KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2016 merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada tahun Anggaran 2016. Penyusunan LKjIP Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Selama tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2015-2019. Yang diterjemahkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang terdiri dari 6 (enam) Sasaran Strategis. Dalam LKjIP ini akan dijabarkan Rencana Kinerja beserta analisis Capaian Kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun pada 2016. Kami berharap LKjIP Pengadilan Tinggi Agama Semarang ini dapat memenuhi harapan sebagai pertanggung jawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Semarang, 31 Januari 2017 Ketua Pengadilan Agama Semarang
Drs. H. Mansur Nasir,SH.MH NIP: 19501018 197903 1003
Hal | i
RINGKASAN EKSEKUTIF Selama tahun 2016, Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Pengadilan Tinggi Agama Semarang ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada tahun 2016, Pengadilan Tinggi Agama Semarang menetapkan 6 (enam) sasaran strategis, dan sasaran tersebut diukur menggunakan target kinerja pada 14 (empat belas) indikator kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 6 (enam) sasaran strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2016 terdapat 3 (tiga) sasaran strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (capaian 100% atau lebih), yaitu : 1.
Sasaran peningkatan aksesbilitas putusan hakim.
2.
Sasaran peninghkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3.
Sasaran peningkatan kualitas pengawasan.
Secara keseluruhan rata-rata pencapaian kinerja
Pengadilan Tinggi Agama Semarang
adalah sebesar 97 %. Rincian pencapaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
1. SASARAN STRATEGIS 1: PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA Indikator kinerja a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Target Realisasi
Capaian
100 %
100 %
100 %
b. Persentase perkara yang diselesaikan
90 %
94 %
104 %
c. Persentase perkara yang diselesaikan jangka waktu
100 %
92.9 %
92.9 %
maksimal 3 bulan Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis I
98.9 %
2. SASARAN STRATEGIS 2: PENINGKATAN AKSESBILITAS PUTUSAN HAKIM Indikator Kinerja
Target
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
40 %
Realisasi
Capaian
46.79 %
116.97 %
hukum (kasasi dan PK) Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis II
116.97 %
Hal | iii
3.
SASARAN STRATEGIS III: PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
a. Persentase berkas yang diajukan banding
90 %
96 %
106.6 %
100 %
100 %
100 %
1 : 17
1 : 18
105.8 %
yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Rata-Rata
Capaian
Kinerja
Pada
Sasaran
104.1 %
Strategis III
4.
SASARAN STRATEGIS IV: PENINGKATAN AKSESIBILITAS MASYARAKAT TERHADAP PERADILAN Indikator Kinerja a. Persentase
perkara
Target
Realisasi
Capaian
yang
100 %
100 %
100 %
penyelesaian
90 %
87.5 %
97.2 %
prodeo
diselesaikan b. Persentase
berkas
proses
perkara yang dapat dipublikasaikan Rata-Rata
Capaian
Kinerja
Pada
Sasaran
98.6 %
Strategis IV
5.
SASARAN STRATEGIS V: PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN Indikator Kinerja a. Persentase pengaduan masyarakat yang
Target
Realisasi
Capaian
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil
pemeriksaan
eksternal yang ditindaklanjuti Rata-Rata
Capaian
Kinerja
Pada
Sasaran
100 %
Strategis V
Hal | iv
6.
SASARAN
STRATEGIS
V:
PENINGKATAN
KUALITAS
SUMBER
DAYA
MANUSIA Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
10 %
10 %
yustisial b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi Rata-Rata
Capaian
Kinerja
Pada
Sasaran
70 %
Strategis VI
Hal | v
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... xi DAFTAR BAGAN ........................................................................................................ xiii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... .. 2 B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi .................................................................. 2 C. Struktur Organisasi ...................................................................................... 3 D. Aspek Strategis Organisasi ............................................................................. 10 E. Potensi dan Permasalahan ............................................................................. 13 F. Sistematika Penyajian .................................................................................. 11 BAB II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................................... 17 A. Rencana Strategis 2015 – 2019 ........................................................................ 18 1. Visi dan Misi ........................................................................................... 18 2. Tujuan dan Sasaran Strategis ...................................................................... 20 3. Program Utama dan Kegiatan Pokok .............................................................. 24 B. Rencana Kinerja Tahun 2016 .......................................................................... 28 C. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ........................................................................ 29 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................... 31 A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................................. 32 B. Analisis Capaian Kinerja ................................................................................ 33 C. Realisasi Anggaran ....................................................................................... 54 BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................... 59 A. Kesimpulan ................................................................................................ 60 B. Rekomendasi .............................................................................................. 60 LAMPIRAN 1.
Struktur Organisasi
2.
Indikator Kinerja Utama
3.
Rencana Kinerja Tahun 2016
4.
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
5.
Matriks Rencana Strategis Tahun 2015-2019
6.
Pengukuran Kinerja per Triwulan
7.
Pengukuran Kinerja
8.
Pernyataan Telah di Reviu
9.
Checklist Reviu
10. SK Tim Penyusun LKjIP
Hal | vii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Penyelesaian Perkara Yang Diselesaikan Dalam Jangka Waktu 3 Bulan........................ 10 Tabel 2. Jumlah Perkara Yang Mengajukan Kasasi dan PK di Wilayah PTA Semarang .................... 11 Tabel 3. Potensi dan Permasalahan ................................................................................ 13 Tabel 4. Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama .............................. 22 Tabel 5. Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015-2019 ..................................... 26 Tabel 6. Rencana Kinerja Tahun 2016 ............................................................................. 28 Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 .......................................................................... 29 Tabel 8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja ...................................................................... 32 Tabel 9. Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara ................................................. 33 Tabel 10. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara ................................................................ 34 Tabel 11. Persentase Penyelesaian Perkara ...................................................................... 35 Tabel 12. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2016 .................................................................... 36 Tabel 13. Persentase Perkara Diselesaikan Dalam Jangka Waktu Maksimal 3 Bulan ...................... 36 Tabel 14. Capaian Sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim ........................................ 37 Tabel 15. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi dan Tidak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali ................................................................................. 38 Tabel 16. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara.................. 39 Tabel 17. Persentase Berkas Yang Diajukan Banding & Disampaikan Secara Lengkap .................... 41 Tabel 18. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis.......................... 42 Tabel 19. Rasio Majelis Hakim Terhadap Perkara ............................................................... 42 Tabel 20. Perbandingan Majelis Hakim terhadap Perkara yang Telah Diselesaikan ....................... 43 Tabel 21. Capaian Sasaran Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Access to justice) ................................................................................................................. 44 Tabel 22. Persentase Perkara Prodeo yang Diselesaikan ....................................................... 44 Tabel 23.Persentase Proses Penyelesaian Perkara yang Dapat Dipublikasikan ............................. 45 Tabel 24.Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan ................................................. 46 Tabel 25. Persentase Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti .......................................... 47
Hal | ix
Tabel 26. Persentase Temuan Hasil Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti......................... 47 Tabel 27. Hasil Pemeriksaan Eksternal Tahun 2016 ............................................................. 48 Tabel 28. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas Sumber Daya Manusia....................... 49 Tabel 29.Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Yudisial .............................................. 50 Tabel 30. Diklat Teknis Yudisial Diikuti Sewilayah Hukum PTA Semarang Th 2013-2016 ................. 51 Tabel 31. Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Non Yudisial ....................................... 52 Tabel 32. Diklat Teknis Non Yudisial Diikuti Sewilayah Hukum ............................................... 52 Tabel 33. Persentase Pejabat Yang Lulus Mengikuti Fit And Proper Test Dalam Rangka Promosi Jabatan ................................................................................................................. 53 Tabel 34. Realisasi Anggaran Belanja DIPA (01) Tahun 2016 .................................................. 54 Tabel 35.Realisasi Belanja Pegawai Dipa (01) Badan Urusan Administrasi .................................. 55 Tabel 36.Realisasi Belanja Barang Dipa (01) Badan Urusan Administrasi ................................... 56 Tabel 37.Realisasi Belanja Modal Dipa (01) Badan Urusan Administrasi ..................................... 56 Tabel 38. Realisasi Anggaran DIPA (04) Badilag Tahun 2016 .................................................. 56 Tabel 39. Realisasi Belanja Barang DIPA (04) Badan Peradilan Agama ...................................... 57 Tabel 40. Realisasi Anggaran Per Program tahun 2016 ......................................................... 58
Hal | x
DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Capaian Sasaran Penyelesaian Perkara (Capaian PPP) .............................................. 34 Grafik 2. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2016 ..................................................................... 36 Grafik 3. Perkara Diselesaikan Dalam Jangka Waktu Maksimal 3 Bulan ..................................... 37 Grafik 4. Capaian Sasaran Peningkatan Aksebilitas Putusan Hakim .......................................... 38 Grafik 5. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara .................. 40 Grafik 6. Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan ................................................. 46 Grafik 7. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas SDM ............................................. 50 Grafik 8. Realisasi DIPA (01) Tahun 2016 ......................................................................... 55 Grafik 9. Realisasi Anggaran DIPA (04) ............................................................................ 57 Grafik 10. Realisasi Anggaran 2016 per Program ................................................................ 58
Hal | xi
DAFTAR BAGAN Bagan 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Semarang..................................................... 9 Bagan 2. Hubungan Visi, Misi, dan Tujuan ........................................................................ 20 Bagan 3. Hubungan Program Utama, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator .................................. 24
Hal | xiii
BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Pengadilan Tinggi Agama Semarang merupakan kawal depan (voor-post) Mahkamah Agung RI yang membawahi 36 (tiga puluh enam) Pengadilan Agama di wilayah hukum Propinsi Jawa Tengah. Sebagai bagian dari peradilan agama Pengadilan Tinggi Agama Semarang secara hirarki organisatoris dan administratif berada di bawah Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengemban tugas pokok menegakkan hukum dan keadilan dalam hal mengadili perkara perdata
agama
di tingkat banding. Pengadilan Tinggi Agama Semarang selain
mempunyai fungsi yudikatif atau penyelesaian perkara, juga memilki fungsi pengawasan, mengatur, dan administrative terhadap Pengadilan-Pengadilan Tingkat Pertama di wilayah hukumnya. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Tinggi Agama Semarang senantiasa berusaha mewujudkan lembaga peradilan yang profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, sehingga mampu memberikan pelayanan prima sesuai dengan prinsip-prinsip peradilan, sederhana, cepat dan biaya ringan sebagaimana diamanahkan oleh pasal4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Sebagai bentuk komitmen yang mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka Pengadilan Tinggi Agama Semarang perlu untuk menyampaikan laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
B.
KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pengadilan Tinggi Agama Semarang selaku salah satu kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam Undang–Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilang Agama yang telah diubah dua kali, Perubahan Kedua dengan Undang–Undang Nomor 50 Tahun 2009 dalam pasal 51 yang menyatakan :
Pengadilan Tinggi Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Tingkat Pertama (Pasal 51 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama). Pengadilan Tinggi Agama juga bertugas dan berwenang
mengadili
ditingkat
pertama
dan
terakhir
sengketa
kewenangan
mengadili antar Pengadilan Agama di derah hukumnya (Pasal 51 Ayat (2) UndangUndang Nomor 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama).
Hal | 2
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum Islam kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta. (Pasal 52 Ayat (1) Undang- Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006, kedua dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009).
Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undangundang. (Pasal 52 Ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006, kedua dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009).
Pengadilan Tinggi Agama Semarang memiliki fungsi sebagai berikut :
Fungsi Mengadili (Judicial Power), yakni memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang menjadi kewenangan pengadilan tinggi.
Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan diwilayah hukumnya, menyangkut teknis yustisial, administrasi peradilan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pembangunan.
Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Pejabat strukturdan pegawai di daerah hukumnya serta terhadap jalannya peradilan tingkat pertama agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi perkara & administrasi umum
Fungsi Nasihat, yakni memberikan pertimbangan dan nasihat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.
Fungsi Administrasi, yakni menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan.
C. STRUKTUR ORGANISASI Pada tahun 2016 Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan, terdiri atas: 1. Ketua sebagai kawal depan (voorpost) Makamah Agung, yaitu dalam hal melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan, para Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah- masalah hukum yang timbul, masalah tingkah laku/perbuatan Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah eksekusi yang berada diwilayah hukumnya untuk diselesaikan dan dilaporkan kepada Makamah Agung RI, menerima laporan penanganan perkara dari Peradilan Agama dan mengevaluasinya untuk dilaporkan kepada Makamah Agung RI, meminta keterangan tentang hal yang berkaitan dengan teknis pengadilan, membina dan memberikan petunjuk, teguran atau peringatan bila dipandang perlu, menetapkan suatu perkara banding tanpa biaya, membagi perkara kepada Hakim, memberi izin untuk
Hal | 3
melaksanakan
putusan
serta
merta
terhadap
perkara
yang
dimohonkan
banding,
mengevaluasi laporan penanganan perkara banding yang dilakukan Hakim dan Panitera Pengganti, selanjutnya mengirimkan laporan dan hasil evaluasinya secara periodik kepada Mahkamah Agung RI dan membuat/menyusun legal data tentang putusanperkara-perkara yang penting di wilayah hukumnya untuk dijadikan regional data bank. 2. Wakil
Ketua
adalah
melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua
melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh
berhalangan dan
Ketua kepadanya, sebagai koordinator
pengawasan. 3. Majelis Hakim adalah bertugas menetapkan hari sidang, memeriksa dan mengadili berkas perkara yang diberikan padanya kemudian dalam hal Pengadilan Tinggi Agama melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendengar sendiri para pihak dan saksi, maka Hakim bertanggung jawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya,
mengemukakan
menandatangani putusan
yang
pendapat
dalam
sudah diucapkan dalam
musyawarah,
Hakim
wajib
persidangan, melaksanakan
pembinaan dan mengawasi bidang hukum, perdata dan pidana tertentu yang ditugaskan kepadanya dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Tinggi Agama yang ditugaskan kepadanya serta mengurus kepustakaan hukum yang diterima dari Makamah Agung kepada Hakim-hakim Pengadilan Tinggi Agama yang bersangkutan. 4. Panitera adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, buku daftar,
biaya
perkara,
dan
surat-surat
lainnya
disimpan
di
Kepaniteraan,
menyelenggarakan administrasi perkara, mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti, membuat daftar semua perkara yang diterima di Kepaniteraan, mengeluarkan salinan putusan, mengirimkan berkas perkara banding serta putusannya kepada Pengadilan Agama. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 87, Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Agama menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis;
b.
Pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara banding;
c.
pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara jinayah;
d.
pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data perkara, dan transparansi perkara;
e.
pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan
Hal | 4
administrasi Kepaniteraan; f.
Pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan
g.
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama.
5. Panitera Muda Banding adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan
perkara, menyimpan berkas perkara
yang
masih
berjalan
dan urusan lain yang
berhubungan dengan masalah perkara perdata, memberi nomor register pada setiap perkarayang diterima di Kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima kedalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya, menyiapkan berkas perkara banding yang telah selesai diputus untuk dikirim kembali kepada Pengadilan Agama dan menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Panitera Muda Banding menyelenggarakan fungsi : a.
pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas perkara banding;
b.
pelaksanaan registrasi perkara banding;
c.
pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Agama;
d.
pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan diminutasi;
e.
pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Agama beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;
f.
pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap;
g.
pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
h. i.
pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
6. Panitera Muda Hukum adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, mengumpul mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas lainnya yang diberikan berdasarkan peraturan perundang- undangan dan mengolah dan mengkaji hasil evaluasi dan laporan periodik dari Pengadilan Agama untuk dilaporkan kepada Pimpinan Pengadilan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Panitera Muda Hukum menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;
Hal | 5
b.
pelaksanaan penyajian statistik perkara;
c.
Pelaksanaan Hisab Rukyat yang dikoordinasikan dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama;
d.
pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;
e.
pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;
f.
pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas perkara;
g.
pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang berkaitan dengan transparansi perkara;
h.
pelaksanaan penghimpunan pengaduan dan pelayanan masyarakat; dan
i.
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
7. Panitera Pengganti mempunyai tugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan bertugas membantu Hakim dalam hal: membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis penahanannya, mengetik putusan. Perkara yang sudah putus berikut amar putusannya dan menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Pidana bila telah selesai dimutasi. 8. Sekretaris Sekretaris Pengadilan Tinggi Agama mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 295, Kesekretariatan Pengadilan Tinggi Agama menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan perencanaan, program dan anggaran; b. pelaksanaan urusan kepegawaian; c. pelaksanaan urusan keuangan; d. pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana; e. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistik; f. pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan dan perpustakaan; dan g. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan dokumentasi serta pelaporan di lingkungan Kesekretariatan Pengadilan Tinggi Agama. 9. Bagian Perencanaan dan Kepegawaian Bagian
Perencanaan
dan
Kepegawaian
mempunyai
tugas
melaksanakan
urusan
perencanaan, program, anggaran, kepegawaian, organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 298, Bagian Perencanaan dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
Hal | 6
a.
penyiapan bahan pelaksanaan perencanaan dan penyusunan program dan anggaran;
b.
penyiapan bahan pelaksanaan penyusunan formasi, pendataan dan pengembangan pegawai, pengusulan kenaikan pangkat, pemindahan dan mutasi, pengusulan pemberhentian dan pensiun serta pengelolaan Sasaran Kerja Pegawai, administrasi jabatan fungsional, dan pengurusan ASKES dan disiplin pegawai, serta penyusunan laporan kepegawaian;
c.
penyiapan bahan pelaksanaan penelaahan, penataan, dan evaluasi organisasi dan tata laksana;
d.
penyiapan bahan pelaksanaan pengelolaan teknologi informatika dan statistik; dan
e.
penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dokumentasi, dan pelaporan.
Bagian Perencanaan dan Kepegawaian, terdiri atas: a.
Subbagian Rencana Progam dan Anggaran; Subbagian Perencanaan Progam dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran, pelaksanaan program dan anggaran, pemantauan, evaluasi, dokumentasi, serta penyusunan laporan.
b.
Subbagian Kepegawaian dan Teknologi Informasi. Subbagian Kepegawaian dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan urusan kepegawaian, organisasi dan tata laksana, pengelolaan teknologi informasi, dan statistik pemantauan, evaluasi, dokumentasi,
serta
penyusunan laporan 10. Bagian Umum dan Keuangan Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, perpustakaan,
pengelolaan
keuangan, pemantauan, evaluasi, dokumentasi, serta penyusunan laporan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 302, Bagian Umum dan Keuangan mempunyai fungsi: a.
pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan dan penggandaan;
b.
pelaksanaan urusan perawatan dan pemeliharaan gedung, sarana dan prasarana serta perlengkapan dan perpustakaan;
c.
pelaksanaan urusan keamanan, keprotokolan dan hubungan masyarakat;
d.
pelaksanaan pengelolaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi, pengelolaan barang milik negara serta pelaporan keuangan; dan
e.
penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, serta penyusunan laporan.
Bagian Umum dan Keuangan, terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga; Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan urusan surat menyurat, kearsipan dan penggandaan, perawatan dan pemeliharaan gedung, sarana dan prasarana, perlengkapan, perpustakaan, keamanan, keprotokolan
Hal | 7
dan hubungan masyarakat. b.
Subbagian Keuangan dan Pelaporan. Subbagian Keuangan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan urusan pengelolaan keuangan, perbendaharaan, akuntasi dan verifikasi, pengelolaan barang milik negara, dan pelaporan keuangan, serta pelaksanaan pemantauan, serta penyusunan laporan.
11. Jabatan Fungsional Pranata Peradilan Jabatan Fungsional Pranata Peradilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 431 huruf c, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya proses administrasi perkara, baik pada pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat kasasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 436, Pranata Peradilan menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan administrasi perkara pada meja I;
b.
pelaksanaan administrasi perkara pada meja II;
c.
pelaksanaan administrasi perkara pada meja III.
12. Jabatan Fungsional Kesekretariatan a.
Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Kesekretariatan Peradilan melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b.
Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Sekretaris di lingkungan Kesekretariatan Peradilan.
Hal | 8
Bagan 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Hal | 9
D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Tinggi Agama Semarang masih dihadapkan pada beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja Pengadilan. Berikut ini aspek strategis dan beberapa permasalahan yang dihadapi di Pengadilan Tinggi Agama Semarang. 1. Produktivitas Penyelesaian Perkara Upaya untuk meningkatkan produktivitas penyelesaian perkara di Mahkamah Agung dan peradilan dibawahnya tidak pernah berhenti untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para pencari keadilan, salah satunya adalah kebijakan Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran
Mahkamah
Agung
No
2
Tahun
2014 Tentang
Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan, yang mengatur Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat 3 (tiga) bulan dan pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan. Kebijakan tersebut, dijadikan acuan untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Tinggi Agama Semarang adalah maksimal 3 bulan. Dalam pelaksanaannya pada tahun 2016 kecepatan penyelesaian perkara mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya berjalan efektif karena masih terdapat perkara yang penyelesaiannya lebih dari 3 (tiga) bulan. Tabel 1. Penyelesaian Perkara Yang Diselesaikan Dalam Jangka Waktu 3 s.d 5 bulan No 1 2
Jenis Perkara Pembatalan Perkawinan Kelalaian atas kew. Suami/istri
Lamanya Proses Pemeriksaan (dlm. Bln)
Jumlah
1–3
3-5
>5
1
0
0
1
1
0
0
1
3
Cerai Talak
105
7
0
112
4
Cerai Gugat
141
12
0
153
5
Harta Bersama
14
1
0
15
6
Kewarisan
9
2
0
11
7
Hibah
1
0
0
1
8
Hak-hak bekas Isteri
5
0
0
5
9
Penguasaan Anak
1
0
0
1
10
Lain-lain
3
0
0
3
11
Ekonimi Syariah
9
0
0
9
290
22
0
312
JUMLAH
Persentase penyelesaian perkara yang diseelesaikan dalam jangka waktu 3 bulan adalah (290 : 312) x 100 = 92.9 %
Hal | 10
2. Manajemen Penanganan Perkara Manajemen penanganan perkara dimulai sejak perkara masuk, diperiksa, diputus, dan eksekusi putusan. Dalam proses itu diperlukan adanya jaminan bahwa : prosesnya berlangsung cepat, menjamin keadilan dan kepastian hukum (legal certainty), akuntabel dan transparan. Beberapa faktor yang mendukung hal tersebut adalah : faktor substansi aturan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan teknologi informasi. Salah satu usaha Mahkamah Agung untuk meningkatkan penanganan perkara di pengadilan adalah memanfaatkan teknologi informasi, dengan membuat Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung. Sistem Informasi ini telah menggunakan template putusan sebagai standar pembuatan putusan. Sistem Informasi ini juga digunakan sebagai monitoring penanganan perkara. Pelaksanaan sistem informasi ini didukung dengan peraturan Mahkamah Agung dan SOP (Standar Operasional Prosedur) penggunaan dan supervisi SIPP. Sistem Informasi ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penanganan perkara dan tertib administrasi. Namun pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen penanganan perkara masih belum maksimal karena masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif serta masih terdapat kelemahan dalam kinerja dan etos kerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan teknologi informasi ini, dan perlu disempurnakan. 3. Penerimaan Masyarakat Terhadap Putusan Tingginya jumlah perkara masuk ke Mahkamah Agung RI antara lain disebabkan ketidak puasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi, sehingga harus dilaksanakan peningkatan sumber daya hakim dalam hal hukum formil dan materiil, hal ini diharapkan kualitas putusan yang dibuat oleh hakim akan dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat pencari keadilan. Selain itu untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan perkara oleh Mahkamah Agung RI. Tabel 2. Jumlah perkara yang mengajukan kasasi dan PK diwilayah Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perkara yg Kasasi dan PK 39 82 101 79 67 166
perkara perkara perkara perkara perkara perkara
Jml Perkara Banding Yang Diputus 256 perkara 285 perkara perkara 304 perkara perkara 315 perkara perkara 295 perkara 312 perkara
Persentase Perkara Yangg Kasasi dan PK 15.24 % 28.78 % 33.23 % 25,00 % 28.4 % 53.21 %
Hal | 11
4. Akes Terhadap Pengadilan Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur di pengadilan dan masih sulitnya akses masyarakat terhadap pengadilan merupakan salah satu masalah yang terus berusaha dipecahkan oleh Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di bawahnya. Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu komitmen yang ingin diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan tujuan a) Memberi kemudahan akses informasi kepada pencari keadilan; dan b) Meringankan beban biaya berperkara untuk masyarakat miskin dan terpinggirkan. Upaya peningkatan akses pengadilan terhadap masyarakat miskin sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum jo. Perma Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Layanan Pemberi an Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan menyebutkan empat bentuk mekanisme pemberian bantuan masyarakat miskin dan termarjinalkan, yaitu: 1) Penyediaan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan, 2) Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, dan 3) Pelaksanaan sidang keliling dan penyediaan tempat sidang diluar kantor pengadilan (zitting plaats). Pengadilan Tinggi Agama Semarang masih memiliki kendala dalam hal fasilitas pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, karena keterbatasan anggaran yang disediakan. Dalam hal memberikan akses informasi kepada pencari keadilan, Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah menggunakan sarana meja informasi maupun teknologi informasi untuk mengakses berbagai informasi pada website pengadilan hingga putusan pengadilan pada Direktori Putusan Mahkamah Agung. Pedoman pelayanan informasi diatur dalam SK Ketua Mahkamah Agung No. 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi pengadilan. Namun pemberian akses informasi tersebut masih mendapat keluhan dari publik karena sarana informasi tersebut belum menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan
5. Sumber Daya Manusia Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak akan terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis peradilan maupun non teknis peradilan. Dalam hal penguatan sumber daya manusia dibidang teknis peradilan maka Mahkamah Agung menetapkan kebijakan dilakukan pelatihan teknis bagi aparatur pengadilan baik bagi hakim, panitera maupun juru sita. Bagi tenaga non teknis dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan kepemimpinan.
Hal | 12
Selain itu dalam dalam hal peningkatan sumber daya manusia telah dilaksanakan fit and propertest untuk pola karir promosi jabatan. Namun masih dijumpai permasalahan sumber daya manusia seperti masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan non teknis peradilan, pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi, dan beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah. 6. Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan salah satu faktor kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada pengadilan. Pengadilan Tinggi Agama Semarang berkewajiban untuk mengawasi 36 (tiga puluh enam) Pengadilan Tingkat Pertama di wilayah hukumnya. Pengadilan Tinggi Agama Semarang harus dapat menjadi ujung tombak pengawasan dalam menindak lanjuti laporan dari daerah. Hal ini menjadi tantangan yang harus diperhatikan dalam rangka memaksimal fungsi pengawasan. Dalam melaksanakan pengawasan dan menangani pengaduan Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengacu pada Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Nomor: 02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim dan Keputusan KMA RI Nomor 076/KMA/SK/VI/2009 tentang petunjuk pelaksanaan penanganan pengaduan di lingkungan lembaga Peradilan dan Perma Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pedoman Penangananan Pengaduan (whistleblowing) di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya. Namun dalam melaksanakan fungsi pengawasan ini masih terdapat permasalahan dalam hal keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengawasan, masih banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme pengaduan, belum adanya regulasi jaminan mengenai kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas pelapor pengaduan.
E. POTENSI DAN PERMASALAHAN Tabel 3. Potensi dan Permasalahan No 1
Indikator
Potensi
Kinerja Penyelesaian
-
Perkara
Permasalahan
Surat Edaran Mahkamah Agung No 2
Tahun
2014
Tentang
Penyelesaian Perkara di Pengadilan
Masih
ada
perkara
yang
penyelesaiannya lebih dari 3 (tiga) bulan.
Tingkat Pertama dan Tingkat pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan -
Standar Operasional Penyelesaian Perkara Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Hal | 13
2
Manajemen
-
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Penanganan
-
Menggunakan
Perkara
Iformasi
aplikasi
Penelusuran
-
Sistim
Masih
banyak
publik
Perkara
keluahan
tentang
informasi
akurasi
pada
SIPP
dan
(SIPP) Mahkamah Agung
belum ada kemampuan untuk
-
Menggunakan template putusan
mengontrol secara efektif
-
Regulasi Mahkamah Agung yang
-
mendukung SIPP
Masih
terdapat
kelemahan
akurasi data dan etos kerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan
SIPP
untuk
penanganan perkara. 3
Penerimaan
-
Untuk meningkatkan kompetensi perkara,
-
telah
Tingginya masuk
jumlah
ke
MA
perkara
masyarakat
penyelesaian
disebabkan
terhadap
dilakukan diklat spesialisasi hakim
ketiadkpuasan para pencari
putusan
dalam penangan perkara.
keadilan
terhadap
hasil
putusan di Penadilan Tingkat Pertama
maupun
tingkat
banding, sehingga
memicu
para pihak melakukan upaya hukum kasasi. 4
Akses
-
Akses
pengadilan
terhadap
terhadap
masayarakat
miskin
pengadilan
termajinarkan
:
dan
Keterbatasan anggaran untuk menyediakan
posbakum,
prodeo, zitting plat -
-
fasilitas
prodeo. -
Masih adanya keluhan publik
Surat Edaran MA RI Nomor 10
bahwa sarana informasi yang
Tahun
disediakan belum menjamin
2010
Pemberian Perma
tentang
Bantuan
Nomor
tentang
Pedoman Hukum
1
Tahun
Pedoman
Pemberian Masyarakat
sepenuhnya transfaransi di
2014
pengadilan.
Layanan
Hukum Tidak
jo
Bagi
Mampu
di
Pengadilan -
Akses sarana
informasai meja
menggunakan
informasi
dan
teknologi informasi -
SK
Ketua
MA
RI
Nomor
1-
144/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi pengadilan 5
Sumber Manusia
Daya -
Pelatihan bagi tenaga teknis dan non teknis di Pengadilan
-
Masih lemahnya pemahaman terhadap
kebijakan
teknis
Hal | 14
-
Fit an proper test dalam rangka promosi jabatan
dan non teknis peradilan. -
Pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi
-
Beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya
beban
kerajanya
cenderung rendah. 6
Fugsi
-
Pengawasan
Pengadilan Tinggi Agama Semarang
kuantitas
dalam
manusia.
menindaklanjuti
laporan -
Peraturan bersama MA Komisi
Yudisisial
RI dan Nomor
02/PB/MA/IX/2012
dan
02/PB/P.KY/09/2012
-
Keterbatasan
menjadi ujung tombak pengawasan dari daerah. -
-
tentang
sumber
masyarakat
yang
belum
memahami
mekanisme pengaduan. -
Belum
adanya
jaminan
Pedoman Perilaku Hakim.
perlindungan
RI
076/KMA/SK/VI/2009
Nomor
daya
banyak
kerahasiaan
KMA
dan
Masih
Panduan Penegakan Kode Etik dan Keputusan
kualitas
regulasi mengenai dan terhadap
identitas pelapor pengaduan.
tentang
petunjuk pelaksanaan penanganan pengaduan di lingkungan lembaga Peradilan dan Perma Nomor 9 Tahun
2016
tentang
Penangananan (whistleblowing)
Pedoman Pengaduan
di
Mahkamah
Agung dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya.
F. SISTIMATIKA PENYAJIAN Bab I Pendahuluan, pada bab ini diisajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisas iserta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. Bab III Akuntabilitas Kinerja, terdiri dari :
Hal | 15
A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan Kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Bab IV Penutup, pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Hal | 16
BAB II Perencanaan Kinerja
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019 Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 20152019 yang mengacu pada Rencana Strategis Mahkamah Agung 2015-2019. Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif. Penyusunan Renstra tersebut juga mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelahaan Rencana Strategis ementerian/ Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Dalam pelaksanaannya, Renstra 2015-2019 Pengadilan Tinggi Agama Semarang akan mengalami revisi sejalan dengan tuntutan perubahan internal maupun eksternal. Demikian juga dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaaan program dan kegiatan 1. Visi dan Misi VISI adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Visi Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI yaitu : “Mewujudkan Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang Agung”. Visi Pengadilan Tinggi Agama Semarang tersebut merupakan kondisi atau gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan dan diharapkan dapat memotivasi seluruh aparatur Peradilan Agama di Jawa Tengah dalam melakukan aktivitasnya. Pernyataan visi Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengandung beberapa pengertian sebagai berikut : Peradilan Agama Jawa Tengah mengandung arti secara kelembagaan dan secara organisatoris. Pengertian secara kelembagaan : Peradilan Agama Jawa Tengah adalah 36 Pengadilan Agama yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang berkedudukan di ibukota kotamadya maupun ibu kota kabupaten se Provinsi Jawa Tengah yang daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten dan satu Pengadilan Tinggi Agama Jawa Tengah yang merupakan Pengadilan Tingkat Banding yang berkedudukan di Ibukota Provinsi Jawa Tengah (Semarang) yang daerah hukumnya meliputi wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Hal | 18
Pengertian secara organisatoris : Peradilan Agama Jawa Tengah adalah Pengadilan Agama se Jawa Tengah yang susunannya terdiri dari unsur Pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua), Hakim
Angggota,
Panitera,
Sekretaris,
Jurusita
serta
seluruh
staf
(pejabat
struktural/Fungsional/Non Struktural), dan Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang susunannya terdiri dari : Pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris beserta seluruh staf (Pejabat Struktural/Fungsional/Non Struktural) sekaligus kinerja masing-masing fungsionaris tersebut. Yang Agung mengandung arti, kekuasaannya diakui dan ditaati serta ada pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi, dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik. Pelayanan secara sederhana, cepat dan biaya ringan, mengandung maksud untuk memenuhi harapan pencari keadilan, yaitu pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif, biaya perkara tidak memberatkan dan mampu dipenuhi masyarakat
pencari
keadilan. Meskipun demikian namun
dalam
pemeriksaan dan
penyelesaian perkara tidak mengabaikan ketelitian dalam mencari kebenaran dan keadilan. Visi ini ingin menjadikan Pengadilan Tinggi Agama Semarang sebagai lembaga peradilan yang dihormati, dan memiliki keluhuran dan kemulian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memutus perkara MISI adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan Pengadilan Tinggi Agama Semarang dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Misi Pengadilan Tinggi Agama Semarang, adalah sebagai berikut : 1.
Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi.
2.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.
3.
Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien.
4.
Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien.
5.
Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hal | 19
Bagan 2. Hubungan Visi, Misi, dan Tujuan
VISI “Mewujudkan Pengadilan Tinggi Agama Semarang Yang Agung”
MISI 1. Mewujudkan
peradilan
yang
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pemcari keadilan 2. Keterjangjangkauan pelayanan badan peradilan 3. Meningkatnya kepastian hukum
sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan
yang
efektif
dan
efisien 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien
5. Mengupayakan
tersedianya
sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS TUJUAN adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi. Adapun tujuan yang hendak dicapai PengadilanTinggi Agama Semarang seperti termuat dalam rencana strategis adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan; 2. Keterjangkauan pelayanan badan peradilan; 3. Meningkatnya kepastian hukum;
Hal | 20
SASARAN STRATEGIS adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Hasil reviu Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang mempertajam sasaran yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada tahun 2015-2019, sasaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim. 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice). 5. Peningkatan kualitas pengawasan. 6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah menetapkan Indikator Kinerja Utama dan indikator tersebut telah direviu untuk mempertajam sasaran strategis.
Hal | 21
Tabel 4. Hubungan Tujuan, Sasaran Straregis dan Indikator Kenerja Utama No 1.
Tujuan
Sasaran Strategis
Memenuhi kebutuhan
1. Peningkatan dan
penyelesaian perkara
kepuasan
Indikator Kinerja Utama a. Persentase
sisa
yang
diselesaikan. perkara
yang
diselesaikan.
pencari keadilan
b. Perbandingnan perkara yang diselesaikan dengan perkara yg akan diselesaikan.
c. Persentase
2. Peningkatan
a. Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan.
b. Persentase
masyarakat
perkara
Penjelasan Indikator Kinerja Utama
yang
c. Perbandingan antara perkara yang diselesaikan dalam
diselesaikan dalam jangka waktu 3
jangka waktu makskimal 3 bulan dengan perkara yg telah
maksimal bulan.
diselesaikan. tidak
Jumlah perkara yang putus dikurangi yang mengajukan upaya
aksesbilitas putusan
mengajukan upaya hukum (kasasi dan
hukum kasasi dan peninjauan kembali selama tahun berjalan
hakim
peninjauan kembali).
dibagi jumlah perkara yang diputus dikali seratus persen.
a. Persentase berkas perkara yang
a. Perbandingan antara berkas perkara yg diajukan banding
3. Peningkatan
Persentase
perkara
perkara
yang
efektifitas
diajukan
pengelolaan
disampaikan secara lengkap.
penyelesaian perkara
banding
yang
yang lengkap (terdiri dari bundel A dan Bundel B) dengan jumlah berkas yang diajukan banding.
b. Persentase berkas yag diregister
b. Perbandingan antara berkas perkara yang diterima di
dan siap didistribusikan ke Majelis.
Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke
c. Ratio
Majelis
Hakim
Terhadap
Perkara.
Majelis. c. Perbandingan ratio Majelis Hakim dibandingkan dengan perkara masuk.
2
Keterjangkauan
4. Peningkatan
pelayanan badan
aksesbilitas
peradilan
masyarakat terhadap peradilan (access to
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan. b. Persentase
a. Perbandingan perkara yang diselesaikan. b. Perbandingnan
proses
penyelesaian
perkara yang dipublikasikan.
jumlah
proses
perkara
yang
sudah
diminutasi dan dapat dilihat di web Pengadilan Tingkat Banding dengan perkara yang sidah diminutasi.
justice)
H a l | 22
3.
Meningkatnya kepastian hukum
5. Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. b. Persentase pemeriksaan
a. Perbandingan
jumlah
pengaduan
yang
ditindaklanjuti
mengenai perilaku aparatur peradilan dengan jumlah
temuan
hasil
eksternal
yang
ditindaklanjuti.
pengaduan yang dilaporkan. b. Perbabdingan
jumlah
pengaduan
yang
ditindaklanjuti
mengenai perilaku aparatur peradilan dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan.
6. Peningkatan kualitas SDM
a. Persentase pegawai
yang
lulus
diklat teknis yudisial. b. Persentae
pegawai
terknis yudisial dengan jumlah yang mengikuti. yang
lulus
diklat non teknis yudisial. c. Persentase
pejabat
a. Perbadingan antara SDM Teknis Yudisial yang lulus diklat
yang
b. Perbadingan antara SDM Teknis Non Yudisial
yang lulus
diklat Non terknis yudisial dengan jumlah yang mengikuti. lulus
c. Perbandingan Ketua Pengadilan A g a m a
y ang
telah
mengikuti fit and proper tes dalam
dipromosikan dan mengikuti Fit and Proper Test untuk
rangka promosi.
menduduki jenjang berikutnya
dengan
jumlah
yang
mengikuti promosi jabatan.
H a l | 23
3. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK PROGRAM UTAMA merupakan unsur utama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. KEGIATAN POKOK adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang, perlu ditetapkan berbagai
program
dan
kegiatan
yang
mendukung
pelaksanaan
tugas-tugas
untuk
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Ada 3 (tiga) Program Utama dan Kegiatan Pokok Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut : 1. Program : Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Kegiatan Pokok : Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis: a. Peningkatan penyelesaian perkara b. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim c. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 2. Program : Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Kegiatan Pokok : Pembinaan Administrasi Dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis : a. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) b. Peningkatan kualitas pengawasan b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hubungan antara Program, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator Kinerja, dapat dilihat pada Bagan 3. Bagan 3. Hubungan Program Utama, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator PROGRAM
KEGIATAN
UTAMA
POKOK
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1. Peningkatan
1. Persentase sisa perkara yang
Peningkatan
Peningkatan
Manajemen
Manajemen
penyelesaian
Pertadilan
Peradialan
perkara
Agama
Agama
diselesaikan 2. Persentase perkara yang diselesaikan 3. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan
H a l | 24
2. Peningkatan
Persentase perkara yang tidak
aksesbilitas
mengajukan upaya hukum kasasi
putusan hukum
dan PK
3. Peningkatan
1. Persentase berkas perkara yang
efektifitas
diajukan banding yang
pengelolaan
disampaikan secara lengkap
penyelesaian
2. Persentase berkas yang
pderkara
diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 3. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
Program
Pembinaan
4. Peningkatan
1.
Persentase perkara prodeo
dukunganman Administrasi
aksesbilitas
ajemen dan
dan
masyarakat
pelaksnaan
Pengelolaan
terhadap
penyelesaian perkara yang
tugas teknis
Keuangan
pradioan (acces
dapat dipublikasikan
lainnya MA RI Badan Urusan Administrasi
yang diselesaikan 2.
Persentase proses
to justice) 5. Peningkatan
1. Persentase pengaduan
kualitas
masyarakat yang
pengawasan
ditindaklanjuti 2. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti
6.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
1. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. 2. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial 3. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
H a l | 25
Tabel 5. Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019
PROGRAM / KEGIATAN Peningkatan
SASARAN STRATEGIS 1. Peningkatan penyelesaian
Manajemen Pertadilan
TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA
perkara
Agama
2015
2016
2017
2018
2019
1. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2. Persentase perkara yang diselesaikan
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
3. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
40 %
40 %
40 %
40 %
40 %
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2. Persentase
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
yang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
pemeriksaan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
jangka waktu maksimal 3 bulan 2. Peningkatan
aksesbilitas
putusan hukum 3. Peningkatan
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan PK
efektifitas
pengelolaan penyelesaian pderkara
1. Persentase
berkas
perkara
yang
diajukan
banding yang disampaikan secara lengkap 2. Persentasw berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
Program
4. Peningkatan aksesibilitas
dukungan
masyarakat
manajemen
peradilan
dan
justice)
pelaksanaan
tugas
5. Peningkatan
teknis
pengawawan
lainnya
terhadap (access
to
kualitas
penyelesaian
perkara
yang dapat dipublikasikan 1. Persentase
pengaduan
masyarakat
ditindaklanjuti 2. Persentase
Mahkamah Agung/
proses
temuan
hasil
eksternal yang ditindaklanjuti
Pembinaan Administrasi
dan
H a l | 26
Pengelolaan Keuangan
6. Peningkatan Badan
Urusan Administrasi
kualitas
Sumber Daya Manusia
1. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
yudisial. 2. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisiall 3. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
H a l | 27
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2016 Rencana Kinerja Tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Semarang memuat angka target kinerja tahun 2016 untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalamperiode tahun 2016. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau lebih dikenal sebagai Penetapan Kinerja. Tabel 6. Rencana Kinerja Tahun 2016 NO
SASARAN STRATEGIS
1
Peningkatan tingkat penyelesaian perkara
INDIKATOR KINERJA a. Persentase
sisa
perkara
TARGET yang
100%
perkara
yang
90%
perkara
yang
100%
diselesaikan. b. Persentase diselesaikan. c. Persentase
diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan. 2
Peningkatan
akseptabilitas
putusan Hakim
Persentase
perkara
yang
tidak
40%
a. Persentase berkas yang diregister
100%
mengajukan upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali
3
Peningkatan
efektifitas
pengelolaan penyelesaian perkara
dan siap didistribusikan ke Majelis b. Rasio
Majelis
Hakim
terhadap
1 : 17
a. Persentase perkara prodeo yang
100%
perkara 4
Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
diselesaikan b. Persentase
proses
penyelesaian
90%
perkara yang dapat dipubliksikan 5
Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat
100%
yang ditindaklanjuti b. Persentase pemeriksaan
temuan
hasil
eksternal
yang
100%
ditindaklanjuti 6
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
a. Persentase
pegawai
yang
lulus
100%
yang
lulus
100%
diklat teknis yudisial. b. Persentase
pegawai
diklat non yudisial
H a l | 28
c. Persentase
pejabat
yang
lulus
100%
mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 adalah pernyataan komitmen atau kebulatan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Penetapan kinerja ini sebagai tolok ukur terhadap evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016 sebagai wujud penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung yang penyusunannya sesuai Peraturan Presiden Nomor : 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Permenpan Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta mengacu pula pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2016 dan Kebijakan Umum Mahkamah Agung-RI dalam rangka penggunaan anggaran tahun 2016. Adapun sasaran yang akan dicapai oleh Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada tahun 2016 sebagaimana dinyatakan dalam Penetapan Sasaran Kinerja Tahun 2016, dengan menyesuaikan hasil dari Indikator Kinerja Utama dan dengan mengembangkan sasaran-sasaran yang menjadi isu strategis sebagai berikut
: Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
NO
SASARAN STRATEGIS
1
Peningkatan tingkat penyelesaian perkara
INDIKATOR KINERJA a. Persentase
sisa
perkara
TARGET yang
100%
perkara
yang
90%
perkara
yang
100%
diselesaikan b. Persentase diselesaikan c. Persentase
diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 2
Peningkatan
akseptabilitas
putusan Hakim
Persentase
perkara
yang
tidak
40%
a. Persentase berkas yang diregister
100%
mengajukan upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali
3
Peningkatan
efektifitas
pengelolaan penyelesaian perkara
dan siap didistribusikan ke Majelis
H a l | 29
b. Rasio
Majelis
Hakim
terhadap
1 : 17
a. Persentase perkara prodeo yang
100%
perkara 4
Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
diselesaikan b. Persentase
proses
penyelesaian
90%
perkara yang dapat dipubliksikan 5
Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat
100%
yang ditindaklanjuti b. Persentase pemeriksaan
temuan
hasil
eksternal
yang
100%
ditindaklanjuti 6
Peningkatan kualitas Sumber
d. Persentase
Daya Manusia
pegawai
yang
lulus
100%
yang
lulus
100%
yang
lulus
100%
diklat teknis yudisial. e. Persentase
pegawai
diklat non yudisial f. Persentase
pejabat
mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
KEGIATAN
ANGGARAN
1. Pembianaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
Rp 21.672.138.000,-
Badan Urusan Adminsitrasi 2. Pengadaan
sarana
dan
Prasarana
di
Lingkungan
Rp 1.883.914.000,-
Mahkamah Agung 3. Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
Rp
248.400.000,-
H a l | 30
BAB III Akuntabilitas Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Capaian kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2016 merupakan pencapaian atas target kinerja tahun pertama dari Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 20152019. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara Realisasi dengan Target yang telah ditetapkan, sehingga terlihat apakah sasaranyang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Capaian = Realisasi X 100 % Target Dari hasil pengukuran capaian kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada tahun 2016 adalah sebesar 104,3%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing indicator kinerja utama, sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja N0 1
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis
Target
Realisasi
Capaian
Peningkatan
a. Persentase sisa yang diselesaiakan
100 %
100 %
100 %
penyelesaian
b. Persentase perkara yang diselesaikan
90 %
94 %
104 %
perkara
c. Persentase perkara yang diselesaikan 100 %
92.9 %
92.9 %
Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara
98. 9 %
dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 2
Peningkatan
Persentase
perkara
yang
aksepbilitas
mengajukan upaya hukum
putusan hakim
a. Kasasi
tidak 40 %
46.76 %
116.97 %
b. Peninjauan Kembali Rata-rata capaian sasaran Peningakatan aksepbilitas Putusan
116.97 %
Hakim 3
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase
berkas
yang
diajukan
90 %
96 %
106.6 %
100 %
100 %
100 %
1 : 17
1 : 18
105.8 %
Efektifitas
104.1 %
banding yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Ratio
Majelis
Hakim
terhadap
perkara Rata-rata
capaian
sasaran
Peningakatan
Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Hal | 32
4
Peningkatan
a. Persentase
aksepbilitas
perkara
prodeo
yang
100 %
100 %
100 %
penyelsaian
90 %
87.5 %
97.2 %
diselesaikan
masyarakat
b. Persentase
terhadap
proses
perkara yang dapat dipublikasikan
peradilan (acces
to
justice) Rata-rata
Capaian
sasaran
Peningkatan
Aksepbilitas
98.6 %
Masyarakat terhadap Peradilan 5
Peningkatan
a. Persentase pengaduan masyarakat
kualitas
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan
100 %
a. Persentase pegawai yang lulus diklat
yang ditindaklanjuti
pengawasan
b. Persentase pemeriksaan
temuan
hasil
eksternal
yang
ditindaklanjuti 6
Peningkatan Kualitas SDM
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
10 %
10 %
teknis yudisial b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lukus fit and
proper
tes
dalam
rangka
promosi Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas SDM
B.
70 %
ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis Capaian Kinerja diperlukan untuk mendapatkan umpan balik guna melakukan guna melakukan perbaikan. Adapun analisis capaian kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2016 sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut: 1. Sasaran : Peningkatan Penyelesaian Perkara Tabel 9. Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara Capaian Tahun
Indikator Kinerja a. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara b. Persentase Penyelesaian Perkara c. Persentase Perkara yang Diselesaikan Jangka
2013
2014
2015
2016
100 %
100 %
100 %
100 %
91.02 %
91.80 %
94 %
104 %
100 %
84.7 %
96.02 %
93 %
97 %
92.2 %
96.7 %
98.9 %
Waktu 3 Bulan Capaian
Sasaran
Peningkatan
Kinerja
Penyelesaian Perkara
Hal | 33
Grafik 1. Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara (Capaian PPP) Pen Sisa Perkara
Penyelesaian Prk
Prk Pts 3 bulan
Capaian Sasaran PPP
100 98 96 94 92 90 88 86 Th. 2013
Th. 2014
Th. 2015
Th. 2016
Sasaran Strategis Peningkatan Penyelesaian Perkara merupakan sasaran utama dalam rencana strategis. Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan efektivitas dan efisiensi penyelengaraan peradilan di Pengadilan Tinggi Agama Semarang dengan mengukur tingkat penyelesaian perkara, sisa perkara, maupun ketepatan waktu dalam penyelesaian perkara. Sasaran ini menggunakan 3 Indikator Kinerja Utama. Data pada Tabel 9 dan Grafik 1 menunjukkan bahwa capaian sasaran peningkatan penyelesaian perkara pada tahun 2016 sebesar 98.9 %. Nilai capaian tahun 2016 meningkat dibanding dengan capaian tahun 2015 sampai degan tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Semarang masih terus berupaya melaksanakan penyelengaraan peradilan yang efektivitas dan efisiensi, dan berhasil mempertahankan capaian sasaran peningkatan penyelesaian perkara. Terdapat 3 (tiga) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis ini yaitu : a. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara Tabel 10. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara Tahun 2013 2014 2015 2016
Ukuran
Sisa Tahun Lalu 51 30 19 20
Diselesaikan
perkara perkara perkara perkara
realisasi indikator kinerja
51 30 19 20
Persentase
perkara perkara perkara perkara
persentase penyelesaian sisa
100 100 100 100
% % % %
perkara
yang
diselesaikan adalah perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan (tahun sebelumnya.
Hal | 34
Adanya sisa perkara pada tahun sebelumnya disebabkan karena perkara yang masuk pada akhir tahun, sehingga tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan. Tabel 10 di atas menunjukkan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 19 perkara, dengan rincian cerai talak 6 perkara, cerai gugagt 6 perkara, hartta bersama 2 perkara, kewarisan 1 perkara dan lain-lain 1 perkara. Seluruh sisa perkara tersebut dapat diselesaikan tahun 2016. Tabel 10 juga menunjukkan data sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2016, bahwa capaian penyelesaian sisa perkara selalu mencapai target 100%. Hal ini menunjukkan kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang terhadap sisa perkara pada tahun sebelumnya selalu dapat diselesaikan pada tahun berikutnya, sehingga tidak menjadi tunggakan ditahun kedepannya lagi. b. Persentase Penyelesaian Perkara Tabel 11. Persentase Penyelesaian Perkara Tahun
Perkara yg ditangani
2013 2014 2015 2016
334 343 314 332
perkara perkara perkara perkara
Diselesaikan 304 315 295 312
perkara perkara perkara perkara
Persentase 91,02 91,80 94,00 93,97
% % % %
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penyelesaian perkara adalah perbandingan perkara yang telah diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan (sisa perkara tahun sebelumnya ditambah perkara yang masuk pada tahun berjalan). Data pada Tabel 11 diatas menunjukkan perbandingan Capaian Persentase Penyelesaian Perkara dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2016, capaian penyelesaian perkara sebesar 93.97 %, capaian ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0.03 %. Adapun alasan yang menyebabkan capaian penyelesaian perkara pada tahun 2016 belum mencapai target, adalah disebabkan karena adanya peningkatan jumlah perkara yang masuk pada akhir tahun sehingga tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan dan menjadi tunggakan di tahun berikutnya. Tabel 12 di bawah ini menunjukkan jumlah perkara yang masuk pada tahun 2016, mulai bulan Januari sampai dengan Desember. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah total perkara perkara sebanyak 3 1 3 perkara dan dari 313 perkara, dan dari jumlah tersebut tidak dapat selesai dan menjadi sisa tunggakan perkara ditahun berikutnya sebanyak 20 perkara.
Hal | 35
Mengacu pada Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2014, Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara untuk Pengadilan Tingkat Banding mengatur bahwa penyelesaian perkara adalah maksimal 3 (tiga) bulan. Maka wajar pada umumnya perkara yang masuk pada bulan Oktober, November dan Desember belum semuanya bisa putus pada akhir tahun berjalan, dan menjadi tunggakan perkara ditahun berikutnya. Tabel 12. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2016 Jumlah Perkara Masuk Tahun 2016
Total
Bln
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
Jml Prk
32
29
28
27
31
31
15
26
24
22
34
14
313
Grafik 2. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2016 40
32
30
29
28
31
27
34
31 26
20
24
22
15
14
Jml Prk
10 0 Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
c. Persentase Perkara Diselesaikan Dalam Jangka Waktu Maksimal 3 Bulan Tabel 13. Persentase Perkara Diselesaikan Dalam Jangka Waktu Maksimal 3 Bulan
Jumlah Tahun
perkara yg diselesaikan
Perkara yg
Perkara yg
telah
telah
diselesaikan
diselesaikan
dalam jangka
dalam jangka
waktu lebih
waktu maksimal
dari 3 bulan
3 bulan
Realisasi
Target
Capaia n
2013
304
0
304
100 %
100 %
100 %
2014
315
48
267
83 %
100 %
83 %
2015
295
11
284
96.3 %
100 %
96.3 %
2016
312
22
290
92.9 %
100 %
92.9 %
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan adalah perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan dengan perkara yang telah diselesaikan.
Hal | 36
Dalam rangka merespon keluhan masyarakat akan lamanya penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya, pada tahun 2014 Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran No. 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama Dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan, yang mengatur penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Banding maksimal menjadi 3 (tiga) bulan ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Berdasarkan surat edaran tersebut, pada tahun 2014 Pengadilan Tinggi Agama Semarang mereviu Indikator Kinerja Utama jangka waktu penyelesaian perkara yang awalnya maksimal 6 bulan menjadi 3 bulan. Berdasarkan data pada Tabel 13 diatas, capaian persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 3 bulan pada tahun 2016, mencapai 92,9%. Realisasi dan capaian indikator ini pada tahun 2016 mengalami penurunan dengan tahun 2015. Hal ini disebabkan ada perkara 22 yang lebih dari 3 bulan disebabkan karena putusan sela yang memerintahkan pengadilan tingkat pertama utuk menambah pemeriksaan. Grafik 3. Perkara Diselesaikan Dalam Jangka Waktu Maksimal 3 Bulan
350
304
300
284
267
290
250
Jml Prk yg diselesaikan
200
Prk yg diselesaikan < 3 bln
150 100
Prk yg diselesaikan > 3 bln
50 0 2013
2014
2015
2016
2. Sasaran : Peningkatan Aksebilitas Putusan Hakim Tabel 14. Capaian Sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim Capaian Tahun
Indikator Kinerja Persentase
Perkara
Yang
Tidak
Mengajukan Upaya Hukum (Kasasi dan PK) Capaian Sasaran Peningkatan Aksepbilitas
2013
2014
2015
2016
67 %
75 %
71 %
46.79 %
67 %
75 %
71 %
46.79 %
Putusan Hakim
Hal | 37
Grafik 4. Capaian Sasaran Peningkatan Aksebilitas Putusan Hakim
Capaian Sasaran Peningkatan Aksesbilitas Putusan hakim 75%
71%
67,00%
47%
2013 Sasaran
Strategis
2014 Peningkatan
2015 Aksepbilitas
2016 Putusan
Hakim
dimaksudkan
untuk
menggambarkan upaya Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat, dengan mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap putusan hakim. Sesuai data pada Tabel 14 dan Grafik 4, secara umum capaian sasaran peningkatan aksepbilitas putusan Hakim pada tahun 2016 mencapai 46.79 %, dan capaian tersebut lebih rendah dibandingkan pada tahun 2013 sampai dengan 2015. Kondisi ini menggambarkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap putusan hakim di tahun 2016 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dan hal ini menunjukkan pelayanan hukum kepada masyarakat yang diberikan oleh Pengadilan Tinggi Agama Semarang menurun pada tahun 2016. Sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim menggunakan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut : Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum (Kasasi dan PK) Tabel 15. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum (Kasasi dan PK) Perkara Tahun
Banding Yg Diputus
Perkara Yg Perkara Yg
tidak
Mengajukan
Mengajuka
Kasasi dan PK
n Kasasi
Realisasi
Target
Capaian
dan PK
2013
304
101
203
66.77 %
60 %
111.28 %
2014
315
79
236
74.92 %
60 %
124.86 %
2015
295
67
228
77.28 %
60 %
128.8 %
2016
312
166
146
46.79 %
40 %
116.97 %
Hal | 38
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan Peninjauan Kembali adalah perbandingan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan Peninjauan Kembali dengan jumlah perkara banding yang sudah putus. Sesuai data pada Tabel.15, pada tahun 2016 realisasi persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali mencapai 46.79 %, hal ini mengindikasikan bahwa pencari keadilan pada Pengadilan Tingkat Banding yang dapat menerima putusan Pengadilan Tingkat Banding sebesar 46.79 %, dan sisanya 53.21% pihak berperkara pada umumnya mengajukan upaya hukum (kasasi dan PK) artinya putusan banding oleh Hakim tingkat banding belum seluruhnya dapat diterima oleh pihak berperkara. Dan realisasi persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali pada tahun 2016 juga dibandingkan tahun sebelumnya, namun realisasi tersebut melebihi target 40% dan memperoleh capaian 116.97 % Dari uraian di atas dapat dijelaskan realisasi dan capaian persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan Peninjauan Kembali pada tahun 2016 mengalami penuruinan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa belum seluruhnya putusan tingkat banding dapat diterima oleh masyarakat pencari keadilan, dan juga terdapat penurunan dalam penerimaan masyarakat terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding pada tahun 2016 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
3. Sasaran : Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Tabel 16. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Capaian Tahun
Indikator Kinerja
2013
2014
2015
2016
90 %
90 %
90 %
106.6 %
100 %
100 %
100 %
100 %
c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara
90 %
72 %
95 %
105.8 %
Capaian
93 %
87 %
95 %
104.1 %
a. Persentase berkas yang diajukan banding dan disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Sasaran
Peningkatan
Efektifitas
Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Hal | 39
Grafik 5. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian perkara
Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara 104%
105% 100% 95%
95%
93%
90%
87%
85% 80% 75% 2013
2014
2015
2016
Sasaran Strategis Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi upaya Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam memberikan pelayanan peradilan kepada masyarakat, dengan mengukur tertib administrasi berkas yang diajukan bading secara lengkap, diregister dan didistribusikan ke Majelis, serta mengukur rasio majelis Hakim terhadap jumlah perkara. Data pada Tabel 16 dan Grafik 5, menunjukkan capaian sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara pada tahun 2016 mencapai 1047%, dan capaian tersebut naik dibandingkan pada tahun 2013 sampai dengan 2015. Meningkatnya capaian sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara pada tahun 2016 disebabkan karena jumlah perkara yang masuk tahun 2015 meningkat, sehingga salah satu capaian indikator kinerja sasaran tersebut yaitu indikator kinerja rasio majelis Hakim terhadap perkara juga meningkat. Sasaran ini menggunakan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :
Hal | 40
a. Persentase Berkas Yang Diajukan Banding dan Disampaikan Secara Lengkap Tabel 17. Persentase Berkas Yang Diajukan Banding dan Disampaikan Secara Lengkap Jumlah
Jumlah
Berkas Yang
Berkas Yang
Diajukan
Diajukan
Banding
Lengkap
2013
283
267
2014
313
2015 2016
Tahun
Jumlah Berkas Yang Diajukan
Realisasi
Target
Capaian
16
94 %
90 %
104
297
16
95 %
90 %
105.5 %
295
280
15
95 %
90 %
105.5 %
313
299
14
96 %
90 %
106.6 %
Tidak Lengkap %
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase berkas yang diajukan banding dan disampaikan secara lengkap adalah perbandingan antara berkas yang diajukan banding yang lengkap (terdiri dari bundel A dan B) dengan jumlah berkas yang diajukan banding. Sesuai data pada Tabel 17, selama tahun 2016 berkas perkara yang diajukan banding di Pengadilan Tinggi Agama Semarang sebanyak 313 berkas perkara. Setelah ditelaah seluruh berkas yang masuk tersebut disampaikan secara lengkap. Dengan demikian realisasi dan capaian berkas perkara yang diajukan banding dan diterima di Pengadilan Tinggi Agama Semarang secara lengkap tahun 2016 dapat mencapai target 96%, dan capaian tersebut meningkat beberapa tahun sebelumnya (tahun 2013 sampai dengan tahun 2015). Capaian tersebut diperoleh karena berkas perkara yang diajukan oleh Pengadilan Agama selama ini ada beberapa yang disampaikan tidak lengkap sehingga ada berkas perkara yang harus dikembalikan ke Pengadilan Agama yang mengirim berkas tersebut dan hal ini dapat memperlambat proses penyelesaian perkara di tingkat banding. Hal ini menunjukkan ada beberapa Pengadilan Agama di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang kurang efektifitas dalam hal tertib administrasi.
Hal | 41
b. Persentase Berkas Yang Diregister dan Siap Didistribusikan ke Majelis Tabel 18. Persentase Berkas Yang Diregister dan Siap Didistribusikan ke Majelis Jumlah Perkara
Jumlah Tahun
Yang Diregister
Perkara Yang Diterima di Kepaniteraan
dan Siap
Realisasi
Target
Capaian
Didistribusikan ke Majelis
2013
283
283
100 %
100 %
100 %
2014
313
313
100 %
100 %
100 %
2015
295
295
100 %
100 %
100 %
2016
313
313
100 %
100 %
100 %
Ukuran realisasi indikator kinerja berkas perkara yang diregister dan siap diditribusikan ke Majelis adalah perbandingan antara berkas perkara yang diterima di Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Berdasarkan data pada Tabel.18 diatas, capaian dan target persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis pada tahun 2016 mencapai target 100%. Kondisi ini tercapai karena seluruh perkara yang masuk pada tahun 2016, yaitu sejumlah 313 berkas perkara, seluruh sudah diregister dan didistribusikan ke majelis. Capaian target 100% pada persentase perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke majelis pada tahun 2016 sama dengan capaian pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi perkara yang berlaku di Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah berjalan sebagaimana mestinya sehingga semua berkas yang diterima secara lengkap langsung dapat diregister di dalam buku induk perkara maupun buku register pembantu perkara dan semua berkas dapat didistribusikan kepada Majelis. c. Rasio Majelis Hakim Terhadap Perkara Tabel 19. Rasio Majelis Hakim Terhadap Perkara
Tahun
Sisa perkara
Jumlah
Tahun
Perkara
sebelumnya
Masuk
Jumlah Perkara Yang Harus Diselesaikan
Jumlah Majelis
Realisasi Target
Capaian
Hakim
2013
51
304
355
15
1 : 20
1 : 22
90 %
2014
30
315
345
15
1 : 16
1 : 22
72 %
2015
19
295
314
16
1 : 18
1 : 19
95 %
2016
20
312
332
18
1 : 18
1 : 17
105.8 %
Hal | 42
Ukuran realisasi indikator kinerja rasio majelis Hakim terhadap perkara merupakan perbandingan antara jumlah Majelis Hakim dengan jumlah perkara yang masuk. Sesuai data pada Tabel.19 diatas, pada tahun 2016 realisasi rasio Majelis Hakim adalah 1:17, artinya pada tahun 2016 rata-rata1(satu) Majelis Hakim memiliki beban menangani 17 perkara dalam setahun. Jumlah majelis Hakim pada tahun 2016 sebanyak 18 (delapan belas) majelis. Capaian realisasi rasio Majelis Hakim pada tahun 2016 ini mencapai 95%, capaian tersebut mengalami penurunandibandingkan tahun 2015. Hal ini disebabkan karena jumlah perkara yang masuk ditahun 2016 lebih banyak dibandingkan tahun 2015 sehingga beban kerja Hakim Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam menangani perkara pada tahun 2016 mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan jumlah perkara. Tabel 20. Perbandingan Majelis Hakim Terhadap Perkara Yang Telah Diselesaikan. Perbandingan
Jumlah Perkara
Jumlah Perkara
Jumlah
Yang Harus
Yang Telah
Majelis
Diselesaikan
Diselesaikan
Hakim
2013
355
304
15
1 : 20
2014
345
315
15
1 : 16
2015
314
295
16
1 : 18
2016
332
312
18
1 : 17
Tahun
Hakim Terhadap Perkara Yang Telah Diselesaikan
Data pada Tabel 20 menunjukkan perbandingan Majelis Hakim terhadap perkara yang diselesaikan pada tahun 2016 sebesar 1:17, artinya pada tahun 2016, 1(satu) Majelis Hakim telah menyelesaikan perkara sebanyak 17 perkara dalam 1 tahun. Perbandingan majelis hakim terhadap perkara yang diselesaikan pada tahun 2016 lebih rendah dibandingkan tahun 2015. Hal ini menunjukkan kinerja Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal | 43
4. Sasaran : Peningkatan Akesbilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Acces To Justice) Table 21. Capaian Sasaran Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Acces To Justice) Capaian Tahun
Indikator Kinerja
2013
2014
2015
2016
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100 %
100 %
-
100 %
b. Persentase proses penyelesaian perkara yang
83 %
103 %
117 %
86 %
91.5 %
101.5 %
117 %
93 %
dapat dipiblikasikan Capaian
Sasaran
Peningkatan
Aksesbilitas
Masyarakat Terhadap Peradilan (Acces to Justice)
Sasaran Strategis Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat terhadap Peradilan (Acces to Justice) dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi upaya Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam memberikan pelayanan peradilan kepada masyarakat untuk mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi, dengan mengukur perkara prodeo yang diselesaikan serta penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan. Berdasarkan data pada Tabel 21, rata-rata capaian sasaran peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan mencapai 91%. Capaian ini juga diperoleh pada tahuntahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan setiap tahunnya Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah berupaya memberikan pelayanan peradilan kepada masyarakat untuk mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi secara efektif dan efisien. Sasaran ini menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut : a.
Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan Tabel 22. Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan Jumlah
Jumlah
Perkara
Perkara
Prodeo Yang
Prodeo Yang
Harus
Telah
Diselesaikan
Diselesaikan
2013
5 prk
2014
Tahun
Realisasi
Target
Capaian
5 prk
100 %
100 %
100 %
2 prk
2 prk
100 %
100 %
100 %
2015
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
2016
2 prk
2 prk
100 %
100 %
100 %
Hal | 44
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara prodeo yang diselesaikan adalah Perbandingan perkara prodeo yang diselesaikan dengan perkara prodeo yang masuk. Fasilitas prodeo merupakan pembebasan biaya perkara untuk masyarakat yang tidak mampu. Sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 kecuali tahun 2015, ada perkara prodeo yang masuk, telah diselesaikan semuanya pada tahun berjalan. b.
Persentase Proses Penyelesaian Perkara Yang Dapat Dipublikasikan Tabel 23. Persentase Proses Penyelesaian Perkara Yang Dapat Dipublikasikan Jumlah Tahun
Perkara Yang Sudah Diminutasi
Jumlah Proses Perkara Yang Sudah Diminutasi dan Dapat Dilihat di
Realisasi
Target
Capaian
Web Pengadilan Tk. Banding
2013
304
253
83 %
100 %
83 %
2014
315
326
103.5 %
100 %
103.5 %
2015
295
346
117.3 %
100 %
117.3 %
2016
312
273
87.5 %
90 %
97.2 %
Ukuran realisasi persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan adalah perbandingan jumlah proses perkara yang sudah diminutasi dan dapat dilihat di website Pengadilan Tingkat Banding, dengan perkara yang sudah diminutasi. Data Tabel 23 menunjukkan pada tahun 2016 persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan mencapai target 97.2 %. Jumlah perkara yang putus pada tahun 2016 adalah 312 perkara, 273 perkara yang putus tersebut sudah dipublikasikan di website Pengadilan Tingkat Banding melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Tingkat Banding Mahkamah Agung RI. Pengadilan Tinggi Agama Semarang juga mempublikasikan putusan melalui Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Capaian target 97.2 % pada persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan pada tahun 2016 dan tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa Pengadilan Tinggi Agama Semarang terus berupaya meningkatkan pelayanan publik dan mewujudkan transparansi peradilan bagi masyarakat pencari keadilan.
Hal | 45
5. Sasaran : Peningkatan Kualitas Pengawasan Tabel 24. Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan Capaian Tahun
Indikator Kinerja a.
Persentase
pengaduan
masyarakat
yang
2013
2014
2015
2016
100 %
100 %
100 %
100 %
-
-
-
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
ditindaklanjuti b.
Persentase
temuan
hasil
pemeriksaan
eksternal yang ditindaklanjuti Capaian sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan
Grafik 6. Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan 100%
100%
100%
100%
100%
80% 60% 40% 20% 0% 2013
2014
2015
2016
Sasaran Strategis Peningkatan Kualitas Pengawasan dimaksudkan untuk menggambarkan upaya Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk menjaga terwujudnya pelayanan peradilan yang memberikan peradilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Tabel 24 dan Grafik 6 menunjukkan capaian sasaran peningkatan kualitas pengawasan pada tahun 2016 cukup stabil seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk menjaga terwujud pelayanan peradilan yang memberikan peradilan bagi seluruh lapisan masyarakat cukup signifikan seperti tahun–tahun sebelumnya. Sasaran ini menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :
Hal | 46
a. Persentase Pengaduan Masyarakat Yang Ditindaklanjuti Tabel 25. Persentase Pengaduan Masyarakat Yang Ditindaklanjuti
Tahun
Jumlah
Jumlah
Pengaduan
Pengaduan
Yang
Yang Selesai
Dilaporkan ditindaklanjuti
Jumlah Pengaduan Yang Belum
Realisasi
Target
Capaian
Selesai ditindaklanjuti
2013
44
44
0
100 %
100 %
100 %
2014
46
46
0
100 %
100 %
100 %
2015
36
36
0
100 %
100 %
100 %
2016
34
34
0
100 %
100 %
100 %
Ukuran
realisasi
indikator
kinerja
persentase
pengaduan
masyarakat
yang
ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjutimengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan. Tabel 25 menunjukkan data jumlahpengaduan yang masuk ke Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2016 sejumlah 34 pengaduan, jumlah pengaduan mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pengadilan. Sejalan dengan penurunan jumlah pengaduan yang masuk, pada tahun 2016 realisasi persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 100% sesuai target, sehingga capaian yang diperoleh 100 %. Capaian ini mengalami sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam meningkatkan kualitas pengawasan untuk meningkatkan integritas lembaga peradilan dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat. b. Persentase Temuan Hasil Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti Tabel 26. Persentase Temuan Hasil Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti Jumlah Tahun
Pengawasan Terhadap Satker
Jumlah Pengawasan Yang Ditindajlanjuti
Realisasi
Target
Capaian
dari hasil pengawasan
2013
36 satker
36 Pengawasan
100 %
100 %
100 %
2014
36 satker
36 pengawasan
100 %
100 %
100 %
2015
36 satker
36 pengawasan
100 %
100 %
100 %
2016
34 satker
54 pengawasan
100 %
100 %
100 %
Hal | 47
Ukuran realisasi kinerja Persentase Temuan yang ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah temuan yang ditindaklanjuti dari hasil pengawasan eksternal dengan jumlah temuan yang dilaporkan. Capaian persentase temuan yang ditindaklanjuti pada tahun 2016 sesuai data pada Tabel 26 mencapai target sebesar 100%, karena seluruh temuan yang diperoleh saat pemeriksaan eksternal pada tahun 2016 telah ditindaklanjuti. Capaian tersebut sama dengan capaian tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan optimalisasi kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam menindaklanjuti temuan dari hasil pengawasan eksternal. Adapun hasil temuan yang ditindaklanjuti pada tahun 2016 yaitu temuan dalam pengawasan (reguler dan audit mutasi) yang dilakukan terhadap Pengadilan Tingkat Pertama di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Jumlah temuan dalam pengawasan tersebut sebanyak 34 satker dengan rincian sebagai berikut : Tabel 27. Hasil Pemeriksaan Eksterrnal Tahun 2016 No
Satker
Klasifikasi Pengawasan Reguler
Audit Mutasi
Total
1
PA Slawi
1
1
2
2
PA Tegal
1
1
2
3
PA Brebes
1
1
4
PA Pemalang
1
1
5
PA Kajen
1
6
PA Batang
1
1
7
PA Pekalongan
1
1
8
PA Kendal
1
9
PA Semarang
1
1
10
PA Ambarawa
2
2
11
PA Salatiga
1
12
1
1
2
2
1
2
PA Purwodadi
1
1
13
PA Demak
1
1
14
PA Jepara
1
1
2
15
PA Kudus
1
1
16
PA Pati
1
1
17
PA Rembang
2
2
18
PA Blora
19
PA Sragen
2
20
PA Karanganyar
1
1
1
1
3 1
Hal | 48
21
PA Surakarta
1
1
22
PA Sukoharjo
23
PA Klaten
24
PA Wonogirii
25
PA Boyolali
26
PA Magelang
1
27
PA Mungkid
1
1
28
PA Temanggug
1
1
29
PA Purwoejo
30
PA Wonosobo
31
PA Kebumen
32
PA Cilacap
33
PA Purwokerto
34
PA Purbalingga
35
PA Banjarnegara
36
PA Banyumas
1
1 1
1
2
2
1 2 2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
3
1
1
1
3 0
Jumlah
1
2
3
32
22
53
6. Sasaran : Peningkatan Efektifitas Kualitas Sumber Daya Manusia Tabel 28. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas Sumber Daya Manusia Indikator Kinerja a.
Persentase pegawai yang lulus diklat teknis
2013
2014
2015
2016
100%
75%
100%
100%
83,3%
100%
100%
100%
-
-
100%
10%
61,1%
58,3%
100 %
70%
yudisial b.
Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial
c.
Persentase
pejabat
yang
lulus
mengikuti
fit and proper test dalam rangka promosi Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas Sumber Daya Manusia
Hal | 49
Grafik 7. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas SDM
Sasaran
Peningkatan
Efektifitas
Kualitas
Sumber
Daya
Manusia
dimaksud
untuk
menggambarkan upaya Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk meningkatkan kapabilitas dan manajemen Sumber Daya Manusia dalam memberikan pelayanan peradilan dalam menyelenggarakan peradilan. Tabel 26 menunjukkan capaian sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2016 sebesar 70 %. Capaian tersebut menurun cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 Hal ini dikarenakan menurunnya Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi di Pengadilan Tinggi Agama Semarang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sasaran ini menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut : a. Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Yudisial Tabel 29. Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Yudisial Jumlah Tahun
Jumlah Pegawai yang
Pegawai yang
dikirim mengikuti
lulus diklat
diklat teknis yudisial
teknis
*Realisasi
Target
Capaian
yudisial 2016
4
4
100%
100%
100%
2015
4
4
100%
100%
100%
2014
4
3
75%
100%
75%
2013
13
13
100%
100%
100%
Hal | 50
Ukuran realisasi indikator kinerja Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial adalah perbandingan jumlah pegawai yang lulus dalam mengikuti diklat teknis yudisial dengan jumlah pegawai yang dikirim dalam diklat teknis yudisial. Sesuai data pada Tabel. 27, realisasi persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial pada tahun 2016 sama dengan tahun sebelumnya Berikut ini data jumlah peserta di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang mengikuti diklat teknis yudisial: Tabel 30. Diklat Teknis Yudisial Diikuti Sewilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang Th 2013-2016 Jumlah Peserta yang dikirim mengikuti Diklat
Jumlah Peserta yang Lulus Diklat
Diklat Sertifikasi Hakim Ekonomi Syariah
1
1
Steering
4
4
Agama
6
6
Hakim
Peradilan
1
1
Hakim
Peradilan
1
1
1
1
Diklat Ekonomi Syariah Riyadh Angkatan 3
1
1
Bimtek
1
1
1
1
Sosialisasi Standarisasi Pelaporan Perkara
1
1
Pelatihan Implementasi Sistem Peradilan
1
1
Agama
1
1
Kegiatan Penyusunan Template Putusan
1
1
Pelatihan Aplikasi SIWAS MA-RI
1
1
Diklat Sertifikasi Ekonomi Syariah
2
2
Tahun 2013
Nama Diklat
Committee
Workshop
Teknis
Yustisial dan Ekonomi Syariah Bagi Hakim PA Se Jateng Bimtek
Administrasi
Peradilan
Angkatan II Bimtek
Kompetensi
Agama Angkatan I Bimtek
Kompetensi
Agama Angkatan II
2014
Bimtek
Administrasi
Peradilan
Agama
angkatan I
Kompetensi
CPP
Pengadilan
Administrasi
Peradilan
Agama Bimtek
Agama
angkatan III
2015
Pidana
Terpadu
Penganan
Kasus
Kekerasan Terhadap Perempuan Bimtek
Administrasi
Peradilan
Angkatan III Tahun 2015 banding tahap II
2016
Hal | 51
b. Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Non Yudisial Tabel 31. Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Non Yudisial
2016
Jumlah Pegawai yang dikirim mengikuti diklat non teknis yudisial 2
Jumlah Pegawai yang lulus diklat non teknis yudisial 2
2015
5
2014 2013
Tahun
*Realisasi
Target
Capaian
100%
100%
100%
5
100%
100%
100%
2
2
100%
100%
100%
7
6
83,3%
100%
83%
* Persentase Perbandingan Jumlah peserta yang lulus diklat dengan jumlah peserta yang dikirim mengikuti diklat
Ukuran realisasi indikator kinerja Persentase pegawai yang lulus diklat teknis non yudisial adalah perbandingan jumlah pegawai yang lulus dalam mengikuti diklat non teknis yudisial dengan jumlah pegawai yang dikirim dalam diklat teknis non yudisial. Berdasarkan data ada Tabel. 29, realisasi persentase pegawai yang lulus diklat non teknis yudisial pada tahun 2016 mencapai 100%, karena seluruh peserta diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang dikirim, lulus mengikuti diklat non teknis teknis yudisial Berikut ini data jumlah peserta di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang mengikuti diklat non teknis yudisial : Tabel 32. Diklat Teknis Non Yudisial Diikuti Sewilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2013-Th. 2016 Jumlah Peserta
Tahun
Nama Diklat
yang dikirim mengikuti Diklat
2013
Jumlah Peserta yang Lulus Diklat
Diklat PPAKP
2
1
Sosialisasi Pemberdayaan
2
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
Perpustakaan
Sosialisasi Pembentukan dan Pengembangan JDIH
2014
Training ESQ wilayah Pengdilan Tinggi Agama Semarang
Diklat Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding Angkatan I dan II
2015
Diklat Akuntansi Berbasis Akrual 2015
Diklat Kuasa Pengguna Anggaran V TA 2015
Hal | 52
Sosialisasi Perka BKN NO 19 2015
1
1
Kegiatan Penyusunan Template
1
1
Putusan banding tahap II 2016
Sosialisasi Undang-undang No 5
1
1
Diklat Teknis Perencana MA-RI
1
1
Diklat Kepemimpinan TK II
1
1
c. Persentase Pejabat Yang Lulus Mengikuti Fit And Proper Test Dalam Rangka Promosi Jabatan Tabel 33. Persentase Pejabat Yang Lulus Mengikuti Fit And Proper Test Dalam Rangka Promosi Jabatan
Tahun
Jumlah Hakim & Pegawai yang dikirim mengikuti fit & proper test promosi jabatan
Jumlah Hakim & Pegawai yang lulus mengikuti fit & proper test promosi jabatan
*Realisasi
Target
Capaian
2016
10
1
10%
100
10%
2015
1
1
100%
100
100%
2014
-
-
-
-
-
2013
-
-
-
-
-
Ukuran realisasi indikator kinerja Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatanadalah perbandingan jumlah hakim atau pegawai pegawai yang lulus dalam mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan dengan jumlah hakim atau pegawai yang dikirim mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan. Tabel 31. menunjukkan realisasi persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test pada tahun 2016 sebesar 10%. Realisasi ini menurun banyak dibandingkan tahun sebelumnya karena belum memenuhi persyaratan , sehingga memperoleh capaian 10%. Fit and proper test dalam rangka promosi jabatan yang pernah diikuti di Pengadilan Tinggi Agama Semarang adalah :
Tahun 2016
Promosi Jabatan
Fit and Preper Test Calon Wakil Ketua PTA dari Hakim Tinggi
2015
Fit and Proper Test Jabatan Fungsional Tinggi
Jumlah Peserta
Jumlah peserta
yang mengikuti
yang lulus Fit
Fit & Proper test
dan Proper Test
10
1
1
1
Hal | 53
C.
REALISASI ANGGARAN Pada tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Semarang mendapatkan total alokasi anggaran sebesar Rp 23.556.052.000,- (Dua puluh tiga miliar lima ratus lima puluh enam juta lima puluh dua ribu rupiah),dengan rincian Daftar Isian Pelaksanaan Tugas (DIPA) sebagai berikut : 1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi Anggaran DIPA (01) sebesar Rp 23.556.052.000,- (Dua puluh tiga miliar lima ratus lima puluh enam juta lima puluh dua ribu rupiah), yang meliputi : a. Belanja Pegawai Belanja pegawai meliputi belanja pegawai mengikat dan tidak mengikat yang penggunaannya antara lain untuk gaji dan tunjangan, honorarium dan lembur. Honorarium yang berkaitan dengan belanja modal tidak termasuk dalam belanja pegawai. Jumlah Belanja Pegawai Tahun 2016 sebesar Rp 21.672.138.000,- (Dua puluh satu miliar enam ratus tujuh puluh dua juta seratus tiga puluh delapan ribu rupiah). b. Belanja Barang Belanja barang yaitu pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang habis pakai dalam kurun waktu satu tahun anggaran termasuk didalamnya pemeliharaan dan perjalanan. Jumlah Belanja Barang Tahun 2016 sebesar Rp 1.782.914.000,- (Satu miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta sembilan ratus empat belas ribu rupiah). c. Belanja Modal Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainnya. Jumlah belanja modal tahun 2016 sebesar Rp 101.000.000,- (Seratus satu juta rupiah). Tabel 34. Realisasi Anggaran Belanja DIPA (01) Tahun 2016 Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total
Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
Sisa (Rp)
Capaian (%)
21.672.138.000
21.518.918.702
153.219.298
99,29
1.782.914.000
1.751.001.825
31.912.175
98,21
101.000.000
100.935.948
64.052
99,93
23.556.052.000
23.370.856.475
185.195.525
99,21
Hal | 54
Grafik 8. Realisasi DIPA (01) Tahun 2016
25.000.000.000,00
20.000.000.000,00
Rupiah
15.000.000.000,00
10.000.000.000,00
5.000.000.000,00
0,00 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
2016
21.518.918.702,00
1.751.001.825,00
100.935.948,00
2015
20.126.948.881,00
1.607.423.472,00
219.474.400,00
Sumber: Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) 2016 & 2015
Tabel 35. Realisasi Belanja Pegawai Dipa (01) Badan Urusan Administrasi
No.
KODE AKUN
I.
51
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
1.
511111
Belanja Gaji Pokok PNS
2.
511119
3.
URAIAN
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
%
4.623.586.000
4.622.570.460
99,98
Belanja Pembulatan Gaji PNS
64.000
49.060
76,66
511121
Belanja Tunj. Suami/istri PNS
354.403.000
353.406.426
99,72
4.
511122
Belanja Tunj. Anak PNS
75.840.000
74.350.550
98,04
5.
511123
Belanja Tunj. Struktural PNS
72.880.000
62.055.000
85,15
6.
511124
Belanja Tunj. Fungsional PNS
13.093.324.000
13.092.270.000
99,99
7.
511125
Belanja Tunj. PPh PNS
2.478.001.000
2.468.390.746
99,61
8.
511126
Belanja Tunj. Beras PNS
178.000.000
176.438.460
99,12
9.
511129
Belanja Uang Makan PNS
683.760.000
558.330.000
81,66
10.
511151
Belanja Tunj. Umum
48.128.000
47.100.000
97,86
11.
512211
Belanja Uang Lembur
64.152.000
63.958.000
99,70
21.672.138.000
21.518.918.702
99,29
TOTAL BELANJA PEGAWAI
Hal | 55
Tabel 36.Realisasi Belanja Barang Dipa (01) Badan Urusan Administrasi No.
KODE AKUN
PAGU (Rp)
URAIAN
REALISASI (Rp)
%
1.
5212
Belanja Barang Non Operasional
117.050.000
116.992.950
99,95
2.
5241
Belanja Perjalanan Dalam Negeri
647.530.000
646.650.100
99,86
3.
5211
Belanja Barang Operasional
509.960.000
500.671.034
98,18
4.
5218
Belanja Barang Persediaan
48.746.000
45.609.900
93,57
5.
5221
Belanja Jasa
154.440.000
136.663.341
88,49
6.
5231
Belanja Pemeliharaan
305.188.000
304.414.500
99,75
1.782.914.000
1.751.001.825
98,21
TOTAL BELANJA BARANG
Tabel 37. Realisasi Belanja Modal Dipa (01) Badan Urusan Administrasi No.
KODE AKUN
PAGU (Rp)
URAIAN
REALISASI (Rp)
%
1.
532121
Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin
27.000.000
26.975.000
99,91
2.
532111
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
74.000.000
73.960.948
99,95
101.000.000
100.935.948
99,94
TOTAL BELANJA MODAL
2. DIPA (04) Badan Peradilan Agama Anggaran DIPA (04) berupa Belanja Barang sebesar Rp. 248.400.000,- (Dua ratus empat puluh delapan juta empat ratus ribu rupiah). Belanja barang pada DIPA (04) Badan Peradilan Agama ditujukan untuk menunjang kegiatan operasional persidangan peradilan, dan meningkatkan kualitas aparatur teknis peradilan dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Agama. Tabel 38. Realisasi Anggaran DIPA (04) Badilag Tahun 2016 Jenis Belanja
Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
Sisa (Rp)
Capaian (%)
Belanja Barang
248.400.000
248.040.000
360.000
99.85
Total
248.400.000
248.040.000
360.000
99.85
Hal | 56
Grafik 9. Realisasi Anggaran DIPA (04)
PAGU: 248.400.000
SISA : 360.000
REALISASI: 248.040.000
Tabel 39. Realisasi Belanja Barang DIPA (04) Badan Peradilan Agama
No.
KODE AKUN
1.
521115
Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
3.600.000
3.600.000
0
2.
521211
Belanja Bahan
5.560.000
5.480.000
80.000
3.
524111
Belanja Perjalanan Biasa
239.240.000
238.960.000
280.000
248.400.000
248.040.000
360.000
URAIAN
TOTAL BELANJA BARANG
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
Sisa
REALISASI ANGGARAN PER PROGRAM DIPA (01) digunakan untuk melaksanakan 2 (dua) program kerja yaitu : 1. (005.01.01) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung dan ; 2. (005.01.02) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung, Sedangkan DIPA (04) digunakan untuk melaksanakan 1 (satu) program kerja yaitu : (005.03.08) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama.
Hal | 57
Tabel 40. Realisasi Anggaran Per Program tahun 2016
No.
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
SISA (Rp)
%
23.455.052.000
23.269.920.527
185.131.473
99,21
PROGRAM
1.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung
2.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
101.000.000
100.935.948
64.052
99,94
3.
Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
248.400.000
211.320.000
37.080.000
85,07
Grafik 10. Realisasi Anggaran 2016 per Program
25.000.000.000 20.000.000.000
15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 Dukungan Manajemen dan Pel aksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung
Peni ngkatan Saranadan Prasarana Aparat ur Mahkamah Agung
Peni ngkatan Manajemen Peradilan Agama
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tekni s lainnya Mahkamah Agung
Peni ngkatan Saranadan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Peni ngkatan Manajemen Peradilan Agama
Pagu (Rp)
23.455.052.000
101.000.000
248.400.000
Realisasi (Rp)
23.269.920.527
100.935.948
211.320.000
185.131.473
64.052
37.080.000
Sisa (Rp)
Hal | 58
BAB IV Penutup
BAB IV PENUTUP A.
KESIMPULAN Capaian kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2016 merupakan capaian atas target kinerja tahun pertama dari Renstra Pengadilan Tinggi Semarang tahun 2016-2019. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2016 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada tahun anggaran 2016. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Selama tahun 2016 pelaksanaan tugas pada Pengadilan Tinggi Agama Semarang sudah terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya. Capaian kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2016 telah menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari jumlah indikator kinerja yang telah melampaui target dan capaian yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang telah dilaksanakan berkaitan dengan pengelolaan administrasi perkara, administrasi Agama, dan dalam hal pembinaan dan pengawasan. Namun demikian masih terdapat beberapa kendala yang berhubungan dengan masih kurangnya sumber daya manusia dan sarana prasarana khususnya pada beberapa pengadilan agama di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang.
B.
REKOMENDASI Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan tugas dan menunjang peningkatan kinerja di pengadilan sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang maka diperlukan : 1.
Penambahan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan
2.
Penambahan alokasi anggaran untuk belanja modal dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2016. Realisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang diuraikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini adalah merupakan kerja keras dari semua unsur yang terkait, mulai dari pimpinan, para hakim, pejabat struktural dan fungsional serta seluruh staf, yang telah berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai target sesuai rencana kinerja yang telah tersusun. Namun demikian kami menyadari masih ada beberapa rencana kinerja yang belum dapat diselesaikan sesuai yang ditargetkan. Akan tetapi secara umum pelaksanaan tugas pokok dalam menyelesaikan perkara menunjukkan angka yang cukup menggembirakan, sebagaimana diuraiakan di atas.
Hal | 60
Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini. Mudah-mudahan kita semua memperoleh Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya. Amin. Semarang, 31 Januari 2017 KETUA
Drs. H. Mansur Nasir,S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
Hal | 61
LAMPIRAN 1 : STRUKTUR ORGANISASI
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Nomor : W11.A/309/OT.01.2/I/2016 TENTANG PENETAPAN REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANGTAHUN 2015 - 2019 KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasar 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Semarang, maka perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Agama Semarang ;. b. bahwa dalam Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2015-2019 telah mendapat pengesahan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang ; c. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 20152019 dengan Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang.
Menimbang
:
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara ; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 14 Tahun 1985 ; 3. Undang-undang Nomor :46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi ; 4. Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman 5. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang. Nomor 7 Tahun 1989 ; 6. Undang-undang Nomor : 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 ; 7. Peraturan Presiden Nomor : 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009 ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 9. Peraturan Presiden Nomor : 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 ; 10. Peraturan Presiden RI Nomor : 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ; 11. Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan Fungsi Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor : 13 Tahun 2005 Tentang Sekretariat Mahkamah Agung RI ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor : 14 Tahun 2005 Tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung RI ; 14. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja ; 15. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ; 16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 17. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;
18. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akunbilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 19. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Per/09/M.Pan/5/2007 Tentang Pedoman Umum, Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ; 20. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 53 Tahyun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Rwviu atas Laporan Kinerja Intsansi Pemerintah ; 21. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja Serta sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi ; 22. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 11 Tahun 20111 tentang Penyampaian Laporan Akuntabiliras Kinerja Tahun 2011 dan DokuemnPenetapan Kinerja Tahun 2012 ; 23. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 005/SEK/SK/I/2010 Tentang Indikator Kinerja utama Mahkamah Agung RI ; 24. Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama. 25. Cetak Biru Mahkamah Agung RI Tahun 2010 – 2035 ; Memperhatikan
Surat
Edaran
Sekretaris
Mahkamah
Agung
Republik
Indonesia
Nomor
:
02/Bua.6/Hs/SP/III/2014 tanggal 13 Maret 2014 Tentang Penyelesaian Perkara Di :
Pengadilan Tngkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
PENETAPAN REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2015-2019
Pertama
:
Memberlakukan Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2015-2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini;
Kedua
:
Reviu Indikator Kinerja utama merupakan acuan yang digunakan Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk menetapkan rencanakinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran,menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporanakuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerjasesuai dengan dokumen perencanaan
Ketiga
:
Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan segala sesuatu akan diubah dan disempurnakan kembali sebagaimana mestinya, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini. Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 29 Januari 2016 Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018.197903.1.003
INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO 1.
KINERJA UTAMA Peningkatan penyelesaian perkara
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
PENANGGUNG JAWAB
SUMBER DATA
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan
Hakim Majelis dan Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b.
Persentase diselesaikan
Perbandingan perkara yang diselesaikan dengan Hakim Majelis perkara yang akan diselesaikan (saldo awal dan dan Panitera perkara yang masuk)
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c.
Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan
Perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan dengan perkara yang harus diselesaikan dalam waktu maksimal 3 bulan (diluar sisa perkara)
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
perkara
yang
2.
Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang mengajukan upaya hukum : a. Kasasi b. Peninjauan Kembali
Jumlah perkara yang putus dikurangi yang Hakim Majelis mengajukan upaya hukum (kasasi/peninjauan kembali) selama tahun berjalan dibagi jumlah perkara yang putus dikali seratus persen
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
3.
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas yang diajukan Perbandingan antara berkas yang diajukan Kepaniteraan banding yang disampaikan secara banding yang lengkap (terdiri dari bundel A dan lengkap B) dengan jumlah berkas yang diajukan banding
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
Perbandingan antara berkas perkara yang Kepaniteraan diterima Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
Perbandingan ratio Majelis Hakim dibandingkan dengan perkara masuk
Kepaniteraan
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Perbandingan perkara predeo yang diselesaikan dengan perkara predeo yang masuk
Majelis Hakim/ Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b. Persentase proses penyelesaian Perbandingan jumlah proses perkara yang sudah Kepanitera/Kesek perkara yang dapat diminutasi dan dapat dilihat di website Retariatan dipublikasikan Pengadilan Tingkat Banding, dengan perkara yang sudah diminutasi
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
4.
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
a.
Persentase perkara yang diselesaikan
tidak
Hakim Majelis dan Panitera
prodeo
5.
Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
b. Persentase temuan pemeriksaan eksternal ditindaklanjuti. 6.
Peningkatan kualitas SDM
Perbandingan jumlah pengaduan yang Ketua Pengadilan ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur & Pan/Sek peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
hasil Perbandingan jumlah pengaduan yang Ketua Pengadilan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur & Pan/Sek peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.
Perbandingan antara SDM Teknis yang Ketua Pengadilan lulus/bersertifikat diklat Tipikor, Niaga, PHI, & Pan/Sek Perikanan, HAM, Cakim dengan jumlah yang mengikuti diklat
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial
Perbandingan antara SDM Nonteknis yang Ketua Pengadilan lulus/bersertifikat diklat Kepemimpinan, & Pan/Sek Sertifikasi Pengadaan barang dan jasa.
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan.
Perbandingan Ketua Pengadilan Negeri yang Ketua Pengadilan telah dipromosikan dan mengikuti Fit and & Pan/Sek Proper Test untuk menduduki Ketua Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus atau Hakim Tinggi dengan jumlah yang mengikuti promosi jabatan
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Semarang, 29 Januari 2016 Ketua
Drs. H. Mansur Nasir,SH.MH NIP. 19501018 197903 1 003
RENCANA KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2016 NO 1
Peningkatan penyelesaian perkara
2
Peningkatan putusan Hakim
3
Peningkatan pengelolaan perkara
4
5
6
SASARAN STRATEGIS tingkat
akseptabilitas
efektifitas penyelesaian
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Peningkatan pengawasan
kualitas
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
INDIKATOR KINERJA
TARGET
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan
100%
c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipubliksikan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
90% 100%
40%
90%
100% 1 : 17 100% 90% 100% 100%
100% 100% 100%
Semarang, 15 Februari 2016 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
RENCANA KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2017 NO 1
Peningkatan penyelesaian perkara
2
Peningkatan putusan Hakim
3
Peningkatan pengelolaan perkara
4
5
6
SASARAN STRATEGIS tingkat
akseptabilitas
efektifitas penyelesaian
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Peningkatan pengawasan
kualitas
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
INDIKATOR KINERJA
TARGET
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan
100%
c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipubliksikan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
90% 100%
40%
90%
100% 1 : 17 100% 90% 100% 100%
100% 100% 100%
Semarang, 03 Januari 2017 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
RENCANA KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2018 NO 1
Peningkatan penyelesaian perkara
2
Peningkatan putusan Hakim
3
Peningkatan pengelolaan perkara
4
5
6
SASARAN STRATEGIS tingkat
akseptabilitas
efektifitas penyelesaian
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Peningkatan pengawasan
kualitas
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
INDIKATOR KINERJA
TARGET
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan
100%
c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipubliksikan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
90% 100%
40%
90%
100% 1 : 17 100% 90% 100% 100%
100% 100% 100%
Semarang, 03 Januari 2017 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Drs. Arief Hidayat, S.H. Jabatan : Plt. Sekretaris Pengadilan Tinggi Agama Semarang Selanjutnya disebut pihak pertama, Nama : Drs. H.Mansur Nasir, S.H.,M.H. Jabatan : Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua, Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Pihak Kedua Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Semarang, 04 Januari 2016 Pihak Pertama Plt. Sekretaris Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Drs. H.Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
Drs. Arief Hidayat, S.H. NIP. 19680904 199303 1 004
PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2016 NO
SASARAN STRATEGIS
1
Peningkatan tingkat penyelesaian
INDIKATOR KINERJA a. Persentase
perkara
sisa
TARGET
perkara
yang
100%
diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan
90%
c. Persentase perkara yang diselesaikan
100%
dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 2
Peningkatan
akseptabilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan
40%
upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali
3
Peningkatan
efektifitas
a. Persentase
pengelolaan penyelesaian perkara
banding
berkas
yang
yang
diajukan
disampaikan
90 %
secara
lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan
100 %
siap didistribusikan ke Majelis
4
Peningkatan
aksesibilitas
c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara
1 : 17
a. Persentase
yang
100%
penyelesaian
90%
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
perkara
prodeo
diselesaikan b. Persentase
proses
perkara yang dapat dipubliksikan 5
Peningkatan kualitas pengawasan
a.
Persentase
pengaduan
masyarakat
100%
yang ditindaklanjuti
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan
100%
eksternal yang ditindaklanjuti
6
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat
100%
teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat
100%
non yudisial c. Persentase
pejabat
yang
lulus
mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
100%
KEGIATAN 1. Pembianaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
ANGGARAN Rp 21.672.138.000,-
Badan Urusan Adminsitrasi 2. Pengadaan sarana dan Prasarana di Lingkungan
Rp 1.883.914.000,-
Mahkamah Agung 3. Peningkatan Manajemen Peradilan Adama
Rp 248.400.000,-
Ketua,
Semarang, 04 Januari 2016 Plt. Sekretaris
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP.19501018 197903 1 003 .
Drs. Arief Hidayat, S.H. NIP. 19680904 199303 1 004
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. Jabatan : Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang Selanjutnya disebut pihak pertama, Nama : Drs. H. Abdul Manaf, M.H. Jabatan : Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua, Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Pihak Kedua Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia
Semarang, 03 Januari 2017 Pihak Pertama Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Drs. H. Abdul Manaf, M.H. NIP. 19580714 198403 1 005
Drs. H.Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2017 NO
SASARAN STRATEGIS
1
Peningkatan tingkat penyelesaian
INDIKATOR KINERJA a. Persentase
perkara
sisa
TARGET
perkara
yang
100%
diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan
90%
c. Persentase perkara yang diselesaikan
100%
dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 2
Peningkatan
akseptabilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan
40%
upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali
3
Peningkatan
efektifitas
a. Persentase
pengelolaan penyelesaian perkara
banding
berkas
yang
yang
diajukan
disampaikan
90 %
secara
lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan
100 %
siap didistribusikan ke Majelis
4
Peningkatan
aksesibilitas
c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara
1 : 17
a. Persentase
yang
100%
penyelesaian
90%
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
perkara
prodeo
diselesaikan b. Persentase
proses
perkara yang dapat dipubliksikan 5
Peningkatan kualitas pengawasan
a.
Persentase
pengaduan
masyarakat
100%
yang ditindaklanjuti
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan
100%
eksternal yang ditindaklanjuti
6
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat
100%
teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat
100%
non yudisial c. Persentase
pejabat
yang
lulus
mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
100%
KEGIATAN
ANGGARAN
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
Rp 173.880.000,-
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Rp 24.038.227.000,-
Tugas Teknis Lainnya Jumlah seluruhnya
Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung Republik Indonesia
Drs. H. Abdul Manaf, M.H. NIP. 19580714 198403 1 005
.
Rp 24.212.107.000,-
Semarang, 03 Januari 2017 Ketua
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
DITERBITKAN OLEH : PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Jl. Hanoman No. 18 Semarang, telepon : 024 760 0803 dan Fax. : 024 7603866.
website: www.pta-semarang.go.id , email:
[email protected]
Pengadilan Agama merupakan Pengadilan yang bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shodaqoh dan ekonomi syari'ah, sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan telah disempurnakan menjadi Undang - Undang Nomor 50 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Visi
Misi 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi; 2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat; 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien; 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien; 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengadilan Tinggi Agama Semarang sebagai salah satu Pengadilan Tingkat Banding yangmempunyai wilayah yurisdiksi cukup besar yaitu 36 Pengadilan Agama se-Jawa Tengah, Oleh karena itu manajemen yang berorientasi pada hasil dan perencanaan strategis merupakan hal terpenting. Pengadilan Tinggi Agama Semarang berupaya sesegera mungkin untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Rencana Strategis2015 - 2019 ini akan menggambarkan kondisi perkembangan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam melaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan, disamping itu didalamnya juga tergambar pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kinerja Peradilan Agama se- Jawa Tengah. Keberhasilan pelaksanaan peran dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama ini sangat memerlukan dukungan berupa komitmen pimpinan serta seluruh unsure civitas peradilan terhadap keberadaan dan peranan yang diemban Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Kami menyadari bahwa perencanaan strategis bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi merupakan suatu proses yang dinamis dan harus terus menerus dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perencanaan strategis Pengadilan disusun sebagai suatu siklus berkelanjutan, yang akan mendasari kegiatan organisasi sehari-hari, dan akan menjadi ajang komunikasi antara organisasi dengan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kami bersyukur walaupun dengan keterbatasan kuantitas sumber daya manusia yang
i
ada di Pengadilan Tinggi Agama Semarang, namun atas kerjasama yang baik dari semua pihak, buku Rencana Strategis 2015 - 2019 ini dapat disusun dengan optimal. Semoga buku Rencana Strategi 2015 - 2019 ini dapat bermanfaatdan dapat dijadikan bahan acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (operational plan); penyusunan rencana kinerja (performance plan); pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan; serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang dan Pengadilan Agama se- Jawa Tengah.
Semarang, 29 Januari 2016 K E T U A,
Drs. H. Mansur Nasir,S.H.,M.H. NIP: 19501018 197903 1 003
ii
Daftar Isi Prakata.............................................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................... iii
Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 Pendahuluan ............................................................................................... 1 1. Kondisi Umum ......................................................................................... 1 1.1. Sejarah Singkat ................................................................................. 2 1.2. Dasar Hukum Pembentukan ............................................................. 3 1.3. Tugas Pokok dan Fungsi................................................................... 4 1.4. Kekuasaan dan Kewenangan Peradilan Agama ................................ 4 1.5. Potensi dan Permasalahan ............................................................... 9 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis ...................................................... 13 2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis .................................................. 14 2.1. Visi .................................................................................................. 15 2.2 Misi ................................................................................................. 15 2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis .......................................................... 16 2.4. Indikator Kinerja Utama .................................................................. 16 2.5. Program dan Kegiatan ..................................................................... 19 Arah Kebijakan Dan Strategi........................................................................ 21 3. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Semarang ........... 22 3.1. Peningkatan Kinerja ......................................................................... 22 3.2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ............................................ 23 Penutup ...................................................................................................... 25 Lampiran - Lampiran
BAB I Pendahuluan
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan
1. Kondisi Umum
P
engadilanTinggi Agama Semarang sebagai salah satu kawal depan Mahkamah Agung RI mempunyai tugas yang sangat berat, baik yang berkenaan dengan penyiapan sarana dan prasarana pendukung kinerja aparatur Peradilan Agama se Jawa Tengah maupun yang berkenaan dengan pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia, hal ini dalam rangka meningkatkan kinerja Peradilan Agama se Jawa Tengah agar mampu memberikan pelayanan prima dan sewajarnya kepada masyarakat pencari keadilan. Pengadilan Tinggi Agama Semarang beralamat di jalan Hanoman No. 18 Semarang, dengan nomor telepon : 024 760 0803 dan Fax. : 024 7603866. Pengadilan tingkat banding ini memiliki website di alamat:www.pta-semarang.go.iddan email:
[email protected] Dengan mewilayahi 36 satuan kerja Pengadilan Agama yang tersebar di 36 Kota dan Kabupaten se-Jawa Tengah serta mempunyai 1.125orang pegawai menjadikan kendala tersendiri dalam mewujudkan idealism institusi. Lebih-lebih sejak tahun 2009 Pengadilan Tinggi Agama Semarang diangkat menjadi Koordinator Wilayah 4 (empat) Lingkungan Peradilan seJawa Tengah yang salah satu tugasnya adalah menjadi penanggung jawab administratif terhadap kebenaran pelaporan Keuangan dan pelaporan Barang Milik Negara yang bermuara pada Laporan Keuangan (LK) masing-masing satuan kerja. Dengan demikian, agar tugas dan tanggung jawab institusi dapat berjalan prima,maka dibutuhkan tekad yang kuat dan perjuangan yang keras serta konsentrasi tinggi seluruh aparatur Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalammelaksanakantugaspokokdanfungsinya.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 1
1.1.
Sejarah Singkat
Sejarah terbentuknya Pengadilan Tinggi Agama Semarang tidak akan terlepas dari sejarah berdirinya Peradilan pada umumnya dan terbentuknya Mahkamah Islam Tinggi. Era sebelum penjajahan Sebelum masuknya Islam ke Indonesia, dimana pada saat itu masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu, sistem Peradilan yang ada terbagi dua macam peradilan yaitu Peradilan Pradata dan Peradilan Pandu. Peradilan Pradata adalah peradilan yang berkenaan dengan urusan urusan raja, sedangkan Peradilan Pandu adalah peradilan yang mengurusi selain yang berkenaan dengan urusan raja. Dengan masuknya agama Islam ke Indonesia yang dibawa oleh pada saudagar dari Mekah dan Madinah pada abad ketujuh Masehi, sistem Peradilan tersebut kemudian diubah oleh Raja Mataram Sultan Agung. Perubahan itu dimulai dengan adanya perubahan nama dari Peradilan Pradata diganti menjadi Peradilan Surambi. Begitu jugamengenai tempat Peradilan yang semula dilaksanakan di Sitihinggil dan dilaksanakan oleh Raja, dialihkan ke serambi Masjid Agung dan dilaksanakan oleh para Penghulu yang dibantu oleh para Alim Ulama. Pada akhir pemerintahan kerajaan Mataram ada perkembangan sistem peradilan ditandai dengan munculnya tiga macam peradilan yaitu Pengadilan Agama, Pengadilan Drigama dan Pengadilan Cilaga. Pengadilan Agama mengadili perkara berdasar hukum Islam, Pengadilan Drigama mengadili perkara berdasarkan dengan hukum Jawa Kuno sedang Pengadilan Cilaga adalah Pengadilan wasit atau yang berhubungan dengan sengketa Perniagaan. Era Penjajahan Belanda Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa sistem peradilan Islam telah ada seiring dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, sehingga telah mempunyai kedudukan yang kuat dalam masyarakat Indonesia, hal ini ditandai dengan munculnya kerajaankerajaan Islam diwilayah Nusantara yang melaksanakan hukum Islam dan melembagakannya dalam suatu sistem peradilan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan sistem pemerintahan diwilayah kekuasaannya. Dengan melihat sistem hukum yang telah ada dan berkembang dimasyarakat pada saat itu, maka pemerintah Hindia Belanda membentuk lembaga peradilan bagi masyarakat Islam pada tahun 1938.Pada saat itudimulailah babak baru secara resmi struktur Peradilan Agama , yaitu dengan dibentuknya Mahkamah Islam Tinggi pada tanggal 1
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 2
Januari 1938 berdasarkan Surat Gubernur Jenderal Belanda tanggal 12 Nopember 1937 No. 18 dan berkedudukan di Surakarta. Masa Penjajahan Jepang Namun pada masa pendudukan Jepang Mahkamah Islam Tinggi mengalami kesulitan dan pada bulan Maret 1942 harus ditutup serta dilakukan penyegelan terhadap kantor Mahkamah Islam Tinggi . Namun pada tanggal 18 Mei 1942 Mahkamah Islam Tinggi boleh dibuka kembali dengan berubah namaKaikyoo Kootoo Hooin. Masa Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka, atas usul Menteri Agama maka Pemerintah pada tanggal 26 Maret 1946 menerbitkan Penetapan Pemerintah Nomor 5 tahun 1946, yang berisi tentang penyerahan Mahkamah Islam Tinggi dari Menteri Kehakiman kepada Menteri Agama. Seiring dengan berkembangnya zaman dan keluarnya ketentuan bahwa tempat dan kedudukan Pengadilan Tingkat Banding harus terletak di ibukota propinsi, maka pada tanggal 23 Juni 1987 Mahkamah Islam Tinggi Surakarta berpindah kedudukan dari Surakarta ke Semarang dengan nama Pengadilan Tinggi Agama Semarang.
1.2.
Dasar Hukum Pembentukan
1. Pengadilan Tinggi Agama semarang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 18 tanggal 12 Nopember 1937 dengan nama ‘Hof Voor Islamietische Zaken. 2. Mahkamah Islam Tinggi berdiri sejak tanggal 1 Januari 1938 berdasarkan surat Gubernur Jenderal Belanda Nomor 18 tanggal 12 Nopember 1937. 3. Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 71 tahun 1976 tentang Pembentukan Mahkamah Islam Tinggi di Surabaya dengan menyebutkan sebagai cabang dari Mahkamah Islam Tinggi yang berkedudukan di Surakarta. 4. Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 6 tahun 1980 tentang Perubahannama Mahkamah Islam Tinggi di Semarang manjadi Pengadilkan Tinggi Agama Semarang. 5. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama pasal 106 yang berbunyi : a. Semua Badan Peradilan Agama yang telah ada dinyatakan sebagai Badan Peradilan Agama menurut Undang-Undang ini. b. Semua peraturan pelaksanaan yang telah ada mengenai Peradilan Agama dinyatakan tetap berlaku selama ketantuan baru berdasarkan Undang-Undang
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 3
ini belum dikeluarkan, sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini. 6. Perma Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan tata kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
1.3.
Tugas Pokok dan Fungsi
Sebagai Pengadilan Tinggat Banding, Pengadilan Tinggi Agama Semarang bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam Tingkat Banding.Disamping tugas dan kewenangan tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Semarang mempunyai fungsi : 1. Memberikan pelayanan teknis yudisial dalam perkara banding. 2. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding. 3. Memberi keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada Instansi Pemerintah se Jawa Tengah apabila diminta. 4. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Jurusita didaerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang. 5. Mengadakan pengawasan terhadap jalannya peradilan serta menjaga agar diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. 6. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan Pengadilan Tinggi Agama Semarang dan Pengadilan Agama se Jawa Tengah. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainya dalam pembinaan hukum agama seperti pelayanan riset/penelitian, penyuluhan hukum, monitoring istbat kesaksian rukyat hilal dan memberikan keterangan/nasehat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan waktu shalat.
1.4.
Kekuasaan dan Kewenangan Peradilan Agama
Berdasarkanpasal 49 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan kini telah diubah dan
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan
4
ditambah dengan Undang-undangNomor 50 tahun 2009 TentangPeradilan Agama, kekuasaan dan kewenangan Peradilan Agama adalah memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang : a. Perkawinan; b. Waris; c. Wasiat; d. Hibah; e. Wakaf; f. Zakat; g. Infak; h. Shadaqah; i. Ekonomi Syariah; Adapun yang dimaksud dengan “Perkawinan” adalah hal-hal yang diatur dalam Undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku dan dilakukan menurut syariah, antara lain : 1. Izin beristeri lebih dari seorang; 2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun, dalam hal orangtua, wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat; 3. Dispensasi kawin; 4. Pencegahan perkawinan; 5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah; 6. Pembatalan perkawinan; 7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan isteri, 8. Perceraian karena talak; 9. Gugatan perceraian; 10. Penyelesaian harta bersama; 11. Penguasaan anak; 12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya; 13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas isteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri; 14. Putusan mengenai sah tidaknya seorang anak; 15. Putusan mengenai pencabutan kekuasaan orang tua; 16. Pencabutan kekuasaan wali; 17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut;
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 5
18. Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 tahun yang ditinggal kedua orang tuanya; 19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah kekuasaannya; 20. Penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam; 21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran; Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan sejalan menurut ketentuan peraturan yang lain; Yang dimaksud dengan ’Waris‘ adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris. Yang dimaksud dengan ‘Wasiat‘ adalah perbuatan seseorang memberikan suatu benda/manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah pemberi wasiat tersebut meninggal dunia. Yang dimaksud dengan ‘Hibah‘ adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki. Yang dimaksud dengan ‘Wakaf‘ adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagaian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah. Yang dimaksud ‘Zakat‘ adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki orang muslim sesuai dengan ketentuan Syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Yang dimaksud dengan ‘Infaq‘ adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makan, minuman, mendermakan, memberikan rizki berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah SubhanahuWataala.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 6
Yang dimaksud dengan ‘Shadaqah‘ adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasai oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridlo Allah Subhanahuwataala dan pahala semata. Yang dimaksud dengan ‘EkonomiSyariah‘ adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip-prinsip Syariah, antara lain meliputi : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Bank Syariah; Lembaga Keuangan Mikro Syariah; Asuransi Syariah; Reasuransi Syariah; Reksadana Syariah; Obligasi Syariah; Surat berharga berjangka menengah Syariah; Sekuritas Syariah; Pembiayaan Syariah; Pegadaian Syariah; Dana pensiun Lembaga Keuangan Syariah, dan Bisnis Syariah,
Untuk mendukung seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Semarang mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut :
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan
7
Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2010-2014 disusun dalam koridor Rencana Strategis Mahkamah Agung RI dalam rangka pemenuhan tugas pokok dan fungsi di atas. Diharapkan dengan adanya Rencana Strategis ini, pemenuhan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Semarang dapat dilakukan secara lebih terarah dan terkendali serta senantiasa secara dinamis mengakomodasi dan mengantisipasi perubahan lingkungan internal dan eksternal yang terjadi.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan
8
1.5.
Potensi Dan Permasalahan N
Indikator
o
Kinerja
1
Potensi
Permasalahan
Penyelesaia -
SuratEdaranMahkamahAgungNo2Tahun
Masih
n Perkara
2014
penyelesaiannya lebih dari 3
Tentang
diPengadilan Tingkat
Penyelesaian Tingkat
pada
Perkara
Pertama 4
dan
ada
perkara
yang
(tiga) bulan.
(Empat)
LingkunganPeradilan -
StandarOperasionalPenyelesaianPerkara PengadilanTinggiAgama Semarang
2
Manajemen
-
Pemanfaatan Teknologi Informasi
-
Masih
banyak
keluahan
Penanganan -
Menggunakan aplikasi Sistim Iformasi
publik
Perkara
Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah
informasi pada SIPP dan
Agung
belum
-
Menggunakan template putusan
untuk mengontrol secara
-
Regulasi
Mahkamah
Agung
yang
mendukung SIPP
tentang ada
akurasi
kemampuan
efektif -
Masih terdapat kelemahan akurasi
data
dan
kerja
sumber
etos daya
manusia
dalam
memanfaatkan SIPP untuk penanganan perkara.
3
Penerimaan -
Untuk
meningkatkan
kompetensi
masyarakat
penyelesaian perkara, telah dilakukan
masuk ke MA disebabkan
terhadap
diklat spesialisasi hakim dalam penangan
ketiadkpuasan
putusan
perkara.
pencari keadilan terhadap
-
Tingginya jumlah perkara para
hasil putusan di Penadilan Tingkat Pertama maupun tingkat banding, sehingga memicu
para
pihak
melakukan upaya hukum kasasi. 4
Akses
-
Akses pengadilan terhadap masayarakat
-
Keterbatasan
anggaran
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 9
terhadap
miskin dan termajinarkan : posbakum,
untuk
pengadilan
prodeo, zitting plat
fasilitas prodeo.
-
Surat Edaran MA RI Nomor 10 Tahun 2010
-
tentang
Pedoman
-
Pemberian
menyediakan
Masih
adanya
keluhan
publik
bahwa
sarana
Bantuan Hukum jo Perma Nomor 1 Tahun
informasi yang disediakan
2014
belum
tentang
Pedoman
Layanan
menjamin
Pemberian Hukum Bagi Masyarakat
sepenuhnya transfaransi di
Tidak Mampu di Pengadilan
pengadilan.
Akses informasai menggunakan sarana meja informasi dan teknologi informasi
-
SK Ketua MA RI Nomor 1-144/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi pengadilan
5
Sumber
-
Daya Manusia
-
Pelatihan bagi tenaga teknis dan non
-
Masih
lemahnya
teknis di Pengadilan
pemahaman
Fit an proper test dalam rangka promosi
terhadapkebijakan teknis
jabatan
dan non teknis peradilan. -
Pola
karir
yang
belum
sesuai dengan kompetensi -
Beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang
beban
sangat
kerjanya
tinggi
beberapa
tetapi
posisi
beban
lainnya
kerajanya
cenderung rendah. 6
Fugsi
-
Pengawasan
Pengadilan menjadi dalam
Tinggi
ujung
Agama
tombak
menindaklanjuti
Semarang pengawasan
laporan
sumber
daya
manusia. -
Masih banyak masyarakat
Peraturan bersama MA RI dan Komisi
yang
Yudisisial Nomor 02/PB/MA/IX/2012 dan
mekanisme pengaduan.
02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan
Kode
Etik
dan
Pedoman
Perilaku Hakim. -
Keterbatasan kualitas dan kuantitas
dari
daerah. -
-
KMA
RINomor076/KMA/SK/VI/2009 pelaksanaan
Belum
memahami
adanya
jaminan
regulasi mengenai
kerahasiaan
Keputusan petunjuk
-
belum
tentang
penanganan
dan
perlindungan
terhadap
identitas
pelapor
pengaduan.
pengaduandilingkunganlembagaPeradila
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 10
n dan Perma Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pengaduan
Pedoman
Penangananan
(whistleblowing)
di
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Pendahuluan 11
BAB II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| Visi, Misi Tujuan dan Sasaran Strategis .
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis
S
ebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pengadilan Tinggi Agama Semarang, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategis yang merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia pengawasan dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global. Perencanaan strategis ini merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun untuk diimplementasikan dengan suatu strategi yang mencakup sejumlah langkah atau taktik yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan. Dangan perencanaan strategis, Pengadilan Tinggi Agama Semarang diharapkan dapat membangun strateginya sebagai bagian penting organisasi yang berorientasi pada hasil yang diinginkan di masa mendatang. Berdasarkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis dangan mengantisipasi perkembangan masa depan. Dengan penetapan visi, misi dan strategi yang jelas dan tepat, maka Pengdilan Tinggi Agama Semarang diharapkan akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini akan diuraikan tentang visi, misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| Visi, Misi Tujuan dan Sasaran Strategis14 .
2.1. Visi Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 2015 - 2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Agama diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 2019. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Adapun Visi Pengadilan Tinggi Agama Semarang adalah sebagai berikut:
2.2. Misi Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Misi Pengadilan Tinggi Agama Semarang adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi; 2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat; 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien;
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| Visi, Misi Tujuan dan Sasaran Strategis15 .
4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien; 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.3. Tujuan Dan Sasaran Strategis Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Semarang adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan; 2. Keterjangkauan pelayanan badan peradilan; 3. Meningkatnya kepastian hukum; Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Semarang adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim. 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice). 5. Peningkatan kualitas pengawasan. 6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
2.4. Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| Visi, Misi Tujuan dan Sasaran Strategis . 16
No 1.
Tujuan
Sasaran Strategis
Memenuhi kebutuhan
1. Peningkatan dan
penyelesaian perkara
kepuasan
Indikator Kinerja Utama a. Persentase
sisa
yang
diselesaikan. perkara
yang
diselesaikan.
pencari keadilan
b. Perbandingnan perkara yang diselesaikan dengan perkara yg akan diselesaikan.
c. Persentase
2. Peningkatan
a. Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan.
b. Persentase
masyarakat
perkara
Penjelasan Indikator Kinerja Utama
yang
c. Perbandingan antara perkara yang diselesaikan dalam
diselesaikan dalam jangka waktu 3
jangka waktu makskimal 3 bulan dengan perkara yg telah
maksimal bulan.
diselesaikan. tidak
Jumlah perkara yang putus dikurangi yang mengajukan upaya
aksesbilitas putusan
mengajukan upaya hukum (kasasi dan
hukum kasasi dan peninjauan kembali selama tahun berjalan
hakim
peninjauan kembali).
dibagi jumlah perkara yang diputus dikali seratus persen.
a. Persentase berkas perkara yang
a. Perbandingan antara berkas perkara yg diajukan banding
3. Peningkatan
Persentase
perkara
perkara
yang
efektifitas
diajukan
pengelolaan
disampaikan secara lengkap.
penyelesaian perkara
banding
yang
yang lengkap (terdiri dari bundel A dan Bundel B) dengan jumlah berkas yang diajukan banding.
b. Persentase berkas yag diregister
b. Perbandingan antara berkas perkara yang diterima di
dan siap didistribusikan ke Majelis.
Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke
c. Ratio
Majelis
Hakim
Terhadap
Perkara.
Majelis. c. Perbandingan ratio Majelis Hakimdibandingkan dengan perkara masuk.
2
Keterjangkauan
4. Peningkatan
pelayanan badan
aksesbilitas
peradilan
masyarakat terhadap peradilan (access to
a. Persentase
perkara
prodeoyang
diselesaikan. b. Persentase
a. Perbandingan perkara yang diselesaikan. b. Perbandingnan
proses
penyelesaian
perkara yang dipublikasikan.
jumlah
proses
perkara
yang
sudah
diminutasi dan dapat dilihat di web Pengadilan Tingkat Banding dengan perkara yang sidah diminutasi.
justice)
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| Visi, Misi Tujuan dan Sasaran 17 Strategis .
3.
Meningkatnya kepastian hukum
5. Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. b. Persentase pemeriksaan
a. Perbandingan
jumlah
pengaduan
yang
ditindaklanjuti
mengenai perilaku aparatur peradilan dengan jumlah
temuan
hasil
eksternal
yang
ditindaklanjuti.
pengaduan yang dilaporkan. b. Perbabdingan
jumlah
pengaduan
yang
ditindaklanjuti
mengenai perilaku aparatur peradilan dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan.
6. Peningkatan kualitas SDM
a. Persentase pegawai
yang
lulus
diklat teknis yudisial. b. Persentae
pegawai
terknis yudisial dengan jumlah yang mengikuti. yang
lulus
diklat non teknis yudisial. c. Persentase
pejabat
a. Perbadingan antara SDM Teknis Yudisial yang lulus diklat b. Perbadingan antara SDM Teknis Non Yudisial
yang lulus
diklat Non terknis yudisial dengan jumlah yang mengikuti.
yanglulus
c. PerbandinganKetuaPengadilanA g a m a
mengikuti fit and proper tes dalam
y angtelahdipromosikandanmengikutiFitandProperTest
rangka promosi.
untukmenduduki jenjang berikutnyadengan jumlah yang mengikuti promosi jabatan.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| Visi, Misi Tujuan dan Sasaran Strategis . 18
2.5. Program Dan Kegiatan Sembilansasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. ProgramPeningkatan Manajemen Peradilan Agama Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Semarang dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah : 1. Penyelesaian Perkara Perdata; 2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata; 3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu; 4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu; 5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara. b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah : 1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial; 2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk; 3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa. c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019| 19 Visi, Misi Tujuan dan Sasaran Strategis .
BAB III Arah Kebijakan dan Strategi
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup
3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG
D
alam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan serta sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Tinggi Agama Semarang dituntut untuk menetapkan arah, kebijakan dan strategi yang bisa membawa Pengadilan Tinggi Agama Semarang meraih “Goal Setting” yang telah dirancang. Oleh karena itu, maka Pengadilan Tinggi Agama Semarang telah menentukan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut : 3. 1. Peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja : Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan teknologi informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup 22
3.2. Peningkatan kualitas pelayanan publik. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan. Memiliki mekanisme penanganan pengaduan Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup 23
BAB IV Penutup
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup
4. PENUTUP
R
encana strategis Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 2015 - 2019 diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk menggambarkan peta permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan, program yang ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun waktu lima tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan. Rencana stretegis Pengadilan Tinggi Agama Semarang harus terus disempurnakan dari waktu kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola. Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja dilingkungan Pengadilan Tinggi Agama Semarang memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran program selama lima tahun yaitu 2015 - 2019, sehingga visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Semarang dapat terwujud dengan baik.
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup 26
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup
Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang 2015 - 2019 | Penutup
MATRIK RENCANA STRATEGIS KINERJA 2015 – 2019 . Visi Misi
: Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Semarang Yang Agung. : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
TARGET KINERJA PROGRAM / KEGIATAN
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA 2015
Peningkatan
Manajemen 1.
Pertadilan Agama
2016
2017
2018
2019
Peningkatan
1. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
penyelesaian perkara
2. Persentase perkara yang diselesaikan
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
dalam
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Peningkatan aksesbilitas
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
40 %
40 %
40 %
40 %
40 %
putusan hukum
hukum kasasi dan PK
Peningkatan efektifitas
1. Persentase
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1 : 19
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1 : 17
3. Persentase
perkara
yang
diselesaikan
jangka waktu maksimal 3 bulan 2. 3.
pengelolaan penyelesaian pderkara
berkas
perkara
yang
diajukan
banding yang disampaikan secara lengkap 2. Persentasw berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 3. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
Program
dukungan
manajemen pelaksanaan teknis
4. dan
tugas lainnya
Mahkamah Agung/
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan justice)
(acces to
1.
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Persentase
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
proses
penyelesaian
yang dapat dipublikasikan
perkara
Pembinaan
Administrasi
dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi 5. Peningkatan
kualitas
1. Persentase
yang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
pengawawan
pengaduan
masyarakat
ditindaklanjuti yang ditindaklanjuti
6. Peningkatan
kualitas
1.
Sumber Daya Manusia
Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.
2.
Persentase
pegawai
yang
lulus
diklat
non
yudisiall 3.
Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
Semarang, 29 Januari 2016 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, SH., MH NIP. 19501018 197903 1 003
MATRIKS RENCANA STRATEGIS PENDANAAN 2015 – 2019
Rencana Alokasi No
Kegiatan / Jenis Belanja
Volume 2015
2016
2017
2018
2019
1
Belanja Pegawai
12 Bulan
8.000.000.000
8.000.000.000
8.000.000.000
8.000.000.000
8.000.000.000
2
Belanja Barang
15 Kegiatan
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3
Belanja Modal
1 Paket
3.000.000.000
40.000.000.000
8.000.000.000
7.000.000.000
2.000.000.000
4
Penanganan Perkara
12 Bulan
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
Semarang, 29 Januari 2016 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, SH., MH NIP. 19501018 197903 1 003
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Nomor : W11.A/310/OT.01.2/I/2016 TENTANG REVIU RENSTRA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2015 - 2019 KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Menimbang
:
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasar 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Semarang, maka perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Agama Semarang ;. b. bahwa dalam Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 20152019 telah mendapat pengesahan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang ; c. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 20152019 dengan Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara ; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 ; 3. Undang-undang Nomor :46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi ; 4. Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman 5. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang. Nomor 7 Tahun 1989 ; 6. Undang-undang Nomor : 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 ; 7. Peraturan Presiden Nomor : 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009 ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 9. Peraturan Presiden Nomor : 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 ; 10. Peraturan Presiden RI Nomor : 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ; 11. Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan Fungsi Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor : 13 Tahun 2005 Tentang Sekretariat Mahkamah Agung RI ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor : 14 Tahun 2005 Tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung RI ; 14. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja ; 15. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ; 16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 17. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 18. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akunbilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;
19. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Per/09/M.Pan/5/2007 Tentang Pedoman Umum, Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ; 20. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 53 Tahyun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Rwviu atas Laporan Kinerja Intsansi Pemerintah ; 21. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja Serta sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi ; 22. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 11 Tahun 20111 tentang Penyampaian Laporan Akuntabiliras Kinerja Tahun 2011 dan DokuemnPenetapan Kinerja Tahun 2012 ; 23. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 005/SEK/SK/I/2010 Tentang Indikator Kinerja utama Mahkamah Agung RI ; 24. Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama. 25. Cetak Biru Mahkamah Agung RI Tahun 2010 – 2035 ; Memperhatikan :
Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 02/Bua.6/Hs/SP/III/2014 tanggal 13 Maret 2014 Tentang Penyelesaian Perkara Di Pengadilan Tngkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
Pertama
:
Kedua
:
Ketiga
:
PENETAPAN REVIU RENSTRA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2015-2019 Memberlakukan Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 20152019 sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini; Reviu Renstra merupakan acuan yang digunakan Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen perencanaan; Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan segala sesuatu akan diubah dan disempurnakan kembali sebagaimana mestinya, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini.
Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 29 Januari 2016 Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018.197903.1.003
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Nomor : W11.A/310/OT.01.2/I/2016 TENTANG REVIU RENSTRA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2015 - 2019 KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Menimbang
:
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasar 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Semarang, maka perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Agama Semarang ;. b. bahwa dalam Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang tahun 20152019 telah mendapat pengesahan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang ; c. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 20152019 dengan Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara ; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 ; 3. Undang-undang Nomor :46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi ; 4. Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman 5. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang. Nomor 7 Tahun 1989 ; 6. Undang-undang Nomor : 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 ; 7. Peraturan Presiden Nomor : 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009 ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 9. Peraturan Presiden Nomor : 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 ; 10. Peraturan Presiden RI Nomor : 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ; 11. Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan Fungsi Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor : 13 Tahun 2005 Tentang Sekretariat Mahkamah Agung RI ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor : 14 Tahun 2005 Tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung RI ; 14. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja ; 15. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ; 16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 17. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 18. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akunbilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;
19. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Per/09/M.Pan/5/2007 Tentang Pedoman Umum, Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ; 20. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 53 Tahyun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Rwviu atas Laporan Kinerja Intsansi Pemerintah ; 21. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja Serta sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi ; 22. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 11 Tahun 20111 tentang Penyampaian Laporan Akuntabiliras Kinerja Tahun 2011 dan DokuemnPenetapan Kinerja Tahun 2012 ; 23. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 005/SEK/SK/I/2010 Tentang Indikator Kinerja utama Mahkamah Agung RI ; 24. Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama. 25. Cetak Biru Mahkamah Agung RI Tahun 2010 – 2035 ; Memperhatikan :
Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 02/Bua.6/Hs/SP/III/2014 tanggal 13 Maret 2014 Tentang Penyelesaian Perkara Di Pengadilan Tngkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
Pertama
:
Kedua
:
Ketiga
:
PENETAPAN REVIU RENSTRA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2015-2019 Memberlakukan Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Semarang Tahun 20152019 sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini; Reviu Renstra merupakan acuan yang digunakan Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen perencanaan; Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan segala sesuatu akan diubah dan disempurnakan kembali sebagaimana mestinya, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini.
Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 29 Januari 2016 Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Drs. H. Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018.197903.1.003
MATRIK RENCANA STRATEGIS KINERJA 2015 – 2019 . Visi Misi
: Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Semarang Yang Agung. : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
TARGET KINERJA PROGRAM / KEGIATAN Peningkatan
SASARAN STRATEGIS
Manajemen 1.
Pertadilan Agama
INDIKATOR KINERJA 2015
2016
2017
2018
2019
Peningkatan
1. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
penyelesaian perkara
2. Persentase perkara yang diselesaikan
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
3. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
40 %
40 %
40 %
40 %
40 %
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1 : 19
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2. Persentase
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
jangka waktu maksimal 3 bulan 2.
Peningkatan aksesbilitas
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya putusan
hukum kasasi dan PK
hukum 3.
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian pderkara
Program manajemen
dukungan dan
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat
1. Persentase
berkas
perkara
yang
diajukan
banding yang disampaikan secara lengkap 2. Persentasw berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 3. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara proses
penyelesaian
perkara
pelaksanaan teknis
tugas lainnya
terhadap peradilan
yang dapat dipublikasikan
(acces to justice)
Mahkamah Agung/ Pembinaan Administrasi dan
Pengelolaan
Keuangan Badan Urusan Administrasi 5. Peningkatan
kualitas
1. Persentase
yang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
pengawawan
pengaduan
masyarakat
ditindaklanjuti yang ditindaklanjuti
6. Peningkatan
kualitas
1.
Sumber Daya Manusia
Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.
2.
Persentase
pegawai
yang
lulus
diklat
non
yudisiall 3.
Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan
Semarang, 29 Januari 2016 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, SH., MH NIP. 19501018 197903 1 003
MATRIKS RENCANA STRATEGIS PENDANAAN 2015 – 2019
Rencana Alokasi No
Kegiatan / Jenis Belanja
Volume 2015
2016
2017
2018
2019
1
Belanja Pegawai
12 Bulan
8.000.000.000
8.000.000.000
8.000.000.000
8.000.000.000
8.000.000.000
2
Belanja Barang
15 Kegiatan
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
3
Belanja Modal
1 Paket
3.000.000.000
40.000.000.000
8.000.000.000
7.000.000.000
2.000.000.000
4
Penanganan Perkara
12 Bulan
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
Semarang, 29 Januari 2016 Ketua,
Drs. H. Mansur Nasir, SH., MH NIP. 19501018 197903 1 003
PENGUKURAN KINERJA PER TRIWULAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2016 NO
SASARAN
INDIKATOR
1
Peningkata n tingkat penyelesaia n perkara
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara dalam jangka waktu maksimal 3 bulan yang harus diselesaikan Persentase perkara yang tidakmengajuka n upaya hukum: - Kasasi Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara
2
Peningkata n akseptabilit as putusan Hakim
3
Peningkata n efektifitas pengelolaan penyelesaia n perkara
TERGET TRIWULAN II II 100 % 100 %
IV 100 %
I 100 %
90 %
90 %
90 %
90 %
91 %
92 %
93 %
94 %
101 %
102 %
103 %
104 %
100 %
100 %
100 %
100 %
90 %
91 %
91 %
92.2%
90 %
91 %
91 %
92.2%
40 %
40 %
40 %
40 %
45 %
45.5 %
46 %
46.8 %
112.5 %
113.8 %
115 %
117 %
90 %
90 %
90 %
90 %
96 %
96 %
96 %
106.6 %
106.6 %
106.6 %
106.6 %
I 100 %
REALISASI TRIWULAN II II 100 % 100 %
96 %
IV 100 %
I 100 %
CAPAIAN TRIWULAN II III 100 % 100 %
IV 100 %
4
5
Peningkata n aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
Peningkata n kualitas pengawasan
lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusik an ke Majelis c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase berkas proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasika n a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanj uti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan ekternal yang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1 : 17
1 : 18
1 : 18
1 : 18
1 : 18
94 %
94 %
94 %
105.8 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
90 %
90 %
90 %
90 %
86 %
86.5%
87 %
87.5 %
95.5 %
96.1 %
96.6 %
97 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6
Peningkata n kualitas Sumber Daya Manusia
ditindaklanj uti a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yustisial b. Persentase pegawai yang lukus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lukus mengikuti fit and proper tes dalam rangka promosi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
Ketua,
Semarang, 29 Januari 2016 Plt. Sekretaris
Drs. H.Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
Drs. Arief Hidayat, S.H. NIP. 19680904 199303 1 004
PENGUKURAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN 2016 NO 1
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
Peningkatan tingkat penyelesaian perkara
PERSENTASE
TARGET
REALISASI
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100%
100%
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan
90%
94 %
104 %
c. Persentase perkara dalam jangka waktu maksimal 6
100%
100%
100%
40 %
46.79 %
116.97 %
90 %
96 %
106.6 %
100%
100%
100%
c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara
1 : 17
1 :18
105.8 %
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100%
100%
100%
b. Persentase berkas proses penyelesaian perkara
90 %
87.5 %
97.2 %
CAPAIAN
bulan yang harus diselesaikan 2
Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidakmengajukan upaya hukum: - Kasasi - Peninjauan Kembali
3
Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
4
Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap peradilan (acces to justice)
yang dapat dipublikasikan
5
Peningkatan kualitas pengawasan
yang
100%
100%
100%
b. Persentase Jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang
100%
100%
100%
100%
100%
100%
a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yustisial
100%
100%
100%
b. Persentase pegawai yang lukus diklat non yudisial
100%
100%
100%
c. Persentase pejabat yang lukus mengikti fit and
100%
10 %
10 %
a. Persentase
pengaduan
masyarakat
ditindaklanjuti harus disusun dari Pengawasan Reguler c. Persentase Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas mutasi Pimpinan Pengadilan Tingkat Pertama 6
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
proper tes dalam rangka promosi
Ketua,
Semarang, 29 Januari 2016 Plt. Sekretaris
Drs. H.Mansur Nasir, S.H., M.H. NIP. 19501018 197903 1 003
Drs. Arief Hidayat, S.H. NIP. 19680904 199303 1 004
LAMPIRAN 8 : PERNYATAAN TELAH DIREVIU
PERNYATAAN TELAH DIREVIU PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2016 Kami telah mereviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Agama Semarang untuk tahun anggaran 2016 sesuai Pedoman Review atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung Jawab manajemen Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini. Semarang, 31 Januari 2017 Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang
Drs. H. Mansur Nasir, S.H.,M.H. NIP. 19501018.197903.1.003
LAMPIRAN 9 : CHECK LIST REVIU
LAMPIRAN CHECKLIST REVIU
NO 1
Pernyataan Format
1. Laporan Kinerja (LKj) telah menampilkan
Check List
data penting IP 2. LKJ telah menyajikan informasi target
kinerja 3. LKj telah menyajikan capaitan kinerja IP
yang memadai 4. Telah menyajikan dengan lampiran yang
mendukung informasi pada badan laporan 5. Telah menyajikan upaya perbaikan ke
depan II
6. Telah menyajikan akuntabilitas keuangan
Mekanisme
1. LKj IP disusun oleh unit kerja yang
penyusunan
memiliki tugas fungsi untuk itu 2. Informasi yang disampaikan dalam LKj
telah mendukung dengan data yang memadai 3. Telah mendapatkan mekanisme
penyeampaian data daninformasi dari unit kerja ke unit penyusun LKj 4. Telah ditetapkan penanggung jawab
pengumplan data/informasi di setiap unit kerja 5. Data/Informasi kinerja disampaikan
dalam LKj telah diyakini kenadalanny 6. Analisis/penjelasan dalam LKj telah
diketahui oleh unit kerja terkait. 7. LKj IP bukan merupakan gabungan unit
kerja di bawahnnya. III
Subtansi
1. Tujuan /sasaran dalam LKj telah sesuai
dengan tujuan/ sasaran dalam perjanjian kinerja 2. Tujuan/ sasaran dalam LKJ telah selaras
dengan rencana strategis 3. Jika butir 1 dan 2 jawabannya tidak,
maka terdapat penjelasan yang memadai 4. Target indicator Kinerja
5. Tujuan /sasaran dalam LKj telah sesuai
dengan target indikator kinerja tujuan /sasaran dalam perjanjian kinerja 6. IKU pada LKj telah sesuai dengan
dokumen IKU yang ditetapkan 7. Jika butir 4 dan 5 jawabannya tidak
maka terdapat penjelasan yang memadai. 8. Telah terdapat perbandingan data
kinerja dengan tahun lalu, standar nasional dan sebagainya yang bermanfaat 9. IKU dan IK telah cukup mengukur
tujuan/sasaran 10. Jika “tidak” telah terdapat penjelasan
yang memadai 11. IKU dan IK telah SMART
LAMPIRAN 10 : SK TIM LKjIP