No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2016 mencapai 2.463.039 orang, bertambah sebanyak 80.573 orang dibanding angkatan kerja Februari 2016 (2.382.466 orang), atau bertambah sebanyak 91.024 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2015 (2.372.015 orang).
Jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada Agustus 2016 mencapai 2.416.555 orang, bertambah sebanyak 84.491 orang dibandingkan keadaan Februari 2016 (2.332.064 orang), atau bertambah sebanyak 91.750 orang dibanding keadaan pada Agustus 2015 (2.324.805 orang).
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Agustus 2016 mencapai 1,89 persen, mengalami penurunan baik dibandingkan TPT Februari 2016 yang mencapai 2,12 persen, maupun dibanding dengan TPT Agustus 2015 yang hanya mencapai 1,99 persen.
Penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 meningkat sebesar 3,95 persen dari kondisi Agustus 2015, namun terdapat variasi antar sektornya. Empat sektor yang mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu, sektor industri, transportasi, keuangan dan jasa kemasyarakatan dengan peningkatan masing-masing sebesar 28,87 persen, 20,06 persen, 18,83 persen, dan 17,59 persen. Sementara itu, di empat sektor lainnya yaitu sektor konstruksi, perdagangan, pertanian, dan lainnya (pertambangan dan penggalian serta LGA) mengalami penurunan masing-masing sebesar 13,01 persen, 5,12 persen, 2,79 persen, dan 60,76 persen.
Pada Agustus 2016, jumlah penduduk yang bekerja di sektor formal sebesar 45,68 persen, sedangkan penduduk yang bekerja di sektor informal sebesar 54,32 persen. Penduduk yang bekerja di sektor formal didominasi oleh mereka yang berstatus sebagai buruh/karyawan sebanyak 1.014.982 orang (42,00 persen) Sementara itu, penduduk yang bekerja pada sektor informal didominasi oleh mereka yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 435.670 orang (18,03 persen), berusaha sendiri sebanyak 382.946 (15,85 persen), dan pekerja keluarga/pekerja tak dibayar sebanyak 298.025 orang (12,33 persen).
Berdasarkan jumlah jam kerja, pada Agustus 2016 terdapat 1.903.739 orang (78,78 persen) bekerja 35 jam atau lebih perminggu, sedangkan 512.816 orang (21,22 persen) bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam perminggu.
Pada Agustus 2016, pekerja dengan jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 856.765 orang (35,45 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan SMP sebanyak 365.427 orang (15,12 persen) dan pekerja dengan pendidikan SMA/SMK sebanyak 824.883 orang (34,13 persen). Sementara, pekerja yang telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi hanya sebanyak 369.480 orang (15,29 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
1
1.
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran
Ketenagakerjaan merupakan salah satu persoalan dalam penanganan kependudukan di Provinsi Bali. Terlebih lagi, Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata nasional yang tidak saja menjadi daya tarik bagi wisatawan akan tetapi juga menarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungannya. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan baik bagi penduduk Bali maupun penduduk di luar Bali. Meningkatnya jumlah penduduk Bali tidak bisa terlepas dari kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya masalah ketenagakerjaan. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2016 menunjukkan adanya perbaikan kondisi ketenagakerjaan yang digambarkan oleh peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat penganguran. Dari 3.189.018 penduduk usia kerja, 2.463.039 orang tergolong sebagai angkatan kerja, dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 77,24 persen. Sementara itu, sebanyak 725.979 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang hanya memiliki kegiatan bersekolah dan mengurus rumah tangga serta lainnya. Angkatan kerja terbagi dalam kelompok penduduk yang bekerja dan penganggur. Pada Agustus 2016 jumlah penduduk yang bekerja mencapai 2.416.555 orang atau sebesar 98,11 persen dari jumlah angkatan kerja, dan hanya 1,89 persen penduduk angkatan kerja lainnya yang tidak terserap dalam lapangan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 mengalami peningkatan sebesar 84.491 orang (3,62 persen) dibandingkan Februari 2016 atau meningkat sebesar sebesar 91.750 orang (3,95 persen) bila dibandingkan dengan Agustus 2015. Sementara itu, jumlah pengangguran di Bali pada Agustus 2016 mengalami penurunan, baik dibandingkan dengan kondisi Februari 2016 maupun Agustus 2015. Jumlah pengangguran di Bali pada Agustus 2016 mencapai 46.484 orang. Hal ini berakibat pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bali baik dari Februari 2016 (2,12 persen) maupun Agustus 2015 (1,99 persen) menjadi 1,89 persen pada Agustus 2016. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun 2015-2016 Kegiatan Utama (1)
2016
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Penduduk Usia 15+
3.118.036
3.141.285
3.164.653
3.189.018
2.
Angkatan Kerja
2.458.784
2.372.015
2.382.466
2.463.039
A. Bekerja
2.425.173
2.324.805
2.332.064
2.416.555
33.611
47.210
50.402
46.484
659.252
769.270
782.187
725.979
B. Penganggur
2
2015
3.
Bukan Angkatan Kerja
4.
TPAK (%)
78,86
75,51
75,28
77,24
5.
TPT (%)
1,37
1,99
2,12
1,89
6.
Pekerja tidak penuh
560.330
479.037
970.346
512.816
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
2.
Lapangan Pekerjaan Utama
Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2016, penduduk Bali paling banyak bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi sebanyak 728.757 orang, atau sebesar 30,16 persen dari total penduduk yang bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor ini mengalami penurunan dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar 5,12 persen. Meskipun sektor pertanian mengalami penurunan jumlah pekerja yang cukup tinggi, sektor ini masih memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian, yaitu sebesar 506.251 orang (20,95 persen). Jumlah pekerja yang terserap di sektor pertanian pada Agustus 2016 mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi Agustus 2015, yaitu sebesar 14.524 orang (-2,79 persen). Sektor jasa kemasyarakatan dan sektor industri juga memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan pada bulan Agustus 2016 berjumlah 433.377 orang (17,93 persen). Sementara itu, penduduk yang berkerja di sektor industri pada Agustus 2016 berjumlah 370.531 orang (15,33 persen). Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama pada masing masing sektor disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2015-2016 Lapangan Pekerjaan Utama (1)
2016 Agustus
Februari
Agustus
(2)
(3)
(4)
(5)
Pertanian
569.493
520.775
511.861
506.251
Industri
398.873
287.534
329.478
370.531
Konstruksi
177.619
196.696
168.845
171.097
Perdagangan
721.776
768.075
708.012
728.757
66.368
75.472
90.360
90.611
Keuangan
107.945
92.546
97.228
109.977
Jasa Kemasyarakatan
371.973
368.535
418.862
433.377
11.126
15.172
7.418
5.954
2.425.173
2.324.805
2.332.064
2.416.555
Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi
Lainnya (Pertambangan, Penggalian, LGA) Jumlah
3.
2015 Februari
Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status dalam pekerjaan utama. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal yaitu pekerja yang termasuk dalam kategori berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2016 sebanyak 1.103.854 orang (45,68 persen) bekerja pada kegiatan formal dan sebanyak 1.312.701 orang (54,32 persen) bekerja pada kegiatan informal. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk Bali yang bekerja masih bergantung pada kegiatan informal. Kondisi ini mengalami perubahan bila dibandingkan kondisi Agustus 2015, dimana penduduk yang bekerja di Berita Resmi Statistik Provinsi No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
3
sektor informal sebesar 52,80 persen, sedangkan penduduk yang bekerja di sektor formal sebesar 47,20 persen. Situasi ketenagakerjaan dikatakan semakin membaik, apabila tersedianya jaminan kelangsungan pekerjaan bagi pekerja. Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan status pekerjaan juga menjadi salah satu indikasi kualitas tenaga kerja. Status sebagai buruh/karyawan misalnya, dikatakan lebih baik dibandingkan dengan status sebagai pekerja bebas maupun pekerja keluarga. Disamping stabilnya kedudukan di suatu usaha, pada umumnya pekerja yang berstatus buruh/karyawan memiliki produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan status pekerjaan, pada Agustus 2016 terdapat sebanyak 1.014.982 orang (42,00 persen) yang bekerja sebagai buruh/karyawan. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan ini mengalami peningkatan secara nilai absolut, namun mengalami penurunan secara komposisinya dibanding bulan yang sama di tahun 2015 yang sebanyak 998.602 orang (42,95) persen. Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan status pekerjaan utama disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2015-2016 Ststus Pekerjaan Utama
2016
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(2)
(3)
(4)
(5)
Berusaha sendiri
376.927
315.131
325.000
382.946
Berusaha dibantu buruh tidak tetap
408.236
363.442
452.674
435.670
89.456
98.779
84.896
88.872
1.058.267
998.602
1.009.604
1.014.982
Pekerja bebas
156.313
229.079
154.760
196.060
Pekerja tak dibayar
335.974
319.772
305.130
298.025
2.425.173
2.324.805
2.332.064
2.416.555
(1)
Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan
Jumlah
4.
2015
Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja
Komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu terbagi menjadi dua bagian, yaitu pekerja penuh dan pekerja tidak penuh. Penduduk disebut sebagai pekerja penuh apabila selama seminggu yang lalu mereka bekerja selama 35 jam atau lebih, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja. Sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dikatakan sebagai pekerja tidak penuh, yaitu mereka yang bekerja selama 1-34 jam per minggu. Pada Agustus 2016, berdasarkan komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu terlihat mengalami perubahan yang cukup berarti (fluktuatif) antar semesternya. Pada Agustus 2016, persentase jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja 1-34 jam perminggu meningkat dari bulan yang sama tahun 2015 yaitu dari sebesar 20,61 persen (479.037 orang) menjadi sebesar 21,22 persen (512.816 orang). Namun besaran ini mencapai 41,61 persen (970.346 orang) di bulan Februari 2016. Fluktuasi penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu antar periode ini sangat sensitif terhadap musim serta event (hari besar keagamaan) pada periode waktu pencacahan.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
Tabel 4 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu Tahun 2015-2016 2015
2016
Jumlah Jam Kerja Perminggu
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1–7
31.622
19.103
75.414
41.058
8 – 14
90.284
69.809
216.869
80.963
15 – 24
190.996
162.176
350.658
175.711
25 – 34
247.428
227.949
327.405
215.084
1 – 34
560.330
479.037
970.346
512.816
35+*)
1.864.843
1.845.768
1.361.718
1.903.739
Jumlah
2.425.173
2.324.805
2.332.064
2.416.555
*) Termasuk sementara tidak bekerja
Sementara itu penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja yang bekerja 35 jam atau lebih perminggu. Di bulan Agustus 2016 jumlahnya mencapai 1.903.739 orang, sedangkan pada bulan Agustus tahun 2015 mencapai 1.845.768 orang atau naik 3,14 persen. Sementara di bulan Februari 2016 mencapai 1.361.718 orang atau naik 39,80 persen.
5.
Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan
Secara umum, tingkat pendidikan akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja yang berkualitas tentu saja akan memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi oleh pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah. Tabel 5 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2015-2016 2015
2016
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
SD Ke Bawah
942.764
930.013
858.390
856.765
Sekolah Menengah Pertama
365.809
334.988
369.220
365.427
Sekolah Menengah Atas
432.128
457.522
400.619
494.948
Sekolah Menengah Kejuruan
342.283
274.841
294.369
329.935
Diploma I/II/III
106.837
107.783
129.394
104.804
Universitas
235.352
219.658
280.072
264.676
2.425.173
2.324.805
2.332.064
2.416.555
Jumlah
Meskipun mengalami penurunan komposisi di setiap periodenya, pekerja yang berpendidikan SD ke bawah merupakan tenaga kerja yang paling banyak diserap oleh lapangan pekerjaan. Bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2015 jumlah pekerja yang berpendidikan SD ke bawah mengalami penurunan dari 930.013 orang (40,00 persen) menjadi 858.390 orang (35,45 persen), atau menurun sebesar 7,88 persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan kondisi bulan Februari 2016 jumlah pekerja yang berpendidikan SD ke bawah mengalami penurunan sebesar 0,19 persen dari 858.390 (36,81 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
5
Selain didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah, pada Agustus 2016 pekerja pada jenjang pendidikan SMA/SMK juga memberikan kontribusi yang cukup besar (terbesar ke dua). Jumlah pekerja dengan pendidikan SMA/SMK pada Agustus 2016 sebanyak 824.883 orang (34,13 persen) dari total penduduk yang bekerja. Sementara itu, pada Agustus 2015 penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SMA/SMK sebesar 732.363 orang (31,50 persen) atau mengalami peningkatan sebesar 12,63 persen.
6.
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan
Pengangguran menurut tingkat pendidikan menggambarkan kondisi penyerapan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan. Secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2016 di Bali sebesar 1,89 persen. Keadaan tersebut menurun baik dibandingkan TPT Februari 2016 yang mencapai 2,12 persen dan Agustus 2015 yang mencapai 1,99 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, TPT terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 0,30 persen. Sementara itu, TPT tertinggi didominasi penduduk dengan jenjang pendidikan Diploma I/II/III sebesar 4,44 persen dan Universitas sebesar 44,35 persen. Pada Agustus 2016 terdapat kecenderungan semakin meningkat pendidikan seseorang, maka semakin meningkat pula TPTnya. Hal ini dimungkinkan karena penduduk yang berpendidikan rendah cenderung tidak memilih-milih pekerjaan, dan mereka yang berpendidikan lebih tinggi berbekal skill yang lebih baik sehingga memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam memilih pekerjaan yang diinginkan. Tingkat pengangguran pada tingkat pendidikan tertentu memberikan gambaran kesesuaian mereka dengan pendidikan tersebut di dalam dunia kerja. Angka pengangguran terbuka secara umum terlihat berfluktuatif antar jenjang pendidikan dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan belum stabilnya kondisi ketenagakerjaan yang cenderung bisa dimungkinkan dari sektor informal. Perkembangan angka TPT menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2015-2016 (persen) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (1)
(2)
2016 Agustus (3)
Februari (4)
Agustus (5)
SD Ke Bawah
0,89
0,83
1,64
0,30
Sekolah Menengah Pertama
1,39
0,79
2,15
0,65
Sekolah Menengah Atas
3,18
2,87
2,65
2,17
Sekolah Menengah Kejuruan
0,24
3,62
3,01
3,96
Diploma I/II/III
2,51
5,25
2,06
4,44
Universitas
0,93
3,05
1,81
4,35
1,37
1,99
2,12
1,89
Jumlah
6
2015 Februari
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016
Informasi lebih lanjut hubungi: Asim Saputra, SST, M.Ec.Dev Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]