KESENJANGAN KEPUASAN DALAM MEMBACA SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Kesenjangan Kepuasan Dalam Membaca Rubrik Berita di Surat Kabar Solopos dan Surat Kabar Joglosemar di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS Angkatan 2012 - 2013)
Dhany Dimas Oktriyanto Mursito BM
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract One of the mass media used to obtain information is the newspaper. The Newspapers over the years has developed quite rapidly. The scope of the newspapers also developed. Currently, the newspaper is be present in the regional. Several the local daily newspaper in Surakarta, there are two local newspapers become people's favorite. The local newspapers is a Solopos and Joglosemar. Both of them is competitive each other for presenting the information in the news rubric. Therefore this researchaim to describe of the satisfaction discrepancy between satisfaction expected (gratifications sought/GS) and satisfaction obtained (gratifications obtained/GO). Not only that, but also to know how patterns of media usage (media use) by the respondents. Media in question is Solopos and Joglosemar newspaper. This research is descriptive quantitative research, which uses use and gratifications theory and survey method. The research data obtained by distributing questionnaires to the respondents. The respondents are student of Department of Communications Science S1 Reguler of FISIP UNS 2012-2013 after reading Solopos and Joglosemar Newspapers. Then, data from the questionnaire were taken into the coding sheet manually and then interpreted. To know the satisfaction discrepancy was calculated by using the discrepancy formula from Palmgreen. The discrepancy formula is then operationalized by using cross tabulation, in which the item in the GS are crossed with the item in the GO.
1
The research data results showed that the majority of the respondents stated want to look for all kinds of the requirements offered by Solopos and Joglosemar newspapers or level the satisfaction expected (GS) is high. While the satisfaction obtained (GO), show that the both a newspapers be able fulfill the requirements respondents. In case of media use, a Solopos newspaper more get the attention of respondents than a Joglosemar newspaper. But, the level attention of respondents to both a daily newspapers are include in medium category generally. The result of discrepancy calculation, show that a Solopos newspaper is better in terms of fulfill the requirements respondents than a Joglosemar newspaper. This is indicated by the level of satisfaction discrepancy a Solopos newspaper is smaller than the level of satisfaction discrepancy a Joglosemar newspaper. Keywords: mass media, newspapers, local newspapers, news rubric.
Pendahuluan Salah satu perantara manusia untuk memperoleh informasi ialah melalui media massa. Perkembangan media massa terus berlanjut dan definisi media juga dari waktu ke waktu terus berkembang. Perkembangan ini sesuai dengan perkembangan teknologi, sosial politik, dan persepsi masyarakat terhadap media (McQuail, 2002: 10). Perkembangan ini juga dilakukan oleh media cetak, salah satu produk dari media massa. Disisi lain, kadang kala media massa hanya melihat kebutuhan pasar saja, tidak melihat kebutuhan khalayak secara khusus. Sehingga membuat media massa tidak lagi melaksanakan fungsinya. Hal ini menyebabkan khalayak menjadi pasif akan sebuah informasi yang bermutu. Fenomena tentang khalayak pasif contohnya ialah fenomena “Invasion of Mars”. Pada situasi ini, khalayak menjadi pasif karena khalayak tidak bisa menangkal dampak dari pesan media yang mereka konsumsi. Namun, seiring dengan perkembangan masyarakat ke arah masyarakat yang modern dan perkembangan teknologi, fenomena khalayak pasif sudah sangat jarang terjadi dan masyarakat kini bergeser ke arah khalayak yang aktif. Fenomena khalayak aktif telah terjadi pada awal tahun 2015. Ialah fenomena suara dengungan alam menyerupai suara terompet yang terdengar dari langit di berbagai belahan dunia. Namun, fenomena tersebut tidak menyebabkan 2
keresahan dan kepanikan karena khalayak dapat menangkal dampak negatif dari pesan media. Kini khalayak menjadi aktif dalam mencari informasi dari berbagai media massa mengenai sebuah fenomena. Khalayak menjadi aktif dalam mencari dan menemukan informasi sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka. Produk media massa yang saat ini masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia ialah surat kabar. Menurut Serikat Penerbit Surat Kabar Indonesia (SPS), pada bulan September tahun 2010 diketahui 60% masyarakat Indonesia masih mempercayakan surat kabar sebagai sumber informasi utama mereka. Dengan masih tingginya persentase masyarakat Indonesia yang masih menggunakan surat kabar, maka semakin banyak surat kabar yang terbit di Indonesia. Menurut situs bbc.co.uk, jumlah surat kabar yang terbit di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 terdapat 251 penerbitan, lalu di tahun 2007 ada 269 penerbitan, dan tahun 2008 ada 290 penerbitan. Dewan Pers menambahkan ada peningkatan pada tahun 2014, yaitu sebanyak 567 penerbitan. Jumlah tersebut naik sebanyak 158 penerbitan dibanding tahun 2013 yang berada pada jumlah 409 penerbitan. Surat kabar memiliki keunggulan yaitu mudah diperoleh, harganya lebih terjangkau, ulasan informasi yang termuat lebih jelas dan lebih mendalam dibanding media cetak lain, dan tetap menjunjung kredibelitas. Selain itu, surat kabar juga memiliki karakteristik yang berbeda. Bila berdasarkan cakupan wilayah beritanya, surat kabar dapat dibedakan menjadi surat kabar lokal dan surat kabar nasional. Dengan memanfaatkan kedekatan emosional dan semakin dinamisnya perkembangan masyarakat di daerah, surat kabar lokal kini mengalami pertumbuhan cukup pesat. Surat kabar lokal menjadi salah satu altenatif bagi masyarakat yang sedang mencari informasi ataupun peristiwa yang sedang terjadi didaerahnya yang tak terliput oleh surat kabar nasional. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui kesenjangan kepuasan pembaca rubrik berita pada surat kabar lokal di kota Surakarta, yaitu surat kabar Solopos dan Joglosemar. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler angkatan 2012-2013 FISIP UNS,
3
alasannya karena mereka telah mempelajari ilmu-ilmu di bidang komunikasi massa sehingga penulis menganggap mereka lebih mencermati mengenai informasi berita di surat kabar harian.
Perumusan Masalah a. Seberapa besar tingkat kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought) mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013 terhadap rubrik berita yang terdapat pada surat kabar Solopos dan Joglosemar? b. Bagaimana pola penggunaan media surat kabar harian (Media Use) yaitu surat kabar Solopos dan Joglosemar di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013? c. Seberapa besar tingkat kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained) mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013 terhadap rubrik berita yang terdapat pada surat kabar Solopos dan Joglosemar? d. Seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratifications Discrepancy) yang diperoleh mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 20122013 setelah membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar?
Tujuan a. Mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought) mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 20122013 terhadap rubrik berita yang terdapat pada surat kabar Solopos dan Joglosemar. b. Mengetahui pola penggunaan media (Media Use) surat kabar harian yaitu surat kabar Solopos dan Joglosemar di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013. c. Mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained) mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013 terhadap rubrik berita yang terdapat pada surat kabar Solopos dan Joglosemar.
4
d. Mengetahui seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratifications Discrepancy) yang diperoleh mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013 setelah membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar.
Tinjauan Pustaka a. Komunikasi Pengertian komunikasi ialah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non verbal (Mulyana, 2005: 3). Harold Lasswell menambahkan definisi komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2005: 69). Berdasarkan definisi Lasswell, ada lima unsur yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah sebuah proses pengelolaan pesan (verbal atau non verbal) yang dikirim komunikator kepada komunikan melalui saluran atau media. Dari proses ini menimbulkan efek berupa balasan atau feedback, sehingga dapat tercipta sebuah gagasan atau ide. Menurut Denis McQuail, komunikasi memiliki enam bentuk, yaitu komunikasi intrapribadi (komunikasi dalam diri seseorang), komunikasi antarpribadi (komunikasi antar dua orang pribadi), komunikasi dalam kelompok (komunikasi antar satu orang dengan beberapa orang), komunikasi antar kelompok (komunikasi antar satu kelompok dengan kelompok lain), komunikasi organisasi (komunikasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam sebuah organisasi), dan komunikasi massa (komunikasi dengan banyak orang yang menggunakan alat media massa). Bila dilihat lebih dalam, komunikasi massa berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya. Perbedaannya adalah hanya komunikasi massa yang menggunakan media massa sebagai perantara untuk berkomunikasi.
5
b. Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1994: 187). Konsep dari komunikasi massa ialah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience (Sendjaja, 2002: 21). Oleh karena itu komunikasi massa berhubungan erat dengan media massa.
c. Media Massa Cetak Media massa cetak meliputi seluruh barang cetakan termasuk buku. Namun dalam perkembangannya, media cetak lebih mengerucut kearah surat kabar, majalah, dan tabloid. Ketiganya dipilih karena lebih memiliki banyak kesamaan dengan komunikasi massa. Produk media massa cetak yang sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat ialah surat kabar. Surat kabar ialah media cetak yang diterbitkan secara berkala berupa lembaran-lembaran kertas yang relatif lebar dan tidak dijilid (Wiryawan, 2007: 62). Beberapa keunggulan yang terdapat di media massa cetak surat kabar membuat media massa ini memiliki pelanggan tetap untuk terus mengkonsumsi informasi didalamnya. Karena informasi yang tersaji dalam surat kabar adalah faktual dan hal yang nyata, bukan fiksi atau khayalan. Surat kabar juga selalu mengutamakan isi informasi yang baru. Sehingga surat kabar selalu terbit secara berkala. Dan pada setiap penerbitan, isi informasi yang disajikan selalu berbeda dari hari ke hari. Surat kabar memiliki beberapa rubrik. Rubrik menjadi pemisah antara jenis-jenis berita yang terdapat dalam setiap penerbitan surat kabar. Setiap rubrik berisi tulisan-tulisan mengenai suatu aspek tertentu, bersifat informasi lebih mendalam, dan komprehensif.
6
Rubrik dalam surat kabar, majalah, dan media massa cetak lainnya terdiri dari beberapa komponen. Komponen ini sering disebut dengan garis besar dari isi rubrik. Ketiga komponen tersebut meliputi: pemberitaan (berita), pandangan atau pendapat (opini), dan periklanan (iklan) (Djuroto, 2000: 45). Jenis-jenis rubrik ini yang merupakan jenis rubrik yang sering dijumpai pada berbagai jenis media massa cetak.
d. Khalayak (Audience) Definisi khalayak (audience) merupakan sekumpulan penonton drama, permainan, dan tontonan. Namun, setelah perkembangan komunikasi massa, saat ini khalayak lebih diartikan sebagai penerima dari pesan-pesan media massa. Khalayak mulai lebih diteliti seiring dengan penelitian mengenai efek komunikasi massa. Pada awal penelitian, khalayak selalu dianggap pasif. Khalayak yang pasif ini dapat diteliti dengan teori Peluru atau teori Jarum Suntik. Pada tahun 1940, Herta Herzog, Paul Lazarsfeld dan Frank Stanton memulai penelitian aktifitas khalayak dan kepuasan khalayak. Hal ini yang melatarbelakangi munculnya konsep khalayak aktif.
e. Teori Uses and Gratifications Teori ini memandang media memberikan efek yang terbatas kepada khalayak. Khayalak mempunyai kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap media yang mereka konsumsi, karena media disini memiliki kemampuan yang terbatas untuk mempengaruhi perilaku dan cara pandang khalayak. Teori ini menjelaskan apa saja yang dilakukan oleh khalayak terhadap media, bukan sebaliknya. Khalayak dalam teori ini dianggap aktif menggunakan atau mengkonsumsi media untuk kebutuhannya dalam mencari informasi. Teori Uses and Gratifications pertama kali dikenalkan oleh Jay G. Blumler, Michael Gurevitch dan Elihu Katz pada tahun 1974. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman dan berkembangnya media massa, teori ini
7
mengalami perkembangan. Sehingga kini terdapat beberapa model teori Uses and Gratifications yang sudah dikenal secara luas. Namun, Teori Uses and Gratifications model dari Palmgreen yang paling sesuai untuk meneliti sebuah kesenjangan kepuasan. a) Model dari Palmgreen Model dari Palmgreen yang paling banyak dipakai untuk penelitian mengenai kesenjangan kepuasan. Palmgreen membuat sebuah model yang berguna untuk mengukur kesenjangan (discrepancy) antara kepuasan yang diharapkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Kepuasan yang diharapkan (gratification sought/GS) adalah kepuasan yang khalayak inginkan atau harapkan jika ia menggunakan media massa tertentu. Dan Kepuasan yang diperoleh (gratification obtained/GO) adalah kepuasan yang diperoleh oleh khalayak setelah ia menggunakan media massa tersebut. Kemudian dalam hal yang menyangkut GS, dianggap tidak ada perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan khalayak yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Lalu dalam GO, preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu satu dengan yang lain. Model GS-GO Palmgreen ini didasarkan pada teori nilai dan harapan (expectancy and value theory). Teori ini menjelaskan awal pencarian kepuasan khalayak berasal dari kepercayaan terhadap media dan evaluasi khalayak berdasarkan pengalaman menggunakan media yang akan membawa khalayak kepada harapan-harapan yakni pencarian kepuasan. Karena adanya harapan dan kebutuhan yang ingin dicari maka mendorong khalayak untuk menggunakan media tersebut. Kemudian khalayak akan mencari kepuasan yang didapat dari media. Disaat khalayak memilih media, khalayak akan memilih media mana yang dapat
8
memuaskan kebutuhannya. Jika sesuai dengan tingkat kepuasan khalayak, maka khalayak akan mempertahankan media itu. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan tingkat kepuasan khalayak, maka khalayak akan mencari media yang lain.
Metodologi Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratifications model dari Palmgreen. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif artinya hanya akan menjabarkan situasi dan peristiwa serta melukiskan variabelvariabel satu demi satu. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 2001: 24). Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi (Bungin, 2006: 36). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Responden dalam penelitian ini adalah sampel dari mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 Reguler FISIP UNS angkatan 2012-2013 sebanyak 67 orang. Besarnya sampel dalam penelitian ini diukur dengan rumus yang dikemukakan oleh Taro Yamane. Kemudian metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel acak distratifikasi (Stratified Random Sampling). Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2010: 64). Teknis analisis data menggunakan rumus discrepancy. Setelah data terkumpul, langkah pertama adalah dengan mengkoding data. Data yang telah dikumpulkan lalu disederhanakan dengan cara membuat bentuk kode secara manual, yang biasa disebut dengan istilah coding sheet. Langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan data dan kemudian diintrepretasikan. Statistik yang digunakan untuk mengukur kesenjangan kepuasan menggunakan rumus discrepancy yang telah disampaikan oleh Palmgreen, yaitu sebagai berikut:
9
Keterangan: D : Discrepancy n : Jumlah sampel i : Kepuasan yang diharapkan (GS) j : Kepuasan yang diperoleh (GO)
Sajian dan Analisis Data a. Gratifications Sought Gratifications sought berguna untuk mengukur seberapa jauh kepuasan yang diharapkan atau diinginkan responden yang dapat dipenuhi kepuasannnya dengan cara membaca surat kabar harian. Jenis-jenis kebutuhan yang diharapkan kepuasannya tersebut dijabarkan dalam sepuluh item pernyataan. Masing-masing pernyataan disediakan sembilan skala yang dapat dipilih responden. Sembilan skala tersebut adalah skor yang akan dipilih responden untuk menunjukkan seberapa penting kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan atau dicari pemuasannya melalui media massa. Sangat Penting
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Sangat Tidak Penting
Berikut adalah gambaran kebutuhan apa saja yang diharapkan kepuasannya oleh responden dari rubrik berita di surat kabar harian. Gambaran ini berupa tabel yang memuat secara lengkap rincian tentang kebutuhan kesepuluh item gratifications sought tersebut.
10
Tabel 1 Jenis-Jenis Kebutuhan Gratifications Sought No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kebutuhan Untuk mengetahui informasi berita dari berbagai dunia secara luas (berita internasional) Untuk mengetahui informasi lebih mendalam (indepth information) dari berbagai peristiwa yang berkaitan dengan masyarakat sekitar (berita lokal) Untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan Untuk membentuk kepribadian yang peka terhadap berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat sekitar Untuk menambah kepercayaan diri Untuk mendapatkan bahan obrolan atau perbincangan Agar dapat memberikan informasi
Sangat Penting 9 8 F % F %
F
%
F
%
F
%
F
%
F
Sangat Tidak Penting 2 1 % F % F %
6
9%
15
22%
16
24%
13
19%
13
19%
2
3%
2
3%
-
-
-
-
8
12%
17
25%
22
33%
10
15%
8
12%
2
3%
-
-
-
-
-
-
14
21%
20
30%
16
24%
6
9%
9
13%
2
3%
-
-
-
-
-
-
5
7%
17
25%
21
31%
13
19%
8
12%
2
3%
1
1%
-
-
-
-
7
10%
4
6%
11
16%
14
21%
13
19%
9
13%
7
10%
2
3%
-
-
4
6%
10
15%
17
25%
12
18%
12
18%
6
9%
4
6%
2
3%
-
-
5
7%
8
12%
19
28%
14
21%
14
21%
3
4%
4
6%
-
-
-
-
7
6
11
5
4
3
8.
9.
10.
Untuk berkumpul dengan keluarga dan teman Untuk mengisi waktu luang disela-sela pekerjaan Untuk melepaskan rasa penat dan rasa bosan
2
3%
4
6%
7
10%
10
15%
19
28%
10
15%
11
16%
2
3%
2
3%
4
6%
8
12%
13
19%
16
24%
18
27%
3
4%
4
6%
1
1%
-
-
6
9%
3
4%
11
16%
7
10%
17
25%
9
13%
10
15%
1
1%
3
4%
Sumber: Data Primer Kuesioner Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden menganggap penting kebutuhan gratifications sought terhadap rubrik berita di surat kabar harian. Terlihat pada 6 jenis kebutuhan gratifications sought yang dianggap penting dan 4 jenis kebutuhan gratifications sought yang dianggap cukup penting. b. Media Use (Pola Penggunaan Media) Media use adalah perilaku khalayak dalam menggunakan media. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur bagaimana pola penggunaan media yang dilakukan responden terhadap rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar. Pengukuran media use dioperasionalkan melalui 3 indikator, yaitu berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi membaca, dan curahan waktu untuk membaca. Hasil dari pengukuran 3 indikator tersbut dapat dilihat sebagai berikut: 1. Penggunaan Media Berdasarkan Tingkat Perhatian a) Pra Activity (Sebelum Terpaan Media) Kegiatan pra aktifitas responden merupakan kegiatan atau aktifitas responden sebelum menggunakan media, dalam hal ini sebelum membaca rubrik berita surat kabar Solopos dan Joglosemar. Dari kegiatan ini akan diperoleh gambaran kegiatan apa saja yang dilakukan responden sebelum memutuskan untuk membaca rubrik berita di kedua surat kabar tersebut.
12
Dari data yang diperoleh menyatakan bahwa respoden tidak pernah mencari informasi apapun, yang ditunjukkan dengan jumlah persentase untuk surat kabar Solopos sebesar 50,7% dan untuk surat kabar Joglosemar sebesar 55,2%. Secara umum, tingkat perhatian responden terhadap kedua surat kabar tersebut tergolong rendah. Terbukti dengan mayoritas responden yang mengaku tidak mencari informasi apapun mengenai kedua surat kabar tersebut. Hal ini dikarenakan kedua surat kabar tersebut mudah untuk diperoleh sehingga pembaca tidak perlu mencari informasi tentang kedua surat kabar tersebut. b) Duractivity (Selama Terpaan Media) Pada tahapan ini merupakan gambaran umum mengenai aktifitas responden saat membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar. Dalam indikator ini, diukur kegiatan apa saja yang dilakukan responden dan pemahaman responden terhadap informasi yang disampaikan kedua surat kabar harian tersebut. Dari data yang sudah diperoleh, diketahui bahwa tingkat perhatian responden sedikit lebih unggul pada surat kabar Solopos daripada surat kabar Joglosemar. Hal ini terlihat pada lebih banyaknya responden yang mengaku fokus membaca dan tidak melakukan aktifitas lain saat membaca surat kabar Solopos. c) Post Activity (Setelah Terpaan Media) Post Activity menggambarkan bagaimana tingkat perhatian responden setelah membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar. Indikator pada tahapan ini adalah apakah responden memperbincangkan isi informasi berita surat kabar harian tersebut dengan orang lain dalam interaksi sosialnya dan dengan siapa responden memperbincangkan isi informasi berita surat kabar harian tersebut. Dari data yang telah diperoleh, tingkat perhatian responden terhadap kedua surat kabar harian tersebut relatif sedang, terbukti mayoritas responden mengaku kadang-kadang memperbincangkan isi
13
informasi berita setelah membaca surat kabar harian. Namun, tingkat perhatian surat kabar Solopos lebih baik daripada surat kabar Joglosemar. 2. Penggunaan Media Berdasarkan Frekuensi Membaca Frekuensi membaca merupakan salah satu aspek penting yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan media di kalangan responden. Sebelumnya perlu diketahui bahwa surat kabar Solopos dan Joglosemar terbit tiap hari dalam seminggu dengan edisi yang berbeda tiap harinya. Dalam hal ini frekuensi membaca diukur dengan berapa kali responden membaca surat kabar Solopos dan Joglosemar dalam seminggu dengan edisi terbit yang berbeda. Frekuensi membaca dibagi kedalam tiga klasifikasi yaitu tinggi (5, 6, 7 kali dalam seminggu), sedang (2, 3, 4 kali dalam seminggu), dan rendah (1 kali dan tidak pernah dalam seminggu). Dari data diketahui bahwa frekuensi membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dikategorikan relatif sedang, karena mayoritas responden sebesar 49,3% mengaku membaca rubrik berita di surat kabar Solopos antara 2, 3, dan 4 kali dalam seminggu dari tujuh kali penerbitan. Sedangkan surat kabar Joglosemar dikategorikan relatif rendah, karena mayoritas responden sebesar 71,6% mengaku membaca rubrik berita di surat kabar Joglosemar hanya 1 kali atau tidak pernah dalam seminggu dari tujuh kali penerbitan. 3. Penggunaan Media Berdasarkan Curahan Waktu Membaca Tinggi rendahnya tingkatan penggunaan media berdasarkan pada curahan waktu yang digambarkan dengan seberapa lama waktu yang diberikan responden dalam membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar. Curahan waktu membaca dibagi kedalam tiga klasifikasi yaitu tinggi (lebih dari 21 menit), sedang (selama 11-20 menit), dan rendah (kurang dari 10 menit). Dari data diperoleh bahwa sebagian besar responden yang mencurahkan waktu untuk membaca rubrik berita di surat kabar Solopos pada kategori sedang, yakni dengan durasi selama 11-20 menit. Sedangkan mayoritas responden yang mencurahan waktu untuk membaca rubrik berita
14
di surat kabar Joglosemar masuk dalam kategori rendah, yakni kurang dari 10 menit. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perhatian responden pada surat kabar Solopos lebih tinggi daripada surat kabar Joglosemar. c. Gratifications Obtained Gratifications obtained adalah kepuasan yang telah diperoleh responden karena kebutuhannya telah terpenuhi setelah responden menggunakan suatu jenis media tertentu, dalam penelitian ini kepuasan yang nyata setelah membaca rubrik berita surat kabar Solopos dan Joglosemar. Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kepuasan yang sedang. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase tingkat kepuasan yang diperoleh responden pada skala sedang (37 - 63), yakni 58% untuk surat kabar Solopos dan 68% untuk surat kabar Joglosemar. Dengan banyaknya responden yang memiliki tingkat kepuasan nyata pada kategori sedang, disebabkan karena pola penggunaan media (media use) oleh khalayak terhadap kedua surat kabar lokal masuk dalam kategori rendah. Selain itu, saat ini khalayak sudah disajikan dengan informasi yang beragam melalui media audio visual dan media internet. d. Gratifications Discrepancy Gratifications discrepancy (kesenjangan kepuasan) ialah kesenjangan yang terjadi diantara nilai kepuasan yang diharapkan (gratifications sought) dengan nilai kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) khalayak setelah menggunakan suatu media. Untuk mengetahui nilai kesenjangan kepuasan dari perbedaan kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh responden, menggunakan rumus discrepancy dari Palmgreen.
15
Tabel 2 Surat Kabar Harian yang Lebih Unggul Dalam Memenuhi Kebutuhan Responden Berdasarkan Persentase Kesenjangan Kepuasan No.
Jenis-Jenis Kebutuhan
Nama Surat Kabar Harian
Surat Kabar yang
Solopos
Joglosemar
Lebih Unggul
28,4%
34,3%
Solopos
26,9%
32,8%
Solopos
16,4%
34,3%
Solopos
38,8%
47,8%
Solopos
29,9%
34,3%
Solopos
25,4%
28,4%
Solopos
28,4%
35,8%
Solopos
32,8%
37,3%
Solopos
Motif Informasi 1.
Untuk mengetahui informasi berita dari berbagai dunia secara luas (berita internasional).
2.
Untuk mengetahui informasi lebih mendalam (indepth information) dari berbagai peristiwa yang berkaitan dengan masyarakat sekitar (berita lokal).
3.
Untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan. Motif Identitas Personal
4.
Untuk membentuk kepribadian yang peka terhadap berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat sekitar.
5.
Untuk menambah kepercayaan diri. Motif Integrasi &Interaksi Sosial
6.
Untuk mendapatkan bahan obrolan atau perbincangan.
7.
Agar dapat memberikan informasi.
8.
Untuk berkumpul dengan keluarga dan teman.
16
Motif Hiburan 9.
Untuk mengisi waktu luang.
29,9%
35,8%
Solopos
10.
Untuk melepaskan rasa penat
23,9%
34,3%
Solopos
dan rasa bosan.
Sumber: Data Primer Kuesioner Pada perbandingan surat kabar yang lebih unggul dalam memenuhi kebutuhan
responden
berdasarkan
persentase
kesenjangan
kepuasan,
menunjukkan bahwa surat kabar Solopos lebih dapat memberikan kepuasan kepada responden dibandingkan surat kabar Joglosemar atau nilai kesenjangan kepuasan surat kabar Solopos lebih kecil daripada surat kabar Joglosemar.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kepuasan yang diharapkan (gratifications sought), pola penggunaan media (media use), kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained), dan kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) dari rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar, maka dapat dijabarkan kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kepuasan yang diharapkan (gratifications sought) responden terhadap rubrik berita di surat kabar harian masuk dalam kategori penting untuk dicarikan pemenuhan kepuasannya. Dengan kata lain, tingkat kepuasan yang diharapkan responden dengan membaca rubrik berita di surat kabar harian adalah tinggi. Dari 10 jenis kebutuhan yang ditawarkan kepada responden, terdapat 6 jenis kebutuhan yang mendapatkan persentase tertinggi yaitu pada skala penting. Dan sisanya sebanyak 4 jenis kebutuhan masuk dalam kategori skala cukup penting. Tidak ada jenis kebutuhan yang masuk dalam kategori skala rendah. 2. Pola penggunaan media (media use) terbagi dalam 3 indikator pengukuran, yaitu penggunaan media berdasarkan tingkat perhatian, penggunaan media berdasarkan frekuensi membaca, dan penggunaan media berdasarkan curahan waktu membaca. Ketiga indikator pengukur pola penggunaan media (media
17
use) tersebut mempunyai kesimpulan yang bervariasi, namun tingkat perhatian responden pada media use tergolong rendah. 3. Tingkat kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) responden setelah membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar dapat dikatakan sudah terpenuhi. Untuk surat kabar Solopos, dari 10 jenis kebutuhan yang ditawarkan kepada reponden, ada 4 jenis kebutuhan yang masuk dalam kateogri puas dan 6 jenis kebutuhan yang masuk dalam kategori cukup puas. Dan tidak ada jenis kebutuhan yang masuk dalam kategori tidak puas. Sedangkan untuk surat kabar Joglosemar, dari 10 jenis kebutuhan yang ditawarkan kepada responden, terdapat 2 jenis kebutuhan yang masuk dalam kategori puas dan 8 jenis kebutuhan yang masuk dalam kategori cukup puas. Tidak ada item kebutuhan yang masuk dalam kategori tidak puas. 4. Menurut penghitungan kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) yang dilakukan dengan menggunakan rumus discrepancy dari Palmgreen, maka didapatkan hasil mengenai kesenjangan kepuasan yang dialami oleh responden dalam membaca rubrik berita di surat kabar Solopos dan Joglosemar. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa angka kesenjangan kepuasan yang diperoleh surat kabar Solopos di masing-masing jenis kebutuhan lebih kecil daripada surat kabar Joglosemar, yang artinya surat kabar Solopos lebih mampu memuaskan kebutuhan responden daripada surat kabar Joglosemar. Namun, kedua surat kabar harian tersebut dalam penelitian ini dinyatakan telah mampu memberikan kepuasan kepada responden.
Saran 1. Menurut teori dasar Uses and Gratifications yang beranggapan bahwa khalayak mempunyai peran aktif, penulis menyadari bahwa hasil penelitian hanya bersifat sementara karena tergantung pada beberapa faktor khalayak itu sendiri. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang serupa di waktu yang akan datang untuk mencari bagaimana kepuasan yang diinginkan atau dicari khalayak dari media informasi lainnya yang berskala lokal, nasional, maupun internasional. 18
2. Untuk surat kabar Solopos, menurut hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rubrik berita di surat kabar Solopos telah mengungguli rubrik berita di surat kabar Joglosemar, sehingga pencapaian ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Isi surat kabar Solopos, khususnya pada rubrik berita, harus tetap berinovasi dan tetap menjaga kode etik jurnalistik agar dapat memberikan tulisan-tulisan berita yang berkualitas, sehingga kepercayaan masyarakat dapat terjaga dengan baik. 3. Untuk surat kabar Joglosemar, berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa responden merasa lebih terpuaskan kebutuhannya dengan membaca rubrik berita di surat kabar Solopos, bukan rubrik berita di surat kabar Joglosemar. Maka saran penulis, perlu adanya pengembangan di berbagai bidang agar dapat mengejar ketertinggalan dengan surat kabar Solopos. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan berinovasi pada tampilan surat kabar harian agar lebih menarik lagi. Kemudian dengan meningkatkan kualitas tulisan-tulisan berita tersebut
Daftar Pustaka Bungin, Burhan. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijaksanaan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djuroto, Totok. (2000). Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. McQuail, Denis. (2002). Mass Communication Theory, 4th edition. London: Sage Publication. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. (2001). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sendjaja, SD. (2002). Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta. Wiryawan, Hari. (2007). Dasar-Dasar Hukum Media. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
19