KERANGKA PEMIKIRAN Penderita ketergantungan terhadap NAZA sangat sulit untuk pulih secara normal seperti keadaan semula, walaupun secara fisik daapat dilakukan pengobatan. Pergaulan bebas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan pemakain NAZA. Sedangkan pergaulan bebas tidak selalu terkontrol oleh orang tua, oleh karena itu lemahnya kontrol orang tua terhadap anaknya, juga merupakan faktor yang mempengaruhi NAZA. Faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya pengguna NAZA adalah perdagangan bebas NAZA di Indonesia baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang dari luar negeri, lemahnya hukum peradilan, dan tidak adanya tindakan hukuman yang memberatkan bagi pengedar dan pengguna NAZA. Kalaupun ada, dalam prakteknya masih lemah. Hawari (2000) menyatakan bahwa angka resmi penyalahgunaan NAZA sebesar 0,065% dari jumlah penduduk kurang lebih 200 juta jiwa atau sama dengan 130.000 orang. Indikator yang dialternatifkan mempunyai pengaruh terhadap pasien adalah kemampuan pribadi dalam beraktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi dalam penelitian ini seperti kemauan mengikuti pembinaan rohani, kemauan mengikuti pembinaan jasmani, intensitas komunikasi dengan orang tua, serta kemauan mengikuti kegiatan komunikasi kelompok yang diselenggarakan di Rumwattik Pamardisiwi. Rehabilitasi untuk anak-anak penderita ketergantungan NAZA seperti Rumah Perawatan Ketergantungan Narkotik (Rumwattik) "Pamardisiwi", yang telah berdiri sejak tahun 1974 merupakan salah satu tempat untuk rehabilitas bagi anak-anak penderita NAZA. Rumah Perawatan Ketergantungan Narkoba "Pamardisiwi" ini telah berhasil menyembuhkan banyak penderita ketergantungan NAZA. Pasien yang dirawat di
Rumwattik Pamardisiwi untuk saat ini berjumlah 60 orang yang terdiri dari 56 orang laki-laki dan 4 orang wanita. Alur pelayanan terapi dan rehabilitasi korban penyalahgunaan Narkoba Rumwattik Pa~nardisiwi (gambar 1):
Penyalah gunaan
1. Keluarga 2. Polisi
F[
s
1
fl
1
Diagnosis 1. Rik Fisik 2. Radiologis 3' babKlinis b. Narkoba
1
Medis 1. Eniergensi 2. Non Emergensi
Spesimen
/ ~ aDetox Pid
Rehab Sosial MENT Rehab
II
I
I Detoxifikasi
4
I
~ ~ ~ ~ T e n c i ~ I
\-,
I
NonRapid Detox (1 0 hari)
144
u
Gambar 1. Proses Rehabilitasi Pemulihan Ketergantungan Narkotika
Pemulilian bagi penderita sangat ditentukan oleh niotivasi penderita untuk pulili atau tidak. Motivasi pasien merupakan
ukuran reaksi terhadap keinginan untuk
pemulihan dari ketergantungan NAZA dimana ada dua ukuran motivasi pada pasien,
yaitu motivasi pasien tinggi, dan inotivasi pasien rendah untuk pulih dari ketergantungan NAZA. Motivasi pasien untuk pulih dari ketergantungan NAZA dapat dilihat dari pengelompokan usia pasien. Pengelompokkan usia penderita ketergantungan NAZA di Ruinwattik Pamardisiwi terdiri dari keloinpok usia inuda yang berusia dibawah 2 1 tahun dan usia pasien dewasa yang berusia diatas 2 1 tahun. Adapun faktor-faktor motivasi untuk pemulihan dari ketergantungan NAZA dikarenakan keinginan pasien untuk meneruskan sekolah, keinginan pasien untuk berkeluarga, keinginan pasien untuk hidup normal, kondisi lingkungan, status orang tua, dorongan keluarga dm nasehat-nasehat dari dokter. Oleh karena itu kerangka pemikiran penelitian ini ingin mengetahui hubungan karakteristik individu dm aktivitas komunikasi penderita ketergantungan NAZA di Rurnwattik Pamardisiwi dengan pengelompokkan usia pasien terhadap motivasi untukpemulihan . (gambar 2) :
Karakteristik Individu
-------------------------------
- Pendidikan - Status Sekolah
J
- Lama menjadi Pasien
- Pekerjaan orang tua
-
Aktivitas Komunikasi
Pengelompok kan Usia Pasien - Usia Muda - Usia Dewasa
Faktor-faktor Motivasi untuk Pemulihan - Keinginan meneruskan sekolah - Keinginan berkeluarga - Keinginan untuk hidup normal - Kondisi lingkungan - Status orang tua - Dorongan keluarga - Nasehat dokter
-----------------
-
Frekwensi mengikuti pembinaan rohani - Frekwensi mengikuti pembinaan jasmani - Intensitas komunikasi dengan orang tua - Partisipasi dalam komunikasi kelompok
L
Gambar 2. Hubungan karakteristik individu dan aktivitas komunikasi penderita Ketergantungan NAZA dengan pengelompokan usia pasien terhadap faktor-faktor motivasi untuk pemulihan.
HIPOTESA
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesa penelitian adalah : 1. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik individu penderita ketergantungan NAZA di Rumwattik Pamardisiwi dengan pengelompokkan usia pasien terhadap
faktor-faktor motivasi untuk pemulihan. 2. Diduga terdapat hubungan antara aktivitas komunikasi penderita ketergantungan NAZA di Rumwattik Pamardisiwi dengan pengelompokkan usia pasien terhadap
faktor-faktor motivasi untuk pemulihan.
3. Diduga terdapat hubungan antara pengelompokkan usia pasien dengan faktorfaktor motivasi untuk pemulihan.