“Kerjasama Pembangunan Internasional: Dinamika Pembahasan Agenda Pembiayaan untuk Pembangunan”
Direktorat Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Maret 2015
1
Outline •
•
• • •
•
Milestone of Financing for Development - Monterrey Consensus - Doha Declaration Dinamika Pembahasan Agenda Pembangunan - Millennium Development Goals (MDGs) - Agenda Pembangunan Pasca 2015 Pendanaan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Intergovernmental Committee of Experts on Sustainable Development Financing/ ICESDF) Kemitraan Global untuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan (Global Partnership for Effective Development Cooperation/ GPEDC) Way Forward - Pertemuan Financing for Development di Addis Ababa, 13-16 Juli 2015 - Means of Implementation (MoI) untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015 Catatan dan Rekomendasi 2
Milestone of Financing for Development Rio+20 Summit
MDGs
1997
UNGA: Intergovernmental Dialogue on FfD
2000
2002
Monterrey Consensus
2008
Doha Declaration
2012
Post-2015 Dev. Agenda
2015
Addis Ababa FfD
3
Monterey Consensus on Financing for Development -
-
Di Monterrey, Meksiko, tanggal 21-22 Maret 2002. Dihadiri lebih dari 50 kepala Negara/Pemerintahan, serta perwakilan World Bank, IMF, dan WTO. Tujuan: menghapuskan kemiskinan, mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Salah satu hal penting yang dihasilkan adalah Komitmen negara maju untuk memberikan setidaknya 0,7% dari gross national income (GNI) mereka sebagai ODA. Terdapat 6 (enam) area utama pembiayaan pembangunan: 1. Mobilizing domestic financial resources for development 2. Mobilizing international resources for development: foreign direct investment and other private flows 3. International trade as an engine for development 4. Increasing international financial and technical cooperation for development 5. External debt 6. Addressing systemic issues: enhancing the coherence and consistency of the international monetory, financial and trading systems in support of development.
4
Doha Declaration on Financing for Development - Diselenggarakan di Doha, Qatar pada tanggal 29 November-2 Desember 2015 - Tujuan: review atas implementasi Monterrey Consensus - Beberapa pihak menganggap tidak terdapat hal baru yang konkrit yang dihasilkan. - Menekankan kembali pentingnya pemenuhan 0,7% GNI negara-negara donor
5
Agenda Pembangunan Global: • Mengapa Agenda Pembangunan Global Penting? • Millennium Development goals (MDGs) • Agenda Pembangunan Pasca 2015 6
Mengapa Agenda Pembangunan Berkelanjutan Penting?
• Sebagai guidance agenda pembangunan sehingga menjadi lebih fokus • Mobilisasi resources di tingkat global, nasional dan daerah • Goals bersifat universal Targets nasional
7
Millennium Development Goals (MDGs)
Lahir di NY, September 2000, Millennium Summit
Top-Down Approach
Deadline : 2015 8
Kritik atas MDGs • Mekanisme top-down • Lebih fokus pada isu social. • Goal 8 (global partnership) tidak berjalan secara efektif. • Terdapat beberapa target yang sulit untuk dicapai karena kondisi domestik dan MoI yang kurang memadai (financing, technology transfer dan capacity building) 9
Post-2015 Development Agenda
Workstream by UNGA
OWG on SDGs Sessions
Intergovernmental Process
High Level Events/Thematic Debates SMU PBB 68
Workstream by Secretariat General HLP on Post2015 Development Agenda
OWG Report
Post 2015 Development Agenda
SG Report “A Life of Dignity for All” SDSN
UN Global Compact
UN Task Team
UNDG Nat.& Glob Thematic Consultations 10
Sustainable Development Goals • Open Working Group on Sustainable Development Goals (OWG on SDGs) dibentuk atas mandat KTT Rio+20. • Telah menghasilkan 17 goals dan 169 targets. • Menjadi basis bagi pembahasan agenda pembangunan pasca 2015.
11
Sustainable Development Goals (Hasil OWG on SDGs)
12
Means of Implementation (MoI) SDGs Goal 17. Strengthen the means of implementation and revitalize the global partnership for sustainable development. Mencakup: financing, technology transfer, capacity building, dan trade. Catatan: Selain menjadi stand-alone goal, MoI juga tercantum pada masing-masing goal. Hal ini untuk memastikan setiap goal dan target dapat diimplementasikan secara efektif dengan dukungan MoI yang memadai.
13
Pendanaan untuk Pembangunan Berkelanjutan
14
Intergovernmental Committee of Experts on Sustainable Development Financing (ICESDF).
PEMBENTUKAN ICESDF
New UN Development Agenda
Sidang Majelis Umum PBB Ke-67 1. Resolusi No. 67/555 untuk membentuk proses intergovernmental mengenai SD Goals (SDGs) dalam bentuk Open Working Group (berlaku efektif 22 Januari 2013) 2. Resolusi No. 67/559 untuk membentuk Intergovernmental Committee of Experts on SD Financing / ICESDF (berlaku efektif 21 Juni 2013).
Sustainable Development diharapkan dapat menjadi inti agenda paska 2015.
2015 2014 Sidang Majelis Umum PBB Ke-68
2013
2012
ICESDF akan memberikan final rekomendasi mengenai SD Financing.
UN Conference on Sustainable Development (Rio+20) 1. Persetujuan terhadap proses intergovernmental untuk menyiapkan Sustainable Development Goals (SDGs). 2. Kesepakatan untuk mengkaji aspek pembiayaan SDGs.
15
LINGKUP PEMBAHASAN FINANCING FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT CLUSTERING CLUSTER-1 • Assessing the Financing Needs. • Mapping current flows and emerging trends. • The impact of domestic and international environments.
CLUSTER-2 “Mobilization of resources and their effective use”. • National Public Financing Sources. • International Public Financing Sources. • National and International Private Financing Sources. • Blending Public and Private Financing Sources. • Relationship between different Financing Sources.
CLUSTER-3 • Institutional arrangements. • Policy coherence. • Synergies and governance issues. 16
LINGKUP PEMBAHASAN FINANCING FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT CLUSTER-1
Assesing Financial Needs Poverty eradication dan kebutuhan dasar lainnya dari negara berkembang harus mendapatkan prioritas pembiayaan.
Upaya perhitungan kebutuhan pembiayaan SDG diakui tidak mudah. Dapat difokuskan kepada prioritas tertentu, dan mengacu kepada sasaran SDG dari OWG. Terkait isu lingkungan / green economy, disadari bahwa “Cost of Inaction > Cost of Action”
Kebutuhan pembiayaan SD terbesar di sektor Infrastruktur. Private Financing perlu lebih didorong (leveraging)
Mapping current flows and emerging trends. Global saving cukup, namun tidak untuk SDG (menurut UN Task Team Report, Global Saving saat ini mencapai USD 18 trillion per tahun)
Perlunya dukungan pemerintah untuk m engubah preferensi investor dari investasi jangka pendek ke investasi jangka panjang
The impact of domestic and international environments. Domestic Resource Mobilisation (DRM) (seperti peningkatan pajak) pada negara-negara berkembang masih merupakan masalah yang berat.
Semakin tingginya tuntutan untuk better country targetting untuk pemanfaatan ODA.
Rendahnya efisiensi public financing karena masalah alokatif dan distributif.
Sebagian besar aliran dana internasional terfokus pada beberapa negara emerging market
Krisis ekonomi global dan berkembangnya isu lain, selain MDG, menurunkan aliran dana publik untuk pembanguan kebutuhan dasar negara berkembang
17
Financing Flows for SDG
Sumber : Finance for the Transition to a Green Economy in the Context of Sustainable Development and Poverty Eradication, Rio+2- 2012 Issues Brief, UNCSD Secretariat
18
LINGKUP PEMBAHASAN FINANCING FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT CLUSTER-2 National Public Financing Sources.
International Public Financing Sources.
Potensi Domestic Resource Mobilisation (Pajak, dll)
Mengkaji potensi ODA, SWF dan MDB’s instruments.
Alternatif pembiayaan melalui perbankan dan pasar modal. Potensi pembiayaan Government Bond dan Local Government Bond
National and International Private Financing Sources.
Blending Public and Private Financing Sources.
Identifikasi karateristik domain iklim bisnis
Mengkaji praktikpraktik blending financing yang sukses maupun yang gagal.
Mengkaji peningkatan FDI dan perdagangan internasional
Mengkaji potensi South-South and Triangular Cooperation
Upaya perbaikan data dan informasi mengenai potensi sektor swasta
Relationship between different Financing Sources.
Opsi-opsi peningkatan efektivitas dan efisiensi berbagai sumber, saluran dan instrumen pendanaan
Mengkaji fasilitasi sharing experiences yang dibutuhkan.
19
KEMITRAAN GLOBAL UNTUK MENCAPAI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
20
Perubahan Paradigma AID EFFECTIVENESS
PARIS DECLARATION (2005)
Ownership Harmonisation Allignment Results Mutual accountability
DEVELOPMENT EFFECTIVENESS
BUSAN OUTCOME DOCUMENT (2011)
Role of MICs Knowledge Sharing South-South and Triangular Cooperation Financing: Domestic Resource Mobilization Private Sector
21
Addis Ababa Financing for Development Meeting • Akan diselenggarakan di Addis Ababa, Ethiopia, tanggal 13-16 Juli 2015. • Diharapkan dapat menghasilan dokumen kesepakatan untuk mendukung implementasi agenda pembangunan pasca 2015. • Beberapa isu utama yang akan dibahas: - Assessment atas implementasi Monterrey Consensus dan Doha Declaration, serta mengidentifikasi tantangan dan hambatan. - Membahas isu-isu baru yang sedang berkembang di tingkat multilateral terkait kerjasama pembangunan internasional: landscape kerjasama pembangunan, keterkaitan sumber-sumber pembiayaan pembangunan, sinergitas financing objectives atas ketiga dimensi pembangunan, dan kebutuhan lainnya untuk mendukung agenda pembangunan pasca 2015. • menghidupkan kembali dan memperkuat tindak lanjut pendanaan untuk pembangunan. 22
Perbedaan Pertemuan FfD di Monterrey dan Addis Ababa Monterrey
Addis Ababa
Agenda Pembangunan MDGs telah disepakati
Agenda Pembangunan Pasca 2015 belum diadopsi
G to G
Melibatkan stakeholders yang lebih luas
Dilatarbelakangi optimisme umum ekonomi global dan keinginan untuk mengintensifkan kerjasama int/l
Dilatarbelakangi oleh dinamika politik dan ekonomi global yang lebih kompleks dan tantangantantangan baru pembangunan.
23
The Way Forward
24
Global partnership: • Bersifat terbuka, transparan dan inklusif • Harus memperhatikan kondisi pembangunan dan kemampuan masing-masing negara. • promote coherence, coordination and joint efforts at global, regional, national and sub-national levels. Means of Implementation: • harus mencakup financing, technology transfer dan capacity building. • bersifat baru, adequate, predictable dan berkelanjutan. 25
CATATAN DAN REKOMENDASI 1. Dinamika global semakin kompleks: perlu meningkatkan sumber pendanaan secara global dan meningkatkan efektivitas serta sinergi penggunaan dana (penyaluran, instrumen dan prioritas sektor.) 2. Tuntutan pemenuhan komitmen ODA negara-negara maju (0,7% GNI) sesuai Monterrey Consensus, dan kewajiban global lain (i.e. pendanaan perubahan iklim, komitmen dalam perundingan WTO, dan sebagainya) 3. Peningkatan potensi pendanaan melalui South-South and Triangular Cooperation. 4. Perlunya kebutuhan pendanaan indikatif (public dan private) dan estimasi kebutuhan pendanaan internasional (ODA dan climate finance). 5. Mengadopsi standar yang jelas bagi domestic resource mobilization
26
CATATAN DAN REKOMENDASI 6. Reformasi peraturan internasional dan transparansi untuk mendukung domestic resource mobilization (i.e. Fair transfer pricing regimes dan taxation of multinational companies) 7. Public-private investment partnerships 8. Sumber pendanaan potensial lainnya: remittance, curbing illicit financial flows
27
TERIMA KASIH
28