KERANGKA PEMBINAAN KONSTRUKSI Disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Dalam Rangka Workshop Continuing Professional Development/Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD) Ahli Bangunan Gedung dan Ahli Manajemen Proyek
Jakarta, 6 Oktober 2016
OUTLINE PEMBAHASAN 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1
POTENSI DAN PERMASALAHAN SEKTOR JASA KONSTRUKSI NASIONAL
2
STRATEGI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN YANG BERDAYA SAING
3
PERAN KEMENTERIAN PUPR DALAM MENGHADAPI MEA
2
1
POTENSI DAN PERMASALAHAN SEKTOR JASA KONSTRUKSI NASIONAL
SISTEM INPUT, PROSES DAN OUTPUT KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
INPUT ≈ RANTAI PASOK
PROSES ≈ BUJK
Feedback
MATERIAL
Feedback BUJK ASING
MESIN/PERALATAN SDM TEKNOLOGI
• Produk Dalam Negeri • Produk Luar Negeri • Tenaga Kerja Nasional – Tenaga Kerja Asing • Kompeten – Tidak Kompeten • Bersertifikat – Tidak Bersertifikat • Teknologi Maju – Teknologi Standar
OUTPUT ≈ INFRASTRUKTUR
BUJK NASIONAL
• Persaingan antar kontraktor/konsultan nasional, • Persaingan antar kontraktor/konsultan lokal • Persaingan antara kontraktor/konsultan lokal dengan nasional • Persaingan antara kontraktor/konsultan nasional dengan asing Kontraktor Nasional…..., Konsultan Nasional...... Kontraktor Asing......, Konsultan Nasional.......
PUBLIK Swasta KPBU • Waktu • Biaya • Kualitas • Keamanan • Lingkungan Nilai Investasi Infrastruktur Nasional ….....Trilyun
4
GAMBARAN INDONESIA: NEGARA KEPULAUAN TERBESAR 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
255 JUTA PENDUDUK (TERBESAR KE-4 DI DUNIA) USIA PRODUKTIF ANGKATAN KERJA (2015)
PDB (2013)
120,8 JUTA
TOTAL LUAS
5,020,606 km2
US$ $ 868.34 Bi PDB PERKAPITA (2013)
US$ 3,510 PRIORITAS
UUD 45 : KEWAJIBAN NEGARA MENSEJAHTERAKAN RAKYATNYA
Berbagai Sumber
PEMBANGUNAN Melalui
Infrastruktur,
perumahan , pertambangan & energi 5
LINGKUNGAN STRATEGIS INDUSTRI KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PASAR TERBESAR NO 1 DI ASEAN INDEKS DAYA SAING GLOBAL INDONESIA (GCI)
CHINA
$1,78 Ti.
Tahun
Ranking
KOREA
2010 – 2011
44
$154 Bi.
2011 – 2012
46
2012 - 2013
50
2013 - 2014
38
2014 - 2015
34
2015 - 2016
37
JEPANG
$742 Bi.
HONGKONG
PAKISTAN BANGLADES
$8,4 Bi.
$24 Bi.
INDIA
$427 Bi.
THAILAND
$3 Bi.
$17 Bi.
MALAYSIA
VIETNAM
$32 Bi.
$16 Bi.
TAIWAN
$42 Bi. FILIPHINA
$26 Bi.
SINGAPURA
$24 Bi. MULTIPLIER EFFECT 1,81,9X
INDONESIA
267 Bi.
$
Perlu PERAN AKTIF Pembinaan Konstruksi untuk MenSINERGIkan Kekuatan Nasional untuk Mempertahankan Pasar Nasional dan Merebut Pasar Konstruksi Regional
6
PERAN SEKTOR KONSTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Forward Linkage (Industri Hilir)
Backward Linkage (Industri Hulu)
SEWA ALAT BERAT
JASA ANGKUTAN JALAN RAYA
LISTRIK
PENGARUH TIDAK LANGSUNG
PENAMBANGAN BATU KAPUR
SEKTOR KONSTRUKSI
PENTING
JASA PERDAGAANGAN
BBM
PENGARUH LANGSUNG ASPAL
JASA REAL ESTATE
PEKERJAAN SEKTOR KONSTRUKSI
MENDUKUNG
PENGARUH TIDAK LANGSUNG
PENGARUH LANGSUNG
PERKEMBANGAN EKONOMI NASIONAL
JASA PERHOTELAN
SEMEN
JASA PARIWISATA
JASA KESEHATAN PENAMBANGAN BIJI BESI
BAJA TULANGAN
JASA BANK
JASA PERSEORANGAN
JASA PENDIDIKAN
Derajat Kepekaan (Industri Hilir)
Daya Penyebaran (Industri Hulu)
HUBUNGAN KETERKAITAN ANTARA SEKTOR KONSTRUKSI DENGAN SEKTOR EKONOMI LAINNYANYA
Contoh Multipliers Effect di Inggris
£1
INVESTASI KONSTRUKSI
>
£1
DAMPAK LANGSUNG
+
£1,09
DAMPAK TIDAK LANGSUNG
+
£0,75
DAMPAK AKIBAT LAINNYA
=
£2,84
TOTAL PERPUTARAN AKTIVITAS EKONOMI
7
TINGKAT KESEJAHTERAAN NEGARA – NEGARA BERPENDAPATAN MENENGAH DAN RENDAH 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
INDONESIA
Sumber : EUI (2009)-Indonesia President Visit-Michael E. Porter 2009
Indonesia berada di kelompok negara berpendapatan menengah tapi bawah. Melihat gambar ini yang dapat menjadi pesaing tenaga kerja Indonesia antara lain India, Filiphina, Vietnam, Bangladesh dan kemungkinan China karena membawa investasi.
8
ISU STRATEGIS PEMBINAAN KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KELEMAHAN PENGUASAAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DAMPAK MENINGKATNYA NILAI KAPITALISASI SEKTOR KONTRUKSI KETIDAKMAPANAN KELEMBAGAAN KONSTRUKSI
MASIH TERBATASNYA INFRASTRUTKUR PENUNJANG INVESTASI
MASIH LEMAHNYA SDM APARATUR LEMBAGA MASYARAKAT KONSTRUKSI
TERBATASNYA DAYA SAING, PRODUKTIFITAS, EFISIENSI, KREATIFITAS DAN INOVASI SEKTOR KONSTRUKSI TERFRAGMENTAS INYA KEGIATAN SEKTOR KONSTRUKSI (RANTAI PASOK DAN SIKLUS PROYEK)
MASIH RENDAHNYA MUTU KONSTRUKSI
KEGAGALAN & KECELAKAAN KONSTRUKSI
KETERBATASAN KOMPETENSI SDM KONSTRUKSI
Sumber : Permen PUPR No. 13.1/PRT/M/2015 tentang Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015 – 2019 – 8 April 2015
PENYELENGGAR AAN PROYEK KONSTRUKSI BELUM EFISIEN DAN EFEKTIF
RENDAHNYA DAYA SAING BUJK NASIONAL
GOOD CONSTRUCTION GOVERNANCE BELUM TERWUJUD
9
NEGARA BESAR ‘MISKIN’ INSINYUR: JUMLAH INSINYUR INDONESIA TERENDAH DI ASEAN 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Sudah Siapkah Kita? Perbandingan Kuantitas SDM Insinyur ASEAN dan Asia Jumlah Insinyur Profesional
3,490
11,170
23,000
14,250
9,000
n/a
50
28,235 KORSEL
3.375
Jumlah Total Insinyur
25,310
8.917
Jumlah Insinyur Per Satu Juta Penduduk
4.121
5.170
3.844
3.038
Singapore
Malaysia
Thailand
Philippines
Indonesia
Vietnam
Myanmar
150,000
100,000
276,000
500,000
750,000
800,000
205,000
CINA 5,730
Perbandingan dengan Negara Maju
SUMBER: Persatuan Insinyur Indonesia, AFEO 10
GAMBARAN KURANGNYA TENAGA INSINYUR:
PERKIRAAN DEFISIT 120,000 ORANG DI LIMA TAHUN MENDATANG 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Ketimpangan jumlah insinyur di Indonesia 2015 - 2019
SUMBER: Buku Putih PII, DIKTI, Project Management Institute
11
GAMBARAN LINGKUNGAN BERBISNIS DI INDONESIA HAL KRITIS YANG MENJADI KEKUATAN DAN KELEMAHAN 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEKUATAN
KELEMAHAN
•
•
•
• •
•
Tersedianya jumlah tenaga kerja yang memiliki keterampilan Reformasi peraturan dan kebijakan yang menjanjikan terkait dengan kemudahan bisnis (Top Asian reformer in 2010 World Bank Doing Business Ranking) Sistem keuangan yang kuat Terbukanya peluang ekonomi dalam pengembangan perdagangan dan investasi (New investment law passed in 2007) Munculnya beragam kelompok potensial terutama dalam sektor sumber daya alam
• • • • • • • • • •
Lemahnya infrastruktur logistik dan komunikasi Terpatasnya pasokan listrik Pasar tenaga kerja yang kaku Peraturan dan tata cara yang cenderung rumit Terbatasnya kedalaman sistem keuangan Lemahnya kualitas pendidikan Sistem peraturan yang tidak pasti terhadap investor terutama dalam lingkup provinsi Dominasi kelompok bisnis dan perusahaan milik negara (BUMN) Lemahnya kolaborasi dan pengembangan Adanya gap kompetensi Lemahnya sistem teknologi 12
2
STRATEGI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN YANG BERDAYA SAING
VISI MISI PEMBINAAN KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
VISI 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia 2. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Di Pasar Internasional 3. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakkan Sektorsektor Strategis Ekonomi Domestik (NAWA CITA PRESIDEN RI BUTIR 5,6 DAN 7)
MISI
1. Meningkatkan kapitalisasi konstruksi oleh badan usaha nasional. 2. Meningkatkan persentase BUJK yang berkualifikasi besar. 3. Meningkatkan budaya penerapan manajemen mutu, SMK3, tertib penyelenggaraan, dan konstruksi berkelanjutan. 4. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja konstruksi dan partisipasi masyarakat. 5. Meningkatkan nilai tambah produk konstruksi unggulan. Pengembangan Konstruksi Nasional Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi Pembinaan Produktivitas Badan Usaha dan Sumber Daya Konstruksi Pemberdayaan Tenaga Kerja Konstruksi dan Masyarakat
IklimUsaha Tertib dan Mutu Produk Unggulan Kompetensi dan kesadaran masyarakat
UUJK 18/99 1. Iklim Pengusahaan 2. Tertib Penyelenggaraan 3. Partisipasi Masyarakat RPJMN/RENSTRA 2015-2019 1. Tertib Penyelenggaraan 2. Pengunaan Dan Nilai Tambah DN 3. Produktivitas BU & TK 4. Volume Pengusahaan 5. Penguasaan Pasar/ Kemandirian KEBUTUHAN STAKEHOLDER ISU REGIONAL & INTERNASIONAL DAN DAYA SAING REFORMASI BIROKRASI Ketahanan Masyarakat Konstruksi (Mandiri, Berdaulat Daya Saing, Nilai Tambah)
14
PENYELENGGARAAN PEMBINAAN 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SASARAN PEMBINAAN PENYEDIA PENGGUNA MASYARAKAT
PP 30/2000
PENYELENGGARAAN PEMBINAAN
PENGATURAN kebijakan nasional pengembangan dan pengaturan, peraturan perundang-undangan
PEMBERDAYAAN
PENGAWASAN
pengembangan SDM, pengembangan usaha dan tertib usaha, tertib penyelenggaraan, tertib kemitraan, dukungan lembaga keuangan untuk pemanfaatan prioritas-pelayanan-kemudahan dan akses memperoleh pendanaan, dukungan lembaga pertanggungan untuk prioritas-pelayanan-kemudahan dan akses dalam perolehan jaminan pertanggungan risiko, peningkatan kemampuan teknologi, sistem informasi, litbang teknologi 15
STRATEGI PEMBINAAN KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Manajemen lapangan: mengatasi ketimpangan kompetensi dan perlindungan tenaga kerja.
Manajemen proyek:
peningkatan jaminan kualitas dan produktivitas kontraktor, subkontraktor, vendor, dan supplier.
Manajemen usaha:
memperbaiki struktur komposisi usaha kontraktor besar-kecil, generalis-spesialis, dan meningkatkan bentuk kerja sama dan kemitraan yang saling menguntungkan.
Manajemen industri:
mengoptimalkan dukungan kelembagaan, pembinaan, dan pengembangan. Memperkuat rantai pasok, dan mengurangi distorsi pada pengadaan dan kontrak konstruksi pemerintah. 16
FIVE FORCES MODEL DALAM PERSAINGAN INDUSTRI KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Barrier to Entry dalam Industri Konstruksi cukup tinggi terutama untuk pelaku baru. Keberadaan asosiasi cenderung membentuk kartel
Ketergantungan terhadap supplier tinggi. Diperlukan adanya penguatan rantai pasok. Sejauh ini beberapa mekanisme dilakukan oleh pelaku pasar: BUJK Besarkontrak jangka panjang, aliansi BUJK Kecilmasih cenderung tanpa kontrak, informal, Economic of Scale
Tidak ada substitusi
Barrier to Entry
Tekanan Tinggi dengan posisi yang tidak setara, dengan kecenderungan posisi BUJK di bawah pengguna jasa. Kontrak dokumen dan model kerjasama masih belum merefleksikan manajemen modern
Tinggi, Kecenderungan adanya kartel Masuknya BUJK Asing dengan modal kuat dan penguasaan teknologi tinggi Proses pengadaan yang lebih menitik beratkan administrasi Kompetisi didominasi “COST LEADERSHIP” dan masih sedikit sekali dengan “DIFFERENTIATION”
PENGUATAN KELEMBAGAAN 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Organisasi MELALUI
Norma
1) manajemen knowledge, 2) manajemen aset, dan 3) manajemen sumber daya manusia (instruktur, asesor, EO)
Sumber Daya
18
3
PERAN KEMENTERIAN PUPR DALAM MENGHADAPI MEA
PROSES BISNIS PEMBINAAN KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
5 direktorat
Kampanye Publik dan Distant Learning 35 prov
200 mitra strategis Strategi 1. Kerja sama pemberdayaan 2. Push and pull 3. Hukum Pareto
150 ribu tenaga inti
20
DUKUNGAN REGULASI DALAM RANGKA MENGHADAPI MEA 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Peraturan Menteri PU 10/2014: “Untuk pekerjaan konsultansi, kerja sama operasi antara BUJKA dengan BUJK Nasional dilakukan dengan persyaratan: 1. seluruh pekerjaan perencanaan teknis dilakukan di dalam negeri; dan 2. paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari nilai pekerjaan perencanaan konstruksi dikerjakan oleh BUJK. PERMEN PU 08/2011: 1. Mendorong Agar Usaha Jasa Konsultan Nasional Memiliki Spesialisasi Melalui Persyaratan Penanggung Jawab Subklasifikasi Adalah Tenaga Ahli Tetap Dengan Bidang Keahlian Yang Sesuai 2. Penyelarasan subklasifikasi dengan standar internasional (CPC) 3. Penambahan Subklasifikasi Usaha Jasa Enjiniring Terpadu untuk kualifikasi besar dan pekerjaan kompleks, berisiko tinggi, berteknologi tinggi dan berbiaya besar.(rencana revisi PERMEN OU 08/2011 SE Menteri PU Nomor : 03/SE/M/2013 : Billing Rate Maksimal tenaga ahli konstruksi PERMEN PU 14/2013: Pekerjaan konsultansi di bawah Rp 750 juta diperuntukkan bagi usaha kecil UU KEINSINYURAN: 1. memberikan jaminan bagi praktik keinsinyuran yang berazaskan profesionalisme dan bertanggung jawab serta meningkatkan daya saing insinyur Indonesia. 2. Meningkatkan jumlah Insinyur Indonesia 21
SAPTA AGENDA PEMBERDAYAAN SDM BIDANG JASA KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1 3 5 7
Penciptaan Instruktur, Asesor, Mandor Jakons yang Kompeten
Harmonisasi dan Standardisasi USTK LPJK – LSP BNSP Program Pelatihan Mandiri/Plasma
Perluasan Program Pembinaan Jasa Konstruksi Provinsi
Penyusunan dan Pemberlakukan Skema Sertifikasi Dunia Pendidikan (Link and Match)
2
Perluasan & Percepatan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Terampil On Site Project
4
Perluasan Penggunaan Persyaratan SKTK di Proyek Strategis Nasional
6 22
PRINSIP SDM/TENAGA AHLI KONSTRUKSI 2016
DALAM PELAKSANAAN CPD DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Lingkungan Profesi
Jasa Konstruksi
SDM/ TENAGA AHLI KONSTRUKSI* TANGGUNG JAWAB SOSIALI
* Termasuk instruktur dan assesor
Masyarakat 23
PERAN ASOSIASI DALAM CPD (SESUAI UU 11/2014) 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PERGURUAN TINGGI
Sarjana Pendidikan Tinggi Teknik/Sains atau terapan bidang teknik
(bekerja sama dengan Kementerian, industri dan PII)
Lembaga Sertifikasi Profesi
Sertifikat Profesi Insinyur
Sertifikat Kompetensi Insinyur
Program Profesi Insinyur
UJI KOMPETENSI
PII
Surat Tanda Registrasi Insinyur
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD)
STANDAR
Dewan Insinyur Indonesia 24
MENJADI SPESIALIST 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
ASOSIASI DALAM PERANANNYA (PENINGKATAN KOMPETENSI, ETIKA PROFESI, PENGABDIAN) HARUS DPT MENGHASILKAN
Menjadi
SDM Tenaga Ahli Konstruksi : Ahli Pengkajian Dan Penguasaan Manajemen Konstruksi Baik Pada Tataran Mikro (Project/ Activity Level), Meso (Corporate), Dan Makro (Industry/ National Level) Produk Studi Konstruksi Adalah Position Paper, Working Paper Dan Policy Paper.
SPESIALIS PADA TATARAN
MIKRO (PROJECT/ ACTIVITY LEVEL), MESO (CORPORATE), DAN MAKRO (INDUSTRY/ NATIONAL LEVEL) 25
SPESIALIST 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
FINEST BUILT ENVIRONMENT HANDAL, KOKOH DAN DAYA SAING TINGGI PRODUCTIVITY
SAFETY
MicroEnvironment
QUALITY
MANAGEMENT
SECURITY
CONSTRUCTION
BUSINESS INVOVATION
CONSTRUCTION INDUSTRY STRUCTURE
DELIVERY SYSTEMS
MARKET ENTRY
Mesoenvironment
FINANCING
MARKET DEVELOPMENT
HUMAN DEVELOPMENT
ENVIRONMENTAL FEATURES
Macroenvironment
SOCIO-ECONOMIC EQUITY
INFORMATION SERVICES
CONSTRUCTION GOVERNANCE INSTITUTION , POLICY AND REGULATION
26
STRATEGI PEMBINAAN KONSTRUKSI 2016
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
K/L Terkait : Infrastruktur berkualitas, Penyedia Jasa Kompeten, SDM Proyek Kompeten
Asosiasi Profesi
Kewajiban Pengembangan Profesionalisme Anggota
PERAN PEMERINTAH adalah berupaya
Pemda Prov.Kab/Kota
Pelaksanaan UU 23/2014 : Pelatihan Ahli/Terampil dan Pemeliharaan SIPJAKI
mendekatkan buah tersebut
kepada masyarakat
Asosiasi BU Kewajiban Pengembangan Usaha Anggota
BUJK Besar
Lembaga Diklat
Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Diklat
Proyek Strategis
Fasilitasi Pendidikan Profesi Insinyur, Tenaga Terampil dan Pelatihan Mandiri
Pelaksanaan PSO Peningkatan Kompetensi dan Sertifikasi SDM Konstruksi
Supplier & Sub Kon.
Mensertifikasi Tenaga Teknisi dan Terampil
Masyarakat /LSM
Partisipasi dalam pengawasan penyelenggaraan konstruksi
Peningkatan Kelembagaan: 1. Organisasi 2. NSPK 3. Sumber Daya (Program, Instruktur/Assesor/Pe nyelenggara, Sapras, Informasi/Teknologi, dsb
27
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TERIMA KASIH
©2016