KEGIATAN
PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK
(PMBA) DALAM SITUASI BENCANA
BUKU PANDUAN BAGI MASYARAKAT
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 1
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 2
9/4/13 12:16 PM
KEGIATAN
PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK
(PMBA) DALAM SITUASI BENCANA
BUKU PANDUAN BAGI MASYARAKAT
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 3
9/4/13 12:16 PM
Cetakan I: 2013 Diterbitkan oleh: Wahana Visi Indonesia Penyusun (urut abjad): 1. Asih Silawati 2. Butet Yunita 3. C.Vita Aristyanita 4. Candra Wijaya 5. Kartini Sihotang Kontributor: 1. Alfred Anakota 2. Margarettha Siregar 3. Maria J Adrijanti 4. Romenti Silaen 5. Sigit Sulistyo 6. Untoro 7.Yosellina Pembaca Kritis: 1. Seksi Gizi dan PPSM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2. Seksi Kebencanaan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta 3. Kader Posyandu Kramat Jati, Makasar, Cilincing dan Jatinegara 4. Hendro Suwito dan Lukas Ginting (World Vision Indonesia) Desain: C.Vita Aristyanita dan Wisnuk Ilustrasi: Wisnuk & Unicef Buku ini tidak diperjual-belikan Hak penerbitan ada pada Wahana Visi Indonesia dan World Vision Indonesia. Buku ini dapat digandakan sebagian atau seluruhnya oleh lembaga lain atau perorangan untuk tujuan non-komersial demi kepentingan pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) dalam situasi bencana. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Departemen Komunikasi World Vision Indonesia Jl. Wahid Hasyim No. 33 Jakarta 10340 Telp. 021-31927467 Fax. 021-3207846
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 4
9/4/13 12:16 PM
KATA PENGANTAR Anak Berhak Mendapatkan yang Terbaik Investasi terbesar di bidang gizi pada anak adalah pada seribu hari pertamanya, yaitu sejak dia di dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Pada usia itulah perbaikan gizi sangat dibutuhkan, sebab setelah usianya melewati dua tahun kerusakan otak yang disebabkan karena kekurangan gizi tidak lagi bisa diperbaiki. Jendela kesempatan ini sangat sempit. Kita berpacu dengan waktu dan usia anak dalam upaya memastikan perbaikan dan kecukupan gizinya. Wahana Visi Indonesia telah melakukan berbagai upaya perbaikan gizi pada anak dalam program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini. Sejak tahun 2008, Wahana Visi Indonesia semakin meningkatkan program perbaikan gizi melalui beberapa proyek khusus, antara lain melalui pembuatan Pos Gizi, penguatan kapasitas kader masyarakat melalui pembentukan Pos Bumil serta Revita-lisasi Posyandu. Dengan berbagai pengalaman dan pembelajaran yang didapat, baik dalam interaksi Wahana Visi Indonesia dengan masyarakat maupun dari studi-studi yang berkembang, ditemukanlah bahwa masalah gizi utama yang paling banyak terjadi di dunia -- termasuk di Indonesia dan Jakarta -- adalah stunting atau pendek. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan anak tidak berkembang sesuai dengan penambahan usianya.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 5
9/4/13 12:16 PM
Umumnya stunting mulai tampak sesudah anak berusia lebih dari enam bulan. Stunting sebenarnya dapat dicegah dengan perbaikan gizi selama masa kehamilan serta pemberian makanan padat (yang disebut MP-ASI) dengan cara yang tepat. Inilah yang mendasari munculnya praktik Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang sedang dikerjakan dan dimasyarakatkan oleh Wahana Visi Indonesia. Selain merupakan pengetahuan yang sangat praktis dan dekat di masyarakat, sistem konseling PMBA ini juga memampukan masyarakat untuk melakukan monitoring anak di sekitar mereka. Banjir yang sering melanda Jakarta menjadi salah satu bagian pembelajaran Wahana Visi Indonesia dalam mengimplementasikan program PMBA dengan menggerakkan pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan kerjasama, termasuk menjadi sumber inspirasi dan motivasi pengembangan buku Pemberian Makanan Bayi dan Anak dalam situasi bencana ini. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah: dalam keadaan apapun termasuk dalam situasi bencana, kita harus tetap memperhatikan kesejahteraan anak karena anak berhak mendapatkan yang terbaik. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi mereka yang menggunakannya, dan diatas segalanya semoga anak Indonesia tumbuh lebih sehat, kuat dan jaya! Jakarta, 27 Agustus 2013 Salam Charles Sinaga Regional Office Manager Jawa dan Sumatra
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 6
9/4/13 12:16 PM
DAFTAR ISI PENDAHULUAN • Latar Belakang • Apa itu PMBA?
1
BAGIAN 1: Sebelum Terjadi Bencana 8 • Langkah-langkah Persiapan Sebelum Terjadi Bencana • TP PMBA • Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan TP PMBA • Praktik Simulasi Mengelola Dapur Sehat Baduta BAGIAN 2: Saat Terjadi Bencana 14 • Dapur Sehat Baduta • Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan Saat Terjadi Bencana • Prinsip-prinsip Penyediaan Air, Sanitasi dan Kebersihan • Hal-hal Penting yang Perlu Diperhatikan Saat Menyiapkan • MP-ASI • Hati-hati Menerima Bantuan Susu! • Prinsip-prinsip Penanganan PMBA Sesuai dengan Kelompok Usia Bayi dan Anak BAGIAN 3: SetelahTerjadi Bencana 36 • Hal-hal yang Perlu Dilakukan Setelah Masa Tanggap Bencana Berakhir (Masa Pemulihan) REFERENSI
40
LAMPIRAN 41 • Alur Kegiatan PMBA Dalam Situasi Bencana • Contoh Resep MP-ASI • Sodis • Formulir Data Ibu Hamil & Baduta • Formulir Konseling PMBA • Formulir Pemantauan Ibu Hamil & Baduta
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 7
9/4/13 12:16 PM
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU Materi utama buku ini terdiri dari tiga bagian yang
masing-masing bagiannya dibuat dalam tiga warna yang berbeda untuk memudahkan pencariannya di halaman sebagai berikut: Bagian
Warna & Nomor Halaman
Bagian 1: Sebelum Terjadi Bencana
Hal. 8 - 13, 51,52
Bagian 2: Saat Terjadi bencana Bagian 3: Setelah Terjadi Bencana
Hal 14 - 35, 43 - 50, 52 Hal. 36 - 39, 53 Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 8
9/4/13 12:16 PM
DAFTAR SINGKATAN ASI Baduta MP-ASI PKK PMBA RT RW Sodis
: Air Susu Ibu : Anak berumur di bawah dua tahun : Makanan Pendamping ASI : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga : Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak : Rukun Tetangga : Rukun Warga : Solar Water Disinfection, yaitu sebuah cara sederhana untuk memperoleh air minum yang sehat dengan memanfaatkan sinar matahari Tagana : Taruna Siaga Bencana Tagana adalah relawan dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang bantuan sosial TP PMBA : Tim Pendukung Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 9
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 10
9/4/13 12:16 PM
PENDAHULUAN
Latar Belakang Apa itu PMBA?
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 11
9/4/13 12:16 PM
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Latar Belakang Banjir besar yang melanda Jakarta pada bulan Janu-
ari 2013 lalu berdampak pula pada bayi dan anak-anak di bawah usia dua tahun (baduta). Ada dapur-dapur umum yang membantu untuk memenuhi kebutuhan makan warga di posko pengungsian. Namun sayangnya, ketersediaan menu makanan terbanyak dari dapur umum ini adalah untuk konsumsi orang dewasa. Seminggu setelah terjadinya banjir besar, masih cukup banyak anak-anak baduta yang ada posko yang masih terisolir dan minim pasokan makanannya, khususnya di daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Di antara mereka sudah ada yang mulai menderita demam dan diare karena kurangnya air bersih, air minum serta makanan yang cocok untuk usia mereka. Wahana Visi Indonesia bekerja sama dengan World Vision Indonesia dan para kader memberikan bantuan praktis untuk ibu-ibu menyusui yang membutuhkan konseling dan memperkenalkan pula Makanan
Pemberian makanan pada bayi dan anak korban banjir di lokasi pengungsian (Penjaringan, 2013).
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 12
9/4/13 12:16 PM
Latar Belakang
2
PENDAHULUAN
Pendamping ASI (MP-ASI) yang dibuat dari bahan pangan lokal, agar baduta tetap mendapatkan makanan yang cukup dengan kandungan gizi seimbang sesuai usianya. Pembuatan MP-ASI sebagai bentuk promosi untuk sasaran keluarga baduta di posko pengungsian RW 17 Kelurahan Penjaringan, dilaksanakan oleh para kader posyandu Kecamatan Cilincing, Kecamatan Penjaringan, Kecamatan Makasar, Kecamatan Kramat Jati, Kecamatan Ciracas, dan Kecamatan Jatinegara yang didampingi oleh Wahana Visi Indonesia dan didukung oleh karang taruna setempat. Promosi kebersihan dan keamanan dalam penyiapan, distribusi dan pemanfaatan MP-ASI juga menjadi bagian yang terpadu dalam kegiatan ini. Seluruh rangkaian kegiatan ini didasarkan secara umum pada panduan dalam modul pelatihan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) Kemenkes dengan penyesuaian di beberapa bagian sesuai situasi yang dinamis di lokasi bencana. Berdasarkan pengalaman tersebut, disadari perlunya panduan khusus bagaimana mengelola kegiatan untuk mendukung pemberian makanan bagi baduta dalam situasi bencana. Buku panduan ini dikembangkan untuk membantu masyarakat dan pemerintah lokal dalam menanggapi kebutuhan tersebut.
Pengemasan makanan oleh kader posyandu untuk pengungsi bayi dan anak di Penjaringan (2013).
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 13
9/4/13 12:16 PM
3
PENDAHULUAN Latar Belakang
Sasaran Masyarakat dan pemerintah lokal, terutama di daerah yang rawan terjadi bencana. Tujuan Memberikan panduan bagaimana mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan PMBA dalam situasi bencana. Pembahasan dalam buku panduan ini dibuat dalam tiga (3) bahasan: 1. Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum terjadi bencana 2. Hal-hal yang perlu dilakukan saat terjadi bencana/tanggap bencana 3. Hal-hal yang perlu dilakukan setelah masa tanggap bencana berakhir (masa pemulihan)
Ringkasan alur ini dapat dilihat pada Lampiran 1 (hal. 41-42).
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 14
9/4/13 12:16 PM
Apa itu PMBA?
4
PENDAHULUAN
Apa itu PMBA?
PMBA merupakan kepanjangan dari Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Dalam praktik PMBA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: • Usia anak • Frekuensi pemberian makanan dalam sehari • Jumlah pemberian makanan atau porsi untuk sekali makan • Tekstur makanan • Variasi makanan • Selalu menjaga kebersihan • Memberikan makanan secara aktif kepada anak
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 15
9/4/13 12:16 PM
5
PENDAHULUAN Apa itu PMBA? Pengertian pembagian kelompok usia bayi dan anak yang digunakan dalam panduan ini: • 0-5 bulan sama dengan 0-5 bulan 29 hari (disebut sebagai bayi) • 6-8 bulan sama dengan 6-8 bulan 29 hari (disebut sebagai bayi) • 9-11 bulan sama dengan 9-11 bulan 29 hari (disebut sebagai bayi) • 12-23 bulan sama dengan 12-23 bulan 29 hari (disebut sebagai anak) PMBA berfokus pada dua tahun pertama kehidupan seorang anak karena: • Gangguan terhadap tumbuh kembang dan perkembangan anak tidak dapat diperbaiki setelah usia dua tahun • Efek kurang gizi (termasuk pendek/stunting) tidak dapat diperbaiki setelah usia dua tahun
PMBA juga penting diperhatikan saat bencana, karena: • Bayi dan anak balita adalah kelompok yang paling rentan. • Pada saat bencana, kematian anak balita bisa meningkat 2 (dua) sampai 70 (tujuh puluh) kali lebih tinggi dari situasi normal. • Menyusui menyelamatkan nyawa anak-anak saat bencana. • Pemberian susu formula bisa meningkatkan risiko bayi meninggal.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 16
9/4/13 12:16 PM
Apa itu PMBA?
6
PENDAHULUAN
Pengertian beberapa istilah yang digunakan dalam panduan ini:
ASI Eksklusif: Pemberian ASI saja (termasuk ASI perahan atau dari ibu susu) kepada bayi baru lahir sampai selama enam bulan pertama (usia 0-5 bulan 29 hari). Bayi boleh menerima vitamin, mineral, obat berupa tetes maupun sirup. Bayi tidak boleh menerima makanan atau pun cairan lainnya.
I amping AS d n e P n a n Maka k (MP-ASI): n yang coco u p a p a l a k I Makanan lo SI ketika AS A g in p m a d sebagai pen pi untuk me u k u c n e m k menjadi tida han gizi bayi. MP-ASI utu menuhi keb anak genap a k ti e k n a ik n mulai diber rus diberika te n a d n la u 9 berusia 6 b 23 bulan 2 ia s u r e b k sampai ana hari.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 17
9/4/13 12:16 PM
7
PENDAHULUAN Apa itu PMBA?
Tabel Pemberian MP-ASI Rekomendasi Usia
Tekstur Frekuensi Berapa banyak setiap kali (kekentalan/ (per hari) makan konsistensi)
2-3 kali Mulai makan berikan MP-ASI ketika anak berusia 6 bulan 6-9 bulan
9-12 bulan
Mulai dengan 2-3 sendok makan dan secara perlahan tingkatkan jumlahnya
Variasi
Bubur kental
ASI sesering mungkin
2-3 kali makan ditambah 1-2 kali makanan selingan
2-3 sendok ma- Bubur kental/ kan penuh seti- makanan lumat ap kali makan dan tingkatkan secara perlahan sampai setengah mangkuk ukuran 250 ml (125 ml)
3-4 kali makan ditambah 1-2 kali makan selingan
Setengah mangkuk ukuran 250 ml (125 ml)
+ Makanan pokok
+
Makanan yang dicincang atau diiris atau makanan dengan potongan kecil Sayuran dan buah yang dapat + dipegang
Kacang-kacangan 12-24 bulan 3-4 kali makan ditambah 1-2 kali makanan selingan
Tiga perempat Makanan mangkuk ukuran keluarga 250 ml (190 ml)
+ Makanan hewani Gambar: UNICEF
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 18
9/4/13 12:16 PM
BAGIAN 1
Sebelum Terjadi Bencana
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 19
9/4/13 12:16 PM
8
BAGIAN 1
Sebelum Terjadi Bencana
Langkah-langkah Persiapan Sebelum Terjadi Bencana: 1
2
4
3
5
6
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 20
9/4/13 12:16 PM
Sebelum Terjadi Bencana
9
BAGIAN 1
Wilayah
Jakarta yang masih rawan terhadap bencana banjir dan bencana lainnya menuntut kita untuk senantiasa siaga supaya dapat mengurangi risiko dampak terjadinya bencana. Berikut ini langkah-langkah persiapan sebelum terjadi bencana: 1 Ketua RW mengoordinasi masyarakat untuk membentuk tim pendukung PMBA (TP PMBA). 2 TP PMBA meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai PMBA. 3 TP PMBA menerapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai konselor PMBA dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sehingga masyarakat juga mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai PMBA. Laporan konseling dapat dilihat pada Lampiran 5 (hal. 52). Rekap data baduta dan ibu hamil dapat dilihat pada Lampiran 4 (hal. 51) 4 Ketua RW mengoordinasi masayarakat melakukan praktik simulasi mengelola kegiatan PMBA saat bencana. 5 Ketua RW berkoordinasi dengan TP PMBA secara rutin atau bila perlu. 6 Ketua RW berkoordinasi secara rutin dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan informasi terbaru antara lain mengenai nomor telepon penting yang dapat dihubungi dan situasi bencana khususnya di wilayah kerjanya dan di Jakarta pada umumnya.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 21
9/4/13 12:16 PM
10
BAGIAN 1
Sebelum Terjadi Bencana
TP PMBA • Anggota TP PMBA bisa terdiri dari: ibu-ibu PKK, kader pos-yandu, karang taruna, ketua RT/RW, bidan, perawat, dokter, Tagana (Taruna Siaga Bencana) dan lain-lain. TP PMBA ini diharapkan dapat mengelola kegiatan PMBA (bisa disebut sebagai Dapur Sehat Baduta) dalam situasi bencana. • TP PMBA dapat melakukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tim ini bisa terdiri dari minimal 7-10 orang untuk satu Dapur Sehat Baduta. Contoh pembagian tugas sebagai berikut: Koordinator : 1 orang Bendahara : 1 orang (merangkap logistik) Tim memasak : 5 orang Semua anggota tim tersebut sekaligus bertugas menjadi konselor. Contoh uraian tugas TP PMBA: Koordinator 1. Berkoordinasi dengan Ketua RW baik secara rutin maupun di waktu-waktu tertentu. 2. Mengoordinasi pembuatan rencana, persiapan, dan pelaksanaan tugas anggota TP PMBA. 3. Berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain yang melakukan tanggap bencana di wilayah setempat, misalnya untuk penentuan tempat yang akan digunakan sebagai Dapur Sehat Baduta, sumber air bersih yang bisa digunakan, merujuk ibu hamil dan baduta sakit ke pelayanan kesehatan. 4. Berkoordinasi dengan anggota TP PMBA dan kader posyandu untuk pendataan anak usia 0-23 bulan dan ibu hamil. 5. Memantau kegiatan Dapur Sehat Baduta.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 22
9/4/13 12:16 PM
Sebelum Terjadi Bencana
BAGIAN 1
11
Bendahara Mencatat uang masuk dan uang keluar (membuat laporan keuangan). Logistik 1. Mengidentifikasi jumlah dan jenis bantuan bahan makanan yang sudah diterima oleh posko dan didistribusikan ke pengungsi. 2. Berkoordinasi dengan tim memasak untuk pengadaan bahan makanan dan barang yang dibutuhkan. 3. Mengoordinasi distribusi makanan. Tim Memasak 1. Menyusun menu dan membuat daftar bahan makanan dan barang yang diperlukan 2. Berkoordinasi dengan bagian logistik untuk pengadaan bahan makanan dan barang yang dibutuhkan. 3. Menyiapkan peralatan dan bahan makanan, memasak dan mengemasnya. 4. Menjaga kebersihan Dapur Sehat Baduta. Konselor 1. Memberikan konseling kepada ibu/pengasuh baduta yang memerlukan. 2. Memberikan penyuluhan dan memfasilitasi kegiatan diskusi pendukung PMBA di lokasi pengungsian (bila diperlukan).
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 23
9/4/13 12:16 PM
12
BAGIAN 1
Sebelum Terjadi Bencana
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan TP PMBA Hal ini bisa diperoleh antara lain dengan mengikuti pelatihan sebagai berikut: • Pelatihan Konselor PMBA yang bisa diperoleh dengan bantuan petugas gizi atau bidan dari puskesmas setempat. • Pelatihan mengenai air, sanitasi dan kebersihan pada saat tanggap bencana yang bisa diperoleh dengan bantuan staf Kesehatan Lingkungan dari puskesmas setempat.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 24
9/4/13 12:16 PM
Sebelum Terjadi Bencana
BAGIAN 1
13
Praktik Simulasi Mengelola Dapur Sehat Baduta Secara berkala,TP PMBA didukung oleh Ketua RW dan jajarannya dapat melakukan praktik simulasi mengelola Dapur Sehat baduta supaya meningkatkan kesiapan ketika harus melakukannya saat bencana. Praktik ini dapat dilakukan dengan praktik memasak menu sehat bagi baduta dan mengundang beberapa orangtua baduta dan anaknya dengan empat kelompok usia yang berbeda supaya dapat mempraktikkan konseling dan pemberian MP-ASI. Empat kelompok usia tersebut mengacu pada pengertian pembagian kelompok usia bayi dan anak (lihat pada bagian “Apa itu PMBA?”, halaman 5). Pada saat praktik simulasi ini, TP PMBA dapat mengevaluasi persiapan dan pelaksanaannya. Contoh beberapa hal yang perlu dievaluasi: • Hal-hal apa yang harus disiapkan • Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyiapkan makanan • Bagaimana respon anak-anak dan orangtua saat konseling dan pemberian MP-ASI
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 25
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 26
9/4/13 12:16 PM
BAGIAN 2
Saat Terjadi Bencana
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 27
9/4/13 12:16 PM
14
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
Dapur Sehat Baduta Pada saat bencana, TP PMBA membuat Dapur Sehat Baduta. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh TP PMBA di Dapur Sehat Baduta: Penanggung jawab
No
Langkah
1
Bekerja sama dengan kader posyandu untuk menyiapkan data baduta & ibu hamil berupa: • Jumlah anak berdasarkan kelompok usia Jumlah anak yang sakit dan jenis penyakitnya. • Masih disusui/tidak. • Nama ibu/pengasuh. • Nama ibu hamil, usia ibu hamil dan usia kehamilan. Format data dapat dilihat di Lampiran 4 (hal. 51).
Koordinator
2
Berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk: • Mengidentifikasi lokasi posko pengungsian dan lokasi yang akan digunakan sebagai Dapur Sehat Baduta. • Penyediaan sumber air bersih yang bisa digunakan.
Koordinator
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 28
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
15
BAGIAN 2 Penanggung jawab
No
Langkah
3
Mengidentifikasi jumlah dan jenis bantuan bahan makanan dan barang yang sudah diterima oleh posko dan didistribusikan ke pengungsi.
4
Menyusun menu dan membuat Tim Memasak daftar kebutuhan makanan dan peralatan yang dibutuhkan oleh Dapur Sehat Baduta. Daftar ini dapat ditempelkan di lokasi Dapur Sehat Baduta dengan dilengkapi nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi (contact person) supaya memudahkan pihak-pihak yang akan memberikan bantuan.
5
Mengadakan bahan makanan dan peralatan yang diperlukan.
Logistik
6
Membuat identitas Dapur Sehat Baduta, misalnya membuat tulisan di atas kertas karton atau papan tripleks. Identitas ini diharapkan dapat memudahkan ibu/ pengasuh baduta untuk mengetahui letak Dapur Sehat Baduta.
Logistik
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 29
Logistik
9/4/13 12:16 PM
16
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
No
Langkah
Penanggung jawab
7
Menyiapkan bahan makanan dan peralatan serta memasak. Contoh resep MP ASI dapat dilihat pada Lampiran 2 (hal. 43-48).
Tim Memasak
8
Mengemas makanan yang sudah matang.
Tim Memasak
9
Mengoordinasi distribusi makanan kepada ibu/pengasuh baduta.
Logistik
10
Menjaga kebersihan Dapur Sehat Baduta.
11
Melakukan konseling kepada ibu/pengasuh baduta atau ibu hamil yang membutuhkan bantuan dalam PMBA, termasuk dalam hal kesulitan menyusui.
Tim Memasak
Semua TP PMBA
Konselor perlu membuat catatan hasil konseling supaya memudahkan ketika melakukan tindak lanjut. Contoh Formulir Konseling PMBA dapat dilihat pada Lampiran 5 (hal. 52)
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 30
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
17
BAGIAN 2 Penanggung jawab
No
Langkah
12
Memfasilitasi pelaksanaan diskusi kelompok pendukung PMBA dan penyuluhan di tempat pengungsian (bila perlu). Peserta diskusi adalah ibu/ pengasuh baduta.
Semua TP PMBA
13
Berkoordinasi dengan pemerintah setempat atau koordinator posko pengungsian untuk menyiapkan ruangan khusus untuk menyusui dan memerah ASI (bisa disebut dengan Pojok Laktasi) dengan kondisi: • Ruangan tertutup dengan ventilasi udara yang cukup. • Penutup ruangan bisa dibuat dari kain yang tidak tembus pandang dan dipasang seperti tirai. • Ruangan bersih. • Tersedia alas untuk duduk (tikar atau bangku). • Tersedia bantal bila memungkinkan • Tersedia air minum bagi ibu yang menyusui atau memerah ASI.
Koordinator
11
Koordinator Memantau kegiatan Dapur Sehat Baduta, antara lain: - apakah makanan dapat memenuhi jumlah sasaran? - bagaimana kualitas makanan yang disediakan? - apakah makanan memenuhi standar kebersihan?
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 31
9/4/13 12:16 PM
18
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana Penanggung jawab
Langkah
No 15
Merujuk ibu hamil dan baduta sakit ke layanan kesehatan terdekat.
Koordinator
16
Berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain yang melakukan tanggap bencana di wilayah setempat.
Koordinator
Contoh Papan Nama dan Daftar Kebutuhan di Dapur Sehat Baduta
Kegiatan Kelompok Pendukung PMBA
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 32
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
19
BAGIAN 2
Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan Saat Terjadi Bencana Dalam situasi bencana, kita perlu memerhatikan: • Faktor psikologis dan • Faktor air, sanitasi, dan kebersihan.
Faktor Psikososial:
• Kondisi bayi dan anak-anak lemah dan mengalami stres. • Ibu menyusui mengalami stres, disebabkan antara lain karena kondisi yang tidak nyaman dan memikirkan keamanan tempat tinggalnya.
Bila psikologis terguncang maka dapat berimbas pada daya tahan tubuh yang jadi menurun dan mempermudah masuknya berbagai penyakit ke dalam tubuh.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 33
9/4/13 12:16 PM
20
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
Faktor air, sanitasi dan kebersihan: • Sulit untuk mendapatkan sumber air minum yang layak. • Terbatasnya sarana untuk MCK (mandi, cuci, kakus). • Lingkungan yang tidak bebas dari: - pencemaran tinja - hewan pembawa dan penular penyakit, misalnya tikus, lalat dan nyamuk - sampah dan zat berbahaya lainnya - bangkai hewan • Sulit untuk memastikan peralatan makan yang bersih.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 34
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
BAGIAN 2
21
Beberapa penyakit yang bisa terjadi saat bencana, terutama saat banjir adalah: • Diare • Leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus • Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dengan gejala utama dapat berupa batuk dan demam, atau kalau berat dapat disertai sesak nafas, nyeri dada, dan lain-lain • Penyakit demam berdarah yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti • Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi dan yang lainnya • Peyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid • Perburukan penyakit kronis yang sebelumnya sudah diderita • Penyakit infeksi mata misalnya konjungtivitis (peradangan selaput mata)
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 35
9/4/13 12:16 PM
22
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
Prinsip-prinsip Penyediaan Air, Sanitasi dan Kebersihan TP PMBA perlu berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain yang melakukan tanggap bencana di wilayah setempat untuk mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan PMBA, terutama faktor air, sanitasi dan kebersihan. 1
Penyediaan air, sanitasi, dan kebersihan Prinsip: Masyarakat terlibat dalam rencana, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kondisi air, sanitasi dan kebersihan di wilayah masing-masing. Air minum harus diolah terlebih dahulu agar bibit penyakit mati. Pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memasak sampai mendidih, menjemur di bawah terik matahari (sodis), membubuhkan disinfektan, menyaring dengan saringan pasir (bio dan filter). Salah satu cara sederhana mengolah air minum yang sehat adalah Solar Water Disinfection (Sodis) yang memanfaatkan sinar matahari Penjelasan mengenai Sodis dapat dilihat pada lampiran 3 (hal. 49 - 50)
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 36
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana 2
BAGIAN 2
23
Perilaku kebersihan Prinsip minimum: Lelaki, perempuan dan anak-anak: - tahu dan melakukan praktik kebersihan yang benar - dapat mengakses dan menggunakan sarana dan alat kebersihan yang ada Kebersihan tangan harus dijaga karena di tangan bisa terdapat kuman-kuman penyakit, yaitu:
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 37
9/4/13 12:16 PM
24
BAGIAN 2 3
SaatTerjadi Bencana
Ketersediaan sarana sanitasi Prinsip: Lingkungan tempat tinggal dan makanan bebas dari pencemaran tinja.
4
Pengendalian hewan pembawa dan penular penyakit Prinsip: • Lingkungan pribadi dan keluarga aman dari hewan pembawa dan penular penyakit. • Lingkungan sekitar aman dari hewan pembawa dan penular penyakit. • Pembasmian hama yang aman.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 38
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana 5
25
BAGIAN 2
Pengelolaan sampah Prinsip minimum: Pengumpulan sampah tertutup dan aman dari manusia maupun hewan pembawa dan penular penyakit.
6
Pengelolaan air minum Prinsip: • Sumber air minum yang layak. • Penyimpanan air yang aman.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 39
9/4/13 12:16 PM
26
BAGIAN 2 7
SaatTerjadi Bencana
Kondisi saluran air Prinsip: Air bisa mengalir dan tidak ada sampah dan zat yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 40
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
BAGIAN 2
27
Hal-hal Penting yang Perlu Diperhatikan Saat Menyiapkan MP-ASI: 1 Menyediakan MP-ASI yang dapat memenuhi kecukupan gizi baduta dengan mengupayakan penggunaan 4 kelompok jenis bahan makanan yang masih segar dalam setiap porsi MP-ASI, yaitu: 1. Makanan pokok yang mengandung karbohirat, misalnya: beras, kentang, ubi, bakmi. 2. Sayuran dan buah, misalnya: wortel, labu, tomat, bayam, kangkung, pisang, pepaya. 3. Kacang-kacangan, misalnya: kacang merah, kacang hijau, tahu, tempe. 4. Makanan hewani, misalnya: telur, daging, ikan.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 41
9/4/13 12:16 PM
28
BAGIAN 2
2
SaatTerjadi Bencana
Menggunakan peralatan masak yang bersih
3 Cuci tangan pakai sabun, terutama saat: • sebelum menyiapkan bahan makanan • setelah memegang bahan makanan hewani yang masih mentah • sebelum memasak bahan makanan • sebelum mengemas bahan makanan • sebelum makan • setelah buang air besar dan buang air kecil • setelah memegang barang yang kotor,
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 42
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
BAGIAN 2
29
4 Mencuci bahan makanan terlebih dahulu sebelum dipotong
5
6
Saat mengolah makanan, menggunakan penutup kepala (misalnya: syal, kerudung dan lain-lain) agar tidak ada rambut atau kotoran yang jatuh ke makanan. Bila sedang batuk, gunakan masker penutup mulut
Menutup makanan yang sudah siap saji supaya tetap bersih
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 43
9/4/13 12:16 PM
30
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
7 Membuang sisa-sisa olahan dan sampah lainnya ke tempat sampah
8 Selalu menjaga kebersihan tempat yang digunakan untuk mengolah makanan
9 Selalu tersedia air putih yang layak diminum, baik air dingin maupun air panas
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 44
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
BAGIAN 2
31
10 Tersedia alat makan dan alat minum yang bersih
11 Diutamakan menggunakan alat makan dan alat minum yang bisa digunakan berulang kali (tidak sekali pakai lalu dibuang yang akan mengakibatkan bertambahnya tumpukan sampah)
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 45
9/4/13 12:16 PM
32
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
Hati-hati Menerima Bantuan Susu! ASI sangat penting tetap diberikan pada baduta dalam situasi bencana. Dalam situasi bencana, seringkali ada pihak yang memberi bantuan berupa susu. TP PMBA perlu berhati-hati bila menemui hal tersebut. Penting diperhatikan oleh tokoh masyarakat, misalnya lurah, ketua RT/RW, maupun kader posyandu bahwa:
1
2
Pemberian bantuan susu formula (susu kar- dus/susu kaleng), botol susu, maupun dot yang diantar langsung ke daerah bencana tanpa melalui koordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten harus ditolak. Mintalah surat pengantar yang menjelaskan bahwa bantuan tersebut telah disetujui oleh Suku Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten. Hal ini untuk memastikan bahwa pemberian bantuan adalah tepat dan tidak membahayakan. Bagi anak-anak yang sebelum kondisi bencana sudah diberi Air Susu Ibu (ASI), dorong ibu untuk meneruskan pemberian ASI.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 46
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
3
4
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 47
BAGIAN 2
33
Pemberian bantuan susu formula hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu: • Diberikan pada anak piatu • Pemberian susu formula harus di bawah pengawasan yang ketat oleh tenaga kesehatan • Tersedianya air bersih dan bahan bakar untuk memasak air • Tersedianya cangkir/gelas dan sendok yang bersih (jangan gunakan botol susu dan dot) • Ibu atau pengasuh mengerti cara menyiapkan susu formula dengan takaran yang tepat (diberikan penjelasan oleh tenaga kesehatan) • Memerhatikan tanggal kadaluwarsa, yaitu: masa berlaku sewaktu diterima harus lebih dari enam bulan Jika semua kriteria di atas tidak dapat dipenuhi, maka sebagai tokoh masyarakat berhak untuk menolak pemberian bantuan susu formula.
9/4/13 12:16 PM
34
BAGIAN 2
SaatTerjadi Bencana
Prinsip-prinsip Penanganan PMBA Sesuai dengan Kelompok Usia Bayi dan Anak: Usia 0-5 Bulan 1. Bayi tetap diberi ASI dan tidak diberi makanan atau cairan lain selain ASI (ASI eksklusif) 2. Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor, dengan persyaratan: • Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan • Identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh ibu atau keluarga dari bayi penerima ASI donor • Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi yang di beri ASI • Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi medis • ASI donor tidak diperjualbelikan • Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 48
9/4/13 12:16 PM
Saat Terjadi Bencana
BAGIAN 2
35
Usia 6-23 Bulan 1. Baduta tetap diberi ASI 2. Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan Dapur Baduta Sehat yang mempunyai nilai gizi tinggi 3. Air yang layak minum diupayakan selalu tersedia di tempat pengungsian
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 49
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 50
9/4/13 12:16 PM
BAGIAN 3
Setelah Terjadi Bencana
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 51
9/4/13 12:16 PM
36
BAGIAN 3
SetelahTerjadi Bencana
Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Setelah Masa Tanggap Bencana Berakhir Setelah masa tanggap bencana berakhir, mulailah masuk
ke dalam masa pemulihan. Jangka waktu masa tanggap bencana dan masa pemulihan ini berbeda-beda, tergantung pada jenis bencana dan kondisi daerah masing-masing yang terkena bencana. Dalam panduan ini, yang disebut sebagai masa pemulihan adalah saat di mana korban bencana sudah kembali ke rumah masing-masing atau masih berada di tempat penampungan sementara namun sudah bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan makanan (tidak tergantung dari pasokan makanan dari dapur umum atau pihak lain). Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh TP PMBA setelah masa tanggap bencana berakhir:
1 Tetap melanjutkan untuk mendukung praktik PMBA dengan memberikan konseling dan kunjungan rumah bila dibutuhkan.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 52
9/4/13 12:16 PM
Setelah Terjadi Bencana
BAGIAN 3
37
2 Mendorong masyarakat untuk terus menerapkan praktik kebersihan diri dan lingkungan, seperti: • tidak buang air besar sembarangan • cuci tangan pakai sabun • menjaga kebersihan makanan dan sumber air minum • membuang sampah di tempatnya • menjaga saluran air tetap berfungsi dengan baik • membasmi hewan pembawa dan penular penyakit, misalnya membasmi dengan cara aman serta menutup tempat-tempat yang bisa menjadi sarang hewan pembawa dan penular penyakit, seperti sarang tikus dan sarang nyamuk.
3
Memberikan dukungan praktik PMBA melalui kegiatan posyandu.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 53
9/4/13 12:16 PM
38
BAGIAN 3
SetelahTerjadi Bencana
4 Bekerja sama dengan kader posyandu melakukan pemantauan kesehatan baduta dengan mengacu pada pengumpulan data yang sudah dilakukan saat tanggap bencana. Hasil pemantauan ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menindaklanjuti hal-hal yang perlu dilakukan. Contoh format pemantauan dapat dilihat pada Lampiran 6 (hal. 53)
5 Bila menemukan bayi dan anak yang sakit atau yang tidak dapat ditangani oleh TP PMBA, sebaiknya merujuk ke layanan kesehatan terdekat.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 54
9/4/13 12:16 PM
Setelah Terjadi Bencana
BAGIAN 3
39
4 Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh TP PMBA. Evaluasi ini dipimpin oleh Ketua RW dengan melibatkan pengurus RW dan RT serta Puskesmas setempat. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran kegiatan PMBA dalam situasi bencana. Contoh evaluasi: • Hal apa yang sudah baik • Hal apa yang perlu ditingkatkan • Hal-hal menarik yang ditemui selama persiapan dan pelaksanaan kegiatan Dapur Sehat Baduta
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 55
9/4/13 12:16 PM
40
REFERENSI
Referensi 1. Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana, Kemenkes, 2012 2. Modul Panduan Fasilitator PMBA, UNICEF, 2011 3. Peraturan Pemerintah No 3 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 4. Yang Perlu Diwaspadai di Musim Banjir (leaflet), Ditjen PP & PL, Kemenkes, 2013. 5. Bencana Penyakit Paska Bencana Banjir, Dr Widodo Judarwanto SpA, artikel yang dimuat dalam situs Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta: http://www.dinkes-dki.go.id/ 6. Berita mengenai kegiatan Wahana Visi Indonesia dan World Vision Indonesia saat respon banjir, dimuat dalam situs www.wvindonesia.org 7. Sodis, Membuat Air Sehat dengan Sinar Matahari (poster & leaflet), Ditjen PPM & PL, Depkes RI, 2003.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 56
9/4/13 12:16 PM
LA M P I RA N LAMPIRAN 1 ALUR KEGIATAN PMBA DALAM SITUASI BENCANA LAMPIRAN 2 CONTOH RESEP MP-ASI LAMPIRAN 3 SODIS LAMPIRAN 4 FORMULIR DATA IBU HAMIL & BADUTA LAMPIRAN 5 FORMULIR KONSELING PMBA LAMPIRAN 6 FORMULIR PEMANTAUAN IBU HAMIL & BADUTA
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 57
9/4/13 12:16 PM
41
LAMPIRAN 1
Alur Kegiatan PMBA
LAMPIRAN 1 Sebelum Terjadi Bencana
Saat Terjadi Bencana
1 Ketua RW mengoordinasi masyarakat untuk membentuk tim pendukung PMBA (TP PMBA).
1 TP PMBA bekerja sama dengan kader posyandu untuk menyiapkan data baduta & ibu hamil.
2 TP PMBA meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai PMBA.
2 TP PMBA berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengidentifikasi lokasi posko pengungsian dan lokasi Dapur Sehat Baduta serta penyediaan air bersih.
3 TP PMBA menerapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai konselor PMBA dalam kehidupan seharihari di masyarakat sehingga masyarakat juga mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai PMBA. 4 Ketua RW mengoordinasi masyarakat melakukan praktik simulasi mengelola kegiatan PMBA saat bencana. 5 Ketua RW berkoordinasi dengan TP PMBA secara rutin atau bila perlu. 6 Ketua RW berkoordinasi secara rutin dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai situasi bencana khususnya di wilayah kerjanya dan di Jakarta pada umumnya.
3 TP PMBA mengidentifikasi jumlah dan jenis bantuan bahan makanan dan barang yang sudah diterima oleh posko dan didistribusikan ke pengungsi. 4 TP PMBA menyusun menu dan membuat daftar kebutuhan makanan dan peralatan yang dibutuhkan oleh Dapur Sehat Baduta. 5 TP PMBA mengadakan bahan makanan dan peralatan yang diperlukan. 6 TP PMBA membuat identitas Dapur Sehat Baduta. 7 TP PMBA menyiapkan bahan makanan dan peralatan serta memasak. 8 TP PMBA mengemas makanan yang sudah matang .
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 58
9/4/13 12:16 PM
Alur Kegiatan PMBA
LAMPIRAN 1
Saat Terjadi Bencana
Setelah Terjadi Bencana
9 TP PMBA mengoordinasi distribusi makanan kepada ibu/ pengasuh baduta.
1 TP PMBA tetap melanjutkan untuk mendukung praktik PMBA dengan memberikan konseling dan kunjungan rumah bila dibutuhkan.
10 TP PMBA menjaga keber sihan Dapur Sehat Baduta. 11 TP PMBA melakukan konseling kepada ibu/pengasuh baduta atau ibu hamil yang membutuhkan. 12 TP PMBA memfasilitasi pelaksanaan diskusi kelompok pendukung PMBA dan penyuluhan di tempat pengungsian (bila perlu). 13 TP PMBA berkoordinasi dengan pemerintah setempat atau koordinator posko pengungsian untuk menyiapkan ruangan khusus untuk menyusui dan memerah ASI (bisa disebut dengan Pojok Laktasi). 14 TP PMBA memantau kegiatan Dapur Sehat Baduta. 15 TP PMBA merujuk ibu hamil dan baduta sakit ke layanan kesehatan terdekat. 16 TP PMBA berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain yang melakukan tanggap bencana di wilayah setempat.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 59
42
2 TP PMBA mendorong masyarakat untuk terus menerapkan praktik kebersihan diri dan lingkungan. 3 TP PMBA memberikan dukungan praktik PMBA melalui kegiatan posyandu. 4 TP PMBA bekerja sama dengan kader posyandu melakukan pemantauan kesehatan baduta dengan mengacu pada pengumpulan data yang sudah dilakukan saat tanggap bencana. 5 Bila menemukan bayi dan anak yang sakit atau yang tidak dapat ditangani oleh TP PMBA, sebaiknya merujuk ke layanan kesehatan terdekat. 6 Ketua RW memimpin evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh TP PMBA.
9/4/13 12:16 PM
43
LAMPIRAN 2
Contoh Resep MP-ASI
A. Usia 6 - 8 bulan Bubur Sayur Isi Tahu Ikan
Foto Istimewa
Bahan: • 1250 gr beras untuk bubur • 2000 gr atau 8 ekor ikan kembung (atau ikan jenis lain) ukuran sedang, diambil dagingnya saja, buang durinya. • 1000 gr wortel • 500 gr buncis • 1000 gr tahu (4 buah ukuran besar) • Seledri secukupnya • Bawang putih Cara Membuat: 1. Cuci terlebih dahulu beras lalu rebus beras hingga menjadi nasi aron. 2. Cuci terlebih dahulu semua sayuran sebelum dipotong-potong. Rebus wortel sampai matang, lalu wortel diparut sampai halus. 3. Buncis dicincang halus lalu direbus sampai matang. 4. Tahu direbus sampai matang lalu dihaluskan. 5. Rebus ikan bersama dengan seledri dan bawang putih. Setelah matang, sisihkan/buang seledri dan bawang putih. Hancurkan ikan rebusan tadi sampai halus. 6. Tuangkan air rebusan ikan, wortel dan buncis ke dalam aronan nasi, masak nasi dan aduk terus sampai menjadi bubur (sekitar 1-1,5 jam). 7. Kemudian setelah nasi menjadi bubur, masukkan sayuran, ikan dan tahu ke dalam bubur lalu diaduk selama kurang lebih 10 menit. 8. Matikan kompor dan bubur sayur isi tahu ikan siap disajikan. Keterangan: Menu ini untuk 80-100 porsi, 1porsi = 3-4 sendok makan penuh.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 60
9/4/13 12:16 PM
Contoh Resep MP-ASI
44
LAMPIRAN 2
Bubur Ayam Kacang Merah
Foto Istimewa
Bahan: • 1250 gr beras untuk bubur • 625 gr kacang merah, rendam dalam air selama beberapa saat • 2 ekor ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan • 1250 gr brokoli, cuci bersih dan rendam dengan air yang dicampur dengan garam untuk menghilangkan ulat (kalau ada) • Bawang putih secukupnya Cara Membuat: 1. Cuci terlebih dahulu beras lalu dimasak hingga menjadi nasi. 2. Rebus kacang merah sampai matang, lalu haluskan. 3. Rebus brokoli yang sudah dipotong-potong kecil (jangan terlalu lama merebus). 4. Rebus daging ayam dan tulang ayam. Setelah masak, ambil dagingnya saja. Cincang daging ayam sampai halus. 5. Tuangkan air rebusan kacang merah, brokoli dan daging ayam ke dalam aronan nasi, masak nasi dan aduk terus sampai menjadi bubur (sekitar 1-1,5 jam). 6. Masukkan kacang merah, brokoli dan daging ayam ke dalam bubur dan diaduk selama kurang lebih 10 menit. 7. Matikan kompor dan bubur ayam kacang merah siap disajikan. Keterangan: • Air yang dibutuhkan untuk memasak nasi sampai menjadi bubur = 1:1 (misalnya: Untuk membuat bubur dari 1 mangkok nasi maka air yang dibutuhkan adalah 1 mangkok air). • Resep ini untuk 100 porsi,1 porsi = 3-4 sendok makan penuh.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 61
9/4/13 12:16 PM
45
LAMPIRAN 2
Contoh Resep MP-ASI
B. Usia 9 - 11 bulan Nasi Tim Sayur Isi Tahu Ikan
Foto Istimewa
Bahan: • 2500 gram beras untuk nasi lembek • 2500 gram atau 10 ekor Ikan kembung sedang (atau ikan jenis lain) diambil dagingnya, buang durinya. Daging ikan dipotong kecil-kecil • 1000 gram wortel dipotong-potong • 1000 gram buncis, dipotong halus • 2000 gram tahu (sekitar 8 buah tahu ukuran besar) • Seledri secukupnya • Bawang putih secukupnya, dimemarkan dan dicincang Cara Membuat: 1. Cuci terlebih dahulu beras lalu dimasak sampai menjadi nasi. 2. Rebus wortel sampai matang. 3. Rebus buncis yang telah dipotong halus. 4. Rebus tahu, lalu dipotong-potong dadu. 5. Rebus ikan bersama dengan seledri dan bawang putih. Setelah matang, sisihkan/buang seledri dan bawang putih lalu masukkan rebusan wortel dan buncis. 6. Makanan siap untuk disajikan. Saran penyajian: masukkan nasi dalam wadah yang sudah disiapkan, letakkan ikan, tahu dan sayur di atas nasi. Keterangan: Resep untuk 80-100 porsi
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 62
9/4/13 12:16 PM
Contoh Resep MP-ASI
46
LAMPIRAN 2
C. Usia 12 - 24 bulan Nasi sup ayam kacang merah
Foto Istimewa
Bahan: • 3000 gr beras • 1500 gr brokoli, cuci bersih dan rendam dengan air yang dicampur dengan garam selama beberapa saat untuk menghilangkan ulat • 3 ekor ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan • 1000 gr kacang merah, rendam dalam air dingin selama beberapa saat • 1500 gr wortel • Bawang putih secukupnya • Seledri secukupnya • Bawang goreng secukupnya Cara Membuat: 1. Cuci terlebih dahulu beras lalu masak sampai menjadi nasi. 2. Rebus kacang merah. 3. Rebus brokoli (jangan terlalu lama). 4. Rebus daging ayam yang sudah dipotong-potong. Setelah daging ayam mulai empuk,angkat daging ayam lalu disuwir-suwir. 5. Masukkan wortel ke dalam kaldu daging ayam dan masak sampai wortel matang. 6. Masukkan kacang merah dan brokoli yang sudah direbus ke dalam kaldu daging ayam tersebut, kemudian aduk sebentar kira-kira 5 menit. 7. Suwir-suwir daging ayam lalu masukkan ke dalam kaldu daging ayam. 8. Setelah api dimatikan, masukkan garam sedikit. 9. Angkat dari kompor dan sup siap disajikan bersama dengan nasi. Keterangan: Resep untuk 80-100 porsi
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 63
9/4/13 12:16 PM
47
LAMPIRAN 2
Contoh Resep MP-ASI
Snack/Kudapan Untuk Usia 1-5 Tahun 1. Martabak Mie Telur Oranye Bahan: • 2 bungkus mie instan (bumbu instan tidak digunakan) • 4 butir telur • Daging ayam di rebus kemudian disuwir-suwir • 1 buah wortel direbus dan dipotong kecil-kecil atau diparut • Daun bawang secukupnya, dipotong kecil-kecil • Garam secukupnya Foto Istimewa • Minyak sayur secukupnya Cara membuat: 1. Rebus mie instan, namun jangan terlalu matang kemudian tiriskan. 2. Masukkan 2 butir telur ke dalam mie dan aduk sampai rata. 3. Masukkan daun bawang dan garam secukupnya. 4. Siapkan wajan dan minyak untuk menggoreng. 5. Goreng semua adonan tadi dan masukkan wortel ke atas adonan yang digoreng. 6. Setelah matang, angkat dan siap disajikan. Keterangan: Untuk 12 porsi.
Foto Istimewa
2. Puding Coklat Kacang Ijo Bahan: • 1 bungkus agar agar • 100 gr kacang ijo, rendam dalam air dingin • 100 gram (4 sdm) gula pasir • 50 gram (3 sdm ) susu bubuk • 3 gelas air ukuran gelas belimbing (sekitar 600cc) • Daun pandan untuk pewangi
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 64
9/4/13 12:16 PM
Contoh Resep MP-ASI
48
LAMPIRAN 2
Cara Membuat: 1. Rebus kacang ijo sampai matang kemudian dihaluskan. 2. Masukkan agar-agar, gula, susu dan daun pandan ke dalam air. Rebus sambil diaduk sampai mendidih, lalu angkat. 3. Masukkan kacang ijo yang sudah di haluskan/diblender ke dalam. campuran agar-agar yang sudah matang. Aduk sampai rata selama beberapa menit, lalu masukkan ke dalam cetakan dan dinginkan. 4. Setelah puding menjadi keras, siap disajikan. Keterangan: Untuk 20 porsi.
Foto Istimewa
3. Hunkwe Coklat Bahan: • 100 gram hunkwe • 100 gram gula pasir • 250 ml santan instan atau santan dibuat dari 1/2 butir kelapa • 100 ml susu coklat cair untuk pelengkap dan warna • Pisang secukupnya untuk variasi rasa, dipotong kecil Cara Membuat: 1. Siapkan air santan 250 ml di panci dan masak bersama gula sampai mendidih, lalu matikan. 2. Larutkan tepung hunkwe dengan air matang sampai merata. 3. Masukkan larutan tepung hunkwe ke dalam adonan santan dan gula yang sudah dimasak. Aduk terus sampai menjadi kental dan berubah warna menjadi agak bening, lalu angkat. 4. Masukkan susu coklat dan potongan-potongan pisang, lalu dinginkan 5. Setelah menjadi keras, siap disajikan. Keterangan: Untuk 20 porsi
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 65
9/4/13 12:16 PM
49
LAMPIRAN 3
SODIS
SODIS SODIS merupakan akronim dari Solar Water Disinfection, yaitu sebuah cara sederhana untuk memeproleh air minum yang sehat dengan memanfaatkan sinar matahari. Secara prinsip SODIS dilakukan dengan menjemur air mentah dalam sebuah wadah transparan selama beberapa jam agar panas yang dihasilkan bersinergi dengan sinar UV membunuh bakteri dalam air. Jadi SODIS memang mudah, murah dan yang penting betul-betul membunuh bakteri dalam air. Berikut ini langkah-langkah dalam SODIS: 1 Membersihkan botol-botol plastik bening polos/tidak berwarna (bisa menggunakan botol bekas air mineral). Kondisi botol harus masih dalam keadaan baik yaitu tanpa ada goresan supaya sinar matahari dapat menembus botol dan membuat air menjadi matang.
2 Isi botol dengan air bersih.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 66
9/4/13 12:16 PM
SODIS
LAMPIRAN 3
50
3 Letakkan botol berisi air bersih di atap rumah (paling bagus di atap seng yang bergelombang) atau dile-takkan di atas meja. Beri alas kain gelap di bawah botol supaya sinar matahari mudah menembus botol. Jemur botol-botol berisi air tersebut di bawah sinar matahari selama paling sedikit 6 jam (dari pagi sampai sore hari). Bila hari mendung, jemur selama 2 hari berturut-turut.
4 Ambil botol-botol berisi air yang telah dijemur selama sehari atau dua hari tersebut.Tetap simpan air minum tersebut di dalam botol tertutup supaya bersih.
5 Air di dalam botol siap diminum.
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 67
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 68
No.
Nama Anak/ Ibu Hamil
Usia Anak/ Nama Ibu/ Jenis Kelamin Kehamilan Pengasuh Alamat
Kondisi (Sehat/ sakit, disebutkan sakit apabila diketahui)
FORMULIR DATA IBU HAMIL & BADUTA
LAMPIRAN 4
Masih Disusui/Tidak
51 LAMPIRAN 4 Formulir Data Ibu Hamil & Baduta
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 69
U
BB
PB/ TB
Jenis
Frek
Jumlah
Pemberian ASI dan Cairan Lain
Masalah Tindakan* dan Jumlah Tekstur Variasi Prioritas
Pemberian MP ASI dan Jajanan Frek
Keterangan: *Lingkari tindakan yang merupakan kesepakatan
Kunjungan Tanggal ke: Kunjungan
Hasil KMS
Nama KK : Nama Baduta/Ibu Hamil : Tgl. Lahir/Umur :
FORMULIR KONSELING PMBA
LAMPIRAN 5
Formulir Konseling PMBA LAMPIRAN 5
52
9/4/13 12:16 PM
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 70
No.
Nama Anak/ Ibu Hamil
Usia Anak/ Nama Ibu/ Jenis Kelamin Kehamilan Pengasuh Alamat
Kondisi Anak & Ibu Saat Kebutuhan Didata (Sehat/ Terkait PMBA sakit, disebutkan yang Perlu sakit apabila Dilakukan diketahui, masih disusui/tidak)
FORMULIR PEMANTAUAN IBU HAMIL & BADUTA
LAMPIRAN 6
53 LAMPIRAN 6 Formulir Pemantauan Ibu Hamil & Baduta
9/4/13 12:16 PM
CATATAN
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 71
9/4/13 12:16 PM
CATATAN
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 72
9/4/13 12:16 PM
Bersiap siaga menghadapi bencana bermanfaat bagi diri kita sendiri dan memampukan kita untuk membantu orang lain
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 73
9/4/13 12:16 PM
Wahana Visi Indonesia Mitra World Vision Indonesia Kantor Operasional Urban Jakarta www.wvindonesia.org
WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 74
9/4/13 12:16 PM