HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA 16-18 TAHUN (Studi Analitik Di SMA Negeri 2 Pare) Oleh : Susilowati Dosen Akper Pamenang Self concept is the way individuals view themselves in their entirety. As with adolescents who are overweight, obesity directly affects their physical and can not be denied that its appearance can affect how individuals view themselves and ultimately will affect the self-concepts in adolescents. The purpose of this study is to determine the relationship of obesity with self-concept in adolescents aged 16-18 years. 'The research method is correlational analytic with Cros-Sectional approach. Population of the study was 38 students, the sample was 33 respondents, the sampling technique used was purposive sampling. Data presented in the form of pie charts, tables and cross tabulation. Data from this study indicated that out of 33 respondents who researched, adolescents who are overweight with negative self-concept was 19 respondents (57.6 %). Adolescents who experience positive self-concepts was 14 respondents (42.4 %). based on the results of correlation test, p valuewas = 0,012 (bellow than = 0.05) , means that there is a significant relationship between overweight self-concept on youth which is positive and moderate (contingency coefficient 0.401). This above at possible because teens are overweight, so a negative self concept, so that adolescents have a positive self-concept adolescents should be active in both school, and at home like hanging out with teens youth clubs, following the instruction in the schools involved to exercise extracurricular can forge good relationships with others so as to create a positive self-concept. Keywords: Overweight, self concept, Youth 16-18 Years.
kegemukan mempengaruhi fisik mereka dan tidak dapat di pungkiri bahwa penampilan dapat mempengaruhi bagaimana individu memandang dirinya dan akhirnya akan mempengaruhi konsep diri pada remaja (Suryadi, 2009). Kegemukan pada remaja sampai saat ini masih merupakan masalah yang komplek. Seorang remaja yang mengalami kegemukan sering terasing dalam pergaulan merasa rendah diri, menarik diri dari pergaulan dan mengalami depresi. Kegemukan saat ini telah menjadi wabah seluruh dunia. Mengutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kini lebih dari 300 juta orang di dunia mengalami kegemukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 di Jakarta, tingkat prevalensi kegemukan pada anak remaja 12-18 tahun ditemukan 6,2 % dan umur 17-18 tahun 11,4% (Luluk,2009). Hasil penelitian yang dilakukan Nasional Obesity Forum menunjukan bahwa berdasarkan penilitian psikologi remaja yang
Latar Belakang Konsep diri adalah semua rasa, pikiran perasaan, kepercayaan dan pendidikan yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi, dalam lembaga dengan orang lain (Luluk, 2009) Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Beck William dan Rawin, 1986 : 293), konsep diri berkembang secara utuh bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain, konsep diri di pelajari melalui kontak sosial dan pengamatan berhubungan denghan orang lain. Keluarga menpunyai peran yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpesonal, kemampuan intelektual dan pengusaha lingkungan, sedangkan konsep dari yang negatif dapat di lihat dari hubungan individu dan sosial yang maladatif (Keliat,1992:3) seperti halnya dengan remaja yang megalami kegemukan, secara langsung
Jurnal AKP
38
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011
mengalami kegemukan memiliki kurang percaya diri dan gangguan konsep diri sekitar 26% dari anak remaja yang langsing (Seno,2009). Pada penilitian terhadap remaja kegemukan oleh Mendelson dan White dalam sarefino, 1994, bahwa remaja kegemukan cenderung menurun secara konsisten harga dirinya sekitar 18% anak remaja (Anna, 2009). Pada penelitian di Kota Madya di Indonesia pada tahun 1995 menunjukkan bahwa yang menderita kegemukan sebanyak 22,5% sedangkan 54,2% diantaranya mederita kegemukan berat (Ajibarang, 2002). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 12 september 2009 yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 2 Pare, 5 orang remaja, 3 remaja diantaranya mengalami kurang percaya diri dan rendah diri, karena memiliki tubuh yang gemuk dan 2 remaja lainnya tidak mengalami rendah diri. Mereka percaya diri dengan bentuk tubuh yang sekarang meskipun gemuk. Segala sesuatu yang berlebih diyakini tidak baik, begitu juga dengan berat badan yang akibat sering makan yang banyak mengandung lemak, kurangnya berolah raga, frekuensi makan yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kegemukan, selain itu ada faktor penyebab kegemukan yang utama adalah apabila disaat masa anak-anak sudah mengalami kegemukan akan mempengaruhi terjadinya kegemukan saat remaja bisa sampai usia dewasa. Kecenderungan menjadi gemuk atau obesitas, dapat menggangu sebagian anak pada masa puber dan manjadi sumber keprihatinan selama bertahun-tahun masa remaja (Hurlock,1999). Seorang remaja yang menderita kegemukan sering terasing dalam pergaulan, menarik diri dari pergaulan dan mengalami depresi selain itu harga diri rendah. Perubahan fisik terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proposi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. Dampak yang disebabkan kegemukan adalah gangguan psikososial dan konsep diri misalnya rendah diri dan kurang percaya diri apabila berkempanjangan akan mengalami isolasi sosial dan depresi (Khaidirmuhaj.2009). Salah satu peran perawat adalah sebagai edukator, sebagai perawat seharusnya memberikan pengetahuan dengan cara melakukan penyuluhan tentang konsep diri pada remaja. Perawat memberikan motivasi dan dukungan yang positif pada para remaja yang
Jurnal AKP
mengalami kegemukan, agar tidak mengalami gangguan konsep diri pada remaja, selain itu pihak sekolah sendiri perlu meningkatkan pembelajaran tenteng BK (Bimbingan Konserling) yang lebih menjurus ke pembelajaran konsep diri pada remaja, sehingga remaja akan mendapat konsep diri yang positif pada pembelajaran tersebut dan dapat meningkatkan konsep diri yang positif pada remaja. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Kegemukan kegemukan dengan konsep diri remaja usia 16-18 tahun”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut didapat suatu masalah ”Adakah hubungan Kegemukan Dengan Konsep Diri Pada Remaja Usia 16 – 18 tahun 2010”. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan Kegemukan kegemukan dengan konsep diri pada remaja usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2 Pare tahun 2010. Desain Penelitian Desain penelitia yang digunakan adalam penelitian ini adalah desain analitik korelasional dengan pendekatan ”Cross-Sectional”. Desain cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005 : 145).
Dalam penelitian ini variabelnya adalah : 1. Variabel Independent (bebas) : Kegemukan 2. Variabel Dependent (tergantung) : konsep diri penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2010, bertempat di SMA Negeri 2 Pare Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMA Negeri 2 pare kelas 1 sampai kelas 2 yang mengalami kegemukan sebanyak 38 siswa. Pada penelitian ini sampel yang diambil menurut kriteria inklusi dan esklusi sebanyak 33 siswa. Sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan serta pengukuran indeks massa tubuh untuk menentukan
39
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011
kriteria kegemukan, dan penilaian konsep diri dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan teknik editing, coding, scoring dan tabulating. Analisis untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel dilakukan dengan menggunakan uji koefisien kontingensi. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Remaja Usia 16 – 18 Tahun
badan 150 – 155 cm yang berjumlah 12 Responden (36,3%), tinggi badan 156 – 160 cm berjumlah 11 responden (33,4%), tinggi badan 161 – 170 cm berjumlah 7 responden (21,2%), dan tinggi badan 171 – 180 cm berjumlah 3 responden (9,1%). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Badan Remaja Usia 16 - 18 Tahun
Umur
5 ; 15,1%
Berat
11; 33,3%
6; 18,2% 17; 51,5% 8; 24,2%
10; 30,3%
9 ;27,2%; 60-65 Kg
16 Tahun
17 Tahun
66-70 Kg
71-80Kg
81-90 Kg
18 Tahun
Diagram 3 Karakteristik responden berdasarkan berat badan siswa SMA Negeri 2 Pare Tahun 2010.
Diagram 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Siswa di SMA Negeri 2 Pare Tahun 2010.
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden yang memiliki berat badan 60 – 65 kg yang berjumlah 11 responden (33,3%) dan berat badan 66 – 70 kg brjumlah 9 responden (27,2%), berat badan 71 – 80 Kg berjumlah 8 responden (24,2%) dan berat badan 81 – 90 Kg berjumlah 5 responden (15,1%).
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden berumur 16 tahun yang berjumlah 17 responden (51,5%), sedangkan berumur 17 tahun yang berjumlah 10 (30,3%), yang berumur 18 tahun berjumlah 6 responden (18,2%). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan Remaja Usia 16 – 18 Tahun
4. Tingkat kegemukan
3 ; 9,1% 12; 36,3%
7; 21,2%
9; 27,3%
11 ;33,4%;
24; 72,7% 150-155 cm
156-160 cm
161-170 cm
171-180
Kegemukan Ringan
Diagram 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi badan Siswa di SMA Negeri 2 Pare Tahu 2010.
Diagram 4 Karakteristik responden berdasarkan tigkat kegemkan remaja usia 16 – 18 tahun SMA Negeri 2 Pare Tahun 2010.
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden yag memiliki tinggi
Jurnal AKP
Kegemukan Berat
40
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011
Berdasarkan Diagram 4 menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami kegemukan ringan berjumlah 24 responden (72,7%) dan yang mengalami kegemukan berat berjumlah 9 responden (27,3%).
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami kegemukan ringan sehingga mengalami gangguan konsep diri adalah berjumlah 17 responden (51,5%) dan responden yang mengalami kegemukan ringan di tunjukkan tidak megalami gangguan konsep diri berjumlah 7 responden (21,2%), sendangkan remaja yang mengalami kegemukan berat mengalami gangguan konsep diri berjumlah 2 responden (6,1%), kegemukan berat tidak mengalami gangguan konsep diri berjumlah 7 responden (21,2%).
5. Konsep diri remaja 14; 42,4%
Hubungan kegemukan dengan konsep diri pada remaja dapat dianalisis dengan menggunakan hasil korelasi didapatkan hasil P = 0,012 sedangkan tingkat = 0,05 (5%) sehingga P < artinya H1 diterima berarti ada hubungan antara kegemukan pada remaja terhadap konsep diri, sedangkan contigency coefficient 0,401 sehingga positif berarti semakin kegemukan maka tidak menimbulkan sikap negatif dan korelasi hubungannya sedang.
19; 57,6% Positif yang tidak mengalami gangguan negatif yang mengalami gangguan
Diagram 5 Karakteristik responden berdasarkan konsep diri remaja usia 16 – 18 tahun SMA Negeri 2 Pare Tahun 2010 Berdasarkan Diagram 5 menunjukkan sebagian besar responden tidak mengalami gangguan konsep diri berjumlah 14 responden (42,4%) dan yang mengalami gangguan konsep diri berjumlah 19 responden (57,6%).
Pembahasan 1. Tingkat Kegemukan Remaja Berdasarkan hasil didapatkan bahwa yang mengalami kegemukan ringan sebanyak 24 responden (72,7%) sedangkan remaja yang mengalami kegemkan berat sebanyak 9 responden (27,3%). Kegemukan adalah suatu keadaan di mana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badah seseorang diatas normal dan dapat membahayakan (Luluk, 2009). Kegemukan disebabkan oleh kebiasaan makan yang melebihi kebutuhan tubuh, kurang menggunakan energi, faktor keturunan / genetik, faktor hormonal, faktor lingkungan, psikologik, aktivitas fisik, metabolisme yang lambat, konsumsi makana yang mengandung karbohidrat sederhana. Dampak dari kegemukan antara lain gangguan psikososial : rendah diri, gangguan pernafasan, penyempitan pembuluh darah karena lemak yang berlebih, infeksi pernafasan / ISPA, penampilan menjadi tidak proporsional, penyakit jantung, diabetes, stroke, kelebihan kolesterol (Anna, 2009). Dari penelitian telah yang dilakukan didapatkan hasil bahwa remaja memiliki
6. Hubungan kegemukan remaja terhadap konsep diri pada remaja berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan data hubungan kegemukan terhadap konsep diri pada remaja sebagai berikut : Tabel 1 Karakteristik tabel distribusi hubungan kegemukan remaja terhadap konsep diri pada remaja di SMA Negeri 2 Pare Tahun 2010. Konsep Diri Kege -mukan Kegemukan Ringan Kegemukan Berat Jumlah
Jurnal AKP
Kriteria Konsep Diri Remaja Negatif Positif
Total
%
%
%
17
51,5
7
21,2
24
72,7
2
6,1
7
21,2
9
27,3
19
57,6
14
42,4
33
100
41
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011
kegemukan ringan dan berat di sebabkan karena remaja memiliki kegemukan yang tidak ideal dengan tinggi badan. Banyak remaja yang mengalami kegemukan karena mereka telalu banyak makan melebihi porsi makan, selain itu remaja bayak ngemil dan makanan yang mengandung banyak lemak dan kurang olah raga atau beraktivitas dengan dengan tubuh mereka yang kegemukan mereka juga berusaha untuk menurunkan berat badan mereka, mereka melakukan diet, selain itu mereka banyak olah raga untuk membakar lemak dan mengurangi ngemil, pola kebiasaan mereka adalah makan melebihi porsi, bila belum kenyang mereka akan tetap makan sampai kenyang, bila sudah kenyang baru mereka akan tetap makan sampai keyang, bila sudah keyang baru mereka berhenti makan dan mereka senang menonton televisi, main komputer sehingga mereka kurang gerak / beraktivitas sehingga kalori tidak bisa terbakar sehingga terjadi penumpukan lemak. Cara menurunkan berat badan yang benar untuk remaja yang mengalami kegemukan harus banyak aktivitas seperti olah raga, bersepeda atau mungkin berjalan kaki di sekolah, banyak makan buah dan sayuran selain itu kurangi porsi makan dan kurangi minuman yang mengandung gula dan kalori berlebih seperti soda, jangan biasakan makan malam karena makan malam bisa mengakibatkan kegemukan.
keragu-raguan, dan tidak mampu mengambil keputusan (Keliat, 1992). Dari penelitian yang telah dilakukan banyak remaja yang mengalami gangguan konsep diri, disebabkan karena kurang percaya diri yang disebabkan oleh perubahan persepsi remaja tentang tubuh mereka misalnya ukuran dan bentuk tubuh mereka selain itu disebabkan faktor usia, cenderung masih muda, sehingga kepribadian mereka belum terbentuk mengakibatkan remaja tidak mengontrol dirinya sendiri, mereka condong mendikuti apa yang teman-teman lakukan tidak sesuai dengan kepribadian mereka sendiri, selain itu remaja rendah diri apa bila mareka di bilang badannya gemuk dengan temannya yang memiliki tubuh kurus. Agar remaja memiliki konsep diri yang positif remaja harus memiliki rasa percaya diri, seharusnya remaja mau bergaul dengan teman sekolah, mau mengikuti ekstra kulikuler sekolah bila remaja di lingkungan rumah remaja mengikuti kegiatan karang taruna dan kegiatan keagamaan di kampung. Agar memiliki konsep diri yang positif. 3. Hubungan Tingkat Kegemukan Dengan Konsep Diri Dari hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa remaja yang dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa remaja yang mengalami kegemukan ringan memiliki gangguan konsep diri sebanyak 17 respoden (51,5%) sedangkan remaja yang mengalami kegemukan ringan dan tidak memiliki gangguan konsep diri sebanyak 7 responden (21,2%) selain itu remaja yang mengalami kegemukan berat dan memiliki gangguan konsep diri sebanyak 7 responden (21,2%) sedangkan menurut hasil korelasi didapatkan hasil signifikan P = 0,012 sendangkan tingkat = 0,05 (5%) sehingga P < yang artinya H1 diterima berarti ada hubungan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja. Sedangkan menurut hasil koefisien contingensi didapatkan hasil 0,401 sehingga positif berarti semakin terjadi kegemukan maka tidak menunjukkan konsep diri yang negatif dan korelasi hubungannya sedang. Dari hasil data diatas remaja banyak mengalami gangguan konsep diri di sebabkan oleh kegemukan, baik kegemukan ringan maupun kegemukan berat, dari data diatas dapat
2. Konsep Diri Pada Remaja Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil data para remaja yang mengalami gangguan konsep diri sebanyak 19 responden (57,6%) sendangkan remaja yang tidak mengalami gangguan konsep diri sebanyak 14 responden (42,4%). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahi individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan degan orang lain (Stuard dan Sundeen, 1991 : 372). Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah gangguan citra tubuh seperti perubahan persepsi tentang tubuh baik fungsi, ukuran dan bentuk, gangguan ideal diri, gangguan harga diri, hilang kepercayaan diri, gangguan peran seperti proses penuaan, putus sekolah, putus hubungan kerja, gangguan identitas seperti ketidak pastian memandang diri sendiri penuh
Jurnal AKP
42
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011
ditunjkkan ada hubungan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja usia 16 – 18 tahun. Dari hasil data yang didapat bahwa P = 0,012 sedangkan tingkat : 0,05 (5%) sehingga P < yang artinya H1 diterima berarti ada hubungan antara kegemukan dengan konsep diri dapat dilihat dari jumlah responden yang mngalami gangguan konsep diri sebanyak 19 responden sedangkan yang tidak mengalami gangguan konsep diri sebanyak 14 responden berarti yang megalami gangguan konsep diri lebih banyak dibanding yang tidak mengalami gangguan konsep diri berarti ada hubungan antara kegemukan konsep diri pada remaja. Bila ada hubungan berarti hasil dari hipotesis : H1 diterima Ho ditolak. Karena remaja yang memiliki tubuh gemuk sering menjadi bahan ejekan teman-temannya sehingga remaja yang memiliki tubuh gemuk cenderung memiliki gangguan konsep diri, remaja yang memiliki tubuh gemuk memiliki ruang gerak / aktivitas yang terbatas dibandingkan dengan remaja yang memiliki tubuh kurus, sehingga remaja yang memiliki tubuh gemuk memiliki gangguan konsep diri. Akibat dari remaja yang mengalami kegemukan memiliki gangguan konsep diri berarti kegemukan ada hubungannya dengan konsep diri pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA Almatser, Sunitii (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta Rineka Cipta Keliat. Budi Anna. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC Azwar, Saif'udin. (2008). Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Brunner & Suddarth. (1991). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri. Jakarta EGC. Dewa & Bachyar & lbnu. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Mcghie, Andwe. (1996). Penerapan Psikologi Dalam Perawatan. Yogyakarta : Andi Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodotogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian analitik dan pembahasan tentang hubungan kegemukan dengan konsep diri pada remaja usia 16 – 18 tahun di SMA Negeri 2 Pare 2010 dapat diambil kesimpulan : 1. Sebagian besar responden yang megalami kegemukan ringan yaitu 24 responden (72,7%), sedangkan yang mengalami kegemukan berat 9 responden (27,3%). 2. Sebagian besar responden memiliki gangguan konsep diri yaitu sebesar 19 responden (57,6%), sedangkan yang tidak memiliki gangguan konsep diri yaitu sebesar 14 responden (42,4%). 3. Ada hubungan signifikan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja usia 16 – 18 tahun di SMA Negeri 2 Pare yaitu hasil signifikan P (= 0,012 < ( ) = 0,05) berarti H1 diterima hubungan kedua variable adalah positif dan sedang coeffisien contigensi (0,401).
Jurnal AKP
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Imu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Sadock and Kaplan. (1997). Sinopsis Psikiatri IlmuPengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara. Supartini, Yupi. (2004). Kosep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC __________(2009). Askep Kegemukan Obesity. http:// khaidirmuhaj.blogspot.com (download :11 Oktober 2009). __________(2009).Gambaran Harga Diri Remaja Obesitas. www.tutorial. kuliah.blogspot.com.(download : 11 Oktober 2009).
43
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011
___________(2008). Konsekuensi Psikososial. www.artikel risalahblogspot.com. (download : 11 Oktober 2009).
____________(2009). Obesitas. www.bloggaul.com.(download : 11 Oktober 2009) ____________(2008). Konsep Diri. www.hernawati.wordpress. (download : 11 Oktober 2009).
____________(2008). Psiko Perkembangan Remaja, www. athiranisrinamanizz. blogspotcom. (download : 30 September 2009)
Jurnal AKP
44
No. 4; 1 Juli – 31 Desember 2011