KEHARMONISAN PADA KELUARGA MUSLIM
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: Anang Setya Utama F 100 080 068
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
KEHARMONISAN PADA KELUARGA MUSLIM
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh : ANANG SETYA UTAMA F 100 080 068
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ii
KEHARMONISAN PADA KELUARGA MUSLIM
Yang diajukan oleh : ANANG SETYA UTAMA F 100 080 068
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji :
14 Juli 2012 Pembimbing Skripsi,
(W. S. Hertinjung, S.Psi., M.Psi.)
iii
KEHARMONISAN PADA KELUARGA MUSLIM
Yang diajukan oleh : ANANG SETYA UTAMA F 100 080 068
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 24 Juli 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Penguji Utama Wisnu Sri Hertinjung, S. Psi. M. Psi.
___________________
Penguji Pendamping I Drs. Soleh Amini, M.Si
___________________
Penguji Pendamping II Dra. Zahrotul Uyun, M.Si
___________________
Surakarta, 31 Juli 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi Dekan,
(Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si)
iv
KEHARMONISAN PADA KELUARGA MUSLIM Anang Setya Utama* Wisnu Sri Hertinjung** Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam tentang keluarga harmonis pada pasangan suami istri yang berfokus pada keluarga sakinah mawaddah warahmah, faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga tersebut, dan upaya-upaya mengaplikasikan nilai-nilai keluarga dalam masyarakat. Informan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri muslim dengan usia pernikahan kurang dari 5 tahun, 5 – 10 tahun, 10 – 15 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif fenomenologis data digali melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua pemahaman yang berbeda dari beberapa keluarga. Dari semua keluarga sejumlah tiga keluarga yang dapat menjelaskan pemahaman mengenai sakinah mawaddah warahmah secara rinci sedangkan tiga keluarga lainnya hanya menjelaskan sebagai suasana keluarga. Faktor-faktor yang mendukung keluarga seperti hubungan yang baik terhadap keluarga, lingkungan agamis, memahami perbedaan, mengingatkan tugas-tugas dan merawat anak. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat keluarga misalnya tidak sesuainya rencana, kurangnya frekuensi berkumpul keluarga, masalah ekonomi yang tidak mencukupi, tidak terjalinnya komunikasi dengan baik, pemahaman hak dan kewajiban kurang, egoisme antara suami istri, dan perhatian yan gkurang dalam mengatsi kenakalan anak. Upaya-upaya yang ditempuh yaitu dengan cara meningkatkan kualitas komunikasi, memberi pujian, memanfaatkan waktu bersama keluarga, saling mencintai karena Allah dengan menambah pengetahuan tentang agama Islam, memberi perhatian pada hal-hal kecil seperti menjaga kerapian, dan mempererat hubungan dengan masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan pada keluarga yang usia pernikahan kurang dari 5 tahun dapat menjelaskan dengan rinci dalam hal pemahaman konseptual namun dalam aplikasinya sedikit. Sedangkan keluarga yang berusia 5 sampai dengan 10 tahun dapat berimbang antara pemahaman dan penerapannya. Yang terakhir pada usia 10 sampai 15 tahun pernikahannya lebih mengutamakan aplikasi dari pada pemahaman tentang keluarga sakinah mawaddah warahmah. Kata kunci : Keharmonisan, keluarga muslim
Keterangan : *
[email protected] **
[email protected]
v
2001 sampai dengan 2007. Kemudian
PENDAHULUAN Keluarga
merupakan
perceraian yang terjadi pada tahun
kelompok sosial yang terkecil dalam
2010 merupakan yang tertinggi dalam
masyarakat. Keluarga dapat dibentuk
kurun 5 tahun terakhir (Eksponews.
dengan terlebih dahulu melakukan
2012). Hal tersebut disebabkan karena
pernikahan.
Menurut
konflik komunikasi, ekonomi, dan
Kertamuda
(2009)
pernikahan
kebutuhan
merupakan
suatu
penerimaan
mengakibatkan
pendapat
psikologis
yang
akan
permasalahan.
hubungan pasangan yang diharapkan
Penelitian
yang
dapat stabil dan bertahan. Oleh karena
Marsinah
(2003)
itu
perkawinan yang berawal dari saling
pernikahan
dilakukan
agar
mewujudkan keharmonisan keluarga.
dilakukan yaitu
pada suatu
menyembunyikan sifat-sifat diri akan
Keharmonisan keluarga akan
berakibat timbulnya permasalahan dari
menjadi cita-cita bagi setiap pasangan
ekonomi, komunikasi, dan kebutuhan
suami istri. Untuk mewujudkannya
biologis.
maka diperlukan pemahaman dan pengertian
dari
pasangannya. dilakukan
menyebutkan
masing-masing
Penelitian
yang
Chuang
(2005)
oleh
Dari
bahwa
yang
berbagai
ada
kasus-kasus
terdapat
permasalahan
yang
beragam
terjadi
ketika
keluarga menjadi tidak harmonis.
kesejahteraan
Padahal
dapat
dijumpai
saat
pernikahan
pada
dan keharmonisan keluarga dapat
berlangsungnya
dilihat dari harapan peran dan saling
pasangan Islam bahwa akan bercita-
melengkapi antar anggota keluarga.
cita untuk menjadi keluarga sakinah
Walaupun keluarga harmonis menjadi
wamaddah
yang
keluarga
didambakan
namun
pada
warahmah. dalam
Pengertian
Islam
adalah
kenyataannya dalam berkeluarga tidak
bersatunya dua insan lawan jenis yang
selalu berjalan dengan baik. Kendala
bukan mahram, saling melengkapi
yang akan seperti kekerasan dalam
satu sama lain secara lahir maupun
rumah tangga data yang diperoleh
batin
depkumham
menunjukan
menemukan cinta Allah SWT. Hal
adanya peningkatan KDRT dari tahun
tersebut disebabkan dalam pernikahan
(2011)
1
yang
mempunyai
tujuan
akan melahirkan ketenangan batin dan
kebahagiaan pribadi jiwa. Selanjutnya
merupakan ladang untuk melanjutkan
menurut Hurlock (1973) keluarga
keturunan
harmonis
akan
mempersepsikan
Berdasarkan diuraikan diatas
rumah tangganya sebagai tempat yang
bahwa terdapat beberapa fenomena
membahagiakan untuk hidup karena
serta
makin sedikit masalah dalam keluarga
pemaparan
melatarbelakangi melakukan
yang
peneliti
penelitian
“Keharmonisan
Pada
untuk
semakin
tentang
dihadapi
Keluarga
sedikit
masalah
yang
Menurut Stinnet & DeFrain
Muslim”
(dalam Hawari, 1999) menyebutkan enam
Tujuan dalam penelitian ini untuk
yang
membuat
yaitu :
mendapatkan
a. Menciptakan
pemahaman secara mendalam dan mendiskripsikan
aspek
keluarga menjadi sehat dan bahagia
LANDASAN TEORI
adalah
hal
dan
kehidupan
beragama dalam keluarga.
mengetahui
Landasan utama dalam
mempengaruhi
kehidupan keluarga ialah kasih
faktor-faktor
yang
mengenai
keluarga
sakinah,
sayang yang, saling mencintai
mawaddah, warahmah ditinjau dari
dan
perspektif
berdasarkan ajaran agama.
teori
keharmonisan
keluarga pada pasangan suami istri
saling
mengasihi
b. Menyediakan waktu bersama
muslim.
keluarga
Keluarga harmonis merupakan
Dalam rumah tangga
seberapa jauh kemampuan masing-
apabila
masing
memmpunyai kesibukan maka
pasangan
untuk
saling
kedua
berintegrasi dari dua kepribadian yang
harus
berbeda (Hawari, 1999). Kemudian
digunakan untuk anak.
lebih dijelaskan oleh Darwis (2003) kunci
keseimbangan
yang
ada
orang
waktu
tua
yang
c. Menciptakan hubungan yang
serasi
baik
antara tanggung jawab seorang bapak
Pada
dengan kebahagiaan rumah tangga dan
komunikasi
2
keluarga harus
berjalan
dengan
baik,
timbal
balik.
demokratis, Tidak
Menurut
boleh
Sobur
(2009)
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
hanya satu pihak saja yang
mempengaruhi keluarga antara lain :
berkomunikasi dengan anggota
a. Kondisi ekonomi keluarga
keluarga. d. Saling
Pada
menghargai
didalam
keluarga Seorang menghargai
anak sikap
bisa
keluarga
kondisi
ekonominya
kurang
sehingga
yang relatif
kebutuhan
tidak tercukupi.
orang
b. Hubungan emosional orang tua
tuanya. Begitu juga dengan
dan anak
orang tuanya bisa menghargai
Suasana rumah yang
prestasi anak dan sikap anak.
selalu
e. Memiliki ikatan batin yang
gaduh
mengakibatkan
kuat dalam keluarga
ketenangan
Kecenderungan
akan
terganggunya
dan
konsentrasi
anak.
masyarakat modern sekarang
c. Cara mendidik anak
seperti setiap hari bertemu
Terdapat keluarga yang
namun merasa bahwa terdapat
yang menjalankan cara-cara
jarak
mendidik
diantara
anggota
anaknya
keluarga. Hal tersebut juga
diktator,
akan mudah terjadi hal-hal
demokratis,
yang tidak diinginkan
diterima oleh orang tua tetapi
f. Mengutamakan
keutuhan
militer,
secara
ada
yang
pendapat
anak
ada juga keluarga yang acuh
keluarga
tak acuh
Apabila dalam keluarga mengalami
krisis,
Dijelaskan lagi oleh Hawari
mungkin
(1999)
faktor-faktor
yang
terjadi benturan-benturan. Jika
mempengaruhi dalam keluarga antara
hal itu terjadi maka prioritas
lain :
utama
adalah
keutuhan
a. Keluarga tidak utuh (broken
keluarga.
home by death, separation divorce)
3
b. Kesibukan orang tua, dan tidak
sampling
bersamanya orang tua dan
sampling.
anak di rumah.
dengan
Kerakteristik
c. Hubungan interpersonal antar
1. Pasangan
ungkapan
snowball
informan
penelitian dalam penelitian ini adalah:
anggota keluarga d. Substitusi
dan
kasih
suami
sebanyak
istri
muslim
masing-masing
dua
sayang orang tua kepada anak,
pasangan yang telah menjalani
dalam bentuk materi dari pada
pernikahan
kejiwaan
a. Kurang dari 5 tahun
Pertanyaan penelitian
b. 5 sampai dengan 10 tahun
1. Bagaimanakah terhadap
pemahaman
keluarga
c. 10 sampai dengan 15 tahun
sakinah
2. Pasangan suami istri muslim yang
mawaddah warahmah? 2. Bagaimanakah
bertempat tinggal Kartasura
upaya-upaya
Data
dalam
penelitian
ini
untuk mencapai keluarga sakinah
diperoleh dengan metode wawancara
mawaddah warahmah?
dan observasi.
3. Apakah
faktor-faktor
yang
Data yang diperoleh dari hasil
mempengaruhi keluarga sakinah
wawancara
dan
mawaddah warahmah?
dikelompokkan dan diberi kode untuk mendeskripsikan
observasi
tema-tema
yang
muncul kemudian digunakan untuk
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
menjawab pertanyaan penelitian.
metode penelitian kualitatif. Gejala penelitian yang menjadi fokus
pembahasan
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
hendak
Berdasarkan dilakukan
keluarga harmonis menurut pasangan
keluarga yaitu keluarga 1, 3, dan 5
suami istri muslim
diperoleh hasil bahwa yang dimaksud informan
dalam
jawaban
yang
diungkap dalam penelitian ini adalah
Pemilihan
terhadap
analisis
tiga
dengan keluarga sakinah, mawaddah,
penelitian ini dipilih secara purposive
warahmah mempunyai
4
ialah
keluarga
ketenangan
yang dalam
menjalaninya yang berdasarkan rasa
berkeluarga. Proses sebelum menikah
cinta kasih dan kasih sayang yang
mendahulukan
akan dirahmati Allah SWT. Sementara
dengan calon mempelai istri dipinang
apabila
lanjut
calon suami beserta keluarga dan
pengertian sakinah adalah perasaan
diakhiri dengan akad nikah. Jannah
tenang dalam menjalani keluarga,
(2008)
mawaddah yaitu cinta kasih dalam
membentuk keluarga secara Islam
keluarga dengan dasar cinta kepada
diantaranya melalui tahap ta’aruf,
Allah. Serta warahmah ialah rahmat
khitbah, dan dilanjutkan akad nikah.
diuraikan
lebih
ta’aruf,
menjelaskan
dilanjutkan
proses-proses
berasal dari Allah SWT. Secara teori
Sementara itu, penjelasan yang
pengertian sakinah ialah ketenangan
diberikan keluarga 2, 4, 6 mengenai
yang berkaitan dengan kondisi lahir
keluarga
batin orang yang beriman (Moh, 2001)
warahmah hanya mampu menjelaskan
dan
ketentraman
sebagai suasana keluarga dan masih
(Shihab, 2002). Ibnu Abbas (dalam
belum bisa menjelaskan secara rinci.
Ash-Shabuny,
Keluarga
menimbulkan
2002)
menyatakan
sakinah
2
mawaddah
menjelaskan
bahwa
bahwa mawaddah adalah kecintaan
keluarga yang harmonis akan terasa
seorang
sejuk, teduh, saling pengertian dan
laki-laki
kepada
wanita.
Sedangkan warahmah yaitu dirahmati
saling
dalam
menjelaskan
keadaan
demikian
rahmat
butuh, tertuju
dengan pada
akan
membantu.
Keluarga
bahwa
terwujud
keharmonisan
dengan
dalam
4
kelemahan dan kebutuhan yang sangat
mendukung
dirasakan dalam anugerah Allah yang
beribadah
sangat nyata (Shihab, 2002).
memaknainya sebagai keluarga yang
sedangkan
bekerja
saling atau
keluarga
6
Untuk mewujudkan keluarga
bahagia baik lahir batin atau fisik dan
sakinah wamaddah warahmah tidak
rohani yang terpenuhi finasialnya dan
hanya
emosional yang akan berlanjut sampai
dimulai
ketika
sudah
berkeluarga namun sebelum itu harus
akhir hayat.
dipersipakan terlebih dahulu. Seperti
Hal-hal yang mempengaruhi
pada keluarga 1, 3, dan 5 memutuskan
hubungan antar anggota keluarga pada
untuk
keluarga 1 ialah rasa egoisme satu
tidak
berpacaran
sebelum
5
sama lain dalam rumah tangga yang
kebutuhan-kebutuhan
sering memicu permasalahan sebab
mungkin tidak terpenuhi. Sementara
usia yang masih tergolong muda untuk
pada keluarga 5 orang tua bersifat
menikah
mudah
sedangkan
keluarga
2
marah
anak
atau
yang
tempramen
berusaha lebih memahami hak dan
sehingga akan akan mempengaruhi
kewajiban suami istri. Menanggapi hal
hubungan
tersebut Stinnet & DeFrain (dalam
terganggunya hubungan interpersonal
Hawari, 1999) menyebutkan bahwa
antar
dalam keluarga harus ada komunikasi
1999).
yang baik, demokratis & timbal balik
menyatakan
agar
mempengaruhi
terjadi
Permasalahan
keharmonisan. komunikasi
yang
lupa
untuk
memberi
kabar.
anggota
dan
berakibat
keluarga
Disisi
berkaitan
dialami keluarga 3 ialah terkadang
keluarga
lain
keluarga
bahwa
hal
hubungan
dengan
(Hawari, 6
yang keluarga
kesehatan
dan
perhatian terhadap anak.
Hal
Pada
semua
keluarga
tersebut sesuai dengan penelitian yang
menyatakan bahwa salah satu hal yang
dilakukan Marsinah (2003) yaitu suatu
akan mempengaruhi dalam keluarga
perkawinan yang berawal dari saling
adalah apabila waktu yang telah
menyembunyikan sifat-sifat diri akan
direncanakan tidak terlaksana dan
berakibat
berubah
timbulnya
permasalahan
menjadi
masalah
utama.
diberbagai bidang seperti ekonomi,
Seperti pada keluarga 1, 2, 3, dan 4
komunikasi, dan kebutuhan biologis.
bahwa suami terlambat pulang ke
Masalah
rumah karena ada kerja lembur. Hal
dialami
ekonomi oleh
secara
yaitu
tersebut
permasalahan keuangan yang dirasa
Hawari
sering belum mencukupi dan istri
mempengaruhi
dihadapkan pada suatu pilihan untuk
kesibukan orang tua, ketidakberadaan
bekerja atau menjadi ibu rumah
dan tidak bersamanya orang tua dan
tangga. Sejalan dengan hal tersebut
anak di rumah. Keluarga lainnya yaitu
Sobur
keluarga 5 menyatakan waktu yang
(2009)
keluarga
khusus 4
menyatakan
pada
keluarga yang kondisi ekonominya
sudah
relatif kurang, akan berpengaruh pada
dengan
6
sesuai
dengan
(1999)
faktor
yang
keluarga
yaitu
direncanakan yang
pendapat
tidak
dijanjikan
sesuai sehingga
menimbulkan permasalahan. Situasi
untuk memenuhi semua kebutuhan
komunikasi
semacam
itu,
anak,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
yang
keutuhan
Kertamuda (2009) bahwa kendala
dapat
mengganggu
keluarga
karena
hanya
berlandaskan pada aspek kesenangan.
yang timbul dalam komunikasi dapat
Upaya
untuk
menciptakan
mengakibatkan kehidupan pernikahan
kehidupan beragama pada keluarga 2,
yang dijalani keluarga menjadi tidak
4
harmonis, seperti hubungan antara
menciptakan kehidupan yang lebih
orang tua dan anak tidak baik.
baik seperti shalat dilakukan di rumah.
Sementara pada keluarga 6 terjadi
Sementara itu pada keluarga 3 dan 6
akibat kesibukan pekerjaan antara
berusaha sebelum memberi masukan
orang tua. Kejadian tersebut sesuai
dalam
dengan pendapat Hawari (1999) yaitu
menjadi contoh terlebih dahulu. Dan
kesibukan orang tua, ketidakberadaan
pada keluarga 2 dan 5 menyatakan
dan tidak bersamanya orang tua dan
bahwa berusaha untuk mempererat
anak di rumah akan mempengaruhi
hubungan pada masyarakat. Disisi lain
keharmonisan keluarga.
keluarga 3 dan 5 mengusahakan anak
Di sisi lain pada keluarga 6
dan
5
yaitu
keluarga
selalu
berusaha
orang tua
harus
bersekolah di sekolah Islami dengan
suami lebih banyak sibuk kerja.
pengajaran
Hawari (1999) menyatakan bahwa
Kemudian untuk keluarga 4 dan 6
kesibukan orang tua adalah salah satu
dalam keluarga saling memahami dan
hal
mengerti tentang keuangan keluarga.
yang
keharmonisan.
mempengaruhi Keluarga
Islam
lebih
banyak.
5
Selanjutnya pada keluarga 3 dan 4
menyebutkan hal yang dapat yang
keluarga mereka selalu mengikuti
mempengaruhi keluarga adalah ketika
kegiatan pengajian sedangkan pada
suami mendapatkan uang lebih segera
keluarga 2 dan 6 yang mengikuti
digunakan untuk belanja. Namun istri
pengajian rutin hanya istri saja. Hal
menginginkan tetap ada uang yang
tersebut
tersisa setelah belanja. Sobur (2009)
Stinnet & DeFrain (dalam Hawari,
menjelaskan
pada
1999) bahwa menciptakan hubungan
berlebihan,
biasanya
ekonomi
yang
menjadi alat
kehidupan
7
sesuai
dengan
keluarga
pendapat
berdasarkan
ajaran agama ialah kasih sayang,
Al-Qur’an anak. Berikutnya upaya
cinta-mencintai dan kasih-mengasihi.
yang dilakukan keluarga 5 ialah istri
Dengan
jangan
menaati suami, saling menyayangi,
dan
saling instrospeksi diri dan dapat
dikembangakan hubungan rasa kasih
memperhatikan hal-hal secara detail.
sayang tersebut.
Terakhir keluarga 6 memilih cara
arti
terputus,
silahturahmi
tetapi
diperbaiki
pada keluarga 1 menjelaskan
dengan menjaga komunikasi namun
bahwa upaya untuk saling mencintai
untuk
dalam keluarga atas dasar cinta karena
berjamaah di rumah karena kesibukan
Allah adalah dengan cara setiap
suami. Uraian diatas sesuai dengan
mengawali
pendapat Hawari (1999) bahwa untuk
hari
dengan
positif,
shalat
masih
belum
menyelesaikan tanggung jawabnya,
mencapai
memberi
dan
pernikahan pada suatu keluarga akan
dilakukan
lebih baik jika menitikberatkan pada
perhatian
berceritakan
apa
keluarga yang
kepada suami atau istri. Sementara
kebahagiaan
bisa
dalam
cinta dan pemenuhan psikologis.
upaya yang dilakukan keluarga 2 ialah
Keluarga 1 dan 3 menyediakan
istri menaati suami kalau melakukan
waktu
hal yang benar tapi kalau tidak
bentuk memanfaatkan waktu dengan
diingatkan kemudian mengoreksi diri
sebaik-baiknya
sendiri agar permasalahan terkendali.
berkumpul bersama keluarga agar di
Hal berbeda dilakukan oleh keluarga 3
rumah
yakni dengan berusaha memberikan
menyenangkan.
pujian terhadap anak ketika berbuat
keluarga 4 dan 6 istri memilih untuk
baik, segera mengambil pelajaran dan
berhenti kerja agar dapat mengurus
hikmah disetiap permasalahan, tidak
anak dirumah dan lebih fokus dalam
saling
melakukan tugas sebagai ibu rumah
menghujat
mendengarkan
dan
antar
keluarga,
membaca
Al-
tangga.
bersama
keluarga
dengan
sering
tercipta
Hal
suasana
Sementara
tersebut
dengan
pada
sependapat
Qur’an serta melakukan shalat di
dengan Stinnet & DeFrain (dalam
masjid. Sedangkan keluarga 4 tidak
Hawari, 1999) apabila kedua orang tua
ada yang disembunyikan dari suami
memmpunyai kesibukan maka harus
ataupun istri, serta membantu hafalan
ada waktu yang digunakan untuk anak
8
dan
jika
tidak
dilakukan
akan
Serta ketika pulang bekerja suami istri
menimbulkan permasalahan.
mempunyai kegiatan masing-masing
Kegiatan berbeda dilakukan
yang berbeda. Hal tersebut berbeda
keluarga 1 dengan menyampaikan
dengan keluarga 6 yang membagi
nasehat atau hikmah tertentu kepada
waktu dengan suami bekerja di luar
istri seperti memberikan taklim dalam
rumah sedangkan istri bekerja di
keluarga.
2
dalam rumah. Uraian diatas sesuai
menggunakan waktu yang terbatas
dengan tujuan pembentukan keluarga
dengan berkumpul bersama keluarga
yang disampaikan Faiz (2001) yakni
atau
keluar.
terciptanya keserasian antara pasangan
Keluarga 3 memilih kegiatan mengaji
itu satu sama lain, saling memenuhi
bersama
berjamaah
dan melengkapi kebutuhan fitrah,
dimasjid dan ketika membutuhkan
jiwa, akal, dan jasmani sehingga
refresing maka liburan dipilih sebagai
menemukan kenyamanan, ketenangan,
jalan keluar. Disisi lain keluarga 4
dan kemapanan pada yang lainnya.
Pada
sekedar
dan
keluaga
jalan-jalan
shalat
lebih memilih mementingkan waktu untuk
bersama
dalam
mewujudkan
daripada
hubungan yang baik pada keluarga 2,
berkumpul dengan lingkungan, dan
3, 4, 5 dan 6 yaitu dengan cara orang
kedua
dalam
tua memberi contoh terlebih dahulu
mengecek hafalan anak serta ketika
yang baik dalam keluarga. Secara
anak sudah tidur orang tua akan
khusus keluarga 2, 3, 4 dan 5 sering
menyelesaikan pekerjaannya. Bentuk
mengajak bercanda antar anggota
penyediaan
yang
keluarga agar tercipta suasana yang
dilakukan keluarga 5 ialah dengan
hangat & tidak kaku. Keluarga 2 dan 5
mengantar anak ke sekolah. Hal
memilih untuk saling mengingatkan
tersebut
dalam keluarga untuk urusan ibadah.
orangtua
waktu
keluarga
Upaya
membantu
waktu
dipilih untuk
bersama
karena
sedikitnya
berkumpul
dengan
Upaya
tersebut
sejalan
dengan
keluarga. Selain itu untuk ibadah
pendapat Stinnet & DeFrain (dalam
dalam
terjadwal
Hawari, 1999) bahwa hubungan yang
dalam
baik dalam keluarga tidak tercipta
meningkatkan pengetahuan agama.
begitu saja melainkan harus ada
sehingga
keluarga
sudah
memudahkan
9
komunikasi yang baik, demokratis,
rumah, menghubungi keluarga jika
dan saling timbal balik. Apabila
terlambat pulang, menganggap anak-
komunikasi yang terjalin hanya 1 arah
anak seperti teman. Temuan tersebut
maka akan mengganggu keharmonisan
sejalan dengan hasil penelitian Proulx,
keluarga.
Helms dan Buehler (2007) yang
Salah satu bentuk kegiatan
menyebutkan
bahwa
kesejahteraan
saling menghargai yang dilakukan 2,
personal yang dimiliki setiap individu
3, 4 ialah memakan makanan yang
akan
telah disiapkan istri untuk keluarga.
kualitas pernikahan antarpasangan.
Uraian diatas sesuai dengan pendapat Darwis
(2003)
yang
sangat
berpengaruh
dalam
Pada keluarga 1 dan 2 yang
mengatakan
mempunyai usia kurang dari 5 tahun
bahwa sikap saling pengertian dan
dapat
menjelaskan
dengan
menghargai apapun bentuknya akan
pemahamannya
memberi kekuatan untuk menghadapi
sakinah mawaddah warahmah namun
persoalan hidup dan memberi harapan
dalam penerapan sehari-hari masih
dalam menciptakan keluarga yang
sedikit upaya yang dilakukan dalam
harmonis.
mewujudkan
tentang
rinci
keluarga
keluarga
sakinah
Keluarga 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
mawaddah warahmah. Keluarga yang
menyakini bahwa hubungan yang baik
mempunyai usia pernikahan antara 5
dalam keluarga akan meningkatkan
sampai dengan 10 tahun yaitu pada
ikatan batin antara suami istri ataupun
keluarga 3 dan 4 mampu berimbang
orang tua dengan anak. Secara khusus
antara pemahaman dan aplikasinya
cara yang dilakukan seperti membuat
dalam mewujudkan keluarga sakinah
orang
mawaddah
yang
berada
disekitarnya
warahmah.
Sedangkan
menjadi tersenyum, saling menghargai
pada keluarga yang berusia 10 sampai
dan
teh
dengan 15 tahun pernikahan yaitu
setiap suami pulang, menenangkan
pada keluarga 5 dan 6 bahwa lebih
istri
mengutamakan
pengertian,
jika
membuatkan
punya
masalah
dan
aplikasi
memandikan anak, makan bersama
mewujudkan
keluarga, mengantar jemput anak,
mawaddah warahmah dari pada hanya
selalu berpamitan saat mau keluar
pemahamannya saja.
10
keluarga
untuk sakinah
Sementara itu yang menjadi
KESIMPULAN Berdasarkan
analisis
bahwa
faktor
dapat diambil kesimpulan dari semua
a. Komunikasi yang tidak terjalin
yang dapat menjelaskan secara harfiah detail
keluarga
dalam
sakinah
menghambat
meliputi antara lain:
keluarga hanya sejumlah 3 keluarga
hingga
internal yang
dalam keluarga
memahami
b. Pemahaman akan hak dan
mawaddah
kewajiban suami istri yang
warahmah. Sedangkan 3 keluarga
kurang
yang lainnya hanya dapat menjelaskan
c. Egoisme istri atau suami
keluarga tersebut sebagai suasana
d. Perhatian yang kurang dalam
keluarga.
mengatasi kenakalan anak
Faktor-faktor
yang
Faktor
internal
yang
mempengaruhi terciptanya keluarga
mendukung dalam keluarga antara
sakinah mawaddah, warahmah dapat
lain:
dibagi
menjadi
2
yakni
faktor
a. Memahami perbedaan antara
eksternal dan internal. Faktor eksternal
suami istri
yang menghambat yang berupa:
b. Mengingatkan tugas-tugas di
a. Rencana keluarga yang tidak
rumah
terlaksana b. Frekuensi
c. Merawat anak dengan baik waktu
Secara
umum
upaya-upaya
berkumpulnya keluarga yang
yang dapat dilakukan suami istri untuk
kurang.
menciptakan
c. Masalah ekonomi yang tidak
keluarga
sakinah
mawaddah warahmah diantaranya:
mencukupi
a. Menciptakan
Faktor eksternal yang mendukung
kehidupan
beragama pada keluarga
dalam keluarga antara lain :
b. Meningkatkan
a. Hubungan yang baik antar
komunikasi
antar anggota keluarga
anggota keluarga satu dengan
c. Saling
yang lain.
memahami
dan
mengerti antara suami istri
b. Lingkungan yang agamis
d. Saling mencintai karena Allah
11
e. Saling
menghargai
dengan
dengan 15 tahun pernikahannya lebih
memberi pujian atau cara-cara
mengutamakan aplikasi pada keluarga
lain.
untuk mewujudkan keluarga sakinah
f. Memanfaatkan
waktu
mawaddah warahmah dari pada hanya
berkumpul bersama keluarga
pemahamannya saja.
dengan sebaik-baiknya. g. Memberi
perhatian
pada
keluarga melalui hal-hal kecil h. Mempererat hubungan dengan masyarakat Upaya-upaya diatas dilakukan agar tercipta hubungan yang baik antar anggota
keluarga
sehingga
pada
akhirnya terbentuk keluarga yang harmonis. Keluarga
harmonis
berdasarkan usia pernikahan pada keluarga yang mempunyai usia kurang dari 5 tahun dapat menjelaskan dengan rinci pemahamannya tentang keluarga sakinah mawaddah warahmah namun hanya saja dalam penerapan seharihari masih sedikit dalam mewujudkan keluarga tersebut. Selanjutnya pada keluarga
yang
mempunyai
usia
pernikahan antara 5 sampai dengan 10 tahun
mampu
berimbang
antara
pemahaman dan aplikasinya dalam mewujudkan mawaddah
keluarga warahmah.
sakinah Sedangkan
pada keluarga yang berusia 10 sampai
12
DAFTAR PUSTAKA Ash-Shabuny, M.A. 2002. Cahaya Al-Qur’an (Tafsir Tematik Surat An-Nuur – Fathir). Jakarta Timur : Pustaka AlKautsar. Chuang, Y. 2005. Effects of interaction pattern on family harmony and well-being: Test of interpersonal theory, Relational-Models theory, and Confucian ethics. Journal of Social Psychology, 8,272-291. Darwis. 2003. Psikologi Pernikahan dan Anak. Jakarta : Cendekia Detiknews. 2011. Tingkat Perceraian di Indonesia Meningkat. http://news.detik.com/read/201 1/08/04/124446/1696402/10/tin gkat-perceraian-di-indonesiameningkat?n990102mainnews. Diakses pada Jum’at, 16 Maret 2012 pukul 10.00 WIB Eksposnews. 2012. Angka Perceraian di Indonesia Sangat Tinggi. . http://eksposnews.com/view/25/ 32168/Angka-Perceraian-diIndonesia-Sangat-Tinggi .html. diakses pada Rabu, 07 Maret 2012 pukul 09.40 WIB Fa’iz, A. 2001. Cita Keluarga Islam(Pendekatan Tafsir Tematik). Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta. Hawari, D. 1999. Al Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kessehatan Jiwa. Yogyakarta : Amanah Bunda Sejahtera.
Hurlock, B.E. 2002. Psikologi Perkembangan(Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan)Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Jannah, I. 2008. Psiko Harmoni Rumah Tangga. Surakarta : Indiva Media Kreasi. Kertamuda, FE. 2009. Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia. Jakarta : Selemba Humanika Kim, J. & Hatfield, E. 2004. Love types and subjective well-being a cross-cultural study. Journal of Social Behavior and Personality,32,173-182. Marsinah. 2005. Komunikasi Keluarga dan Perceraian. Skripsi.(tidak diterbitkan). Malang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammaduyah Malang Moh, A A. 2001. Keluarga Sakinah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Proulx, C.M, Helms M.H, dan Buehler C. 2007. Marital quality and personal well being:a meta analysis. Journal of Marriage and Family, 69, 576-593. Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir AlMishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an). Jakarta : Lentera Hati. Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.
13