KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat
Tuhan
Yang
Maha
Esa
atas
RahmatNya telah dapat disusun Buku Statistik Ketahanan Pangan Provinsi Riau Tahun 2012, dimana buku ini berisikan data-data tentang perkembangan situasi pangan di Provinsi Riau pada tahun 2011. Disadari sepenuhnya bahwa buku ini belumlah sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu sumbang saran dari semua pihak sangatlah diharapkan demi kesempuranaan di masa akan datang, semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Demikianlah disampaikan, akhirnya ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan berperan aktif dalam penyusunan buku Statistik ini.
PEKANBARU,
OKTOBER 2012
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU
MULKAN SYARIF, SE Pembina Utama Muda NIP. 19630513 198311 1 001
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ________________________________________________________ i DAFTAR ISI ______________________________________________________________ ii I.
PENDAHULUAN __________________________________________________ 1
II.
KEADAAN UMUM PROVINSI RIAU ___________________________________ 3
A.
Keadaan Umum ________________________________________________ 3
B.
Penduduk _____________________________________________________ 5
Tabel 1. Penduduk Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota _______________________ 6 C.
Iklim __________________________________________________________ 7
III.
KONDISI KETAHANAN PANGAN ____________________________________ 8
Tabel 2. Produksi Pangan Riau Tahun 2007 - 2011 (Ton)__________________________ 8 Tabel 3. Ketersediaan Pangan Riau Tahun 2007-2011 ___________________________ 9 Tabel 5. Pasokan Pangan dari luar Propinsi Riau Tahun 2007-2011 (Ton) ___________ 11 Tabel 7. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditi Pangan Tahun 2007-2011_______ 12 Tabel 8. Konsumsi Pangan Riil Penduduk Riau Tahun 2007-2011 _________________ 13 Tabel 9. Kebutuhan Konsumsi Riau Th.2007-2011 ______________________________ 14 Tabel 10. Perkembangan Konsumsi Pangan Provinsi Riau Tahun 2007-2011 ________ 15 Tabel 11. Keragaman Konsumsi energi perkapita menurut kelompok bahan pangan tahun 2007-2011__________________________________________________________ 16 Tabel 12. Rincian Konsumsi Pangan Penduduk Riau Tahun 2011 (Kg/Kap/Th) ______ 17 Tabel 13. Konsumsi Energi Penduduk Riau Tahun 2011 (Kkal/Kap/Hari)____________ 18 Tabel.14. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Beras Provinsi Riau Tahun 2011 _________ 19 Tabel.15. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Jagung Propinsi Riau Tahun 2011 _______ 20 Tabel.17. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Umbi-Umbian Provinsi Riau Tahun 2011 __ 22 Tabel.18. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Kedelai Provinsi Riau Tahun 2011 _______ 23 IV. PROGRAM STRATEGIS _________________________________________________ 24 IV.1. Lokasi Desa Mandiri Pangan Provinsi Riau _______________________________ 24 IV.2. Lumbung Pangan Tahun 2012 __________________________________________ 29 IV.3.Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ___________________________ 30 ISTILAH_________________________________________________________________ 31
ii
I. PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 1996 tentang pangan, Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena berdasarkan pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu (Penjelasan PP No 68 Tahun 2002). Perwujudan Ketahanan Pangan yang mantap dan berkesinambungan dibangun berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan, yaitu: (1) ketersediaan pangan
yang cukup dan merata; (2) distribusi pangan yang efektif dan
efisien; serta (3) konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Ketahanan Pangan merupakan masalah pembangunan berkelanjutan yang kompleks, berhubungan tidak hanya dengan pangan dan pertanian tetapi juga
berhubungan
berkelanjutan,
dengan
lingkungan
kesehatan, pembangunan ekonomi yang dan
juga
perdagangan.
Sehingga
dalam
pelaksanaannya, pembangunan ketahanan pangan yang berkesinambungan terkait dengan semua sektor pembangunan nasional. Pencapain pembangunan ketahanan pangan sebagai salah satu bagian dari pembangunan nasional tidak dapat terlepas dari ketersediaan data yang berkesinambungan dalam berbagai tahapan pembangunan ketahanan pangan, mulai dari perencanaan, pemantauan hingga evaluasi. Tersedianya statistik tentang ketahanan pangan merupakan hal yang sangat mendasar untuk digunakan sebagai tolok ukur dalam mengestimasi dan menilai keberhasilan pembangunan ketahanan pangan serta memprediksi situasi ketahanan pangan sebagai isyarat dini untuk upaya perbaikan. Sehingga statistik ketahanan pangan sangat diperlukan dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan. 1
Indikator-indikator statistik ketahanan pangan mencakup data-data sektor dan non-sektoral yang terkait dengan ketahanan pangan yang dihimpun sebagai statistik ketahanan pangan, mencakup: (1) Aspek Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan,
Perkembangan
meliputi:
Produksi
Ketersediaan
Beberapa
Energi
Komoditas
dan
Pangan
Protein, Penting,
Pertumbuhan Ketersediaan Komoditas Pangan Penting, dan Proyeksi Kebutuhan Pangan Penting Perubahan
Harga
Pembelian
; (2) Aspek Distribusi Pangan, meliputi: Pemerintah
(HPP),
Pemasukan
dan
Pengeluaran Beras, perkembangan Harga Gabag Kering Panen di Tingkat Petani, dan Perkembangan Harga-Harga Komoditas Penting; (3) Aspek Konsumsi dan Keamanan Pangan, meliputi: Tingkat Konsumsi Pangan Nasional berdasarkan Pola Pangan Harapan, Perkembangan Rata-rata Konsumsi Energi dan Protein, Rata-rata Konsumsi Kelompok Pangan Rumah Tangga, Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Berbagai Kelompok Makanan, Sasaran Pola Pangan Harapan Tahun 2010 sampai 2015 , Perkembangan Kualitas Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia Tahun 2007 – 2011, Perkembangan Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan, Data Kejadian Keracunan Pangan, dan Hasil Uji Laboratorium Keamanan Pangan Beberapa Komoditas dari 12 Kabupaten/Kota ; (4) Aspek Kegiatan Strategis Ketahanan
Pangan, meliputi:
Pengembangan Penganekaragaman
Program
Lumbung,
Aksi Desa
Program
Konsumsi Pangan
Mandiri Pangan,
Kegiatan
(P2KP),
Percepatan
Penguatan
Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM), Peta Kerawanan dan Kerentanan Pangan / Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA; serta (5) Aspek Umum yang terkait dengan ketahanan pangan lainnya, meliputi: perkembangan jumlah penduduk
miskin, serta
Ketahanan Pangan.
2
bentuk
kelembagaan
II. KEADAAN UMUM PROVINSI RIAU A. Keadaan Umum Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.015,09 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka terletak antara 01° 05’ 00” Lintang Selatan - 02° 25’ 00” Lintang Utara atau antara 100° 00’ 00” 105° 05’ 00” Bujur Timur. Disamping itu sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 terdapat wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis pantai. Di daratan terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai besar yang mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 Km) dengan kedalaman 8 -12 m, Sungai Rokan (400 Km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 Km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 Km) dengan kedalaman 6-8 m. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan daratan tinggi Bukit Barisan Bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut laut. Adapun batas-batas Provinsi Riau bila dilihat posisinya dengan negara tetangga dan provinsi lainnya adalah sebagai berikut :
a.
Sebelah
Utara
:
Selat
Malaka
dan
Provinsi
Sumatera
Utara
b. Sebelah Selatan : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat c.
Sebelah
Timur
:
Provinsi
Kepulauan
Riau
dan
Selat
Malaka
d. Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
3
Pada Tahun 2009 Provinsi Riau terdiri dari 10 (sepuluh) Kabupaten dan 2 (dua) Kota, dimana pada tahun 2009 berdasarkan UU 12 tahun 2009 dibentuk Kabupaten Kepulauan Meranti, luas wilayah masing-masing Kabupaten/Kota seperti terlihat pada tabel berikut ini : Nama-nama Ibukota dan Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau NO
KABUPATEN/KOTA
IBUKOTA
LUAS (Ha)
1
2
3
4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
LUAS AREA (%) 5
Kuantan Singingi
Taluk Kuantan
520.216,13
5,84
Indragiri Hulu
Rengat
767,626,66
8,61
Indragiri Hilir
Tembilahan
1.379.837,12
15,48
Pelalawan
Pangkalan Kerinci
1.240.413,95
13,9
Siak
Siak Sri Indrapura
823.357,00
9,24
Kampar
Bangkinang
1.092.819,71
12,26
Rokan Hulu
Pasir Pangaraiyan
722.977,68
8,11
Bengkalis
Bengkalis
1.200.715,21
13,47
Rokan Hilir
Bagan Siapi-api
896.142,93
10,05
Pekanbaru
Pekanbaru
63.300,86
0,71
Dumai
Dumai
203.900,00
2,29
Kepulauan Meranti
Selat Panjang
3.707,84
0,04
8.915.015,09
100,00
Provinsi Riau
Secara makro posisi tersebut merupakan posisi strategis karena berbatasan langsung dengan jalur pelayaran internasional di Selat Malaka 4
dan Laut Cina Selatan serta berhadapan dengan negara-negara di Asia tenggara yaitu Malaysia – Singapura – Thailand – Kamboja dan Vietnam. Singapura sebagai negara pusat perdagangan dunia di belahan Timur merupakan negara yang secara langsung berbatasan dengan wilayah Provinsi Riau. Wilayah daratan Provinsi Riau terdapat 15 sungai, 4 (empat) diantaranya mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan dan tempat domisili serta sumber penghasilan sebahagian penduduk. Sungai – sungai tersebut adalah Sungai Siak (300 km) dengan kedalaman 8 – 12 meter, Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6 – 8 meter, Sungai Kampar (400 km) dengan kedalaman lebih kurang 6 meter dan Sungai Indragiri (500 km) dengan kedalaman 6 – 8 meter. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan dataran tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut air laut. Provinsi Riau memiliki keunggulan komparatif selain posisi strategis berbatasan dengan kawasan perdagangan dan pelayaran internasional, juga memiliki cadangan sumberdaya alam baik yang bersifat nonrenewable resources berupa kandungan minyak dan bahan tambang galian di perairan dan daratan serta renewable resources berupa potensi sumberdaya hutan dan pertanian. B. Penduduk Penduduk Riau berdasarkan hasil olahan SUPAS, Sensus Penduduk dan Proyeksi Susenas tahun 2007 sebesar 5.070.952 jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Pekanbaru
dengan
jumlah
penduduk
779.899
jiwa,
sedangkan
Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kota Dumai sebesar 231.121 jiwa. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 diperoleh angka jumlah penduduk Riau yaitu sebanyak 5.543.031 orang. Rincian 5
jumlah penduduk per Kabupaten/Kota se Provinsi Riau dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penduduk Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota 2010*
2011**
270.320
291 044
302.674
295.148
317.549
362 961
376.578
630.863
647.401
658.079
662 305
685.698
Pelalawan
237.991
253.156
271.662
303 021
312.738
Siak
289.894
301.496
318.585
377 232
390.359
Kampar
535.149
554.989
590.467
686 030
713.078
Rokan Hulu
331.477
346.635
383.417
475 011
492.006
Bengkalis
672.603
708.382
738.996
498 384
516.348
Rokan Hilir
409.002
421.584
510.857
552 433
573.211
Pekanbaru
722.951
754.467
779.899
903 902
930.215
Dumai
219.351
230.075
231.121
254 337
262.976
176 371
182.662
Kabupaten/Kota
2005
2006
2007
Kuantan Singingi
243.471
249.320
Indragiri Hulu
286.467
Indragiri Hilir
Kepulauan Meranti Provinsi Riau
4.579.219
4.762.653
5.070.952
Ket: -
Tahun 2005-2005 Sumber BPS Tahun 2007 Olahan SUPAS dan Proyeksi Susenas * Hasil Sensus Penduduk 2010 ** Perhitungan DAU
6
5 543 031
5.738.543
C. Iklim Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar
antara
2000-3000
mm per tahun yang
dipengaruhi
oleh musim kemarau dan musim hujan. Daerah yang paling sering ditimpa hujan setiap tahun adalah Rokan Hulu yaitu 217 hari, Pekanbaru 207 hari, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kota Dumai 190 dan 169 hari, dan yang terakhir adalah Kabupaten Rokan Hilir dengan jumlah hari hujan 63 hari. Jumlah Curah Hujan tertinggi pada tahun 2010 terjadi di Kota Pekanbaru dengan curah hujan sebesar 3 068,3 mm, disusul Kota Dumai sebesar 2 794,5 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kabupaten Rokan Hilir sebesar 1 944,0 mm. Selanjutnya menurut catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru tahun 2010 menunjukkan 27,2 celcius dengan suhu maksimum 34,6 celcius dan suhu minimum 22,0 celcius.
7
III.KONDISI KETAHANAN PANGAN
Tabel 2. Produksi Pangan Riau Tahun 2007 - 2011 (Ton)
No
Komoditi
2007 1 Beras 310.816,34 2 Jagung 40.410,00 3 Kedelai 2.419,00 4 Kacang Tanah 3.225,00 5 Kacang hijau 1.739,00 6 Ubi Jalar 12.814,00 7 Ubi Kayu 51.784,00 8 sagu 159.574,75 9 Buah-buahan 209.666,50 10 Sayuran 92.711,85 11 Daging 49.697,74 12 Telur 9.035,32 13 Ikan 174.437,04 Jumlah 943.893,50
Produksi Pangan (ton) 2008 2009 2010 2011 312.372,00 332.825,10 363.314,04 340.225,38 47.959,00 49.476,00 41.862,00 33.197,00 4.689,00 5.985,00 5.830,00 7.100,00 2.240,00 1.937,00 2.007,00 1.692,00 1.688,00 989,00 1.228,00 995,00 11.330,00 10.189,00 9.967,00 9.912,00 50.772,00 52.214,00 75.904,00 79.480,00 159.574,00 159.574,00 222.097,00 249.497 208.245,00 208.245,00 108.199,00 108.199 66.822,00 66.822,00 81.395,00 81.395 53.792,13 46.019,00 37.983,04 38.349 9.888,61 9.888,61 6.176,15 4.161 132.161,30 123.851,68 130.481,36 149.939 929.371,74 944.163,71 955.962,23 954.202,61
8
Tabel 3. Ketersediaan Pangan Riau Tahun 2007-2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Komoditi Beras Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang hijau Ubi Jalar Ubi Kayu sagu Buah-buahan Sayuran Daging Telur Ikan Jumlah
2007 766.363,95 44.059,70 54.776,00 14.569,00 11.505,00 14.038,00 55.540,00 159.574,75 315.431,00 315.384,00 56.154,74 46.610,32 176.404,10 1.854.006,46
Ketersediaan Pangan (ton) 2008 2009 2010 778.042,32 810.629,42 846.877,08 56.484,00 57.906,98 50.398,62 62.281,70 77.956,66 78.676,39 14.719,50 15.010,15 15.242,71 12.418,50 11.789,01 12.162,32 12.555,00 11.895,17 16.685,89 69.122,00 56.283,97 80.026,57 171.594,00 171.594,00 222.097,00 327.440,00 307.370,03 244.760,72 258.799,00 329.668,12 356.543,70 59.731,00 56.265,55 48.363,54 50.269,70 53.652,44 52.110,31 189.746,30 182.428,68 191.754,36 1.873.456,72 1.960.021,50 2.023.944,86
9
2011 834.980,00 41.892,00 72.489,00 14.927,71 11.929,32 16.630,89 83.602,57 249.497,00 268.802,00 378.460,00 48.729,73 54.280,00 211.212,00 2.287.432,22
Tabel 4. Ketersediaan Energi dan Protein Provinsi Riau Tahun 2007-2011
No. Zat Gizi 1 Energi (Kkal) Energi Nabati Enargi Hewani 2 Protein (Gram) -Nabati -Hewani 3 Skor PPH
2007 2008 2009 2010 2011 2.768,16 2.886,89 2.905,24 2.965,00 3.002,00 2.032,62 2.139,89 2.739,68 2.786,00 2.823 735,54 747,00 165,56 179,00 179 75,29 79,09 72,33 76,61 73,31 56,53 59,67 54,47 58,38 53,55 18,76 19,42 17,86 18,23 19,76 83,5 81,5 80,3 82,6 83,13
10
Tabel 5. Pasokan Pangan dari luar Propinsi Riau Tahun 2007-2011 (Ton)
No.
Komoditi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Beras Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Jalar Ubi Kayu Buah-buahan Sayuran Daging Telur Ikan JUMLAH
2007 455.650,00 7.750,00 52.357,00 11.345,00 9.765,00 1.225,00 3.755,00 105.765,00 234.765,00 6.457,00 37.575,00 27.500,00 953.909,00
Pemasukan Pangan ke provinsi Riau (TON) 2008 2009 2010 465.670,00 477.804,32 483.563,04 8.525,00 8.430,98 8.536,62 57.592,70 61.900,63 72.846,39 12.479,50 10.800,01 13.235,71 10.730,50 4.700,00 10.934,32 1.225,00 4.069,97 6.718,89 4.042,18 4.069,97 4.122,57 119.621,38 134.930,03 136.561,72 252.765,02 271.869,12 275.148,70 8.170,00 18.703,88 10.380,50 42.000,00 90.765,48 45.934,17 52.494,88 65.618,60 61.273,00 1.035.316,16 1.153.662,99 1.129.255,63
11
2011 496.362,00 8.695,00 65.389,00 13.235,71 10.934,32 6.718,89 4.122,57 160.603,00 297.065,00 10.380,50 50.119,00 61.273,00 1.184.897,99
Tabel 7. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditi Pangan Tahun 2007-2011
KOMODITI
TAHUN 2007
2008
2009
2010
2011
Beras Premium
6.404
7.205
7.152
8.119
11.204
Beras Medium
5.992
6.619
6.541
7.686
10.328
Beras Termurah
4.823
5.212
5.221
6.178
8.283
Cabe Merah Keritang
21.851
24.616
23.764
30.947
25.792
Cabe Merah Besar
18.881
23.221
15.431
26.775
23.823
Bawang Merah
9.879
12.969
11.596
15.392
16.313
Bawang Putih
9.413
9.964
8.922
21.061
22.250
Tomat Medan
5.937
6.350
4.096
6.294
6.313
Wortel
5.492
6.464
4.463
7.810
7.500
Kentang
4.558
5.140
4.317
5.182
6.979
Minyak Goreng Curah
8.214
9.630
10.188
9.088
10.281
Gula Pasir Lokal
7.447
8.166
11.708
10.770
11.144
Tepung Terigu Segitiga Biru
5.481
6.791
7.479
7.494
7.479
Daging Sapi
59.184
64.046
48.479
61.210
68.583
Daging Ayam Ras
17.543
21.543
26.137
20.013
23.969
Daging Ayam Kampung
27.556
37.133
27.528
38.759
41.125
606
875
875
930
993
1.187
1.272
1.271
1.507
1.425
Ikan Kakap
24.658
25.744
25.625
38.822
46.542
Ikan Kembung
16.731
19.517
19.385
22.776
27.760
Ikan Tongkol Sisik
16.762
21.265
19.772
23.069
27.630
Ikan Serai
15.766
19.379
19.424
19.724
21.885
Udang
46.268
43.981
50.049
35.142
50.458
Ikan Patin
16.473
16.517
11.569
15.138
17.104
Ikan Mas
17.051
19.976
18.934
19.166
22.271
Ikan Mujair
15.456
18.321
15.128
19.892
23.656
Lele
16.766
18.853
16.702
15.054
16.177
Telur Ayam Ras Telur Ayam Kampung
12
Tabel 8. Konsumsi Pangan Riil Penduduk Riau Tahun 2007-2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis Pangan Beras Jagung Terigu Umbi-umbian Sagu Daging Susu Telur Ikan Minyak Kelapa Kacang-kacangan Gula Sayuran
Konsumsi Riil 2008 2009 2010 106,8 105 104 5,7 12,5 9,4 10,5 7,0 9,6 18,1 18,9 18,4 6,5 0,9 0,9 6,0 3,3 2,7 3,8 2,4 1,6 3,8 11,3 12,7 7,8 28,4 27,8 6,3 11,5 10,9 11,8 4,8 5,5 21,4 14,1 12,7 11,7 14,6 14,5 14,9 43,6 37,6
2007 115,3 0,6 6,8 13,5 0,8 7,5 2,3 6,2 12,8 11,4 11,9 11,3 12,3 23,5
13
2011 106 8,7 9,1 15,8 1,0 3,0 1,0 6,0 9,0 25,0 5,0 6,0 15,0 36,0
Tabel 9. Kebutuhan Konsumsi Riau Th.2007-2011
No
Komoditi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Beras Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubi Jlar Ubi Kayu Sagu Buah-buahan Sayuran Daging Telur Ikan JUMLAH
2007 552.270,06 11.294,89 42.920,59 4.768,95 5.019,95 9.788,91 27.107,74 1.003,99 123.490,83 250.345,03 37.379,82 39.211,35 124.563,84 1.229.165,95
Kebuuthan Konsumsi Pangan (Ton) 2008 2009 2010 577.028,85 557.359,24 576.475,22 12.194,51 11.916,74 47.115,76 46.287,25 45.232,89 37.249,17 5.137,26 5.020,24 6.097,33 5.396,72 5.273,79 6.097,33 10.533,98 10.294,03 16.629,09 29.214,94 28.549,46 74.276,62 1.089,72 1.064,90 1.662,91 133.101,80 130.069,92 138.021,47 269.887,90 263.740,21 144.673,11 40.319,73 39.401,30 46.007,16 42.291,61 41.328,26 48.778,67 134.295,31 131.236 149.329 1.306.779,58 1.270.487,22 1.292.413,11
14
2011 611.763,00 52.814,00 56.335,00 6.455,00 6.455,00 17.604,00 78.634,00 1.662,00 82.155,00 152.574,08 48.706,34 51.640,46 157.268,67 1.324.066,56
Tabel 10. Perkembangan Konsumsi Pangan Provinsi Riau Tahun 20072011 Kelompok Pangan Tahun
PadiPadian
Umbiumbian
Pangan Hewani
Kacangkacangan
Sayur dan Buah
Buah/Biji Berminyak
Minyak dan Lemak
Gula Lainnya
2007 Kg/Kap/Th
123
14
29
11
43
12
11 12,30
0
Gr/Kap/Hr
337
39
79
31
118
33
31
34
0
1081
175
121
244
130
38
22
44
0
Kg/Kap/Th
123
25
21
21
25
12
6
12
0
Gr/Kap/Hr
337
67
57
59
69
32
17
32
0
1207
73
152
75
57
62
265
134
0
Kg/Kap/Th
123
19
45
13
48
5
11
15
0
Gr/Kap/Hr
337
53
123
35
132
15
30
40
0
1.200
72
171
74
66
60
254
147
0
Kg/Kap/Th
123
19
45
13
48
5
11
15
0
Gr/Kap/Hr
337
53
123
35
132
15
30
40
0
1.200
72
171
74
66
60
254
147
0
Kg/Kap/Th
122
17
44
8
59
6
41
11
0
Gr/Kap/Hr
334
47
121
22
162
16
112
30
0
1.152
57
165
56
110
50
396
108
0
Energi Kkal/Kap/Hr 2008
Energi Kkal/Kap/Hr 2009
Energi Kkal/Kap/Hr 2010
Energi Kkal/Kap/Hr 2011
Energi Kkal/Kap/Hr
15
Tabel 11. Keragaman Konsumsi energi perkapita menurut kelompok bahan pangan tahun 2007-2011
2007 No
Kelompok Pangan
Kkal/Kap/ Hari
1
2
15
2008
2009
Skor AKG Kkal/Kap/ Hari Skor AKG
Kkal/Kap/ Hari
2010
Skor AKG
Kkal/Kap/ Hari
Skor AKG
Kkal/Kap/ Hari
Skor AKG
16
1 Padi-padian
1213
25,00
1.207
60,33
1.207
1.200
72,5
60,00 3,6
2 Umbi-umbian
73
1,6
73
3,8
3 Pangan Hewani
132
12,22
152
7,58
152
4 Minyak dan Lemak
75
4,83
265
13,23
5 Buah/Biji Berminyak
48
1,00
62
6 Kacang-kacangan
63
6,60
7 Gula
275
8 Sayur dan Buah Total
2011
1.201
72,2
60,00 3,6
73,0
60,10 3,7
8,6
171
8,6
173
8,7
265
12,70
254
12,70
253
12,70
3,08
61,50
3,00
60,00
3,00
60,00
3,00
75
3,73
75
3,70
74
3,70
75
3,80
2,50
134
6,70
134
7,35
147
7,35
147
7,40
121
18,75
57
2,85
57
3,30
66
3,30
68
3,40
1.999,89
72,50
2.022,00
101,28
2.022
102
2.043
102
2.050
103
16
Tabel 12. Rincian Konsumsi Pangan Penduduk Riau Tahun 2011 (Kg/Kap/Th)
Padi-padian No
Umbi-umbian
Pangan Hewani
Minyak dan Lemak
Kabupaten
Bh/Biji berminyak
Kacang-kacangan
Sayur dan Buah
Gula
Beras Jagung Terigu U,Kayu U.Jalar Kentang Sagu Daging Susu Telur Ikan M.Kelapa L.Hewan Kelapa Kemiri Kedelai K.Tanah K.Hijau G.Pasir G.Kelapa Sayur Buah 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1 Kampar
103
8
10
16
1
1
1
10
1
7
28
21
14
4
2
4
2
3
7
3
45
20
2 Pekanbaru
103
8
10
17
1
1
1
8
1
7
26
23
21
6
1
4
1
3
7
4
25
45
3 Rokan Hulu
106
8
10
15
1
1
1
7
0
8
28
22
18
5
1
4
2
1
8
3
45
15
4 Kuansing
102
10
8
11
2
1
1
9
0
8
29
23
13
5
1
3
2
2
8
1
35
25
5 Inhu
105
8
10
9
3
1
1
6
0
9
28
21
16
5
2
4
1
2
7
5
35
20
6 Inhil
104
6
12
14
1
1
1
10
1
7
24
22
24
6
0
4
2
2
6
6
40
15
7 Pelalawan
104
6
11
15
1
1
1
9
0
8
21
25
28
4
2
4
2
2
5
6
25
35
8 Siak
105
11
7
10
3
1
1
10
1
7
27
24
17
3
3
4
3
2
8
3
40
20
9 Rokan Hilir
106
9
9
13
2
1
0
7
0
8
30
22
15
4
2
4
1
2
8
3
30
25
10 Dumai
103
7
10
17
0
1
1
11
1
6
28
20
12
4
2
3
2
3
7
4
45
15
11 Kep.Meranti
105
7
11
16
1
2
0
10
1
7
24
20
24
6
0
5
1
2
8
3
25
20
12 Bengkalis
103
9
9
16
1
1
1
8
1
7
28
22
16
4
2
4
2
3
7
3
40
25
Riau
104
8
10
14
1
1
1
9
1
7
27
22
18
5
1
4
2
2
7
4
36
23
17
Tabel 13. Konsumsi Energi Penduduk Riau Tahun 2011 (Kkal/Kap/Hari)
Kabupaten
Kampar Pekanbaru Rokan Hulu Kuansing Inhu Inhil Pelalawan Siak Rokan Hilir Dumai Kep. Meranti Bengkalis Riau
Padi- Umbi- Pangan Padian umbian Hewani
1.189 1.193 1.218 1.183 1.213 1.198 1.203 1.211 1.223 1.188 1.208 1.191 1.202
73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
178 168 173 182 177 164 157 175 178 183 163 172 173
Minyak Bh/Biji KacangSayur dan Gula TOTAL dan berminyak kacangan Buah Lemak
244 265 250 251 236 259 296 268 240 220 240 268 254
18
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 61
85 71 71 71 60 71 71 85 71 82 71 89 76
147 147 147 135 158 147 147 147 147 147 147 147 148
68 72 68 68 68 68 67 68 67 68 63 67 69
2.044 2.049 2.060 2.023 2.045 2.040 2.074 2.087 2.059 2.021 2.025 2.067 2.050
Tabel.14. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Beras Provinsi Riau Tahun 2011
Kabupaten/Kota Rokan Hulu Kampar Pelalawan Siak Rokan Hilir Bengkalis Kuantan Singingi. Dum ai Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pekanbaru Kep.Meranti Jumlah
Jumlah Penduduk
Beras (Ton) Produksi Kebutuhan Perimbangan
492.006 31.850 713.078 24.571 312.738 23.804 390.359 17.291 573.211 99.757 516.348 17.168 302.674 27.901 262.976 2.718 376.578 11.160 685.698 77.889 930.215 24 182.662 3.414 5.738.543 337.546
Ket : Surplus > 1,14 Berimbang 0,95 - 1,14 Defisit <0,95
19
51.169 74.160 32.525 40.597 59.614 53.700 31.478 27.350 39.164 71.313 96.742 18.997 596.808
(19.319) (49.589) (8.721) (23.306) 40.143 (36.533) (3.577) (24.632) (28.004) 6.576 (96.718) (15.583) (259.262)
Rasio 0,62 0,33 0,73 0,43 1,67 0,32 0,89 0,10 0,28 1,09 0,00 0,18
Defisit Defisit Defisit Defisit Surplus Defisit Defisit Defisit Defisit Berimbang Defisit Defisit 0,57
Tabel.15. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Jagung Propinsi Riau Tahun 2011
Kabupaten/Kota Rokan Hulu Kampar Pelalawan Siak Rokan Hilir Bengkalis Kuantan Singingi. Dumai Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pekanbaru Kep.Meranti Jumlah
Jumlah Penduduk 492.006 713.078 312.738 390.359 573.211 516.348 302.674 262.976 376.578 685.698 930.215 182.662 5.738.543
Jagung (Ton) Produksi Kebutuhan Perimbangan 1.267 3.146 18.361 491 774 469 389 225 841 5.844 1.312 78 33.197
Ket : Surplus > 1,14 Berimbang 0,95 - 1,14 Defisit <0,95
20
3.936 5.705 2.502 3.123 4.586 4.131 2.421 2.104 3.013 5.486 7.442 1.461 45.908
(2.669) (2.559) 15.859 (2.632) (3.812) (3.662) (2.032) (1.879) (2.172) 358 (6.130) (1.383) (12.711)
Rasio 0,32 0,55 7,34 0,16 0,17 0,11 0,16 0,11 0,28 1,07 0,18 0,05
Defisit Defisit Surplus Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Berimbang Defisit Defisit 0,72
Tabel.16. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Kacang-Kacangan Provinsi Riau Tahun 2011
Kabupaten/Kota Rokan Hulu Kampar Pelalawan Siak Rokan Hilir Bengkalis Kuantan Singingi. Dumai Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pekanbaru Kep.Meranti Jumlah
Jumlah Penduduk Kacang-kacangan (Ton) (Jiwa) Produksi Kebutuhan Perimbangan 492.006 745 1.968 (1.223) 713.078 983 2.852 (1.869) 312.738 56 1.251 (1.195) 390.359 107 1.561 (1.454) 573.211 95 2.293 (2.198) 516.348 48 2.065 (2.017) 302.674 174 1.211 (1.037) 262.976 141 1.052 (911) 376.578 148 1.506 (1.358) 685.698 51 2.743 (2.692) 930.215 133 3.721 (3.588) 182.662 6 731 (725) 5.738.543 2.687 22.954 (20.267)
Ket : Surplus > 1,14 Berimbang 0,95 - 1,14 Defisit <0,95
21
Rasio 0,38 Defisit 0,34 Defisit 0,04 Defisit 0,07 Defisit 0,04 Defisit 0,02 Defisit 0,14 Defisit 0,13 Defisit 0,10 Defisit 0,02 Defisit 0,04 Defisit 0,01 Defisit 0,12
Tabel.17. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Umbi-Umbian Provinsi Riau Tahun 2011
Kabupaten/Kota Rokan Hulu Kam par Pelalawan Siak Rokan Hilir Bengkalis Kuantan Singingi. Dum ai Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pekanbaru Kep.Meranti Jumlah
Jumlah Umbi-umbian(Ton) Penduduk Produksi Kebutuhan Perimbangan 3.444 3.481 492.006 6.925 4.992 16.564 713.078 21.556 2.189 3.802 312.738 5.991 2.733 2.466 390.359 5.199 4.012 15 573.211 4.027 3.614 1.975 516.348 5.589 2.119 2.969 302.674 5.088 1.841 5.369 262.976 7.210 2.636 5.060 376.578 7.696 4.800 (913) 685.698 3.887 6.512 6.384 930.215 12.896 1.279 1.430 182.662 2.709 5.738.543 88.773 40.170 48.603
Ket : Surplus > 1,14 Berimbang 0,95 - 1,14 Defisit <0,95
22
2,01 4,32 2,74 1,90 1,00 1,55 2,40 3,92 2,92 0,81 1,98 2,12
Rasio Surplus Surplus Surplus Surplus Berimbang Surplus Surplus Surplus Surplus Defisit Surplus Surplus 2,21
Tabel.18. Rasio Produksi Dan Kebutuhan Kedelai Provinsi Riau Tahun 2011
Kabupaten/Kota
Beras (Ton) Jumlah Penduduk Produksi Kebutuhan Perimbangan
Rokan Hulu Kampar Pelalawan Siak Rokan Hilir Bengkalis Kuantan Singingi. Dumai Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pekanbaru Kep.Meranti Jumlah
492.006 713.078 312.738 390.359 573.211 516.348 302.674 262.976 376.578 685.698 930.215 182.662
5.738.543
2.638 731 53 15 2.956 56 13 36 374 209 19 7.100
Ket : Surplus > 1,14 Berimbang 0,95 - 1,14 Defisit <0,95
23
1.968 2.852 1.251 1.561 2.293 2.065 1.211 1.052 1.506 2.743 3.721 731 22.954
670 (2.121) (1.198) (1.546) 663 (2.009) (1.198) (1.016) (1.132) (2.534) (3.702) (731) (15.854)
Rasio 1,34 0,26 0,04 0,01 1,29 0,03 0,01
Surplus Defisit Defisit Defisit Surplus Defisit Defisit
0,03 Defisit 0,25 Defisit 0,08 Defisit 0,01 Defisit 0,00 Defisit 0,31
IV. PROGRAM STRATEGIS IV.1. Lokasi Desa Mandiri Pangan Provinsi Riau No.
Kabupaten
1 1.
Kecamatan
2 Kampar
3
Pelalawan
4
Tahun
6
Sumber dana APBN
APBD I
APBD II
7
8
9
1. Kampar Kiri
1. Sei Geringging
2006
60.000.000
2. Kampar Kiri Hulu
2.Tj Belit Selatan
2006
60.000.000
3. Kampar Kiri Hilir
3. Sei Petai
2007
80.000.000
4. Sei Simpang Duo
2007
80.000.000
5. Binamang
2007
80.000.000
6. PK Istqomah
2007
80.000.000
5, Tambang
7. Palung Raya
2008
80.000.000
6. Kampar Kiri
8. Sei. Paku
2009
100.000.000
7. Kampar Utara
9. Sei. Jalau
2009
-
8. Kampar Kiri Tengah 10. Lubuk Sakai
2009
-
9.Salo
11. Sipungguk
2010
4, XIII KotoKampar
2.
Desa
12.Rantau kasih
2010
13. Koto Mesjid
2011
1. Pelalawan
1. Sharing
2005
2. Langgam
2. Tambak
2006
60.000.000
3. Segati
2006
60.000.000
4. Sotol
2007
80.000.000
5. Langgam
2007
80.000.000
6. Segamai
2008
7. Gambut Mutiara
2008
8. Teluk Binjai
2009
4. Pangkalan Kerinci
9. Rantau Baru
2009
5. Pelalawan
10. Tolam
2009
11 Rangsang
2009
12. Sei Ara
2008
6. Pangkalan Kuras
13. Betung
2010
7. Kerumutan
14. Tanjung Air Hitam
2010
8. Pkln Kerinci
15. Kuala Terusan
2011
24
123.000.000 123.000.000 50.000.000
10. XIII Koto Kampar
3. Teluk Meranti
-
100.000.000 50.000.000 -
300.000.000
-
100.000.000 100.000.000
100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 80.000.000 50.000.000 100.000.000 50.000.000
No.
1 3.
4.
Kabupaten
Kecamatan
2 Indragiri Hulu
Kuantan Singingi
3
Desa
4
Tahun
6
Sumber dana APBN
APBD I
APBD II
7
8
9
1. Kuala Cinaku
1. Kuala Cinaku
2006
60.000.000
2. Rengat
2. Rawa Bangun
2006
60.000.000
3. Kelayang
3. Pelangko
2007
80.000.000
4. Rakit Kulim
4. Kelayang
2007
80.000.000
5. Rakit Kulim
5. Lbk Sitarak
2007
-
80.000.000
6. Rengat Barat
6. Sei Dawu
2007
-
80.000.000
7. Batang Peranap
7. Suka Maju
2008
80.000.000
-
8. Rengat Barat
8. Tanah Datar
2009
100.000.000
-
9. Lirik
9. Wonosari
2010
10. Siberida
10. Paya Rumbai
2010
11. Rengat
11. Kampung Pulau
2011
1. Gunung Toar
1. Seberabah
2006
60.000.000
-
2. Pulau Rumput
2006
60.000.000
-
3. Tanah Bakali
2007
80.000.000
-
4. Pulau Deras
2007
80.000.000
-
5. Pengalian
2007
6. Kpg. Tengah
2007
7. Kepala Pulau
2008
80.000.000
8. Tj. Medang
2009
100.000.000
9. Plu.Komang Sentajo
2011
2. Pangean
3. Kuantan Hilir
4. Kuantan Tengah
25
50.000.000 100.000.000 50.000.000
-
80.000.000
-
80.000.000 -
50.000.000
No.
1 5.
6.
Kabupaten
Kecamatan
2 Indragiri Hilir
Rokan Hulu
Desa
3
4
Tahun
6
Sumber dana APBN
APBD I
APBD II
7
8
9
1. Batang Tuaka
1. Gemilang
2006
60.000.000
2. GaungAnak Serka
2. Rambaian
2006
60.000.000
3. GaungAnak Serka
3. Lahang Hulu
2007
80.000.000
4. Tbh. Hulu
4. Sialang Panjang
2007
80.000.000
5. Enok
5. Syuhada
2008
80.000.000
6. Tempuling
6. Teluk Jira
2009
7. Pekan Tua
2009
7. Gaung Anak Serka
8. Teluk Tuasan
2010
50.000.000
8. Tempuling
9. Teluk Kiambang
2011
50.000.000
1. Bangun Purba
1. Bangun Purba Barat
2006
60.000.000
2. Kunto Darussalam
2. Sei Kuti
2006
60.000.000
3. Rambah Hilir
3. Lubuk Kerapat
2008
80.000.000
-
4. Kepenuhan Hulu
4. Kepenuhan Hulu
2008
80.000.000
-
5. Rambah
5. Sialang Jaya
2009
6. Karya Mulya
2009
6. Rambah Samo
7. Pasir Makmur
2010
7. Tambusai Utara
8. Simpang Harapan
2010
8. Rambah Hilir
9. Serembou Indah
2011
9.
2012 2012
26
100.000.000 100.000.000
100.000.000 100.000.000 50.000.000 100.000.000 50.000.000 100.000.000
-
No.
Kabupaten
1 7.
8
Kecamatan
2 Bengkalis
Siak
Desa
3
4
Tahun
6
Sumber dana APBN
APBD I
APBD II
7
8
9
1. Bengkalis
1. Tameran
2006
60.000.000
2. Siak Kecil
2. Lubuk Garam
2006
60.000.000
3. Bantan
3. Muntai
2007
80.000.000
4. Bukit Batu
4. Tj. Leban
2007
80.000.000
5. SiakKecil
5. Tj. Damai
2008
80.000.000
6. Mandau
6. Kesumbu Ampai
2009
100.000.000
-
7. Balai Raja
50.000.000
7. Rupat
8. Teluk Pecah
50.000.000
8. Bukit Batu
9. Temiang
2010
50.000.000
9. Siak Kecil
10. Lubuk Muda
2011
50.000.000
1. Pusako
1 Dosan
2006
100.000.000
2 Sei Berbari
2006
100.000.000
2. Menpura
3. Kampung Tengah
3. Kota Gasip
4.Buatan I
2010
100.000.000
4. Kota Gasip
5. Teluk Rimba
2010
100.000.000
5. Sabak Auh
6. Sungai Tengah
2011
7.Blading
2011
100.000.000
2012
100.000.000
6.
50.000.000
50.000.000
100.000.000
9.
Rokan Hilir
1. Batu Hampar
1. Bantaian
2006
100.000.000
2. Sinaboi
2 Sei. Nyamuk
2009
100.000.000
3. Rimba Malintang
3. Kepenghuluan
2010
50.000.000
Tlk.Pulau Hulu 4.Bangko
4. Serusa
2010
100.000.000
5.Sinaboi
5. Raja Bejamu
2010
100.000.000
6. Sinaboi
6. Sinaboi
2011
7.Bangko
7.Bagan Jawa Pesisir
2011
27
50.000.000 100.000.000
No.
Kabupaten
1
Kecamatan
11. Kepulauan
Tahun
Sumber dana APBN
APBD I
APBD II
6
7
8
9
1. Tanjung Penyembal
2009
100.000.000
2. Basilam Baru
2009
100.000.000
2. Medang Kampai
3. Basilam
2010
50.000.000
3. Medang Kampai
4. Mundam
2011
50.000.000
2
10. Dumai
Desa
3 1. Sei. Sembilan
4
4.
2012
100.000.000
1. Tebing Tinggi Barat 1. Alai
2009
100.000.000
2. Tebing Tinggi
2. Banglas Barat
2011
50.000.000
1. Rumbai
1. Kel. Palas
2010
50.000.000
2. Rumbai
2.Muara Fajar
2010
3. Rumbai Pesisir
3. Tebing Tinggi
4. Rumbai Pesisir
4.Lembah Damai
Meranti
12 Pekanbaru
5.
100.000.000 2011 2012
105 Desa
100.000.000
50.000.000 100.000.000 5.040.000.000 60 Desa
28
2.580.000.000 37 Desa
746.000.000 8 Desa
IV.2. Lumbung Pangan Tahun 2012
No. Kabupaten/Kecamatan/Desa 1. Kabupaten : Indragiri Hulu Kecamatan : Kuala Cenaku Desa : Tanjung Sari
Nama Kelompok Lumbung Pangan Mekar Jaya
Jumlah Bantuan Keterangan Rp. 20.000.000,- Penguatan Modal Lumbung
2.
Kabupaten : Indragiri Hulu Kecamatan : Kuala Cenaku Desa : Kuala Cenaku
Lumbung Pangan Karya Tani
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
3.
Kabupaten : Indragiri Hulu Kecamatan : Kuala Cenaku Desa : Pulau Jum'at
Lumbung Pangan Bina Sejahtera
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
4.
Kabupaten : Siak Kecamatan : Bunga Raya Desa : Bunga Raya
Lumbung Pangan Anugrah Utama
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
5.
Kabupaten : Siak Kecamatan : Sabak Auh Desa : Belading
Lumbung Pangan Gapoktan Harapan Maju
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
6.
Kabupaten : Kampar Kecamatan : Kampar Kiri Hilir Desa : Sungai Simpang Dua
Lumbung Pangan Mekar Sari
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
7.
Kabupaten : Rokan Hulu Kecamatan : Rambah Samo Desa : Karya Mulia
Lumbung Pangan Karya Makmur
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
8.
Kabupaten : Bengkalis Kecamatan : Siak Kecil Desa : Lubuk Garam
Lumbung Pangan Suka Jadi
Rp. 20.000.000,-
Penguatan Modal Lumbung
9.
Kabupaten : Kampar Kecamatan : Tapung Hilir Desa : Sikijang
Lumbung Pangan Harapan Maju
Rp. 20.000.000,-
Pengadaan Cadangan Pangan
29
IV.3.Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
KABUPATEN/ NO NAMA KELOMPOK KECAMATAN KOTA 1 Bangun Tani
Rokan Hulu
Rambah
2 Rambah Baru
Rokan Hulu
TAHUN 2010
DESA Pasir Baru
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TOTAL BANSOS (Rp.) Penumbuhan Penguatan Penumbuhan Penguatan Penumbuhan Penguatan -
75.000.000
-
-
-
-
225.000.000
Rambah samo Rambah Baru
-
75.000.000
-
-
-
-
225.000.000
3 Basilam Bersatu Dumai
Sungai Sembilan Basilam Baru
-
75.000.000
-
-
-
-
225.000.000
4 Lapoase
Indragiri Hilir
Reteh
-
-
150.000.000
-
-
75.000.000
225.000.000
5 Usaha Baru
Indragiri Hilir
Sungai Batang Benteng Utara
-
-
150.000.000
-
-
75.000.000
225.000.000
6 Bina tani
Rokan Hilir
Bangko
Parit Aman
-
-
150.000.000
-
-
75.000.000
225.000.000
7 Lemang Jaya
Indragiri Hilir
Keritang
Kuala Lemang
-
-
150.000.000
150.000.000
8 Maju Bersama
Indragiri Hilir
Keritang
Kuala Keritang
-
-
150.000.000
150.000.000
9 Tani Maju
Rokan Hilir
Rimba Melintang Pematang Sikek
-
-
150.000.000
150.000.000
Sanglar
Provinsi Riau ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1.800.000.000
30
ISTILAH 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7. 8.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak, diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan dan minuman. Ketahanan pangan (UU NO.7 Tahun 1996) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Mandiri pangan diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan yang dapat dicukupi oleh kemampuan sumberdaya yang dimiliki, dilihat dari bekerjanya subsistem ketersediaan, subsistem distribusi dan subsistem konsumsi pangan. Desa Mandiri Pangan adalah desa/kelurahan yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan. Program Aksi adalah rancangan kegiatan untuk melaksanakan tujuan yang akan dicapai. Program Aksi Desa Mandiri Pangan adalah gerakan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat, melalui pendekatan sub sistem ketersediaan, sub sistem distribusi dan sub sistem konsumsi. Gerakan adalah perubahan suatu kondisi tertentu melalui usaha atau kegiatan yang dilakukan secara perorangan atau kelompok. Gerakan Kemandirian Pangan adalah upaya bersama berbagai komponen masyarakat dan pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat untuk memobilisasi, memanfaatkan dan mengelola aset setempat (yang meliputi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, sumberdaya fisik/teknologi, serta sumberdaya sosial) untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga dan masyarakat melalui penanganan Desa Rawan Pangan menjadi Desa Mandiri Pangan. 31
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat atau mereka yang kurang beruntung dalam sumberdaya pembangunan didorong untuk mandiri dan mengembangkan kehidupan sendiri. Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan, masalah dan peluang dalam pembangunan sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi kehidupan mereka sendiri. Ketahanan pangan masyarakat adalah kondisi dimana seluruh anggota masyarakat (rumah tangga/individu) mendapatkan pangan yang aman, dapat diterima secara kultural, cukup, bergizi, secara berkelanjutan dengan memaksimalkan kemandirian masyarakat dan keadilan sosial. Desa rawan pangan adalah kondisi suatu daerah yang tingkat ketersediaan, akses, dan/atau keamanan pangan sebagian masyarakat dan rumah tangganya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan. Kemandirian adalah sikap kesadaran/kemampuan untuk mengembalikan keadaan ke normal setelah terjadinya suatu tekanan, gejolak, atau bencana. Dalam keadaan normal, dimana tidak terjadi tekanan, bencana atau gejolak, maka kemandirian dapat diartikan sebagai kesadaran/kemampuan untuk meningkatkan keadaan masa depannya menjadi lebih baik tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian pangan (UU No. 41 Tahun 2009) adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. Kelompok afinitas adalah kelompok yang tumbuh atas dasar ikatan kebersamaan dan kecocokan antar anggota yang mempunyai kesamaan visi dan misi dengan memperhatikan sosial budaya setempat. Kelompok wanita adalah sekumpulan wanita dengan jumlah 20 30 orang dari anggota dasa wisma yang bergabung menjadi satu kelompok untuk melakukan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat desa. Kelompok lumbung pangan adalah kelompok yang ditumbuhkan dalam rangka pemenuhan cadangan pangan masyarakat. 32
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Kelompok sasaran adalah kelompok yang telah ada atau kelompok baru yang memiliki potensi untuk pengembangan lumbung pangan yang berasal dari desa tersebut, belum pernah mendapat penguatan modal, atau fasilitasi lain pada saat yang bersamaan atau pada tahun-tahun sebelumnya, menyediakan lahan yang mudah dijangkau dan tidak bersengketa untuk pembangunan fisik lumbung atas nama kelompok (Pedoman Teknis Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat) Sekolah Lapangan Desa Mapan (SL-DMP) merupakan pendekatan penyuluhan yang dilakukan melalui proses belajar orang dewasa di desa mandiri pangan dengan berbagi pengalaman antara pemandu dan peserta SL-DMP (desa replikasi) untuk menemukan dan mengembangkan sendiri pengetahuan, teknologi dan upaya mewujudkan kemandirian pangan. Data Dasar Rumah Tangga (DDRT) adalah kegiatan pendataan lengkap (Sensus) rumah tangga untuk memperoleh gambaran karakteristik rumah tangga yang berada di dalamnya. Hasil dari pendataan tersebut adalah data dasar seluruh rumahtangga yang ada di suatu wilayah dan dapat melihat karakteristik rumah tangga serta mengidentifikasi rumah tangga miskin dan tidak miskin. Rumah tangga miskin (RTM) adalah rumah tangga sasaran yang ditetapkan melalui survei DDRT dengan 13 indikator kemiskinan. Indikator Kemiskinan yang digunakan meliputi: (1). tingkat pendidikan, (2) jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan, (3) konsumsi pangan, (4) konsumsi non pangan, (5) modal (lahan, tabungan, hewan ternak), (6) sarana transportasi, (7) perabotan rumahtangga, (8) luas tempat tinggal, (9) kondisi tempat tinggal, (10) sumber air minum, (11) sumber penerangan, (12) asupan gizi, (13) porsi pangan antar anggota rumahtangga. Lembaga Keuangan Desa (LKD) adalah lembaga yang ditumbuhkan oleh kelompok-kelompok afinitas untuk mengelola keuangan sebagai modal usaha produktif pedesaan. Tim Pangan Desa (TPD) adalah lembaga yang ditumbuhkan oleh masyarakat sebagai penggerak pembangunan ketahanan pangan di pedesaan. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) adalah bagian kegiatan program Peningkatan Ketahanan Pangan tahun 2010 yang bertujuan meningkatkan kemampuan Gapoktan dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan pangan) dalam usaha 33
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
memupuk cadangan pangan dan memupuk modal dari usahanya dan dari anggotanya yang tergabung dalam wadah Gapoktan. Kegiatan Penguatan–LDPM dibiayai melalui APBN TA 2010 dengan mekanisme dana bantuan sosial (Bansos) yang disalurkan langsung kepada rekening Gapoktan. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga pembelian pemerintah untuk komoditas gabah/beras sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan. Harga Referensi Daerah (HRD) adalah harga referensi daerah untuk komoditas jagung yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur setempat. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha (Permentan No: 273/Kpts/OT.160/ 4/2007). Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk bekerjasama dalam meningkatkan, mengembangkan produktivitas usahatani, memanfaatkan sumberdaya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Rencana Usaha Gapoktan (RUG) adalah rencana usaha yang disusun oleh anggota kelompoktani secara sistematis dan partisipatif dalam memecahkan permasalahan–permasalahan yang dihadapi petani/Poktan dalam mendistribusikan/memasarkan/mengolah/menyimpan yang tidak dapat diselesaikan oleh petani/Poktan tersebut sehingga membutuhkan kerja sama dan dukungan dalam skala yang lebih besar. Unit usaha distribusi/pemasaran milik Gapoktan adalah unit usaha yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan, dan kesepakatan dari anggota Gapoktan untuk dapat mendistribusikan atau memasarkan hasil produksi (gabah/beras/ jagung) petani anggotanya dengan melakukan pembelian dan penjualan sehingga harga stabil di tingkat petani. Unit usaha pengolahan milik Gapoktan adalah unit usaha yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan, dan kesepakatan dari anggota Gapoktan untuk dapat mengolah/menggiling/mengepak/menyimpan gabah/ beras/ 34
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
jagung hasil produksi petani anggotanya sehingga mampu meningkatkan nilai tambah produk petani. Unit pengelola cadangan pangan adalah unit pengelolaan cadangan pangan yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan dan kesepakatan dari anggota Gapoktan untuk dapat menyimpan pangan dalam jumlah yang cukup bagi anggotanya sehingga mampu mendekatkan akses pangan sepanjang waktu khususnya saat menghadapi musim paceklik. Sentra produksi pangan (padi dan/atau jagung) adalah provinsi dan/atau kabupaten/kota yang produksi pangannya didominasi oleh komoditas padi dan/atau jagung. Pemberdayaan Gapoktan adalah upaya untuk menciptakan, meningkatkan kapasitas dan kemandirian Gapoktan secara partisipatif agar mereka: (a) mampu menemukenali permasalahan yang terkait dalam penyediaan pangan di saat menghadapi musim paceklik dan pendistribusian/pemasaran/pengolahan hasil produksi petani; dan (b) mencari, merumuskan, dan memutuskan cara yang cepat dan tepat bagi anggotanya terhadap persoalan ketidakstabilan harga di tingkat petani, pemasaran hasil produksi petani, dan ketidak tersediaan pangan disaat paceklik. Pendamping Penyuluh adalah Pertanian atau Petugas Lapangan yang diutamakan berpengalaman di bidang penyuluhan pertanian; Pendampingan adalah proses pembimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara rutin oleh seorang pendamping kepada Gapoktan binaannya agar mereka mampu menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan secara partisipatif; menyusun dan menetapkan aturan dan sanksi secara musyawarah dan mufakat; memupuk dan mengatur dana sendiri; membangun dan mengembangkan jejaring kemitraan usaha dengan pihak lain diluar wilayahnya; memupuk rasa tanggungjawab terhadap organisasi Gapoktan dengan melakukan pemantauan secara partisipatif, pengendalian dan pengawasan internal Ketahanan Pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau. Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang 35
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman adalah aneka ragam bahan pangan, baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan) Pangan Lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber daya wilayah dan budaya setempat. Pekarangan menurut G.J.A. Terra (ahli pertanian Belanda) adalah sebidang tanah darat (mencakup kolam) yang terletak langsung di sekeliling rumah, dengan batas-batas yang jelas (boleh berpagar, boleh tidak berpagar) ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Oleh Mahfoedi (ahli pertanian Indonesia) definisi ditambah dengan “masih mempunyai hubungan pemilikan/fungsional dengan penghuninya. Menurut Prof. Otto Sumarwoto, pekarangan merupakan suatu ekosistem yang ditanami dengan berbagai tanaman yang masih mempunyai hubungan fungsional, sosial budaya, ekonomi dan biofisik. Sosialisasi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman adalah menginformasikan (transfer kebiasaan) pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman kepada anak didik dan masyarakat, agar pengetahuan dan pemahamannya tentang penganekaragaman konsumsi pangan meningkat Desa atau yang disebut dalam UU No. 32/2004 diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa Pelaksana P2KP adalah desa yang melaksanakan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang berlokasi di Desa PUAP, Desa Mandiri Pangan tahun ke-3, 4 (desa mapan tahun 2007 – 2008), Desa PIDRA, P4K, PRIMA TANI, serta P4MI dan desa lainnya pada 200 kabupaten/kota di 33 provinsi. 36
45. Desa PUAP adalah desa pelaksana pengembangan agribisnis pedesaan sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran melalui bantuan modal usaha. 46. Desa P4K adalah desa pelaksana gerakan penanggulangan kemiskinan melalui pembinaan dan pendidikan untuk memberdayakan Petani Nelayan Kecil (PNK) beserta keluarganya yang hidup di bawah garis kemiskinan, yaitu 320 kg setara beras per kapita per tahun. 47. Desa P4MI adalah desa pelaksana program peningkatan pendapatan petani melalui inovasi yang dananya bersumber dari ADB (Asian Development Bank). 48. Desa PIDRA (Participatory Integrated Development in Rainfed Areas) adalah desa pelaksana program pemberdayaan masyarakat di lahan kering yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga miskin di pedesaan. 49. SPFS (Special Programme For Food Security) adalah program peningkatan ketahanan pangan, revitalisasi ekonomi pedesaan dan pemberantasan kemiskinan yang bertujuan untuk peningkatan pendapatan dan perbaikan status gizi. 50. PRIMA TANI adalah suatu program rintisan dan akselerasi diseminasi inovasi teknologi dalam pembangunan pertanian dan pedesaan yang dilaksanakan bersifat integrative secara vertikal dan horizontal, diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang bermuara pada ketahanan pangan, daya saing melalui peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 51. Dasa Wisma adalah kelompok yang terdiri atas 10 – 20 kepala keluarga di satu Rukun Tetangga (RT) dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. 52. Sekolah Lapangan (SL) adalah suatu model pelatihan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk mempercepat proses peningkatan kompetensi sasaran, di mana proses berlatih melatih dilaksanakan melalui kegiatan belajar sambil mengerjakan dan belajar untuk menemukan atau memecahkan masalah sendiri, dengan berasas kemitraan antara pelatih dan peserta. 53. Corporate Social Responsibility (CSR) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan 37
54.
55.
56.
57.
58.
terhadap sosial/lingkungan sekitar tempat perusahaan tersebut berada. Bentuk tanggung jawab bermacam-macam mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan yang bersifat sosial dan berguna bagi masyarakat banyak. Kerawanan Pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah suatu system pendeteksian dan pengelolaan informasi tentang situasi pangan dan gizi yang berjalan terus menerus. Informasi yang dihasilkan menjadi dasar perencanaan, penentuan kebijakan, koordinasi program, dan kegiatan penaggulangan rawan pangan dan gizi. Rawan Pangan Kronis adalah ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi standar minimum kebutuhan pangan anggotanya pada periode yang lama karena keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif, dan kekurangan pendapatan. Rawan Pangan Transien adalah suatu keadaan rawan pangan yang bersifat mendadak dan sementara, yang disebabkan oleh perbuatan manusia (penebangan liar yang menyebabkan banjir atau karena konflik social), maupun karena alam berupa berbagai musibah yang tidak dapat diduga sebelumny, seperti: bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, banjir banding, tsunami) a. Transien Berat: apabila dampak bencana berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi lebih dari 30 persenpenduduk suatu wilayah. b. Transien Ringan: apabila dampak bencana berpengaruh terhadap kondisi social ekonomi kurang dari 10-30 persen penduduk suatu wilayah Keadaan darurat Pangan (Rawan Pangan Transien Berat): adalah keadaan kritis, tidak menentu yang mengancam situasi pangan masyarakat yang memerlukan tindakan serba cepat dan tepat di luar prosedur biasa. Keadaan darurat terjadi karena peristiwa bencana alam, paceklik yang hebat, dan sebagainya 38
yang terjadi di luar kemampuan manusia untuk mencegah atau menhindarinya meskipun dapat diperkirakan (PP 68 tahun 2002) 59. Investigasi adalah kegiatan peninjauan ke tempat kejadian rawan pangan untuk melihat langsung dan melakukan cross check terhadap kejadian rawan pangan dan gizi, sekaligus mengumpulkan data dan informasi guna mengidentifikasi permasalahan, sasaran penerima manfaat, serta jenis bantuan yang diperlukan 60. Intervensi: adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah bersama-sama masyarakat dalam menanggulangi kejadian rawan pangan transien maupun kronis, untuk mengatasi masyarakat yang mengalami rawan pangan sesuai dengan kebutuhannya secara tepat dan cepat a. Intervensi Jangka Pendek/Tanggap Darurat: adalah suatu kegiatan penanganan daerah rawan pangan bersifat segera. b. Intervensi Jangka Menengah: adalah suatu kegiatan penanganan rawan pangan yang dilakukan dalam kurun waktu 3 s.d.6 bulan c. Intervensi Jangka Panjang: adalah suatu kegiatan penanganan daerah rawan pangan yang dilakukan dalam kurun waktu di atas 6 bulan
39