan UMKM di Bogor.
Manfaat Penelitian Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis ataupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan, adapun manfaat tersebut antara lain :
4 1. Bagi peneliti Sarana untuk mengaplikasikan teori-teori ekonomi Islam yang penulis dapatkan dalam perkuliahan, terutama dalam hal kewirausahaan Islam. Selain itu sebagai salah satu media untuk mengenalkan ekonomi Islam khususnya kewirausahaan Islam kepada masyarakat. 2. Bagi masyarakat dan dunia usaha Dapat mengetahui konsep kewirausahaan Islam dan karakter wirausahawan muslim sebagai solusi berwirausahawan yang lebih berkah sehingga terhindar dari perilaku-perilaku bisnis yang menyimpang dari agama dan etika. 3. Bagi pemerintah Sebagai referensi dalam kebijakan pembangunan sumber daya manusia untuk pengembangan kewirausahaan dan sektor UMKM.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dengan mengkaji keterkaitan antara karakter ideal wirausahawan dalam perspektif Islam yang terdiri dari tingkat God Consciousness (ketakwaan) dan karakter wirausahawan dengan keberhasilan usaha yang dilakukan dengan survei persepsi pada 170 wirausahawan UMKM yang tersebar di Kabupaten dan Kota Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA Kewirausahaan dan Wirausahawan Terdapat banyak pandangan terkait definisi dari kewirausahaan dan wirausahawan. Dalam Bahasa Inggris wirausahawan dikenal dengan istilah entrepreneur. Istilah ini berasal dari Bahasa Perancis yang pertama kali digunakan oleh ahli ekonomi Perancis keturunan Irlandia bernama Richard Cantillon. Entrepreneur secara harfiah berarti perantara. Pada akhir abad ke-19 dan permulaaan abad ke-20 para entrepreneur seringkali tidak dibedakan dengan kelompok manajer dan kelompok pengusaha terutama dipandang dari perspektif ekonomi (Winardi 2003). Menurut Zimmerer dan Scarborough (2005) : “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize of them” Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru. Menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya” Sedangkan definisi entrepreneurship menurut Ronstad (1984) adalah sebuah proses dinamik dimana individu-individu menanggung risiko modal, waktu, dan komitmen karier demi menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu dalam
5 rangka menciptakan kekayaan. Nilai tersebut harus diciptakan oleh sang entrepreneur melalui upaya mengalokasikan keterampilan dan dana yang diperlukan. Kewirausahaan Islam Islam mewajibkan setiap muslim bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok seseorang memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah subhanallahu wa ta‟ala melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rezeki. “Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya...” (Al-Mulk: 15). Disamping anjuran untuk mencari rezeki, Islam sangat menekankan aspek kehalalannya, baik dari sisi perolehan maupun pendayagunaan. “Kedua telapak kaki seorang anak Adam di hari kiamat masih belum beranjak sebelum ditanya kepadanya megenai lima perkara: tentang umurnya, apa yang dilakukannya; tentang masa mudanya, apa yang dilakukannya; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan; dan tentang ilmunya, apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu.” (H.R. Ahmad) Dari paparan diatas kewirausahaan atau bisnis islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis yang dalam berbagai bentuknya tidak dibatasi jumlah kepemilikan harta termasuk profitnya, akan tetapi dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal-haram). Konsep kewirausahaan Islam sendiri saat ini sedang berkembang seiring dengan perkembangan ilmu ekonomi syariah di Indonesia. Kewirausahaan Islam memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan kewirausahaan pada umumnya dalam hal motif dan tujuan seorang wirausahawan. Jika wirausahawan Muslim mampu untuk mengelola bisnis hingga sukses, maka mereka juga harus memiliki kinerja yang baik dalam hal iman dan kepercayaan kepada Allah subhanallahu wa ta‟ala (Hamid dan Sa‟ari 2011). Dalam Islam, bekerja atau berbisnis memang bukan sekedar kegiatan ekonomi, melainkan aktivitas cermin keimanan, manifestasi tauhid, dan bukti ketinggian akhlak dan barometer ketakwaan kepada Allah. Maqsood dalam Antonio et al (2010) menguraikan tujuan bisnis dalam rangka ibadah, antara lain : 1. Berbisnis sebagai bagian dari kewajiban yang diperintahkan Allah SWT. 2. Bekerja menentukan martabat manusia. 3. Bisnis yang halal merupakan sumber penghasilan yang baik. 4. Bekerja atau berbisnis merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 5. Bekerja tidak hanya ikhtiar demi memajukan ekonomi dan sosial seorang, tetapi memajukan seluruh masyarakat.
Karakteristik Wirausahawan dari Perspektif Islam Seorang wirausaha yang menjalankan prinsip-prinsip Islam tentunya memiliki karakteristik yang menjadi nilai tambahnya dalam menjalankan usaha.
6 Yacoob dan Azmi (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepribadian wirausaha dari perspektif Islam mencakup dua hal, yaitu God Consciousness (ketakwaan kepada Allah) dan Possesing Islamic Leadership Skills (memiliki jiwa kepemimpinan sesuai Islam). Takwa berasal dari kata waqa () َوقَى, yaqi ()يَقِى, wiqayah (ً)وقاية, ِ yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka takwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten (istiqamah). Dalam AlQuran Allah SWT mengemukakan beberapa sifat orang bertakwa: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (Q.S. Al-Baqarah: 2-4) Berdasarkan tafsir ayat diatas, dapat dijabarkan ciri-ciri orang yang bertakwa, antara lain: beriman kepada Allah, beriman kepada hari kemudian, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab-kitab suci Allah, beriman kepada para nabi dan rasul, memiliki kepekaan sosial terhadap kaum dhuafa, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Keterkaitan ketakwaan dengan berwirausaha, dalam hal ini Sahar (2007) menuliskan beberapa karakter wirausaha muslim religius yaitu: 1) Segala kegiatannya mengacu pada Al-Quran dan Hadist, 2) Menegakkan sholat wajib 5 kali sehari, 3) Menunaikan zakat, infaq, dan sedekah; 4) Menegakkan sholat malam dan sholat dhuha, 4) Senang membantu dan berbuat baik, serta 5) Senantiasa bersyukur. Islam memiliki tauladan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam hal kewirausahan, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Menurut Antonio et al (2010) profesionalisme nabi Muhammad dalam berbisnis melekat erat dengan karakter yang ada pada beliau (prophetic business wisdom). Karakter ini meliputi sifat-sifat nabi, yaitu : 1. Siddiq Siddiq berarti “jujur” atau “benar”. Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kejujuran dalam menjalankan bisnisnya. Beliau meyakini betul bahwa membohongi para pelanggan sama dengan mengkhianati mereka. Mereka akan kecewa, tertipu, berhenti bertransaksi bisnis lagi dan akhirnya lambat laun bisnis pun akan hancur. Beberapa kejujuran Nabi sebagai pebisnis, diantaranya: a. Menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa apa adanya. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabada, “Tidak halal bagi seseorang untuk menjual sesuatu, melainkan dia harus menerangkan kekurangan (cacat) yang ada pada sesuatu itu” (H.R. Ibnu Majah) b. Tidak mengingkari kesepakatan. „Ubaidah bin Salim meriwayatkan, Nabi bersabda, “Berikanlah kepadaku enam jaminan dari diri kamu, maka aku menjamin surga untuk kamu: berlaku benar saat bicara, tepatilah jika kamu berjanji, tunaikanlah amanah, pejamkan mata kamu dari yang
7
c.
d.
e. f.
dilarang, peliharalah kemaluanmu, dan tahanlah tanganmu (dari menyakiti atau mengambil hak orang lain” (H.R. Ahmad) Menyampaikan harga dan kondisi pasar. Rasulullah SAW telah melarang adanya penyembunyian harga pasar karena ketidaktahuan si penjual (tallaqi ruqban) atau sebaliknya, menutupi harga pasar dari pembeli dengan purapura menerima tawaran tinggi dari pembeli lain (ba‟i najasy) Tidak menjelekkan usaha lain. Menjelek-jelekkan pesaing bisnis adalah pelaku tercela. Nabi Muhammad bersabda, “Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (Muttafaq „alaih). Tidak membeda-bedakan konsumen. Objektif dalam mengelola pekerja. “Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun kepada dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.” (Q.S. An-Nisa:135)
2. Amanah Amanah artinya “dapat dipercaya”. Seorang pebisnis haruslah dapat dipercaya, seperti yang yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam memegang amanah. Saat menjadi pedagang Nabi Muhammad selalu memberikan hak pembeli dan orang-orang yang mempercayakan modalnya kepada beliau. Beberapa sikap amanah Nabi sebagai pebisnis, diantaranya: a. Tidak mengurangi atau menambah sesuatu yang telah disepakati. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu kelompok yang mengurangi timbangan dan takaran, kecuali mereka akan merugi” (H.R.Ibnu Majah). b. Memberikan upah yang layak kepada pekerja dan tidak menunda pembayarannya. Rasulullah SAW sangat memperhatikan hak-hak orang lain, termasuk untuk memberikan upah pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan tepat waktu. Rasulullah SAW bersabda, “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering” (H.R.Ibnu Majah). c. Memberikan produk/jasa sesuai dengan pesanan. d. Dapat dipercaya dalam mengelola modal. e. Memberikan hak opsi konsumen untuk membatalkan transaksi. Rasulullah SAW bersabda, “Kedua belah pihak dalam transaksi perdagangan berhak membatalkan transaksiselama mereka belum berpisah” (H.R.Bukhari). f. Responsif terhadap permasalahan/komplain dari mitra 3. Tabligh Secara bahasa tabligh bisa dimaknai dengan “menyampaikan”. Dalam konteks berwirausaha, pemahaman tabligh bisa mencakup argumentasi dan komunikasi. Penjual hendaknya mampu mengomunikasikan produknya dengan strategi yang tepat dalam memilih media promosi, mampu menyampaikan keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran. Beberapa sikap tabligh Nabi sebagai pebisnis, diantaranya: a. Tepat dalam memilih media promosi. b. Tepat dalam membidik segmentasi pasar. c. Tepat dalam menentukan target daya beli konsumen.
8 d. Tepat memberikan promo e. Melayani konsumen dan mitra dengan sopan, cepat, dan bersemangat. Hal ini menjadi bukti adanya kualitas pelayanan terbaik (service excellent). Seperti dalam firman Allah SWT: “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali-Imran: 159) f. Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan konsumen, pekerja, dan mitra. 4. Fathonah Fathonah berarti “cakap” atau “cerdas”. Wirausahawan yang cerdas mampu memahami peran dan tanggungjawab bisnisnya dengan baik. Dia juga mampu menunjukan kreativitas dan inovasi guna mendukung dan mempercepat keberhasilan. Seiring itu, wirausahawan yang cerdas mampu memberikan sentuhan nilai yang efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan pemasaran. Beberapa cerminan sifat fathonah diantaranya: a. Kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha. Rasulullah bersabda, “Barang siapa menemukan sesuatu yang baru, maka baginya pahala atas penemuan baru itu dan pahala bagi orang yang mengamalkannya” (H.R.Muslim). b. Mengetahui permintaan dan penawaran pasar. Hal ini terkait kemampuan wirausahawan dalam membaca peluang pasar. Membaca peluang pasar merupakan hal penting. Wirausahawan dapat mengetahui seberapa besar peluang produk yang diciptakan untuk dipasarkan dan juga dapat mengetahui apa yang sedang dbutuhkan konsumen. c. Memiliki prinsip efektif dan efisien dalam menjalankan usaha. Salah satu kunci dalam meningkatkan kinerja bisnis adalah dengan pemilihan suatu keputusan yang efektif (berhasil guna) dan efisien (tepat guna). d. Memperlihatkan profesionalisme dalam pelayanan. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat menyukai seorang hamba yang melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin” (H.R.Baihaqi). Dalam konteks bisnis, sifat-sifat tersebut menjadi dasar dalam setiap aktivitas bisnis beliau yang kemudian menjadi sikap dasar manusiawi (fundamental human ethics) yang mendukung keberhasilan usaha.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki konsep dan definisi yang berbeda di tiap-tiap negara bahkan antara institusi satu dengan institusi yang lain. Definisi UMKM di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Kriteria yang digunakan UU ini untuk membedakan antara usaha mikro, kecil, dan menengah adalah nilai aset serta hasil penjualan tahunan (omset). Selain menggunakan ukuran aset dan omset, sejumlah institusi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia memiliki definisi
9 tersendiri terkait UMKM. BPS selama ini menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran pembeda antara usaha mikro, kecil, dan menengah. Menurut BPS, usaha mikro adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap maksimal 4 orang, usaha kecil dari 5 sampai 9 orang pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai 99 orang pekerja. Tabel 2 Kriteria Usaha Mikso, Kecil, dan Menegaha Jenis Usaha
Aset
Omset
Usaha Mikro
< 50 juta
< 300 juta
Usaha Kecil
50 - 500 juta
300 juta – 2,5 milyar
Usaha Menengah
500 juta - 10 milyar
2,5 milyar – 50 milyar
a
Sumber : UU No.20/2008
Bank Indonesia mendefinisikan UMKM dengan dua kriteria. Kriteria yang pertama berdasarkan aset, omset, dan badan hukum. Kriteria yang kedua berdasarkan kredit yang diterima oleh pengusaha. Usaha mikro adalah usaha yang dapat menerima kredit hingga Rp 50 juta. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang dapat menerima kredit mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta. Lalu usaha menengah adalah usaha yang dapat menerima kredit dari Rp 500 juta sampai Rp 5 miliar. Konsep Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha merupakan tingkat ukuran suatu usaha dalam mencapai tujuan. Sebagai ukuran keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Ada beberapa pendapat mengenai dimensi keberhasilan suatu usaha. Menurut Noor (2007) indikator dalam mengukur keberhasilan usaha, antara lain : 1) Laba/Profitability, 2) Produktivitas dan Efisiensi, 3) Daya Saing, 4) Kompetensi dan Etika Usaha, dan 5) Terbangunnya citra baik. Sedangkan menurut Riyanti (2003), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :1) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, 2) Jumlah produksi, 3) Jumlah pelanggan, 4) Perluasan usaha, 5) Perluasan daerah pemasaran, 6) Perbaikan sarana fisik, 7) Pendapatan usaha. Yusanto dan Widjajakusuma (2002) menjelaskan bahwa dalam kendali syariat Islam, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama, yaitu: (1) Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri. Tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk mencari profit (nilai materi) setinggi-tingginya tetapi juga harus memperoleh dan memberikan benefit (manfaat) nonmateri kepada internal organisasi dan lingkungan, seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial, dan sebagainya. (2) Pertumbuhan. Jika profit materi dan benefit nonmateri telah diraih sesuai target, perusahaan akan mengupayakan pertumbuhan atau kenaikan terus menerus dari setiap profit dan benefitnya tersebut. Upaya pertumbuhan itu tentu dijalankan dalam koridor syariat. (3) Keberlangsungan. Belum sempurna orientasi manajemen suatu perusahaann bila hanya berhenti pada pencapaian target hasil dan
10
(4)
pertumbuhan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar pertumbuhan target hasil yang telah diraih dapat dijaga keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama. Setiap aktivitas untuk menjaga keberlangsungan tersebut juga harus dalam koridor syariah. Keberkahan. Faktor keberkahan atau orientasi untuk mencapai ridha Allah subhanallahu wa ta‟ala merupakan puncak kebahagiaan hipu seorang muslim. Bila ini tercapai, menandakan terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia, yakni adanya elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntunan syariat. Oleh karena itu para pengelola bisnis atau wirausahawan perlu mematok orientasi keberkahan agar segala orientasi pencapaian yang lainnya juga senantiasa berada dalam koridor syariat yang menjamin diraihnya keridhaan Allah subhanallahu wa ta‟ala.
Menurut Antonio et al (2010) dalam kajiannya mengenai sukses bisnis Rasulullah SAW, ada dua prinsip yang menjadi kunci keberhasilan beliau, yaitu: 1) Keberhasilan dalam membangun kepercayaan. Orang-orang tidak ragu untuk menginvestasikan modal kepadanya berkat citra diri sebagai Al-Amin (sangat dipercaya). Hal ini menunjukkan bahwa beliau memiliki kredibilitas. 2) Kompetensi dan kemampuan teknis. Beliau mengetahui cara beinteraksi dengan mitra bisnis, mengenal pasar, memahami seluk beluk aktivitas perdagangan, memahami keuntungan, serta memahami bahaya riba dan transaksi yang menyalahi syariat Islam. Selanjutnya Antonio juga berpendapat bahwa dalam Islam keberhasilan ataupun keuntungan usaha tidaklah semata-mata ditinjau berdasarkan materi semata. Hakikat keberhasilan atau keuntungan usaha juga mencakup : 1) kegiatan usaha menambah amal shalih (manifestasi ibadah), 2) dapat membantu sesama, 3) menambah ilmu, skill, dan pengalaman, dan 4) menjalin silaturrahim dan networking. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian Yaacob dan Azmi (2012) yang berjudul Entrepreneurs‟ Personality from Islamic Perspective : A Study of Succesful Muslim Entrepreneurs in Malaysia. Penelitian ini mengkaji pengaruh kepribadian wirausahawan dari perspektif Islam terhadap kesuksesan 183 orang wirausahawan muslim di Malaysia. Aspek kepribadian yang diteliti adalah tingkat ketaqwaan (God Consciousness) dan kemampuan kepemimpinan Islam (Islamic Leadership Skill). Sedangkan aspek kesuksesan bisnis yang diteliti adalah tingkat keuntungan, kepemilikan aset, pertumbuhan tingkat tabungan, pertumbuhan pasar, dan peningkatan penjualan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kepribadian God Consciousness dan Islamic Leadership Skills para wirausahawan dengan kesuksesan bisnis mereka. Penelitian Hidayat (2013) yang berjudul Karakteristik Wirausaha Dan Praktek Manajemen Berperspektif Islam Serta Hubungannya Terhadap Kesuksesan Agribisnis (Kasus Tiga Wirausaha Di Kabupaten Bogor Dan Sukabumi). Penelitian ini mengkaji kesuksesan agribisnis sebagai pengaruh dari wirausahawan yang memiliki karakteristik wirausahawan berperspektif Islam dan juga menerapkan praktik manajemen berperspektif Islam. Indikator yang
11 digunakan sebagai karakter wirausahawan berspektif Islam adalah sifat-sifat teladan Rasulullah SAW SAW, yaitu siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara karakteristik wirausahawan dan praktek manajemen terhadap kesuksesan usaha agribisnis.
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran UMKM memiliki kontribusi terhadap pembangunan ekonomi Penduduk Indonesia mayoritas Muslim
UMKM sulit berkembang Salah satu penyebab: adanya permasalahan UMKM terkait perilaku wirausahawan
Dibutuhkan wirausahawan yang berkarakter sesuai Islam
Analisis persepsi wirausahawan tentang penerapan karakter berwirausaha dalam perspektif Islam
Karakter Wirausahawan dalam Perspektif Islam
God Consciousness (Ketakwaan)
Karakter wirausahawan (siddiq, amanah, tabligh, fathonah)
Keberhasilan Usaha
Gambar 1 Kerangka pemikiran konseptual Karakter wirausahawan yang sesuai dengan prinsip syariat Islam dan dengan teladan yang diberikan oleh Rasulullah SAW dianggap penting untuk dimiliki oleh semua wirausahawan muslim. Hal ini terkait profesionalisme dan
12 keberkahan usaha yang pada akhirnya akan memengaruhi keberhasilan usaha. Keberhasilan yang bukan hanya berorientasi duniawi saja tetapi juga akhirat. Aktivitas perdagangan yang melanggar prinsip syariat timbul akibat wirausahawan yang tidak memiliki karakter sehingga akan menimbulkan ketidakpercayaan konsumen yang akhirnya akan menghambat keberhasilan usaha. Suatu pandangan mengenai karakter wirausahawan dari perspektif Islam akan sangat berguna bagi pengembangan sumber daya wirausahawan. Karakter wirausahawan dari perspektif Islam sendiri terdiri dari 1) God consciousness atau tingkat ketakwaan yang direfleksikan dari aktivitas ibadah wirausaha, meliputi: malaksanakan sholat lima waktu, sholat sunnah, intensitas tilawah Al-Quran, mengeluarkan zakat, infak, sedekah, dan menjalankan puasa Ramadhan. 2) Memilliki karakter wirausahawan sebagaimana teladan Rasulullah SAW (Prophetic Business Wisdom) meliputi sifat siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh (Tabel 4). Keberhasilan usaha direfleksikan dengan 1) peningkatan pendapatan, 2) peningkatan modal, 3) jumlah produksi, 4) jumlah pelanggan, 5) perluasan pemasaran, dan 6) kebermanfaatan sosial ekonomi. Dengan demikian variabel laten dalam penelitan ini dibagi menjadi 3, yaitu God consciousness, karakter wirausahawan, dan keberhasilan usaha. Data yang diperoleh melalui alat bantu kuesioner dianalisis secara deskriptif untuk melihat karakteristik wirausahawan secara umum dan penerapan karakter wirausahawan dari perspektif Islam. Selanjutnya untuk melihat pengaruh God consciousness dan karakter wirausahawan (siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah) terhadap keberhasilan UMKM digunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Squares (PLS). Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran konseptual dan tinjauan pustaka maka hipotesis dari penelitian ini antara lain : 1. God consciousness berpengaruh positif terhadap karakter wirausahawan. 2. Karakter wirausahawan berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. 3. God consciousness berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan meninjau persepsi wirausahawan UMKM di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian berlangsung selama bulan Maret sampai April 2014. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive sampling) berdasarkan pertimbangan Bogor sebagai salah satu daerah dengan penduduk mayoritas Islam dan memiliki jumlah UMKM cukup banyak. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner yang diajukan kepada responden, para wirausahawan
13 UMKM. Data sekunder dikumpulkan dari literatur-literatur yang relevan seperti Al-Qur‟an, Al-Hadits, jurnal, buku, internet, instansi seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian UKM dan Koperasi, serta sumber lainnya yang dapat membantu ketersedian data. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuesioner. Menurut Suliyanto (2006), teknik angket (kuesioner) merupakan metode pengumpulan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya. Kuesioner dibagikan kepada wirausahawan UMKM yang beragama Islam dengan cara disebar secara langsung maupun dalam jaringan (online) menggunakan email dan aplikasi kuesioner online. Pertanyaan kuesioner berisikan pertanyaan tertutup. Kuesioner dibentuk berdahsarkan literatur terkait karakter wirausahawan dalam perspektif Islam dan keberhasilan usaha.
Metode Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive sampling) dengan mempertimbangan beberapa kriteria, yaitu: wirausahawan sektor UMKM, beragama Islam, dan memiliki domisili usaha di Kabupaten atau Kota Bogor. Jumlah responden (sampel) yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 170 orang. Jumlah tersebut sesuai dengan persyaratan atas alat analisis yang digunakan, yaitu SEM. Menurut Firdaus dan Farid (2008), persyaratan jumlah responden yang digunakan untuk analisis SEM sebaiknya antara 100 – 200, hal ini bertujuan agar dapat menggambarkan keadaan karakter wirausahawan dan keberhasilan usaha yang sebenarnya. Menurut Bentler dan Chou dalam Latan (2012) jumlah sampel yang diambil dari populasi ditentukan minimal sebesar 5 kali jumlah variabel indikator yang digunakan dalam desain analisis. Jumlah variabel indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 variabel, sehingga jumlah responden minimal berjumlah 5 x 34 = 170 responden. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua alat analisis data, yaitu analisis deskriptif dan Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan menggunakan software SmartPLS versi 2.0. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk tabulasi data dan SPSS 16 untuk uji validitas dan reliabilitas. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis deskriptif untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti (Riduwan, 2009). Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik responden yang terdiri dari karakteristik demografi dan karakteristik umum usaha yang dijalankan responden. Selain itu analisis deskriptif juga digunakan untuk menjelaskan hasil kuesioner. Data dari kuesioner yang telah
14 disebar kepada responden akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel sederhana yang dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Skala Likert Pengumpulan data primer mengenai pengaruh karakter wirausahawan terhadap keberhasilan usaha diperoleh melalui angket (kuesioner). Pengisian kuesioner tersebut akan menghasilkan jawaban, dimana jawaban tersebut memiliki skor yang ditentukan mengunakan skala likert. Menurut Riduwan (2009) skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Jumlah skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima yaitu sangat setuju, setuju, ragu ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Tabel 3). Tabel 3 Skala Likert Nilai 5 4 3 2 1
Keterangan Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
Uji Validitas Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu instrumen pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Umar, 2003). Dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Jumlah responden pada uji validitas ini sebanyak 30 orang dengan jumlah pernyataan sebanyak 34 butir. Pengujian validitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Corrected Item-Total Correlation.. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r-tabel yaitu 0.361 untuk n sebanyak 30 responden dan taraf kesalahan 5% (Nugroho, 2005). Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Umar 2003). Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 menggunakan metode Alpha Cronbach. Reliabilitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Reliability. Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas maka semakin reliabel sebuah kuesioner. Koefisien reliabilitas yang dianggap baik adalah nilai yang lebih besar dari 0.7 (Nugroho 2005).
15 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Menurut Chin dalam Latan (2012) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik analisis statistik multivariate yang menggabungkan anatara analisis faktor dan analisis jalur sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji dan mengestimasi secara simultan hubungan antara multiple exogenous dan endogenous variable dengan banyak indikator. Secara teknis SEM dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Covariance Based SEM yang diwakili dengan software LISREL dan AMOS serta SEM berbasis variance atau sering disebut Component Based SEM yang mempergunakan software SmartPLS atau PLS Graph. Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas (sebab-akibat) yang didukung oleh teori yang kuat sedangkan Component Based SEM dengan pendekatan Partial Least Squares (PLS-SEM) bertujuan mencari hubungan linear prediktif antarvariabel. Ghozali (2012) menyatakan Partial Least Squares merupakan metode analisis yang powerful dan sering disebut sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Squares) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen. Pemodelan dalam PLS-SEM terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Outer model (Measurement model) Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikatorindikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator merefleksikan variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model : a. Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading factor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan > 0.7. b. Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain. c. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability > 0.8 mempunyai reliabilitas yang tinggi. d. Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan > 0.5. e. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha. Nilai diharapkan > 0.6 untuk semua konstruk. 2. Inner Model (Structural Model) Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel laten. Ada beberapa uji untuk model struktural yaitu : a. R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Nilai R square sebesar 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan 0.19 (lemah). b. Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya hubungan/pengaruh variabel laten. Dilakukan dengan prosedur Bootstrapping.
16 Tabel 4 Variabel penelitian Variabel Laten God Consciousness (ketakwaan)
Karakter Wirausahawan dimensi Siddiq (jujur)
Kode GC1 GC2 GC3 GC4 GC5 GC6 KW S1 KW S2 KW S3 KW S4 KW S5 KW S6 KW A1
KW A2 Karakter Wirausahawan dimensi Amanah KW A3 (dapat KW A4 dipercaya) KW A5 KW A6 KW T1 KW T2 Karakter Wirausahawan dimensi Tabligh (kemampuan komunikasi)
KW T3 KW T4 KW T5 KW T6
Karakter Wirausahawan dimensi Fathonah (cerdas)
KW F1 KW F2 KW F3 KW F4
Keberhasilan Usaha
KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6
Variabel Indikator Menjalankan sholat 5 waktu Menjalankan sholat sunnah Membaca Al-Quran Mengeluarkan Zakat Mengeluarkan Infak dan Sedekah Menjalankan puasa Ramadhan Menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa apa adanya Tidak mengingkari kesepakatan Menyampaikan harga dan kondisi pasar Tidak menjelekkan usaha lain Tidak membeda-bedakan konsumen Objektif dalam mengelola pekerja Tidak mengurangi atau menambah sesuatu yang telah disepakati Memberikan upah yang layak kepada pekerja dan tidak menunda pembayarannya Memberikan produk/jasa sesuai dengan pesanan Dapat dipercaya dalam mengelola modal Memberikan hak opsi konsumen untuk membatalkan transaksi Responsif terhadap permasalahan/ komplain dari konsumen/mitra Tepat dalam memilih media promosi Tepat dalam membidik segmentasi pasar Tepat dalam menentukan target daya beli konsumen Tepat memberikan promo Melayani konsumen dan mitra dengan sopan, cepat, dan bersemangat Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan konsumen, pekerja, dan mitra Kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha Mengetahui permintaan dan penawaran pasar Menjalankan prinsip efektif dan efisien dalam menjalankan usaha Memperlihatkan profesionalisme dalam pelayanan Peningkatan jumlah akumulasi modal/aset Peningkatan jumlah pendapatan Peningkatan jumlah produksi Peningkatan jumlah pelanggan dan relasi Perluasan pemasaran Kebermanfaatan spiritual-sosial-ekonomi
Sumber
Al-Baqarah: 2-4
Antonio, et al (2010); Hidayat (2013)
Antonio, et al (2010) dan Riyanti (2008)
17
.Gambar 2 Model umum penelitian Gambar 2 menunjukkan model umum penelitian dengan metode PLSSEM. Gambar lingkaran biru menunjukkan variabel laten (konstuk) yang terdiri dari God Consciousness (GC), Karakter Wirausahawan (KW), dan Keberhasilan Usaha (KU). Garis panah antar lingkaran menunjukkan hubungan antar variabel laten. Masing-masing variabel laten diukur melalui variabel manifes (indikator) yang merefleksikannya. Variabel indikator ditunjukkan oleh gambar persegi panjang berwarna kuning. Tabel 4 menunjukkan variabel laten dan variabel indikator yang digunakan dalam penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Responden Wirausahawan UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakteristik umum yang membedakannya antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, skala usaha, sektor usaha, umur usaha, dan pendapatan bersih. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner, maka karakteristik responden sebagai berikut: Usia Sebanyak 77 orang atau 45.30% responden berusia 21-30 tahun. Hasil ini menunjukkan rata-rata wirausahawan berada pada usia yang produktif. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.
18 Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan usia Usia ≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun > 50 tahun Total
Jumlah (orang) 12 77 51 25 5 170
Persentase (%) 7.06 45.30 30 14.70 2.94 100
Jenis Kelamin Responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 106 orang atau 62.35% dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total
Jumlah (orang) 106 64 170
Persentase (%) 62.35 37.65 100
Tingkat Pendidikan Sebanyak 62 orang atau 36.47% responden menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMA. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan responden yang menyelesaikan pendidikan hingga S1 yaitu sebanyak 55 orang atau 32.35%. Hal ini menunjukkan rata-rata wirausahawan memiliki tingkat pendidikan yang cukup. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan terakhir SD SMP SMA Diploma Sarjana Master Total
Jumlah (orang) 10 13 62 22 55 8 170
Persentase (%) 5.88 7.65 36.47 12.94 32.35 4.71 100
Skala Usaha Sebagian besar responden memiliki usaha pada skala mikro, yaitu sebanyak 108 orang atau 63.58% dari total responden. Hasil ini menunjukkan bahwa ratarata UMKM memang didominasi oleh usaha skala mikro. Karakteristik responden berdasarkan skala usaha dapat dilihat pada Tabel 8.
19 Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan skala usaha Skala Usaha Mikro Kecil Menengah Total
Jumlah (orang) 108 55 7 170
Persentase (%) 63.58 32.35 4.12 100
Sektor Usaha Sebagian besar responden memiliki usaha yang bergerak pada sektor perdagangan dan jasa. Sebanyak 52 orang atau 30.59% pada sektor perdagangan dan sebanyak 49 orang atau 28.82% pada sektor jasa. Karakteristik responden berdasarkan sektor usaha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan sektor usaha Sektor Usaha Perdagangan Jasa Industri Pengolahan Restoran/Rumah Makan Pertanian secara luas HotelProperty Total
Jumlah (orang) 52 49 19 32
Persentase (%) 30.59 28.82 11.18 18.82
16 2 170
9.41 1.18 100
Umur usaha Sebanyak 58 orang atau 34.12% responden memiliki usaha yang berjalan selama 3-5 tahun dan 57 orang atau 33.53% responden memiliki usaha yang berjalan kurang dari 3 tahun. Karakteristik responden berdasarkan umur usaha dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Karakteristik responden berdasarkan umur usaha Lama Usaha < 3 tahun 3-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun Total
Jumlah (orang) 57 58 26 29 170
Persentase (%) 33.53 34.12 15.29 17.06 100
Pendapatan Sebagian besar responden berpenghasilan bersih kurang dari Rp 5 juta per bulan yaitu sebanyak 88 orang atau 51.77% dari total reponden. Hasil ini menunjukkan wirausahawan mayoritas masih berpenghasilan kecil. Karakteristik responden berdasarkan jumlah pendapatan dapat dilihat pada Tabel 11.
20 Tabel 11 Karakteristik responden berdasarkan jumlah pendapatan Jumlah pendapatan < 5 juta/bulan 5-10 juta/bulan 11-50 juta/bulan 51-100 juta/bulan > 100 juta/bulan Total
Jumlah (orang) 88 41 34 4 3 170
Persentase (%) 51.77 24.12 20 2.35 1.76 100
Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil akhir perhitungan uji validitas untuk semua instrumen kuesioner memperlihatkan semua pernyataan valid (sahih). Kevalidan ini diperlihatkan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar daripada r tabel sebesar 0.361 untuk α= 5 % dengan n= 30 orang. Hasil akhir perhitungan uji reliabilitas untuk semua instrumen kuesioner juga memperlihatkan semua kuesioner reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Alpha Cronbach untuk semua kuesioner lebih besar dari 0.70. Hasil lengkap uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambaran Umum God Consciousness dan Karakter Wirausahawan Karakter wirausahawan dari perspekstif Islam dapat diketahui secara tidak langsung melalui beberapa atribut karakter yang merupakan gambaran umum mengenai karakter wirausahawan dari perspektif Islam. Atribut yang menjadi indikator dirangkum ke dalam empat dimensi, yaitu dimensi siddiq, dimensi amanah, dimensi tabligh, dan dimensi fathonah. God consciousness atau tingkat ketakwaan sendiri direfleksikan dengan aktivitas ibadah wirausahawan. Berikut persepsi responden terhadap God consciousness dan karakter wirausahawan dari perspektif Islam : Persepsi Wirausahawan terhadap God Consciousness Penelitian ini menggunakan 6 indikator aktivitas ibadah untuk menilai God Consciousness wirausahawan, yaitu: menjalankan sholat 5 waktu (GC1), menjalankan sholat sunnah (GC2), membaca Al-Quran setiap hari (GC3), membayar zakat fitrah dan zakat maal (GC4), mengeluarkan infak (GC5), dan menjalankan puasa Ramadhan (GC6). Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa secara keseluruhan aktivitas ibadah wirausahawan sudah baik. Sebagian besar wirausahawan memberikan pernyataan sangat setuju pada indikator menjalankan sholat lima waktu, yaitu sebanyak 76% atau 129 orang. Hal ini juga ditemukan pada indikator mengeluarkan zakat dan menjalankan puasa Ramadhan yaitu sebanyak 70% atau 119 orang dan 86% atau 146 orang. Ketiga indikator ini memiliki persentase tertinggi dikarenakan ibadah sholat 5 waktu, zakat, dan puasa Ramadhan merupakan ibadah yang bersifat wajib (obligatory). Secara keseluruhan hasil ini mengindikasikan tingkat kepatuhan minimum (God consciousness) para wirausahawan sudah baik.
21 100 90 34
Persentase (%)
80
36 51
70
70
76
60 50
86 35
32
40 39
30 20
25
24
24
4 1
5 1
7
4 2
11
14
1
GC1
GC2
GC3
GC4
GC5
GC6
19
10
0
Indikator God Consciousness
STS
TS
RR
S
SS
Gambar 3 Persepsi wirausahawan terhadap God Consciousnes Persepsi Wirausahawan terhadap Karakter Siddiq Karakter siddiq (jujur) wirausahawan diukur melalui 6 indikator. Indikator tersebut antara lain : wirausahawan menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa apa adanya (KW S1), tidak mengingkari kesepakatan (KW S2), menyampaikan harga dan kondisi pasar (KW S3), tidak menjelekkan usaha orang lain (KW S4), tidak membeda-bedakan konsumen (KW S5), dan objektif dalam mengelola pekerja (KW S6). 100 90
Persentase (%)
80 70
48
41
49
56
55
61
60 50 40 30
37 38
20 10
10
0
4 1
KWS1
50
43
6
5
32
39
3
3
1
1
3
1
1
KWS2
KWS3
KWS4
3
KWS5
8 1
KWS6
Indikator Siddiq STS
TS
RR
S
SS
Gambar 4 Persepsi wirausahawan terhadap dimensi siddiq Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa secara keseluruhan karakter siddiq atau tingkat kejujuran wirausahawan sudah baik. Sebagian besar
22 wirausahawan memberikan pernyataan setuju dan sangat setuju kepada 6 indikator diatas. Namun demikian sebanyak 1%-10% atau sekitar 1 sampai 17 orang wirausahawan menyatakan ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju pada indikator menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk dan indikator menyampaikan harga dan kondisi pasar. Hal ini dikarenakan mayoritas responden merupakan wirausahawan yang memiliki usaha di sektor perdagangan barangbarang kebutuhan pokok sehingga wirausahawan merasa tidak perlu untuk menjelaskan harga dan kondisi pasar serta kelebihan dan kekurangan produk. Persepsi Wirausahawan terhadap Karakter Amanah Karakter amanah (dapat dipercaya) digambarkan dengan 6 indikator yang dianggap mewakili karakter ini. Indikator tersebut antara lain : memberikan produk/jasa sesuai pesanan (KW A1), memberikan upah yang layak kepada pekerja (KW A2), tidak menunda pembayaran upah pekerja (KW A3), dapat dipercaya dalam mengelola modal (KW A4), memberik hak opsi kepada konsumen (KW A5), dan responsif terhadap komplain dari konsumen (KW A6). Gambar 5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan wirausahawan sudah amanah atau dapat dipercaya. Hampir semua responden memberikan pernyataan setuju dan sangat setuju kepada 6 indikator diatas. Hal ini mengindikasikan penerapan karakter amanah (dapat dipercaya) secara keseluruhan sudah baik. 100 90 35
Persentase (%)
80 70
53
55
48
49
55
60 50 45
40 30 20 10 0
44
38
44
41
48 14
1
2 1
KWA1
5
3
2
3 1
KWA2
4
2
1
KWA3
KWA4
2
KWA5
2
2
KWA6
Indikator Amanah STS
TS
RR
STS
SS
Gambar 5 Persepsi wirausahawan terhadap dimensi amanah Persepsi Wirausahawan terhadap Karakter Tabligh Karakter tabligh (kemampuan komunikasi dan marketing) wirausahawan diukur melalui 6 indikator. Indikator tersebut antaralain : tepat memilih media promosi (KW T1), tepat membidik segmentasi pasar (KW T2), tepat menentukan target daya beli konsumen (KW T3), tepat memberikan promo (KW T4), melayani konsumen dengan baik (KW T5), dan mampu membangun komunikasi yang baik dengan konsumen, pekerja, maupun mitra (KW T6).
23 100 90
19
22
80 Persentase (%)
20
29
70 60
37
55
62
30 41
50
49
40 30
40
32
39
31
20
38 20
10
8
0
4
6
2
KWT1
KWT2
KWT3
6
5
4
1
KWT4
KWT5
KWT6
Indikator Tabligh STS
TS
RR
STS
SS
Gambar 6 Persepsi responden terhadap dimensi tabligh Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju dan sangat setuju kepada 6 indikator diatas. Hal ini mengindikasikan karakter tabligh atau kemampuan komunikasi dan marketing wirausahawan cukup baik. Namun demikian terdapat 2%-40% atau sekitar 1 sampai 68 orang memberikan pernyataan ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju pada 4 indikator pertama yaitu tepat memilih media promosi, tepat membidik segmentasi pasar, tepat menentukan target daya beli konsumen, dan tepat memberikan promo. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Pertama, banyak responden merupakan wirausahawan di bidang perdagangan barang-barang pokok yang merasa tidak perlu menggunakan media promosi dan tidak perlu memberikan promo. Kedua, banyak responden merupakan wirausahawan sektor mikro yang belum memiliki pengetahuan atau kemampuan yang cukup dalam hal marketing. Persepsi Wirausahawan terhadap Karakter Fathonah Karakter fathonah (cerdas) wirausahawan digambarkan dengan 6 indikator yang dianggap mewakilli karakter ini. Indikator tersebut antara lain : kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha (KW F1), mengetahui permintaan dan penawaran pasar (KW F2), menjalankan prinsip efektivitas dan efisiensi (KW F3), dan profesionalisme dalam pelayanan (KW F4). Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju dan sangat setuju kepada 6 indikator tersebut. Hal ini mengindikasikan penerapan karakter fathonah (cerdas) secara keseluruhan sudah baik.
24 100 90
Persentase (%)
80
35
26
32 48
70 60 50 40
51
50
49
30
47
20
10 0
13 3
22
KWF1
1
17 1
5
KWF2
KWF3
KWF4
Indikator Fathonah STS
TS
RR
S
SS
Gambar 7 Persepsi responden terhadap dimensi fathonah Gambar 8 menunjukkan dari keempat karakter wirausahawan dari perspektif Islam, nilai karakteristik wirausahawan dengan skor tertinggi, berturut-turut adalah siddiq (88.04%), amanah (87.61%), fathonah (83.65%), dan tabligh (80.31%). Hal ini mengindikasikan bahwa nilai siddiq merupakan karakter wirausahawan yang paling mendominasi dan dianggap paling dibutuhkan dalam menjalankan usaha berdasarkan nilai-nilai Islam. Hasil total skor secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 2. 100
95 90 Persentase (%)
85 80 75 70 65 60 55 50 Siddiq
Amanah
Tabligh
Fathonah
Dimensi
Gambar 8 Persepsi responden terhadap keempat dimensi karakter
25 Gambaran Umum Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha wirausahawan dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain: peningkatan jumlah akumulasi modal/aset (KU1), peningkatan jumlah pendapatan (KU2), peningkatan jumlah produksi/produk (KU3), peningkatan jumlah konsumen/mitra (KU4), perluasan pemasaran (KU5), dan kebermanfaatan usaha pada aspek spiritual, sosial, ekonomi (KU6). Berdasarkan Gambar 9 diketahui sebagian besar responden memberikan pernyataaan setuju dan sangat setuju pada keenam indikator keberhasilan usaha. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar wirausahawan berhasil dalam menjalankan usaha. Namun demikian berdasarkan hasil total skor terdapat dua indikator yang mendapat nilai total skor lebih rendah yaitu peningkatan jumlah produk/produksi dan perluasan pemasaran (Lampiran 2). Hal ini dipengaruhi oleh karakter usaha responden yang mayoritas merupakan usaha skala mikro yang belum mengalami peningkatan jumlah produk/produksi maupun perluasan pemasaran karena minim pengetahuan marketing. 100 90
28
22
28
35
80
36
Persentase (%)
70 49
60 50 40
41 53
54
30
19
20
6
10 0
46
55 24 14
12
4
5
1
1
KU1
KU2
15
KU3
6 4
11
KU4
KU5
2
13 4 1
KU6
Indikator Keberhasilan Usaha STS
TS
RR
S
SS
Gambar 9 Persepsi responden terhadap keberhasilan usaha Pengaruh Karakter Wirausahawan dari Perspektif Islam terhadap Keberhasilan Usaha Pengaruh God Consciousness dan karakter wirausahawan terhadap keberhasilan usaha dianalisis dengan metode PLS-SEM. Metode ini terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran (measurement model) atau sering disebut dengan outer model dan model struktural (structural model) atau sering disebut dengan inner model. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya sedangkan inner model menggambarkan hubungan antarvariabel laten.
26 Pada penelitian ini terdapat 3 buah variabel laten (konstruk), yaitu God consciousness (GC), karakter wirausahawan (KW), dan keberhasilan usaha (KU). Masing-masing variabel laten memiliki beberapa variabel manifest (indikator) seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis Outer Model Sebelum menganalisis outer model perlu dilakukan uji terhadap quality criteria model reflektif. Kriteria yang digunakan sebagai parameter antara lain : loading factor, Average Variance Extracted (AVE), cross loading, akar kuadrat AVE, Cronbach‟s Alpha, dan Composite Reliability. Hasil uji pada tabel 12 menunjukkan bahwa secara keseluruhan model ini telah memenuhi standar quality criteria. Hal ini mengindikasikan bahwa model ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Tabel 12 Hasil uji quality criteria model reflektif No
Parameter
Keterangan
1
Loading Factor
Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten (Validitas konvergen untuk indikator)
2
Average Variance Extracted (AVE)
Validitas konvergen untuk konstruk
Rule of Thumb ≥ 0.7 untuk confirmatory reseacrh 0.5 – 0.6 masih diterima untuk exploratory reserach
≥ 0.5
3
Cross Loading
Validitas diskriminan
Indikator loading > seluruh cross loading
4
Akar kuadrat AVE
Validitas diskriminan
Akar kuadrat AVE > korelasi antar variabel laten
5
Cronbach‟s Alpha
Reliabilitas
6
Composite Reliability
Reliabilitas
≥ 0.7 untuk confirmatory reseacrh ≥ 0.6 masih diterima untuk exploratory reserach ≥ 0.7 untuk confirmatory reseacrh ≥ 0.6 masih diterima untuk exploratory reserach
Hasil Estimasi
Lihat Gambar 10 atau Lampiran 3
GC = 0.4260 KW = 0.6237 KU = 0.3769 Semua indikator GC, KW, dan KU memiliki nilai indikator loading > seluruh cross loading Semua nilai akar kuadrat AVE dari variabel laten > korelasi variabel laten lainnya GC = 0.7417 KW = 0.8747 KU = 0.9163
GC = 0.8145 KW = 0.9074 KU = 0.9263
27
Gambar 10 Model awal penelitian Gambar 10 menunjukkan model awal penelitian. Variabel laten karakter wirausahawan direfleksikan oleh 22 indikator yang dikelompokkan dalam 4 dimensi yaitu KW S (Siddiq), KW A (Amanah), KW T (Tabligh), dan KW F (Fathonah). Setelah dilakukan estimasi dengan kriteria loading factor minimal sebesar 0.5 didapat satu indikator yang memiliki loading factor kurang dari 0.5 yaitu KW T1 dan dilakukan dropping terhadap indikator tersebut. Dengan demikian didapat model akhir yang menyisakan 21 indikator yang cukup mencerminkan variabel KW seperti pada Gambar 11.
Gambar 11 Model akhir penelitian
28 Nilai loading factor digunakan untuk mengukur kekuatan indikator dalam merefleksikan variabel latennya. Indikator yang paling dominan merefleksikan variabel GC adalah GC5 (rutin mengeluarkan infak) dengan nilai loading factor sebesar 0.78. Seperti yang difirmankan Allah SWT : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yag ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka” (Q.S. Al Baqarah : 2-3). Ayat tersebut menjelaskan bahwa menafkahkan sebagian rezeki merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Bersedekah atau berinfak memiliki kedudukan yang penting dalam Islam. Banyak ayat Al Quran menyandingkan sedekah atau infak dengan mendirikan sholat. Artinya ibadah sunnah ini memiliki tingkat kepentingan yang setara dengan sholat wajib. Selain itu berinfak merupakan ibadah yang bukan hanya memiliki hubungan vertikal kepada Allah subhanallahu wa ta‟ala (hablumminaallah) tetapi juga meliputi hubungan kepada sesama manusia (hablumminannas). Pada dimensi Siddiq, indikator menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa apa adanya (KW S1) memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.69. Hal ini mengindikasikan indikator KW S1 dianggap paling dominan dalam mencerminkan karakter siddiq dalam variabel KW. Dengan tidak menutupi kelemahan produk dan menjelaskan kelebihan produk dengan proporsional kepada konsumen mencerminkan bahwa wirausahawan tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek semata. Karena sikap keterbukaan kepada konsumen akan menimbulkan rasa kepercayaan dari konsumen yang kemudian dapat menumbuhkan loyalitas. Hal ini sangat penting bagi keberlanjutan usaha (suistainability). Dimensi Amanah pada variabel KW dominan direfleksikan oleh indikator responsif terhadap komplain dari konsumen (KW A6). Indikator ini memilki nilai loading factor sebesar 0.76. Hal ini berkaitan dengan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Institute of Customer Care di Inggris mengemukakan bahwa perusahaan yang mampu menjadi pemimpin pasar (market leader) umumnya merupakan perusahaan yang amat memperhatikan kepentingan konsumen. Patricia Patton dalam bukunya, Service with Emotional Quotient, menyebutkan kualitas pelayanan sepenuh hati membedakan kualitas pelayanan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini berlaku secara personal bagi seorang wirausahawan. Kualitas pelayanan sepenuh hati bermuara pada empat sikap, yaitu Passionate (gairah), Progressive (progresif), Proactive (proaktif), dan Positive (positif) (Antonio 2010). Hal ini juga sejalan dengan indikator KW T5 (melayani konsumen dengan sopan, sigap, dan bersemangat) yang dianggap paling dominan merefleksikan karakter Tabligh dalam variabel KW. Indikator ini memiliki nilai loading factor sebesar 0.59. Pada dimensi Fathonah, indikator mengetahui permintaan dan penawaran pasar (KW F2) memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.66. Hal ini mengindikasikan indikator KW F2 dianggap paling dominan dalam mencerminkan karakter fathonah dalam variabel KW. Hal ini berkaitan dengan kemampuan wirausahawan membaca pasar dan peluang. Kirzner (1984) menjelaskan bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melihat peluang yang belum pernah dilihat oleh orang lain.
29 Variabel laten terakhir yaitu KU dominan direfleksikan oleh indikator KU 2 (mengalami peningkatan jumlah pendapatan) dengan nilai loading factor sebesar 0.87. Noor (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari binis mencapai tujuan. Suatu bisnis dikatakan berhasil mendapat laba, karena laba adalah salah satu tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Analisis Inner Model Analisis inner model dilakukan dengan menggunakan 2 parameter yaitu R2 (koefisien determinasi) variabel laten endogen dan hasil estimasi path coefficients (T-value dan nilai koefisien). Tabel 13 menunjukkan hasil R2 untuk variabel KW adalah 0.319. Hal ini menunjukkan bahwa variabilitas laten KW dapat dijelaskan oleh variabilitas laten GC sebesar 31.9%. Hasil R 2 untuk variabel KU adalah 0.416 sehingga dapat dikatakan variabilitas laten KU dapat dijelaskan oleh variabilitas laten GC dan KW sebesar 41.6%. Tabel 13 Hasil analisis inner model No
Parameter
1
R2 variabel laten endogen
Keterangan Variabilitas konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk eksogen
Rule of Thumb
Hasil Estimasi
0.67 = kuat 0.33 = moderat 0.19 = lemah
R2 untuk KW = 0.319 R2 untuk KU = 0.416
Nilai T-statistik Pengaruh GC KU = 0.7960 Mengukur siginifikan jika GC KW = 9.3070 signifikansi Estimasi T-statistik > T- KW KU = 5.6588 pengaruh dan 2 Path tabel besarnya Coefficients T-tabel pada Nilai koefisien pengaruh alpha 5% = GC KU = 0.0704 konstruk laten 1.96 GC KW = 0.5668 GC KU = 0.5999 Nilai T-statistik digunakan sebagai acuan untuk mengukur signifikansi model penelitian dengan menguji hipotesis pada setiap jalur hubungan antarvariabel laten. Estimasi nilai T-statistik diperoleh melalui metode bootstrapping. Gambar 12 merupakan hasil bootstrapping yang menunjukkan bahwa semua indikator berpengaruh signifikan terhadap masing-masing variabel latennya karena memiliki nilai T-statistik diatas 1.96. Hal ini berarti jika terjadi perubahan pada indikator-inidkator tersebut maka akan berpengaruh terhadap masing-masing variabel latennya. Nilai T-statistik juga menunjukkan variabel GC tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel KU. Hal ini dapat dilihat dari nilai T-statistik GC ke KU sebesar 0.796 (lebih kecil dari 1.96). Namun demikian dua jalur lainnya memiliki pengaruh yang signifikan. Variabel eksogen GC berpengaruh terhadap variabel endogen KW dengan nilai T-statistik 9.307. Variabel KW juga memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel KU dengan nilai T-statistik sebesar 5.658.
30 Besarnya pengaruh laten eksogen terhadap laten endogen dapat dilihat dari nilai koefisien pada tiap jalur (path coefficients). GC memiliki pengaruh positif terhadap KW dengan nilai sebesar 0.567. Dapat diinterpretasikan bahwa ketika terjadi peningkatan God Consciousness akan meningkatkan penerapan karakter wirausahawan dari perspektif Islam sebesar 56.7%. Pengaruh KW terhadap KU memiliki nilai koefisien yang positif sebesar 0.599 artinya jika terjadi peningkatan penerapan karakter wirausahawan dari perspektif Islam maka akan meningkatkan keberhasilan usaha sebesar 59.9%.
c
Gambar 12 Hasil bootstrapping
Hasil analisis memang menunjukkan God consciousness atau tingkat ketakwaan tidak berdampak secara langsung kepada keberhasilan usaha. Namun demikian tingkat ketakwaan dapat memengaruhi terbentuknya karakter wirausahaan yang memiliki pengaruh kepada keberhasilan usaha. Hal ini menunjukkan bahwa God consciousness yang dimiliki wirausahawan sangat dibutuhkan dalam rangka membentuk karakter wirausahawan itu sendiri.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Tingkat God consciousness dan karakter wirausahawan (siddiq, amanah, tabligh, fathonah) UMKM di Bogor sudah baik dan secara keseluruhan wirausahawan dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan usaha. Indikator dalam setiap dimensi yang paling mencerminkan karakter wirausahawan dari
31 perspektif Islam antara lain : menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa apa adanya, responsif terhadap komplain dari konsumen dan mitra, melayani konsumen dengan sopan, sigap, dan bersemangat, dan mengetahui permintaan dan penawaran pasar. Keberhasilan usaha sendiri paling dominan direfleksikan dengan indikator mengalami peningkatan pendapatan. 2. Tingkat God consciousness (ketakwaan) wirausahawan berpengaruh sebesar 56.7% terhadap karakter wirausahawan. Karakter wirausahawan berpengaruh sebesar 59.9% terhadap keberhasilan usaha. God consciousness atau tingkat ketakwaan memang tidak berdampak secara langsung kepada keberhasilan usaha. Namun demikian tingkat ketakwaan dapat memengaruhi terbentuknya karakter wirausahaan yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha. Dapat dikatakan tingkat ketakwaan seseorang tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha apabila ketakwaan tersebut tidak diimplementasikan dalam aktivitas usaha.
Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian, keberhasilan usaha dipengaruhi secara langsung oleh karakter wirausahawan dan tingkat God consciousness wirausahawan berpengaruh dalam pembentukan karakter wirausahawan itu sendiri. Dengan demikian hal ini dapat dijadikan masukkan dalam mengembangkan sumberdaya wirausahawan, di Bogor khususnya, dengan mensinergikan aktivitas bisnis dengan pendekatan Islam, menjadikan bisnis bukan sekedar kegiatan ekonomi melainkan sebagai aktivitas yang merefleksikan keimanan. 2. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: Pertama, masih banyaknya variabel indikator yang belum cukup merefleksikan variabel latennya. Oleh karena itu untuk mendapatkan model yang substansial sebaiknya dapat dimasukkan variabel inidikator yang lebih merefleksikan variabel latennya. Kedua, keterbatasan instrumen penelitian. Hal ini menyebabkan ada beberapa unsur informasi yang kurang tergali secara utuh, termasuk dalam hal penilaian persepsi oleh responden. Oleh karena itu penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih mengembangkan instrumen penelitian sehingga dapat menggali secara utuh semua informasi yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA Al-Alak B, Eletter S. 2010. Islamic entrepreneurship: An ongoing driver for social change. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. [internet]. [diunduh 2014 Jan 22]. 1(12):81-97. Tersedia pada: http://search.proquest.com/docview/520346551?accountid=32819. Antonio MS, Mahfudz S, Ali NM, Muhammad S, Khairunnas. 2010. Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager” Bisnis dan Kewirausahaan. Volume 2. Bogor (ID): Tazkia Publishing.
32 [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2005. Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025. [Internet]. [diunduh 2014 Jun 2]. Tersedia pada: www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/10404/2229/. [BI] Bank Indonesia. 2010. Data Statistik Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). [Internet]. [diunduh 2014 Jan 20]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/data/Default.aspx [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Jumlah Wirausaha Indonesia. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 20]. Tersedia pada: http://bps.go.id. . 2010. Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 20]. Tersedia pada: http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321. Dalimunthe R. 2002. Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil Tenun Dan Bordir Di Sumatra Utara, Sumatra Barat Dan Riau [disertasi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga. Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID). IPB Pr. Ghozali I. 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi 2. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamid SA, Sa‟ari CZ. 2011. Reconstructing entrepreneur‟s development based on al-qur‟an and al-hadith. International Journal of Bussiness and Social Science. [internet]. [diunduh 2014 Jan 23]. 2(19):6-8. Tersedia pada: http://www.ijbssnet.com/journals/Vol_2_No_19_Special_Issue_October_2 011/12.pdf. Hidayat T. 2013. Karakteristik Wirausahawan Dan Praktek Manajemen Berperspektif Islam Serta Hubungannya Terhadap Kesuksesan Agribisnis (Kasus Tiga Wirausahawan Di Kabupaten Bogor Dan Sukabumi) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Idrus M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualtatif dan Kuantitatif. Jakarta (ID): Erlangga. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan. 2014. Wirausaha. [internet]. [diunduh 2014 Jan 28]. Tersedia pada: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/ Kirzner IM.1984. The Role of Entrepreneurship in The Economic System. Australia (AU): CIS. [Kementerian Koperasi dan UKM]. 2012. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 [internet]. [diunduh 2014 Jan 20]. Tersedia pada: http://kemenkop.go.id. Kompas. 2013. Menjadi Konsumen Cerdas. [Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 10].Tersedia pada: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/14/1234510/Menjadi.Kon sumen.Cerdas. Kouzes JM, Posner BZ. 1995. The Leadership Chellenge. San Fransisco: Jossey – Bass. Kuesnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural, Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung (ID): ALFABETA.
33 Latan H. 2012. Structural Equation Modeling, Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program LISREL 8.80. Bandung (ID): ALFABETA. Liputan6. 2013. BPOM: Kasus Mi Basah Berformalin Paling Banyak Ditemui.[Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 10]. Tersedia pada: http://m.liputan6.com/health/read/655495/bpom-kasus-mi-basahberformalin-paling-banyak-ditemui. Muhammad N. 2013. Cara Dagang Ala Rasulullah SAW untuk Para Entrepreneur. Jogjakarta (ID): DIVA Press. Noersasongko E. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik di Jawa Tengah [skripsi]. Malang (ID): Universitas Merdeka Malang. Noor HF.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada. Noruzi R. 2011. A quick look on Islamic entrepreneurship. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business [internet]. [diunduh 2014 Jan 22]. 2(10):478-484. Tersedia pada: http://search.proquest.com/docview/857667362?accountid=32819. Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi. Okezone. 2014. Januari 2014, Bisnis Penimbunan BBM Subsidi Masih Marak. [Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 10]. Tersedia pada: http://economy.okezone.com/read/2014/02/24/19/945867/januari-2014bisnis-penimbunan-bbm-subsidi-masih-marak. Pemerintah Kota Bogor. 2011. Berita. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 30]. Tersedia pada: http://www.kotabogor.go.id/component/content/article/1-beritaterbaru/7861-walikota-bogor-ingatkan-perbankan-perhatikan-umkm. [PPID] Pejabat Pengelola Informasi dan Komunikasi Pemeritah Kabupaten Bogor. 2011. Profil Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor. [Intenet]. [diunduh pada 2014 Jan 30]. Tersedia pada: http://ppid.bogorkab.go.id/?site=10. Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung (ID): ALFABETA. Riduwan, Sunarto. 2011. Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung (ID): ALFABETA. Riyanti BPD. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta (ID): Grasindo. Ronstad RC. 1984. Entrepreneurship. Denverma: Lord Publishing Company. Sahar M. 2007. Memperkasa Ekonomi Ummah. Kuala Lumpur: Dewan Perdagangan Islam Malaysia. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi. Tambunan. 2009. UMKM di Indonesia. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Tempo. 2013. Inspeksi Temukan Tahu Berformalin di Bogor. [Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 10]. Tersedia pada: http://www.tempo.co/read/news/2012/08/06/214421819/InspeksiTemukan-Tahu-Berformalin-di-Bogor. . 2014. Jajanan Berbahaya Ditemukan di 315 Sekolah [Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 10]. Tersedia pada:
34 http://www.tempo.co/read/news/2014/03/20/058563971/JajananBerbahaya-Ditemukan-di-315-Sekolah. Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. [UMKM] Usaha Mikro, Kecil, Menengah. 2008. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Vivanews. 2013. Awas, Beredar Daging Sapi Glonggongan di Yogyakarta, 50 persen daging sapi yang beredar di pasaran merupakan glonggongan. [Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 10]. Tersedia pada:http://nasional.news.viva.co.id/news/read/430805-awas--beredardaging-sapi-glonggongan-di-yogyakarta. Winardi J. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta (ID): Kencana. Yaacob Y, Azmi IAG. 2012. Entrepreneurs‟ personality from Islamic perspective: a study of successful muslim entrepreneur in Malaysia. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 22]. 46(16):86-90. Tersedia pada: http://www.ipedr.com/vol46/016-ICBER2012-N10014.pdf. Yusanto MI, Widjajakusuma MK. 2002. Menggagas Bisnis Islam. Jakarta (ID): Gema Insani. Zimmerer TW, Scarborough NM. 2005. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Ed ke-4. Prentice Hall.
35 Lampiran 1 Hasil uji validitas dan reliabilitas Variabel God Consciousness Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.827
6
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
GC1
21.30
11.183
.651
.788
GC2
21.80
11.683
.643
.791
GC3
21.90
11.817
.448
.836
GC4
21.47
11.430
.550
.811
GC5
21.63
11.551
.673
.785
GC6
21.07
11.926
.677
.787
Variabel Karakter Wirausahawan Dimensi Karakter Siddiq Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.903
6
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
KW S1
21.70
14.562
.734
.888
KW S2
21.73
13.030
.878
.864
KW S3
21.93
14.547
.521
.921
KW S4
21.80
13.062
.758
.883
KW S5
21.67
13.816
.823
.875
KW S6
21.83
13.799
.757
.883
36 Dimensi Karakter Amanah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.953
6
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
KW A1
21.83
15.040
.893
.939
KW A2
21.83
15.247
.910
.938
KW A3
21.77
15.495
.860
.943
KW A4
21.80
15.407
.877
.941
KW A5
22.23
14.875
.725
.963
KW A6
21.87
15.292
.906
.938
Dimensi Karakter Tabligh Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.833
6
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
KW T1
21.03
9.137
.513
.823
KW T2
20.87
7.844
.785
.769
KW T3
20.87
8.533
.597
.808
KW T4
21.07
8.892
.506
.825
KW T5
20.40
7.903
.693
.787
KW T6
20.60
8.317
.554
.818
37 Dimensi Karakter Fathonah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.859
4
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
KW F1
12.50
4.810
.664
.842
KW F2
12.87
3.844
.744
.805
KW F3
12.63
4.102
.749
.802
KW F4
12.40
4.041
.686
.830
Variabel Keberhasilan Usaha Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.857
6
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
KU1
20.43
11.771
.834
.796
KU2
20.50
11.500
.833
.795
KU3
20.57
14.668
.450
.865
KU4
20.27
12.685
.737
.817
KU5
20.77
13.220
.519
.859
KU6
20.47
13.775
.528
.854
38 Lampiran 2 Hasil total skor indikator dan persentase skor dimensi STS
TS
RR
S
SS
Total Skor
Menjalankan sholat 5 waktu
0
1
8
32
129
799
Menjalankan sholat sunnah
1
9
42
60
58
675
Membaca Al-Quran setiap hari
2
11
41
54
62
673
Membayar zakat fitrah dan zakat maal
0
4
6
41
119
785
Mengeluarkan infak
0
0
18
66
86
748
Menjalankan puasa Ramadhan
0
0
0
24
146
826
Menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa apa adanya
2
7
17
63
81
724
Tidak mengingkari kesepakatan
0
2
8
65
95
763
Menyampaikan harga dan kondisi pasar
1
2
10
73
84
747
Tidak menjelekkan usaha lain
1
5
6
54
104
765
0
5
5
67
93
758
1
0
14
85
70
733
1
3
2
70
94
763
2
1
3
74
90
759
1
5
6
64
94
755
0
4
8
75
83
747
4
6
24
77
59
691
Sangat Setuju
0
3
3
82
82
753
Sangat Setuju
Indikator
Tidak membeda-bedakan konsumen Objektif dalam mengelola pekerja Memberikan produk/jasa sesuai dengan kesepakatan Memberikan upah yang layak kepada pekerja Tidak menunda pembayaran upah pekerja Dapat dipercaya dalam mengelola modal Memberikan hak opsi konsumen untuk membatalkan transaksi Responsif terhadap permasalahan/komplain dari konsumen/mitra
Skala Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju
39 Hasil total skor (lanjutan) Indikator Tepat dalam memilih media promosi Tepat dalam membidik segmentasi pasar Tepat dalam menentukan target daya beli konsumen Tepat memberikan promo Melayani konsumen dan mitra dengan sopan, cepat, dan bersemangat Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan konsumen, pekerja, dan mitra Kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha Mengetahui permintaan dan penawaran pasar Menjalankan prinsip efektif dan efisien dalam menjalankan usaha Memperlihatkan profesionalisme dalam pelayanan Usaha mengalami peningkatan akumulasi modal/aset Usaha mengalami peningkatan pendapatan Usaha mengalami peningkatan jumlah produk/produksi Usaha mengalami peningkatan jumlah pelanggan/relasi Usaha mengalami perluasan pemasaran Usaha memiliki kebermanfaatan pada aspek spiritual-sosial-ekonomi
STS
TS
RR
S
SS
Total Skor
Skala
6
14
55
62
33
612
Setuju
1
10
52
70
37
642
Setuju
0
3
33
84
50
691
6
11
68
51
34
606
0
0
1
64
105
784
Sangat Setuju
1
0
9
67
93
761
Sangat Setuju
0
5
23
83
59
706
0
2
38
86
44
682
0
1
29
86
54
703
Sangat Setuju
0
0
9
79
82
753
Sangat Setuju
1
7
24
90
48
687
Sangat Setuju
1
9
20
92
48
687
Sangat Setuju
1
10
32
84
43
668
Setuju
0
7
10
94
59
715
Sangat Setuju
4
19
40
70
37
627
Setuju
1
7
23
78
61
701
Sangat Setuju
Sangat Setuju Setuju
Sangat Setuju Sangat Setuju
Persentase total skor dimensi Dimensi Siddiq Amanah Tabligh Fathonah
Total Skor 4490 4468 4096 2844
Persentase (%) 88,04 87,61 80,31 83,65
40 Lampiran 3 Hasil output SEM-PLS (loading factor, quality criteria, cross loading, latent variable correlations, dan path coefficients) Loading Factor Indikator GC1 GC2 GC3 GC4 GC5 GC6 KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KW A1 KW A2 KW A3 KW A4 KW A5 KW A6 KW F1 KW F2 KW F3 KW F4 KW S1 KW S2 KW S3 KW S4 KW S5 KW S6 KW T2 KW T3 KW T4 KW T5 KW T6
GC 0,5452 0,6098 0,5975 0,6872 0,7829 0,6667
KU
KW
0,8550 0,8675 0,8508 0,8335 0,6694 0,6260 0,6635 0,6491 0,6529 0,7377 0,5604 0,7575 0,5825 0,6611 0,5608 0,5882 0,6923 0,5785 0,5493 0,5594 0,6280 0,5974 0,5847 0,5400 0,5720 0,5935 0,5150
Quality Criteria AVE GC KU KW
0,4260 0,6237 0,3769
Composite Reliability 0,8145 0,9074 0,9263
R Square 0,4127 0,3213
Cronbachs Alpha 0,7417 0,8747 0,9163
Communality
Redundancy
0,4260 0,6237 0,3679
0,0322 0,1197
41 Cross Loading Indikator GC1 GC2 GC3 GC4 GC5 GC6 KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KW A1 KW A2 KW A3 KW A4 KW A5 KW A6 KW F1 KW F2 KW F3 KW F4 KW S1 KW S2 KW S3 KW S4 KW S5 KW S6 KW T2 KW T3 KW T4 KW T5 KW T6
GC 0,5452 0,6098 0,5975 0,6872 0,7829 0,6667 0,3478 0,2684 0,3271 0,2641 0,3067 0,4302 0,3233 0,3747 0,3593 0,4517 0,3113 0,4970 0,3169 0,2958 0,3221 0,3146 0,4603 0,3335 0,3574 0,2704 0,3498 0,3530 0,3868 0,2531 0,2703 0,2964 0,3008
KU 0,1022 0,2334 0,2061 0,2975 0,3725 0,2781 0,8550 0,8675 0,8508 0,8335 0,6694 0,6260 0,4547 0,4083 0,4515 0,4644 0,3365 0,5003 0,4015 0,4193 0,3522 0,3301 0,4347 0,2980 0,2446 0,2886 0,3022 0,3646 0,4967 0,4177 0,4653 0,2952 0,3681
KW 0,1369 0,2736 0,2862 0,4049 0,4642 0,4760 0,5400 0,5172 0,5497 0,5103 0,4218 0,4715 0,6635 0,6491 0,6529 0,7377 0,5604 0,7575 0,5825 0,6611 0,5608 0,5882 0,6923 0,5785 0,5493 0,5594 0,6280 0,5974 0,5847 0,5400 0,5720 0,5935 0,5150
Latent Variable Correlations
GC KU KW
GC 1,0000 0,4104 0,5668
KU 0,0000 1,0000 0,6398
KW 0,0000 0,0000 1,0000
42 Path Coefficients Hubungan antarvariabel laten GC -> KU GC -> KW KW -> KU
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
0,0704 0,5668 0,5999
0,0682 0,5954 0,6126
Standard Deviation (STDEV) 0,0884 0,0609 0,1060
Standard Error (STERR) 0,0884 0,0609 0,1060
T Statistics (|O/STERR|) 0,7960 9,3070 5,6588
43 Lampiran 4 Kuesioner penelitian Bismillahirrahmanirrahim KUESIONER PENELITIAN
“Analisis Hubungan Karakter Wirausaha dari Perspektif Islam
dengan Keberhasilan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Bogor ” Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama : Putri Eka Ayuni Subagyo NIM : H54100027 Program Studi : Ekonomi Syariah Departemen : Ilmu Ekonomi Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi mengisi kuisioner ini secara lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapai hasil yang diinginkan. Sebelum mengisi kuesioner ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian yang diberikan. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya mengucapkan terima kasih. Petunjuk Umum 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban. 3. Jawaban merupakan pendapat pribadi responden.
44 I. Karakter Responden 1. Nama (tidak wajib diisi) : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Apa nama usaha yang Anda jalankan ? 5. Tahun berapa Anda mulai menjalankan usaha? 6. Berapa modal awal yang Anda gunakan untuk membangun usaha?
7. Berapa omset yang dihasilkan setiap bulannya dari usaha Anda?
8. Berapa pendapatan bersih yang Anda peroleh setiap bulannya dari usaha Anda?
9. Pendidikan terakhir : [ ] Pendidikan non formal [ ] Diploma [ ] SD [ ] Sarjana [ ] SMP [ ] Master [ ] SMA [ ] Doktor 10. Mohon menunjukan sektor yang mendeskripsikan usaha anda (Anda dapat menyotreng lebih dari satu) [ ] Pertanian [ ] Jasa [ ] Peternakan [ ] Industri pengolahan [ ] Perikanan [ ] Hotel/Property [ ] Kehutanan [ ] Lainnya (mohon spesifik) _________ [ ] Perdagangan [ ] Restoran/Rumah Makan 11. Apa yang menjadi sumber modal awal dalam membangun usaha anda? [ ] Tabungan pribadi [ ] Pinjaman lembaga keuangan konvensional [ ] Pinjaman lembaga keuangan syariah [ ] Keluarga dan teman [ ] Sumber lainnya (mohon spesifik)______________
45 II. Analisis Karakter Wirausaha dari Perspektif Islam Mohon anda menunjukkan tingkat persetujuan pada masing-masing pernyataan di bawah ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah pada pernyataan ini. Selanjutnya berikan tanda (√) pada kotak pilihan jawaban yang telah disediakan sesuai dengan pandangan anda dalam menilai karakter wirausaha anda sendiri, sesuai dengan skala berikut: Sangat tidak setuju = Tidak yakin dengan pernyataan Tidak setuju = Kurang yakin (kurang dari 50%) dengan pernyataan Ragu-ragu = Netral, antara yakin dan tidak yakin (50%) dengan pernyataan Setuju = Yakin (lebih dari 50%) dengan pernyataan Sangat setuju = Sangat yakin dengan pernyataan BAGIAN I Kode X11 X12 X13 X14 X15 X16
Pernyataan
STS
Penilaian TS RR S SS
Anda selalu menjalankan sholat 5 waktu setiap hari Anda menjalankan sholat sunnah (sholat dhuha, rawatib, qiyamul lail, dll) minimal 3 kali dalam seminggu Anda membaca Al-Quran setiap hari Anda mengeluarkan zakat (zakat fitrah setiap tahun, mengeluarkan zakat maal jika sudah mencapai nisab) Anda rutin mengeluarkan infak Anda selalu menjalankan puasa Ramadhan
BAGIAN II Kode
X21 X22 X23 X24 X25 X26
Pernyataan Anda selalu menjelaskan kepada konsumen tentang kelemahan dan kelebihan yang ada pada produk/jasa apa adanya. Anda tidak mengingkari kesepakatan yang telah dibuat bersama konsumen. Anda menyampaikan kondisi dan harga yang berlaku di pasar dengan jelas dan terbuka. Anda tidak menjelek-jelekan usaha orang lain. Anda tidak membeda-bedakan konsumen dalam memberikan pelayanan. Anda obyektif dalam merekrut, mengembangkan dan mempertahankan pekerja.
Penilaian STS TS RR S SS
46 BAGIAN III Kode
X31 X32 X33 X34 X35 X36
Pernyataan
Penilaian STS TS RR S SS
Anda memberikan produk/layanan jasa sesuai dengan pesanan, tidak lebih dan tidak kurang atas sesuatu yang telah disepakati. Anda memberikan upah yang layak kepada pekerja sesuai dengan bobot/tingkat pekerjaan. Anda tidak menunda pembayaran upah pekerja dengan alasan yang tidak syar‟i. Anda dapat dipercaya dalam mengelola modal yang dipercayakan kepada Anda. Anda memberi hak opsi konsumen untuk membatalkan pembelian saat transaksi masih berlangsung. Anda responsif terhadap permasalahan atau komplain dari konsumen atau mitra usaha.
BAGIAN IV Kode
X41 X42 X43 X44 X45 X46
Pernyataan Anda tepat dalam memilih media promosi seperti TV, radio, suratkabar, internet, dan majalah. Anda tepat dalam membidik segmentasi (membagi-bagi ke dalam kelompok) pasar. Anda tepat dalam menentukan target daya beli konsumen. Anda tepat dalam memberikan bulan diskon dan promo. Anda melayani konsumen dan mitra dengan sopan, sigap, dan bersemangat. Anda mampu membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pekerja, konsumen, maupun mitra.
Penilaian STS TS RR S SS
47 BAGIAN V No.
Pernyataan
Penilaian STS TS RR S SS
Anda kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha. Anda mengetahui permintaan dan penawaran X52 dalam pasar. Anda menjalankan prinsip efektivitas dan X53 efisien dalam menjalankan usaha. Anda senantiasa memperlihatkan X54 profesionalisme dalam pelayanan. X51
BAGIAN VI Kode Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16
Pernyataan
Penilaian STS TS RR S SS
Usaha Anda mengalami peningkatan jumlah akumulasi modal/aset. Usaha Anda mengalami peningkatan jumlah pendapatan. Usaha Anda mengalami peningkatan jumlah produksi/produk. Usaha Anda mengalami peningkatan jumlah pelanggan dan relasi/mitra. Usaha anda mengalami perluasan pemasaran Usaha Anda memiliki kebermanfaatan pada aspek spiritual-sosial-ekonomi.
Terimakasih atas kesediaan dan kerjasama Saudara “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan ke dalam surga bersama para nabi, para syuhada, dan orang-orang saleh” (H.R. Tirmidzi)
48
49
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung pada tanggal 11 Agustus 1992 dari ayah Subagyo dan ibu Anaziyah. Penulis adalah putri pertama dari empat bersaudara. Penulis lulus dari SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2010 dan di tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui SNMPTN dan diterima di Program Studi Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. Penulis pernah menjadi sekretaris Biro Internal Dewan Perwakilan Mahasiswa FEM IPB dan staf divisi Sharia Education di Sharia Economics Student Club. Sampai saat ini penulis juga masih aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Ekonomi Umum. Penulis juga pernah mengikuti beberapa lomba karya tulis ilmiah, antara lain : LKTEI SECMENT Universitas Brawijaya 2013, Sharia Paper Competition Universitas Gajah Mada 2013, dan lolos untuk dipresentasikan dalam The 2ndInternational Conference on Islamic Economics and Economies of the OIC Countries (ICIE 2013) pada Januari 2013 di Kuala Lumpur dan The 2nd ASEAN Academic Society International Conference (AASIC 2013) pada Oktober 2013 di Bangkok