Kebijakan Pemutahiran Data Jalan dan Jembatan Dalam Mengantisipasi Pengembangan Wilayah Kabupaten Samosir Charles Sitindaon Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Jl.Setia Budi No. 479F Medan Email :
[email protected]
ABSTRAK Pemutahiran data jalan dan jembatan dalam mengantisipasi pengembangan wilayah yang berkelanjutan. Fungsi utama jaringan jalan untuk menyediakan aksesibilitas bagi seluruh wilayah dan memfasilitasi mobilitas/pergerakan orang, barang dan kenderaan. Konsep dan program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah Kabupaten Samosir adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan mempercepat kesetaraan pembangunan antara wilayah supaya dapat berkembang secara cepat. Diantaranya membangun jalan alternatif untuk mengatasi rawan longsor/bencana alam dan jaringan jalan strategis (Pariwisata, Pelabuhan Danau, Agropolitan), memelihara ruas jalan/jembatan yang sudah cukup baik, membuka daerah terbelakang dan terisolir serta meningkatkan standard kelas jalan. Hasil kajian pemutahiran data jalan diperoleh panjang jaringan jalan dan kondisi jalan wilayah Kabupaten Samosir sesuai SK.No.77/KPTS/Db/1990, edisi januari 1995, Bagian A : Gambaran Umum dan Bagian B : Pedoman Prosedur data ruas sepanjang 393,22 Km, dengan rincian Klasifikasi Jaringan Jalan Strategis (JJS) sebesar 169,41 km lebih besar dari 150 km jalan kabupaten, Jaringan jalan Lintasan Umum (LU) sebesar 157,842 km, Jaringan jalan Pariwisata (PAR) sebesar 65,968 km dengan jenis permukaan jalan Aspal (206,367 km), Tanah (98,494 km), Batu (86,659 km), Kerikil (1,700 km) dan kondisi Baik (23,232 km), Sedang (90,701 km), Rusak (174,544 km) dan Rusak Berat (104,743 km) serta titik jembatan sebanyak 53 buah. Disarankan membuka jaringan baru untuk membuka aksesibilitas wilayah pedesaan dan sentra produksi, wilayah perbatasan untuk meningkatkan pengembangan wilayah sehingga cepat berkembang. Kata Kunci : Jaringan Jalan, Ekonomi, Pengembangan Wilayah
1.
LATAR BELAKANG
Data terbaru tentang kondisi jaringan jalan dan infrastruktur jalan lain merupakan faktor yang penting dalam menunjang program pertumbuhan perekonomian. Data ini merupakan informasi yang harus ada dan menjadi bagian yang utama dalam keberhasilan perencanaan pembangunan. Penuangan informasi ke dalam bentuk peta yang sistematis sangat dianjurkan karena penggunaannya yang fleksibel untuk kepentingan perencanaan pembangunan dan diharapkan pula dapat memberikan manfaat bagi para investor yang akan menanamkan modal di Kabupaten Samosir. Telah sejak beberapa dasawarsa yang lalu sektor Pertanian dan Pariwisata, yang merupakan sebagian besar mata pencaharian dari masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Samosir, mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh karena pada sektor ini sering didapati kantong-kantong kemiskinan. Dinas Pekerjaan Umum Bidang Jalan dan Jembatan telah berupaya untuk membuat sarana dan prasarana pada sektor transportasi untuk membantu program ekstensifikasi, juga dengan peningkatan di bidang pemeliharaan jaringan jalan terutama untuk jaringan jalan-jalan kabupaten. Perbaikan atau pembuatan jaringan jalan yang baru diharapkan akan mengakibatkan sarana dan prasarana jalan akan lebih merata, sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan produksi pertanian dan sektor lainnya khususnya sektor pariwisata untuk mendukung peningkatan ekonomi daerah setiap wilayah, yang secara langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga masalah kemiskinan dapat diatasi. Database sendiri hanya bisa didapatkan dari suatu survei inventarisasi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh jenis jaringan jalan baik pada tingkat pelayanan jalan (primer/sekunder) maupun menurut fungsi jalan (arteri, kolektor dan lokal). Dengan banyaknya informasi yang tersedia pada database, maka proses perencanaan terhadap jaringan jalan tersebut baik berupa pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan lain sebagainya akan dapat dilakukan secara baik dan benar.
2.
MAKSUD DAN TUJUAN STUDI
Maksud pemutuhiran data jalan dan jembatan adalah untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Pembangunan, Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan yang optimal.
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
T-219
Transport Tujuan pelaksanaaan studi untuk mengantisipasi pengembangan wilayah adalah : 1. Menginventarisir kondisi jaringan jalan strategis (JJS), jembatan, dan infrastruktur jalan lain yang terdapat di Wilayah Kabupaten Samosir. Ruas jalan yang akan diinventarisasi antara lain jalan Kabupaten dan jalan Lingkungan serta Jembatan. 2. Mendapatkan kondisi jaringan jalan yang akan diinventarisasi dan dipetakan kembali adalah panjang jalan, lebar jalan, jenis perkerasan, kondisi permukaan, bahu jalan, saluran, lokasi gorong-gorong dan jembatan dari setiap ruas jalan yang lengkap dan terinci sesuai dengan rencana penanganan ruas jalan. 3. Menganalisis kebijakan pemutahiran data Jalan dan Jembatan dalam mengantisipasi pengembangan wilayah.
3.
RUANG LINGKUP KAJIAN
Ruang lingkup kajian meliputi penyusunan database jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten Samosir adalah : 1. Mengadakan survey lapangan dalam rangka menginventarisasi jaringan jalan dengan menggunakan standard survey yang umum (form K1). Pengukuran trase jaringan jalan dan melakukan data entry terhadap data primer dan sekunder yang telah didapatkan pada survey inventory serta pendataan kondisi jembatan sesuai dengan form K10. 2. Memetakan kembali kondisi jaringan jalan dengan menggunakan program software AutoCAD dan Pembuatan Peta Digital versi Autocad/GIS. 3. Menganalisis kebijakan pemutahiran data Jalan dan Jembatan dalam mengantisipasi pengembangan wilayah.
4.
SISTEM, FUNGSI, STATUS, KELAS JALAN DAN SPESIFIKASI PRASARANA JALAN
Umum Berdasarkan UU RI No. 38/2004, jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Sementara Lalu lintas disini diartikan sebagai kenderaan, orang dan hewan. Yang tidak termasuk adalah jalan rel, misalnya Kereta api, Lori dan Jalan Kabel. Dalam bentuk apapun diaksudkan pengertian jalan yang tidak terbatas pada bentuk jalan konvensional (pada permukaan tanah) akan tetapi termasuk juga jalan yang melintasi sungai besar, danau, laut, dibawah tanah dan air (terowongan) dan diatas permukaan tanah seperti jalan layang. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan antara lain : Jembatan, Ponton, Lintas atas (Overpass), Lintas bawah (Underpass), Tempat parkir, Gorong-gorong, Tembok penahan, dan saluran air jalan. Sedangkan rambu-rambu jalan dan lalu lintas, pagar atau tembok-tembok daerah milik jalan termasuk pelengkap jalan.
Sistem Jaringan Jalan (SJJ) Sistem jaringan jalan (SJJ) dikelompokkan dalam jalan menurut tingkat pelayanannya dengan sistem jaringan : a. b.
Sistem Jaringan Jalan Primer (SJJP) : sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusinya berwujud kota. Atau sistem jaringan jalan yang menghubungkan antar kawasan perkotaan. Sistem Jaringan Jalan Sekunder (SJJS) : sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota, atau sistem jaringan jalan yang menghubungkan antar kawasan didalam perkotaan.
Fungsi Jalan (FJ) Klasifikasi fungsi jalan berdasarkan PP. No.34/2006 sebahagian besar jalan kabupaten ditentukan fungsinya sebagai Jalan Lokal yaitu yang menghubungkan antara pusat dengan daerah permukiman (persil), atau menghubungkan antar Pusat orde ketiga. Sebagian kecil jalan kabupaten ditentukan sebagai : Jalan Kolektor yaitu yang menghubungkan antar Pusat orde kedua atau Pusat orde kedua dan ketiga. Fungsi jalan (FJ) berdasarkan kelompok jalan adalah menurut peranannya jalan dibagi dengan : a. b. c.
Jalan Arteri (JA) : jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Dimana jalan Arteri dibagi dalam 2 kategori dengan sistem jaringan dan fungsinya: Arteri Primer (AP) dan Arteri Sekunder (AS). Jalan Kolektor (JK) : jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian, dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, jumlah jalan masuk dibatasi. Dimana jalan Sekunder dibagi dalam 2 kategori dengan sistem jaringan distribusi dan fungsinya : Kolektor Primer (KP) dan Kolektor Sekunder (KS). Jalan Lokal (JL) : jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Dimana jalan Lokal dibagi dalam 2 bagian dengan sistem distribusi dan peranannya adalah : Lokal Primer (LP) dan Lokal Sekunder (LS). T-220
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport d.
Jalan Lingkungan (Jaling) : jalan yang melayani angkutan lingkungan dengan cirri-ciri perjalanan jarak dekat (jalan –jalan lingkungan), kecepatan rata-rata rendah dan jalan masuk tidak dibatasi. Dimana jalan lingkungan dikategorikan sebagai berkut : Jalan Lingkungan Primer (JLP) dan Jalan Lingkungan Sekunder (JLS).
Status Menurut pembinaannya (status) jalan sesuai dengan PP No. 34/2006 digolongkan dalam beberapa bagian, adalah : a. b. c. d. e. f.
Jalan Nasional (JN) : jalan umum yang pembinaannya dilakuan oleh Menteri. Dimana jalan nasional digolongkan Arteri Primer (AP) dan Kolektor Primer (KP), serta Jalan Tol dan jalan strategis lainnya. Jalan Propinsi (JP) : jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh KDH Tingkat I (Propinsi)/Gubernur, digolongkan Kolektor Primer (KP) ke-2 (antar ibu kota propinsi dan ibukota kabupaten/kota dan antar ibu kota kabupaten/kota. Jalan Kabupaten (JK) : jalan umum yang pembinaannya diakukan oleh KDH Tingkat II (Bupati/walikota), digolongkan jalan Kolektor Primer ke-3 (KP3 & KP4) dan Lokal Primer (LP) yang menghubungkan kota Kabupaten/Kota dengan ibukota kecamatan, antar kecamatan, antar persil, dan jalan strategis kabupaten lainnya. Jalan Kota (JKt) : jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh KDH Tingkat II (Bupati), digolongkan jalan yang menghubungkan antar Pusat pelayanan dalam kota, antar Pusat pelayanan dengan persil dan antar persil dalam kota. Jalan Desa (JD) : jalan desa yang pembinaannya oleh pemerintah daerah (Pemda) atau Menteri (Pusat khusus jalan pribadi), dimana jalan yang menghubungkan antar permukiman di dalam desa serta jalan lingkungan. Jalan Khusus (JKh) : jalan khusus yang pembinaannya oleh pemerintah daerah (Pemda) atau Menteri (Pusat ) khusus jalan pribadi/jalan istana.
Dikenal istilah Jalan Tol, dimana pemilikan dan penyelenggaraan jalan ini ada pada pemerintah dan syarat-syarat jalan Tol harus mempunyai spesifikasi yang lebih tinggi dari pada lintas jalan umum yang ada dan jalan ini harus pula memberikan keandalan yang lebih tinggi kepada para pemakainnya dari pada lintas jalan umum yang ada. Mengenai jenis kenderaan dan besarnya Tol, ditetapkan dengan Keputusan Presiden (Keppres). sedangkan tugas pembinaan jalan dilakukan oleh Departemen PEKERJAAN UMUM khususnya : Direktorat Jenderal Bina Marga.
Kelas Jalan (KJ) Menurut kelas jalan (KJ) dan fungsi jalan dibedakan dalam beberapa kelas, diantaranya PP RI No.43/1993 tetang Prasarana dan Lalu lintas Jalan, No.038/T/BM/1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Raya) : Tabel 1 Fungsi Jalan dengan Kelas Jalan dan Lebar Ideal Lajur Jalan. Dimensi Kenderaan Lebar (M) Panjang (M) > 10 3,75 2,5 18 I 1. Arteri II 10 3,5 2,5 18 IIIA 8 3,5 2,5 18 IIIA 8 3 2,5 18 2. Kolektor IIIB 3 2,5 12 Lokal IIIC 3 2,1 9 3. Dimana : MST = Muatan Sumbu Terberat, P = Panjang, Lmax = Lebar kenderaan Maksimum No.
Fungsi Jalan
Kelas Jalan
MST (Ton)
Lebar Ideal Lajur (M)
Lebar perkerasan adalah tidak termasuk bahu, kecuali jalan tanpa perkerasan tidak jelas lebar bahunya. Jalan setapak lebar nominalnya adalah 1 meter.
Spesifikasi Penyediaan Jalan Spesifikasi penyediaan jalan berdasarkan jaringan jalan di bagi dalam beberapa jenis penyediaan : a. Jalan Bebas Hambatan (Freeway) : jalan yang mempunyai spesifikasi teknis yang sangat memperhatikan kriteria/syarat Perancangan Geometrik Jalan (alinement horizontal dan alinement vertikal serta perlengkapan jalan). b. Jalan Raya (Highway) : jalan memenuhi persyaratan jalan raya (alinement horizontal dan alinement vertikal serta perlengkapan jalan secara umum) c. Jalan Sedang (Road) : kurang memperhatikan syarat disain perancangan geometrik jalan raya. d. Jalan Kecil (Street) : sangat kurang memperhatikan aturan perencanaan jalan raya, baik teknis maupun secara umum.
Potongan Melintang Jalan (Cross Saction) Potongan melintang jalan merupakan gambaran dimensi jalan yang sebenarnya berdasarkan kelas dan fungsi jalannya yang terdiri dari : drainase, bahu (4%-5%), jalur perkerasan, superelevasi (2%-5%), Damaja, Damija (Righ of Way) dan Dawasja (arteri min. 20 m, kolektor min. 15 m dan lokal min. 10 m). SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
T-221
Transport
Fasilitas Pendukung Jaringan jalan mempunyai fasilitas pendukung yang terdiri dari bagiannya adalah bangunan atas (Jembatan, goronggorong, gantungan, gelagar/diafragma, balok pelengkung, plat lantai, rangka, kerb, trotoir, saluran plat lantai, tiang sandaran, sandaran dan jembatan sementara), bangunan pelengkap (kayu, bata, batu, bronjong, beton bertulang, baja, pvc, aspal, kerikil, pasir, macadam, geotextile), pondasi (cakar ayam, langsung, tiang panjang, bore pile, sumuran, tiang ulir, kawat bronjong), kepala jembatan (cap, dinding penuh), dan pilar (dinding penuh, kolom, cap) serta lain-lain (expantion joint, tembok pengarah, opritan, plat injak).
5.
ANALISA DATA BASE JALAN DAN JEMBATAN
Umum Pemutahiran Data Jalan (K1) dan Jembatan (K10) Kabupaten Samosir di programkan atau direncanakan untuk menghasilkan suatu desain data base sesuai dengan kebutuhan yang akan dilaksanakan, dimana rencana pekerjaan akan diaplikasikan sesuai dengan fungsinya masing-masing pekerjaan direncanakan berdasarkan atas peraturanperaturan desain jaringan jalan yang berlaku di Indonesia. Hasil data base untuk jaringan jalan dan fasilitas jalan berdasarkan sistem, fungsi, kelas jalan di Kabupaten Samosir.
Kriteria penentuan jaringan jalan dan jembatan Kriteria yang digunakan dalam penentuan sistem, fungsi, status, kelas jalan dan spesifikasi penyediaan prasarana jalan berdasarkan petunjuk teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten (parameter bangunan dari standard perencanaan) Jalan dan Jembatan dari Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum Bina Marga, tahun 1990.
Database jaringan jalan dan jembatan Database jalan diperoleh dengan survey inventarisasi dan pendataan/pemutahiran data yang sudah ada (eksisting).
Database jaringan jalan Database jaringan jalan diperoleh dengan menggunakan formulir K1 dengan pendataan yang terdiri : (setiap data jalan yang diambil di dokumentasi) · · · · · · ·
Klasifikasi Ruas : TRAN = Transmigrasi, PIR = Perkebunan Inti Rakyat, NMG = Ekspor Non-Migas, PAR = Parawisata, LU = Lintasan Umum, JJS = Jaringan Jalan Strategis, JI = Jalan Irigasi, KOTA = Jalan Kota, UH = Jalan Pengusahaan Hutan. Status Administrasi : K = Kabupaten, D = Desa, P = Perkebunan, H = Hutan, T = Transmigrasi, A = Irigasi, BM = Propinsi/Pusat. Tipe Permukaan Jalan : A = Aspal, K = Kerikil, B = Batu, T = Tanah, C = Beton Kondisi Permukaan Jalan : B = Baik, S = Sedang, SR = Sedang/Rusak, R = Rusak, RB = Rusak Berat. Hambatan Lalu lintas : TB = Terbuka untuk kenderaan Roda 4 sepanjang tahun, TMH = Tertutup untuk kenderaan Roda 4 pada musim hujan, TST = Tertutup untuk kenderaan roda 4 sepanjang tahun. Kelas Rencana Lalu lintas (KRLL) : 1 = LHR < 50, 2 = LHR < 51-200, 3 = LHR < 201-500, 4 = LHR < 501-1000, 5 = LHR > 1500 dan Kode %-tase kenderaan berat terhadap total LHR :…..,1 = < 10% , ……,2 = 10-25%, ……,3 = >25%. Data lain : Nomor Ruas, Nama Pangkal/Ujung Ruas, Panjang Ruas, Lebar Perkerasan, Lebar Bahu, Lebar Drainase dan Foto Eksisting.
Database jembatan Database Jembatan diperoleh dengan menggunakan formulir K10 dengan pendataan yang terdiri dari : (setiap data jembatan yang diambil di dokumentasi) ·
·
·
Tipe Bangunan Atas : B = Gorong-gorong kotak, Y = Gorong-gorong pipa, T = Gantung, W = SokonganGantungan, G = Gelagar, M = Gelagar Komposit, L = Balok Pelengkung, E = Pelengkung, P = Plat, R = Rangka, S = Jembatan Sementara, FX = Ferry, KX = Lintasan Kereta Api, WX = Lintasan Basah, U = Lainlain. Bahan/Bangunan Pelengkap : K = Kayu, S = Pasangan Bata, M = Pasangan Batu, G = Bronjong dan Sejenisnya, H = Pasangan Batu Kosong, D = Beton tidak bertulang, T = Beton bertulang, P = Beton pratekan, B = Baja, U = Lantai baja bergelombang, Y = Pipa baja diisi beton, J = Aluminium, E = Neoprene/Karet, F = Teflon, V = PVC, X = Geotextile, O = Tanah biasa/lemPung/timbunan, A = Aspal, R = Kerikil/pasir, W = Macadam, L = Lain-lain. Asal Bangunan Atas : W = Acrow/Bailey, A = Australia, B = Belanda Baru, D = Belanda Lama, I = Indonesia, J = Jepang, U = Kalender Hamilton/Inggeris, S = Austria/semi permanen, P = Australia/semi permanen, T = Australia/trans panel, R = Austria/permanen.
T-222
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport · · · · ·
Tipe Pondasi : CA = Cakar Ayam, LS = Langsung, TP = Tiang Pancang, PB = Bore Pile, SU = Sumuran, TU = Tiang Ulir, BR = Kawat bronjong, LL = Lain-lain. Tipe Kepala Jembatan : A = Kep (Cap), B = Dinding Penuh. Tipe Pilar : C = Kep (Cap), P = Dinding Penuh, S = Satu kolom, D = Dua Kolom, T = Tiga kolom/penuh, L = Lain-lain. Kondisi : 0 = Baik sekali, 1 = Rusak ringan, memerlukan pemeliharaan secara rutin, 2 = Rusak, perbaikan berkala, 3 = Rusak berat, perbaikan secepatnya dalam kurun waktu 1 tahun, 4 = Kritis, penanganan segera, 5 = Jembatan runtuh. Lintasan/Tipe penyeberangan : JN = Jalan, KA = Kereta Api, S = Sungai, L = Lain-lain
Daftar K1, K10 dan Peta Data jalan dan jembatan diperoleh sesuai dengan data ukur di tabulasi berdasarkan kondisi menggunakan formulir K1 untuk jalan dan K10 untuk jembatan dengan pendataan : 1. Pembentukan Daftar K1 · Penentuan ruas berdasarkan jarak terjauh sesuai dengan KM/ Sta. 0+0.00 s/d – akhir ruas. · Penentuan titik awal dan ujung dengan pengenalnya. · Penentuan nomor ruas mulai dari Pusat kabupaten nomor rendah s/d akhir (kecamatan terjauh). · Data ukur berdasarkan jaringan jalan eksisting dengan kondisinya dilengkapi dengan foto dokumentasinya. 2. Pembentukan Daftar K10 · Penentuan Letak jembatan berdasarkan ruas jalan sesuai dengan KM/ Sta. 0+0.00 s/d – akhir ruas · Data ukur jembatan berdasarkan kondisi jembatan eksisting dilengkapi dengan foto dokumentasinya. 3. Pembuatan Peta (K1 dan K10) · Sesuai dengan data ukur daftar K1 dan daftar K10 digambarkan dengan bentuk digital farmat Autocad/GIS. · Kode, tebal garis, warna dan skala gambar disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. · Print out peta ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
Klasifikasi jaringan jalan Mengenal klasifikasi jaringan jalan di wilayah Kabupaten Samosir ditentukan SK.No.77/KPTS/Db/1990, edisi januari 1995, Bagian A : Gambaran Umum dan Bagian B : Pedoman Prosedur ditentukan sebagai berikut : Jaringan Jalan Strategis (JJS) : • Bagian dari 9 Klasifikasi Fungsi Jalan berdasarkan sektor ekonomi yang dilayani, fungsinya : alat bantu memantau perkembangan jaringan jalan dan alat bantu pemilihan proyek oleh kebijakan pemerintah; • Rute Jalan Kabupaten yang mendapat prioritas yang tinggi untuk pekerjaan pemeliharaan, rehabilitasi/peningkatan (kaji ulang 3 tahun sekali); • Sasaran Utama JJS sebesar ± 20% dari total jaringan jalan Kabupaten (tidak termasuk jalan Negara/Jl. Propinsi) atau maksimum 150 km/kabupaten (ditentukan lebih dahulu sebelum klasifikasi jalan yang lain). Kriteria JJS : • Jalur utama untuk melayani hubungan antar bagian di dalam kabupaten; • Ruas bersifat antar kota adalah menghubungkan Kabupaten dengan Pusat administrasi pemerintahan; • Ruas jalan alternatif yang sudah ditetapkan dan memenuhi hubungan yang memadai; • Ruas jalan menampung Lalulintas tinggi > 500 LHR (Lalu lintas Harian Rata-rata padat penduduk) & > 50 LHR (rendah penduduk); • Ruas jalan sudah aspal (Kota), kecuali daerah belum berkembang; • Ruas jalan melayani sumber-sumber penyebab meningkatnya lalu lintas selain perkotaan, mis : sumber material, pabrik, daerah kebun umum; • Ruas jalan melayani pangkalan jenis angkutan umum (terminal); • Ruas jalan pendek < 5 km, bukan rute lanjutan; • Ruas jalan perkotaan tidak termasuk, kecuali ruas lanjutan menghubungkan 2 Pusat kota; • Ruas jalan utama antar kabupaten (bila tidak ada jalan Negara/Propinsi); • Ruas jalan Negara/ Propinsi dalam Kabupaten otomatis JJS walaupun pemeliharaan/peningkatan tidak masuk program Jalan Kabupaten; • Strategis berarti atas konsep ekonomi dan Strategis Keamanan yaitu jalan Khusus (Keamanan Nasional). Kriteria Penetapan Jaringan Jalan Strategis (JJS) : 1. Menghubungkan Simpul/Kawasan Strategis dengan pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan. Simpul/kawasan strategis terdiri dari : lokasi pemerintahan dan pelayanan masyarakat, Pusat kegiatan ekonomi, Kawasan rawan dan Rute/simpul transportasi utama.
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
T-223
Transport Tabel 3 Kriteria Menghubungkan Simpul/Kawasan Strategis No.
Kelompok Simpul/Kwsn Strategis
Jenis Simpul/Kawasan Strategis
Pertumbuhan ü
Pertimbangan KesejahKeateraan manan ü ü
§ Pusat kegiatan pemerintahan : Lokasi Ibukota Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa ü ü § Pusat pelayanan masyarakat : Kesehatan : rumah sakit, puskesmas; Pendidikan : sekolah; Perdagangan : pasar Pusat Kegiatan - Sentra produksi pertanian, perkebunan, b. ü ü Ekonomi perikanan, kehutanan dan pertambangan ü ü - Kawasan industri ü ü - Kawasan andalan ü ü - Kawasan ekonomi terpadu c. Kawasan Rawan - Simpul/kawasan perbatasan negara ü ü - Lokasi rawan konflik - Lokasi rawan bencana ü ü - Kawasan tertinggal/daerah terpencil ü d. Rute/Simpul - Simpul transportasi : terminal, pelabuhan laut, ü Transportasi Utama bandara, stasiun ü ü § Rute pelayanan angkutan : rute pelayanan angkutan penumpang dan angkutan barang 2. Ketahanan Sistem Jaringan Jalan untuk menjaga dan mempertahankan fungsi aksesibilitas dan mobilitas dalam rangka ketahanan sistem jaringan jalan. Kriteria : § Fungsi utama jaringan jalan untuk : menyediakan aksesibilitas nagi seluruh wilayah dan memfasilitasi mobilitas/pergerakan orang, barang dan kenderaan. § Terdapat beberapa kejadian yang dapat mengganggu fungsi aksesibilitas dan mobilitas jalan, misalnya : longsor, patahan, banjir, abrasi dan kemacetan. § Perlu ada ruas jalan alternatif dari ruas-ruas jalan yang telah ditetapkan statusnya (sesuai fungsi hubungan yang disyaratkan dalam PP 34/2006) untuk mempertahankan fungsi aksesibilitas dan mobilitas dalam rangka menjaga ketahanan sistem jaringan jalan. Sesuai dengan kriteria penetapan jaringan jalan strategis diperoleh panjang jalan sesuai dengan tipe dan jenis serta kondisi permukaan jalan di Wilayah Kabupaten Samosir, seperti dituangkan dalam Tabel 4. a.
Lokasi pemerintahan dan pelayanan masyarakat
Tahapan penetapan Jaringan Jalan Strategis Kabupaten dengan menggunakan langkah : § Identifikasi Simpul/Kawasan Strategis : terindentifikasinya lokasi-lokasi simpul/kawasan strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan sesuai dengan RTRW Kabupaten, RPJPD Kabupaten, RPJMD Kabupaten, Tatrawil Provinsi dan Tatralok Kabupaten. § Evaluasi Ketahanan Sistem Jaringan Jalan : mendapatkan ruas-ruas jalan Provinsi/Kabupaten yang rawan terganggu fungsi aksesibilitas dan mobilitasnya untuk menjaga ketahanan sistem jaringan jalan sesuai amanat UU 38 Tahun 2004 dan PP 34 Tahun 2006 tentang jalan. § Penetapan Ruas Jalan Strategis : menetapkan ruas-ruas jalan strategis Provinsi/Kabupaten beradasarkan kriteria simpul/kawasan strategis dan ketahanan sistem jaringan jalan. § Identifikasi Klasifikasi Fungsi dan Status Jalan Strategis : teridentifikasinya klasifikasi fungsi dan status dari ruas-ruas jalan yang ditetapkan sebagai jalan strategis Provinsi/Kabupaten. § Inventarisasi Data Ruas Jalan Strategis : diperolehnya data penyediaan dan kinerja ruas-ruas jalan strategis Provinsi/Kabupaten berikut dengan rekomendasi kebutuhan penanganannya (Kinerja geometrik jalan, VCR dan Kecepatan, Kondisi Jalan). § Evaluasi/Penilaian Ruas Jalan Strategis : mendapatkan penilaian mengenai tingkat kestrategisan dari ruas-ruas jalan strategis Provinsi/Kabupaten [hasil 6 langkah berupa daftar ruas jalan strategis yang dapat dipenuhi oleh suatu ruas jalan maksimum 5 (lima) dan minimum 1 (satu)]. § Penetapan Rangking Jalan Strategis Provinsi/Kabupaten : mentetapkan rangking jalan strategis Provinsi/Kabupaten berdasarkan hasil penilaian tingkat kestrategisan untuk membantu dalam menyusun rekomendasi tindak lanjut. Lintasan Umum (LU), yaitu jaringan jalan yang dapat dilintasi oleh umum dan terbuka untuk lalu lintas; Jalan Pariwisata (PAR), yaitu jaringan jalan yang merupakan lintasan kategori wilayah pariwisata; Jalan Perkebunan Inti Rakyat (PIR), yaitu jaringan jalan yang merupakan lintasan kategori wilayah perkebunan rakyat dan Jalan Propinsi/Pusat (BM), yaitu jaringan jalan yang merupakan jalan propinsi atau jalan negara, yang sekaligus merupakan jaringan jalan strategis di kabupaten T-224
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport Tabel 4. Daftar Jaringan Jalan Kabupaten Samosir (Daftar K1) D A F T A R J A R IN G A N J A L A N K A B U P A T E N P R O P IN S I
: S U M ATE R A U TAR A
K A B U P A TE N
: S A M O S IR
No Ruas
Nam a P a n g ka l R u a s
Nam a U ju n g R u a s
001
2 O RR: S P . T ULAS
3 B IN A N GA R A
003
O R R :A EK R A N GA T
S P . L IM B O N G
K 1
P ENENT UAN RUAS J AL AN T itik T itik Pengenal Pengenal P a n g ka l U ju n g
4 S D IN P R E S
5 J E M B A TA N
JP
J B T/J P
P jg Ruas
K la s ifik a s iR u a s
( KM ) 6 19,600
JJS
16,558
P AR
7
S T e rm a s u k t K e c a m a ta n a t u s Ad m . (M) 8 9 K S IA N J U R M U LA 2
K
P A N G U R U R A N /S .M U LA
P a n ja n g B a g ia n Km . Km . Aw a l Ak h ir
1 0 ,1 0,000 1,928 6,928 13,128 18,428 0,000 4,932 6,105 12,517
1 0 ,2 1,928 6,928 13,128 18,428 19,600 4,932 6,105 12,517 16,558
KARAKT ERIS T IK YANG ADA L e b a r P e rm u k a - H a m - B u la n / Ta h u n P e ra n ja la n ba Ta h u n S e le s a i k e ra s T K o n - ta n S u rva i P e k e rja a n an i d iP e re n c . P K MP p si la lu T e ra k h ir e lin ta s (M) 11 1 2 ,1 1 2 ,2 3,00 A S 3,00 A R 3,00 B RB 3,00 T R 3,00 T RB 5,00 A B 5,00 A S 3,50 A R 3,50 A RB
13 TB
14 25 / 6/ 10
TM H TM H TB
25 / 6/ 10
1 5 ,1
1 5 ,2
K R L L
16 2,1
2,1
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari Tabel 4 maka didapatkan rekapitulasi tipe dan kondisi permukaan jalan kabupaten (K1) yang dituangkan dalam Tabel 5. Dengan rincian sebagai berikut Tipe permukaan jalan dengan panjang Jalan Aspal 206,367 km, Jalan Tanah 98,494 Km, Jalan Batu 86,659 Km dan Jalan Kerikil 1,70 Km serta Panjang seluruhnya adalah 393,22 Km. Dimana kondisi jalan dari total kilo meternya adalah kondisi Baik (B) 23,232 Km, kondisi Sedang (S) 90,701 Km, kondisi Rusak (R) 174,544 Km dan kondisi Rusak Berat (RB) sebesar 104,743 Km seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tipe dan Kondisi Pemukaan Jalan Kabupaten (K1) dalam Km KONDISI ASPAL TANAH BATU KERIKIL Panjang (Km) 17,452 4,58 1,200 0 23,232 B 76,281 3,87 10,550 0 90,701 S SR 0 0 0 0 0 74,321 45,2 53,323 1,70 174,544 R RB 38,313 44,844 21,586 0 104,743 206,367 98,494 86,659 1,70 393,22 Total Ket : B = Baik, S = Sedang, SR = Sedang Rusak, R = Rusak, RB = Rusak Berat Dari keseluruhan panjang jalan Kabupaten Samosir di klasifikasikan jalan kabupaten dengan klasifikasi Jaringan Jalan Strategis (JJS) sepanjang 169,41 Km melebihi dari persyaratan maksimum 150 Km, diharapkan akan diperbaiki dan dirubah panjang jalan tersebut dengan pengalihan ke klasifikasi yang lain. Demikian juga klasifikasi jalan Lintasan Umum (LU) sebesar 157,842 Km dan klasifikasi jalan Pariwisata (PAR) adalah 65,968 Km serta diharapkan klasifikasi jaringan jalan ini ditahun-tahun depan akan diperbaiki dan semakin bertambah panjang dengan baik hal ini seperti yang ditampilkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Jalan Kabupaten (K1) dalam Km LU PAR Panjang (Km) JJS 393,22 169,410 157,842 65,968 Ket. : JJS = Jaringan Jalan Strategis, LU = Lintasan Umum, PAR = Pariwisata Wewenang penyelenggaraan jalan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan yang meliputi seluruh siklus kegiatan dan perwujudan jalan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan. Perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan di kabupaten meliputi hal-hal sebagai berikut (Seri Panduan Pemeliharaan Jalan Kabupaten, Departemen PU & Japan International Cooperation Agency, 79, 2005) : · · · · ·
Pemantapan kondisi jalan yang ada melalui pemeliharaan dan rehabilitasi, Pembangunan ruas jalan merupakan kegiatan mewujudkan ruas jalan baru agar jaringan jalan dapat segera berfungsi melayani angkutan sebagai salah satu sistim jaringan transportasi, Penyerasian sistim jaringan jalan terkait pengembangan wilayah agar terpadu dalam membentuk struktur ruang dan memberikan pelayanan jasa distribusi dalam konteks pemberian layanan yang handal dan prima serta berpihak kepada kepentingan masyarakat, Pengembangan alternatif pembiayaan melalui sistim konstribusi langsung pengguna jalan dan reformasi penyelenggaraan jalan. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta dunia usaha dalam masyarakat dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana jalan.
Dapat ditemukan dalam analisis identifikasi kebijakan yang dilakukan diatas : 1) Kemampuan Teknis Perencanaan teknis program pembangunan, peningkatan, pemeliharaan jalan kebupaten mengikuti format SK Menteri PU No. 77 tahun 1990 maupun perencanaan secara manual berdasarkan mekanisme pembangunan SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
T-225
Transport daerah tahunan. Dalam proses survei perencanaan teknis dan mekanisme pelaksanaan musyawarah pembangunan tetap melibatkan mesyarakat sebagai objek/sasaran pembangunan. 2) Kemampuan Manajerial Setiap tahapan perencanaan teknis jalan kabupaten dan mekanisme pembangunan daerah tahunan harus memadai dalam penyelenggaraan unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan pengendaliannya. Ditinjau dari analisis kebijakan baik tahap perencanaan dan tahap pembiayaan tidak bertentangan dengan peraturan dan hukum secara nyata dan pelanggaran hukum yang jelas. 3) Kemampuan Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Samosir berupaya secara optimal dalam penggunaan atau pengalokasian sumbersumber pembiayaan yang mengarah kepada pemerataan dan berkeadilan dalam setiap bidang/sektor pembangunan. Tabel 7. Ikhtisar Inventarisasi Jembatan (Daftar K10) IKHTISAR INVENTARISASI JEMBATAN PROPINSI No.Ruas Panjag (Km) Nama Jembatan/Sungai
No. Urut 1 1 2 3 4 5 6
6.
( >= 2,0 M) 2 Jembatan Upar Nabolak Jembatan Godang Jembatan Aek Londut Jembatan Parhorasan Jembatan Puba Dolok Jembatan Siallangan 1
: [12] SUMATERA UTARA
K10
Nama Pangkal - Ujung Ruas (K1) KABUPATEN : […..] SAMOSIR Jalan Kabupaten KECAMATAN : Seluruh Kecamatan SURVEYOR : Hans HARI/TGL :Kamis /04 Agust 2010 Ukuran TIPE / KONDISI (Gunakan Kode Standar di K10L) PAL Tipe Penye Sandaran Bangunan Atas Lantai Pondasi Kepala Jembatan & Pilar Lebar (m) KM brangan Pjg (m) Jlh Jalur Total Bentang Tipe Bahan Asal Kondisi Bahan Kondisi Bahan Kondisi Lbr (m) Tgi (m) Tipe Bahan Kondisi Tipe Bahan Kondisi 3 4 5 6,1 6,2 7 8 9 10 11 12 13 14 15 15,1 15,2 16 17 18 19 20 21 0,70 S 2,7 4 4 1 P T I 0 T 0 T 0 0,75 1,1 LS M 0 B T 0 0,10 4 4 4 P T I 0 T 0 Y 0 0,7 1,25 LS 0 B T 0 S 1 M 3,20 2,2 4,3 4,3 G T I 0 T 0 Y 1 0 0,9 LS 0 B T 0 S 1 M 1,40 12 4 4 P T I 0 T 0 T 0 0,3 1,3 LS 0 B T 0 S 1 M 4,45 5 3 3 P T I 0 T 0 T 0 0,15 1 LS 0 B T 0 S 1 M 0,20 4 1 5 P T I 0 T 0 T 0 0,15 1,25 LS 0 B T 0 S 1 M
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
2.
3.
Panjang Jaringan Jalan dan Kondisi Jalan Wilayah sesuai data ruas sepanjang 393,22 Km, dengan rincian Klasifikasi JJS (169,41 km), LU (157,842 km), PAR (65,968 km) dengan jenis permukaan jalan Aspal (206,367 km), Tanah (98,494 km), Batu (86,659 km), Kerikil (1,700 km) dan kondisi Baik (23,232 km), Sedang (90,701 km), Rusak (174,544 km) dan Rusak Berat (104,743 km). Jumlah jembatan diseluruh wilayah Kabupaten Samosir dengan kondisi masing-masing titik jembatan sebanyak 53 buah. Kegiatan ini merupakan suatu tahapan dari suatu pembentukan sistim jaringan jalan yang baik, terintegrasi dan berkelanjutan, juga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan masyarakat dalam mempertahankan kehidupannya, khususnya pada sektor transportasi yang semakin meningkat baik di daerah Kabupaten Samosir maupun propinsi Sumatera Utara. Penyerasian sistim jaringan jalan terkait pengembangan wilayah agar terpadu dalam membentuk struktur ruang dan memberikan pelayanan jasa distribusi dalam konteks pemberian layanan yang handal dan prima serta berpihak kepada kepentingan masyarakat, yang mengacu kepada kemampuan teknis, kemampuan menajerial dan kemampuan biaya.
Saran Mendayagunakan data jalan dan jembatan agar dilakukan pemutakhiran database jalan setiap tahun secara berkala sehingga tersedia peta kondisi terbaru jaringan jalan, dan infrastruktur jalan lainnya maka diharapkan akan dapat membantu pihak Pemerintah Kabupaten Samosir dalam memelihara dan mengembangkan jaringan jalan dengan cara yang efisien untuk menunjang pengembangan perekonomian dan sosial yang sesuai dengan sasaran kebijaksanaan rencana pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA Black, John. Urban Transportation Planning. Theory and Practice. Croom Helm. London. 1981. Dinas Bina Marga (1990), Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten, Surat Keputusan Direktur Bina Marga SK.No.77/KPTS/Db/1990, edisi januari 1995, Bagian A : Gambaran Umum dan Bagian B : Pedoman Prosedur Morlock, Edward.K, (1978), Introduction to Transportation Engineering & Planning. Mc.Graw-Hill,Inc. Jalan, No.038/T/BM/1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Raya. PP. No. 34/2006, tentang Jalan PP. No. 43/1993 (pasal 11), tentang Kelas Jalan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970, Bina Marga. Petunjuk Perencanaan tebal perkerasan lentur SKBI – 2.3.26 1987 Bina Marga. UU RI. No. 38/2004, tentang Jalan
T-226
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011