BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570), Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja. Menurut Eddy Sukarno (2000:111), Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan
suatu
kegiatan/pro gram/kebijaksanaan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi. Adapun dalam pencapaian tujuan tersebut, setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan maka perlu dilakukan interprestasi atau analisa. Analisa yang harus diinterprestasikan adalah analisis keuangan. Pengertian dari analisis keuangan adalah suatu proses yang bertujuan menentukan ciri-ciri penting tentang keadaan perusahaan terutama keadaan keuangan berdasarkan data yang ada. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dipelajari sehingga tercapai suatu tujuan dari analisa tersebut. Adapun tujuan utama dari analisis kinerja keuangan adalah untuk mendapatkan informasi yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil kebijaksanaan mengenai masalah operasional maupun financial yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dari rasio keuangan. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan yang lain (Munawir, 2005:54). Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329). 2.1.2 Investasi Menurut Tandelilin (2006:6) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Tujuan investasi secara umum adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan disini adalah
kesejahteraan moneter, yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini pendapatan masa datang. Sedangkan tujuan investasi secara khusus adalah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih layak dimasa yang akan datang, untuk mengurangi tekanan inflasi, dan motivasi untuk menghemat pajak. Menurut Sunariyah (2003:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lam, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan investasi menurut Halim (2006:2) adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang bisa dipasarkan dan kapan dilakukan. Selain keuntungan yang akan diperoleh investor dalam berinvestasi, investor juga harus mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi karena kegiatan investasi
tidak menutup kemungkinan akan mengalami kerugian. Oleh karena itu investor harus mengetahui resiko-resiko apa saja yang akan dihadapi. Menurut Siamat (2006:276), resiko-resiko yang mungkin dihadapi oleh investor adalah : a. Risiko Daya Beli ( purchasing power risk) Investor akan mencari atau memilih jenis investasi yang akan memberi keuntungan yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang sebelumnya dilakukan. b. Risiko Bisnis ( business risk) Risiko bisnis merupakan suatu resiko mempunyai kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar bunga atau deviden. c. Risiko Tingkat Bunga ( interest rate risk) Naiknya tingkat bunga biasanya menekan harga jenis-jenis surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga saham. d. Risiko Pasar ( market risk) Apabila pasar mengalami kenaikan, umumnya hampir semua harga saham di Bursa efek mengalami kenaikan, sebaliknya jika pasar mengalami penurunan maka saham yang terdapat di Bursa efek juga akan mengalami penurunan. e. Risiko Likuiditas ( liquidity risk) Risiko ini berkaitan dengan kemampuan surat berharga untuk dapat diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
2.1.3 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum menurut keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang peraturan pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalahbank-bank komersial dan semua beredar (Sunariyah.2003). Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham obligasi, right issuedan sejenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual-belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta (Husnan 2003). Menurut Pandji dan Piji (2003:6) Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dala m hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan. Pasar modal sebagaimana juga pengertian pasar umumnya adalah tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan, dimana objeknya adalah surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu- individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan dalam emiten. Sebaliknya di tempat itulah
perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Pasar memungkinkan untuk terbentuknya harga-harga yang membantu investor dalam mengambil keputusan realokasi asset yang mereka miliki dalam upaya memaksimumkan utility
yang
mereka
miliki.
Tanpa
harga-harga yang
mencerminkan tingkat return dan resikonya. Investor seakan-akan harus mengambil keputusan dalam pembelian saham. Pasar modal didefinisikan sebagai pasar surat berharga jangka panjang yang mempunyai klaim terhadap asset riil yang pada umumnya mengumpul dan sulit untuk dipecah-pecahkan. Asset financial cenderung dapat dipisah-pisahkan secara sempurna. Dengan demikian pasar modal memudahkan investor yang kecil sekalipun
untuk
mendiverifikasikan kepemilikan assetnya dalam bentuk
portofolio yang efisien dari segi return dan resikonya. 2.1.3.1 Manfaat Pasar Modal Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana invesatasi lain yang dapat dimanfaatkan masyarakat pemodal atau (investor). Investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrumen keuangan di pasar modal seperti saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Menurut Sartono (2003:43), adapun manfaat pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahaan atau (emiten), investor, lembaga penunjang da n pemerintah. Manfaat bagi perusahaan (emiten) adalah tidak adanya beban financial yang tetap, Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus
diterima oleh emiten pada saat pasar perdana, dan Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar dari pada harga nominal saham. Manfaat bagi pemodal (investor) adalah sebagai pemegangsaham investor memperoleh dividen, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tiap tahun. Pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS dan hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi. Dapat dengan mudah mengganti instrumen keuangan dan sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen keuangan untuk
memperkecil
risiko
terhadap
keseluruhan
dan
memaksimumkan
keuntungan. Manfaat bagi pemerintah sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah. Dan dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghemat devisa bagi pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal, menurut Husnan (2001:8-13), keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut antara lain : a. Supply Sekuritas Faktor ini harus banyak perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal, sehingga jumlah perusahaan pada suatu negara di sini sangat mempengaruhi. b. Demand akan sekuritas Bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk diperdagangkan. Sehubungan dengan faktor, ini maka
income per kapita suatu Negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas. c. Kondisi politik dan ekonomi Kondisi politik dan ekonomi yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. d. Masalah hukum dan peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengendalikan diri pada informasi yang disediakan
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
menerbitkan
sekuritas.
Kebenaran akan informasi menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. e. Lembaga-lembaga Pendukung Aktivitas Pasar Modal : 1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) Lembaga ini merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal di Indonesia. Dengan adanya BAPEPAM diharapkan dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien yang melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 2. Bursa Efek Merupakan lembaga yang menyelengarakan kegiatan perdagangan sekuritas. Di bursa inilah dilakukan jual-beli saham dengan menggunakan perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. 3. Perusahaan Efek
Perusahaan efek dapat menjalankan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan manajer investasi setelah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM. 4. Lembaga Kliring dan Penjamin Lembaga yang menyediakan jasa kliring untuk jual-beli saham pada bursa efek dan pinjaman penyelesaian transaksi bursa. 5. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan Lembaga yang menyediakan penyelesaian transaksi efek yang mungkin disimpan diberbagai bank kustodian. 6. Kustodian Lembaga ini yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian dan pemegang rekening. 7. Reksa Dana Merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. 8. Biro Administrasi Efek Jasa lembaga yang bertugas untuk memelihara catatan tentang pemilik saham perusahaan berdasarkan kontrak tertentu. 9. Wali Amanat Adalah lembaga yang ditunjuk oleh emiten untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi, yang berperan penting dalam penerbitan obligasi. 10. Akuntan Publik
Peran akuntan publik adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. 11. Notaris Notaris adalah pihak yang berperan dalam pembuatan perjanjian dalam rangka emisi sekuritas, seperti membuat berita acara RUPS, menyusun pernyataanpernyataan keputusan RUPS dan meneliti keabsahan penyelenggara RUPS tersebut. 12. Konsultan Hukum Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain dan keaslian dalam dokumen-dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum tersebut. 13. Penilai Perusahaan yang melakukan penilaian tehadap aktiva perusahaan untuk memperoleh nilai yang dipandang wajar serta diminta oleh bank yang akan memberikan kedit. 2.1.3.2 Jenis-jenis Pasar Modal : Menurut Samsul (2006: 46), dari pengertian pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 jenis pasar modal adalah : 1. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di sini pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi atau agen penjual untuk melakukan pesanan
sekaligus membayar uang pesanan dan pembeli juga dapat memesa n melalui telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui bank ke rekening agen penjual. Apabila jumlah saham atau obligasi yang diminta investor lebih besar daripada jumlah saham yang ditawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kelebihan pesanan yang disebut oversubscribed. Dan apabila jumlah saham atau obligasi yang dimintaoleh investor lebih kecil daripada jumlah saham yang ditawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kekurangan pesanan yang disebut undersubscribed. Konsekuensinya, seluruh pesanan dapat terpenuhi. 2. Pasar Kedua (Secondary Market) Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan beli oleh dari para investor ini dapat disebut juga dengan istilah Order Driven Market. 3. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah transaksi jual-beli antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh Market maker. Investor dapat memilih Market maker yang memberi harga terbaik. Market maker sendiri adalah anggota dari bursa. Para Market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu Market maker. 4. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor beli tanpa perantara efek. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui
electronic communication network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dan di central custodian dan central clearing. 2.1.4 Saham Menurut Sunariyah (2003:30), saham adalah penyertaan modal suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut dengan emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Tandelilin (2001:18), menyatakan bahwa saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-asset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Jenis-jenis saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a Saham Biasa (common stock) Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak atas kepemilikan asset-asset perusahaan. Oleh karena itu pemegang saham biasa mempunyai hak suara untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). b. Saham Preferen (preferen stock) Saham preferen adalah sekuritas yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa. Saham prefe ren memberikan pendapat yang tepat seperti halnya obligasi dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan hutang.
2.1.4.1 Nilai Saham Menurut Jogiyanto (2004:82), dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai saham, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik, yang digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah, wajar, dan mahal. 1.Nilai buku Nilai buku merupakan nilai saham yang dihitung berdasarkan perusahaan penerbit saham. Nilai buku suatu saham dapat dihitung dari nilai nominal, agio saham, modal yang disetor, dan laba yang ditahan. 2.Nilai pasar Nilai pasar merupakan nilai saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang berlaku di pasar bursa. 3.Nilai intrinsik Nilai intrinsik merupakan nilai saham yang sebenarnya atau yang seharusnya terjadi dari perusahaan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsik, berarti saham tersebut tergolong mahal. Dalam situasi seperti ini biasanya para investor mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Dan jika nilai saham dibawah nilai intrinsik, maka saham tergolong murah, sehingga dalam situasi seperti ini para investor mengambil keputusan untuk membeli saham tersebut. 2.1.4.2 Harga Pasar Saham Menurut Sunariyah (2003:170), harga saham yang diartikan sebagai market valueyaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham
pada hakikatnya merupakan penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham di pasar sekunder bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan eksternal. Secara teoritis, harga suatu saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham kemudian hari. Maka untuk menaksir harga saham yang wajar hanya dapat dilakukan dengan tepat bila arus kas yang akan diterima tersebut diestimasikan secara tepat pula. Dalam praktik tidak ada satu cara yang dapat memberikan hasil estimasi yang terbaik terhadap keadaan masa depan yang mengandung unsur ketidakpastian. Untuk keperluan analisis saham, telah dikembangkan beberapa pendekatan dalam penilaian dan penentuan harga saham. Harga pasar saham merupakan harga yang terdapat di pasar sekunder dimana pada pasar tersebut terjadi tawar- menawar harga atas suatu efek yang diperjual-belikan dibursa efek. Sedangkan berdasarkan kamus pasar modal memberikan definisi khusus untuk harga pasar saham yaitu nilai pasar sekuritas yang ditentukan berdasarkan kurs resmi terakhir (IAI,2005:21). Dapat dikatakan bahwa harga saham tergantung pada permintaan dan penawaran saham di pasar modal sesuai dengan motif perilaku yang dimiliki oleh investor. Dalam pasar modal yang efisisen semua sekuritas diperjual-belikan pada harga pasar. Harga saham akan selalu berfluktuasi dari hari ke hari dan hal ini akan berlangsung selama saham tersebut masih terdaftar pada pasar sekunder.
Jika perusahaan mengeluarkan saham (emiten) telah go publik, maka pemilik perusahaan adalah masyarakat luas yang memiliki saham perusahaan tersebut. Tujuan memiliki saham suatu perusahaan antara lain adalah ingin memperoleh dividen yang akan diberikan oleh pemilik perusahaan apabila perusahaan tersebut akan memperoleh laba (laba dalam hal ini adalah laba setelah pajak)., dan sebagaian dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan sebagian lagi ditahan oleh perusahaan (disebut laba ditahan). Apabila laba yang diperoleh kecil, maka dividen yang dibagikan juga kecil. Oleh karena itu, agar para pemegang saham dapat menikmati dividen yang besar, maka manajemen perusahaan juga akan berusaha untuk memperoleh laba yang sebesarbesarnya guna meningkatkan kemampuan membayar dividen. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen, besarnya dividen ini akan mempengaruhi harga sahamnya. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi, sehingga nilai perusahaan juga tinggi sebaliknya bila dividen yang dibayarkan kecil, maka harga saham perusahaan tersebut juga akan rendah, sehingga nilai perusahaan rendah(Martono dan Harjito,2010:3). Harga saham merupakan fungsi nilai perusahaan. Dengan demikian, seberapa jauh kegunaan suatu informasi dapat diketahui dengan mempelajari hubungan antara pergerakan harga dengan keberadaan informasi tersebut. 2.1.5 Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2000:2) menyatakan laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut Menurut Bambang Riyanto (2001:327), Laporan keuangan (financialstatement) adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil- hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002 :2) Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses akuntansi yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.
2.1.5.1 Tujuan Laporan Keuangan Melalui laporan keuangan secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai perusahaan berupa: 1. Informasi mengenai sumber-sumber dan kewajiban serta modal perusahaan. 2. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto atau kekayaan bersih (modal = aktiva – kewajiban) yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha perusahaan dalam memperoleh laba. 3. Informasi mengenai kinerja perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi (perkiraan) dalam memperoleh laba. 4. Informasi mengenai perubahan sumber-sumber dan kewajiban sebagai akibat dari pembelanjaan dan investasi. 5. Informasi yang dapat digunakan perusahaan dalam mengambil kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah: 1) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. 2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu. 3) Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemenatau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. 2.1.5.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari: a.Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang menunjukan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi keuangan ini ditunjukan dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan disebut passiva. Oleh karena itu, dapat dilihat didalam neraca bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah passiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan tampak bahwa: Aktiva = Pasiva Aktiva = Utang + Modal b.Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporakan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. c.Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukan perubahan modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. d..Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 2.1.6 Analisis Rasio Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnyahanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Menurut R. Agus Sartono (2001:114), penggolongan rasio terdiri dari : 1).Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yaitu hutang jangka pendek. 2).Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. 3).Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios) Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka semakin baik manajemen perusahaan dalam mengelolah perusahaan tersebut. 4).Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar dana perusahaan yang dibiayai oleh hutang. 5).Rasio pasar (Market Ratios) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat. Memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mau membeli saham dengan harga yang lebih tinggi. Menurut Samsul (2006:204), banyak sekali rasio keuangan yang dapat dianalisis, tetapi tidak semua rasio dibutuhkan oleh investor. Earning Per Share (EPS) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan perlembar saham yang dihitung dari total terhadap jumlah lembar saham yang beredar. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Jika laba perlembar saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba perlembar
saham rendah berarti kurang baik, dan laba perlembar saham negatif berarti tidak baik. Nilai EPS ini dilihat dari jalannya pertumbuhan EPS. Secara matematis, rumusuntuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300) : EPS Informasi earning per share (EPS) menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kesemua pemegang saham perusahaan yang dapat diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan berdasarkan atas prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Book Value (BV) Pada dasarnya membeli saham berarti sama dengan membeli prospek perusahaan. Dalam metode ini prospek perusahaan dinilai dari sudut pandang nilai buku perusahaan dan tingkat risiko investasi yang dikehendaki (Samsul, 2006:176). Nilai buku suatu saham merupakan kekayaan bersih suatu perusahaan dikurangi dengan nominal saham preferen yang beredar. Dan nilai buku per saham dihitung dengan rumus berikut : BV Debt To Equity Ratio (DER) Digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak tertagihnya hutang. Risiko perusahaan dengan menggunakan Debt To Equty Ratio (DER) yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yang menyebabkan harga saham
perusahaan mengalami penurunan. Dan rumus untuk menghitung DER adalah berikut : DER Return On Assets(ROA) Merupakan rasio laba bersih terhadap total aktiva yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan manajemen atas dana yang ditanam baik oleh pemegang saham maupun oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan aktiva
untuk
menghasilkan laba sebelum pajak. Dan ROA dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ROA
x 100%
Return On Equity(ROE) Rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba bersih setelah pajak dan bunga terhadap total ekuitas. Dan ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ROE
x 100%
2.2 Rerangka Pe mikiran Investor belum mengetahui dengan pasti dana yang di investasikan pada sebuah perusahaan terjamin dan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Kinerja perusahaan sangat penting bagi para investor sebagai bahan pertimbangan
ketika mereka akan melakukan investasi. Para investor memerlukan informasi yang akurat dalam menilai kinerja sebuah perusahaan. Untuk menilai kinerja sebuah perusahaan tersebut para investor dapat melihat dari laporan keuangan perusahaan.Rasio keuangan merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Pertimbangan lain para investor dalam melakukan investasi adalah tingkat keuntungan yang diperoleh melebihi apa yang diharapkan para investor guna menambah kekayaan mereka. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio EPS (Earning Per Share), BV (Book Value), DER (Debt To Equity Ratio), ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity). Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan seperti yang tersaji pada gambar berikut ini :
EPS BV DER
Harga
ROA
Saham
ROE
Keterangan : = Pengaruh secara parsial = Pengaruh secara simultan Gambar 1 Rerangka Pe mikiran 2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010:70). Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini serta tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Kinerja keuangan yang terdiri atas DER, ROA, ROE, EPS, dan BV secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan retail. 2. Kinerja keuangan yang terdiri atas DER, ROA, ROE, EPS, dan BV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan retail.