KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya) Arief 1) Hidayanti 2) Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 PO Box 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115
abstrak Kegemukan adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh normal. Kegemukan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya asupan zat gizi dalam hal karbohidrat, lemak, protein dan serat. Kegemukan pada remaja dapat memicu penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan serat dengan kegemukan pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case control. Sampel yang digunakan pada kelompok kasus dan kontrol masing-masing 30 orang. Data kebiasaaan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan serat diperoleh menggunakan kuesioner Food Frequency Questionire (FFQ). Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dan besar risiko menggunakan Odds Ratio. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 80,0% pada kelompok kasus sering mengkonsumsi karbohidrat dan sebanyak 46,7% pada kelompok kontrol sering mengkonsumsi karbohidrat. Sebanyak 73,3% pada kelompok kasus sering mengkonsumsi protein dan sebanyak 33,3% pada kelompok kontrol sering mengkonsumsi protein. Sebanyak 83,3% pada kelompok kasus sering mengkonsumsi lemak dan sebanyak 40,0,% pada kelompok kontrol sering mengkonsumsi lemak, sedangkan sebanyak 63,3% pada kelompok kasus jarang mengkonsumsi serat dan sebanyak 26,7% pada kelompok kontrol jarang mengkonsumsi serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kegemukan di SMP Al-Muttaqin adalah kebiasaan konsumsi karbohidrat (p=0,016 OR 4,571), kebiasaan konsumsi protein (p=0,004 OR 5,500), kebiasaan konsumsi lemak (p=0,001 OR 7,500), kebiasaan konsumsi serat (p=0,009 OR 4,750). Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan serat dengan kegemukan. Disarankan bagi guru atau pihak UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) melakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada remaja.
Kata Kunci
: Kegemukan, Konsumsi karbohidrat, protein, lemak, serat.
Penulis 1) Pembingbing 2)
abstract
Obesity is a pathological condition in which there is an excessive accumulation of fat needed for normal body function. Obesity can caused by several factors, such us the nutrients intake of carbohydrates, fat, protein and fiber. Obesity in adolescent can cause degenerative disease. The aim of this research is to analyze the correlation between the carbohydrates, fat, protein and fiber consumption habits with the obesity in adolescents. In this research is used a case control method. The samples of the research yhat are used for each case control groups as total 30 persons. The data of the carbohydrate, fat, protein and fiber consumption habits are conducted by Food Frequency Questionare (FFQ). In analyzing the data is used a Chi-Square statistical test and to analyze the risk is used Odds Ratio. The result of univariat analyzing show that as much as 80,0% to the case often carbohydrate consume and as much as 46,7% to the control often carbohydrate consume. As much as 73,3% to the case often protein consume and as much as 33,3% to the control often protein consume. As much as 83,3% to the case often fat consume and as much as 40,0% to the control often fat consume. As much as 63,3% to the case rarely fiber consume and as much as 26,7% to the control rarely fiber consume. The results of the research show that the variables related to the obesity in AlMuttaqin Junior High School Tasikmalaya are carbohydrates consumption habits (p=0,016 OR 4,571), protein consumption habits (p=0,004 OR 5,500), fat consumption habits (p=0,001 OR 7,500) and fiber consumption habits (p=0,009 OR 4,750). Based on the result of analyzing the data, it can be concluded that there is a correlation between the carbohydrate, fat, protein and fiber consumption habits with the obesity. Avoid disturbance of nutrition due to excess nutrient a substance can be done by means of diversification special food. Parents should also participate in delivering the knowledge about nutrition, especially about the fiber associated with obesity. Recommended for the teacher or the school health efforts do counseling about nutrition balanced on a teenager.
Keyword : Obesity, carbohydrates consumption, protein, fat, fiber.
I.
Pendahuluan Kegemukan merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 1995). Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak (Almatsier, 2001) Kebiasaan makan ialah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan bersumber pada nilai-nialai “affektif” yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial, ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh (Khumaidi, 1989). Kecepatan penambahan berat badan selama remaja sejajar dengan kecepatan kenaikan tinggi badan. Puncak kecepatan kenaikan tinggi badan sejalan dengan puncak kecepatan penambahan berat badan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan kecepatan penambahan berat badan terjadi antara 6-9 bulan sebelum puncak kenaikan tinggi badan. Penambahan berat badan selama periode ini kurang lebih 50% dari berat badan ideal orang dewasa (Soetardjo, 2012). Remaja mempunyai kebiasaan makan diantara waktu makan berupa jajanan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Makanan mereka umumnya kaya energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak (Soetardjo, 2011). Hasil survey awal yang dilaksanakan pada bulan April tahun 2012, dari jumlah 281 siswa kelas 7 dan 8 SMP AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya yang mengalami kegemukan sebanyak 30 orang. SMP AL-Muttaqin mempunyai makanan jajanan yang bervariasi dan rata-rata muridnya berasal dari keluarga menengah ke atas.
II. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan desain penelitian menggunakan desain case control. Studi case control ini bersifat retrospektif, yaitu menelusuri ke belakang penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah kebiasaan makan kebiasaan makan (kebiasaan konsumsi karbohidrat, protein dan lemak), variabel terikatnya yaitu kegemukan adalah kelebihan energi yang terjadi bila konsumsi energi melalui makanan yang melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh (Almatsier, 2001). Kebiasaan makan diukur dengan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionire (FFQ). Populasi kelas 7 dan 8 SMP AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya sebanyak 281 orang dan sampel yang mengalami kegemukan sebanyak 30 orang.
III. Hasil dan Pembahasan Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat dengan Kegemukan Tabel 1.0 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat dengan Kegemukan Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat Sering Jarang
Status Gizi (Kegemukan) Gemuk Normal F % F % 24 63,2 14 36,8 6 27,3 16 72,7
Total F 38 22
% 100 100
p
OR
0,016
4,571 (I,452-14,389
Pada remaja yang gemuk sebagian besar sering mengkonsumsi karbohidrat (63,2%), sedangkan pada remaja yang normal sebagian besar jarang mengkonsumsi karbohidrat (72,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0,016 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi karbohidrat terhadap kegemukan. Kebiasaan Konsumsi Protein dengan Kegemukan Tabel 1.2 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Protein dengan Kegemukan Pada Remaja di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Kebiasaan Konsumsi Protein Sering Jarang
Status Gizi (Kegemukan) Gemuk Normal F % F % 22 68,8 10 31,2 8 28,6 20 71,4
Total F 32 28
% 100 100
p
OR
0,004
5,500 (1,813-16,681)
Pada remaja yang gemuk sebagian besar sering mengkonsumsi protein (68,8%), sedangkan pada remaja yang normal jarang mengkonsumsi protein (71,4%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p =
0,004 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi karbohidrat terhadap kegemukan. Kebiasaan Konsumsi Lemak dengan Kegemukan Tabel 1.3 Hubungan Konsumsi Lemak dengan Kegemukan Pada Remaja di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Kebiasaan Konsumsi Lemak Sering Jarang
Status Gizi (Kegemukan) Gemuk Normal F % F % 25 67,6 12 32,4 5 21,7 18 78,3
Total F 37 23
% 100 100
p
OR
0,001
7,500 (2,244-25,062)
Pada remaja yang gemuk sebagian besar sering mengkonsumsi lemak (67,6%), sedangkan pada remaja yang normal jarang mengkonsumsi lemak (78,3%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0,001 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi lemak terhadap kegemukan. Kebiasaan Konsumsi Serat dengan Kegemukan Tabel 4 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Serat dengan Kegemukan Pada Remaja di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Kebiasaan Konsumsi Serat Jarang Sering
Status Gizi (Kegemukan) Gemuk Normal F % F % 19 70,4 8 29,6 11 33,3 22 66,7
Total F 27 33
% 100 100
p
OR
0,009
4,750 (1,584-14,245)
Pada remaja yang gemuk sebagian besar jarang mengkonsumsi serat (70,4%) sedangkan pada remaja yang normal sering mengkonsumsi serat (66,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0,009 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi serat terhadap kegemukan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (Yuniastuti, 2008). Karbohidrat memegang peranan penting dalam kehidupan karena merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya relatif murah. Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel yang kemudian diubah menjadi energi.
Kelebihan glukosa dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di hati, kemudian lemak ini dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. (Almatsier, 2001). Secara umum dikenal dua jenis protein yaitu protein hewani yang berasal dari hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Protein hewani dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan seperti ikan, daging, telur dan susu. Protein nabati terutama berasal dari kacang-kacangan serta bahan makanan yang terbuat dari kacang, seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, oncom, tahu dan tempe (Nurachmah, 2001). Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan kegemukan. Dalam keadaan berlebih, protein akan mengalami deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh, dengan demikian memakan protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (Almatsier, 2001). Lemak dalam hidangan makanan memberikan kecenderungan meningkatkan kadar kolesterol darah terutama lemak hewani yang mengandung asam lemak jenuh rantai panjang. Kolesterol darah yang tinggi biasanya terdapat pada orang yang mengalami kegemukan (Yuniastuti, 2008:31). Lemak memiliki nilai energi yang lebih tinggi dibandingkan karbohidrat maupun protein dan turut mengambil bagian penting dalam menentukan kandungan energi dalam makanan. Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Bobot energi yang dihasilkan dari tiap gram lemak lebih besar dari yang dihasilkan tiap gram karbohidrat dan protein. Setiap gram lemak menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kalori, jadi yahng dihasilkan tiap gram lemak adalah du seperempat kali yang dihasilkan tiap gran kedua bahan atau sumber pembentuk energi lainnya (Kartasapoetra, 2005). Berat badan seseorang pada dasarnya dapat dikontrol dengan baik jika mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat, air dan berkalori rendah. Salah satu caranya adalah dengan mongkonsumsi tanaman sayur. Air dan serat akan menimbulkan rasa kenyang lebih lama, sehingga terjadi kecenderungan makan berlebih dapat dikurangi atau dicegah (Winarno, 2004:23). Konsumsi serat yang
kurang memberikan pengaruh terhadap terjadinya kegemukan. Salah satu fungsi serat adalah menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa makanan oleh usus, sehingga sering digunakan untuk membantu penurunan kadar glukosa dan kolesterol darah. Menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan dengan banyak mengkonsumsi tanaman sayur yang kaya akan kholin bitartrate, asam pantotenat (vitamin B5) dan serat yang tinggi seperti buncis (Winarno, 2004).
IV. Kesimpulan Remaja yang gemuk (kasus) sebagian besar (63,2%) sering mengkonsumsi karbohidrat, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (36,8%) sering mengkonsumsi karbohidrat. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi karbohidrat dengan kegemukan dengan nilai p = 0,016 (p<0,05). Remaja
yang gemuk (kasus) sebagian besar (68,8%) sering
mengkonsumsi protein, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (31,2%) sering mengkonsumsi protein. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi protein dengan kegemukan dengan nilai p = 0,004 (p<0,05). Remaja
yang gemuk (kasus) sebagian besar (67,6%) sering
mengkonsumsi lemak, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (32,4%) sering mengkonsumsi lemak. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi lemak dengan kegemukan dengan nilai p = 0,001(p<0,05). Remaja yang gemuk (kasus) sebagian besar (70,4%) jarang mengkonsumsi serat, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (29,6%) jarang mengkonsumsi serat. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi serat dengan kegemukan dengan nilai p = 0,009 (p<0,05).
Daftar Pustaka Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995. Almatsier, S., Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Khumiadi, M, Gizi Masyarakat, PT. Gunung Mulya, Jakarta, 1995. Soetardjo, S., Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2011.
Yuniastuti, A. Gizi dan Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008. Kartasapoetra, Ilmu Gizi, Rineka Cipta, Jakarta, 2005. Winarno, Memanfaatkan Tanaman Sayur untuk Mengatasi Aneka Penyakit, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta, 2004. Nuracmah, E., Nutrisi dalam Keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta, 2001. Yuniastuti, A. Gizi dan Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.