Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap Perencanaan persemaian. Pemancangan patok batas. Pemagaran. Pembuatan lay out persemaian. Pembuatan gubug kerja/rumah/kantor untuk
kegiatan administrasi persemaian dan pengadaan sarana dan prasarana yang lain. Pembuatan bedengan (tabur, sapih dan pembibitan). Penyimpanan, perlakuan dan penaburan benih. Penyiapan tanah/medium dan pengisian medium ke kantong plastik (kontiner). Penyapihan.
Lanjutan Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap
Pengaturan sapihan di bedengan penyapihan.
Pemeliharan semai, meliputi : penyiraman, perumputan dan pemupukan.
Pemberantasan hama dan penyakit. Pemotongan akar untuk semai yang terlalu besar.
Pemangkasan ujung untuk semai yang terlalu besar. Grading semai (termasuk dalam pemeliharaan semai
dengan cara pemisahan/pengelompokkan semai berdasarkan kondisi semai misalnya ukuran tinggi, diameter dan keseragaman semai untuk kemudian diperlakukan selanjutnya) agar pada akhirnya semai yang dihasilkan seragam.
Pemeliharaan semai sebelum di kirim ke lokasi tanaman.
Lanjutan Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap Pengepakan semai (packing). Pengiriman semai ke lokasi tanaman.
Kegiatan catat mencatat (administrasi benih, semai, stok benih, stok bibit/semai, keluar benih/semai, pengiriman semai ke penerimaan benih, dll.).
masuknya lapangan,
Pengawasan kegiatan sejak dimulainya kegiatan di persemaian hingga, semai dipindahkan ke lapangan.
Tata Waktu Kegiatan di Persemaian
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERSEMAIAN
LAY OUT PERSEMAIAN BANGUNAN DI PERSEMAIAN GUBUG KERJA KANTOR GUDANG
GREENHOUSE RUANG ADAPTASI (UNTUK STEK PUCUK) SCREEN BED (SHADING BED) BEDENG TABUR
LANJUTAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERSEMAIAN BEDENG SAPIH. RUMAH JAGA. BAK TANDON AIR DAN SALURAN IRIGASI. PAGAR. JALAN PEMERIKSAAN DAN ANGKUTAN. KANTONG PLASTIK/KONTINER LAIN. PERLENGKAPAN UNTUK PENGOLAHAN MEDIUM SEMAI. PERLENGKAPAN UNTUK OPERASIONAL LAPANGAN LAIN.
Lay-out Persemaian
Penyiapan Bahan Media Sapih
GREENHOUSE (Sering Difungsikan sebagai Tempat Penaburan)
Bisa terkontrol : suhu, kelembaban, serangan hama maupun penyakit, serta kemungkinan gangguan yang lainnya.
Greenhouse Model Koffco
Sistem pengkabutan terutama ditujukan untuk produksi stek pucuk
Aktivitas di Greenhouse
Tabur benih, pemberian mulsa (rajangan daun pinus) sampai semai siap di sapih ke polybag
Bedeng Tabur dan Bedeng Sapih
Media Padat untuk Semai/Bibit Berupa bahan padat, seperti tanah atas (top soil), campuran tanah dan material padat lainnya, seperti bahan organik, maupun bahan anorganik, vermikulit, dll.
Penggunaan bahan media perlu disterilkan lebih dahulu. (meskipun sifatnya masih semi steril).
Cara
sterilisasi : fisik dengan cara solarisasi, penyiraman air panas, disangrai dll. Menggunakan kemikalia : fungisida: Banlate, Dithane 45, dll.
Medium Semai
Medium semai dapat dibagi dua yaitu medium untuk bedeng tabur dan medium untuk bedeng sapih.
Fungsi medium
Tempat menjangkar akar dan berdirinya tanaman.
Sebagai reservoar (cadangan/sumber) air dan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Persyaratan Medium Semai •
Mudah diperoleh (tersedia cukup banyak).
•
pH antara 5 – 6,5 khusus untuk jenis Coniferae : 5 – 5,5.
•
Ringan.
•
Mempunyai daya serap air yang tinggi.
•
Aerasinya bagus.
•
Nisbah ruang pori-pori terhadap material sesuai.
•
Homogen sifat fisik dan khemis.
•
Tersedia unsur hara yang cukup.
Lanjutan Persyaratan Medium Semai •
Tekstur dan strukturnya bagus.
•
Dapat disimpan lama tanpa perubahan sifat fisik dan khemis.
•
Tidak beracun dan steril.
•
Homogen secara phisis & khemis seragam dan stabil.
•
KPK tinggi.
•
KMA tinggi.
•
Kandungan bahan organik yang tinggi.
Medium Semai berdasarkan Sifatnya Medium semai dapat dibagi 2 yaitu : media cair dan media padat.
Namun demikian untuk semai yang siap tanam biasanya menggunakan media dalam bentuk padat. Media dalam bentuk cair biasanya sifatnya hanya untuk memacu pertumbuhan akar (sistem perakaran).
Water Rooting Suatu upaya untuk menumbuhkan akar pada stek pucuk dalam media cair (air atau larutan komponen campuran media). Hal-hal penting
•
Air untuk media harus semi steril dan setiap 2 minggu diganti).
•
Kelembaban udara mendekati 100 % dicirikan adanya permukaan tutup bak banyak butiran-butiran air.
•
Aerasi medium harus cukup O2 cukup.
bagian
dalam
Lanjutan Hal-hal Penting pada
Water Rooting
Lama penyinaran optimum sekitar 14 jam untuk itu perlu ditambah lampu TL 40 Watt.
Keadaan di bawah stek harus selalu gelap cahaya merangsang tumbuhnya lumut, akibatnya persediaan O2 berkurang, pertumbuhan akar terhambat.
Lamanya pemberian O2 dengan kompresor dilakukan selama 12 jam sehari.
Intensitas cahaya optimal sekitar 50 %.
Lanjutan Hal-hal Penting pada
Water Rooting
Ijuk tempat stek berdiri harus selalu dibersihkan dan dijemur setelah sekali digunakan, untuk menghindari jamur.
Suhu Udara kurang dari 40 derajat C, suhu medium antara 27 – 30 derajat C (tergantung jenis stek yang dikembangkan).
Medium perlu disemprot dengan Banlate 1mg/liter air, sebelum stek ditanam.
Perlengkapan untuk Water Rooting •
Bak air yang dindingnya ber-nock (untuk penyangga tempat stek ditanam).
•
Ijuk dan atau bahan untuk berdirinya setek.
•
Kompresor.
•
Lampu TL-40 Watt.
•
Thermohygrometer (pengukur suhu dan kelembaban).
•
Pengatur udara (dari kompresor) dan pipa saluran udara.
•
Fungisida (banlate).
•
Screen untuk pengatur cahaya (shading net).
•
Air (larutan media) dan bahan stek yang akan ditanam.
Media Padat untuk Semai/Bibit Berupa bahan padat, seperti tanah atas (top soil), campuran
tanah dan material padat lainnya, seperti bahan organik, maupun bahan anorganik, vermikulit, dll.
Penggunaan bahan media perlu disterilkan lebih dahulu. (meskipun sifatnya masih semi steril).
Cara sterilisasi : Fisik : dengan cara solarisasi, penyiraman air panas, disangrai dll. Menggunakan kemikalia : fungisida: Banlate, Dithane 45, dll.
Menghitung Kebutuhan Bahan Media Elemen-elemen yang dipertimbangkan
•
Jumlah semai yang diproduksi kebutuhan benih/bibit).
•
Ukuran kantong/kontiner serta macamnya yang digunakan.
•
Macam media yang digunakan.
•
Kapasitas alat transportasi yang digunakan.
•
Jarak sumber bahan media yang digunakan (bila dikaitkan dengan dana).
•
Harga bahan media yang digunakan.
(dasarnya
rancangan
KRITERIA PENILAIAN MUTU BIBIT Bentuk luar (morphologi semai)
1. 2. 3. 4.
Nilai T/R ratio( 2 – 5, optimal 4 - 5). Berat kering semai. Kekokohan/ketegaran semai( 1 – 5, optimal 4 – 5). Indeks Kualitas Semai (nilai di atas 0.09 atau > 0.09).
BK Indeks Kualitas Semai : --------------------------Kekokohan + T/R
Fisiologis 1. 2. 3.
Kadar hara Kadar pati Kadar Air Relatif : a)
Nilai KAR < 140 % semai dalam keadaan bahaya.
b)
Nilai KAR 120 % penyiraman terhadap semai harus segera dilakukan.
c)
Nilai KAR 110 % keadaan kritis yang menunjukkan akan terjadi kerusakan fisik berlanjut dengan kematian semai.
yang
Lanjutan Fisiologis PPA (Potensi Pertumbuhan Akar) /RGP (Root Growth Potential) (Burdat, 1979). Kapan akar baru mulai tumbuh setelah semai ditanam di lapangan pada kondisi yang optimal/sesuai dengan lingkungan yang diinginkan. Nilai PPA antara 0 – 5
0 : Bila akar belum tumbuh. 1 : Bila akar mulai tumbuh 0 – 2 cm, ada beberapa akar baru. 2 : Bila akar telah tumbuh 2 – 3 cm, 1 – 3 akar baru (> 1 cm). 3 : Bila akar telah tumbuh 3 – 4 cm, 4 – 10 akar baru (>1 cm). 4 : Bila akar telah tumbuh 4 – 5 cm,10– 30 akar baru (>1 cm). 5 : Bila akar telah tumbuh > 5 cm > 30 akar baru ( > 1 cm).