http://www.mb.ipb.ac.id
I_
A.
PENDAI-lULUAN
Latar Belakang Masalah
Kebijaksanaan
pembangunan
kepariwisataan
yang
diga-
riskan GBHN dalam PJP II mengarahkan agar pariwisata mampu menjadi sektor andalan (leading sector) yang dapat mendukung
kegiatan pembangunan. Dengan demikian sektor pariwi-
sata
diharapkan
effects)
dalam
berusaha,
menciptakan memperluas
meningkatkan
pengaruh
lapangan
pendapatan
(multiplier
ganda
kerja
dan
kesempatan
masyarakat,
pendapatan
negara dan pendapatan asli daerah. Kecenderungan menunjukan tidak juga
bahwa
hanya karena
diberbagai secara
luas
global
maupun
kebutuhan
akan
wisata
makin
peningkatan
jumlah
penduduk,
karena
peningkatan
regional
kemampuan
dan
bidang
yang
meningkatkan
serta
pola
kerja.
dan
nasional
meningkat, tetapi
kemajuan-kemajuan mobilitas
Secara
manusia
nasional,
dengan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula permintaan
wisata
alam,
baik
permintaan
wisata
pribumi/
daerah atau wisata nusantara. Pengembangan obyek dan
daya
tarik wisata
alam pada
dasarnya merupakan bag ian integral dari pembangunan kepariwi sa taan nas ional.
Masalah yang masih menjadi
dalam pembangunan obyek dan daya umumnya
terkait
dengan
hamba tan
tarik wisata alam pada
masalah-masalah
yang
mendasar,
http://www.mb.ipb.ac.id
seperti
masih
tertentu
terfokusnya
saja
yang
2
pengembangan
disebabkan
obyek
kurangnya
pada
jenis
informasi
juga
belum seluruhnya kharakteristik dan keinginan pasar diketahui (Direktorat Bina Perjalanan Wisata, 1995). Indonesia memiliki sumber wisata, wisata
alam
yang
secara
optimal
luar
dan
sangat
kecenderungan pasar, Pemerin tah pelaksanaan bertekad
biasa,
yang
belum
potensial
dimanfaatkan
untuk
menanggapi
termasuk diantaranya pasar domestik.
(Kebijaksanaan PJP
diantaranya sumber
II
Departemen Kehutanan RI)
(Pembangunan
meningkatkan
Jangka
pembangunan
Panjang
melalui
dalam Ke-2),
pemanfaatan
sumberdaya hutan non-kayu. Tekad ini tertuang dalam rencana induk kehutanan dengan ditunjang Surat-surat Keputusan Mentri
Kehutanan
sebagai
tindak
lanjut
dari
peraturan
perundangan yang berlaku. Dengan adanya PP No. Sa twa
memungkinkan
termasuk melalui
satwa
pemanfaatan
yang
kegiatan
13 Tahun 1994 tentang Perburuan
dilindungi
perburuan
segal a
sekalipun,
secara
tempat berburu seperti Taman
jenis
Buru,
yaitu
teratur Areal
satwa
pada
liar, dengan
tempat-
Buru dan Kebun
Buru. Perum Perhutani sesuai dengan misinya usaha mil ik negara tanan,
(BUMN)
serta
dalam 1 ingkup Departemen Kehu-
mempunyai dua tujuan perusahan,
pendapatan optimum dari mencapai
andil
sebagai badan
yaitu
Pengusahaan Hutan
yang
dan
memperoleh Usaha
setinggi-tingginya
pembangunan wilayah (Perum Perhutani, 1990).
Lain
pada
http://www.mb.ipb.ac.id
3
Salah satu kegiatan dalam bidang Usaha Lain yang akan ditingkatkan oleh Perum Perhutani berdasarkan RUP (Rencana Umum Perusahaan) tahun 1990 - 2009 adalah Usaha Wanawisata;
Usaha Wanawisata
ini
dinilai
mempunyai
prospek
yang
paling baik dibandingkan dengan usaha-usaha lain. Program bidang
kerja
jangka
panjang
bangungunan
obyek
mandiri,
mencapai
serta
Perhutani
pada
Usaha Lain, khususnya dalam rangka strategi diver-
sifikasi bidang Us aha Wanawisata,
usaha
Perum
bina
sasaran
saham
Wanawisata
yang
cinta
dengan
a1am
perusahaan,
adalah meneruskan pemtujuan
dan
minat
sebagai khusus
yaitu ·pendapatan
setinggi-tingginya
pada
unit
untuk
optimum
pembangunan
wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Kawasan hutan Perhutani memiliki kekayaan anekaragam satwa buru. Kawasan hutan tersebut atau daerah sekitarnya banyak digunakan sebagai tempat berburu baik oleh masyarakat setempat secara tradisional maupun oleh pemburu yang berasal dari
kota.
Sejauh
ini
Perum Perhutani
belum me-
lakukan pengelolaan secara khusus terhadap kegiatan perburuan tersebut. tersebut
Di sisi lain,
cenderung
diataranya
teracam
makin punah.
keadaan populasi satwa buru
menuruan, Keadaan
dan ini
beberapa
jenis
apabila dibiarkan
akan merugikan semua pihak. Perhutani sendiri akan dirugikan karena akan kehilangan aset satwa liar yang potensial.
http://www.mb.ipb.ac.id
Untuk
itu,
kawasan
berburu tersebut,
hutan
yang
4
merupakan
daerah
tujuan
perlu lebih ditingkatkan pengelolaannya
kearah suatu bentuk usaha pemanfaatan satwa yang optimal berdasarkan pad a
suatu hasil
kajian,
antara lain melalui
pengembangan wisata buru. Suatu gagasan Perum Perhutani dalam rangka meningkatkan usaha wanawisata adalah mengembangkan wisata buru di kawasan
Hutan
RPH
(Resor
(Bagian Pemangkuan Hutan)
Polisi
Jonggol,
Hutan) KPH
Cariu,
BKPH
(Kesatuan Pemang-
kuan Hutan) Bogor. Secara
geografis,
yang strategis
Hutan
RPH
Cariu
mempunyai
letak
karena berada di daerah perbatasan
kota
DKI Jakarta yang merupakan kota megapolitan serta sekaligus
sebagai
pusat
perekonomian dana pusat
wisata alam (outdoor recreation), konsumen wisata buru. Diketahui
peminta
khususnya sebagai pusat hampir 90 % pemburu yang
berasal dari wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat di
kota
besar
Jakarta dan
jasa
Bandung
(Noor,
1991).
tinggal Secara
fisik Hutan RPH Cariu selain memiliki kekayaan alam satwa buru, juga mempunyai fungsi lindung sehingga keberadaannya perlu dipertahankan. Penelitian Geladikarya ini dimaksudkan untuk menyusun imformasi yang
bermanfaat sebagai bahan keputusan manaje-
men dalam pengembangan wisata buru Hutan RPH Cariu.
http://www.mb.ipb.ac.id
B.
5
Perumusan Masalah Untuk melakukan pengembangan usaha wisata buru Hutan
RPH Cariu
dibutuhkan adanya arahan-arahan pelaksanaan dan
pengendalian guna mancapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Arahan-arahan yang dimaksud berupa Rencana Manajemen dan Pengusahaan Wisata Buru dan
rencana-rencana
fungsional,
antara lain adalah Rencana Pemasaran. Rencana pemasaran diperlukan sebagai bagi
suatu
rencana
organisasi
pemasaran
yang
dalam baik
mencapai dapat
informasi bisnis tujuannya.
menjamin
Suatu
terjadinya
proses pertukaran yang memenuhi kepuasan konsumen. Perencanaan pemasaran wisata buru pengembangan produk pertukaran Yang
adalah merencanakan
wisata buru agar menghasilkan suatu
yang dapat memenuhi kebutuhan pasar konsumen.
menjadi
pokok
permasalahan
dalam
pengembangan
wisata buru Hutan RPH Cariu adalah: Bagaimana pengembangan wisata buru yang memenuhi kebutuhan pasar konsumen perburuan, khususnya pasar wilayah DKI Jakarta sehingga bermanfaat untuk
perusahaan dan
kesejahteraan masyarakat.
Secara lebih rinci permasalahannya meliputi siapa. apa dan bagaimana segmen pasar dalam memenuhi kebutuhan berburunya. Termasuk dalam hal ini adalah apa ciri-ciri aktivitas
wisata
buru
yang
dibutuhkan,
kapan
dan
bagaimana
kapasitas penyediaan wisata buru Hutan RPH Cariu. Pe rusahan
menghadai
banyak
re s i ko
j i ka
pengembangan
http://www.mb.ipb.ac.id
Wisata Buru Hutan RPH Cariu naan
yang
benar.
6
tidak dengan suatu perenca-
Akibat-akibat
kerugian
perusahaan
yang
mungkin terjadi antara lain: 1.
tidak
menyukai
produk
penjualan
tidak
tercapai
Konsumen
target
yang
disediakan
sehingga
dan
investasi
tidak dapat dikembalikan segera. 2. Tujuan peningkatan nilai tambah hutan produksi melalui diversifikasi usaha wisata buru tidak dapat tercapai 3.
Unsur sumberdaya alam satwa liar dalam hutan produksi tidak dapat dimanfaatkan secara lestari, bahkan kemungkinan mengalami degradasi yang dapat memusnahkan.
4. Terdapat ketergantungan masyarakat terhadap hutan yang merugikan keamanan hutan dan kelestarian hutan. 5.
Perusahaan tidak dapat mewujudkan fungsi hutan seperti yang
diharapkan,
terutama
fungsi
produksi
dan
fungsi
lindung dari Hutan RPH Cariu.
C.
Tujuan Geladikarya Tujuan umum studi geladikarya berdasarkan pokok perma-
salahan yang diuraikan
di atas, adalah:
Menyusun rancangan pengembangan wisata buru Hutan RPH Cariu berdasarkan keinginan pasar wilayah DK! Jakarta dalam rangka penyusunan
rencana pemasaran.
Tujuan-tujuan khusus geladikarya secara runtut menu rut langkah-langkah penelaahan, adalah :
http://www.mb.ipb.ac.id
1.
Mempelajari
kebutuhan/keinginan
dan
7
kemampuan
segmen
pasar golongan menengah dari pasar wilayah DK! Jakarta terhadap wisata buru. 2.
Mempelajari
potensi
penyediaan wisata
buru
Hutan
RPH
Cariu. 3. Menyusun rancangan aktivitas wisata buru sesuai dengan kapasitas lahan dan kebutuhan pasar sasaran. 4. Menyusun rancangan pemecahan masalah dan
pengembangan
pemasaran wisata buru (Lima Tahun Ke-1).
D.
Kegunaan Geladikarya Selain berguna bagi peneliti sendiri, hasil kegiatan
Geladikarya Perhutani,
ini diharapkan dapat Lembaga Pendidikan,
bermanfaat
bagi
Pemerintah Daerah
Perum
Kabupa-
ten Bogor, Masyarakat dan Perbakin sebagai berikut: 1.
Bagi Perum Perhutani. a. Sebagai dokumentasi dan bahan masukan untuk pengambilan
keputusan
optimal,
dalam
khususnya
pendayagunaan
untuk
pengembangan
hutan
secara
wisata
buru
Hutan RPH Cariu. b.
Mempertahankan eksistensi dan fungsi
lindung Hutan
RPH Cariu. c.
Menambah bahan lain.
informasi untuk pengembangan daerah
http://www.mb.ipb.ac.id
2.
Bagi
8
Lembaga Pendidikan.
Sebagai bahan pus taka untuk pengembangan ilmu pengetahuan manajemen, khususnya dalam aspek wisata buru. 3.
Bagi Pemerintah Daerah dan Hasyarakat Sekitar a.
Sebagai bahan masukan dalam
pengembangan wilayah,
atau perencanaan pembangunan daerah. b.
Sebagai
wahana
untuk
pengembangan
sosial-ekonomi
masyarakat sekitar hutan. c. Memberikan fungsi lindung. 4.
Bagi Perbakin Sebagai bahan informasi, rus
Daerah)
Perbakin
khususnya bagi Pengda (Pengu-
(Persatuan
Menembak
Sasaran
dan
Berburu Seluruh Indonesia) OKI Jakarta dalam merencanakan kegiatan perburuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.