KEMENTERIANSKESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2014
TIM PENYUSUN dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes drg. Usman Sumantri, M.Sc Sidin Hariyanto, SKM, M.Pd Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd Prof. Dr. Djoko Kustono, M.Pd Yeti Resnayati, S.Kp, M.Kes Drs. Supriyadi, S.Kp, M.Kep, Sp. Kom Wahyu Widagdo, S.Kp, M.Kep, Sp. Kom drg. Lanny Sunarjo, MDSc Dra. Misde Yola, M.Pd Lita Dwi Astari, STP, MSi Arief Widjaya, SST, MKM Drg. Musliana Suwarno Wanono Dwi Atmojo Sumarsih
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
ii
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen disebutkan bahwa dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Pelaksanaan tugas utama dosen ini perlu dievaluasi dan dilaporkan secara priodik sebagai bentuk akuntabilitas kinerja dosen kepada para pemangku kepentingan. Buku pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan tata cara penetapan Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi di Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Buku Pedoman ini mengacu pada Buku Pedoman Sistem Informasi Pengembangan Karir Dosen (SIPKD) dengan penambahan pada rubrik suplemen yang disesuaikan dengan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Diharapkan pedoman ini dapat digunakan sebagai acuan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan tugas penetapan beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi di Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan pedoman ini. Semoga bermanfaat dan program ini dapat berjalan dengan baik. Jakarta, Mei 2014 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan,
drg. Usman Sumantri, MSc NIP. 195908121986111001
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
iii
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................. iii Daftar Isi ........................................................................................................... iv Daftar Lampiran................................................................................................. v Daftar Tabel ...................................................................................................... vi Daftar Gambar ................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Rasional ............................................................................................................ 2 C. Landasan Hukum .............................................................................................. 3 D. Tujuan ............................................................................................................... 4 E. Prinsip Evaluasi Tugas Utama Dosen ............................................................... 5 F. Periode Evaluasi ............................................................................................... 6 G. Laporan Hasil Evaluasi ...................................................................................... 6 H. Pelaksana Tugas Evaluasi ................................................................................. 7 I. Sistem Informasi Pengembangan Karir Dosen (SIPKD) .................................... 7 BAB II BEBAN KERJA DAN TUGAS UTAMA DOSEN ............................................10 A. Beban Kerja Dosen ......................................................................................... 10 B. Tugas Utama Dosen ....................................................................................... 11 C. Kewajiban Khusus Profesor ............................................................................ 13 D. Dosen Dengan Jabatan Struktural .................................................................. 14 E. Dosen Dengan Tugas Tambahan .................................................................... 15 F. Tugas Utama Dosen Yang Sedang Tugas Belajar ........................................... 15 BAB III PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI .............................................................................. 16 A. Prosedur Evaluasi ........................................................................................... 16 B. Rancangan Tugas Dosen................................................................................. 18 C. Assesor ........................................................................................................... 18 LAMPIRAN ....................................................................................................... 20
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
iv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Laporan Beban Kerja Dosen .............................................................. 21 Lampiran II. Laporan Evaluasi Tingkat Jurusan ...................................................... 24 Lampiran III. Laporan Evaluasi Tingkat Perguruan Tinggi ...................................... 25 Lampiran IV. Rubrik Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes Tahun 2014 .......... 28
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
v
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Masa Berlaku Penugasan Dosen Dengan Tugas Tambahan ................... 15
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Skema Integrasi Pengembangan Karir Dosen ...................................... 8 Gambar 3.1 Prosedur Evaluasi Tugas Utama Dosen .............................................. 16
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
vi
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggungjawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan,
mengembangkan,
dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Bab 1 Pasal 1 ayat 2). Sementara itu, profesional dinyatakan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Kompetensi tenaga pendidik, khususnya dosen, diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen pasal 8 menyatakan bahwa tugas utama dosen adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
1
(enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Sedangkan profesor atau guru besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi dan mempunyai tugas khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Pelaksanaan tugas utama dosen ini perlu dievaluasi dan dilaporkan secara periodik sebagai bentuk akuntabilitas kinerja dosen kepada para pemangku kepentingan. Kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Untuk menjamin pelaksanaan tugas dosen berjalan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam ditentukan. Buku Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan tata cara penetapan Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi di lingkungan Poltekkes Kemenkes, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
B. Rasional Dosen
adalah
pendidik
profesional
dan
ilmuwan
dengan
tugas
utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang calon dosen baru dapat diangkat menjadi dosen apabila telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan telah lolos dari seleksi serta evaluasi yang ditentukan oleh tim penerimaan dosen. Namun pengakuan sebagai dosen baru dapat diperoleh apabila dosen tersebut telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). NIDN merupakan identitas dosen di Indonesia yang wajib dimiliki oleh dosen Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. NIDN juga menjadi identitas untuk segala urusan yang menyangkut dosen. Dosen yang telah memiliki NIDN mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi. Kedudukan sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui uji kompetensi. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
2
PENDAHULUAN
peraturan perundang undangan maka perlu dievaluasi setiap periode waktu yang
Tunjangan profesi diberikan kepada dosen yang memiliki sertifikat pendidik, melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester,
dan
memenuhi
persyaratan
lainnya
sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan. Pemberian tunjangan profesi tersebut dapat dihentikan apabila dosen tidak lagi memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk itu dosen wajib melaporkan kegiatannya setiap semester untuk kemudian dievaluasi kinerjanya. Dosen yang tidak memenuhi syarat beban kerja perlu mendapatkan bimbingan dan tercapai. Sementara itu, jenjang karir dosen ditunjukkan melalui Jabatan Akademik Dosen, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri. Kegiatan dosen yang menunjang tridarma perguruan tinggi dinilai dalam satuan angka kredit. Jenjang Jabatan Akademik Dosen untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
C. Landasan Hukum Landasan hukum penetapan Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
3
PENDAHULUAN
penjelasan dari asesor agar kinerja yang ditetapkan oleh undang-undang dapat
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya sebagaimana telah di ubah sesuai dengan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor.
D. Tujuan Evaluasi tugas utama dosen bertujuan sebagai berikut: 1. meningkatkan profesionalisme dosen dalam melaksanakan tugas, 2. meningkatkan proses dan hasil pendidikan , 3. menilai akuntabilitas kinerja dosen di perguruan tinggi, 4. meningkatkan atmosfer akademik di semua jenjang perguruan tinggi dan 5. mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
4
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
E. Prinsip Evaluasi Tugas Utama Dosen Prinsip penetapan Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut: 1. berbasis evaluasi diri, 2. saling asah, asih dan asuh, 3. meningkatkan profesionalisme dosen, 4. meningkatkan atmosfer akademik, 5. mendorong kemandirian perguruan tinggi.
dengan membuat evaluasi diri terkait semua kegiatan yang dilaksanakan baik pada bidang: 1. pendidikan dan pengajaran, 2. penelitian dan pengembangan karya ilmiah, 3. pengabdian kepada masyarakat maupun, 4. kegiatan penunjang lainnya. Evaluasi ini diwujudkan dalam Laporan Kinerja sesuai dengan Format F1 pada Lampiran I. Laporan format F1 di dukung oleh semua bukti pendukung dan laporan tahun sebelumnya. Kemudian diserahkan kepada asesor untuk dinilai dan mendapatkan verifikasi. Asesor dalam menilai diharapkan memakai prinsip saling asah, asih dan asuh. Dosen yang kurang perlu mendapatkan bimbingan dan penjelasan dari asesor agar kinerja yang ditetapkan oleh peraturan perundang undangan dapat tercapai tanpa mengurangi kaidah akademik yang menjadi amanah undang-undang kepada asesor. Aktivitas ini tentu bisa mendorong peningkatan profesionalisme dosen pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Apabila kegiatan evaluasi kinerja ini diterapkan untuk semua dosen maka akan berimplikasi kepada peningkatan atmosfer akademik yang berkelanjutan sehingga bisa mendorong terciptanya kemandirian perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing bangsa.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
5
PENDAHULUAN
Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dimulai oleh dosen
F. Periode Evaluasi Evaluasi dilaksanakan secara periodik, artinya evaluasi dilakukan pada setiap kurun waktu yang tetap. Hal ini untuk menjaga akuntabilitas kepada pemangku kepentingan terkait dengan kinerja perguruan tinggi. Menurut peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2009 Tentang Dosen pasal 8 ayat (1) butir b disebutkan bahwa Beban Kerja Dosen paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya, oleh karena itu periode evaluasi Beban kerja dosen adalah tiap semester.
G. Laporan Hasil Evaluasi
perguruan tinggi kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi setiap semester paling lambat 1 (satu) bulan setelah semester berakhir. Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan Dirjen Dikti berwenang untuk memverifikasi laporan ini. Hasil evaluasi beban kerja dosen dapat memberikan gambaran kinerja dosen. Oleh karena itu laporan evaluasi merupakan salah satu bentuk akuntabilitas kinerja dosen kepada masyarakat. Hasil evaluasi ini dapat berimplikasi kepada keberlangsungan tunjangan profesi pendidik maupun tunjangan kehormatan dosen. Pemimpin perguruan tinggi berkewajiban memberikan teguran lisan, peringatan tertulis, penghentian sementara maupun permanen tunjangan profesi pendidik maupun tunjangan kehormatan terhadap dosen atau sanksi lainnya sesuai dengan kewenangan pemimpin perguruan tinggi apabila berdasarkan hasil evaluasi beban kerja tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan. Pemimpin perguruan tinggi bertanggung jawab penuh atas kebenaran laporan dan ketepatan waktu melaporkan.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
6
PENDAHULUAN
Hasil evaluasi beban kerja dosen harus dilaporkan dan diserahkan oleh pemimpin
H. Pelaksana Tugas Evaluasi Tugas untuk melaksanakan evaluasi merupakan tugas yang dilakukan terus-menerus sebagai bentuk akuntabilitas terhadap pemangku kepentingan, oleh karena itu sebaiknya tidak dilakukan oleh suatu panitia ad hoc tetapi dilakukan oleh sebuah struktur kelembagaan yang ada dan melekat pada sistem di perguruan tinggi tersebut misalnya: Lembaga Penjaminan Mutu, LP3I atau yang lain. Pelaksana tugas diharapkan selalu berkoordinasi dengan jurusan maupun program studi untuk memaksimalkan proses kinerja dosen. Struktur organisasi pelaksana tugas dikembangkan sendiri oleh masing-masing perguruan tinggi dan merupakan
I. Sistem Informasi Pengembangan Karir Dosen (SIPKD) Pada tanggal 13 November 2013, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mencanangkan pemberlakuan Sistem Informasi Pengembangan Karir Dosen (SIPKD). Sistem ini untuk tahun 2014 (sampai dengan buku pedoman ini disusun) masih diberlakukan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akses untuk Kementerian Kesehatan dan Kementerian yang lain belum diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Skema Integrasi Pengembangan Karir Dosen secara keseluruhan disajikan pada Gambar 1.1
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
7
PENDAHULUAN
bagian tak terpisah dari kelembagaan yang sudah ada di perguruan tinggi tersebut.
PENDAHULUAN Gambar 1.1 Skema Integrasi Pengembangan Karir Dosen
Para calon dosen untuk diakui sebagai dosen harus terdaftar sebagai dosen tetap baik di lingkungan Kemendikbud maupun non Kemendikbud (PP 37/2009 pasal 8 butir (d)). Bukti terdaftar ini dinyatakan dengan memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Untuk mendapatkan NIDN maka calon dosen harus dievaluasi oleh Tim Evaluasi Dari Ditjen Dikti. Apabila lolos dalam evaluasi maka dosen tersebut akan: 1. mendapatkan NIDN, 2. biodatanya diakui dan dimasukkan ke dalam database dosen nasional, 3. mendapatkan hak pengembangan karir misalnya beasiswa studi lanjut, hibah penelitian, hibah pengabdian kepada masyarakat, dan 4. mendapatkan hak untuk mengikuti proses sertifikasi dosen. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
8
Dosen yang sudah mendapatkan NIDN dapat diajukan untuk mengikuti proses sertifikasi dosen apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Sertifikasi dosen dimaksudkan untuk memberi peluang kepada dosen menjadi dosen profesional secara hukum. Proses sertifikasi dosen dilakukan oleh Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen (PTPS). Dosen yang sudah lulus sertifikasi mempunyai hak sebagai berikut: 1. mendapatkan sertifikat sebagai tanda formal sebagai dosen profesional, 2. mempunyai kewenangan mengajar di perguruan tinggi, dan 3. mendapatkan tunjangan profesi pendidik. Sebagai bentuk akuntabilitas dosen, maka dosen diwajibkan melaporkan Beban Kerja Dosen (BKD) setiap semester. Kewenangan menjabarkan BKD diserahkan pada yang dilaporkan oleh satuan pendidikan tinggi dijadikan acuan pada penghitungan tunjangan profesi maupun tunjangan kehormatan bagi profesor. Di samping itu data ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan karir dosen selanjutnya (kenaikan jabatan akademik). Data laporan BKD dihimpun dalam Pangkalan Data Beban Kerja Dosen (PD-BKD). Pada saatnya dosen dapat melihat kelayakan dan mempergunakan data dari pangkalan data ini untuk kenaikan jabatan akademiknya. Tim Penilai Jabatan Akademik Dosen (TPJA) menilai kelayakan kenaikan jabatan akademik dari PD-BKD ini, sehingga tidak ada lagi ajuan secara “hard file” karena PD-BKD sudah mencerminkan semua prestasi dosen.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
9
PENDAHULUAN
satuan pendidikan masing-masing (UU 14/2005 Pasal 73 ayat 3). Data rekapitulasi
BAB II BEBAN KERJA DAN TUGAS UTAMA DOSEN A. Beban Kerja Dosen Dosen
adalah
pendidik
profesional
dan
ilmuwan
dengan
tugas
utama
mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan Profesor atau Guru Besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi dan mempunyai kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarkan luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan sebagai berikut. 1. tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 (sembilan) sks yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan; 2. tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai dengan peraturan perundang undangan; 3. tugas penunjang tridarma perguruan tinggi dapat diperhitungkan sks nya sesuai dengan peraturan perundang undangan; 4. tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS; 5. tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 sks setiap tahun.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
10
Pemimpin perguruan tinggi berkewajiban memberikan kesempatan kepada dosen untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Dosen yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan tinggi sampai dengan tingkat jurusan diwajibkan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) sks.
B. Tugas Utama Dosen Tugas melakukan pendidikan merupakan tugas di bidang pendidikan dan pengajaran yang dapat berupa: kegiatan
pendidikan
di
laboratorium,
praktik
menyelenggarakan keguruan,
praktik
bengkel/studio/kebun percobaan/teknologi pengajaran, 2. membimbing seminar Mahasiswa, 3. membimbing kuliah kerja nyata (KKN), praktik kerja nyata (PKN), praktik kerja lapangan (PKL), 4. membimbing tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk membimbing, pembuatan laporan hasil penelitian tugas akhir, 5. penguji pada ujian akhir, 6. membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan; 7. mengembangkan program perkuliahan, 8. mengembangkan bahan pengajaran, 9. menyampaikan orasi ilmiah, 10. membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan, 11. membimbing dosen yang lebih rendah jabatannya, 12. melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan dosen. Tugas melakukan penelitian merupakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan karya ilmiah yang dapat berupa: 1. menghasilkan karya penelitian atau karya ilmiah, 2. menerjemahkan/menyadur buku ilmiah, 3. mengedit/menyunting karya ilmiah, Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
11
BEBAN KERJA & TUGAS UTAMA DOSEN
1. melaksanakan perkuliahan/tutorial dan menguji serta
4. membuat rancangan dan karya teknologi, 5. membuat rancangan karya seni. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa: 1. menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan/pejabat
negara
sehingga harus dibebaskan dari jabatan organiknya, 2. melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang
dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat, 3. memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat, 4. memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang 5. membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat berupa: 1. menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi, 2. menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah, 3. menjadi anggota organisasi profesi, 4. mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga, 5. menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional, 6. berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah, 7. mendapat tanda jasa/penghargaan, 8. menulis buku pelajaran SLTA kebawah, 9. mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial. Ekivalensi perhitungan SKS untuk berbagai tugas tersebut diatas disajikan pada Rubrik Beban Kerja dan Tugas Utama Dosen pada Lampiran IV.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
12
BEBAN KERJA & TUGAS UTAMA DOSEN
pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan,
C. Kewajiban Khusus Profesor Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan Bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor, ketentuan tersebut dijabarkan sebagai syarat memperoleh tunjangan kohormatan. Dalam pasal 4 disebutkan wajib khusus profesor adalah sebagai berikut: 1. menulis buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional maupun internasional yang mempunyai ISBN (Internasional Standard of Book Numbering System), 2. menghasilkan karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional 3. menyebarluaskan gagasannya. Menurut UU No. 14/2005 pasal 49 ayat (1) Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor; sedangkan pada ayat (2) nya disebutkan Profesor memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Sehingga kewajiban khusus Profesor pada ayat (2) tidak bisa dilepaskan dari membimbing calon doktor, karena hanya profesor yang secara legal diperbolehkan membimbing calon doktor; sehingga dengan demikian penjabaran kewajiban khusus professor secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. menulis buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional maupun internasional yang mempunyai ISBN (Internasional Standard of Book Numbering System). Substansi dari buku yang diterbitkan adalah sesuai dengan bidang ilmu keahliannya dan dapat diterbitkan baik berupa cetak (hard file), maupun elektronik (ebook),
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
13
BEBAN KERJA & TUGAS UTAMA DOSEN
bereputasi,
2. menghasilkan karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi dan atau membimbing dan menghasilkan doktor. Jurnal internasional bereputasi mengindikasikan kualitas jurnal, hal ini antara lain dapat ditandai dengan indek jurnal dari pengindeks yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 3. menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Gagasan seorang profesor dapat disebarluaskan baik kepada masyarakat akademik melalui pidato ilmiah, pembicara seminar pada tingkat nasional atau internasional maupun masyarakat pada umumnya melalui pengabdian kepada masyarakat, dengan demikian kontribusi profesor dalam mencerahkan masyarakat menjadi semakin nyata dan dapat dirasakan masyarakat banyak. Ketiga kewajiban khusus tersebut dijabarkan pada rubrik. Pemberian tunjangan kehormatan kepada Profesor dievaluasi setiap 5 (lima) tahun sejak yang bersangkutan ditetapkan atau diaktifkan kembali sebagai Profesor, Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pemberian tunjangan kehormatan kepada Profesor yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Menteri No 78/2013 tanggal 13 Juni 2013 dilakukan evaluasi mulai Tahun 2018. Laporan wajib khusus Profesor dilakukan bersama-sama dengan laporan Beban Kerja Dosen, melalui situs http://sipkd.dikti.go.id. Semua kewajiban khusus profesor harus dilaksanakan secara lembaga dan sesuai dengan rumpun ilmu yang ditekuni. D. Dosen Dengan Jabatan Struktural Dosen perguruan tinggi yang sedang menjalankan tugas negara sebagai pejabat struktural atau yang setara atas ijin pimpinan perguruan tinggi dan tidak mendapat tunjangan profesi pendidik maka beban tugasnya diatur oleh pemimpin perguruan tinggi mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku (lihat: UU No. 43 Tahun 1999, PP No. 37 Tahun 2009 dan Kepmenkowasbangpan No. 38 Tahun 1999).
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
14
BEBAN KERJA & TUGAS UTAMA DOSEN
mempunyai bobot 15 sks, rincian sks untuk masing-masing kewajiban khusus
Profesor yang sedang menjalankan tugas negara sebagai pejabat struktural atau yang setara atas ijin pimpinan perguruan tingginya dan tidak mendapat tunjangan kehormatan dibebaskan dari tugas khusus profesor.
E. Dosen Dengan Tugas Tambahan Menurut PP RI No. 37 Tahun 2009 tentang dosen pasal 8 ayat (3) dan pasal 10 ayat (5) maka beban kerja dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan perguruan tinggi pada institusinya sendiri agar tetap mendapatkan tunjangan profesi pendidik dan tunjangan kehormatan adalah minimal sepadan dengan 3 (tiga) sks pada dharma pendidikan. Dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan dapat pula mengerjakan aktivitas tridharma perguruan tinggi yang lain (bukan kewajiban) Profesor dengan tugas tambahan
sebagai pimpinan perguruan tetap harus mengerjakan kewajiban khusus profesor seperti yang ditetapkan dalam Buku Pedoman ini. Masa berlaku penugasan disajikan sebagai berikut: Tabel 2.1. Masa Berlaku Penugasan Dosen Dengan Tugas Tambahan No 1 1
Pimpinan Perguruan Tinggi 2
(1)
Direktur
2
Pembantu Direktur
3
Ketua Jurusan/ Ketua Prodi diluar domisili
Masa Berlaku 3 Selama Menjabat Selama Menjabat Selama Menjabat
BUKTI 4 Surat Keputusan Surat Keputusan Surat Keputusan
F. Tugas Utama Dosen Yang Sedang Tugas Belajar Dosen dengan status tugas belajar mempunyai tugas dan kewajiban belajar. Beban kerja dosen tugas belajar diatur dengan peraturan perundang undangan tersendiri (mengacu kepada Permendiknas No. 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional).
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
15
BEBAN KERJA & TUGAS UTAMA DOSEN
sampai jumlah komulatif maksimum 16 sks.
BAB III PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI A. Prosedur Evaluasi Prosedur evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Prosedur Evaluasi Tugas Utama Dosen
Penjelasan: 1. Dosen membuat laporan kinerja secara periodik. Laporan kinerja ini memuat semua aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi yang telah dilakukan dosen tersebut Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
16
dan meliputi dharma pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan aktivitas penunjang lainnya. Format laporan atau format F1 disajikan pada Lampiran I. 2. Format F1 dilengkapi dengan semua bukti pendukungnya diserahkan kepada asesor. Karena laporan kinerja dosen merupakan aktivitas yang berkelanjutan maka dosen juga perlu melampirkan hasil evaluasi pada periode sebelumnya. Asesor berjumlah dua orang dan ditugaskan oleh pemimpin perguruan tinggi untuk menilai ketercapaian prestasi SKS, dan memverifikasi kesesuaian dokumen pendukung dengan aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi yang telah dilakukan. Format F1 yang diserahkan kepada asesor dibuat dalam bentuk hardcopy rangkap dua dan softcopy. Satu buah hardcopy nantinya dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan sesudah ditandatangan asesor. Kriteria asesor disajikan 3. Apabila ketercapaian kinerja dosen tersebut telah memenuhi syarat seperti yang dimaksud pada Bab. 3 dan bukti pendukung sesuai dengan laporan yang dibuat maka laporan kinerja dianggap lolos. Bukti pendukung laporan yang telah lolos dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan untuk disimpan kembali dan dapat ditunjukkan apabila diperlukan. Kedua asesor menandatangani Format F1 dan meneruskan format F1 kepada Ketua Jurusan atau yang sederajat untuk mendapatkan pengesahan. 4. Apabila asesor menyatakan (a) ketercapaian kinerja dosen tidak atau belum memenuhi syarat seperti yang dimaksud pada Bab.3 dan atau (b) bukti pendukung tidak sesuai dengan aktivitas yang dilaporkan maka laporan kinerja dianggap gagal dan dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan, untuk diperbaiki. Dalam hal terjadi selisih pendapat antara asesor satu dengan asesor yang lain maka pemimpin perguruan tinggi dapat menunjuk asesor ketiga. 5. Ketua Jurusan mengesahkan hasil laporan format F1 dan mengkompilasi semua laporan kinerja dosen yang menjadi tanggungjawabnya. Ketua Jurusan bertanggung jawab dan berwenang untuk memverifikasi kebenaran laporan yang Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
17
PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
pada Bab 3.C.
telah dikoreksi oleh asesor. Hasil kompilasi di tingkat Jurusan ini kemudian diserahkan kepada Direktur untuk dibuat rekap ditingkat Poltekkes. Contoh hasil kompilasi tingkat Jurusan disajikan pada Lampiran II. 6. Direktur mengkompilasi semua laporan dari tingkat Jurusan dan membuat rekap laporan di tingkat Institusi pendidikan tenaga kesehatan. Direktur bertanggung jawab dan berwenang untuk memverifikasi kebenaran laporan yang telah disahkan oleh Jurusan. Untuk perguruan tinggi negeri maka laporan ini diserahkan atau dikirim langsung kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kepala BPPSDMK setiap tahun. Laporan yang dikirim dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
B. Rancangan Tugas Dosen Pada setiap awal semester dosen diharapkan mempunyai rancangan kegiatan yang asesor maupun atasan untuk merencanakan alokasi waktu dan beban kerja dosen. Di samping itu dosen diharapkan juga mempunyai rancangan pengembangan profesi. Rancangan pengembangan profesi ini dapat menjadi acuan untuk mengarahkan kegiatan dosen untuk mencapai cita-cita profesinya. Pimpinan perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada para dosennya untuk menggapai cita-cita profesi tersebut.
C. Assesor Asesor bertugas untuk menilai dan memverifikasi laporan kinerja dosen. Syarat menjadi asesor dan tata cara penilaian adalah sebagai berikut: 1. Dosen tetap yang masih aktif. 2. Mempunyai kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik minimal magister lector kepala atau doktor lector. 3. Mempunyai NIRA (Nomor identifikasi registrasi asesor) yang diterbitkan oleh Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
18
PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
akan dilaksanakan pada semester berjalan, rancangan ini berguna baik bagi dosen,
4. Telah mengikuti sosialisasi penilaian kinerja dosen. 5. Ditugaskan oleh pemimpin perguruan tinggi. 6. Dihindari terjadinya konflik kepentingan. 7. Satu atau semuanya dapat berasal dari perguruan tinggi sendiri ataupun dari perguruan tinggi lain. 8. Mempunyai rumpun atau sub rumpun ilmu yang sesuai dengan dosen yang dinilai. 9. Mempunyai kualifikasi jabatan fungsional dan atau tingkat pendidikan yang sama atau lebihtinggi dari dosen yang dinilai. 10. Pemimpin perguruan tinggi mengatur agar asesor tidak menilai kinerja sendiri atau bertukar ganti asesor-dosen (A sebagai asesor menilai B sebagai dosen kemudian B sebagai asesor menilai A sebagai dosen). Rekrutmen asesor dilakukan oleh perguran tinggi yang memerlukan dengan prosedur 1. perguruan tinggi mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengadakan rekrutmen asesor, 2. direktur mengirim narasumber kepada perguruan tinggi, 3. narasumber menjelaskan semua hal terkait dengan SIPKD, 4. calon asesor berlatih menilai, 5. diadakan penyamaan persepsi hasil penilaian, dan 6. narasumber membawa nama dan hasil penilaian untuk dijadikan acuan penerbitan NIRA asesor BKD. Segala biaya yang timbul dalam proses penilaian menjadi beban dan tanggung jawab perguruan tinggi yang melakukan rekrutmen. NIRA yang sudah terbit langsung dimasukkan dalam data base asesor SIPKD.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
19
PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
sebagai berikut:
LAMPIRAN
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
20
I. IDENTITAS
LAMPIRAN I FORMAT F1
LAPORAN BEBAN KERJA DOSEN SEMESTER ----- TAHUN ------
Beban Kerja Bukti SKS Penugasan
Bukti Dokumen
Jml SKS Kinerja
Masa Pelaksanaan Tugas
%
Kinerja Capaian
SKS
Penilaian Asesor
Nama : ……………………….. Nomor Sertifikat : ……………………….. (ditulis NIP bagi yg blm bersertifikat) Perguruan Tinggi : ………………………. Status : ……………………… DS/ PR/ DT/ PT (*) Alamat Perguruan Tinggi : ……………………… Jurusan : ……………………… Program Studi : ……………………… Pangkat/Gol : ……………………… Tempat – Tanggal Lahir : ……………………… S1 : ……………………… S2 : ……………………… S3 : ……………………… Bidang Ilmu : ……………………… No. HP : ……………………… Alamat email : ……………………… DS = Dosen Biasa; PR = Prof. Biasa; DT = Dosen dgn tugas tambahan; PT = Prof dg tugas tambahan (*) Pilih salah satu
Jml SKS Beban Kerja
Jenis Kegiatan
II. BIDANG PENDIDIKAN No 1 2 3 dst
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
21
Jml SKS Beban Kerja
Jenis Kegiatan
III. BIDANG PENELITIAN No
1 2 3 dst
No
Jml SKS Beban Kerja
Jenis Kegiatan
Beban Kerja Bukti Sks Penugasan
Beban Kerja Bukti Sks Penugasan
Beban Kerja Bukti Sks Penugasan
Masa Pelaksanaan Tugas Bukti Dokumen
Bukti Dokumen
Jml SKS Kinerja
Masa Pelaksanaan Tugas
Jml SKS Kinerja
Bukti Dokumen
Jml SKS Kinerja
Masa Pelaksanaan Tugas
IV. BIDANG PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1 2 3 dst
No
Jml SKS Beban Kerja
Jenis Kegiatan
V. BIDANG PENUNJANG TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
1 2 3 dst
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
Kinerja Capaian %
Kinerja Capaian %
sks
sks
Kinerja Capaian sks %
Penilaian Asesor
Penilaian Asesor
Penilaian Asesor
22
No
Jml SKS Beban Kerja
Jenis Kegiatan
Beban Kerja Bukti Sks Penugasan
VI. KEWAJIBAN KHUSUS PROFESOR
1 2 3 dst
Masa Pelaksanaan Tugas Bukti Dokumen
Jml SKS Kinerja
Kinerja Capaian %
sks
Penilaian Asesor
23
SURAT PERNYATAAN DOSEN Saya Dosen yang membuat laporan kinerja ini menyatakan bahwa semua aktivitas dan bukti pendukungnya adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun termasuk penghentian tunjangan dan mengembalikan yang sudah saya terima apabila pernyataan ini tidak benar Tanggal, ……………………. Dosen Yang Membuat
……………………………………………………
Asesor 2
PERNYATAAN ASESOR Saya sudah memeriksa kebenaran dokumen yg ditunjukkan dan dapat menyetujui laporan ini Asesor 1 …………………………………………………..
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
Pd
Pg
Pk
Semester Gasal Pl
LAMPIRAN II REKAP JURUSAN
Pl
Pg
Pk
Semester Genap Pd
Kewajiban Khusus Profesor
Status
LAPORAN EVALUASI TINGKAT JURUSAN TAHUN ---------------NAMA JURUSAN: --------------------------------------------
Nama Dosen
NAMA PERGURUAN TINGGI: ------------------------------No Sertifikat
PERNYATAAN KETUA JURUSAN
Saya sudah memeriksa dan bisa menyetujui laporan evaluasi ini -----------------------------, Tanggal, ---------------------------------Mengesahkan Jurusan,
-------------------------------------------
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
Kesimpulan
24
Nama an
JurusPl
Pg
LAMPIRAN III REKAP PERG. TINGGI
Pk
Semester Gasal Pd
Pl
Pg
Pk
Semester Genap Pd
Kewajiban Khusus Profesor
Status
LAPORAN EVALUASI TINGKAT PERGURUAN TINGGI TAHUN ------------------NAMA PERGURUAN TINGGI: ------------------------------No Dosen
ALAMAT PERGURUAN TINGGI: ------------------------------Sertifikat
PERNYATAAN DIREKTUR Saya sudah memeriksa dan bisa menyetujui laporan evaluasi ini -----------------------------, Tanggal, -------------------------------Mengesahkan Direktur,
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
Kesimpulan
25
Surat Tugas Mengajar No --
Bukti Penugasan
Beban Kerja
Contoh Mengisi Lampiran I Format 1
Penjelasan: 1. I. BIDANG PENDIDIKAN
Memberi kuliah Matematika
Jenis Kegiatan
1
Dst
No
2
Beban Kerja Bukti Penugasan Surat tugas No.
Sem Gsl 2010/2011
Masa Pelaksanaan Tugas
Bukti Dokumen
Daftar Hadir dan Nilai akhir
Bukti Dokumen
Sks
Masa Pelaksanaan Tugas
2
Sks
Satu tahun
Laporan kemajuan
4
II. BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU
Penelitian dgn judul KONTRIBUSI -------
Jenis Kegiatan
1 Dst
No
2
sks
Kinerja
%
2
Capaian
100
sks
Kinerja
%
2
Capaian
50
Penilaian Asesor
Selesai
Penilaian Asesor
Lanjutkan
Beban kerja dosen merupakan beban (tugas) yang diberikan oleh pimpinan perguruan tinggi kepada dosen, namun demikian prosedur
Penilaian/ Rekomendasi Asesor diisi salah satu dari: (1) Selesai, (2) Dilanjutkan, (3) Gagal, (4) Lainnya dan (5) Beban Lebih
2.
26
beban kerja tidak harus selalu ”top down” , dosen juga diharuskan mencari bebannya sendiri (misalnya melalui penelitian hibah, Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
pembuatan buku ajar dll) kemudian memintakan surat tugas untuk kegiatan tersebut agar ketentuan jumlah sks terpenuhi dan kegiatan berjalan secara melembaga.
Tugas mengajar pada jenjang S1 merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh semua dosen pada perguruan tinggi akademik
Profesor diisi jumlah SKS kewajiban khusus profesor pada satu tahun laporan evaluasi
3.
(universitas, institut dll) sehingga asesor ketika memeriksa bukti harus melihat bahwa terdapat kegiatan mengajar pada jenjang S1. Bila 4.
Pada Lampiran II sampai IV, kolom Pd, Pl, Pg dan Pk diisi jumlah SKS yang dicapai pada bidang pendidikan (Pd), penelitian (Pl),
tidak ada maka dianggap gagal memenuhi syarat perundang-undangan 5. 6.
Laporan yang dikirim ke BPPSDMK dan ke Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi adalah (1) Rekap perguruan tinggi (Lampiran III) dalam
Kesimpulan diisi M apabila memenuhi syarat perundang-undangan dan T bila tidak memenuhi syarat perundang-undangan.
pengabdian kepada masyarakat (Pg) dan pendukung (Pk) 7.
27
bentuk hardfile dan (2) softfile yang berisi rekap tingkat perguruan tinggi, sedangkan hardfile disimpan di perguruan tinggi yang bersangkutan untuk ditunjukkan sebagai bukti bila diperlukan
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
LAMPIRAN IV
RUBRIK
BEBAN KERJA DOSEN POLTEKKES KEMENKES TAHUN 2014
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
28
PENGANTAR
Kegiatan tridharma perguruan tinggi yang dilakukan oleh dosen meliputi (1) pendidikan dan pengajaran (2) penelitian, (3) pengabdian kepada
masyarakat dan (4) penunjang kegiatan tridharma perguruan tinggi. Oleh karena itu beban kerja dosen harus terdistribusi secara proporsional
dan terukur. Sebagai satuan ukuran beban kerja dosen dinyatakan dalam satuan kredit semester disingkat SKS yang dijabarkan dalam
rubrikpenghitungan beban kerja dosen. Dengan adanya rubrik ini diharapkan terwujudnya standarisasi, keseragaman, dan akuntabilitas dalam
penghitungan beban dosen. Meskipun demikian disadari bahwa setiap perguruan tinggi mempunyai keunikan di dalam mengembangkan
institusinya, sehingga berimplikasi pada jenis dan beban penugasan dosen perguruan tinggi tersebut. Untuk itu, pemimpin perguruan tinggi
dapat mengembangkan rubrik suplemen yang berlaku untuk perguruan tingginya sendiri dengan ketentuan (1) tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan, (2) tidak bertentangan dengan rubrik ini, (3) ditetapkan dengan surat keputusan pemimpin perguruan tinggi dan (4)
hanya berlaku pada PT yang bersangkutan. Semua aktivitas dosen yang diukur sebagai beban dosen dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi harus dilakukan secara melembaga.
Dalam rubrik ini, beban SKS yang dicantumkan merupakan SKS maksimum. Dosen profesional diharapkan dapat beraktifitas sesuai dengan
ilmu keahliannya, untuk mendorong terciptanya profesionalisme dosen tersebut maka dibedakan penghargaan antara kinerja yang Relevan
dengan ilmu keahlian dosen (R) dan yang Kurang Relevan dengan ilmu keahlian dosen (KR). Kinerja dosen yang dinilai merupakan kinerja
langsung pada saat penilaian dan bukan kinerja ”rekam jejak (track record)”, oleh karena itu bukti pendukung mempunyai masa berlaku.
Namun demikian pengertian ini tidak menghilangkan hak untuk dipakai pada kenaikan pangkat maupun jabatan fungsional. Semua bukti
29
pendukung harus ditunjukan kepada asesor pada saat penilaian dan disimpan sesudah selesai penilaian. Bukti ini harus bisa ditunjukkan kembali bila diperlukan.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
NO
SUB UNSUR Doktor (S3)
KEGIATAN a.
SKS MAKS 12
Satu kali
2
12
Setiap semester
SATUAN HASIL Per Semester Per Semester
1. UNSUR PENDIDIKAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN
I Magister (S2)
Diklat prajabatan golongan III
b.
B Diklat PraJabatan Melaksanakan perkuliahan/tutorial dan membimbing, menguji serta menyelenggarakan pendidikan di laboratorium, praktik keguruan bengkel/studio/kebunpadafakultas/sek olah tinggi/Akademik /Politeknik sendiri, pada fakultas lain dalam lingkungan Universitas/ Institut sendiri, maupun di luar perguruan tinggi sendiri secara melembaga tiap sks (paling banyak 12 sks) per semester 1. Memberikan Kuliah/tutorial
A Pendidikan Formal (Status Tugas Belajar)
II
A Melaksanakan perkuliahan/ tutorial dan membimbing, menguji serta menyelenggarakan pendidikan di laboratorium, praktek keguruan/ bengkel/ studio/ kebun percobaan/ teknologi pengajaran dan praktek lapangan
Sesuai buku pedoman masingmasing PT (yang tercantum di kurikulum)
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
BEBAN SK Direktur SK Direktur ST Direktur
SK Direktur
BUKTI KINERJA Laporan tubel Laporan tubel
FC Sertifikat
1. Daftar Kehadiran Dosen 2. Daftar Kehadiran mahasiswa 3. Daftar Nilai Akhir Mahasiswa 4. RPP/SAP
KET
Laporan sesuai dengan format tubel
Laporan sesuai dengan format tubel
Kegiatan member kuliah / tutorial. Efektivitas tatap muka termasuk UTS & UAS = minimal 16 kali/semester. Dihitung 100% untuk kelas mahasiswa pertama dan kelas selebihnya dihitung 50% pada prodi yang sama
Jika prodi berbeda dinilai 100%. (RPP/SAP/Siabusberbeda)
Jika pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk team teaching sesuai kaidah team teaching dan dilampiri 4 dokumen kinerja tersebut, maka beban kerja diberikan secara utuh.
30
NO
SUB UNSUR
KEGIATAN 2. Membimbing praktikum di laboratorium terhadap setiap kelompok/bengkel kerja/studio/kebun percobaan/dikelas
SATUAN HASIL Setiap semester
1
SKS MAKS Sesuai buku pedoman masingmasing Perg. Tinggi SK Direktur
BUKTI BEBAN KINERJA SK 1. Daftar Direktur Kehadiran Dosen 2. Daftar Kehadiran mahasiswa 3. Daftar Nilai Akhir Mahasiswa Berita acara seminar
Tiap semester
Membimbing mahasiswa seminar
SK Direktur
1. Laporan kegiatan bimbingan 2. Daftar Kehadiran Dosen 3. Daftar Kehadiran mahasiswa
B Membimbing seminar
2
SK Direktur
Tiap semester
5
Laporan/Berita Acara Bimbingan.
Lembar konsultasi.
Lembar pengesahan 2
3
C Membimbing kuliah kerja nyata, pratek kerja nyata, praktek kerja lapangan
Tesis
Membimbing mahasiswa kuliah kerja nyata, pratek kerja nyata, praktek kerja lapangan, praktek klinik, (Puskesmas, Industri) terhadap setiap kelompok
b.
Skripsi
1 Pembimbing utama a. Disertasi
c.
Setiap mahasiswa sd selesai Setiap mahasiswa sd selesai Setiap mahasiswa sd selesai
D Membimbing dan ikut membimbing dalam menghasilkan disertasi, tesis, skripsi dan laporan akhir studi
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
Pembimbing per kelompok dihitung 100%, jika dilakukan pada waktu yang tidak bersamaan.
Jika lebih dari 1 org pembimbing dalam kelompok dibagi jumlah pembimbing dalam kelompok.
Membimbing seminar dalam rangka studi akhir. Seminar yang dimaksud tidak terkait dengan tugas akhir (yang tercantum dalam point D). Dihitung 1 SKS/semester tidak tergantung pada jumlah mahasiswa yang dibimbing Membimbing KKN/PKN/PKL angka kreditnya bukan setiap kegiatan melainkan kegiatan selama 1 semester tanpa melihat jumlah mahasiswa yang dibimbing, dihitung 2 SKS/semester (tidak tergantung beban studi SKS dalam kurikulum).
Bimbingan dan tugas akhir disertasi/tesis/skripsi/laporan akhir sebagai pembimbing utama dengan frekuensi bimbingan minimal 6 kali(sumber :borang 3A BAN PT)
Batas kepatutan untuk kegiatan , skripsi maksimal 8 mahasiswa (bimbingan lebih dari 8 mahasiswa, tetap dihitung 16)
Batas kepatutan untuk kegiatan , Laporan akhir
31
NO
SUB UNSUR
E Bertugas sebagai penguji pada ujian akhir
F Membina Kegiatan mahasiswa
d.
KEGIATAN Laporan akhir
2 Pembimbing pendamping/ pembantu a. Disertasi
Skripsi
Tesis
c. Laporanakhir/K TI
b.
d. 1 Ketua penguji 2 Anggota penguji
Melakukan pembinaan kegiatan mahasiswa di bidang Akademik dan kemahasiswaan
SATUAN HASIL Setiap mahasiswa sd selesai
Setiap mahasiswa sd selesai Setiap mahasiswa sd selesai Setiap mahasiswa sd selesai Setiap mahasiswa sd selesai Setiap mahasiswa Setiap mahasiswa Setiap semester
SKS MAKS 1
4 2 1 0,5 1 0,5
2
BEBAN
BUKTI KINERJA
Berita Acara Ujian Berita Acara Ujian
SK Direktur
Laporan/Berita Acara Bimbingan Lembar pengesahan
SK/ST Direktur SK/ST Direktur
Lembar bimbingan
Lembar konsultasi.
SK Direktur
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
maksimal 10 mahasiswa (bimbingan lebih dari 10 mahasiswa, tetap dihitung 20)
Bimbingan dan tugas akhir disertasi/tesis/skripsi/laporan akhir sebagai pembimbing penyerta/pendamping dgn frekuensi minimal 6x.
Batas kepatutan untuk kegiatan, skripsi maksimal 8 mahasiswa (bimbingan lebih dari 8 mahasiswa, tetap dihitung 4)
Batas kepatutan untuk kegiatan , Laporan akhir maksimal 10 mahasiswa (bimbingan lebih dari 10 mahasiswa, tetap dihitung 5) Batas kepatutan untuk kegiatan ini, untuk ketua penguji maksimum 4 mahasiswa; anggota penguji maksimum 8 mahasiswa.
Ketua dan anggota penguji yang dimaksud adalah bukan pembimbing Bimbingan akademik (kurikuler, ko kurikuler dan ekstra kulikuler) dilaksanakan minimal 4 kali dalam semester (sumber : borang 3A akreditasi BAN PT), tidak di batasi jumlah mahasiswa.
Jika bimbingan dilakukan kurang dari 4 kali dari setiap mahasiswa, maka nilainya = 0). Bimbingan kegiatan kemahasiswaan dilaksanakan untuk kegiatan ekstra atau ko kurikuler dalam 1 semester minimal 1 kegiatan.
32
NO G
H
I
J
SUB UNSUR Mengembangkan program kuliah
Mengembangkan bahan pengajaran
Menyampaikan orasi ilmiah
Membimbing Akademik Dosen yang lebih rendah jabatannya
KEGIATAN
Buku ajar
Melakukan kegiatan pengembangan program kuliah
1
2
Diktat, modul, petunjuk praktikum, model, alat bantu, audio visual, naskah tutorial
Pembimbing Pencangkokan
Melakukan kegiatan orasi ilmiah pada perguruan tinggi tiap tahun
1
SATUAN HASIL Setiap semester 1 matakuliah
Setiap buku
Setiap naskah
Setiap orasi
Setiap semester
SKS MAKS 2
5
3
2
2
BUKTI BEBAN KINERJA Lembar Makalah/tulisan pengesahan yang tersimpan Kajur/ di perpustakaan Kaprodi
Surat Tugas Direktur
Naskah/makalah / bahan Orasi Ilmiah/ sertifikat/Piagam
Diktat, modul, petunjuk praktik, model, alat bantu, audio visual,
Buku yang ditulis ber ISBN
ST Direktur
Laporan bimbingan
Surat Tugas Direktur
SK Direktur
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
Pengembangan inovatif model metode, media dan evaluasi pembelajaran dalam bentuk suatu makalah/tulisan yang tersimpan di perpustakaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah pengembangan dan penyusunan MK baru serta pengembangan dan penyusunan metodologi pendidikan dan metodologi penelitian di PT setiap semester 1 MK.
Penulis Utama : 60 % Anggota : 40% dibagi seluruh anggota
Batas kepatutan penyusunan buku ajar 1 buku per tahun
Dapat diperhitungkan kembali bila dilakukan revisi isi pada edisi berikutnya (ber-ISBN) Penulis Utama : 60 % Anggota : 40% dibagi seluruh anggota
Batas kepatutan penyusunan 1 diktat/modul per semester
Dapat diperhitungkan kembali bila dilakukan revisi isi pada semester berikutnya. Penyampaian orasi ilmiah pada forum tradisi akademik/dies natalis, wisuda, dll.
Batas kepatutan kegiatan menyampaikan orasi ilmiahmaksimal 2 perguruan tinggi per semester. Membimbing pencangkokan adalah kegiatan membimbing dosen yunior dari PT tertentu yang dicangkokan pada PT asal pembimbing dengan bidang ilmu yang sama.
33
NO
K
L
SUB UNSUR
Melaksanakan kegiatan Detasering dan pencangkokan Akademik Dosen
Melakukan kegiatan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi (mengikuti diklat/pelatihan fungsional) 5.
4.
3.
2.
1.
2.
1
2
Lamanya 31-80 jam
Lamanya 81-160 jam
Lamanya 161-480 jam
Lamanya 481-640 jam
Lamanya 641-960 jam
Lamanya lebih dari 960 jam
Pencangkokan
Detasering
Pembimbing Reguler
Setiap sertifikat Setiap sertifikat Setiap sertifikat Setiap sertifikat Setiap sertifikat Setiap sertifikat Setiap sertifikat
Setiap semester
Setiap semester
KEGIATAN
6.
Lamanya 10-30 jam
SATUAN HASIL Setiap semester
7.
SKS MAKS
Laporan kegiatan
BUKTI KINERJA Laporan bimbingan SK Pejabat berwenang
Laporan kegiatan
BEBAN SK Direktur
3
SK Pejabat berwenang
Foto Copy Sertifikat
1
2
Surat Tugas Direktur 6 5 4 3 2 1 0,5
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
Membimbing dosen yunior oleh seorang dosen senior dalam bidang ilmu yang sama dalam PT sendiri. Melaksanakan suatu kegiatan penugasan dari PT asal ke suatu PT lain untuk membimbing dosen yunior dalam PT tsb tiap semester dalam bidang ilmu yang sama. Mengikuti sebagai dosen peserta pencangkokan yang dikirim oleh PT asal ke suatu PT lain Kegiatan dosen magang dengan penghargaan tersendiri pada setiap kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi
34
Penjelasan : I. A, B : jelas II. A, B, C,D, E : JELAS
II. F : Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat kurikuler dan ko kurikuler termasuk sebagai
penasihat akademik/dosen wali, sedangkan dibidang kemahasiswaan adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat ekstra kurikuler seperti pembinaan minat, penalaran dan kesejahteraan mahasiswa.
II. G : Mengembangkan program kuliah adalah hasil pengembangan inovatif model metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran dalam bentuk suatu tulisan yang tresimpan dalam perpustakaan perguruan tinggi, termasuk dalam kegiatan ini adalah
pengembangan dan penyusunan mata kuliah baru serta pengembangan dan penyusunan metodologi pendidikan dan metodologi penelitian di perguruan tinggi, setiap semester 1 mata kuliah. II. H : Mengembangkan bahan pengajaran
a. Buku Ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang di tulis dan di susun oleh pakar bidang terkait dan mengikuti kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
b. Diktat adalah bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar mata kuliah tersebut, mengikuti kaidah ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah.
35
c. Modul adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh pengajar mata kuliah tersebut, mengikuti kaidah ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah.
d. Petunjuk praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara, persiapan, pelaksanaan, analisis data pelaporan.
Pedoman tersebut disusun dan ditulis oleh kelompok dosen yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah.
e. Model adalah alat peraga atau simulasi komputer yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terkandung dalam penyajian suatu mata kuliah untuk meningkatkan pemahaman peserta kuliah.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
f. Alat bantu adalah perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk membantu pelaksanaan perkuliahan dalam rangka meningkatkan pemahaman peserta didik tentang suatu fenomena.
g. Audio visual adalah alat bantu perkuliahan yang menggunakan kombinasi antara gambar dan suara, digunakan dalam kuliah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang suatu fenomena.
h. Naskah tutorial adalah bahan rujukan untuk kegiatan rujukan tutorial suatu mata kuliah yang disusun dan ditulis oleh pengajar mata kuiah atau pelaksana kegiatan tutorial tersebut, dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah. II. I : Jelas II. J : Membimbing Akademik Dosen yang lebih rendah jabatannya
Membimbing dosen yang lebih rendah jabatan fungsionalnya, adalah mereka yang menduduki jabatan lektor bagi yang berpendidikan S3/Sp.II atau sudah menduduki jabatan lektor kepala bagi yang berpendidikan S1/D.IV atau S2/Sp.I.
a. Membimbing pencangkokan adalah kegiatan membimbing dosen yunior dari perguruan tinggi tertentu, yang dicangkokan apa perguruan tinggi asal pembimbing dalam bidang ilmu yang sama.
b. Membimbing reguler adalah kegiatan membimbing dosen yunior oleh seorang dosen senior dalam bidang ilmu yang sama pada perguruan tinggi yang sama. II. K : Melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan akademik Dosen
a. Melaksanakan kegiatan detaseting adalah melaksanakan suatu kegiatan penugasan dari perguruan tinggi asal ke suatu perguruan tinggi lain untuk membimbing dosen yunior pada perguruan tinggi tersebut dalam bidang ilmu yang sama.
36
b. Melaksanakan kegiatan pencangkokan adalah mengikuti sebagai dosen peserta pencangkokan yang dikirim oleh perguruan tinggi asal suatu perguruan tinggi lain untuk tujuan meningkatkan kemampuan dalam bidang ilmunya.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
NO
SUB UNSUR
Buku referensi
SATUAN HASIL
Setiap monograf Setiap buku
SKS MAKS
1
5 3
5
3 4 5 Hasil penelitian atau pemikiran yang di publikasikan a. Dalam bentuk 1) Monograf 3
KEGIATAN
2. UNSUR PELAKSANAAN PENELITIAN
1 III
2 A Menghasilkan karya ilmiah
2)
b.
Setiap majalah
BEBAN 6
SK/ST Direktur*) SK/ST Direktur
SK/ST Direktur SK/ST Direktur SK/ST Direktur
BUKTI
KINERJA
8
KET
-
-
37
Jika diterbitkan secara berseri dihitung sebagai satu naskah karya ilmiah
Internasional : berbahasa internasional Nasional : berbahasa Indonesia
Maksimal 3 orang - Penulis Utama : 60 % - Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota)
Maksimal 3 orang - Penulis Utama : 60 % - Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota) *) SK Direktur : Surat Keputusan Direktur ST Direktur : Surat Tugas Direktur
7
Draft lengkap 50% Buku Monograf 50% Buku ber ISBN dg tebal min 40 hal (form UNESCO) Draft lengkap 50% Buku Referensi 50% Bukti tanda terima akan diterbitkan : 25 % Majalah ilmiah telah terbit : 75%
Naskah/ materi /prosiding seminar/ sertifikat/ piagam
Majalah ilmiah 1) Internasional 2) Nasional terakreditasi 3) Nasional tidak terakreditasi
Undangan dan ST Direktur
Poster dan sertifikat/piagam
c.
ST Direktur
5 3 3 2
Setiap makalah Setiap poster
ST Direktur
2)
Poster a) Internasional b) Nasional
1
Seminar 1) Disajikan a) Internasional b) Nasional
d
Setiap naskah
Koran/ majalah populer/ umum/ buletin
Dalam koran/ majalah populer/ umum
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
NO
SUB UNSUR
B Menerjemahka n/ penyaduran buku ilmiah C Mengedit/men yunting karya ilmiah D Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan E Membuat rancangan dan karya teknologi, rancangan dan karya seni monumental/s eni pertunjukan/ karya sastra
KEGIATAN 1. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang tidak di publikasikan(tersimpan di perpustakaan perguruan tinggi) Diterbitkan dan diedarkan secara nasional Diterbitkan dan diedarkan secara nasional. 1) Internasional *) 2) Nasional
1) Tingkat internasional 2) Tingkat nasional 3) Tingkat lokal
ST Direktur
Buku hasil terjemahan/ saduran ber ISBN
SKS MAKS 2
5
ST Direktur
Buku hasil edit/menyunting ber ISBN Sertifikat Paten
SATUAN HASIL Setiap hasil penelitian
Setiap buku
3
ST Direktur ST Direktur
BUKTI BEBAN KINERJA SK/ST Direktur Makalah/laporan yg telah dilampiri bukti pendokumentasian dari Perpustakaan Perguruan Tinggi
Setiap buku
5 4
Setiap rancangan
ST Direktur
Setiap rancangan
Sertifikat/piagam
5 4 2
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
Maksimal 3 orang - Penulis Utama : 60 % - Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota)
Maksimal 3 orang - Penerjemah Utama : 60 % - Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota) Maksimal 3 orang - EditorUtama: 60 % - Anggota: 40% (dibagi jumlah anggota) Maksimal 3 orang - Inventor Utama : 60 % - Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota) *) Dipatenkan min di 3 negara Maksimal 3 orang - Inventor Utama : 60 % - Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota)
38
Penjelasan :
III. A : Karya ilmiah adalah seluruh hasil karya kegiatan yang termasuk ke dalam kategori Melaksanakan Penelitian sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran Rubrik Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya yang terdiri atas : (1) Menghasilkan karya ilmiah. (2) Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah. (3) Mengedit/menyunting karya ilmiah. (4) Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan.
(5) Membuat rancangan dan karya teknologi, rancangan dan karya seni monumental/ seni pertunjukan/karya sastra.
Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan adalah hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dimuat dalam bentuk buku yang
memiliki ISBN, atau majalah ilmiah yang memiliki ISSN (internasional, nasional terakreditasi, nasional tidak terakreditasi), atau prosiding
seminar yang memiliki ISBN atau ISSN, atau majalah populer, atau koran. Buku yang dimaksud diatas adalah buku yang selain memiliki ISBN juga memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) Tebal paling sedikit 40 (empat puluh) halaman cetak (menurut format UNESCO). (2) Ukuran : minimal 15,5 cm x 23 cm. (3) Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi. (4) Isi tidak menyimpang dari falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun komponen-komponen kegiatannya adalah seperti tertera pada Kolom 3.
a. Monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu hal saja dalam suatu bidang
ilmu. Isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai
39
kebaruan (novelty/ies), metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas, serta ada
kesimpulan dan daftar pustaka. Tulisan harus diterbitkan dan memenuhi syarat-syarat penerbitan buku yang baik.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
b. Buku referensi adalah suatu tulisan dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya pada satu bidang ilmu. Isi tulisan harus
memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan, metodologi
pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutahir yang lengkap dan jelas, serta ada kesimpulan dan daftar pustaka. Tulisan harus diterbitkan dan memenuhi syarat-syarat penerbitan buku yang baik.
c. Berkala ilmiah atau majalah ilmiah yang selanjutnya disebut sebagai majalah ilmiah adalah bentuk terbitan yang berfungsi meregistrasi
kegiatan kecendekiaan, mensertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi persyaratan ilmiah minimum, mendiseminasikannya secara
meluas kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan pandit yang dimuatnya.
d. Majalah ilmiah nasional adalah majalah yang selain memiliki ISSN juga memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Bertujuan menampung/mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.
2) Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mempunyai disiplin-disiplin keilmuan yang relevan. 3) Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya.
4) Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia. 5) Mempunyai dewan redaksi yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya. 6) Diedarkan secara nasional.
e. Majalah ilmiah internasional adalah majalah ilmiah yang terbit pada Negara lain yang memiliki reputasi yang tidak diragukan atau
majalah ilmiah nasional terakreditasi yang menurut penilaian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi disamakan dengan majalah ilmiah internasional yaitu yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Editorial Board (Dewan Redaksi) adalah pakar dibidangnya dan berasal dari berbagai negara serta berdomisili di negara masingmasing.
40
2) Bahasa yang digunakan adalah Bahasa PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia,dan Cina) dan artikel ilmiah berasal dari penulis berbagai negara. 3) Terbit secara teratur atau berkesinambungan serta beredar di berbagai negara.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
f.
Majalah ilmiah nasional terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai majalah ilmiah nasional dan mendapat
status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dibuktikan dengan surat penetapan hasil akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan dengan masa berlaku hasil akreditasi yang sesuai.
o
o
o
Memiliki ISBN.
Ada editor yang sesuai dengan bidang ilmunya.
Ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Memuat makalah lengkap.
o
o
o
Memiliki ISBN.
Penulis berasal dari berbagai negara.
Ada editor yang berasal dari berbagai negara.
Ditulis dalam bahasa resmi PBB (Inggris, Perancis, Rusia, Arab, Cina).
41
g. Majalah ilmiah nasional tidak terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memiliki ISSN tetapi tidak mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
o
Diterbitkan oleh lembaga ilmiah yang bereputasi, yaitu organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian.
o
Diterbitkan oleh lembaga ilmiah yang bereputasi, yaitu organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian
Untuk Prosiding Seminar Internasional
o
Untuk Prosiding Seminar Nasional
Prosiding yang dipublikasikan harus memenuhi syarat-syarat buku ilmiah yang dipublikasikan, yaitu:
2) Diterbitkan dan diedarkan serendah-rendahnya secara nasional.
1) Ada Tim Editor yang terdiri atas satu atau lebih pakar dalam bidang ilmu yang sesuai.
h. Prosiding seminar atau pertemuan ilmiah lainnya adalah buku yang selain memiliki ISBN atau ISSN juga memenuhi kriteria :
i. 1)
2)
o
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
j.
Koran/majalah populer/majalah umum adalah koran/majalah populer/majalah umum yang memenuhi syarat-syarat penerbitan untuk
setiap kategori media penerbitan tersebut, diterbitkan secara reguler dan diedarkan serendah-rendahnya pada wilayah kabupaten/kota.
k. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang tidak dipublikasikan adalah hasil penelitian atau hasil pemikiran dalam bentuk buku yang
tidak diterbitkan atau makalah yang disajikan dalam suatu forum ilmiah tetapi tidak diterbitkan dan terdokumentasikan di perpustakaan
perguruan tinggi atau departemen, setelah mendapatkan rekomendasi dari seorang Guru Besar atau pakar di bidangnya.
III. B: Menterjemahkan/menyadur buku ilmiah adalah menterjemahkan/menyadur buku ilmiah dalam bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional dalam bentuk buku.
III. C: Mengedit/menyunting buku ilmiah adalah hasil suntingan/editing terhadap isi buku ilmiah orang lain untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca dan diterbitkan serta diedarkan secara nasional dalam bentuk buku.
III. D: Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan adalah membuat rancangan yang sekaligus menghasilkan karya nyata di
bidang teknologi yang dipatenkan yakni mendapat sertifikasi hak cipta/hak intelektual secara paten dari badan atau instansi yang berwenang pada tingkat :
a. Internasional adalah mendapat sertifikasi hal cipta/hak intelektual dari badan atau instansi yang berwenang untuk tingkat internasional.
b. Nasional adalah mendapat sertifikasi hak cipta/hak intelektual dari badan atau instansi yang berwenang untuk tingkat nasional.
Membuat rancangan dan karya teknologi adalah membuat rancangan yang sekaligus menghasilkan karya nyata di bidang teknologi tanpa
42
mendapat hak paten, tetapi mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas sebagai karya yang bermutu, canggih dan mutakhir pada tingkat :
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
a. Internasional adalah mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas untuk tingkat internasional. b. Nasional adalah mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas untuk tingkat nasional. c. Lokal adalah mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas untuk tingkat daerah.
III. E: Membuat rancangan dan karya seni monumental/seni pertunjukan adalah rancangan yang sekaligus menghasilkan karya nyata di bidang seni monumental/seni pertunjukan.
a. Rancangan dan karya seni monumental adalah rancangan dan karya seni yang mempunyai nilai abadi/berlaku aspek monumentalnya
tetapi juga pada elemen estetiknya, seperti patung, candi, dll. Karya seni rupa, seni kriya, seni pertunjukan dan karya desain sepanjang memiliki nilai monumental baru, tergolong ke dalam karya seni monumental.
b. Rancangan dan karya seni rupa adalah rancangan dan karya seni murni yang mempunyai nilai estetik tinggi, seperti seni patung, seni lukis, seni pahat, seni keramik, seni fotografi, dll.
c. Rancangan dan karya seni kriya adalah rancangan dan karya seni yang mempunyai nilai keterampilan sebagaimana seni kerajinan tangan, seperti membuat keranjang, kukusan, mainan anak-anak, dll.
d. Rancangan dan karya seni pertunjukan adalah rancangan dan karya seni yang dalam penikmatannya melalui pedalangan, teater, dll.
43
Karya sastra adalah karya ilmiah atau karya seni yang memenuhi kaidah pengembangan sastra dan mendapat pengakuan dan
guna, seperti desain komunikasi visual/desain grafis, desain produk, desain interior, desain industri tekstil, dll.
e. Karya desain adalah bagian dari karya seni rupa yang diaplikasikan kepada benda-benda kebutuhan sehari-hari yang mempunyai nilai f.
penilaian oleh pakar sastra ataupun seniman serta mempunyai nilai originalitas yang tinggi
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
SUB UNSUR
Tingkat local
4
ST Direktur
ST Direktr
Surat Izin/ MoU, ST Direktur
Laporan kegiatan yang sahkan Direktur Laporan kegiatan yang disahkan Direktur. Laporan kegiatan yang disahkan Direktur
Laporan hasil pengembangan pendidikandan penelitian melaui kegiatan Pengabmas
BUKTI KINERJA Laporan sesuai dengan jabatan yang di duduki
3
ST Direktur
BEBAN SK jabatan
2
ST Direktur
SKS MAKS 6
3
ST Direktur
SATUAN HASIL Setiap semester
2
ST Direktur
2
1
Laporan kegiatan yang disahkan Direktur Laporan kegiatan yang disahkan Direktur Surat keterangan telah melaksanakan kegiatan atau sertifikat
Laporan kegiatan yang disahkan Direktur Laporan kegiatan yang disahkan Direktur
1
Setiap program
3. UNSUR PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT NO A Menduduki jabatan pimpinan
Menduduki jabatan pimpinan pada lembaga pemerintahan/pejabat negara yang harus dibebaskan dari jabatan organiknya
KEGIATAN
IV
Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat a.
3)
Insidental
Setiap program Setiap program
Terjadwal/terprogram 1) Tingkat internasional Setiap program 2) Tingkat nasional Setiap program 3) Tingkat local Setiap program Kurang dari satu semester dan minimal satu bulan 1) Tingkat internasional Setiap program 2) Tingkat nasional Setiap program
B Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian C Memberi latihan/ penyuluhan/ penataran/ceramah pada masyarakat
b.
c.
ST Direktur Surat permintaan dari instansi terkait
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET Misalnya: Direktur RS, Kepala Dinas, Ketua KPU dll.
44
NO
SUB UNSUR D Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan E Membuat/ menulis karya pengabdian
Penjelasan : IV. A:
IV. B: IV. C: IV. D: IV. E:
1)
Berdasarkan bidang keahlian
KEGIATAN
2)
Berdasarkan penugasan lembaga perguruan tinggi Berdasarkan fungsi/jabatan
3) Membuat dan atau menulis karya pengabdian pada masyarakat yang tidak dipublikasikan pada media
SATUAN HASIL Setiap program Setiap program Setiap program Setiap karya
BEBAN ST Direktur Surat Tgs Direktur ST Direktur
SKS MAKS 1,5
0,5
ST Direktur
1
2
BUKTI KINERJA Laporan kegiatan yang disahkan Direktur Laporan kegiatan yang disahkan Direktur Laporan kegiatan yang disahkan Direktur
Laporan Karya Pengabmas yang disimpan diperpustakaan dan dibuktikan dengan tandaterima dari Ka Unit Perpustakaan
KET
Contoh: kegiatan-kegiatan yg membantu pemerintah misalnya survey kesehatan, konsultan di dinas terkait.
Jumlahtimpenyusunmaksimum 5 orang Ketua : 60 % Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota)
45
Menduduki jabatan pimpinan lembaga pemerintahan: 1) Pejabat negara, atau 2) Pejabat struktural Yang harus dibebaskan dari jabatan organiknya, ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Melaksanakan hasil pengembangan pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat adalah mengembangkan hasil pendidikan dan penelitian melalui praktek nyata lapangan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Memberi latihan, penyuluhan/penataran/ceramah kepada masyarakat, baik sesuai dengan bidang ilmunya maupun diluar bidang ilmunya kepada masyarakat umum, maupun masyarakat kampus (dosen, mahasiswa dan tenaga non dosen). Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan adalah memberikan konsultasi untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat, baik berdasarkan keahlian yang dimiliki, penugasan dari lembaga perguruan tinggi atau berdasarkan fungsi jabatan. Membuat/menulis karya pengabdian pada masyarakat adalah membuat tulisan mengenai cara-cara melaksanakan atau mengembangkan sesuatu untuk dimanfaatkan oleh masyarakat, baik dalam bidang ilmunya maupun diluar bidang ilmunya yang tidak dipublikasikan.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
NO V A.
B
C
1) Sebagai anggota
Sebagai ketua/wakil ketua merangkap anggota
Anggota
Panitia Pusat 1) Ketua/Wakil Ketua
2)
a.
2)
Anggota
Panitia Daerah 1) Ketua/Wakil Ketua 2)
SATUAN HASIL Per semester
SKS MAKS 1
SK Direktur
BEBAN SK Direktur
Laporan kegiatan
BUKTI KINERJA Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
0,5
2 1
SK Pejabat berwenang SK Pejabat berwenang
Per semester
Setiap kepanitiaan Setiap kepanitiaan
1,5
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan SK Pejabat berwenang
Laporan kegiatan
SK Pejabat berwenang SK Pejabat berwenang 2
SK Pejabat berwenang
1 Setiap periode jabatan
1
Setiap Kepanitiaan Setiap Kepanitiaan
Setiap periode jabatan
Tingkat Internasional 1) Pengurus
b.
KEGIATAN
4. PENUNJANG KEGIATAN AKADEMIK DOSEN
SUB UNSUR Menjadi Panitia/Badan pada Perguruan Tinggi
Menjadi anggota panitia/Badan pada lembaga pemerintah
Menjadi anggota organisasi profesi
2)
Anggota atas permintaan organisasi profesi
Laporan kegiatan
Anggota
0,5
3)
SK Pejabat berwenang Kartu Anggota
Setiap periode jabatan
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
Termasuk senat, mitra bestari (reviewer), Majelis Wali Amanah, Dewan/Majelis Guru Besar, Ka.Unit pada direktorat, Sekretaris Jurusan dan Ka.Prodi (apabila dalam organisasi tersebut terdapat ketua jurusan/ di dalam domisili).
46
NO
D
E
F
SUB UNSUR
Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah Menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah
KEGIATAN
2) Anggota
Anggota atas permintaan organisasi profesi
Tingkat Nasional 1) Pengurus
3)
1)
Sebagai anggota delegasi
Sebagai ketua delegasi
2)
Anggota/peserta
Tingkat internasional/nasional/region al sebagai : 1) Ketua
2)
Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga
a.
b.
Anggota/peserta
Di lingkungan perguruan tinggi sebagai : 1) Ketua 2)
SATUAN HASIL Setiap periode jabatan Setiap periode jabatan Setiap periode jabatan Setiap Kepanitian Setiap kegiatan Setiap kegiatan
Setiap kegiatan Setiap kegiatan Setiap kegiatan Setiap kegiatan
2
1
2
1
0,5
1
1,5
ST Direktur
ST Direktur
ST Direktur
ST Direktur
SK Pejabat berwenang Kartu Anggota ST Direktur
SK Pejabat berwenang
SK Pejabat berwenang
BEBAN
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
Laporan kegiatan
KINERJA
BUKTI
1
ST Direktur
Sertifikat
SKS MAKS
1,5
ST Direktur
Laporan kegiatan
1
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
47
NO G
H
I
SUB UNSUR Mendapat penghargaan/ tanda jasa
Menulis buku pelajaran SMTA kebawah yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional yang memiliki ISBN
Mempunyai prestasi di bidang olahraga atau humaniora
a.
b.
KEGIATAN
SATUAN HASIL
SKS MAKS
BEBAN SK Pejabat berwenang SK Pejabat berwenang SK Pejabat berwenang
BUKTI
KINERJA
FC Tanda Jasa
FC Tanda Jasa
FC Tanda Jasa
FC Tanda Jasa
FC Tanda Jasa
FC buku
FC Tanda Jasa
ST Direktur
FC buku
3
SK Pejabat berwenang SK Pejabat berwenang SK Pejabat berwenang Surat Tgs Direktur
Buku SMTA atau setingkat
Setiap buku
Penghargaan/tanda jasa Satya Lancana Karya Satya 1) 30 (tiga puluh) tahun Setiap tanda 3 jasa 2) 20 (dua puluh) tahun Setiap tanda 2 jasa 3) 10 (sepuluh) tahun Setiap tanda 1 jasa Memperoleh penghargaan lainnya 1) Tingkat Internasional Setiap tanda 5 jasa 2) Tingkat Nasional Setiap tanda 3 jasa 3) Tingkat Provinsi Setiap tanda 1 jasa Setiap buku 3
1)
Buku SMTP atau setingkat
FC Piagam
2)
ST Direktur
FC Piagam
FC buku
3
ST Direktur
FC Piagam
ST Direktur
2
ST Direktur
3
Tingkat internasional
1
Setiap buku
1)
Tingkat nasional
Tiap piagam /medali Tiap piagam /medali Tiap piagam /medali
Buku SD atau setingkat
2)
Tingkat provinsi
3)
3)
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
KET
Maksimal 5 org Ketua : 60 % Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota) Maksimal 5 org Ketua : 60 % Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota) Tim Penyusun Maksimal 5 org Ketua : 60 % Anggota : 40% (dibagi jumlah anggota)
48
NO J
K
SUB UNSUR Keanggotaan dalam organisasi profesi Dosen
Keanggotaan dalam tim penilaian
KEGIATAN
2)
Asesor BAN-PT/LAM PT Kes
Asesor Internal Beban Kerja Dosen
a. Tingkat nasional sebagai : 1) Pengurus aktif 2) Anggota aktif b. Tingkat provinsi/kabupaten/kota sebagai : 1) Pengurus aktif 2) Anggota aktif Menjadi anggota tim penilai : 1) Jabatan Akademik Dosen
3)
Tahun Tahun
SATUAN HASIL
1
1
0,50 0,25
1 0,75
SKS MAKS
SK/ST Direktur
SK/ST Direktur
SK/ST Direktur
SK Pengurus SK Pengurus
SK Pengurus SK Pengurus
BEBAN
Berita Acara Penilaian
Berita Acara Penilaian
Berita Acara Penilaian
FC Pengurus FC Anggota
FC Pengurus FC Anggota
KINERJA
BUKTI
Tahun Tahun
1
Tiap dosen sd selesai Tiap 8 (delapan) dosen Tiap Perguruan Tinggi
KET
49
Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi adalah ketua, sekretaris dan anggota senat perguruan tinggi, Dewan/Majelis Guru Besar, Majelis Wali Amanat serta mitra bestari (reviewer) pada jurnal ilmiah terakreditasi atau majalah ilmiah yang ber ISSN, Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi dan Kepala Unit. Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi tidak diperlukan batas minimal dan maksimal karena nilai butir kegiatan/SKSnya yang diberikan bukan perkegiatan melainkan kegiatan-kegiatan selama setahun. Menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah, SKSnya dihitung per kepanitian (bukan per tahun) Menjadi anggota profesi, SKSnya dihitung per periode jabatan. Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga, SKSnya dihitung per kepanitiaan (bukan pertahun) Menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional, SKSnya dihitung per kepanitiaan (bukan pertahun) Berperan aktif dalam pertemuan ilmiah, SKSnya dihitung untuk setiap pertemuan ilmiah (per kegiatan)
Penjelasan : V. A: V. B: V. C: V. D: V. E: V. F: V. G:
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014
V. H: V. I: V. J: V. K: V. L:
50
Mendapat tanda jasa/ penghargaan antara lain seperti, satya lancana karyasatya, bintang jasa, bintang mahaputra, hadiah pendidikan, hadiah ilmu pengetahuan, hadiah pengabdian dll. Menulis buku SLTA ke bawah yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional adalah menghasilkan buku pelajaran SLTA ke bawah yang memilki “international Standard of Book Number “ (ISBN) Mempunyai prestasi di bidang olahraga/humaniora adalah prestasi yang dibuktikan dengan adanya piagam penghargaan atau medali baik tingkat internasional,nasional maupun daerah. Keanggotaan dalam organisasi profesi dosen sebagai pengurus atau anggota tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, SKSnya dihitung per periode jabatan. Keanggotaan sebagai tim penilai Jabatan Akademik Dosen, Asesor Internal Beban Kerja Dosen, Asesor BAN-PT/LAM PT Kes yang ditetapkan oleh pimpinan institusi atau pejabat yang berwenang.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Dosen Poltekkes Kemenkes, Tahun 2014