Daftar Isi Pengantar Ringkasan Eksekutif Pendekatan Manajemen Hubungan Pengembangan Masyarakat antara FCX dan PTFI Pendekatan Kami Lembar Data LPMAK HUBUNGAN MASYARAKAT 1. Pendulangan Liar 2. Pemukiman dan Kebun Tidak Terencana 3. Keluhan dan Tuntutan Masyarakat 4. Akuntabilitas dan Kapasitas Lembaga yang Menerima Dana Program dari PTFI Lembar Data Bina Hubungan Masyarakat KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat 1.1. Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) 1.2. Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) 1.3. Klinik yang Disponsori PTFI dan LPMAK 2. Program Kesehatan Masyarakat 2.1. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.2. Pengendalian dan Pengendalian HIV & AIDS 2.3. Fasilitas Air Bersih dan Sanitasi 2.4. Pengendalian Malaria 2.5. Pengendalian Tuberkulosis (TB) Lembar Data Program CHD Lembar Data Program Kesehatan PENDIDIKAN 1. Program Matrikulasi dan Beasiswa 2. Program Asrama Pelajar 3. Program Peningkatan Sistem Pengajaran dan Kurikulum 4. Sarana dan Prasarana Pendidikan 5. Kemitraan Dengan Lembaga Lainnya 6. Kampanye Pendidikan 7. Dukungan untuk Guru di Daerah Terpencil Lembar Data Program Pendidikan EKONOMI 1. Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan 1.1. Program Perikanan 1.2. Program Peternakan 1.3. Program Pertanian dan Ketahanan Pangan 1.4. Program Dukungan bagi Sistem Ekonomi dan Pemberdayaan Perempuan dalam Ekonomi 1.5. Peningkatan Kerjasama dengan Mitra 2. Program Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 3. Program Dana Bergulir Lembar Data Pemberdayaan Perempuan Lembar Data Ekonomi Berbasis Desa Lembar Data Program UMKM INFRASTRUKTUR 1. Program Infrastruktur Dataran Tinggi 2. Program Infrastruktur Dataran Rendah
2
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
3 4 6 7 8 9 10 10 11 11 11 12 13 13 13 13 13 14 14 14 14 15 15 16 17 18 18 18 19 19 19 19 19 20 21 21 21 21 22 22 23 23 23 24 25 26 27 27 28
2.1. Infrastruktur Program Pengembangan dan Pendampingan Masyarakat 5 Desa Kamoro 2.2. Pembangunan Infrastruktur SP9 dan SP12 2.3. Pembangunan Infrastruktur 3 Kampung Pesisir 2.4. Pembangunan Infrastruktur Lainnya Lembar Data Infrastruktur 3 Desa Lembar Data Infrastruktur SP9 dan SP12 Lembar Data Infrastruktur 5 Desa Kamoro Lembar Data Infrastruktur Air Bersih BUDAYA DAN AGAMA 1. Budaya 2. Agama Lembar Data Budaya dan Agama HAK ASASI MANUSIA 1. Laporan Dugaan Pelanggaran HAM 2. Keterlibatan dengan Pemangku Kepentingan Nasional 3. Pendidikan dan Pelatihan HAM Lembar Data Hak Asasi Manusia HUBUNGAN KARYAWAN PAPUA 1. Pengembangan Karyawan Papua 2. Relasi Dengan Karyawan Papua 3. Administrasi dan Penelitian Lembar Data Papuan Affairs PERENCANAAN, ANALISA, PELAPORAN, DAN PENGEMBANGAN INFORMASI (PARID) 1. Administrasi dan Operasional 1.1. Ketenagakerjaan 1.2. Anggaran 1.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1.4. Aset 2. Pelaporan dan Pengembangan Informasi 3. Perencanaan dan Koordinasi Lembar Data PARID Lampiran 1: Sedimentasi Lampiran 2: Daftar Mitra Lampiran 3: Kerangka Kerja ICMM Lampiran 4: Daftar Singkatan Lampiran 5: Peta Papua Barat dan Papua Lampiran 6 : Peta Distrik di Kabupaten Mimika Lampiran 7: Peta Pengembangan Masyarakat PTFI
28 28 28 28 29 30 31 32 33 33 33 34 35 35 35 35 36 37 37 37 37 38 39 39 39 39 40 40 40 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Kata Pengantar
Atas nama PT Freeport Indonesia (PTFI), perkenankan kami menyampaikan laporan tahunan untuk pencapaian program kerja pembangunan masyarakat dalam memenuhi komitmen sosial perusahaan. Laporan ini menggambarkan pencapaian program-program yang terlaksana selama tahun 2013 serta tantangan yang dihadapi dan penanganan yang telah dan sedang berlangsung. Di tahun 2013, PTFI memperkenalkan Visi dan Misi perusahaan kepada seluruh jajaran karyawan, perusahaan privatisasi dan kontraktor. Mengambil bagian dalam perjalanan perusahaan mencapai Visi dan Misi, fokus Divisi Community Affairs tahun 2013 adalah menjalankan program-program yang telah dilakukan selama ini dengan penekanan pada pembenahan sistem manajemen untuk perbaikan pengelolaan program menuju kemandirian masyarakat. Telah banyak yang dicapai dalam tahun 2013, antara lain: pencapaian di bidang kesehatan melalui pemberantasan malaria, pelaksanaan program pembangunan masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro(LPMAK) sebagai mitra perusahaan, dan peningkatan hubungan yang kondusif dengan para pemangku kepentingan. Pencapaian juga dapat dilihat dari peningkatan pemberdayaan pengusaha lokal yang mengambil bagian dalam kegiatan perusahaan. Selain pencapaian yang telah terlaksana, kami juga menghadapi tantangan dalam menjalankan program yang berdampak pada belum maksimalnya keberhasilan perusahaan dalam memenuhi komitmen sosial. Salah satu tantangan yang cukup signifikan adalah pertambahaan penduduk dan perubahan demografi masyarakat yang tinggal di sekitar area perusahaan. Perubahan ini berdampak pada meningkatnya ekspektasi akan manfaat keberadaan PTFI di Mimika, Papua, dan Indonesia. Untuk tahun 2014 dan ke depannya, kami berharap dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih erat dengan pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah, untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan manajemen investasi sosial perusahaan, telah bergabung dalam jajaran direksi PTFI, Lasmaydha Siregar sebagai Wakil Presiden Direktur Eksekutif Pembangunan Lokal dan HAM (Executive Vice President Local Development and Human Rights). Pengalaman beliau di dunia tambang di dalam dan luar negeri akan membawa perubahan ke arah yang baik bagi PTFI dalam mencapai Visi dan Misi-nya. Akhir kata, kami menghaturkan terima kasih kepada seluruh lapisan karyawan dan kontraktor, mitra kerja, dan para pemangku kepentingan yang telah bekerja keras dan berkontribusi dalam pelaksanaan program-program investasi sosial perusahaan. Kami berharap agar laporan tahun 2013 ini dapat dijadikan acuan informasi dan pengumpan masukkan untuk perbaikan ke depannya. Salam hangat,
3
ROZIK SOETJIPTO
LASMAYDHA SIREGAR
Presiden Direktur dan CEO PT Freeport Indonesia
Wakil Presiden Direktur Eksekutif Pembangunan Lokal dan HAM
Laporan Tahunan SLD/CR 2012
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
3
RINGKASAN EKSEKUTIF Pada tahun 2013, PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) melanjutkan program pengembangan masyarakat yang telah berjalan dan memperkuat kemitraan dengan pihak lain. Program ini dilakukan di sekitar wilayah operasi PTFI di dataran tinggi dan dataran rendah. Peta program pengembangan masyarakat ini dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 48 dari laporan ini. Pada pertengahan tahun 2013, telah bergabung Lasmaydha Siregar yang menjabat Wakil Presiden Eksekutif untuk memimpin Divisi Community Affairs (CA) yang terdiri dari departemen Community Relations & Human Right (CR&HR), Papuan Affairs Department (PAD), Community Development, Community Infrastructure Development (CID) dan Planning, Analysis, Reporting & Information Development (PARID). Dalam kegiatan penguatan divisi, telah dilakukan serangkaian lokakarya penyusunan strategi dan indikator pencapaian divisi yang mengacu kepada visi dan misi PTFI yang telah disosialisasikan pada tahun 2013. Bina Hubungan Masyarakat PTFI menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar melalui beberapa langkah strategis. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Divisi CA adalah dengan pendampingan dan penguatan lembaga-lembaga adat yang menerima dana dari PTFI. Lembaga-lembaga tersebut adalah LPMAK, Lemasa, Lemasko, dan Yahamak. Pada tahun 2013, Divisi CA memberikan pendampingan kepada LPMAK melalui pelatihan keuangan dan manajemen serta memfasilitasi pembuatan rencana kerja lima tahun Yahamak. Divisi CA juga memfasilitasi diskusi panel antara PTFI dan delegasi dari Amungme dan Kamoro yang tergabung dalam Forum MoU 2000 untuk membahas rencana pemetaan hak ulayat bekerjasama dengan Universitas Cendrawasih. Keberadaan pendulangan liar dan kebun ilegal di sekitar area operasi PTFI merupakan salah satu tantangan dalam membina hubungan dengan masyarakat lokal. Pada tahun 2013, pendulang mencoba memasuki pabrik pengolahan konsentrat di Mile 74 karena penurunan hasil pendulangan sebagai akibat dari kecelakaan tambang bawah tanah. Community Liaision Officer (CLO) melakukan negosiasi dengan pendulang dan meminta mereka kembali ke tempat asal mereka. CLO juga bekerjasama dengan tim Pengembangan Ekonomi Berbasis Desa dalam sosialisasi dan pelatihan budidaya kakao sebagai mata pencaharian pengganti selain mendulang. Sebagai hasil dari pengendalian kebun ilegal, 40 pemilik kebun ilegal di Kuala Kencana bersedia untuk menghentikan kegiatan berkebun dan mendapatkan kompensasi tanam tumbuh dari perusahaan sesuai peraturan yang berlaku. Berbagai keluhan dan tuntutan dari masyarakat baik yang berasal dari kelompok maupun individu berdampak pada operasi perusahaan. Keluhan tersebut meliputi berbagai alasan seperti hak ulayat, lingkungan, dan balas jasa. Salah satu keluhan tersebut adalah keluhan tentang sedimentasi sungai yang disebabkan oleh tailings. Sedimentasi merupakan salah satu dampak yang diidentifikasi dalam Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PTFI 1997. Untuk menanggapi keluhan ini, PTFI bekerjasama dengan LPMAK dan pemerintah daerah sepakat untuk melakukan pembangunan masyarakat di tiga desa pesisir (Omawita, Fanamo, dan Otakwa). Program ini telah menyediakan layanan kesehatan, pembangunan kelas untuk SD dan SMP, pemasangan instalasi listrik di 288 rumah, pendistribusian 270 jaring ikan, dan penyediaan layanan transportasi air. Kesehatan PTFI melanjutkan pengembangan kesehatan masyarakat bersama para mitra. LPMAK bekerjasama dengan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia menjalankan program kesehatan di empat distrik di Kabupaten Mimika. Program kesehatan ini berfokus pada pelayanan kesehatan dasar, kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan pengobatan tuberculosis, malaria, HIV & AIDS, dan pembangunan infrastruktur kesehatan. Pada tahun 2013, dilakukan perluasan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat di Timika di dataran rendah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah Sakit Waa Banti di Banti di dataran tinggi mulai menerapkan sistem informasi rumah sakit untuk mendukung administrasi dan pengelolaan operasional. Kunjungan di kedua rumah sakit ini di tahun 2013 mencapai 171.449 rawat inap dan rawat jalan. Klinik-klinik kesehatan yang dikelola oleh Departemen Community Health Development (CHD) juga memberikan pelayanan kesehatan sebanyak 85.828 kunjungan pasien. Kemitraan dengan pemerintah dan LPMAK dilakukan dalam program pengendalian malaria dan sanitasi. CHD bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam pembentukan dan pengoperasian Pusat Malaria di Timika untuk mengendalikan penyebaran malaria dan melayani pemeriksaan dan pengobatan malaria. Bersama dengan LPMAK, CHD membangun sekitar 40 tangki penyimpanan air hujan, 18 sumur, dan 25 jamban keluarga di Otakwa dan Kokonau. Pemerintah pusat juga mendukung program akselerasi sanitasi masyarakat melalui pembuatan buku profil sanitasi dan dokumen perencanaan sanitasi Kabupaten Mimika yang dikerjakan oleh kelompok kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Kelompok ini merupakan bentuk sinergi antara PTFI, LPMAK, dan Pemerintah. Pendidikan Dalam bidang pendidikan, LPMAK terus melanjutkan beberapa program kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya seperti program beasiswa, asrama, kampanye pendidikan, peningkatan kapasitas guru dan kurikulum serta pengelolaan sarana pendidikan luar sekolah. Program beasiswa tahun 2013 diberikan kepada 888 siswa dari tingkat SD hingga Strata 2. Sebanyak 43 siswa berhasil lulus di tahun 2013 dan 61 siswa dihentikan dari program beasiswa karena melanggar aturan beasiswa. Mereka menjalani pendidikan di lembaga-lembaga mitra LPMAK di Papua, Sulawesi, dan Jawa. Selain itu, LPMAK memulai kegiatan pelatihan bahasa Inggris dan komputer bagi 190 siswa dan guru di Multi Purpose Community Center.
4
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Ekonomi PTFI bersama dengan LPMAK mendukung program pengembangan ekonomi untuk menumbuhkan usaha-usaha baru yang berkelanjutan yang dapat dijalankan oleh masyarakat Papua di sekitar perusahaan. Pada tahun 2013, 15 pengusaha baru bergabung dalam program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga menjadikan total pengusaha aktif berjumlah 141 orang. Program ini telah menciptakan lapangan kerja bagi 1.031 orang (64% tenaga kerja asal Papua). Sepanjangan tahun 2013, PTFI memberikan pinjaman dana bergulir sebesar Rp 4,9 miliar untuk 56 usaha dengan tingkat pengembalian sebesar 123%. PTFI turut mengembangkan program perekonomian berbasis desa. Program ini meliputi perikanan, peternakan, budidaya kopi dan kakao. Program perikanan melibatkan 268 nelayan dari 20 kampung. Program budidaya kakao merupakan program baru yang ditawarkan bagi peningkatan ekonomi masyarakat di Timika dan sekitarnya. Program ini telah melibatkan 204 petani. Pengembangan budidaya kopi Arabica melibatkan 104 petani di 4 kampung di dataran tinggi Tsinga, Hoea, dan Opitawak. Keberlanjutan program yang ingin dicapai oleh PTFI dan LPMAK dilakukan melalui kemitraan dengan berbagai pihak. LPMAK bersama dengan pemerintah daerah melakukan lokakarya penyusunan rencana strategi lima tahun program ekonomi yang difasilitasi oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia. LPMAK bekerjasama dengan Dinas Peternakan dalam uji coba peternakan sapi di Agimuga dengan pengiriman 74 ekor sapi. Pengembangan dan pendampingan program tersebut dilakukan oleh Universitas Negeri Papua. LPMAK juga bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dalam pembuatan rencana dan analisa pengembangan usaha sagu bagi masyarakat. Infrastruktur PTFI melanjutkan proyek pembangunan infrastruktur di 3 Desa di dataran tinggi sekitar area operasi perusahaan. Proyek ini berupa pembangunan lapangan terbang perintis di Aroanop, jembatan gantung di kampung Tsinga dan Aroanop, renovasi klinik di Tsinga, landasan helikopter, serta infrastruktur umum lainnya. Pembangunan infrastruktur juga dilakukan oleh LPMAK. Pada tahun 2013, pembangunan yang telah tercapai meliputi pembangunan sepuluh unit rumah guru, renovasi tiga bangunan SD, perluasan Rumah Sakit Waa Banti, 40 tangki air hujan dan 33 sumur bagi masyarakat. Pengembangan Karyawan Departemen Papuan Affairs (PAD) melakukan pendampingan karyawan untuk memastikan pengembangan karyawan Papua di PTFI. PAD juga berperan sebagai mediator terhadap keluhan-keluhan dari karyawan Papua di PTFI, perusahaan privatisasi, dan kontraktor PTFI. Pada tahun 2013, sebanyak 24 karyawan Papua mendapatkan kesempatan studi banding ke lokasi-lokasi pertambangan FreeportMcMoRan di Amerika Serikat. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemacu bagi karyawan Papua untuk dapat berperan serta dalam kemajuan perusahaan. PAD bersama dengan Departemen Organization Development juga menyelenggarakan pembekalan dan pelatihan bagi 31 karyawan Papua yang baru lulus perguruan tinggi melalui Papuan Bridge Program. Kepatuhan Hak Asasi Manusia Sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pelaksanaan Hak Asasi Manusia, kantor HAM PTFI melakukan serangkaian pelatihan dan sosialisasi kepatuhan HAM kepada seluruh karyawan PTFI dan satuan tugas dari kepolisian dan TNI. Sejumlah 11.817 orang telah berpartisipasi dalam pelatihan ini. Pada tahun 2013, kantor HAM PTFI juga menampung dan menangani 34 laporan dugaan pelanggaran HAM dari karyawan dan keluarga. Setelah dilakukan penyelidikan, tidak terbukti adanya pelanggaran berdasarkan Deklarasi HAM. Administrasi dan Operasi Program pengembangan dan bina hubungan masyarakat yang dilakukan oleh PTFI dijalankan oleh Divisi Community Affairs dengan dukungan 356 karyawan, di mana 60 % adalah karyawan asal Papua yang sebagian besar berasal dari 7 suku Papua. Untuk peningkatan kapasitas karyawan, dilakukan serangkaian pelatihan berupa Adventure Based Team Building, pelatihan untuk CLO, dan pelatihan-pelatihan lain yang diikuti karyawan baik di dalam jobsite maupun di luar jobsite. Divisi CA juga menaati standar kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan perusahaan dengan pencapaian akuntabilitas tahun 2013 sebesar 98% dengan jumlah kecelakaan kendaraan ringan sebanyak 9 kecelakaan. Program pengembangan masyarakat untuk tahun 2014 tetap memfokuskan pada upaya peningkatan pencapaian pada tahun 2013. PTFI dan LPMAK akan melanjutkan dan memprioritaskan pengintegrasian program pengembangan masyarakat dengan berbagai program lain dengan dukungan oleh pihak-pihak eksternal. Pengintegrasian ini bertujuan untuk mengurangi duplikasi kegiatan, memaksimalkan dampak program bagi masyarakat, dan memastikan keberkelanjutan program.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
5
PENDEKATAN MANAJEMEN PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah perusahaan pertambangan di Indonesia yang merupakan afiliasi dari Freeport McMoRan (FCX). Sebagai salah satu produsen tembaga dan emas terkemuka di dunia, kami menyadari pentingnya menyediakan logam-logam esensial ini untuk kebutuhan ekonomi. Kami memiliki kewajiban untuk melaksanakan hal tersebut selaras dengan tanggung jawab sosial dan korporat kami untuk menjamin kehidupan generasi yang akan datang. Sebagai afiliasi dari FCX, PTFI menerapkan dan mematuhi kebijakan-kebijakan etis, sosial dan lingkungan yang telah ditetapkan oleh FCX. Kebijakan-kebijakan yang kuat membimbing kami ke arah pengembangan berkelanjutan. Pengalaman dalam masyarakat menciptakan terlaksananya kebijakan-kebijakan tersebut di Indonesia. Komitmen terhadap transparansi memungkinkan para pemangku kepentingan PTFI untuk menelusuri kinerja kami. Program pengembangan masyarakat PTFI merupakan penggerak bisnis utama dari rencana-rencana operasional PTFI dan merupakan salah satu bagian dari berbagai macam inisiatif-inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan. PTFI berjuang untuk menerapkan program pengembangan masyarakat yang memiliki dasar bisnis yang kuat, memberikan dukungan kepada inisiatif tanggung jawab perusahaan PTFI lainnya dan konsisten dengan standar-standar pengembangan masyarakat tingkat dunia.
Visi PTFI Menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang menciptakan nilai-nilai unggul dan menjadi kebanggaan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk karyawan, masyarakat, dan bangsa.
Misi PTFI Berkomitmen untuk secara kreatif mentransformasikan sumber daya alam menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan melalui praktek-praktek pertambangan terbaik dengan memprioritaskan kesejahteraan dan ketentraman karyawan dan masyarakat, pengembangan SDM, tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup, serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Prinsip-Prinsip Panduan Keempat prinsip di bawah ini mencerminkan keyakinan mendasar PTFI mengenai peran dan dampak dari program-program pengembangan masyarakatnya. Prinsip-prinsip panduan ini sesuai dengan kebijakan etis, sosial dan lingkungan FCX serta standar-standar internasional yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan dari industri-industri yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya alam. Meskipun selalu ada kesempatan bagi kami untuk mengubah prinsip-prinsip ini seiring dengan perkembangan perusahaan serta mempelajari lebih lanjut mengenai pekerjaan-pekerjaan kami di masyarakat, prinsip-prinsip inilah yang memandu semua yang kami lakukan, mengapa kami melakukannya dan bagaimana cara kami melakukannya. 1. Beroperasi Sebagai Pemangku Kepentingan Sektor Swasta. PTFI telah berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat di mana kami beroperasi, tidak hanya karena hal tersebut merupakan strategi bisnis yang baik, tetapi juga karena hal tersebut merupakan tanggung jawab sebagai warga korporat yang baik. Program-program pengembangan masyarakat PTFI memprioritaskan investasi-investasi sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing bisnis PTFI sekaligus menguntungkan masyarakat di dalam dan di sekitar area Kontrak Karya PTFI. 2. Membangun Keberlanjutan. Sebagai tamu dan pemangku kepentingan yang berperan penting bagi masyarakat sekitar, PTFI berkomitmen untuk menciptakan dan mendukung program-program yang mentransfer keahlian kepada masyarakat lokal dan menghasilkan dampak positif yang bertahan lama, yang berkelanjutan secara mandiri bahkan setelah tambang telah ditutup. Sasaran akhir dari program ini adalah untuk menciptakan masyarakat yang dinamis dan mandiri serta mengurangi ketergantungan ekonomi dan sosial masyarakat terhadap operasi pertambangan. 3. Menjalin Kemitraan. Dalam rangka memastikan keberlanjutan program pengembangan masyarakatnya, maka kami berkomitmen untuk membentuk dan meningkatkan kemitraan yang mendayagunakan keahlian berbagai pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan bersama yang menguntungkan masyarakat sasaran kita. 4. Menjadikan Masyarakat sebagai Mitra dan Sasaran Pengembangan. PTFI memprioritaskan program-program pengembangan masyarakatnya ke bidang-bidang khusus dengan menggunakan model lingkaran konsentrik, dimana PTFI terlebih dahulu melayani masyarakat yang menerima dampak paling besar dari operasi-operasinya. Dampak dari program pengembangan masyarakat PTFI menyebar dari: 1) wilayah area Kontrak Karyanya ke, 2) Kabupaten Mimika, 3) Propinsi Papua, dan yang terakhir 4) Indonesia.
6
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Hubungan Pengembangan Masyarakat Antara FCX dan PTFI PTFI telah menerapkan dan mematuhi kebijakan-kebijakan etis, sosial dan lingkungan yang ditetapkan oleh FCX. Salah satu dari kebijakan ini adalah prinsip-prinsip Kerangka Kerja Pengembangan Berkelanjutan International Councils of Mining and Metals (ICMM) di mana FCX menjadi salah satu anggotanya. PTFI melaporkan kinerja perusahaannya terkait dengan prinsip-prinsip tersebut berdasarkan metode Global Reporting Initiative (GRI). Penjelasan lebih detail mengenai Kerangka Kerja ICMM dan prinsip GRI dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 44 pada laporan ini. Untuk membantu PTFI menerapkan dan mematuhi kebijakan-kebijakan tersebut, Bagian Pengembangan Keberlanjutan FCX (yang bermarkas di Amerika Serikat) menyediakan: 1. Masukan berupa arahan strategis terhadap program-program pengembangan masyarakat milik PTFI, 2. Bantuan teknis terkait penerapan program, dan 3. Pengawasan dan konsultasi evaluasi untuk menjamin bahwa PTFI telah memenuhi komitmen sosialnya sesuai dengan kebijakankebijakan FCX.
Bagan Organisasi Hubungan Masyarakat Pada tahun 2013, Divisi Community Affairs dibentuk yang terdiri dari Departemen Pengembangan Masyarakat (termasuk tim yang sebelumnya dikenal dengan SLD dan CPHMC), Departemen Hubungan Masyarakat (CR) dan Hak Asasi Manusia (HAM), bagian Perencanaan Analisa Pelaporan dan Pengembangan Informasi (PARID), Departemen Pengembangan Infrastruktur Masyarakat (CID), dan Departemen Hubungan Karyawan Papua (PAD). Divisi ini dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan pengawasan program-program pengembangan masyarakat perusahaan dan melapor kepada Presiden Direktur.
PTFI
FCX
Presiden Direktur
DĂŶĂũĞŵĞŶ^ĞŶŝŽƌ
>ŝŶŐŬƵŶŐĂŶΘ WĞŵďĂŶŐƵŶĂŶ<ĞďĞƌůĂŶũƵƚĂŶ ƐŝĂͲĨƌŝŬĂͲŵĞƌŝŬĂ
EVP, Community Affairs
Pengembangan DĂƐLJĂƌĂŬĂƚ
,ƵďƵŶŐĂŶDĂƐLJĂƌĂŬĂƚ Θ,ĂŬƐĂƐŝDĂŶƵƐŝĂ
WĞƌĞŶĐĂŶĂĂŶ͕ŶĂůŝƐĂ͕ WĞůĂƉŽƌĂŶΘ Pengembangan Info.
WĞŶŐĞŵďĂŶŐĂŶ <ĞƐĞŚĂƚĂŶDĂƐLJĂƌĂŬĂƚ
<ĂŶƚŽƌŝŶĂ,ƵďƵŶŐĂŶ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚΘWĞŶĂŶŐĂŶĂŶ <ĞůƵŚĂŶ
WĞŶŐĞŵďĂŶŐĂŶ ŬŽŶŽŵŝDĂƐLJĂƌĂŬĂƚ
WĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ<ĂƉĂƐŝƚĂƐ <ĞůĞŵďĂŐĂĂŶDĂƐLJĂƌĂŬĂƚ
Pengembangan /ŶĨƌĂƐƚƌƵŬƚƵƌ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚ
,ƵďƵŶŐĂŶ<ĂƌLJĂǁĂŶ Papua
ƌĂŚ^ƚƌĂƚĞŐŝƐ ĂŶƚƵĂŶdĞŬŶŝƐ DŽŶŝƚŽƌŝŶŐΘǀĂůƵĂƐŝ
,ĂŬƐĂƐŝDĂŶƵƐŝĂ
Senior manajemen PTFI bersama staf Divisi Community Affairs
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
7
Pendekatan Kami Bisnis kami membawa dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar operasi kami. Kami mengurangi dampak yang dapat dikendalikan melalui langkah-langkah yang terbaik dan upaya-upaya mediasi. Kami mengembangkan infrastruktur, mendukung pelayanan kesehatan, upaya-upaya keselamatan dan pendidikan, serta memberikan kesempatan kerja dan pengembangan usaha bagi masyarakat lokal. Logam yang kami hasilkan sangat penting untuk masyarakat yang berkelanjutan, sehat, dan hemat energi. Memasok logam penting untuk generasi sekarang dan masa depan menjadi panduan bagi tujuan, prinsip, dan kebijakan bisnis kami. Kami juga terus-menerus meningkatkan program-program pembangunan berkelanjutan kami. Kami menggunakan pendekatan dengan tiga elemen utama:
EKONOMI Meningkatkan keahlian operasional dan keuangan, teknologi, dan rantai persediaan kami untuk memastikan keberlanjutan dan iklim usaha kami.
LINGKUNGAN Mengevaluasi aspek lingkungan secara terus-menerus selama berlangsungnya proyek untuk mengurangi dampak-dampak negatif dan meningkatkan kesempatan-kesempatan.
SOSIAL Beroperasi dengan aman, menegakkan dan menghormati hak asasi manusia. Terlibat secara terbuka dan tranparan dengan para pemangku kepentingan internal dan eksternal serta menjaga komitmen sehingga dapat tercipta kepercayaan. Hal ini akan meningkatkan kemampuan kami untuk memperoleh ijin operasi dan menjamin bahwa kami memiliki tenaga kerja yang berdedikasi.
Prinsip Perilaku Bisnis. Pendekatan kami didasarkan pada nilai-nilai yang menyeluruh yang dijabarkan dalam Prinsip Perilaku Usaha, yang menjadi sistem global dari prinsip yang harus dipatuhi oleh seluruh tenaga kerja dalam melakukan kegiatan – untuk mematuhi hukum dan menghindari konflik kepentingan, serta mengembangkan hubungan baik dengan masyarakat setempat. Kebijakan pendukung kami, bersama dengan standard dan inisiatif eksternal, membentuk kerangka keseluruhan yang memandu program-program keberlanjutan kami. Dukungan terhadap kerangka ini merupakan sistem tata kelola dan manajemen internal yang menjelaskan tentang cara kami beroperasi. Komite Tanggung Jawab Perusahaan. Komite Tanggung Jawab Perusahaan (sebelumnya disebut Komite Kebijakan Publik) merupakan bagian dari Dewan Direksi yang bertanggung jawab untuk mengawasi program pembangunan berkelanjutan kami, termasuk kebijakan dan program yang berkaitan dengan lingkungan hidup, hak asasi manusia, keselamatan dan kesehatan kerja, kesehatan dan investasi masyarakat, dan hubungan antar pemangku kepentingan dan pemerintah. Tim Kepemimpinan Pembangunan Berkelanjutan. Tim Kepemimpinan Pembangunan Berkelanjutan Freeport-McMoRan dibentuk pada tahun 2011 untuk mempromosikan komitmen keberlanjutan kami dan memfasilitasi integrasi dalam operasi kami. Tim ini disponsori oleh Executive Vice President dan Chief Administrative Officer kami, yang dipimpin oleh Vice President of Environmental Services and Sustainable Development, dan termasuk presiden-presiden dari unit bisnis dan karyawan senior dari divisi keamanan, supply chain, sumber daya manusia, penjualan, kepatuhan, keuangan, pembangunan berkelanjutan, dan lingkungan hidup. Keterlibatan Pemangku Kepentingan. Keterlibatan dengan para pemangku kepentingan di sekitar wilayah industri kunci kami merupakan bagian integral dari bisnis kami. Kami percaya bahwa komunikasi yang efektif dapat membantu mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan keberlanjutan dan menciptakan peluang yang saling menguntungkan. Audit / Penilaian / Sertifikasi Pelanggan. Untuk memastikan tercapainya komitmen kebijakan dan tujuan keberlanjutan kami, kami menerapkan kombinasi program audit dan penilaian yang sejalan dengan Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan ICMM. Tinjauan Keberlanjutan Pengembangan Proyek. Proses Tinjauan Keberlanjutan Pengembangan Proyek kami memungkinkan kami untuk mempertimbangkan elemen keberlanjutan dari pengembangan dan perluasan tambang. Proses ini dirancang untuk membantu tim proyek interdisiplin dalam mengidentifikasi resiko, konsekuensi yang tidak diinginkan, tantangan dan kesempatan sehingga semua itu dapat diatasi sedini mungkin dan selama tiap tahap pengembangan. Daftar Resiko Pembangunan Berkelanjutan. Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan Freeport-McMoRan dirancang sesuai dengan Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan dari ICMM. Kerangka Kerja kami telah berubah dari tahun ke tahun sejak empat tahun yang lalu dan tiap operasi memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam penerapannya. Sumber: http://www.fcx.com/sd/approach/index.htm
8
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
oro Kam gme mun kat A syara a M n anga emb Peng baga Lem D a ri
Sum
ber
Day
aA
la m
W il
aya
hA
dat
Oleh Masyarakat Dan Untuk Masyarakat
Lembar Data LPMAK Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) mengelola Dana Kemitraan dari PTFI sejak tahun 1996. Dana Kemitraan tersebut digunakan untuk pengembangan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, budaya dan agama. Dana tersebut dikelola oleh LPMAK melalui persetujuan dari Badan Pengurus dan Badan Musyawarah yang terdiri dari wakil-wakil pemerintah lokal, para tokoh Papua, pemimpin masyarakat Amungme dan Kamoro, dan PTFI. Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana oleh LPMAK, audit keuangan tahunan dilakukan oleh pihak ketiga yang independen.
Bagan Organisasi LPMAK
Pendanaan LPMAK
Badan Musyawarah (BM) menetapkan kebijakan dan membuat keputusan strategis dalam hal manajemen organisasi. Badan Pengurus (BP) melakukan tinjauan rencana kerja tahunan dan anggaran bulanan di empat program utama: kesehatan, pendidikan, ekonomi, serta budaya dan agama. Kantor sekretariat dan biro-biro program LPMAK adalah bagian yang menangani kegiatan harian organisasi ini.
Sejak Tahun 1996, PTFI telah memberi kontribusi sekitar
USD $602,2 juta dalam Dana Kemitraan Pengeluaran LPMAK 2013 (Berdasarkan Program) 35% Belanja Modal (Kapital) 27% Kesehatan 15% Pendidikan
BADAN MUSYAWARAH (BM) (7 Anggota)
Bupati Kabupaten Mimika Ketua DPRD Kabupaten Mimika Ketua LEMASA & Ketua LEMASKO PTFI 2 Tokoh Papua lainnya
7% Administrasi 7% Ekonomi 5% Program Lainnya 3% Lemasa dan Lemasko 1% Agama
BADAN PENGURUS (BP) (9 anggota) Kepala Bappeda Kabupaten Mimika PTFI 2 Orang Perwakilan LEMASA & 2 Orang Perwakilan LEMASKO Gereja Katolik Dekenat Mimika, GKII Klasis Mimika, GKI Klasis Mimika
1. Penasehat Teknis dari Lembaga Donor 2. Bendahara dari Lembaga Donor
Wakil SE Bidang Program
Biro Keuangan
Bagian IT
Biro Rumah Tangga
Biro Pendidikan
Biro Humas & Komunikasi
Biro Kesehatan
27%
35%
(Di luar Dana Abadi LPMAK)
$80,0
Wakil SE bidang Kemitraan
Biro Adat & Agama
Spesial Program
Radio Publik Mimika
Biro Ekonomi 7 Suku
Dalam juta dolar
Biro SDM
3% 1%
Kontribusi Dana Kemitraan PTFI vs. Pengeluaran LPMAK $71,9
$69,7
$68,7 Bagian Proyek
5%
Pendamping Teknis dari PTFI
Sekretaris Eksekutif (SE)
Wakil SE Bidang Pendukung
15% 7% 7%
$60,0
$54,4 $41,2
$39,4
$40,0
$32,1
$36,8
$32,3
$21,3 $20,0
Visi LPMAK : 1. Menjadi lembaga independen profesional dan mandiri dalam pengelolaan lembaga, dana dan program. 2. Terwujudnya masyarakat asli di Kabupaten Mimika yang berperan sebagai penggerak pembangunan yang berkelanjutan untuk mencapai kualitas hidup yang layak, sejahtera lahir batin secara berkesinambungan. Misi LPMAK : 1. Bermitra dengan para pemangku kepentingan(pemerintah, lembaga adat, PTFI dan lembaga gereja) serta lembaga mitra lain dalam penyelenggaraan program dan lembaga. 2. Pengelolaan lembaga dan program yang berkelanjutan serta berpijak pada kearifan lokal. 3. Menyelenggarakan program pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan sektor lain. 4. Memberdayakan masyarakat asli di Kabupaten Mimika secara partisipatoris dan berkesinambungan. Dalam rangka membantu memenuhi misi LPMAK, PTFI mempunyai tim yang memberikan bantuan pendampingan profesional kepada LPMAK. Tim ini disebut Community Capacity Building. Tim CCB bekerja secara berdampingan dengan sekretariat LPMAK, Badan Pengurus dan Badan Musyawarah. Tim CCB juga memastikan bahwa program LPMAK telah berintegrasi dengan program pembangunan masyarakat PTFI lainnya.
$2009
2010
* Belum diaudit
Kontribusi PTFI
2011
2012
2013*
Biaya Operasional LPMAK
Audit Independen Selain audit keuangan yang dilakukan oleh Ernst & Young, LPMAK juga mengundang Deloitte untuk mengaudit program yang dipilih. Tahun
2013 2011 2010 2009 2008 2007 2006
Jenis Program yang Diaudit
Biro Ekonomi Program Dana Abadi LPMAK Administrasi RSMM (Rumah Sakit), Administrasi Program Pendidikan Agama dan Kesehatan Pendidikan Jumlah Karyawan LPMAK tahun 2013
197
Bukan Papua
31%
orang Papua Bukan 7 Suku
Papua 7 Suku
52%
17%
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
9
BINA HUBUNGAN MASYARAKAT
Petugas CLO bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan langsung dari masyarakat di area dataran tinggi.
Presiden Direktur PTFI, Bapak Rozik Soetjipto bertemu dengan para tokoh masyarakat suku Amungme dan Kamoro
PTFI telah memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar. Dampak tersebut antara lain pertumbuhan di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, peluang ekonomi, perubahan penggunaan lahan, dan migrasi penduduk. PTFI terlibat secara terbuka dengan para pemangku kepentingan lokal sehingga perusahaan dapat terus beroperasi. Sesuai dengan kebijakan Freeport-McMoRan, PTFI berkomitmen untuk bekerjasama dengan masyarakat untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan manfaat bagi masyarakat. Departemen Community Relations (CR) membangun kerjasama dengan para pemangku kepentingan setempat untuk mengelola isu-isu yang muncul antara masyarakat perusahaan. Beberapa isu utama yang dikelola oleh CR meliputi pendulangan liar, pemukiman dan kebun tidak terencana, keluhan dan tuntutan masyarakat, dan akuntabilitas dan kapasitas lembaga-lembaga yang menerima dana dari PTFI.
1. Pendulangan Liar PTFI menggunakan sistem pengelolaan sungai tailing yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia untuk mengalirkan tailing ke Modified Deposition Area di dataran rendah dan pesisir. Ribuan pendulang melihat peluang pendulangan emas sepanjang aliran sungai tailing tersebut. Para pendulang ini merupakan masyarakat yang berasal dari wilayah sekitar, wilayah lain di Papua, dan luar Papua. Pendulangan liar menjadi salah satu resiko penting yang harus dikelola PTFI karena dapat menciptakan konflik sosial dan resiko lingkungan. Selain itu, pendulangan liar
10
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
juga dapat meningkatkan resiko kesehatan dan keselamatan para pendulang dan karyawan yang bekerja di sekitar area pendulangan. Community Liaison Officer (CLO) secara rutin melakukan sosialisasi resiko-resiko pendulangan liar. PTFI percaya bahwa sosialisasi dan sistem pemantauan ini telah mengurangi resiko penggunaan merkuri dalam ekosistem sungai. Pada tahun 2013, PTFI berupaya mengurangi resiko keamanan yang muncul dari kegiatan pendulangan ini. Para pendulang yang memasuki pabrik pengolahan konsentrat di dataran tinggi meningkatkan resiko keamanan bagi karyawan dan aset perusahaan. Konflik antar pendulang juga sering terjadi karena adanya perebutan wilayah pendulangan. CLO dan aparat keamanan berkomunikasi dengan para pendulang untuk memastikan agar mereka tidak melakukan aktifitas pendulangan di mana peralatan PTFI beroperasi dan tidak menimbulkan gangguan bagi karyawan. Salah satu strategi jangka panjang PTFI untuk mengurangi pendulangan liar adalah pengembangan mata pencaharian alternatif melalui program pertanian kopi, kakao, dan sayur-sayuran. Untuk mencapai keberhasilan strategi ini, PTFI berkoordinasi dengan pemerintah dan masyarakat setempat dalam mempromosikan dan mengembangkan program pertanian ini.
2. Pemukiman dan Kebun Tidak Terencana Pada tahun 2013, di dataran tinggi sekitar area operasi PTFI, gugus tugas penanganan pemukiman dan kebun liar melakukan pemantauan dan sosialisasi agar masyarakat yang membuka lahan dan membangun pemukiman ilegal menghentikan aktifitas yang
berdampak buruk terhadap lingkungan maupun keamanan di area PTFI. Pemantauan dari gugus tugas menunjukkan adanya sekitar 50 kebun ilegal dan 20 tenda di dataran tinggi sekitar Tembagapura selama tahun 2013. Di wilayah tersebut, kebun-kebun ilegal meningkatkan resiko terjadinya longsor dan resiko keselamatan lainnya. Pembukaan kebun tersebut mendorong peningkatan jumlah masyarakat yang memasuki Tembagapura secara ilegal dan berpotensi meningkatkan insiden kriminal dan resiko keamanan lain terhadap karyawan dan fasilitas perusahaan di wilayah tersebut. Pembukaan lahan yang tidak terencana di Kuala Kencana menyebabkan kerusakan hutan lindung dan meningkatkan resiko malaria.
3. Keluhan dan Tuntutan Masyarakat Beberapa keluhan masyarakat terkait dengan operasi perusahaan diterima oleh tim Grievance PTFI. Keluhan yang berkaitan dengan pencemaran sungai Wanagon dan area Banti menyebabkan terjadinya pemalangan area tambang Grasberg oleh salah satu marga Amungme. Keluhan tersebut kemudian didiskusikan bersama antara PTFI dan masyarakat. Keluhan mengenai sedimentasi di wilayah pesisir merupakan salah satu fokus perhatian PTFI. Sedimentasi merupakan salah satu dampak yang diidentifikasi di Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PTFI 1997. Untuk menanggapi keluhan ini, PTFI bekerjasama dengan LPMAK dan pemerintah daerah sepakat untuk melakukan pengembangan masyarakat di tiga desa pesisir (Omawita, Fanamo, dan Otakwa). Rincian program ini dapat dilihat di lampiran 1 halaman 42 pada laporan ini. Keluhan yang berkaitan dengan hak ulayat merupakan keluhan yang paling sering muncul. Pada tahun 2013, tim Grievance menerima 11 keluhan yang berkaitan dengan hak ulayat. Tantangan penyelesaian keluhan ini adalah belum adanya kejelasan mengenai batas ulayat suku di Mimika. Untuk mengantisipasi keluhan hak ulayat, PTFI memberi dukungan kepada pemerintah dan institusi adat dengan bantuan Universitas Cendrawasih untuk melakukan studi hak ulayat masyarakat. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai batas ulayat suku di Mimika. Pengelolaan besi bekas dapat memicu konflik antar lembaga adat. Pada tahun-tahun sebelumnya, PTFI menghibahkan pengelolaannya kepada lembaga adat Amungme dan Kamoro. Namun seiring perjalanan waktu, muncul konflik internal di dalam kedua lembaga tersebut. Dalam dua tahun terakhir, PTFI telah mengeluarkan SOP baru di mana pengelolaan besi bekas dilakukan oleh PTFI. Dana dari penjualan besi bekas tersebut selanjutnya akan digunakan untuk pelaksanaan program kedua lembaga tersebut. Pada tahun 2013, muncul 3 keluhan terkait dengan kompensasi balas jasa, baik berkaitan dengan jasa orang tua di masa lalu kepada perusahaan ataupun jasa orang tua atas perannya dalam Pembebasan Irian Barat. PTFI senantiasa melakukan pembicaraan dengan pihak keluarga dan menyatakan pentingnya pembuktian sebagai dasar dari permintaan tersebut.
4. Akuntabilitas dan Kapasitas Lembaga yang Menerima Dana Program dari PTFI Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) merupakan lembaga yang mengelola Dana Kemitraan PTFI. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, adat dan
Petugas CLO bertemu dengan para pendulang dan penambang skala kecil.
budaya. Pada tahun 2013, LPMAK melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk mendapatkan standarisasi ISO 26000 dalam pelaksanaan program sosialnya. Pedoman umum untuk standarisasi ISO 26000 bagi LPMAK diharapkan selesai pada tahun 2014. Selain itu, LPMAK juga melakukan audit keuangan dan audit program ekonomi sesuai dengan komitmen antara PTFI dan LPMAK. Yayasan Waartsing dan Yayasan Yu Amako merupakan pengelola Dana Perwalian. Dana Perwalian merupakan dana yang diberikan PTFI sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan atas hak adat dan hak ulayat suku Amungme dan suku Kamoro. Yayasan Waartsing mewakili masyarakat Waa-Banti, Aroanop, dan Tsinga dan Yayasan Yu Amako mewakili masyarakat Nayaro, Tipuka, Ayuka, Koperapoka, dan Nawaripi Baru. PTFI berkomitmen memberikan dana sebesar USD 500 ribu per tahun kepada setiap yayasan tersebut. Penggunaan dana ini merupakan kebijakan masingmasing yayasan dan masyarakat adatnya untuk peningkatan kesejahteraan suku Amungme dan Kamoro. Sejak tahun 2001, PTFI telah memberikan Dana Perwalian sebesar USD 51,9 juta. PTFI memberikan bantuan dana kemanusiaan sebesar USD 250 ribu pada tahun 2013 kepada Yayasan Tuarek sebagai penghargaan kepada almarhum Tuarek Natkime selaku kepala suku besar Amungme. Tuarek Natkime memiliki jasa yang besar ketika pertama kali PTFI datang di wilayah yang saat ini dikenal dengan Kabupaten Mimika. Yayasan Tuarek bergerak di bidang sosial dengan fokus pada bidang pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat lokal. Yayasan Hak Asasi Manusia dan Anti Kekerasan (Yahamak) merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh putra daerah dari suku Amungme, Mama Yosefa Alomang. Yahamak didirikan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak-anak, mengurangi kekerasan terhadap anak dan perempuan khususnya di Kabupaten Mimika dan Papua, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Pada tahun 2013, Yahamak melakukan lokakarya penyusunan rencana strategis, evaluasi program, dan rancangan Nota Kesepahaman baru antara PTFI dan Yahamak. Lemasa dan Lemasko merupakan lembaga adat representasi masyarakat pemilik ulayat area operasi PTFI. Lemasa merupakan lembaga adat masyarakat suku Amungme. Sedangkan Lemasko merupakan lembaga adat masyarakat suku Kamoro. Kedua lembaga ini mendapatkan dukungan dana operasional dari LPMAK. Pada awal tahun 2013, LPMAK meningkatkan dukungan dana operasional bagi kedua lembaga menjadi Rp. 10 miliar per tahun untuk masing-masing lembaga. Penggunaan dana ini dilaporkan secara rutin dan diaudit oleh pihak ketiga.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
11
Lembar Data Bina Hubungan Masyarakat
Peta 7 Suku
Terdapat Tujuh masyarakat asli (7 Suku) yang secara adat tinggal di wilayah sekitar operasi PT Freeport Indonesia: Amungme, Kamoro, Dani, Damal, Nduga, Ekagi/Mee, dan Moni.
Keluhan dan Tuntutan Masyarakat Jumlah Keluhan Masyarakat
3 Keluhan Masyarakat Teratas 14
45 39
40 35
12 12
11
10 8
30
8
8 7 6
25 20
17
6
19
4 4
15
2
10
2
5
0
0 2011
2012
2013
Bertemu dan mendengar langsung keluhan masyarakat secara rutin oleh petugas CLO untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat di sekitar area kerja PT Freeport Indonesia
12
5
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
2011 Tuntutan Masyarakat
2012
2013
Lingkungan
Hak Ulayat
Tim Grievance sedang mendengarkan masalah dan keluhan dari anggota masyarakat
KESEHATAN
Budaya sehat diperkenalkan sejak dini
Memperkenalkan budaya cuci tangan kepada anak-anak di pedalaman
PTFI memprioritaskan ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Kepedulian PTFI terhadap bidang kesehatan didasari fakta bahwa PTFI beroperasi di wilayah di mana penyakit-penyakit seperti malaria, TB, HIV & AIDS, dan diare masih menjadi masalah kesehatan utama. Upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di Kabupaten Mimika dilakukan oleh PTFI bersama dengan LPMAK, pemerintah, dan mitra lainnya.
1. Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) merupakan rumah sakit milik LPMAK yang dibangun melalui Dana Kemitraan PTFI. RSMM dioperasikan oleh Yayasan Caritas Timika Papua (YCTP), sementara RSWB dioperasikan oleh International SOS. Pasien 7 suku Papua yang berobat di kedua rumah sakit tersebut hanya perlu membayar biaya administrasi dalam jumlah kecil, sedangkan pelayanan kesehatan dibiayai oleh LPMAK.
1.1. Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) RSMM merupakan rumah sakit tipe C yang memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan umum dan rujukan bagi masyarakat di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. RSMM merupakan rumah sakit pertama di Papua yang mendapatkan akreditasi dari Kementrian Kesehatan pada tahun 2008.
Pada tahun 2013, RSMM memberikan pelayanan sebanyak 141.249 kunjungan pasien. Sebanyak 73,8% kunjungan rawat jalan dan 66% rawat inap berasal dari pasien 7 suku Papua. Untuk meningkatan kapasitas dan kualitas layanan RSMM, dilakukan pembangun poliklinik, gudang arsip, gudang medis, dan gudang non-medis. Gedung poliklinik baru telah beroperasi sejak 23 September 2013, sementara gedung poliklinik lama direnovasi menjadi laboratorium dan unit pemeriksaan medis.
1.2. Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) RSWB adalah rumah sakit bertipe D yang telah beroperasi sejak 2002. RSWB memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek kuratif, rehabilitatif, promotif dan preventif bagi masyarakat di dataran tinggi. Pelayanan RSWB juga diintegrasikan dengan program kesehatan masyarakat yang dilakukan LPMAK. Pada tahun 2013, RSWB melayani 30.200 kunjungan pasien.
1.3. Klinik yang Disponsori PTFI dan LPMAK Untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, PTFI dan LPMAK mensponsori beberapa klinik di SP9, SP12, dan Pomako. Klinik-klinik tersebut dikelola oleh Community Public Health & Malaria Control (CPHMC) sebagai bagian dari Divisi Community Affairs yang kemudian berganti nama menjadi Community Health Development (CHD). Pada tahun 2013, klinik-klinik yang dikelola
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
13
PTFI ini melayani 85.828 kunjungan pasien dimana 65% dari pasien yang dilayani tersebut berasal dari 7 suku Papua. LPMAK juga memberikan dukungan operasional bagi Puskesmas Pembantu Beane di Tsinga dan Ainggogin di Aroanop, and Banti. Selain itu, LPMAK mendukung penyediaan transportasi bagi masyarakat yang berobat ke RSWB dan memberikan tambahan insentif untuk petugas kesehatan dari pemerintah. Renovasi klinik di Tsinga juga telah dimulai pada tahun 2013.
2. Program Kesehatan Masyarakat Program kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, menghindari penyebaran penyakit, dan mengurangi jumlah penderita melalui promosi kesehatan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit.
2.1. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) LPMAK, melalui Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia, telah berhasil melaksanakan program “MIMIKA Sehat: Membangun Inisiatif Masyarakat agar Ibu, Keluarga, dan Anak Sehat”. Program yang sudah memasuki tahap II untuk tahun 2012-2014 ini memberikan manfaat kepada 8.467 keluarga dan 1.717 balita di 29 kampung dari 4 distrik di Mimika. Cakupan program ini lebih besar dibandingkan dengan program tahap pertama yang hanya mencangkup 16 kampung. Program “MIMIKA Sehat” menggunakan pola kemitraan dengan masyarakat, Puskesmas, Pustu, Posyandu, dan aparat kampung. Pola kemitraan ini dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat sebagai kader kesehatan, peningkatan ketersediaan dan mutu pelayanan kesehatan, serta penyediaan sarana sanitasi. Pengelolaan program KIA juga dilakukan melalui pembuatan rencana program tingkat kabupaten dan Puskesmas serta berbagai pelatihan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika. Kegiatan lain yang dilakukan bersama petugas kesehatan pemerintah dan kader masyarakat adalah pemberian vitamin A, kompetisi bayi sehat, kampanye makanan lokal bergizi, dan pemberian makanan tambahan.Pelayanan kesehatan ibu dan anak juga dilakukan oleh CHD di wilayah SP12, SP9, dan Pomako. Program KIA ini diintegrasikan dengan merujuk pada tujuan Millenium Development Goals 2015: mengurangi angka kematian ibu dan anak.
Klinik SP12 Utikini Baru, merupakan sebuah klinik yang dikelola oleh CHD untuk melayani masyarakat di SP12 dan sekitarnya.
2.2. Pencegahan dan Pengendalian HIV & AIDS HIV & AIDS merupakan ancaman kesehatan bagi Kabupaten Mimika. Pada tahun 2013, terdapat 449 kasus teridentifikasi; sehingga kumulatif HIV & AIDS di Kabupaten Mimika mencapai 3.733 kasus. Fakta peningkatan kasus HIV & AIDS ini mendorong PTFI untuk berpartisipasi dalam program pencegahan dan pengendalian HIV & AIDS di Kabupaten Mimika. PTFI telah memulai program tersebut sejak 1996 dan menjadi pelopor dalam upaya pengendalian HIV & AIDS di Papua, khususnya di Timika. Upaya yang dilakukan PTFI dan LPMAK meliputi program promotif, preventif, dan kuratif. Pada tahun 2013, CHD, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Mimika, dan Dinas Kesehatan bekerjasama dalam memberikan memberi penyuluhan dan konseling kepada sekitar 15.000 orang dewasa dan remaja di kabupaten Mimika. CHD bersama para pemangku kepentingan lainnya mengadakan kegiatan memperingati Hari AIDS Sedunia yang diadakan di Kabupaten Mimika. Kegiatan pencegahan HIV & AIDS juga ditujukan bagi para pekerja seks komersial di Kabupaten Mimika di mana sebanyak 630 sesi tatap muka telah dilakukan dengan para pekerja seks ini untuk menciptakan kepedulian terhadap pencegahan penyebaran HIV & AIDS. PTFI juga melanjutkan dukungan bagi 26 penyuluh sebaya yang telah dilatih di tahun 2012 untuk menjangkau masyarakat di area masing-masing serta telah dilakukan evaluasi efektifitas kegiatan ini. Sementara itu dua staf PTFI yang bekerja di klinik Infeksi Menular Seksual telah menerima sertikasi master trainer untuk penyuluh HIV & AIDS yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Pelatihan tingkat lanjut ini juga akan dilakukan bagi staf lainnya di tahun 2014. Pada tahun 2013, jumlah orang yang telah mengikuti VCT di klinik-klinik yang dikelola PTFI sebanyak 1.692 orang di mana terdeteksi 27 kasus baru HIV positif yang selanjutnya dirujuk ke rumah sakit untuk mengikuti terapi Anti Retro Viral. Ibu-ibu hamil yang berkunjung ke klinik CHD juga berpartisipasi dalam program VCT tersebut.
2.3. Fasilitas Air Bersih dan Sanitasi Program Kesehatan Ibu dan Anak mendapatkan penghargaan platinum dalam ajang GKPM Awards 2013
14
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi merupakan bagian dari komitmen PTFI dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta mendorong masyarakat agar
Tangki penampungan air hujan yang dibangun di kampung-kampung membantu masyarakat mencukupi kebutuhan air bersih.
memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. PTFI dan LPMAK bekerjasama dengan masyarakat melakukan pembangunan jamban, sumur gali, dan tangki air hujan tambahan di kampung Otakwa dan Kokonao. Dalam program ini, masyarakat terlibat secara aktif dalam pembuatan sarana fisik tersebut, baik dalam hal tenaga maupun material konstruksi. Selain itu, 10 penduduk di Otakwa dan 200 penduduk di Kokonao mendapatkan pelatihan mengenai bagaimana membangun dan memelihara sarana sanitasi tersebut. Keterlibatan masyarakat ini diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu dampak dari program ini adalah adanya penurunan jumlah kasus diare dari 21,2% responden pada tahun 2012, menjadi 10.9% pada tahun 2013. Selain di kampung Otakwa dan Kokonao, LPMAK juga memberikan penyuluhan terkait sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan melalui program Kesehatan Ibu dan Anak di 21 kampung lainnya di 4 kecamatan Mimika.
2.4. Pengendalian Malaria Data BPS menunjukkan bahwa 68.074 kasus malaria ditemukan di kabupaten Mimika selama tahun 2012. Sebagai salah satu wilayah dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia, Mimika perlu melakukan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengendalikan penyebaran malaria di Kabupaten Mimika.
Penyemprotan di rumah-rumah merupakan salah satu upaya pengendalian dan pencegahan penyakit malaria
CHD bekerjasama dengan LPMAK dan Dinas Kesehatan Mimika melaksanakan berbagai kegiatan program pengendalian malaria di Kabupaten Mimika. Kerjasama yang dilakukan difokuskan pada upaya pengendalian, pencegahan, dan pelayanan kesehatan bagi penderita malaria. Beberapa kegiatan dan pencapaian pada tahun 2013 yaitu: • Konseling dan penyuluhan malaria yang diikuti oleh lebih dari 17.000 orang, termasuk dalam kegiatan hari Malaria Sedunia. • Sosialisasi Rencana Strategis Pengendalian Malaria 20112016. • Penyemprotan rumah/Indoor Residual Spraying (IRS) yang mencakup 65.000 ruangan dan pembagian sekitar 35.000 kelambu anti nyamuk kepada karyawan dan masyarakat. • Kegiatan pembersihan sanitasi lingkungan sepanjang 329.031 meter. • Perawatan 20.000 pasien kasus malaria di klinik yang disponsori PTFI.
2.5 Pengendalian Tuberkulosis (TB) Tingginya angka kejadian kasus TB di Kabupaten Mimika dengan prevalensi hampir tiga kali lipat dari prevalensi nasional telah menjadi alasan utama PTFI untuk bekerjasama dengan mitra terkait untuk pengendalian TB. Pada tahun 2013, PTFI melalui CHD telah melakukan upaya promosi pencegahan TB kepada 7.000 orang. Kegiatan promosi pencegahan dan pengendalian TB termasuk penyuluhan perorangan, kelompok dan juga melalui peringatan Hari TB Sedunia dan Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Bekerjasama dengan LPMAK dan Dinas Kesehatan Kabupaten, PTFI mengoperasikan sebuah klinik TB di Timika yang mampu mendeteksi sekaligus memberikan penanganan kasus TB baru lewat metode Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) sejalan dengan rekomendasi WHO. Pada tahun 2013, dari 2.164 pasien yang diperiksa , ditemukan 133 kasus baru TB dan sebanyak 261 pasien TB menjalani pengobatan. Angka keberhasilan pengobatan TB tahun 2013 di klinik CHD mencapai 96,6% bagi pasien yang memulai perawatan pada tahun 2012 dan selesai tahun 2013. Tingkat keberhasilan ini di atas rata-rata yang ditetapkan oleh WHO yaitu 85%. PTFI juga berpartisipasi dalam pertemuan tahunan untuk pemantauan dan evaluasi program TB yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Aktifitas di klinik TB Kwamki Baru Timika
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
15
Lembar Data Program CHD PTFI memiliki kepedulian akan terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Melalui klinik-klinik yang dikelola oleh Community Health Development (CHD), masyarakat mendapatkan akses yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan. Bersama dengan para mitra lainnya, PTFI melakukan kegiatan promotif, preventif, dan kuratif untuk mengurangi penyebaran penyakit seperti tuberculosis, malaria, HIV & AIDS, dan penyakit lainnya. Keberadaaan klinik-klinik tersebut juga menjadi pendorong masyarakat dalam mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta memperkecil kesenjangan pelayanan kesehatan antara masyarakat di kota dan desa. Jumlah Kunjungan ke Klinik CHD berdasarkan Suku Tahun 2013
Jumlah Kunjungan ke Klinik CHD Berdasarkan Suku Tahun 2013 40.000
Jumlah kunjungan pasien di klinik CHD tahun 2013 sebanyak
Non Papua,
Bukan Papua,
24.338,
29% Papua Bukan 7 Suku, 5.350,
Papua 7 Suku
54.265,
65%
6%
34.023
35.000
3.088 457
30.000
24.682
25.000
85.828 Pasien
65% Papua 7 Suku
20.000
8.923
15.000
880
14.879
2.393
5.000 SP12
Pomako
Papua 7 Suku
1.593 3.274
Nayaro
STI
Papua Bukan 7 Suku
TB
Bukan Papua
* Tidak ada pelayanan ke Nayaro karena pembatasan akses dengan alasan keamanan
1%
Karyawan PTFI, Kontraktor, dan Keluarga, 2.494
3.942
3.903 541 100
0 0
0
Jumlah Kasus TB di Klinik TB CHD
Tentara dan Polisi, 873
Masyarakat Umum 38.953
0
4.544
5.378
SP9
3%
8.809
5.999
10.000
Jumlah Kunjungan ke Klinik CHD berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2013
96%
13.770
30.478
400
406 314
300 235
200 133
131
100 0
2009
Peserta Program Voluntary Counseling Testing Tahun 2013
13%
84%
Papua 7 Suku
Papua Bukan 7 Suku
3%
Bukan Papua
2010
2011
2012
2013
Sumber: CHD PTFI
Jumlah peserta kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan tahun 2013 oleh CHD lebih dari 160.000 orang dengan berbagai topik seperti: nutrisi, penyakit menular seksual, Malaria, TB, kebersihan lingkungan, dan kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2013, CHD telah melakukan penyuluhan dan konseling HIV & AIDS kepada sekitar 15.739 orang dewasa dan remaja di Kabupaten Mimika serta membagikan lebih dari 83.400 kondom. Jumlah Kasus Kumulatif HIV & AIDS di Kabupaten Mimika 4000
3.733
3500
Lima Besar Penyakit di Klinik CHD Tahun 2013
3.284 2.823
3000 2.463
2500 2.056
Lainnya, 59.269,
59%
ISPA, 16.069,
2000
16%
1500
1.684
1000
Malaria, 21.060
21%
500
Diare, 2.513, 2%
310 31 10
37 72 372
407 40 07
360 36 60
461 46 61
449 44 49
2008 2 008
2009 2009
2010 2010 Kasus Baru
2011 2011 2012 2012 Kumulatif
2013 2013
0
Sumber: KPAD Kabupaten Mimika 2013
Conjungtivitis, 556, 1%
16
Karies Gigi, 646, 1%
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Lembar Data Program Kesehatan Salah satu prioritas tertinggi PTFI dalam bidang kesehatan adalah meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan yang memadai serta mengurangi beban di masyarakat terhadap penyakit yang sekiranya dapat dicegah, khususnya bagi masyarakat di sekitar area operasi PTFI. PTFI berkoordinasi dengan LPMAK, pemerintah lokal dan organisasi lainnya untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan yang belum terpenuhi dalam hal perawatan kesehatan dan pelayanan infrastruktur. Insfrastruktur kesehatan bukan Air Bersih
Rumah Sakit
Tahun
Jumlah Kunjungan Pasien di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) 150.000
100.000
50.000
23.701
36.578
37.803
103.446
27.498 29.255
97.760
95.485
84.193
102.308
2009
2010
2011
2012
2013
0
Disubsidi oleh LPMAK
2013
Tidak disubsidi
Jumlah Kunjungan Pasien di Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) 855
563
718
30.000
229
580
2012 2011 2010
20.000 31.209
30.948
31.515
29.879
29.971
2009
2010
2011
2012
2013
Fasilitas
Renovasi Pustu Pembangunan poliklinik RSMM Renovasi poliklinik lama RSMM menjadi laboratorium dan unit medical check up Pembangunan private wings RSMM Pembangunan gudang medis, non-medis, dan arsip RSMM (dalam proses) Pembangunan rumah dokter dan rumah tamu RSMM (dalam proses) Renovasi bangsal Lukas RSMM (dalam proses) Renovasi klinik di Tsinga Pembangunan gedung poliklinik RSMM Pembangunan bangsal RSMM Penambahan ruang rekam medis RSWB Perluasan ruang gawat darurat RSMM Unit penyaring air dan pemipaan RSWB
Lokasi
Tsinga Timika Timika Timika Timika Timika Timika Tsinga Timika Timika Banti Timika Banti
10.000
0
Disubsidi oleh LPMAK
Tidak disubsidi
Pasien Rawat Inap di RSMM Berdasarkan Suku tahun 2013 Nduga
Lainnya
3%
Tahukah Anda? Di Kabupaten Mimika terdapat
14 Dokter Spesialis 5 Dokter Gigi
39 Dokter Umum
melayani 202.359 penduduk. Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, BPS Mimika, 2013.
1%
Dari jumlah dokter tersebut
Moni
Amungme
11%
22%
Mee / Ekari
15%
Damal
Kamoro
Dani
12%
3 Dokter Spesialis 1 Dokter Gigi
13 Dokter Umum
melayani di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) sebagai bagian dari program kesehatan LPMAK.
17% 19% Lima Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan di RSMM Tahun 2013 Infeksi Nasofaring Infeksi Saluran 3,391 Pencernaan 4,539 6% 9%
Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) menempati lahan seluas hektar
13
dengan jumlah tempat tidur sebanyak unit bagi pasien rawat inap.
101
ISPA, 17,756
35% Malaria Vivax 12,607 25% Malaria Falciparum 12,889
25%
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
17
PENDIDIKAN
Anak-anak SD Taruna Papua berjalan menuju ruang kelas masingmasing. Mereka berasal dari pedalaman di wilayah dataran tinggi yang tidak memiliki akses ke fasilitas pendidikan.
Pada tahun 2013 Kabupaten Mimika memiliki 245 sekolah dengan perincian 73 sekolah taman kanak-kanak, 106 sekolah dasar, 39 sekolah menengah tingkat pertama dan 27 sekolah menengah atas (SLTA). Dua puluh tujuh SLTA ini terbagi menjadi 13 SMA dan 14 SMK (Data BPS). PTFI dan Biro Pendidikan LPMAK berkomitmen untuk turut serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui investasi dalam pendidikan. PTFI dan LPMAK membuka akses seluas-luasnya kepada putra-putri daerah untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
1. Program Matrikulasi dan Beasiswa Program beasiswa LPMAK menggunakan kriteria prestasi di mana siswa-siswa yang berhak mendapatkan beasiswa adalah siswa yang melewati tahapan-tahapan seleksi. Sistem ini mendorong para siswa agar memiliki semangat kompetisi dalam pendidikan yang mereka jalani. Program matrikulasi diberikan kepada para penerima beasiswa agar mereka semakin siap dalam memasuki dunia pendidikan tinggi. Pada program beasiswa pada tahun 2013 telah diberikan sebanyak 888 siswa. Sebanyak 43 siswa berhasil lulus di tahun 2013 dan 61 siswa dihentikan dari program beasiswa dikarenakan melanggar aturan dan pedoman beasiswa. Sebanyak 734 siswa tingkat SD hingga tingkat S2 menjadi peserta aktif penerima beasiswa dari LPMAK sampai dengan akhir tahun 2013. Selama periode tersebut, 65 penerima beasiswa telah berhasil lulus dimana 11 diantaranya lulus dari tingkat diploma, 54 strata 1 dan
18
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
1 orang lulus Strata 2. Pada tahun 2013, jumlah penerima beasiswa terbanyak adalah suku Amungme sebesar 43 % dan diurutan kedua suku Kamoro sebesar 22%. Sebelum dikirim ke institusi-institusi pendidikan, para penerima beasiswa tersebut dibekali dengan berbagai pengetahuan dasar seperti: pengelolaan keuangan, hidup bersama, konsultasi karir, kesadaran bahaya minuman keras dan obat-obatan terlarang. Biro Pendidikan LPMAK dan manajemen LPMAK secara rutin melakukan monitoring ke sekolah-sekolah di mana para penerima beasiswa tersebut menjalani pendidikannya untuk mendapatkan masukkan serta memberi motivasi kepada para siswa.
2. Program Asrama Pelajar Program asrama merupakan program strategis dalam mendukung peningkatan kualitas bagi siswa-siswi dari daerah terpencil. Pola pendidikan asrama juga bertujuan untuk menanamkan kemandirian dan kedisiplinan bagi para siswa. Pada tahun 2013, jumlah pelajar yang tinggal di asrama sebanyak 484 orang yang terdiri dari 338 putra dan 146 putri. Empat asrama dikelola oleh para mitra menggunakan dana operasional dari LPMAK. Yayasan Mitra Cendekia Abadi mengelola Asrama Taruna Papua (Sebelumnya bernama “Penjunan” dan dikelola oleh Yayasan Pesat). Keuskupan Timika mengelola Asrama Bintang Kejora dan Asrama Solus Populi. Yayasan Binterbusih mengelola Asrama Amor di Semarang, Jawa Tengah.
3. Program Peningkatan Sistem Pengajaran dan Kurikulum LPMAK berusaha menumbuhkan minat siswa setempat terhadap matematika. Penggunaan metode yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan keefektifan guru dalam mengajar dan meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika. Pada tahun 2013 LPMAK melakukan pelatihan pengajaran matematika dengan metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) yang diikuti oleh 45 guru dari berbagai wilayah di Kabupaten Mimika. LPMAK mengintegrasikan program pendidikan dengan budaya lokal di Kabupaten Mimika. Peluncurkan buku berjudul “Kamoro” di meruapakan salah satu usaha penerapan kurikulum berbasis kearifan lokal. Buku ini menggali kekayaan budaya salah satu suku asli di Kabupaten Mimika, Suku Kamoro. Multi-Purpose Community Center (MPCC) merupakan pusat kegiatan yang menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi guru, siswa, orang dewasa, dan remaja putus sekolah. Pada tahun 2013, MPCC bekerjasama dengan Indonesia Australia Language Foundation untuk memberikan pelatihan bagi 12 guru bahasa Inggris dari beberapa sekolah di Kabupaten Mimika. Selain itu, MPCC juga memberikan pelatihan komputer dan bahasa Inggris bagi 164 siswa SD dan SMP di Timika. MPCC juga mulai melakukan perluasan kompleks MPCC untuk meningkatkan pelayanannya.
4. Sarana dan Prasarana Pendidikan Pada tahun 2013, LPMAK telah menyelesaikan pembangunan 1 kopel rumah guru di kompleks asrama Taruna Papua. Pembangunan tahap ketiga Asrama Solus Populi di Timika juga telah selesai 100%. Pembangunan tahap ketiga di asrama tersebut meliputi pembangunan aula dan 1 unit asrama tambahan.
5. Kemitraan Dengan Lembaga Lainnya Kemitraan dengan para pemangku kepentingan lokal dilakukan sebagai salah satu cara mencapai keberkelanjutan program pembangunan masyarakat. LPMAK terus meningkatkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan lain, termasuk dengan pemerintah Kabupaten Mimika. Selain bekerjasama dengan pemerintah, pada tahun 2013, LPMAK melanjutkan kerjasama dengan Universitas Cendrawasih (Uncen), Universitas Sains dan
Suasana belajar di laboratorium komputer Sekolah Taruna Papua, Timika
Teknologi Jayapura (USTJ), Universitas Negri Papua, Universitas Negri Manado, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas IKOPIN, Universitas Sanata Dharma, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Klabat, Universitas Widya Mandala, SMP dan SMA Lokon, SMA De La Salle, SMA Tompaso, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Dian Nuswantoro, dan Akademi Maritim Nasional. LPMAK juga melakukan penandatanganan kerjasama baru dalam program beasiswa dan matrikulasi dengan SMAN 3 Waena - Jayapura, Universitas Widya Mandala serta PT Medisarana Eduglobal & Universitas Aachen, Jerman untuk kerjasama program beasiswa luar negeri.
6. Kampanye Pendidikan Sejak tahun 2009, LPMAK melakukan program kampanye pendidikan untuk memberikan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong anak-anak untuk bersekolah. Kampanye ini juga bertujuan untuk memotivasi anak-anak putus sekolah untuk kembali menempuh pendidikan di sekolah. Program ini ditargetkan pada beberapa kampung sasaran yang meliputi Kokanao, Potowaiburu, Uta, Jita, Atuka, Aroanop, Koperapoka, Nawaripi, Mware, Kaugapu, Hiripau, Ayuka, Fakafuku, Aramsolki, Amungun, dan Kiliarma, dan Jila. Kelompok target dari kampanye ini adalah anak-anak, remaja, orang tua, dan pemimpin masyarakat.
7. Dukungan untuk Guru di Daerah Terpencil LPMAK juga memberikan dukungan bagi para guru yang ditugaskan di daerah terpencil. Para guru di beberapa sekolah di daerah pesisir pantai merupakan guru yang direkrut oleh LPMAK dan Keuskupan Timika. Sedangkan, para guru di dataran tinggi merupakan guru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika. Guru bantu yang dibiayai LPMAK melalui Keuskupan Timika berjumlah 50 guru dari berbagai disiplin ilmu. Di tahun 2013, LPMAK menambah jumlah guru di daerah terpencil sebanyak 25 orang. LPMAK juga memberikan dukungan transportasi udara untuk guru dataran tinggi dan bahan bakar minyak untuk guru di daerah pesisir pantai di dataran rendah.
Kampanye dan sosialisasi program pendidikan
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
19
Lembar Data Program Pendidikan PTFI menyadari bahwa investasi dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, PTFI memberi dukungan LPMAK dalam program pendidikan. Program pendidikan LPMAK yang dilakukan meliputi dana untuk beasiswa dan matrikulasi, program asrama, bantuan guru di daerah terpencil, pelatihan guru, dan sarana prasarana pendidikan.
Asrama
Beasiswa dan Matrikulasi Sejak tahun 1996, sebanyak lebih dari 8.814 orang telah menerima bantuan beasiswa LPMAK. 2013 0 42 201 491 734
SD SMP SMA Universitas Total
2012 2 17 180 524 723
2011 10 0 171 437 618
Beasiswa Berdasarkan Suku
2010 10 0 169 415 594
2008 1 7 202 559 769
Beasiswa Berdasarkan Jenjang Studi
Luar Papua
Papua Lain
SMP 42, 6%
Nduga
5%
7% Mee
Amungme
11%
43%
Dani
Asrama Taruna Papua Asrama Bintang Kejora Asrama Solus Populi Asrama Amor Total
SMA, 201,
27%
67%
Kamoro
Damal
22%
4%
Kelulusan Berdasarkan Jenjang Studi
Kelulusan Tingkat Sarjana Berdasarkan Bidang Studi
D1/D3, 11,
SMA/SMK, 27,
29%
12%
33%
S2, 1,
Teknik, 12,
Ekonomi, 30,
58%
32%
Tahukah Anda? Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mimika menempati peringkat 5 dari 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua. Angka ini naik dari angka IPM tahun 2011 (69,68).
2 IPM Mimika : 70,02 IPM tahun 2012
Kota Jayapura
76,64
Jayapura
73,09
Kepulauan Yapen
70,98
Biak Numfor
70,68
Mimika
70,02
Tahun
2013
2012
2011
2010
ik 2013 Sumber: Mimika Dalam Angka, BPS Mi Mimika, 2013. 2009 2008
20
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
121
100 99 49 338
42 55 18 146
142 154 67
Pengelola
Yayasan Mitra Cendekia Abadi Kokonau Keuskupan Timika Timika Keuskupan Timika Semarang Yayasan Binterbusih
Timika
484
Keterangan
SP1, Ipaya, Manasari Tidak Ada Di Ayuka, Fakafuku, Aramsolki, Amungun, dan Kiliarma Pendataan jumlah usia sekolah dan pelatihan 26 relawan 100 - 150 KK di 5 desa suku Kamoro
Jenis
Pelatihan Matematika metode Gasing Pelatihan guru bahasa Inggris Pelatihan KTSP tahap 2 Studi banding ke beberapa kota di Jawa Pengiriman guru ke Surya Institute
Lokasi
45 Peserta 18 Peserta 43 Peserta 9 Peserta 6 Peserta
Infrastruktur Pendidikan
13%
S1, 54,
NAMA KABUPATEN
Tahun
2013 2012 2011
22%
1%
31
LOKASI
Pelatihan Guru
Sosial, 20, Lain-lain, 31,
90
Tahun
UNIVERSITAS (D3,S1,S2,S3) 491
5%
Jumlah Siswa TOTAL Putra Putri
Kampanye Pendidikan 2013 2012 2011 2010 2009
1%
2% Moni
2009 0 1 145 411 557
Nama Asrama
Jenis Pembangunan Ruang Kelas, Aula, Perpustakaan, dan Penginapan bagi peserta pelatihan di MPCC Pembangunan Gedung SD Pembangunan Gedung SD Pembangunan Gedung SD dan SMP Solus Populi, Pembuatan Pagar Keliling Asrama Taruna Papua Pembuatan Pagar Keliling MPCC Renovasi gedung MPCC Rumah guru Sistem drainase Gedung aula Solus Populi Gedung asrama tambahan Solus Populi Aula asrama putra Solus Populi Renovasi Rumah Belajar Anak Jalan dan drainase Rumah guru (1 unit) Aula berkapasitas 300 orang Pembangkit listrik tenaga air 15 Kilowatt Rumah guru (2 unit) Gudang makanan (1 unit) Laboratorium komputer (1 unit) Pos keamanan (1 unit) Renovasi asrama putri Ruang kelas YPK (6 unit) Gedung sekolah semi asrama Gedung asrama Solus Populi SD Aroanop SD Taruna Papua Asrama Amor
Lokasi Timika Manasari Otakwa Timika Timika Timika Timika Taruna Papua Taruna Papua SP3 Timika SP3 Timika SP3 Timika Aramsolki-Agimuga Taruna Papua Taruna Papua SP4 Timika Tsinga Taruna Papua Taruna Papua Taruna Papua Taruna Papua Taruna Papua Timika Tsinga SP3 Timika Aroanop SP4 Timika Semarang
EKONOMI
Pengusaha jasa transportasi yang dibina oleh Divisi Community Affairs
Para karyawan di fasilitas pengolahan ikan yang dibangun atas kerjasama PTFI, LPMAK, Keuskupan Timika, dan USAID
Pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh PTFI dan LPMAK memacu kegiatan ekonomi yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal. PTFI dan LPMAK berfokus pada program pembangunan ekonomi berbasis desa program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, dan program dana bergulir.
Pada tahun 2013, jangkauan program perikanan meliputi 20 kampung dan melibatkan 268 KK. Jumlah tangkapan ikan sebanyak 30.265 kg dengan total pendapatan sebesar Rp 267.473.000. Selain itu, 270 jaring juga telah dibagikan kepada nelayan dari kampung Omawita, Fanamo dan Otakwa.
1. Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan
1.2. Program Peternakan
Program ekonomi berbasis pedesaan merupakan program yang dilakukan dengan menggali potensi ekonomi yang berbeda dari masing-masing wilayah di sekitar area operasi PTFI. Program ini meliputi program perikanan, peternakan, pertanian dan ketahanan pangan, serta dukungan bagi sistem ekonomi dan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi.
1.1. Program Perikanan Sebagai alternatif lapangan kerja di bidang pertambangan, perikanan menjadi salah satu kesempatan ekonomi bagi masyarakat. Program perikanan ini dijalankan bersama antara PTFI, LPMAK, Koperasi Maria Bintang Laut, dan Keuskupan Timika. Pada tahun 2013, beberapa tokoh masyarakat yang didampingi oleh pemerintah daerah berkunjung ke Singaraja, Bali untuk melihat budidaya perikanan bakau di daerah tersebut. Para nelayan diharapkan mendapatkan informasi terbaru dalam budidaya perikanan yang bisa diterapkan di wilayah mereka.
Program peternakan diminati masyarakat lokal untuk meningkatkan kemampuan ekonomi mereka. Di dataran rendah, program peternakan PTFI difokuskan di Kampung Wangirja (SP9) dan Kampung Utikini Baru (SP12). Di dataran tinggi, program ini dilakukan di Tsinga, Banti, dan Aroanop. Program peternakan LPMAK difokuskan kepada pendampingan dan bantuan dana bergulir bagi kelompok usaha (KU) asal 7 suku bekerjasama dengan Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM). Pada tahun 2013, LPMAK juga melakukan ujicoba peternakan sapi di kampung Agimuga dengan pengadaan 74 ekor sapi bekerjasama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Mimika dan Universitas Negeri Papua sebagai tenaga pendamping di lapangan. YJM berperan sebagai pendamping, pelatih, sekaligus penyuplai bibit ayam dan babi kepada para peternak. Hingga tahun 2013, program peternakan ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 439 orang (91% masyarakat asli Papua). Program peternakan ini juga diikuti oleh 16 Kelompok Usaha (KU) dari Biro Ekonomi LPMAK.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
21
Aroanop. Di tahun 2013, produksi kopi Amungme mencapai 2.885 kg dengan total penjualan sebesar Rp. 341.171.000. Di tahun 2013, sebuah koperasi bergerak dalam pengelolaan produksi kopi dengan nama “Amungme Gold” telah dibentuk sebagai bagian dari alih teknologi dan proses pembelajaran pengelolaan usaha kopi. Diharapkan koperasi ini dapat berperan dalam melakukan koordinasi dengan para petani sekaligus dalam melakukan produksi serta pemasaran kopi lokal. PTFI juga bekerjasama dengan Koperasi Baliem Arabica melalui pemberian bantuan usaha serta pembelian kopi dari koperasi tersebut.
Program peternakan di Utikini Baru yang dijalankan oleh PTFI dan YJM
Penjualan hasil peternakan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 15% dari tahun sebelumnya dengan nilai total sebesar Rp 23 miliar. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya produksi babi dan telur ayam. Produksi ternak babi pada tahun 2013 mencapai 277 ekor dan meningkat sebesar 77% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi karena YJM sudah mengoperasikan laboratorium inseminasi buatan untuk memproduksi bibit unggul babi tanpa tergantung bibit dari luar Papua.
1.3. Program Pertanian dan Ketahanan Pangan Program Pertanian Dataran Rendah. Di kampungkampung Kamoro telah dikembangkan program pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan umbi. Saat ini terdapat sekitar 227 keluarga di lima Kampung Kamoro dan sekitar 35 petani mitra di SP9 dan SP12 yang secara aktif terlibat dalam kegiatan pertanian ini. Lebih dari 3.500 bibit pohon dan sayuran yang bernilai ekonomis telah dibagikan kepada mereka. YJM secara intensif memperluas cakupan perkebunan kakao masyarakat lokal. Pertanian kakao ini melibatkan 204 petani sekitar dengan luas kebun mencapai 114 hektar. Dalam proses pengembangan kakao ini, YJM bekerjasama dengan Dinas Pertanian melakukan serangkaian pelatihan budidaya kakao, pembagian 82.000 bibit kakao, dan pembelian biji kakao kering dari beberapa petani yang sejak beberapa tahun lalu sudah menanam kakao. Koperasi “Buah Dewa” yang telah didirikan pada tahun 2012 terus melakukan pelatihan budidaya, pemrosesan, dan pemasaran kakao bagi para petani lokal. Program Kopi dan Hortikultura di Dataran Tinggi. Program pengembangan ekonomi di dataran tinggi dilakukan melalui pengembangan kopi, budidaya tanaman hortikultura, dan tanaman pangan. Perkebunan kopi yang telah dimulai sejak tahun 1998 ini telah memfasilitasi 104 petani aktif dari kampung Tsinga, Waa, dan Aroanop yang mengelola lahan lahan seluas 29 hektar. Pemerintah Kabupaten Mimika membantu pengadaan bibit untuk perluasan kebun seluas 10 hektar di kampung Opitawak, sementara itu pemerintah Propinsi Papua membantu perluasan 10 hektar di kampung
22
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
1.4. Program Dukungan bagi Sistem Ekonomi dan Pemberdayaan Perempuan dalam Ekonomi Pada tahun 2013, melalui Biro Ekonomi LPMAK, telah menggulirkan dana sebesar USD 4,8 juta untuk pengembangan ekonomi bagi 1.238 usaha kecil yang bergerak di bidang jasa, dagang dan industri rumah tangga. Usaha kecil ini mampu memberikan pendapatan yang berujung pada penciptaan lapangan kerja. Kegiatan ini merangsang pertumbuhan ekonomi di kampung yang dapat membantu kebutuhan keluarga dan menjadi investasi masa depan usaha mereka. Program pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi bertujuan untuk memberikan ketrampilan bagi ibu rumah tangga sehingga dapat berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan dalam rumah tangga. Pada tahun 2013, dimulai pendampingan usaha ibu-ibu dari pegunungan untuk memproduksi tas tradisional “noken” yang telah dinyatakan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan. Ibu-ibu ini merupakan anggota Posyandu di Utikini Baru (SP12). PTFI juga melanjutkan pendampingan kepada ibu-ibu yang tergabung dalam Koperasi Wanita Kaoka Aitomona. Koperasi ini menjadi wadah bagi para ibu dari suku Kamoro untuk melakukan kegiatan menjahit dan produksi rumah tangga lainnya yang dapat meningkatkan kemandirian dan memberi manfaat ekonomi bagi keluarga mereka.
Program Kopi dan Hortikultura di Dataran Tinggi.
secara lebih profesional tanpa bantuan modal dari PTFI. Sampai dengan Desember 2013, total pengusaha binaan yang masih aktif tergabung pada program PP-UMKM sebanyak 141 pengusaha yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.031 orang. Pendapatan para pengusaha tersebut mencapai Rp 105 miliar (meningkat 1,2% dari tahun 2012). Pada tahun ini, 74 pengusaha binaan berhasil mendapatkan kontrak dan 40 pengusaha mendapat pembelian dari PTFI. Para pengusaha terus didorong untuk mendapatkan mitra dari luar PTFI agar mencapai kemandirian dan keberlanjutan usaha meskipun PTFI telah berhenti beroperasi.
Pemberdayaan perempuan melalui ketrampilan menjahit
Pemberdayaan perempuan juga dilakukan melalui kegiatan menabung. Program menabung bertujuan untuk memotivasi para ibu agar dapat mengelola keuangan dalam rumah tangga sekaligus mengantisipasi kebutuhan modal tambahan untuk menjalankan usaha. Sampai dengan Desember 2013, 197 ibu rumah tangga dari lima desa Kamoro mengikuti program menabung di bank dengan total tabungan mencapai Rp 102 juta.
1.5. Peningkatan Kerjasama dengan Mitra PTFI dan LPMAK selalu melibatkan para pemangku kepentingan lain yang memiliki kemampuan dan kewenangan dalam menjalankan program-program ekonomi. Kemitraan ini terus dijaga dan ditingkatkan agar seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Hingga tahun 2013, PTFI dan LPMAK telah bermitra dengan lebih dari 30 mitra kerja dalam program pengembangan ekonomi. Mitra tersebut berasal dari berbagai yayasan, bank, universitas, gereja, dan dinas-dinas pemerintahan di Kabupaten Mimika. Mereka terlibat dalam berbagai pelatihan dan pendampingan sebagai bentuk alih teknologi bagi para petani dan peternak . Selain itu, para mitra juga berperan dalam penyediaan bibit ternak dan pertanian yang berkualitas. Pemerintah memainkan peranan yang penting dalam hal perijinan dan fasilitasi penjualan produk pertanian dan peternakan. Dalam penyediaan dana bergulir bagi kelompokkelompok usaha, PTFI dan LPMAK bekerjasama dengan berbagai bank yang ada di Kabupaten Mimika. Daftar lengkap mitra dalam pengembangan program ekonomi dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 43 pada laporan ini.
Berbagai pelatihan juga diberikan kepada para pengusaha binaan untuk meningkatkan kemampuan wirausaha. Beberapa topik pelatihan yang diadakan pada tahun 2013 antara lain: pelatihan pengelolaan kios, pelatihan penggunaan kartu stok, pelatihan dasar penulisan proposal usaha, sosialisasi Jamsostek, pelatihan kewirausahaan eCamp dan sosialisasi UU Ketenagakerjaan. Pelatihan tersebut diikuti oleh 170 peserta.
3. Program Dana Bergulir Program Dana Bergulir dikelola oleh Yayasan Bina Utama Mandiri yang berperan dalam menyalurkan pinjaman dana bergulir kepada pengusaha binaan yang belum memenuhi syarat melakukan pinjaman ke bank. Hingga akhir tahun 2013, jumlah dana bergulir yang telah disalurkan mencapai Rp 40,1 miliar di mana pada tahun 2013 sendiri YBUM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 4,9 miliar kepada 56 pengusaha. Sementara itu, tingkat rata-rata pengembalian dari UMKM pada periode 2013 mencapai 123% dari target pengembalian sebesar Rp 4,98 miliar. Tingkat pengembalian yang tinggi ini terjadi karena para pengusaha yang belum dapat melakukan pengembalian pada tahun sebelumnya berhasil melakukan pengembalian pada tahun 2013. Melalui program dana bergulir ini tim SMEs dan YBUM juga mendampingi dan melatih para pengusaha lokal untuk menjalin kerjasama dengan bank. Dengan demikian, mereka akan memahami prosedur dan persyaratan untuk mengajukan pinjaman dari bank ataupun lembaga keuangan formal lainnya.
2. Program Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM) bertujuan untuk memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha-pengusaha Papua yang berpotensi sehingga mereka memiliki kemampuan untuk berkompetisi di pasar. Di tahun 2013, 8 pengusaha binaan dinyatakan mandiri dari program pembinaan UMKM. Setelah dinyatakan mandiri, para pengusaha tersebut diharapkan dapat menjalankan usaha
Kios di Banti yang dikelola oleh salah satu pengusaha binaan program UMKM
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
23
Lembar Data Pemberdayaan Perempuan Sesuai dengan tujuan pencapaian MDG’s ketiga, yaitu: “Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan”, PT Freeport Indonesia (PTFI) telah memulai program pemberdayaan perempuan sejak tahun 2000 lewat beberapa program kegiatan seperti: Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM); program pengembangan ekonomi berbasis desa; program kesehatan masyarakat dan program hubungan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan.
1
PROGRAM PENDIDIKAN
Program pendidikan LPMAK yang dilakukan meliputi dukungan dana program beasiswa dan matrikulasi, program asrama, bantuan guru di daerah terpencil, pelatihan guru dan sarana prarasarana pendidikan serta infrastruktur pendukung.
Beasiswa Perempuan Tahun 2013 Perempuan dari Suku
2013
2012
Amungme
71
67
Kamoro
49
40
Dani
11
12
Damal
1
3
M ee
12
9
M oni
12
12
Ndunga
8
5
Papua lainnya
8
7
Non Papua
5
4
Total Perempuan Total Keseluruhan (L/P)
TAHUN 2013
179 PEREMPUAN MENERIMA BEASISWA LPMAK
734
Pengusaha
Jumlah Siswa Putra Putri Asrama Taruna Papua 90 31 Asrama Bintang Kejora 100 42 Asrama Solus Populi 99 55 Asrama AMOR 49 18 338 146 TOTAL 484
TOTAL
86
50
40
141
126
MANDIRI DIKELOLA 5 USAHA PEREMPUAN
TAHUN 2013
50 PENGUSAHA PEREMPUAN 36% DARI TOTAL PENGUSAHA
TAHUN 2013
197
PEREMPUAN TINGGAL DI ASRAMA
LOKASI
Pengelola
Timika Kokonau Timika Semarang
YMCA Keuskupan Timika Keuskupan Timika Yayasan Binterbusih
Sebelum berwirausaha, Ibu Minna Kogoya adalah karyawan Hotel Rimba Papua di Departemen Housekeeping sejak tahun 1994. Setelah mengajukan pensiun pada tahun 2012, berbekal pengalaman dan keahlian yang dimiliki selama 18 tahun bekerja di hotel terbesar di Timika, ibu dari lima orang anak ini kemudian mendirikan sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang pelayanan kebersihan dan melalui bantuan Divisi Community Affairs PTFI, perempuan asli suku Dani ini berhasil mendapat kepercayaan dalam penyediaan jasa kebersihan di TK YPJ Kuala Kencana dan kantor Project Control - Central Service di Kuala Kencana. Minna Kogoya merupakan contoh pengusaha perempuan Papua yang memiliki motivasi usaha tinggi, mandiri, inisiatif, pekerja keras, ulet, jujur, dan mengutamakan kualitas pelayanan bagi para pengguna jasanya.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
91
Perempuan
PEREMPUAN KAMORO AKTIF MENABUNG TOTAL Rp.102 JUTA
Kegiatan pemberdayaan perempuan juga dilakukan melalui kegiatan menjahit dan pembuatan kripik pisang.
3
PROGRAM KESEHATAN
Kader Posyandu TAHUN 2013
Minna Kogoya (CV. Kibielobe)
24
2012
Koperasi Simpan Pinjam
TAHUN 2013
121 142 154 67
2013
Laki-laki Total
12,1%
78% BERASAL DARI 7 SUKU
725
146
DARI SELURUH TENAGA KERJA ADALAH PEREMPUAN
Program UMKM ini menyerap sebanyak 1.031 tenaga kerja di mana sebanyak 125 adalah tenaga kerja perempuan.
DARI SELURUH PENGUSAHA PAPUA,
Asrama
Nama Asrama
UMKM
179 (24%) 159 (22%)
Program asrama LPMAK mendukung siswa-siswi dari daerah terpencil.
PROGRAM EKONOMI
2
146 Prestasi GKPM AWARD Minna Kogoya
Ibu Natalia Tebai, salah seorang kader Kesehatan Ibu dan Anak berhasil meraih juara 3 kategori petugas lapangan dalam GKPM Award 2012.
PEREMPUAN KADER KESEHATAN PROGRAM KESEHATAN IBU & ANAK DARI 9 KAMPUNG
Lembar Data Ekonomi Berbasis Desa PTFI dan LPMAK melakukan program pengembangan ekonomi berbasis desa dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif dari masyarakat lokal dan wilayahnya. Kegiatan program ini mencakup program perikanan, peternakan, pertanian, industri rumah tangga, dan perdagangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mempercepat pembangunan ekonomi Kabupaten Mimika yang secara umum masih tertinggal dari wilayah lain. Secara jangka panjang, dampak dari program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Kabupaten Mimika terhadap sektor pertambangan PTFI. Jumlah Penerima Manfaat Ekonomi dari Program Ekonomi Berbasis Desa Nama Program
Jumlah Karyawan
Program Peternakan Ayam dan Babi SP12
16 kelompok mitra ternak ayam dan mitra ternak babi dengan LPMAK
Program Kakao
204 petani dalam penanaman kakao
Program Pertanian Sayur 35 mitra petani di SP9 dan SP12 mayur dan buah buahan Program Perikanan
268 nelayan Kamoro
Usaha UMKM
76 usaha pelayanan jasa
Dukungan Infrastruktur Dukungan Infrastruktur
2013
Pembangunan 3 sumur dalam di Manasari Instalasi Listrik Mandiri Rakyat (Limar)
2012
Perbaikan jalan Tipuka - Mapurujaya Pembangunan fasilitas pemrosesan ikan di Timika
2011
Perbaikan jalan Tipuka - Mapurujaya
2010
Pembangunan dermaga penampungan ikan Pomako, Pembangunan pos penampungan ikan di Timika Pantai dan Amar Perbaikan jalan Tipuka - Mapuru Jaya
4 usaha konstruksi dan manufaktur 49 usaha dagang
Aktifitas
Tahun
1 usaha pertanian Pertanian Kopi
104 petani mandiri di 3 kampung dataran tinggi
2009
Pembangunan pos penampungan ikan di Otakwa
Usaha Lainnya
193 perempuan dalam koperasi dan usaha jahit dan makanan ringan serta 5 perempuan dalam usaha tas noken
2008
Pembangunan lahan sagu seluas 85 Hektar Perawatan jalan akses ke Nayaro
Program Peternakan Penjualan Hasil Peternakan YJM (dalam Miliar Rupiah)
25
23 20
20 16 15 12
12
10
g 5 Desa Kamoro Dukungan Transportasi Bagi Tahun
Bis*
Truk*
2013
926
179
2012
758
157
2011
732
189
2010
741
189
2009
612
157
2008
859
184
*Jumlah rata-rata trip untuk bis dan hari untuk truk per bulan 5
Subsidi Listrik di 3 Kampung Kamoro
0 2009
2010
2011
2012
Tahun
2013
Program Pertanian Produsi Kopi (dalam Kilogram)
Penjualan Kopi (dalam USD)
Tipuka
Nawaripi
2013
Rp 123.657.860
Rp 63.950.091
Rp 116.630.218
2012
Rp 157.148.382
Rp 62.758.703
Rp 119.095.272
2011
Rp 101.970.455
Rp 62.139.710
Rp 105.715.550
2010
Rp 75.351.130
Rp 68.629.380
Rp 83.455.630
2009
Rp 100.088.400
Rp 121.128.015
Rp 232.477.475
2008
Rp 87.777.945
Rp 100.136.725
Rp 199.019.505
Tahun
Kopi Mentah
Kopi Proses
Tahun
Penjualan
2013
2.712
2.885
2013
37.908
2012
3.165
2.134
2012
49.031
2011
3.199
109
2011
30.516
2010
1.163
1.548
2010
18.354
2013
30.268 kg
2009
562
884
2009
6.310
2012
45.702 kg
2008
673
925
2008
9.683
2011
62.318 kg
2010
63.861 kg
2009
106.914 kg
2008
54.759 kg
Pada tahun 2013, perkebunan kakao melibatkan 204 petani. Lebih dari 82.000 bibit pohon kakao telah dibagikan kepada para petani.
Koperapoka
Program Perikanan Tangkapan Nelayan Kamoro Tahun
Jumlah Tangkapan
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
25
Lembar Data Program UMKM PTFI berkontribusi terhadap kepentingan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasinya. Salah satu bentuk kontribusi ini adalah pengembangan usaha lokal. Sejak tahun 1991, PTFI telah memberikan bantuan dan berbagai pelatihan wirausaha kepada pengusaha Papua yang tergabung dalam program UMKM. Disamping itu, PTFI juga mendanai program dana bergulir sebagai bantuan modal kepada pengusaha Papua yang belum dapat memperoleh pinjaman dari sektor keuangan formal. Jumlah Kontrak dan Pembelian dari PTFI yang Diterima Pengusaha Binaan
Jumlah Pengusaha Lokal Aktif 150
141
139
128
121
126
100
2013
2012
2011
2010
2009
2008
Kontrak
74
48
46
44
52
84
Pembelian
40
16
14
32
19
38
Pelatihan Program UMKM (2013)
50
Jenis Pelatihan 0 2009
2010
2011
2012
2013
Pendapatan Usaha Binaan dalam Miliar Rupiah 120 103.7 100
105
91.1 80
80
Peserta
Pelatihan Pengelolaan Kios
20
Pelatihan Penggunaan Kartu Stok
35
Pelatihan Penulisan Proposal Usaha
30
Sosialisasi Jamsostek
56
Pelatihan Kewirausahaan eCamp
7
Sosialisasi UU Ketenagakerjaan
22
79.9
60 40
Dana Bergulir
20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Penerima Fasilitas Dana Bergulir Berdasarkan Berdasarkan Skala Usaha tahun 2013
Pengusaha Binaan Berdasarkan Suku
(Dalam Rp)
Tenaga Kerja yang Terserap dari Program UMKM
Ekari/Mee, 14
MENENGAH > 200 juta, 8
14% KECIL > 25 juta - 200 juta, 23
39%
Jumlah Pinjaman & Pengembalian Pinjaman YBUM (Dalam Miliar Rp) 8
7%
7% Amungme,31,
10% MIKRO < 25 juta, 28,
47%
22%
Moni, 17,
12%
Kamoro, 27,
Usaha Tani,1 1% 3%
19%
Papuan Other, 23,
16%
Jumlah Usaha Berdasarkan Jenis Usaha di tahun 2013 konstruksi, 4 Produksi, 10
6.9
7
Nduga, 1, 1%
Damal, 10,
Dani, 18,
13%
Jumlah Usaha Berdasarkan Pangsa Pasar di tahun 2013
Keduanya, 4,
3%
6.1
6 5
4.9
4.3
Retail, 49,
4
35%
3.3 2.7
3
1.8
1.8
2
2.3
1.4
1 0 2009
2010 Peminjaman
26
2011 Pengembalian
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
2012
2013
Non-PTFI, 65,
Jasa lain, 76,
54%
46%
PTFI, 72,
51%
INFRASTRUKTUR
Pembuatan sumur dalam di kampung Manasari, Distrik Mimika Timur Jauh, Kabupaten Mimika.
Pembangunan Lapangan Terbang Perintis di Aroanop
PTFI mendukung pengembangan infrastruktur dasar di Kabupaten Mimika untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal. Berbagai sarana dan prasarana umum yang telah dibangun di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan bidang lainnya tersebut ditujukan untuk mendukung akses pelayanan dasar yang layak bagi masyarakat, mempercepat proses penyerapan manfaat kegiatan pengembangan masyarakat, serta untuk mendukung keberlanjutan dari manfaat program tersebut bagi masyarakat lokal.
1. Program Infrastruktur Dataran Tinggi Program insfrastruktur dataran tinggi merupakan usaha PTFI dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan dampak pada masyarakat di Banti, Aroanop, dan Tsinga selaku pemilik ulayat area operasi tambang PTFI. Program ini lebih dikenal dengan nama Proyek Tiga Desa. Sepanjang tahun 2013, Community Infrastructure Development (CID) melakukan pembangunan dan perbaikan sekolah dasar, rumah guru, dan klinik di Tsinga didanai oleh LPMAK. CID juga membangun 3 unit jembatan gantung di Tsinga dan Aroanop, beberapa landasan helikopter untuk mendukung proses pembangunan lapangan terbang perintis di Aroanop dan dan perawatan sungai Wanagon yang mengalir melewati Waa Banti. Sebagian besar pembangunan infrastruktur di Waa Banti telah diselesaikan sesuai dengan kesepakatan proyek 3 Desa. Oleh karena itu, pada tahun 2013, CID memfokuskan pembangunan
infrastruktur di Tsinga dan Aroanop. Namun demikian, CID melanjutkan beberapa proyek yang tersisa di Banti seperti perbaikan bangunan sekolah, peningkatan tonase beban jembatan Banti, perbaikan PLTA di Banti yang sempat rusak karena bencana longsor dan lain sebagainya. Pada tahun 2013 proyek lapangan terbang perintis di Kampung Anggogoin, Aroanop memasuki tahap pengerjaan persiapan lahan serta pengiriman alat berat via udara ke lokasi. Pembangunan lapangan terbang tersebut dikerjakan oleh tim pengembangan infrastruktur masyarakat PTFI bekerjasama departemendepartemen terkait di PTFI, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, dan pemangku kepentingan lainnya. Diharapkan dengan adanya lapangan terbang ini masyarakat dari kampung tersebut maupun kampung-kampung sekitarnya memiliki akses transportasi udara lebih luas dengan daerah lain tanpa sepenuhnya tergantung dari dukungan transportasi PTFI. Diharapkan dari pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan perusahaan penerbangan swasta perintis untuk dapat masuk ke kampung dataran tinggi seperti halnya pembangunan lapangan terbang perintis Mulu di Tsinga beberapa tahun lalu. Pembangunan infrastuktur di dataran tinggi juga dilakukan oleh LPMAK. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan 10 unit rumah untuk guru, pembangunan dan renovasi 3 bangunan SD, perluasan Rumah Sakit Waa Banti, pembangunan gedung koperasi dan sekolah TK di Ugimba.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
27
2. Program Infrastruktur Dataran Rendah Program pembangunan infrastruktur di dataran rendah difokuskan di wilayah Lima Desa Kamoro, SP9 dan SP12, tiga desa pesisir serta program lainnya. Selain itu PTFI dan LPMAK juga mendukung pembangunan infrastruktur bagi lembaga-lembaga masyarakat yang memberikan dukungan program pengembangan masyarakat.
2.1. Infrastruktur Program Pengembangan dan Pendampingan Masyarakat 5 Desa Kamoro PTFI memiliki komitmen dengan masyarakat di 5 Desa Kamoro (Nayaro, Koperapoka, Nawaripi Baru, Ayuka, dan Tipuka) dalam pembangunan infrastruktur di desadesa tersebut. Dalam program yang dinamakan Program Pengembangan 5 Desa Kamoro, PTFI ini telah membangun 404 rumah untuk masyarakat serta pembangunan fasilitasfasilitas umum untuk mendukung aktifitas masyarakat dan pemerintahan di desa-desa tersebut di tahun 1997-2002. Fasilitas umum yang dibangun antara lain: jalan raya, jembatan, gedung ibadah, sekolah, klinik, gedung pemerintahan, fasilitas air bersih, sumber dan instalasi listrik, sistem drainase, dan sebagainya. Semua komitmen yang tertuang dalam MoU tersebut telah selesai dibangun oleh PTFI dan diserahkan kepada masyarakat pada tahun 2002. PTFI juga memberikan dukungan infrastruktur transportasi bagi masyarakat di 5 Desa. PTFI, melalui tim VBED juga memfasilitasi perbaikan ruas jalan Tipuka-Mapurujaya. Jalan tersebut merupakan akses utama mayarakat Tipuka menuju wilayah-wilayah lain di Kabupaten Mimika. PTFI juga memfasilitasi penyediaan bus dan truk untuk mendukung aktifitas masyarakat di 5 Desa. Penyediaan sarana transportasi ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya angkutan transportasi umum ke wilayah-wilayah tersebut. Transportasi tersebut juga membantu masyarakat untuk melakukan aktifitas ekonomi di tempat lain dan untuk membantu pelajar yang bersekolah di Timika. Pada tahun 2013, akses masyarakat dari dan ke desa Nayaro dihentikan karena alasan keamanan di wilayah tersebut. Hal ini mengganggu aktifitas masyarakat di wilayah tersebut. PTFI bersama dengan pemerintah dan aparat keamanan mencari solusi agar akses masyarakat dari dan ke Nayaro dapat kembali seperti semula.
2.2. Pembangunan Infrastruktur SP9 dan SP12 Sepanjang tahun 2013, berbagai infrastruktur tambahan telah dibangun di SP9 dan SP12 untuk mendukung kegiatan ekonomi peternakan dan pertanian yang dikelola oleh Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM). Pembangunan infrastruktur tersebut antara lain: • Pembangunan 3 unit kandang petelur di SP12 sehingga total kandang ayam petelur menjadi 19 kandang. • Pembangunan biosecurity di SP12 • Pembangunan 2 unit tempat istirahat di SP12 • Renovasi kandang babi • Pemagaran area peternakan di Bokasi • Renovasi dan instalasi peralatan rumah pemotongan ayam
28
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Renovasi peningkatan kapasitas klinik di Tsinga
• •
Membuat kebun percontohan kakao seluas 4,5 ha yang berlokasi di Demplot SP12. Renovasi gudang pakan menjadi gudang pemrosesan telur di SP12.
2.3. Pembangunan Infrastruktur 3 Kampung Pesisir PTFI bekerjasama dengan LPMAK dan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan sarana dan prasarana umum di kampung Omawita, Fanamo dan Otakwa. Pembangunan ini juga merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mengurangi dampak negatif sedimentasi muara sungai Ajkwa yang mempengaruhi jalur transportasi masyarakat pesisir. Di wilayah-wilayah tersebut dilakukan pembangunan kelas untuk SD dan SMP, instalasi dan pengoperasian Listrik Mandiri Rakyat (Limar) bagi 288 rumah, penyediaan pelayanan transportasi air, sumur air bersih serta perbaikan puskesmas pembantu (pustu) guna menunjang peningkatan kesehatan masyarakat di kampung-kampung tersebut. Selain itu, PTFI juga berkontribusi dalam pengembangan agama melalui pembangunan gedung gereja di wilayah tersebut.
2.4. Pembangunan Infrastruktur Lainnya Selama tahun 2013, LPMAK juga melakukan pengerjaan proyek infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan programprogram rutin yang telah berjalan. Proyek infrastruktur yang dibangun dan difasilitasi oleh LPMAK di dataran rendah adalah pembangunan gedung MPCC tahap II, asrama Solus Populi tahap III yang meliputi aula dan asrama tambahan. Untuk mendukung program kesehatan, LPMAK juga telah merehabilitasi 18 sumur gali dan30 jamban keluarga di Fakafuku, membangun 40 unit tangki air di Otakwa dan Kokonao, perluasan gedung poliklinik/rawat jalan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Gudang medis dan non medis serta gedung rawat inap khusus.
Lembar Data Infrastruktur 3 Desa Ketersediaan infrastruktur di dataran tinggi penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut. Pembangunan infrastruktur di dataran tinggi difokuskan pada pembangunan di 3 Desa dari masyarakat pemilik hak ulayat. Pembangunan tersebut mencakup pembangunan di Banti, Aroanop, dan Tsinga. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan akan merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat pada tingkat yang lebih luas. Daftar Infrastruktur yang Dibangun Berdasarkan Komitmen dan Aktual yang Tersisa
No.
Deskripsi Proyek
Relokasi Banti- Actual
3 Desa - MoU
Banti II
Banti
Aroanop
3 Desa - Yang Perlu diselesaikan (2013 2014)
3 Desa - Aktual
Tsinga
Total
Banti
Aroanop
Tsinga
Total
Banti
Aroanop
Tsinga
Total
Dibangun oleh PTFI 1 Rumah Baru
108
153
2 Renovasi Rumah Lama
-
-
3 Instalasi Pipa Air Bersih
113
155
203
244
602
155
203
244
602
-
-
-
-
4 Tangki Septik Tunggal
-
-
203
244
447
-
203
244
447
-
-
-
-
-
5 Tangki Septik Utama
60 -
78
291
30
30
153
60
-
-
78
291
-
-
-
-
30
30
-
-
-
-
1
2
-
-
2
2
-
-
2
-
-
6 Pipa sanitasi
113
155
203
244
602
155
203
242
600
-
-
2
2
7 Saluran pembuangan
-
1
19
24
44
1
19
22
42
-
-
2
2
8 Pasar tradisional (120 M2)
-
9 Rumah petugas gereja 10 Kandang babi
1 1
-
11 Gereja
1
1
-
174
-
1
-
2
5
12 Toko
1
-
13 Kios dan kafetaria
1
-
-
14 Gedung Serbaguna
1
-
15 Kantor lembaga adat (60 M2)
1
-
1
3
1
1
1
-
174
86
-
13
2
-
6
1
1
2
-
2
16 Honay/Itorey (32 M2)
-
6
-
-
6
17 Jalan (2,5 M)
-
4,000
-
-
4,000
18 Jembatan 10T
-
2
-
19 Jembatan gantung
1
1
10
-
-
2,000
-
-
-
12
-
1
-
-
1
1 Rumah guru
-
5
2 Sekolah (baru dan renovasi)
-
1
3 Asrama SD di Timika
-
1
4 Klinik (di Banti menjadi RS)
-
5 Rumah paramedis (66 M2)
-
-
6 Renovasi rumah bekas LPMI
-
-
7 Instalasi pipa air bersih
-
1
1
8
2
1
-
-
-
2
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
25 Revegetasi
-
-
1 -
-
-
-
2
-
-
1
-
-
2
6
-
-
6
-
-
2,000
2
-
17
-
2
-
2
2
2 1
-
-
-
-
3 2
12
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
-
1 -
1
2,000
7
-
1
8
5 1
1 -
-
-
-
24 Lapter perintis
2
1
-
-
-
7
1
-
-
20
-
-
-
-
2
5
88
-
88
13
-
2 -
-
-
86 6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20 Generator (225KW)
22 PLT Surya
-
-
21 Mikrohidro (120 KW)
23 Pemakaman umum (0,5 Ha)
-
2,000
2 9
2 1
1
-
1
-
5
-
-
1
1
-
1
-
1
-
-
1
-
1
Dibangun oleh LPMAK
8 Tangki septik tunggal
3 1 -
1
-
9 Pipa sanitasi 10 Panel tenaga surya
-
11 Pemindahan rumah
-
5
1
3
1
1
1
1
1
3
1
1
2
-
131
267
-
-
-
-
-
7 -
-
-
10
-
136 7
2
2 -
-
-
-
-
10
-
-
-
-
1
3
-
-
-
1
-
-
-
-
-
1
1
3
-
-
-
-
1
1
2
-
-
-
-
131
267
-
-
-
-
7
-
-
-
-
-
-
-
7 -
2
-
136 7
7
2
1 -
1
7
-
3
-
-
-
-
7 -
2 -
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
-
29
Lembar Data Infrastruktur SP9 dan SP12 SP9 dan SP12 merupakan daerah pemukiman di dataran rendah yang dihuni oleh masyarakat asli yang berasal dari daratan tinggi. Untuk mendukung masyarakat tersebut, PTFI bersama LPMAK berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur di SP9 dan SP12. Selain itu, fasilitas umum bagi masyarakat juga dibangun di wilayah tersebut. Pembangunan Infrastruktur di SP9 dan SP12 (1998-2013) Tahun
2013
2012
2011
2010
2009
Nama Proyek Pembangunan 3 unit kandang petelur di SP12 sehingga total kandang ayam petelur menjadi 19 kandang. Pembangunan biosecurity di unit 3 SP12 Pembangunan 2 unit tempat istirahat di dua lokasi di SP12 Pembangunan gapura selamat datang di SP12 Renovasi kandang untuk proses pengembangbiakan babi Pemagaran di 2 lokasi unit kandang masing-masing sepanjang 145 m dan 62 m Renovasi perbaikan dan instalasi peralatan rumah potong hewan termasuk pembenahan saluran pembuangan dan pemagaran. Pembuatan kebun percontohan kakao seluas 4.5 ha yang berlokasi di Demplot SP12 dan Koramil. Renovasi gudang pakan menjadi gudang pemrosesan telur di SP12 Pembangunan gudang pakan lama yang digunakan sebagai klinik kakao Pembangunan gudang pakan seluas 600m2 di SP12 Pembangunan 6 unit kandang ayam petelur di SP12 Pembangunan 4 unit persemaian kakao di SP6 dan SP12 Renovasi klinik Pomako Pembangunan rumah pintar di Mapurujaya Pembangunan gudang pakan 600m2 di SP12 Pembangunan 4 kandang ayam petelur di SP12 Pembangunan kandang babi khusus untuk inseminasi buatan di SP12 Pembangunan laboratorium inseminasi buatan di SP12 Pembangunan kandang ayam petelur dan ayam pedaging Pembangunan dinding penahan jembatan dan pengerukan sungai Pembangunan pagar, mushola dan pos keamanan Renovasi 350 rumah di SP9 dan Renovasi 106 Rumah di SP12 Normalisasi daerah aliran sungai di SP12 Pembangunan gedung pertemuan dan kantor di SP12 Pembuatan umpak rumah Perawatan bangunan kandang Renovasi rumah jaga dan gudang material di SP12 Pemasangan gabion di SP12 Renovasi gudang pakan di SP12 Renovasi kantor koperasi menjadi kantor Bank Papua di SP12 Renovasi rumah generator di SP9 Pembangunan gabion di blok 4 dan 8 di SP12 Pembangunan jembatan dan gorong-gorong SP12 Pembangunan tangki air bersih di SP12 Pembangunan koperasi SP12 Pembangunan kandang babi SP12
Tahun
Nama Proyek Pembangunan kandang ayam potong 3 unit @ 2.000 ekor di SP9 Pembangunan kandang ayam potong 24 unit @ 2.000 ekor di SP12 Pembangunan kandang ayam pembesaran untuk petelur 4 unit @ 2.000 ekor Pembangunan kandang ayam petelur 6 unit @ 3.200 ekor SP12 Pembangunan kandang ayam petelur 3 unit @ 3.200 ekor SP9
20062008
Pembangunan 1 rumah potong ayam dengan kapasitas potong 4.000 ekor per hari, 1 unit blast freezer kapasitas 3 ton dan 4 unit rifer container kapasitas 3 ton per unit di SP12 Pembangunan gudang pakan ternak dan material 3 unit kapasitas 250 ton SP12 Pembangunan gudang pakan ternak dan material 1 unit kapasitas 60 ton SP9 Pembangunan kandang babi induk, remaja dan penggemukan 4 unit kapasitas 200 – 300 ekor babi Pembangunan kantor dan ruang pertemuan karyawan Kapasitas 100 orang Pembangunan 2 kandang ayam petelur Kapasitas 6.400 ekor Renovasi kandang ayam potong Kapasitas 4.000 ekor Konstruksi 5 kontainer pakan ternak Kapasitas 40 Ton Renovasi rumah (contoh) 2 unit Pembangunan 103 buah rumah di SP9 Pembangunan 350 buah rumah di SP12 Pembangunan 3 buah rumah petugas di SP12 Pembangunan 3 buah rumah petugas di SP9 Pembangunan 1 poliklinik di SP9 dan SP12 Pembangunan 1 gereja di SP9 dan SP12 Pembangunan 1 mushola/masjid di SP9 dan SP12 Pembangunan 1 balai desa di SP9 dan SP12 Pembangunan 1 gedung sekolah beserta peralatan di SP9 dan SP12
1998-2006 Pembangunan 1 pasar di SP9 dan SP12 Pembangunan 1 gedung koperasi di SP9 dan SP12 Pembangunan 1 kantor Kepala KUPT di SP12 Pembangunan 1 kantor Babinsa di SP12 Pembangunan 1 kantor Babinkamtipmas di SP12 Pembangunan 3 buah sumur dalam dengan tenaga surya di SP9 dan SP12 Jaringan pipa air bersih 6.000 m di SP9 dan 13.000 m di SP12 Pembuatan jalan 4.800 m di SP9 dan 18.500 m di SP12 Pembuatan saluran air 16.400 m di SP9 dan 18.500 m di SP12 Pembuatan kebun percobaan(demplot) 1,5 ha. di SP12
30
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Lembar Data Infrastruktur 5 Desa Kamoro Pembangunan infrastruktur di 5 Desa Kamoro merupakan usaha PTFI untuk meningkatkan kualitas hidup pemilik tanah ulayat di 5 desa dataran rendah (Nayaro, Koperapoka, Nawaripi Baru, Ayuka, dan Tipuka). Program yang dilakukan sejak tahun 1997 ini diharapkan juga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya. Paket Ekonomi Program Rekognisi dan Paska Rekognisi
Infrastruktur dan Dukungan Tambahan di 5 Desa Kamoro Tahun
2013 2012 2011 2010 2009
2006
Tahun
Nama Proyek
Instalasi Limar (Listrik Mandiri Rakyat) 111 unit di Omawita, 76 unit di Fanamo dan 104 unit di Otakwa serta 3 sumur dalam di 3 kampung tersebut. Perbaikan ruas jalan Mapurujaya - Tipuka Perbaikan jalan Mapurujaya - Tipuka Dermaga penampungan ikan di Pomako Perbaikan ruas jalan Mapurujaya - Tipuka Pos penampungan ikan di Timika Pantai Perawatan jalan akses ke kampung Nayaro 750 meter Jalan sekunder di Tipuka 9.500 meter Jalan sekunder di Nawaripi Baru Saluran drainase sepanjang 2.000 meter di Tipuka Saluran drainase sepanjang 13.000 meter di Nawaripi 1 unit Jembatan (20 m x 3 m) di Nawaripi Baru Perbaikan jalan sepanjang 2.500 meter di Nawaripi baru 115 Jaring ikan Tipuka dan 456 buah untuk Nawaripi 1 Mesin generator Tipuka 1 Mesin generator Nawaripi Baru 2 Menara dan lonceng gereja di Tipuka 1 Talut dan rumah tunggu tambatan perahu di Tipuka Pembersihan sungai 3 km x 3 m di Tipuka Pembuatan jalan masuk 330 m ke fasilitas umum di Tipuka Penimbunan sekitar areal fasilitas umum 922 m2 di Tipuka Drainase sekitar areal fasum 830 m dan lapangan sepakbola di Tipuka
2005
2003
1998
Nama Proyek
156 perahu untuk wilayah sub suku Tipuka dan 248 perahu untuk wilayah sub suku Nawaripi Baru 468 jaring ikan untuk Tipuka dan 744 jaring ikan untuk Nawaripi Baru 156 kotak pendingin untuk Tipuka dan 248 untuk Nawaripi Baru 156 mesin perahu Yamaha 40 HP untuk Tipuka dan 248 untuk Nawaripi Baru 2 Peralatan Gereja Katolik di Tipuka 10 boks pendingin untuk Tipuka dan 124 untuk Nawaripi Baru 48 mesin perahu Yamaha 15 HP untuk Tipuka dan 124 mesin untuk Nawaripi baru Dana pembuatan perahu bagi masyarakat Tipuka 124 perahu untuk Nawaripi Baru 232 jaring ikan – tahun 1998
Dukungan Transportasi 2013: • •
Rata-rata pelayanan transportasi bis masyarakat: 745 trip/bulan Rata-rata pelayanan transportasi truk masyarakat: 174 trip/bulan
Pembangunan Infrastruktur di 5 Desa Kamoro dari tahun 1997 -2003 (Program Rekognisi) Deskripsi
Ayuka
Tipuka
Nawaripi Baru
Koperapoka
Nayaro
Total
Rumah masyarakat Tambatan perahu Sanggar ukir Sekolah Dasar (4 Kelas) Sekolah Dasar (5 Kelas) Asrama pelajar Rumah guru Rumah paramedis Gereja Balai desa dan perabotan Balai pertemuan dan perabotan Rumah pastoral dan perabotan Balai pengobatan Polindes Lapangan Voli Gedung Pemuda & PKK dan perabotan Kantor yayasan dan perabotan Sumur dalam dan reservoir Jaringan listrik Lapangan sepak bola Pengerasan jalan Pembangunan jalan Pembangunan jembatan Sambungan saluran air ke rumah dan fasum Sambungan listrik ke rumah dan fasum Mesin potong rumput Gergaji mesin (chainsaw)
63 1 1 1
93 1 1
67
40
141 1
1 1
404 3 2 2 1 1 22 2 3 3 2 2 2 1 4 2 2 8 4 1 1 2 2
1 1
5
5
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0
1 1 1 2 1 1 1
1 8 1
4 1 1 1
0 1
1 1
1 1
4 1
1 1 76
106
77
40
150
449
76 2 4
106 2
77
40
150
449 4 4
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
31
Lembar Data Infrastruktur Air Bersih PTFI bekerjasama dengan para mitra dalam berinvestasi di infrastruktur air bersih berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua khususnya pemilik tanah ulayat di Kabupaten Mimika. Pembangunan infrastruktur ini terintegrasi dengan program kesehatan yang dilakukan oleh PTFI dan LPMAK. Tahun Proyek
Lokasi Otakwa
2013 Kokonao
Fakafuku 2012
Otakwa
2010
Tangki air hujan
20 unit
Jamban
15 unit
Tangki air hujan
20 unit
Sumur Gali
18 unit
Jamban
10 unit
Sumur Gali (Rehabilitasi)
46 unit
Jamban
48 unit
1 unit
Jamban
1 unit
Sumur gali
34 unit
Jamban keluarga
47 unit
Ipiri
Jamban keluarga
19 unit
Paripi
Jamban keluarga
19 unit
120
Yaraya
Jamban keluarga
19 unit
120 600
Iwaka
Fakafuku, Distrik Agimuga
Tangki penampung air hujan
46 unit
Tangki penampung air hujan
35 unit
Jamban keluarga
20 unit
Sumur gali
10 unit
Tangki penampung air hujan
16 unit
Jamban keluarga
29 unit
Sumur gali
5 unit
Sumur gali
5 unit
Sumur gali
46 unit
Jamban keluarga
44 unit
Dam Pipa instalasi air bersih Waa-Banti
2 unit 155 unit
Distribusi air bersih Aroanop
Tsinga
Amungun, Distrik Agimuga 2005/2006 Aramsolki, Distrik Agimuga
2001
Ayuka, Distrik Mimika Timur Jauh
2001
Tipuka, Distrik Mimika Timur
2000
Nawaripi Baru, Distrik Mimika Baru
1997-1998
32
Nayaro, Distrik Mimika Baru
1 unit
Saluran pembuangan
203 unit
Sumur resapan
22 unit
1 unit 202 unit
Saluran pembuangan
206 unit
Sumur resapan
16 unit
Sumur gali
20 unit
Jamban keluarga
23 unit
Sumur gali
52 unit
Jamban keluarga
51 unit
Sumur bor dalam
4 unit
Jaringan air bersih
9.500 meter
Sumur bor dalam
1 unit
Jaringan air bersih
1.600 meter
Sumur bor dalam
2 unit
Jaringan air bersih
3.800 meter
Sumur bor dalam
1 unit
Jaringan air bersih
1.600 meter
Sumur bor dalam dan jaringan air bersih
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
200
1.500
500
5 unit
Tangki septik tunggal
Sumur bor dalam dan jaringan air bersih
500
195 unit
Tangki septik umum
SP12 (Kampung Utikini Baru)
700
6 unit
202 unit
SP9 (Kampung Wangirja)
120
203 unit
Tangki septik tunggal
Distribusi air bersih
600
2 unit
Tangki septik umum
Dam
100
5 unit
Saluran pembuangan Dam
100
155 unit
Tangki septik umum Sumur resapan
2000 dan 2005
200
Sumur gali
Omawita, Distrik Agimuga
2001/2008
100
1 unit
2009/2010
2001/2008
100
5 unit
Fanamo, Distrik Agimuga
2001/2008
Perkiraan Jumlah Populasi Penerima Manfaat
Tangki air hujan
Iwaka
2007/2008
Jumlah Fasilitas
Tangki air hujan Kokonao
2011
Jenis Fasilitas
2 buah di SP9 dan 3 buah di SP12 dengan panjang keseluruhan jaringan 19 km
700
150 250 400 250 300
1.000 650 1.600
BUDAYA DAN AGAMA
Seni dan budaya suku Kamoro
Promosi budaya melalui pameran dan dan seminar budaya
PTFI menyadari bahwa penghargaan dan pelestarian identitas asli masyarakat Papua menjadi hal yang penting dalam membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Hal ini mendorong PTFI untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian dan promosi budaya setempat sehingga keunikan dan kekayaan suku-suku asli terpelihara seiring dengan pembangunan yang berjalan.
1. Budaya Langkah pelestarian dan pengembangan budaya dilakukan melalui berbagai kegiatan promosi budaya. Promosi budaya bertujuan untuk memperkenalkan budaya asli masyarakat dan menumbuhkan minat untuk melestarikannya. Selain itu, promosi budaya juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. PTFI, dengan bantuan konsultan budaya, melakukan seleksi, pembelian produk-produk budaya dari kampung-kampung sekitar, sekaligus membantu proses promosi dan pemasarannya. Hasil yang didapat dari penjualan produk ini sepenuhnya dikembalikan kepada para pengrajin sesuai dengan produk yang terjual. Pada tahun 2013, tim budaya dari PTFI bersama dengan LPMAK melakukan langkah proaktif dalam mempromosikan budaya lokal melalui berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah: • Pameran budaya Kamoro di Kedutaan Besar Australia. Pada pameran ini sebanyak 91 ukiran hasil karya 48 pengukir dan 8 ibu-ibu pengrajin anyaman berhasil terjual. • Pameran budaya Kamoro di Kuala Kencana dan Tembagapura. Sebanyak 193 ukiran berhasil terjual. • Penampilan tarian tradisional Kamoro dari masyarakat Iwaka
• • •
ditampilkan di Hotel Rimba Papua saat kedatangan duta besar Amerika Serikat ke Timika. Kunjungan siswa-siswi sekolah dasar ke Iwaka dan Mware untuk melihat langsung budaya Kamoro. Pameran budaya Kamoro di kediaman Duta Besar Swiss di Jakarta. Pameran budaya Kamoro dan demo pembuatan tas tradisional “noken” oleh ibu-ibu binaan program Pemberdayaan Ekonomi Rumah Tangga PTFI pada kegiatan Gelar Karya Pembangunan Masyarakat (GKPM) di Jakarta dan pameran Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) di Bali.
2. Agama Penduduk Kabupaten Mimika mayoritas memeluk agama Kristen Protestan (43%), Islam (35%), dan Katolik (22%). PTFI dan LPMAK memberikan dukungan bagi dinamika keagamaan masyarakat di Kabupaten Mimika. Di tahun 2013 dukungan tersebut berupa: • Pemberian bantuan perlengkapan kantor untuk mendukung kegiatan administrasi pelayanan Gereja di Timika. • Pemberian bantuan paket Natal pada masyarakat di pedalaman. • Penyediaan dukungan transportasi dan dana dalam kegiatan keagamaan Gereja di dataran tinggi dan dataran rendah. • Memberikan dukungan dana untuk pembangunan gereja. • Pembelian tanah untuk pembangunan kantor lembaga adat Kamoro.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
33
Lembar Data Budaya dan Agama PTFI dan LPMAK bekerjasama dengan para mitranya untuk melestarikan dan mempromosikan budaya tradisional masyarakat asli Papua dengan mensponsori kegiatan- kegiatan dan penelitian yang berkaitan dengan budaya lokal setiap tahunnya. Program yang dilakukan meliputi pameran, seminar, publikasi buku dan ukir-ukiran. LPMAK juga memberikan dukungan bagi institusi adat dan agama dalam program kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.
Buku yang Dipublikasikan PTFI dan LPMAK
Kegiatan Budaya Tahun
Lokasi Pameran Budaya Kamoro di Tembagapura Pameran Budaya Kamoro di Rimba Golf Kuala Kencana
2013
Pameran Budaya Kamoro dan tas noken di GKPM Expo Jakarta Pameran Budaya Kamoro dan tas noken di APEC Bali Pameran Budaya di kediaman duta besar Swiss Jakarta Pameran Budaya Kamoro di Kedutaan Australia Jakarta Pameran budaya Kamoro di Rimba Golf Club, Kuala Kencana Pameran budaya Kamoro di Lupa Lelah Club, Tembagapura Pameran dan seminar budaya Kamoro di Bentara Budaya Jakarta
KAMORO Aspek-Aspek Kebudayaan Asli Penulis : Julianus Coenen, OFM Ukuran: 22X26,5cm, 215 halaman, hard cover, Edisi : Bahasa Indonesia dan Inggris, Terbit : 2012
2012
Pesisir Selatan Papua Penulis : Kal Muller. Ukuran: 5X21cm, 191 halaman, soft cover, Edisi : Bahasa Indonesia dan Inggris, Terbit : 2011
Pameran dan seminar budaya Kamoro di Universitas Indonesia (UI) Pameran dan seminar budaya Kamoro di Bentara Budaya Bali Tarian kontemporer Kakuru dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2012, Timika Presentasi “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kamoro” kepada Indonesia Heritage Society, Jakarta Pameran benda seni Kamoro di Tembagapura Pameran benda seni Kamoro dalam HUT Kota Kuala Kencana Pameran benda seni Kamoro di Kedutaan Besar Mexico, Jakarta Pameran benda seni Kamoro dalam kegiatan Warna Warni Papua di Pacific Place Jakarta
2011
Pameran dan demo kesenian di Alun-alun Grand Indonesia, Jakarta Pameran benda seni Kamoro di American Club, Jakarta Pameran benda seni Kamoro di Pusat Kebudayaan Perancis, Surabaya Pameran benda seni Kamoro di Sekolah Batu Karang, Timika Pameran benda seni Kamoro dalam HUT Persatuan Wanita Kuala Kencana Pameran benda seni dalam HUT LPMAK di Timika Pameran barang seni Kamoro dalam kegiatan HUT LPMAK di Timika Pameran benda seni Kamoro di Kuala Kencana dan Tembagapura
Dataran Tinggi Papua Penulis : Kal Muller Ukuran : 15X21cm, 224 halaman, soft cover, Edisi : Bahasa Indonesia dan Inggris, Terbit : 2009
Mengenal Papua Penulis : Kal Muller Ukuran: 15X21cm, 168 Halaman, soft cover, Edisi : Bahasa Indonesia dan Inggris Terbit : 2008
2010
Presentasi ke Indonesia Heritage Society, USAID, Tim Biodiversity, Tim Peneliti Gletser, dan siswa-siswi Sekolah Internasional Kediaman Duta Besar Meksiko Jakarta Green School, Bali Kediaman staff Kedutaan Amerika
Adat dan Agama Infrastruktur yang Dibangun LPMAK Fasilitas
Gedung Kantor Yu-Amako Gereja GKI dan GKII, Sekolah dan Basecamp Rumah Pintar Lemasa Gedung Serbaguna Lemasa Gereja GKII Amungme, Tradition and Change In The Highlands of Papua Penulis : Kal Muller dan Yunus Omabak Ukuran: 24X31cm, hard cover, 218 halaman, Edisi : Bahasa Inggris Terbit : 2008
34
Diantara Pasang Surut Irian Jaya,Kamoro Penulis : David Pickell Fotografi : Kal Muller Ukuran : 24X31cm, 224 Halaman, hard cover, Edisi : Bahasa Indonesia dan Inggris Terbit : 2001
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
No.
1 2 3 4 5 6 7
Lokasi
Tahun
Nawaripi Baru, Timika Jila, Hoea, Timika, Ugimba, Sugapa Timika Timika
2013 2011 2012 2010 2008
Hoea
2008
Nama Lembaga Adat dan Agama Penerima Dana LPMAK
Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) Gereja Katolik Gereja Kristen Injili (GKI) di tanah Papua Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Gereja Protestan di Indonesia (GPdI) Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK)
HAK ASASI MANUSIA
Sosialisasi dan pelatihan HAM kepada pelajar di Timika
Sosialisasi dan pelatihan HAM kepada personel keamanan pemerintah
Kantor Hak Asasi Manusia PTFI bertanggung jawab untuk menerima, mendokumentasikan, menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serta memberi pelatihan tentang HAM dalam perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya. Sebagai afiliasi dari Freeport-McMoRan, PTFI mengikuti panduan Prinsip Sukarela tentang Keamanan dan Hak Asasi Manusia (Voluntary Principles) sejak tahun 2000.
1. Laporan Dugaan Pelanggaran HAM Pada tahun 2013, terdapat sekitar 34 laporan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang diterima Kantor HAM PTFI. Dibandingkan dengan tahun 2012 , terjadi kenaikan laporan dugaan pelanggaran yang disebabkan oleh peningkatan jumlah kasus masalah rumah tangga yang dilaporkan. Meskipun sebagian besar masalah rumah tangga tersebut tidak termasuk masalah HAM, laporan dugaan pelanggaran tersebut didokumentasikan oleh Kantor HAM PTFI.
2. Keterlibatan dengan Pemangku Kepentingan Nasional
HAM di Jayapura untuk memberikan klarifikasi mengenai satu kasus industrial.
3. Pendidikan dan Pelatihan Hak Asasi Manusia Pada tahun 2013, PTFI telah memberikan pelatihan tentang HAM, Kebijakan Perusahaan, dan Prinsip Sukarela kepada lebih dari 5.209 karyawan PTFI, 2.898 karyawan kontraktor, dan 3.710 orang dari tokoh masyarakat, organisasi mitra, mahasiswa, kontraktor lokal, dan TNI/POLRI. Pelatihan penyegaran (refresher training) HAM pada tahun 2013 kepada petugas keamanan PTFI hanya 19%, terjadi penurunan dibandingkan tahun 2012. PTFI melakukan sejumlah kegiatan promosi hak asasi manusia pada tahun 2013 , termasuk pelatihan kesadaran hak asasi manusia untuk sekolah menengah dan mahasiswa di Papua .Kantor HAM melakukan kampanye kesadaran HAM untuk Hari Hak Asasi Manusia termasuk penyebaran pesan melalui media elektronik dan spanduk di sekitar lokasi tambang dan di Timika.
PTFI beberapa kali bertemu dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM) di Jakarta dan ketika mereka mengunjungi lokasi tambang PTFI pada Juni 2013 sebagai bagian dari tinjauan HAM terkait runtuhnya terowongan tambang bawah tanah yang mengakibatkan 28 korban jiwa dan 10 orang menderita luka-luka serius. PTFI juga bertemu dengan Komnas
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
35
Lembar Data Hak Asasi Manusia PTFI mematuhi prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) di seluruh aspek operasinya. Pengelolaan kepatuhan HAM di PTFI menjadi tanggung jawab Kantor HAM PTFI. Kantor HAM PTFI juga bertanggungjawab untuk menerima, mendokumentasikan, dan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan perusahaan. Kantor HAM juga melakukan pendidikan dan pelatihan tentang penerapan dan kebijakan hak asasi manusia dan prinsip-prinsip sukarela HAM perusahaan kepada karyawan PTFI, kontraktor, perusahaan privatisasi dan para pemangku kepentingan lainnya.
Pengelolaan Keluhan HAM
Pelatihan HAM Jumlah Peserta Pelatihan HAM Tahun 2013
HRCO* Menerima Keluhan
Kategori
Keluhan dianalisa untuk melihat aspek hak asasi manusianya
Industrial
HR Hubungan Industrial
HAM
Peserta
Jumlah Jam
PTFI
5.209
10.418
Privatisasi/Kontraktor
2.898
5.796
Keamanan Pemerintah
1.488
2.976
Keamanan Swasta
255
510
Lain-lain (masyarakat dan akademis)
1.967
3.934
Total
11.817
23.634
Pemangku Kepentingan Kantor HAM PTFI Organisasi
Investigasi
Keterangan
Yayasan Cinta Bella Organisasi non profit yang mendukung pusat pengobatan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus di Kabupaten Mimika
Pelaporan & Rekomendasi
Senior Management PTFI menyetujui keputusan/tindakan
Yahamak
Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan sebuah lembaga non profit yang berfokus pada advokasi hak asasi manusia bagi perempuan dan anak-anak Papua
Komnas HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia RI
Promosi dan Sosialisasi HAM
Dokumentasi
Kegiatan
*HRCO: Human Rights Compliance Officer Petugas Hak Asasi Manusia
Laporan Dugaan Pelanggaran HAM Jenis Keluhan
2013
2012
Industrial
9
6
Gangguan
8
2
Intimidasi
2
2
Kriminal
1
2
Tidak Disertai Bukti
1
0
Rumah Tangga
13
7
TOTAL
34
19
36
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Waktu
Menyampaikan kegiatan Hak Asasi Manusia PTFI dan Prinsip Sukarela Program di Konferensi Indonesia Business Links, Jakarta
Maret 2013
Anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, Mimika
November 2013
Hari Hak Asasi Manusia - tema “Menghormati Hak Penyandang Disabilitas”, Mimika.
Desember 2013
HUBUNGAN KARYAWAN PAPUA
Program kunjungan tambang ke lokasi tambang Freeport-McMoRan di Amerika
Peserta kegiatan Papuan Bridge Program
Papuan Affairs Department (PAD) didirikan pada tahun 2008 untuk mewakili kepentingan karyawan Papua di PTFI serta untuk meningkatkan hubungan antara perusahaan dan karyawan Papua. PAD memiliki fungsi pengembangan karyawan Papua, relasi dengan karyawan Papua, dan administrasi dan penelitian yang terkait dengan karyawan Papua.
1. Pengembangan Karyawan Papua PTFI berkomitmen untuk membangun kapasitas karyawan Papua, mendukung pengembangan karir mereka, dan untuk membantu mempromosikan lebih banyak orang Papua untuk menjadi karyawan PTFI. Komitmen itu diwujudkan dengan cara memberikan berbagai pelatihan. PTFI mengirim beberapa karyawan Papua yang terpilih untuk mengikuti pelatihan selama satu bulan di kantor pusat Freeport-McMoRan di Phoenix, Amerika Serikat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan kepemimpinan, serta memberi gambaran menyeluruh tentang operasi perusahaan. Perusahaan juga menyelenggarakan pelatihan manajemen keuangan dan program persiapan pensiun bagi karyawan Papua untuk membantu mereka berpikir tentang peluang bisnis setelah mereka pensiun. Dalam rangka membantu meningkatkan profesionalisme generasi muda Papua, PAD bekerjasama dengan Institut Pertambangan Nemangkawi memberikan pelatihan intensif bagi para lulusan universitas di Papua. Pelatihan ini juga bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja melalui
Papuan Bridge Program yang dimulai sejak tahun 2012. Topik pelatihan ini mencakup keterampilan kepemimpinan, komputer, public speaking, dan wawancara. Melalui program “Goes to School”, PTFI mengadakan sosialisasi kepada 155 siswa SMA mengenai kesempatan kerja yang ada di PTFI dan mengarahkan mereka dalam pengembangan jalur karir sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya.
2. Relasi Dengan Karyawan Papua PAD membantu menjembatani komunikasi antara manajemen PTFI maupun divisi-divisi di PTFI dengan para karyawan Papua. Peran ini semakin penting ketika terjadi permasalahan ataupun keluhan dari karyawan Papua. Selain itu, PAD juga selalu mendorong tiap divisi untuk memberi perhatian dalam pengembangan karir karyawan Papua di divisi masing-masing.
3. Administrasi dan Penelitian PAD bertugas untuk memastikan bahwa program dan kebijakan yang terkait dengan karyawan Papua dilaksanakan dengan baik, dimonitor, dievaluasi, dan dilaporkan. Pada Tahun 2013, PAD, bekerjasama dengan divisi Organizational Development, mengevaluasi kompetensi karyawan, Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa 96% karyawan Papua telah memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan sejak PAD didirikan.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
37
Lembar Data Papuan Affairs PTFI berkomitmen untuk membangun kapasitas karyawan Papua, mendukung pengembangan karir mereka, dan untuk membantu mempromosikan lebih banyak orang Papua untuk menjadi karyawan PTFI. Komitmen tersebut secara khusus dikelola oleh Departemen Papuan Affairs (PAD). Untuk menjalankan fungsi tersebut, PAD menyelenggarakan beberapa pelatihan bagi karyawan Papua dan komunikasi rutin dengan karyawan dan divisi-divisi di PTFI untuk memastikan bahwa kebijakan tentang karyawan Papua diterapkan dengan baik.
Pelatihan
Karyawan Papua PTFI 2013
Program Pelatihan Untuk Karyawan Papua Program
Jumlah Peserta
Program pelatihan karyawan Papua ke Amerika
24
Karyawan PTFI
Pelatihan pengelolaan keuangan dan persiapan pensiun
46
35%
Program Papuan Bridge
31
Program Goes to School
155
adalah Karyawan Papua
Papua, 4.527,
35%
Bukan Papua, 8.485,
65%
Pertumbuhan Karyawan Papua di PTFI 100% 72%
70%
69%
68%
66%
65%
80%
Karyawan Pratama* Papua di PTFI
60% 40% 20%
28%
30%
2008
2009
32%
31%
35%
34%
43% adalah Karyawan Papua 7 Suku
0% 2010
2011
2012
2013
Papua Bukan Papua *) Hanya karyawan PT Freeport Indonesia (Tidak termasuk privatisasi, kontraktor, dan Institut Pertambangan Nemangkawi)
* Karyawan Pratama adalah karyawan dari grade F sampai dengan grade A
Papua 7 Suku, 1.626,
Papua Lainnya 2.167
43% 57%
Karyawan Papua pada Posisi Manajemen 6
6 4
6 5
6 5
Karyawan Muda, Madya, dan Utama* Papua di PTFI
29% adalah Karyawan Papua 7 Suku
3
Papua 7 Suku, 213,
29%
Papua Lainnya, 521,
2 0 2012
2013 Papua 7 Suku
38
2014
Papua Bukan 7 Suku
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
* Karyawan Muda dan Madya adalah karyawan dari level 1 sampai dengan level 6
71%
PERENCANAAN, ANALISA, PELAPORAN DAN PENGEMBANGAN INFORMASI
Kegiatan lokakarya rencana strategis divisi
Acara penghargaan masa kerja karyawan
Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PTFI melalui Divisi Community Affairs (CA) dijalankan secara terkoordinir, transparan, akuntabel, efisien, sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk memastikan tercapainya koordinasi, tranparansi, akuntabilitas, efisiensi, standar keselamatan, tim Planning, Analysis, Reporting, and Information Development (PARID) melakukan fungsi administrasi dan operasional, pelaporan dan pengembangan informasi, serta perencanaan dan koordinasi Divisi CA.
1. Administrasi dan Operasional Peran administrasi dan operasional meliputi pengelolaan tenaga kerja, anggaran, anggaran, keselamatan dan kesehatan kerja, dan aset Divisi CA.
1.1. Ketenagakerjaan Divisi CA didukung dengan 356 karyawan dimana 41% merupakan karyawan 7 Tujuh Suku Papua; 19% merupakan Papua Lainnya; dan 40% merupakan Non-Papua. Untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi, para karyawan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan. Pada tahun 2013, 28 karyawan mengikuti berbagai pelatihan di luar area perusahaan. Topik pelatihan tersebut meliputi Global Reporting Initiative, hak asasi manusia, manajemen, dan lainnya. Dua karyawan Divisi CA juga mendapat beasiswa Community College Initiative Program
bidang Manajemen Bisnis dan Administrasi di Northern Virginia Community College dan Mesa Community College, Amerika Serikat. PTFI juga mensponsori satu karyawan CHD yang telah menyelesaikan pendidikan Master of Public Health dari Adventist International Institute of Studies, Filipina. Selain itu, Divisi CA bermitra dengan pihak eksternal untuk memberikan pelatihan bagi CLO untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan, pelaporan, dan analisa data. Divisi CA juga bermitra dengan pihak eksternal untuk memberikan kegiatan Adventure Based Team Building (ABTB) yang diikuti 102 karyawan. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kerjasama tim, kepercayaan diri, dan ketrampilan komunikasi karyawan.
1.2. Anggaran Pada ahun 2013, anggaran operasional Divisi CA sebesar USD 34.233.404 dan pengeluaran operasional sebesar USD 32,844,900. Biaya operasional Divisi CA 4% di bawah anggaran karena kontribusi LPMAK pada program-program CHD, pengeluaran yang rendah dari program pembangunan ekonomi pesisir, dan keberhasilan program pengurangan biaya yang diterapkan Divisi CA. Anggaran modal PTFI di bawah 12% karena adanya revisi teknis untuk beberapa proyek yang berakibat pada keterlambatan pelaksanaan proyek. Pada tahun 2013, PTFI juga mengundang Deloitte untuk melakukan audit internal tentang pelaporan keuangan investasi sosial PTFI.
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
39
1.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dalam melaksanakan program-program pengembangan masyarakat dan kegiatan operasional lainnya, divisi CA juga mematuhi standar-standar keselamatan yang ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai dengan standar keselamatan kerja nasional dan internasional. Pada tahun 2013, Divisi CA berhasil mendapatkan penghargaan utama 5 juta jam kerja tanpa LTA dan RAC sejak Februari 2004. Divisi CA meraih tingkat Safety Accountability Performance (SAP) sebesar 98% yang melewati target perusahaan yaitu 95%. Pada tahun 2013, Divisi CA mendapatkan audit keselamatan kerja dari NOSA untuk menilai dan mengukur penerapan standar FRESH. Dalam audit ini Divisi CA kembali mendapatkan penilaian bintang empat (dari standar lima bintang yang ditetapkan NOSA). Untuk memastikan setiap karyawan mematuhi standar keselamatan, para karyawan mengikuti berbagai pelatihan keselamatan kerja. Pelatihan tersebut antara lain Personal Protective Equipment (PPE), Fatality Prevention, HIRA, HIRADC, Incident Investigation, dan Fatigue Management.
1.4. Aset Divisi CA mengelola aset lainnya seperti 4 lokasi kantor dan 115 kendaraan. CA juga memaksimalkan 2 kantornya dengan menambahkan kubikal dan menempatkan 2 kontainer yang telah dimodifikasi untuk digunakan sebagai ruang kerja.
2. Pelaporan dan Pengembangan Informasi Sejak tahun 2009, pelaporan Divisi CA mengikuti kerangka pembangunan berkelanjutan dari International Council for Mining and Metal (ICMM) dan prinsip pelaporan Global Reporting Initiative (GRI). Kerangka laporan tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 44 pada laporan ini. Divisi CA secara rutin melaporkan aktivitas dan indikator kepada manajemen internal PTFI dan Freeport-McMoRan dan pihak eksternal seperti pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Menerapkan budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dengan latihan menghadapi kondisi darurat
pembangunan masyarakat dan bina hubungan masyarakat. Pada tahun 2013, IDL bermigrasi dari Sharepoint 2003 ke Sharepoint 2010. Divisi CA juga mengelola Fix Asset Database berbasis web GIS yang merekam data infrastruktur masyarakat yang telah dibangun dan diserahkan oleh PTFI kepada masyarakat. Divisi CA saat ini menghentikan sementara pengumpulan data aset tetap karena adanya upgrade sistem ke perangkat lunak Arcview 10.
3. Perencanaan dan Koordinasi Divisi CA secara rutin mengadakan berbagai pertemuan dan lokakarya untuk meningkatkan komunikasi internal dan koordinasi serta untuk meningkatkan perencanaan yang terpadu. Selain komunikasi dan koordinasi rutin, pada tahun 2013, Divisi CA bekerjasama dengan pihak ketiga dalam mengadakan lokakarya penyelarasan program-program pengembangan masyarakat dengan visi dan misi baru dari PTFI. Selain itu, dilakukan juga lokakarya “Penyelarasan Divisi CA” untuk meninjau bagaimana program dan strategi saat ini telah membantu PTFI mengurangi beberapa resiko sosial utama.
Divisi CA juga secara proaktif menyebarluaskan informasi mengenai program-program pengembangan masyarakat yang dijalankan oleh PTFI dan para mitra. Langkah-langkah proaktif tersebut dilakukan melalui berbagai pameran, presentasi, dan situs Divisi CA. Pada tahun 2013, Divisi CA berpartisipasi dalam berbagai pameran yang diadakan baik di internal maupun di eksternal perusahaan. Beberapa pameran tersebut antara lain: • Pameran dalam rangka Hari Ulang Tahun Kuala Kencana ke 18 (Kuala Kencana, Desember 2013) • Pameran dan Penghargaan Gelar Karya Pembangunan Masyarakat (GKPM) yang diadakan oleh Corporate Forum for Community Development (Jakarta, Oktober 2013). • Pameran APEC di Bali (Bali, Oktober 2013) Divisi CA juga menerima kunjungan dari pihak-pihak eksternal (tamu perusahaan) dan komunitas internal PTFI. Dalam kunjungan tersebut, Divisi CA mempresentasikan program-program pembangunan masyarakat PTFI dan LPMAK. Kunjungan tersebut antara lain dari Komisi VIII DPR RI dan Duta Besar Amerika Serikat. Divisi CA memiliki berbagai database on-line unutk meningkatkan manajemen pengetahuan dalam divisi. Salah satu database ini adalah Integrated Document Library (IDL) yang berfungsi untuk menyimpan dokumen-dokumen program
40
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Divisi Community Affairs terlibat dalam pameran yang menampilkan produk lokal hasil binaaan program pengembangan masyarakat
Lembar Data PARID PTFI mengadopsi dan mematuhi kebijakan etika, sosial, dan lingkungan Freeport-McMoRan. Kebijakan yang kuat mampu mengarahkan perusahaan dalam berkarya menuju pembangunan yang berkelanjutan. Pengalaman dalam masyarakat telah membentuk pelaksanaan kebijakan ini di Indonesia. Komitmen PTFI dalam melaksanakan pengembangan masyarakat secara efisien, transparan, dan akuntabel memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memantau hasil kinerja perusahaan dalam bidang pengembangan masyarakat. Biaya Operasional Divisi Community Affairs 2013 (dalam USD) Departemen
Publikasi di e-Berita Kita
Biaya Tidak Langsung
Biaya Langsung
Artikel e-BK
Manajemen Divisi Community Affairs
1.817.498
260.237
Community Capacity Building
1.718.563
669.041
Community Economic Development
6.893.181
1.476.388
Community Relations
7.685.940
2.805.683
Community Health Development
4.609.745
2.160.932
Papuan Affairs
1.566.153
206.789
Human Rights
898.639
76.111
25.189.719
7.655.181
Total
Biaya Kapital Divisi Community Affairs 2013 (dalam USD) Biaya Tidak Langsung
Biaya Langsung
3 Desa Suku Amungme
3.214.828
991.196
-
-
5 Desa Suku Kamoro Lain-lain (Nemangkawi, dll) Total
43.038
5.924
3.257.866
997.120
2013
2012
2011
2010
2009
Ekonomi
5
2
0
7
10
Pendidikan
-
1
4
9
5
Kesehatan
3
6
2
1
2
Infrastruktur
-
–
2
1
3
Lain-lain
2
6
19
3
7
Total
10
15
27
21
27
Pameran Internal
Tanggal
Pameran HUT Kuala Kencana 2013
7 Desember 2013
Acara Kota HUT RI
21 September 2013
Eksternal
Tanggal
Pameran dan Penghargaan Gelar Karya Pembangunan Masyarakat
3 - 6 Oktober 2013
Pameran APEC di Bali
5 Oktober 2013
Karyawan Divisi Community Affairs Tahun 2013
Penggunaan Helikopter (dalam USD) 2013
Divisi Community Affairs LPMAK Tiga Desa
2011
2.266.368
591.500
840.000
781.921
252.000
403.900
820.198
636.300
679.700
-
182.100
226.800
3.868.487
1.661.900*
2.150.400
Lain-lain Total
2012
Jumlah Karyawan Divisi Community Affairs
356
Muda, Madya, Utama, 127,
36%
Pratama, 229
64%
orang
*Data sampai dengan September 2012. Data bulan Oktober - Desember 2012 tidak tersedia dikarenakan adanya migrasi sistem keuangan
Pencapaian K3 Program K3 Pencapaian Kinerja K3 Kecelakaan Kendaran Ringan Jumlah Jam Kerja Tanpa Kecelakaan
2013
2012
2011
98%
99%
99%
9
3
7
844.442
728.197
689.887
Karyawan Divisi Community Affairs
60%
Non Papua dan Expat, 141,
Papua 7 Suku, 147,
40%
Papua
41%
Papua Lainnya, 68,
19%
Town Hall Meeting Topik Town Hall Meeting
Tanggal
Pencapaian dan Tujuan Perusahaan dan Divisi
28 Agustus 2013
Penyelarasan Divisi Community Affairs
2 September 2013
Pemberian Penghargaan Karyawan HL
27 November 2013
Pemberian Penghargaan Karyawan LL
6 Desember 2013
Penyelarasan Program Community Economic Development
9 Desember 2013
S2, 17, 5%
Tingkat Pendidikan Karyawan Divisi Community Affairs
S1, 78,
SMA ke bawah, 228,
64%
22% Diploma, 33,
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
9%
41
Lampiran 1: Sedimentasi
Latar Belakang Pada tahun 2012, masyarakat Manasari dan Pesisir Otakwa menyatakan keluhan kepada PTFI terkait sedimentasi. Mereka menyatakan bahwa sedimentasi telah memberikan dampak negatif terhadap rute akses transportasi air dari desa-desa tersebut ke kota Timika untuk ke pasar, dan memperoleh pelayanan kesehatan dan pendidikan. Daerah yang terkena dampak tersebut adalah daerah yang berada dalam batas-batas wilayah pengelolaan tailing yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia. Dampak sedimentasi ini telah diidentifikasi dalam Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PTFI tahun 1997. PTFI telah berkomitmen dalam AMDAL untuk mengurangi dampak tersebut dengan memberikan dukungan transportasi alternatif kepada masyarakat. Dalam menanggapi keluhan sedimentasi ini, PTFI terlibat dengan berbagai pemangku kepentingan dalam memulai, merencanakan, dan melaksanakan berbagai program pengembangan masyarakat di daerah-daerah yang terkena dampak. Langkah ini dimulai dengan survei yang terkoordinasi antara PTFI, LPMAK, pemerintah daerah, dan gereja-gereja terhadap daerah-daerah tersebut. Kemudian tim melakukan dialog dengan perwakilan masyarakat dari daerah yang terkena dampak tersebut. Hasil dari survei tersebut dipresentasikan kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan pengesahan. Program-program pembangunan yang telah disepakati oleh masyarakat di daerah tersebut meliputi bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, infrastruktur, peningkatan kapasitas lokal, dan transportasi.
Daftar Program Pengembangan Kampung Omawita, Fanamo (Manasari), and Otakwa Tahun 2013-2017 Program Pendidikan
1. 2.
Sub Program
Pencapaian 2013
Berkontribusi penyediaan sarana prasarana Fisik Dukungan operasional dan promosi pendidikan
• Pembangunan gedung SD di Otakwa, SD dan SMP di Manasari (LPMAK)
Rencana 2014 • Pembangunan rumah kepala sekolah di SD Otakwa dan SD dan SMP Manasari (LPMAK)
• Tambahan 3 kelas SD Manasari (Pemerintah Daerah) • Tambahan 2 tenaga guru kontrak (LPMAK-Keuskupan Timika)
• Kegiatan kelompok belajar di Manasari (BinterbusihLPMAK-Keuskupan Timika)
• Bantuan 495 buku Ekonomi
1. Perikanan
• Bantuan jaring 178 unit di Manasari dan 90 Unit di Otakwa
2. Fasilitasi pemasaran tangkapan nelayan
• Rapat Anggota Tahunan nelayan dan Kick Off Program 26 Januari 2014
3. Fasilitasi aksesibilitas BBM dan es balok
• Penyelesaian kendala es batu dan bahan bakar
4. Bantuan alat produksi
• Survey lokasi penimbangan baru oleh KMBL
1. Pertanian
• Penempatan 3 tenaga lapangan (Unipa-LPMAK)
• Lahan sayur mayur 2 hektar (Unipa-LPMAK)
2. Studi komoditas unggulan
• Pembukaan demplot percontohan (Unipa-LPMAK)
• Pembelian hasil pertanian melalui kios kampung (Unipa-
3. Pendampingan
LPMAK)
4. Aksesibilitas pemasaran Kesehatan
1. Kontribusi penyediaan sarana prasarana fisik
• Pembangunan 1 unit Pustu + 1 unit Rumah Tinggal Petugas
2. Dukungan operasional kesehatan
di Omawita dan 1 unit rumah tinggal di Fanamo (Pemerintah
3. Promosi dan pendidikan
Daerah)
4. Inisiasi program kesehatan ibu dan anak
• Pelayanan kesehatan di pustu • Posyandu 1kali/bulan terjadual di Manasari-Otakwa (Coastal-YPCII-LPMAK-Puskesmas Ayuka)
• Penempatan 3 bidan di Manasari (Pemerintah Daerah) • 9 kunjungan bersama tim kesehatan
• Program pendampingan di Manasari-Otakwa oleh Yayasan Citra Insan Indonesia (YPCII)-LPMAK
• Program pendampingan di Manasari-Otakwa oleh Yayasan Citra Insan Indonesia (YPCII)-LPMAK Infrastruktur
1. Penyediaan fasilitas air bersih (sumur dalam)
• Pengeboran 3 titik sumur
2. Penyediaan Listrik Mandiri Rakyar (Limar)
• Instalasi 190 unit Limar di Omawita dan Fanamo dan 101 unit
3. Pembangunan gereja
• 100% 3 tower air, 75% 9 lokasi titik distribusi, 20%
Limar di Otakwa
jaringan distribusi air bersih. • Instalasi 2 unit Limar di Otakwa
4. Rehabilitasi balai desa
• Dokumen perencanaan Gereja (Keuskupan Timika)
• 100 unit solar cell di Manasari (Dinas Pertambangan)
1. Studi banding
• Kunjungan Jawa-Bali 1-8 Mei 2013
• Proses perekrutan tenaga pendamping kampung
Kapasitas
2. Pelatihan dan pendampingan
• Evaluasi bersama 10 (sepuluh) tokoh periode November 2013
Lain-lain
1. Penyediaan transportasi publik
• Transportasi sungai terjadual 2x seminggu
• Desain gereja oleh Departemen Special Project. Peningkatan
Salah satu pembangunan infrastruktur di Manasari
42
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
• Proses monitoring
Sosialisasi instalasi listrik Limar kepada masyarakat Omawita
Lampiran 2: Daftar Mitra Mitra Bidang Keuangan dan Manajemen Bank Niaga – mengelola dana operasi dan dana abadi LPMAK Bank Papua – mengelola dana tunjangan perumahan bagi karyawan LPMAK Bank Danamon – mengelola surat obligasi pemerintah berkenaan dengan pengalokasian dana abadi Ernst & Young – auditor eksternal LPMAK Deloitte – auditor internal LPMAK BUMIDA – penyedia jasa asuransi seluruh asset tetap LPMAK PT Bahana TCW – penasihat investasi LPMAK
Mitra Bidang Kesehatan BAPPEDA – kerjasama rencana strategis Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Dinas Kesehatan – koordinasi pelaksanaan program kesehatan dan pengembangan kapasitas pelayanan kesehatan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Mimika – pengimplementasian program pendidikan mengenai HIV & AIDS di Mimika Keuskupan Timika & Yayasan Caritas Timika Papua (YCTP) – mengelola dan mengoperasikan Rumah Sakit Mitra Masyarakat di Timika International SOS – mengelola dan mengoperasikan Rumah Sakit Waa Banti serta pendampingan teknis pada biro kesehatan dan PHMC Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) – mitra dalam pengimplementasian program kesehatan ibu dan anak LPMAK CV Lambu Raya, CV Senegel, CV Mustika Papua – mengerjakan dan memelihara drainase dan pembersihan saluran di daerah SP12 CV Fajar Timur, PT Bulbuk – mengerjakan dan memelihara drainase dan pembersihan di daerah SP9 CV DM Geberral, PT Yawi Raya – mengerjakan dan memelihara drainase serta pembersihan di daerah Kwamki Lama CV Damal Bera, CV Moma – mengerjakan dan memelihara drainase serta pembersihan di daerah Kuala Kencana Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BaLitBangKes) – kerjasama dalam program Malaria YPKMP (Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Papua) – kerjasama penelitian kesehatan khusus malaria dan TB
Mitra Bidang Pendidikan Dinas Pengajaran dan Pendidikan – berkoordinasi dalam hal bantuan transportasi udara untuk guru bantu di dataran tinggi dan pelaksanaan pelatihan serta program pendidikan Keuskupan Timika – mengelola asrama di Kokonau dan Timika serta penyediaan guru bantu untuk sekolah di daerah pesisir YMCA – mengelola asrama dan sekolah Taruna Papua di Timika Unipa, Uncen, USTJ, SMP & SMA Lokon, SMA Tompaso, SMAN 3 Waena, Universitas De La Salle, Universitas Manado, Universitas Soegijapranata, Universitas Widya Mandala, IKOPIN, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Klabat, Universitas Satya Wacana Salatiga, STPMD Yogya, AMN Cilacap, STP Jakarta – untuk kerjasama program beasiswa PT Medisarana Eduglobal & Aachen University, Jerman – untuk kerjasama program beasiswa luar negeri. Binterbusih – mengelola program beasiswa SMA dan asrama Amor di Semarang, Jawa Tengah EDU Business Consulting – merancang dan mengimplementasikan rencana strategis program pendidikan LPMAK
YPK, YPPK, YPPGI, YPAT - yayasan pengelola sekolah dari 5 denominasi gereja yang dibantu oleh LPMAK Surya Institute – kerjasama pelatihan siswa dan guru SD Eagle Air Academy – kerjasama pendidikan calon penerbang
Mitra Program Pengembangan dan Pendampingan Masyarakat Lima Desa Dinas Pertanian – bantuan bibit buah-buahan serta penyuluhan kepada masyarakat LPMAK – dukungan sarana dan prasarana sekolah, ekonomi masyarakat, dan Kesehatan Keuskupan Timika – pengimplementasian program perikanan, pemeliharaan sagu dan pertanian, program transportasi masyarakat, Pendampingan spiritual masyarakat Dinas Peternakan – bantuan penyuluhan kepada masyarakat sasaran Dinas Pendidikan – bantuan pendidikan kepada masyarakat Dinas Kesehatan – bantuan kesehatan kepada masyarakat Diskoperindag – bantuan penyuluhan dan Kerajinan masyarakat Pemda(Pemerintahan Kampung) – bantuan Penguatan Kapasitas Aparat Kampung Koperasi Maria Bintang Laut – pengelolaan program perikanan PT PLN Rating Timika – mengelola dan mengoperasikan listrik di kampung Koperapoka, Nawaripi dan Tipuka Perum DAMRI – pengimplementasian transportasi bis masyarakat Badan Ketahanan Pangan – bantuan penyuluhan kepada masyarakat sasaran dan bantuan saprotan PT Kurnia Jaya – Mengelola dan mengoperasikan listrik di Kampung Ayuka dan Nayaro
Mitra Program Peternakan dan Pertanian SP9 dan SP12 Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Mimika serta Karantina Hewan dan Tumbuhan - perijinan untuk mendatangkan bibit ayam dan bahan pakan ke Timika. Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) - sebagai pemilik dan pengelola peternakan dan pemrosesan ternak PT Charound Pokphand – pemasok bibit ayam dan pakan ayam potong. PT Karya Mandiri – pemasok pakan ayam petelur CPHMC – menyediakan pelayanan kesehatan di SP9 dan SP12 PT. Dwi Putra Mandiri – memberikan konsultasi teknis manufaktur pengolahan ayam Diskoperindag Mimika – membantu penjualan hasil ternak saat Natal/Tahun Baru dan Lebaran lewat Pasar Murah LPMAK – kerjasama dalam pengelolaan kemitraan ayam petelur, broiler dan ternak babi CV. Agung Perkasa Utama – pengiriman bibit ayam dari Jayapura dan Ujung Pandang ke Timika
Mitra Program Pengembangan Pertanian Dataran Tinggi Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) – penyediaan honor bagi warga lokal yang bekerja dalam program Highland Agriculture Development (HAD) Dinas Pertanian dan Perkebunan – membantu pelatihan, bibit tanaman dan kerjasama program ketahanan pangan dataran tinggi Koperasi Baliem Arabika – membantu pengadaan bibit dan pembelian biji kopi LPMAK – dukungan peralatan perkebunan kopi
Mitra Program Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah PT Inti Bina Mitra – perusahaan yang dimiliki oleh YBUM dan YJM dalam mendukung program Retail Business Framework (RBF) Yayasan Bina Utama Mandiri (YBUM) – pengelola dana bergulir bagi program usaha kecil dan menengah
Mitra Bidang Ekonomi Lainnya Keuskupan Timika – membantu LPMAK dalam hal program perikanan berkoordinasi dengan grup P3MDPTFI Bank Niaga, Mega, Danamon, Mandiri, Papua, BRI & BNI – mendistribusikan dana bergulir bagi Kelompok Usaha program ekonomi LPMAK PT Environmental Resources Management (ERM) – melakukan penelitian sagu potensial Unipa – bekerjasama dengan LPMAK pada program magang dan penelitian potensi komoditi lokal Koperasi Kopi Wamena – sebagai pemasok bijih kopi kepada HAD. Lembaga Pengembangan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) – fasilitasi dan pendampingan penyusunan rencana strategis bidang ekonomi LPMAK 2012 – 2017 Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) – pendampingan intensif program peternakan ayam biro ekonomi LPMAK Lembaga Penelitian IPB Bogor – mitra penyusunan rencana usaha pabrik pengolahan sagu
Mitra Bidang Infrastruktur Tiga Desa PT Osato Seike, PT Jasti Pravita, PT Tomi Irja – menyediakan layanan untuk membangun fasilitas untuk Proyek Tiga Desa termasuk tenaga kerja, bahan bangunan, peralatan dan alat-alat berat PT Trakindo Utama – menyediakan alat-alat berat untuk membangun fasilitas untuk Proyek Tiga Desa. CV Energi Alternatif – membangun instalasi listrik untuk Proyek Tiga Desa. Koperasi Karyawan Freeport Indonesia (KOKARFI) – menyediakan makanan dan minuman untuk pekerja di Proyek Tiga Desa. Universitas Cenderawasih – Pembuatan dokumen Upaya Kelola Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan pembangunan lapangan terbang perintis di Tsinga dan Aroanop Airfast Indonesia, Dinas Perhubungan – dalam proses pembangunan lapter perintis Aroanop dan Tsinga
Mitra Program Hubungan dengan Masyarakat Lemasa – Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme Lemasko – Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro Yayasan Waartsing – penerima dana perwalian suku Amungme Yayasan Yu-Amako – penerima dana perwalian suku Kamoro Yayasan Hak Asasi Manusia (Yahamak) – merupakan sebuah yayasan hak asasi manusia yang mempunyai nota kesepahaman dengan PTFI, bahwa PTFI akan membantu proyek Yahamak CV Kurnia Jaya – menyediakan bis untuk transportasi program pemuda dan olahraga CV Kombos - melakukan perbaikan dan perawatan kendaraan operasional Yahamak FP3 (Forum Pengendalian dan Penanganan Pendulang) - forum yang melakukan monitoring terhadap pendulang liar Deloitte – pelaksana audit Yahamak Nova Scotia Bank, Bank Niaga – bank pengelola dana perwalian Amungme dan Kamoro
Mitra Program Kebudayaan, Adat dan Agama Kalman Muller – mendukung dan mempromosikan budaya lokal khususnya suku Kamoro Pusat Pelatihan dan Produksi Audio Visual, Yogyakarta – pembuatan film documenter mengenai Amungme dan Kamoro yang disponsori LPMAK Lemasa – Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme Lemasko – Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro Gereja Katolik, GKI, GKII, GMAHK, dan GPDI – 5 denominasi gereja yang dibantu oleh LPMAK
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
43
Lampiran 3: Kerangka Kerja ICMM 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM
Untuk Pembangunan Berkelanjutan PTFI mengadopsi Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan ICMM, yang mempunyai tiga elemen :
KOMITMEN 10 prinsip untuk pembangunan berkelanjutan di mana perusahaan anggota ICMM diwajibkan untuk melakukan implementasi.
PELAPORAN PUBLIK Perusahaan anggota berkomitmen untuk melaporkan kinerjanya terhadap 10 prinsip tersebut, sesuai dengan pedoman Global Reporting Initiatives (GRI).
PENJAMINAN INDEPENDEN Melakukan verifikasi yang dilakukan pihak ketiga, bahwa perusahaan memenuhi komitmen mereka terhadap 10 prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan Divisi Community Affairs difokuskan pada: Prinsip 3: “Menegakkan hak asasi manusia dan menghormati budaya, adat istiadat dan nilai-nilai dalam berurusan dengan karyawan dan lain-lain yang terpengaruh oleh kegiatan kami.” Prinsip ke 9: “Memberi sumbangan terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan di masyarakat di mana kami tengah melakukan kegiatan.” Prinsip ke 10: “Lakukan secara efektif dan transparan setiap hubungan, komunikasi, dan pelaporan yang diverifikasi secara independen bersama pemangku kepentingan kita.”
1
Laksanakan dan pertahankan praktek berbisnis yang etis serta sistem tata kelola korporasi yang sehat.
2
Padukan pertimbangan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pembuatan keputusan korporasi.
3
Tegakkan hak asasi manusia dan hormati budaya, adat dan nilai-nilai dalam setiap hubungan dengan karyawan maupun pihak lain yang terkena dampak dari kegiatan kami.
4 5 6
Lakukan strategi pengelolaan resiko berdasarkan data yang sah dan ilmu pengetahuan yang mumpuni Terus tingkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan. Terus tingkatkan kinerja lingkungan.
7
Beri sumbangan terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terpadu dalam perencanaan tata guna lahan.
8
Permudah dan dukung rancangan yang bertanggung jawab, pemanfaatan, permanfaatan ulang, daur ulang, dan pembuangan dari produk-produk kami.
9
Beri sumbangan terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan di masyarakat di mana kami tengah melakukan kegiatan.
10
Lakukan secara efektif dan transparan setiap hubungan, komunikasi, dan pelaporan yang diverifikasi secara independen bersama pemangku kepentingan kita.
Pelaporan PTFI mensponsori banyak program yang berkontribusi untuk pembangunan sosial, ekonomi dan institusi di sekitar area operasi PTFI. Pelaporan yang dilakukan PTFI mempunyai beberapa langkah yaitu : mendefinisikan batas, isi, dan kualitas laporan. Batas Laporan: ruang lingkup laporan meliputi program dan kegiatan yang dikelola oleh Divisi Community Affairs PTFI periode 1 Januari - 31 Desember 2013. Laporan ini juga mencakup program-program dan kegiatan utama LPMAK, yang mengelola Dana Kemitraan PTFI untuk Pengembangan Masyarakat. Isi Laporan: PTFI melaporkan topik dan indikator sosial yang membantu pihak internal dan eksternal untuk mengetahui implementasi komitmen sosial PTFI. Divisi Community Affairs mempunyai tim khusus yang mempersiapkan laporan sosial mingguan, bulanan dan triwulanan. Laporan tersebut berperan sebagai sumber untuk laporan tahunan ini. FCX kemudian memilih beberapa topik dari laporan tahunan ini, untuk dimasukkan dalam laporan global dan audit perusahaan.
ĞĐŝƐŝŽŶdƌĞĞĨŽƌŽƵŶĚĂƌLJ^ĞƫŶŐ EŽ
ŽLJŽƵŚĂǀĞĐŽŶƚƌŽů ŽǀĞƌƚŚĞĞŶƟƚLJ͍
ŽLJŽƵŚĂǀĞƐŝŐŶŝĮĐĂŶƚ ŝŶŇƵĞŶĐĞ͍
zĞƐ
EŽ
ŽĞƐŝƚŚĂǀĞƐŝŐŶŝĮĐĂŶƚ ŝŵƉĂĐƚƐ͍
EŽƚ ŶĞĐĞƐƐĂƌLJ ƚŽƌĞƉŽƌƚ
EŽ zĞƐ
zĞƐ
EŽ
ŽLJŽƵŚĂǀĞŝŶŇƵĞŶĐĞ͍
ŽĞƐŝƚŚĂǀĞƐŝŐŶŝĮĐĂŶƚ ŝŵƉĂĐƚƐ͍
EŽƚ ŶĞĐĞƐƐĂƌLJ ƚŽƌĞƉŽƌƚ
zĞƐ
zĞƐ
ŽĞƐŝƚŚĂǀĞƐŝŐŶŝĮĐĂŶƚ ŝŵƉĂĐƚƐ͍
zĞƐ
WĞƌĨŽƌŵĂŶĐĞĂƚĂ
Kualitas laporan: Laporan ini berusaha untuk menyajikan gambaran yang seimbang baik dari keberhasilan dan tantangan yang dihadapi PTFI dalam memenuhi komitmen bekerja menuju pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat lokal. Untuk melakukannya, PTFI telah mengadopsi pedoman pelaporan sesuai dengan International Council of Mining and Metals (ICMM) Sustainable Development Framework dan Global Reporting Initiative (GRI).
44
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
EŽ
ŝƐĐůŽƐƵƌĞŽŶDĂŶĂŐĞŵĞŶƚƉƉƌŽĂĐŚ
EĂƌƌĂƟǀĞƌĞƉŽƌƟŶŐŽŶ/ƐƐƵĞƐĂŶĚŝůĞŵŵĂƐ
Sumber : http://www.globalreporting.org/
EŽ
EŽƚ ŶĞĐĞƐƐĂƌLJ ƚŽƌĞƉŽƌƚ
Lampiran 4: Daftar Singkatan AAF ABTB AMDAL AMPL ASMs BBM Binterbusih BPS CA CCB CEO CHD CPHMC CR CSR ESDM FCX FRESH GKII GKPM GMAHK GPDI GRI GTKP HAD HAM HIRADC HIV & AIDS HUT IALF ICMM IDL IKOPIN Jamsostek K3 KK KMBL KPA KTSP Lemasa Lemasko Limar LPEM UI LPMAK LTA MoU MPCC
: Amungme Agro-Forestry : Adventure Based Team Building : Analisis Dampak Lingkungan : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan : Artisanal and Small-scale Miners : Bahan Bakar Minyak : Bina Teruna Bumi Cenderawasih : Badan Pusat Statistik : Community Affairs : Community Capacity Building : Chief Executive Officer : Community Health Development : Community Public Health and Malaria Control : Community Relations : Corporate Social Responsibility : Energi dan Sumber Daya Mineral : Freeport McMoRan : Freeport Safety and Occupational Health Management System : Gereja Kemah Injil di Indonesia : Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat : Gereja Masehi Adven Hari Ketujuh : Gereja Protestan di Indonesia : Global Reporting Initiative : Gugus Tugas Ketahanan Pangan : Highland Agriculture Development : Hak Asasi Manusia : Hazard Identification Risk Assesment and Determining of Control : Human Immuno Deficiency Virus & Acquired Immuno Deficiency Syndrome : Hari Ulang Tahun : Indonesia Australia Language Foundation : International Council on Mining and Metals : Integrated Database Library : Institut Koperasi Indonesia : Jaminan Sosial Tenagakerja : Kesehatan dan Keselamatan Kerja : Kepala Keluarga : Koperasi Maria Bintang Laut : Komisi Penanggulangan AIDS : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme : Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro : Listrik Mandiri Rakyat : Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia : Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro : Lost Time Accident : Memorandum of Understanding : Multi-Purpose Community Education Center
NOSA P3MD PARID Pesat PLN PP-UMKM PTFI Puskesmas Pustu RAC RKAB RSMM RSWB SAP SD SLDCR SMA SMK SMP SOP SP SRM STPMD TB TK TNI/POLRI UMKM Uncen Unipa USAID USTJ VBED VCT Yahamak YBUM YCTP YJM YMCA YPAT YPCII YPK YPKMP YPPGI YPPK
: National Occupational Safety Association : Program Pengembangan dan Pendampingan Masyarakat 5 Desa : Planning, Analysis, Reporting, and Information Development : Pelayanan Desa Terpadu : Perusahaan Listrik Negara : Program Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah : PT Freeport Indonesia : Pusat Kesehatan Masyarakat : Puskesmas Pembantu : Restricted Activity Case : Rencana Kerja Anggaran Belanja : Rumah Sakit Mitra Masyarakat : Rumah Sakit Waa Banti : Safety Accountability Performance : Sekolah Dasar : Social Outreach and Local Development and Community Relations : Sekolah Menengah Atas : Sekolah Menengah Kejuruan : Sekolah Menengah Pertama : Standard Operating Procedures : Satuan Pemukiman : Security and Risk Management : Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa : Tuberculosis : Taman Kanak-Kanak : Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia : Usaha Mikro Kecil dan Menengah : Universitas Cendrawasih : Universitas Negeri Papua : United States Agency for International Development : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura : Village Based Economic Development : Voluntary Counseling and Testing : Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan : Yayasan Bina Utama Mandiri : Yayasan Caritas Timika Papua : Yayasan Jayasakti Mandiri : Yayasan Mitra Cendekia Abadi : Yayasan Pendidikan Adven Timika : Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia : Yayasan Pendidikan Kristen : Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Papua : Yayasan Pendidikan Persekolahan Gereja Injili : Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
45
Lampiran 5: Peta Papua Barat dan Papua
PROVINSI PAPUA BARAT
Pemekaran Provinsi Irian Jaya Barat yang kemudian disebut Papua Barat, telah berlangsung lebih dari 10 tahun. Kini, provinsi Papua Barat telah terbagi dalam 12 kabupaten dan 1 kotamadya dengan populasi sebanyak 760.422 jiwa. (Sumber: www.bps.go.id)
RAJA AMPAT
KOTA SORONG TAMBRAUW
MANOKWARI PEGUNUNGAN ARFAK
MAYBRAT TELUK BINTUNI
MANOKWARI SELATAN
SORONG SORONG SELATAN
TELUK WONDAMA
FAK FAK PROVINSI PAPUA
KAIMANA
BIAK NUMFOR
KEPULAUAN YAPEN
SUPIORI
PUNCAK JAYA
MAMBERAMO RAYA TOLIKARA
KOTA JAYAPURA
SARMI JAYAPURA
WAROPEN
NABIRE KEEROM
Provinsi Papua memiliki 28 kabupaten dan 1 kotamadya dengan total populasi sebanyak 2.833.381 jiwa.
MAMBERAMO TENGAH YALIMO JAYAWIJAYA
DOGIYAI PANIAI
YAHUKIMO PEGUNUNGAN BINTANG
(Sumber: www.bps.go.id) MIMIKA
INTAN JAYA PUNCAK LANNY JAYA NDUGA
BOVEN DIGOEL MAPPI
ASMAT
MERAUKE
46
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
Lampiran 6: Peta Distrik di Kabupaten Mimika Jumlah Penduduk Kabupaten Mimika tahun 2012 adalah 202.359 Penduduk terbesar berada diDistrik Mimika Baru. Hal ini dikarenakan banyak penduduk yang menetap di Timika yang merupakan pusat perekonomian, pendidikan dan pemerintahan. GRASBERG
Aroanop 65 64 Tembagapura 70 66 68 Waa/Banti
DISTRIK MIMIKA BARAT JAUH 72 Kedaida
73 Yapakoka
74 75 Aindua
Poronggo
79 Mupuruka
83 82 81
Koperapoka Kwamki Baru Harapan / Kwamki Lama Inauga/Sempan Barat Nawaripi Kamoro Jaya / SP1 Timika Jaya / SP2 Wanosari Jaya / SP4 Limau Asri / SP5 Nayaro Wangirja / SP9
Kipia
Mapar Akar
AGIMUGA 12 13 14 15
Wania Kaugapa Pomako Tipuka Muare Pigapu Hiripau Kadun Jaya
MIMIKA BARAT
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kiliarma Amungun Aramsolki Fakfuku
Kokonau Migiwia Mimika Kiyura Ipiri Paripi Yaraya Amar Kawar Manuware
Per tahun 2012 Jumlah Distrik 12 dengan 85 Kampung MIMIKA
N
8
0
8
16 Kilometers
*Sumber : BPS Mimika
57
43
44
45 Enggi
Geselama
46
DISTRIK KUALA KENCANA
Kapiraya
85
Wumuka
SP13
63
61 SP3 Kwamki 59 3 Lama SP2 11SP9 7 Koperapoka 2 1 9 SP5 4 Inauga 10 Nayaro 33 SP6 58 5 Nawaripi SP1 6 32 31 Manuware 8 SP4 Mioko DISTRIK MIMIKA BARU 20 Mware 30 29 23 Kadung Jaya Kawar DISTRIK MIMIKA TIMUR 28 Amar Mwapi 21 Pigapu Yaraya 25 Aikawapuka Mapurujaya 16 Wania/SP8 Paripi Ipiri 27 Migiwia 17 26 Mafarea Kaogapu 55 24 Mimika DISTRIK 22 Hiripau19 47 Ayuka Paopao Kiyura Tipuka MIMIKA TENGAH 50 Omawita 18 Pomoko Kokonau 54 Waonaripi 53 51 Fanamo Kekwa 52 Tiwaka 56 48 Atuka Portsite 62
60
Uta
Update terakhir 25 April 2014
SP7
DISTRIK AGIMUGA
Iwaka
78
Wakia
14 13 12
JITA 34 35 36 37 38
Sempan Timur Wenin Noema Wapu Sumapro
JILA 39 40 41 42 43 44 45 46
Jila Hoya Jinonin Puti Diloa Noemum Enggin Geselema
Ayuka Amamapare Ohotya Omawita Fanamo
MIMIKA TENGAH 52 53 54 55 56
Atuka Tiwaka Keikwa Aikawapuka Kamoro
15
Bapareyao Yamakupu
Aramsolki
Agimuga
Kiliarma
DISTRIK JITA Fakafuku
Cargo Dock
Kamora
36 Noema 35 Wenim 34 Sempan Timur 37 Wapu
DISTRIK MIMIKA TIMUR JAUH 49 Pasir Hitam Ohotya
38
Sumapro
LAUT ARAFURA
MIMIKA TIMUR JAUH 47 48 49 50 51
Luas Wilayah : 21.522 Km2 Jumlah Penduduk tahun 2012 sekitar 202.359 jiwa.
77
Diloa
42
SP12
MIMIKA TIMUR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
80
Noemum
Puti
Jinonim
41
DISTRIK JILA
DISTRIK TEMBAGAPURA
Kuala Kencana
DISTRIK MIMIKA BARAT
16 17 18 19 20 21 22 23
MAMOA
DISTRIK MIMIKA BARAT TENGAH
84
Umar
39
Mile 50
Orawaja
76
Tapoormai
MIMIKA BARU
Hoya
40 Jila
Baraja
Potowai Buru
67 71 Tsinga 69
Notolonop
Polimo
KUALA KENCANA 57 58 59 60 61 62 63
Kuala Kencana Naena Muktipura / SP6 Mulia Kencana / SP7 Iwaka Karang Senang / SP3 Utikini Baru / SP12 Bhintuka / SP13
TEMBAGAPURA 64 65 66 67 68 69 70 71
Tembagapura Waa Aroanop Tsinga Jagamin Beanigogom Opitawak Doliningoknin
MIMIKA BARAT JAUH 72 73 74 75 76
Potowai Buru Yapakoka Aindua Tapoormai Umar
MIMIKA BARAT TENGAH 77 78 79 80 81 82 83 84 85
Kapiraya Uta Mupuruka Wumuku Akar Mapar Kipia Pronggo Wakia
Penyuluhan tentang penyakit Malaria di kampung Otakwa, Distrik Mimika Timur Jauh
Laporan Tahunan Community Affairs 2013
47
Gn. Grasberg
Lampiran 7: Peta Pengembangan Masyarakat PTFI
4268
Grasberg GBT
MIL L MP 74
Peta Area Kabupaten Mimika
Tembagapura Opitawa Banti Hidden Valley
Hoya
Lembah Waa
Aroanop
Ts inga
J ila
COW
K okonau
A g imuga
A tuka
Hanekam
Omawita/ F anamo
KESEHATAN
PTFI LPMAK
PENDIDIKAN
EKONOMI INFRASTRUKTUR
“PTFI mendukung berbagai program pengembangan masyarakat (kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan peningkatan kapasitas kelembagaan) yang terkena dampak operasi pertambangan.”
K uala K enc ana
L IP
Mulia K enc ana S P V II
S P ll l S P XII K wamki L ama
IWA K A
S P II
S P lX
B as ec amp A irport
R S MM SP V
K operapoka
K ope rapoka Nawaripi B aru
Naena Muktipura S P VI
Nayaro
SP I S P IV
P E NJ U A N K ilometer 10 K A DUNG J AY A
MUA R E
SP 8
MIOK O
Mapuru J aya
A IK AWA P UK A P IG A P U
Ayuk a
Tipuka Paumako II
Miramao
Old public
Luas Wilayah : 21.522 Km2 Jumlah Penduduk tahun 2012 sekitar 202.359 jiwa.
Pelabuhan
Per tahun 2012 Jumlah Distrik 12 dengan 85 Kampung
P aumako I C argo doc k
MIMIKA
N
A mamapare P orts ite
Napurutiri 8
0
8
16 Kilometers
Morauga
*Sumber : BPS Mimika Efefeta (Pasir Hitam)
Update terakhir 25 April 2013
Plaza 89, Lt. 5 Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940, Indonesia +62 21 2591818 +62 21 2591945 (Faks.) www.fcx.com
Office Building I Jl. Mandala Raya Selatan No. 1 Kuala Kencana, Timika 99920, Papua - Indonesia +62 901 432005 +62 901 432209 (Faks.) www.ptfi.co.id
c PARID 2014