Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
KERAGAAN PRODUKSI PADI MELALUI DEMPLOT VARIETAS UNGGUL BARU DAN IMPLEMENTASI KOMPONEN PTT DI KABUPATEN PURBALINGGA Endang Iriani, Dwi Nugraheni, dan M. Eti Wulanjari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek Kotak Pos 101 Ungaran, Telp- 024 6924965 / Fax- 024 6924966
ABSTRAK Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penyangga pangan Nasional yang berada di posisi ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Barat. Salah satu kabupaten penyumbang beras nasional adalah Kabupaten Purbalingga, hal ini tidak lepas dari keberhasilan kegiatan SL-PTT yang telah dilakukan sejak tahun 2008. Dilaporkan bahwa Kabupaten Purbalingga surplus beras 41.850 ton per tahun. Sasaran luas panen padi tahun 2010 adalah 35.973 ha. Sasaran produksi padi tahun 2010 adalah 207.569 ton dengan sasaran produktivitas padi 5,740 t/ha. Pada tahun 2010 juga dilaksanakan program SL-PTT yang terdiri dari SL-PTT padi sawah Inbrida 320 unit, padi hibrida 100 unit dan kacang tanah 50 unit. Untuk mendukung kegiatan SL-PTT di Jawa Tengah, BPTPJateng melaksanakan pendampingan, salah satunya di Kabupaten Purbalingga. Salah satu bentuk pendampingannya adalah demplot varietas unggul baru dengan menerapkan komponen-komponen PTT. Tujuannya adalah untuk mensosialisasi VUB dengan penerapan teknologi PTT spesifik lokasi. Kegiatan dilakukan di kecamatan Bukateja, Kemangkon dan Bobotsari Kabupaten Purbalingga, dengan menerapkan teknologi sbb: Varietas yang diintroduksikan adalah Mekongga, Conde, Inpari-1, Inpari-2, Inpari-6 dan Inpari-8. Adapun komponen teknologi PTT yang diterapkan meliputi komponen dasarnya (VUB, Benih bermutu dan berlabel, seed treatment, penggunaan pupuk organik, pemupukan berimbang, Optimalisasi populasi dengan sistem tanam jajar legowo 2 : 1, Pengendalian OPT dengan prinsip PHT) dan didukung penerapan komponen penunjang antara lain pengolohan lahan, penanaman dengan umur semai < 21 hss, pengendalian gulma dengan gasrok. Hasil yang dicapai adalah rerata produktivitas demplot dari 5 varietas adalah 6,527 t/ha atau 113,71 % di atas hasil yang ditargetkan yaitu 5,740 t/ha dengan nilai R/C ratio > 1. Pada umumnya preferensi petani tehadap varietas unggul baru cukup baik. Berdasarkan ranking berturut-turut adalah Mekongga, Conde, Inpari 1, Inpari 6 dan diikuti Inpari 8. Respon petani terhadap komponen teknologi PTT pada pelaksanaan demplot cukup positif, tetapi jika tidak ada bantuan penerapan teknologi seperti pemupukan organik maupun NPK akan dilakukan bertahap. Respon petugas terhadap pendampingan BPTP 5 item dari 7 item yang dinilai, cukup baik yaitu pertemuan dengan tim teknis SL-PTT di tingkat Kabupaten, pertemuan penyamaan persepsi/pembekalan di tingkat Kecamatan; display Varietas Unggul Baru (VUB; Demplot PTT; nara sumber pada Pelatihan PL II, PL III dan pelatihan teknis tentang PTT. Sedang 2 item nilai agak kurang yaitu Membuat dan mendistribusikan media cetak maupun media elektronik/VCD tentang inovasi teknologi Kata kunci: padi, demplot, PTT.
PENDAHULUAN Mandat sektor pertanian sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung perkembangan sektor-sektor lainnya menghadapi tantangan yang semakin kompleks, di antaranya adalah dampak fenomena iklim, semakin
berkurangnya ketersediaan lahan produksi untuk tanaman pangan akibat alih fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi karena sumber-sumber air yang semakin berkurang serta laju pertumbuhan penduduk. Keadaan tersebut akan lebih diperburuk lagi dengan adanya penduduk miskin atau kantong kemiskinan di suatu wilayah. Namun demikian,
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
63
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
pemerintah bertekad untuk mewujudkan swasembada beras, jagung, kedelai dan kacang tanah berkelanjutan. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penyangga pangan Nasional yaitu berada di posisi ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Barat. Produktivitas padi, jagung dan kedelai di tingkat petani masih menunjukkan terjadi kesenjangan hasil yang cukup tinggi dibandingkan potensi yang dapat dicapai. Penyebabnya antara lain (i) penggunaan benih unggul varietas potensi tinggi masih rendah sekitar 53 %, (ii) penggunaan pupuk yang belum berimbang dan efisien, (iii) penggunaan pupuk organik belum populer, dan (iv) budidaya spesifik lokasi belum berkembang.
tahun 2009 dan 2010. Untuk SL-PTT terdiri dari SL-PTT Padi Sawah Inbrida 320 unit, Padi Hibrida 100 unit dan Kacang Tanah 50 unit. METODOLOGI Pelaksanaan SL-PTT : Sekolah Lapangan PTT adalah salah satu metode dalam transfer teknologi budidaya pertanian ke petani. SLPTT berfungsi sebagai pusat belajar dan pengambilan keputusan para petani/kelompoktani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya Persiapan Demplot
Strategi mensosialisasikan penerapan pendekatan PTT termasuk penerapan padi VUB adalah dengan pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu adalah suatu tempat pendidikan non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usahataninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
Kegiatan pendampingan SL-PTT padi di Kabupaten Purbalingga pada Tahun 2010 di antaranya melakukan Demplot VUB Padi di lokasi LL/SL-PTT sebanyak 3 unit yang ditempatkan di UPTD Bukateja, UPTD Kemangkon dan UPTD Bobotsari. Tahapan pelaksanaan Demplot yaitu:
Kabupaten Purbalingga termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian barat daya, tepatnya pada posisi 101O 11’ – 109o 35’ Bujur O O Timur dan 7 10’ – 7 29’ Lintang Selatan. Luas wilayah 77.764,122 ha atau 2,39 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah (3.234 ribu ha, terdiri dari 18 kecamatan (BPS Kabupaten Purbalingga dalam angka, 2010).
Penyusunan Teknologi dan kesepakatan penerapan Inovasi Teknologi kepada kelompok tani.
Kabupaten Purbalingga sebagai salah satu kabupaten penyumbang beras nasional tidak lepas dari keberhasilan kegiatan SL-PTT yang telah dilakukan sejak tahun 2008. Kabupaten Purbalingga surplus beras 41.850 ton per tahun. Sasaran luas panen padi tahun 2010 adalah 35.973 ha. Sasaran produksi padi tahun 2010 adalah 207.569 ton dan Sasaran produktivitas padi tahun 2010 adalah 57,70 kw/ha (Laporan Akhir SL-PTT Dispertanhut Kab. Purbalingga, 2009, Bahan Power Point PL III Kepala Dispertanhut Kabupaten Purbalingga Tahun 2010). Oleh karena itu program tersebut dilanjutkan pada
64
Sosialisasi di Tingkat UPTD
Tingkat
Kabupaten dan
Penetapan Lokasi yang strategis dan mudah dilihat oleh masyarakat umum di lokasi LL/SL-PTT. Pemahaman Masalah dan Peluang
Pertemuan Demplot Pengamatan data agronomis Panen dan Temu Lapang. Preferensi, Persepsi, dan Respon Pada akhir kegiatan pendampingan SLPTT yang dilakukan BPTP Jawa Tengah dilakukan evaluasi. Tujuan evaluasi untuk mendapatkan masukkan untuk perbaikkan dimasa yang akan datang. Evaluasi pendampingan SL-PTT di Kabupaten Purbalingga oleh 87 responden yang terdiri dari Ka Dispertanhut, BP4K/Bapeluh, Staf teknis Dispertanhut, dan PPL pendamping.
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani,, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Eksisting Kondisi Eksiting kegiatan SL PTT di Kabupaten Purbalingga pada umumnya dilakukan seperti yang tertera pada Tabel Lampiran 1. Dari Tabel Lampiran 1 tentang PMP dari 214 sampel menunjukkan bahwa: 1. Pola Tanam Setahun : padi-padi-bera paling banyak 40,7 % diikuti padi-padipadi 29,4%, padi-palawija-padi 16,4 % dan sisanya pola tanam yang lain.
kg/ha. SP-36, KCl dan ZA jarang digunakan, sedang pupuk NPK hanya sebagian kecil yang sesuai rekomendasi. 8. Pupuk organik: sebagian kecil telah menggunakan pupuk organik namun dosisnya msih kurang, sedang yang belum menggunakan pupuk organik sebanyak 67,3 %. 9. Hasil GKP/ha : relatif rendah yaitu 4 - 6 t/ha GKP 68,2 %, diatas 7 t/ha GKP 11,7 % yang lainnya dibawah 4 t/ha GKP. Berdasarka hasil ubinan SL-PTT Th 2010 hasil Non SL-PTT adalah 5,310 t/ha GKG. Demplot
2. Varietas yang masih banyak ditanam IR64 (38,8 %), Ciherang (23,8) sisanya Winngo, Cilamaya, Situbagendit, Cigeilis, Sintanur, dll (masing-masing >8 %). 3. Penggunaan Benih sesuai rekomendasi 25 kg/ha hanya 23,4 % sisanya pengguaan benihnya diatas 30 kg, bahkan penggunaan benih 60 kg/ha menempati rangking teratas yaitu 24,3 %. 4. Benih berlabel dan perlakuan benih penggunakan benih berlabel sekitar 50 % dan rata-rata telah menggunakan perlakuan benih (83,3 %). 5. Jumlah bibit/rumpun: penggunaan bibit 1 3 (43 %), 3 - 5 bibit 27 %), > 5 bibit 27,1 % 6. Jarak tanam : pada umumnya telah baik, yang menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm (56,1 %) 25 x 25 cm (15 %), sisanya bervariasi. Bahkan yang belum bengguakan jarak tanam hanya 2,8 %. 7. Penggunaan Pupuk : Urea umumnya mendekati kessuaian yaitu antara 200-300
Dari hasil pengambilan data PMP di tiga lokasi demplot diperoleh kesepakatan penerapan teknologi yang disajikan pada Tabel 1. Keragaan Hasil Keragaan agronomis dan hasil di 3 UPTD disajikan pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9. Hasil demplot VUB Padi di 3 UPTD secara umum hasilnya lebih baik jika dibanding dengan hasil Display, LL, maupun SL-PTT. Hal ini karena inovasi teknologi yang diterapkan benar-benar dikawal dengan baik. Hasil Demplot di UPTD Bukateja kecuali Conde (5,274 t/ha) hasilnya relatif sama berkisar antara 5,7 – 5,9 t/ha GKG. Demikian juga di UPTD Bukateja masing-masing varietas mempunyai kisaran hasil hampir sama yaitu antara 6,1-6,4 t/ha GKG. Sedang hasil Demplot di UPTD Bobotsari rata-rata hasilnya paling baik dengan kisaran hasil 6,5 – 9,0 t/ha GKG.. Dua varietas yang hasilnya baik yaitu Mekongga yang mampu menghasilkan 8,806 t/ha GKG dan Inpari 6 menghasilkan 9,013 (Tabel 1, 2 dan 3).
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
65
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Tabel 1. Kesepakatan penerapan teknologi yang diterapkan pada Demplot padi kegiatan SL-PTT Kabupaten Purbalingga pada MK 2010.
Lokasi Demplot UPTD Bukateja
UPTD Kemangkon
UPTD Bobotsari
Penerapan Teknologi
Varietas Pemupukan Sistem Tanam Jumlah Benih Umur Bibit Bahan Organik Penyiangan OPT Sebar Tanam Varietas Pemupukan Sistem Tanam Jumlah Benih Umur Bibit Bahan Organik Penyiangan OPT Sebar Tanam Varietas Pemupukan Sistem Tanam Jumlah Benih Umur Bibit Bahan Organik Penyiangan OPT Sebar Tanam
Pelaksana
Inpari 1, 2, 6, 8, Mekongga & Conde Permentan No 40/OT.140/4/2007 Legowo 2:1 25 Kg, berlabel, perlakuan benih 15 hari, tanam 1-3 bibit/rumpun 2 t/ha Menggunakan Gasrok PHT 6 Juni 2010 21 Juni 2010 Inpari 1, 2, 6, 8, Mekongga & Conde Permentan No 40/OT.140/4/2007 Tegel 25 Kg, berlabel, perlakuan benih 15 hari, tanam 1-3 bibit/rumpun 2 t/ha Menggunakan Gasrok Pengendalian Tikus, pengerek, Kresek 11 Mei 2010 25 Meii 2010 Inpari 1, 2, 6, 8, Mekongga & Conde Permentan No 40/OT.140/4/2007 Legowo 3:1 25 Kg, berlabel, perlakuan benih 15 hari, tanam 1-3 bibit/rumpun 2 t/ha Menggunakan Gasrok Pengendalian Tikus, pengerek, Kresek 13 Juli 2010 31 Julii 2010
Kelompok Tani Sidodadi, desa Bulateja,Keca-matan Bukateja
Kelompok Tani Gemah Ripah I, Desa Senon, Kecamatan Kemangkon
Kelompok Tani Sri Mupangati, Desa Karangturi, Kecamatan Mrebet
Tabel 2. Keragaan agronomis dan hasil Demplot VUB di UPTD Bukateja, Kelompok Tani Sidodadi, desa Bulateja,Kecamatan Bukateja pada MK 2010. No Varietas 1 2 3 4 5
Inpari 1 Inpari 2 Inpari 6 Mekongga Conde
Tinggi Tanaman (cm) Umur 21 45 Pahst hst nen 32.4 76.0 95,6 32.2 78.4 96,2 34.4 85.8 106,4 32 83.4 109,6 33.8 76.6 100,4
Jumlah Anakan 21 hst 9 5 7 10 11
45 hst 32.0 18.4 21.2 20.6 25.8
Panen 31 17 19 23 28
Panj.Malai (cm) 26,6 26,2 27,1 26,2 28,1
Jml Gabah Isi/malai 167 103 179 137 130
Jml gabah Hampa/malai 27 31 6 9 49
Berat 1000 Biji (gr) 23,7 32,1 29,5 25,3 24,6
Hasil t/ha GKP 6.667 6.720 6.880 6.720 6.133
Hasil t/ha GKG 5.734 5.779 5.917 5.779 5.274
Tabel 3. Keragaan agronomis dan hasil Demplot VUB di UPTD Kemangkon, Kelompok Tani Gemah Ripah I, Desa Senon, Kecamatan Kemangkon pada MK 2010.
No 1 2 3 4 5
66
Varietas Inpari 1 Inpari 2 Inpari 6 Mekongga Conde
Tinggi Tanaman (cm) Umur 21 hst 31.0 32.4 34.6 32.4 33.8
45 hst 75.8 78.0 85.6 83.6 77.0
Panen 111,2 110,4 120,4 115,4 108,6
Jumlah Anakan 21 hst 9 5 7 10 11
45 hst 31.0 19.0 21.0 20.6 25.8
Panen 21 11 12 12 15
Panj.Malai (cm)
Jml Gabah Isi/malai
25,5 25,0 27,7 29,1 25,8
109,0 107,2 172,0 158,2 120,2
Jml gabah Hampa/malai
Berat 1000 Biji (gr)
Hasil t/ha GKP
Hasil t/ha GKG
17,0 12,6 16,4 25,0 7,0
26,8 36,7 33,3 27,8 28,4
7.493 7.467 7.253 7,120 7,147
6.444 6.422 6.238 6.123 6.146
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani,, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Tabel 4. Keragaan agronomis dan hasil Demplot VUB di UPTD Bobotsari, Kelompok Tani Sri Mupangati, Desa Karangturi, Kecamatan Mrebet pada MK 2010. No 1 2 3 4 5
Varietas Inpari 1 Inpari 2 Inpari 6 Mekongga Conde
Jml Tinggi Tanaman (cm) Berat Jumlah Anakan Panj.Malai Gabah Jml gabah Umur 1000 (cm) Isi/ma- Hampa/malai 21 hst 45 hst Panen 21 hst 45 hst Panen Biji (gr) lai 30.8 59.0 98.0 6.6 25.8 19 25,3 111 12 26,7 33.6 64.8 97.4 6.0 18.4 16 24,6 93 40 32,0 35.4 72.2 102.4 7.8 21.8 13 29,0 192 49 31,0 32.0 73.4 105.4 11.4 25.0 17 26,2 132 57 27,2 34.0 74.8 102.0 11.6 28.6 21 28,6 143 42 28,7
Analisis Usahatani Untuk menghitung kelayakan usahatani masing-masing varietas yang ditanam pada Demplot dilakukan analisis usahatani parsial sederhana. Analisis Benefit Cost Ratio (B/C ratio) digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usahatani, yaitu dengan membanding kan antara penerimaan kotor (hasil penjualan) dan biaya total yang dikeluarkan (Soekartawi, 1995). Hasil analisis usahatani Demplot VUB disajikan pada Tabel 6, Dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa semua penerapan VUB dengan teknologi yang dianjurkan dalam demplot layak dari segi analisis usahatani karena nilai B/C ratio >1. Bila ketiga UPTD tersebut diambil rata-rata B/C ratio nya, ada dua varietas yang paling menguntungkan yaitu Inpari 6 (1,99) dan Inpari 2 (1,83). Dilihat dari lokasinya maka UPTD Bobotsari paling baik karena nilai B/C ratio nya lebih tinggi jika dibandingkan dengan UPTD Kemangkon dan UPTD Bukateja. Hal ini membuktikan bahwa lahan di daerah UPTD Bobotsari relatif lebih baik jika dibandingkan dengan UPTD Kemangkon dan UPTD Bukateja. Preferensi, Persepsi, dan Respon Preferensi petani tehadap varietas display maupun demplot, pada umumnya cukup baik terutama Mekongga, Conde, Inpari 1, dan Inpari 6 di Kecamatan Bobotsari, Mrebet, Bojongsari, Karangreja, Karangjambu, Bukateja, Kaligondang dan Kejobong. Sedangkan Inpari 8 direspon baik di daerah Kecamatan Karangmoncol, Karanganyar, Kertanegara, dan Kecamatan Rembang. Di Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Kalimanah, Padamara dan Kutasari belum bisa diambil data persepsi varietas karena display baru ditanam pada MH 2010/2011.
Hasil t/ha GKG
Hasil t/ha GKG
7,573 8,213 10,480 10,240 7,733
6.513 7.063 9.013 8.806 6.650
Persepsi petani terhadap inovasi teknologi yang diintroduksikan cukup baik, namun bila tidak ada bantuan maka penerapan pupuk terutama pupuk majemuk NPK dan pupuk organik perlu waktu karena kemampuan petani. Penggunaan pupuk organik perlu disosialisasikan secara intensif kepada petani tentang manfaatnya untuk perbaikan struktur tanah. Tanam jajar legowo pada umumnya belum bisa diterima petani, karena selain susah bagi petani juga belum terbiasa. Respon petugas: ada 7 item yang dinilai dari respon petugas kemudian hasilnya ditabulasi dalam persen agar mudah dipahami. Dari 7 item yang dinilai, 5 item dinilai cukup baik adalah (1) Pertemuan dengan tim teknis SL-PTT di tingkat Kabupaten (peserta: Mantri tani/PO/KCD/Kepala UPTD, Koordinator penyuluh, PHP/POPT Kecamatan); (2) Pertemuan penyamaan persepsi/pembekalan melalui training penyuluh di BPP atau tempat lain yg ditentukan Bapeluh/KJF; (3) Display Varietas Unggul Baru (VUB); (4) Demplot PTT pada Lahan SL-PTT; (5) Sebagai nara sumber pada Pelatihan PL II, PL III dan Pelatihan Teknis tentang PTT. Sedang 2 item nilainya agak kurang yaitu (1) Membuat dan mendistribusikan media cetak brosur, leaflet, buku, juknis tentang inovasi teknologi peningkatan produktivitas termasuk PTT; dan (2) Membuat dan Mendistribusikan VCD tentang inovasi teknologi peningkatan produktivitas termasuk PTT (Tabel 11). Dua item dinilai kurang adalah kurangnya jumlah media cetak dan VCD yang dibagikan kepada petugas (masukan dari 38 responden). Hal ini disebabkan juga karena keterbatasan dana untuk memperbanyak materi tersebut untuk dibagikan kepada petugas sebagai media penyuluhan.
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
67
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Tabel 6. Analisis usahatani demplot VUB di UPTD Kemangkon, Bukateja dan Bobotsari, Purbalingga pada pendampingan SL-PTT MK 2010. No
Varietas
Kemangkon Bukateja Nilai (Rp) Nilai (Rp)
Inpari 1 1 Total biaya produksi 2 Hasil gabah t/ha GKP 3 Pendapatan hasil x Rp 3.000,4 Keuntungan 5 B/C Ratio Inpari 2 1 Total biaya produksi 2 Hasil gabah t/ha GKP 3 Pendapatan hasil x Rp 3.000,4 Keuntungan 5 B/C Ratio Inpari 6 1 Total biaya produksi 2 Hasil gabah t/ha GKP 3 Pendapatan hasil x Rp 3.000,4 Keuntungan 5 B/C Ratio Mekongga 1 Total biaya produksi 2 Hasil gabah t/ha GKP 3 Pendapatan hasil x Rp 3.000,4 Keuntungan 5 B/C Ratio Conde 1 Total biaya produksi 2 Hasil gabah t/ha GKP 3 Pendapatan hasil x Rp 3.000,4 Keuntungan 5 B/C Ratio
Bobotsari Nilai (Rp)
12,473,950 12,590,050 12,005,950 7,493 6,667 7,573 22,479,000 20,667,700 22,719,000 10,005,050 1.80
8,077,650 10,713,050 1.64 1.89
12,470,050 12,598,000 12,101,950 7,467 6,720 8,213 22,401,000 20,832,000 24,639,000 9,930,950 1.80
8,234,000 12,537,050 1.65 2.04
12,437,950 12,622,000 12,442,000 7,253 6,880 10,480 21,759,000 21,328,000 31,440,000 9,321,050 8,706,000.0 18,998,000 0 1.75 1.69 2.53 12,418,000 12,598,000 12,406,000 7,120 6,720 10,240 21,360,000 20,832,000 30,720,000 8,942,000 1.72
8,234,000 18,314,000 1.65 2.48
12,422,050 12,509,950 12,029,950 7,147 6,133 7,733 21,441,000 19,012,300 23,972,300 9,018,950 1,73
6,502,350 11,942,350 1.52 1.99
Tabel 7. B/C Ratio Demplot, di UPTD Bukateja, UPTD Kemangkon UPTD Bobotsari pada kegiatan pendampingan SL-PTT Kabupaten Purbalinggga, MK 2010. No
Varietas
1 2 3 4 5
Inpari 1 Inpari 2 Inpari 6 Mekongga Conde
68
Bukateja Kemankon Bobotsari 1,64 1,65 1,69 1,65 1,52
1,80 1,80 1,75 1,72 1,73
1,89 2,04 2,53 1,48 1,94
Ratarata 1,78 1,83 1,99 1,62 1,73
Gambar 1. Grafik B/C Ratio Demplot di UPTD Bukateja, UPTD Kemangkon, UPTD Bobotsari KESIMPULAN Dari hasil rangkuman bahasan Kegiatan Pendampingan SL-PTT di Kabupaten Purbalingg tahun 2010, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hasil Demplot rata-rata 3 lokasi, 5 varietas hasilnya 6,527 t/ha atau 113,71 % di atas hasil yang ditargetkan yaitu 5,740 t/ha. 2. Hasil analisa usahatani dari 3 lokasi rataratamenguntungkan dengan nilai R/C ratio >1 3. Preferensi petani tehadap varietas unggul baru, pada umumnya cukup baik berturutturut Mekongga, Conde, Inpari 1, Inpari 6 dan diikuti Inpari 8 4. Respon petani terhadap komponen teknologi PTT pada pelaksanaan demplot cukup positif, tetapi jika tidak ada bantuan penerapan teknologi seperti pemupukan organik maupun NPK akan dilakukan bertahap 5. Respon petugas terhadap pendampingan BPTP 5 item dari 7 item yang dinilai, cukup baik yaitu pertemuan dengan tim teknis SL-PTT di tingkat Kabupaten, Pertemuan penyamaan persepsi /pembekalan di tingkat Kecamatan; display Varietas Unggul Baru (VUB; Demplot PTT; nara sumber pada Pelatihan PL II, PL III dan Pelatihan Teknis tentang PTT. Sedang 2 item nilainya agak kurang yaitu Membuat dan mendistribusikan media cetak dan distribusi VCD tentang inovasi teknologi.
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani,, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Tabel 9. Evaluasi Respon Petugas/Penyuluh (Sampel 87 terdiri PPL, Petugas Teknis Dispartanhut, dan BP4K/Bapeluh) terhadap BPTP Jateng terhadap Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2010 di Kabupaten Purbalingga.
No
URAIAN
1
Pertemuan dengan tim teknis SL-PTT di tk Kab. (peserta: Mantri tani/PO/ KCD/Ka UPTD, Koordinator penyuluh, PHP/POPT Kec. Pertemuan penyamaan persepsi/ pembekalan melalui training penyuluh di BPP atau tempat lain yg ditentukan Bapeluh/KJF Display Varietas Unggul Baru (VUB) Demplot PTT pada Lahan SL-PTT Sebagai nara sumber pada Pelatihan PL II, PL III dan Pelatihan Teknis tentang PTT Membuat dan mendistribusikan media cetak brosur, leaflet, buku, juknis tentang inovasi teknologi peningkatan produktivitas termasuk PTT Membuat dan Mendistribusikan VCD tentang inovasi teknologi peningkatan produktivitas termasuk PTT
2
3 4 5 6
7
Tingkat kesesuaian Tingkat Kesesuaian metode yg digunakan Materi yg disampaikan (Jumlah Sampel 87) (Jumlah Sampel 87) Sesuai Kurang Tidak Sesuai Kurang Tidak (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Tingkat kesesuaian nara sumber (Jumlah Sampel 87) Baik Kurang Jelek (%) (%) (%)
62
34
5
78
21
1
77
23
0
67
27
6
67
29
4
69
31
0
81 84
19 11
0 5
75 75
24 22
1 4
76 79
24 20
0 1
58
37
5
61
33
6
65
34
1
23
63
14
41
48
10
46
48
6
14
38
48
28
32
40
29
47
24
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Mekanisme Pelaksanaan SL PTT. . http://www.sinartani.com/pangan/ mekanisme-pelaksanaan-sl-ptt1242016951.htm Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Petunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS). 1996. Statistik Indonesia. BPS. Jakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS). 2000. Statistik Indonesia. BPS. Jakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS). 2006. Statistik Indonesia. BPS. Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga. 2010. Purbalingga Dalam Angka. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purbalingga. Purbalingga. Hermato. 2006. Sistem Produksi Padi Hemat Input. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. 28, No 2 Th 2006. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Hermato. 2007. PTT, Andalan Peningkatan Produksi Padi Nasional. Warta Penelitian dan Pe-ngembangan Pertanian, Vol. 29, No 2 Th 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purbalingga. 2009. Laporan Akhir SL-PTT Kabupaten Purbalingga. Purbalingga. Puslitbangtan. 2006. Sistem Produksi Padi Hemat Input. . Warta Penelitian dan Pengembang-an Pertanian, Vol. 28, No 2 Th 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Penerbit Swadaya. Jakarta. Suprihatno, B. 2009. Peta Jalan Perakitan dan Pengembangan Varietas Unggul Hibrida Tipe Baru Menuju Sistem Produksi Padi Berkelanjutan. Majalah Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol. 2 (1): 1-13. Bogor. Syafruddin, Annas Z, Rahmat H A dan Jaka S. 2009. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Padi dan Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, Balai Besar Pengkajian dan
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
69
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Zaini, Z, WS Diah dan M Syam. 2004. Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Meningkatkan hasil dan pendapatan, menjaga kelestarian lingkungan. BP2TP, BPTP Sumatra Utara, BPTP Nusa Tenggara Barat, Balai Penelitian Padi, Sukamandi.
70
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani,, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Tabel Lampiran 1. Kondisi Eksiting dari 214 sampel kegiatan SL-PTT di Kabupaten Purbalingga pada MK 2010. No 1
2
3
4 5
6
7
Penerapan Teknologi Pola Tanam Setahun Padi - Padi - Bera Padi - Padi - Padi Padi - Palawija - Padi Padi - jagung - Padi Padi - Padi - Palawija Varietas IR 64 Ciherang Winongo Lainnya Cilamaya Situbagendit Logawa Cigeulis Sintanur Cicadane Memberamo Pepe Rojolele Penggunaan Benih 60 kg/ha 25 kg/ha 30 kg/ha 35 kg/ha 40 kg/ha 50 kg/ha 45 kg/ha Benih berlabel Perlakuan benih Ya Tidak Tak ada data Jumlah Bibit 1-3 >5 3-5 Tak ada data Jarak Tanam 20 x 20 cm 25 x 25 cm 22 x 22 cm 20 x 25 cm 15 x 15 cm Tak teratur Tak ada data 10 x 10 cm
Frekuensi (Unit)
%
87 63 35 16 13
40,7 29,4 16,4 7,5 6,1
83 51 17 15 12 11 10 5 4 3 1 1 1
38,8 23,8 7,9 7,0 5,6 5,1 4,7 2,3 1,9 1,4 0,5 0,5 0,5
52 50 41 35 19 14 3 Sekitar 50%
24,3 23,4 19,2 16,4 8,9 6,5 1,4
183 21 10
85,5 9,8 4,7
92 59 58 5
43,0 27,6 27,1 2,3
120 33 25 12 8 6 6 4
56,1 15,4 11,7 5,6 3,7 2,8 2,8 1,9
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011
71
Iriani et al.- Demplot VUB dan Implementasi Komponen PTT di Purbalingga
Lanjutan Tabel Lampiran 1. .
No
Penerapan Teknologi
Pupuk Urea/ha 250 kg 300 kg 200 kg 350 kg 400-450 kg 100 kg >450 kg Tak ada data 150 kg 175 kg 275 kg 9 Pupuk ZA /ha Tanpa ZA Sebagian kecil rata2 100 kg 10 Pupuk SP 36 /ha Tanpa Sp 36 100 kg 150 kg 30-50 kg 200 kg 11 KCL Tanpa KCL 50-150 kg 12 Pupuk NPK Tak ada data 200 kg/ha 100 kg/ha 250 kg/ha 150 kg/ha 275-300 kg/ha > 300 kg/ha 50 kg/ha 125 kg/ha 175 kg/ha 13 Bahan Organik/ha Tanpa bahan organik 100-500 kg 1000 kg 1500 kg 2000 kg 5000 kg 3000 kg 4000 kg 14 Hasil GKP t/ha 5,1-6 ton 4,1-5 ton > 7 ton 1-4 ton Tak ada data 6,1-7 ton Sumber : Data sekunder Dispertan (2010).
Frekuensi (Unit)
%
8
72
60 45 28 24 18 14 8 6 5 4 2
28,0 21,0 13,1 11,2 8,4 6,5 3,7 2,8 2,3 1,9 0,9
203 11
94,9 5,1
164 27 13 9 1
76,6 12,6 6,1 4,2 0,5
197 17
92,1 7,9
61 49 36 24 20 12 6 3 2 1
28,5 22,9 16,8 11,2 9,3 5,6 2,8 1,4 0,9 0,5
144 21 21 10 10 6 1 1
67,3 9,8 9,8 4,7 4,7 2,8 0,5 0,5
89 57 25 15 15 13
41,6 26,6 11,7 7,0 7,0 6,1
Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani,, Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011