KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR
HARYANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
2
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Haryani NIM H34124024
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ii
ABSTRAK HARYANI. Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh YANTI NURAENI MUFLIKH. Permintaan pasar ayam kampung yang tinggi memberikan peluang terhadap pengembangan bisnis pembibitannya. Pengembangan usaha dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung melalui penggunaan teknologi modern, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha dengan penerapan mekanisasi produksi dan mengukur kepekaan bisnis pada skala 20 000 ekor indukan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis nonfinansial dan finansial. Analisis nonfinasial dilakukan berdasarkan penilaian terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan lingkungan. Analisis finansial dilakukan berdasarkan kriteria penilaian investasi berupa Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Period (PP). Analisis kepekaan bisnis digunakan untuk mengukur batas perubahan peningkatan harga pakan dan penurunan harga DOC. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha pembibitan ayam kampung dengan pengembangan memberikan manfaat lebih besar daripada tanpa pengembangan. Pengembangan bisnis sebaiknya diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang. Kata kunci: kelayakan usaha, pengembangan usaha, pembibitan, ayam kampung
ABSTRACT HARYANI. Business Development Feasibility of Chicken Breeding in Warso Unggul Gemilang in Bogor. Supervised by YANTI NURAENI MUFLIKH. Market demand is high provide opportunities for business development breeding free-range chicken. Business development is done to increase productivity of free-range chicken through the use of modern technology, so this research was conducted to analyze business development feasibility with application of production mechanization and measuring business sensitivity on a scale 20 000 parent tail. Analysis method has been used is nonfinancial analysis and financial analysis. The analysis was done based on nonfinancial analysis such as market aspects, technical aspects, management aspects, legal aspects, social and environment aspects. Financial analysis is based on the assessment criteria of investment such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), and Payback Period (PP). Analysis of sensibility business used to measure the changes increased the price of feed and DOC prices decreased. Results of analysis showed that business of free-range chicken breeding with development of greater benefit than without development. Business development should be applied by Warso Unggul Gemilang. Keywords: business feasibility, business development, breeding, free-renge chicken
iii
KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR
HARYANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
iv
2
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini adalah kelayakan bisnis, dengan judul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor. Terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, atas segala limpahan do’a dan kasih sayangnya. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Yanti Nuraeni Muflikh, SP.MAgribus selaku dosen pembimbing. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Toro, Bapak Muchaeri, dan para karyawan yang bekerja di Warso Unggul Gemilang serta lainnya yang telah membantu penulis selama penelitian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014 Haryani
i
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan pada Usahaternak Unggas Kelayakan Usahaternak Unggas KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Aspek Non Finansial Aspek Finansial Analisis Switcing Value Asumsi Dasar GAMBARAN UMUM WARSO UNGGUL GEMILANG ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL Aspek Pasar Skenario I Aspek Pasar Skenario II Aspek Teknis Skenario I Aspek Teknis Skenario II Aspek Manajemen Skenario I Aspek Manajemen Skenario II Aspek Hukum Skenario I Aspek Hukum Skenario II Aspek Sosial dan Budaya Skenario I Aspek Sosial dan Budaya Skenario II Aspek Lingkungan Skenario I Aspek Lingkungan Skenario II ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis Finansial Skenario I Analisis Finansial Skenario II Perbandingan Usaha Skenario I dan Skenario II SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
I ii IIii iii III 1 1 4 10 10 10 11 11 11 15 15 20 22 22 22 22 23 23 25 27 28 30 33 33 38 40 46 48 50 52 52 53 53 54 55 56 56 76 82 83 83 84
ii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
85 87 104
DAFTAR TABEL 1 Populasi ternak di Indonesia pada tahun 2013 2 Populasi ayam kampung tiga besar di Indonesia tahun 2011-2013 3 Perkembangan populasi ayam di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013 4 Perkembangan produk ayam kampung di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013 5 Jumlah permintaan & penawaran DOC Warso Unggul Gemilang satu tahun 6 Metode penelitian di Warso Unggul Gemilang tahun 2014 7 Hasil analisis kelayakan aspek pasar pada Warso Unggul Gemilang 8 Hasil analisis kelayakan aspek teknis pada Warso Unggul Gemilang 9 Hasil analisis kelayakan aspek manajemen pada Warso Unggul Gemilang 10 Hasil analisis aspek hukum pada Warso Unggul Gemilang 11 Hasil analisis kelayakan aspek sosial dan budaya Warso Unggul Gemilang 12 Hasil analisis aspek lingkungan Warso Unggul Gemilang 13 Biaya investasi per tahun Warso Unggul Gemilang skenario I 14 Harga pakan Warso Unggul Gemilang tahun 2014 15 Penggunaan vaksin di Warso Unggul Gemilang Tahun 2014 per kandang 16 Kebutuhan vitamin herbal pada Warso Unggul Gemilang per hari 17 Penggunaan biosecurity pada Warso Unggul Gemilang per tahun 18 Kebutuhan box kemas Warso Unggul Gemilang per tahun pada skenario I 19 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario I 20 Hasil switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario I 21 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario II 22 Hasil switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario II 23 Resume hasil analisis pada skenario I dan skenario II
1 2 2 33 5 23 39 48 51 52 54 55 69 71 71 72 72 73 74 76 80 81 83
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran operasional rencana pengembangan usaha 2 Saluran kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang 3 DOC ayam kampung hasil produki Warso Unggul Gemilang 4 Alur distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang 5 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I 6 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario II 7 Struktur organisasi Warso Unggul Gemilang skenario I tahun 2014 8 Struktur organisasi Warso unggul gemilang pada skenario II 9 Kandang produksi ayam kampung milik Warso Unggul Gamilang 10 Kondisi ayam kampung di kandang karantina Warso Unggul Gemilang 11 Ruang pengemasan DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang 12 Ruang gudang pada Warso Unggul Gemilang 13 Ruang biosecurity pada Warso Unggul Gemilang 14 Alat pemanas untuk DOC pada Warso Unggul Gemilang
21 32 37 37 45 47 49 51 69 61 69 62 69 64
iii
15 Egg tray pada Warso Unggul Gemilang 16 Fasilitas transportasi milik Warso Unggul Gemilang 17 Keranjang panen DOC pada Warso Unggul Gemilang 18 Indukan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang 19 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario I 20 Penggunaan teknologi modern pada ayam ras petelur milik Asia Farm 21 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario II
69 66 69 67 75 77 81
DAFTAR LAMPIRAN 1 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario I 87 2 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario II 87 3 Perhitungan investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario I 8891 4 Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario I 8995 5 Arus kas Warso Unggul Gemilang skenario I 95 6 Perhitungan investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario II 95 7 Laporan laba/rugi Warso Unggul gemilang skenario II 96 8 Proyeksi arus kas Warso Unggul Gemilang skenario II 99
iv
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam jenis lokal asli Indonesia. Keunggulan yang dimiliki dalam melakukan usaha ayam kampung menurut Krista dan Harianto (2013) ialah peluang pasar yang besar dan berkesinambungan, peternak yang membudidayakan secara intensif jumlahnya sedikit, harga jual tinggi dan relatif stabil, semakin lama pemeliharaan maka harga jual akan semakin mahal, untung besar dari sedikit populasi, relatif tahan terhadap beberapa penyakit dan memiliki kebanggaan beternak unggas lokal. Keunggulan ayam kampung lainnya terlihat dari tingkat mortalitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan ayam ras pedaging dan ayam ras petelur. Tingkat mortalitas ayam ras pedaging dalam kondisi yang baik menurut Pangestika (2011) berkisar antara dua hingga tiga persen sedangkan untuk tingkat mortalitas ayam ras petelur menurut Medion (2011) rata-rata mencapai empat hingga tujuh persen. Tingkat mortalitas pada ayam kampung lebih rendah daripada keduanya, yakni berkisar antara 0.5 persen hingga satu persen (Pangestika 2011) dalam kondisi baik. Tingkat mortalitas ayam kampung yang lebih rendah daripada ayam jenis lainnya menunjukkan bahwa risiko kematian ayam kampung lebih rendah. Subsektor peternakan ayam kampung dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pangan hewani masyarakat di Indonesia. Peternakan ayam kampung dapat dikembangkan di seluruh Indonesia, karena keunggulan yang dimilikinya. Secara keseluruhan populasi ternak di Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.
N o 1 2 3 4
Tabel 1 Populasi ternak di Indonesia pada tahun 2011-2013 Rata-rata Jumlah populasi (ekor) pertumbuhan/ Jenis ternak Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 tahun (%)
Sapi potong 27 086 25 802 Sapi perah 8 973 9 487 Kerbau 23 696 23 563 Kambing PE 5 097 6 139 Kambing non PE 118 889 124 710 5 Domba 221 873 214 408 6 Babi 4 102 3 895 7 Ayam Ras Petelur 4 438 536 4 580 155 8 Ayam Ras Pedaging 17 175 302 17 684 762 9 Ayam Ras Pembibit 1 044 275 1 756 525 10 Ayam Kampung 1 436 530 1 546 554 11 Itik 176 174 163 284 Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2014
34 392 9 526 24 088 6 327 107 865 203 373 3 556 4 952 394 19 783 144 1 868 812 1 747 292 170 323
14.28 % 3.07 % 0.83 % 11.75 % -4.31 % -4.26 % -6.87 % 5.66 % 7.42 % 37.30 % 10.32 % -1.50 %
2
Tabel 1 menunjukkan bahwa ayam kampung menempati peringkat kedua terbesar untuk populasi ternak terbanyak di Indonesia. Kebijakan pemerintah untuk menjadikan unggas termasuk ayam kampung sebagai penyedia daging dimaksudkan untuk pemenuhan protein hewani bagi penduduk di Indonesia, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sentra ayam kampung di Indonesia tersebar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan beberapa wilayah lainnya. Ketiga provinsi tersebut memiliki pertumbuhan populasi ayam kampung terbesar di Indonesia, sesuai dengan Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa Jawa Barat menempati urutan ketiga terbesar di Indonesia berdasarkan pertumbuhan populasi ayam kampung. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang menjadi sentra ayam kampung, sesuai dengan daftar wilayah sentra peternakan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor dibandingkan dengan ternak unggas lainnya tergolong cukup tinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 2 Populasi ayam kampung tiga besar di Indonesia (ribu ekor) tahun 2011-2013 Wilayah Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-rata Jawa Tengah 38,296 39,486 40,112 39,298 Jawa Timur 29,310 29,750 29,131 29,397 Jawa Barat 27,396 27,305 26,739 27,147 Sumber: BPS (2014) Tabel 3 Perkembangan populasi ayam di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013 Rata-rata Jumlah populasi (ekor) pertumbuhan/ No Jenis ternak Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 tahun (%) 1 Ayam Ras Petelur 4 438 536 2 Ayam Ras Pedaging 17 175 302 3 Ayam Ras Pembibit 1 044 275 4 Ayam Buras/Kampung 1 436 530 Sumber: Disnakan Kab Bogor (2014)
4 580 155 17 684 762 1 756 525 1 546 554
4 952 394 19 783 144 1 868 812 1 747 292
5.66 7.42 37.30 10.32
Tabel 3 menunjukkan bahwa ayam kampung di Kabupaten Bogor merupakan ternak yang pertumbuhannya termasuk besar jika dibandingkan ternak unggas lainnya. Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor menempati urutan kedua terbesar setelah ayam ras pembibit. Selain itu jumlah populasi dari ayam kampung selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat upaya peningkatan populasi ayam kampung. Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor tertera pada Tabel 3 serta pertumbuhan produksi daging ayam kampung dan telurnya yang tertera pada Tabel 4 juga mengindikasikan peningkatan jumlah peternak ayam kampung maupun jumlah ayam kampung yang diusahakan oleh peternak.
3
Tabel 4 Perkembangan produk ayam kampung di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013 Jenis produk Tahun Daging (ekor) Telur (butir) 2011 886 453 17 620 020 2012 955 346 18 969 540 2013 1 179 218 21 431.00 720 Rata-rata Pertumbuhan/tahun (%) 15.60 10.32 Sumber: Disnakan Kab Bogor (2014)
Tabel 4 menunjukkan bahwa produk daging dan telur ayam kampung di Kabupaten Bogor selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa terdapat upaya untuk meningkatkan produksi ayam kampung baik dari daging maupun telurnya. Permintaan ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari jumlah populasi penduduk di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 sebanyak 5 644 263 dengan konsumsi ayam kampung perkapita sebanyak 0.205 kg per tahun, setiap satu ekor diasumsikan 1 kg, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Kabupaten Bogor diperlukan tambahan ayam kampung sebanyak 1 161 174 ekor. Selain itu perkembangan pasar ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari salah satu peternak ayam kampung di Kabupaten Bogor, sebanyak 500 ekor ayam kampung yang diproduksinya selalu terserap pasar. Permintaan telur ayam kampung pun pada salah satu usaha pembibitan di Kabupaten Bogor sebanyak 660 butir per hari selalu diserap pasar. Krista dan Harianto (2013) juga menyebutkan besarnya peluang pasar ayam kampung tergambar dari salah satu kelompok pembudidaya ayam kampung berskala besar di Jawa Barat. Permintaan yang ada mencapai 35 000 ekor per bulan, namun hanya mampu dipenuhi sebesar 25 persen. Hal tersebut menunjukkan adanya gap antara permintaan dan penawaran akan produk ayam kampung, gap tersebut dapat menjadi peluang para peternak untuk meningkatkan produksinya. Pemenuhan peluang pasar ayam kampung dapat dilakukan melalui peningkatan produksinya, peningkatan produksi ayam kampung diikuti dengan peningkatan permintaan terhadap day old chick (DOC) ayam kampung. DOC merupakan ayam yang memiliki umur satu hari. DOC berkualitas baik memiliki kemampuan hidup yang tinggi saat dilakukan pembesaran. Peternak ayam kampung membutuhkan tambahan input berupa DOC ayam kampung dalam memenuhi permintaan produksinya. Komoditas DOC ayam kampung ini merupakan sub sistem hulu dalam sistem agribisnis, sehingga diperlukan sebagai penyedia input bagi sistem agribisnis on farm. Usaha on farm berasal dari peternak ayam kampung pedaging maupun petelur. Peluang pasar yang cukup besar tersebut juga menjadi peluang potensial bagi usaha pembibitan DOC ayam kampung. DOC ayam kampung berkualitas tinggi diperoleh dari serangkaian proses produksi yang baik sesuai standar operasional pembibitan. Pembibitan ayam kampung secara tradisional atau secara alami dipandang tidak dapat meningkatkan kualitas DOC dan jumlah DOC yang dihasilkan. Oleh karena itu ada dua alternatif pengembangan usaha pembibitan ayam kampung, yaitu penggunaan teknologi konvensional dan penggunaan teknologi modern. Teknologi konvensional yang sering dikembangkan dalam pembibitan ayam kampung yaitu kandang bambu tipe terbuka, mesin yang digunakan manual hingga semi otomatis, investasi tidak terlalu besar, keterlibatan tenaga kerja
4
tinggi, serta pengawasan yang tidak mudah, sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika (2010). Sedangkan teknologi modern biasanya menggunakan alat yang serba otomatis dalam pelaksanaannya, pada usaha pembibitan ayam kampung teknologi modern yang digunakan biasanya kandang tipe tertutup, dilengkapi dengan alat pemberi makan dan minum otomatis, collecting telur otomatis, pembersihan kotoran otomatis, penggunaan mesin tetas setter dan hatcher secara otomatis, serta penerapan kawin suntik atau inseminasi buatan (IB). Teknologi konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu modal tidak terlalu besar, dapat dilakukan oleh peternak kecil, pengawasan mutu sulit, banyak menggunakan tenaga kerja, dan memerlukan tempat yang luas karena kapasitasnya yang sedikit. Selain itu teknologi modern memiliki beberapa kelebihan, yaitu pengawasan mutu yang lebih mudah, dapat menghasilkan jumlah DOC relatif lebih banyak, dapat menekan jumlah produk afkir, dapat diusahakan pada luasan yang terbatas namun dengan skala besar, dan penggunakan tenaga kerja yang relatif lebih sedikit, sedangkan kelemahannya yaitu diperlukan biaya yang besar, diperlukan tenaga ahli, dan kapasitas listrik yang tinggi. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan DOC pada usaha pembibitan dengan menggunakan teknologi modern dapat berlangsung lebih cepat. Proses pembibitan ayam kampung dengan pemanfaatan teknologi modern jarang dilakukan hingga saat ini karena membutuhkan investasi yang besar dan modal yang dikeluarkan akan kembali dalam beberapa tahun1. Investasi yang dikeluarkan mencapai ratusan juta rupiah bahkan lebih, sedikitnya jumlah pengusaha yang bergerak di pembibitan ayam kampung berteknologi justru membuka peluang bagi pengusaha yang memiliki modal besar. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam kampung adalah Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang dipilih karena berada di wilayah Kabupaten Bogor dan berencana menerapkan teknologi baru. Teknologi tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar. Investasi yang dikeluarkan berkisar antara Rp 500 Juta hingga miliaran rupiah. Nilai tersebut tergolong besar jika diterapkan pada usaha pembibitan ayam kampung yang sebagian besar berupa perusahaan rakyat dengan modal terbatas. Warso Unggul Gemilang berani mengambil langkah pengembangan dengan pertimbangan hasil yang diperoleh dianggap layak bagi perusahaan. Hasil yang dianggap layak antara lain perusahaan harus mampu memperoleh keuntungan, modal yang dikeluarkan dapat diperoleh kembali, dan informasi lainnya yang menunjang kelayakan rencana pengembangan tersebut. Oleh karena itu penting melakukan analisis kelayakan bisnis pembibitan ayam kampung dengan teknologi kandang tertutup serba otomatis yang belum banyak diusahakan oleh pelaku bisnis ayam kampung.
Rumusan Masalah Kabupaten Bogor memiliki permintaan terhadap DOC ayam kampung yang cukup besar. Permintaan DOC ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari jumlah populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 adalah sebanyak 1 747 292 ekor, dengan mortalitas rate ayam kampung sebesar satu 1
Informasi diperoleh dari Bapak Toro (wakil pimpinan Warso Unggul Gemilang), dilakukan pada Agustus 2014.
5
persen atau sama dengan 17 473 ekor, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen DOC ayam kampung di Kabupaten Bogor diperlukan tambahan sebanyak 1 764 765 ekor DOC ayam kampung. Kebutuhan DOC ayam kampung tersebut dapat dipenuhi melalui pembibitan ayam kampung. Pembibitan ayam kampung sebagai penyedia DOC ayam kampung merupakan subsistem hulu dalam sistem agribisnis, karena perannya sebagai penyedia input bagi usahaternak ayam kampung. Terdapat beberapa subsistem yang mendukung sistem agribisnis DOC ayam kampung, mulai dari subsistem hulu hingga hilir. Subsistem hulu dalam usaha DOC ayam kampung yaitu pakan, vaksin, obat dan vitamin sebagai penyedia input perusahaan. Subsistem on farm adalah kegiatan produksi DOC ayam kampung. Sedangkan subsistem hilir dalam usaha ayam kampung adalah hasil output berupa daging, telur, ceker dan kepala ayam kampung, serta lainnya yang berasal dari produk ayam kampung. Setiap subsistem dalam sistem agribisnis saling berkaitan, sehingga kestabilan supply input penting untuk menjaga kestabilan pasokan ayam kampung. Warso Unggul Gemilang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi DOC ayam kampung. Usaha Warso Unggul Gemilang dipilih karena berada di daerah sentra peternakan Kabupaten Bogor. Saat ini perusahaan tersebut memiliki market share DOC ayam kampung sebesar 47.15 persen2 untuk wilayah Kabupaten Bogor. Perusahaan pembibitan ayam kampung lainnya yang menjadi pesaing dari Warso Unggul Gemilang yaitu PT. AKI (Ayam Kampung Indonesia), Jimmy Farm, dan Citra Lestari. Jumlah permintaan dan jumlah produksi Warso Unggul Gemilang tertera pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah permintaan dan penawaran DOC Warso Unggul Gemilang satu tahun terakhir Tahun Bulan Permintaan (ekor) Produksi (ekor) 2013 Jul 86 500 70 000 Agt 87 000 71 100 Sep 87 700 72 000 Okt 86 700 72 100 Nov 86 600 70 500 Des 88 400 70 300 2014 Jan 87 500 70 200 Feb 87 400 71 600 Mar 88 800 70 150 Apr 88 500 70 400 Mei 88 000 70 300 Jun 87 500 70 788 Total 1 050 600 849 438 Rata-rata per bulan 87 550 70 786 Sumber: Warso Unggul Gemilang (diolah), 2014
2
Market share diperoleh dari banyaknya produksi DOC Warso Unggul Gemilang saat ini dibagi dengan banyaknya permintaan DOC di Kabupaten Bogor dikalikan dengan 100 persen, yaitu 832 000 ekor dibagi dengan 1 764 765 ekor dan dikalikan 100 persen sama dengan 47.15 persen.
6
Produksi Warso Unggul Gemilang setiap bulan menghasilkan rata-rata 70 786 ekor DOC. Saat ini Warso Unggul Gemilang berusaha untuk dapat memproduksi DOC ayam kampung secara kontinyu, dilihat dari sejumlah indukan yang diproduksi memiliki umur yang berbeda. Kandang untuk indukan berjumlah sepuluh, setiap kandang memiliki umur berbeda dengan selisih umur tujuh minggu. Ayam kampung dapat dijadikan sebagai indukan pada saat berumur 19 minggu hingga 75 minggu. Indukan yang ada memproduksi telur calon DOC ayam kampung, yang kemudian akan dilakukan penetasan pada ruangan khusus. Jumlah produksi tersebut belum bisa memenuhi permintaan perusahaan yang ada, sehingga terdapat peluang terhadap usaha DOC ayam kampung. Tingginya permintaan dan kurangnya stock DOC yang ditawarkan menjadi perhatian bagi pihak Warso Unggul Gemilang, Warso Unggul Gemilang tidak ingin kehilangan konsumen dan peluang pasar yang ada. Peluang pasar yang ada tidak hanya menjadi peluang bagi Warso Unggul Gemilang, tetapi menjadi peluang bagi usaha pembibitan ayam kampung lainnya. Peningkatan produksi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu peningkatan jumlah produksi dilakukan untuk perluasan pasar dari produk perusahaan. Konsumen berasal dari para peternak ayam kampung baik pedaging maupun petelur, dan juga berasal dari distributor DOC ayam kampung. Beberapa konsumen Warso Unggul Gemilang diantaranya harus menunggu untuk memperoleh DOC yang dipesan hingga panen berikutnya, karena banyaknya pesanan dari konsumen sebelumnya yang belum terpenuhi. Upaya peningkatan produksi DOC ayam kampung guna memenuhi permintaan pasar Warso Unggul Gemilang dapat dilakukan melalui beberapa alternatif. Alternatif yang memungkinkan ada dua pilihan, yaitu peningkatan jumlah indukan dan peningkatan teknologi yang digunakan dengan menerapkan mekanisasi produksi. Rencana mekanisasi produksi tersebut dapat tercipta apabila jumlah indukan ayam kampung mencapai 20 000 ekor, yaitu sesuai dengan informasi yang diperoleh dari kontraktor kandang ayam modern. Selain itu dengan jumlah indukan 20 000 ekor diharapkan mampu memenuhi permintaan perusahaan pada kondisi perusahaan saat ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan membandingkan kelayakan usaha tanpa pengembangan teknologi kandang modern dan dengan pengembangan teknologi kandang modern pada populasi 20 000 ekor ayam kampung. Alternatif pertama disebut sebagai skenario I, yaitu kondisi usaha pada saat ini dan terdapat penambahan skala usaha dari sebelumnya yang sebanyak 16 000 ekor indukan menjadi 20 000 ekor indukan, serta terdapat penambahan luasan kandang produksi tanpa teknologi modern atau dapat disebut teknologi konvensional. Terdapat beberapa masalah mengenai kondisi perusahaan saat ini, yaitu kapasitas kandang yang sedikit, luasan lahan yang terbatas, dan lainnya. Alternatif kedua disebut sebagai skenario II, yaitu terdapat penambahan luasan kandang produksi baru dengan menerapkan teknologi modern serta penambahan jumlah indukan menjadi 20 000 ekor. Analisis terhadap jumlah indukan 20 000 ekor tersebut dilakukan untuk melakukan perbandingan usaha dengan kapasitas yang sama. Teknologi konvensional pada skenario I merupakan teknologi yang telah diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini. Pada skenario I Warso Unggul
7
Gemilang telah menerapkan sistem kandang terbuka untuk kegiatan produksinya, pemberian pakan dan pembersihan kotoran secara manual, sedangkan pemberian minum telah menggunakan nipple otomatis khusus yang diterapkan di kandang tersebut. Peningkatan jumlah indukan sebanyak 20 000 ekor menjadikan Warso Unggul Gemilang membutuhkan tambahan kandang sesuai kapasitas tersebut. Teknologi modern pada skenario II merupakan teknologi yang menerapkan mekanisasi produksi pada usaha pembibitan ayam kampung. Mekanisasi produksi yang diterapkan meliputi penggunaan kandang tertutup, pemberian pakan dan minum otomatis, collecting telur otomatis, dan pembersihan kotoran otomatis. Penerapan mekanisasi produksi tersebut salah satunya telah diterapkan pada usahaternak ayam ras petelur milik Asia Farm di Citeureup, Bogor. Asia Farm merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi telur ayam konsumsi, dengan adanya penelitian ini diharapkan mekanisasi produksi pada Asia Farm dapat diterapkan pada usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dengan skala 20 000 ekor indukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas DOC ayam kampung yang dihasilkan. Rencana mekanisasi produksi DOC ayam kampung pada skenario II terdiri dari tiga rencana utama. Tiga rencana utama tersebut antara lain pemberian pakan otomatis, pemanenan telur otomatis, dan pembuangan limbah kotoran secara otomatis. Tiga rencana tersebut merupakan satu paket yang dapat digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dalam rangka memenuhi rencana mekanisasi produksi DOC ayam kampung. Penerapan teknologi tersebut penting dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang yakni menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar, termodern, dan terbaik kualitasnya di Indonesia. Pengembangan teknologi juga diharapkan mampu meningkatkan produksi Warso Unggul Gemilang lebih dari 10 persen. Pemberian pakan secara otomatis akan mengurangi pekerjaan karyawan Warso Unggul Gemilang khususnya pemberian pakan sehingga dapat dialihkan ke pekerjaan yang lainnya. Dengan adanya alat pemberi pakan otomatis, setiap karyawan yang bertugas di kandang akan mampu meningkatkan tanggungjawab pemeliharaan ayam dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Pakan yang diberikan secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat gudang pakan dan kandang tidak menyatu. Dari sisi aspek finansial, dampak penggunaan kandang dengan alat otomatis belum diperhitungkan secara rinci oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Penggunaan alat pemberi pakan otomatis juga dianggap mampu mempertahankan kualitas pakan bagi ayam kampung. Hal tersebut terjadi karena untuk mengurangi penyebab timbulnya kontaminasi pada pakan. Kualitas pakan yang terjaga juga berpengaruh terhadap kualitas indukan sehingga mampu mengasilkan telur calon DOC dengan kualitas terbaik. Rencana pengembangan teknologi yang kedua ialah penggunaan alat panen telur atau collecting telur secara otomatis. Alat panen ini dibuat menyerupai conveyor. Pengembangan teknologi kedua ini dilakukan atas dasar tingginya human error yang dilakukan oleh koordinator kandang pada kegiatan panen telur calon DOC. Frekuensi aktivitas dari koordinator kandang yang tergolong tinggi juga membuat ayam mudah stress. Koordinator kandang kurang berhati-hati dalam melakukan pengembilan telur sehingga menyebabkan telur calon DOC retak dan bahkan pecah. Retak dan pecah pada telur tersebut akan menurunkan kuantitas DOC yang dihasilkan. Penurunan kuantitas dan kualitas pada DOC yang
8
dihasilkan akan mengurangi pemasukan bagi Warso Unggul Gemilang. Penggunaan conveyor juga mempermudah pengawasan mutu yang dilakukan dan menghemat waktu kerja para koordinator kandang. Dari sisi penggunaan tenaga kerja, penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Penggunaan alat otomatis ini diduga dapat menurunkan stress ayam kampung sehingga dapat menghasilkan telur lebih baik. Satu butir telur calon DOC yang berasal dari satu ayam kampung produktif dihasilkan setiap lima hari pada saat skenario I. Pada skenario II, produksi telur diperkirakan meningkat menjadi empat hari untuk satu butir telur calon DOC ayam kampung. Penurunan stress pada indukan dapat membuat indukan mampu memproduksi telur calon DOC dengan kualitas yang baik. Kualitas tersebut ditunjukkan oleh embrio yang dihasilkan. Pihak kontraktor dari Asia Farm memberikan informasi bahwa penggunaan teknologi ini membuat ayam kampung lebih banyak memproduksi telur dengan embrio yang lebih baik. Penggunaan teknologi alat panen otomatis ini dapat meningkatkan telur berisi embrio hingga 30-40 persen. Semakin banyak jumlah embrio maka calon telur DOC yang dihasilkan semakin banyak. Pembuangan limbah kotoran indukan ayam kampung secara otomatis dapat memberikan dampak yang baik bagi tumbuh-kembang indukan. Limbah ayam selain memberikan manfaat tetapi juga memberikan kerugian. Pengelolaan limbah ayam penting untuk dilakukan, dengan mekanisasi diharapkan bisa memberikan manfaat. Sistem pembuangan kotoran otomatis akan mempermudah tugas para koordinator kandang di Warso Unggul Gemilang. Pembuangan otomatis juga akan menekan lama waktu kotoran yang tertahan di kandang, sehingga mampu menciptakan kondisi kandang yang lebih bersih. Kandang yang lebih bersih akan memberikan kondisi yang nyaman bagi ayam kampung sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil produksi. Skenario I memiliki kelemahan akan sulitnya melakukan pengawasan mutu produk yang dihasilkan, banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan, namun kelebihannya yaitu modal yang digunakan relatif kecil. Sedangkan skenario II memiliki kelemahan terhadap jumlah modal yang digunakan relatif besar karena investasi mesin terbilang mahal, kelebihannya yaitu pengawasan mutu lebih mudah, tenaga kerja yang digunakan lebih sedikit karena menggunakan alat yang serba otomatis. Selain itu telur ayam afkir pada skenario II dapat diturunkan hingga 50-60 persen, sehingga secara keseluruhan jumlah telur yang hilang dapat diturunkan. Penerapan teknologi yang dilakukan pada skenario II dapat menurunkan kehilangan telur yang tidak termasuk calon DOC dan telur afkir hingga 30 persen. Rencana skenario I dan skenario II tersebut memerlukan investasi, sehingga diperlukan analisis kelayakan usaha. Analisa kelayakan usaha yang akan dilakukan memerlukan informasi kelayakan dari aspek non finansial. Warso Unggul Gemilang membutuhkan informasi mengenai kelayakan dari aspek non finansial karena aspek ini sangat mempengaruhi aspek finasial dalam rencana pengembangan bisnis. Beberapa aspek yang diperhatikan antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, aspek budidaya dan aspek lingkungan. Aspek finansial penting dilakukan untuk mengukur apakah besarnya investasi yang ditanamkan akan memberikan keuntungan atau tidak bagi
9
perusahaan. Informasi kelayakan usaha diperlukan untuk mempermudah pihak Warso Unggul Gemilang dalam mengambil keputusan bisnis. Waktu pengembalian modal dari investasi yang ditanamkan pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang skala 20 000 ekor indukan penting untuk diperhatikan, apakah waktu pengembalian dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Lamanya waktu pengembalian modal usaha dipengaruhi oleh besarnya investasi yang ditanamkan dan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Perhitungan seberapa lama pengembalian modal sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Hal tersebut dilakukan apakah keputusan investasi sesuai atau tidak, apabila investasi yang ditanamkan memberikan banyak kerugian daripada manfaat yang diperoleh maka keputusan investasi berdasarkan waktu pengembaliannya dinilai tidak tepat. Kemungkinan perubahan beberapa komponen perusahaan menjadi perhatian khusus terhadap berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Perubahan tersebut memberikan dampak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha yang dilakukan. Potensi peningkatan harga pakan merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kegiatan produksi DOC yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang, karena pakan merupakan supply penting bagi pertumbuhan indukan yang diperlukan setiap hari. Selain itu Warso Unggul Gemilang seringkali dihadapkan dengan kenaikan harga pakan. Harga pakan seringkali meningkat salah satunya diakibatkan oleh bahan baku pakan berupa jagung yang diperoleh melalui impor, sehingga melemahnya nilai mata uang pun berpengaruh terhadap harga jagung, kenaikan harga jagung menjadikan harga pakan menaik. Pakan merupakan sumber daya perusahaan yang sangat penting demi keberlangsungan pertumbuhan indukan dalam menghasilkan produk. Tanpa pakan maka ayam kampung tidak akan berlangsung hidup. Kualitas pakan yang baik menjadi perhatian perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas. Sehingga pakan menjadi komponen penting dalam usaha pembibitan ayam kampung ini. Kenaikan harga pakan akan menaikkan biaya variabel pada kegiatan produksi DOC. Kenaikan biaya tersebut akan menurunkan jumlah DOC yang diproduksi atau berpengaruh terhadap kenaikan harga output. Penetapan harga output yang lebih mahal akan menurunkan permintaan, hal ini sesuai dengan teori permintaan dalam teori ekonomi dengan asumsi DOC ayam kampung adalah barang normal. Penurunan permintaan yang terjadi menyebabkan jumlah DOC yang dibeli menurun, akibatnya banyak DOC yang diproduksi tidak terserap di pasar atau terjadi kelebihan penawaran. Kelebihan penawaran produksi akan berakibat terhadap penurunan harga jual output. Harga jual output yang menurun dapat berakibat terhadap penurunan penerimaan yang diperoleh perusahaan atau bahkan penerimaan tersebut tidak dapat menutupi biaya produksi sehingga perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu analisis mengenai seberapa besar batas perubahan yang terjadi pada kenaikan harga pakan dan penurunan harga output penting untuk dilakukan. Hal tersebut menjadi peringatan bagi Warso Unggul Gemilang agar dapat mengambil keputusan yang tepat apabila terjadi kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC, agar kedua komponen tersebut dapat teratasi dengan baik dan tidak mendatangkan kerugian. Permasalahan bisnis yang terjadi tersebut menghasilkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab melalui penelitian. Penelitian yang dilakukan nantinya dapat menjawab permasalahan sebagai berikut:
10
1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha pembibitan DOC ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang pada skenario 1 (tanpa teknologi baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) berdasarkan aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan PP) dan non finasial (aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial, budaya, dan lingkungan)? 2. Bagaimana pengaruh kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC ayam kampung di Warso Unggul Gemilang terhadap kelayakan usaha tersebut?
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis kelayakan usaha pembibitan DOC ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang pada skenario 1 (tanpa teknologi baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) berdasarkan aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan PP) dan non finasial (aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial, budaya, dan lingkungan). 2. Mengukur kepekaan bisnis terhadap perubahan peningkatan harga pakan dan penurunan harga output DOC ayam kampung.
Manfaat Penelitian Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pembibitan ayam kampung ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu bagi peneliti, peternak, dan pembaca lainnya yang tertarik mengenai pembibitan ayam kampung. 1. Sebagai masukan bagi tempat penelitian dalam memberikan kebijakan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 2. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang tertarik mengenai pembibitan ayam kampung, serta sebagai referensi bagi penelitian lain.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang terletak di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini akan difokuskan pada kelayakan pengembangan usaha, sehingga akan dianalisis kelayakan usaha dari dua kondisi perusahaan yaitu skenario I (tanpa teknologi baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) pada skala 20 000 ekor indukan. Pengembangan usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi adalah upaya peningkatan produksi pertanian (yang dalam hal ini subsektor peternakan) menggunakan alat-alat pertanian modern. Mekanisasi produksi yang akan diterapkan pada Warso Unggul Gemilang yaitu teknologi collecting telur secara otomatis, pemberian pakan otomatis, dan pembuangan kotoran secara otomatis. Rencana pengembangan tersebut harus dianalisis lebih lanjut mengenai kelayakan bisnisnya.
11
TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan pada Usahaternak Unggas Pengembangan usahaternak unggas penting untuk dilakukan. Pengembangan usahaternak unggas dilakukan untuk meningkatkan produktivitas unggas dan menambah keuntungan usahaternak unggas yang dijalankan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan unggas antara lain peningkatan skala usahaternak, penguatan peran kelompok ternak, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternak, meningkatkan kemampuan wirausaha para peternak, perbaikan fasilitas penunjang usahaternak dan pengadaan sarana transportasi umum (Nurkasanah 2002). Fasilitas penunjang usahaternak seperti jalan, pasar hewan, rumah potong hewan dan lainnya disediakan oleh pemerintah. Skala usahaternak ayam kampung pedaging dan petelur yang semakin besar berpotensi untuk meningkatkan pendapatan peternak, sesuai dengan penelitian Rubiansyah (2001). Alternatif pengembangan yang direkomendasikan untuk ayam kampung petelur menurut Dhakhiyah (2012) ialah manajemen pemeliharaan dengan sistem kemitraan, tatalaksana perkandangan dengan tipe tertutup dan pengendalian intensif terhadap penyakit ternak ayam kampung. Teknologi pada usahaternak unggas dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Usahaternak unggas tanpa menggunakan teknologi menyebabkan produk yang dihasilkan kualitasnya kurang baik dan jumlahnya relatif kecil. Penggunaan kandang bambu tipe terbuka, tidak menggunakan mesin tetas, tidak menggunakan alat panen dan pembersih kotoran otomatis merupakan contoh usahaternak unggas tanpa teknologi. Hal tersebut menyebabkan penggunaan tenaga kerja tinggi, pengawasan yang tidak mudah, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Sartika (2010), serta Alfikri (2012). Penggunaan teknologi modern pada proses produksi usahaternak unggas salah satunya telah diterapkan pada usaha ayam ras petelur milik Asia Farm di daerah Citeureup, Bogor. Teknologi modern yang digunakan yaitu kandang tipe tertutup, pemberian makan dan minum secara otomatis, pengumpulan telur secara otomatis, dan pembersihan kotoran otomatis. Kandang berteknologi modern pada Asia Farm tersebut memiliki kapasitas sebanyak 40 ekor ayam ras petelur per meter persegi3. Penggunaan teknologi tersebut mampu meningkatkan produktivitas dan mutu unggas yang diusahakan.
Kelayakan Usahaternak Unggas Kelayakan Aspek Non Finansial Bisnis Unggas Kelayakan aspek non finansial dapat dilihat dari berbagai macam tolok ukur. Beberapa tolok ukur yang sering dijadikan pedoman antara lain aspek pasar, 3
Informasi diperoleh dari kontraktor Asia Farm, Citeureup-Bogor yaitu Bapak Agus, kunjungan dan wawancara dilakukan pada bulan September 2014.
12
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek lingkungan, aspek sosial, ekonomi dan budaya. Komoditi unggas merupakan salah satu komoditi peternakan yang banyak dikembangkan di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa berbagai aspek non finansial penting diperhatikan dalam menganalisis kelayakan usaha dari peternakan unggas. Penelitian yang dilakukan terhadap aspek non finansial tersebut meliputi ayam broiler dan itik. Aspek non finansial harus dianalisis untuk melihat kelayakan usaha yang dijalankan. Aspek non finansial juga sangat erat kaitannya dengan aspek finansial. Usaha peternakan ayam broiler dan usaha pembibitan itik dikatakan layak salah satunya karena aspek non finansial pada usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, hal tersebut sesuai dengan penelitian Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Usaha pembibitan itik memiliki peluang pasar yang cukup tinggi, begitu pula pada peternakan ayam broiler. Beberapa kelebihan lainnya ialah aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, tidak menghadapi masalah dalam distribusi produk dan menghasilkan produk yang berkualitas. Wibowo dan Sartika (2010) mengungkapkan pemasaran produk ayam kampung (telur dan daging) sangat mudah. Permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut menunjukkan bisnis ayam kampung, ayam broiler dan itik layak dari aspek pasar. Aspek teknis dan produksi penting untuk diperhatikan, tanpa adanya produksi tidak akan ada produk yang dihasilkan. Usaha peternakan unggas dengan pola kemitraan inti plasma yang dilakukan penelitiannya oleh Karmidi (2012) menunjukkan bahwa pada aspek teknis dan produksi usaha tersebut layak berdasarkan beberapa kriteria. Beberapa kriteria aspek teknis antara lain lahan dan kandang yang memenuhi kualifikasi dan manajemen produksi yang baik, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, ketersediaan bahan-bahan penunjang yang tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis. Sedangkan pada penelitian Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010) usaha pembibitan itik dan ayam kampung layak dari aspek teknis dan produksi karena beberapa kriteria, yakni kondisi agroklimat sangat cocok untuk usaha pembibitan serta tersedianya sarana dan prasarana usahaternak unggas. Penelitian ini secara teknis mengadopsi penggunaan teknologi kandang dengan mekanisasi produksi dari usaha peternakan ayam ras petelur Asia Farm, melalui penelitian ini dapat dilihat apakah mekanisasi produksi pada ayam ras petelur seperti pada Asia Farm dapat diterapkan atau tidak pada usaha Warso Unggul Gemilang. Aspek manajemen dan organisasi usaha dirancang sebaik mungkin agar bisnis unggas berjalan dengan baik, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karmidi (2012), Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010). Berdasarkan penelitian tersebut aspek yang diperhatikan dalam manajemen dan organisasi sehingga dikatakan layak yaitu terdapatnya pembagian tugas dan wewenang yang jelas secara terperinci dan tertulis. Dengan adanya manajemen dan organisasi diharapkan usaha dapat berjalan dengan baik dan memberikan kemudahan dalam koordinasi diantara karyawan. Selain itu, aspek hukum juga penting diperhatikan dalam menilai kelayakan dari aspek non finansial. Aspek hukum yang diperhatikan dalam usaha komoditas unggas tersebut yaitu terdapatnya izin usaha dari instansi pemerintahan terkait. Penelitian Karmidi (2012), Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010) juga menunjukkan bahwa usaha pada komoditas
13
unggas harus memiliki dampak ekonomi dan sosial yang baik. Masyarakat dan lingkungan sekitar harus diuntungkan dengan keberadaan bisnis ternak unggas tersebut. Jarak lokasi produksi dengan pemukiman penduduk harus diperhatikan agar tidak mengganggu penduduk sekitar. Jarak lokasi produksi ternak unggas dengan pemukiman minimal dua kilo meter. Jika syarat jarak tidak dapat dipenuhi, alterantif lainnya yang dapat dipilih ialah penggunaan kandang tertutup dengan exhaust fan, penanganan kotoran ayam yang baik dan pemberian obat pada ayam sehingga mengurangi bau pada kotoran ayam4. Keseluruhan aspek non finansial penting untuk diperhatikan dalam bidang peternakan unggas agar bisnis dapat berjalan dengan baik. Kelayakan Aspek Finansial Bisnis Unggas Aspek Finasial penting untuk diperhatikan dalam menganalisis suatu kelayakan usaha. Aspek finasial dapat diukur berdasarkan kriteria keuntungan, Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan analisis swicthing value. Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa aspek finasial penting diperhatikan dalam analisis usaha peternakan kelompok unggas. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk hal tersebut melibatkan ayam kampung, ayam broiler dan itik. Keuntungan usaha juga merupakan salah satu tolok ukur yang diperhatikan dalam aspek finasial. Beberapa komoditi unggas dalam satu tahun memberikan keuntungan mencapai puluhan juta rupiah. Keuntungan pembibitan ayam kampung dalam satu tahun lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungan penggemukan ayam kampung dan ayam broiler, hal ini sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika (2010), Wibowo dan Sartika (2011) dan Alfikri (2012). Keuntungan pembibitan ayam kampung mencapai sekitar Rp 40 Juta per tahun. Skala pembibitan ayam kampung tersebut ialah sekitar 1 000 ekor, sehingga keuntungan per ekor selama satu tahun mencapai Rp 40 000. Keuntungan pembibitan itik mencapai sekitar Rp 100 Juta dengan skala sekitar 4 000 ekor sehingga keuntungan per ekor mencapai Rp 25 000, hal ini sesuai dengan pernyataan Wibowo dan Juarini (2009). Keuntungan penggemukan itik mencapai sekitar Rp 50 Juta hal ini sesuai dengan pernyataan dan Alfikri (2012) dengan skala 4 000 ekor. Keuntungan penggemukan itik per ekor mencapai Rp 12 500. Penggemukan itik sering bertentangan dengan lingkungan sekitar karena polusi udara yang cukup mengganggu. Ayam kampung lebih dipilih oleh peternak untuk dibudidayakan jika dibandingkan dengan itik atas dasar hal tersebut. Keuntungan peternakan itik yang tinggi juga diikuti dengan skala usaha yang tinggi. Keuntungan yang tinggi dari skala yang lebih besar menunjukkan bahwa usaha dengan skala tersebut khususnya untuk bisnis unggas merupakan suatu hal yang berkaitan. Arah pengembangan usaha menjadi skala yang besar akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh peternak. Pengembangan penting dilakukan jika peternak ingin meningkatkan keuntungan, namun dengan keputusan dan perhitungan yang tepat.
4
Informasi diperoleh dari Bapak Muchaeri (kepala bagian produksi Warso Unggul Gemilang) yang juga ahli penanganan limbah dan kotoran ayam kampung pada perusahaan tersebut, wawancara dilakukan pada Juli 2014.
14
Tolok ukur lainnya yang digunakan dalam analisis aspek finasial ialah IRR. IRR menunjukkan berapa nilai yang diperoleh dari investasi yang telah dilakukan dalam tahun tertentu. Nilai IRR pada usaha pembibitan ayam kampung lebih tinggi daripada usaha pembibitan itik. Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2010) menunjukkan bahwa nilai IRR pada pembibitan ayam kampung mencapai 37.37 persen dengan umur bisnis 6 tahun, sedangkan nilai IRR pada pembibitan itik mencapai 33.74 persen dengan umur bisnis 5 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan pada pembibitan ayam kampung lebih menguntungkan daripada berinvestasi di itik namun dengan umur bisnis yang lebih lama. Skala keduanya berbeda dimana skala usaha itik lebih besar dari skala usaha ayam kampung. Perbedaan skala tersebut tentu tidak dapat menjawab secara tepat keputusan investasi yang lebih menguntungkan, sehingga perlu dianalisis pembibitan ayam kampung dengan skala yang cukup besar. Penelitian ini akan menganalisis pembibitan ayam kampung dengan skala 20 000 ekor. Tolok ukur yang juga sering digunakan dalam menganalisis aspek finansial ialah Net B/C. Net B/C menunjukkan rasio antara benefit dengan cost. Nilai Net B/C pada usaha peternakan ayam broiler skala 50 000 ekor yaitu sebesar 2.95 sesuai dengan penelitian Elita (2014). Selain itu nilai Net B/C untuk usaha pembibitan ayam kampung lebih besar daripada penggemukan ayam kampung, namun skala usaha pembibitan ayam kampung lebih kecil. Nilai Net B/C pada penggemukan ayam kampung mencapai 1.15 dan nilai Net B/C pada pembibitan ayam kampung mencapai 1.51, hal ini sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika (2010) serta Wibowo dan Sartika (2011). Skala usaha pada penggemukan ayam kampung yaitu dengan skala 2 000 ekor lebih besar dari skala usaha pada pembibitan ayam kampung yang berjumlah 360 ekor. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut penting dilakukan untuk membuktikan hal tersebut berdasarkan skala yang sama dari usaha ayam kampung. Analisis Kepekaan Kelayakan Bisnis Unggas Kepekaan terhadap kelayakan bisnis unggas dianalisis melalui switching value. Analisis switching value dilakukan sebagai penunjang keberhasilan dalam aspek finansial. Analisis tersebut menunjukkan batasan perubahan maksimum atas komponen-komponen usaha yang dijalankan agar masih tetap layak dan dapat memberikan keuntungan. Komponen yang menjadi perhatian dalam analisis switching value pada bisnis unggas berdasarkan penelitian Karmidi (2012) dan Sarwanto (2011) yaitu perubahan kenaikan input berupa DOC dan harga pakan, serta perubahan penurunan output berupa harga jual. Kenaikan harga DOC pada usaha pembesaran itik pedaging lebih besar dari pada usaha peternakan ayam broiler. Nilai kenaikan harga input berupa DOC pada usaha pembesaran itik pedaging yaitu 88.09 persen dan 16.6 persen untuk usaha peternakan ayam broiler. Jika kenaikan harga DOC melebihi switching value maka tolok ukur aspek finasial berubah menjadi tidak layak. Batas perubahan komponen cashflow, seperti perubahan kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual pada usaha pembesaran itik pedaging lebih besar jika dibandingkan peternakan ayam broiler, yaitu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karmidi (2012) dan Sarwanto (2011). Switching value dari kenaikan harga pakan pada usaha peternakan ayam broiler sebesar 6.1 persen dan
15
75.00 persen pada usaha pembesaran itik pedaging. Sedangkan switching value dari penurunan harga jual ayam broiler sebesar 1.2 persen dan 18.14 persen untuk penurunan harga jual itik pedaging. Batas perubahan maksimal pada usaha unggas penting diketahui peternak untuk menjaga kestabilan usaha yang dijalankan.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan Bisnis Umar (2005) mengungkapkan perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Sedangkan bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas daripada pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Gitingger (1986) mengungkapkan bahwa kegiatan pertanian merupakan suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barangbarang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaatmanfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatankegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Nurmalina et al. (2010) memberikan definisi suatu kegiatan investasi menurut Gray et al. (1992) sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan bisnis dapat berbentuk barang modal, tanah, bahan-bahan mentah dan setengah jadi, tenaga kerja dan waktu. Sedangkan benefit dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan/perbaikan suatu sistem atau struktur. Menurut (Nurmalina et al. 2010) perlunya dukungan data dan analisis yang komprehensif dalam memulai bisnis untuk mengambil keputusan yang berkonsekuensi jangka panjang dan berdampak secara finansial. Hampir setiap bisnis yang akan didirikan, dikembangkan dan diperluas maupun dilikuidasi didahului dengan satu kegiatan yang disebut studi kelayakan. Kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Penilaian investasi terdapat dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena bisnis yang tidak layak. Secara sederhana suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan
16
(Gitingger, 1982). Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanaman modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat benefit dapat diterima dari suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Saat ini, studi kelayakan bisnis sudah menjadi tolok ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian keberhasilan suatu rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan sebelum memberi bantuan dana atau modal. Penilaian dalam studi kelayakan bisnis dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek non finansial yang meliputi aspek pasar, teknis, manajemen-hukum, sosial-ekonomi-budaya, lingkungan, dan dari aspek finansial (Nurmalina et al. 2010). Umar (2005) juga menyatakan bahwa proses analisis setiap aspek saling terkait antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi. Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis menurut Nurmalina et al. (2010) adalah sebagai berikut. 1. Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan agar dapat diketahui apakah proyek yang akan didirikan atau produk yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen di pasar (Baktiyono 2013). Suatu bisnis yang dinyatakan layak dari aspek teknis dan aspek finansial, tidak akan berarti apabila pasarnya tidak ada maka rencana bisnis akan dianggap tidak layak untuk dijalankan. Besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang penting diperkirakan dengan cermat. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti, dikemudian hari bisnis dapat terancam karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik kekurangan maupun kelebihan permintaan akan menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat beroperasi secara efisien. Dalam aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan (market share). 2. Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis aspek teknis dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Karenanya perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa hal, yaitu mengenai lokasi bisnis, skala produksi, proses produksi, layout, dan teknologi yang digunakan. 3. Aspek Manajemen dan Hukum Sulitnya merealisasikan potensi keuntungan sebagai tujuan perusahaan menjadikan perlunya penilaian terhadap aspek manajemen. Diperlukan manajemen ahli dan berpengalaman dalam bidang operasi bisnis serta memiliki dedikasi dan motivasi yang tinggi untuk mengembangkan bisnis. Aspek manajemen mengkaji tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan
17
manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dikaji adalah siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang dikaji adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Selain itu aspek hukum dalam suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. 4. Aspek Sosial, dan Budaya Dalam aspek sosial, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dikaji adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis. Perubahan dalam teknologi atau peralatan mekanis dalam bisnis dapat secara budaya mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya bisnis secara sosial, ekonomi, dan budaya lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya. Suatu bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan. 5. Aspek lingkungan Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin buruk. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt et al. 1987). Dalam merancang dan menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan yang merugikan. Pembangunan kegiatan usaha pengolahan produk pertanian yang menghasilkan limbah dapat menimbulkan masalah jika penanganan terhadap limbah tidak dilakukan secara bijaksana. 6. Aspek Finansial Aspek finansial berhubungan dengan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu bisnis yang diusulkan terhadap para anggota yang tergabung didalam suatu bisnis. Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis. Kemudian dibuat suatu aliran kas, selanjutnya dinilai kelayakan investasi tersebut berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi. Umar (2005) menyatakan dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis ada beberapa tahapan studi yang hendaknya dikerjakan. Tahapan-tahapan tersebut bersifat umum, yaitu mulai dari penemuan ide, tahap penelitian, tahap evaluasi, tahap pengurutan usulan yang layak, tahap rencana pelaksanaan, dan tahap pelaksanaan. Hasil studi kelayakan bisnis adalah berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis. Dokumentasi ini memperlihatkan bagaimana rencana bisnis
18
memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Nurmalina et al. (2010) menyatakan bahwa banyak pihak yang berkepentingan atau memerlukan studi kelayakan bisnis untuk mencapai tujuan bisnis. Pihak-pihak tersebut yaitu: a. Investor Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan bisnis untuk menjadi masukan yang berguna apakah dana yang ditanamkan akan memberikan keuntungan atau tidak karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial-ekonomi-budaya, aspek manajemenhukum, aspek lingkungan, dan aspek finansial secara komprehensif dan rinci dengan demikian dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi secara lebih objektif. Investor ini merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal dalam suatu bisnis sehingga biasanya akan lebih memperhatikan prospek bisnis tersebut (tingkat keuntungan yang diharapkan). b. Kreditor/ Bank Studi kelayakan bisnis dipakai untuk melakukan penilaian terhadap segi keamanan dana yang dipinjamkan, apakah bisnis mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau tidak. Perhatian kreditor selain terhadap aspek kelayakan juga pada periode pengembalian investasi atau pinjaman (payback period). c. Analis Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali bisnis yang sudah ada. d. Masyarakat Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya bisnis tersebut. e. Pemerintah Studi kelayakan bisnis ini dapat dipakai untuk menilai manfaat bisnis bagi perekonomian nasional. Apakah bisnis tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah/Negara atau dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Secara rinci dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah terutama untuk tujuan pengembangan sumberdaya baik dalam pemanfaatan sumber-sumber alam maupun pemanfaatan sumberdaya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja. Selain itu, adanya bisnis baru atau berkembangnya bisnis lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah, baik dari pajak pertambahan nilai (PPN) maupun dai pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, administrasi, dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah dapat mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan PDRB (pendapatan domestik regional bruto) dan kenaikan pendapatan per kapita.
19
Umar (2005) menyatakan hal serupa dengan (Nurmalina et al. 2010) bahwa pihak yang mendapatkan manfaat studi kelayakan bagi bisnisnya yaitu seperti yang dipaparkan di atas, namun Umar (2005) menambahkan pihak manajemen perusahaan juga mendapatkan manfaat dari studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis bagi pihak manajemen perusahaan merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang akan bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Pengaruh Waktu terhadap Nilai Uang/Time Value of Money Biaya dan manfaat pada analisis kelayakan bisnis biasanya bukan hanya jumlahnya yang berbeda, tetapi waktu yang dibayarkan dan diterima berbeda selama umur bisnis. Membandingkan besar biaya dan manfaat sama pentingnya dengan menilai waktu terjadinya biaya dikeluarkan dan manfaat diterima karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money). Arus biaya dan manfaat yang terjadi pada waktu yang tidak sama tidak dapat dibandingkan sehingga perlu memperhatikan mengenai perbedaan nilai uang karena adanya pengaruh waktu. Perhitungan finansial menggunakan konsep time value of money yakni discount factor. Discount factor digunakan untuk menghitung sejumlah uang disaat sekarang bila diketahui sejumlah nilai tertentu dimasa yang akan dating dengan memperhatikan suatu periode waktu tertentu (Nurmalina et al. 2010). Umar (2005) juga menyatakan konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Kriteria Kelayakan Investasi Kelayakan merupakan investasi bagian dari kelayakan bisnis. Studi kelayakan investasi yang dilakukan diukur berdasarkan kriteria investasi. Kriteria investasi tersebut diantaranya yaitu nilai bersih kini atau Net Present Value (NPV), tingkat pengembalian internal atau Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan jangka waktu pengembalian modal investasi atau Payback Period. Untuk meNetukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi digunakan metode yang umum dipakai yaitu metode discounted cash flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discout factor (DF). Kriteria investasi kelayakan bisnis diatas dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan jika dilihat dari aspek finansial (Nurmalina et al. 2010). Analisis Nilai Pengganti (Switcing Value Analysis) Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Apabila perubahan melebihi nilai tersebut maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan (Nurmalina et al. 2010). Perubahan komponen inflow pada usaha ternak diantaranya penurunan harga output dan penurunan jumlah produksi, sedangkan perubahan komponen outflow diantaranya peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi seperti peningkatan harga pakan.
20
Kerangka Pemikiran Operasional Isu yang kurang baik banyak berkembang mengenai ayam ras atau broiler. Isu tersebut terkait dengan zat kimia yang banyak digunakan untuk mempercepat penggemukan ayam broiler. Zat kimia tersebut dalam jangka panjang cukup berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal tersebut menjadikan konsumen ayam broiler beralih mengkonsumsi ayam kampung, termasuk konsumen di Jawa Barat. Besarnya peluang beternak unggas ayam kampung di Jawa Barat tidak hanya tergambar dari peluang pasar, tetapi juga dari dukungan pemerintah terhadap peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, termasuk daging dan telur ayam kampung. Contoh riilnya terlihat dari diselenggarakannya acara Festival Ayam dan Telur oleh pemerintah daerah tahun 2012 silam, yaitu dalam rangka meningkatkan minat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani melalui konsumsi telur dan daging ayam, termasuk telur dan daging ayam kampung (Krista dan Harianto, 2013). Hal tersebut menjadikan permintaan ayam kampung di Jawa Barat cenderung meningkat, termasuk di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra peternakan di Jawa Barat, dan Kabupaten Bogor memiliki tingkat populasi ayam kampung terbesar kedelapan diantara wilayah lainnya yang menjadi sentra peternakan di Jawa Barat5. Permintaan terhadap ayam kampung menjadikan peluang bagi peternak ayam kampung di Kabupaten Bogor. Peternak ayam kampung membutuhkan supply DOC untuk memenuhi kebutuhan produksinya, supply DOC dapat diperoleh dari usaha pembibitan ayam kampung. Warso Unggul Gemilang merupakan produsen DOC ayam kampung yang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Warso Unggul Gemilang dimiliki oleh Soewarso Pawaka. Dalam sub sistem agribisnis, Warso Unggul Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak sebagai penyedia input yakni DOC ayam kampung bagi para peternak yang melakukan pembesaran ayam kampung. Warso Unggul Gemilang ingin merencanakan pengembangan usaha dengan penerapan teknologi baru pada kegiatan produksinya, yaitu penggunaan kandang dengan alat-alat otomatis/mekanisasi produksi. Penggunaan alat tersebut membutuhkan investasi yang besar. Pengeluaran untuk investasi harus melalui pertimbangan dan analisis yang baik, salah satunya melalui analisis kelayakan usaha. Penerapan mekanisasi produksi merupakan kegiatan pengembangan dari usaha yang saat ini sedang berlangsung. Penerapan mekanisasi produksi ini dapat dilakukan apabila aspek kelayakan usaha telah memenuhi kriteria penilaian dan tidak akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, analisis kelayakan pengembangan usaha pembibitan ayam kampung dilakukan dengan menilai kelayakan dari dua aspek utama, yakni aspek finansial dan aspek non finansial. Kedua aspek tersebut saling berkaitan, apabila salah satu tidak layak, maka pengembangan ini secara keseluruhan tidak layak untuk dilaksanakan. Aspek non finasial yang dianalisis antara lain aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, lingkungan, sosial, dan budaya. Penilaian mengenai aspek non finasial tidak dilakukan secara kuantitatif, namun secara kualitatif. Hal tersebut dilakukan
5
Data statistik populasi ayam kampung di provinsi Jawa Barat tahun 2012.
21
karena tidak semua disiplin ilmu yang berkaitan diberikan untuk menganalisis aspek non finasial. Aspek finasial dinilai kelayakannya dengan tolok ukur penilaian aspek finansial, yakni NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Nilai dari tolok ukur tesebut dapat diintepretasikan dan hasilnya merupakan gambaran akan usaha yang akan dijalankan. Warso Unggul Gemilang dihadapkan dengan masalah kenaikan harga pakan dan penurunan jumlah produksi, sehingga berpengaruh terhadap komponen input dan output produksi. Dua kejadian tersebut tidak dapat dihindari dan diprediksi akan kembali terjadi. Warso Unggul Gemilang memerlukan informasi mengenai nilai perubahan maksimum atas kejadian kenaikan harga pakan dan kejadian penurunan jumlah produksi tersebut. Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan maksimum pada komponen inflow dan outflow yang masih dapat ditoleransi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang agar usaha tersebut masih tetap layak untuk dilaksanakan. Hasil dari analisis atau penelitian ini sangat membantu pihak Warso Unggul Gemilang untuk mengambil keputusan dalam menghadapi dua kejadian tersebut. Alur secara ringkas dari kerangka pemikiran operasional tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Adanya peluang pasar terhadap komoditas ayam kampung
Warso Unggul Gemilang sebagai penyedia DOC ayam kampung Peningkatan jumlah produksi melalui dua skenario usaha
Aspek Non Finansial:
Aspek Finansial:
Aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek lingkungan, aspek sosial, ekonomi dan budaya
NPV, IRR, Net B/C, PBP
Layak
Tidak layak
Analisis swicthing value
Implementasi Rencana Pengembangan
Evaluasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional rencana pengembangan usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang
22
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Warso Unggul Gemilang berada pada salah satu kawasan sentra peternakan unggas sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada di Kabupaten Bogor. Selain itu Warso Unggul Gemilang memiliki keinginan untuk melakukan rencana pengembangan pada usahanya. Usaha pembibitan ayam kampung sangat potensial untuk dikembangkan, hal tersebut dapat didukung oleh penggunaan teknologi yang tepat. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan April – Agustus 2014.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan berupa informasi mengenai pembibitan ayam kampung dari hasil pengamatan di lapang secara langsung dan hasil kuesioner yang diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait. Data dan informasi yang berasal dari perusahaan digunakan untuk mengetahui keadaan umum dari usaha tersebut. Informasi usaha pada skenario I diperoleh dari usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang, sedangkan informasi skenario II mengenai usaha peternakan ayam yang menerapkan teknologi modern dalam produksinya diperoleh langsung dari usaha ayam petelur Asia Farm yang berada di wilayah Citeureup, Bogor. Data sekunder adalah data pelengkap dan penunjang yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber penelitian yang telah ada. Data sekunder yang digunakan tidak ditujukan secara khusus untuk penelitian ini, namun data tersebut relevan untuk menjadi beberapa acuan sebagai penunjang penelitian, data tersebut dapat diperoleh dari buku, dokumen tertulis perusahaan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, data internet, serta literatur yang relevan dengan kajian penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data Penentuan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non probability sampling dengan model sampling yaitu purposive. Pengumpulan data dilakukan secara purposive karena pada saat ini kegiatan produksi di Warso Unggul Gemilang sedang berlangsung, kemudahan akses secara langsung, serta dukungan data dari pihak Warso Unggul Gemilang sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dari data yang diperoleh. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung, wawancara mendalam dan observasi (data primer), studi literatur dan internet (data sekunder). Metode penelitian tersebut digunakan pada usaha Warso Unggul Gemilang. Perusahaan tersebut merupakan salah satu usaha
23
yang berada pada wilayah yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Bogor, usaha tersebut bergerak di bidang pembibitan ayam kampung. Produk DOC hasil Warso Unggul Gemilang terkenal memiliki kualitas terbaik. Usahaternak ayam kampung sangat potensial untuk dikembangkan, hal tersebut dapat didukung oleh penyediaan input utama berupa DOC ayam kampung. DOC ayam kampung yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang telah melewati serangkaian proses kegiatan yang ketat berdasarkan pada standar yang telah ditentukan, sehingga produk terjamin kualitasnya. Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pada Warso Unggul Gemilang tersebut diasumsikan dapat mewakili analisis kelayakan pada usaha pembibitan ayam kampung pada skala 20 000 ekor indukan.
Metode Analisis Data Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dari usaha Warso Unggul Gemilang, dengan jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis untuk mengkaji beberapa aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, budaya dan lingkungan. Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan secara finansial dari kegiatan usaha yang dilaksanakan, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan komputer dengan bantuan software Microsoft Excel, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel/tabulasi untuk mempermudah proses analisis data. Data kuantitatif yang dianalisis adalah aspek finansial yang terdiri dari nilai NPV, IRR, Net B/C dan PP serta analisis switching value. Secara umum metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Metode penelitian di Warso Unggul Gemilang tahun 2014 Metode Jenis data Spesifikasi data Sumber data Instrumen pengumpulan data Data Non finansial (aspek teknis, Data primer Wawancara Microsoft kualitatif aspek pasar, aspek dan data langsung, excel dan data manajemen dan hukum, sekunder wawancara kuantitatif aspek sosial dan mendalam, lingkungan) dan aspek obesrvasi, studi finansial (kriteria investasi: literatur dan NPV, IRR, Net B/C, browsing internet. switching value, dan PP)
Aspek Non Finansial Analisis kelayakan non finansial penting dilaksanakan untuk mendukung kelayakan aspek finansial. Kelayakan non finansial usaha Warso Unggul Gemilang penting diperhatikan dan dinilai berdasarkan beberapa aspek. Aspekaspek tersebut dianalisis untuk mengetahui gambaran usaha yang dijalankan. Menurut Nurmalina et al. (2010) aspek yang dianalisis dalam kelayakan non finansial antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Seluruh aspek non finansial saling
24
berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Apabila satu aspek tidak layak maka dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut secara keseluruhan tidak layak. Namun pada aspek yang tidak layak tersebut dapat dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat layak untuk dijalankan. Analisis Aspek Pasar Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang penting dalam studi kelayakan bisnis. Pasar juga merupakan tujuan dari hasil produksi yang dalam hal ini ialah DOC ayam kampung. Produk yang dihasilkan berupa DOC berkualitas baik akan percuma jika tidak memiliki pasar. Kegagalan pasar akan membuat usaha tersebut menjadi tidak layak. Komponen dari aspek pasar berkaitan dengan permintaan, penawaran, analisis pesaing, bauran pemasaran, dan strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan. Analisi aspek pasar yang dikaji antara lain permintaan atas produk yang dihasilkan atau terdapatnya konsumen potensial DOC ayam kampung, penawaran DOC ayam kampung hasil produksi perusahaan selalu terserap pasar, distribusi dan pemasaran hasil produksi dapat berjalan secara efektif. Selain itu strategi marketing mix atau strategi 4P (product, price, place, promotion) juga perlu ditinjau apakah sudah tepat atau belum. Jika seluruh aspek tersebut dapat dipenuhi oleh Warso Unggul Gemilang, maka usaha pembibitan ayam kampung tersebut pada aspek pasar layak untuk dijalankan. Analisis Aspek Teknis Analisis terhadap aspek teknis dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang secara teknis dalam proses produksi hingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Hal yang dikaji dalam aspek teknis antara lain lokasi bisnis, areal produksi, proses produksi, dan layout perusahaan. Apabila pada lokasi bisnis memiliki jarak antara bahan baku dan pasar yang relatif terjangkau, skala produksi telah mancapai keuntungan yang optimal, proses produksi yang baik sesuai standar, serta penempatan fasilitasfasilitas sudah efektif maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Standard operational procedure (SOP) untuk budidaya pembibitan ayam kampung harus dilakukan sebaik mungkin guna hasil yang maksimal. SOP tersebut telah diatur dalam peraturan menteri pertanian No 49/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Lokal yang baik (good native chicken breeding ptactice). Ruang lingkup SOP pembibitan ayam kampung tersebut antara lain mengenai sarana dan prasarana, proses produksi bibit, pelestarian fungsi lingkungan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen yang penting diperhatikan dalam penilaian terdiri dari dua bagian utama, yaitu manajemen pada masa pembangunan dan manajemen operasi. Aspek manajemen memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan usaha yang dijalankan, sehingga diperlukan pengelolaan dengan perencanaan yang matang. Kegiatan evaluasi diperlukan dengan meninjau permasalahan yang terjadi kemudian dilakukan manajemen yang tepat melalui analisa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Apabila perusahaan Warso Unggul Gemilang dapat melakukan pengelolaan dan
25
pembagian kerja yang baik pada kegiatan usahanya, maka usaha tersebut pada aspek manajemen layak untuk dijalankan. Aspek hukum berkaitan dengan izin usaha yang dijalankan, hal tersebut untuk menguatkan posisi usaha yang dijalankan secara hukum. Kekuatan hukum dari suatu usaha biasanya dideskripsikan dari jenis badan usaha yang digunakan dan jaminan yang dapat digunakan untuk peminjaman dana. Surat izin dalam usaha ternak ayam kampung yang perlu dipenuhi menurut Krista dan Hariantio (2013) antara lain surat izin lingkungan dengan tembusannya kepada pihak Kepala Desa, RT, atau RW setempat yang berisi kesediaan warga sekitar terhadap dibukanya usaha peternakan ayam kampung, selain itu diperlukan juga surat izin domisili usaha dari Dinas Peternakan setempat. Secara umum pemerintah memberi perlindungan terhadap usaha peternakan ayam kampung berupa keleluasaan usaha peternakan ayam kampung yang tidak memerlukan legalitas dalam skala usahanya, yaitu sesuai dengan peraturan Menteri Pertanian No 404 Tahun 2002. Usaha Warso Unggul Gemilang dapat memenuhi kelayakan secara aspek hukum jika telah memenuhi persyaratan yang mampu menguatkan posisi usaha secara hukum, yaitu yang berkaitan dengan izin-izin usaha seperti sertifikat tanah atau dokumen lain yang mendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Analisis Aspek Sosial Budaya, dan Lingkungan Perhatian terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan sekitar harus diperhatikan oleh pelaksana bisnis. Usaha yang baik bukan hanya mendatangkan profit bagi pemilik dan tenaga kerjanya, tetapi juga tidak merusak lingkungan sekitar. Warso Unggul Gemilang sebagai usaha yang bergerak di bidang pembibitan ayam kampung diharapkan dapat mengutamakan hal tersebut. Aspek sosial dan budaya juga harus diperhatikan untuk melihat kesesuaian jenis usaha ini terhadap lingkungan sekitar. Aspek lingkungan yang spesifik mengarah kepada dampak usaha terhadap masyarakat sekitar bisnis. Apabila dalam pengelolaan usaha tersebut mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar, maka usaha Warso Unggul Gemilang layak untuk dijalankan.
Aspek Finansial Pengkajian aspek finansial diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Salah satu metode untuk melihat kelayakan dari aspek finansial yaitu menggunakan kriteria investasi sebagai ukuran layak atau tidaknya suatu usaha yang dijalankan secara finansial. Berdasarkan Nurmalina et al. (2010) beberapa aspek finansial yang dianalisis adalah nilai bersih sekarang atau NPV, rasio manfaat biaya bersih atau Net B/C, tingkat pengembalian investasi atau IRR, dan masa pengembalian investasi atau PP, serta analisis nilai pengganti. Net Present Value (NPV) Suatu usaha terutama usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak apabila jumlah manfaat yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Nilai
26
bersih sekarang atau NPV merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Secara matematis menurut Nurmalina (2010) nilai NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, 3, ………, n) i = Tingkat DR (%) Tahun kegiatan bisnis yang diperhitungkan dalam perhitungan NPV yaitu mulai dari tahun pertama. Suatu usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar dari nol yang artinya usaha pembibitan ayam kampung tersebut menguntungkan atau dapat memberikan manfaat apabila dijalankan. Sebaliknya apabila hasil NPV kurang dari nol maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan, dan apabila NPV sama dengan nol maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak pula merugikan (impas). Net Benefit per Cost (Net B/C) Net B/C merupakan manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Net B/C bernilai mutlak, sehingga nilai Net B/C negatif akan diabaikan dan dianggap bernilai positif. Jadi usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak apabila nilai Net B/C lebih besar dari satu dan tidak layak apabila nilainya kurang dari satu. Tahun kegiatan bisnis yang diperhitungkan dalam perhitungan Net B/C yaitu mulai dari tahun pertama. Rumus yang digunakan menurut Nurmalina (2010) nilai Net B/C yaitu:
;
Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk menilai besarnya pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol atau yang disebut IRR menggunakan besaran dalam satuan persentase (%), sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya atau DR. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh Warso Unggul Gemilang terhadap sumberdaya yang digunakan. Menghitung tingkat IRR umumnya menggunakan metoda interpolasi di antara tingkat DR yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV
27
negatif). Rumus yang dipakai menurut Nurmalina (2010) nilai IRR seperti di bawah ini:
Keterangan: i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif NPV1 = NPV positif NPV2 = NPV negatif Payback Period (PP) Metode PP merupakan metode pelengkap penilaian investasi, digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang ditanamkan oleh Warso Unggul Gemilang bisa kembali. Menurut Umar (2005) payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Namun menurut Nurmalina et al. (2010) secara normatif tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan maximum payback period, biasanya dipergunakan payback yang umumnya terjadi dari perusahaan yang sejenis. Nilai PP memperhitungkan besarnya nilai discounted yang digunakan, hal tersebut dilakukan agar nilai PP yang diperoleh menjadi lebih akurat. Discounted yang diperhitungkan yaitu sebesar 7.5 persen. Perhitungan nilai discounted payback period yaitu:
Keterangan: I = besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
Analisis Switcing Value Analisis nilai pengganti atau switching value digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat ditoleransi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul baik dari komponen inflow maupun dari komponen outflow agar usaha yang dijalankan tetap layak. Analisis ini juga dapat membantu suatu usaha dalam melakukan antisipasi terhadap perubahan-perubahan yang tidak diinginkan di masa mendatang. Analisis switching value pada usaha Warso Unggul Gemilang dilakukan terhadap penurunan jumlah produksi dan peningkatan harga pakan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan yang terjadi hingga menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, Net B/C sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku.
28
Asumsi Dasar Asumsi dasar skenario I 1. Umur proyek analisis adalah 10 tahun berdasarkan pada umur teknis terpenting pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang, yaitu mesin tetas yang digunakan dibedakan menurut jenis dan kapasitasnya. Hal tersebut karena mesin tetas merupakan komponen alat yang paling penting dalam usaha pembibitan ayam kampung, yaitu sebagai alat untuk menetaskan telur menjadi DOC. Mesin tetas memiliki umur ekonomis selama 15 tahun dan telah dipakai selama lima tahun, sehingga memiliki sisa umur teknis selama 10 tahun. 2. Luas lahan perusahaan Warso Unggul Gemilang seluas 1.2 Ha, luas lahan yang terpakai yaitu 3 507.5 m2 ditambah dengan penambahan kandang dengan teknologi konvensional berkapasitas 4 000 ekor indukan seluas 597 m2, sehingga total luas lahan yang digunakan yaitu 4 104.5 m2 dan sisanya menjadi lahan terbuka. 3. Kapasitas kandang konvensional sebelumnya sebanyak 16 000 ekor indukan, sehingga dilakukan penambahan kandang yang berkapasitas 4 000 ekor indukan agar kapasitas kandang bertambah menjadi 20 000 ekor indukan. 4. Pembibitan ayam kampung yang dianalisis adalah pembibitan ayam kampung berskala menengah yang menggunakan mesin tetas berkapasitas 160 000 butir telur. Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas ini setiap dua kali dalam satu minggu, yaitu sekitar 10 779 butir telur. 5. Jumlah indukan sebanyak 20 000 ekor, proses perkawinan dilakukan secara buatan/kawin suntik (inseminasi buatan/IB), indukan dibesarkan sendiri oleh Warso Unggul Gemilang. 6. Calon indukan dibesarkan mulai dari DOC hingga umur 19 minggu, pada umur 19 minggu hingga 75 minggu merupakan umur produktif bagi indukan dalam menghasilkan telur. 7. Kemampuan indukan bertelur setiap lima hari satu kali, jadi setiap indukan mampu menghasilkan 73 butir telur per tahun. 8. Telur akan menetas setelah dimasukkan ke dalam mesin penetas selama 21 hari. 9. Terdapat penjadwalan khusus dalam menetaskan telur, sehingga telur yang ada di dalam mesin penetasan memiliki umur yang beragam. Penjadwalan tersebut dilakukan untuk pemanenan DOC setiap dua kali seminggu, yaitu setiap hari Senin dan Kamis. 10. Produk DOC dijual per box dengan isi 100 ekor ditambah 2 ekor sebagai garansi, sehingga total dalam box sebanyak 102 ekor DOC. Harga DOC per ekor Rp 6 400, total harga DOC per box yaitu Rp 640 000. 11. Telur afkir berjumlah 825 butir per hari atau sebesar 20 persen dari jumlah produksi telur per hari dan dijual dengan harga Rp 1 000 per butir. Telur yang loss atau tidak terjual sebesar 15.35 persen, yaitu berasal dari telur pecah dan kegagalan selama proses penetasan. 12. Jumlah indukan afkir sebanyak 2 843 ekor per periode, indukan afkir dijual dengan harga Rp 33 000 per kg, dan satu ekor indukan rata-rata berbobot 2 kg. Indukan yang mati selama proses produksi dan DOC afkir diberikan ke pembudidaya lele.
29
13. Jumlah karyawan sebanyak 38 orang. 14. Seluruh modal yang digunakan adalah modal sendiri. 15. Penerimaan untuk hasil sampingan berupa indukan afkir dianggap tetap setiap tahunnya. 16. Hasil produksi pembibitan berupa DOC ayam kampung dianggap tetap setiap tahunnya. 17. Setiap masa produksi DOC diasumsikan produk yang dihasilkan habis terjual. 18. Usaha Warso Unggul Gemilang didirikan pada tahun 2009 dan pada saat ini yaitu tahun 2014 usaha tersebut diperhitungkan berada pada tahun keenam. Oleh karena itu perhitungan untuk analisis finansial dilakukan pada saat tahun keenam hingga tahun ke lima belas, yaitu selama sepuluh tahun. 19. Nilai sisa diperoleh dari nilai sisa barang-barang yang sifatnya investasi dan masih bernilai serta berada di akhir tahun proyek. Metode perhitungan yang dilakukan yaitu metode garis lurus. 20. Biaya yang digunakan untuk kegiatan pembibitan ayam kampung adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi sebagian besar dikeluarkan pada tahun pertama dan terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya, serta pengeluaran investasi lainnya yang diperlukan selama umur bisnis. 21. Tingkat kematian sebanyak lima ekor dari 100 ekor ayam kampung, atau sebesar lima persen. 22. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito Bank Mandiri bulan Agustus 2014 sebesar 7.5 persen. Pemakaian suku bunga deposito Bank Mandiri diasumsikan bahwa Warso Unggul Gemilang melakukan penyimpanan dana pada bank tersebut. 23. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 46 tahun 2014. Tarif pajak penghasilan yang dikenakan kepada Warso Unggul Gemilang berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebesar satu persen per tahun, karena berdasarkan laporan L/R Warso Unggul Gemilang memiliki penghasilan kurang dari Rp 4.8 Miliar per tahun. Asumsi dasar skenario II 1. Luas lahan yang terpakai yaitu 3 507.5 m2 ditambah dengan penambahan kandang yang menerapkan mekanisasi produksi berkapasitas 20 000 ekor indukan seluas 500 m2, sehingga total luas lahan yang digunakan seluas 4 007.5 m2 dan sisanya menjadi lahan terbuka. 2. Kandang dengan mekanisasi produksi dibangun pada lahan baru dengan kapasitas 20 000 ekor indukan. Kandang yang telah ada sebelumnya digunakan sebagai tempat untuk pembesaran indukan. 3. Jumlah telur yang dimasukkan ke dalam mesin tetas setiap dua kali dalam satu minggu, yaitu sekitar 16 459 butir telur. 4. Telur afkir berjumlah 495 butir per hari atau sebesar 10 persen dari jumlah produksi telur per hari dan dijual dengan harga Rp 1 000 per butir. Telur yang loss atau tidak terjual sebesar 5 persen, jumlahnya menurun karena adanya peningkatan teknologi produksi. 5. Jumlah karyawan pada usaha dengan pengembangan adalah menurun sebanyak lima orang, yaitu menjadi 33 orang. Terjadi pengurangan tenaga kerja pada bagian koordinator kandang dan penambahan jumlah tenaga kerja
30
pada bagian penetasan telur, serta terdapat tambahan tenaga kerja ahli untuk melakukan pengawasan mutu DOC. Penurunan jumlah tenaga kerja terjadi karena penerapan mekanisasi produksi pada skenario II. 6. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 46 tahun 2014. Tarif pajak penghasilan yang dikenakan kepada Warso Unggul Gemilang berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebesar satu persen, karena Warso Unggul Gemilang setelah dilakukan pengembangan usaha memiliki penghasilan lebih dari sebelumnya namun tetap kurang dari Rp 4.8 Miliar per tahun. 7. Asumsi dasar lain yang tidak disebutkan sama dengan asumsi dasar pada skenario I.
GAMBARAN UMUM WARSO UNGGUL GEMILANG Lokasi Perusahaan Warso Unggul Gemilang terletak di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu sentra peternakan unggas yang berpotensi di Kabupaten Bogor. Perusahaan ini bergerak dalam usaha pembibitan ayam kampung. Lokasi usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berada di wilayah yang memiliki curah hujan rata-rata per tahun sebesar 5 000 mm, beriklim tropis, ketinggian 629 m dpl, dan memiliki suhu rata-rata 20ºC. Kondisi tersebut secara demografi mendukung keberadaan Warso Unggul Gemilang sebagai usaha peternakan ayam kampung. Desa Tangkil memiliki wilayah seluas 644.27 Ha. Perbatasan Desa Tangkil yaitu sebelah utara berbatasan dengan Lemah Duhur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinagara, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasir Muncang, dan sebelah timur dengan kawasan taman nasional Gunung Gede Pangrango. Warso Unggul Gemilang berada pada wilayah Desa Tangkil yang berbatasan dengan Jalan Cinagara pada wilayah utara, sebelah selatan berbatasan dengan lahan pertanian, sebelah barat berbatasan dengan lahan pertanian dan rumah warga, dan sebelah timur berbatasan dengan lahan pertanian dan rumah warga. Akses dari desa Tangkil tergolong cukup mudah, dilengkapi fasilitas jalan raya aspal yang dapat memudahkan akses transportasi. Jarak dari Warso Unggul Gemilang atau dari desa Tangkil ke kecamatan Caringin yaitu sekitar 6 km. Jarak dari desa Tangkil ke Cibinong sekitar 36.2 km. Jarak dari desa Tangkil ke wilayah Bandung (ibu kota Jawa Barat) sekitar 123 km. Sedangkan jarak dari desa Tangkil ke Jakarta (ibu kota Indonesia) sekitar 73.7 km. Wilayah desa Tangkil merupakan wilayah yang mudah dalam memperoleh sumber daya air, karena wilayah tersebut memeiliki ketersediaan air yang melimpah sepanjang tahun (tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau). Air bersih mudah diperoleh melalui sumur bor dengan bantuan energi mesin pemompa air, selain itu terdapat sungai yang mengalir melewati wilayah desa Tangkil. Selama ini Warso Unggul Gemilang tidak kesulitan dalam memperoleh supply air bersih dalam memenuhi kebutuhan air setiap harinya untuk pembibitan ayam kampung. Air tersebut digunakan untuk minum ayam, mencuci berbagai peralatan budidaya, dan berbagai keperluan lainnya di peternakan.
31
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Usaha pembibitan ayam kampung ini semula bernama Ada Farm oleh Bapak Dani Setiawan pada bulan Maret 2009. Ada Farm berada di lahan seluas 1.2 Ha. Usaha yang dibangun terdiri dari 10 kandang bertipe postal, satu ruang khusus penetasan (kapasitas 160 000 butir dengan mesin tetas ultramodern Pas Reform buatan Belanda), satu ruang pengemasan, tiga ruang untuk proses biosecurity, dua gudang pakan, satu gudang telur, satu gudang peralatan, satu ruang untuk pemilik sekaligus ruang penyimpanan vaksin, satu kantor manajer, enam mess karyawan, satu pos satpam, satu ruang meeting/operasional, satu dapur dan ruang makan, dan lima kamar mandi. Selama 14 minggu kemudian empat unit kandang yang ada dibuat tipe baterai yang digunakan khusus ayam kampung layer, untuk enam kandang lainnya masih bertipe postal untuk DOC. Ada Farm melakukan peningkatan perbaikan dalam membangun kandangnya, kandang yang ada dibuat dengan tipe baterai setiap satu bulan membangun satu unit hingga seluruhnya bertipe baterai. Kandang tipe postal yaitu kandang yang dibuat dengan alas datar dan mampu menampung ayam dalam jumlah yang banyak. Kandang tipe baterai yaitu kandang yang dibuat untuk sistem pemeliharaan intensif dimana setiap ruang kandang ditempati satu ekor ayam. Kandang tipe baterai biasanya dibuat bertingkat. Penggunaan kandang baterai dapat memudahkan peternak dalam mengawasi perkembangan ternak baik produksi, kesehatan, pakan, dan lainnya. Perusahaan Ada Farm dilakukan take over oleh Bapak Tutum pada bulan Februari 2012 dan diresmikan pada 9 April 2012 dengan pergantian nama menjadi Unggul Farm Pusat Pembibitan Ayam Kampung Nasional. Selama perusahaan diambil alih oleh Bapak Tutum, tidak banyak perubahan yang dilakukan hingga perusahaan ini diambil alih oleh Soewarso Pawaka pada 11 September 2013 hingga sekarang, dengan pergantian nama menjadi Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang melakukan pengembangan dengan menambah satu unit kandang dengan tipe postal pada tahun 2013 dan dirubah menjadi tipe baterai pada Agustus 2014. Usaha ini merupakan usaha peternakan dengan skala menengah, memiliki jumlah indukan sebanyak 16 000 ekor dan menghasilkan 64 000 ekor DOC ayam kampung setiap bulan. Warso Unggul Gemilang akan melakukan banyak perubahan dalam usahanya, agar usaha pembibitan ayam kampung ini semakin berkembang dan dapat selalu memenuhi pasar. Visi dan Misi Perusahaan Visi: 1. Menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya. Misi: 1. Menerapkan pola good breeding practice (tatalaksana pembibitan yang baik) dan tata kelola transparan. 2. Menjaga mutu dan kualitas keaslian ayam kampung. 3. Mengembangkan usaha dengan terus berinovasi. 4. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan mitra dan pelanggan saling menguntungkan. 5. Mengembangkan kapasitas SDM melalui pelatihan. 6. Meningkatkan produktivitas DOC dan profit usaha. 7. Menerapkan nilai budaya kerja dengan konsisten dan berkesinambungan.
32
Visi dan misi perusahaan saat ini mendukung adanya rencana pengembangan dengan teknologi baru. Rencana pengembangan teknologi baru ini dimaksudkan agar perusahaan Warso Unggul Gemilang tetap menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya. Visi tersebut dapat tercapai melalui beberapa misi perusahaan, yaitu sesuai dengan penjabaran di atas. Oleh karena itu visi dan misi perusahaan tersebut berhubungan dengan tujuan penelitian ini. Deskripsi Kegiatan Usaha Warso Unggul Gemilang merupakan perusahaan yang berfokus pada bisnis pembibitan ayam kampung. Kegiatan yang dilakukan yaitu penetasan untuk menghasilkan DOC dan pembesaran indukan ayam kampung. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang yaitu berupa DOC ayam kampung. Alur kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang meliputi pembesaran dan seleksi indukan, mengawinkan secara inseminasi buatan (IB), pengumpulan dan seleksi telur, menetaskan telur, seleksi DOC, pengemasan DOC, pengiriman DOC pada konsumen. Secara umum alur kegiatan produksi perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Seleksi DOC calon indukan Penetasan telur Seleksi DOC
Pembesaran calon indukan Seleksi telur Pengemasan DOC
Pengumpulan telur
Seleksi indukan Perkawinan IB
Distribusi produk DOC
Gambar 2 Alur kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang
Perusahaan Warso Unggul Gemilang bertindak sebagai supplier DOC kepada para konsumen peternak ayam kampung. Harga jual DOC ayam kampung yang dihasilkan sebesar Rp 6 400 per ekor. Konsumen dapat membeli DOC dengan minimal pemesanan 10 box. Setiap box yang dijual berisi 100 ekor DOC dan ditambah 2 ekor DOC sebagai bonus, sehingga total per box yang dijual berisi 102 ekor DOC. Warso Unggul Gemilang memberikan pelayanan berupa pengiriman produk gratis sampai kepada konsumen di wilayah Jawa, sedangkan untuk konsumen di luar pulau Jawa pengiriman dilakukan sampai pada pelabuhan atau bandara dan selebihnya menjadi tanggung jawab konsumen. Konsumen Warso Unggul Gemilang baik yang berada di wilayah Jawa maupun luar pulau Jawa terdiri dari para peternak dan distributor DOC ayam kampung. Selama proses produksi tidak seluruhnya berjalan sesuai keinginan perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang berupa DOC ayam kampung telah melewati serangkaian proses yang ketat untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Sisa seleksi dari proses produksi meliputi telur, DOC, dan indukan afkir. Seluruh produk afkir tersebut ada yang dijual dan ada pula yang dihibahkan. Telur afkir sisa produksi mencapai 301 125 butir per tahun dijual seharga Rp 1 000 per butir, dan indukan afkir per tahun mencapai 2843 ekor dijual seharga Rp 33 000 per kg, sedangkan indukan dan DOC yang mati
33
dihibahkan kepada warga yang memelihara ikan lele. Selain itu kotoran ayam kampung yang dihasilkan juga dijual dengan harga Rp 5000 per karung, namun menjadi pemasukan bagi karyawan dan tidak masuk ke dalam kas perusahaan. Keunggulan Warso Unggul Gemilang lainnya terlihat dari standar biosecurity dan kesehatan. Lingkungan pembibitan Warso Unggul Gemilang menerapkan biosecurity yang ketat. Setiap karyawan maupun tamu yang berkunjung harus melalui tahapan biosecurity, yakni menggunakan baju khusus, sepatu boot, dan melalui tiga tahap ruang sterilisasi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri maupun virus. Warso Unggul Gemilang secara rutin juga melakukan pemeriksaan dan pengujian flu burung dan uji PCR (polymerase chain reaction) untuk menghilangkan mikroorganisme pengganggu. Pemeriksaan dilakukan bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. Seluruh produk Warso Unggul Gemilang yang akan dikirim kepada konsumen telah melalui tahapan vaksin, sehingga produk terjamin kualitasnya.
ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL Aspek kalayakan non finansial penting diperhatikan sebelum menilai suatu kelayakan bisnis, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Adapun penilaian kelayakan aspek non finansial dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang difokuskan pada aspek pasar, aspek, teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan budaya. Aspek non finansial tersebut dianalisis berdasarkan dua skenario usaha, yaitu skenario I (tanpa pengembangan usaha) dan skenario II (dengan pengembangan usaha) pada skala 20 000 ekor indukan. Aspek yang dikaji tersebut tertera pada bagian berikut.
Aspek Pasar Skenario I Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang penting dalam studi kelayakan bisnis. Pasar juga merupakan tujuan dari hasil produksi Warso Unggul Gemilang, yang dalam hal ini ialah DOC ayam kampung. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang berupa DOC ayam kampung dengan kualitas yang baik akan percuma jika tidak memiliki pasar. Kegagalan pasar cenderung akan membuat usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang menjadi tidak layak. Komponen dari aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, pesaing, bauran pemasaran dan strategi pemasaran dari DOC ayam kampung. Permintaan Permintaan merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan dalam menilai kelayakan pada usaha Warso Unggul Gemilang, khususnya pada aspek pasar. Permintaan yang dijelaskan dalam penelitian ini terfokus pada permintaan output utama berupa DOC ayam kampung. Informasi dari pihak Warso Unggul Gemilang menyatakan bahwa permintaan terhadap produk DOC selalu tidak terpenuhi. Pasar dari DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang tersebar di 18 provinsi di Indonesia yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi,
34
Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua. Permintaan tersebut tercipta karena adanya kebutuhan pasar ayam kampung di Indonesia dan keberhasilan tim pemasaran Warso Unggul Gemilang dalam membangun jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran yang dibangun salah satunya melalui internet baik dengan memanfaatkan blog maupun jejaring sosial, karena dengan internet informasi produk perusahaan mudah diakses sampai ke seluruh Indonesia bahkan penjuru dunia. Pemasaran juga dilakukan dengan cara mulut ke mulut dan kolega yang dimiliki oleh tim pemasar Warso Unggul Gemilang. Jaringan pemasaran tersebut terus dijaga dengan baik hingga mampu mempertahankan permintaan terhadap produk DOC Warso Unggul Gemilang. Tim pemasaran Warso Unggul Gemilang dalam satu bulan mampu menciptakan pasar yang cukup menjanjikan. Permintaan tersebut rutin dilakukan setiap bulan dalam satu tahun. Rata-rata permintaan DOC setiap bulan mencapai 87 550 ekor, sehingga dalam satu tahun permintaan mencapai 1 050 600 ekor DOC, jumlah tersebut tidak termasuk permintaan yang dibatalkan oleh konsumen karena tidak ada pasokan. Permintaan yang ada berasal dari peternak maupun distributor DOC ayam kampung. Penawaran Penawaran dari Warso Unggul Gemilang terlihat dari berapa besar DOC yang mampu diproduksi oleh perusahaan tersebut. Kemampuan produksi telur pada skenario I dengan skala 20 000 ekor indukan dalam satu hari mencapai 4 125 butir telur atau sekitar 1 468 500 butir telur yang dihasilkan dalam satu tahun. Jumlah telur yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya berhasil menjadi DOC. Jumlah telur yang tidak berhasil menjadi DOC berasal dari telur yang tidak memenuhi kriteria dalam tahapan seleksi, yaitu telur yang retak atau pecah, bentuk telur tidak sempurna, ukuran telur dan ketebalan cangkang tidak sesuai standar, dan tidak terdapat embrio dalam telur. Jumlah produksi DOC ayam kampung pada skenario I mampu menghasilkan sebanyak 480 000 ekor per tahun saat tahun pertama, dan 960 000 ekor per tahun saat tahun kedua hingga kesepuluh. Jumlah tersebut masih belum bisa memenuhi permintaan konsumen seluruhnya. Tingkat kehilangan yang terjadi dari telur hingga menjadi DOC tergolong tinggi, oleh karena itu Warso Unggul Gemilang memiliki potensi untuk mengembangkan kapasitas produksinya. Pesaing Pesaing merupakan hal yang harus diperhatikan dalam aspek pasar. Pesaing dapat menunjukkan dimana posisi Warso Unggul Gemilang saat ini dan langkah apa yang harus dilakukan dalam menghadapi para pesaing tersebut. Warso Unggul Gemilang bukan merupakan satu-satunya produsen ayam kampung di Indonesia. Pesaing Warso Unggul Gemilang merupakan para pengusaha yang bergerak dalam bidang yang sejenis, yakni produksi DOC ayam kampung. Beberapa pesaing dari Warso Unggul Gemilang yang ada di Jawa Barat antara lain Ayam Kampung Indonesia (AKI), Jimmy Farm, Citra Lestari, Campur Sari, dan pengusaha yang sejenis lainnya namun berskala kecil. Dari keseluruhan pesaing tersebut, hanya AKI yang berbadan usaha perseroan terbatas (PT) sisanya merupakan peternakan rakyat atau tidak berbadan usaha termasuk Warso Unggul
35
Gemilang. Para pesaing tersebut memiliki pasar yang sama, yaitu para peternak ayam kampung dan distributor/pengecer DOC ayam kampung. Berdasarkan skala produksi, keseluruhan produsen ayam kampung di Indonesia tergolong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Warso Unggul Gemilang berdasarkan skala usaha tergolong usaha menengah. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No 20 tahun 2008 mengenai UMKM, berdasarkan Undang-undang tersebut usaha Warso Unggul Gemilang termasuk usaha berskala menengah, yaitu dengan kriteria bahwa perusahaan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan, selain itu usaha ini memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.5 miliar sampai dengan Rp 50 miliar. Warso Unggul Gemilang secara pasar telah diakui memiliki kualitas dan kuantitas produk yang paling tinggi diantara pesaingnya. Hal tersebut tergambar dari jumlah permintaan yang selalu meningkat dan jumlah produk yang ditawarkan masih belum bisa mencukupi permintaan yang ada padahal jumlah produksi melebihi para pesaingnya. Para pesaing Warso Unggul Gemilang memiliki jumlah indukan yang lebih sedikit, sehingga produk DOC yang dihasilkan lebih sedikit pula. Selain itu para pesaing Warso Unggul Gemilang masih menerapkan teknologi konvensional dalam usahanya, dan belum ada yang bisa menyaingi Warso Unggul Gemilang dalam hal teknologi. Selain itu Warso Unggul Gemilang menerapkan good breeding practice, yaitu tatalaksana pembibitan yang baik sesuai dengan SOP yang berlaku. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang menerapkan konsep STP, yaitu segmenting, targeting, dan positioning. Penjelasan lebih lanjut ialah sebagai berikut. 1. Segmenting Segmenting dilakukan dengan memetakan atau memilah-milah konsumen berdasarkan beberapa kategori. Kategori yang digunakan antara lain kalangan bawah, kalangan menengah ke bawah, kalangan menengah, kalangan menengah ke atas, dan kalangan atas. Segmenting yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang yaitu kalangan menengah hingga kalangan atas. Hal tersebut ditentukan berdasarkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. 2. Targetting Targetting dilakukan dengan menentukan lebih dalam siapa konsumen yang akan dituju. Targetting yang telah ditentukan oleh Warso Unggul Gemilang antara lain peternak ayam kampung yang ada di seluruh Indonesia. Peternak tersebut merupakan peternak berskala kecil hingga besar, berdasarkan jumlah pemesanan terhadap produk DOC Warso Unggul Gemilang. 3. Positioning Positioning menunjukkan posisi produk Warso Unggul Gemilang di pasar. Posisi produk dibandingkan dengan produk dari para pesaing. Produk DOC Warso Unggul Gemilang telah teruji berkualitas lebih baik daripada para pesaingnya, sehingga produk ini berposisi sebagai leader di pasar yang sejenis. Posisi leader tersebut terlihat performa DOC Warso Unggul Gemilang yang lebih baik daripada para pesaingnya.
36
Bauran Pemasaran Usaha pembibitan ayam kampung memiliki jenis pasar oligopoly, karena pelaku usaha ini tergolong sedikit, permintaan produk tinggi, harga produk perusahaan tidak terpengaruh terhadap harga pasar. Konsumen utama Warso Unggul Gemilang berasal dari para peternak ayam kampung, yaitu baik peternak ayam kampung petelur maupun peternak ayam kampung pedaging. Warso Unggul Gemilang menerapkan bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan 4P. 4P tersebut antara lain price (harga), product (produk), place (tempat) dan promotion (promosi). Bauran pemasaran dapat digunakan oleh Warso Unggul Gemilang sebagai strategi yang dapat diterapkan dalam keputusan bisnis. Adapun bauran pemasaran tersebut dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut. 1. Harga (price) Warso Unggul Gemilang menghasilkan DOC yang dijual dalam satuan ekor. Harga jual DOC yang merupakan kualitas premium mencapai Rp 6 400 per ekor. Harga tersebut berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing Warso Unggul Gemilang. Harga yang ditetapkan oleh para pesaing Warso Unggul Gemilang ialah sekitar Rp 5 500 – Rp 6 000 per ekor DOC. Harga tersebut dibawah dari harga produk DOC Warso Unggul Gemilang yang mencapai Rp 6 400 per ekor DOC. Rata-rata harga pokok produksi DOC pada skenario I mencapai Rp 5 937. 26 per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 1. Harga yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang merupakan harga premium atau lebih tinggi dari para pesaingnya. Keputusan penetapan harga yang lebih tinggi oleh pihak Warso Unggul Gemilang didasari atas kualitas DOC yang dihasilkan, dimana DOC Warso Unggul Gemilang memiliki kualitas terbaik jika dibandingkan dengan para pesaingnya. Kualitas yang terbaik inilah yang biasanya menjadi salah satu hal yang diperhitungkan oleh konsumen dalam membeli produk DOC Warso Unggul Gemilang. Produk DOC ayam kampung yang memiliki kualitas baik terlihat dari beberapa kriteria, yaitu puser tidak basah atau bolong, ukuran DOC tidak kecil atau berbobot sekitar 36 gram per ekor, tidak terdapat cacat fisik, dan perut tidak kembung. Selain itu DOC tersebut diberi vaksin dan diberi perlakuan khusus agar kualitas tetap terjaga hingga produk sampai kepada konsumen. 2. Produk (product) Warso Unggul Gemilang selain memproduksi dan menjual DOC sebagai produk utama. Produk utama tersebut dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang dalam satu bulan mencapai sekitar 80 000 ekor DOC pada skenario I. Produksi tersebut merupakan yang terbesar jika dibandingkan para pesaingnya. Produk DOC dikemas dengan box khusus. Box khusus dirancang untuk mempertahankan kualitas produk hingga nanti tiba di konsumen. Adapun DOC dari Warso Unggul Gemilang tertera di Gambar 3. Gambar 3 merupakan DOC ayam kampung yang telah melewati proses seleksi dan telah dimasukkan ke dalam box khusus, setelah itu akan dilakukan pengemasan dan distribusi.
37
Gambar 3 DOC ayam kampung hasil produki Warso Unggul Gemilang
Warso Unggul Gemilang juga memiliki produk sampingan untuk dijual. Produk sampingan tersebut antara lain ayam afkir dan telur ayam kampung. Ayam afkir merupakan ayam indukan yang sudah tidak produktif dalam menghasilkan telur dan ayam calon indukan yang tidak lolos kriteria mutu sebagai indukan yang baik. Ayam afkir dijual berdasarkan bobot hidup, yakni mencapai Rp 33 000 per kg. Ayam afkir tersebut dipasarkan ke restoran yang ada di wilayah Jakarta dan Tangerang. Telur ayam kampung yang dijual merupakan telur afkir yang tidak memenuhi syarat sebagai calon DOC. Telur ayam kampung tersebut dijual dengan harga Rp 1 000 per butir, yaitu dipasarkan langsung oleh pengumpul/pengecer telur ayam kampung. 3. Tempat (place) Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang adalah dengan memberikan pelayanan berupa pengiriman gratis sampai ke tangan konsumen. Pelayanan pengiriman gratis sampai ke konsumen tersebut hanya untuk konsumen yang berada di wilayah pulau Jawa, sisanya di luar pulau Jawa diberikan pelayanan pengiriman gratis sampai ke pelabuhan/bandara dan selanjutnya menjadi tanggungjawab konsumen. Distribusi dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang untuk pengiriman DOC ayam kampung secara langsung. DOC ayam kampung yang didistribusikan oleh Warso Unggul Gemilang selalu terjaga kualitasnya hingga ke tangan konsumen. Selain itu perusahaan juga memberikan pendampingan usaha terhadap para konsumennya, terutama bagi konsumen baru. Keadaan tersebut adalah lebih baik dari pada pesaing Warso Unggul Gemilang. Secara umum saluran distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 4.
Peternak: Ayam kampung petelur dan ayam kampung pedaging
Warso Unggul Gemilang
Distributor Gambar 4 Saluran distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang
38
Warso Unggul Gemilang mendistribusikan produknya ke distributor atau pengecer ayam kampung dan kepada para peternak ayam kampung. Harga produk DOC ayam kampung yang ditawarkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini yaitu sebesar Rp 6 400 per ekor. Jumlah pemesanan minimum yaitu sebanyak sepuluh box atau berisis 102 ekor DOC ayam kampung, hingga saat ini pemesanan yang dilakukan berkisar antara sepuluh box hingga 60 box DOC per konsumen. Pemasaran dari Warso Unggul Gemilang sangat penting, serta pengelolaannya pun telah diatur dengan sebaik mungkin. Pemasaran yang baik tersebut yaitu dengan memutus tataniaga yang panjang sehingga peternak bisa menerima harga yang layak. Selain menjaga kualitas produknya Warso Unggul Gemilang juga menjaga hubungan baik dengan konsumennya, yang dalam hal ini adalah para peternak ayam kampung. 4. Promosi (promotion) Warso Unggul Gemilang melakukan kegiatan promosi melalui berbagai cara, diantaranya yaitu melalui media cetak, internet, pendekatan langsung ke peternak, dan promosi dari mulut ke mulut. Disamping kegiatan promosi tersebut, Warso Unggul Gemilang mendapat dukungan dari Himpuli sehingga dapat mengutamakan kualitas bibit ayam kampung yang dihasilkan. Selain itu Warso Unggul Gemilang menjalin kerjasama dengan Baliknak dalam pengadaan sumber bibit dengan kualitas genetik yang baik. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang tersebut sudah efektif. Konsumen yang telah membeli produk Warso Unggul Gemilang biasanya didampingi hingga periode tertentu. Hal itu membuat konsumen merasakan kepuasan tersendiri. Konsumen yang telah puas tersebut sering membantu proses pemasaran Warso Unggul Gemilang secara tidak disengaja atau tidak langsung, seperti penyebaran informasi kepada kerabatnya. Fakta yang terjadi hingga saat ini menunjukkan bahwa Warso Unggul Gemilang belum mampu memenuhi permintaan pasar. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi Warso Unggul Gemilang untuk melakukan pengembangan dalam rangka meningkatkan produksinya. Selain itu, kedepannya Warso Unggul Gemilang berencana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan kelompokkelompok ternak dan menjalin jaringan kerjasama dengan rumah-rumah potong unggas. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang terbukti lebih baik jika dibandingkan pesaingnya karena para pesaing sering mempelajari hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa pesaing juga berkunjung ke Warso Unggul Gemilang untuk meminta masukan atau berdiskusi tentang kegiatan pemasaran yang dilaksanakan.
Aspek Pasar Skenario II Perusahaan Warso Unggul Gemilang pada skenario II mengalami beberapa peningkatan dilihat dari aspek pasar. Usaha pada skenario II mampu menghasilkan 4 950 butir telur per hari. Peningkatan tersebut karena adanya teknologi mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi dapat menurunkan angka kerusakan telur atau jumlah telur afkir, sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC
39
yang dihasilkan. Namun tidak semua telur tersebut terpilih atau berhasil menjadi DOC, karena penerapan tahapan seleksi yang ketat oleh Warso Unggul Gemilang. Rata-rata harga pokok produksi DOC pada skenario II mengalami penurunan menjadi Rp 5,070.89 per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Rata-rata harga pokok produksi tersebut mengalami penurunan diakibatkan karena terjadinya pengembangan usaha dengan menerapkan mekanisasi produksi. Hal tersebut lebih baik, karena dengan pengembangan teknologi maka dapat menekan biaya produksi menjadi lebih rendah. Produksi DOC ayam kampung yang dihasilkan pada skenario II mencapai 757 350 ekor pada tahun pertama dan 1 514 700 ekor per tahun pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Jumlah tersebut dapat memenuhi permintaan yang ada, bahkan terdapat kelebihan produksi sehingga permintaan yang berlebih dapat terpenuhi. Adanya pengembangan teknologi dapat menekan kehilangan jumlah telur afkir, sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC yang dihasilkan. Jumlah permintaan perusahaan yang ada diperkirakan akan bertambah, hal tersebut karena jumlah produk yang dihasilkan meningkat. Peningkatan jumlah produk yang diproduksi akan meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan perusahaan. Strategi pemasaran dan bauran pemasaran perusahaan dengan pengembangan usaha dapat diintensifkan lagi, sehingga pemasaran yang dilakukan perusahaan dapat berjalan lebih efektif. Hasil analisis aspek pasar pada skenario I dan skenario II dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. No 1
2
3
4
Tabel 7 Hasil analisis kelayakan aspek pasar pada Warso Unggul Gemilang Indikator Skenario I Skenario II Hasil Permintaan Permintaan DOC Warso Unggul Jumlah permintaan Layak Gemilang berasal dari 18 wilayah perusahaan yang ada di Indonesia, terutama jawa Barat. diperkirakan akan Permintaan masih belum dipenuhi bertambah Penawaran Warso Unggul Gemilang mampu Jumlah penawaran Layak menciptakan penawaran, meningkat, mampu disesuaikan dengan kemampuan menutupi permintaan produksi perusahaan. Penawaran yang ada bahkan saat ini belum menutupi jumlah dapat menciptakan permintaan. permintaan baru. Strategi Segmenting untuk kalangan Strategi pemasaran Layak pemasaran: menengah, targetnya peternak dapat lebih konsep STP ayam kampung berbagai skala, diintensifkan. berposisi sebagai leader untuk produk DOC ayam kampung. Bauran Penetapan harga di atas pesaing Bauran pemasaran Layak Pemasaran, karena mutu DOC lebih baik dapat lebih Konsep 4 P (telah divaksin, performa kuat), diintensifkan sesuai produk dilindungi dengan box dengan perkembakhusus yang dirancang sesuai ngan perusahaan. dengan kepadatan dan sirkulasi udara yang sesuai dengan DOC ayam kampung, distribusi gratis untuk wilayah pulau Jawa, promosi dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai dengan perkembangan saat ini.
40
Usaha Warso Unggul Gemilang layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar, baik untuk skenario I maupun skenario II. Terlihat dari seluruh produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diserap oleh pasar, bahkan terjadi kelebihan permintaan. Produk dan kinerja Warso Unggul Gemilang secara pasar telah dikenal memiliki kualitas terbaik. Kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang telah terbukti efektif, terlihat dari meningkatnya jumlah permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan.
Aspek Teknis Skenario I Lokasi Usaha Lokasi usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan wilayah sentra untuk bidang peternakan unggas dan sesuai dengan aturan pemerintah Kabupaten Bogor. Warso Unggul Gemilang merupakan usaha peternakan ayam kampung yang terintegrasi, dimana lokasi produksi dan kantor berada pada satu lokasi yang sama. Lokasi usaha juga dipengaruhi oleh beberapa variabel utama, yaitu ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. 1. Ketersediaan Bahan Baku Ketersediaan bahan baku usaha di Warso Unggul Gemilang selalu diperhatikan dengan baik. Bahan baku merupakan komponen penting dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi indukan ayam kampung, pakan, obat-obatan, vitamin, vaksin, dan biosecurity. Indukan ayam kampung yang digunakan berasal dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak), dengan ayam kampung jenis Sentul. Ayam kampung jenis Sentul dipilih Warso Unggul Gemilang karena ayam Sentul memiliki beberapa kelebihan, yaitu pertumbuhan yang cukup cepat, bobot yang lebih berat serta postur yang sangat disenangi baik oleh peternak maupun pedagang karena tinggi dan berisi. Jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi pada saat tanpa pengembangan usaha sebanyak 1 600 ekor setiap periodenya, yaitu berasal dari DOC berkualitas. Satu periode sama dengan 75 minggu. DOC yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang dan telah melewati serangkaian proses seleksi yang ketat untuk indukan. Perkawinan indukan antara induk ayam dan pejantan dilakukan secara inseminasi buatan (IB). Indukan yang digunakan untuk memproduksi DOC ayam kampung dimulai saat berumur 19 minggu hingga 75 minggu. Jika indukan sudah tidak digunakan lagi dalam memproduksi telur untuk DOC, maka indukan tersebut dikategorikan sebagai indukan afkir. Indukan afkir atau ayam afkir yang sudah tidak produktif tersebut kemudian dijual kepada pengumpul dan akan disalurkan ke restoran-restoran yang ada di wilayah Jakarta dan Tangerang. Pakan yang digunakan Warso Unggul Gemilang diperoleh langsung dari pabriknya di Tangerang. Warso Unggul Gemilang memilih untuk membeli pakan setiap satu minggu dua kali dengan kuantitas sedikit sesuai keperluan dibandingkan dengan membeli pakan dengan kuantitas banyak dan kemudian
41
disimpan di gudang penyimpanan pakan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas pakan yang digunakan. Jika kualitas pakan buruk, maka akan berakibat kepada kualitas produk yang dihasilkan. Pengorderan pakan dilakukan bersamaan dengan pengiriman DOC kepada konsumen, sehingga akan menekan biaya angkut. Pengiriman DOC dilakukan Senin dan Kamis malam, sedangkan pengorderan pakan dilakukan setiap Selasa dan Jum’at pagi, sehingga pengangkutan dilakukan pada satu kali jalan. Produk obat-obatan yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang berasal dari beberapa perusahaan yang telah dipercaya sebelumnya. Pendistribusian obatobatan dilakukan langsung oleh perusahaan penyedia obat tersebut melalui tim pemasarannya. Waktu distribusi obat disesuaikan dengan permintaan yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang. Hal tersebut juga terjadi pada produk vitamin yang digunakan. Supply obat-obatan dan vitamin dipertahankan stabil karena sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi DOC Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang juga menjalin hubungan baik dengan produsen vaksin. Vaksin sangat penting diberikan untuk meningkatkan kualitas DOC yang dihasilkan. Pihak produsen vaksin bersedia melakukan pengiriman langsung ke lokasi usaha Warso Unggul Gemilang sesuai dengan order yang diajukan. Selain itu pihak produsen juga memberikan kepercayaan kepada Warso Unggul Gemilang dengan meminjamkan satu unit alat spraypart. Spraypart digunakan untuk memberikan vaksin terhadap DOC yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang. Pemberian vaksin dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan penyakit pada DOC ayam kampung hingga menjalani pembesaran nantinya. 2. Letak Pasar yang Dituju Pasar yang dituju oleh Warso Unggul Gemilang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa di luar pulau Jawa. Pasar dapat diakses dengan mudah karena perkembangan trasportasi logistik saat ini, baik melalui jalur darat, laut dan udara. Jalur laut dan jalur udara dikhususkan pada pasar di luar pulau Jawa dan Warso Unggul Gemilang hanya bertanggungjawab hingga produk tiba di pelabuhan atau bandara yang dituju dan tanpa dikenai beban biaya. Pasar di pulau Jawa dilayani secara langsung oleh Warso Unggul Gemilang dengan pengiriman produk melalui jalur darat tanpa biaya pengiriman. Pengiriman melalui jalur darat menggunakan kendaraan khusus yang didesain oleh Warso Unggul Gemilang untuk menjaga kualitas produk DOC hingga tiba di konsumen. Warso Unggul Gemilang sudah melakukan penjualan secara rutin ke 18 provinsi di Indonesia karena kontribusi besar para tim pemasaranya. Penjualan dilakukan di berbagai daerah Nusantara antara lain Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka, Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua. 3. Tenaga Listrik dan Air Listrik dan air merupakan input yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kegiatan produksi. Sebagian besar aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi DOC di Warso Unggul Gemilang membutuhkan listrik dan air. Listrik diperoleh dari Listrik yang digunakan memiliki tenaga yang cukup besar. Keseluruhan kandang, ruang penetasan, dan ruangan penunjang lainnya membutuhkan tenaga listrik sekitar 33 000 watt. Kantor, mess karyawan dan ruang pimpinan
42
membutuhkan tenaga listrik sekitar 5 000 watt. Total tenaga listrik yang digunakan ialah 38 000 watt. Air yang digunakan berasal dari sumur. Hal tersebut karena ketersediaan air sangat berlimpah di lokasi produksi yang merupakan wilayah perbukitan. Kualitas air yang diperoleh juga sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan produksi DOC. Kualitas dan ketersediaan air penting untuk diperhatikan karena aktivitas produksi tidak akan berjalan tanpa hal tersebut. 4. Supply Tenaga Kerja Tenaga kerja dari Warso Unggul Gemilang sebagian besar diperoleh dari wilayah Bogor, beberapa diantaranya berasal dari warga sekitar. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan dilatih terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari tenaga kerja perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di Warso Unggul Gemilang berjumlah 38 orang. Karyawan tersebut memiliki pembagian kerja yang berbeda-beda. Wakil pimpinan umum satu orang, internal control satu orang, kasir dan admin satu orang, kepala produksi satu orang, bagian penjualan/marketing satu orang, bagian R & D satu orang, bagian umum satu orang, bagian produksi telur sebanyak 19 orang, bagian penetasan telur tujuh orang, bagian dapur dua orang, satpam satu orang dan supir dua orang. 5. Fasilitas Transportasi Fasilitas transportasi yang tersedia di Warso Unggul Gemilang terdiri dari mobil box dan truk. Keduanya merupakan kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan produk DOC, penyediaan pakan dan keperluan lainnya. Warso Unggul Gemilang terletak di wilayah yang telah mudah diakses. Kemudahan tersebut terlihat dari fasilitas jalan yang tersedia berupa jalan aspal. Areal Produksi Luas areal produksi dilihat dari luas keseluruhan lahan yang dimiliki. Lahan yang dimiliki Warso Unggul Gemilang yaitu seluas 1.2 Ha. Terdapat 11 kandang untuk kegiatan produksi, masing-masing berukuran 6 m x 40 m. Ada dua kandang karantina yang disediakan, masing-masing berukuran 5 m x 13 m dan 1 m x 7 m. Ruang penetasan berukuran 15 m x 18 m sebanyak satu unit. Ruang pengemasan berukuran 6 m x 6 m sebanyak satu unit. Ruang proses biosecurity berukuran 2 m x 6 m sebanyak tiga unit. Gudang pakan berukuran 4.5 m x 6 m sebanyak dua unit. Gudang penyimpanan telur dan gudang penyimpanan peralatan masingmasing satu unit dengan luasan 4.5 m x 6 m. Ruang pimpinan berukuran 8 m x 20 m sebanyak satu unit. Kantor manajer dan administrasi berukuran 4 m x 5 m sebanyak satu unit. Mess karyawan berukuran total 6 m x 15 m, sebanyak enam kamar. Pos satpam berukuran 4 m x 4 m sebanyak satu unit. Ruang meeting/ruang operasional berukuran 6 m x 8 m. Dapur dan ruang makan berukuran 4 m x 5 m. Kamar mandi berukuran 1 m x 1.5 m sebanyak lima unit. Kandang produksi yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang memiliki tipe kandang baterai, setiap kandang memiliki kapasitas sebanyak 1 600 ekor indukan. Terdapat empat baris kandang baterai dalam satu atap kandang, dua baris bertingkat dua dan dua baris tingkat tiga. Setiap satu ruang kandang baterai berukuran 30 cm x 35 cm diisi satu ekor indukan . Kandang karantina digunakan sebagai ruang pemulihan bagi ayam kampung yang terganggu kesehatannya agar tidak menular kepada ayam lainnya. Ruang penetasan terdiri dari bagian fumigasi, ruang seleksi telur, ruang cloroum, ruang mesin setter, ruang candling, dan ruang
43
mesin hatcher. Ruang pengemasan terdiri dari tempat vaksin DOC, tempat seleksi DOC, tempat pengemasan, dan tempat penyimpanan sementara. Kantor digunakan sebagai tempat kerja para kepala bagian perusahaan. Pada usaha skenario I dilakukan penambahan jumlah dan luasan kandang konvensional seluas 597 m2. Kandang dibangun dalam rangka meningkatkan populasi yang diproduksi menjadi 20 000 ekor indukan, luasan tersebut diperoleh dari peningkatan jumlah indukan dibagi dengan populasi indukan per meter kandang konvensional, yaitu 4 000 ekor dibagi tujuh ekor per meter kandang. Proses Produksi 1. Pola Produksi Siklus produksi penetasan ayam kampung menjadi DOC memerlukan waktu 21 hari. Kegiatan produksi DOC ayam kampung yang dihasilkan Warso Unggul Gemilang telah memiliki pola yang sama. Setiap harinya indukan berproduksi menghasilkan telur yang siap untuk ditetaskan. Kegiatan panen untuk DOC dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu yakni setiap hari Senin dan Kamis. Setiap kali panen Warso Unggul Gemilang mampu menghasilkan 10 000 ekor DOC pada skenario I. Pada skala usaha 20 000 ekor indukan terjadi peningkatan produksi telur, yaitu pada skenario I setiap indukan mampu memproduksi satu butir telur per lima hari. Secara keseluruhan, dari DOC menjadi indukan hingga menghasilkan DOC yang siap dijual membutuhkan waktu sekitar 75 minggu. 2. Alur Produksi Alur kegiatan produksi yang dilakukan Warso Unggul Gemilang harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan sistematis. Kegiatan produksi DOC pada usaha Warso Unggul Gemilang merupakan kegiatan utama perusahaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan indukan, proses perkawinan secara buatan, pemanenan telur, penetasan telur, dan pemanenan DOC. - Pemeliharaan Indukan Indukan berasal dari DOC ayam kampung berkualitas terbaik yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang. Pada skala 20 000 ekor indukan setiap periodenya Warso Unggul Gemilang membutuhkan sebanyak 2 857 ekor calon indukan. Setiap calon indukan yang akan digunakan untuk pembibitan ayam kampung dilakukan pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan yang dilakukan berupa pemberian pakan, minum, vaksin, dan vitamin. Selain itu setiap satu bulan sekali dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli. Saat indukan berumur 19 minggu dilakukan kegiatan sortir indukan. Kegiatan sortir indukan dilakukan untuk memilih indukan berkualitas, agar DOC yang dihasilkan akan berkualitas pula. - Proses Perkawinan Buatan (Kawin Suntik) Indukan ayam kampung yang telah dewasa siap untuk proses perkawinan, dilakukan saat indukan berumur 26-75 minggu. Warso Unggul Gemilang menerapkan proses perkawinan secara buatan, yaitu berupa perkawinan dengan inseminasi buatan. Proses perkawinan inseminasi buatan dilakukan dengan cara mengambil sperma dari indukan jantan dan disalurkan ke bagian reproduksi indukan betina. Satu indukan jantan mampu membuahi sepuluh indukan betina, satu indukan betina memperoleh 20 mikro milliliter sperma dari indukan jantan. Proses inseminasi buatan atau kawin suntik yang dilakukan Warso Unggul Gemilang adalah sebanyak dua kali dalam satu minggu. Kegiatan ini dilakukan pada saat sore hari, karena pada waktu tersebut indukan betina sudah
44
mengeluarkan telurnya (pada pagi atau siang hari). Cairan yang disalurkan ke bagian reproduksi indukan betina tidak terhalang oleh telur dan kemungkinan keberhasilan proses kawin suntik menjadi lebih besar. - Pemanenan Telur Indukan yang telah dilakukan kawin suntik kemudian akan menghasilkan telur yang terbuahi. Telur-telur yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan dipisahkan menurut perolehan per kandang, lalu dilakukan fumigasi terhadap telur untuk mematikan bakteri. Setelah dilakukan proses fumigasi, kemudian dilakukan proses seleksi terhadap telur sebelum dilakukan penetasan. Terdapat beberapa ketentuan dalam seleksi telur guna memperoleh daya tetas yang tinggi. Ketentuan pertama yaitu telur berbentuk oval, kulit licin, rata, tidak kasar, dan berat seragam. Perbandingan lebar dan panjang adalah 3:4, berat telur seragam yaitu berkisar antara 40-50 gram per butir. Ketentuan kedua yaitu ketebalan cangkang ideal. Ketebalan cangkang telur tetas sebaiknya sedang, tidak terlalu tebal maupun tipis. Ketentuan ketiga yaitu kondisi kantong udara baik. Kondisi kantong udara yang baik terlihat bening dan kokoh dapat diketahui melalui peneropongan telur. Ketentuan keempat yaitu umur telur maksimum tujuh hari. Semakin lama umur telur, persentase keberhasilan menetas menurun. - Penetasan Telur Telur yang lulus seleksi untuk penetasan kemudian dimasukkan ke ruang penetasan. Telur dihibernasikan di dalam cloroum dengan suhu 18ºC selama tiga hari. Telur dimasukkan ke dalam mesin setter untuk pengeraman selama 18 hari dengan penerangan penuh, suhu 38ºC dan kelembaban 56-60%. Kemudian dilakukan candling (peneropongan telur) untuk menyeleksi apakah telur berkembang/berhasil dibuahi atau tidak. Jika telur tidak lulus seleksi, maka telur dikirim ke gudang telur untuk dijual/dikonsumsi. Telur yang lulus seleksi dipindahkan ke dalam mesin hatcher untuk ditetaskan dalam suhu 38ºC dan kelembaban 56-60%, serta tanpa penerangan selama tiga hari. Setelah tiga hari di dalam mesin hatcher, telur akan menetas menjadi DOC. Telur yang berhasil menetas menjadi DOC ayam kampung kemudian dilakukan pemanenan. - Pemanenan DOC Pemanenan dilakukan terhadap seluruh DOC yang berhasil menetas. DOC tersebut kemudian dikirim ke bagian pengemasan. Di ruang pengemasan dilakukan pemberian vaksin terlebih dahulu terhadap seluruh DOC yang dihasilkan. Pemberian vaksin dilakukan melalui alat spraypart, vaksin yang digunakan yaitu vaksin newcastel disease infectious bronchitis (NDIB) yang dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml untuk setiap 1 000 dosis. Setelah pemberian vaksin, kemudian dilakukan sortir/seleksi terhadap DOC yang dihasilkan. Kegiatan seleksi tersebut merupakan tahap akhir penentuan kualitas dari DOC ayam kampung yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang. Kriteria dari DOC yang diseleksi yaitu puser DOC tidak basah/tidak berlubang, berukuran standar yaitu sekitar 36 gram per ekor, perut DOC tidak kembung, dan tidak terdapat cacat fisik. DOC yang lulus seleksi kemudian dimasukkan ke dalam box masing-masing berisi 102 ekor, lalu ditempatkan di atas pallet guna menjaga kualitas DOC. DOC ayam kampung siap untuk didistribusikan kepada para konsumen yang telah melakukan pemesanan.
45
Layout Skenario I Denah lokasi atau layout merupakan gambaran di atas kertas mengenai tata letak perusahaan pada skenario I. Layout dirancang sesuai dengan keadaan di perusahaan Warso Unggul Gemilang. Tata letak dan skala telah disesuaikan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan penempatan bangunan yang ada pada perusahaan. Layout yang dibuat berdasarkan skala 1 : 1000, sesuai dengan Gambar 5. Pada layout tersebut dilakukan penambahan satu unit kandang teknologi konvensional dengan luasan 597 m2 guna meningkatkan kapasitas kandang untuk 20 000 ekor indukan. G
L B
F
E
J
H
I
A E E
D
K
E
C
A A A
Ab
A A A A A A A B
Gambar 5 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I
Keterangan: A. Kandang produksi B. Kandang karantina C. Ruang penetasan D. Gudang E. Ruang biosecurity F. Mess karyawan G. Kantor
H. Ruang meeting I. Dapur dan ruang makan J. Ruang pemimpin K. Ruang pengemasan L. Kamar mandi Ab. Kandang produksi teknologi konvensional (luasan 597 m2)
Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I berdasarkan Gambar 5 merupakan kondisi denah perusahaan saat ini, yaitu mulai dari kandang produksi (A) hingga kamar mandi (L), dengan adanya skenario I maka pada denah perusahaan direncanakan akan ditambah dengan kandang produksi baru teknologi konvensional seluas 597 m2 (Ab). Pembangunan kandang tersebut akan digunakan
46
sebagai tempat indukan tambahan, yaitu untuk indukan sebanyak 4 000 ekor sehingga kapasitas total mencapai 20 000 ekor indukan dengan menerapkan teknologi kandang konvensional.
Aspek Teknis Skenario II Ketersediaan bahan baku berupa jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi pada skenario II bertambah yaitu sebanyak 2 843 ekor per periode. Selain itu terjadi peningkatan pula terhadap jumlah pakan, vaksin, obat/vitamin, biosecurity yang digunakan. Skenario II ini dilakukan dengan menambah kandang baru dengan penerapan teknologi modern pada usaha Warso Unggul Gemilang. Penerapan teknologi kandang modern tersebut terdiri dari pemberian makan dan minum otomatis, collecting telur otomatis, dan pembersihan kotoran secara otomatis. Setelah penerapan teknologi tersebut dilakukan diperkirakan akan meningkatkan jumlah tenaga listrik perusahaan sekitar lebih dari 10 000 watt. Pada skenario II usaha Warso Unggul Gemilang mampu menghasilkan DOC ayam kampung sebanyak 15 778 ekor per panen, yaitu meningkat apabila dibandingkan dengan skenario I. Disamping itu, jumlah tenaga kerja yang digunakan pada skenario II ini jumlah tenaga kerja berkurang sebanyak lima orang dibandingkan dengan skenario I. Tenaga kerja pada bagian koordinator kandang berkurang menjadi sepuluh orang, hal tersebut disebabkan karena penerapan teknologi baru pada kandang dapat dilakukan secara otomatis dan hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Pada bagian koordinator penetasan jumlah tenaga kerja bertambah menjadi sepuluh orang, karena dengan adanya pengembangan teknologi diperkirakan akan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan sehingga jumlah tenaga kerja pada bagian penetasan ditambah sebanyak tiga orang dari jumlah sebelumnya. Selain itu pada skenario II ini terdapat tenaga kerja ahli tambahan sebanyak satu orang yang bertugas untuk mengawasi mutu produk yang dihasilkan. Pada skala usaha 20 000 ekor indukan terjadi peningkatan produksi telur, yaitu pada skenario I setiap indukan mampu memproduksi satu butir telur setiap lima hari sekali, sedangkan pada skenario II kemampuan produksi telur meningkat menjadi satu butir telur setiap empat hari sekali. Penerapan teknologi modern pada kandang tersebut dilakukan dengan membangun kandang baru. Kandang lama akan digunakan sebagai tempat untuk pembesaran calon indukan. Pembangunan kandang dilakukan pada lahan seluas 500 m2 berkapasitas 20 000 ekor indukan, yaitu kandang modern dengan mekanisasi produksi yang memiliki kapasitas 40 ekor ayam per meter persegi. Secara umum layout perusahaan pada skenario II dapat dilihat pada Gambar 6.
47
G
L B
F
E
H
J
I
A E
D
K
E
C
A A A A A
Ab
A A A A A B
Gambar 6 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario II
Keterangan: A. Kandang produksi B. Kandang karantina C. Ruang penetasan D. Gudang E. Ruang biosecurity F. Mess karyawan G. Kantor
H. Ruang meeting I. Dapur dan ruang makan J. Ruang pemimpin K. Ruang pengemasan L. Kamar mandi Ac. Kandang produksi baru dengan teknologi (luasan 500 m2)
Gambar 6 menunjukkan denah perusahaan saat ini ditambah dengan rencana skenario II, yaitu dengan penambahan kandang baru teknologi modern (keterangan Ac). Kandang baru pada skenario II dibangun pada lahan baru dan tidak dibangun pada kandang yang telah ada atau kandang pada skenario I. Kandang baru untuk skenario II adalah kandang yang menerapkan mekanisasi produksi, bangunan kandang memiliki pondasi dari beton dan struktur bangunan lebih kuat sehingga dapat mendukung sistem kerja mesin produksi. Berdasarkan hal tersebut maka kandang dengan mekanisasi produksi tersebut tidak dapat dibangun pada kandang yang telah ada, sehingga pembangunan kandang dilakukan pada lahan baru. Hal tersebut dilakukan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan secara teknis. Secara keseluruhan hasil dari analisis aspek teknis dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
48
Tabel 8 Hasil analisis kelayakan aspek teknis pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Lokasi Bahan baku tersedia dan dilayani Jumlah bahan baku Layak usaha: langsung oleh pihak distributor, dan kapasitas listrik pasar dapat diakses langsung oleh bertambah. Warso Unggul Gemilang maupun memanfaatkan perusahaan logistik, listrik dan air tersedia, air berasal dari sumur bor, fasilitas transportasi dengan mobil box dan truck box khusus. 2 Proses Pola produksi sesuai dengan masa Dapat lebih Layak produksi: produktif ayam kampung untuk diintensifkan. menghasilkan telur, alur produksi terdiri dari pemeliharaan calon indukan sampai dengan panen DOC. 3 Layout Layout produksi sesuai dengan Layout ditambah Layak aktivitas peternakan ayam kampung. dengan kandang teknologi baru.
Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak dilihat secara teknis, baik pada skenario I maupun skenario II. Warso Unggul Gemilang dengan mudah dapat menjangkau bahan baku yang dibutuhkan. Jika dilihat dari teknologi yang digunakan diperkirakan Warso Unggul Gemilang dapat menekan biaya produksi dan memperoleh biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Sehingga skala produksi telah mencapai keuntungan yang optimal, dilihat dari manajemen perusahaan yang menetapkan harga di atas harga pesaingnya. Proses produksi yang dilakukan telah melewati serangkaian proses sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan guna meningkatkan dan menjaga kualitas produk. Penempatan fasilitas-fasilitas sudah efektif, seluruh fasilitas telah diperhitungkan dan dibangun sebaik mungkin. Pemilihan jenis teknologi dan equipment yang digunakan sudah tepat, namun upaya peningkatan teknologi masih bisa dilakukan guna meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya operasional perusahaan.
Aspek Manajemen Skenario I Manajemen memiliki peran yang besar dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Manajemen perusahaan harus berjalan dengan baik agar tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai. Hal yang berkaitan dengan aspek manajemen yaitu bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Warso Unggul Gemilang merupakan peternakan rakyat atau bentuk usaha perorangan. Modal yang dikeluarkan berasal dari modal pemilik, yaitu Bapak Soewarso Pawaka. Pemilik berperan sebagai pimpinan umum perusahaan dan memiliki posisi tertinggi pada perusahaan. Pimpinan umum melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan guna mencapai tujuan. Pimpinan umum memberikan
49
wewenang terhadap usaha Warso Unggul Gemilang kepada wakil pimpinan perusahaan, yaitu Bapak Toro. Bapak Toro memimpin Warso Unggul Gemilang dengan mengelola sumberdaya perusahaan yang ada. Wakil pimpinan membawahi enam kepala bagian, yaitu kasir dan admin, kepala bagian produksi, pemasaran, R & D (riset and development), dan bagian umum. Kepala bagian tersebut masing-masing dikendalikan oleh satu orang. Kepala bagian produksi membawahi koordinator kandang dan koordinator penetasan. Secara umum struktur organisasi dari usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario I dapat dilihat pada Gambar 7. Dalam pelaksanaannya selalu dilakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan, yaitu berupa laporan per hari dan pengawasan secara langsung kepada para karyawan di lapangan terutama bagian produksi. PIMPINAN UMUM WAKIL PIMPINAN UMUM, OPERASIONAL, KEU, & ADM
KASIR & ADMIN
KABAG PRODUKSI
KOORDINATOR KANDANG
PEMASARAN
INTERNAL CONTROL
R&D
UMUM
KOORDINATOR PENETASAN
Gambar 7 Struktur organisasi Warso Unggul Gemilang skenario I tahun 2014
Job description dari masing-masing jabatan tenaga kerja Warso Unggul Gemilang dapat dilihat sebagai berikut. 1. Pimpinan umum: bertindak sebagai pemilik dan memiliki tanggungjawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. 2. Wakil pimpinan umum: bertanggungjawab terhadap keseluruhan operasional perusahaan. 3. Internal control: bertanggungjawab terhadap pengawasan setiap aspek operasional. 4. Kasir dan admin: bertanggungjawab terhadap semua proses administrasi dan keuangan. 5. Kabag produksi: Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan dari tugas para koordinator, serta bertanggungjawab terhadap produksi telur. 6. Pemasaran: bertanggungjawab terhadap penjualan produk. 7. R & D: bertanggungjawab dalam evaluasi hasil produk dan inovasi ke depan. 8. Umum: bertanggungjawab terhadap semua hal yang berkaitan dengan pemeliharaan peralatan, kebutuhan-kebutuhan operasional, dsb. 9. Koordinator Kandang: bertanggungjawab terhadap pemeliharaan ayam dan kandang, pemberian vaksin, proses IB, dsb.
50
10. Koordinator Penetasan: bertanggungjawab terhadap pelaksanaan, pemeliharaan perangkat penetasan, proses seleksi, candling, semua proses pra-panen, panen, dan post panen. Warso Unggul Gemilang memiliki 38 orang tenaga kerja. Anggota direksi atau tenaga ahli perusahaan ada tujuh orang, yaitu wakil pemimpin dan enam kepala bagian. Tenaga inti perusahaan dikendalikan oleh 19 orang koordinator kandang dan tujuh orang koordinator penetasan. Wakil pimpinan dan setiap kepala bagian telah memiliki keahlian khusus yang telah ditempuh, baik melalui pendidikan maupun pengalaman. Karyawan bagian koordinator kandang dan koordinator penetasan pada awal bekerja telah dilakukan pelatihan khusus oleh kepala bagian produksi, sehingga para karyawan tersebut dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Keuntungan perusahaan diasumsikan sebagai gaji pemilik utama. Gaji wakil pimpinan diasumsikan sebesar Rp 5 000 000 per bulan. Gaji setiap kepala bagian diasumsikan sebesar Rp 3 000 000 per bulan. Sedangkan gaji setiap koordinator, bagian dapur, supir, dan satpam sebesar Rp 1 000 000. Perusahaan Warso Unggul Gemilang menetapkan jaminan dana kesehatan bagi karyawan sebesar gaji selama satu bulan per karyawan yang diberikan setiap satu tahun sekali. Pemberian jaminan tersebut sebagai tanda perhatian perusahaan terhadap karyawannya dan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan kunci sukses perusahaan.
Aspek Manajemen Skenario II Pada aspek manajemen skenario II terdapat beberapa hal yang mengalami perubahan dibandingkan dengan skenario I. Perubahan tersebut diantaranya proporsi pembagian tugas yang harus dilakukan. Jumlah karyawan pada skenario II berkurang sebanyak lima orang menjadi 33 orang, yaitu pada bagian koordinator kandang jumlah karyawan berkurang menjadi 10 orang, pada bagian koordinator penetasan bertambah dari tujuh orang menjadi sepuluh orang, serta terdapat satu tenaga kerja tambahan yang berada di bawah wakil pimpinan umum yaitu bagian pengawasan mutu. Koordinator penetasan bertambah seiring dengan meningkatnya hasil produksi DOC, dan bagian pengawasan mutu ditambahkan sebagai bagian yang mengawasi proses produksi DOC sehingga kualitasnya dapat terjaga. Secara umum struktur organisasi perusahaan pada skenario II dapat dilihat pada Gambar 8. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
51
PIMPINAN UMUM WAKIL PIMPINAN UMUM, OPERASIONAL, KEU, & ADM
KASIR & ADMIN
KABAG PRODUKSI
KOORDINATOR KANDANG
PEMASARAN
R&D
INTERNAL CONTROL
BAGIAN UMUM
PENGAWAS MUTU
KOORDINATOR PENETASAN
Gambar 8 Struktur organisasi Warso unggul gemilang pada skenario II
Manajemen perusahaan pada skenario II diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi guna kesejahteraan karyawannya. Peningkatan kesejahteraan karyawan dapat dilakukan melalui pemberian motivasi dan pelatihan khusus bagi karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, apabila kinerja karyawan meningkat maka akan ada peningkatan gaji/bonus yang diperoleh sehingga kesejahteraan karyawan ikut meningkat. Secara keseluruhan hasil analisis dari aspek manajemen dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Hasil analisis kelayakan aspek manajemen pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Struktur Struktur organisasi jelas Terjadi perubahan proporsi Layak organisasi jumlah karyawan 2 Job Job description sesuai Layak description kebutuhan produksi 3 Tenaga kerja: Terdapat tenaga kerja ahli Diadakan pelatihan dan Layak Tenaga ahli, yang bekerja di Warso pemberian motivasi untuk tenaga terlatih Unggul Gemilang, serta karyawan sesuai terdapat pelatihan khusus kebutuhan bagi karyawan
Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak jika dilihat dari aspek manajemen, baik pada skenario I maupun skenario II. Struktur organisasi telah dibuat sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pembagian kerja telah dilakukan guna mempermudah proses operasionalnya. Pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan telah berjalan dengan baik dan selalu dilakukan perbaikan manajemen dalam menghadapi segala macam perubahan baik secara internal maupun eksternal perusahaan.
52
Aspek Hukum Skenario I Aspek hukum dalam analisis kelayakan usaha berkenaan dengan bentuk badan usaha dan legalitas usaha. Warso Unggul Gemilang merupakan peternakan rakyat atau bentuk usaha perorangan. Hal tersebut didasarkan pada proses berdirinya perusahaan yang didirikan oleh perorangan. Dari awal berdirinya perusahaan hingga sekarang telah melewati tiga kali take over dan pemilik Warso Unggul Gemilang masih berstatus perorangan. Aspek hukum dalam suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. Warso Unggul Gemilang memiliki izin pendirian usaha peternakan dari kantor desa setempat dan dari dinas peternakan. Surat izin dari kantor desa berisi mengenai kesediaan warga sekitar terhadap dibukanya usaha pembibitan ayam kampung di daerah tersebut, surat dari dinas peternakan yaitu surat izin domisili usaha. Selain itu Warso Unggul Gemilang telah memiliki SIUP (surat izin usaha perdagangan) dan NPWP (nomor pokok wajib pajak) guna mendukung berdirinya usaha yang dijalankan. Usaha peternakan ayam kampung baik pembibitan maupun pembesarannya memiliki dukungan khusus dari pemerintah. Dukungan dari pemerintah terlihat dari: Peraturan Presiden No 36 Tahun 2010 tentang negatif investasi dan Peraturan Menteri Pertanian No 404 Tahun 2002 tentang keleluasaan usaha peternakan ayam kampung yang tidak memerlukan legalitas dalam skala usahanya.
Aspek Hukum Skenario II Surat-surat usaha yang telah dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang pada skenario I mampu memberikan kekuatan bagi perusahaan secara hukum. Aspek hukum pada skenario II direncanakan bahwa perusahaan Warso Unggul Gemilang akan memiliki badan usaha berbentuk CV (commanditaire venotschaap atau persekutuan komanditer). Hal tersebut dikarenakan kondisi manajemen saat ini lebih tepat menggunakan CV, selain itu masih ada tenaga kerja yang tugasnya merangkap seperti bagian kasir dan administrasi. Secara keseluruhan hasil analisis aspek hukum dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. No 1
2
Tabel 10 Hasil analisis aspek hukum pada Warso Unggul Gemilang Indikator Skenario I Skenario II Surat izin Warso Unggul Gemilang usaha memiliki surat keterangan Izin usaha telah dimiliki dan usaha dari pemerintah akan dilakukan peningkatan setempat, izin usaha, SIUP, status badan usaha menjadi dan NPWP. CV. PBB Warso Unggul Gemilang mentaati aturan PBB
Hasil Layak
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang telah layak secara aspek hukum, baik pada skenario I maupun skenario II. Posisi usaha Warso Unggul Gemilang yang memiliki kekuatan secara hukum diantaranya telah memiliki berbagai izin usaha guna mendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Disamping itu didukung pula
53
oleh pemerintah terhadap usaha peternakan ayam kampung dengan memberikan keleluasaan usaha tanpa memerlukan legalitas dalam skala usahanya. Aspek Sosial dan Budaya Skenario I Analisis terhadap aspek sosial dan budaya meliputi seberapa besar usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang memiliki dampak sosial dan budaya terhadap masyarakat sekitar. Aspek sosial menunjukkan bagaimana usaha peternakan dapat memberikan dampak positif dari sisi sosial seperti kelarasan hubungan antara perusahaan dan para penduduk maupun tenaga kerja, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Aspek sosial usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Pendirian usaha Warso Unggul Gemilang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar, karena sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di Warso Unggul Gemilang adalah warga yang berdomisili di sekitar lokasi perusahaan. Terserapnya tenaga kerja dari wilayah sekitar perusahaan mengakibatkan terciptanya peningkatan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat memberikan dampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar. Sehingga Warso Unggul Gemilang ikut serta dalam meningkatkan kehidupan masyarakat menjadi lebih berkembang. Warso Unggul Gemilang selama ini telah memberikan sumbangan sosial ke tempat ibadah (masjid) yang ada di dekat usahanya, memberikan sumbangan bagi kegiatan-kegiatan sosial yang diselenggarakan masyarakat, dan memberikan telur hasil produksi pada waktu tertentu. Kegiatan pembagian telur turut mensosialosasikan kepada warga sekitar untuk mengkonsumsi telur ayam kampung. Dengan mengkonsumsi telur ayam kampung maka dapat meningkatkan kebutuhan gizi masyarakat, karena yang selama ini popular di masyarakat adalah telur ayam ras yang nilai gizinya lebih rendah daripada telur ayam kampung. Oleh karena itu dari segi budaya usaha ini tidak merugikan budaya setempat, bahkan usaha ini dapat memberikan keuntungan.
Aspek Sosial dan Budaya Skenario II Usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario II akan lebih meningkatkan hubungan sosial perusahaannya, baik hubungan sosial masyarakatnya maupun hubungan sosial dengan para relasi usaha. Peningkatan hubungan sosial tersebut dilakukan untuk lebih mendekatkan perusahaan dengan pihak luar, secara tidak langsung hubungan tersebut juga akan memajukan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi. Secara keseluruhan hasil analisis aspek sosial dan budaya dari perusahaan Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
54
Tabel 11 Hasil analisis kelayakan aspek sosial dan budaya pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Sosial Menjalin hubungan baik dengan Akan lebih Layak masyarakat sekitar, memberikan meningkatkan berbagai bantuan sosial hubungan sosial masyarakat perusahaan, baik 2 Budaya Budidaya ayam kampung di dengan masyarakat Layak Warso Unggul Gemilang sesuai maupun relasi usaha. dengan adat dan budaya yang berlaku di Warso Unggul Gemilang
Usaha Warso Unggul Gemilang baik pada skenario I maupun skenario II secara aspek sosial dan budaya memiliki dampak yang lebih positif. Secara aspek sosial dan budaya, peningkatan usaha yang terjadi dapat meningkatkan kemampuan karyawan melalui penerapan teknologi yang digunakan menjadi lebih baik serta terjadi peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan gaji. Selain itu hubungan sosial perusahaan juga akan lebih ditingkatkan demi kemajuan warso Unggul Gemilang. Usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario I dan skenario II dapat dikatakan layak dilihat dari aspek sosial dan budaya.
Aspek Lingkungan Skenario I Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh usaha terhadap lingkungan sekitar, apakah dengan adanya usaha tersebut dapat mengganggu lingkungan atau tidak. Limbah hasil produksi merupakan hal yang harus diperhatikan pengaruhnya terhadap lingkungan usaha Warso Unggul Gemilang. Limbah yang dihasilkan pada usaha ini berupa kotoran ternak dan ayam yang mati. Kotoran ternak dan ayam yang mati dapat menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Permasalahan yang timbul yaitu berupa polusi udara. Saat ini masyarakat tidak merasa terganggu dengan adanya usaha peternakan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang dapat mengatasi permasalahan berupa polusi udara dengan menerapkan manajemen usaha sebaik mungkin. Kotoran hasil produksi Warso Unggul Gemilang selalu dibersihkan setiap harinya. Penanganan kotoran tersebut dilakukan dengan cara pembersihan kotoran dan penempatan pada karung. Kotoran hasil produksi tersebut akan menjadi pupuk kandang, maka kotoran yang telah dikemas dalam karung tersebut akan dilakukan penjualan. Hasil penjualan pupuk kandang tersebut akan menjadi milik para pekerja kandang. Selain itu, ayam kampung yang mati baik DOC ataupun indukan dewasa akan diberikan kepada para pembudidaya ikan lele di sekitar peternakan. Dengan demikian Warso Unggul Gemilang dapat menangani limbah hasil produksinya sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan.
55
Aspek Lingkungan Skenario II Pengembangan usaha jika dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang akan menjadikan perusahan ini lebih bersahabat dengan lingkungan. Penanganan limbah berupa kotoran akan lebih terkoordinir dengan baik, karena dalam penerapan mekanisasi produksi tersebut terdapat teknologi yang mengatasi pembuangan kotoran secara otomatis. Kotoran ayam kampung yang menumpuk setiap harinya secara otomatis akan langsung dibuang ke tempat penampungan akhir kotoran menggunakan mesin pengeruk otomatis. Mesin pengeruk kotoran tersebut akan membersihkan kotoran ayam kampung dari ujung depan kandang hingga ke belakang. Kotoran akan dibersihkan dan akan ditampung di tempat penampungan akhir kotoran yang letaknya di ujung belakang kandang, sehingga kandang akan terjaga kebersihannya. Dengan penerapan teknologi tersebut polusi udara akan lebih teratasi dengan baik. Secara keseluruhan hasil analisis aspek lingkungan dapat dilihat pada tabel 12 berikut. Tabel 12 Hasil analisis aspek lingkungan Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II 1 Penanganan Warso Unggul Gemilang Penanganan limbah limbah menerapkan penanganan dapat terorganisir limbah yang baik dan tidak dengan lebih baik, dibuang di lokasi limbah diberikan kepada pemukiman penduduk. pembudidaya lele. 2 Polusi udara Kebersihan kandang terjaga Polusi udara semakin dari kotoran ayam kampung berkurang karena yang menumpuk, sehingga kebersihan kandang mengurangi polusi udara. diperhatikan dengan penerapan teknologi baru.
Hasil Layak
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak untuk dijalankan dilihat dari aspek lingkungan. Peraturan pemerintah menetapkan bahwa jarak antara usaha peternakan unggas terutama ayam kampung dengan pemukiman warga sekitar 2 km yaitu sesuai SOP, namun Warso Unggul Gemilang dapat mengatasi permasalahan lingkungan perusahaan sehingga persyaratan tersebut dapat teratasi. Perusahaan mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar. Oleh karena itu baik usaha pada skenario I maupun skenario II, perusahaan telah layak secara aspek lingkungan. Aspek non finansial Warso Unggul Gemilang secara keseluruhan baik pada skenario I maupun skenario II adalah layak. Warso Unggul Gemilang dapat melanjutkan usahanya dengan baik, selain itu perusahaan harus tetap melakukan evaluasi dalam usahanya dan diharapkan dapat mempertahankan kelayakan usaha secara non finansial tersebut. Apabila memungkinkan maka perusahaan dapat menjadikan kelayakan usahanya menjadi lebih baik lagi. Aspek non finansial yang baik akan selalu mendukung aspek finansial perusahaan ke arah yang lebih baik pula, terutama dalam hal peningkatan keuntungan perusahaan.
56
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan setelah aspek non finansial telah layak untuk dilaksanakan. Aspek kalayakan finansial penting diperhatikan dalam menilai kelayakan bisnis, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Adapun penilaian kelayakan aspek finansial dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang difokuskan pada beberapa kriteria investasi. Kriteria kelayakan investasi tersebut antara lain NPV, Net B/C, IRR, dan PP. Usaha dapat dinyatakan layak apabila diperoleh hasil analisis yang menunjukkan bahwa nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net B/C lebih besar dari satu, dan nilai IRR lebih besar dari tingkat DR. Kriteria kelayakan dianalisis melalui penyusunan arus kas untuk mengetahui besarnya manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis. Analisis laba rugi dilakukan untuk menghitung komponen pajak. Analisis proyeksi arus kas dan analisis laba rugi saling berkaitan antara satu dan lainnya. Aspek finansial tersebut dianalisis berdasarkan dua skenario usaha, yaitu skenario I (tanpa pengembangan usaha) dan skenario II (dengan pengembangan usaha) pada skala 20 000 ekor indukan. Analisis finansial ini dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut dapat memenuhi kriteria kelayakan atau tidak. Aspek yang dikaji tersebut tertera pada bagian berikut ini.
Analisis Finansial Skenario I Kondisi pada skenario I adalah usaha tanpa pengembangan teknologi mekanisasi produksi atau kondisi usaha Warso Unggul Gemilang pada saat ini. Perbandingan yang dilakukan dalam aspek finansial dilakukan berdasarkan jumlah skala yang sama, yaitu 20 000 ekor indukan. Skala di warso Unggul Gemilang saat ini ialah 16 000 ekor indukan, sehingga dalam perhitungan aspek finansial dikonversi terlebih dahulu. Saat ini juga terjadi peralihan dari manajemen yang lama kepada Warso Unggul Gemilang karena terjadi take over perusahaan. Kondisi ini hanya berlangsung di tahun pertama, yakni sebagai masa peralihan. Analisis finansial skenario I dilakukan dengan mempertimbangkan proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, kriteria investasi dan nilai pengganti. Kondisi ini terjadi pada tahun 2009, sehingga analisis finansial memperhitungkan waktu tersebut. Waktu saat ini merupakan kondisi pada tahun keenam. Biaya Investasi Biaya investasi tidak dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi dikeluarkan berdasarkan berapa lama umur ekonomis dari barang tersebut. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp 5 437 679 954. Komponen terbesar dari biaya investasi berasal dari tahun pertama yaitu terdapatnya pembelian tanah. Adapun pengeluaran biaya investasi pada skala 20 000 ekor indukan secara total pada setiap tahun tertera pada Tabel 13.
57
Tabel 13 Biaya investasi per tahun Warso Unggul Gemilang skenario I No Tahun Total biaya investasi (Rp) 1 Ke-1 4 249 850 001 2 Ke-2 0 3 Ke-3 141 124 429 4 Ke-4 28 100 000 5 Ke-5 141 124 429 6 Ke-6 539 032 239 7 Ke-7 169 224 429 8 Ke-8 0 9 Ke-9 141 124 429 10 Ke-10 28 100 000 Total biaya investasi 5 437 679 954
Tabel 13 menunjukkan bahwa investasi terbesar dilakukan pada tahun pertama. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar barang yang diperlukan dibeli pada tahun pertama. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp 5 437 679 954. Perhitungan untuk biaya investasi bersamaan dengan perhitungan dari analisis nilai sisa, sehingga dapat dilihat pada Lampiran 3. i. Mesin tetas Mesin tetas merupakan komponen terpenting dalam bisnis pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Kapasitas mesin tetas yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang sebanyak 160 000 butir telur. Kapasitas mesin tetas ini merupakan yang terbesar di Indonesia untuk pembibitan ayam kampung. Mesin tetas ini terdiri dari dua bagian, yaitu setter dan hatcher. Bagian setter berfungsi sebagai tempat pengeraman telur dengan kapasitas 140 000 butir telur. Bagian hatcher berfungsi sebagai tempat penetasan telur dengan kapasitas 20 000 butir telur. Mesin tetas tersebut memiliki umur ekonomis selama 15 tahun yang sekaligus menjadi umur dari bisnis ini. Produsen mesin tetas berasal dari Belanda. Harga mesin tetas mencapai Rp 1 500 000 000, dan pada tahun 2014 mengalami penyusutan sehingga harganya menjadi Rp 1 003 333 333. ii. Bangunan penetasan Bangunan penetasan merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan mesin tetas. Desain dari bangunan penetasan disesuaikan dengan kebutuhan penetasan oleh Warso Unggul Gemilang. Ukuran bangunan penetasan ialah 15 m x 18 m. Nilai bangunan penetasan mencapai sekitar Rp 400 000 per meter. Jumlah ruang penetasan yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang hanya satu unit. Umur ekonomis dari bangunan penetasan ialah sepuluh tahun. Umur ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan konstruksi bangunan tetas yang berbentuk beton. iii. Tanah Tanah merupakan bagian penting dalam suatu usaha. Usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dibangun di atas tanah seluas 1.2 Ha. Tanah tersebut berada pada wilayah strategis dan mudah diakses. Harga tanah pada wilayah tersebut adalah Rp 150 000 per meter, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian tanah sebesar Rp 1 800 000 000. Tanah tidak akan pernah mengalami penyusutan dan tidak akan habis dipakai, karena secara finansial nilainya selalu meningkat. Peningkatan nilai yang terjadi dari tanah tersebut mengakibatkan nilai sisa tidak dapat diprediksi secara pasti.
58
iv. Kandang produksi Kandang merupakan tempat yang dibangun untuk kegiatan proses produksi. Kandang produksi yang dimiliki Warso Unggul Gemilang sebanyak 11 unit dan diisi oleh ayam kampung untuk indukan. Setiap kandang berukuran 6 m x 40 m, dengan luasan untuk satu kandang yaitu 240 m2 sehingga total luas untuk 11 unit kandang produksi mencapai 2640 m2. Biaya pembangunan kandang mencapai Rp 150 000 per meter, sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk membangun 11 unit kandang produksi yaitu Rp 396 000 000. Kandang produksi memiliki nilai ekonomis selama lima tahun. Umur ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan konstruksi kandang yang terbuat dari kayu/bambu dan besi. Kandang produksi yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Kandang produksi ayam kampung milik Warso Unggul Gamilang
v. Kandang karantina Kandang karantina merupakan kandang yang dibangun untuk mengisolasi ayam kampung yang terjangkit penyakit. Pembangunan kandang karantina tersebut ditujukan agar ayam kampung yang sakit tidak akan menularkan penyakit kepada ayam kampung lain dalam satu kandang produksi. Ayam kampung yang terkena penyakit akan dipindahkan dari kandang produksi ke kandang karantina. Di kandang karantina ayam kampung yang sakit tersebut diberikan perlakuan agar dapat disembuhkan dan dapat berproduksi kembali. Kandang karantina yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang ada dua, yaitu kandang karantina besar yang memiliki luas 65 m2 dan kandang karantina kecil yang berukuran 7 m2. Harga untuk membangun kandang karantina tersebut yaitu Rp 150 000 per meter. Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun kandang karantina besar yaitu Rp 9 750 000 dan total biaya yang dikeluarkan untuk membangun kandang karantina kecil yaitu Rp 1 050 000. Kandang karantina memiliki umur ekonomis selama lima tahun, yaitu berdasarkan konstruksi kandang yang terbuat dari kayu/bambu. Ayam kampung yang berada di kandang karantina dapat dilihat pada Gambar 10.
59
Gambar 10 Kondisi ayam kampung di kandang karantina Warso Unggul Gemilang
vi. Ruang pengemasan Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas DOC ayam kampung yang dihasilkan ke dalam box khusus. Ruang pengemasan ini memiliki luas 36 m2, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 150 000 per meter. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun ruang pengemasan yaitu Rp 5 400 000. Umur ekonomis dari ruang pengemasan yaitu 10 tahun, hal tersebut ditentukan karena ruang pengemasan dibangun dengan konstruksi semi beton dan semi kawat. Ruang pengemasan dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.
Gambar 11 Ruang pengemasan DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang
vii. Gudang Gudang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat dan bahan. Warso Unggul Gemilang memiliki empat unit gudang, masing-masing berukuran 4.5 m x 6 m dengan total luasan gudang yaitu 108 m2. Jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 200 000 per meter, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 21 600 000. Gudang yang dimiliki Warso Unggul Gemilang memiliki umumr ekonomis selama 10 tahun. Penetapan tersebut berdasarkan konstruksi gudang yang terbuat dari beton tanpa plester. Gudang milik Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 12.
60
Gambar 12 Ruang gudang pada Warso Unggul Gemilang
viii. Mess karyawan Mess karyawan yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang berjumlah enam kamar digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat istirahat bagi karyawan. Mess karyawan tersebut memiliki luasan sekitar 90 m2, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 120 000 per meter. Total biaya yang dikeluarkan untuk mess karyawan berjumlah Rp 10 800 000. Mess karyawan memiliki nilai ekonomis 10 tahun. Mess karyawan tersebut dibuat tingkat dua, lantai pertama dibangun dengan beton sedangkan lantai kedua dibangun dengan kayu dan anyaman bambu. ix. Kantor Kantor digunakan sebagai tempat kerja bagi manajer perusahaan Warso Unggul Gemilang. Kantor memiliki nilai ekonomis 10 tahun, karena terbuat dari beton. Kantor tersebut memiliki luas sebesar 20 m2 dengan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp 350 000 per meter. Total pengeluaran yang diperlukan untuk membangun kantor mencapai Rp 7 000 000. x. Pos satpam Pos satpam ditempati oleh karyawan bagian keamanan perusahaan Warso Unggul Gemilang. Pos satpam terbuat dari kayu dan dinding anyaman bambu setengah terbuka, sehingga memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk pos satpam mencapai Rp 1 600 000, dengan biaya per meter Rp 100 000 dan dengan luasan 16 m2. xi. Dapur Ruangan dapur digunakan untuk aktivitas masak, ruangan ini menyatu dengan ruangan untuk makan para karyawan. Dapur memiliki luas 40 m2 dengan konstruksi terbuat dari beton, sehingga memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan ruangan ini mencapai Rp 14 000 000 dengan harga per meter sekitar Rp 350 000. xii. Ruang biosecurity Ruang biosecurity yang dimiliki Warso Unggul Gemilang digunakan sebagai ruangan untuk proses sterilisasi para karyawan dan tamu yang berkunjung ke wilayah produksi perusahaan. Ruangan ini memiliki total luas 36 m2, jumlah biaya yang dikeluarkan per meternya mencapai Rp 360 000, sehingga total yang dikeluarkan mencapai Rp 12 960 000. Ruang biosecurity ini memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. Secara lebih jelas ruang biosecurity dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.
61
Gambar 13 Ruang biosecurity pada Warso Unggul Gemilang
xiii. Ruang pimpinan Ruang pimpinan merangkap menjadi ruang penyimpanan vaksin. Ruang pimpinan terbuat dari beton sehingga memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun. Ruangan ini memiliki luas 160 m2, biaya yang dikeluarkan untuk membangun ruangan ini sebesar Rp 56 000 000. xiv. Ruang meeting Ruang meeting merangkap menjadi ruang kerja tim pemasaran, digunakan secara khusus saat ada rapat internal perusahaan. Ruangan ini memiliki luas 48 m2 dengan konstruksi terbuat dari beton. Umur ekonomis dari ruangan ini yaitu selama 10 tahun. Biaya yang dikeluarkan per meternya mencapai Rp 350 000, sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk ruang meeting ini mencapai Rp 16 800 000. xv. Tangki Warso Unggul Gemilang memiliki 16 unit tangki yang digunakan untuk menampung air. Terdiri dari enam tangki besar dan sepuluh tangki kecil. Tangki besar memiliki kapasitas sebanyak 2 000 liter air dengan harga per unit Rp 2 500 000 dan tangki kecil memiliki kapasitas sebesar 300 liter air dengan harga per unit mencapai Rp 500 000. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian seluruh tangki tersebut mencapai Rp 20 000 000. Tangki yang dimiliki ini memiliki umur ekonomis masing-masing selama 3 tahun. xvi. Kamar mandi Kamar mandi yang dimiliki Warso Unggul Gemilang disediakan bagi para karyawan dan tamu perusahaan. Jumlah kamar mandi yang dimiliki yaitu lima ruang, dengan luas total mencapai 7.5 m2. Total biaya yang dikeluarkan Warso Unggul Gemilang untuk membangun kamar mandi mencapai Rp 1 500 000, dengan umur ekonomis selama 10 tahun. xvii. Cangkul Warso Unggul Gemilang memiliki 10 unit cangkul yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam membersihkan kotoran pada kandang. Harga per unit mencapai Rp 50 000, sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 500 000. Cangkul memiliki umur ekonomis selama 2 tahun. xviii. Pompa air Pompa air membantu proses mengalirnya air dari sumur ke tangki. Pompa air yang digunakan Warso Unggul Gemilang bermerek Sanyo dengan jumlah 17
62
unit, total biaya yang dikeluarkan untuk membeli pompa air yaitu Rp 6 800 000. Pompa air ini memiliki nilai ekonomis selama 5 tahun. xix. Crack ball Crack ball digunakan sebagai alat untuk membersihkan kandang dari berbagai macam kotoran seperti sarang laba-laba. Alat ini memiliki umur ekonomis selama 2 tahun. Harga yang dikeluarkan untuk membeli alat ini yaitu Rp 35 000 per unit, sehingga diperlukan biaya pengeluaran untuk seluruh alat Crack ball ini sebesar Rp 385 000. xx. Pemanas Warso Unggul Gemilang menggunakan pemanas (heater) dengan bahan bakar gas. Pemanas ini digunakan untuk menghangatkan DOC calon indukan yang diproduksi Warso unggul Gemilang. Jumlah pemanas yang dimiliki sebanyak delapan unit, harga per unit mencapai Rp 990 000. Pemanas memiliki nilai ekonomis selama lima tahun. Pemanas yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.
Gambar 14 Alat pemanas untuk DOC pada Warso Unggul Gemilang
xxi. Komputer Komputer yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang digunakan untuk membantu bagian administrasi kantor dan untuk pencatatan keperluan penting perusahaan. Komputer tersebut memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Warso Unggul Gemilang memiliki satu unit komputer, komputer yang digunakan seharga Rp 6 000 000. xxii. Genset Aliran listrik yang digunakan Warso Unggul Gemilang harus stabil. Upaya pencegahan pemadaman listrik dapat ditanggulangi oleh Warso Unggul Gemilang dengan menyediakan Genset. Genset yang dimiliki sebanyak satu unit berkapasitas 40 000 watt. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 76 000 000. Umur ekonomis dari Genset ini yaitu selama 10 tahun. xxiii. Egg tray Egg tray digunakan sebagai tempat untuk menyimpan telur hasil produksi. Setiap satu unit egg tray berkapasitas 30 butir telur, Warso Unggul Gemilang memiliki sekitar 200 unit egg tray berbahan pelastik. Harga per unit mencapai Rp 7 500, sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1 500 000. Umur ekonomis dari egg tray ini yaitu selama dua tahun. Penggunaan egg tray pada Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.
63
Gambar 15 Egg tray pada Warso Unggul Gemilang
xxiv. Mobil Warso Unggul Gemilang memiliki alat transportasi berupa dua unit mobil. Mobil tersebut digunakan sebagai alat untuk mendistribusikan hasil produksi berupa DOC, kebutuhan pakan, serta lainnya yang diperlukan. Terdapat dua tipe mobil yang dimiliki, yaitu mobil box pick up Suzuki Futura 1 500 dan mobil truck Mitsubishi Fuso 135 PS. Fasilitas transportasi tersebut dapat dilihat padat Gambar 16. Mobil box pick up yang dimiliki seharga Rp 120 000 000 dan mobil truck seharga Rp 300 000 000. Total biaya untuk membeli mobil yaitu sebesar Rp 420 000 000. Kedua mobil tersebut memiliki nilai ekonomis yang sama, yaitu lima tahun.
Gambar 16 Fasilitas transportasi milik Warso Unggul Gemilang
xxv. Timbangan Timbangan diperlukan Warso Unggul Gemilang sebagai alat ukur berat untuk menimbang segala macam bahan yang diperlukan. Terdapat empat unit timbangan, yaitu dua unit timbangan telur dan dua unit timbangan salter. Masingmasing timbangan memiliki umur ekonomis selama lima tahun. Timbangan telur memiliki harga Rp 250 000 dan timbangan salter seharga Rp 900 000. Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli timbangan yaitu sebesar Rp 2 300 000.
64
xxvi. Keranjang/rak panen Keranjang/rak panen digunakan untuk mengangkut DOC hasil produksi dari ruang penetasan ke ruang pengemasan. Warso Unggul Gemilang memiliki 100 unit keranjang panen, masing-masing seharga Rp 81 000. Total biaya yang dikeluarkan yaitu mencapai Rp 8 100 000. Umur ekonomis dari keranjang panen yaitu selama tiga tahun. Keranjang panen yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 17 berikut.
Gambar 17 Keranjang panen DOC pada Warso Unggul Gemilang
xxvii. Thermometer Thermometer digunakan untuk mengetahui suhu dan kelembaban dari ruangan, terutama kandang Warso Unggul Gemilang. Terdapat 14 unit thermometer yang dimiliki, yaitu seharga Rp 90 000 per unit. Total pengeluaran untuk 14 unit thermometer mencapai Rp 1 260 000. Thermometer memiliki umur ekonomis selama lima tahun. xxviii. Instalasi listrik, air, dan telepon Pemasangan instalasi listrik, air, dan telepon diperlukan oleh Warso Unggul Gemilang. Pemasangan jaringan tersebut merupakan bentuk investasi dari usaha Warso Unggul Gemilang, karena dapat digunakan hingga bisnis ini berakhir. Pemasangan jaringan dihitung dalam satu paket. Biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan satu paket jaringan tersebut yaitu sebesar Rp 5 000 000. xxix. Staples kemas Staples kemas yang dimiliki Warso Unggul Gemilang khusus digunakan untuk proses pengemasan produk. Staples kemas berfungsi merapatkan box kemas DOC ayam kampung hasil produksi Warso Unggul Gemilang. Staples kemas tersebut memiliki umur ekonomis selama dua tahun. Warso Unggul Gemilang memiliki satu unit staples kemas, yaitu seharga Rp 1 600 000. xxx. Indukan ayam kampung Indukan ayam kampung merupakan investasi penting dalam usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Kebutuhan akan indukan dipenuhi dengan menggunakan DOC produk Warso Unggul Gemilang yang memenuhi kriteria khusus. Indukan tersebut memiliki umur ekonomis yang diasumsikan sekitar dua tahun. Penentuan umur ekonomis berdasarkan umur ayam kampung dari DOC hingga ayam kampung termasuk kategori afkir yakni pada umur lebih dari 75 minggu. Jumlah indukan yang dibutuhkan sebanyak 21 428 ekor per tahun, nilai tersebut telah memperhitungkan besarnya tingkat
65
kematian yang terjadi saat proses pembesaran. Indukan tersebut dibutuhkan dalam bentuk DOC. Harga DOC calon indukan tersebut ialah Rp 6 400 per ekor. Total investasi yang dikeluarkan setiap dua tahun untuk indukan mencapai Rp 137 139 429. Indukan yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 18 berikut.
Gambar 18 Indukan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang
xxxiv Kandang produksi tanpa teknologi baru Kandang produksi baru tanpa teknologi mekanisasi produksi dialokasikan sebagai tempat tambahan akibat adanya penambahan populasi menjadi 20 000 ekor indukan. Penambahan jumlah indukan yaitu sebanyak 4 000 ekor indukan, per meter kandang produksi dapat diisi oleh enam hingga tujuh ekor indukan, sehingga total luasan kandang produksi baru tanpa teknologi mencapai 597 m2. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk kandang per meter mencapai Rp 150 000, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk pembangunan kandang produksi tambahan mencapai Rp 89 552 239. Kandang ini memiliki umur ekonomis selama lima tahun. Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi pada usaha Warso Unggul Gemilang dilakukan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya selama umur bisnis. Laba bersih merupakan hasil dari penerimaan dikurangi biaya tetap dan biaya variabel. Selain itu, terdapat komponen yang dapat mengurangi laba bersih yaitu biaya penyusutan dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha dan juga akan memberikan pengaruh terhadap aliran kas perusahaan. Adanya laporan laba rugi akan memberikan kemudahan dalam menentukan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh perusahaan. Usaha Warso Unggul Gemilang tidak melakukan pinjaman ke lambaga keuangan, sehingga dalam perhitungan laba rugi tidak terdapat besarnya nilai bunga yang harus dikeluarkan. Selain itu, perhitungan pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan pada Undang-undang RI No. 46 tahun 2014, yaitu berisi mengenai pajak penghasilan sebesar satu persen untuk usaha dengan laba usaha kurang dari 4.8 miliar. Terdapat beberapa investasi perusahaan Warso Unggul Gemilang yang masih memiliki nilai sisa. Nilai sisa tersebut antara lain berasal dari mesin tetas, tangki, pompa air, komputer, dan mobil. Selain itu hampir seluruh investasi yang
66
dikeluarkan Warso Unggul Gemilang memiliki nilai penyusutan, dimana penyusutan tersebut nilainya berbeda-beda. Rincian perhitungan laba rugi perusahaan Warso Unggul Gemilang sebelum dilakukan pengembangan dapat dilihat pada Lampiran 4. Perhitungan analisis laba rugi diawali dengan mengetahui besarnya nilai laba kotor. Laba kotor dapat diketahui nilainya dari besarnya nilai marjin kotor setelah dikurangi total biaya tetap. Sedangkan nilai marjin kotor dapat diketahui dari besarnya total nilai penjualan dikurangi dengan total biaya variabel. Nilai laba kotor kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak (EBT). Namun Warso Unggul Gemilang tidak melakukan pinjaman ke lembaga keuangan, sehingga nilai laba kotor sama dengan nilai laba sebelum pajak. Pajak penghasilan yang harus dikeluarkan Warso Unggul Gemilang adalah sebesar satu persen, sesuai dengan uraian sebelumnya. Pada tahun pertama Warso Unggul Gemilang memperoleh laba negatif yaitu sebesar Rp -1 627 026 906, sedangkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh dapat memperoleh laba positif yang mencapai Rp 2 210 823 829 per tahun. Sebagai langkah terakhir dilakukan perhitungan laba bersih perusahaan. Laba bersih diperoleh dari besarnya laba positif sebelum pajak dikurangi dengan besarnya jumlah pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Laba bersih yang diperoleh perusahaan Warso Unggul Gemilang pada tahun pertama tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan laba sebelum pajak, hal tersebut karena pada tahun pertama laba yang dihasilkan adalah negatif sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan. Pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh terdapat laba positif yang diperoleh perusahaan, sehingga dikenakan biaya pajak sebesar Rp 22 108 238 per tahun dan total laba bersih yang diterima perusahaan mencapai Rp 2 188 715 591 per tahun. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow) Proyeksi arus kas skenario I digunakan untuk melihat bagaimana aliran keuangan secara cash yang tersedia di peternakan pada masa peralihan. Komponen yang ada pada proyeksi ini masih komponen yang disediakan oleh manajemen sebelumnya ditambah dengan perhitungan kandang yang memiliki kapasitas dan jumlah indukan 20 000 ekor ayam kampung. Jumlah aktual indukan sebanyak 16 000 ekor ayam kampung, sedangkan diperlukan analisis dengan jumlah indukan 20 000 ekor, oleh karena itu Warso Unggul Gemilang membutuhkan penyesuaian. Penyesuaian tersebut diasumsikan hasil produksi pada tahun pertama berjumlah setengahnya dari jumlah produksi pada tahun kedua hingga kesepuluh, sehingga nilai pada arus kas berbeda. Proyeksi arus kas terdiri dari dua bagian yakni arus kas masuk dan arus kas keluar. Besarnya proyeksi arus kas perusahaan skenario I dapat dilihat pada Lampiran 5. Proyeksi arus kas juga menunjukkan Net benefit dari suatu usaha. Nilai Net benefit yang semakin besar menunjukkan keuntungan yang semakin besar, namun belum memperhitungkan time value of money. Nilai Net benefit usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang skenario I rata-rata mencapai Rp 1 618 805 341 per tahun dengan skala 20 000 ekor selama 10 tahun. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai Net benefit dari usaha pembibitan itik yang mencapai Rp 50 850 000 per tahun untuk skala 10 000 ekor selama lima tahun pada tahun
67
kedua hingga tahun kelima, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wibowo dan Juarini (2011) dan Alfikri (2012). Berikut ialah penjelasan lebih lanjut mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang pada skenario I. 1. Arus Kas Masuk (Inflow) Arus kas masuk menunjukkan seluruh bagian yang diterima secara cash oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Arus kas masuk dari Warso Unggul Gemilang ini terdiri dari nilai produksi total dan nilai sisa dari beberapa investasi. Nilai produksi total diperoleh segala hal yang memberikan penerimaan secara tunai kepada Warso Unggul Gemilang. Nilai sisa dari beberapa investasi juga merupakan arus kas masuk bagi Warso Unggul Gemilang. Total arus kas masuk pada tahun pertama mencapai Rp 3 879 262 500 dan pada tahun kedua hingga tahun kesesembilan mencapai Rp 7 758 525 000 per tahun. Nilai sisa hanya terdapat pada tahun kesepuluh, sehingga nilai arus kas masuk pada tahun kesepuluh mencapai Rp 7 777 235 000. a. Nilai produksi total Nilai produksi total pada usaha peternakan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang dibentuk dari beberapa penerimaan. Nilai produksi total pada tahun pertama dalam satu tahun dengan skala 20 000 ekor indukan mencapai Rp 3 879 262 500 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 7 758 525 000 per tahun. Adapun nilai produksi total diperoleh dari penerimaanpenerimaan berikut ini. i. Penerimaan penjualan DOC Peternakan ayam kampung Warso Unggul Gemilang memperoleh penerimaan utama dari hasil penjualan DOC ayam kampung. Panen dilakukan dua kali dalam satu minggu untuk menghemat penggunaan tenaga kerja pada saat panen. DOC dipanen setiap hari senin dan kamis sehingga dalam satu bulan panen dilakukan sebanyak delapan kali. Satu kali panen menghasilkan sekitar 10 000 ekor DOC. Total DOC yang dihasilkan setiap bulan pada tahun pertama mencapai 40 000 ekor, sehingga dalam satu tahun menghasilkan sebanyak 480 000 ekor DOC. Total DOC yang dihasilkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai 80 000 ekor per bulan. Harga DOC yang dijual kepada konsumen ialah Rp 6 400 per ekor. Penerimaan penjualan DOC dihitung berdasarkan perkalian antara jumlah DOC yang dijual dalam satuan ekor dikalikan dengan harga jual DOC per ekor. Penerimaan penjualan DOC pada tahun pertama mencapai sekitar Rp 3 072 000 000. Penerimaan penjualan DOC pada tahun kedua hingga kesepuluh mencapai Rp 6 144 000 000 per tahun. Penjualan DOC pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga tahun kesepuluh karena usaha pembibitan ayam tersebut dalam kondisi transisi manajemen. ii. Penerimaan penjualan indukan afkir Warso Unggul Gemilang selain memperoleh pendapatan utama dari penjualan DOC juga memperoleh pendapatan dari penjualan indukan afkir. Permintaan ayam kampung yang cukup tinggi memberikan peluang bagi Warso Unggul Gemilang untuk menjual ayam kampung afkir yang dimiliki. Indukan afkir merupakan indukan yang tidak produktif dalam menghasilkan telur. Indukan
68
afkir yang dihasilkan pada tahun pertama merupakan indukan yang merupakan sisa dari manajemen sebelumnya. Indukan afkir yang dihasilkan pada tahun pertama berbeda dengan yang diproduksi pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Indukan afkir yang dihasilkan pada tahun pertama sebanyak 1 421 ekor sehingga dalam satu tahun mencapai 9 950 ekor atau 19 900 kg per tahun, sedangkan pada tahun kedua hingga kesepuluh mencapai 2 843 ekor per tahun. Ayam afkir memiliki nilai mortaliltas rate sekitar 0.5 persen. Harga ayam afkir diperhitungkan berdasarkan harga per bobot ayam hidup dengan satuan kilogram. Harga ayam afkir yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang ialah Rp 33 000. Penerimaan penjualan ayam afkir diperhitungkan dari perkalian antara jumlah ayam afkir yang dijual dengan harga ayam afkir per kilogram bobot hidup. Penerimaan penjualan ayam afkir pada tahun pertama mencapai Rp 656 700 000, sedangkan total penerimaan penjualan ayam afkir pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 735 504 000 per tahun. Konsumen dari ayam afkir ini terdiri dari restoran, rumah makan, rumahtangga dan lainnya yang tersebar di wilayah Jabodetabek. iii. Penerimaan penjualan telur afkir Penerimaan bukan pendapatan utama selain penerimaan dari penjualan indukan afkir juga diperoleh dari penjualan telur afkir. Warso Unggul Gemilang melihat peluang penjualan telur ayam kampung cukup besar. Telur ayam afkir merupakan telur calon DOC yang tidak lolos kriteria yang ditetapkan untuk menjadi DOC. Telur ayam afkir ini biasanya berbobot kurang dari telur yang siap untuk menjadi DOC. Telur ayam afkir dipanen setiap hari. Panen telur ayam afkir pada tahun pertama mencapai 413 butir per hari. Panen telur ayam afkir dalam satu tahun pada tahun pertama mencapai 150 563 butir. Panen telur ayam afkir pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai 825 butir perhari dengan total 301 125 butir per tahun. Konsumen atau distributor datang secara langsung untuk membeli telur tersebut dan berlangsung setiap hari. Harga jual telur ayam kampung afkir tersebut mencapai Rp 1 000 per butir. Penerimaan penjualan telur afkir diperoleh dari penjualan telur ayam afkir dikalikan dengan harga telur per butir. Adapun penerimaan dari telur ayam afkir dalam satu tahun pada tahun pertama mencapai Rp 150 562 500. Penerimaan penjualan telur afkir yang diperoleh pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 301 125 000 per tahun. b. Nilai sisa Nilai sisa merupakan salah satu komponen dari arus kas masuk. Nilai sisa menunjukkan penerimaan sisa modal dari investasi yang tidak terpakai karena habis sisa umur ekonomisnya hingga akhir umur usaha. Usaha yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang memiliki nilai sisa yang diperoleh dari investasi yang belum habis pada tahun kesepuluh. Pada penelitian ini nilai sisa investasi Warso Unggul Gemilang pada akhir tahun kesepuluh mencapai Rp 18 710 000. Adapun perhitungan lebih lengkap tertera pada Lampiran 5, yaitu mengenai perhitungan nilai sisa dan investasi. 2. Arus Kas Keluar Arus kas keluar merupakan seluruh pengeluaran secara finansial yang bersifat cash oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Arus kas keluar dari Warso Unggul Gemilang ini terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, pembayaran
69
bunga, pengeluaran pajak dan pengeluaran lainnya yang diperhitungkan untuk skala 20 000 ekor indukan. Tidak terdapat pembayaran bunga karena Warso Unggul Gemilang menggunakan modal sendiri. Penjelasan lebih lanjut mengenai arus kas keluar tertera pada bagian berikut ini. a. Biaya investasi Biaya investasi tidak dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi dikeluarkan berdasarkan berapa lama umur ekonomis dari barang tersebut. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp 5 437 679 954. Komponen terbesar dari biaya investasi berasal dari tahun pertama, hal tersebut terjadi karena sebagian besar barang yang diperlukan dibeli pada tahun pertama. Pada tahun tersebut pengeluaran terbesar berasal dari pembelian tanah seluas 1.2 Ha. b. Biaya operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Dua komponen utama biaya operasional dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang ialah biaya tetap dan biaya variabel. i. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau jumlah penjualan dalam satu tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi gaji dan THR seluruh karyawan, biaya pembayaran listrik, telepon, dan pulsa, biaya pemeliharaan, pengeluaran pembelian ATK, biaya transportasi untuk distribusi, biaya pajak mobil pick up, pajak mobil truck, dan pajak PBB. - Gaji Gaji yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi gaji untuk wakil pimpinan, kepala bagian, koordinator kandang, koordinator penetasan, bagian dapur, satpam, dan supir. Gaji untuk seorang wakil pimpinan diasumsikan sebesar Rp 5 000 000, dan gaji untuk enam orang kepala bagian diasumsikan Rp 3 000 000 per orang. Gaji yang dikeluarkan untuk 20 orang koordinator kandang, tujuh orang koordinator penetasan, dua orang bagian dapur, satu orang satpam, dan dua orang supir masing-masing diberikan gaji yang sama yaitu sebesar Rp 1 000 000. Total pengeluaran untuk gaji selama satu tahun mencapai Rp 660 000 000. - THR (Tunjangan hari raya) Tunjangan hari raya (THR) diberikan kepada seluruh karyawan Warso Unggul Gemilang. Pemberian THR tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali, yaitu pada saat menjelang hari raya Idul Fitri. Besarnya THR yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang kepada para karyawannya adalah sebesar nilai gaji tetap yang diperoleh setiap karyawan dalam satu bulan. Total biaya yang dikeluarkan untuk pemberian THR karyawan adalah sebesar Rp 55 000 000 dalam satu tahun. - Listrik, telepon, dan pulsa Biaya overhead perusahaan Warso Unggul Gemilang meliputi biaya untuk pembayaran listrik, telepon, dan pembelian pulsa. Pembayaran listrik, telepon, dan pulsa dikeluarkan sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran biaya overhead tersebut
70
mencapai Rp 17 000 000 per bulan, sehingga total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun mencapai Rp 204 000 000. - Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan perusahaan selalu dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi perbaikan mesinmesin operasional jika terjadi kerusakan dan memerlukan tenaga ahli, pembelian lampu, pemeliharaan bangunan, pembelian gas, solar, dsb. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan mencapai Rp 5 000 000 per bulan, sehingga biaya total dalam satu tahun yaitu Rp 60 000 000. - ATK (Alat tulis kantor) Alat tulis kantor yang digunakan Warso Unggul Gemilang meliputi pembelian pulpen, kertas, tipe-ex, dsb. Pembelian ATK tersebut secara rutin dikeluarkan setiap bulannya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ATK sebesar Rp 50 000, yaitu untuk 11 set ATK. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ATK mencapai Rp 6 600 000 dalam satu tahun. - Biaya trasnportasi Biaya transportasi dikeluarkan dalam mendistribusikan produk atau apapun keperluan perusahaan. Penggunaan transportasi tersebut biasanya dilakukan untuk pengiriman produk DOC yang dihasilkan kepada para konsumen secara langsung, selain itu juga digunakan sebagai alat angkut pakan maupun keperluan lainnya. Biaya trasnportasi meliputi biaya pembelian bensin, biaya tol, dsb. Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan mencapai Rp 4 800 000, sehingga memerlukan biaya tetap untuk transportasi sebesar Rp 57 600 000 dalam satu tahun. - Pajak Perusahaan Warso Unggul Gemilang adalah perusahaan yang taat pajak. Pembayaran pajak yang dikeluarkan Warso Unggul Gemilang diantaranya untuk mobil box pick up, mobil truck, dan PBB (pajak bumi bangunan). Biaya yang dikeluarkan untuk pajak tersebut berbeda-beda. Pembayaran pajak untuk mobil box pick up mencapai Rp 1 930 000 per tahun. Pembayaran pajak untuk mobil truck mencapai Rp 4 630 000 per tahun. Pembayaran pajak untuk PBB perusahaan mencapai Rp 120 000 dalam satu tahun. Total pembayaran pajak dalam satu tahun mencapai Rp 6 680 000. ii. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang yang nilainya tergantung pada output yang dihasilkan. Biaya variabel merupakan komponen penting dalam usaha ini. Biaya variabel dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang terdiri dari pakan, vaksin dan vitamin herbal. -Pakan Warso Unggul Gemilang menggunakan berbagai macam pakan untuk keperluan produksinya. Beberapa pakan yang digunakan merupakan produk dari Cargill dan Comfeed (Jappa). Produk dari Cargill yang digunakan antara lain uni chick, uni grow dan layer one. Produk dari Comfeed yang digunakan antara lain BR 0 (nol), Par DOC, Par S (starter), Par G (grower) dan Par L1 (layer 1). Keseluruhan pakan dipesan secara langsung ke pabrik. Harga dari tiap produsen berbeda dan terjadi kenaikan pakan setiap dua bulau. Adapun keterangan lebih lanjut mengenai harga pakan selama tahun 2014 dan prediksinya tertera pada Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa harga pakan selalu meningkat. Kenaikan
71
yang terjadi selama bulan Januari hingga Agustus berkisar Rp 100 per kg per dua bulan. Harga rata-rata merupakan harga yang dijadikan acuan dalam analisis finansial dalam penelitian ini. Tabel 14 Harga pakan Warso Unggul Gemilang tahun 2014 Cargil Comfeed Bulan Uni chick Uni grow Layer one BR 0 Par DOC Par S Par G Par L1 (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) Sept – Okt 5 800 5 000 4 800 6 500 6 400 6 200 4 700 4 800 Nov – Des 5 900 5 100 4 900 6 600 6 500 6 300 4 800 4 900 Jan – Feb 6 000 5 200 5 000 6 700 6 600 6 400 4 900 5 000 Mar – Apr 6 100 5 300 5 100 6 800 6 700 6 500 5 000 5 100 Mei – Jun 6 200 5 400 5 200 6 900 6 800 6 600 5 100 5 200 Jul – Agt 6 300 5 500 5 300 7 000 6 900 6 700 5 200 5 300 Harga rata6 100 5 300 5 100 6 800 6 700 6 500 5 000 5 100 rata
Pakan diberikan kepada ayam kampung setiap pagi dan sore. Pakan dipesan setiap tiga hari sekali oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Hal tersebut dilakukan agar pakan tidak terlalu lama berada di gudang. Pakan yang terlalu lama berada di gudang akan menyebabkan pakan rentan terhadap serangan jamur. Kualitas pakan juga akan menurun jika terlalu lama berada di gudang. Total pengeluaran untuk pakan dalam satu tahun mencapai Rp 3 989 020 111. Total pengeluaran tersebut berlaku dari tahun pertama hingga tahun kesepuluh. Pakan merupakan pengeluaran variabel terbesar dalam usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang. -Vaksin Vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Ayam kampung tidak sama seperti ayam broiler yang membutuhkan pemberian vaksin dalam frekuensi yang tinggi. Adapun vaksin yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang untuk satu kandang tertera pada Tabel 15. Tabel 15 Penggunaan vaksin pada Warso Unggul Gemilang tahun 2014 per kandang Jenis Vaksin
Pemberian pada hari ke
Dosis yang dibutuhkan (ml)
Cara pemberian
Marek Koksidex Coryza Medivac ND Medivac ND-IB-IBD Medivac IBH Medivac AI Medivac Pox Medivac ND-IB-EDS Medivac ND-IB
1 18, 25 42, 84 1 4-10 21-28 21-28,70,140 70 112 224-245, 308
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Suntik leher Tetes mata atau tetes mulut Tetes mata atau tetes mulut Tetes mata atau tetes mulut Suntik leher Tetes mata atau tetes mulut Tetes mata atau tetes mulut Tetes mata atau tetes mulut Tetes mata atau tetes mulut Tetes mata atau tetes mulut
72
Tabel 15 menunjukkan bahwa dosis yang dibutuhkan sama yakni 80 ml. Hal tersebut terjadi karena dalam satu kandang terdapat 1 600 ekor ayam kampung dan anjuran pemberian dosis juga sama. Produk vaksin yang digunakan berasal dari PT Medion. Penggunaan vaksin pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh berjumlah tetap. Pengeluaran untuk pemberian vaksin per kandang dalam satu tahun mencapai Rp 1 377 312, sehingga dalam satu tahun untuk 20 000 ekor ayam kampung mencapai Rp 18 364 160. -Vitamin herbal Vitamin herbal merupakan pengganti vitamin kimia. Warso Unggul Gemilang menggunakan vitamin herbal untuk ayam kampung yang dimiliki. Vitamin herbal berfungsi untuk menjaga daya tahan dari ayam kampung. Alasan lainnya penggunaan vitamin herbal ialah untuk menghemat biaya dan menghasilkan bibit ayam kampung yang berkualitas. Penggunaan vitamin herbal juga mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia pada ayam kampung. Pemberian vitamin dilakukan setiap hari melalui makanan atau minuman. Vitamin herbal dibuat dari bahan-bahan herbal yang mudah untuk ditemukan. Adapun perhitungan biaya untuk membuat vitamin herbal dalam satu hari tertera pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa total biaya yang diperlukan dalam satu hari untuk bahan baku vitamin herbal ialah Rp 105 500. Satu dosis tersebut dapat diberikan untuk seluruh ayam kampung yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang, yaitu dengan populasi 16 000 ekor indukan. Biaya vitamin herbal per ekor per hari mencapai Rp 2 407, sehingga total biaya untuk vitamin herbal dari tahun pertama hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 48 134 375 dengan populasi 20 000 ekor indukan. Tabel 16 Kebutuhan vitamin herbal ayam kampung Warso Unggul Gemilang per hari Uraian Jumlah Satuan Harga per satuan Nilai (Rp) Em 4 Bawang putih Kencur Jahe Temulawak Gulamerah
4 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
liter kg kg kg kg kg
20 000 14 000 5 000 14 000 4 000 14 000 Total per hari
80 000 7 000 2 500 7 000 2 000 7 000 105 500
-Biosecurity Biosecurity dibutuhkan oleh Warso Unggul Gemilang untuk menjamin kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit pada ayam, khususnya dari karyawan dan tamu yang menuju kandang produksi dan ruang penetasan. Pelaksanaan biosecurity dilakukan pada ruang biosecurity dimana para karyawan maupun tamu yang menuju wilayah produksi perusahaan harus disemprot dengan biosecurity terlebih dahulu. Bahan-bahan yang digunakan untuk biosecurity ialah air dan karbol. Biaya karbol merupakan komponen utama pada biosecurity tersebut. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah karbol yang diberikan dalan satu tahun tertera pada Tabel 17.
73
Tabel 17 Penggunaan biosecurity pada Warso Unggul Gemilang per tahun Bulan Jenis Ukuran Jumlah Satuan Harga rata-rata Nilai (Rp) Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol Karbol
800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml 800 ml
1 2 2 3 4 4 5 5 6 7 7 8
Botol Botol Botol Botol Botol Botol Botol Botol Botol Botol Botol Botol
17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000 17 000
17 000 34 000 34 000 51 000 68 000 68 000 85 000 85 000 102 000 119 000 119 000 136 000
Tabel 17 menunjukkan bahwa penggunaan karbol cenderung meningkat. Peningkatan penggunaan karbol sesuai dengan penambahan ayam. Bulan Januari merupakan waktu dimana kandang pertama diisi. Setiap penambahan satu kandang yang diisi, maka diasumsikan terjadi peningkatan penggunaan karbol sebanyak satu botol. Hal tersebut terjadi karena aktivitas karyawan yang berhubungan dengan kandang semakin bertambah. Penggunaan biosecurity pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh diasumsikan berjumlah tetap untuk setiap tahunnya. Karbol yang digunakan berasal dari Wipol ukuran 800 ml, harga yang diperoleh berdasarkan harga rata-rata produk yang digunakan. Total nilai penggunaan biosecurity dalam satu tahun mencapai Rp 918 000. Pengeluaran untuk biosecurity pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh berjumlah tetap. Hal tersebut terjadi karena jumlah indukan ayam telah memenuhi keseluruhan kandang tersebut sejak tahun pertama. -Box kemas Box kemas digunakan oleh Warso Unggul Gemilang untuk mengemas produk DOC ayam kampung. Kemasan tersebut didesain khusus agar dapat memudahkan proses pengiriman DOC. DOC yang berkualitas hasil produksi Warso Unggul Gemilang dikemas sebanyak 102 ekor per box. Harga box kemas mencapai Rp 8 000 per unit. Adapun rincian penggunaan box kemas tertera pada Tabel 18. Tabel 18 Kebutuhan box kemas Warso Unggul Gemilang per tahun pada skenario I Jumlah Harga per Kebutuh box Nilai per Tahun Produk kemasan kemas (unit) tahun (Rp) DOC (ekor) (Rp/unit) Pertama 480 000 5 176 8 000 41 411 764 Kedua hingga kesepuluh 960 000 10 353 8 000 82 823 529
Tabel 18 menunjukkan bahwa pengeluaran box kemas pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga selanjutnya. Hal tersebut terjadi karena produk DOC pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga tahun kesepuluh.
74
Jumlah box kemas yang digunakan mengikuti jumlah produk DOC yang dihasilkan. Total biaya untuk box kemas pada tahun pertama mencapai Rp 41 411 764 dan tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 82 823 529. Analisis Kelayakan Investasi Usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak untuk dijalankan secara aspek finansial pada skala 20 000 ekor indukan. Hal tersebut dilihat dari besarnya nilai kriteria investasi, yaitu meliputi nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit per Cost), dan PP (Payback period). Hasil dari perhitungan analisis kelayakan investasi perusahaan Warso Unggul Gemilang dengan skala 20 000 ekor indukan pada skenario I secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 19 berikut. No 1 2 3 4
Tabel 19 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario I Kriteria investasi Nilai Keterangan NPV (Rp) 9 185 136 081 Layak IRR (%) 42.30 Layak Net B/C 2.79 Layak PP (tahun) 5.92 Layak
Hasil perhitungan dari Tabel 19 pada kriteria kelayakan menunjukkan bahwa seluruh komponen dari kriteria investasi perusahaan dapat dinyatakan layak. Pernyataan layak secara aspek finansial tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai NPV perusahaan lebih besar dari nol, nilai IRR yang diperoleh dapat melebihi besarnya nilai discount rate 7.5 persen, Net B/C lebih besar dari satu, dan usaha memperoleh nilai PP dalam waktu 5.92 tahun. Usaha Warso Unggul Gemilang memiliki nilai NPV yang lebih besar dari nol yaitu Rp 9 185 136 081 atau setara dengan 1 435 177 ekor DOC, artinya perusahaan dapat memberikan keuntungan atau dapat memberikan manfaat karena jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis pada skala 20 000 ekor indukan. Nilai IRR yang diperoleh telah melebihi nilai discount rate 7.5 persen, yaitu sebesar 42.30 persen yang artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan karena dapat mengembalikan sebesar 42.30 persen dari total investasi yang telah ditanamkan. Nilai IRR tersebut lebih tinggi dari nilai IRR pada usaha peternakan ayam kampung dan peternakan itik. Nilai IRR untuk peternakan ayam kampung mencapai 37.37 persen dan untuk peternakan itik mencapai 33.74 persen, hal tersebut sesuai dengan penelitian Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012). Nilai Net B/C Warso Unggul Gemilang melebihi satu, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2.79 sehingga dapat dikatakan layak. Nilai Net B/C skenario I ini lebih tinggi daripada nilai Net B/C pembibitan itik dan ayam kampung. Pembibitan itik mampu menghasilkan nilai Net B/C 1.58 sedangkan untuk pembesaran ayam kampung mampu menghasilkan Net B/C sebesar 1.15, hal tersebut sesuai dengan penelitian Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012). Nilai Net B/C usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang dapat ditingkatkan dengan penerapan teknologi. Pengembangan usaha dengan teknologi baru memungkinkan untuk dilakukakan oleh Warso Unggul Gemilang dalam rangka meningkatkan nilai Net B/C dari usaha yang dijalankan.
75
Selain itu pengembalian modal investasi atau payback period usaha Warso Unggul Gemilang mencapai 5.92 tahun, artinya investasi akan kembali pada lima tahun, 11 bulan dan satu hari. Nilai tersebut telah memperhitungan tingkat discount rate, diperoleh dari besarnya nilai investasi dibagi dengan jumlah manfaat yang telah di perhitungkan discount rate-nya, yaitu Rp 5 437 679 954 dibagi dengan Rp 918 513 608. Waktu pengembalian bisnis selama 5.92 tahun tersebut tidak melebihi umur bisnis, sehingga dapat layak untuk dijalankan. Hubungan antara NPV dan discount rate adalah negatif. Adapun hubungan antara NPV dan IRR pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario I tertera pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan bahwa setiap peningkatan discount rate (DR) akan menyebabkan NPV mengalami penuruanan. NPV sama dengan nol terjadi saat IRR sebesar 42.30 persen dan titik tersebut menunjukkan batas kenaikan suku bunga maksimal agar bisnis tersebut dikatakan layak. Jika nilai DR melebihi 42.30 persen maka usaha tersebut secara finansial tidak akan layak, karena kriteria investasi akan berada di bawah nilai standar. NPV (Rp)
9 185 136 081
IRR 42.30% 65 276 025 0 -15 750 713 -363 913 378
DR % 7.5
41.5 42.5 47.5
Gambar 19 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario I
76
Analisis Switching Value Analisis switching value atau nilai pengganti dilakukan dengan menganalisis besarnya nilai kriteria investasi secara coba-coba untuk mengetahui seberapa besar persen perubahan harga yang dapat ditoleransi agar usaha yang dijalankan tetap layak. Nilai pengganti tersebut diperoleh dari seberapa besar persentase komponen yang dianalisis pada saat menghasilkan NPV sama dengan nol. Pada usaha Warso Unggul Gemilang nilai pengganti yang diperhitungkan yaitu kenaikan harga pakan dan penurunan harga output berupa DOC ayam kampung. Kenaikan harga pakan seringkali terjadi pada usaha Warso Unggul Gemilang, sehingga menjadi perhatian khusus perusahaan. Kenaikan harga pakan merupakan akibat bahan baku pakan berupa jagung sebagian besar diperoleh secara impor. Selain itu penurunan harga DOC juga menjadi perhatian khusus bagi perusahaan, karena penurunan harga DOC dapat mengurangi keuntungan perusahaan bahkan dapat mendatangkan kerugian. Hasil perhitungan dari analisis nilai pengganti skala 20 000 ekor indukan dapat dilihat pada Tabel 20 berikut. Tabel 20 Hasil perhitungan switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario I Komponen yang berubah Persentase perubahan (%) Kenaikan harga pakan 74.88 Penurunan harga DOC 76.64
Kenaikan harga pakan yang menyebabkan Warso Unggul Gemilang dalam keadaan impas berdasarkan NPV ialah 74.88 persen. NPV pada saat kenaikan harga pakan tersebut sama dengan nol. Penurunan harga produk DOC yang dapat ditoleransi ialah sekitar 76.64 persen. NPV pada kondisi tersebut ialah sama dengan nol atau Warso Unggul Gemilang dalam keadaan impas. Jika salah satu atau kedua komponen tersebut melebihi persentase perubahan maksimum tersebut, maka akan menjadikan usaha tidak layak. Oleh karena itu, dengan adanya analisis switching value diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pihak manajerial perusahaan dalam mengambil kebijakan terkait dengan kondisi kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC agar usaha yang dijalankan tidak mengalami kerugian.
Analisis Finansial Skenario II Skenario II merupakan usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang dalam melakukan pengembangan teknologi pada usahanya. Pengembangan usaha dilakukan untuk meningkatkan jumlah output perusahaan, karena permintaan produk masih belum bisa dipenuhi seluruhnya. Kondisi pengembangan tersebut memberikan pengaruh terhadap analisis finansial perusahaan, karena pada aspek non finansial usaha tersebut telah layak untuk dijalankan. Penambahan investasi merupakan langkah utama dalam melakukan pengembangan usaha. Investasi yang ditambah yaitu berupa kandang produksi serba otomatis dan penambahan terhadap jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi. Kandang produksi yang serba otomatis tersebut terdiri dari teknologi dalam pemberian pakan otomatis, minum dengan nipple, collecting telur otomatis, dan pembuangan kotoran secara otomatis. Kandang produksi dengan mekanisasi
77
produksi tersebut diadopsi dari usaha peternakan ayam petelur Asia Farm, melalui penelitian ini dapat dilihat apakah mekanisasi produksi pada ayam ras petelur seperti pada Asia Farm dapat diterapkan atau tidak pada usaha Warso Unggul Gemilang. Penggunaan teknologi mekanisasi produksi pada Asia Farm dapat dilihat pada Gambar 20. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis dari pihak jasa pembuatan kandang, pembangunan kandang serba otomatis tersebut dapat dilakukan minimum untuk kapasitas 20 000 ekor. Sehingga dalam skenario II ini dilakukan penambahan jumlah indukan menjadi 20 000 ekor. Pada skenario I pun dilakukan penambahan populasi menjadi 20 000 ekor indukan, hal tersebut untuk memudahkan dalam perbandingan usaha pada skala yang sama. Oleh karena itu upaya peningkatan output yang dilakukan pada skenario II melalui penggunaan teknologi kandang serba otomatis dan peningkatan jumlah indukan, sedangkan skenario I hanya dengan peningkatan jumlah indukan dan kandang produksi konvensional seperti pada kondisi sebelumnya.
Gambar 20 Penggunaan teknologi modern pada ayam ras petelur milik Asia Farm
Peningkatan jumlah indukan dilakukan melalui peningkatan pembelian terhadap jumlah DOC calon indukan. Keperluan jumlah indukan ayam kampung yang diinvestasikan mengalami peningkatan menjadi 2 2971 ekor per tahun. Harga DOC per ekor yaitu Rp 6 400, sehingga total pembelian menjadi Rp 147 017 143 per tahun. Sedangkan untuk keperluan kandang serba otomatis dibutuhkan biaya sebesar Rp 1 597 222 per meter kandang. Kandang tersebut dibuat tingkat empat, kapasitas per meter mencapai 40 ekor, sehingga ayam kampung sebanyak 20 000 ekor dapat diproduksi dalam kandang seluas 500 m2. Total pengeluaran untuk investasi kandang serba otomatis tersebut mencapai Rp 798 611 111. Kandang serba otomatis tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. Pengaruh peningkatan terhadap investasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Selain itu pengaruh pengembangan teknologi terhadap aspek finansial dapat dilihat dari perubahan nilai pada proyeksi arus kas, proyeksi laba rugi, kriteria investasi, dan nilai pengganti. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi perusahaan pada usaha skenario II ini mengalami perubahan, hal tersebut juga berdampak pada perubahan nilai pajak pada arus kas. Perusahaan memperoleh laba negatif pada tahun pertama yang nilainya lebih besar daripada skenario I, yaitu sebesar Rp -1 759 771 830. Pada tahun pertama
78
tidak dikenakan pajak penghasilan karena nilainya negatif. Nilai tersebut lebih besar daripada nilai pada skenario I. Pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh perusahaan memperoleh laba positif, yaitu sebesar Rp 3 768 965 670 dan nilai tersebut lebih besar daripada skenario I. Peningkatan pada laba bersih tahun kedua hingga kesepuluh secara keseluruhan mampu menutupi kerugian pada tahun pertama. Peningkatan komponen pajak juga terjadi jika dibandingkan kondisi skenario I. Beban pajak penghasilan untuk usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang mencapai Rp 37 689 656.70 per tahun. Secara lebih rinci laporan laba rugi perusahaan Warso Unggul Gemilang skenario II dapat dilihat pada Lampiran 7. Peningkatan yang terjadi pada laporan laba rugi, khususnya laba bersih menunjukkan bahwa Warso Unggul Gemilang dalam kondisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan skenario I. Laba bersih dapat dijadikan penilaian tersendiri bagi para calon investor jika Warso Unggul Gemilang ingin menerbitkan saham. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow) Proyeksi arus kas skenario II mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar. Adapun penjelasan lebih lanjut ialah sebagai berikut. 1. Arus Kas Masuk Perubahan yang terjadi pada arus kas masuk terutama berasal dari nilai produksi total. Arus kas masuk skenario II meningkat cukup besar. Peningkatan tersebut diikuti dengan peningkatan penjualan DOC ayam kampung dan peningkatan ayam afkir. Penurunan yang terjadi pada penjualan telur afkir tidak terlalu mempengaruhi peningkatan pada arus kas masuk skenario II. Skenario II mengakibatkan perubahan terhadap jumlah telur per hari, yaitu meningkat menjadi 4 950 butir telur. Jumlah DOC per panen juga meningkat menjadi 15 778 ekor, jumlah box per panen meningkat menjadi 155 unit dan jumlah telur afkir menurun 495 butir per hari. Nilai produksi total yang utama berupa DOC meningkat menjadi 757 350 ekor pada tahun pertama dan 1 514 700 ekor pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Harga DOC yang dihasilkan tetap yaitu Rp 6 400, sehingga hasil penjualan DOC pada tahun pertama mencapai Rp 4 847 040 000 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 9 694 080 000. Peningkatan penjualan juga terjadi pada penjualan selain produk utama, yakni produk ayam afkir. Nilai produksi total dari indukan afkir meningkat jika dibandingkan dengan skenario I, yakni mencapai 19 900 kg pada tahun pertama dan 39 800 kg pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Asumsi harga yang digunakan sama dengan kondisi skenario I yakni per kg mencapai Rp 33 000, sehingga nilai hasil penjualan indukan afkir pada tahun pertama mencapai Rp 656 700 000 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 1 313 400 000. Nilai produk total yang terakhir berupa telur afkir mengalami penurunan yaitu menjadi 248 butir pada tahun pertama dan 495 butir pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh, hal tersebut diakibatkan karena peningkatan teknologi dapat meningkatkan jumlah DOC yang dihasilkan sehingga jumlah telur yang afkir dapat berkurang. Harga telur afkir tetap sama yaitu Rp 1 000 per butir. Jumlah yang diterima perusahaan dari telur afkir pada tahun pertama mencapai Rp
79
90 337 500, sedangkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 180 675 000. Peningkatan secara keseluruhan yang terjadi pada arus kas masuk menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak untuk dilakukan. Namun, pertimbangan untuk melihat secara keseluruhan juga harus memperhatikan arus kas keluar. Total arus kas masuk perusahaan skenario II mencapai Rp 5 594 077 500 pada tahun pertama, pada tahun kedua hingga tahun kesembilan mencapai Rp 11 188 155 000 per tahun, dan pada tahun kesepuluh terdapat nilai sisa sehingga arus kas bertambah menjadi Rp 11 206 865 000. 2. Arus Kas Keluar Arus kas keluar juga mengalami peningkatan, perubahan yang terjadi yaitu pada biaya operasional perusahaan. Besarnya perubahan biaya operasional perusahaan berasal dari perubahan pada biaya tetap dan biaya variabelnya. Perubahan yang terjadi pada biaya tetap berasal dari pengeluaran untuk pembayaran listrik, telepon, dan pulsa yaitu meningkat menjadi Rp 22 714 286 per bulan, serta diperkirakan akan meningkatkan biaya pemeliharaan perusahaan menjadi Rp 6 000 000 per bulan. Selain itu biaya pengeluaran untuk gaji karyawan pada bagian koordinator kandang menurun menjadi Rp 120 000 000 per tahun, pengeluaran untuk gaji karyawan bagian koordinator penetasan bertambah menjadi Rp 120 000 000 per tahun, dan terdapat penambahan pengeluaran kepala bagian menjadi Rp 252 000 000 per tahun. Perubahan jumlah tenaga kerja mengakibatkan pengeluaran gaji yang berubah pula, begitu juga dengan pengeluaran THR. THR bagi kepala bagian bertambah menjadi Rp 21 000 000, koordinator kandang berkurang menjadi Rp 10 000 000, dan koordinator penetasan bertambah menjadi Rp 10 000 000. Perubahan pada biaya variabel berasal dari kebutuhan pakan, vaksin, vitamin herbal, biosecurity, dan box kemas. Perhitungan dasar dari perubahan tersebut mengikuti harga rata-rata yang diperlukan berdasarkan kebutuhan pada skenario I. Pengeluaran untuk kebutuhan pakan per ekor per hari sebesar Rp 546, sehingga kebutuhan pakan meningkat menjadi Rp 5 698 600 159 per tahun. Pengeluaran untuk kebutuhan vaksin per ekor per tahun sebesar Rp 918, sehingga kebutuhan vaksin meningkat menjadi Rp 21 092 595 per tahun. Kebutuhan vitamin herbal per ekor per tahun Rp 2 674, sehingga pengeluarannya meningkat menjadi Rp 61 428 631. Kebutuhan untuk biosecurity diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi Rp 1 836 000. Kebutuhan box kemas juga mengalami peningkatan sebanyak 8 168 unit pada tahun pertama dan 16 335 unit pada tahun kedua. Harga box kemas tetap sama yaitu Rp 8 000 per unit. Total pengeluaran untuk box kemas pada tahun pertama mencapai Rp 65 340 000 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 130 680 000. Penjelasan lebih lanjut mengenai arus kas keluar skenario II pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang tertera pada Lampiran 8. Analisis Kelayakan Investasi Perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek finansial mengakibatkan perubahan nilai dari kelayakan usaha, hal tersebut dapat dilihat dari kriteria investasi perusahaan. Berdasarkan perubahan tersebut kelayakan usaha secara finansial skenario II dapat dinyatakan tetap layak untuk dijalankan dan dapat
80
mendatangkan keuntungan. Hasil perhitungan dari kriteria investasi dapat dilihat pada Tabel 21 berikut. No 1 2 3 4
Tabel 21 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario II Kriteria investasi Nilai Keterangan NPV (Rp) 18 044 479 172 Layak IRR (%) 63.66 Layak Net B/C 4.07 Layak PP (tahun) 3.41 Layak
Berdasarkan Tabel 21 tersebut dapat dilihat bahwa dengan dilakukannya pengembangan usaha Warso Unggul Gemilang tetap layak secara aspek finansial. Kelayakan secara finansial tersebut dapat dilihat bahwa nilai NPV lebih besar dari nol yaitu mencapai Rp 18 044 479 172 atau setara dengan 2 819 449 ekor DOC, artinya usaha Warso Unggul Gemilang dapat memberikan manfaat sebesar nilai yang diperoleh tersebut yaitu selama umur bisnis pada skala 20 000 ekor indukan. Nilai tersebut telah mempertimbangkan time value of money. NPV skenario II meningkat jika dibandingkan dengan NPV skenario I. Hal tersebut menunjukkan apabila Warso Unggul Gemilang menerapakan pengembangan usaha, total keuntungan selama 10 tahun juga akan meningkat sehingga memberikan keuntungan yang lebih baik. Nilai IRR sebesar 63.66 persen lebih besar dari tingkat DR 7.5 persen. Nilai IRR skenario II lebih tinggi daripada nilai IRR skenario I. Pengembangan usaha dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan keuntungan. Nilai Net B/C lebih besar dari satu dan nilai payback period (PP) selama 3.41 tahun. Intepretasi dari nilai Net B/C yaitu setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4.07. PP selama 3.41 tahun artinya investasi akan kembali pada tiga tahun, empat bulan dan 28 hari. Nilai tersebut telah memperhitungan tingkat discount rate, yaitu diperoleh dari nilai investasi dibagi dengan nilai manfaat setelah diperhitungkan discount rate-nya. Nilai PP diperoleh dari Rp 6 156 616 540 sebagai jumlah investasi dibagi dengan Rp 1 804 447 917 sebagai nilai manfaat yang diperoleh perusahaan. Pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berdasarakan nilai Net B/C lebih baik daripada pembibitan itik dan peternakan ayam kampung. Nilai Net B/C dari pembibitan itik dan peternakan ayam kampung bernilai kurang dari dua rupiah, hal tersebut sesuai dengan penelitian Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012). Hubungan antara NPV dan IRR skenario II tertera pada Gambar 21. Gambar 21 menunjukkan bahwa pada saat NPV sama dengan nol IRR mencapai 63.66 persen, dapat dilihat terjadi peningkatan batasan maksimal discount rate. Kondisi skenario I menunjukkan batas kenaikan maksimal suku bunga atau discount rate berada pada 63.66 persen. Pengembangan usaha apabila diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang akan meningkatkan batas kenaikan maksimal suku bunga sebesar 21.36 persen dibandingkan skenario I. Nilai itu juga menunjukkan bisnis semakin kuat karena tidak terlalu peka terhadap kenaikan suku bunga.
81
m
NPV (Rp)
18 044 479 172
IRR 63.66% 9 501 879 0 -47 169 322 -204 048 179
DR % 7.5
63.5 64.5 67.5
Gambar 21 Hubungan NPV dan DR padaskenario II
Analisis Switching Value Skenario II mengakibatkan banyak perubahan pada aspek finansial seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan tersebut menjadikan komponen batas perubahan nilai pengganti maksimum terhadap kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC ayam kampung yang dapat ditoleransi juga berubah, sehingga analisis switching value juga dilakukan pada skenario II ini. Informasi mengenai besarnya nilai pengganti ini penting bagi manajemen perusahaan dalam melaksanakan usahanya. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan peringatan bagi perusahaan untuk mengantisipasi perubahan komponen yang terjadi agar tidak mendatangkan kerugian, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah cepat dan tepat apabila perubahan tersebut terjadi. Hasil analisis nilai pengganti pada skenario II dapat dilihat pada Tabel 22 berikut. Tabel 22 Hasil perhitungan switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario II Komponen yang berubah Persentase perubahan (%) Kenaikan harga pakan 68.43 Penurunan harga DOC 70.91
82
Tabel 22 menunjukkan hasil perhitungan dari analisis switching value skenario II dapat dilihat bahwa Warso Unggul Gemilang memiliki nilai pengganti untuk kenaikan harga pakan tidak boleh melebihi 68.43 persen dan penurunan harga DOC tidak boleh lebih dari 70.91 persen. Pada kenaikan harga pakan dapat dinyatakan bahwa jika harga pakan mengalami kenaikan lebih besar dari 68.43 persen maka usaha secara finansial akan menjadi tidak layak atau dapat mendatangkan kerugian, karena nilai NPV akan menjadi kurang dari nol, Net B/C kurang dari satu, dan IRR kurang dari nilai DR 7.5%. Begitu pula dengan penurunan harga DOC jika harga DOC mengalami penurunan lebih dari 70.91 persen maka usaha secara finansial menjadi tidak layak. Oleh karena itu pada usaha Warso Unggul Gemilang memiliki batas kenaikan harga pakan hingga 68.43 persen dan batas penurunan harga DOC hingga 70.91 persen, hal tersebut merupakan kondisi impas atau NPV sama dengan nol.
Perbandingan Usaha Skenario I dan Skenario II Laba yang diperoleh Warso Unggul Gemilang pada skala 20 000 ekor indukan skenario I pada tahun pertama memiliki laba negatif yang lebih besar daripada skenario II, namun laba negatif tersebut dapat tertutupi oleh laba positif pada tahun setelahnya. Laba positif yang diperoleh lebih besar hampir dua kali lipat per tahun pada skenario II. Oleh karena itu jika perusahaan ingin mendapat laba bersih dengan nilai yang tinggi maka dapat melakukan pengembangan usaha. Begitu pula dengan manfaat bersih yang diterima perusahaan, sehingga berdasarkan arus kas perusahaan lebih baik jika dilakukan usaha dengan pengembangan sesuai dengan skenario II. Perusahaan memiliki persediaan tunai yang lebih baik jika melakukan pengembangan usaha mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi pada skala usaha 20 000 ekor indukan dapat meningkatkan jumlah telur yang dihasilkan. Jumlah telur yang mampu dimasukkan ke dalam mesin tetas pada skenario I mencapai 10 779 butir per periode, sedangkan pada skenario II jumlah telur yang mampu dimasukkan ke dalam mesin tetas setiap periodenya meningkat menjadi 16 459 butir. Kapasitas mesin tetas adalah 160 000 butir telur, kapasitas 140 000 butir telur untuk bagian setter dan 20 000 butir telur untuk bagian hatcher. Jumlah produksi yang ada belum mampu memenuhi kapasitas mesin tetas tersebut, karena jumlah produksi saat ini mempertimbangkan jumlah permintaan dari perusahaan Warso Unggul Gemilang. Mesin tetas dalam kapasitas besar tersebut mampu digunakan secara optimal pada saat dengan pengembangan usaha berskala 34 224 ekor indukan. Perusahaan Warso Unggul Gemilang akan menjadi lebih layak dilihat dari aspek finansialnya bila dilakukan pengembangan terhadap usaha tersebut. Terbukti dari nilai NPV, IRR, dan Net B/C yang diperoleh perusahaan pada skenario II memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan skenario I. Warso Unggul Gemilang jika melakukan pengembangan usaha akan memperoleh NPV lebih besar hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tanpa pengembangan usaha. Peningkatan NPV pada skenario II memberikan dampak positif bagi warso Unggul Gemilang. Selain itu nilai Net B/C usaha pada skenario II ialah 4.07, hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio benefit terhadap cost.
83
Peningkatan Net benefit menunjukkan lebih banyak manfaat yang diterima Warso Unggul Gemilang khususnya dari aspek finansial. Nilai IRR pada skenario II meningkat 21.36 persen, hal itu menunjukkan bahwa pengembalian investasi yang meningkat. Peningkatan pengembalian atas investasi tersebut menunjukkan dampak positif bagi Warso Unggul Gemilang pada skala 20 000 ekor indukan. Begitu pula dengan nilai PP, pengembalian modal investasi pada skenario II akan lebih cepat jika dibandingkan dengan skenario I. Oleh karena itu pada skenario II secara finansial akan lebih baik bagi perusahaan Warso Unggul Gemilang. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa kedua skenario tersebut dinyatakan layak. Secara umum resume hasil analisis pada Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Resume hasil analisis pada skenario I dan skenario II No Uraian Skenario I Skenario II 1 Hal yang Penambahan jumlah kandang Penambahan kandang modern, harus konvensional, meningkatkan pelatihan SDM agar dapat dipersiapkan kinerja karyawan, meningkatkan mengoperasikan mesin produksi manajemen jumlah produksi, serta modern, meningkatkan pengawasan mutu yang lebih pemasaran dan menciptakan ketat pasar potensial 2 Kelebihan Jumlah investasi tidak terlalu Pengawasan mutu lebih mudah, besar, tidak memerlukan TK TK yang digunakan lebih (tenaga kerja) dengan keahlian sedikit, produktivitas lebih khusus tinggi, dapat meningkatkan mutu produk, HPP produksi rendah, dan penerimaan perusahaan lebih besar 3 Kelemahan Produktivitas lebih rendah, HPP Jumlah investasi terbilang lebih tinggi, dan produksi belum mahal, memerlukan tenaga kerja memenuhi permintaan yang ada, dengan keahlian khusus diperlukan peningkatan produksi dengan jumlah indukan yang ada atau menambah jumlah indukan, produk yang dihasilkan dengan mutu terbaik lebih sedikit
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis non finansial dari usaha Warso Unggul Gemilang skala 20 000 ekor indukan ialah layak, baik skenario I maupun skenario II. Penilaian secara mendalam tidak dapat dikaji secara lengkap dalam penelitian ini karena keterbatasan penelitian dan keterbatasan disiplin ilmu yang dikuasai. Dari aspek pasar, permintaan produk Warso Unggul Gemilang melebihi jumlah produksinya, sehingga penawaran perusahaan cenderung selalu terserap oleh pasar, distribusi produk dapat berjalan dengan baik karena perusahaan memiliki fasilitas transportasi yang mendukung, pemasaran yang telah dilakukan telah berjalan efektif dilihat dari banyaknya jumlah permintaan produk. Secara teknis Warso
84
Unggul Gemilang telah dianggap layak untuk melakukan kegiatan produksinya. Beberapa aspek non finansial lainnya yang juga diamati dalam penelitian ini telah layak karena sesuai dengan persyaratan dan keadaan yang terjadi saat ini. Analisis kelayakan secara finansial pada Warso Unggul Gemilang telah dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pada skenario I dan skenario II skala 20 000 ekor indukan dinyatakan layak. Kriteria yang digunakan dalam menilai ialah NPV, Net B/C, IRR dan payback period (PP). Kriteria tersebut juga menunjukkan bahwa skenario II memiliki nilai yang lebih baik daripada skenario I. Penerapan mekanisasi produksi oleh Warso Unggul Gemilang akan memberikan tambahan keuntungan yang cukup besar jika dibandingkan dengan usaha tanpa pengembangan. Pengembangan usaha apabila diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang menunjukkan dampak positif terhadap nilai switching value. Batas kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC yang masih bisa ditoleransi oleh Warso Unggul Gemilang menurun, namun hal tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang besar apabila perusahaan dapat menerapkan langkah cepat dan tepat dalam mengatasi hal tersebut agar tidak memberikan dampak negatif terhadap perkembangan perusahaan.
Saran Rekomendasi yang diberikan setelah melakukan penelitian ini antara lain: 1. Rencana pengembangan bisnis sebaiknya dilakukan oleh pihak Warso Unggul Gemilang karena dapat menambah penghasilan secara finansial. Selain itu kondisi tersebut lebih baik daripada tanpa pengembangan usaha. Beberapa pertimbangan yang ada bisa disesuaikan dengan kondisi Warso Unggul Gemilang. 2. Penerapan pengembangan bisnis sebaiknya dilakukan pada tahun yang sama sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan menghindari terjadinya perubahan harga input yang menyebabkan bias dengan penelitian ini. 3. Beberapa hal perlu diperhatikan oleh Warso Unggul Gemilang untuk mengimplementasikan rencana bisnis dengan baik: a. Penerapan teknologi akan membuat Warso Unggul Gemilang semakin terdepan. b. Efisiensi dalam alokasi segala hal yang berhubungan dengan aktivitas produksi sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan. c. Realisasi rencana pengembangan dilakukan sesuai dengan kemampuan dan pertimbangan dari Warso Unggul Gemilang. d. Tertib dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan usaha Warso Unggul Gemilang. e. Aman dalam segala aktivitas pekerjaan dan produk yang dihasilkan. 4. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya ialah penelitian mengenai kelayakan pengembangan mengikutsertakan komponen biaya perawatan dari teknologi yang baru diterapakan dalam komponen outflow, selain itu dalam analisis finansial juga dapat menambahkan indikator payback period yang telah didiskontokan.
85
DAFTAR PUSTAKA Alfikri SN, Wijana S, Sabrina NM, dan Djunaidi IH. 2012. Studi Aspek teknis dan Finansial Pengembangan Usaha Ternak Itik Hibrida Pedaging di Peternakan Saonada Kabupaten Jombang. Universitas Brawijaya Malang, siap terbit. Baktiyono RA. 2013. Penilaian Aspek-aspek dalam SKB [internet]. [diacu 2014 Sep 18]. Tersedia pada: www.slideshare.net/soedarmanalbar/skb5penilaian aspekaspekdalamstudikelayakanbisnis. [BPS] Badan Pusat Statistik RI. 2014. Populasi ternak di Indonesia tahun 2013 [internet]. [diacu 2014 Sep 18]. Tersedia pada: http:/bps.go.id/pertaniandan-pertambangan/peternakan/populasi_ternak_Indonesia.html. Dhakhiyah TA. 2012. Pengembangan Skala Usahaternak Ayam Buras Petelur (Studi Kasus: Kelompok Ternak Hidayah Alam Kecamatan Klapa Nunggal Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [Disnakan Kab Bogor] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2014. Perkembangan Populasi Ternak pada Tiga Tahun Terakhir. Bogor (ID): Direktorat Jenderal Peternakan. [Disnakan Kab Bogor] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2014. Perkembangan Produksi Ayam Kampung Tiga Tahun Terakhir. Bogor (ID): Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Elita MN. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah Sejahtera Farm di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Edisi ke-2. Sutomo S, K Mangiri. Penerjemah. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Economics Analysis of Agriculture Project. Karmidi JSM. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti Plasma (Studi Kasus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Medion Online. 2011. Seberapa Besarkan Investasi Layer Anda [internet]. [diacu 2014 Sep 18]. Tersedia pada: http://info.medion.co.id/index.php/component/ content/article/1-tata-laksana/499-seberapa-efisienkah-investasi-layer-anda. Meizi A. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Itik (Kasus: CV. Usaha Unggas, Kampung Demplot, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nurkasanah B. 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usahaternak Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
86
Pangestika SD. 2011. Angka Mortalitas pada Ayam Broiler [internet]. [diacu 2014 Sep 18]. Tersedia pada: http://ternak-ayambroiler.com/2011/10/angkamortalitas-pada-ayam-broiler.html. Rubiansyah M. 2001. Analisa Usahaternak Ayam Buras dan Peran Kelompok dalam Pengembangannya (Studi Kasus Kelompok Peternak Tanjung di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sarwanto. 2011. Kelayakan Usaha Pembesaran Itik Pedaging (Studi Kasus pada Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka. Wibowo B dan Juarini E. 2009. Analisis Finansial Kelayakan Usaha Penetasan Telur itik di Kabupaten Blitar [Jurnal]. Bogor. Balai Penelitian ternak. Wibowo B dan Sartika T. 2010. Analisa Kelayakan Usaha Pembibitan Ayam Kampung (Lokal) Penghasil Day Old Chick (DOC) di Tingkat Petani (Studi Kasus Kelompok Peternak Ayam Buras “Barokah” di Ciamis [Jurnal]. Bogor. Balai Penelitian Ternak. Wibowo B dan Sartika T. 2011. Analisa Kelayakan Usaha Penggemukan Ayam Kampung (Lokal) di Tingkat Petani (Studi Kasus Kelompok Peternak Ayam Buras “Barokah” di Ciamis [Jurnal]. Bogor. Balai Penelitian Ternak. Yahya. 2012. Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Menentukan Harga Jual [internet]. [diacu 2014 sep 19]. Tersedia pada: http://yahyaniaga.word press.com/2012/04/22/perhitungan-harga-pokok-produksi-untuk-menentuka n-harga-jual/.
87
LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang pada skenario I Komponen
1
2
3
4
Biaya variabel (Rp)
4,097,848,411
4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176
Biaya tetap (Rp)
1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000
HPP
5,147,728,411
5,189,140,176
5,189,140,176
Jumlah DOC (ekor per tahun) HPP per DOC Rata-rata HPP per DOC per tahun
Tahun 5
6
7
8
9
10
4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176
1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000
5,189,140,176
5,189,140,176
5,189,140,176
5,189,140,176
5,189,140,176
5,189,140,176
5,189,140,176
480000
960000
960000
960000
960000
960000
960000
960000
960000
960000
10,724.43
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,405.35
5,937.26
Lampiran 2 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang pada skenario II Komponen
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Biaya variabel (Rp)
5,848,297,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
Biaya tetap (Rp)
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
HPP
6,929,148,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
6,994,488,814
Jumlah produk DOC (ekor)
757350
1514700
1514700
1514700
1514700
1514700
1514700
1514700
1514700
1514700
HPP per DOC
9,149.20
4,617.74
4,617.74
4,617.74
4,617.74
4,617.74
4,617.74
4,617.74
4,617.74
4,617.74
Rata-rata HPP per DOC per tahun
5,070.89
88
Lampiran 3 Perhitungan nilai investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario I No
Uraian
1
Mesin tetas
2
Bangunan penetasan
3 4 5 6 7 8
Tanah Kandang produksi Kandang karantina besar Kandang karantina kecil Ruang pengemasan Gudang
1
unit
Harga per satuan 1,500,000,000
1,500,000,000
Tahun Beli 2009
270
m2
400,000
108,000,000
2009
10
0
10,800,000
12000
2
150,000
1,800,000,000
2009
0
0
0
2
m
150,000
396,000,000
2009
5
0
79,200,000
65
m2
150,000
9,750,000
2009
5
0
1,950,000
7
m2
150,000
1,050,000
2009
5
0
210,000
36
m2
150,000
5,400,000
2009
10
0
540,000
108
2
200,000
21,600,000
2009
10
0
2,160,000
2
Jumlah
Satuan
2640
m
m
Nilai Beli (Rp)
Umur Ekonomis (tahun) 15
Nilai Sisa akhir tahun 10,000,000
Penyusutan per Tahun 99,333,333
9
Mess karyawan
90
m
120,000
10,800,000
2009
10
0
1,080,000
10
Kantor
20
m2
350,000
7,000,000
2009
10
0
700,000
16
2
100,000
1,600,000
2009
5
0
320,000
2
350,000
14,000,000
2009
10
0
1,400,000
36
2
m
360,000
12,960,000
2009
10
0
1,296,000
160
m2
350,000
56,000,000
2009
10
0
5,600,000
48
2
m
350,000
16,800,000
2009
5
0
3,360,000
6
Unit
2,500,000
15,000,000
2009
3
20,000
4,993,333
11 12
Pos satpam Dapur
13
Ruang biosecurity
14
Ruang pimpinan
40
m m
15
Ruang meeting
16
Tangki besar
17
Tangki kecil
10
Unit
500,000
5,000,000
2009
3
15,000
1,661,667
18
Kamar mandi
7.5
m2
200,000
1,500,000
2009
10
0
150,000
19
Cangkul
10
Unit
50,000
500,000
2009
2
0
250,000
20
Pompa air
17
Unit
400,000
6,800,000
2009
5
10,000
1,358,000
21
Crack ball
11
Unit
35,000
385,000
2009
2
0
192,500
22
Pemanas
8
Unit
990,000
7,920,000
2009
5
0
1,584,000
23
Komputer
1
Unit
6,000,000
6,000,000
2009
5
100,000
1,180,000
24
Genset
1
Unit
76,000,000
76,000,000
2009
10
0
7,600,000
89
200
Unit
Harga per satuan 7,500
Mobil box pick up
1
Unit
27
Mobil truck
1
28
Timbangan telur
29
Timbangan salter
30
Rak panen
31
Thermometer
32
Instalasi listrik, air, telp
33
Staples
34
Indukan ayam kandang baru tanpa teknologi
No
Uraian
25
Egg tray
26
35
1,500,000
Tahun Beli 2009
120,000,000
120,000,000
2009
Unit
300,000,000
300,000,000
2
Unit
250,000
2
Unit
900,000
100
Unit
81,000
14
Unit
1 1 21,428 597
Jumlah
0
Penyusutan per Tahun 750,000
10
8,000,000
11,200,000
2009
10
10,000,000
29,000,000
500,000
2009
5
0
100,000
1,800,000
2009
5
0
360,000
8,100,000
2009
3
0
2,700,000
90,000
1,260,000
2009
5
0
252,000
Set
5,000,000
5,000,000
2009
0
0
0
Unit
1,600,000
1,600,000
2009
2
0
800,000
Ekor
6,400
137,139,429
2009
2
0
68,569,714
m2
150,000
89,552,239
2014
5
0
17,910,448
28,145,000
358,560,995
Satuan
Total
Nilai Beli (Rp)
Umur Ekonomis (tahun) 2
Nilai Sisa akhir tahun
4,746,516,667
Lampiran 4 Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario I No
Uraian
A Nilai penjualan: DOC ayam 1 kampung 2 Indukan afkir 3 Telur afkir Total nilai penjualan B Biaya operasional
Tahun 1
3
4
5
3,072,000,000
6,144,000,000 6,144,000,000
6,144,000,000
6,144,000,000
6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000
656,700,000
1,313,400,000 1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
301,125,000
301,125,000
301,125,000
3,879,262,500
7,758,525,000 7,758,525,000
7,758,525,000
7,758,525,000
7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000
3,989,020,111
3,989,020,111 3,989,020,111
3,989,020,111
3,989,020,111
3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111
150,562,500
2
301,125,000
6
301,125,000
7
301,125,000
8
301,125,000
9
301,125,000
10
301,125,000
4 Biaya variabel Pakan
90
No Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Vaksin
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
Vitamin herbal
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
41,411,765
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
4,097,848,411
4,139,260,176 4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176
(218,585,911)
3,619,264,824 3,619,264,824
3,619,264,824
3,619,264,824
3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824
Biosecurity Box kemas Total biaya variabel C Marjin Kotor 5 Biaya tetap Gaji: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
f. Satpam
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
g. Supir
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
THR: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur f. Satpam
91
Tahun
No Uraian g. Supir Listrik, telp, pulsa Pemeliharaan ATK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
a. Mobil pick up
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
b. Mobil truck
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
358,560,995
1,408,440,995 1,408,440,995 2,210,823,829 2,210,823,829
1,408,440,995 2,210,823,829
1,408,440,995 2,210,823,829
0
0
0
2,210,823,829 2,210,823,829
2,210,823,829
2,210,823,829
22,108,238
22,108,238
22,108,238
2,188,715,591 2,188,715,591
2,188,715,591
2,188,715,591
Biaya transportasi Pajak:
c. PBB Biaya Penyusutan
Total biaya tetap 1,408,440,995 D Laba Kotor (1,627,026,906) E Bunga Laba sebelum F pajak G Pajak (1%)
0 (1,627,026,906)
H Laba bersih
(1,627,026,906)
0
0
22,108,238
1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 0
0
0
0
0
2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591
Lampiran 5 Arus kas Warso Unggul Gemilang pada skenario I No
Uraian
Tahun 7
8
3,072,000,000
6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000
6,144,000,000
6,144,000,000 6,144,000,000
Indukan afkir
656,700,000
1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000 1,313,400,000
Telur afkir
150,562,500
A
Inflow
1
Nilai produksi total: DOC ayam kampung
1
2
301,125,000
3
301,125,000
4
301,125,000
5
301,125,000
6
301,125,000
301,125,000
301,125,000
9
301,125,000
10
301,125,000
92
No Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2
Total nilai produksi Nilai Sisa
3,879,262,500 0
7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 0 0 0 0 0 0
7,758,525,000 0
7,758,525,000 7,758,525,000 0 18,710,000
3,879,262,500
7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000
7,758,525,000
7,758,525,000 8,125,952,500
B
Total inflow Outflow
1
Investasi: Mesin tetas
1,003,333,333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
108,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,800,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
396,000,000
0
0
0
0
396,000,000
0
0
0
0
Kdg karantina besar
9,750,000
0
0
0
0
9,750,000
0
0
0
0
Kdg karantina kecil
1,050,000
0
0
0
0
1,050,000
0
0
0
0
Ruang penetasan Tanah Kdg produksi
Ruang pengemasan
5,400,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gudang
21,600,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mess karyawan
10,800,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kantor Pos satpam
1,600,000
0
0
0
0
1,600,000
0
0
0
0
Dapur
14,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ruang biosecurity
12,960,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ruang pimpinan
56,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ruang meeting
16,800,000
0
0
0
0
16,800,000
0
0
0
0
Tangki besar
15,000,000
0
0
15,000,000
0
0
15,000,000
0
0
15,000,000
Tangki kecil
5,000,000
0
0
5,000,000
0
0
5,000,000
0
0
5,000,000
Kamar mandi
1,500,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Cangkul
500,000
0
500,000
0
500,000
0
500,000
0
500,000
0
Pompa air
6,800,000
0
0
0
0
6,800,000
0
0
0
0
Crack ball
385,000
0
385,000
0
385,000
0
385,000
0
385,000
0
93
No
Uraian
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pemanas
7,920,000
0
0
0
0
7,920,000
0
0
0
0
Komputer
6,000,000
0
0
0
0
6,000,000
0
0
0
0
76,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Genset Egg tray
1,500,000
0
1,500,000
0
1,500,000
0
1,500,000
0
1,500,000
0
Mobil box pick up
120,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mobil truck
300,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
500,000
0
0
0
0
500,000
0
0
0
0
Timbangan salter
1,800,000
0
0
0
0
1,800,000
0
0
0
0
Keranjang panen
8,100,000
0
0
8,100,000
0
0
8,100,000
0
0
8,100,000
Thermometer
1,260,000
0
0
0
0
1,260,000
0
0
0
0
Instalasi listrik,air,telp
5,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Timbangan telur
Staples kemas Indukan ayam kandang baru tanpa teknologi Total biaya investasi 2
Tahun 1
1,600,000
0
1,600,000
0
1,600,000
0
1,600,000
0
1,600,000
0
137,139,429
0
137,139,429
0
137,139,429
0
137,139,429
0
137,139,429
0
89,552,239
0
0
0
0
89,552,239
0
0
0
0
4,249,850,001
0
141,124,429
28,100,000
141,124,429
539,032,239
169,224,429
-
141,124,429
28,100,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
240,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
84,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
Biaya operasional Biaya tetap Gaji: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur f. Satpam
94
No
Uraian g. Supir
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
THR: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
18,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
20,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
f. Satpam
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
g. Supir
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
204,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
a. Mobil pick up
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
b. Mobil truck
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
1,049,880,000
1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000
1,049,880,000
1,049,880,000 1,049,880,000
3,989,020,111
3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111
3,989,020,111
3,989,020,111 3,989,020,111
Listrik, telp, pulsa Pemeliharaan ATK Biaya transportasi Pajak:
c. PBB Total biaya tetap Biaya variabel Pakan Vaksin
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
18,364,160
Vitamin herbal
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
48,134,375
Biosecurity
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
918,000
Box kemas
41,411,765
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
82,823,529
95
Tahun
No Uraian
1
D
Total biaya variabel Total biaya operasional Pembayaran bunga pinjaman Pajak
E
Biaya lainnya
C
Total biaya (outflow) F
Net benefit
G
DF dengan i = 7.5%
H
PV Net Benefit
2
3
4
5
6
7
8
9
4,097,848,411
4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176
4,139,260,176
4,139,260,176 4,139,260,176
5,147,728,411
5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176
5,189,140,176
5,189,140,176 5,189,140,176
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
22,108,238
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
9,402,578,412
5,216,248,414 5,357,372,842 5,244,348,414 5,357,372,842 5,755,280,653 5,385,472,842
5,216,248,414
5,357,372,842 5,244,348,414
(5,523,315,912)
2,542,276,586 2,401,152,158 2,514,176,586 2,401,152,158 2,003,244,347 2,373,052,158
2,542,276,586
2,401,152,158 2,532,886,586
0.930232558 (5,137,968,290)
0.602754901
0.560702233
2,199,914,839 1,932,832,808 1,882,616,760 1,672,543,263 1,298,025,249 1,430,368,818
0.865332612
0.80496057
0.74880053
0.696558632
0.647961518
1,425,460,160
0.521583473
Uraian
1
Mesin tetas
2
Bangunan penetasan
3 4
Tanah Kandang produksi
1
unit
Harga per satuan 1,500,000,000
1,500,000,000
Tahun Beli 2009
270
m2
400,000
108,000,000
2009
10
0
10,800,000
12000
2
150,000
1,800,000,000
2009
0
0
0
2
150,000
396,000,000
2009
5
0
79,200,000
2
Jumlah
2640
Satuan
m m
Nilai Beli (Rp)
Umur Ekonomis (tahun) 15
Nilai Sisa akhir tahun 10,000,000
Penyusutan per Tahun 99,333,333
5
Kandang karantina besar
65
m
150,000
9,750,000
2009
5
0
1,950,000
6
Kandang karantina kecil
7
m2
150,000
1,050,000
2009
5
0
210,000
36
2
150,000
5,400,000
2009
10
0
540,000
2
200,000
21,600,000
2009
10
0
2,160,000
2
7 8
Ruang pengemasan Gudang
108
m m
9
Mess karyawan
90
m
120,000
10,800,000
2009
10
0
1,080,000
10
Kantor
20
m2
350,000
7,000,000
2009
10
0
700,000
16
2
100,000
1,600,000
2009
5
0
320,000
11
Pos satpam
m
0.485193928
1,252,401,281 1,228,941,193
Lampiran 6 Perhitungan nilai investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario II No
10
96
No 12 13 14
Uraian Dapur Ruang biosecurity Ruang pimpinan
15
Ruang meeting
16
Tangki besar (2000 lt)
17
Tangki kecil (300 lt)
Jumlah
Satuan
40
m2
36
2 2
160
m m
Harga per satuan 350,000
14,000,000
Tahun Beli 2009
360,000
12,960,000
2009
10
0
1,296,000
0
5,600,000
Nilai Beli (Rp)
Umur Ekonomis (tahun) 10
Nilai Sisa akhir tahun 0
Penyusutan per Tahun 1,400,000
350,000
56,000,000
2009
10
48
2
m
350,000
16,800,000
2009
5
0
3,360,000
6
Unit
2,500,000
15,000,000
2009
3
20,000
4,993,333
10
Unit
500,000
5,000,000
2009
3
15,000
1,661,667
2
200,000
1,500,000
2009
10
0
150,000
18
Kamar mandi
7.5
m
19
Cangkul
10
Unit
50,000
500,000
2009
2
0
250,000
20
Pompa air
17
Unit
400,000
6,800,000
2009
5
10,000
1,358,000
21
Crack ball
11
Unit
35,000
385,000
2009
2
0
192,500
22
Pemanas
8
Unit
990,000
7,920,000
2009
5
0
1,584,000
23
Komputer
1
Unit
6,000,000
6,000,000
2009
5
100,000
1,180,000
24
Genset
1
Unit
76,000,000
76,000,000
2009
10
0
7,600,000
25
Egg tray
200
Unit
7,500
1,500,000
2009
2
0
750,000
26
Mobil box pick up
1
Unit
120,000,000
120,000,000
2009
10
8,000,000
11,200,000
27
Mobil truck
1
Unit
300,000,000
300,000,000
2009
10
10,000,000
29,000,000
28
Timbangan telur
2
Unit
250,000
500,000
2009
5
0
100,000
29
Timbangan salter
2
Unit
900,000
1,800,000
2009
5
0
360,000
30
Rak panen
100
Unit
81,000
8,100,000
2009
3
0
2,700,000
31
Thermometer
14
Unit
90,000
1,260,000
2009
5
0
252,000
32
Instalasi listrik, air, telp
1
Set
5,000,000
5,000,000
2009
0
0
0
33
Staples
1
Unit
1,600,000
1,600,000
2009
2
0
800,000
34
Indukan ayam kampung
22971
Ekor
6400
147,017,143
2014
2
0
73,508,571
500
2
1,597,222
798,611,111
2014
10
0
79,861,111
28,145,000
425,450,516
35 Total
Kandang serba otomatis
m
5,465,453,254
97
Lampiran 7 Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario II No
Uraian
A Nilai penjualan: DOC ayam 1 kampung 2 Indukan afkir 3
Telur afkir Total penjualan
B
Biaya operasional
4
Biaya variabel Pakan
5
1
2
3
4
5
4,847,040,000 9,694,080,000 9,694,080,000
9,694,080,000
9,694,080,000
9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000
656,700,000 1,313,400,000 1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
180,675,000
180,675,000
90,337,500
180,675,000
5,594,077,500
11,188,155,000
180,675,000
6
180,675,000
7
180,675,000
8
180,675,000
9
180,675,000
10
180,675,000
11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000
5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159
Vaksin
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
Vitamin herbal
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
65,340,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
5,848,297,385 5,913,637,385 5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385
(254,219,885) 5,274,517,615 5,274,517,615
5,274,517,615
5,274,517,615
5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615
Biosecurity
C
Tahun
Box kemas Total biaya variabel Marjin Kotor Biaya tetap Gaji: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur g. Supir
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
98
No Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
21,000,000
21,000,000
18,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
10,000,000
10,000,000
19,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
7,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
THR: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian
c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
f. Satpam
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
g. Supir
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
a. Mobil pick up
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
b. Mobil truck
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
425,450,516
1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944
1,505,551,944
1,505,551,944
1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944
(1,759,771,830) 3,768,965,670 3,768,965,670
3,768,965,670 3,768,965,670
Listrik, telp, pulsa
Pemeliharaan ATK Biaya transportasi
Pajak:
c. PBB Biaya Penyusutan Total biaya tetap
D Laba Kotor
3,768,965,670
3,768,965,670
Bunga Laba sebelum F pajak G Pajak (1%)
0
0
0
(1,759,771,830) 3,768,965,670 3,768,965,670
3,768,965,670
3,768,965,670
37,689,657
37,689,657
37,689,657
H Laba bersih
(1,759,771,830) 3,731,276,014 3,731,276,014
3,731,276,014
3,731,276,014
E
0
0
0
37,689,657
0
3,768,965,670
0
0
3,768,965,670 3,768,965,670
3,768,965,670
37,689,657
37,689,657
37,689,657
3,731,276,014 3,731,276,014
3,731,276,014
3,768,965,670 3,768,965,670 0
0
3,768,965,670 3,768,965,670 37,689,657
37,689,657
3,731,276,014 3,731,276,014
99
Lampiran 8 Proyeksi arus kas Warso Unggul Gemilang skenario II No
Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
Nilai produksi total: DOC ayam 4,847,040,000 kampung Indukan afkir 656,700,000
9,694,080,000
9,694,080,000
9,694,080,000
1,313,400,000
1,313,400,000
180,675,000
180,675,000
6
7
8
9
10
9,694,080,000
9,694,080,000 9,694,080,000
9,694,080,000
9,694,080,000
9,694,080,000
1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000 1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000
1,313,400,000
180,675,000
180,675,000
180,675,000
180,675,000
180,675,000
A Inflow 1
2
Telur afkir Total nilai produksi Nilai Sisa
5,594,077,500 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000
Total inflow
5,594,077,500 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,206,865,000
B
Outflow
1
Investasi:
90,337,500
0
0
0
0
0
180,675,000
0
180,675,000
0
0
0
18,710,000
Mesin tetas
1,003,333,333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
R penetasan
108,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tanah Kandang produksi Kandang karantina besar Kandang karantina kecil Ruang pengemasan Gudang
1,800,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
396,000,000
0
0
0
0
396,000,000
0
0
0
0
9,750,000
0
0
0
0
9,750,000
0
0
0
0
1,050,000
0
0
0
0
1,050,000
0
0
0
0
5,400,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21,600,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mess karyawan
10,800,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,600,000
0
0
0
0
1,600,000
0
0
0
0
14,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kantor Pos satpam Dapur
100
No Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ruang biosecurity
12,960,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ruang pimpinan
56,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ruang meeting
16,800,000
0
0
0
0
16,800,000
0
0
0
0
Tangki besar
15,000,000
0
0
15,000,000
0
0
15,000,000
0
0
15,000,000
Tangki kecil
5,000,000
0
0
5,000,000
0
0
5,000,000
0
0
5,000,000
Kamar mandi
1,500,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
500,000
0
500,000
0
500,000
0
500,000
0
500,000
0
Pompa air
6,800,000
0
0
0
0
6,800,000
0
0
0
0
Crack ball
385,000
0
385,000
0
385,000
0
385,000
0
385,000
0
Pemanas
7,920,000
0
0
0
0
7,920,000
0
0
0
0
Komputer
6,000,000
0
0
0
0
6,000,000
0
0
0
0
76,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,500,000
0
1,500,000
0
1,500,000
0
1,500,000
0
1,500,000
0
Mobil pick up
120,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mobil truck
300,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Cangkul
Genset Egg tray
Timbangan telur
500,000
0
0
0
0
500,000
0
0
0
0
Timbangan salter
1,800,000
0
0
0
0
1,800,000
0
0
0
0
Keranjang panen
8,100,000
0
0
8,100,000
0
0
8,100,000
0
0
8,100,000
Thermometer Instalasi listrik, air, telp Staples kemas Indukan ayam kampung Kandang serba otomatis Total biaya investasi
1,260,000
0
0
0
0
1,260,000
0
0
0
0
5,000,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,600,000
0
1,600,000
0
1,600,000
0
1,600,000
0
1,600,000
0
137,139,429
0
137,139,429
0
137,139,429
0
137,139,429
0
137,139,429
0
89,552,239
0
0
0
0
89,552,239
0
0
0
0
4,249,850,001
0
141,124,429
28,100,000
141,124,429
539,032,239
169,224,429
-
141,124,429
28,100,000
101
No Uraian 2
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Biaya operasional Biaya tetap Gaji: a. Wakil pimpinan
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
60,000,000
b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
f. Satpam
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
g. Supir
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
5,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
10,000,000
THR: a. Wakil pimpinan b. Kepala bagian c. Koordinator Kandang d. Koordinator penetasan e. Bagian dapur
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
f. Satpam
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
g. Supir Listrik, telp, pulsa Pemeliharaan
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
272,571,429
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
6,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
57,600,000
ATK Biaya transportasi
102
No Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a. Mobil pick up
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
1,930,000
b. Mobil truck
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
4,630,000
c. PBB Total biaya tetap Biaya variabel
120,000 120,000 120,000 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429
120,000 1,080,851,429
120,000 1,080,851,429
120,000 120,000 120,000 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429
120,000 1,080,851,429
120,000 1,080,851,429
Pakan
5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159 5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159
5,698,600,159
Vaksin
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
21,092,595
Vitamin herbal
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
61,428,631
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
1,836,000
65,340,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
130,680,000
5,848,297,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385 5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
5,913,637,385
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814 6,929,148,814 6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
37,689,657
37,689,657
37,689,657
37,689,657
37,689,657
37,689,657
37,689,657
37,689,657
37,689,657
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000
11,904,935,401
7,039,178,470
7,180,302,899
7,067,278,470
7,180,302,899
7,488,658,470 7,208,402,899
7,039,178,470
7,180,302,899
7,067,278,470
(6,310,857,901)
4,148,976,530
4,007,852,101
4,120,876,530
4,007,852,101
3,699,496,530 3,979,752,101
4,148,976,530
4,007,852,101
4,139,586,530
0.930232558
0.865332612
0.80496057
0.74880053
0.696558632
0.602754901
0.560702233
0.521583473
0.485193928
(5,870,565,489)
3,590,244,698
3,226,162,910
3,085,714,529
2,791,703,978
2,397,131,389 2,398,815,083
2,326,340,406
2,090,429,418
2,008,502,250
Pajak:
Biosecurity
C
Box kemas Total biaya variabel Total biaya operasional Bunga pinjaman
D Pajak E
F
Biaya lainnya Total biaya (outflow) Net benefit
G DF, i = 7.5% H PV Net Benefit
0.647961518
104
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir pada tanggal 2 November 1991 di Bogor, Jawa Barat. Penulis merupakan putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Momo dan Ibu Iryati. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Sukaharja Kabupaten Bogor dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 01 Tamansari Kabupaten Bogor dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 02 Bogor hingga tahun 2009. Penulis melanjutkan studi di Program Diploma Tiga Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program keahlian Teknologi Industri Benih (TIB) mulai tahun 2009 hingga 2012. Bulan Februari-Maret 2012 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah dengan judul Pengujian Benih Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit di Laboratorium BPSB Jawa Tengah. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Agribisnis angkatan tiga IPB. Penulis selama menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Agribisnis juga aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Tahun 2012 hingga tahun 2013 penulis menjabat sebagai staf departemen humas dari organisasi forum of agribusiness student transfer program (FASTER) Alih Jenis Agribisnis IPB. Pada organisasi tersebut penulis antara lain menjabat sebagai panitia penyelenggara masa perkenalan mahasiswa Agribisnis IPB tahun 2013, panitia seminar kewirausahaan Alih Jenis Agribisnis, pelatihan software statistik yang mendukung penelitian seputar agribisnis dan beberapa kegiatan lainnya. Penulis juga menjabat sebagai salah satu admin pada media sosial organisasi FASTER pada tahun 2012 hingga tahun 2013. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Teknik Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPBTPH) Program Diploma III TIB IPB pada tahun ajaran 2013/2014, asisten praktikum Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (SBTPH) Program Diploma III TIB IPB pada tahun ajaran 2013/2014, dan Teknik Produksi Benih Bersertifikat (TPBB) Program Diploma III TIB IPB pada tahun ajaran 2013/2014.