KELAS ONLINE CREATIVE INSTITUTE #5
Topic
: Videografi
Narasumber : Kautsar Restu Yuda Moderator
: Vempi Satria
Waktu
: 16 Oktober 2016
A. Sekilas Tentang Sejak tahun 2013 Kautsar Restu Yuda atau yang biasa disapa dengan Restu telah aktif hingga saat ini dalam Festival Film Solo sebagai Koor, pusat Data dan Kompetisi. Pada tahun yang sama juga, Restu bersama Mazda Radita, mendirikan komunitas Sinemain yang terfokus pada pemutaran, apresiasi dan diskusi film. Salah satu film karyanya bersama Mazda adalah “Merah itu Berani” yang menjadi nominator film dokumenter pendek terbaik di Festival Film Dokumenter 2013 dan Anti Corruption Film Festival 2014. Film fiksinya yang berjudul “Titen” menjadi juara 2 dalam kompetisi Kresna – Ajisaka UGM 2014. Saat ini ia merupakan mahasiswa yang sedang berusaha menyelesaikan studinya di prodi Ilmu Kounikasi UNS. B. Sesi Materi •
Prolog Proposal kreatif adalah konsep atau rancangan suatu strategi komunikasi (branding ada didalamnya) hingga pada tahap eksekusi strategi tersebut. Video hanyalah salah satu dari sekian banyak tool of branding. Konsep dalam proposal
kreatif merupakan 70% nyawa dari suatu eksekusi branding, yang salah satunya adalah video branding. Materi yang saat ini kita pegang bukanlah versi lengkap dari proposal kreatif. Banyak bahasan dan langkah yang sudah dihilangkan agar lebih mudah dipahami. Jadi proposal tersebut hanyalah sebagai contoh praktis atau materi pendamping bahasan kita kali ini, dan tidak layak untuk menjadi referensi atau acuan dalam merancang proposal kreatif yang sesungguhnya. Proposal tersebut hanyalah hasil dari tugas kuliah dengan beberapa mahasiswa lain dalam mata kuliah Advertising, yaitu untuk membranding kampus mereka, UNS Solo. •
Bagian dan Tahap dalam proses branding 1. Background Pertama akan dimulai dengan background. Seperti yang ada di makalah atau proposal pada umumnya, background atau latar berisi landasan mengapa kita berniat membranding suatu institusi atau lembaga. 2. SWOT Kemudian membuat SWOT. Untuk yang sudah pernah mendapatkan mata kuliah manajemen, pemasaran, kewirausahaan dsb, tentu tidak asing dengan istilah ini. SWOT berfungsi untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam suatu institusi atau lembagaa yang akan kita branding. 3. Problem Statement Seteah kita tahu kelemahan dan keunggulan, kita tentukan masalah utama. Masalah utama adalah hal yang ingin kita selesaikan dalam tubuh institusi atau lembaga yang akan kita branding. Semakin spesifik problem statement, semaki memudahkan langkah selanjutnya. 4. Stakeholder
Kemudian kita petakan stakeholder, yaitu pihak-pihak terkait dengan upaya kita dalam mem-branding suatu institusi atau lembaga. 5. Target Audiens Pihak yang kita tuju dalam upaya mem-branding suatu institusi atau lembagaa. Target audiens haruslah spesifik. (perhatikan bagian “World Class University Campaign”, itulah video branding yang kami kerjakan. Selain itu adalah program-program branding (tools of branding) selain video). 6. Creative Concept Konse kreatif memiliki beberapa bagian yang bisa teman-teman baca di proposal. Big Idea adalah ide utama yang nantinya akan di breakdown menjadi berbagai program dalam upaya branding. Program-program pada table target audiens dikolom tactics, merupakan program turunan dari big idea. 7. Positioning Setiap brand selalu memiliki positioning yang jelas dan spesifik. Perlu diingat kita tidak dapat mencitrakan sebuah institusi atau lembaga dengan seemua sifat baik yang ada di dunia ini. Focus pada hal yang spesifik, semakin spesifik semakin mudah ditangkap audiens. 8. Execution Konsep yan baik tidak akan sampai pada audiens tanpa eksekusi yang baik. Penjelasan detail tenang eksekusi video ada di proposal tersbut. Video branding yang sudah jadi ada di link youtube yang sudah diberikan ke kak vempi, mungkin sudah ditonton. 9. Konklusi
Pada intinya, UNS sebagai institusi memiliki banyak permasalahan dan salah satunya adalah identitas yang belum jelas. Top of Mind masyarakat tentang UNS adalah biaya pendidikan dan biaya hidup murah. Tentu anggapan tersebut tidak sesuai untuk sebuah universitas yang meiliki visi sebagai World Class University. kami melihat bahwa salah satu potensi yang bisa kita jadikan branding adalah mahasiswa-mahasiswa UNS yang cukup banyak berprestasi. Maka kami ingin membuat citra (branding) UNS sebagai kampus yang memberikan ruang untuk anak mudanya (mahasiswa) berkembang sesuai potensinya. C. Sesi Diskusi 1. (Pertanyaan 1) kalau bentuk/kemasan video sendiri apakah ada macam-macamnya? Dari sekian konsep video, yang kira-kira paling efektif untuk branding itu sendiri yang bagaimana? (jawaban) pada dasarnya kemasan video brand atau iklan tergantung pada konsep dasarnya, atau merujuk pada Big idea. Tidak ada yang baku dalam kemasan eksekusi video iklan. Segala bentuk eksekusi kreatif boleh-boleh saja digunakan. Memang tidak mudah menentukan satu dari banyak kemasan eksekusi video yang akhirnya akan kita pakai. Agensi iklan biasanya memproduksi beberapa macam kemasan video, kemudian mereka meriset kemasan *mana yang paling sesuai dan efektif dengan Target Audiens* mereka. Jadi kalau saya ditanya : "Nah dr sekian konsep video, yang kira2 paling efektif untuk branding itu sendiri yg bagaimana ya?" Saya tidak bisa menyebutkan satu jenis. Semua kembali pada *big idea* -nya seperti apa.
2. (pertanyaan 2) untuk video saya selalu kesulitan dalam hal menentukan spesifik dari positioning karena kecenderungan mau tampil semuanya, ada tips untuk itu? Position spesifik dari video tersebut apa? (Jawaban) *Positioning* video ini sudah dijelaskan seperti bagian Positioning di proposal. Kami ingin memposisikan UNS sebagai Univ yang memberi ruang untuk mahasiswanya berkembang sesuai pasion-nya. Dalam menentukan *positioning*, perhatikan apa yang dimiliki brand kelola yang tidak dimiliki kompetitor. Jangan pernah meniru *positioning kompetitor*. Salah satu contoh menarik dalam positioning adalah iklan Blue Bird dalam menghadapi kompetisi ketat melawan Taxi dan Ojek berbasik aplikasi onlie. Berikut iklannya: https://youtu.be/3MWqtUTySKU Sedikit cerita, ide positioning UNS tersebut kami peroleh setalah melakukan FGD dengan beberapa mahasiwa UNS dari berbagai fakultas dan jurusan. Kami menemukan banyak mahasiswa-mahasiswi UNS yang berprestasi dan kampus bahkan tidak tahu hal tersebut. Ironisnya ada mahasiswi memenangkan suatu kontes di AS dan kampus tidak tahu. Kemudian rekan saya ada yang mengikuti kompetisi Perhumasan di UI dan meraih juara 2/3 (saya lupa). Padahal saat itu kami belum menerima mata kuliah tersebut, jadi bayangkan jika rekan saya tersebut mendapat pendampingan dan bimbingan dari kampus. 3. (Pertanyaan 3) Ada batas maks atau min buat durasinya nggak mas?kira2 baiknya berapa lama durasinya kan kalo lama nnti bisa bosen, kalo sebentar bisa kurang puas. (jawaban) Ini juga tidak ada patokan khusus ya, semua berpulang pada ide masingmasing dan perbanyak referensi iklan. Mungkin yang bisa dijadikan patokan dalam membuat video adalah *jangan ada pengulangan informasi, kecuali memang membutuhkan penegasan dengan cara diulang*. Hal-hal yang tidak terukur seperti ini biasanya solusinya dengan riset ke target audiens.
4. (pertanyaan 4) Ketika membuat video dokumentasi kegiatan, gimana tipsnya agar video dokumentasi kita jadi lebih menarik? Apa perlu membuat storyboardnya terlebih dahulu. Mengingat mayoritas yang saya lihat dilapangan dilakukan secara spontan. (jawaban) Sebenarnya storyboard itu hanya alat untuk memudahkan konseptor (sutradra/produser) dalam mengkomunikasikan apa yang ingin dia sampaikan atau gambar yang seperti apa yang dia inginkan (kepada kameramen). Tidak sedikit orang yang tidak menggunakan storyboard. *Idealnya* sebelum acara, kita harus memiliki bayangan/konsep tentang video seperti apa yang ingin kita buat dari awal sampai akhir. Kita harus sudah tahu seperti apa lokasi acara, kegiatannya apa saja, mau ambil gambar dari mana, butuh menggunakan perangkat tambahan atau tidak (misal pada pas sesi A kita pengen gambar still (tidak bergerak), alangkah baiknya kita siapkan 3pod. Pas sesi B pengen mengikuti orang jalan, baiknya siapkan slider dsb) dan kalau perlu semuanya dicatat agar tidak lupa. Dokumentasi yang baik adalah yang terencana. Itu idealnya ya, kadang (atau malah sering) kita juga tidak bisa ideal. 5. (pertanyaan 5) Untuk video2 liputan, baiknya apa yang perlu kita tonjolkan? Kadang2 kita lihat banyak video yang sebenernya gak pas dengan beritanya. (jawaban) Cari apa yang paling menarik dari kejadian yang kita liput. Misalkan pertandingan sepak bola, tentu saja yang paling penting adalah proses terjadinya gol. Misalkan presiden sedang menghadiri suatu acara dan berpidato pada acara tsb, kita rekam semua pidatonya tapi saat editing tampilkan hanya bagian inti dari pidato Presiden tsb.
Selain itu perbanyak jumlah gambar biar tidak kekurangan stok gambar, karena video liputan kan dipasangkan dengan narasi berita. Ambil _sebanyak mungkin_ gambar *bukan selama mungkin ya*. Pastikan ada berbagai variasi sudut pengambilan gambar (Long shot, medium shot, close up, ~pepsodent~ dll). Untuk liputan berita/news *jangan terlalu banyak pergerakan kamera*, utamakan gambar diam (still). Gambar yg tidak sesuai bisa jadi karena kurang banyak stok gambar sehingga menggunakan stok seadanya. *Jadi ambil gambar sebanyak-banyaknya, kalau perlu bawa baterai & memori cadangan.*