Kerjasama (bantuan) Internasional Pengembangan Energi Terbarukan Berbasis Biomasa Di Indonesia: Memasuki Era EBT untuk Kedaulatan Energi Nasional Kadin, Jakarta 14 Juli 2011
Disiapkan oleh: Nasrullah (Eriell) Salim, Koordinator Nasional - EEP Indonesia
[email protected] atau
[email protected]
1
TOPIK BAHASAN Isu energi global dan nasional Program kemitraan energi dan lingkungan dengan
Indonesia (EEP Indonesia) Bantuan luar negeri dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia
2
Bagian 1: Isu energi global dan nasional
3
Masalah energi:
Di Dunia: (ke-3) Kurang akses dalam mendapatkan energi komersial
Tingkat kematian yg tinggi karena pemakaian energi yang tidak sehat
4
1,5 milyar penduduk masih belum mendapat listrik ; WEO 2009 2,5 milyar penduduk masih bergantung pada biomasa (masak dan pemanasan) ; WEO 2006-2007
2,5 juta ibu dan anak meninggal karena indoor air pollution.
Kurang akses energi = kemiskinan.
Global energy poverty 1.5 billion people worldwide lack access to electricity, 809 million in Asia
5
5
Source: World Energy Outlook 2009
Kebergantungan ‘amat sangat’ pada biomasa untuk memeasak dan pemanasan 2.5 milyar penduduk dunia bergantung pada biomasa tradisional untuk memasak dan pemanasan, dimana sekitar 2/3 berada di Asia 2004
2015
2030
India
668
632
472
China
480
453
394
Indonesia
156
171
180
Rest of Asia
489
521
561
All Developing Asia
1.793
1.777
1.607
(in millions) (in millions) Source: World Energy Outlook 2006, World Energy Outlook 2007 Source: World Energy Outlook 2006, World Energy Outlook 2007
6
Masalah keenergian di Indonesia •
•
•
Akses energi rendah: –
67% rakyat Indonesia masih belum terlistriki (PLN 2010)
–
74% rakyat masih belum memiliki akses mendapatkan energi (World Energy Outlook)
Sumberdaya energi fosil terbatas –
Kelangkaan BBM sering terjadi
–
Kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional masih rendah
Polusi udara dalam ruang akibat pemakaian bahan bakar yang tidak sehat: –
•
7
Menyebabkan tingkat kematian yang tinggi sekitar 2.5 juta ibu dan anak di dunia ketiga meninggal setiap tahun, WHO
Paradox of plenty (TIKUS MATI DI LUMBUNG PADI) –
Menciptakan perbedaan disparitas ekonomi antara daerah kaya sumberdaya energi tapi miskin secara ekonomi dan sebaliknya.
–
Menciptakan jurang kecemburuan sosial antara daerah maju dan daerah tertinggal; antara Jawa dan Luar Jawa; antara perkotaan dan perdesaan
Bagian 2: Program kemitraan energi dan
lingkungan dengan Indonesia (EEP Indonesia)
8
Energy and Environment Partnership with Indonesia • Didanai oleh Kementrian Luar Negeri Finlandia (the Ministry for Foreign Affairs of Finland) • Implementasi bekerjasama dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) • Target provinsi: Riau dan Kalteng • Dimulai: 28 Maret 2011 • Waktu kegiatan: 3 years (2011 – 2114) • Fasilitator: FCG Finnish Consulting Group - IBEKA
9
Tujuan EEP Indonesia – Untuk meningkatkan akses pada energi terbarukan berkelanjutan dan mengurangi pertumbuhan emisi gas rumah kaca (GRK) di provinsi terpilih dalam program EEP Indonesia (Riau dan Kalimantan Tengah) – Untuk menjawab berbagai isu-isu dan kendala-kendala yang merintangi pencapaian pembangunan sosio-ekonomi dengan fokus pada penggunaan sumber energi tradisional secara efisien dan mempromosikan teknologi bersih dan energi terbarukan serta model pengembangan usaha inovatif untuk menyediakan layanan energi. 10
Fokus teknologi: • Biomass, biofuels, biogas • Energy Efficiency/Conservation • Geothermal • Hydro power • Solar • Waste-to-Energy • Wind 2 tahun pertama ditekankan pada pemanfaatan dan produksi biomasa untuk energi 11
Pendekatan dasar • Kriteria seleksi harus jelas; pendanaan proyek dibutuhkan termasuk untuk kebutuhan peningkatan kapasitas dan membantu monev (monitoring dan evaluasi) • Fokus utama untuk keberlanjutan (ekonomi, sosial dan ekologi) • Rasa kepemilikan akan lebih ditekankan untuk mencapai hasil berkelanjutan (termasuk partisipasi di tingkat provinsi, kabupaten, komunitas dan swasta) • 2 tahun pertama ditekankan pada pemanfaatan dan produksi biomasa untuk energi terbarukan lainnya tetap akan dipertimbangkan • Berhubungan dengan kegiatan EEP lainnya (e.g. EEP Mekong) & komunikasi terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan 12
Tantangan dan strategis penting • Kisah sukses akan digunakan untuk mempromosikan energi terbarukan • Public- Private partnerships: fasilitasi proses kerjasama • Kemungkinan pendanaan inovatif dan mendorong lembaga pendanaan lokal untuk terlibat mendanai energi terbarukan • Berkolaborasi dengan program pemerintah (seperti DME, PNPM), lembaga donor, sektor swasta, LSM • Pembelajaran sistimatis dan terdesiminasi, sukses dan gagal berkontribusi pada pengembangan sektor energi terbarukan di Indonesia 13
Tantangan dan strategis penting • Integrasi program dengan CDM & Perubahan iklim • Kapasital lokal sangat terbatas dalam Energi Terbarukan – membutuhkan koordinasi, berfikir maju dan peningkatan kapasitas • Mempertimbangakan pengurangan kemiskinan dan menambah penghasilan rumah tangga • Pendekatan sensitif-budaya dan kearifan lokal (local wisdom) akan menggunakan parisipasi, kontribusi dan peningkatan kapasitas • Menekankan visi/pemikiran maju untuk menggunakan energi terbarukan bagi kegiatan produktif kesejahteraan, tujuan nasional dan target pembangunan milenium
14
Mekanisme pendanaan • Kontribusi EEP Indonesia ditujukan membantu pendanaan para pelamar sebagai hibah • Dana pendamping (co-funding) pengembang proyek akan berdampak secara positif dalam penyetujuan proposal proyek • Kontribusi EEP maksimum 200.000 Euro, tergantung jenis proyek
15
Syarat pelamar Pelamar: • LSM • Perusahaan swasta • Institusi publik • Institusi pendidikan dan lembaga penelitian • Termasuk perusahaan/ organisani asing (internasional) dan bekerjasama dengan rekanan Indonesia
16
Jenis kegiatan proyek: • (Pra-) studi kelayakan • Kajian strategis • Proyek percontohan dan demonstrasi
Bagian 3: Bantuan luar negeri dalam pengembangan energi terbarukan menuju kedaulatan energi di Indonesia
17
Tujuan bantuan LN • Optimalisasi pemanfaatan ET • Show case success story • Seed money menarik investor lain, utamanya dalam negeri agar terlibat aktif dalam pengembangan ET • Sarana untuk alih teknologi kasus pengembangan PLTMH
18
Kedaulatan energi • Kedaulatan = kemandirian – Kondisi di mana dalam memenuhi kebutuhan energi dapat dilakukan secara mandiri, lepas dari bantuan dan kendali negara lain.
• Kapan kedaulatan energi dapat diwujudkan?
19
Jawabannya? • Ada pada kita – Apakah mau berpangku tangan saja? – Menjadi penonton di negeri sendiri – Memanfaatkan peluang dari proses belajar bantuan LN dalam pengembangan ET
20
Kemandirian Energi melalui penyediaan energi yang maksimal bagi masyarakat desa: konsep DME Energi
• Akses • Keterbatasan sumberdaya energi fosil • Pengembangan energi terbarukan
• Disparitas pendapatan kota-desa • Kemiskinan Ekonomi dan sosial • Pengangguran • Penggunaan energi fosil yang dominan Lingkungan • Dampak lingkungan terhadap kaum rentan (desa)
DME
21
BOTTOM UP approach • STAKEHOLDER • PRA, Participatory Rural Appraisal • Responsif Gender
Community based energy renewable energy program
Terimakasih!
22
Info lebih lanjut silakan menghubungi Nasrullah (Eriell) Salim Koordinator Nasional EEP Indonesia
[email protected];
[email protected]
Atau kunjungi website kami www.eepindonesia.org 23