KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT _lENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA
-m~~ ~m~~~?+~~ ?~~~~~ )1. Medan Merdeka Barat 17
KOMIN FO
Jaka1ta 10110
Telp . : 021-383593 1 3835939
Fax. : 021-3860746 386075 4 3844036
wviw.depkominfo .g( ·. id wwvi.postel.gn.id
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA NOMOR: 214 /DIRJEN/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI BASE STATION DAN ANTENA UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAN'DJ BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA,
Menimbang
a.
bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 19/PERJM.KOMINF0/09/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi, setiap pengoperasian teknologi yang menggunakan pita frekuensi radio 2.3 GHz untuk layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband) berbasis netral teknologi wajib memenuhi persyaratan teknis alat dan perangkat telekomunikasi;
b.
bahwa Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 3 Tahun 2001 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi mengatur bahwa setiap alat dan perangkat telekomunikasi wajib memenuhi persyaratan teknis;
c.
bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Nomor: Menteri Komunikasi dan Informatika 29/PER/M.KOMINF0/09/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi, setiap alat dan perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan danjatau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib memenuhi persyaratan teknis;
-2-
Mengingat
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagamana dimaksud huruf dalam a, huruf b, dan huruf c , perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Sumber Daya dan PerangkatPos dan Informatika tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Base Station dan Antena Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi Pada Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz;
1.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3980);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3981);
4.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
5.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2010;
6.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 3 Tahun 2001 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
7.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 03/P/M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan Pada Beberapa Keputusan/Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur Materi Muatan Khusus di Bidang Pos dan Telekomunikasi;
8.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 29 /PER/M.KOMINFO /09/2008 ten tang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
9.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 17 /PER/M.KOMINFO/ 10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
-3 -
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 19/PER/M.KOMINF0/09/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi; 11 . Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor:95/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Base Station Broadband Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz 12. Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor: 96/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Antena Broadband Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz. MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI BASE STATION DAN ANTENNA UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND} BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz. Pasal1 (1) Alat dan perangkat telekomunikasi Base Station dan Antenna untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) berbasis Netral Teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz wajib memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal. (2) Persyaratan Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Base Station dan Antenna Broadband Wireless Access (BW A) Nomadic; b. Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Base Station dan Antenna Broadband Wireless Access (BWA) lainnya.
-4(3) Persyaratan teknis untuk alat dan perangkat telekomunikasi Base Station dan Antena Broadband Wireless Access (BWA) pada pita frekuensi radio 2.3 GHz dengan standar nomadic, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal tersendiri. (4) Persyaratan teknis untuk alat dan perangkat telekomunikasi Base Station dan Antena Broadband Wireless Access (BWA) pada pita frekuensi radio 2.3 GHz lainnya, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur J enderal ini. Pasal2 Pelaksanaan sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi untuk Base Station dan Antena untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (Wireless Broadband) berbasis netral teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz wajib berpedoman pada persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur J enderal ini. Pasal3 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai ditetapkan.
berlaku
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Okto~r 2011
SALINAN
1. Menteri Komunikasi dan Informatika; 2. Sekditjen SDPPI; 3. Para Direktur di lingkungan. Ditjen SDPPI;
4. Kepala Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi.
pada tanggal
-5 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA NOMOR : 214/DIRJEN/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI BASE STATION DAN ANTENA UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz
PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI BASE STATIONDAN ANTENA UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz
BAB I KETENTUAN UMUM 1.
Ruang Lingkup Persyaratan teknis ini meliputi ketentuan umum, ketentuan teknis, dan persyaratan pengujian yang berlaku pada alat dan perangkat Base Station, termasuk antena yang akan dihubungkan dengan Base Station tersebut, untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (Wireless Broadband) berbasis netral teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz, yang selanjutnya disingkat BS BWA NT 23.
2.
Definisi Yang dimaksud dengan alat dan perangkat sistem BS BWA NT 23 dalam persyaratan teknis ini adalah sistem komunikasi di sisi Base Station, berikut antenanya, yang bekerja pada pita frekuensi radio 2300 - 2400 MHz, untuk jenis layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband),dengan ketentuan teknis disamping yang dipersyaratkan dalam: a.
b.
Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 95/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Base StationBroadband Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz; dan Peraturan
Direktur
96/DIRJEN/2008
Jenderal
tentang
Pos
dan
Persyaratan
Telekomunikasi
Teknis
Alat
Dan
Nomor: Perangkat
Telekomunikasi Antena BroadbandWireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz.
-63.
Singkatan a. b.
BPSK BS c. BTS d. BWA e. CISPR f. DCN g. DL h. EIRP 1. GPS J. LAN k. LOS 1. Non-LOS m. PSK n. QAM 0. QPSK p. ss q. TDD r. TDM s. UL t. USB u. VSWR
4.
Binary Phase Shift Keying Base Station Base Transceiver Station Broadband Wireless Access Comite International Special des Perturbations Radioelectriques Data Network Communication Downlink Effective Isotropic Radiated Power Global Positioning System Local Area Network Line of Sight non-Line of Sight Phase Shift Keying Quadrature Amplitude Modulation Quadrature Phase Shift Keying Subscriber Station Time Division Duplex Time Division Multiplex Uplink Universal Serial Bus Voltage Standing Wave Ratio
lstilah Dalam kerangka penentuan persyaratan teknis alat dan perangkat BS BW A NT 23 ini beberapa istilah didefinisikan sebagai berikut: a.
Base Station
Suatu set perangkat yang berfungsi untuk menyediakan konektivitas, manaJemen dan kontrol terhadap SS.
b.
Subscriber Station
Perangkat yang berada di sisi pelanggan.
c.
Frekuensi tengah (center
Titik pusat dalam kanal frekuensi yang digunakan untuk transmisi.
frequency) d.
Spurious emrsswn
Emisi pacta satu atau beberapa titik frekuensi radio yang berada di luar lebar kanal yang dibutuhkan (necessary bandwidth) dan besarnya dapat diturunkan tanpa berdampak pada transmisi informasi terkait. Yang termasuk pada kategori Spurious Emission adalah
harmonic emissions,parasitic emissions, intermodulation products, dan frequency conversion products.
-7-
e.
Harmonic emzsswns
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terletak pada titik frekuensi yang dihasilkan dari kelipatan bulat titik frekuensi tengah.
f.
Parasitic emrsswns
Salah satu jenis dari Spurious, Emissionyang terbangkitkan pada titik - t itik frekuensi yang sifatnya independen, baik terhadap frekuensi yang ditransmisikan maupun terhadap frekuensi osilasinya.
g.
Intermodulation products
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terbangkitkan sebagai hasil dari intermodulasi antara sinyal transmisi dari suatu sistem pemancar dengan sinyal transmisi dari sistem pemancar lainnya.
h.
Frequency converswn products
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang dihasilkan dari perkalian dengan bilangan bulat, pertambahan, maupun pengurangan terhadap kelipatan frekuensi tengah, tapi tidak termasuk harmonic emissions.
1.
Out of band emzsswn
Emisi yang dihasilkan dari proses modulasi, pada satu atau beberapa titik frekuensi yang letaknya bersebelahan langsung dengan batas atas maupun batas bawah kanal frekuensi, di luar spunous
emzsswn. J.
Unwanted emzsswn
Merupakan gabungan Spurious Emission dengan Out of
Band Emission.
k.
Out of band domain
Rentang pita frekuensi yang bersebelahan langsung dengan batas atas dan batas bawah kanal frekuensi dimana Out of Band Emission lebih dominan dibandingkan Spurious Emission.
1.
Spurious domain
Rentang pita frekuensi yang tidak bersebelahan langsung dengan batas atas dan batas bawah kanal frekuensi, dimana Spurious Emission le bih do min an dibandingkan Out of Band Emission.
m.
Line of Sight
Posisi antara titik pemancar dan titik penenma yang tidak terhalangi oleh objek apapun.
(LOS)
n.
Sertifikasi
Proses permohonan, pengujian dan penerbitan sertifikat kelayakan suatu perangkat dan atau jaringan berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan.
o.
TDD
Skema duplex dimana transmisi uplink dan downlink dilakukan pada waktu (timeslot) yang berbeda menggunakan kanal frekuensi yang sama.
-8p.
m-ary-PSK
q.
n-QAM
r.
Downlink
Arah transmisi dari Base Station ke Subscriber Station.
s.
Uplink
Arah transmisi dari Subscriber Station ke Base Station.
:Tipe modulasi PSK untuk berbagai jenis tingkatan. Misalnya untuk modulasi PSK dengan 2 fasa, dinamakan BPSK (Binary PSK). Sedangkan untuk modulasi PSK dengan 4 fasa, dinamakan QPSK (Quadrature PSK). Tipe modulasi QAM untuk berbagai jenis tingkatan. Misalnya untuk modulasi QAM dengan 16 titik konstelasi, dinamakan 16-QAM. Sedangkan untuk modulasi QAM dengan 64 titik konstelasi, dinamakan 64-QAM.
-9BAB II
KETENTUAN TEKNIS
1.
Frekuensi Kerja Perangkat BS BW A NT 23 harus memiliki frekuensi kerja dalam rentang pita frekuensi 2300 - 2400 MHz.
2.
Batasan Emisi Spektrum Perangkat (Equipment Spectntm Emission Mask) Perangkat BS BWA NT 23 harus mampu memenuhi persyaratan Equipment Spectrum Emission Mask sebagai berikut:
2.1. EquipmentSpectntm Emission Mask Untuk Lebar Kanal 5 MHz ctBm
X 1--------.
:J
0 G.
- 20.
- 30.
fc
. .
2.5
3.5
.
5
.
7.5
.
10
.
12.5
Frequency offset {MHz)
Gambar 1. EquipmentSpectrum Emission MaskBS Untuk Lebar Kanal 5 MHz "''""''·~-~---~---r~------~------·------ -- --.
-~---
Frequency offset Relatif terhadap Frekuensi Tengah (Me) 2.5 ~-,,~---·
:5
6 fc
----v.·.
3.5
:5 6.
:5
3.5 MHz
...
_,.'"''''~~--
:5
12.5 MHz
-~ --~
Tingkat emisi maksimum yang diperbolehkan (Max allowed emission leveq -13 dBm
50 kHz
-13 dBm
1 MHz
-·---~---~~··----
fc
. -. . ,.
Resolusi pita frekuensi ketika pengujian (Measurement Bandwidtfr}
l ;
J'
l ; ;
---. --V¥ ' Tabel 1. EquipmentSpectrumEmission Mask:BS UntukLebar Kanal 5 MHz
- 102.2. Equipment Spectrum Emission Mask Untuk Lebar Kanal 10 MHz dBrn
X 1----------.
::J
0
o_
~
20 .
~
30 ·
fc
5 6
10
15
20
25
Frequency oftset (MHzl
Gambar 2. EquipmentSpectrum Emission MaskBS Untuk Lebar Kanal 10 MHz ................•.......
Tingkat emisi maksimum yang diperbolehkan (Max allowed emission leven
Resolusi pita freku en si ketika pengujian (Measurement Bandwidth)
6 MHz
-13 dBm
100kHz
25 MHz
-13 dBm
1 MHz
Frequency offset Relatif terhadap Frekuensi Tengah (Me) 5 6
~ 6. ~
fc
6. fc
~ ~
Tabel 2. EquipmentSpectrum Emission Mask:BS UntukLebar Kanal 10 MHz Keterangan Gambar 1 dan Gambar 2 : X dBm
=
10 log (P); dimana P merupakan daya pancar dalam satuan mWatt.
Level dayaj emisi yang diukur guna menguji batasan equipment spectrum emission mask yang ada di suatu BS BWA NT 23 adalah level daya/ emisi pada titik keluaran (output) BS BWA NT23, sebelum disambungkan ke antena pemancar.
I
''
I !
- 11 -
3.
Emisi Spurious (Spurious Emission) PerangkatBS BWA NT 23 harus dapat memenuhi batasan Spurious Emission pada Tabel 3 berikut ini : ·..
Pita frekuensi target pengujian
30 MHz-1 GHz
1 GHz- 12.75 GHz
. ·•.
.
Tin.gkat .~rll.isi maksimum .yang diperbolehkan
Resolusi pita frekuensi ketika pengujian
.(Max allowed
(Measurement
emission .level)
Bair.dUJic1t1rf
- 13 dBm
100kHz
- 13 dBm
Catatan
Untuk kepraktisan, batas atas pengujian pada rentang pita frekuensi ini dapat ditentukan hanya sampai titik frekuensi emisi harmonisa (harmonic emissions) ke-5
1 MHz
Tabel 3. Spurious Emission Meskipun pita frekuensi target pengujian Spurious Emission membentang dari 30 MHz sampai dengan 12.75 GHz, namun pengujian hanya dilakukan untuk titik- titik frekuensi yang termasuk dalam Spurious Domain. Batas Bawah
Batas /,t.as Kana! Frekue nsi
Ka na l t-rekuens!
5 MHz
Spurious
Spurious
----1'1
Domain
Domain
(
)
fc
1
-------- 12.5 MHz _ _ _ _ _,..._ _ _ _ 12.5 MHz
•
Out Of Band Domain
•
•
-----+
Out Of Band Domain
•
Gambar 3. Spurious dan Out-of-Band Domain Untuk Lebar Kanal 5 MHz Pita frekuensi yang masuk dalam kategori Spurious Dornain untuk perangkat
BS BW A NT23 dengan lebar kanal 5 MHz adalah pita frekuensi yang mencakup titik - titik frekuensi berjarak 12.5 MHz atau lebih, relatif terhadap frekuensi tengah kanal tersebut j fc (lihat Gambar 3).
- 12 -
Sedangkan untuk perangkat BS BWA NT 23 dengan lebar kanal 10 MHz, maka Spurious Domain-nya adalah pita frekuensi yang mencakup titik - titik frekuensi berjarak 25 MHz atau lebih, relatif terhadap frekuensi tengah kanal tersebutjfc (lihat Gambar 4). 8atas 5:a wah Kana ! Fre!
Bs tas ,4t.as Kana! Frekur•nsi
Spurious Domain
Spurious Doma in
)
(
fc .__ _ __ _ 25 MHz -
•
Out Of Band Domain
-
-
-
- - • •- - -- --
•
25 MHz
•
-----~
Out Of Band Domain
•
Gambar 4. Spurious dan Out-of-Band Domain Untuk Lebar Kanal10 MHz Sarna deng
Pengkanalan (channeling plan) Perangkat BS BWA NT 23 memiliki lebar kanal 5 MHz danjatau 10 MHz. Perangkat BS BWA NT 23 juga harus mampu mengatur center frequency-nya sendiri.
5.
Daya Pancar Perangkat BS BWA NT 23 harus memenuhi batasan daya output pemancar maksimum sebesar 43 dBm.
6.
Modulasi Perangkat BS BWA NT 23 harus memiliki kemampuan modulasi dan/ atau n-QAM.
m-ary-PS K
- 13-
7.
Antena Antena yang akan disambungkan dengan perangkat BS BWA NT 23, dalam rangka mentransmisikan sinyal,harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. b. c.
8.
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) maksimum = 1,5: 1. Penguatan (gain) maksimum = 21 dBi. Dapat bekerja di rentang frekuensi 2300-2400 MHz.
Dukungan Terhadap Kondisi Propagasi Perangkat BS BWA NT 23 harus dapat menyediakan layanan data nirkabel untuk perangkat penerima di sisi pelanggan (Subscriber Station), baik dalam kondisi propagas1 Line-of-Sight (LOS) dan/ atau propagasi NonLine-ofSight(NLOS).
9.
Sinkronisasi a.
perangkat BS BWA NT 23 harus mampu mendukung penggunaan internal clock dan external clock dalam hal internal clock dan external clock terse but dibutuhkan pada saat mitigasi interferensi.
b.
perangkat BS BWA NT 23 harus memiliki kemampuan untuk pengaturan rasio downlink dan uplink secara symmetric dan j a tau asymmetric.
10. Antarmuka (Interface) Perangkat BS BWA NT 23 paling sedikit harus memiliki satu antarmuka yang bersifat mandatori dan dapat ditambahkan juga antarmuka opsional, sebagaimana dimaksud dalam Tabel 4 di bawah ini :
Jenis Antar Muka Ethernet/ RJ-45
Kecepatan 100 1 1000 Mbps
Stan dar
Keterangan
IEEE 802.3
Mandatori
Serial RS-232
-
-
Opsional
E1
2,048 Mbps
ETS 300 420 ITU G.703jG704
Opsional
Optical
-
-
Opsional
Tabel 4. J enis Koneksi Antarmuka
- 14-
11. Dukungan Terhadap Sistem Manajemen Jaringan Perangkat BS BWA NT 23 harus memiliki suatu Sistem Manajemen Jaringan (Network Management System) untuk mendukung operasi dan pemeliharaan jaringannya, dengan memiliki fungsi minimum sebagai berikut: a. pemantauan utilisasi trafik pada arah upstream dan downstream; b. pengaturan layanan pelanggan; c. pemantauan status operasional perangkat Base Station;dan d. pendaftaran jregistrasi pelanggan.
12. Pengamanan Arus Lebih Perangkat BS BWA NT 23 harus dilengkapi dengan pengaman terhadap arus lebih (sikring dan arrester).
13. Kondisi Lingkungan Perangkat BS BWA NT 23 harus mampu bekerja: a. b. c.
di luar ruangan pada suhu hingga 600 C. di dalam ruangan pada suhu 10° C- 400 C. pada kelembaban udara sampai dengan 95%.
14. Dokumentasi Perangkat BS BWA NT 23 harus dilengkapi dengan dokumentasi teknik dalam Bahasa Indonesia mengenai petunjuk penggunaan dan spesifikasi yang terkait dengan perangkat keras maupun perangkat lunak yang terkandung di dalamnya.
- 15BAB III PERSYARATAN PENGUJIAN
1.
Cara Pengambilan Contoh Uji Pengambilan perangkat yang diuji dilakukan menurut prosedur uji dengan jumlah sampel sebanyak 1 (satu) unit.
2.
Cara Pengujian
Pengujian dilakukan oleh Balai Uji yang ditetapkan oleh Badan Penetap dan cara pengujian harus mampu memperlihatkan secara kualitatif dan kuantitatif bahwa perangkat yang diuji memenuhi persyaratan teknis.
3.
Syarat Keselamatan dan Kesehatan Perangkat BS BWA NT23 ini harus dirancang bangun sedemikian rupa sehingga pemakai terlindungi dari gangguan listrik dan elektromagnetik.
4.
Syarat Kompatibilitas Elektromagnetik Mengacu pada Standar CISPR-22 dan CISPR-24. Pemohon harus melampirkan hasil uji EMC (Electromagnetic Compatibility) dari laboratorium uji yang telah diakui oleh internasional.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 6 Okto her
2011