KEPEKAAN
BIJI PADI
DAN STEK TEBU TERHADAP
SINAR
GAMMA Oleh
Ir. MOESO SURJOWINOTO dan NURHADI B.Sc. Seksi Radiologi, Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada
PENDAHULUAN Sebel um melakukan percobaan biasanya susah untuk meraba _ raba besarnya dosis penyinaran yang menyebabkan pemacuan terhadap tumbuh, penghambatan terhadap per_ kecambahan, pembungaan dan pembuahan dan mutasi_muta::;i, ataupun yang menyebab_ kan lethalitet dan biji yang disinari dengan sinar_sinar yang mengionisasi. Sebagai contoh penyi naran biji padi sebel um percobaan yang diperol eh 01 eh Soerjo_ winoto (6) pada th. 1962, lama sebel umnya sudah dilakukan percobaan _ percobaan beberapa kali. Dosis lethal pada penyinaran terhadap biji padi kering var. Rajalele adalah lebih besar daripada 80.000 r. Percobaan sebelumnya dilakukan dengan treat_ ment sinar Co_60_gamma dengan dosis an tara 0-1.000 r dengan interval 100 r dengan tiada hasil apa_apa. Percobaan berikutnya dosis perlakuan besarnya antara 0_ 10.000 r dengan interval 1.000 r, tidak menghasilkan apa-apa juga. Ini sesuai dengan percoba_ an BIEBL (l) dengan penyinaran biji gandum kering setelah disinari dengan sinar-X dengan dosis setinggi_tingginya 1.000 r tidak terlihat adanya penyimpangan apa-apa. Baru setulah percobaan padi itu diperlakukan dengan dosis antara 0 _ 100.000 r dengan interval 10.000 r percobaan baru memberi tanda_tanda penyimpangan. Teranglah, bahwa bagi tanaman yang berlainan kebanyakan dosis lethal juga ber_ lainan, malahan satu macam tanaman dengan tingkat hidup yang berlainanpun mempu_ nyai kepekaan terhadap sinar yang berlainan pula. Memperlihatkan apa yang ditulis oleh JAPAN ATOMIC ENERGY RESEARCH INSTI TUTE (4) dosis lethal maupun dosis penekanan terhadap beberapa enis makhl uk adal ah sbb.:
i
menekan kecambah mematikan grai n_acti ng insecta mematikan parasit mematikan serangga menekan bacteri e sterillisasi
padi 186
5.000 10.000 25.000 50.000 150.000 2.000.000
Dibawah ini diberikan sedikit keterangan_keterangan maupun tebu. Moga_moga percobaan mengenai
_ 15.000 _ 15.000 _ 30.000 _ 100.000 _ 250.000 _ 5.000.000
rep rep rep rep rep rep
mengenai percobaan_percobaan tanaman kultur di Indonesia itu
menjadi sedikit sumbangan, agar kesulitan..kesulitan yang pernah dial ami, antara lain dalam memilih dosis tidak perlu dialami oleh peneliti_peneliti yang lain yang berke_ cimpung dalam lapangan yang sama. PERCOBAAN
A
Maksud dari percobaan ini semula yaitu mengadakan mutasi yang sebaik_baiknya terhadap tanaman padi, dengan cara mengecambahkan terl ebih dahul u bij i padi kemudi_ an disi nari dengan sinar Co_60 gamma. Mengingat percobaan SOERJOWI NO TO (6) terhadap biji padi kering, dosis lethal yang dicapai terletak dalam dosis yang lebih besar dari pada 80.000 r; gejala_gejala mutasi terdapat antara dosis 30.000 r _ 60 .000 r, atau setidak_tidaknya terl ihat adanya phaenotype, dan oleh karena dosis ± 40.000 r menunjukkan mutasi yang paling banyak, maka didalam percobaan ini dipergunakan dosis ± 40.000 r. Unduk mendapatkan mutasi dengan penyinaran terhadap biji padi kering, BORA (2) mempergunakan sinar_X dengan dosis antara 50.000 r _ 100.000 r. Bahan dan cara kerja Sejumlah biji padi var, Bengawan, pada hari Rabu tgl.3-5_1964 jam 6.00 pagi dikecambahkan didalam 10 petriskala, masing_masing diisi dengan 100 biji padi. Oleh karena dalam sejumlah besar biji yang dikecambahkan stadium pertumbuhannya tidak sama, maka dalam percobaan sekarang ini untuk tiap obyek diambil 10 biji dari satu petriskala yang sekiranya menjadi rata_rata tingkat tumbuh pada waktu itu. Masing_ masing obyek kemudian disinari dengan Sinar Co_60_gamma. Penembakan dimulai hari Jum'at 15-5_1964. Tiap_tiap obyek ada 10 ulangan atau 10 biji. Perlakuan dijalankan pada jam_jam tersebut dibawah ini, masing_masing dengan dosis sinar 40.000 r.
--
Obyek A I
AA VI X IX III VII IIVIII IV V
Sabtu 6.00 (Kontrol) Jam Hari Jum'at 24.00 12.00 18.00 Minggu 'Minggu 18.00 6.00
A X dipakai sebagai kontrol, diambil diperlakukan sama sekali dengan sinar. dalam pot dan ditanam secara basah.
pula pada Hari Minggu jam 6.00 tetapi tidak Masing_masing tanaman kemudian ditanam di_
Hasil dan diskusi Sesudah satu bulan diadakan pengamatan. Hasilnya semua biji yang diperlakukan dengan sinar_gamma mati semua; yang masih tetap tumbuh dan tumbuhnya biasa adalah 10 tanaman yang dipakai menjadi kontrol. Melihat hasil ini dosis lethal dari kecambah sudah dicapai pada penyinaran 40.000 r. Penurunan dosis lethal belum dapat diketahui dari percobaan ini apabila diakibatkan "direct action" terhadap target-nya yang berupa chromosom ataukah "indirect action" karena kecambah mengandung air yang berisi
187
oxigen dan mengakibatkan terjadinya N202 dan selanjutnya terjadi reaksi_reaksi kimia didalam jaringa"_jaringan. (HOllAENDER) (3). Inipun sesuai dengan BIEBl (1) yang menyatakan bahwa dosis 12.000_36.000 r merusak pertumbuhan gandum Wheat yang telah dikecambahkan terlebih dahulu baru kemudian disinari dengan sinar_X. PERCOBAAN
B
Berhubung dosis ± 40.000 r ternyata dosis lethal untuk kecambah padi yang di_ tanam di pot, maka terlebih dulu harus dicari dosis yang manakah yang belum mencapai dosis lethal bagi kecambah yang disinari sinar..gamma yang nanti mempunyai harapan untuk keperluan mutasi tanaman. Untuk maksud tersebut diadakan percobaan B. Bahan dan cara kerja Dalam percobaan ini lakukan terlebih dahulu kecambah setelah 5 hari dikecambahkan didalam 100 biji. Tiap petriskala 9_6_1964.
yang dipakai biji padi var, Bengawan. Sebelum percobaan di_ dilakukan pengamatan terhadap kekuatan kecambah. Kekuatan ternyata 64,3 ± 2.03%. Pada percobaan B. ini padi Bengawan 5 petriskala pada tgl.4_6_1964. Masing_masing petriskala berisi berarti 1 obyek dan disinari dengan Co_60_gamma pada tgl.
Hasil dan diskusi Pada tgl. 13_6_1964 diadakan pengamatan terhadap tumbuhnya. Hasil pengamatannya terl ihat pada tabel I.
jumlah
yang
mati atau
macet
Tabel I
KECAMBAH PADI BENGAWAN YANG IV(kontrol) III II oIV Obyek
DISINARI DENGAN
Co-60-GAMMA
50 77 65 67 50 64 10.000 23 90 Dosis 20.000 r36 35 25.000 15.000 33 Or 5.000 10 Tumbuh macet/mati
Menurut percobaan tersebut agaknya jumlah yang tumbuh pada dosis antara 5.000 10.000 r dapat diperbaiki melebihi kontrol. Percobaan semacam ini diulangi lagi dengan ditambah obyeknya dan pengamatan dilakukan terhadap panjang tunas dan panjang akar. Masing_masing obyek mel iputi 100 biji yang dimasukkan didalam Petriskala, dikecambahkan pada tgl.23_6_1964, dan di_ tembaki pada 28_6_1964, dan diamati tgl.2_7_1964. Data terlihat pada tabel II dan grafik I.
188
o
III IIV B VI VII II B20.000 5 .000 0V Akar Tunas Akar VIII 40.000 15.000 10.000 r35 r55,54 Or B 30.000 35.000 r00,0 25.000 24,36 31,30 14,69 35,96 43,86 15,68 40,02 14,39 30,53 6,28 10,98 14,32 12,28 43,30 29,05 58,6 21,07 66,22 20, 19,49 40,85 42,41 87,03 15,25 65 44,43 47,08 100,0 149,12 21,50 49,97 17,97 Dosis (r) ,74 15,57 27,99 byek Tunas Panjang
rata_rata
II % terhadap Tabel kontrol
dl m. mm
Menurut data yang diperoleh belum ado terdapat dosis lebih besar dari 5.000 r maupun 5.000 r yang dapat memperbaiki pertumbuhan tunas maupun akar. Dopat dil ihat pula, bahwa mulai dosis 5.000 r pertumbuhan tunas maupun pertumbuhan akar menurun.
PERCOBAAN
Percobaan
C
ini ideritik dengan
percobaan
B, hanya perlakuan
setelah
ditanam
didalam
pot. Bahan dan cara kerja Pada tgl.26_6_1964, dikecambahkan biji kering padi Bengawan didalam 9 petriskala, masing_masing berisi 100 biji, Satu petri skala dipakai untuk kontrol. Setelah berkeeam_ bah 6 hari, dari tiap petriskala diambil 10 keeambah yang kira_kira soma panjangnya don disinari dengan sinor Co_60_gamma. Dosis yang dipakai mulai 5.000 r sampai dengan 40.000 r dengan interval 5.000 r. Hari itu juga setelah keeambah disinari masing_masing ditanam dol am pot, secara sawah. Hasil dan diskusi Tgi. 16_10_1964 mulai diadakan pengamatan. Kesepul uh tanaman kontrol, yang ti dak diperl ok ukan sama sekal i, tumbuhnya normal nampak berbunga don berbuah serentak don normal. Pada obyek C I, yaitu yang diperlakukan dengan 5.000 r, yang tumbuh hanya 4 ba_ tang soja. Ternyata kemudian, 10 hari berikutnya baru mulai keluar malainya. Perla_ kuan lainnya obyek C II, C III dst. atau identik dengan perlakuan 10.000 r, 15.000 r dst. Dori hasil pengamatan ini ternyata meskipun dalam pereobaan Iabora tori 5 dengan petri skala keeambah yang diperlakukan dengan dosis 50.000 r kelihatan tumbuh normal, tetapi setelah ditanam di pot tidak semua dapat tumbuh, hanya empat tanaman yang hidup sampai berbunga, lagipula lebih dari 10 hari lebih lambat dari pada kontrol. Inipun sesuai dengan pereobaan MASIMA (5) dengan biji padi yang direndam dalam larutan P_32, dalam bentuk Na2HP04; setelah tingginya 10 em dipindah dalam pot. Dosis lethal dicapai pada dosis 30 uCjbiji. 189
PERCOBAAN
D
Disampins percobaan-percobaan mengenai padi yang berkecambah, penyinaran dengan sinar Co_60_gamma terhadap padi kering yang tidak sebelumnya untuk sekedar dipakai sebagai bandingan.
dilakukan pula dikecambahkan
Bahan dan cara kerja
Pada percobaan ini diambil 30 obyek, termasuk kontrol. Tiap obyek meliputi 100 biji padi kering var. Bengawan yang disinari dengan sinar gamma. Setelah diperlakukan kemudian segera dikecambahkan didalam petriskala. Perlakuan bervariasi antara 5.000 r sampai 145.000 r dengan interval 5.000 r. Hasil dan diskusi
Pengamatan ditujukan terhadap panjang tunas dan panjang akar. Data yang diper_ oleh terl ihat pada tabel III, grafik II. Dari data itu dapat dil ihat ada perbaikan per_ tumbuhan antara 10 _ 30 % pada penyinaran 5.000 r sampai 30.000 r, pada tunas, sedangkan dosis 5.000 r _ 25.000 r menghasil kan pertumbuhan akar antara 2 _ 9 %. Setelah dosis ditingkatkan, mulai 35.000 r pertumbuhan mulai menurun dibandingkan dengan kontrol. Oasis sebesar antara 100.000 r sampai 145.000 r menghasilkan pertum_ buhan akar yang besarnya hanya antara 2 _ 6% _ nya kontrol, sedangkan pertumbuhan tunas turun menjadi antara 20 _ 35% _ nya kontrol. Akar ternyata mempunyai reaksi yang lebih peka terhadap sinar_gamma daripada tunas.
kecambah. IV 66 0X XII XIII I kontrol 46 D byek (mm) Oasis dim. V XVIII III 44 56 XIV 10057 45 VII VI XIX 49 52 53 58 XV VIII XVI 49 IX XI 56 Akar Tunas 65.000 60.000 D II 25.000D 41 48 D 100 D XVII 30.000D 47 75.000 52 43 59 20.000 39 10.000 15.000 90.000 5.000 70.000 35.000 85 95.000 .000 40.000 80.000 45.000 55.000 50.000 36,17 35,05 102,1 (r) 12,05 35,17 107,7 89,59 130,7 8,16 63,21 10,00 35,28 30,89 29,70 41,83 40,34 39,08 109,3 105,4 91,55 114,8 131,1 110,4 % Tunas terhadap 26,91 12,21 4,61 12,50 38,28 32,65 8,89 33,19 45,37 34,27 41,23 34,30 1,64 2,86 9,21 7,98 34,24 7,48 29,64 4,28 127,0 5,38 14,07 9,69 36,02 21,63 24,20 2,17 3,53 9,67 5,68 9,22 30,34 35,95 80,39 3,84 9,65 35,86 17,53 13,07 34,14 65,22 17,49 12,18 31,81 65,0 15,74 16,60 11,98 31,30 61,69 25,58 9,79 58,49
o
1.
Panjang rata_rata
Tabel III Percentage kontrol
XXIX XXII XXV 44 XXI XXIV XXVII D XX 45 XXVI D XXIII 46 140.000 40 105.000D 110.000 45 49 120.000D 125.000 48 41 39 135.000 21. XXVIII 100.000D 145.000 130.000 115.000 5,42 3,66 7,94 9,14 2,23 5,69 8,73 7,43 8,54 1,06 6,48 3,69 1,72 2,38 7,47 1,69 7,00 26,01 1,40 20,16 1,58 4,12 29,49 0,94 2,45 34,76 0,66 2,46 1,41 5,82 2,78 28,57 6,43 32,44 27,23 31,72 24,06 6,21 27,74 4,43
PERCOBAAN
Percobaan
E
ini meliputi
radiasi
stek tebu mata satu dengan
Co_60_gamma.
Bahlin dan cara kerja Dua jenis tebu dicoba dalam percobaan ini yaitu P.0.J.3.016 dan P.0.J.3.067. Untuk tebu jenis P.O.J .3.016 dipakai tebu yang berasal dari pabrik gula Madukismo, diambil pada tgl. 3, 4, dan 5 Agustus 1965, dipotong berturut_turut tgl.4 dan 5 Agustus 1965. Untuk jenis P.0.J.3.067 pun berasal dari areal perkebunan. Pabrik gula Madu_ kismo, yang diambil pada tgl. 8 Agustus 1965, dipotong pada tgl. 9 Agustus 1965, dan disinari pada tgl. 10 dan 11 bulan itu juga. Stek tebu yang dipakai adalah stek mata satu. Terhadap tiap jenis tebu dipakai 21 obyek masing_masing dengan 10 kali ulangan, ter_ masuk kontrol yang tidak diperlakukan. Tiap obyek mendapatkan perlakuan antara 5.000r sampai lOO.OOOr dengan interval 5.000r. Semua tebu ditanam pada tgl. 12_ 8 _ 1965 • Hasil dan diskusi Sebulan kemudian dilakukan pengamatan. Semua tebu pada kontrol tumbuh normal, masing_masing yang tumbuh 9 dari .10 mata stek. Semua stek tebu yang diperlakukan mati semua. Setelah dibongkar pada tebu yang mendapatkan perlakuan 5.000 r masih sempat mengel uarkan tunas dan akar yang pendek, yang kemudian dapat mempertahan_ kan hidupnya. Agaknya dosis lebih besar dari 5.000 r sudah merupakan dosis lethal bagi stek tebu mata satu. PERCOBAAN
F
Percobaan F ini sama saja dengan percobaan E. Oleh karena terlihat bahwa pada percobaan E dosis yang Iebih besar daripada 5.000 r sudah merupakan dosis lethal, maka dalam percobaan ini dipergunakan dosis yang lebih kecil.
Bahan dan cara kerja Pada percobaan ini dipakai stek tebu mata satu. Jenis tebu yang dipakai adalah P.0.J.3.067 yang diambil juga dari pabrik gula Madukismo. Tebu diambil pada tgl. 28-9_1965 dan dipotong pada tgl.29_9_1965. Pada percobaan ini diperg~nakan 20 obyek termasuk kontrol. Penyinaran dengan sinar Co_60_gamma. Dosis yang dipakai antara 250 _ 5.000 rdengan interval 250 r dan tiap obyek ada 10 ulangan. 191
byek
(A)
7543209861dan diskusi 250 750 1.750 HasH 20 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 3.250 3.750 5000anakan (em) A x T rata_rata 2.000 2.250 1.500 11.250 .000 4.500 2.500 2.750 3.500 4.000 4.250 4.750 3.000 16,1 5.000 100,36 75,60 69,83 19,3 Jumlah rata_rata 134 , 62 7,4 18,3 111,84 59,57 62,32 4,8 3,7 3,8 23,3 78,09 82,68 45,22 76,38 4,3 3,8 5,7 5,2 20,1 27,0 11,9 13,7 15,9 4,4 89,76 20,4 70,84 35,10 39,90 34,44 4,4 4,3 4,5 2,2 2,1 2,7 18,0 16,4 18,1 16,8 13,0 87,75 73,44 4,5 3,4 21,6 19,5 (T) Dosis (r) 26,10 1,8 14,5 73,10 31,75 2,5 12,7 Tinggi batang anakan (em) tinggi Grafik batang III, IV.dari anakan. Hasil yang diperoleh sepertiterhadap terlihat jumlah pada anakan tabel IV Pengamatan dilakukan pada tgl.2_12_1965, dan ditujukan dan dan ditanam. MO$ing_mo$ing stek sete/oh disinari, Tabel hari IV itu juga pede tgl.30_9_1965
Hasil sepintas lalu kelihatan bahwa dosis antara 250 r _ 1.500 r jumlah anakannya antara 3 _ 4 batang sebanyak yang terdapat pada kontrol. Dosis antara 1.750 r_ 2.750 r seolah_olah anakannya dapat naik antara 5 _ 7 batang dan dosis antara 4.000 r _ 5.000 r anakannya turun menjadi antara 1 _ 2 batang. Tetapi kalau dilihat batangnya, misalnya pada dosis 2.000 r dan 2.250 r meskipun anakannya kelihatan naik akan tetapi dilihat tinggi rata_rata dari batang malahan turun sehingga perkalian rata_rata anakan dan rata_rata tinggi (A X T), bahkan menjadi lebih rendah daripada kontrol. Oleh karena itu perlu juga dipakai dalam perhitungan perkalian an tara jumlah anakan dan tinggi batang. Kalau perhitungan ini dapat diper_ gunakan maka hasil yang paling besar terdapat pada dosis 1.750 r. RINGKASAN 1. Padi jenis Bengawan yang dikeeambahkan, lima hari kemudian disinari dengan sinor Co_60_gamma, kemudian ditanam dalam pot, mati semua setelah dosis meneapai 10.000 r atau lebih. 2. Padi var. Bengawan yang kering setelah disinari Co_60_gamma kemudian dikeeam_ bahkan, setelah 9 hari diamati, hasilnya ternyata sbb.: 192
a. dosis 5.000 r sampai 30.000 r ,nemperbaiki pertumbuhan tunas antara 10 _ 30% dan pertumbuhan akar pada dosis 5.000 r _ 25.000 r menghasilkan kenaikan pertumbuhan antara 2_ 9%. b. setelah 35.000 r pertumbuhan menurun, dosis 100.000 r sampai 145.000 r meng_ hasilkan pertumbuhan akar yang besarnya hanya antara 2 _ 4% -nya kontrol dan pada tunas antara 25 _ 30% -nya kontrol. c. akar lebih peka reaksinya daripada tunas. 3. Gabah padi var. Bengawan yang dikecambahkan pada tgl.23_6_1964, disinari dengan sinar gamma tgl.28_6_1964, setelah diamati pada tgl.2_7_1964, hasilnya sbb.: a. mulai 5.000 r hasil nya pertumbuhan sudah menurun dibandingkan dengan kontrol. b. umumnya kecambah padi Bengawan lebih peka daripada gabah kering terhadap sinar gamma. 4. Stek tebu mata satu var. P.O.J. 3.067 dan P.O.J. 3.016 yang disinari dengan Co_60_gamma pada dosis lebih besar daripada 5.000 r mati semua setelah ditanam. 5. Pada penyinaran stek tebu mata satu var. P.O.J. 3.067 dengan sinar Co_60_gamma sebaiknya pernilaian ditujukan terhadap perlakuan antara jumlah anakan dengan rata_rata tinggi dari batang anakan. Kalau ini dapat dipergunakan maka dosis ± 1 .750 r mendapatkan hasil yang pal ing besar. DAFT AR PUST AKA
1. BIEBL, R; (1958); The Radiosensitive Phase in Plant Germination. Peaceful uses of Atomic Energy. Vol. 27: p 299 _ 303. 2. BORA, K.C. and N.S. RAO; (1958); Experiment with Rice (Oriza sativa) on the Induction of Mutation by Ionizing Radiation. Peaceful uses of Atomic Energy. Vol. 27: p 306 _ 313. Part I: p 255 _ 281. 3. HOLLAENDER, A; (1954); Radiation Biology, Vo. 4. J,6,PAN ATOMIC ENERGY RESEARCH INSTITUTE; (1959); Texbook of Radio isotope School. Part I : p 323. 5. /'I.ASIMA, 1550; (1958) Mutations of Rice Induced by_Radio_isotope P_32 Peaceful uses of Atomic Energy, Vol. 27 : p 293 _ 304. 6. SOERJOWINOTO, Ir. MOESO dan Ir. SOEMARTONO; (1962); Beberapa kelainan bentuk morphologi padi jenis Rajalele setelah penyinaran dengan Co_60gamma. p 1 - 11 •
I,
DISKUSI
Drs. SO EJOTO 1. Pada radiasi stek tebu macam bibit apa yang dipakai dan pada umur berapa? 2. Pada radiasi dengan dosis tinggi dan hasilnya mati apakah bibitnya sama dengan pertanyaan no. 1 ? Ir. MOESO SURJOWINOTO
& NURHADI B.Sc.
1. Yang dipakai top stek (± 6 bulan). 2. Bibitnya sama POJ 3067 dan POJ 3016. I. LUBIS, M.Pharm. Setelah membaca beberapa prasaran yang telah diajukan oleh beberapa pemrasaran tentang pengaruh sinar gamma pada beberapa tanaman (padi, tembakau, jagung, dan tebu), saya tidak menemukan keterangan_keterangan tentang jumlah biji yang di_ radiasi dan angka_angka dari tanaman_tanaman yang dilaporkan mengalami modifikasi. 193
Data_data tersebut yakni prasentasi dari tanaman dengan modi fi kosi si fat _si fat ter_ tentu itu perlu sekali disebutkan karena frekwensi terjadinya kelainan_kelainan dari suatu populasi yang diperoleh dari penyinaran akan dapot menjodi salah,.satu petun_ , uk ten tang arah pengaruh penyi naron, opakah bersi fat baik (desi rabl e) atau bersi fat sebaliknya. Hal lain yang patut soya tanyakan bahwa dosis penyinaran yang dipakai dalam percobaan_percobaan tersebut rupanya agak terl 01 u ti ngg i. Mel ihat dol am Iaporan_ laporan tersebut yang rupa_rupanya menunjukkan bahwa prosentasi· tanaman yang mengalami kelainan agak ti nggi, soya ingin menanyakan apakah penyi naran_penyi_ naran tersebut justru berpengaruh tidak baik seperti yang dimaksudkan yakni memper_ oleh varietas_varietas dengan sifat_sifat baru. Mengingat pula dol am prasaran lain (oleh Dr. Hari Soeseno) dilaporkan bahwa prikkel dose (dose stimulasi) hendaknya dengan penyinaran dosis_dosis kecil, apakah pemrasaran _ pemrasaran tersebut ado membayangkan menggunakan dosis_dosis yang jauh lebih kecil daripada dosis_dosis yang telah dicobakan.
i
194
Crafik I.
KECAMBAH DITEMBAKI DAN
PADI UMUR 5 (LIMA) HARI, DENGAN SINAR Co_60 GAMMA
DIAMATI
4
HARI SESUDAH
80
70
50
40
30
20
10
o
•
±5
/::, = TUNAS
BATANG
•
AKAR
= TUNAS
±10
±15 DOSIS
±20
±25
RADIASI,
(r x 103).
±30
±35
±40
PENEMBAKAN.
Grafik II.
GABAH PADI BENGAWAN DITEMBAKI DENGAN SINAR Co_60 DIAMAT! 9 HARI SETElAH
80 60 70 40 50 30
:r: BATANG «I-~-' • T =UNAS ::, 0IZ 0 «w130 TUNAS AKAR 0 0-
•6
;$!.
e>::
GAMMA
PENYINARAN/DIKECAMBAHKAN.
20 90 120 10
o
IJ")
-H
0
IJ")
-H
-H
oN
IJ") N
-H
-H
-H
-H
-H
-H
-H
-H
-H
-H
DOSIS
-H
IJ")
0
IJ")
"
ex>
ex>
-H-iI
RADIASI,
-H
o0-H-H
(r x 103)
IJ")
0-
oo
IJ")
o
IJ")
0N
IJ")
N
0 IJ") ("') M
-H
-H
-H
-Ii
-iI
-H
-Ii
0
-iI
-li-H
L6l
JUMlAH
RATA_RATA
ANAKAN
o ±
250
± 500 ±
750
± 1000 ± 1250
± 1500 ± 1750 : 2000
o ± 2250 Z -I
~ ± 2500
Z
± 2750 -OJ:
± 3000
·c 0", .c
'-Z .G) ± 3250
w»
± 3500
Oc m3: z..-
~z ",-
G)> ± 3750 ± 4000
»J: Z"" » 0-1 9;> -"" V1»
-I
~» ± 4250
0» ~~
»
:-;><;
± 4500 ± 4750
Z V1 -I m ;><;
-I m '" C
X
-
!()
g08RII0I I I- Q I- II~ w «« ~~ ZZ «« ~~ • ~O «we<: « M X e<: 01~~ 01- e<: ::E 0 O~(; ~L 'F 000 'F ~Ll oo~ O~(;l l 'F 'F oo~r oo~ 'F'F
I
NN
r
Ll /\ O~(;r It') 'F
I I'Foo~£ -I ~ O~Lr O~L£ 'F
1
OO~(;'F 0
I 000£ I
/0
k::0 ~
000(; 'F
'F
0
IZ
1O~(;£ o~a'F'F'F e<:0 I ooor 'FO~(;(; Z