UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN OLEH:
NAMA
:
ELKANDO F.P SIMBOLON
NIM
:
060522054
DEPARTEMEN :
AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2009
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan.” Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Ekstensi S-I Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 26 Juni 2009 Yang Membuat Pernyataan
Elkando F.P.Simbolon NIM : 060522054
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul : “Kedudukan dan fungsi internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan.” Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk kedua orang tua penulis tercinta. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, bimbingan, doa dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yaitu kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak dan Bapak Fahmi N. Nasution, SE, M.Acc, Selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs Rasdianto, MM, Ak dan Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak, selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, Msi, Ak selaku dosen wali penulis yang telah memberikan nasehat dan arahan pada penulis selama masa perkuliahan. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis selama masa perkuliahan. 7. PT Nindya Karya yang telah memberikan tempat dan waktu buat saya dalam melakukan penelitian. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
Medan, 26 Juni 2009 Penulis
Elkando F.P.Simbolon NIM : 060522054
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan auditor internal dalam kedudukannya sebagai alat pengawasan sudah berjalan dengan baik pada PT Nindya Karya (persero) Cabang Medan. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan teknik kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan auditor internal pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang berada dibawah direktur utama telah berperan sebagai alat pengawasan yang baik. Hal ini juga dapat dilihat pada laporan internal auditor PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan telah berfungsi sebagai pemberi informasi, pendorong dilakukan tindakan korektif serta alat untuk mengambil keputusan. Kata Kunci : Auditor Internal, pengawasan
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
ABSTRACT
This research aim to know role of internal auditor in dimiciling it as a means of observation have walked better at PT Nindya Karya ( persero) Cabang Medan This method research use descriptive study. Data type the used is primary data and of sekunder. Technique data collecting the used is observation, interview, and bibliography technique. Result of research indicate that to domicile internal auditor at PT Nindya Karya ( Persero) Cabang Medan residing in below managing director have personated good observation appliance. This matter also can be seen by internal report of auditor of PT. Nindya Karya ( Persero) Cabang Medan have functioned as giver of information, impeller conducted action corectional and also appliance to take decision. Keyword : Internal Auditor, observation
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii ABSTRAK.............................................................................................................. iv ABSTRACT ........................................................................................................... v DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Internal Auditing .......................................... 5 B. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditing .............................................. 12 C. Standar Audit Internal ................................................................................... 15 D. Kedudukan Internal Auditing ........................................................................ 15 E. Laporan Internal Auditor................................................................................ 22
BAB III
METODE PENELITIAN .................................................................... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 28 B. Jenis Data .................................................................................................... 28 C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 28 D. Metode Penganalisaan Data .......................................................................... 29
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN ..................................................... 30
A. Data Penelitian ............................................................................................. 30 Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
vi
1. Gambaran Umum .................................................................................. 30 a. Sejarah Singkat ................................................................................. 30 b. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 33 2. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor dalam Perusahaan ............ 36 3. Standar Audit Internal ............................................................................ 41 4. Kedudukan Internal Auditor dalam Perusahaan ...................................... 41 5. Laporan Internal Auditor Perusahaan ...................................................... 43 B. Analisis Hasil Penelitian ................................................................................. 49 1. Fungsi Internal Auditor ........................................................................... 49 2. Kedudukan Internal Auditor .................................................................... 50 3. Laporan Internal Auditor ......................................................................... 52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 55 A. Kesimpulan ............................................................................. 55 B. Saran ....................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 57 LAMPIRAN
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
vii
Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara umumnya akan mendorong unitunit usaha yang terdapat dalam negara tersebut untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan industri baik secara kuantitas maupun secara kualitas serta penyerapan tenaga kerja yang terpadu yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan pendapatan nasional dan kesejahteraan rakyat secara global. Seiring dengan perkembangan perusahaan, dimana ruang lingkupnya semakin besar dan kompleks maka semakin besar tantangan bagi setiap pimpinan perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan efisien dan efektif, sehingga dapat bersaing dan tetap dapat tumbuh secara kompetitif. Menyikapi fenomena ini, tentunya manajemen tidak dapat lagi terlibat secara langsung di dalam setiap aspek kegiatan yang ada dalam perusahaan, karena luasnya usaha perusahaan. Konsekuensi logis dari keadaan diatas, dirasakan perluuntuk mengadakan suatu sistem pengawasan efektif dan terpadu yang nantinya dapat
diharapkan dapat
membantu manajemen dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan, dan dapat dilakukan melalui suatu sistem yang disebut dengan Sistem Pengawasan Intern atau Internal Control System. Sistem Pengawasan Intern perusahaan bertujuan untuk Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
mengamankan harta benda perusahaan, menjamin ketelitian maupun kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi kerja beserta tingkat kepatuhan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pimpinan perusahaan melalui rencana organisasi, dan metode maupun teknik yang serasi. Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan (internal auditor) dan dpat dilakukan melalui suatu sistem yang disebut dengan sistem pengawasan intern atau internal control system. Sistem pengawasan intern perusahaan bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi kerja dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen melalui rencana organisasi dan metode maupun teknik yang serasi. Internal auditor harus dapat memberikan rekomendasi perbaikan kepada pimpinan perusahaan sehingga tercipta suatu pengawasan intern yang baik yang akan menunjang tercapaikanya tujuan perusahaan. Audit internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibuat dalam organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan perusahaan. Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para karyawan agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut audit internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjukan sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa. Agar internal auditor dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat memberikan hasil kerja yang optimal, maka internal auditor ini harus memiliki kebebasan atau independensi yang memadai terhadap bagian yang Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
diauditnya. Sikap ini mutlak harus dipertahankan dalam melaksanakan fungsinya sehingga manajemen melalui informasi yang diberikan kepadanya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam perusahaan, dan juga manajemen
dapat
mempergunakan
informasi
tersebut
sebagai
bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. PT Nindya karya adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang memperoleh pendapatan melalui proyek konstruksi. Perusahaan telah mempunyai internal auditor, dalam pengawasan kinerjanya namun belum sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dari uraian diatas dapat dilihat betapa pentingnya kedudukan dan fungsi internal auditor dalam melaksanakan kegiatan usaha serta meningkatkan kinerja, karena itu penulis mencoba untuk menulis skripsi dengan judul ”Kedudukan dan
Fungsi
Internal Auditor
Pada PT Nindya Karya
(Persero) Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dan karena perumusan masalah merupakan langkah yang penting dalam penulisan skripsi ini, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini yaitu ”Bagaimana peranan internal auditor pada kedudukannya sebagai alat pengawasan yang baik pada PT Nindya Karya (persero) cabang Medan”
C. Tujuan Penelitian Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah peranan internal auditor pada keduduknnya sebagai alat pengawasan sudah berjalan dengan baik?.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang fungsi dan peranan internal auditor bagi tercapainya pengawasan yang baik pada suatu perusahaan khususnya pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan. 2. Bagi perusahaan, khususnya internal auditor, sebagai bahan masukan ataupun bahan pertimbangan untuk penerapan pengawasan yang baik. 3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penulis lainnya yang akan melakukan penelitian sehubungan dengan judul penelitian ini.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Internal Auditing Sangat diperlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melakukan pemeriksaan agar dapat menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan berjalan sesuai dengan rencana. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personel yang cakap dan independen yang bertanggung jawab dengan pengawasan perusahaan. Fungsi yang dijalankan tersebut disebut dengan internal auditing sedang yang menjalankan fungsi tersebut disebut internal auditor. Sawyers mendefinisikan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas (2005 : 10): Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal5 yang berkaitan dengan risiko, tata kelola dan kontrol. Sukrisno Agoes (2004 : 221) mendefinisikan internal audit (pemeriksaan intern) sebagai berikut : Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi keuangan.
Internal audit yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang pemeriksaan finanacial tetapi sudah meluas ke bidang lainnya seperti manajemen audit, audit lingkungan hidup, sosial audit dan lain-lain. Bahkan mulai tahun 2000 an kegiatan internal audit sudah mencakup konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi suatu organisasi, yang pasti bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan aktifitas dari kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan adanya internal audit departemen yang efektif, terutam di perusahaan menengah dan besar termasuk BUMN. Apalagi dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara diseluruh dunia, yang tidak lagi memperbolehkan adanya proteksi, maka setiap perusahaan, jika ingin bertahan di dunia bisnis, harus berusaha meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usahanya. Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, yang tujuannya adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen, maka tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Menurut Sukrisno Agoes (2004:222) untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut : 1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedurprosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. 3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan. 4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. 5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen 6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors – IIA), yang mengawasi standar bagi audit internal secara internasional, mendefinisiskan audit internal sebagai berikut : Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola. Selanjutnya Mulyadi (2002:1) mengemukakan pengertian auditing sebagai berikut :
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Definisi auditing tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut ini : 1. suatu proses sistematik, auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu langkah atau prosedur yang logis dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. 2. Untuk memperoleh dan menguasai bukti secara objektif, proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. 3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis, yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan yaitu : Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat berupa laporan pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan. 4. Menetapkan tingkat kesesuaian, Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantitatifkan, kemungkinan pula bersifat kualitatif. 5. Kriteria yang telah ditetapkan, Kriteria atau standar yang diperlukan sebagai dasar untuk memiliki pernyatan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa : a. pernyataan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif b. anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen c. prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. 6. Penyampaian hasil, Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapt menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit. 7. Pemakai yang berkepentingan, dalam dunia bisnis pemakai yang berkepentingan dalam laporan audit adalah para pemakai informasi
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
keuangan, seperti: pemegang saham, manajemen, kreditur ,calon investor, organisasi bank dan kantor pelayanan pajak. Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Menurut defenisi tersebut, pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen ditujukan terhadap pernyataan mengenai mengenai kegiatan ekonomi yang disajikan oleh suatu organisasi dalam laporan keuangannya. Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor independen yang menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, auditor yang melaksanakan audit atas laporan keuangan historis disebut dengan auditor independen. Demi menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka diperlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melaksanakan pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personel yang cakap dan independen yang bertanggung jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi yang dijalankan tersebut disebut dengan pemeriksaan intern sedang yang melaksanakan fungsi tersebut disebut dengan internal auditor. Secara sederhana pemeriksaan intern adalah suatu pemeriksaan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan dengan menggunakan Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
pegawai pihak perusahaan itu sendiri. Internal auditing sebaiknya dipimpin atau dipegang oleh seorang akuntan yang langsung bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi perusahaan. Pekerjaan pemeriksaan intern harus dilakukan oleh seorang yang memiliki kemampuan teknis dan latar belakang pendidikan pemeriksaan intern yang layak dan harus memilki pengetahuan kecakapan dan disiplin yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawab pemeriksaan. Berikut ini adalah pengertian dari internal auditor yang dikemukakan oleh Mulyadi (2002:6) : Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Berdasarkan defenisi diatas dapat dikemukakan bahwa seorang staff internal auditor harus dinamis dan memiliki orientasi dalam pandangan pada masa sekarang dan masa yang akan datang karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas dari segi sikap maupun pemikirannya. Nilai dan kredibilitas dari jasa internal
auditor
sangat
tergantung
pada
keterampilan
profesional
dan
pengalamannya yang secara menyeluruh harus mampu menganalisa operasi yang Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
akan diperiksanya. Hal ini berarti seorang internal auditor harus bekerja secara efektif dan berkesinambungan sepanjang kegiatan operasi perusahaan untuk memberikan penilaian konstruktif mengenai kebijaksanaan serta keefektifan dari unsur pengawasan. Internal auditor bekerja pada suatu perusahaan untuk melakukan
pemeriksaan
bagi
kepentingan
manajemen.
Internal
auditor
berkewajiban memberikan keterangan yang berharga kepada manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasional perusahaannya. Keberadaan internal auditor sangat penting dalam perusahaan, terutama pada suatu perusahaan yang relatif besar. Dalam suatu perusahaan yang cukup besar, umumnya memerlukan suatu badan yang khusus yang disebut internal audit yang bertugas untuk menilai dan mengawasi apakah sistem pengawasan intern tetap memenuhi fungsinya sebagai pemeriksa yang kontiniu. Internal auditor harus independen terhadap personil, aktivitas operasional, kegiatan perusahaan dan harus berkomunikasi sehingga internal auditor dapat menyampaikan ide-ide dan informasi yang berguna untuk manajemen dalam mengambil keputusan.
B. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditing 1. Fungsi Internal Auditing Internal Auditor sebagai staf pimpinan perusahaan, yang khusus menangani masalah internal audit harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang keberhasilan struktur pengawasan intern berlangsung dengan
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
optimal. Internal auditor juga beartugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan opersional, data akuntansi dan catatan akuntansi lainnya. Secara umum fungsi audit internal didalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan usaha agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi bagian audit internal di berbagai perusahaan tidak sama perbedaan ini dapat dilihat dari posisi yang diberikan untuk bagian audit internal sehingga terdapat perbedaan wewenang dan tanggung jawab dari bagian audit internal. Fungsi Internal Audit adalah suatu penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saransaran kepada manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa. Fungsi Internal Audit menurut Mulyadi (2002 : 211) adalah sebagai berikut : a. Fungsi Internal Audit adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. b. Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentarElkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan akuntansi.
2. Tanggung Jawab Internal Auditing Tanggung jawab seorang internal auditor dalam perusahaan tergantung pada status dan kedudukannya di dalam struktur organisasi. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Tanggung jawab Auditor internal menurut Hiro Tugiman (1997:53) antar lain: a. Merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan, yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas. b. Pemeriksa internal haruslah mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. c. Auditor internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya. d. Auditor internal harus terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan pemeriksaan yng dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.
Dalam melaksanakan fungsinya, auditor internal tidak memikul tanggung jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang direviu itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian audit internal sama sekali tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawabnya. Bambang Hartadi (1999:21-22) menyatakan tanggung jawab yang dipikul oleh oleh bagian internal audit, yaitu : Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
a. menilai prosedur dan menilai hal-hal yang berhubungan, yang terdiri: 1) Memberi pendapat efisiensi atau kelayakan prosedur. 2) Mengembangkan atau memperbaiki prosedur. 3) Menilai personalia. 4) Ide-ide seperti pembuatan standard/pembuatan metode baik. b. Verifikasi dan analisis data, yang menyangkut : 1) Penelaahan data yang dihasilkan sistem akuntansi guna membuktikan bahwa laporan-laporan yang dihasilkan adalah benar (valid) dan, 2) Membuat analisis-analisis lebih lanjut untuk memberi dasar/membantu penyimpulan-penyimpulannya. c. Verifikasi kelayakan yaitu untuk menentukan: 1) Prosedur akuntansi atau kebijakan lainnya yang telah dilakukan 2) Prosedur operasi/kegiatan yang telah diikuti 3) Peraturan-peraturan pemerintah telah dilaksanakan 4) Kewajiban-kewajiban yang bersangkutan dengan kontrak telah berjalan/dipatuhi d. Fungsi perlindungan.Mengadakan perlindungan untuk : 1) Menghindari dan menemukan penggelapan, ketidakjujuran atau kecurangan. 2) Memeriksa semua kekayaan perusahaan. 3) Meneliti transaksi dengan pihak luar. e. Melatih dan memberi bantuan kepada karyawan perusahaan terutama bidang akuntansi. f. Jasa-jasa lainnya, termasuk penyelidikan khusus dan membantu dengan pihak luar seperti, Kantor Akuntan Publik ( yang memeriksa laporan keuangan secara periodik), atau konsultan lainnya dan yang berkepentingan dengan data kegiatan-kegiatan perusahaan.
C. Standar Audit Internal
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Buku Sawyers Internal Auditing (2005 : 23) terdapat statement on internal auditing standart (SIAS) atau pernyataan atas standar audit internal. Standar tersebut berisi : 1. Kontrol : Konsep dan tanggung jawab 2. Mengkomunikasikan hasil 3. Pencegahan, pendeteksian, investigasi, dan pelaporan kecurangan 4. Keyakinan kualitas 5. Hubungan auditor internal dengan auditor luar yang independen 6. Kertas kerja audit 7. Komunikasi dengan dewan direksi 8. Prosedur audit analitis 9. Penentuan resiko 10. Evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program 11. Pernyataan Omnibus 1992 12. Perencanakan penugasan audit 13. Menindak lanjuti laporan-laporan audit yang dilaporkan 14. Daftar kata 15. Pengawasan 16. Ketaatan audit terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum, regulasi dan kontrak 17. Penilaian kinerja auditor eksternal 18. Penggunaan penyedia jasa dari luar
D. Kedudukan Internal Auditor Bekerja secara efektif dengan manajemen, maka internal auditor sangat ditentuka
oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan. Kebebasan yang
dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki ke setiap jenjang manajemen yang diperiksa. Untuk itu sebagai bagian dari manajemen, maka internal auditor harus melaporkan aktivitasnya kepada pejabat yang lebih tinggi. Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya menjalankan tugas, sehingga dengan kedudukan tersebut Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
memungkinkan internal auditor dapat melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat bekerja dengan luwes dalam arti independen dan objektif. Dalam struktur organisasi penetapan bagian internal auditor secara jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya penempatan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari internal auditor karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan internal auditor ini. Menurut Agoes Sukrisno (2004 : 243) ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam strukutur organisasi yaitu : 1. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi keuangan) 2. Bagian internal audit merupakan staf direktur utama 3. Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris 4. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit direktur
Dari kutipan diatas dapat dijabarkan mengenai kedudukan internal auditor tersebut, sebagai berikut :
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
RUPS
Dewan
Direktur
Direktur Keuangan
Bagian
Bagian
Bagian
Keuangan Sumber : Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 4.1 Ad. 1 Internal audit berada di bawah direktur keuangan Pada gambar diatas terlihat bahwa bagian internal audit berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Bagian internal audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada direktur keuangan. Kelemahan dari kedudukan ini adalah bahwa ruang lingkup pemeriksaan internal auditor menjadi lebih sempit hanya ditekankan pada pengendalian atas bagian keuangan saja. Jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan internal auditor dapat segera dipelajari dan ditanggapi. Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
RUPS
Dewan
Direktur
Bagian
Direktur
Bagian
Bagian
Bagian
Sumber: Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 4.2 Ad. 2 Internal Audit merupakan staf direktur utam bertanggung jawab langsung kepada direktur utama
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Pada gambar diatas terlihat bahwa kedudukan internal audit adalah merupakan staf direktur utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan fungsi internal auditor pada struktur ini, bahwa direktur utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga direktur utama tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera.
RUPS
Dewan Bagian Direktur
Direktur
Bagian
Bagian
Bagian
Sumber : Sukrisno Agoes, 2004 Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Gambar 4.3 Ad. 3 Internal Audit merupakan staf dari Dewan Komisaris
Pada gambar diatas terlihat bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai staf bagian Dewan Komisaris, dan posisinya berada diatas Direktur Utama. Kedudukan ini, memberikan tingkat independensi yang tinggi sekali karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya bahwa anggota Dewan Komisaris, tidak setiap saat ditemui, juga mungkin kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dengan cepat dapat mengambil tindakan atau menanggapi saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan dan perbaikan.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Sumber : Sukrisno Agoes, 2004 Gambar 4.4 Ad. 4 Internal Audit dipimpin oleh seorang Direktur Internal Audit Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa kedudukan bagian internal audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit. Direktur Internal Audit mengarahkan personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur Audit Intern mempunyai akses yang bebas terhadap dewan komisaris. Tanggung jawab direktur audit intern adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Auditing Supervisor membantu direktur audit intern dalam mengembangkan Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
program audit tahunan dan membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior Auditor menerima program audit dan instruksi untuk area audit yang ditugaskan dari Auditing Supervisor. Senior Auditor mempunyai staf auditor dalam pekerjaan lapangan audit. Staff Auditor melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit. Kedudukan ini, kelemahannya adalah ketika direktur internal audit tidak dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen, sumber daya dari departemen audit intern tidak digunakan secara efektif dan efisien. Dari
keempat
penempatan
diatas,
menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh internal auditor antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tidak selalu sama, yang pasti dalam hal ini, semakin tinggi keduduka n internal auditor dalam organisasi, maka makin besar pula kebebasan (independensi) yang dimilikinya. Yang mana penempatan internal auditor yang paling baik hal ini bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika dilihat dari segi independensi yang cukup luas maka yang terbaik adalah dengan menempatkan internal auditor langsung dibawah dewan komisaris dan menerima perintah dari padanya. Hal ini disebabkan internal auditor dapat melakukan audit ke seluruh bagian yang ada dalam perusahaan tanpa terlebih dahulu memperoleh izin dari pimpinan objek yang diaudit. Namun dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan independensinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan efektivitas hasil laporan yang Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
cepat untuk ditanggapi dalam hal ini penempatan internal auditor sebaiknya sejajar dengan bagian keuangan dan akuntansi. Dalam melaksanakan fungsi internal audit objektivitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektivitas internal auditor harus dipengeruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dan direviu. Untuk menjaga objektivitas sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktivitas operasional. Internal auditor juga terlepas dari tekanantekanan dari pihak objek pemeriksaan oleh karenanya independensi yang tinggi sangat diperlukan untuk mendukung objektivitas dalam pemeriksaan. Berdasarkan penjelasan diatas penempatan internal auditor yang paling ideal langsung menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu direktur utama namun hasil laporan pemeriksaan terlebih dahulu diserahkan kepada direktur keuangan untuk dianalisa dan hasil pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya.
E. Laporan Internal Auditor Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Menurut Hiro Tugiman (1997:68) laporan internal auditor antara lain: 1. Laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah pengujian terhadap pemeriksaan (audit examination) selesai Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
dilakukan. Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis atau lisan dan diserahkan secara formal atau informal. Internal auditor harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkat manajemen yang tepat, sebelum mengeluarkan laporan akhir. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil pelaksanaan pemeriksaan; dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat auditor. Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagi berbagai perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan. Pimpinan audit internal atau staf yang ditunjuk harus mereview dan menyetujui laporan pemeriksaan akhir, sebelum laporan tersebut dikeluarkan, dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akan disampaikan.
Laporan internal auditor menurut Sukrisno Agoes (2004:241) bisa dibuat dalam beberapa bentuk/format, namun harus mencakup elemen-elemen berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Summary Foreward Purpose Scope Opinion Findings Recomendations
Menurut Hiro Tugiman (1997:70) bahwa laporan auditor internal harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu. a. Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi, berbagai temuan, kesimpulan dan rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada suatu prasangka. Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
1) Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemeriksaan akhir terdapat kesalahan atau error, pimpinan audit niternal harus mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan tambahan yang menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah menerima laporan akhir sebelumnya. 2) Suatu kesalahan atau error didefenisikan sebagai penulisan suatu pernyataan secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam laporan pemeriksaan akhir, yang tidak disengaja terjadi. b. Laporan yang jelas dan mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung. c. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif. d. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan. e. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitannya tidak memerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinan berbagai tindakan yang efektif. 2. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil pelaksanan pemeriksaan, dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat pemeriksa. a. Walupun bentuk dan isi laporan pemeriksaan dapat bermacammacam, tergantung pada pengaturan atau jenis pemeriksaan, laporan tersebut paling tidak harus mengemukakan maksud, lingkup dan hasil pemeriksaan. b. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula mencantumkan informasi latar belakang dan ringkasan laporan. Informasi latar belakang antara lain menjelaskan tentang unit-unit organisasi dan kegiatan yang diperiksa dan memberikan berbagai informasi relevan yang bersifat menjelaskan. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula dicantumkan keadaan berbagai temuan, kesimpulan, rekomendasi pada pemeriksaan terdahulu. Hal tersebut dapat menunjukkan apakah laporan mencakup pemeriksaan yang direncanakan atau tanggapan terhadap suatu permintaan atau perintah. Apabila dicantumkan, Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
ringkasan laporan haruslah dibuat sesuai dengan isi yang dikemukakan pada laporan pemeriksaan. c. Pernyataan tentang maksud pemeriksaan haruslah menggambarkan tujuan pemeriksaan dan bila perlu menjelaskan pada pembaca sebabsebab pelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal apa saja yang diinginkan dicapai. d. Pernyataan tentang lingkup pemeriksaan harus menjelaskan tentang kegiatan yang diperiksa dan mencakup pula berbagai informasi pendukung yang dianggap perlu, seperti periode waktu yang diperiksa. Berbagai kegiatan lain yang berhubungan, tetapi tidak diperiksa, harus pula diidentifikasi, bila dianggap perlu, untuk menjelaskan batas-batas pemeriksaan. Sifat dan luas pemeriksaan yang dilaksanakan harus pula digambarkan. e. Hasil pemeriksaan dapat pula berbagai temuan, kesimpulan, pendapat dan rekomendasi. f. Temuan pemeriksaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta. Berbagai temuan yang diperlukan untuk mendukung atau menghindari kesalahan pengertian tentang kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh pemeriksa internal harus dicantumkan dalam laporan pemeriksaan akhir. Berbagai informasi atau temuan yang kurang penting dapat diberitahukan secara lisan atau melalui korespondensi informasi. g. Temuan pemeriksaan dihasilkan dari proses perbandingan antara ”apa yang seharusnya terdapat” dan ”apa yang ternyata terdapat”. Dari hasil perbandingan tersebut, auditor internal memiliki dasar untuk membuat laporan. Apabila berbagai keadaan yang terdapat ternyata sesuai dengan kriteria, dalam laporan pemeriksaan dapat dibuat pernyataan tentang pengakuan atas hasil pekerjaan yang memuaskan. Temuan-temuan haruslah didasarkan pada berbagai hal berikut ini : 1) kriteria : yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang digunakan dalam melakukan evaluasi dan atau verifikasi (apa yang seharusnya terdapat). 2) Kondisi : yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan (apa yang ternyata terdapat). 3) Sebab : yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan antara kondisi yang diharapkan dan kondisi yang sesungguhnya (mengapa terjadi perbedaan). 4) Akibat : yaitu berbagai resiko atau kerugian yang dihadapi oleh unit organisasi dari pihak yang diperiksa dan atau unit organisasi lain karena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria (dampak dari perbedaan). Dalam menentukan tingkat resiko atau kerugian, pemeriksa internal harus mempertimbangkan pula akibatElkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
akibat yang ditimbulkan oleh berbagai temuan tersebut terhadap pernyataan keuangan (financial statement) organisasi. 5) Dalam laporan tentang berbagai temuan dapat pula dicantumkan berbagai rekomendasi, hasil yang dicapai oleh pihak yang diperiksa dan informasi lain bersifat membantu yang tidak dicantumkan di tempat lain. 3. Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi dari berbagai
perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan
terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif. a. Rekomendasi didasarkan pada berbagi temuan dan kesimpulan pemeriksaan. Rekomendasi dibuat dengan tujuan untuk meminta tindakan guna perbaikan terhadap kegiatan yang ada atau meningkatkan operasional. Dalam rekomendasi dapat disarankan berbagai pendekatan yang diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkan pelaksanaan kegiatan. Saran tersebut akan digunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mencapai hasil yang dikehendaki. Rekomendasi dapat bersifat khusus atau umum. Sebagai contoh, dalam keadaan tertentu, perlu dilakukan rekomendasi tentang suatu tindakan umum dan saran khusus bagi penerapan tindakan tersebut. Dalam keadaan lain, saran bagi pelaksanaan penyelidikan atau penelitian lebih lanjut, sudah tepat. b. Hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diperiksa, dalam arti kemajuan yang dicapai sejak pemeriksaan terakhir atau pelaksanaan suatu operasional yang terawasi dengan baik, dapat dicantumkan dalam laporan pemeriksaan. Informasi ini perlu dicantumkan untuk menggambarkan keadaan yang secara adil dan memberi sudut pandang yang tepat serta menjaga keseimbangan laporan pemeriksaan.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:242), Contoh Laporan internal auditor Dari
: Kepala Bagian Internal Audit
Kepada
: Direksi PT RENIKU
Perihal
: Temuan Pemeriksaan mengenai Uang muka perjalanan
Periode
: Tahun 2002
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
KONDISI
: terdapat uang muka perjalanan yang jumlahnya melampaui
batas
yang
diperbolehkan.
Kami
menemukan 133 uang muka perjalanan dari 175 uang muka perjalanan yang kami periksa, jumlahnya melampui jumlah yang diperbolehkan yaitu Rp 2.500.000,-. Jumlah tersebut berkisar antara Rp 2.640.000 s/d Rp 4.750.000, total kelebihan ± Rp 300.000.000,-
KRITERIA
: Kebijakan tertulis dari Direktur Keuangan dinyatakan bahwa uang muka perjalanan dinas maksimum sebesar Rp 2.500.000,-
PENYEBAB : Kepala Bagian Keuangan memberikan uang muka berdasarkan formulir permintaan uang muka yang sudah
diotorisasi
oleh
marketing
atau
sales
supervisor. Otorisasi dari supervisor biasanya diberikan dengan mudah tanpa memperhatikan batas maksimum yang bias diberikan.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
AKIBAT
: Banyak
salesman
yang
meminta
uang
muka
perjalanan melebihi jumlah yang dibutuhkan dan pertanggungjawabannya sering terlambat. Bahkan ada salesman yang sudah berhenti, tetapi masih belum mempertanggungjawabkan uang mukanya.
Komentar Manajemen : Bagian Akuntansi akan menindak lanjuti masalah
uang
muka
perjalanan
yang
melampui jumlah maksimum dan yang lama belum dipertanggungjawabkan. Supervisor akan diinstruksikan supaya lebih ketat dalam mengotorisasi uang muka perjalanan.
Jakarta, 25 April 2003
(Adriana Finishia) Audit Manager
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang terletak di Jl. Sisingamangaraja Km 7 Medan, Penelitian dimulai bulan September 2008-selesai. B. Jenis Data Jenis data penelitian yang dilakukan adalah : 1. data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
objek penelitian,
dimana data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut. Contohnya data hasil wawancara 2. data sekunder adalah data yang telah diolah, diperoleh dari perusahaan dan juga dari buku-buku literatur seperti garisan tugas (job description) internal
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
auditor, fungsi dan tanggung jawab internal auditor, sistem dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan. C. Teknik Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini, penulis memperoleh data dengan cara : 1. teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang terkait dengan pengawasan intern yang ada di perusahaan 2. teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang kompeten dalam perusahaan 3. teknik Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan megumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku dan teori yang berkaitan dengan judul.
D. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif yaitu dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian dan dibandingkan dengan literatur serta dianalisa kemudian diuraikan secara rinci untuk mencari penyelesaiaannya.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan adalah suatu perusahaan bangsa Belanda yang bergerak dibidang jasa Konstruksi General Contractor Civil and Engineering yang berkedudukan di Jakarta dengan nama ”NV. Nederlands Aemeningmiutofoh Fa. H.F. Bersama” yang disingkat dengan NV. Needam. Pada tanggal 3 Desember 1957 telah diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958 dinyatakan sebagai milik Pemerintah Republik Indonesia. Akhirnya NV. Needam menjadi Perusahaan Negara (PN) Nindya Karya berdasarkan Peraturan Pemerintah republik Indonesia No. 59 tahun 1961 yang berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 30 Januari tahun 1965 berdasarkan Keputusan Direksi PN. Nindya Karya No. 9/II/IJ/1965 hanya dibentuk satu perwakilan PN. Nindya Karya di Medan. Disebabkan oleh tuntutan pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang pembangunan nasional, maka peranan perusahaan konstruksi sangat Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
diperlukan. Oleh karena itu dilakukan peningkatan status, dari status perwakilan manjadi cabang Perusahaan Negara Nindya Karya terhitung mulai tanggal 16 Mei 1967, yang dipimpin oleh Kepala Cabang berdasarkan Keputusan Direksi PN. Nindya Karya No. 0148/KPTS/SEKRD/1067. Dalam rangka melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.1 tahun1969 (lembar negara No 40). Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara RI tahun 1969 No. 21 dan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1972, No. 12 Junto Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP/91 MK/IV3/1973, tentang penetapan modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Nindya Karya, pada tanggal 15 Maret 1973 telah didirikan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk persero dengan nama PT Nindya Karya yang dinyatakan dalam akte notaris Kartini Mulyadi, SH No. 76 yang secara resmi disahkan oleh Pmerintah RI tanggal 7 Mei 1974. Selanjutnya ditetapkan pula bahwa Jalan Letjend. MT. Haryono Kaveling 22 Cawang Jakarta Timur sebagai kantor pusat, dan didirikan kantor-kantor cabang dan divisi didaerah-daerah yaitu: 1)
cabang Sumatera Utara
2)
cabang Sumatera Selatan
3)
cabang Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
4)
cabang Jawa Timur
5)
cabang Bali dan Nusa Tenggara
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
6)
cabang Sulawesi dan Maluku
7)
cabang Irian Jaya
8)
devisi Konstruksi dan Properti.
Adapun bidang usaha yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) Cabang Sumantera Utara adalah: 1) melakukan usaha jasa konstruksi (konsultan) maupun jasa pelaksanaan (kontraktor) yang meliputi lingkup pelayanan berikut ini: a) Survey b) Investigasi c) Perencanaan teknik/desain d) Pelaksanaan pembangunan e) Pengawasan pembangunan f) Pengelolaan proyek g) Manajemen konstruksi h) Rekayasa, rancang bangun, dan pengadaan dalam arti yang seluas-luasnya. i) Pemeliharaan,
perbaikan
dan
renovasi,
untuk
bangunan
sipil,
gedung/arsitektur, mekanikal dan elektrikal yang antara lain mencakup namun tidak terbatas pada bidang-bidang industri, perhubungan dan transportasi,
pertambangan,
energi,
telekomunikasi,
pertanian,
pengembangan sumber air, prasarana kota dan pemukiman, olahraga dan kesehatan, pariwisata dan perdagangan.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
2) Melakukan pekerjaan rekayasa, rancang bangun, produksi/pabrikasi/perakitan, penjualan antara lain komponen, bahan, dan kelengkapan bangunan konstruksi. 3) Melakukan usaha pengembangan, pembangunan, penjualan atau penyewaan bidang realti yang meliputi bangunan dan kawasan serta melakukan pengusahaan dan pengelolaan di bidang properti. 4) Melakukan usaha penyewaan dan penyediaan jasa lainnya dalam bidang peralatan. Adapun tujuan didirikannya perusahaan ini yaitu : 1) Berusaha dalam lapangan perencanaan pembangunan, pemborongan dan pelaksaan pembangunan, pengawasan pelaksaan pembangunan dan melakukan segala tindakan yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha tersebut. 2) Meneruskan segala hak, kewajiban dan usaha serta kepemilikan dan penggunaan perusahaan. 3) Menjalankan segala sesuatu yang selaras dengan maksud dan tujuan perusahaan dalam arti yang seluas-luasnya, baik atas tanggungan sendiri atau tanggungan orang lain, secara sendiri maupun secara bersama dengan orang lain atau badan lain.
b. Struktur organisasi Umumnya suatu organisasi baik organisasi massa maupun organisasi usaha, haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat berlangsung Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis dan kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan. Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasan, pekerjaan apa yang diharapkan darinya dan apa dikerjakan, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat penting perannya untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan. Struktur organisasi PT Nindya Karya (Persero) Cabang Sumatera Utara merupakan struktur organisasi garis (line organizational structure) dipimpin oleh seorang kepala cabang yang memperoleh pendelegasian wewenang dari kantor pusat. Kepala cabang memberikan wewenang dan tugas kepada masing-masing kepala bagian untuk menangani unit kerjanya masing-masing. Penetapan struktur organisasi proyek dibedakan dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu besarnya nilai kontrak.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, 2010.
Direktur Utama I Ki i
SPI
M
Direktur Operasi I
KEPALA WILAYAH I
KABAG TEKNIK
KABAG CABANG
KABAG KEU & SDM
PROJECT MANAGER
RESIDENT/SITE
Pelaksana Arsitek
Pelaksana Mekanikal
SITE MANAGER
Logistik/ Peralatan
ADM/KEUANGAN
Pelaksana Elektrikal
Sumber : PT Nindya Karya (Persero) STRUKTUR ORGANISASI PT NINDYA KARYA (PERSERO)
Palaksana Sipil
2. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor dalam Perusahaan Selanjutnya penulis akan menguraikan tugas dan tanggung jawab masingmasing bagian: a. Tugas dan tanggung jawab Direktur Utama: 1) Menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan 2) Memberikan pengarahan serta bimbingan kepada setiap bagian atau level yang dibawahinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan 3) Memimpin dan mengkoordinasikan segala kegiatan perusahaan secara terpadu, demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan 4) Membina hubungan baik dengan pemerintah dan dunia usaha lainnya dan merupakan wakil perusahaan didalam menghadapi pihak luar perusahaan b. Tugas dan tanggung jawab Direktur Operasi: 1) Dibidang Operasional Tehnik a) Melakukan fungsi Planning, organizing, actuating dan controlling tehnik secara umum dan tehnical asssistance secara khusus. secara sistemik. b) Membantu
Direksi
dibidang
tehnis
studi,
perencanaan
dan
pengawasan. 2) Dibidang Bisnis a) Melakukan fungsi Planning, organizing actuating dan controlling dibidang bisnis secara individual dan sistemik. b) Mengkoordinir BDO / Business defelopment Officer c. Tugas dan Tanggung jawab SPI :
1)
Memimpin dan mengkoordinasikan penilaian atas sistem pengendalian, pengelolaan (manajemen) dan pelaksanaannya serta memberikan saransaran perbaikannya.
2)
Melakukan penilaian dan saran perbaikan pada setiap objek yang terindikasi adanya penyimpangan khusus.
3) Terselenggaranya kegiatan penyusunan program pemeriksaan. 4) Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pemeriksaan pada objek baik di Pusat maupun Wilayah, Cabang dan Divisi. 5) Terwujudnya laporan hasil pemeriksaan dan saran perbaikan. 6) Terwujudnya hasil evaluasi operasional perusahaan secara periodik. d. tugas dan Tanggung Jawab Kepala Wilayah I: 1) penanggung jawab penuh seluruh kegiatan cabang-cabang yang ada dilingkup wilayah I 2) bertanggung jawab kepada Kepala Cabang e. tugas dan tanggung jawab Kepala Cabang 1) penganggung jawab penuh seluruh kegiatan pelaksana dan pengendalian proyek-proyek dilingkup cabang 2) bertanggung jawab kepada kepala wilayah 3) tanda tangan kontrak dan tagihan proyek-proyek f. tugas dan tanggung jawab Kepala bagian teknik 1) penanggung jawab penuh kegiatan teknik dan pemasaran seluruh cabangcabang dalam lingkup wilayah 2) Bertanggung jawab kepada kepala wilayah dan kepala biro kantor pusat
g. tugas dan tanggung jawab kepala bagian keuangan dan Sumber Daya Manusia 1) penanggung jawab penuh kegiatan keuangan dan sumber daya manusia cabang-cabang dalam lingkup wilayah 2) bertanggung jawab kepada kepala wilayah dan kepala biro kantor pusat h.
tugas dan tanggung jawab Proyek Manager 1) penanggung jawab penuh kegiatan pelaksanaan dan pengendalian serta keuangan proyek 2) bertanggung jawab kepada kepala cabang 3) Koordinasi dengan pihak owner/ direksi lapangan. 4) verifikasi kontrak dan tagihan proyek 5) pengadaan bahan dan peralatan proyek
i. tugas dan tanggung jawab Site Manager 1) Penanggung jawab seluruh kegiatan pelaksanaan fisik proyek 2) Wakil penuh Project Manager di proyek 3) Verifikasi tagihan fisik proyek 4) Verifikasi pengadaan material dan peralatan 5) Bertanggung jawab kepada Project Manager g. tugas dan tanggung jawab Site Engineer 1) penanggung jawab kegiatan teknik, perencanaan, pengukuran, quantity control dan quality control serta pengendalian proyek 2) pengajuan contoh material, brosur, shop/ asbuilt drawing, mark up, izin kerja, surat menyurat dan pelaporan
3) penyiapan dan pengurusan tagihan fisik proyek 4) bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager h. tugas dan Tanggung Jawab Staf Administrasi/ Keuangan 1) penyiapan order dan delivery material 2) pembayaran pembelian material, subkon dan upah kerja proyek 3) penyiapan laporan keuangan 4) bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager i. tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Sipil 1) Penanggung jawab penuh pelaksanaan kegiatan sipil/ struktur proyek. 2) Pengadaaan tenaga kerja untuk kegiatan sipil/ struktur sesuai kebutuhan. 3) Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. 4) Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana. 5) Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. 6) Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. j. tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Arsitektur. 1) Penanggung jawab penuh pelaksanaan kegiatan finishing terhadap nilai estetika arsitek. 2) Pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan finishing sesuai kebutuhan. 3) Koordinasi dengan Site Engineer, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. 4) Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana. 5) Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. 6) Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. k. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Mekanikal
1) Penanggung jawab penuh pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan mekanikal. 2) Pengadaan tenaga kerja untuk pekerjaan mekanikal sesuai kebutuhan. 3) Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana. 4) Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. 5) Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. 6) Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. l. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Elektrikal 1) Penanggung jawab penuh pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan elektrikal. 2) Pengadaan tenaga kerja untuk pekerjaan elektrikal sesuai kebutuhan. 3) Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana. 4) Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. 5) Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. 6) Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. m. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Logistek/ Peralatan 1) Penanggung jawab penuh perencanaan/ jadwal dan pengadaan seluruh material yang diperlukan. 2) Penanggung jawab penuh perencanaan/ jadwal dan pengadaan seluruh alat kerja serta operasional mobilisasi alat yang diperlukan. 3) Penanggung jawab penuh gudang material dan alat. 4) Membuat laporan keluar masuk material dan alat kerja.. 5) Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.
3. Standar Audit Internal SPI pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan berpedoman pada landasan hukum Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD yaitu: a) PP. No. 3 tahun 1983/PP No. 28 tahun 1993, tentang Tata Cara Pembinaan Pengawasan Perjan, Perum, dan Persero b) Instruksi Presiden RI No. 15 tahun 1983, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan c) Surat Menteri Koordinator Ekuin dan Wasbang No. S 131/M. Ekuin/1987, tanggal 25 Mei 1987, tentang Petunjuk Penyusunan Usulan Program Kerja Pengawasan Tahun 1987/1988 d) S.E.KA.BPKB No. 797/K/1985, tanggal 24 Desember 1985, tentang Norma Pemeriksaan SPI BUMN/BUMD
4. Kedudukan Internal Auditor dalam Perusahaan Departemen internal audit pada PT Nindya Karya (persero) cabang Medan dinamakan dengan satuan pengawasan intern (SPI) untuk dapat menjadi unit kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, satuan pengawasan intern harus mendapat dukungan penuh dari setiap jajaran manajemen yang dimulai dari top management hingga lini terdepan dari management. Dukungan manajemen dapat terlihat adanya company policy (kebijaksaan perusahaan) terhadap keberadaan SPI, antara lain pengakuan terhadap departemen SPI, menempatkan SPI dalam struktur organisasi pada tingkat yang memungkinkan unit kerja tersebut untuk mempertahankan integritas dan independensinya. SPI dipandang sebagai mitra
kerja bukan sebagai mata-mata perusahaan yang selalu mencari kesalahan orang lain. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983, tugas dan kedudukan satuan pengawasan intern adalah membantu direktur utama dalam mengadakan penilaian atas sistem pengendalian pengelolaan (management), dan pelaksaannya pada badan yang bersangkutan, serta memberikan saran-saran perbaikan. Satuan pengawasan intern harus difungsikan secara optimal, untuk itu departemen SPI harus dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur utama BUMN (Perjan, Perum, Persero) yang bersangkutan (Pasal 45 ayat 2 dan Pasal 46 ayat 1). Kedudukan SPI pada perusahaan (Persero) PT Nindya Karya diperjelas dalam Keputusan Direksi Nomor OT 09/1/25/PP.1-94 pada pasal 66 dan 67 sebagai berikut: a. Satuan pengawas intern mempunyai tugas membantu direktur utama dalam mengadakan penilaian atas sistem pengendalian perseroan, dan pelaksanaannya pada bidang-bidang dan unit-unit kerja dilingkungan perseroan, serta memberikan saran-saran perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan perseroan yang efektif, efisien, dan ekonomis, serta b. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut satuan pengawasan intern mempunyai tugas penyelenggaraan pengawasan bidang usaha, bidang teknik, bidang keuangan, serta bidang personalia dan administrasi umum, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijaksanaan perseroan.
5. Laporan Internal Auditor Laporan hasil pemeriksaan (LHP) internal auditor merupakan suatu laporan resmi yang disampaikan pada pejabat yang berwenang, yang disusun berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) laporan pemeriksaan berisikan informasi mengenai temuan-temuan pemeriksaan, kesimpulan dan saran-saran yaitu: a. Kebijakan SPI mengenai laporan pemeriksaan operasional yang terdiri dari: 1) Tujuan pelaporan dari setiap penugasan harus ditetapkan sedini mungkin, 2) Temuan penting harus mendapat persetujuan dari atasan suatu pemeriksaan dilakukan 3) Untuk setiap penugasan dibuat daftar ikhtisar temuan hasil pemeriksaan pendahuluan yang memuat temuan penting, kesimpulan dan saran yang akan dimuat dalam laporan, 4) Temuan yang diperoleh dari pemeriksaan pendahuluan harus sering ditinjau kembali, dan 5) Sebaiknya penilaian tidak dinyatakan terlalu dini b. Pengamanan konsep laporan Konsep laporan harus disimpan sebaik mungkin agar tidak diketahui orang yang tidak berkepentingan. Laporan yang mengandung hal-hal yang prinsip dan material harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pimpinan utama objek pemeriksaan. Penyimpang yang diperoleh pada saat
pemeriksaan sedang berjalan dapat diterbitkan jika penyimpang tersebut dianggap perlu untuk diketahui oleh pimpinan objek agar akibat yang merugikan dari penyimpangan tersebut dapat dihindari. c. Pekerjaan review konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Seluruh konsep laporan hasil pemeriksaan harus direview oleh pejabat SPI menurut tingkat tanggung jawab sesuai dengan bobot temuan. Laporan pemeriksaan harus segera diselesaikan dan disapaikan tepat waktu supaya informasi yang terkandung didalamnya dapat bermanfaat sepenuhnya. Keterlambatan
dalam
penyampaian
akan
mengurangi
nilai
atau
manfaatnya, bila terjadi keterlambatan maka upaya yang dilakukan untuk menghindari berlangsungnya kejadian yang merugikan secara berlarutlarut (seperti kecurangan, tidak berdaya guna, tidak hemat, tidak taat), menjadi sia-sia, maka SPI diasumsikan sebagai Satuan Pemborosan bukan Satuan Pengawasan. Standar laporan pemeriksaaan yang bermutu akan terpenuhi apabila laporan memuat dengan jelas ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan yang harus dibuat dengan kalimat sederhana (ringkas, jelas, dan mudah dimengerti), menyajikan informasi yang berdasarkan fakta dan data yang akurat serta akrual, memuat pernyataan tentang kesesuaian antara kondisi yang berlaku dalam perusahaan dengan norma pemeriksaan. Bentuk laporan yang dilaksanakan saat ini terdiri dari: a. Laporan Hasil Pemeriksaan Penugasan, yang terdiri dari: 1) Laporan Pemeriksaan Rutin, yaitu laporan pemeriksaan yang dibuat berdasarkan
pelaksanaan pemeriksaan di lapangan dan mengacu
kepada jadwal dan lokasi yang ditetapkan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT). Laporan ini disebut Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dibuat dengan tahapan/langkah-langkah yang sesuai dengan norma pelaksaan pemeriksaan yang mengungkapkan unsur-unsur seperti kondisi atau kenyataan yang terjadi, kriteria yang harus dicapai dibandingkan dengna kondisi/ pemyimpang, sebab terjadinya penyimpangan, akibat penyimpangan tersebut serta saran tindak perbaikan. Unsur-unsur tersebut setelah dihimpun dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan diformulasikan (Format, jenis temua, sebab akibat, serta tindak lanjut), selanjutnya LHP disampaikan kepada Direktur utama, dengan tindakan para Direktur (Direktur Usaha, Keuangan, Personalia, administrasi umum, dan teknik) , serta objek pemriksaan untuk menjadi perhatian dan ditindak lanjuti. 2) Laporan Pemeriksaan Khusus, yaitu laporan pemeriksaan diluar program kegiatan pemeriksaan rutin, atau lazimnya disebut inspeksi mendadak dan dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan langsung atas perintah lisan/tertulis atas sesuatu masukan/informasi yang didapat, didengar, dan dilihat baik langsung maupun tidak langsung oleh direksi atau sumber yang dapat dipercaya. b. Laporan Hasil Pengawasan Periodik, yang terdiri dari 1) Laporan Triwulanan. Laporan ini dibuat/disusun berdasarkan periode laporan dengan mengemukakan LHP yang diterbitkan, termasuk
jumlah komulatifnya yang diperinci menurut sasaran pemeriksaan. Baik pemeriksaan keuangan maupun pemeriksaan operasional serta kegiatan pembinaan para auditor melalui diklat internal audit. Laporan triwulan ini ditanda tangani oleh direktur utama yang disampaikan kepada BPKP pusat dengan tindakan para direksi, dewan komisaris serta instansi terkait. Penyampaian laporan paling lambat satu bulan setelah triwulan yang bersangkutan. 2) Laporan
Tahunan.
Laporan
ini
dibuat/disusun
dengan
mengemukakan tentang perkembangan SPI yang meliputi jumlah LHP
secara
kualitatif
dan
kuantitatif,
pedoman
pelaksaan
pengawasan, jumlah tenaga SPI, pendididkan dan pelatihannya (jenis, peserta dan lamanya) laporan tahunan ditandatangani oleh direktur utama dan disampaikan kepada BPKP pusat dengan tindasan para direksi, dewan komisaris serta instansi terkait, dengan waktu penyampaian paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun. Pada departemen SPI laporan pemeriksaan sangat identik dengan apa yang disebut bahan masukan yang independen sebagaimana yang tertera dalam pasal 47, Peraturan Pemerintah Nomor 3/1983. Masukan independen penting, karena satu dari fungsi pengawasan adalah mencari/mengumpulkan data dan informasi yang dalam prosesnya diaplikasikan menjadi laporan baik lisan maupun tulisan. Pemanfaat laporan internal auditor dapat diuraikan sebagai berikut: a. Dalam perencanaan, manfaat laporan internal auditor merupakan sumber informasi/bahan masukan dalam penyusunan rencana program kegiatan
pengawasan yang disampaikan kepada pejabat yang berwenang agar pertimbangan atau saran dan tindak lanjut dapat segera dilaksanakan, dan b. Dalam pengawasan, manfaat laporan internal auditor merupakan alat pengendalian kegiatan perencanaan yang telah disusun untuk program pengawasan periode berikutnya, apakah saran tindak lanjut telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang direkomendasikan. Laporan internal auditor pada perusahaan: Pemakaian kendaraan tidak sesuai dengan Surat Edaran No : SE/01/I/2006, tanggal 12 Januari 2006. Dari uji sample pemakain kendaraan di bagian umum Kantor Pusat semester I/2006 sejumlah 100 lembar dokumen, 5 lembar dokumen perjalanan diantaranya tidak sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada SE/01/I/2006, tanggal 12 Januari 2006, sebagai berikut : Uraian
Kriteria Menurut SE
Menurut 15 lembar Dokumen Perjalanan
1. Permintaan kendaraan
Satu hari sebelumnya
-
2. Tanda tangan pemakai
Ditandatangani oleh pemakai
-
(bukan pengemudi)
5 lbr dokumen, tanggalnya dibuat pada saat akan melakukan perjalanan 1 lbr dokumen hanya ditandatangani pengemudi
PARAGRAF – 1 Pengabaian terhadap SE nomor 01/I/2006 tersebut diatas karena adanya hal-hal berikut :
-
Bersifat insedentil (adanya pemeriksaan khusus dengan SPI ke unit PUR, BER, SAL, DOS dan BAJ), 5 lbr permintaan kendaraan dibuat pada saat akan melakukan perjalanan;
-
Bersifat insidentil (adanya pemakaian kendaraan oleh kejatisu ke unit SAL), 1 lbr dokumen ditandatangani oleh pengemudi. PARAGRAF – 2
Untuk memenuhi permintaan yang sifatnya insidentil tersebut, perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya sewa kendaraan dari CV. Maju Transport sebesar RP 13.500.000,PARAGRAF – 3 Untuk mengantisipasi permintaan kendaraan yang sifatnya incidental dan melihat tambahan biaya sewa kendaraan yang sifatnya incidental tersebut relatif lebih mahal dibanding sewa kendaraan dengan tujuan yang sama dari CV. IRA TRANSPORT yang hanya Rp 8.500.000,- perlu dilakukan langkah-langkah efisiensi sebagai berikut: 1. Memanfaatkan kendaraan NISSAN TERANO tahun pembuatan 1999 milik perusahaan sendiri sejumlah 4 unit yang ini berada di GUU-I, masih lebih efisien karena tarif per kilometer kendaraan NISSAN TERANO hanya Rp 350,- dan jika diperhitungan dengan jumlah kilometer yang ditempuh oleh kendaraan sewa tersebut sepanjang 2000 km, maka biaya transportasi hanya akan bertambah sebesar Rp 7.000.000,2. Menggabungkan permintaan dari beberapa bagian yang tujuannya sama dan/atau berdekatan, misalnya bagian SPI mengajukan permintaan
kendaraan untuk tujuan audit operasional rutin ke unit DOU kemudian bagian PKBL mengajukan permintaan kendaraan untuk tujuan penagihan ke unit SID; 3. Mengurangi sewa kendaraan dari CV IRA TRANSPORT dari 15 unit menjadi 11 unit.
B. Analisis Hasil Pemeriksaan 1. Fungsi Internal Auditor Fungsi internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan karena merupakan sumber bahan masukan yang independen bagi manajemen untuk mengevaluasi berbagai kegiatan perusahaan. Untuk dapat menjamin pelaksanaan fungsi pemeriksaan yang baik maka internal auditor harus berpedoman pada ketentuan pemeriksaan operasional yang ditetapkan, sehingga hasil pemeriksaannya bermutu dalam arti memenuhi ukuran/ norma pemriksaan yang dimuat dalam laporan yang diterbitkan. Organisasi apapun termasuk organisasi SPI, dibentuk untuk mengejar sasarsan bersama-sama secara lebih efektif dan efisien, prilaku anggota perusahaan terarah pada tujuan, dengan demikian organisasi SPI agar tujuan perusahaan tercapai secara efisien dan efektif. Tujuan perusahaan pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan, dinyatakan pada visi dan misi. Organisasi SPI dibentuk untuk mendukung dan memperlancar visi dan misi tersebut.
Pemeriksaan intern bertujuan untuk merekomendasikan perbaikan yang perlu dengan maksud untuk: a. Landasan ketaatan terhadap kebijaksaan manajemen dan menilai apakah kebijaksaan manajemen cukup memadai b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan c. Meningkatakan efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan d. Meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan e. Menilai kegiatan (prestasi, kinerja), dan f. Mengidentifikasikan berbagai kelemahan sistem pengendalian agar tidak terulang dimasa yang akan datang. Dilain pihak tugas pemeriksa intern mencakup: 1) Pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada Peraturan PerundangUndangan, 2) Penilaian tentang efisien dan efektivitas dalam penggunaan sarana yang tersedia, 3) Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau program
2.
Kedudukan internal auditor Secara teoritis telah dikemukakan bahwa keberhasilan internal auditor dalam
perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam perusahaan. Bagian internal auditor sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagian ini untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik,
serta dapat menjamin kebebasan dalam melakukan aktivitasnya. Semakin tinggi kedudukan pejabat yang membawahi bagian internal auditor, semakin luas lingkup pemeriksaan yang akan dilakukan, seterusnya semakin luas lingkup pemerikasaan yang dilakukan internal auditor, semakin memungkinkan bagian internal audit untuk bersifat independen. Independensi internal auditor membuat seluruh bagian dalam perusahaan memandang SPI sebagai mitra kerja, bukan sebagai mata-mata yang selalu mencari kesalahan orang lain. Pandangan ini merupakan company policy yang dikeluarkan oleh direktur utama. Departemen SPI pada PT Nindya Karya mempunyai tugas membantu direktur utama untuk mengadakan penilaian atas sistem pengendalian dan pelaksanaannya pada bidang-bidang dan unit-unit
kerja dilingkungan perusahaan serta
memberikan saran-saran perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan perseroan yang efektif, efisien dan ekonomis. Dalam melaksanakan tugasnya SPI bertanggung jawab kepada direktur utama. Pertanggungjawaban SPI kepada direktur utama memungkinkan terselenggaranya tindakan perbaikan yang komperhensif, sebab SPI dapat mengaudit seluruh bagian perusahaan, kecuali pimpinan top perusahaan, sehingga dengan demikian SPI benar-benar dapat berfungsi sebagai Early Warning System bagi perusahaan. Masalahnya adalah jika SPI bertanggungjawab kepada direktur utama, maka pihak mana yang kan mengaudit direktur utama? Oleh karena itu menurut penulis walaupun pertangggungjawaban kepada dewan komisaris cukup memadai, namun SPI sebaiknya bertanggung jawab kepada dewan komisaris, sebab dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah setiap tingkatan manajemen
memenuhi
tanggung
jawab
mereka
dalam
mengembangkan
dan
menyelenggarakan struktur pengendalaian intern yang menjadi fokus pemeriksaan internal auditor. Pemeriksaan intern dilakukan pada PT Nindya Karya bersifat dinamis, yang bertujuan untuk menghilangkan anggapan bahwa departemen SPI hanya pencari kesalahan, selanjutnya diharapkan bagian SPI dapat menjadi rekan kerja yang sesungguhnya. Bagian SPI mengembangkan komunikasi terbuka dengan bagian yang terkait sebagai penerima laporan, sehingga hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat menunjang keberhasilan dan kesinambungan (going concern ) perusahaan.
3.
Laporan Internal Auditor Hasil pemeriksaan intern adalah pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP). Laporan audit dibuat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan bagian SPI yang ditunjang dengan data-data yang telah dianalisis, diinterprestasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil pemeriksaan intern. Laporan hasil pemeriksaan intern ini dapat dikatakan sebagai senjata yang sangat berharga bagi internal auditor, sehingga ada suatu konvensi (ketentuan tidak tertulis) yang menyatakan bahwa keberhasilan tugas internal auditor terletak pada keahliannya membuat laporan yang membuahkan dampak positif bagi keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Demikian pula pada PT Nindya Karya, laporan audit SPI adalah suatu laporan
resmi yang disampaikan kepada pejabat yang berwenang, yang disusun berdasarkan kertas kerja pemeriksaan (KKP). Laporan ini memuat informasi mengenai temuan-temuan pemeriksaan, berikut kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran untuk menindaklanjuti temuan itu. LHP disimpan sebaik mungkin agar tidak diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan. Seluruh LHP nantinya direview oleh pejabat SPI menurut tingkat tanggungjawab sesuai bobot temuan. LHP dibuat ringkas, jelas, dan mudah dimengerti, menyajikan informasi berdasarkan fakta dan data yang akurat serta disampaikan tepat waktu. Kegunaan LHP bagi direktur utama adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sedangkan bagi pimpinan unit LHP berguna sebagai bahan penyelididkan apakah para bawahan telah bekerja dengan baik dalam arti bebas dari segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Bentuk laporan yang dihasilkan oleh departemen SPI pada PT Nindya Karya terdiri dari: 1.
2.
Laporan Hasil Pemeriksaan Penugasan yang mencakup : a.
Laporan Pemeriksaan rutin, dan
b.
Laporan pemeriksaan khusus
Laporan Hasil Pengawasan Periodik, yang mencakup: a.
Laporan triwulanan, dan
b.
Laporan tahunan
Pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh personil SPI pada PT.Nindya Karya (Persero) tidak bersifat kaku dalan koridor pemeriksaan rutin, tetapi
adapula inspeksi mendadak didasarkan atas masukan/informasi yang dapat didengar dan dilihat baik langsung maupun tidak langsung oleh direktur utama, direksi, dan sumber lain yang dapat dipercaya. Laporan hasil pengawasan periodik ditandatangani oleh direktur utama, disampaikan oleh BPKP Pusat dengan tindasan direksi, dewan komisaris, serta instansi terkait. Penyampaian laporan hasil pekerjaan SPI
kepada BPKP membuktikan bahwa terdapat
kerjasama antara SPI dan BPKP dalam mengaudit perusahaan yang bersangkutan. Dari uraian di atas terlihat bahwa laporan hasil audit yang disajikan oleh SPI telah sesuai dengan penjelasan dalam uraian teoritis bab II yaitu laporan internal audit sebagai pemberi informasi, pendorong dilakukannya tindakan korektif serta alat untuk mengambil suatu keputusan, sehingga dapat dikatakan laporan internal audit yang disajikan telah memberikan manfaat bisnis yang berarti pada manajemen.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keduduka n dan fungsi internal auditor yang melaksanakan pengawasan intern sangat memegang peranan penting bagi pencapaian tujuan perusahaan khususnya pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan dengan alasan sebagai berikut : 1. Peranan internal auditor dalam kedudukannya sudah berperan dengan baik sebagai alat pengawasan pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan. 2. Kedudukan internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan berada dibawah direktur utama dan mempunyai tugas membantu direktur utama
untuk
mengadakan
penilaian
atas
sistem
pengendalian
dan
pelaksanaannya pada bidang dan unit kerja di lingkungan perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikan. 3. Laporan internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan telah berfungsi sebagai pemberi informasi, pendorong dilakukan tindakan korektif serta alat untuk mengambil keputusan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, Khususnya pada bagian Satuan Pengawasan Intern, maka untuk peningkatan kinerja perusahaan pada umumnya dengan spesifikasi di bagian SPI, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya pendidikan dan pelatihan bagi personal auditor internal perlu diperhatikan, tidak hanya pada masalah auditing saja tetapi juga mencakup : bidang perpajakan, statistik, dan moneter serta fungís-fungsi manajemen dalam rangka untuk mempersiapkan tim audit yang qualified.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Jilid Dua, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan Hartadi Bambang, 1999. Sistem Pengendalian Intern, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Hiro Tugiman, 2001. Standar Profesional Audit Internal, Edisi Kelima, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Katijo, 2008. Auditing Pengantar Untuk Pemula, Pustaka Bangsa Press, Medan Mulyadi, 2002. Auditing Buku 1, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta Narotama,
Wirawan Radianto,2004. Sistem Pengendalian Internal, Edisi
Pertama, Penerbit Adicita Karya Nusa, Yogyakarta Sawyer, Lawrence, 2005. Audit Internal Sawyer, Edisi Kelima, Terjemahan Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta. Tunggal Widjaya Amin, 1994. Auditing Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta William Messier, Steven Glover, Douglas Prawitt, 2005. Jasa Audit & Assurance, Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta