KECUKUPAN PANGAN: Swasembada, Ketahanan dan Kedaulatan Pangan M. A. Chozin INSTITUT PERTANIAN BOGOR Rakor Pangan KADIN Jakarta, 26 Juli 2011
BATASAN PANGAN • Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk di dalamnya adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan atau minuman (UU Pangan)
PANGAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA - Pangan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pangan adalah salah satu kebutuhan manusia, dan pangan juga merupakan salah satu hak dasar manusia. - Terpenuhinya kebutuhan pangan untuk setiap individu agar hidup sehat dan aktif akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
FUNGSI PANGAN BAGI MANUSIA • - Untuk memberikan tenaga atau energi pada tubuh sehingga dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. • - Sumber pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit • - Sumber pembangun tubuh baik untuk pertumbuhan maupun perbaikan tubuh. • - Sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia.
ZAT GIZI PANGAN 1. Karbohidrat 2. Lemak 3. Protein 4. Vitamin 5. Mineral 6. Air
PANGAN BAGI MAYARAKAT DAN NEGARA (SOSEKBUDPOL PANGAN) Pangan tidak hanya sekedar zat gizi untuk tubuh, tetapi sarat dengan nilai: - nilai sosial/kehidupan manusia - nilai/unsur kebudayaan (cita, rasa, bentuk, penyajian, proses yang yang sesuai dan unik) “ makanan tidak hanya untuk selera lidah, tapi juga untuk selera mata” - nilai ekonomi (status ekonomi menentukan pola pangan, simbol/status ) - Nilai politik (penyebab perang, turun tahta)
KECUKUPAN PANGAN - Kecukupan pangan merupakan indikator (outcome indicator) ketahanan pangan di tingkat rumah tangga - Kecukupan pangan diukur dari kecukupan energi dan protein - Untuk penduduk Indonesia ditetapkan dalam hitungan setara pria dewasa (adult equivalent unit): 2800 Kcal/hari energi dan 55 gram/hari protein, setara dengan 2200 Kcal/hari energi dan 48 gram/hari protein
KECUKUPAN PANGAN - Kecukupan pangan tidak terpisahkan dari ketahanan pangan - Pemenuhan kecukupan pangan untuk setiap individu merupakan kewajiban pemerintah yang diamanatkan dalam peraturan perundangan.
KETAHANAN PANGAN - Terdapat sangat banyak definisi ketahanan pangan (sering dibedakan atas ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, regional, nasional, global) - Definisi yang banyak dianut oleh banyak negara di dunia adalah versi FAO (2003), termasuk oleh Indonesia (UU Pangan No. 7 tahun 1996 dan PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan)
KETAHANAN PANGAN Kedua produk hukum tsb mendefinisikan ketahanan pangan: “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah dan mutunya, aman merata dan terjangkau”
KETAHANAN PANGAN Dengan batasan tersebut, ketahanan pangan harus difahami: 1. Terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang cukup. 2. Terpenuhinya pangan dengan kondisi aman 3. Terpenuhinya pangan dengan kondisi merata 4. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau
SISTEM KETAHANAN PANGAN (Hanani, 2009)
INDIKATOR OUTCOME KETAHANAN PANGAN (FAO) • Persentase penduduk kekurangan energi • Rata2 ketersediaan energi perkapita • Share padi2an dan umbi2an terhadap total energi tersedia untuk dikonsumsi • Umur harapan hidup • Angka kematian bayi/balita • Prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) balita • Prevalensi KEP orang dewasa
SISTEM KETAHANAN PANGAN • 1.Sub sistem ketersediaan (food availability): Sub-sistem yang menjamin ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat
SUB-SISTEM KETERSEDIAAN PANGAN (Hanani, 2009)
SISTEM KETAHANAN PANGAN • Sub-sistem Akses pangan (food access): Subsistem yang menjamin kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yanguntuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial.
SUB-SISTEM AKSES PANGAN (Hanani, 2009)
SISTEM KETAHANAN PANGAN • Sub-sistemPenyerapan pangan (food utilization) yaitu sub-sistem tentang penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatanlingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumahtangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan, serta penyuluhan gisi dan pemeliharaan balita
SISTEM KETAHANAN PANGAN • Stabiltas (stability) merupakan dimensi waktu dari ketahanan pangan yang terbagi dalam kerawanan pangan kronis (chronic food insecurity) dan kerawanan pangan sementara (transitory food insecurity). • Status gizi (Nutritional status ) adalah outcome ketahanan pangan yangmerupakan cerminan dari kualitas hidup seseorang. Umumnya satus gizi ini diukurdengan angka harapan hidup, tingkat gizi balita dan kematian bayi.
SWASEMBADA PANGAN - Swasembada pangan kondisi suatu negara yang mampu untuk mengadakan sendiri /produksi sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakatnya. - Swasembada pangan berbeda dengan swasembada beras; pangan bukan hanya beras. - Swasembada pangan berbeda dengan ketahanan pangan; swasembada pangan tidak menjamin setiap individu warga negara mendapatkan asupan pangan yang memadai dan bebas dari kelaparan
SWASEMBADA – KETAHANAN PANGAN
SWASEMBADA VS KETAHANAN PANGAN
KEDAULATAN PANGAN Kedaulatan Pangan/Food Sovereignty adalah konsep ketahanan pangan yang berorientasi lingkungan dengan berupaya untuk kembali ke alam (back to basic atau back to nature) yaitu memprioritaskan keberlanjutan produksi dalam negeri dengan memanfaatkan kearifan lokal dan berbasis ekologi yang mengutamakan kegiatan yang ramah lingkungan untuk mewujudkan penghidupan yangberkelanjutan dan linkungan yang terintegrasi.
KETAHANAN VS KEDAULATAN PANGAN
KETAHANAN PANGAN GLOBAL Perkembangan KECUKUPAN PANGAN GLOBAL: - Lonjakan permintaan pangan dari pasar pangan dunia akibat pertumbuhan ekonomi China dan India - Lonjakan biaya produksi pangan karena krisis energi - Beralihnya produksi pangan dunia (jagung dan tebu) kepada energi alternatif (biofuel) - Pertumbuhan penduduk dunia tetap tinggi - Dampak pemanasan global climate changes produksi pangan dunia menurun
KTAHANAN PANGAN NASIONAL • Meskipun telah menyatakan sebagai negara yang swasembada beras (?), berdasarkan indikator2 ketahanan pangan Indonesia belum dapat disebut negara yang mempunyai ketahanan pangan yang kuat • Permasalahan ketahanan pangan tersebut meliputi: 1) Ketersediaan pangan yang masih rendah; 2) Keterjangkauan (fisik, sosial, ekonomi); 3) Konsumsi (keamanan, pola pangan) yang masih rendah dibandingkan dengan pola pangan harapan (PPH)
CO2 and other Trace Gases indirect effects
direct effects
Radiation Temperature Precipitation Wind
Morphological Physiological Biological and Physical Effects on Plants and Soils Growth Biomass Formation Yield
Fig. 1 Effects of an increase in “ Greenhouse” gases on biomass primary production
Climate Factors: Temperature, Rain fall
Land Area
Cropping Intensity
Food Production
Social-economic Condition
Crop Productivity
Food Balance
Total Population
Average Food Consumption
Food Demand
Fig. 2. Framework to estimate the impact of climate change on food balance (Syaukat, 2011)
Table 1. Impacts of a 20C Increase in Temperature, a 246 mm Decline in Rainfall, and Combination among the Two Climate Changes on Food Production while Keeping the Cropping Area Constant (in million tons) (Syaukat, 2011) Commodity Baseline
20C Increase in Temperature
246 mm Decline in Rainfall
20C Increase in Temperature and 246 mm Decline in Rainfall
Food Balance
Percentage of Change
Food Balance
Percentage of Change
Food Balance
Percentage of Change
Husked rice
-65.0
-89.0
-36.9%
-68.0
-4.6%
-90.0
-38%
Maize
-5.0
-27.0
-440.0%
-6.0
-20.0%
-27.5
-450%
Soybean
-3.0
-23.0
-285.7%
-3.8
-65.2%
-25.2
-952%
Cane sugar
-7.0
-28.0
-300.0%
-8.2
-17.1%
-30.0
-328%
Palm oil
+7.0
-15.0
-314.2%
+5.5
-21.4%
-17.0
-343%
Table 2. The Impact of Adaptation Programs on Indonesian Rice Balance by 2050 (Syaukat,2011) Adaptation Program
Baseline: With 20C increase in temperature and 246 mm decline in rainfall
With Climate Change Food balance (Millions tons)
Percentage of change
-90
-
1) Cropping area
Cropping areas +100,000 ha yr-1
-52.0
+42.2
2) Productivity
Productivity +25%
-68.0
+24..4
Productivity +50%
-45.0
+50.0
Cropping intensity from 1.5 to 1.8
-72.0
+20.0
Cropping intensity from 1.5 to 2.0
-60.0
+33.3
Consumption -10%
-80.0
+11.1
Consumption -20%
-65.0
+28.8
5) Cropping areas and productivity
Cropping areas +100,000 ha yr-1 , productivity 50%
-8.0
+91.1
6) Cropping areas, productivity and cropping intensity
Cropping areas +100,000 ha yr-1 , productivity 50% and • Cropping intensity from 1.5 to 1.65 •Cropping intensity from 1.5 to 1.8
+3.7 +8.0
+104.1 +108.9
Cropping areas +100,000 ha yr-1 , productivity 50%, Consumption level -10% and • Cropping intensity from 1.5 to 1.65 •Cropping intensity from 1.5 to 1.8
+17.0 +20.0
+118.9 +122.2
3) Cropping intensity
4) Consumption
7) Cropping areas, productivity, cropping intensity, and consumption
ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN • Berdasarkan kondisi ketersediaan saat ini (Lampiran), permasalahan dan potensi sumberdaya, untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik, Indonesia perlu terus meningkatkan ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi pangan. • Produksi pangan nasional merupakan fungsi dari luas lahan (yang sesuai), intensitas penanaman dan produktivitas tanaman (ternak/ikan)
ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN • Produktivitas tanaman(ternak/ikan) merupakan fungsi dari genotipe (baca: varietas/klon) dan lingkungan (baca teknologi budidaya). • Artinya: setinggi apapun potensi hasil (potential yield) dari suatu genotipe, bila lingkungannya tidak baik (kurang sesuai), maka hasilnya (actual yield) akan rendah; demikian juga sebaik apapun lingkungannya, bila potensi hasil dari suatu genotipe, hasil aktualnya akan rendah.
ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN • Dengan benih bermutu dari varietas unggul (contoh padi:hibrida ?, varietas unggul tipe baru, varietas unggul spesifik lokasi), teknologi tepat guna (benih, pengolahan tanah, pemupukan, tata air, PHT, pasca panen), kelembagaan (penyuluhan, finansial dan ipteks) yang memadai serta kebijakan yang berfihak pada petani (memberdayakan petani) DIYAKINI Indonesia dapat ber SWASEMBADA PANGAN, bahkan potensial untuk memberi makan dunia (FEEDS THE WORLD)
MENGAPA SWASEMBADA? 1. Potensi kekayaan sumberdaya alam yang tinggi 2. Jumlah penduduk yang sangat banyak 3. Swasembada pangan menjadi salah satu jalan keluar mengentaskan kemiskinan dan mencapai kemakmuran 4. Pangan merupakan komoditas yang dapat menjadi isu yang sensitif bagi masyakat kita 5. Instabilitas stok dan harga pangan dunia 6. Dapat digunakan sebagai senjata politis
MENGAPA PERLU DIVERSIFIKASI PANGAN? - menurunkan kerentanan pangan - meningkatkan nilai pola pangan harapan/kualitas pangan - meningkatkan biodiversitas stabilitas ekologis - meningkatkan efisiensi sumberdaya - menurunkan konsumsi beras (13985-90 kg/kapita/th?) - meningkatkan ketahanan pangan - sarana mewujudkan kedaulatan pangan
Tabel 3. Makanan Pokok Penduduk di Beberapa Negara Tanaman
Produksi tertinggi (ton/ha), jumlah hari untuk berproduksi
% dapat dimakan
Jepang
Beras Gandum
Nasi, bermacam mie, bubur Udong, soba, roti
Cina
Beras Gandum
Nasi, bubur Mie, roti
India
Beras Gandum
Nasi Roti
Amerika Serikat
Gandum Kentang
Roti, spageti French fries, bubur, dsb.
Rusia
Gandum Kentang
Roti, spageti French fries, bubur, dsb.
DIVERSIFIKASI PANGAN NON-BERAS (KONDISI SAAT INI) - Negara Besar: Lebih dari satu makanan pokok - INDONESIA: masa lalu cukup beragam; saat ini terjadi pergeseran pola pangan beras-umbi dan beras-jagung-umbi ke pola tunggal beras; juga terjadi pergeseran ke arah pangan berbasis terigu dan produk olahan impor - Diperlukan upaya diversifikasi pangan
DIVERSIFIKASI PANGAN NON-BERAS (PELUANG) - Terdapat berbagai jenis tanaman penghasil karbohidrat yang sesuai dengan agroekosistem Indonesia (Tabel--) - Lahan cukup tersedia - Produksi aktual < produksi potensial - Kualitas tepung beberapa jenis cukup baik - Teknologi pengolahan pangan telah berkembang - Bioteknologi untuk pemuliaan tanaman telah berkembang
Tabel 4 Produktivitas Beberapa Jenis Tanaman Penghasil Karbohidrat Tanaman
Produksi tertinggi (ton/ha), jumlah hari untuk berproduksi
% dapat dimakan
Energi (kJ) bagian dapat dimakan
Produksi energi (103 kJ/ha/ hari)
Rata-rata dunia produksi (ton/ha), hari berproduksi
Rata-rata dunia energi (103 kJ/ha/hari)
Singkong
100 (305)
83
6430
1750
9.7 (330)
157
Kentang
45 (105)
85
3150
1147
14.9 (120)
332
Ubi jalar
43 (122)
88
4790
1486
13.8 (135)
431
Taro
129 (365)
85
4750
1427
5.6 (120)
188
Irish
Tabel 5. Produktivitas Beberapa Jenis Tanaman Penghasil Karbohidrat (Lanjutan) Tanaman
Produksi tertinggi (ton/ha), jumlah hari untuk berproduksi
% dapat dimakan
Energi (kJ) bagian dapat dimakan
Produksi energi (103 kJ/ha/ hari)
Rata-rata dunia produksi (ton/ha), hari berproduksi
Rata-rata dunia energi (103 kJ/ha/hari)
Yam
60 (275)
85
4370
810
9.9 (280)
131
Pisang
75 (365)
59
5380
652
12.5 (365)
109
Tebu
160 (300)
10
16800
896
61.6 (270)
383
Sagu
25 ton pati (365)
100
16800
1151
5 (365)
230
Aren
25 ton gula kasar (365)
100
14740
1010
5 (365)
202
Padi
43 (122)
70
14780
805
3.6 (100)
372
DIVERSIFIKASI PANGAN NON BERAS (KENDALA DAN TANTANGAN) -
Kebijakan pangan bias pada beras Kebijakan diversifikasi tidak konsisten Beras pangan pokok paling bergengsi Beras enak dan bergizi Harga beras relatif murah Beras mudah disimpan, didistribusikan, diolah dan disajikan - Pangan pokok non beras sulit bersaing dengan terigu yang telah memasyarakat - Belum diterapkannya teknologi pengolahan pangan
Skema Program Untuk Pencapaian Kecukupan Pangan Melalui Swasembada & Diversifikasi Pangan
ALTERNATIF PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA BERAS • Peningkatan produksi padi 7 – 8% per tahun untuk surplus 10 juta ton merupakan upaya yang sangat berat pada kondisi teknologi, varietas, ketersediaan lahan, infrastruktur& kelembagaan serta dampak climate changes saat ini. • Fakultas Pertanian IPB dengan berbagai pegalamannya, telah menyusun dan mengujicoba suatu konsep reformasi pengelolaan produksi padi berbasis komunitas yang disebut dengan Komunitas Estat Padi (KEP)
KARAKTERISTIK KEP • KEP merupakan reformasi pengelolaan produksi padi baik kelembagaan sosial, maupun teknologi yang mengarahkan suatu unit produksi padi menjadi unit bisnis profesional yang dijalankan oleh komunitas • Lahan dalam satu hamparan (tersier, 150-200 ha) dikelola dalam suatu bisnis (hulu-hilir) milik komunitas oleh SDM yang kompeten dan profesional • Rekayasa teknologi spesifik lokasi yang terukur diuji & dikembangkan untuk mendukung usaha peningkatan produksi secara holistik • Keuntungan karena efisiensi pengelolaan dan peningkatan produksi akan memberikan imbalan yang memadai bagi petani
KARAKTERISTIK TEKNIS KEP 1. Teknologi budidaya lebih baik (produksi naik dari 4.8ton/ha 6-8 ton/ha bertahap) 2. Rekayasa sosial lebih baik (pengelolaan agribisnis padi terpadu yang efisien sbg suatu unit ekonomi - Adanya konsolidasi manajemen area (bukan konsolidasi lahan): gabungan kelompok tani - Sebuah model pengelolaan sawah (komunitas) dimana penggunaansarana produksi dan alsintan efisien, irigasi lebih baik, PHT lebih efektif - Posisi tawar lebih baik (pengawalan & pendampingan) 3. Manajer farm adlah sarjana pertanian (2 th pertama dibiayai proyek, selanjutnya oleh farm) 4. Manajer mendapat bimbingan dari PT, BPTP, pebisnis pertanian , Pemda dan penyuluh) 5. Program pendampingan mendukung kemandirian estat padi
Perbandingan KEP, Rice Farming dan Corporate Farming Karakter/ Penciri
KEP
Rice Estate
Corporate Farming
Pengeloa
Gapoktan dan seluruh anggotanya
Perusahaan/Pemodal
Pemodal
Pengelolaan
Komunitas
Perusahaan
Investor
Hubungan kerja
Petani sebagai anggota dan pemilik saham
Petani sebagai pekerja
Petani sebagai pekerja
Kepemilikan lahan
Petani
Perusahaan
Konsolidasi lahan
Jaminan keberlanjut-an
-Terjamin (tdk merubah sistem penguasaan lahan) -Ada inovasi utk peningkatan produksi dan keterikatan pd komunitas
Tidak terjamin (karena merubah sistem penguasaan lahan), tergantung pada sitem nilai (value) perusahaan
Tidak terjamin (karena merubah sistem penguasaan lahan), tergantung pada sistem nilai (value) pengelola
Basis lahan yang dikelola
Lahan beririgasi (teknis) dalam hamparan tersier
Areal baru yang biasanya berstatus HGU
Lahan yang dikonsolidasi menuju ideal plot size
TERIMA KASIH