KEKUATAN AFIRMASI By J. Donald Walters Dimasa lalu, ketika saya masih berumur dua puluh tahun, saya terbiasa menghabiskan sebungkus rokok atau lebih setiap hari. Beberapa saat sebelum saya menginjak dua puluh satu tahun, saya memutuskan untuk menghentikan kebiasaan yang tidak menyenangkan-namun pada saat yang tidak menyenangkan-ini. Sayangnya, setiap kali saya menghentikannya, saya kembali ke kebiasaan itu. Berhenti merokok di pagi hari adalah cukup mudah. Namun setelah makan siang, waktu minum kopi, saya tidak dapat menahan pikiran bahwa makan siang tidak lengkap tanpa rokok. Dan kasus saya pun mirip kasus Mark Twain, yang berkata, “Merokok adalah kebiasaan termudah untuk dihentikan di dunia ini. Saya sudah melakukannya ribuan kali!” Jika saya merasa, setiap kali saya melanggar janji diri sendiri, bahwa saya gagal, rasa gagal itu mungkin telah tumbuh hingga ke titik di mana saya mungkin bahkan telah menetapkan diri saya sebagai sebuah kegagalan. Tetapi, sebagai gantinya, yang saya katakana pada diri sendiri setiap kali mengalami kegagalan adalah, “Saya belum berhasil.” Jadi afirmasi saya menjadi suatu keberhasilan yang sifatnya laten, meskipun belum actual. Setelah setahun, ketika suatu malam saya pergi tidur, saya merasa bahwa semua afirmasi keberhasilan yang tertunda itu pada akhirnya menyatu menjadi satu resolusi yang pasti. Saya memberi tahu salah seorang teman sekamar saya yang kebetulan masuk ke dalam kamar pada saat itu, “Saya berhenti merokok.” “Begitu ya?” Ia menjawab dengan nada mengejek. “syaa oernah dengar itu sebelumnya!” sambil tertawa ringan ia meninggalkan kamar. Tapi kali ini saya merasa yakin. Keesokan harinya, saya bangun tanpa sedikit pun ingin merokok. Selama dua minggu sesudahnya, saya simpan sebungkus rokok terakhir saya dalam saku baju dan membagikannya kepada teman-teman saya. Sejak hari itu hingga sekarang, saya tidak pernah memiliki keinginan untuk merokok.
Seperti yang Anda lihat, kegagalan hanya dating jika kita menerimanya sebagai kegagalan. Sebagai gantinya, kita juga dapat dengan mudah membuat setiap kegagalan menjadi batu loncatan menuju keberhasilan. Masalahnya adalah bagaimana cara kita melihat kegagalan. Sebagai ganti berkata, “Saya telah gagal!” kita seharusnya berkata, “saya belum berhasil.” Ketika William sang Penakluk mendarat di Hastings, hal pertama yang dialaminya adalah tersandung dan jatuh. Balatentaranya terkesiap menghadapi petanda buruk ini. Namun William, seorang pria dengan kemauan yang amat kuat, bangkit dan berteriak, “Saya begitu yakin bisa menaklukan daratan ini sehingga, lihatlah, saya akan merebutnya dengan dua tangan saya!” Dengan ucapan itu, teriakan kepercayaan diri pun tersembur dari setiap kerongkongan anak buahnya. Balatentara Wiliiam hari itu memenangkan salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah. Afirmasi kemauan yang kuat memiliki daya untuk menegaskan kepatuhan dalam alam bawah sadar. Hal yang penting adalah menangani alam bawah sadar tersebut, dan tidak semata-mata berpura-pura bahwa semuanya berjalan baik. Kemauan harus bertindak seperti seorang jenderal. Pemimpin militer akan konyol jika maju berperang dengan harapan bahwa para prajuritnya akan mengikutinya. Ia harus menangani mereka. Ia harus mengarahkan mereka untuk meyakini dirinya dan usahanya. Demikian juga yang harus kita lakukan dengan alam bawah sadar kita. Tidaklah cukup untuk mengabaikan pesan-pesannya yang penuh konflik. Kita harus memberinya inspirasi agar ia berhubungan dengan resolusi sadar kita. Saya perhatikan, banyak orang yang mengatakan sesuatu seperti, “saya seharusnya tidak punya sifat itu; karena itu saya tidak memilikinya. Saya seharusnya tidak mara; karena itu, yang saya tunjukan bukanlah kemarahan: itu hanya merupakan ketidaksabaran yang bisa dibenarkan. Saya seharusnya tidak lemah secara moral; karena itu, saya tidak bisa disalahkan: orang lainlah yang lemah dan yang menimpakan kelemahannya pada saya.” Pasukan yang keluhannya tidak diakui pada akhirnya akan memberontak. Demikian pula halnya dengan alam bawah sadar. Kita tidak mampu mengabaikannya. Di sisi lain, kita juga tidak perlu mengalah dan dipimpin olehnya. Kita dapat memerintahnya.
Untuk melakukan hal itu, kita harus menghadapinya dengan tegas dan jujur. Sekali lagi, seorang jenderal tidak perlu mengenal setiap prajurit dalam barisannya. Untuk ia tidak perlu benar-benar mengenal masing-masing dari mereka. Yang harus dilakukannya adalah mengeluarkan energy yang akan mereka hargai dan patuhi. Hal yang sama berlaku bagi kita dalam hubungan kita dengan alam bawah sadar. Kita tidak perlu mengadapi setiap lawan mental dari resolusi sadar kita. Yang harus kita lakukan adalah menangani alam bawah sadar dengan keteguhan magnetik yang akan membuatnya mengerahkan dukungannya. Dalam banyak kasus, sebuah langkah yang keliru adalah meminta orang membongkar-bongkar trauma-trauma masa lalu dan keinginan-keinginan mereka yang direpresi. Seorang jendral yang terlalu banyak memberi perhatian pada para penetang dalam pasukannya akan melihat bahwa dengan perhatian yang berlebihan pada sikap mereka, ia hanya akan memperkuat negativitas mereka. Ia tidak bisa mengabaikan mereka, namun ia bisa memperkuat moral pasukan secara umum sehingga suara-suara negative kehilangan pendukung. Jika dia mengakui dengan jujur bahwa keluhan-keluhan mereka bisa dibenarkan, ia juga bisa menangani keluhan-keluhan tersebut tanpa melemahkan posisinya dengan memanjakan para pengeluh itu. Afirmasi merupakan senjata yang hebat di tangan siapa pun yang menggunakannya dengan cerdas. Jika tidak digunakan dengan bijak, ia hanya akan menjadi untuk semata-mata menutupi, bukan untuk menangani kelemahan-kelemahan seseorang. Tapi, jika digunakan dengan bijak, afirmasi bisa menjadi alat untuk menghadapi kelemahan-kelemahan itu dan memerintahkan untuk “berperilaku yang baik!” Yang saya lakukan tanpa menyadarinya, ketika mengatakan pada diri sendiri bahwa akhirnya saya benar-benar telah berhenti merokok. Adalah menangani bawah sadar saya. Alam bawah sadar khusunya bersifat sangat terbuka bagi resolusi sadar pada saat kita tertidur dan bangun dari tidur.
Barangkali anda memperhatikan bagaimana, ketika Anda tertidur dengan pikiran, “saya lelah!” Anda masih akan merasa lelah saat Anda bangun keesokan harinya tak peduli berapa pun lamanya dengan pikiran betapa segarnya Anda keesokan harinya, kemungkinan besarnya Anda keesokan harinya dengan benar-benar merasa segar, tak peduli betapa pun lelahnya Anda malam itu. Jika Anda ingin menegaskan sesuatu, pikirkan alasan khusus melakukan hal itu saat Anda pergi tidur. Bawa pikiran itu dalam bawah sadar Anda. Keesokan harinya saat Anda bangun, ketika alam bawah sadar masih terbuka, tegaskan kembali. Anda bisa mengubah hidup Anda menjadi lebih baik dengan sangat cepat. Meditasi adalah salah satu cara terbaik untuk membuat alam bawah sadar selaras dengan resolusi sadar. Kedamaian meditasi menembus hingga ke lapisan kesadaran yang paling dalam. Lebihlebih lagi, praktek meditasi menjadikan kesadaran pikiran sebagai satu totalitas: bawah sadar, sadar dan suprasadar (wilayah inspirasi tertinggi), Sifat kita yang lebih tinggi-suprasadar-secara fisik terpusat dibagian depan otak. Begitu pula bawah sadar berada dibagian belakang otak dan dalam tulang punggung. Secara perlahan, terutama dengan meditasi, seorang dapat belajar mengarahkan resolusinya dari bagian belakang otak ke depan, ketitik diantara kedua alis mata. Dengan cara ini, dia bisa melibatkan bawah sadarnya dengan menggunakan kemauannya, dan bukan menghendaki segala sesuatu hanya pada tingkat sadar. Dia perlu melakukannya karena bawah sadar memang tidak bisa diabaikan. Jadi, sementara bermeditasi pada titik antara kedua alis mata, sebaiknya kita secara sadar mengarahkan aliran energy dari bagian paling bawah otak yang berisi pusat syaraf yang mengatur pernapasan, sirkulasi, dan lain-lain-yang kebetulan juga merupakan pusat ego-menuju bagian depan otak. Dengan membawa pembaca sampai ke topik ini, saya melampaui batas permasalahan pokok buku ini. Karena itu, saya menganjurkan para membaca yang berminat untuk membaca bukubuku saya yang lain, terutama The Art and Science of Raja Yoga (Seni dan Ilmu pengetahuan tentang Raja Yoga)
Untuk saat ini, aturan sederhana mengenai afirmasi sudah cukup. Ulang afirmasi Anda lagi dan lagi-pertama-tama dengan keras untuk mengarahkan perhatian pikiran Anda; kemudian dengan lebih pelang mengarahkan ketertarikannya; kemudian dengan berbisik seolah membujuk kerjasama bawah sadar Anda; kemudian hanya secara mental, menarik pikiran dan kecenderungan bawah sadar Anda ke dalam kemauan Anda. Dan akhirnya, dalam keheningan yang mendalam, tawarkan resolusi Anda kepada suprasadar, kepada sifat utama Anda yang lebih tinggi. Dua saran pamungkas akan bermanfaat: Buatlah afirmasi yang ritmis, dalam ritme yang selaras dengan sifat resolusi Anda. Kedua, buatlah afirmasi yang positif. Jangan mengatakan, misalnya, “Saya tidak akan pernah merokok lagi. “ Katakan, “Saya telah berhenti merokok.” Katakanlah itu dengan pikiran bahwa masalah itu tidak lagi Anda hadapi, bahwa batin Anda telah terbebas dari masalah itu. Pendekatan positif itu penting, karena afirmasi negatif menegaskan realitas yang ingin Anda atasi dan karena melalui afirmasi positif Anda akan menempatkan diri sesuai dengan sifat Anda. Sifat suprasadar adalah berorientasi solusi. Agar selaras dengan aspek sifat Anda, yang pada akhirnya dapat benar-benar menentukan takdirAnda-janganlah terbenam dalam masalah yang Anda hadapi. Di sisi lain, jangan mangabaikan masalah-masalah Anda. Namun gunakan kemauan Anda dengan penuh pengharapan, sehingga solusi untuk setiap
masalah dapat
ditemukan. Jika Anda mengikuti latihan ini, Anda akan heran melihat betapa cepat jawaban-jawaban yang benar muncul di hadapan Anda. Anda tidak akan lagi melihat pagar di sekeliling Anda. Pagar itu telah hilang. Anda melihat ke balik pagar, ke padang yang terhampar dan gunung tinggi kesadaran yang diperluas dan kekuatan yang diperluas. Karena itu, selalu berorientasilah pada solusi. Energy membangkitkan magnetism. Semakin kuat aliran energy, semakin besar magnetismenya. Pada akhirnya, magnetismelah yang menarik semua yang kita terima dalam hidup ini.
Magnetisme kita bergantung pada sifat positif yang kita gunakan untuk mengarahkan kemauan kita. Pikiran positif bersifat megnetik; pikiran negative akan melemahkan magnetism kita. Sikap gembira bersifat magnetic; kegalauan bersifat demagnetik. Harapan bersifat magnetic; keputusasaan bersifat demagnetisasi. Cinta bersifat magnetic; benci dan ketidakpedulian akan melumpuhkan magnetism kita. Keyakinan bersifat magnetic; keraguan menghancurkan magnetisme. Karena itu, bersikaplah selalu positif, selalu gembira dan selalu penuh harapan, keyakinan serta cinta. (Walters, J Donald. 2004. Money Magnetism: Bagaimana menarik segala segala sesuatu yang Anda butuhkan saat membutuhkannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
Dapatkan eBook and e-Article di blog: www.thedarmogandul.wordpress.com Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat Dar Almady