60
KEBAHAGIAAN ( HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI Deni Herbyanti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract. Happiness can be felt by everybody, also teenager. Teenager’s feeling about happiness is affected by himself and also the environment. Teenagers who live in abbration territory just a half of teenagers whohave meaning appropriate to their self and environment. The aims of this research are to understand and describe the meaning of happiness that felt by teenagers in abbration territory. The informans are teenagers age between 12 to 16 years old and live in abbration territory in Sayung Demak regency, Central Java. The collecting data method is open quetionary which are the informans can answer the questions freely according to their understanding, logics, terms, and styles of language. The data analysis is using triangulation, which is the unity of qualitative and quantitative. It is included in parallel with dominant in qualitative. The results show the meaning of happiness for teenagers who live in abbration territory is if they feel a harmonious family and environment, have good facilities, can reach their hope, and also the healthy. Factors which influence happiness for the teenagers in abbration territory are optimism, full effort, get support can make parent being happy, togetherness in a family and healthy. The sadness that felt by teenagers in abbration territory are upset, fear of future, and loss contact with their close people. Keywords: happines, teenagers, abbration territory Abstrak. Kebahagiaan memang sebuah hal yang dirasakan oleh setiap orang, diantaranya adalah kebahagiaan yang dirasakan oleh remaja. Kebahagiaan yang dirasakan oleh remaja juga merupakan sebuah perasaan yang dipengaruhi oleh diri sendiri dalam menjalani kehidupan serta adanya keadaan lingkungan tempat tinggal. Remaja yang tinggal di daerah abrasi adalah sebagian remaja yang memiliki makna serta bentuk kebahagiaan sesuai dengan diri dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan makna kebahagiaan yang dirasakan oleh remaja di daerah abrasi. Informan dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 12-16 tahun dan tinggal di daerah abrasi Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah. Metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner terbuka yaitu informan bebas menjawab pertanyaan secara bebas menurut pengertian, logika, istilah dan gaya bahasanya sendiri. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yaitu perpaduan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang dipakai termasuk dalam jenis pararel dengan metode kualitatif lebih dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kebahagiaan pada remaja di daerah abrasi adalah kebahagiaan apabila berada dalam sebuah keluarga yang utuh dengan kasih sayang serta berada dalam lingkungan yang tentram dan harmonis, memiliki fasilitas yang tercukupi, memiliki harapan yang tercapai serta memiliki kesehatan. Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pada remaja adalah memiliki optimis dan berusaha, mendapatkan dukungan, bisa membahagiakan orang tua, kebersamaan dalam keluaga serta kesehatan. Kesedihan yang dirasakan remaja di daerah abrasi adalah kecewa, takut masa depan tidak tercapai serta berpisah dengan orang dekat. Kata kunci: kebahagiaan, remaja, daerah abrasi
60
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
61
emaja yang tumbuh dan berkembang
sebagai salah satu akibat eksploitasi alam yang
sesuai dengan potensi yang dimiliki,
berlebihan serta ketidaktepatan kebijakan dalam
besar dalam lingkungan yang
pengelolaan tata ruang maupun lingkungan. Kepala
mendukung secara kondusif merupakan harapan
Devisi Lingkungan Hidup Lembaga Bantuan Hukum
terciptanya generasi-generasi penerus yang
Semarang menyatakan bahwa dari 95.000 hektar hutan
berkualitas. Namun kenyataannya, tidak semua remaja
bakau di Jawa Tengah, 61.000 hektar diantaranya rusak
dapat berada di lingkungan yang memberikan
berat. Faktor penyebab kerusakan tersebut adalah alih
kenyamanan serta keleluasaan dukungan untuk
fungsi lahan yang tidak tepat, eksploitasi sumber daya
berkembang secara optimal. Sebagaimana yang terjadi
alam seperti penambangan pasir dan reklamasi pantai
pada remaja di kecamatan Sayung, Kabupaten Demak
karena pemerintah tidak konsisten dalam penanganan
yang hidup dan dibesarkan di lingkungan yang rawan
tata ruang. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan
bencana abrasi, limpahan air laut yang setiap saat dapat
Perikanan Jawa Tengah, hingga tahun 2006 angka
menggenangi rumah warga.
abrasi tertinggi terjadi di Kabupaten Demak sekitar
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat
640 hektar (Uti, 2008). Warga
setempat
mayoritas
bermata
merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
pencaharian nelayan. Tambak yang biasa digunakan
Kerusakan garis pantai akibat abrasi dipicu oleh
sebagai mata pencaharian pokok warga setempat
terganggunya keseimbangan alam daerah pantai
sudah tidak bisa digunakan lagi sebagai pangkuan
tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala
ekonomi. Hal tersebut terjadi karena abrasi yang terjadi
alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab
menenggelamkan lahan tambak warga. Mata
utama abrasi. Pada saat ini sedikitnya 32.400 kilometer
pencaharian warga semakin minim, hanya sebagai
kawasan pesisir atau pantai di Indonesia terancam
nelayan laut. Selain itu juga membawa dampak
abrasi yang sangat parah sepanjang tahun. Jika kondisi
kerusakan fasilitas umum seperti jalan, sekolah, masjid
ini tidak diantisipasi, laju abrasi pantai yang sangat tinggi
dll. Rusaknya jalan membuat warga harus berputar
tersebut sudah pasti mengancam berbagai infrastruktur,
jalan apabila ingin pergi kedesa tetangga. Warga juga
kawasan permukiman, sarana dan prasarana publik,
mengalami kersakan rumah, karena kandungan garam
bahkan yang paling serius adalah tenggelamnya
pada gelombang air laut membuat rumah warga
sejumlah pulau, total panjang pantai di Indonesia
keropos, sehingga perlu adanya perbaikan rumah.
dewasa ini sekitar 81.000 kilometer, tersebar di pulau-
Kecamatan Sayung memiliki latar belakang
pulau besar dan kecil, termasuk pantai di pulau terluar
agama Islam dan memiliki pendidikan akhir di Sekolah
Indonesia yang berbatasan langsung dengan perairan
Menengah Pertama (tamat SD, 1927 orang), tamat
negara lain. Dari pantai sepanjang itu, sekitar 40 persen
SMP 485 orang dan lulus SMA sebanyak 701 orang
atau 32.400 km kini dalam kondisi kritis karena
serta penduduk yang pernah sekolah di SD dan tidak
terancam abrasi sepanjang tahun. Tiap detik gelombang
menamatkannya sebanyak 176 orang. Sebagian kecil
datang menghantam pantai dan tiap detik pula
penduduk memiliki latar belakang pendidikan tinggi
menggerus daratan. Tanah dan pasir terseret ke laut
(Diploma 21 orang), Sarjana 16 orang serta pasca
dan hilang bercampur dengan butir pasir laut. Akibatnya
sarjana 2 orang. Sebagian besar penduduk lebih
daratan menjadi hilang (Adam & Virgi, 2008).
memilih pendidikan informal yaitu selesai dari sekolah
Bencana alam ataupun kerusakan alam yang terjadi merupakan bentuk ketidakseimbangan alam
dasar langsung melanjutkan kepondok pesantren.
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
62 Seiring berjalannya waktu, warga telah dapat
mendapatkan kehidupan yang lebih layak dengan
beradaptasi dengan lingkungan alam yang dihadapinya,
pekerjaan dan tempat tinggal yang baru. Hal tersebut
yaitu warga tetap bisa melaksanakan kegiatannya pada
karena adanya rasa tidak nyaman yang di alami remaja.
saat air laut datang, warga masih tetap mampu untuk
Dampak-dampak yang dialami mambawa efek pada
menjalani kebiasaan sehari-hari, warga tetap tinggal
kegiatan sehari-hari yang biasa di lakukan oleh warga
di daerah tersebut. Keinginan untuk tetap tinggal di
setempat. Remaja pun yang tinggal di daerah tersebut
daerah tersebut adalah tidak memilikinya tanah atau
juga mengalami dampak psikologis yang lama, dari
lahan untuk membangun rumah tinggal yang jauh dari
masa anak sampai masa remajanya. Bencana alam
abrasi. Adanya kebiasaan yang tetap dijalankan bukan
yang sering mereka rasakan dari lahir sampai pada
berarti tidak ada dampak negatif yang pelan-pelan akan
masa remaja membawa pola pemikiran yang berbeda
mempengaruhi kondisi psikologis warga di daerah
serta cara melihat realitas yang berbeda dengan remaja
tersebut. Terjadinya bencana alam dan kerusakan alam
di daerah yang aman. Kebahagiaan yang di rasakan
yang semakin parah secara psikologis akan
oleh remaja setempat tentu saja berbeda dan memiliki
menyebabkan beberapa dampak yang negatif seperti
makna tersendiri bagi remaja setempat. Mustofa (2008)
kecemasan, stress, depresi dan ketidakberdayaan
menjelaskan bahwa seseorang akan merasa sedih
secara subjektif. Warga yang tinggal di daerah abrasi
apabila merasa takut dan pesimis sehingga melihat
juga merasa sedih karena lahan pangan berkurang
masa depan dengan bayangan negatif yaitu merasa
sehingga kebutuhan kurang tercukupi, rumah dan
tidak mampu untuk mencapai apa yang diinginkan.
tempat tinggal terancam hilang. Remaja pun yang
Orang yang menghayati hidup dengan bahagia,
tinggal di daerah abrasi juga merasa sedih karena
menjalani hidup dengan penuh semangat dan optimisme
waktu untuk bermain berkurang dan kuang leluasa
serta jauh dari penderitaan. Mereka mempunyai tujuan
karena lahan desa banyak yang rusak, sekolah yang
hidup yang jelas, baik jangka panjang maupun jangka
terkadang juga tergenangi oleh air abrasi sehingga
pendek. Mereka juga menyadari betapa bahagia dalam
kegiatan belajar terganggu. Dampak psikologis dari
menjalani hidup walaupun dalam kehidupan dapat
abrasi memiliki gejala-gejala yang muncul yaitu adanya
ditemukan betapa buruknya keadaan. Menurut
rasa takut apabila abrasi semakin parah dan
Jalaluddin (dalam Hidayah, 2008) bahagia merupakan
menghanyutkan pemukiman sehingga tidak memiliki
sebuah pilihan hidup, musibah yang datang adalah di
tempat tinggal, mata pencaharian sebagai nelayan laut
rasakan oleh semua orang tetapi kebahagiaan datang
yang menurut remaja tidak bisa membuat hidup menjadi
hanya dari diri.
lebih baik, kecemasan masa depan yaitu takut apabila tidak memiliki tempat tinggal saat sudah berumah tangga, serta adanya kecenderungan pada remaja untuk merantau ke luar kota untuk bekerja menjadi buruh pabrik dan untuk tinggal di daerah yang lebih baik yang jauh dari bencana. Kecemasan tersebut menumbuhkan rasa sedih pada remaja karena remaja harus meninggalkan kampung halaman untuk bekerja. Para remaja yang tinggal di daerah abrasi berharap bahwa setelah mereka merantau keluar kota akan
Kebahagiaan adalah tujuan bagi setiap manusia. Kebahagiaan adalah sesuatu hal yang menyenangkan, suka cita, membawa kenikmatan serta tercapainya sebuah tujuan. Kebahagiaan pada tiap orang memang berbeda, karena kebahagiaan adalah hal yang subjektif. Kebahagiaan tiap individu berbeda satu sama lain meskipun mengalami kejadian yang sama. Kebahagiaan pada tiap individu tergantung pada pemaknaan dan memahami kebahagiaan (Lukman, 2008).
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
Kebahagiaan juga dipengaruhi oleh hal-hal
63 b.
Jabatan dan posisi
yang dapat mempengaruhi pola berfikir seseorang.
Jabatan atau posisi adalah potensi strata sosial
Kematangan emosi juga dapat mempengaruhi
yang dimiliki yang terkait dengan jabatan yang
bagaimana kebahagiaan seseorang terhadap
dapat meningkatkan kewibawaan dan pandangan
pemaknaan dari kebahagiaan. Kebahagiaan juga
yang lebih dari orang lain.
melihat dari sisi pandang individu terhadap realitas yang ada. Cara berfikir positif serta syukur adalah
c.
Prestasi dalam bidang tertentu Prestasi di bidang tertentu adalah hal yang dapat
bagian dari pemahaman realitas kebahagiaan (Lukman,
menumbuhkan semangat baru dan dapat
2008).
meningkatkan kepercayaan diri. Kebahagiaan (Happiness) Perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
d.
Penerimaan yang positif oleh lingkungan Penerimaan positif oleh lingkungan adalah
bidang psikologi, kini muncul sebuah pemikiran baru
penerimaan dimana tempat tinggal dapat
yaitu ilmu psikologi positif yang salah satu bahasannya
memberi tempat dan posisi yang baik.
adalah kebahagiaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahagia diartikan sebagai keadaan senang
Kebahagiaan berbanding terbalik dengan
dan tenteram, bebas dari segala yang menyusahkan. Pada dasarnya kehidupan itu selalu
perasaan kesedihan, adapun sumber penghalang
memberikan kebahagiaan sepanjang dikehendaki dan
kebahagiaan (timbulnya kesedihan) menurut Mustufa
diakui. Kehendak kebahagiaan hanya dapat diwujudkan
(2008) adalah:
oleh individu sepanjang mengakui dengan apa adanya
a.
dan sebagaimana mestinya (Yudantara, 2008). Lebih
Tidak percaya kepada Sang Pencipta Tidak percaya pada Sang Pencipta merupakan
lanjut Yudantara juga menjelaskan bahwa kebahagiaan
sebuah perilaku yang bisa memunculkan
merupakan hal yag bisa ditumbuhkan oleh setiap
kesombongan dalam melakukan segala sesuatu,
individu dengan salah satu cara yang bisa dilakukan
sehingga mudah puas dan mudah meremehkan
yaitu optimis terhadap segala hal yang dilakukan.
orang lain. Ketidak percayaan tersebut
Mustofa (2008) menjelaskan bahwa manusia
membawa efek pada perilaku yang di lakukan
berada di bawah dua kekuasaan dua induk berdaulat,
dengan tanpa dasar sehingga tidak timbul rasa
yaitu suka dan duka. Selain itu Mustofa juga
syukur akan segala hal yang di lakukan.
menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah kepuasan, kesenangan, kesukaan, dan kepuasan hati tentang
b.
Iri dengan orang lain
segala hal yang terjadi. Selain itu Frey & Stutzer (2006),
Iri dengan orang lain yaitu mudah untuk tidak
menjelaskan bahwa kebahagiaan akan terwujud apabila
suka dengan keberhasilan serta apa yang diraih
apa yang menjadi kebutuhan dapat terpenuhi. Adapun
oleh orang lain. Hal ini dapat menimbulkan sikap
sumber kebahagiaan menurut Mustofa (2008) adalah:
yang bisa membuat seseorang memburu segala sesuatu yang bia melebihi orang lain tanpa
a.
Kekayaan
melihat kemampuan pada dirinya.
Kekayaan adalah banyaknya harta yang dimiliki yang berupa materi sehingga segala kebutuhan materi dan kepuasan diri dapat terpenuhi.
c.
Mudah marah dan gampang melakukan permusuhan Seseorang yang mudah marah dapat dengan
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
64 mudah untuk melakukan permusuhan dan
yang dianggap setara dengan keadaan yang di
menghilangkan perasaan yang membuat hati
alami.
senang menjadi selalu muram. Kemarahan yang sering dilakukan bisa membuat cara berpikir negatif sehingga melihat segala hal dengan pesimis. d.
e.
Menurut Veenhovent (2005), kebahagiaan seseorang pasti akan muncul kapanpun, seperti halnya hal yang menyedihkan. Kebahagiaan bisa dimunculkan
Ketakutan
dari lingkungan yang menyenangkan yang ditempati,
Ketakutan adalah ketidakberanian untuk
kemampuan yang dimiliki, kebutuhan yang terpenuhi,
mencoba sesuatu hal yang baru, rasa yang
dan kenikmatan dalam hidup.
negatif yang muncul terhadap sebuah kejadian.
Myers (dalam Lopes & Snyder, 2007) juga
Ketakutan bisa membawa dampak negatif yang
menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah tercipta dari
membuat pikiran seseorang sulit untuk
kesejahteraan yang didapatkan serta banyaknya
berkembang. Dalam hal ini bisa membuat
financial yang di miliki. Selain itu Myers juga
seseorang tertutup dan sulit untuk menyatu
menjelaskan bahwa kebahagiaan seseorang bisa
dengan lingkungan.
muncul dengan ketekunan untuk mengaktualisasikan
Pesimisme Pesimis adalah melihat masa depan dengan bayangan negatif yaitu merasa tidak mampu untuk mencapai apa yang diinginkan ataupun citacita. Adanya rasa ketidakmampuan ini membuat
pikiran dengan bahagia, serta emosi positif pada seseorang. Costa dan Crae (dalam Compton, 2005) mengatakan bahwa kebahagiaan tumbuh dari support seseorang, baik keluarga, teman ataupun lingkungan.
seseorang sulit untuk menjadi orang yang berkembang. f.
g.
Berburuk sangka dan senang mencurigai
Remaja Masa remaja menurut mapiere (dalam ali &
Buruk sangka dan senang mencurigai orang lain
ansori, 2008) adalah masa yang berlangsung antara
dapat menyebakan kemampuan untuk bergaul
umur 12 tahun sampai dengan usia 21 tahun bagi wanita
dengan lingkungan menjadi kurang, hal ini juga
dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi laki-laki. Menurut
dapat menyebabkan komunikasi dan hubungan
Hurlock (dalam Ali & Ansori, 2008) masa remaja
sosial menurun. Hal ini juga bisa menyebabkan
adalah masa-masa yang mencakup kematangan
seseorang hidup tidak tenang karena terhantui
mental, emosional, sosial, dan fisik. selain itu Hurlock
oleh pikiran-pikiran yang buruk tentang segala
juga mengatakan bahwa secara psikologis, remaja
hal yang ada disekelilingnya.
adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi
Bersikap angkuh Bersikap angkuh adalah sikap yang dimunculkan karena sudah merasa mendapatkan segala hal yang diinginkan sehingga tidak mau melihat keadaan sekelilingnya. Sikap angkuh ini juga dapat memunculkan hubungan sosial yang kurang baik karena hanya mau bergaul dengan orang
di dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Hurlock (dalam Ali & Ansori, 2008) juga menjelaskan bahwa remaja adalah masa yang paling tepat dalam mengembangkan intelektual. Sedangkan
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
65
menurut Monk (dalam Ali & Ansori, 2008) menyatakan
e.
Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan
bahwa remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat
ketakutan, artinya masa remaja merupakan masa
yang jelas. Remaja sudah tidak termasuk golongan
yang paling rawan diantara masa-masa yang ada,
anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara
karena masa remaja merupakan masa yang
penuh untuk masuk pada golongan orang dewasa.
mudah terkena pengaruh, baik pengaruh dari
Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh
keluarga, sekolah, teman-teman sebaya maupun
karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase
dari lingkungan dimana remaja itu berada.
“mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja
f.
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik,
masih belum mampu menguasai dan memfungsikan
artinya pada masa remaja banyak khayalan,
secara maksimal fungsi fisik maupun psikis, tetapi perlu
impian, serta keinginan-keinginan yang belum
diketahui bahwa fase ini adalah fase yang paling
mampu diwujudkan oleh remaja. Hal ini terjadi
potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun
karena remaja membutuhkan bimbingan dan
fisik, Monk (dalam Ali & Ansori, 2008).
pengarahan dari orang tua g.
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Masa remaja sebagai masa usia dewasa, artinya tidak lagi berstatus kanak-kanak tetapi juga
Pemahaman ciri-ciri remaja ini sangatlah
belum sepenuhnya memperolah status dewasa.
penting bagi remaja yang bersangkutan maupun bagi
Walaupun demikian remaja diharapkan mampu
masalah yang dihadapi oleh remaja.
bersikap selayaknya seperti orang dewasa
Hurlock (2001) menjelaskan ciri-ciri dalam
Lebih lanjut dikatakan Hurlock (2001) pada
masa remaja antara lain:
masa remaja ditandai dengan ciri-ciri yang
a.
Masa remaja sebagai periode peralihan, artinya
mewujudkan adanya ketidak tenangan jiwa, karena itu
bukan lagi masa anak-anak tetapi berkembang
membuat mereka mengalami kegoncangan, mudah
menuju masa dewasa.
terpengaruh, mudah emosional dan sebagainya.
Masa remaja sebagai periode perubahan, artinya
Keadaan yang demikian ini membuat remaja
dalam menuju kedewasaan remaja mengalami
mengalami gangguan keseimbangan mental, apabila
perubahan fisik maupun psikis. Perubahan ini
ditambah dengan seringnya mengalami kegagalan
akan terjadi terus menerus sampai individu
dalam pemahaman kebutuhan-kebutuhannya.
b.
mendapatkan c.
batas
terakhir
dari
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangannya.
ciri-ciri remaja secara fisik ditandai dengan mulai
Masa remaja sebagai usia bermasalah,
berfungsinya kelenjar kelamin. Pada masa ini remaja
maksudnya ketika dalam menghadapi suatu
mengalami masa peralihan, masa perubahan, masa usia
masalah, remaja tidak lagi menyelesaikan
bermasalah, masa mencari identitas, masa yang
masalah itu secara kanak-kanak, tetapi remaja
menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realitis, dan
juga belum mampu untuk bertindak sebagai
sebagai masa usia dewasa.
orang dewasa. d.
Masa remaja sebagai masa mencari identitas,
Kebahagiaan Pada Remaja
artinya remaja bukan lagi kanak-kanak tetapi
Menurut Seligman (2005) bahwa memahami
juga belum memperoleh status orang dewasa.
kebahagiaan diperlukan sebuah kekuatan dan kebajikan
Hal ini akan membuat bingung remaja
yang dipahami oleh masing-masing personal. Kekuatan dan kebajikan adalah karakteristik positif yang
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
66 menimbulkan perasaan senang dan gratifitas. Dengan
Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa
menggali dan mengembangkan sisi kekuatan individu,
yang paling mendasar dan pokok dalam
menghantarkan individu pada kebahagiaan yang murni
hidup manusia. Remaja merasa kurang
dan mampu berfungsi secara optimal dalam
disayang oleh ibu dan bapaknya akan
kehidupannya, baik sebagai individu, anggota keluarga,
menderita batinnya. Kebutuhan akan kasih
anggota masyarakat, dan negara.
sayang pada usia remaja merupakan
Remaja memang merupakan masa-masa ingin
kebutuhan yang prinsip bagi kesehatan
mengetahui dan mencoba banyak hal dan masa-masa
jiwa dan mental remaja, karena ini
pencarian identitas. Pada masa ini remaja juga
merupakan jalan penghargaan dan
merupakan masa yang rawan dalam pertumbuhan fisik
penerimaan sosial (lingkungan)
maupun psikis.
c.
Kebutuhan rasa aman
Adapun kebutuhan diinginkan oleh remaja
Kebutuhan remaja akan rasa aman
untuk memenuhi kebutuhan dirinya menurut Panuju &
mendorong untuk selalu berusaha mencari
Umami:
rezeki dan meningkatkan nilai-nilai kehidupan. Remaja akan berusaha
1.
Kebutuhan Fisik Jasmaniah
menghindarkan segala kemungkinan yang
Kebutuhan fisik jasmaniah merupakan kebutuhan
akan membawanya kepada kesuksesan
pertama yang disebut juga dengan kebutuhan
atau hilangnya rasa aman tersebut.
primer, seperti makan dan minum, seks dan
d.
sebagainya tidaklah dipelajari manusia akan tetapi
Penyesuaian diri dibutuhkan oleh semua
merupakan fitrah sejak manusia itu lahir. Remaja
orang dalam pertumbuhan yang manapun,
sebagaimana layaknya dewasa, dalam
dan lebih dibutuhkan pada usia remaja.
pemenuhan kebutuhan fisik jasmaniah ini tidak
Karena pada usia ini remaja mengalami
banyak berbeda dibandingkan dengan makhluk
banyak kegoncangan-kegocangan dan
hidup lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada
perubahan dalam dirinya. Apabila
tata cara memenuhi kebutuhan itu. Remaja atau
seseorang tidak berhasil menyesuaiakan
manusia meletakkan pemenuhan kebutuhannya
diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia
dengan jalan tidak mengurangkan kebutuhan-
dapat mengejarnya pada usia remaja.
kebutuhan jiwa (kasih sayang, rasa aman serta
Akan tetapi apabila ia tidak dapat
harga diri dsb). 2.
Kebutuhan akan penyesuaian diri
menyesuaiakn diri pada usia remaja maka
Mental Rohaniah
kesempatan untuk perbaikan itu mungkin
a.
Kebutuhan agama
akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali
Yang dimaksud dengan agama dalam
dengan pengaruh khusus.
kehidupan adalah iman yang diyakini oleh
b.
e.
Kebutuhan akan kebebasan
pikiran, diresapkan oleh perasaan dan
Kebutuhan akan remaja merupakan
dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan,
manifestasi perwujudan diri. Kebebasan
perkataan dan sikap.
emosional dan materi juga merupakan
Kebutuhan akan kasih sayang dan
kebutuhan vital remaja masa kini.
Rasa kekeluargaan
f.
Kebutuhan akan pengendalian diri Remaja membutuhkan pengendalian diri
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
g.
67
karena dia belum mempunyai pengalaman
berbagai kejadian, selain itu tataran lingkungan yang
yang memadai untuk itu. Dia sangat peka
kurang mendukung memiliki pengaruh pada
karena pertumbuhan fisik dan seksual yang
pemaknaaan kebahagiaan.
berlangsung dengan cepat. Sebagai akibat
Masa remaja memang masa dimana seseorang
dari pertumbuhan fisik dan seksual
menuju pada masa kedewasaan. Istilah yang sering
tersebut, terjadi kegoncangan dan
digunakan untuk menyebut remaja adalah “puber”
keseimbangan dalam dirinya terutama
(orang barat) dan adolesensi (orang Amerika).
dalam pergaulan terhadap lawan jenis.
Keduanya merupakan masa transisi dari masa anak-
Kebutuhan akan penerimaan sosial
anak menjadi masa dewasa. Masa remaja merupakan
Remaja membutuhkan rasa diterima oleh
masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
orang-orang dalam lingkungan, dirumah, di
Diperlukan peran banyak hal untuk mendampingi pada
sekolah maupun di lingkungan di mana dia
masa ini, keluarga, lingkungan, teman yang bisa
hidup. Penerimaan sosial mempunyai
membuat remaja mencapai kebahagiaan yang
peranan yang begitu besar dalam
diinginkan. Pettijohn (dalam Sayekti, 2007)
menciptakan kemantapan emosi pada
mengemukakan bahwa tujuan utama masa remaja itu
semua umur.
sendiri adalah untuk pengembangan identitas pribadi.
Selain hal diatas pergaulan dan lingkungan
Pada masa remaja juga terjadi perubahan
tempat tinggal remaja juga berperandalam pemenuhan
mendasar yang sangat berpengaruh terhadap eksistensi
kebutuhan, baik jasmani maupun rohani. Remaja juga
dan perannya dalam berbagai dimensi kehidupan.
memiliki kebutuhan untuk mendapatkan kebahagiaan,
Perubahan-perubahan diantaranya jasmani, rohani,
berprestasi, menerima posisi positif dalam lingkungan.
pikiran, perasaan dan sosial (Daradjat dalam Hidayah,
Dari uraian di atas memang banyak
2008) yang dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang
kebutuhan yang di butuhkan pada masa remaja, baik
berbeda dari masa sebelumnya. Memang perlu
kebutuhan fisik (jasmani) maupun kebutuhan rohani.
dukungan-dukungan sosial yang positif untuk tatanan
Selain itu juga banyak kebutuhan dalam pergaulan
pada masa remaja dalam memenuhi kematangan
maupun lingkungan tempat tinggalnya. Dengan
emosi. Demikian lingkungan di sekitar juga perlu
demikian apabila macam kebutuhan tersebut dapat
dijadikan lingkungan yang sehat secara fisik maupun
terpenuhi maka kebahagiaan pada remaja juga akan
sosial. Lingkungan yang rawan akan bencana bisa
muncul terkait hal tersebut.
mempengaruhi proses pemahaman emosi pada remaja.
Kebahagiaan yang terdapat pada remaja adalah kebahagiaan saat mencari jati diri. Dukungan serta pemahaman tentang realitas akan membawa
Namun demikian peran orang di sekitar dan pemaknaaan realitas pada individu akan membawa pemaknaan terhadap kebahagiaan.
kebahagiaan tersendiri bagi setiap remaja. Tataran
Berdasarkan pada fenomena diatas untuk
pada remaja dalam melihat realitas yang ada di sekitar
memperoleh jawaban yang dapat dipertanggung
adalah sebuah tantangan melihat pemahaman
jawabkan secara objektif, maka perlu dilakukan
kebahagiaan. Mussen, Conger, dan Kagen (dalam
pengkajian melalui penelitian ilmiah dengan seksama.
Compton, 2005) menyatakan memang antara laki-laki
Oleh karena itu penulis dalam penelitian ini mengajukan
dan perempuan memiliki perbedaan dalam segi
rumusan masalah yaitu “Bagaimana Kebahagiaan
psikologis, wanita lebih mudah merasakan sebuah
Pada Remaja di Daerah Abrasi?”.
kejadian. Kebahagiaan memang dapat muncul oleh
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
68 Penelitian ini secara garis besar bertujuan
METODE PENELITIAN
untuk memahami dan mendeskripsikan makna Gejala penelitian yang akan penulis teliti
Kebahagiaan ( happiness) dan Kesedihan Pada Remaja di Daerah Abrasi. Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan pandangan agar hidup lebih tenang, berfikir positif terhadap kejadian serta melihat realitas sebagai sebuah semangat untuk menapaki masa depan. memberikan manfaat khususnya bagi:
Orang Tua Remaja agar dapat memberikan motivasi kapeda remaja untuk berfikir positif.
3.
purposive sample yaitu subjek diambil dengan melihat ciri dan karakter tertentu (Kartono, 1996). Subjek dalam penelitian ini ditetapkan berdasar: 1. 2.
Bagi Pemerintah setempat agar memperbaiki fasilitas belajar dan memperbaiki tata letak kota sehingga daerah yang terkena abrasi
menggunakan kuesioner terbuka dan dokumentasi keadaan Suyung, Demak, Jawa Tengah. Metode analisis data yang digunakan adalah tiangulasi jenis pararel yaitu metode kualitatif berperan dominan dalam analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagi kalangan praktisi psikologi agar dapat menambah wawasan di psikologi dan
5.
dirasakan remaja secara individu. Namun demikian
Bagi peneliti yang sejenis sebagai tambahan
kebahagiaan yang dirasakan remaja satu sama lain bisa
referensi terutama di bidang psikologi positif,sosial
sama. Dari hasil penelitian dan kategorisasi dihasilkan
dan psikologi perkembangan
bahwa bentuk kebahagiaan yang dirasakan remaja
sebagai berikut :
2. 3.
yaitu: a.
Bentuk Kebahagiaan pada Remaja
Bagaimana bentuk kebahagiaaan (happiness)
Bentuk kebahagiaan yang dirasakan remaja
yang diharapkan pada remaja yang tinggal di
yaitu sebuah kebahagiaan apabila mempunyai
daerah abrasi?
keluarga yang utuh dan mendapatkan kasih
Faktor apa saja yang mempengaruhi kebahagiaan
sayang dari keluarga, adanya lingkungan yang
pada remaja yang tinggal di daerah abrasi?
harmonis, adanya keinginan yang tercapai serta
Bagaimana bentuk kesedihan yang dialami pada
adanya peran dan dukungan dari orang lain.
remaja yang tinggal di daerah abrasi? 4.
Kebahagiaan pada remaja merupakan hal yang
menambambah khasanah ilmu pengetahuan
Penulis mengajukan pertanyaan penelitian 1.
Tinggal di daerah abrasi (Kecamatan Sayung, Metode yang di gunakan dalam penelitian ini
mendapatkan penanganan yang lebih baik. 4.
Remaja yaitu remaja awal dengan ciri rentang
Demak, Jawa Tengah)
Bagi Remaja agar melihat masa depan dengan semangat untuk hidup lebih baik.
2.
abrasi. Informan dalam penelitian ini diambil secara
usia 12-16 tahun. Dalam penelitian ini diharapkan dapat
1.
adalah kebahagiaan (happiness) dan remaja di daerah
Hasil dari anaisis tersebut sesuai
Faktor yang mempengaruhi rasa sedih pada
dengan pendapat dari beberapa tokoh. Bentuk
remaja yang tinggal di daeraah abrasi?
kebahagiaan yang dirasakan remaja adalah sebuah kebahagiaan apabila mempunyai keluarga yang utuh, memiliki keluarga yang menyanyangi, tinggal bersama keluarga, memiliki orang tua
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
69
yang baik, serta berada dalam keluarga yang
misalkan dukungan dari teman, fasilitas yang
hidup tentram dan harmonis disekeliling. Hal
memenuhi seperti kebutuhan yang terpenuhi,
tersebut sesuai dengan teori Costa & Crae
serta prestasi yang akan didapat. Hal tersebut
(dalam Compton, 2005) yang menyebutkan
sesuai dengan teori Venhovent (2005) bahwa
bahwa kebahagiaan tumbuh dari support
kebahagiaan bisa tumbuh dari suport seseorang
seseorang, baik keluarga, teman atau lingkungan.
baik keluarga, teman ataupun lingkungan.
Bentuk kebahagiaan pada remaja yang tumbuh dengan adanya lingkungan keluarga yang harmonis juga sesuai dengan teori dari mustofa
b.
Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pada remaja Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan
(2008) yang menyebutkan bahwa bahagia muncul salah satunya dari penerimaan yang positif oleh lingkungan. Selain itu bentuk kebahagiaan yang dirasakan remaja adalah
yang dirasakan pada remaja adanya faktor eksternal dan faktor internal yaitu: 1.
selalu berusaha keras, keinginan untuk
adanya hal yang tercapai diantaranya adalah
membanggakan orang tua serta kesehatan
adanya prestasi yang tercapai, adanya fasilitas
yang dimiliki.
yang terpenuhi serta bisa menjadi diri sendiri sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Mustofa
Faktor internal yaitu sikap optimis dan
2.
faktor eksternal yang mempengaruhi
(2008) bahwa kebahagiaan bersumber dari
kebahagiaan adalah kebersamaan dan
kekayaan, prestasi dalam bidang tertentu, menjadi
dukungan dari orang lain yaitu dari orang
diri sendiri serta sesuai dengan teori yang
tua, keluarga serta teman dekat.
diungkap oleh Venhovent (2005) bahwa kebahagiaan bisa dimunculkan dari lingkungan
Dari hasil diatas dijelaskan tentang faktor-
yang menyenangkan, kemampuan yang dimiliki,
faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pada
kebutuhan yang terpenuhi. Alasan remaja
remaja yaitu Kebahagiaan yang dirasakan
merasakan sebuah kebahagiaan akan suatu hal
remaja memiliki sebuah faktor yang berperan
karena adanya kebersamaan dan dukungan baik
dalam timbulnya kebahagiaan tersebut. Faktor
dari keluarga ataupun dari teman seperti hal yang
yang berperan dalam kebahagiaan adalah adanya
dingkapkan Costa & Crae (dalam Compton,
faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya
2005) bahwa kebahagiaan tumbuh dari suport
yaitu adanya sikap optimis dan berusaha,
seseorang baik keluarga, teman ataupun
keinginan untuk membanggakan orang tua serta
lingkungan. Demikian pula bentuk kebahagiaan
kesehatan. Sikap optimis pada remaja
yang dirasakan remaja bukanlah sebuah
diantaranya adalah sikap yang selalu tabah dan
kebahagiaan yang timbul dengan dari diri sendiri
ceria, berpikir positif, pantang menyerah dan
melainkan adanya peran orang lain yang ikut
selalu semangat. Faktor lainnya adalah berusaha.
dalam kebahagiaan yang dirasakan yaitu adanya
Sikap berusaha ini diantaranya adalah belajar
peran keluarga dan orang dekat. Peran orang
dengan giat, bekerja keras serta berdo’a. Hasil
lain dalam kebahagiaan remaja dapat berupa
tersebut sesuai dengan faktor yang diungkapkan
adanya kasih sayang dan kebersamaan dengan
oleh Seligman dalam transendensi bahwa optimis
orang tua dan teman seperti adanya teman dalam
atau harapan hal yang baik untuk masa depan.
suka dan duka, adanya dukungan dari orang lain
Keinginan untuk membahagiakan orang tua
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
70 menjadi faktor yang membahagiakan remaja
adanya rasa pesimis, ketakutan, iri dengan orang
karena bisa membahagiakan orang tua. Faktor
lain, serta mudah marah. Selain dari diri sendiri
internal lainnya adalah kesehatan yang dimiliki
ada orang lain yang menyebabkan timbulnya rasa
oleh remaja karena tanpa kesehatan sebuah
sedih yaitu keluarga, orang tua dan teman.
kebahagiaan tidak akan dirasakan sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Keyes dan
d.
pada remaja
magyar (dalam Synder & Lopez,2007) bahwa
Hal yang sering menyebabkan kesedihan
kesejahteraan emosi terkait dengan keadaan
pada remaja adalah adanya rasa kecewa, yaitu
subjektif yang dirasakan.. Faktor ekternal yang
kecewa apabila tidak bisa membahagiakan orang
mempengaruhi kebahagiaan adalah adanya
tua, berpisah dengan teman dan keluarga serta
kebersamaan yaitu kebersamaan dengan
kecewa apabila tidak bisa melanjutkan sekolah.
keluarga dan teman dekat. Faktor lainnya adalah dukungan dan semangat dari orang lain yaitu
e.
dukungan dari orang tua, keluarga dan teman
c.
Hal yang sering memunculkan rasa sedih
Harapan remaja dimasa depan Setiap
remaja
memiliki
sebuah
dekat. Hal tersebut sesuai dengan hal yang
pengharapan akan masa depan. Hal yang
diungkapkan Seligman (2005) bahwa seseorang
diharapkan oleh remaja dimasa depan yaitu
yang memiliki semangat biasanya orang yang
membahagiakan orang tua. Remaja beranggapan
berusaha dan totalitas dalam setiap aktifitasnya
bahwa orang tua adalah orang yang berarti dalam hidup dan wajib untuk membalas jasa yang telah
Bentuk kesedihan yang dirasakan remaja
diberikan, selain itu remaja juga berharap dengan
Remaja selain memiliki kebahagiaan juga
masa depan yang lebih baik. Untuk mewujudkan
memiliki rasa sedih, adapun bentuk rasa sedih
sebuah kebahagiaan dimasa depan remaja
tersebut adalah remaja merasa kecewa, remaja
membutuhkan sebuah dukungan dari orang lain
berpisah dengan teman serta remaja takut akan
yaitu dukungan dari keluarga serta teman dekat.
masa depan.
Sebuah dukungan yang dibutuhkan dari orang lain
Dari hasil di atas remaja memang
tersebut diantaranya adalah do’a serta dukungan
merasakan sebuah kebahagiaan dalam hidupnya.
semangat. Untuk mewujudkan sebuah harapan
Namun demikian remaja juga mengalami suatu
dimasa depan remaja melakukannya dengan
kesedihan, seperti halnya dalam hasil analisis
tetap melanjutkan pendidikan, berdo’a, berusaha.
didapatkan bahwa remaja mengalami kesedihan yaitu adanya rasa kecewa, berpisah dengan teman serta adanya rasa takut dengan masa
SIMPULAN
depan. Remaja mengalami sebuah rasa kecewa yang menimbulkan kesedihan seperti saat remaja dimarahi oleh orang tua serta dikhianati sahabat. Remaja memiliki alasan rasa sedih yaitu adanya rasa khawatir tidak bisa membahagakan orang tua sehingga mangalami sebuah rasa pesimis. Hasil tersebut sesuai dengan hal yang disampaiakn oleh Mustofa (2008) bahwa hal yang menghambat kebahagiakan diantaranya
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1)
Remaja yang tinggal didaerah abrasi adalah remaja yang tumbuh dan berkembang seperti remaja pada umumnya hanya saja memiliki lingkungan yang berbeda. Remaja memiliki sebuah bentuk kebahagiaan yang dirasakan yaitu kebahagiaan berada dalam keluarga yang utuh,
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
2)
71
memiliki keluarga yang menyayangi, bisa selalu
Remaja memiliki alasan akan harapan dimasa
bersama keluarga, memiliki orang tua yang baik
depan karena remaja mengharapkan suatu
serta berada dalam lingkungan yang tentram dan
kesuksesan dan kehidupam yang lebih baik.
harmonis. Kebahagiaan remaja tumbuh dengan
Mewujudkan kebahagiaan harapan dimasa
adanya peran orang lain yaitu orang tua, keluarga
depan, remaja membutuhkan dukungan dari
dan teman dekat yang berupa dukungan serta
orang lain yaitu dukungan dari keluarga serta
kebersamaan.
teman dekat. Dukungan yang dibutuhkan remaja
Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pada
dari orang lain untuk mencapai kebahagiaan
remaja yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
dimasa depan yaitu dukungan yang berupa
Faktor internal yaitu sikap optimis dan selalu
semangat. Namun demikian remaja juga memiliki
berusaha keras, keinginan untuk membanggakan
sebuah usaha yang dilakukan untuk mencapai
orang tua serta kesehatan yang dimiliki. Untuk
sebuah harapan dimasa depan yaitu dengan
faktor eksternal adalah yang mempengaruhi
berusaha dengan keras, berdo’a serta
kebahagiaan adalah kebersamaan dan dukungan
bersekolah.
dari orang lain yaitu dari orang tua, keluarga serta teman dekat. 3)
SARAN
Remaja selain merasakan sebuah kebahagiaan juga merasakan sebuah kesedihan. Bentuk
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,
kesedihan yang dirasakan remaja yaitu adanya
maka penulis memberikan saran-saran, antara lain
kekecewaan, kesedihan saat dimarahi orang tua,
kepada:
kesedihan saat berpisah dengan teman dekat. Remaja memiliki alasan kesedihan yang
4)
Remaja
dirasakan tersebut karena remaja merasa takut
Remaja diharapkan dapat menjalani hidup dengan
saat berpisah dengan orang-orang dekat dan tidak
bahagia. Melihat sebuah masalah dengan sikap
bisa membahagiakan orang-orang dekat. Dalam
yang optimis dan melihat sebuah harapan masa
kesedihan yang dirasakan remaja orang lain yang
depan adalah kebahagiaan yang perlu dikejar dan
menyebabkan timbulnya rasa sedih yaitu teman
diraih dengan usaha, do’a dan kerja keras serta
dekat, keluarga, dan musuh.
memiliki sebuah motivasi baru untuk menjadi yang
Faktor yang mempengaruhi rasa sedih pada
terbaik. Masalah yang dialami adalah sebuah
remaja yaitu adanya kekecewaan. Rasa kecewa
wacana untuk menjadi lebih dewasa.
tersebut yaitu kecewa apabila tidak bisa
5)
1.
2.
Orang tua
membahagiakan orang tua, berpisah dengan
Orang tua diharapkan untuk lebih memberikan
teman dan keluarga serta kecewa apabila tidak
sebuah dukungan, motivasi dan perhatian dan
bisa melanjutkan sekolah.
mendampingi remaja agar remaja bisa menjalani
Remaja memiliki sebuah harapan masa depan
aktifitas dengan semangat dan bahagia, serta
untuk memunculkan adanya kebahagian kedepan
remaja memiliki sikap yang optimis dan usaha
yaitu harapan agar bisa membahagiakan orang
yang sungguh-sungguh untuk mencapai
tua (bisa membantu orang tua), bisa bahagia
kebahagiaan harapan masa depan yang
dengan memiliki sebuah keluarga yang harmonis.
diinginkan.
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
72 3.
Pemerintah
Alsa, A.(2003). Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif lebih
serta Kombinasinya dalam Penelitian
memperhatikan remaja dalam hal pendidikan
Psikologis. Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka
serta fasilitas dalam pendidikan agar masa depan
Pelajar
Pemerintah
diharapkan
untuk
remaja lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan mencapai sebuah harapan dengan lancar. Pemerintah juga
Compton,W.C. (2005). Introduction to Positive Psikologi. USA:Malloy Incorporated
diharapkan untuk tetap memperbaiki akses kehidupan (lingkungan abrasi) agar kehidupan yang layak untuk masyarakat. 4.
Depdikbud. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka
Bagi kalangan praktisi psikologi Sebuah hal yang terkadang sepele memiliki sebuah
makna
yang
baik
saat
kita
Hadi, S . (2004). Metodologi Research II. Yogyakarta: Andy
memahaminya. Inilah sebuah kebahagiaan yang
5.
dialami oleh remaja di daerah abrasi. Semoga
Hidayah, N. (2008). Hubungan Kekhusyukan
bisa melihat sebuah realitas kecil yang jarang
Menjalankan Shalat dengan Kebahagiaan.
tersentuh. Diharapkan agar praktisi psikologi
Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas
melihat fenomena rakyat yang jarang tersentuh.
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bagi peneliti sejenis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi para peneliti selanjutnya dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
Hurlock, E.B. (2001). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
yang belum terungkap dalam penelitian ini. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk melihat faktor dan sisi lain yang berperan dalam
Kartono, Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
kebahagiaan terkait dengan keluarga, teman, pergaulan,
halangan
untuk
mancapai
kebahagiaan.
Uti. (2008). Abrasi Semakin Parah di Sayung. Kompas Terbit 6 Desember 2008 Lukman, M. Edy.(2008). Bahagia Tanpa Menunggu
DAFTAR RUJUKAN
Kaya. Jawa Timur: Kanzun Book
Adam, Y.F & Virgi, A. (2008). Abrasi Tanah. http:// elisa.ugm.ac.id. Diakses 27 April 2009.
Miles, M.B & Huberman.(1992). Analis Data Kualitatif. Jakarta : Salemba
Ali, M & Ansori, M. (2008). Psikologi Remaja. Cetakan ke 4. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mustofa, Budiman.(2008). Quantum Kebahagiaan. Surakarta: Indiva Media Kreasi
Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi
73
Muslim, M. Dafid & Fuad Ansori.(2007). Religiusitas
Stutzer,A & Frey. (2006). TV Channels, self control
dan kebahagiaan otentik (autenthic happiness)
and happiness. Journal of Research Economic.
Mahasiswa. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol 2,
No 310
No 2, 1-11 Summers,H & Watson,A. (2007). The Book of Muslimin. (2002). Metode Bidang Penelitian Sosial.
Happiness. Jakarta : PT SUN
Telkom: UMM Press Synder,C.R Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
&
Lopez,S.J.(2007).
Positive
Psychology: The Scientific and Practical Exploration of Human Strengths. London: Sage Publication
Panuju, P & Umami.(2005). Psikologi Remaja. Cetakan 2. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Tashakkori, A & Teddlie, C. (1998). Mixed Metodology: Combining Qualitative and
Sayekti, W. (2007). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kenakalan Siswa
Quantitative Approaches. USA: Sage Publication
Pada SMA Favorit dan Bukan Favorit di Kota Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Yudantara, K.G. (2008). Semestinya Hidup itu Bahagia. Jakarta : Praninta Aksara
Muhammadiyah Surakarta. Veenhoven, R. (2005). How long and happy people Seligman, M.EP (2005). Authentic Happiness. Jakarta :Mizan
live in modern society. Journal European Psychologist. Vol 10, 330-343